BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan kepada pelanggan dalam memasarkan produk atau jasanya sehingga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan kepada pelanggan dalam memasarkan produk atau jasanya sehingga"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1Kualitas Pelayanan Pengertian Kualitas Pelayanan Pelayanan merupakan salah satu bentuk servis yang diberikan oleh karyawan perusahaan kepada pelanggan dalam memasarkan produk atau jasanya sehingga pelanggan akan memperoleh kepuasan dalam mengkonsumsi produk jasa yang ditawarkan. Akan tetapi tidak semua perusahaan mengutamakan pelayanan dalam melakukan hubungan pemasaran dengan pelanggan. Sedangkan sebagian perusahaan yang mengutamakan pelayanan sebagai salah satu keunggulan dalam bersaing akan memprioritaskan pelayanan agar dijaga dan dipertahankan melalui pengarahan terus menerus kepada karyawan. Menurut Laksana (2008:85),Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Sedangkan menurut Tjiptono dan Chandra (2011:162),Kualitas jasa atau kualitas pelayanan merupakan kontribusi signifikan bagi penciptaan diferensiasi, positioning, dan strategi bersaing setiap organisasi pemasaran baik perusahaan manufaktur maupun penyedia jasa. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan merupakan kegiatan yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggan yang tidak mempunyai bentuk fisik, wujud atau tidak dapat diraba akan tetapi dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggan yang menggunakan produk atau jasa dari perusahaan. Ada sebagian pelanggan yang mengutamakan pelayanan diberikan oleh perusahaan 7

2 sehingga dengan pelayanan yang ramah dan bersahabat, maka pelanggan akan memperoleh kepuasan dalam mengkonsumsi produk atau jasa untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Selain itu, pelayanan menjadi salah satu ciri khas yang membedakan antara perusahaan yang satu dengan lain meskipun menawarkan manfaat produk yang sama atau hampir sama Karakteristik Kualitas Pelayanan Persaingan usaha yang semakin ketat akan menuntut manajemen untuk melakukan berbagai upaya terobosan atau strategis agar dapat bertahan dan bersaing dengan para kompetitornya. Agar perusahaan mampu tetap bertahan dan bersaing, maka manajemen perlu memberikan sesuatu yang unik dan membedakan perusahaan dengan pesaingnya kepada pelanggan. Salah satu yang lazim dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu memberikan pelayanan prima sehingga pelanggan yang mengkonsumsi produk atau jasa perusahaan memperoleh kepuasan tersendiri sehingga hal ini berpengaruh positif terhadap kelancaran usaha dan keunggulan dalam memenangkan persaingan usaha. Penerapan pelayanan pada dasarnya tidaklah mudah seperti dibayangkan pada umumnya, sebelum diterapkan pelayanan bagi kepuasan pelanggan sebaiknya pimpinan manajemen perlu mengetahui dan memahami dengan baik karakteristik penting yang terdapat pada pelayanan. Hal ini dimaksudkan agar pimpinan mengetahui hal penting yang harus dilakukan sehubungan dengan penerapan pelayanan dalam memasarkan produk atau jasa kepada pelanggan sehingga tercipta kepuasan dalam diri pelanggan dan secara berkelanjutan untuk melakukan konsumsi atas produk atau jasa yang ditawarkan. 8

3 Menurut Laksana (2008:86), ada 12 karakteristik jasa yaitu : 1. Pelayanan merupakan output tidak berbentuk. 2. Pelayanan merupakan output variabel, tidak standar. 3. Pelayanan tidak dapat disimpan dalam inventori, tidak dapat dikonsumsi dalam produksi. 4. Terdapat hubungan langsung yang erat dengan pelanggan melalui proses pelayanan. 5. Pelanggan berpartisipasi dalam prose memberikan pelayanan. 6. Keterampilan personil diserahkan atau diberikan secara langsung kepada pelanggan. 7. Pelayanan tidak dapat diproduksi secara massal. 8. Membutuhkan pertimbangan pribadi yang tinggi dari individu yang memberikan pelayanan. 9. Perusahaan jasa pada umumnya bersifat padat karya. 10. Fasilitas pelayanan berada dekat lokasi pelanggan. 11. Pengukuran efektivitas pelayanan bersifat subjektif. 12. Option penetapan harga lebih rumit. Sementara itu, menurut Tjiptono (2012:173), terdapat beberapa dimensi kualitas pelayanan yang diambil menurut beberapa ahli yaitu : 1. Kualitas teknik, kualitas fungsional, citra. 2. Bukti fisik, reliabilitas, daya tanggap, kompetensi, kesopanan, kredibilitas, keamanan, akses, komunikasi, kemampuan, memahami pelanggan. 3. Daya tanggap, kompetensi, akses, keramahan, komunikasi, kredibilitas, keamanan, dan understanding. 4. Reliabitas, daya tanggap, jaminan, empati, bukti fisik. 9

