BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Biaya produksi yang merupakan semua pengeluaran produsen untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Biaya produksi yang merupakan semua pengeluaran produsen untuk"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Biaya produksi yang merupakan semua pengeluaran produsen untuk menghasilkan sebuah produk baik jasa maupun barang, memiliki peranan penting dalam industri pelayanan kesehatan. Biaya produksi perlu dihitung secara efektif dan efisien agar dapat memberi pelayanan optimal terhadap pasien. Besarnya biaya produksi sangat dipengaruhi aktivitas pelayanan dari sebuah industri kesehatan. Dalam era globalisasi, tumbuhnya rumah sakit terutama di sebagian kota besar menyebabkan terjadi kompetisi yang tinggi dalam sektor kesehatan, persaingan antar rumah sakit makin keras untuk dapat merebut pasar yang semakin terbuka lebar. Dengan tingkat kompetisi yang tinggi maka akan diikuti segala upaya rumah sakit untuk mempertahankan keberadaannya, maka peranan pembiayaan dalam menyediakan layanan di rumah sakit menjadi sangat penting. Hanya rumah sakit yang dapat menyediakan jasa pelayanan yang bermutu dengan biaya yang relatif murah dan penanganan pasien yang baik dapat unggul dalam kompetisi tersebut. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Guna mendukung tujuan tersebut perlu ditingkatkan upaya untuk memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat dengan biaya yang terjangkau dan mutu yang baik.

2 2 Agar pembangunan kesehatan dan biaya produksi dapat berjalan selaras, perlu ada sebuah penghitungan rinci mengenai pengadaan layanan kesehatan sehingga sesuai permintaan konsumen. Konsep need and demand dalam dasar ilmu ekonomi mendasari penghitungan biaya produksi. Besar pengeluaran biaya produksi merupakan kunci keberhasilan produsen. Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai jenis-jenis biaya produksi secara umum sampai studi kasus penghitungan biaya produksi pada industri pelayanan kesehatan agar dapat memberi wawasan mengenai biaya produksi di lingkup pelayanan jasa kesehatan. 1.2 Rumusan masalah Beberapa hal yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu. a. Bagaimana konsep biaya produksi dalam industri pelayanan kesehatan? b. Bagaimana ilmu ekonomi mikro menjelaskan tentang klasifikasi biaya? c. Bagaimana penghitungan biaya produksi dalam industri pelayanan kesehatan? d. Bagaimana contoh penerapan penghitungan biaya produksi dalam industri pelayanan kesehatan? 1.3 Tujuan a. Me-review konsep biaya produksi dalam ilmu ekonomi dasar. b. Untuk mereview klasifikasi biaya dalam ilmu ekonomi mikro. c. Untuk mempelajari penerapan penghitungan biaya produksi dalam industri pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit.

3 3 1.4 Manfaat a. Dapat mengingat kembali konsep biaya produksi dalam ilmu ekonomi dasar b. Dapat mengingat kembali klasifikasi biaya dalam ilmu ekonomi mikro c. Dapat mengetahui penerapan penghitungan biaya produksi dalam industri pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit.

4 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya Produksi Kegiatan produksi dan biaya adalah hal yang tidak terpisahkan. Biaya memiliki pengaruh terhadap tingkat suatu produksi. Perusahaan harus dapat menentukan strategi produksi yang tepat untuk dapat memproduksi output pada biaya terendah. Produksi berlangsung dengan jalan mengolah masukan (input) menjadi keluaran (output). Masukan merupakan pengorbanan biaya yang tidak dapat dihindarkan untuk melakukan kegiatan produksi. Setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga pokok barang yang dihasilkan, untuk menghitung biaya produksi terlebih dahulu harus dipahami pengertiannya. Biaya dalam pengertian ekonomi ialah semua beban yang harus ditanggung untuk menyediakan suatu barang agar siap dipakai oleh konsumen. Biaya dalam pengertian produksi ialah semua beban yang harus ditanggung oleh produsen untuk menghasilkan suatu produksi, sehingga biaya produksi adalah beban yang harus ditanggung oleh produsen dalam bentuk uang untuk menghasilkan suatu barang. Menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan hitungannya. Biaya produksi dapat meliputi beberapa unsur sebagai berikut: a. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi b. Bahan-bahan pembantu atau penolong

5 5 c. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur d. Penyusutan peralatan produksi e. Uang modal sewa f. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi g. Biaya pemasaran seperti biaya iklan h. Pajak Secara umum unsur biaya tersebut dapat dibagi atas tiga komponen biaya sebagai berikut. a. Komponen biaya bahan, meliputi semua bahan yang berkaitan langsung dengan produksi. b. Komponen biaya gaji / upah tenaga kerja c. Komponen biaya umum (biaya over head pabrik) meliputi semua pengorbanan yang menunjang terselenggaranya proses produksi. 2.2 Klasifikasi Biaya Produksi Beberapa kriteria untuk keperluan analisis, konsep biaya dikelompokkan sebagai berikut. a. Pembagian Biaya Berdasarkan Pengaruhnya pada Skala Produksi 1) Biaya tetap (fixed cost = FC), yaitu biaya yang nilainya secara relatif tidak dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi (output). Biaya ini harus tetap dikeluarkan walaupun tidak ada pelayanan. Contoh FC adalah nilai dari gedung yang digunakan, nilai dari peralatan (besar) kedokteran, ataupun nilai tanah. Nilai gedung dimasukan dalam FC sebab biaya gedung yang digunakan tidak

6 6 berubah baik ketika pelayanannya meningkat maupun menurun, demikian pula dengan alat kedokteran. Biaya stetoskop relatif tetap, baik untuk memeriksa dua pasien maupun sepuluh pasien. Artinya biaya untuk memeriksa dengan suatu alat pada dua pasien sama dengan biaya untuk memeriksa sepuluh pasien. Dengan demikian biaya alat adalah tetap dan tidak berubah meskipun jumlah pasien yang dilayani berubah. 2) Biaya variabel (variabel cost = VC), adalah biaya yang nilainya dipengaruhi oleh banyaknya output. Contoh yang termasuk dalam VC adalah biaya obat, biaya makan, biaya alat tulis kantor, biaya pemeliharaan. Biaya obat dan makanan dimasukan dalam VC karena jumlah biaya tersebut secara langsung dipengaruhi oleh banyaknya pelayanan yang diberikan. Biaya obat dan makanan untuk melayani dua pasien akan berbeda dengan biaya obat dan makanan untuk melayani sepuluh pasien, dengan demikian besarnya biaya obat atau makanan akan selalu berpengaruh secara langsung oleh banyaknya pasien yang dilayani. Pada umumnya besar volume produksi sudah direncanakan secara rutin, oleh sebab itu, VC sering juga disebut dengan biaya rutin. Dalam praktek sering kali dialami kesulitan untuk membedakan secara tegas apakah suatu biaya termasuk FC atau VC. Contoh dalam menentukan gaji pegawai misalnya

7 7 gaji pegawai dimasukan dalam FC atau VC. Gaji pegawai terkadang tidak dipengaruhi oleh besarnya output terutama pada fasilitas pemerintah. Dalam praktek misalnya, penambahan (kenaikan gaji) atau pengurangan gaji pegawai terutama pada fasilitas pemerintah, tidak semudah seperti penurunan dan penambahan output pelayanan. Berdasarkan teori, biaya pegawai sebenarnya dipengaruhi oleh besarnya output. Sebuah poliklinik misalnya jika pasien rawat jalan naik pada jumlah tertentu perlu ditambah tenaga sehingga besar biaya pegawai akan berubah seiring dengan bertambahnya jumlah pasien. Oleh sebab itu ada yang mengelompokan gaji pegawai sebagai semi variable cost (SVC). 3) Total cost adalah jumlah dari fixed cost ditambah variabel cost. b. Pembagian Biaya Berdasarkan Lama Penggunaannya 1) Biaya investasi adalah biaya yang masa kegunaannya dapat berlangsung untuk waktu yang relatif lama. Biasanya waktu untuk biaya investasi ditetapkan lebih dari satu tahun. Batas satu tahun ditetapkan atas dasar kebiasaan merencanakan dan merealisasi anggaran untuk jangka waktu satu tahun. Biaya investasi ini biasanya berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktur fisik dan kapasitas produksi (alat produksi). Contoh yang termasuk dalam biaya investasi antara lain biaya pembangunan gedung, biaya

