BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pencairan Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pencairan Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis melalui Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, penulis dapat menggambarkan bagaimana Proses Pencairan Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Dinas tersebut. Proses Pencairan Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dibuat setiap bulannya oleh seorang Pembantu Bendahara Pengeluaran atas perintah dari Bendahara Pengeluaran berdasarkan prosedur yang berlaku. Dalam Proses Pencairan Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS), Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat menggunakan Mekanisme Komputerisasi yakni dengan menggunakan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) yaitu aplikasi terpadu yang dibangun oleh Ditjen Keuangan Daerah Kemendagri yang digunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah guna meningkatkan efektifitas implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efesiensi, ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel. Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan keuangan Daerah (SIPKD) diolah oleh Subdit Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah pada Direktorat Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Dibawah ini merupakan Proses Pencairan Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat.

2 ALUR PENCAIRAN GAJI GAMBAR 4.1 PROSES PENCAIRAN GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PADA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA BARAT Dibawah ini akan dijelaskan mengenai Proses Pencairan Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat: 1. Form Master Gaji (FMG) Setiap minggu pertama, Bendahara pengeluaran menunjuk Pembantu Bendahara Pengeluaran untuk mengupdate Form Master Gaji (FMG), yang terdiri dari:

3 Perubahan Data Pensiun apabila pada bulan bersangkutan terdapat pegawai yang pensiun, maka akan dihapuskan dari daftar gaji; Kenaikan Gaji Berkala apabila pada bulan bersangkutan terdapat pegawai yang mendapatkan kenaikan gaji, maka akan ditambahkan dengan gaji sebelumnya sesuai dengan peraturan; Tunjangan Keluarga (Isteri/Suami dan Anak) apabila pada bulan bersangkutan terdapat penambahan atau pengurangan jumlah keluarga seperti adanya pernikahan, kelahiran/kematian anak dan kematian isteri/suami, maka akan ada penambahan/pengurangan tunjangan sesuai dengan kondisi pada bulan bersangkutan; Kenaikan Pangkat apabila pada bulan bersangkutan terdapat pegawai yang mendapatkan kenaikan pangkat, maka secara otomatis akan ada penambahan jumlah gaji pada pegawai bersangkutan sesuai dengan peraturan; dan Perpindahan Pegawai (Mutasi) apabila pada bulan yang bersangkutan terdapat pegawai yang di mutasi, maka akan dihapuskan dari daftar gaji. 2. Daftar Gaji Selanjutnya, setiap minggu kedua pada bulan yang bersangkutan, Bendahara pengeluaran membuat daftar gaji, yang terdiri dari: Data Pegawai

4 Nama, Tanggal Lahir, Nomor Induk Pegawai (NIP), Status Pegawai, Jabatan, Ruang, Kawin/Tidak Kawin, dan Kode Jiwa Gaji Pokok Tunjangan Istri/Suami 10% dari Gaji Pokok Tunjangan Anak 2 % dari Gaji Pokok (per Jiwa) Tunjangan Umum: - Golongan I : Golonga II : Golongan III : Golongan IV : Tambahan Tunjangan Umum Tunjangan Struktural Eselon II : Eselon III : Eselon IV : Tunjangan Fungsional Tunjangan Beras per Jiwa Tunjangan PPh Jumlah Potongan - PFK : 10% dari Gaji Pokok + Tunjangan Keluarga - PPh

5 - Sewa Rumah - Hutang - Tabungan Rumah Contoh Kasus I Saryono adalah PNS Golongan I/D dengan jabatan sebagai staf. Dia berstatus Kawin dengan 2 orang Anak. Gaji yang akan dibayarkan: PENGHASILAN Gaji Pokok Tunjangan I/S Tunjangan Anak Jumlah Tunjangan Umum Tunjangan Beras Tunjangan PPH Pembulatan 2

6 Jumlah Kotor POTONGAN PFK 10% PPh T. Rumah Jumlah Potongan TOTAL Contoh Kasus II Niya Kurniasih, A.Md. adalah PNS Golongan II/D dengan jabatan sebagai Paramedik Veteriner Pelaksana. Dia berstatus Kawin dengan 2 orang Anak. Gaji yang akan dibayarkan: PENGHASILAN Gaji Pokok Tunjangan I/S Tunjangan Anak Jumlah Tunjangan Fungsional Tunjangan Beras Tunjangan PPH Pembulatan 8 Jumlah Kotor

7 POTONGAN PFK 10% PPh T. Rumah Jumlah Potongan TOTAL Contoh Kasus III Ir. Mita Rukmitasari adalah PNS Golongan III/D dengan jabatan sebagai Eselon III-A (Pembina). Dia berstatus Kawin. Gaji yang akan dibayarkan: PENGHASILAN Gaji Pokok Tunjangan I/S Jumlah Tunjangan Struktural Tunjangan Beras Tunjangan PPh Pembulatan 18 Jumlah Kotor POTONGAN PFK 10% PPh T. Rumah 7.000

8 Jumlah Potongan TOTAL Contoh Kasus IV Ir. Koesmayadie T Pramadinata adalah PNS Golongan IV/C dengan jabatan sebagai Eselon II-A (Pembina Utama Muda). Dia berstatus Kawin. Gaji yang akan dibayarkan: PENGHASILAN Gaji Pokok Tunjangan I/S Jumlah Tunjangan Struktural Tunjangan Beras Tunjangan PPh Pembulatan 37 Jumlah Kotor POTONGAN PFK 10% PPh T. Rumah Jumlah Potongan