4 5. Kualitas teknis, kualitas integratif, kualitas fungsional, kualtias hasil. 6. Kesediaan dan kemampuan untk melayani, akses fisik, dan psikologis. 7. Profesionalisme dan keterampilan, sikap dan perilaku, aksesibilitas dan fleksibilitas, reliabilitas dan trusworthiness, recovery, reputasi dan kredibilitas. 8. Kualitas desain, kualitas produksi jasa, kualitas proses, kualitas hasil. 9. Kualitas proses, kualitas hasil. 10. Kualitas pelanggan, kualitas profesional, kualitas manajemen. 11. Kualitas fungsional, kualitas teknik, kualitas lingkungan. 12. Aspek fisik, reliabilitas, interaksi personal, pemecahan masalah, kebijakan. 13. Reliabilitas, perhatian pribadi, kenyamanan, fitur. 14. Kualitas interaksi, kualitas lingkungan fisik, kualitas hasil. Berdasarkan uraian di atas, bahwa dapat diketahui ada banyak karakteristik penting yang perlu dipahami dengan baik dan benar oleh perusahaan yang mengutamakan pelayanan dalam kegiatan usahanya dengan tujuan untuk memberikan kepuasan tersendiri bagi pelanggan yang loyal kepada perusahaan. Pimpinan secara periodik dan berkesinambungan perlu memberikan pengarahan dan pemahaman secara jelas pada karyawan akan pentingnya memberikan pelayanan yang ramah, bersahabat dan sikap hormat pada semua pelanggan yang membeli produk perusahaan. Pengetahuan dan pemahaman yang tepat atas pentingnya pelayanan bagi kepuasan konsumen akan mendorong bagi semua karyawan untuk bekerja sama dan dapat menerapkan kualitas pelayanan yang baik dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya. Pelanggan yang telah memperoleh kepuasan dari perusahaan, maka hal ini menjadi tanggung jawab besar bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan kepuasan yang telah diperoleh pelanggan selama ini. 10

5 Faktor yang mempengaruhi Kualitas Pelayanan Pelayanan yang diberikan oleh hampir sebagian besar perusahaan saat ini menunjukkan bahwa persaingan usaha hampir dari segala bidang yang semakin ketat dan kompetitif. Faktor harga dan kualitas produk bukan lagi menjadi variabel utama dan penting bagi konsumen dalam mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Untuk itu, agar perusahaan dapat terus bertahan dan bersaing dengan baik, maka pelayanan menjadikan salah satu hal penting yang dapat dilakukan oleh perusahaan terutama karyawan sebagai tenaga pelaksana atas tugas yang diberikan. Namun demikian, pelayanan yang sudah diberikan oleh perusahaan pada dasarnya tidak akan selalu sama dan stabil dari waktu ke waktu. Perubahan kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan dan karyawan dapat disebabkan oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal. Kedua faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain dan dapat mempengaruhi terhadap perubahan pelayanan tersebut. Menurut Tjiptono (2012:159), ada delapan bagian ekspektasi pelanggan sehubungan dengan kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan, yaitu: 1. Ideal expectation, yaitu tingkat kinerja optimal diharapkan dapat diterima pelanggan. Standar ideal dapat diidentifikasikan dengan kesempurnaan di mana standar sempurna yang membentuk harapan terbesar bagi pelanggan. 2. Normative expectation, yaitu tingkat kinerja yang dianggap pelanggan seharusnya pelanggan mendapatkan produk yang dikonsumsi. Ekspektasi normatif dibentuk oleh produsen atau penyedia jasa. Selain itu, tipe ekspektasi normatif dikendalikan oleh pemasar seperti iklan, brosur, pamphlet, poster karena sering disebut sebagai persuasion-based standard. 11

6 3. Desired expectation, yaitu tingkat kinerja yang diinginkan para pelanggan dapat diberikan produk dan jasa tertentu. Tipe ekspektasi ini merupakan gabungan antara apa yang diyakini pelanggan dan seharusnya diterima. 4. Predicted expectation, yaitu tingkat kinerja yang diperkirakan konsumen akan diterimanya berdasarkan informasi yang diketahui konsumen. Standar ini terbentuk pada pengalaman masa lalu untuk mengkonsumsi produk atau jasa tertentu dan persepsi konsumen terhadap kinerja produk. 5. Deserved expectation, yaitu evaluasi subjektif pelanggan terhadap investasi produknya. Tipe ekspektasi ini cenderung berhubungan dengan apa yang setidaknya harus terjadi pada interaksi berikutnya yaitu layanan yang dinilai sudah sepantasnya didapatkan pelanggan. 6. Adequate expectation, yakni tingkat kinerja terendah yang bisa diterima oleh pelanggan dalam mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan oleh kedua pihak. 7. Intorerable expectation, yakni harapan yang menyangkut tingkat kinerja yang tidak akan diterima oleh pelanggan. Standar ini terbentuk dari hasil komunikasi atau pengalaman pribadi yang sifatnya tidak menyenangkan dan tidak memuaskan dimana konsumen berharap bahwa memori buruk tersebut tidak pernah terulang lagi di masa mendatang. 8. Worst imaginable expectation, yaitu skenario terburuk tentang kinerja produk yang diketahui atau terbentuk hubungan atau koneksi dengan media cetak maupun elektronik seperti TV, radio, surat kabar, internet dan sebagainya. 12

7 Sementara itu, menurut Parasuraman et, al.(1998) dalam Mamang dan Sopiah (2013:100), mengemukakan bahwa ada lima dimensi dari kualitas pelayanan di perusahaan: 1. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat dan kemampuan untuk dipercaya, terutama memberikan jasa secara tepat waktu, dengan cara yang sama sesuai dengan jadwal yang telah dijanjikan tanpa melakukan kesalahan. 2. Daya tanggap (responsiveness), yaitu kemauan atau keinginan para karyawan untuk membantu memberikan jasa yang dibutuhkan konsumen. 3. Jaminan (assurance), meliputi pengetahuan, kemampuan, keramahan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya dari kontak personal untuk menghilangkan sifat keragu-raguan konsumen dan membuat mereka merasa terbebas dari bahaya dan resiko. 4. Empati, yang meliputi sikap kontak personal atau perusahaan untuk memahami kebutuhan dan kesulitan, konsumen, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan kemudahan untuk melakukan komunikasi atau hubungan. 5. Produk fisik (tangibles), tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana komunikasi, dan lain-lain yang bisa dan harus ada proses jasa. Kesimpulan dari teori Parasuraman et, al.dalam Mamang dan Sopiah (2003:100), bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan cenderung dapat berubah dan tidak stabil sehingga kondisi ini harus mendapatkan perhatian utama dari pimpinan agar segera mengambil tindakan pencegahan bila melihat terjadi perubahan atau penurunan kualitas pelayanan yang disebabkan oleh kelemahan dari karyawan. Tindakan pencegahan dan antisipasi atas 13