8 8 pembelian mobil, biaya pembelian peralatan besar dan sebagainya. Beberapa instansi, penetapan apakah suatu biaya termasuk biaya investasi atau tidak dilakukan dengan melihat harga (nilai) suatu barang. Pada umumnya besar biaya investasi sudah ditetapkan sebelumnya. Misalnya, jika batas yang ditentukan adalah Rp ,- maka barang yang nilainya kurang dari Rp ,- tidak termasuk dalam biaya investasi, meskipum penggunaannya dapat lebih dari satu (biaya tersebut dimasukan dalam biaya operasional). Biaya investasi dihitung dari nilai barang investasi yang disetahunkan (AIC atau biaya depresiasi atau biaya penyusutan). Nilai barang investasi dalam analisis biaya harus memperhitungkan (1) harga satuan (nilai awal barang) masingmasing jenis barang investasi, (2) lama pemakaian barang tersebut, (3) laju inflasi (tingkat bunga bank) dan (4) umur ekonomis barang tersebut. Biaya penyusutan (depreciation cost), adalah biaya yang timbul akibat terjadinya pengurangan nilai barang investasi (asset) sebagai akibat penggunaannya dalam proses produksi. Setiap barang investasi yang dipakai dalam proses produksi akan mengalami penyusutan nilai, baik karena makin usang atau karena mengalami kerusakan fisik. Nilai penyusutan barang

9 9 investasi, seperti gedung, kendaraan, dan peralatan, disebut sebagai biaya penyusutan. Salah satu metode yang paling umum digunakan untuk menghitung penyusutan adalah metode penyusutan garis lurus (straight line method) dimana jumlah historis yang sama dikurangi setiap tahun. Pada umumnya analisis biaya dilakukan untuk satu kurun waktu tertentu, misalnya satu tahun anggaran, maka untuk itu perlu dicari nilai biaya investasi setahun, sehingga biaya investasi itu dapat digabung dengan biaya operasional. Nilai biaya investasi satu tahun ini disebut nilai tahunan biaya investasi (Annualized Investment Cost = AIC). Besarnya nilai tahunan dari biaya investasi tersebut dipengaruhi oleh nilai uang (inflasi) serta waktu pakai dan masa hidup suatu barang investasi. 2) Biaya operasional (operasional cost), adalah biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki sifat habis pakai dalam kurun waktu yang relatif singkat (kurang dari satu tahun). Contoh yang termasuk dalam biaya operasional antara lain biaya obat, biaya makan, gaji pegawai, air dan listrik. Konsep yang sering dipakai secara bersamaan dengan biaya operasional yaitu biaya pemeliharaan (mantainance cost). Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk

10 10 mempertahankan nilai suatu barang investasi agar dapat terus berfungsi, misalnya biaya pemeliharaan gedung dan pemeliharaan kendaraan. Antara biaya operasional dan biaya pemeliharaan dalam praktek sering disatukan menjadi biaya operasional dan pemeliharaan (operational and mantainance cost). Biaya operasional dan pemeliharaan, dengan sifatnya yang habis pakai pada umumnya dikeluarkan secara berulang karena itu biaya pemeliharaan sering disebut sebagai biaya berulang (recurrent cost). Contoh biaya operasional seperti biaya pegawai (gaji), biaya obat dan bahan medis, biaya listrik dan air, biaya bahan kantor (ATK), biaya telepon, biaya pemeliharaan barang investasi. Untuk biaya listrik dan air, biaya bahan kantor (ATK), biaya telepon, biaya pemeliharaan barang investasi dikenal dengan sebutan overhead atau biaya umum. Contoh biaya pemeliharaan seperti biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan nilai suatu barang agar terus berfungsi. Misalnya biaya pemeliharaan gedung, biaya pemeliharaan alat medis dan pemeliharaan kendaraan. 3) Biaya total (total cost = TC), adalah jumlah dari biaya investasi ditambah biaya operasional. c. Pembagian Biaya berdasarkan Fungsi atau Aktifitas Sumber Biaya. 1) Biaya langsung (direct cost), adalah biaya yang dibedakan pada sumber biaya yang mempunyai fungsi (aktifitas) langsung

11 11 terhadap output. Contoh : gaji perawat, biaya obat-obatan, biaya peralatan medis. 2) Biaya tidak langsung (indirect cost), adalah biaya yang dibebankan pada sumber biaya yang mempunyai fungsi penunjang (aktivitas tak langsung) terhadap output. Contohnya adalah gaji bagian administrasi, gaji direktur, biaya ATK, TU, biaya peralatan non medis. d. Total cost, merupakan penjumlahan dari direct cost ditambah indirect cost. 1) Unit cost, adalah biaya yang dihitung untuk menghasilkan satu satuan produk (misalnya satu jenis pelayanan). Secara sederhana unit cost dapat diartikan sebagi biaya per unit produk atau biaya per pelayanan. Unit cost didefinisikan sebagai hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan. Dalam menghitung unit cost harus ditetapkan terlebih dahulu besaran produk (cakupan pelayanan). Unit cost sering kali disamakan dengan biaya rata-rata (average cost). Tinggi rendahnya unit cost suatu produk tidak saja dipengaruhi oleh besarnya TC tetapi juga dipengaruhi oleh besarnya pelayanan. Makin tinggi utilitas dengan demikian makin besar jumlah output akan semakin kecil unit cost pelayanan. e. Incremental cost adalah biaya yang timbul akibat adanya pertambahan atau pengurangan output, biasanya merupakan hasil dari kegiatan

12 12 produksi atau operasi. Incremental cost juga merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari suatu keputusan. Incremental cost diukur dari berubahnya IC karena suatu keputusan, oleh sebab itu sifatnya bisa variabel, bisa juga fixed. Contohnya adalah penambahan biaya total produksi karena keputusan manajemen untuk penambahan tenaga kerja dan bahan baku. f. Marginal cost adalah kenaikan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan sebagai akibat kenaikan satu output, perbedaanya dengan incremental cost adalah terletak pada aspek yang memberi perubahan pada total cost, jika pada incremental cost perubahan total cost dipengaruhi oleh perubahan keputusan, pada marginal cost perubahan total cost dipengaruhi oleh penambahan satu unit produk atau selanjutnya. Contohnya adalah perusahaan harus menambah anggaran biaya produksi dikarenakan adanya penambahan permintaan dari orderer yang sebelumnya memesan. g. Recurring cost (biaya terulang) adalah biaya yang besarnya sama yang harus dibayarkan lagi dengan adanya tambahan suatu aktivitas yang menghasilkan produk (output) yang sama. Setiap penambahan 1 unit output, biaya yang ditanggung berulang atau bertambah sebesar biaya per unitnya. Contohnya adalah mesin photo copy digunakan atau tidak, perusahaan akan membayar uang sewa mesin photo copy sebesar Rp. 1 juta per bulannya. h. Unrecurring cost (biaya tak berulang) adalah biaya yang hanya muncul satu kali, artinya tidak ada sesuatu yang ditambahkan setelah

