BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data penelitian"

Transkripsi

1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Biaya Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh penulis dari pencatatan dan pelaporan keuangan serta pencatatan biaya-biaya dari unit-unit terkait. Untuk keperluan analisis biaya satuan (unit cost) data yang dikumpulkan adalah data biaya tetap, data biaya operasional tetap dan biaya operasional tidak tetap. Oleh karena itu biaya berdasarkan klasifikasi yang hubungannya dengan volume pemeriksaan MRI dan MSCT yaitu : Biaya Tetap (Fixed cost) Biaya tetap pemeriksaan MRI dan MSCT terdiri dari biaya investasi gedung, biaya pemeliharaan gedung, alat medis dan non medis serta biaya dan unit penunjang.dalam penelitian ini, misalkan gedung dihitung hanya biaya investasi untuk ruang MRI dan MSCT saja dengan proporsional dari luas bangunan rumah sakit. Biaya Investasi merupakan biaya yang dapat menimbulkan manfaat dalam waktu relative lama (lebih dari satu tahun). Biaya investasi yang dihitung dalam perhitungan unit cost pelayanan MRI dan MSCT terdiri dari biaya investasi gedung, alat medis dan alat non medis. Berdasarkan ketentuan dari Pedoman Akuntansi Rumah Sakit biaya investasi gedung merupakan biaya penyusutan gedung selama 40 tahun terakhir. Untuk biaya investasi alat medis dan non medis merupakan biaya penyusutan yang diambil selama 5 tahun terakhir. 53

2 54 Biaya Pemeliharaan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan nilai suatu barang investasi agar terus dapat berfungsi. Biaya pemeliharaan dapat dikeluarkan secara berulang-ulang dan sering disebut sebagai recurrent cost (biaya berulang). Dalam perhitungan unit cost ini biaya pemeliharaan gedung merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit untuk merenovasi gedung atau bangunan rumah sakit, pemeliharaan dan peremajaan bagunan yang ada. Untuk biaya pemeliharaan alat medis dan non medis serta biaya unit penunjang, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki alat, pergantian suku cadang dan pemeliharaan lainnya Biaya variabel (Variabel cost) Untuk biaya variabel merupakan biaya yang berpengaruh terhadap besaran output misalkan Biaya obat dan alat kesehatan bahan habis pakai (BHP). Oleh karena itu biaya variabel adalah biaya yang ada hubungannya dengan proses pelayanan MRI dan MSCT yang meliputi biaya langsung yang secara langsung terkait dengan unit pelayanan yang mendatangkan penerimaan/pendapatan dan dapat ditelusuri penggunaannya dalam suatu unit kegiatan layanan tertentu. Sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak terikat secara langsung dengan unit pelayanan yang mendatangkan penerimaan/pendapatan dan tidak dapat ditelusuri secara jelas penggunaannya dalam suatu unit kegiatan layanan tertentu.

3 Biaya Semivariabel (Semivariable Cost) Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah bersamaan dengan berubahnya volume pelayanan, dimana perubahan tersebut searah tetapi tidak proporsional.contohnya biaya pemeliharaan alat medis yang mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. Dalam menghitung biaya satuan yaitu dengan mengidentifikasi semua pusat biaya dan pendapatan dimana pusat pendapatan (revenue center) merupakan semua unit yang menghasilkan penerimaan/pendapatan yang erat kaitannya dengan biaya langsung maupun tidak langsung contohnya : poliklinik Rawat jalan, penunjang, tindakan bedah dan rawat inap. Sedangkan pusat biaya (cost center) merupakan instalasi atau unit yang menghabiskan uang/sumber daya misalnya pegawai keuangan, SDM, Direksi, satpam, Pemeliharaan sarana medis dan non medis dll. Analisis biaya merupakan upaya menguraikan dan mengidentifikasi biaya sehingga jelas komponen dan besarnya, Tujuan analisis biaya terdapat kejelasan adanya kejelasan unit yang menghasilkan penerimaan dan unit yang tidak menghasilkan penerimaan, sehingga jelas beban total unit produktif dan non produktif serta besarnya unit cost Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Costing) Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan perlu menetapkan sistim akuntansi yang baik dengan menciptakan efisiensi biaya terhadap kualitas pelayanan, menyediakan informasi yang baik terhadap manajemen untuk

4 56 memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan secara berkesinambungan. ABC adalah salah satu metodologi akuntansi biaya yang khusus karena merupakan bagian dari manajemen akuntansi.akuntansi manajemen memiliki tujuan internal, karena ditujukan untuk digunakan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu ABC merupakan metode analisis biaya yang mengukur biaya dan kinerja dari berbagai aktivits, sumber daya, dan berbagai objek biaya. ABC sangat bermanfaat untuk diaplikasikan dalam institusi pelayanan kesehatan karena dapat memberikan informasi mengenai maksimalisasi sumber daya dan hubungan biaya dan kinerja. Informasi ini kemudian digunakan oleh pihak manajemen dalam pengambilan keputusan untuk efisiensi biaya tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas pelayanan dan membantu dalam peningkatan kualitas secara berkesinambungan. Oleh karena itu dalam setiap pelayanan diperlukan perhitungan biaya satuan yang lebih detail dan rinci Tahapan perhitungan Unit Cost Untuk menganalisis biaya dan menghitung biaya satuan pelayanan pemeriksaan MRI dan MSCT berdasarkan metode ABC melalui identifikasi kegiatan yang dilakukan dalam satu kali pemeriksaan MRI dan MSCT. Kegiatan yang dilakukan akan dikelompokkan berdasarkan jumlah pemeriksaan tahun 2013 dan tahun Dilakukan dalam tiga tahap yaitu:

5 Tahap Pengelompokan Data Pada tahap ini, yang dilakukan adalah dengan menggelompokkan data dan volume pemeriksaan MRI dan MSCT dalam dua tahun. Hasil penggelompokkan pemeriksaan MRI dan MSCT dengan jumlah pasien per tahun adalah sebagai berikut: Tabel Pengelompokan Data Untuk Pemeriksaan MRI dan MSCT Berdasarkan Jumlah Pasein No Jenis Tindakan Jumlah Pelayanan 2013 Jumlah Pelayanan MRI Cardiac CT Scan Cardiac dengan kontras 3. CT Scan Cardiac tanpa kontras Jumlah Sumber: Data Bagian Keuangan (2014) Dalam perhitungan biaya satuan (unit cost) sebelumnya rumah sakit memakai metode Double Distribution. Pada metode ini analisis diawali dengan membagi unit-unit di rumah sakit kedalam unit pendukung dan unit utama. Misalkan unit pendukung yaitu unit diluar MRI dan unit utama yaitu MRI dan MSCT. Alokasi biaya dimulai dengan membagi biaya-biaya diunit pendukung ke unit pendukung lainnya, dan pada akhirnya ke unit utama. Alokasi dilakukan hingga semua biaya diunit pendukung habis. Setelah memperoleh alokasi biaya dari unit pendukung kemudian dilakukan analisis biaya di unit utama tersebut. Namum dasar biaya yang akan dianalisis diunit utama adalah kas yang keluar dalam membeli berbagai kebutuhan

6 58 dirumah sakit. Padahal pembelian kebutuhan rumah sakit bisa saja dilakukan dengan hutang pada pihak ketiga, karena dasar biaya adalah pengeluaran kas rumah sakit secara keseluruhan maka akibatnya tidak bias mengidentifikasi biaya yang terjadi diberbagai unit dan instalasi. Karena itu diasumsikan biaya yang dianalisis adalah kelas III, sedangkan untuk pasien kelas I dan II diperoleh dengan prosentase tertentu dari unit cost kelas III tersebut. Oleh karena itu metode ini terlihat berbagai keterbatasan baik dalam hal aplikasi yang membantu dalam hal mengakses data yang ada di rumah sakit yang bisa mengakibatkan hasil analisis akan bias dan jauh dari unsur keakuratan. Asumsi yang terlalu banyak dalam mengalokasi biaya, dasar biaya yang dialokasi tidak real merupakan beberapa kelemahan yang nampak terlihat. Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis mencoba menghitung berdasarkan metode ABC untuk pemeriksaan MRI dan MSCT berdasarkan jumlah pasien dalam dua tahun. Ketiga jenis tindakan ini merupakan tindakan yang diperlukan sebelum dilakukan tindakan selanjutnya. Dari penggelompokkan data dan jumlah pasien untuk pemeriksaan MRI dan MSCT tersebut maka sebagai data awal yang digunakan untuk perhitungan unit cost dengan menggunakan metode perhitungan ABC akan ditentukan berdasarkan jumlah pasien, waktu yang digunakan dalam setiap pemeriksaan, profesionalisme dan tingkat kesulitan, dalam pemeriksaan MRI dan MSCT untuk menentukan dasar alokasi yang akan digunakan dan didistribusikan secara proporsional ke biaya-biaya langsung maupun biaya tidak langsung yaitu sebagai berikut Lihat (Tabel a.dan Tabel b) sebagai berikut :

7 59 Tabel a. Perhitungan Dasar Alokasi pada Tindakan MRI dan MSCT Tahun No Jenis Tindakan Jumlah Tindakan Waktu 0,2 Profesionalisme 0,4 Tingkat Kesulitan 0,4 Hasil Kali Dasar alokasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. MRI Cardiac CT Scan Cardiac dengan kontras CT Scan Cardiac tanpa kontras ,00 Sumber: Data Bagian Keuangan (2014) Keterangan: (2) Jenis Tindakan/ layanan MRI dan MSCT. (3)Jumlah pasien tindakan MRI dan MSCT pertahun. (4) Lama waktu tindakan yang dilakukan untuk setiap pemeriksaan. (5) Bobot Profesionalisme (dari 1-10). (6) Bobot tingkat kesulitan mempertimbangkan factor lama waktu tindakan dan profesionalisme dari tindakan tersebut (dari 1-10). (7) Hasil kali didapat dari rumus = {(waktu x 0,2) + (profesionalisme x 0,4) + (tingkat kesulitan x 0,4) } x jumlah tindakan kemudian dijumlahkan. (8) Dasar alokasi dihitung secara proforsional yaitu dari jumlah hasil kali dibagi dengan hasil kali setiap tindakan maka akan didapat Dasar alokasi. Dari tabel tersebut diatas, merupakan data awal perlu dikelompokkan lagi dengan menggunakan perhitungan Activity Based Costing (ABC) dengan cara menentukan jenis tindakan, volume tindakan, waktu, profesionalise dan tingkat

8 60 kesulitan. Sesuai ketentuan yang berlaku. Langkah selanjutnya adalah dengan menggalikan waktu dengan nilai 20% (0,2) dan mengalikan profesionalisme dengan nilai 40% (0,4) dan mengalikan dengan tingkat kesulitan dengan nilai 40% (0,4). Setelah nilai hasil kali masing-masing didapatkan.maka nilai ketiganya dijumlahkan.selanjutnya, hasil penjumlahan tersebut dikalikan dengan jumlah tindakan. Contoh perhitungan yaitu tindakan MRI tahun 2013 adalah sebagai berikut: Hasil Kali = {(60 x 0,2) + (5 x 0,4) + (6 x 0,4)} x 320 = ( ,4) x 320 = 16,4 x 320 = 5,248 Setelah dihitung Hasil Kali (pada kolom 7) pada Tabel a ketiga tindakan yaitu MRI, MSCT dengan Kontras dan MSCT tanpa kontras maka hasil kali ke tiga tindakan tersebut dijumlahkan yang hasilnya Untuk mendapatkan Dasar Alokasi yaitu jumlah hasil alokasi dibagi dengan jumlah ketiga hasil kali (5,248 : ) akan didapat sebesar (kolom 8) dengan total ketiganya tindakan tersebut adalah sebesar 1.00 Berikut ini perhitungan dasar alokasi pada tindakan MRI dan MSCT tahun 2014 (Tabel b)

9 61 No Tabel b. Perhitungan Dasar Alokasi padatindakan MRI dan MSCT Tahun Jenis Tindakan Jumlah Tindakan Waktu 0,2 Profesionalisme 0,4 Tingkat Kesulitan 0,4 Hasil Kali Dasar alokasi (1) (2) (3) (4) (5) (5) (7) (8) 1. MRI Cardiac 2. CT Scan Cardiac dengan kontras 3. CT Scan Cardiac tanpa kontras Sumber: Data Bagian Keuangan (2014) Dari tabel diatas terlihat jumlah tindakan akan mempengaruhi dasar alokasi lebih kecil jika dibandingkan tahun lalu. Dasar alokasi ini dijadikan dasar perhitungan biaya-biaya baik biaya langsung maupun biaya tidak langsung.