9 TOTAL Surat Permintaan Pembayaran (SPP) Selanjutnya, setiap minggu ketiga pada bulan bersangkutan, pembantu Bendahara Pengeluaran membuat Surat Permintaan Pembayaran Langsung Gaji dan Tunjangan (SPP- LS-GAJI-TUNJANGAN) sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran Surat Permintaan Pembayaran Langsung Gaji dan Tunjangan (SPP-LS-GAJI- TUNJANGAN) terdiri dari 3 halaman dengan rincian: Halaman Pertama Urusan Pemerintahan, SKPD, Tahun Anggaran, Dasar Pengeluaran SPD Nomor, Jumlah Sisa Dana SPD, Untuk Keperluan Bulan, Nama Bendahara Pengeluaran, Jumlah Pembayaran Yang Diminta, Nama dan Nomor Rekening Bank, yang ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran. Halaman Kedua Ringkasan DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD (Jumlah Dana DPA-/DPPA-/DPAL- SKPD), Ringkasan SPD (Jumlah Dana dan Sisa Dana yang belum di SPDkan), Ringkasan Belanja (Belanja UP/GU, Belanja TU, Belanja LS Pembiayaan Gaji dan Tunjangan, Belanja LS Pengadaan Barang dan Jasa), yang ditandatangani oleh Pengguna Anggaran, Bendahara Pengeluaran dan Pembantu Bendahara Pengeluaran. Halaman Ketiga Rincian Rencana Penggunaan (Gaji Pokok PNS, Tunjangan Keluarga, Tunjangan Struktural, Tunjangan Fungsional, Tunjangan Umum, Tunjangan

10 Beras, Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus, Pembulatan Gaji), yang ditandatangani oleh Pengguna Anggaran, Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Pembantu Pengeluaran. Surat Permintaan Pembayaran Langsung Gaji dan Tunjangan (SPP-LS-GAJI- TUNJANGAN) ini ditujukan kepada Kuasa Pengguna Anggaran dalam hal ini Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, agar hendaknya diterbitkan Surat Perintah Membayar (SPM). 4. Surat Perintah Membayar (SPM) Selanjutnya, pada minggu yang sama, Kuasa Pengguna Anggaran memberikan tugas kepada Operator SPM untuk membuat Surat Perintah Membayar (SPM) yang nantinya ditandatangani oleh Pengguna Anggaran sebagai bukti telah disetujuinya penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) tersebut. Surat Perintah Membayar (SPM) ini berisi rincian sebagai berikut: Belanja Tidak Langsung Gaji Pokok PNS, Tunjangn Keluarga, Tunjangan Struktural, Tunjangan Fungsional, Tunjangan Umum, Tunjangan Beras, Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus dan Pembulatan Gaji. Potongan-Potongan Iuran Wajib, PPh 21 dan Tabungan Perumahan. Lalu, Surat Perintah Membayar (SPM) ini dikirim ke Pemerintah Daerah di Gedung Sate Bandung, yang ditujukan kepada Biro Keuangan dalam hal ini Kuasa Bendahara Umum Daerah (KBUD) agar hendaknya menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). 5. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

11 Selanjutnya, setiap awal bulan pada bulan berikutnya, Kuasa Bendahara Umum Daerah (KBUD), yaitu Sekertaris Daerah (SETDA) menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang ditujukan kepada Kas Daerah agar hendaknya mencairkan uang kepada Bank BJB Cabang Utama Bandung untuk dipindahbukukan ke rekening masing-masing pegawai yang bersangkutan. Lalu, tembusan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) itu diberikan kepada Bendahara Pengeluaran Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. 6. Pencairan Gaji Selanjutnya, pada awal bulan juga, uang cair ke rekening masing-masing pegawai sebagai imbalan dari hasil bekerja. Dan Pencairan Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dibayarkan via Bank.

12 4.2 Hambatan-Hambatan Dalam Proses Pencairan Gaji Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat Setelah melakukan wawancara dengan Bendahara, maka dapat diketahui hambatanhambatan yang terjadi dalam proses pencairan gaji. Hambatan yang sering terjadi dalam proses pencairan gaji, diantaranya: 1. Apabila ingin Log In ke sistem SIPKD Gaji, sering terjadi kesalahan teknis (internet yang lelet); 2. Dalam mengupdate Form Master Gaji (FMG) dan Daftar Gaji terkadang masih ada kesalahan dalam pengetikan; dan 3. Dalam proses pencairan gaji ke rekening pegawai terkadang ada keterlambatan, hal ini terjadi apabila tanggal pencairan jatuh/bertepatan dengan hari libur (sabtu dan minggu) atau tanggal merah. 4.3 Upaya-Upaya Dalam Mengatasi Hambatan Yang Terjadi dalam Proses Pencairan Gaji Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang terjadi dalam proses pencairan gaji, diantaranya: 1. Untuk mengatasi internet yang lelet, pegawai segera mengajukan untuk meminta perbaikan/peningkatan kualitas jaringan internet kepada bagian sarana dan prasarana; 2. Untuk mengatasi kesalahan pengetikan nominal, para pegawai lebih teliti lagi dan memeriksa ulang untuk memastikan tidak terjadi kesalahan dalam pengetikan; dan 3. Untuk mengatasi hambatan yang terakhir ini, pegawai mungkin lebih bersabar saja karena masalah hari libur/tanggal merah

13 sudah menjadi ketentuan pemerintah dan pencairan gaji juga sudah ditetapkan setiap tanggal 1 untuk pegawai negeri sipil (PNS), apalagi pencairannya via bank (pihak ketiga).