13 13 biaya ini dikeluarkan. Contohnya adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli tanah. i. Sunk cost ialah biaya yang telah dikeluarkan atau diterima sebelum terjadinya suatu keputusan. Contoh dari sunk cost ialah biaya yang dikeluarkan untuk rapat dan penelitian. 2.3 Perhitungan Biaya Produksi Perhitungan biaya produksi bertujuan untuk mengetahui laba atau rugi suatu perusahaan atas segala usaha yang dilakukan, Semua perusahaan mulai dari perusahaan raksasa multinasional hingga ke pedagang kaki lima mengeluarkan biaya agar bisa menyediakan barang dan jasa yang dapat dimanfaatkan konsumen. Pada dasarnya, analisis mengenai biaya produksi perusahaan perlu dibedakan kepada dua jangka waktu yakni sebagai berikut. a. Jangka pendek adalah jangka waktu perusahaan dapat menambah salah satu faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi, dengan kata lain, dalam analisis dimisalkan bahwa sebagian dari berbagai faktor produksi yang digunakan dianggap tetap jumlahnya. b. Jangka panjang adalah jangka waktu dimana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan, yaitu jumlahnya dapat ditambah apabila perubahan itu memang diperlukan. Perhitungan biaya produksi dalam jangka pendek, sebelum melakukannya maka perlu megetahui mengenai:

14 14 a. Biaya Tetap (Fixed Cost/FC) Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah dalam jangka pendek ketika kuantitas output berubah, yang termasuk biaya ini adalah pembelian mesin, mendirikan bangunan pabrik, sewa ruangan toko, dan penyusutan mesin. b. Biaya Variable (Variable Cost/VC) Biaya yang jumlahnya berubah ketika jumlah barang yang diproduksi berubah, yang tergolong biaya variabel adalah biaya pembelian bahan mentah atau bahan dasar yang digunakan untuk produksi. Semakin tinggi produksi, semakin banyak bahan mentah yang dibutuhkan, oleh sebab itu perbelanjaan atas bahan mentah semakin bertambah. c. Biaya Total (Total Cost/TC) Merupakan seluruh biaya atau pengeluaran yang dibayar perusahaan untuk membeli berbagai input (barang atau jasa) untuk keperluan produksi. Biaya produksi total atau biaya total didapat dari menjumlahkan biaya tetap dan biaya variabel, sehingga dapat dikatakan bahwa rumus perhitungan biaya total produksi adalah sebagai berikut: BIAYA TOTAL (TC) = BIAYA TETAP (FC) + BIAYA VARIABLE (VC) Jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input yang akan digunakannya, oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan antara biaya tetap dan biaya berubah. Dalam jangka

15 15 panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis biaya yang dikeluarkan merupakan biaya berubah, ini berarti bahwa perusahaan bukan saja dapat menambah tenaga kerja tetapi juga dapat menambah jumlah mesin dan peralatan produksi lainnya, luas tanah yang digunakan (terutama dalam kegiatan pertanian) dan luasnya bangunan atau pabrik dan bangunan yang digunakan. 2.4 Perhitungan Biaya Satuan Rerata Perhitungan terhadap biaya rerata produksi maka sebelumnya perlu mengetahui mengenai beberapa berikut. a. Biaya Tetap Rerata (Average Fixed Cost/AFC) Biaya tetap (FC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya tetap rata-rata. Rumus untuk menghitung biaya tetap rata-rata atau AFC adalah: AFC = FC / Q b. Biaya Variabel Rerata (Average Variable Cost/AVC) Biaya variabel (VC) untuk memproduksi sejumlah barang (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya variabel rata-rata. Biaya variable rata-rata dihitung dengan rumus : AVC = VC / Q c. Biaya Total Rerata (Average Cost/AC) Biaya total (TC) untuk memproduksi barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya

16 16 total rerata. Rumus perhitungan biaya total rata-rata adalah sebagai berikut: AC = TC / Q atau AC = FC + TC 2.5 Pengertian Break Even Point a. Pemgertian Break Even Point (BEP) Break even point atau titik impas merupakan suatu titik dimana biaya atau pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang sehingga tidak terdapat kerugian atau keuntungan. Pengertian break even point dapat ditinjau dari berbagai sudut, diantaranya sebagai berikut. 1) Dari Segi Keuangan a) BEP adalah suatu tehnik analisis untuk mempelajari hubungan biaya tetap, biaya variabel, laba dan volume kegiatan penjualan. b) BEP adalah suatu kondisi dimana pada periode tersebut perusahaan tidak mendapat keuntungan dan juga tidak menderita kerugian. 2) Ditinjau dari Segi Kuantitas Produksi BEP adalah analisis yang digunakan untuk menentukan berapa jumlah produk (rupiah atau unit keluaran ) yang dihasilkan agar perusahaan tidak rugi dan tidak untung. 3) Ditinjau dari Segi Biaya BEP adalah suatu keadaan dimana suatu usaha tidak memperoleh laba dan tidak merugi, dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas apabila jumlah penghasilan sama dengan

17 17 jumlah biaya, atau apabila marginal income hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja. 4) Ditinjau dari Segi Laba BEP adalah volume keseimbangan dimana besarnya penjualan tanpa diderita kerugian atau memperoleh laba dan menutup semua biaya yang telah dikeluarkan. Berdasarkan pengertian dari berbagai sudut pandang diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian BEP (Break Even Point) adalah suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan untuk menentukan jumlah produk dalam rupiah atau unit perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. (penghasilan = total biaya). b. Analisis Break Even Point Analisis dapat digunakan untuk mengetahui BEP. Analisis yang dilakukan ialah analisis break even point, yaitu suatu analisis atau cara atau teknik yang digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui pada tingkat atau jumlah produksi dan penjualan berapakah perusahaan tidak akan mengalami kerugian ataupun memperoleh keuntungan. c. Anggapan dan Keterbatasan Analisis Break Even Point (BEP) Mudah tidaknya perhitungan atau penentuan titik break even point baik dengan rumus matematika maupun grafik, tergantung pada konsep-konsep yang mendasari perhitungan tersebut. Pada umumnya konsep atau anggapan dasar yang digunakan dalam analisis break even point adalah sebagai berikut.

18 18 1) Bahwa biaya harus dapat dipisahkan atau diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel dan perinsip validitas biaya dapat diterapkan dengan tepat, terhadap biaya semi variabel ini harus dilakukan pemisahan menjadi unsur tetap dan unsur variabel secara teliti baik dengan menggunakan pendekatan analitis maupun pendekatan historis. 2) Bahwa biaya tetap secara total akan selalu konstan samapi tingkat kapasiats penu. Biaya tetap adalah merupakan biaya yang selalu akan terjadi walaupun perusahaan berhenti beroperasi. 3) Bahwa biaya variabel akan berubah secara proporsional (sebanding) dengan perubahan volume penjualan dan adanya sinkronisasi antara produksi dan keadaan penjualan. 4) Bahwa harga jual produk tidak berubah pada berbagai tingkat kegiatan. Jika dalam usaha menaikkan volume penjualan dilakukan penurunan harga jual, maka hal ini akan mempengaruhi hubungan biaya, volume dan laba. 5) Mungkin diantara anggapan tersebut diatas, anggapan yang paling pokok adalah bahwa volume merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi biaya, dengan adanya anggapananggapan atau keterbatasan tersebut maka dalam grafik break even point garis jumlah penjualan, jumlah biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel semua nampak lurus karena semua

19 19 perubahan dianggap sebanding atau proposionil dengan volume penjualan. Analisis break even point baik dengan mengunakan rumus matematika maupun dengan grafik tidak dapat menunjukkan kepada management atau penganalisis tentang tingkat penjualan yang optimum dalam arti tingkat penjualan yang dapat diperoleh keuntungan yang paling besar. d. Analisis Biaya, Volume, dan Laba Analisis mpas memberikan informasi berapa tingkat penjualan minimum yang harus dicapai suatu perusahaan agar supaya tidak menderita kerugian. Analisis tersebut juga dapat diketahui sampai seberapa jauh volume penjualan yang direncanakan boleh turun, agar supaya perusahaan tidak menderita kerugian. Analisis Impas merupakan salah satu bentuk analisis biaya,volume salah satu bentuk analisis biaya, volume dan laba karena untuk mengetahui impas maupun margin of safety perlu dilakukan analisis terhadap hubungan antara biaya, volume dan laba, apabila didalam analisis impas titik berat analisis diletakkan pada tingkat penjualan minimum yang menghasilkan laba sama dengan nol, maka dalam analisis biaya, volume, dan laba ini titik berat analisis diletakkan pada sampai seberapa jauh perubahan pada biaya, volume dan harga jual berakibat pada perubahan laba perusahaan untuk memudahkan analisis akibat pengaruh perubahan biaya, volume dan harga jual terhadap laba, maka dapat dibuat garfik laba dan volume.