8 hal yang tidak diinginkan terjadi atas penurunan pelayanan harus dipersiapkan dengan baik agar pada saat terjadi kondisi yang tidak diharapkan maka akan segera bisa di atasi dan tidak mengganggu kelangsungan usaha Kreativitas Pengertian Kreativitas Pada era globalisasi saat ini setiap perusahaan berusaha untuk melakukan terobosan atau mengembangkan hal baru yang membedakan antara perusahaan dengan para pesaingnya. Agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha ditengah persaingan yang semakin kompetitif, menuntut para pemilik perusahaan untuk melakukan pengembangan yang berkesinambungan berupa ide baru sehingga mampu memberikan nilai tambah dan manfaat bagi kemajuan usaha. Salah satu yang sering dilakukan yaitu mengembangkan kreativitas atas kegiatan usaha yang sedang digeluti, sehingga diharapkan ide yang timbul dari kreativitas tersebut memberikan kemajuan dan perkembangan usaha. Kreativitas itu sangat penting bagi seorang pengusaha atau wirausaha sehingga kemampuan untuk menemukan ide yang kreatif diharapkan dapat memecahkan masalah yang sedang dihadai sesuai dengan kondisi yang sedang terjadi. Menurut Fahmi (2014:81) kreativitas adalah kemampuan untuk melahirkan dan mengembangkan gagasan baru atau penemuan baru untuk menemukan cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Sedangkan menurut Reniati (2013:8), mendefinisikan kreativitas bisnis atau organisasi sebagai gabungan dari keahlian (expertise) kemampuan dan keterampilan kreatif atau imajinatif (creative-thingking skills) dan motivasi. 14

9 Sumber-sumber Kreativitas Kreativitas yang dilakukan oleh individu dapat muncul dari berbagai sumber baik dalam diri sendiri maupun orang lain dan lingkungan disekitarnya. Individu atau seorang wirausaha perlu mencari sumber ide baru yang memberikan keunggulan dan keunikan tersendiri bagi kemajuan usaha untuk memenangkan persaingan usaha. Menurut Siwi (2015:33), terdapat beberapa sumber ide yang ada disekitar kehidupan, yaitu: 1. Pengalaman; dalam hal ini baik pengalaman sendiri ataupun orang lain, pengalaman yang sifatnya menyenangkan ataupun buruk atau tidak menyenangkan dalam hidup menjadi salah satu sumber ide yang cemerlang. 2. Membantu orang lain; dalam hal ini memberikan bantuan pada orang yang membutuhkan bantuan, cenderung dapat memberikan ide yang cemerlang bagi individu sehingga kondisi ini menjadi sumber inspirasi yang memberikan manfaat bagi perkembangan dan kemajuan dalam wirausaha. 3. Kegemaran (hobby); dalam hal ini bahwa ide bisnis muncul dari kegemaran. Disamping itu, sesuatu yang digemari oleh seorang wirausaha akan merasa mudah untuk dalam mewujudkan ide bisnis karena merasa dinikmati dengan hati yang gembira tanpa adanya paksaan atau beban dari pihak manapun. 4. Pengamatan, dalam hal ini individu yang menggunakan kesempatan disekitarnya dapat menerima ide cemerlang dengan melakukan pengamatan secara langsung disekitarnya sehingga kondisi terjadi di lingkungan sekitarnya dapat memberikan ide yang positif agar dapat digunakan untuk mewujudkan apa yang diharapkan. 15

10 5. Ide lama, dalam hal ini tidak semua ide bisnis yang baru dan orisinal dapat berhasil secara signifikan namun demikian banyak gagasan bisnis yang sebelumnya gagal diterapkan karena cenderung terdengar asing bagi masyarakat. Dengan demikian, sumber kreatif sangat penting bagi setiap individu atau wirausaha yang ingin menjadi sukses dan lebih unggul dari pada kompetitornya maka harus berusaha untuk mendapatkan ide baru secara periodik dan berkesinambungan dan ini ditujukan agar dapat memberikan keuntungan bagi kemajuan usaha. Dengan mempunyai sumber ide yang kreatif, maka kapan saja ingin mencari ide baru maka dapat dilakukan dengan meneliti lebih lanjut atas hal yang menjadi peluang dan penyelesaian masalah yang terjadi Tahapan Pembentukan Kreativitas Kreativitas yang dimiliki oleh wirausahawan tidak dengan sendiri langsung muncul dalam dirinya atau pikirannya, tapi pada dasarnya melalui beberapa tahapan yang harus dilalui sehingga pembentukan kreativitas tersebut menjadi lebih baik dan memberikan keuntungan dan keunggulan bagi perusahaan. Dengan mengetahui tahapan pembentukan kreativitas tersebut, maka individu atau wirausahawan mengetahui hal yang harus dilakukan agar setiap tahapan tersebut mampu memberikan nilai tambah bagi perkembangan usaha untuk merebut pangsa pasar. Menurut Siwi (2015:31), adapun tahapan terbentuknya kreativitas dalam seorang wirausaha, yaitu: 16