10 Tahap Pengelompokan Biaya dan Alokasinya Implementasi penggolonggan biaya ini adalah sebagai berikut: UNIT COST UNIT COST SARANA UNIT COST JASA MEDIK Biaya langsung Biaya tidak langsung - Biaya BMHP (bahan medis habis pakai) - Biaya ART (alat rumah tangga) - Biaya ATK (alat tulis kantor) - Biaya honor karyawan - Biaya penyusutan alat non medis - Biaya penyusutan alat medis - Biaya penyusutan gedung - Biaya honor karyawan - Biaya penyusutan aktiva - Biaya cleaning service - Biaya pelatihan/pendidikan - Biaya ART-ATK manajemen - Biaya bagian keuangan - Biaya listrik. air. telp manajemen - Biaya pemasaran & promosi - Biaya rapat - Biaya biaya lain yg tidak bisa ditelusuri di instalasi - Durasi waktu - Tingkat kesulitan - Tingkat resiko - Profesionalisme - Sumber daya - Jumlah pemeriksaan Sumber: RSJHK (2013) Gambar Implementasi Penggolongan Biaya Dari kelompok biaya diatas ditentukan alokasi biayatindakan MRI dan MSCT berdasarkan laporan biaya dari bagian keuangan.berikutalokasi anggaran tahun 2013 dan tahun 2014 (Tabel a dan Tabel b).

11 63 Tabel a. Dasar alokasi anggaran Pemeriksaan MRI Tahun 2013 dan Tahun 2014 Jenis biaya Dasar Alokasi Anggaran Biaya Obat Alkes BMHP Biaya Air minum Biaya Listrik Biaya Telepon Biaya Pam BiayaGajiPegawai BiayaPenyusutan Gedung BiayaBarangHabisPakaiNon Medis BiayaCetakanMedis 25,589, Biaya Linen BiayaBarangHabisPakaiKomputer 61, BiayaCetakanNon Medis BiayaAlatTulisKantor BiayaMekanik BiayaLoundry Biaya Cleaning Service BiayaPenyusutan Alat Non Medis , BiayaPenyusutan Alat Medis BiayaPemeliharaanPeralatanMedis Biayalainnya yang menjadi overhead Sumber: Data Bagian Keuangan (2014) Berdasarkan Tabel a diatas, biaya penyusutan alat medis MRI di tahun 2013 dan tahun 2014 memberikan kontribusi yang cukup besar dibandingkan dengan biaya yang lain.

12 64 Tabel b. Dasar alokasi anggaran Pemeriksaan MSCT Tahun 2013 dan Tahun 2014 Jenis biaya Dasar Alokasi Anggaran Biaya Obat Alkes BMHP Biaya Air minum Biaya Listrik Biaya Telepon Biaya Pam Biaya Gaji Pegawai Biaya Penyusutan Gedung Biaya BHP Non Medis Biaya Cetakan Medis Biaya Linen Biaya Barang Habis Pakai Komputer Biaya Cetakan Non Medis Biaya Alat Tulis Kantor Biaya Mekanik Biaya Loundry Biaya Cleaning Service Biaya Penyusutan Alat Non Medis Biaya Penyusutan Alat Medis Biaya Pemeliharaan Peralatan Medis Biaya lainnya yang menjadi overhead Sumber: Data Bagian Keuangan (2014) Berdasarkan tabel b diatas, biaya penyusutan alat medis MSCT di tahun 2013 dan tahun 2014 memberikan kontribusi yang cukup besar dibandingkan dengan biaya yang lain.

13 65 Peningkatan biaya penyusutan dikarenakan terdapat penambahan/pembelian alat medis (MRI dan MSCT) yang baru tahap selanjutnya dilakukan pembebanan biaya pada setiap pasien berdasarkan perhitungan biaya langsung dan biaya tidak langsung. Tahap selanjutnya dilakukan pembebanan biaya pada setiap pasien berdasarkan alokasi anggaran yang telah ditetapkan (Tabel a dan Tabel b) dan dasar alokasi tindakan MRI dan MSCT (Tabel a dan Tabel b) meliputi biaya obat dan alkes bahan habis pakai, biaya air minum, biaya listrik, biaya gaji pegawai, biaya penyusutan alat medis dan non medis, biaya pemeliharaan dan lain-lain (Tabel c dan Tabel d) Tabel c. Biaya untuk Tindakan MRI Cardiac Tahun 2013 dan Tahun 2014 Jenis Biaya Dasar Alokasi Tind MRI Cardiac BHP per Tind MRI Cardiac Biaya Obat Alkes BMHP Biaya Air minum Biaya Listrik Biaya Telepon Biaya Pam Biaya Gaji Pegawai Biaya PenyGedung Biaya BMHP Non Medis Biaya Cetakan Medis 25,589, Biaya Linen Biaya BHP Komputer 61, Biaya Cetakan Medis