20 20 e. Manfaat Analisis Break Even Point Analisis break even point ini memiliki beberapa manfaat yang sangat berguna bagi suatu perusahaan, diantaranya. 1) Sebagai dasar merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai laba tertentu. 2) Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan aktivitas yang sedang berjalan. 3) Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan harga jual. 4) Sebagai bahan atau dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan. f. Rumus Break Even Point BEP = Total Fixed Cost / (Cost per unit Cost variable per unit) Keterangan: : 1) Fixed cost meperupakan biaya tetap yang nilainya cenderung stabil tanpa dipengaruhi unit yang diproduksi. 2) Variable cost merupakan biaya variabel yang besar nilainya tergantung pada benyak sedikit jumlah barang yng diproduksi. Contoh: : Misalnya ada perusahaan konveksi kaos kaki murah yang harga satu buah kaos kaki adalah Rp dengan biaya variabel sebesar Rp per kaos kaki dan biaya tatap sebesar Rp BEP = / ( ) Jadi diperlukan memproduksi kaos kaki untuk mendapatkan kondisi seimbang antara biaya dengan keuntungan alias profit nol.

21 21 g. Jenis Break Even Point (BEP) 1) Break Even Chart Suatu peta yang menggambarkan grafik yang terdiri atas kurva jumlah seluruh biaya (tetap dan variabel) dan kurva pendapatan pada tiap tingkatan produksi, perpotongan kedua kurva adalah titik kembali pokok (titik yang berpotongan dari 2 garis lurus yang sama besar wilayahnya). 2) Break Even Equation Suatu persamaan yang dinyatakan dengan rumus : Penjualan pada titik kembali pokok = FC 1- Pct VC Keterangan : FC = biaya tetap Pct VC = Persentase biaya variabel terhadap penjualan 3) Break Even Function Fungsi kembali pokok yang dirumuskan sebagai berikut : FC. S = ( 1 VC ) Keterangan : S = Jumlah penjualan FC = Biaya tetap VC = Rasio biaya variabel terhadap jumlah penjualan yang diharapkan. h. Keterbatasan Sistem Break Even Point Keterbatasan sistem break even point adalah sebagai berikut.

22 22 1) Garis biaya keseluruhan yakni garis yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel seharusnya tidak digambarkan sebagai garis lurus, sebab dalam kenyataanya biasanya biaya tersebut tidak berubah secara propesional tiap satuan produk yang dijual dan dibuat belum tentu mengeluarkan biaya variabel yang sama. 2) Garis lurus yang menggambarkan penerimaan penjualan juga tidak tepat menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Alasannya adalah bahwa permintaan yang ditujukan dalam bagan break even yang dikonvensional dianggap sama saja dalam semua tingkat besarnya produksi. 3) Bagan break even menunjukkan gambaran yang statis sedangkan jalannya perusahaan amat dinamis 4) Sering kali demi penyederhanaan diabaikan adanya klasifikasi biaya semi variabel atau semi tetap kemudian dimasukkan begitu saja kedalam biaya variabel atau biaya tetap. i. Manfaat Break Even Point (BEP) Manfaat Break even point dari berbagai segi seperti keuangan, kuantitas yang diproduksi, perubahan harga penjualan, dan dari segi laba adalah sebagai berikut. 1) BEP bermanfaat bagi perusahaan untuk menentukan jumlah peralatan dalam rupiah atau unit yang akan dihasilkan perusahaan agar tidak rugi dan tidak untung.

23 23 2) BEP bermanfaat untuk menargetkan perusahaan harga penjualan dan peralatan. BEP bermanfaat untuk mengetahui jumlah biaya tetap dan variabel serta hubungan pendapatan total pada tingkat produksi. 2.6 Cost Recovery Rate (CRR) Cost Recovery Rate merupakan nilai dalam persen yang menunjukkan besarnya kemampuan pelayanan kesehatan menutup biayanya dengan penghasilan yang didapatkan (revenue). Proses ini menghasilkan seberapa besar subsidi yang dikeluarkan kepada pasien. Berikut ini merupakan cara perhitungan yang dapat dilakukan untuk melihat atau menentukan CRR: Cost Recovery Rate = Tarif / Unit cost x 100 % CRR per unit = Total revenue unit yang bersangkutan / Total cost unit yang bersangkutan x 100% CRR per pasien = Tarif unit pelayanan tertentu / Unit cost pelayanan tertentu x 100% Dalam pelaksanaannya, CRR berfokus pada kemampuan pelayanan kesehatan menutup biaya operasionalnya, jika dalam perhitungan CRR didapat hasil melebihi seratus persen, maka hasil tersebut memiliki arti bahwa pelayanan kesehatan tersebut telah mampu menutup biaya operasionalnya dengan penghasilan yang didapat dari pasien atau konsumen, selain itu, nilai surplus tersebut menyatakan keuntungan yang didapat oleh pelayanan kesehatan tersebut, jika terjadi defisit atau tidak sampai seratus persen, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pelayanan kesehatan tersebut merugi.

24 Biaya Penyusutan (Depreciation) Biaya penyusutan adalah besar biaya modal yang hilang untuk suatu peralatan yang disebabkan umur pemakaian. Untuk menghitung biaya tersebut di atas harus diketahui terlebih dahulu umur ekonomis dari peralatan tersebut. Ada tiga cara guna menentukan nilai harga penyusutan, yakni sebagai berikut. a. Straight line Turunnya nilai modal dilakukan dengan pengurangan nilai penyusutan yang sama besar sepanjang umur ekonomis dari peralatan. Contohnya adalah sebagai berikut. Sebuah bulldozer dengan harga pokok Rp ,- menyusut (depresiasi) menjadi nilai sisa 10% dari harga pokok peralatan, umur ekonomis dari peralatan 5 tahun. 1) Hitunglah harga penyusutan (depresiasi) 2) Harga penyusutan tiap tahun Perhitungan : 1) Harga penyusutan = Harga Pokok Nilai sisa = Rp ,- ( 10 % x Rp ,-) = Rp ,- 2) Harga Penyusutan tiap tahun = = 1/5 x Rp ,- = Rp ,-

25 25 b. Sum of the Years Digits Memungkinkan penyusutan yang lebih cepat pada tahun produksi awal dari peralatan, karena pengurangan dilakukan dengan urutan faktor yang terbalik dengan menggunakan perbandingan umur pemakaian dalam tahun dengan jumlah digitnya. Contohnya adalah sebagai berikut. Sebuah bulldozer dengan harga pokok Rp ,- disusut (di depresiasi) menjadi nilai sisa 10 % dari harga pokok peralatan, umur ekonomis dari peralatan 5 tahun. 1) Hitunglah harga penyusutan (depresiasi) 2) Harga penyusutan tiap tahun. Perhitungan : 1) Harga penyusutan = Harga pokok Nilai sisa = Rp ,- - ( 10 % x Rp ,-) = Rp ,- 2) Harga penyusutan tiap tahun :

26 26 c. Double Decling Balance Double decling balance memungkinkan penyusutan yang lebih cepat pada bertahun produksi mula-mula dari harga pokok peralatan. Harga penyusutan adalah dua kali prosentase cara straight line, dikalikan dengan harga pembelian dari alat untuk pajak pada tahun tersebut.