11 1. Tahap persiapan Proses kreatif adalah pencarian informasi dengan berbagai cara. Tujuannya adalah agar individu diperkenalkan pada berbagai hal yang bersifat baru dan menantang untuk diketahui lebih lanjut. 2. Tahap inkubasi Setelah mendapatkan informasi yang lengkap maka individu akan dihadapkan pada kondisi tertentu yang memungkinkan dirinya untuk mendapatkan ide baru mengenai sesuatu. 3. Tahap penemuan ide Tahap ini pada umumnya terjadi setelah tahap inkubasi terjadi. Sementara itu, penemuan ide muncul secara mendadak maupun bertahap dari waktu ke waktu dan penemuan ide disebabkan oleh kejadian eksternal dan internal di mana pola pemikiran bergabung sedemikian rupa agar menghasilkan pemahaman baru. 4. Tahap pengujian Tahap ini adalah tahap akhir untuk mewujudkan ide tentang sesuatu melalui rangkaian pengujian apakah ide yang telah dihasilkan memungkinkan untuk diimplementasikan atau tidak. Sementara itu, menurut Echdar (2013:80), menjadi wirausaha yang kreatif, maka ada beberapa persyaratan yang harus dimiliki, antara lain: 1. Perlu persiapan; pendidikan formal dan non formal mengenai berkewirausahaan. 2. Usaha; kumpulkan sebanyak mungkin ide, jangan dievaluasi terlebih dahulu. 3. Inukabasi; menggabungkan ide yang sudah ada sehingga muncul ide baru. 4. Pengertian; memahami permasalahan atau persoalan secara mendalam. 5. Evaluasi; pilih yang terbaik dari segi biaya, hukum dan sebagainya. 17

12 Faktor yang mempengaruhi Kreativitas Pada dasarnya setiap manusia mempunyai kreativitas yang berbeda-beda antara ide yang satu dengan lainnya. Selain itu, kreativitas seseorang dari waktu ke waktu dapat menjadi lebih baik maupun menjadi menurun. Perubahan yang terjadi pada kreativitas seseorang dapat disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Kedua faktor tersebut cenderung berkaitan satu sama lain, sehingga hal ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang terhadap kreativitas yang dimiliki. Menurut Saiman (2014:97), ada lima faktor yang menjadi persyaratan berpikir kreatif, antara lain: 1. Perlu persiapan, pendidikan formal dan informal mengenai berkewirausahaan. 2. Usaha; kumpulkan banyak ide dan jangan dievaluasi terlebih dahulu. 3. Inkubasi; menggabungkan ide-ide yang sudah ada sehingga muncul ide baru. 4. Pengertian; memahami persoalan atau permasalahan secara mendalam. 5. Evaluasi; pilihlah yang terbaik dari segi biaya, hukum dan sebagainya. Sedangkan menurut Guilford dalam Munandar (2009:53) mengemukakan ciriciri kreativitas, antara lain : a. Kelancaran berfikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat. Dalam kelancaran berfikir, yang ditekankan adalah kuantitas, dan bukan kualitas. b. Keluwesan berfikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat sesuatu masalah, dari sudut pandang yang berbeda, mencari alternatif yang berbeda-beda, serta mampu menggunakan 18

13 bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. Orang kreatif adalah orang yang luwes dalam berfikir. Mereka dengan mudah dapat meninggalkan cara berfikir lama dan menggantikannya dengan cara berfikir baru. c. Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik. d. Originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli. Banyaknya faktor yang mempengaruhi kreativitas seseorang dalam melakukan kegiatan usaha, sehingga dapat menjadi bagian penting perlu diperhatikan oleh seorang wirausaha yang handal. Selain itu, setiap ide yang muncul dari pengembangan kreativitas tersebut dapat memberikan inspirasi baru dalam melakukan penemuan baru yang berbeda dengan para pesaing sehingga kondisi ini memberikan keunggulan tersendiri bagi wirausaha Kepuasan Konsumen Pengertian Kepuasan Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam teori dan praktik pemasaran serta merupakan salah satu tujuan esensial bagi aktivitas bisnis. Kepuasan pelanggan berkontribusi pada sejumlah aspek krusial, seperti terciptanya loyalitas pelanggan, meningkatkannya reputasi perusahaan, berkurangnya elastisitas harga, 19

14 berkurangnya biaya transaksi masa depan, dan meningkatkannya efisiensi dan produktivitas karyawan (Tjiptono, 2005:349). Menurut Kotler dan Keller (2009:139), kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan. Jika kinerja berada di bawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang. Penilaian pelanggan atas kinerja produk tergantung pada banyak faktor, terutama jenis hubungan loyalitas yang dimiliki pelanggan sebuah merek. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2008:298), kepuasan merupakan sejauh mana kinerja yang diberikan oleh sebuah produk sepadan dengan harapan pembeli. Jika kinerja produk kurang dari yang diharapkan itu, pembelinya tidak puas Strategi Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan saat ini menjadi hal penting dalam dunia bisnis yang mempunyai tingkat persaingan usaha yang semakin kuat dan kompetitif. Untuk itu, manajemen perlu menerapkan strategi untuk mampu mempertahankan kepuasan pelanggan dalam melakukan transaksi usaha dengan perusahaan. Selain itu, kemampuan untuk melakukan strategi kepuasan pelanggan menjadi salah satu kelebihan yang dimiliki perusahaan dan tidak dimiliki oleh pesaingnya. Menurut Assauri (2011:327), ada lima strategi utama dalam relationship marketing & management (RM) yaitu : 1. Core service strategy, yaitu merancang dan memasarkan jasa yang bisa membuat banyaknya relasi pelanggan. Jasa ini lebih ditujukan pada kebutuhan pokok untuk pasar sasaran, dan bukan kebutuhan sampingan. 20