14 66 Lanjutan tabel c. Biaya untuk tindakan MRI Cardiac Tahun 2013 dan Tahun 2014 Biaya Alat Tulis Kantor Biaya Mekanik Biaya Loundry Biaya Cleaning Service Biaya Peny Alat NonMedis , Biaya Peny Alat Medis Biaya Pemeliharaan Peralatan Medis Biaya overhead Jumlah Sumber: Data Bagian Keuangan (2014) Contoh untuk menghitung biaya Obat dan Ales BMHP maka rumusnya adalah sebagai berikut: Jenis biaya obat alkes tindakan MRI tahun 2013 adalah : Dasar alokasi anggaran obat dan alkes BMHP (lihat Tabel c) = Dasar alokasi (lihat Tabel a) = Jumlah pasien (lihat Tabel a) = 320 pasien Rumus: Biaya obat alkes per tindakan = (Dasar alokasi biaya obat alkes x Dasar alokasi tindakan MRI) / jumlah tindakan Maka perhitungannya yaitu: Biaya obat alkes per tindakan = ( x ) 320 = (lihat Tabel c)

15 67 Untuk perhitungan jenis biaya tindakan diatas, sebagai berikut perhitungannya (Tabel c, Tabel d, dan Tabel e). Tabel d. Biaya untuk tindakan MSCT Dengan Kontras Tahun 2013 dan Tahun 2014 Jenis Biaya Biaya Obat Alkes BMHP Dasar Alokasi Tind MSCT Tnp Kontras Tind MSCT dengan Kontras Biaya Air minum Biaya Listrik , Biaya Telepon Biaya Pam Biaya Gaji Pegawai Biaya PenyGedung Biaya Barang Habis Pakai Non Medis Biaya Cetakan Medis Biaya Linen Biaya BHP Komputer Biaya Cetakan Medis Biaya ATK

16 68 Lanjutan Tabel d. Biaya untuk tindakan MSCT Dengan Kontras Tahun 2013 dan Tahun 2014 Biaya Mekanik Biaya Loundry Biaya Cleaning Service Biaya Peny Alat Non Medis Biaya Peny Alat , Medis Biaya Pemeliharaan Peralatan Medis Biaya overhead Jumlah Sumber: Data Bagian Keuangan (2014) Tabel e. Biaya untuk tindakan MSCT Tanpa Kontras Tahun 2013 dan Tahun 2014 Jenis Biaya Biaya Obat Alkes BMHP Dasar Alokasi Tind MSCT dg Tind MSCT Tanpa Kontras Kontras Biaya Air minum Biaya Listrik , Biaya Telepon Biaya Pam Biaya Gaji Pegawai Biaya PenyGedung

17 69 Lanjutan Tabel e. Biaya untuk tindakan MSCT Tanpa Kontras Tahun 2013 dan Tahun 2014 Biaya Barang Habis Pakai Non Medis Biaya Cetakan Medis Biaya Linen Biaya BHP Komputer Biaya Cetakan Medis Biaya Alat Tulis Kantor Biaya Mekanik Biaya Loundry Biaya Cleaning Service Biaya Peny Alat Non Medis Biaya Peny Alat Medis , Biaya Pemeliharaan Peralatan Medis Biaya overhead Jumlah Sumber: Data Bagian Keuangan (2014)

18 Menghitung Unit Cost Per Tindakan Berdasarkan Metode Activity Based Costing (ABC) Untuk menghitung unit cost berdasarkan total biaya per tindakan dengan metode Activity Based Costing (ABC), yaitu seluruh biaya-biaya diatas yang sudah dihitung berdasarkan alokasi anggaran biaya dengan dasar lokasi (lihat Tabel c, Tabel d dan Tabel e) maka hasil semua biaya-biaya diatas dijumlahkan,dengan cara memisahkan Barang Medis Habis Pakai (BMHP) per tindakan berupa obat dan alkes dengan Non Barang Habis Pakai (Non BMHP) biaya-biaya diatas selain obat dan alkes. Kemudian Perhitungan unit cost per satuan tindakan diperoleh dengan cara melakukan penjumlahan antara total biaya ditambah jasa dokter maka akan didapat nilai total cost tersebut per tindakan MRI dan MSCT untuk per pasien tahun 2013 dan tahun 2014 (lihat Tabel a. dan Tabel b) Tabel a. Jenis Tindakan, Unit Cost Sarana, Untuk Pemeriksaan MRI dan MSCT Tahun 2013 No UNIT COST SARANA (UC) Jenis Tindakan BMHP Per Non BMHP Total tidakan Per tindakan MRI Cardiac CT Scan Cardiac dengan kontras CT Scan Cardiac tanpa kontras Sumber: Data Bagian Keuangan (2014)

19 71 Tabel b. Jenis Tindakan, Unit Cost Sarana untuk Pemeriksaan MRI dan MSCT Tahun 2014 No Jenis Tindakan UNIT COST SARANA (UC) BMHP Per tidakan Non BMHP Per tidakan Total MRI Cardiac CT Scan Cardiac dengan kontras CT Scan Cardiac tanpa kontras Sumber: Data Bagian Keuangan (2014) Berdasarkan perhitungan biaya satuan (unit cost) diatas maka didapat total cost untuk tindakan MRI Cardiac tahun 2013 sebesar (Tabel a) jika dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar (tabel b) mengalami penurunan sebesar 6,8%. Meskipun adanya selisih sekitar 6,8% antara tahun 2013 dan tahun 2014 namum hal ini tidak menimbulkan defisit pada keuangan rumah sakit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis biaya dengan menggunakan metode ABC menghasilkan perhitungan yang lebih terinci, dimana data yang dipergunakan sebagai pembagi tidak hanya jumlah pasien saja melainkan biayai-biaya yang digunakan.