27 27 BAB III STUDI KASUS 3.1 Contoh Perhitungan Biaya Produksi EVALUASI PERHITUNGAN HARGA POKOK PELAYANAN RAWAT INAP BAGIAN PERAWATAN ANAK RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR Oleh RAHMAYATI SYAMSUL Berikut kelompok kami sampaikan tentang contoh penghitungan biaya produksi pada rawat inap bagian perawatan anak RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Data primer dari RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar pada tahun 2010 diambil oleh Rahmayati Syamsul, mahasisiwi akuntansi Universitas Hasanudin Makassar. Data yang kami gunakan diambil dari sebuah penelitian berjudul EVALUASI PERHITUNGAN HARGA POKOK PELAYANAN RAWAT INAP BAGIAN PERAWATAN ANAK-RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR yang memiliki tujuan mengetahui berapa harga pokok dari pelayanan rawat inap rumah sakit yang selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam penentuan tarif. Hal ini menjadi sangat penting mengingat penentuan harga pokok rawat inap perlu dihitung kembali untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas pengelolaan yang berkaitan dengan pelayanan rumah sakit kepada pasien, khususnya bagi pasien rawat inap.

28 28 Dalam studi kasus yang kami sampaikan, tidak ada perubahan detail harga, hanya penghitungan yang kami sesuaikan dengan materi pada bab sebelumnya. a. Klasifikasi Biaya Klasifikasi biayaklasifikasi Biaya Skala Produksi Lama Penggunaan Variabel Indirect Investment Operational No Unsur Biaya Biaya Fixed Cost Cost Direct Cost Cost Cost Cost Biaya Gaji 1 Dokter 210,000, ,000, ,000, ,000,000 Biaya gaji 2 Perawat 180,000, ,000, ,000, ,000,000 Biaya Bahan 3 makanan 350,000, ,000, ,000, ,000,000 Biaya listrik 4 dan air 170,252, ,252, ,252, ,252,170 Biaya kontrak cleaning 5 service 150,050, ,050, ,050, ,050,000 Biaya alat medis habis 6 pakai 250,000, ,000, ,000, ,000,000 Biaya penyusutan peralatan 7 medis 185,250, ,250, ,250, ,250,000 Biaya penyusutan peralatan non 8 medis 175,250, ,250, ,250, ,250,000 Biaya penyusutan gedung 9 perawatan anak 150,000, ,000, ,000, ,000,000 TOTAL 1,050,550, ,252,170 1,160,252, ,550, ,500,000 1,310,302,170 TOTAL COST 1,820,802,170 1,820,802,170 1,820,802,170 1,820,802,170 Keterangan Studi Kasus: 1) Jumlah hari pasien rawat inap = 12,990 hari 2) Jumlah Dokter 5 orang Tenaga dokter anak pada RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo berjumlah 5 orang. Dokter mendapat gaji dan

29 29 tunjangan yang bersifat tetap dan dibayarkan setiap bulan oleh rumah sakit. Gaji ditambah dengan tunjangan -tunjangan rumah sakit yang dibayarkan kepada dokter sebesar Rp , - setiap bulan, sehingga total gaji seorang dokter selama setahun sebesar Rp ,- (Rp x 12 bulan). Jadi total biaya dokter anak setahun yang dikeluarkan oleh RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo sebesar Rp ,- (Rp x 5) b. Jumlah Perawat = 10 orang Tenaga perawat pada RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo berjumlah 10 orang. Perawat mendapat gaji dan tunjangan yang bersifat tetap dan dibayarkan setiap bulan oleh rumah sakit. Gaji ditambah dengan tunjangan -tunjangan rumah sakit yang dibayarkan kepad a perawat sebesar Rp ,- setiap bulan, sehingga total gaji seorang perawat setahun sebesar Rp ,- (Rp x 12 bulan). Jadi total biaya gaji perawat setahun yang dikeluarkan oleh RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo sebesar Rp ,- (Rp x 10). c. Penghitungan biaya penyusutan peralatan medis (dalam penelitian yang dihitung hanye kelas II) Biaya penyusutan peralatan medis khususnya Lontara IV yang dikeluarkan oleh RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo untuk tahun 2010 sebesar Rp Adapun jam kerja langsung rumah sakit yaitu Dengan menggunakan jam kerja sebagai

30 30 dasar penentuan biaya overhead penyusutan peralatan medis maka dihitung sebagai berikut: Setelah biaya overhead untuk biaya overhead peralatan medis ditentukan, maka biaya penyusutan peralatan medis dapat dihitung sebagai berikut: 1) Kapasitas adalah kemampuan rumah sakit menampung jumlah pasien rawat inap khususnya bagian perawatan anak. 2) Biaya overhead untuk biaya penyusutan peralatan medis per hari per pasien kelas II adalah sebagai berikut:

31 31 d. Penghitungan biaya penyusutan peralatan non medis (dalam penelitian yang dihitung hanye kelas II). Biaya penyusutan peralatan non medis khususnya Lontara IV yang dikeluarkan oleh RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo untuk tahun 2010 sebesar Rp Adapun jam kerja langsung rumah sakit yaitu Dengan menggunakan jam kerja sebagai dasar penentuan biaya overhead penyusutan peralatan non medis, maka dihitung sebagai berikut: e. Penghitungan biaya depresiasi gedung (dalam penelitian yang dihitung hanye kelas II). Biaya penyusutan gedung khususnya Lontara IV yang dikeluarkan oleh RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo untuk tahun 2010 sebesar Rp adapun luas keseluruhan gedung rumah sakit khususnya bagian perawatan anak yaitu:

32 32 Setelah biaya overhead untuk biaya penyusutan gedung ditentukan, maka biaya penyusutan gedung dapat dihitung sebagai berikut: 1) Kapasitas adalah kemampuan rumah sakit menampung jumlah pasien rawat inap khususnya bagian perawatan anak. 2) Biaya overhead untuk biaya penyusutan gedung per hari per pasien kelas II adalah sebagai berikut:

33 33 a) Perhitungan Unit Cost Unit Cost adalah harga yang harus dibayarkan per pasien per hari rawat di rawat inap bagian perawatan anak. Pada bagian ini akan dihitung Unit Cost Actual. UC = TC/Q = Rp 1,820,802,170 / 12,990 = Rp 140, Diketahui harga rawat inap per hari di unit perawatan anak adalah Rp 187, Keterangan: UC = Unit Cost TC = Total Cost aktual Q = Quantitiy (jumlah hari rawat inap) b) Perhitungan BEP

34 34 Titik impas (break even point) adalah sebuah titik dimana biaya atau pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang sehingga tidak terdapat kerugian atau keuntungan. BEP yang dapat dihitung dari ketersediaan data yang ada dalam penelitian yaitu jumlah pasien yang dapat dilayani agar biaya pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang. AVC = VC/ Jumlah hari pasien rawat inap = Rp 770,252,170/12990 = Rp 59, QBEP = TFC/(P-AVC) = Rp 1,050,550,000/( Rp 187, ,295.78) = 8, hari rawat Keterangan: AVC = Average Variabel Cost VC = Variabel Cost QBEP = BEP unit, dalam hal ini jumlah pasien TFC = Total Fixed Cost P = Price actual d. Perhitungan CRR TR : Total Revenue = P x Q = Rp 187,000 x 12,990 = Rp 2,429,130,000