15 2. Relationship customization, yaitu mengadaptasi jasa atau layanan yang ditawarkan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan spesifik pelanggan secara individual. 3. Service augmentation, yaitu menambahkan layanan ekstra pada jasa utama untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari penawaran para pesaing. 4. Relationship pricing, yaitu menggunakan harga sebagai insentif untuk menjalin relasi jangka panjang. 5. Internal marketing, yaitu menciptakan iklim organisasi yang bisa memastikan bahwa staf layanan yang tepat menyampaikan jasa secara tepat. Sedangkan menurut Tjiptono dan Chandra (2011: ), ada empat metode untuk mengukur kepuasan pelanggan yaitu : 1. Sistem keluhan dan saran (advice and complain system) Kegiatan perusahaan cenderung berorientasi pada pelanggan yang perlu menyediakan kesempatan dan aksesibilitas yang mudah dan nyaman bagi pelanggan agar dapat menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan keluhan dan media yang biasa digunakan dapat berupa kotak saran yang ditempatkan dilokasi strategis. 2. Ghost shopping (mystery shopping) Cara yang tepat guna memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan yaitu memperkerjakan beberapa orang ghost shoppers untuk berpura-pura menjadi pelanggan potensial dalam membeli produk perusahaan pesaing sehingga diperoleh informasi penting berkaitan dengan situasi dan kondisi para pesaingnya. 3. Lost customer analysis Sebagian besar perusahaan berupaya untuk menghubungi pelanggan yang telah berhenti membeli produk atautelah pindah pada pesaingnya. Hal ini dilakukan agar 21

16 dapat memahami mengapa hal tersebut dapat terjadi dan dapat mengambil kebijakan untuk perbaikan atau penyempurnaan menjadi lebih baik di masa mendatang. 4. Survei kepuasan pelanggan Perusahaan melakukan riset atas kepuasan pelanggan menggunakan metode survei seperti melalui pos, telepon, , websites, maupun wawancara secara langsung dengan pelanggan. Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu : a. Directly reported satisfaction Pengukuran dilakukan meggunakan item spesifik yang menanyakan tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan. b. Derived satisfaction Pertanyaan diajukan menyangkut dua hal yaitu (1) tingkat harapan atau ekspektasi pelanggan terhadap kinerja produk atau perusahaan pada atribut relevan, (2) persepsi pelanggan terhadap kinerja aktual produk atau perusahaan bersangkutan. c. Problem analysis Responden diminta untuk mengungkapkan masalah yang dihadapi terutama berkaitan dengan produk atau jasa perusahaan dan saran perbaikan bila diperlukan. Selanjutnya dilakukan analisis konten terhadap semua permasalahan yang ada dan saran perbaikan agar dapat mengidentifikasi bidang utama yang membutuhkan perhatian dan tindak lanjut segera. 22

17 d. Importance performance analysis Responden diminta untuk menilai tingkat kepentingan pada berbagai atribut yang sesuai dengan relevansiserta tingkat kinerja perusahaan pada setiap atribut tersebut. Selanjutnya nilai rata-rata tingkat kepentingaan atribut dan kinerja perusahaan akan dianalisis di importance-performance matrix Dimensi Kepuasan Pelanggan Menurut Hasan (2013:99), ada beberapa dimensi dari kepuasan pelanggan dalam menggunakan produk perusahaan, antara lain: 1. Form; ukuran dan bentuk fisik produk. 2. Feature; keistimewaan fungsi dasar produk. 3. Performance quality; kualitas dan karakteristik dasar produk beroperasi. 4. Conformance; kesesuaian spesifikasi produk yang diharapkan. 5. Durability; ukuran usia operasi dalam kondisi normal. 6. Reliability; ukuran produk tidak akan rusak dan gagal dalam periode waktu tertentu. 7. Style; penampilan dan perasaan atas produk. 8. Design; totalitas keistimewaan dari produk. Kesimpulan dari teori Hasan (2013:99) bahwa kepuasan pelanggan dapat dilihat dari beberapa segi seperti ketahanan suatu produk untuk jangka waktu tertentu yang telah dikonsumsi, kualitas penampilan produk, desain produk dan lainnya. Dengan mengetahui apa yang menjadi indikator dari kepuasan pelanggan, maka manajemen dapat mengambil sikap dan kebijakan untuk melakukan perbaikan secara terus menerus sehingga kondisi ini dapat memberikan masukan bagi manajemen untuk menjadi lebih 23

18 baik dan memberikan yang terbaik bagi pemenuhan kebutuhan pelanggan yang terus meningkat dari waktu ke waktu Penelitian Terdahulu Berikut ini disajikan beberapa penelitian terdahulu yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan, seperti disajikan pada tabel di bawah ini: Nama Peneliti Nadia Rizqiyatu l, Sri Suryoko, dan Saryadia (2013) FitriaLest ari (2012) Indra Aditya dan Suhaji (2011) Judul peneltian Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Restoran O- Mamamia Steak and Ice Cream Cabang Jati Semarang Pengaruh jiwa kewirausahaan dan kreatifitas terhadap keberhasilan usaha pada Sentra Industri Rajutan Binong jati Bandung Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan pada UD Pandan Wangi Semarang Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Variabel Teknik penelitian analisis Harga (X1), Analisis Kualitas Produk Regresi (X2), dan Linier Kualitas Berganda Pelayanan (X3) terhadap Kepuasan Pelanggan (Y) Jiwa Kewirausahaan (X1), Kreativitas (X2), dan Keberhasilan Usaha (Y) Kualitas Produk (X1), Harga (X2), Kualitas Pelayanan (X3), Faktor Emosional (X4), Biaya (X5), Kemudahan (X6), dan Kepuasan Pelanggan (Y) Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Regresi Linier Berganda Hasil penelitian Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara harga, kualitas produk, dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan. Jiwa kewirausahaan para pengusaha sentra industry rajutan di Binongjati Bandung secara umum berada pada kondisi yang baik. Jiwa kewirausahaan dan kreativitas scara bersama-sama memberikan kontribusi positif terhadap keberhasilan usaha Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk, harga, emotional factor tidak berpengaruh pada kepuasan pelanggan. Sedangkan kualitas pelayanan, biaya dan kemudahan berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. 24