20 Pembahasan Analisis Unit Cost MRI dan MSCT Tahun 2013 dan 2014 Berdasarkan perhitungan unit cost dengan metode activity based costing, didapatkan nilai unit cost pemeriksaan MRI dan MSCT yang terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung dimana dalam perhitungan tersebut adanya penurunan alokasi biaya dari tahun 2013 dan 2014 berkisar 6,8% dimana adanya efisiensi dalam penggunaan biaya-biaya yang digunakan serta adanya kenaikkan jumlah pasien. Jika dilihat dari komponen biaya yang tertinggi untuk pemeriksaan MRI dan MSCT adalah biaya penyusutan alat medis. Adanya biaya penyusutan alat medis maka nilai alat medis (investasi) akan semakin menurun dari waktu kewaktu. Perhitungan dilakukan dengan metode garis lurus berdasarkan pedoman standar akuntasi rumah sakit. Pada hasil penelitian ini didapatkan biaya penyusutan alat medis (investasi) utuk pemeriksaan MRI dan MSCT sebesar 10% per tahun dari total biaya. Pentingnya penyusutan biaya alat medis (investasi) sebagai alat penanaman modal yang akan berpengaruh pada jangka panjang, artinya didalam biaya investasi harus diketahui berbagai komponen biaya terkait mutu dan kelayakan alat serta perkembangan alat dan tehnologi canggih. Oleh karena itu rumah sakit dalam menghitung dan menganggarkan biaya penyusutan secara tepat maka permasalahan tersebut dapat dicegah dengan efisiensi dan efektifitas biaya anggaran dapat dicapai. Biaya Operasional merupakan komponen biaya tertinggi (75%) dari total biaya pemeriksaan MRI dan MSCT jika dibandingkan dari tahun 2013 dan tahun

21 Oleh karena itu manajemen harus membuat kebijakan yang bisa meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Sehingga biaya gaji yang tinggi diikuti dengan peningkatan kinerja karyawan rumah sakit. Seperti melakukan motivasi pada karyawan dengan melakukan budaya 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun) pada saat melakukan pelayanan sehingga kunjungan pasien dapat meningkat, pendapatan dapat meningkat dan gaji menjadi optimal. Namum apabila dilihat lebih rinci lagi biaya operasional seperti listrik, air, telepon, cetakan medis dan alat tulis kantor merupakan biaya yang bisa diefisienkan, Karena tergantung pada perilaku karyawan. Apabila dilakukan secara rutin maka dapat menghasilkan penghematan biaya yang signifikan, sehingga akan membuat biaya operasional rendah dan unit cost juga rendah. Hasil perhitungan analisis unit cost MRI dan MSCT dari tahun 2013 dan tahun 2014 mengalami kenaikan yang tidak signifikan dari jumlah pasien serta biaya-biaya yang dikeluarkan adanya kenaikan tetapi khusus untuk pemerikasaan MSCT Cardiac mengalami kenaikan yang signifikan jumlah pasien dengan biaya yang dikeluarkan tidak mengalami kenaikan dikarenakan adanya efisiensi biaya serta rumah sakit jantung merupakan rumah sakit khusus jika dibandingkan dengan rumah sakit swasta adanya persaingan baik dalam mutu maupun pelayanan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dalam menyusun tarif dengan mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan dan kemampuan daya beli masyarakat dari segala segmen yang memerlukan

22 74 pelayanan kesehatan. Ada beberapa hal yang dilakukan untuk dapat menerapkan tarif dengan benar dengan menggunakan metode activity based costing dengan kebijakan yang telah ada. Adapun beberapa kebijakan sebagai dasar perhitungan unit cost sebagai dasar penerapan tarif pelayanan rumah sakit antara lain sebagai berikut: 1. Pola perhitungan/metode yang digunakan dalam perhitungan unit cost berdasarkan perhitungan activity based costing sesuai kondisi rumah sakit. 2. Melakukan identifikasi / pengelompokan terhadap unit layanan yang termasuk kedalam Revenue Center (Pendapatan) dan Cost Center (Biaya), 3. Unit cost dihitung berdasarkan full costing yang terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. 4. Data biaya diperbaharui sesuai dengan kondisi tahun yang sedang berjalan. 5. Besarnya margin ditentukan sesuai kebijakan manajemen Analisis Tarif Rumah Sakit pada Pemeriksaan MRI dan MSCT Strategi tarif merupakan upaya terencana suatu lembaga usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui penetapan tarif. Dengan adanya Badan Layanan Umum Kemenkes untuk rumah sakit pemerintah, pihak manajemen rumah sakit memiliki kewenangan yang lebih besar daripada sebelumnya dalam penentuan tarif. Salah satu strategi penetapan tarif yaitu full cost pricing yaitu penetapan

23 75 tarif berdasarkan unit cost dan keuntungan/margin. Jika dilihat dari komponen tarif yang berlaku di RSJPDHK yang dipakai dalam full cost pricing karena terdiri dari komponen jasa sarana/unit cost dan jasa pelayanan. Pada teknik ini informasi serta analisis biaya mutlak diperlukan sehingga dapat ditetapkan keuntungan yang diinginkan sebagai insentif/jasa pelayanan. Tarif pemeriksaan MRI dan MSCT di RSJPDHK berdasarkan SK Men-Kes No. 416/MENKES/PER/II/20012 dan perubahannya dalam Permenkes No. 029 tahun 2012 tentang Tarif pelayanan kesehatan menyatakan bahwa jasa sarana 60% dan jasa pelayanana 40% untuk seluruh pendapatan dari pelayanan rumah sakit. Langkah strategis yang dilakukan oleh rumah sakit untuk mendapatkan kinerja keuangan dan bisnis lebih baik dimasa depan yaitu : 1. Menggunakan perhitungan unit cost sebagai acuan tarif. Pada studi ini metode activity based costing merupakan metode yang berbasis pada kondisi dan aktifitas yang berlangsung di rumah sakit. 2. Melakukan perhitungan ulang tarif, dengan berorientasi pada keuntungan namum tidak mengabaikan kemampuan atau daya beli masyarakat pengguna layanandi setiap rumah sakit. 3. Menggunakan unit cost yang dihasilkan dari perhitungan metode Activity Based Costing sebagai bahan masukan dalam mengajukan bantuan subsidi, untuk kinerja bisnis yang baik. 4. Dalam perhitungan unit cost dengan metode Activity Based Costing, ketersediaan data yang baik dan lengkap merupakan faktor yang sangat menentukan, sehingga diperlukan system pencatatan data-data,

24 76 pengelolaannya serta penyajian data rumah sakit yang baik dan terkomputerisasi dalam system yang baik. 5. Memperbaiki kinerja instalasi Radiologi dengan cara meningkatkan efisiensi dilapangan, meliputi durasi pemeriksaan, sumber daya manusia yang terlibat yang akan meningkatkan utilisasi alat.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. 4.1. Jenis/Desain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bidang usaha yang berorientasi non-profit yang dibangun untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