35 35 Cost Recovery Rate = (TR/ TC) x 100 % = (Rp 2,429,130,000/ Rp 1,820,802,170) x 100% = 133% 3.2 Analisis Perhitungan Setelah melakukan klasifikasi biaya produksi, didapat total cost berdasar tiap skala produksi, lama penggunaan, dan aktifitas produksi adalah sama sehingga dapat dihitung unit cost actual. Unit cost actual merupakan hasil pembagian Total cost dengan jumlah hari rawat per tahun (2010), dari perhitungan tersebut didapat unit cost di ruang rawat inap anak sebesar Rp 140, Jadi harga aktual yang harus dibayarkan per pasien per hari rawat di rawat inap bagian perawatan anak adalah Rp 140,169.53, dan tarif yang ditetapkan rumah sakit adalah Rp 187, Dengan diketahui tarif rawat inap per hari yang sudah ditentukan oleh RS. X, dapat dihitung BEP unit, dari perhitungan total fix cost dibagi dengan price dikurangi AVC, didapat hasil bahwa rumah sakit harus melayani 8, pasien agar modalnya kembali (mencapai titik impas). CRR adalah nilai dalam persen yang menunjukkan besarnya kemampuan rumah sakit untuk menutupi biayanya dengan penerimaan dari pembayaran pasien yang dihitung dari pembagian antara TR unit bersangkutan dengan TC unit bersangkutan dikali 100%. Hasil perhitungan didapat CRR sebesar 133% yang berarti mengalami surplus. Hasil CRR dapat memberi informasi bahwa rumah sakit mampu

36 36 menutupi biaya yang dikeluarkan 100% dan laba yang didapat rumah sakit sebesar 33% per unit (hari rawat inap).

37 37 BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Biaya produksi adalah beban yang harus ditanggung oleh produsen dalam bentuk uang untuk menghasilkan suatu barang. Beberapa kriteria untuk keperluan analisis klasifikasi konsep biaya, yaitu pembagian biaya berdasarkan pengaruhnya pada skala produksi, pembagian biaya berdasarkan lama penggunaannya, dan pembagian biaya berdasarkan fungsi atau aktifitas sumber biaya. Pembagian Biaya Berdasarkan Pengaruhnya pada Skala Produksi dibagi menjadi biaya tetap (fixed cost = FC), biaya variabel (variabel cost = VC), dan total cost. Pembagian biaya berdasarkan lama penggunaannya dibagi menjadi biaya invetasi, biaya opersional dan total biaya. Pembagian Biaya berdasarkan Fungsi atau Aktifitas Sumber Biaya, dibagi menjadi biaya langsung (direct cost), biaya tidak langsung (direct cost) dan total biaya. Perhitungan biaya produksi bertujuan untuk mengetahui laba atau rugi suatu pelayanan kesehatan atas segala usaha yang dilakukan. Dalam menghitung biaya rata-rata produksi maka sebelumnya perlu mengetahui terlebih dahulu mengenai, biaya tetap rerata (Average Fixed Cost/AFC), biaya variabel rerata (Average Variable Cost/AVC), dan biaya total rerata (Average Cost/AC). Cost recovery rate merupakan nilai dalam persen yang menunjukkan besarnya kemampuan pelayanan kesehatan menutup biayanya dengan

38 38 penghasilan yang didapatkan (revenue). Suatu pelayanan kesehatan perlu dilakukan kegiatan analisis biaya untuk mendapatkan informasi real kondisi dan posisi pelayanan kesehatan tersebut sehingga didapatkan gambaran realistis biaya yang diperlukan untuk dijadikan bahan informasi dalam menetapkan besar tarif satuan unit pelayanan kesehatan.

39 39 DAFTAR PUSTAKA Gumelar, Rio Pengertian Biaya Produksi. Diakses pada tanggal 7 Maret < Ilmu Ekonomi Klasifikasi Biaya. Diakses pada tanggal 7 Maret < Makalahcyber Konsep dan Klasifikasi Biaya. Diakses pada tanggal 7 Maret < Majalah Pendidikan Pengertian, Konsep, dan Jenis Biaya. Diakses pada tanggal 7 Maret < Rosyidi,Suherman.Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro & Makro.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada. Rumus menghitung biaya produksi. viewed 9 maret Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus Ilmu Mikroekonomi, Edisi 17. P.T. Media Global Edukasi, Jakarta. Sukirno, Sadono. MIKRO EKONOMI Teori Pengantar Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

ANALISA BREAK EVENT POINT

ANALISA BREAK EVENT POINT MANAJEMEN KEUANGAN II ANALISA BREAK EVENT POINT Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 10 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail dot com ANALISA BREAK EVENT POINT Pengertian Analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kewirausahaan Seiring dengan perkembangan zaman dan kualitas hidup masyarakat, banyak masyarakat yang ingin meningkatkan pendapatannya dengan berwirausaha. Menurut

Lebih terperinci

BIAYA PRODUKSI PENGERTIAN

BIAYA PRODUKSI PENGERTIAN BIAYA PRODUKSI PENGERTIAN Pengertian Biaya Dalam ilmu ekonomi, biaya diartikan semua pengorbanan yang perlu untuk suatu proses produksi, dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku. Dalam definisi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN LABA/RUGI SUATU USAHA

PERHITUNGAN LABA/RUGI SUATU USAHA Judul PERHITUNGAN LABA/RUGI SUATU USAHA Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas : I (Satu) Nomor Modul : Eko.I.04 Penulis: Nurmawan, S.Pd Penyunting Materi: Dra. Endang Sri Rahayu Penyunting Media: Sandjaja Siswosoemarto,

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN/ANGGARAN

MANAJEMEN KEUANGAN/ANGGARAN MODUL V MANAJEMEN KEUANGAN/ANGGARAN Oleh: Ir. SUYATNO, MKes Bagian Gizi FKM-UNDIP Semarang Tujuan Manajemen Keuangan Sesuai dengan type/jenis MGI, misal: Terjadi keseimbangan antara debet dan kredit atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even ( titik impas ) Break even point atau titik impas sampai saat ini belum bisa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia secara pasti. Hal ini dikarenakan belum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PRODUKSI

ANALISA BIAYA PRODUKSI ANALISA BIAYA PRODUKSI Pengertian Biaya Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA RS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

ANALISIS BIAYA RS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH ANALISIS BIAYA RS Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Pendahuluan Definisi Analisis Biaya Manfaat Analisis Biaya Klasifikasi Biaya Contoh soal 2 Pendahuluan Dengan menggunakan konsep RS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen, antara lain sebagai berikut: Menurut Hasibuan (2007), definisi manajemen, yaitu:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Operasi Untuk dapat mencapai tujuannya, perusahaan dituntut untuk melakukan pengorbanan. Dalam perusahaan, pengorbanan yang dikeluarkan biasa disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB 6 TEORI BIAYA ISLAM

BAB 6 TEORI BIAYA ISLAM BAB 6 TEORI BIAYA ISLAM A. Pendahuluan Dalam ajaran Islam, pemanfaatan sumber daya merupakan sesuatu yang telah diperintahkan oleh Allah. Kegiatan tersebut harus dengan prinsip keadilan tanpa adanya unsur

Lebih terperinci

EVALUASI HARGA SEWA RUSUN PENJARINGANSARI DAN SIWALANKERTO

EVALUASI HARGA SEWA RUSUN PENJARINGANSARI DAN SIWALANKERTO EVALUASI HARGA SEWA RUSUN PENJARINGANSARI DAN SIWALANKERTO Disusun oleh : Evi Varida Mega Utari NRP : 3110106010 Dosen pembimbing : Farida Rachmawati, ST. MT. Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik

Lebih terperinci

KONSEP BIAYA. Biaya (Cost) : nilai suatu pengorbanan untuk memperoleh suatu hasil/tujuan tertentu.