19 Nama Peneliti Okpara (2011) Judul peneltian The Value Of Creativity and Innovation in Entrepreneurship Variabel penelitian The Value Of Creativity and Innovation in Entrepreneurshi p. Corelation Pearson Hasil penelitian The results show that there is a positive relationship Creativity and Innovation. Suratmi (2010) Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Terhadap Kinerja Usaha Pengraji Rotan di lingkungan Gatot Subroto Medan Kreativitas (X1) dan Inovasi (X2) Terhadap Kinerja Usaha (Y) Analisis Regresi Linier Berganda Kreativitas dan Inovasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Usaha di jalan Gatot Subroto Medan. Naik al. (2010) et Service Quality (Servqual) and its Effect on Customer Satisfaction in Retailing Service Quality (Servqual) Dimensions, Customer Satisfaction Analisis Regresi Linier Berganda Result of research showed that services offered by retail units have positive impact and are signicant in building customer satisfaction. 2.3 Kerangka Konseptual Menurut Sugiyono (2012:60) kerangka berfikir adalah menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Pelayanan adalah bentuk servis yang diberikan karyawan kepada pelanggan dalam memasarkan produk atau jasa sehingga pelanggan akan memperoleh kepuasan dalam mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan, Sedangkan kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan cara baru dalam pemecahan masalah, yang bertujuan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif suatu usaha yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan. Menurut Laksana (2008:85),Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Sedangkan menurut Tjiptono dan Chandra (2011:162),Kualitas jasa atau kualitas pelayanan merupakan kontribusi 25

20 signifikan bagi penciptaan diferensiasi, positioning, dan strategi bersaing setiap organisasi pemasaran baik perusahaan manufaktur maupun penyedia jasa. Semakin tingginya tingkat persaingan, akan menyebabkan pelanggan menghadapi lebih banyak alternatif produk, harga dan kualitas yang bervariasi, sehingga pelanggan akan selalu mencari nilai yang dianggap paling tinggi dari beberapa produk. Selain itu, pelanggan yang merasa kecewa atas pelayanan dari perusahaan akan berdampak negatif yaitu pelanggan akan bercerita pada relasi, rekan kerja, teman, keluarga dan lainnya. Dampaknya, calon pelanggan akan menjatuhkan pilihannya kepada pesaing yang mampu memberikan pelayanan yang lebih baik. Kepuasan pelanggan juga dapat diperoleh dari kreativitas yang diberikan oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Untuk memenangkan persaingan usaha, maka pimpinan perlu menemukan ide atau gagasan yang cemerlang dalam kegiatan usahanya sehingga keunikkan dan keistimewaan dimiliki perusahaan baik dari segi produk, manfaat, nilai dan lainnya menjadi keunggulan bagi perusahaan yang membedakan dengan para kompetitornya. Supriadi dalam Rachmawaty (2009:15) menyebutkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Kreativitas merupakan kemampuan berfikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya ekskalasi dalam kemampuan berfikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diferensiasi dan integrasi antara tahap perkembangan. Dengan memberikan pelayanan secara optimal dan melakukan kreativitas secara bersamaan menunjukkan bahwa memprioritaskan kepuasan pelanggan dalam melakukan transaksi usaha dengan perusahaan. Namun, pada kualitas pelayanan dan 26

21 kreativitas yang dilakukan apakah mampu meningkatkan kepuasan pelanggan pada Butik Widuri. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut : Kualitas Pelayanan (X 1 ) Kreativitas (X 2 ) Kepuasan pelanggan (Y) Sumber: Assauri (2012), Hasan (2013) Gambar 2.1. Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:39) Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Karena jawaban tersebut hanya didasarkan pada teori yang relevan dengan penelitian yang dibuat dan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dibuat, peneliti mengemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut : H 1 :Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan di Butik Widuri. H 2 : Kreativitas berpengaruh positif dansignifikan terhadap kepuasan pelanggan di Butik Widuri. 27

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh Harga, Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Restoran

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Kepuasan Pelanggan 2.1.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa pelanggan adalah seseorang yang beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kepuasan Pelanggan Bagi bisnis, kepuasan pelanggan dipandang sebagai salah satu dimensi kinerja pasar. Penigkatan kepuasan pelanggan berpotensi mengarah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kepuasan Pelanggan Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa Latin satis (artinya cukup baik, memadai) dan facio (melakukan atau membuat). Kepuasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kepuasan Konsumen Kotler (2004) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penumpang Pada Travel Rosalia Indah Malang, alat analisis data dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penumpang Pada Travel Rosalia Indah Malang, alat analisis data dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Istiqomah (2006) dengan judul: Pengaruh Service Quality Terhadap Kepuasan Penumpang Pada Travel Rosalia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan). BAB II LANDASAN TEORI A. Jasa Jasa adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intensitas persaingan berskala global menuntut pergeseran dalam dunia bisnis. Misi suatu perusahaan tidak lagi berupa laba, melainkan penciptaan dan penambahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memuat teori-teori yang mendasari penelitian dan dijadikan pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan berkaitan dengan kepuasan dan ketidakpuasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Layanan 2.1.1. Pengertian Kualitas Layanan Pengertian kualitas layanan atau kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK Septia Elsa Email: Septiaelsa@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling bersaing satu sama lain dalam merebut simpati pelanggannya. Di sisi lain, kondisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Jasa Dunia usaha yang ada dalam kehidupan manusia sehari-hari dapat berkaitan dengan industri jasa dimana pada setiap tahunnya mengalami kemajuan yang cukup pesat seiring