Pendahuluan Pemahaman Biaya Unit Cost Biaya dan kaitannya dengan subsidi Tarif berdasarkan Unit Cost

Pendahuluan Pemahaman Biaya Unit Cost Biaya dan kaitannya dengan subsidi Tarif berdasarkan Unit Cost Pendahuluan Pemahaman Biaya Unit Cost Biaya dan kaitannya dengan subsidi Tarif berdasarkan Unit Cost Manajemen mengelola konsumsi sumber daya dalam proses pembuatan produk Perancangan sistem akuntansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dengan tujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dengan tujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI Bab ini berisi ringkasan penelitian serta kesimpulan yang diambil dari penelitian ini, keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian dan rekomendasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat di era globalisasi, maka sudah menjadi keharusan untuk setiap perusahaan meningkatkan efisiensi dan efektifitas

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA RS BERDASARKAN AKTIVITAS ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Oleh : Chriswardani S (FKM MIKM UNDIP)

ANALISIS BIAYA RS BERDASARKAN AKTIVITAS ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Oleh : Chriswardani S (FKM MIKM UNDIP) ANALISIS BIAYA RS BERDASARKAN AKTIVITAS ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Oleh : Chriswardani S (FKM MIKM UNDIP) Suatu metode penentuan harga pokok (product costing) dengan mengukur secara cermat konsumsi/

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN

ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN Elsa Pudji Setiawati 140 223 159 BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD DAFTAR ISI DAFTAR ISI I Pendahuluan... II Falsafah Pada Sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional yang bersifat deskriptif, menggunakan data primer dan data skunder dari rumah sakit yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan bisnis diakibatkan oleh era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap LAMPIRAN 71 72 Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap No Aktivitas Driver Cost Driver Jumlah(Rp) 1 Unit-level activity cost a. Biaya gaji perawat Jumlah hari rawat inap

Lebih terperinci

JASA PELAKSANA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ( TEORI DAN PRAKTIS ) Oleh: Henni Djuhaeni

JASA PELAKSANA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ( TEORI DAN PRAKTIS ) Oleh: Henni Djuhaeni JASA PELAKSANA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ( TEORI DAN PRAKTIS ) Oleh: Henni Djuhaeni I. LATAR BELAKANG Masalah Sumberdaya Manusia di rumah Sakit merupakan masalah krusial yang harus segera dicari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto yang merupakan rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Mojokerto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan mengenai unit

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos Mulyadi (2003: 4) menjelaskan bahwa kos (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan beradu strategi dalam usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari rumusan permasalahan dan pertanyaan penelitian. Setelah teridentifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dari rumusan permasalahan dan pertanyaan penelitian. Setelah teridentifikasi BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah dari penelitian yang akan dilakukan. Rangkaian penjelasan latar belakang masalah merupakan dasar dari rumusan permasalahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan berbagai macam teknologi dewasa ini semakin canggih. Hal ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan dunia

Lebih terperinci

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri)

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri) MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri) Angga Dwi Pamungkas S. Jurusan Akuntansi Fakultas Manajemen

Lebih terperinci

Analisis Biaya Unit Pelayanan Otopsi dengan Metode Distribusi Ganda

Analisis Biaya Unit Pelayanan Otopsi dengan Metode Distribusi Ganda 65 Analisis Biaya Unit Pelayanan Otopsi dengan Metode Distribusi Ganda Nily Sulistyorini, Bendrong Moediarso Dept./Inst. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unair RSUD Dr. Soetomo Surabaya Abstrak

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo

LAMPIRAN 1 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo LAMPIRAN 1 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo PCM Ponorogo kota MPKU -PCM Direktur Wakil Direktur S.P.I Manager Umum Manager Administrasi Manager Keuangan Manager Keperawatn

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia semakin berkembang pesat. Dari mulai perusahaan dagang, manufaktur, maupun perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari wawancara mendalam dengan informan, observasi di lapangan dan data-data sekunder menghasilkan analisa penelitian

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN UNIT COST DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN UNIT COST DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN UNIT COST DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING Elsa Pudji Setiawati 140 223 159 BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD DAFTAR ISI DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL..

Lebih terperinci

UNIT COST. C. Tujuan dan Manfaat Penghitungan Unit Cost

UNIT COST. C. Tujuan dan Manfaat Penghitungan Unit Cost UNIT COST A. Pengertian Unit Cost Secara sederhana unit cost dapat diartikan sebagi biaya per unit produk atau biaya per pelayanan. Sedangkan menurut Hansen&Mowen (2005) unit cost didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

Ahmad Ansyori. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang. Abstrak

Ahmad Ansyori. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang. Abstrak Analisis Tarif Rawat Inap Dengan Menggunakan Metode Biaya Berbasis Aktivitas di RSNU Banyuwangi Ahmad Ansyori Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang Abstrak Activity Based Costing merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembiayaan kesehatan di Indonesia mempunyai tujuan untuk menyediakan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil,

Lebih terperinci

ANALISIS METODE PERHITUNGAN TARIF SEWA KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

ANALISIS METODE PERHITUNGAN TARIF SEWA KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR ANALISIS METODE PERHITUNGAN TARIF SEWA KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : ELITA RISTIYANA NIM: 2013410980 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK Nama : Shelly Apriani Restia NPM : 26210511 Pembimbing : Desi Pujiati, SE., MM. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancang Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif di sini bertujuan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Activity Based Costing atau sistem biaya berbasis kegiatan menggunakan aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan, seperti rawat inap,

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA RS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

ANALISIS BIAYA RS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH ANALISIS BIAYA RS Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Pendahuluan Definisi Analisis Biaya Manfaat Analisis Biaya Klasifikasi Biaya Contoh soal 2 Pendahuluan Dengan menggunakan konsep RS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Setiap usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar membutuhkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak manajemen. Informasi akuntansi dapat

Lebih terperinci

Analisi Biaya Pelayanan Kesehatan

Analisi Biaya Pelayanan Kesehatan Analisi Biaya Pelayanan Kesehatan Dr. MF. ARROZI, SE, M.Si., Akt. CA PPS MARS FIKES - UEU Penyebab Meningkatnya Biaya Kesehatan - Pola penyakit degeneratif - Orientasi pada pembiayaan kuratif - Pembayaran

Lebih terperinci

Sugiyarti et al, Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) Dengan Metode Activity Based Costing (ABC)...