KONSEP BIAYA. Biaya (Cost) : nilai suatu pengorbanan untuk memperoleh suatu hasil/tujuan tertentu. TEORI BIAYA KONSEP BIAYA Biaya (Cost) : nilai suatu pengorbanan untuk memperoleh suatu hasil/tujuan tertentu. Pengorbanan : uang, barang, tenaga, pikiran, waktu dan kesempatan Biaya (cost) : nilai uang

Lebih terperinci

Teori Produksi dan biaya produksi

Teori Produksi dan biaya produksi Teori Produksi dan biaya produksi Pertemuan ke-tujuh Pengantar Ilmu Ekonomi Thursday, April 28, 2016 Pokok bahasan pertemuan ke-7 Perusahaan dalam sudut pandang teori ekonomi Fungsi produksi Teori produksi

Lebih terperinci

DEFINISI TEORI BIAYA PRODUKSI

DEFINISI TEORI BIAYA PRODUKSI DEFINISI TEORI BIAYA PRODUKSI Biaya produksi adalah sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan- bahan mentah yang akan di gunakan untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Operasi Untuk dapat mencapai tujuannya, perusahaan dituntut untuk melakukan pengorbanan. Dalam perusahaan, pengorbanan yang dikeluarkan biasa disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat

Lebih terperinci

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point)

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point) BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point) A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat menggunakan pendekatan titik impas secaraa grafis untuk membandingkan sumber pembiayaan alternatif 2. Khusus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan Operasi sering digunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Dalam pemenuhan keinginan, manusia selalu disertai oleh pengorbanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Laba Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen di dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Pemisahan Biaya Semi variabel Dalam menerapkan analisa break even point terlebih dahulu dilakukan pemisahan biaya ke dalam unsur tetap dan unsur variabel, untuk biaya

Lebih terperinci

MODUL ANALISIS BIAYA PRODUKSI ANALISIS BIAYA PRODUKSI. Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB

MODUL ANALISIS BIAYA PRODUKSI ANALISIS BIAYA PRODUKSI. Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB ANALISIS BIAYA PRODUKSI Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. KONSEP BIAYA PRODUKSI C. BIAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK - Biaya total - Biaya rata-rata - Biaya marjinal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian. Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian. Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu : 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian manajemen, antara lain : Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu : Manajemen adalah

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untukk mengetahui volumen produksi dan penjualan minuman pada

Lebih terperinci

TOTAL PRODUKSI DAN PRODUKSI MARGINAL DENGAN SATU VARIABEL BEBAS : TANAH TENAGA KERJA TOTAL PRODUKSI

TOTAL PRODUKSI DAN PRODUKSI MARGINAL DENGAN SATU VARIABEL BEBAS : TANAH TENAGA KERJA TOTAL PRODUKSI Bab 3 Pelaku Kegiatan Ekonomi Teori produksi Teori produksi adalah suatu gambaran bagaimana produsen berprilaku dalam memproduksi barang dan jasa. Teori produksi menekankan pada efisiensi. Dua konsep utama

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Cost-Volume-Profit Sebagai Salah Satu Alat Bantu Manajemen Dalam Menentukan Laba Optimum. Unit analisis adalah PT. X yaitu perusahaan manufaktur yang bergerak di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT Manajemen Keuangan Agroindustri Riyanti Isaskar, SP, M.Si Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : riyanti.fp@ub.ac.id

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

PENGANTAR EKONOMI MIKRO PENGANTAR EKONOMI MIKRO www.febriyanto79.wordpress.com LOGO Produksi Kegiatan memproses input menjadi output Produsen dalam melakukan kegiatan produksi mempunyai landasan teknis yang didalam teori ekonomi

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Makassar, 24 Februari 2017 Hormat Kami. Penulis

Kata Pengantar. Makassar, 24 Februari 2017 Hormat Kami. Penulis Kata Pengantar Puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat-nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Teori Biaya sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Welding Menurut Welding Handbook yang dinyatakan oleh Daryanto (2011, p3), proses pengelasan adalah proses penyambungan bahan yang menghasilkan peleburan bahan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeritan Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian manajemen produksi dan operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen. Menurut Assauri (2008:18), istilah manajemen

Lebih terperinci

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si Bahan Kuliah Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII Analisis Break Even Dosen : Suryanto, SE., M.Si Analisis Break Even Adalah suatu keadaan dimana seluruh penerimaan (total revenues) secara persis

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT

ANALISIS BREAK EVEN POINT ANALISIS BREAK EVEN POINT 1. Pengertian Analisis Break Even Point (BEP) Analisis BEP adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya ( Biaya Variable dan Biaya Tetap), Profit dan Volume

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ade Zulfikar Abraham Iqbal

Lebih terperinci

Analisis Biaya BIAYA TPPHP. distribusi dan merupakan pengorbanan. produksi-distribusi COST. Contoh:

Analisis Biaya BIAYA TPPHP. distribusi dan merupakan pengorbanan. produksi-distribusi COST. Contoh: Analisis Biaya TPPHP BIAYA Uang yang dikeluarkan untuk melakukan proses produksi-distribusi distribusi dan merupakan pengorbanan serta mengurangi profit perusahaan. COST a resource sacrificed or foregone

Lebih terperinci

BIAYA PRODUKSI. I. Pengertian Biaya produksi. Nama : Abdul Wahab NPM : Kelas : 1 ID 05

BIAYA PRODUKSI. I. Pengertian Biaya produksi. Nama : Abdul Wahab NPM : Kelas : 1 ID 05 Nama : Abdul Wahab NPM : 38409532 Kelas : 1 ID 05 BIAYA PRODUKSI I. Pengertian Biaya produksi Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan factor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Wirausaha Menurut Garjito (2014:13) wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan operasi sering digunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang

Lebih terperinci

TEORI BIAYA PRODUKSI

TEORI BIAYA PRODUKSI TEORI BIAYA PRODUKSI Konsep Biaya Tujuan dari perusahaan secara umum adalah memaksimalkan laba Laba total = selisih positif antara penerimaan total dengan biaya total Biaya memberikan peranan penting dalam

Lebih terperinci

BREAK EVENT POINT (BEP)

BREAK EVENT POINT (BEP) BREAK EVENT POINT (BEP) Dwi Purnomo www.labsistemtmip.wordpress.com Cost- Basic Price Price Basic Price Based Profit Margin Losses Distribution cost Direct material. Direct Labor Indirect cost Primary

Lebih terperinci

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB Penerimaan dan pengeluaran dalam bisnis merupakan komponen yang sangat penting untuk melihat aktivitas yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

MAKALAH KONSEP TENTANG TEORI BIAYA PRODUKSI DAN STRUKTUR PASAR PERSAINGAN SEMPURNA. Dosen pembimbing: Imahda Khari Furqon, M.IE

MAKALAH KONSEP TENTANG TEORI BIAYA PRODUKSI DAN STRUKTUR PASAR PERSAINGAN SEMPURNA. Dosen pembimbing: Imahda Khari Furqon, M.IE MAKALAH KONSEP TENTANG TEORI BIAYA PRODUKSI DAN STRUKTUR PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Dosen pembimbing: Imahda Khari Furqon, M.IE Disusun oleh : 1. Hermansyah 2. Tri Damayanti 3. Insani Sabarwati 4. Iis Alifatul