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi merupakan suatu badan usaha yang beranggotakan orang atau seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia bisnis. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya persaingan menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pemasaran Menurut Gronroos dalam Wijaya (2014:4), pemasaran merupakan proses untuk mengidentifikasi dan menetapkan, memelihara, serta meningkatkan hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Secara sederhana, dapat diartikan sebagai pemenuhan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Jasa Keunggulan suatu jasa akan sangat ditentukan oleh kualitas, keunikan dan manfaat yang diberikan oleh jasa tersebut, apakah sesuai dengan yang diharapkan oleh pelanggan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Dalam menjalankan suatu bisnis, pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Jasa Kotler mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas Pelayanan 1. Pengertian Pelayanan Menurut Moenir (2010) pelayanan didefinisikan sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Jasa pada umumnya memiliki karakteristik yang berbeda jika

BAB II LANDASAN TEORI. Jasa pada umumnya memiliki karakteristik yang berbeda jika BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa pada umumnya memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan barang. Menurut Kotler dan Armstrong (2004: 660) mendefinisikan jasa adalah tindakan atau manfaat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Kualitas Pelayanan Menurut Kotler (2000:57), pengertian kualitas pelayanan adalah Quality is the totality of features and characteristic

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini dilakukan oleh: Nurmaya Sari (2009). Nurmaya Sari (2009) mengkaji Kepuasan Mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pemasaran dan Konsep Pemasaran Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang maksimal. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan sebuah investasi yang tak ternilai harganya. Pada saat ini begitu banyaknya berdiri rumah sakit-rumah sakit maupun tempat perawatan kesehatan yang

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak Bab I Pendahuluan - 1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang penelitian Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak mendapat perhatian oleh banyak pihak, yang ditandai dengan adanya kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari hari dengan luas ruang penjualan ±

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari hari dengan luas ruang penjualan ± BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfamart merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari hari dengan luas ruang penjualan ± 200 m 2. Alfamart dikelola

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Brech, pemasaran adalah proses menentukan permintaan konsumen atas sebuah produk atau jasa, memotivasi penjualan produk atau jasa tersebut dan mendistribusikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jasa Lovelock dan Writz (1991) mengungkapkan dua pengertian jasa, diantaranya adalah : 1. Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah lembaga. Gerakan revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan yang tidak boleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Inovasi 2.1.1.1. Pengertian Inovasi Menurut Suryana (2008:32) dan Carol Kinsey Goman yang dikutip dari Alma (2009:68), inovasi adalah kreativitas yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. JASA 1. Pengertian Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Menurut Goetsh dan Davis (dalam Tjiptono, 2002:51) Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang word of mouth

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang word of mouth BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam era pasar bebas saat ini, persaingan dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan agar dapat lebih melakukan inovasi dalam melakukan usahanya. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan, Citra Perusahaan Dan Loyalitas Pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Loyalitas konsumen merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen terhadap suatu produk/jasa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jasa Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa itu sendiri mempunyai banyak arti, dari mulai pelayanan personal sampai jasa sebagai suatu produk. Sejauh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut William J. Stanton dalam Swastha (2008), menyatakan bahwa Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Dewasa ini konsep kualitas telah menjadi faktor yang sangat dominan terhadap keberhasilan suatu organisasi. Kualitas menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek Didalam suatu produk yang dijual ke pasar oleh produsen terdapat nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan social. Secara sederhana, dapat diartikan sebagai pemenuhan kepuasan demi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan 19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kesehatan merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan tuntutan masyarakat akan kualitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa a. Konsep Jasa Jasa merupakan sarana aktivitas yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk

BAB 2 LANDASAN TEORI. anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Produk Menurut Philip Kotler (2002:407) definisi produk adalah: A product is anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Konsumen Menurut Kotler (2002) kepuasan adalah: Perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini, kebutuhan manusia sangat ditunjang oleh kemajuan dari ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi komputerisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Jasa (Pelayanan) Menurut Kotler (2008) Jasa atau pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor jasa dewasa ini telah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Dinamika

BAB I PENDAHULUAN. Sektor jasa dewasa ini telah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Dinamika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor jasa dewasa ini telah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Dinamika yang terjadi pada sektor jasa terlihat dari perkembangan berbagai industri jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman yang pesat kebutuhan manusia semakin lama semakin meningkat terutama di bidang teknologi informasi dan komunikasi, sehingga mendorong

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik suatu produk untuk memuaskan kebutuhan konsumen yang dapat dinyatakan langsung. Definisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelanggan Pelanggan adalah orang yang menjadi pembeli produk yang telah dibuat dan dipasarkan oleh sebuah perusahaan, dimana orang ini bukan hanya sekali membeli produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan barang dagangan (merchandising), penetapan harga, pengelolaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan barang dagangan (merchandising), penetapan harga, pengelolaan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Pemasaran ritel (Retail Marketing Mix) Amir (2004) menyatakan bauran pemasaran ritel biasanya terdiri dari pengelolaan barang dagangan (merchandising), penetapan harga,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Menurut Kotler yang dikutip oleh Kurniasari (2013:17) Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Kepuasan Para Pengguna Jasa Kereta Api pada PT. Kereta Api (Persero) Medan

BAB II URAIAN TEORITIS. Kepuasan Para Pengguna Jasa Kereta Api pada PT. Kereta Api (Persero) Medan 15 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa terhadap Kepuasan Para Pengguna Jasa Kereta Api pada PT. Kereta Api (Persero) Medan oleh Elmasnun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik. 20 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sejalan dengan tingkat pendidikan masyarakat yang semakin membaik menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik. Keberadaan rumah sakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Jasa Pemasaran jasa merupakan disiplin ilmu yang masih relatif baru. Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan tumbuh sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah analis, perencanaan, implementasi dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelayanan 2.1.1 Pengertian Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap tindakan atas kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan pesat industri seluler meningkatkan persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan pesat industri seluler meningkatkan persaingan bisnis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan di industri seluler saat sekarang ini sedang berkembang pesat. Perkembangan pesat industri seluler meningkatkan persaingan bisnis yang semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Setiap perusahaan memiliki keinginan untuk memperoleh laba yang besar dan terus meningkat dalam usahanya. Salah satu kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang barang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu ini dipaparkan untuk menjadi sebuah refrensi dan perbandingan untuk penelitian ini, dimana penjelasannya adalah sebagai berikut: Tabel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kualitas layanan (Stemvelt 2004) menyatakan bahwa konsep kualitas layanan adalah suatu persepsi tentang revolusi kualitas secara menyeluruh yang terpikirkan dan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era bisnis saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin bertambah ketat. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk mampu memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP 25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN ANGGOTA KOPSYAKARDOS UNISBA A. Kepuasan Pelanggan Peluang usaha di Indonesia