Sugiyarti et al, Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) Dengan Metode Activity Based Costing (ABC)... 7 Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) Dengan Metode Activity Based Costing (ABC) (Studi Kasus di Poli Mata RSD Balung Kabupaten Jember) Unit Cost Analysis (Unit Cost) With Activity Based Costing Method (ABC)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA

RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA Bagian III 129 BAB IX RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA 9.1 Konsep Biaya dan Aplikasinya di Rumah Sakit Dalam model Circular Flow, firma atau lembaga usaha merupakan salahsatu dari empat faktor pembentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan terkait perhitungan unit cost dengan metode ABC pada IBS RS UGM.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan terkait perhitungan unit cost dengan metode ABC pada IBS RS UGM. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan dan saran serta keterbatasan penelitian yang dilakukan terkait perhitungan unit cost dengan metode ABC pada IBS RS UGM. Simpulan ini memuat kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang optimal dari rumah sakit cenderung terus meningkat. Fenomena ini menuntut pihak rumah sakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

PENGHITUNGAN TARIF KAMAR RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT KARYA ASIH CHARITAS PALEMBANG

PENGHITUNGAN TARIF KAMAR RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT KARYA ASIH CHARITAS PALEMBANG IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 PENGHITUNGAN TARIF KAMAR RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT KARYA ASIH CHARITAS PALEMBANG Maria Tusiana *1,Lili Syafitri

Lebih terperinci

Analisis Lingkungan Internal RS: Pendekatan Analisis dengan Kerangka Rantai Nilai. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM

Analisis Lingkungan Internal RS: Pendekatan Analisis dengan Kerangka Rantai Nilai. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM Analisis Lingkungan Internal RS: Pendekatan Analisis dengan Kerangka Rantai Nilai Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM Tujuan Instruksional Khusus: Memahami tujuan melakukan analisis lingkungan

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya) ANALISIS PERHITUNGAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN UNIT COST SYSTEM DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya) Oleh: ALVIRA DEWI MUTIARAWATI (123403267)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Rumah Sakit Izza merupakan rumah sakit swasta yang berada dibawah naungan PT. Sapta Kurnia Abadi berdasarkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna dan tidak hanya sekedar bebas dari penyakit atau ketidakseimbangan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna dan tidak hanya sekedar bebas dari penyakit atau ketidakseimbangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan keadaan seseorang dimana status fisik, mental serta sosial yang sempurna dan tidak hanya sekedar bebas dari penyakit atau ketidakseimbangan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbasis unit, dengan penghitungan unit cost yang detail sehingga mudah dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbasis unit, dengan penghitungan unit cost yang detail sehingga mudah dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dan otonomi daerah saat ini menuntut rumah sakit untuk melakukan perubahan radikal. Perubahan secara radikal dari manajemen biaya tradisional ke sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

PERTEMUAN III: LAPORAN KEUANGAN DAN SIKLUS AKUNTANSI. Tujuan Pembelajaran:

PERTEMUAN III: LAPORAN KEUANGAN DAN SIKLUS AKUNTANSI. Tujuan Pembelajaran: PERTEMUAN III: LAPORAN KEUANGAN DAN SIKLUS AKUNTANSI Tujuan Pembelajaran: 1. Peserta memahami tentang konsep dasar persamaan akuntansi 2. Peserta memahami tentang siklus akuntansi 3. Peserta dapat melakukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 21 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN RUMAH SAKIT DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2 DAFTAR LAMPIRAN 1. AKUN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS Pert 4 PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Biaya per Unit Perhitungan biaya berdasarkan fungsi dan berdasarkan aktivitas membebankan biaya kepada objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (survive) dan tumbuh (grow). Bertahan artinya perusahaan tidak merugi dan tumbuh artinya

BAB I PENDAHULUAN. (survive) dan tumbuh (grow). Bertahan artinya perusahaan tidak merugi dan tumbuh artinya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG MASALAH Kegiatan oprasional suatu badan usaha dan apapun strategi yang dilakukan,pada umumnya adalah untuk mendapatkan laba. Laba yang diperoleh perusahaan akan bertahan

Lebih terperinci

Dokumen RUP KLDI Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal Satuan Kerja RSUD dr. H. Soewondo PA/KPA dr. HARIS TIYANTO, Sp. B

Dokumen RUP KLDI Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal Satuan Kerja RSUD dr. H. Soewondo PA/KPA dr. HARIS TIYANTO, Sp. B Dokumen RUP SiRUP adalah aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum berbasis web yang fungsinya sebagai sarana atau alat untuk mengumumkan RUP. SiRUP bertujuan untuk mempermudah pihak PA/KPA dalam mengumumkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Depkes RI, 1999). Peningkatan kebutuhan dalam bidang kesehatan ini

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Depkes RI, 1999). Peningkatan kebutuhan dalam bidang kesehatan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sehat secara fisik, mental dan sosial, untuk mencapai suatu kehidupan

Lebih terperinci

PENENTUAN UNIT COST DENGAN METODE ABC. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan UNIVERSITAS GADJAH MADA

PENENTUAN UNIT COST DENGAN METODE ABC. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan UNIVERSITAS GADJAH MADA PENENTUAN UNIT COST DENGAN METODE ABC Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan UNIVERSITAS GADJAH MADA Hal-hal yg harus dipertimbangkan dalam penentuan UNIT COST Apa yg dimaksud dengan UNIT? Untuk tujuan

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo)

Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo) 1 Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo) Application of Activity Based Costing (ABC) As Determination of Hospitalization

Lebih terperinci

Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal RSUD dr. H. Soewondo. PA/KPA dr. Haris Tiyanto, Sp. B

Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal RSUD dr. H. Soewondo. PA/KPA dr. Haris Tiyanto, Sp. B Dokumen RUP SiRUP adalah aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum berbasis web yang fungsinya sebagai sarana atau alat untuk mengumumkan RUP. SiRUP bertujuan untuk mempermudah pihak PA/KPA dalam mengumumkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk Bab IV PEMBAHASAN Perhitungan harga pokok produksi yang akurat sangatlah penting bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk dapat menentukan harga pokok produksi

Lebih terperinci

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ) 19 Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ) Riadi Budiman Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40).