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI KEGIATAN PRODUKSI PANGAN

ANALISIS EKONOMI KEGIATAN PRODUKSI PANGAN ANALISIS EKONOMI KEGIATAN PRODUKSI PANGAN By : Suyatno, Ir. MKes Office : Dept. of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health Diponegoro University, Semarang Contact : 081-22815730 Faktor2 yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Break Even Point (BEP) 2.1.1 Pengertian Analisis Break Even Point (BEP) Menurut Herjanto (2007: 151) analisis Break Even Point adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering disebut

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan, Teori Produksi Biaya Jangka pendek Abdul Gani, SE MM Program Studi Manajemen TEORI BIAYA (ONGKOS) PRODUKSI BIAYA/ONGKOS PRODUKSI:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Dewanti (2008:230), manajemen yakni proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara

Lebih terperinci

1. Jangka Pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya.

1. Jangka Pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya. PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI TEORI BIAYA PRODUKSI Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

Kuliah V-Analisis Perilaku Produsen: Biaya Produksi

Kuliah V-Analisis Perilaku Produsen: Biaya Produksi Kuliah V-Analisis Perilaku Produsen: Biaya Produksi DIE-FEUI March 13, 2013 1 Beberapa Definisi Ukuran SR vs LR Ilustrasi 2 Biaya dalam jangka pendek Kurva biaya dalam jangka pendek Antara AC dan MC 3

Lebih terperinci

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Ir. Tito Adi Dewanto

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Ir. Tito Adi Dewanto Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Ir. Tito Adi Dewanto Kegiatan Belajar 1 A. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen mengikuti Hukum permintaan : Bila harga barang naik, ceteris paribus (faktor lain tetap)

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) ISSN: Yogyakarta, 17 Juni 2006

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) ISSN: Yogyakarta, 17 Juni 2006 APLIKASI SIMULASI BIAYA OPERASIONAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DI PROPINSI LAMPUNG DENGAN METODE DOUBLE DISTRIBUTION DALAM UPAYA MEMBANTU MENYIAPKAN POLA TARIF PELAYANAN RUMAH SAKIT SWADANA YANG TERJANGKAU

Lebih terperinci

Analisis Biaya Unit Pelayanan Otopsi dengan Metode Distribusi Ganda

Analisis Biaya Unit Pelayanan Otopsi dengan Metode Distribusi Ganda 65 Analisis Biaya Unit Pelayanan Otopsi dengan Metode Distribusi Ganda Nily Sulistyorini, Bendrong Moediarso Dept./Inst. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unair RSUD Dr. Soetomo Surabaya Abstrak

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO Fendy 22210720 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Heru Suharjo, SE., MM Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada era globalisasi sekarang ini perusahan-perusahaan di Indonesia harus dapat bersaing untuk mendapatkan keuntungan (profit) seoptimal mungkin, sehingga

Lebih terperinci

MANAJEMEN SAINS 1.1. Pendekatan Manajemen Sains untuk Memecahkan Masalah

MANAJEMEN SAINS 1.1. Pendekatan Manajemen Sains untuk Memecahkan Masalah MANAJEMEN SAINS 1.1. Pendekatan Manajemen Sains untuk Memecahkan Masalah Manajemen sains merupakan penerapan ilmiah yang menggunakan pendekatan ilmiah untuk memecahkan masalah manajemen. Langkah-langkah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat ABSTRAK Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya, harga jual serta volume penjualan. Analisis Cost-Volume-Profit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT

ANALISIS BREAK EVEN POINT ANALISIS BREAK EVEN POINT A. Pengertian Break Even Point (Analisis Pulang Pokok) Break Even Point adalah Teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara Biaya Tetap, Biaya Variabel, Laba dan Volume Penjualan

Lebih terperinci

Teori Ekonomi Mikro BIAYA PRODUKSI

Teori Ekonomi Mikro BIAYA PRODUKSI Teori Ekonomi Mikro BIAYA PRODUKSI Definisi Biaya Produksi Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan teknologi pengolahan sagu Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Agribisnis Semester : IV Pertemuan Ke : 6 Pokok Bahasan : Keputusan Perencanaan Laba dan Dosen

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 : Akuntansi : Rino Rinaldo, SE., MMSI Penelitian

Lebih terperinci

BAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI

BAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI BAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI 5.1. Perilaku Produsen Jika konsumen didefinisikan sebagai orang atau pihak yang mengkonsumsi (pengguna) barang dan jasa maka produsen adalah orang atau pihak yang memproduksi

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI BERDASARKAN ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PADA PD JUMBO MEKAR LESTARI

PERENCANAAN PRODUKSI BERDASARKAN ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PADA PD JUMBO MEKAR LESTARI PERENCANAAN PRODUKSI BERDASARKAN ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PADA PD JUMBO MEKAR LESTARI Oleh : Sopian Dr. Drs. Suyadi Prawirosentono, M.B.A M.Azis Firdaus.SE.,MM ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data penelitian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Biaya Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh penulis dari pencatatan dan pelaporan keuangan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, dunia usaha telah mengalami perubahan dengan kecepatan yang luar biasa. Selain globalisasi dan perubahan teknologi, kita juga dapat menyaksikan

Lebih terperinci

Biaya variabel dapat dihitung dari penurunan rumus menghitung biaya total, yaitu:

Biaya variabel dapat dihitung dari penurunan rumus menghitung biaya total, yaitu: Pilihan Ganda Hal 226 1. Yang manakah dari yang berikut digolongkan sebagai biaya tetap? a. Sewa Pabrik. 2. Biaya marjinal akan mulai meningkat pada ketika... b. Biaya Produksi Total Mencapai Maksimum.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian manajemen produksi dan operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen pada umumnya, yaitu mengandung unsur adanya kegiatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pabrik Margahayu Jaya Indah Plastik adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan kantong klip plastik. Sama seperti perusahaan komersil lainnya, tujuan utama perusahaan didirikan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR Nama : Ibnu Abdillah NPM : 23212518 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bertilia Lina Kusrina, SE.,

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

Bab 8 Teori Biaya. Ekonomi Manajerial Manajerial

Bab 8 Teori Biaya. Ekonomi Manajerial Manajerial Bab 8 Teori Biaya 1 Ekonomi Manajerial Manajerial 2 Karakteristik Biaya 1. Biaya Eksplisit: Pengeluaran aktual untuk mempekerjakan tenaga kerja, menyewa atau membeli input yang dibutuhkan produksi 2. Biaya

Lebih terperinci

Perusahaan, Produksi, dan Biaya

Perusahaan, Produksi, dan Biaya Perusahaan, Produksi, dan Biaya Perusahaan adalah kesatuan teknis, yang bertujuan untuk menghasilkan benda-benda atau jasa. Perusahaan ingin mencapai laba setinggi mungkin. Pengertian sehari-hari, laba

Lebih terperinci

Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi Menggunakan Metode Break Even Point (Studi Kasus pada Usaha Kerajinan Tangan Ardy Craft) JURNAL

Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi Menggunakan Metode Break Even Point (Studi Kasus pada Usaha Kerajinan Tangan Ardy Craft) JURNAL Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi Menggunakan Metode Break Even Point (Studi Kasus pada Usaha Kerajinan Tangan Ardy Craft) JURNAL Ditulis oleh : Nama : Heri Mardani Nomor Mahasiswa : 11311573 Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas perusahaan. Biaya didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan

Lebih terperinci

TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA Supply dan demand keduanya adalah dua kata yang sering digunakan oleh ahli ekonomi. Supply dan demand merupakan kekuatan yang membuat perekonomian pasar bekerja. Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Biaya, Biaya Penjualan, Harga dan Laba 2.1.1 Definisi Biaya Menurut Mulyadi (Buku Sistem Akutansi. 2001:8), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Setiap usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar membutuhkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak manajemen. Informasi akuntansi dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat Break

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik yang kian memanas, dapat diperkirakan keadaan ekonomi Indonesia mengalami penurunan

Lebih terperinci