Lebih terperinci

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model Penerimaan Teknologi Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pemasaran Pengertian pemasaran secara konseptual kerap mengalami perkembangan seiring dengan berjalannya waktu. Berikut disajikan definisi pemasaran awal versi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kualitas Pelayanan 1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemasaran Kotler dan Amstrong (2008) mendefinisikan pemasaran sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi dan membangun hubungan yang kuat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam manajemen operasi terdapat sepuluh keputusan MO, Haizer dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam manajemen operasi terdapat sepuluh keputusan MO, Haizer dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam manajemen operasi terdapat sepuluh keputusan MO, Haizer dan Render (2005:5), yaitu: Perancangan Barang dan Jasa, Kualitas atau Mutu, Perancangan Proses

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA

ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Brand image Konsumen merupakan pusat perhatian dalam dunia pemasaran. Maka dari itu perlu dipelajari apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen pada saat ini. Dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Layanan Layanan dapat diartikan sebagai sejumlah tindakan yang diberikan oleh satu pihak kepada yang lain dalam bentuk tak berwujud, serta tidak menunjukkan adanya kepemilikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mempunyai peran penting dalam era globalisasi saat ini. Pada era ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mempunyai peran penting dalam era globalisasi saat ini. Pada era ini diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi sebagai salah satu penyelenggara layanan pendididikan mempunyai peran penting dalam era globalisasi saat ini. Pada era ini diperlukan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN Faster, Better, Cheaper 8 Dimensi Kualitas: 1. Kinerja (Performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti: misal konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan setiap informasi bisnis tanpa dibatasi ruang dan waktu. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan setiap informasi bisnis tanpa dibatasi ruang dan waktu. Bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah. Pada saat ini dunia bisnis dihadapkan pada persaingan global dengan salah satu ciri yang menonjol adalah berkembangnya teknologi informasi yang sangat cepat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dewi Kurniawati, Suharyono, Andriani Kusumawati (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dewi Kurniawati, Suharyono, Andriani Kusumawati (2014) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1. Dewi Kurniawati, Suharyono, Andriani Kusumawati (2014) Sejumlah penelitian terkait kualitas produk telah dilakukan sebelumnya. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemasaran Salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam upaya meningkatkan penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian pemasaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. memuaskan kebutuhan keinginan dan harapan pelanggan. Pada

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. memuaskan kebutuhan keinginan dan harapan pelanggan. Pada 8 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kualitas Perusahaan dewasa ini menyadari bahwa produk atau jasa yang paling baik dan paling kuat di dunia tidak dianggap ideal jika tidak dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut AMA (American Marketing Association) dalam Setiyaningrum (2015:6) Pemasaran kinerja dari kegiatan bisnis yang mengarahkan arus barang dan jasa kepada

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin bertambah ketat. Persaingan ini menuntut para pelaku bisnis untuk mampu memaksimalkan kinerja

Lebih terperinci

Bab II Landasan Teori. atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.

Bab II Landasan Teori. atau jasa untuk dikonsumsi pribadi. Bab II Landasan Teori 2.1. Definisi 2.1.1. Definisi Konsumen Dalam dunia marketing konsumen adalah hal yang perlu diperhatikan, jika suatu pedagang tidak memiliki konsumen, maka akan sia sia barang yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Total Quality Management Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

Lebih terperinci

Pengertian Kepuasan Konsumen

Pengertian Kepuasan Konsumen Kepuasan Konsumen 1. Pengertian Kepuasan Konsumen Swan, et at. (1980) dalam bukunya Fandy Tjiptono, 2004 mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan

II. LANDASAN TEORI. penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan 14 II. LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Saat ini pemasaran harus dipahami tidak dalam pengertian kuno sebagai pembuat penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik

BAB II LANDASAN TEORI. usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Customer Orientation Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnis atau kegiatan usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik atau terkenal.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Dalam perusahaan bisnis, pemasaran menghasilkan pendapatan yang dikelola oleh orang-orang keuangan dan kemudian didayagunakan oleh orangorang produksi untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Pengertian pemasaran menurut Philip khotler (2000) adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pentingnya kegiatan pemasaran dalam suatu perusahaan dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan yang berusaha meletakkan pemasaran sebagai pusat kegiatan

Lebih terperinci

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi. PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA P.H. Saragi Abstrak Sekolah Tinggi Manajemen Industri telah membuka jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kepuasan Pelanggan Perasaan puas pelanggan timbul ketika konsumen membandingkan persepsi mereka mengenai kinerja produk atau jasa dengan harapan mereka. Sementara itu kepuasan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persepsi Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memiih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada nasabahnya selalu mengutamakan pelayanan yang berkualitas. persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. kepada nasabahnya selalu mengutamakan pelayanan yang berkualitas. persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk selalu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia perbankan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa. Perusahaan perbankan dalam memberikan pelayanan kepada nasabahnya selalu mengutamakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era perdagangan bebas (globalisasi), setiap perusahaan harus mampu mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat di dalam dunia usaha.

Lebih terperinci