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40). BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA II.1. Pengertian Biaya Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat

Lebih terperinci

harus dilaksanakan dengan teliti dalam setiap fungsi manajemen. Keputusan

harus dilaksanakan dengan teliti dalam setiap fungsi manajemen. Keputusan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut pandangan ekonomi, Rumah Sakit adalah organisasi penyedia pelayanan jasa, dan pasien adalah konsumen atau pemakai pelayanan jasa kesehatan. Dalam perkembangannya,

Lebih terperinci

Biaya (cost) adalah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan saat

Biaya (cost) adalah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan saat MANAJEMEN BIAYA LATAR BELAKANG Aktivitas manajemen terfokus pada perencanaan dan pengendalian, untuk menjamin tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Untuk melaksanakan kedua tugas pokok tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Agus Sartono, (2001:122)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Agus Sartono, (2001:122) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif maka, diperlukan suatu penanganan dan pengelolaan sumber daya yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Untuk mendukung kesehatan bagi masyarakat maka banyak didirikan lembaga atau organisasi yang memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis biaya pesediaan..., Diah Fitri Ayuningtyas, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis biaya pesediaan..., Diah Fitri Ayuningtyas, FKM UI, 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu bagian dari tatanan pelayanan kesehatan di Indonesia, rumah sakit merupakan institusi yang kompleks, dinamis, kompetitif, padat modal dan padat

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktiftas pelayanan kesehatan baru dimulai pada akhir abad ke -19,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktiftas pelayanan kesehatan baru dimulai pada akhir abad ke -19, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan dan fungsi rumah sakit sebagai sarana yang semata mata hanya melakukan aktiftas pelayanan kesehatan baru dimulai pada akhir abad ke -19, dimana dimasa masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap orang demi mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan berbagai macam ilmu kesehatan semakin komplek dan ilmu berkembang dengan banyak spesifikasi. Hal ini membuat persaingan tenaga-tenaga bidang kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat The Cipaku Garden Hotel dalam bentuk CV atas nama Hendro Wibowo beserta putrinya,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat The Cipaku Garden Hotel dalam bentuk CV atas nama Hendro Wibowo beserta putrinya, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat The Cipaku Garden Hotel Hotel Cipaku Indah Bandung didirikan pada tanggal 27 September 1983 dalam bentuk CV atas nama Hendro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan berkewajiban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada definisi lainnya, yaitu menurut Marelli (2000) Clinical pathway merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Ada definisi lainnya, yaitu menurut Marelli (2000) Clinical pathway merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Clinical Pathway Definisi clinical pathway menurut Firmanda (2005) adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta menjaga. kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta menjaga. kelangsungan hidup perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan berbagai macam teknologi semakin canggih. Hal ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat. Untuk itu perusahaan berusaha supaya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

Dokumen RUP KLDI Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal Satuan Kerja RSUD dr. H. Soewondo PA/KPA dr. HARIS TIYANTO, Sp. B

Dokumen RUP KLDI Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal Satuan Kerja RSUD dr. H. Soewondo PA/KPA dr. HARIS TIYANTO, Sp. B Dokumen RUP SiRUP adalah aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum berbasis web yang fungsinya sebagai sarana atau alat untuk mengumumkan RUP. SiRUP bertujuan untuk mempermudah pihak PA/KPA dalam mengumumkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga Pokok Produk 1. Pengertian Harga Pokok Produk Tujuan akuntansi biaya adalah untuk menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen guna membantu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern mempengaruhi perkembangan duna usaha sehingga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Para pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dibidang kesehatan merupakan salah satu bagian yang penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang kesehatan adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri) PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri) Ninik Anggraini Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini mendorong, manajemen Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu. pelayanan dengan tarip yang bersaing.

BAB I PENDAHULUAN. ini mendorong, manajemen Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu. pelayanan dengan tarip yang bersaing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya usaha saat ini, mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Persaingan bisnis saat ini tidak hanya pada usaha atau sector manufaktur tetapi

Lebih terperinci

RS dan JKN T O N A N G D W I A R D Y A N T O

RS dan JKN T O N A N G D W I A R D Y A N T O RS dan JKN T O N A N G D W I A R D Y A N T O Evolusi Layanan Kesehatan Doing things cheaper (efficiency) Doing things right (Effectiveness) Doing things better (quality improvement) Doing the right things

Lebih terperinci

SUKODONO, SIDOARJO. Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Surabaya

SUKODONO, SIDOARJO. Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI DASAR MENENTUKAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ARAFAH ANWAR MEDIKA SUKODONO, SIDOARJO Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Kamar Hotel Pada XYZ Hotel

Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Kamar Hotel Pada XYZ Hotel Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 1, No. 2, December 2013, 175-182 p-issn: 2337-7887 Article History Received October, 2013 Accepted November, 2013 Penerapan Metode Activity Based Costing

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa Dalam melakukan analisis biaya relevan, diperlukan pengklasifikasian biaya yang terjadi di dalam suatu perusahaan berdasarkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN KEUANGAN RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT PER 31 DESEMBER 2013 VERSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN KEUANGAN RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT PER 31 DESEMBER 2013 VERSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN KEUANGAN RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT PER 31 DESEMBER 2013 VERSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 2014 Kata Pengantar Sebagaimana diamanatkan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Telah ada beberapa penelitian-penelitian terdahulu mengenai penetapan harga pokok produk dengan metode biaya yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.

Lebih terperinci

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN AKUNTANSI MANAJEMEN MATERI-1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN Novera KM UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN Tiga Tujuan Umum Sistem Informasi Akuntansi Manajemen:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci