BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk menjadi dasar pembahasan. Berikut adalah penjabarannya:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk menjadi dasar pembahasan. Berikut adalah penjabarannya:"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bidang Kepegawaian dan menyebarkan kuesioner kepada 50 orang responden yang merupakan pegawai Kementerian Koperasi dan UKM, peneliti melakukan analisis dan menyimpulkan untuk menjadi dasar pembahasan. Berikut adalah penjabarannya: a. Kinerja Pelayanan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Kementerian Koperasi dan UKM. 1. Informativeness NO KETERANGAN 1 Sistem yang ada menghasilkan infomasi yang akurat 2 Informasi yang dihasilkan selalu sesuai dengan kenyataan atau kejadian yang sesungguhnya terjadi 3 Sistem yang ada menyediakan laporan yang sesuai dengan kebutuhan user 4 Sistem menyediakan informasi yang detil 57

2 58 5 Sistem menyediakan informasi yang relevan Analisis: Hasil analisis menurut penyebaran kuesioner diatas mengenai sifat informasi yang dihasilkan oleh sistem yang digunakan dalam proses penggajian pada Kementerian Koperasi dan UKM tergolong cukup efektif. Karena lebih dari separuh responden menilai sistem yang digunakan dapat menghasilkan informasi sesuai kebutuhan, akurat, detail, dan relevan. 2. Information Format NO KETERANGAN 1 Informasi yang dihasilkan dapat memberikan kesimpulan yang sama dari berbagai divisi pemakai sistem informasi penggajian 2 Informasi yang disajikan jelas untuk dimengerti 3 Sistem memberikan kebebasan dalam memilih informasi yang sesuai dengan kebutuhan divisi masing-masing 4 Keluaran (report) yang disajikan dalam format yang sesuai dengan kebutuhan 5 Tata letaknya (display) mudah dibaca

3 59 Analisis: Hasil analisis menurut penyebaran kuesioner diatas mengenai bentuk informasi yang dihasilkan oleh sistem yang digunakan dalam proses penggajian pada Kementerian Koperasi dan UKM masih belum efektif. Karena hasil laporan yang didapat dengan menggunakan sistem tersebut masih sulit untuk dipahami untuk semua pengguna sistem. Sehingga dibutuhkan pembuatan laporan dalam format umum. 3. Easy of Use NO KETERANGAN 1 Sistem yang ada mudah diakses 2 Sistem yang ada mudah dipahami 3 Sistem yang ada mudah digunakan 4 Sistem yang ada mudah dipelajari 5 Sistem yang ada mudah di implementasikan 6 sistem memiliki proses input yang mudah

4 60 Analisis: Hasil analisis menurut penyebaran kuesioner diatas mengenai penggunaan sistem masih tergolong belum efektif. Karena untuk sebagian pegawai di bagian penggajian merasa kesulitan menggunakan sistem jika tidak memahami betul prosedur penggunaan sistem dan mempelajari dari buku panduan. Sehingga hal tersebut dinilai menghambat kinerja pegawai dalam proses penggajian di Kementerian Koperasi dan UKM. 4. Timeliness NO KETERANGAN 1 Sistem yang ada telah menyediakan informasi yang terkini (up to date) 2 Sistem yang ada mendukung penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan yang bersifat cepat 3 Sistem yang ada selalu menyediakan laporan yang bersifat periodic secara tepat waktu ( untuk kebutuhan yang bersifat regular) 4 Sistem yang ada selalu menyediakan informasi pada saat diperlukakan 5 Penyedia layanan sistem informasi melaksanakan janji serta kesanggupan dengan baik

5 61 6 Penyedia layanan sistem informasi apabila menyelesaikan tepat pada waktunya Analisis: Hasil analisis menurut penyebaran kuesioner diatas mengenai waktu dari informasi yang dihasilkan sistem terbilang sangat efektif. Karena sistem yang dijalankan secara online dan langsung terhubung ke Pusat sehingga informasi dapat diakses pada saat dibutuhkan, dengan catatan jaringan yang menghubungkan antara Pusat dengan Kementerian Koperasi dan UKM tidak mengalami gangguan. b. Harapan Karyawan Terhadap Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Kementerian Koperasi dan UKM. 1. Informativeness NO KETERANGAN 1 Sistem yang ada menghasilkan infomasi yang akurat 2 Informasi yang dihasilkan selalu sesuai dengan kenyataan atau kejadian yang sesungguhnya terjadi 3 Sistem yang ada menyediakan laporan yang sesuai dengan kebutuhan user

6 62 4 Sistem menyediakan informasi yang detil 5 Sistem menyediakan informasi yang relevan Analisis: Sejauh ini, sistem tidak memerlukan banyak perubahan terhadap bagian ini karena hasil sejauh ini sudah cukup efektif. Tetapi seluruh responden sepakat untuk tetap dilakukan pengembangan agar sistem dapat menghasilkan informasi yang lebih akurat, relevan, dan lebih detail sebagai penunjang kinerja perusahaan terutama di bagian penggajian. 2. Information Format NO KETERANGAN 1 Informasi yang dihasilkan dapat memberikan kesimpulan yang sama dari berbagai divisi pemakai sistem informasi penggajian 2 Informasi yang disajikan jelas untuk dimengerti 3 Sistem memberikan kebebasan dalam memilih informasi yang sesuai dengan kebutuhan divisi masing-masing 4 Keluaran (report) yang disajikan dalam format yang sesuai dengan kebutuhan

7 63 5 Tata letaknya (display) mudah dibaca Analisis: Pada bagian ini, penulis menganalisa bahwa sebagian besar pengembangan sistem perlu dilakukan disini agar hasil laporan lebih baik. Karena hasil laporan dari sistem adalah kunci utama sebagai dasar laporan dikatakan memenuhi kebutuhan pengguna. Maka Kementerian Koperasi dan UKM perlu memperbaiki sistem penggajiannya sehingga output yang dihasilkan pun lebih memenuhi kebutuhan user. 3. Easy of Use NO KETERANGAN 1 Sistem yang ada mudah diakses 2 Sistem yang ada mudah dipahami 3 Sistem yang ada mudah digunakan 4 Sistem yang ada mudah dipelajari 5 Sistem yang ada mudah di implementasikan 6 sistem memiliki proses input yang mudah

8 64 Analisis: Hasil analisis di bagian ini, penulis menganalisa bahwa sebagian besar pengambangan sistem diperlukan untuk memudahkan dalam pengoperasionalan sistem. Karena hampir seluruh responden menilai bahwa sistem yang ada sulit untuk digunakan, maka hal tersebut menghambat pekerjaan di bagian penggajian. Maka perlu dilakukan perubahan sistem penggunaannya. 4. Timeliness NO KETERANGAN 1 Sistem yang ada telah menyediakan informasi yang terkini (up to date) 2 Sistem yang ada mendukung penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan yang bersifat cepat 3 Sistem yang ada selalu menyediakan laporan yang bersifat periodic secara tepat waktu ( untuk kebutuhan yang bersifat regular) 4 Sistem yang ada selalu menyediakan informasi pada saat diperlukakan 5 Penyedia layanan sistem informasi melaksanakan janji serta kesanggupan dengan baik 6 Penyedia layanan sistem informasi apabila menyelesaikan tepat pada

9 65 waktunya Analisis: Para responden yang menilai sistem sudah sangat baik tetapi menyarankan terus adanya pengembangan ke arah yang lebih baik agar mempertahankan kualitas laporan yang dihasilkan sistem tetap up to date. B. Pembahasan a. Sistem Penggajian pada Kementerian Koperasi dan UKM Sistem penggajian yang diterapkan pada Kementerian Koperasi dan UKM ditetapkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun Pada bagian pembahasan ini akan penulis deskripsikan prosedur dari sistem penggajian pada Kementerian Koperasi dan UKM. 1. Prosedur Sistem Penggajian pada Kementerian Koperasi dan UKM Berdasarkan hasil wawancara dan data yang sudah didapatkan selama penelitian lapangan tentang sistem penggajian pada Kementerian Koperasi dan UKM, dapat disimpulkan sistem penggajian diatur dalam perundang-undangan dan diuraikan dalam beberapa prosedur pendukung untuk penetapan gaji yang diterima oleh Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Koperasi dan UKM. Berikut adalah penjabaran dan pembahasannya.

10 66 1. Prosedur Pengadaan dan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong. Formasi yang lowong disebabkan adanya Pegawai Negeri Sipil yang berhenti, meninggal dunia, dan pengembangan suatu organisasi negara. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil dilakukan mulai dari perencanaan (penetapan formasi), pengumuman penerimaan pegawai, penyaringan, pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil sampai dengan pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil. Pelamar yang dinyatakan lulus ujian penyaringan akan diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil diusulkan oleh Pejabat Pembinaan Kepegawaian kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk mendapatkan Nomor Identitas Pegawai Negeri. Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil ditetapkan dengan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian, dilakukan dalam tahun anggaran berjalan dan penetapannya tidak boleh berlaku surut. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil harus sesuai dengan formasi yang telah ditetapkan/disetujuai oleh Menteri yang bertanggung jawab dibidang pendayagunaan aparatur negara. 2. Gaji Pegawai Negeri Sipil Pegawai Negeri Sipil gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Daerah (APBN atau APBD). Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam suatu Pangkat menurut Peraturan Pemerintah, diberikan gaji pokok berdasarkan golongan ruang pangkat. CPNS diberikan gaji pokok sebesar

11 67 80% dari gaji pokok. CPNS yang telah mempunyai pengalaman kerja dapat diperhitungkan untuk penetapan gaji pokok. Pegawai Negeri Sipil diberikan gaji berkala apabila telah mencapai masa kerja golongan ruang yang ditentukan untuk gaji berkala, dan penilaian pelaksanaan pekerjaan dengan penilaian cukup. Disamping gaji pokok kepada Pegawai Negeri Sipil diberikan tunjangan, antara lain tunjangan kinerja, tunjangan keluarga, dan tunjangan jabatan. Pegawai Negeri Sipil yang beristeri/bersuami diberikan tunjangan isteri/suami sebesar 10% dari Gaji Pokok. Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai anak kandung atau anak angkat yang berumur kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun, belum pernah kawin, tidak mempunyai penghasilan sendiri, dan nyata menjadi tanggungannya diberikan tunjangan anak sebesar 2% dari Gaji Pokok untuk tiap-tiap anak. Tunjangan anak diberikan sebanyak-banyaknya untuk 2 anak termasuk anak angkat. Apabila suami isteri kedua-duanya beredudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil, maka tunjangan keluarga diberikan kepada yang mempunyai Gaji Pokok yang lebih tinggi. Sampai saat ini, ketidakhadiran seperti sakit, izin, ataupun tanpa keterangan lainnya tidak bisa mengurangi gaji Pegawai Negeri Sipil, kecuai ada sanksi dari kepegawaian. Tingkat kehadiran (absensi) Pegawai Negeri Sipil hanya berpengaruh kepada penerimaan tunjangan kinerja yang terpisah dari perhitungan gaji.

12 68 3. Tunjangan Kinerja Pegawai Negeri Sipil Selain gaji pokok dan tunjangan lainnya, Pegawai Negeri Sipil saat ini dinilai tingkat prestasinya dalam pelaksanaan pekerjaan, dan menjadi dasar pemberian tunjangan yang disebut Tunjangan Kinerja. Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk menjamin objektifitas pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier, yang dititikberatkan pada prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil diarahkan sebagai pengendalian perilaku kerja produktif yang diisyaratkan untuk mencapai hasil kerja yang disepakati. Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil dilakukan berdasarkan prinsip objektif, terukur, akuntabel, partisipatif dan transparan. Penilaian terdiri atas unsur Sasaran Kerja Pegawai atau Perilaku Kerja. Tunjangan Kinerja dibayarkan berdasarkan tingkatan (grade), salah satunya dilihat dari absensi atau kehadiran. - Perhitungan Tunjangan Kinerja berdasarkan jam kerja: Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Koperasi dan UKM bekerja 8 jam sehari (dimulai dari jam 07:30 sampai jam 15:30). Datang terlambat dan pulang lebih cepat dipotong 0,5% sampai dengan 2% dari tunjangan kinerja. Absen 1 hari dipotong 3% dari tunjangan kinerja. 2. Proses Penggajian pada Kementerian Koperasi dan UKM Sistem yang digunakan saat ini dalam prosedur penggajian pada Kementerian Koperasi dan UKM adalah Aplikasi GPP 2015 versi 3. GPP merupakan singkatan

13 69 dari Gaji Pegawai Pusat. Aplikasi GPP adalah aplikasi yang digunakan untuk mengolah dan atau menghitung gaji, uang makan, uang lembur para pegawai pusat yang dibiayai APBN. Aplikasi ini hanya terdapat pada Satuan Kerja yang sumber anggarannya langsung dari pusat. a. Penjabaran Proses Penggajian pada Kementerian Koperasi dan UKM Semua data Pegawai Negeri Sipil sudah terdapat dalam aplikasi yang digunakan, berikut adalah fungsi-fungsi yang terkait dalam proses penggajian pada Kementerian Koperasi dan UKM beserta penjabaran tugasnya: 1. Bagian Kepegawaian Bagian kepegawaian bertanggungjawab untuk penerimaan CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil), memeriksa daftar pegawai dan menginput data jika ada Pegawai Negeri Sipil baru di Kementerian Koperasi dan UKM, memeriksa daftar pegawai seperti kenaikan pangkat/golongan (Kenaikan Pangkat sehingga adanya perubahan Gaji Pokok), mutasi pegawai, dan membuat surat pemberhentian pegawai menurut masa jabatan (pensiun). Kemudian bagian kepegawaian merekap daftar hadir Pegawai Negeri Sipil setiap harinya dan memverifikasinya setiap 1 bulan sekali. Dari daftar hadir juga diinput untuk menentukan besarnya tunjangan Pegawai Negeri Sipil. Kemudian jika sudah lengkap data di bagian kepegawaian, keluarlah Surat Keputusan yang

14 70 nantinya akan diterima Bagian Keuangan untuk mengeluarkan gaji Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Koperasi dan UKM. 2. Bagian Keuangan Bagian keuangan bertugas menerima SK (Surat Keputusan) dari bagian kepegawaian dan daftar gaji dari pusat, membuat rekap gaji, membuat Surat Permintaan Pembayaran atau Surat Perintah Membayar, menerima SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) yang selanjutnya direkap sebelum dikirimkan ke Bank untuk diproses penggajiannya. b. Flowchart Proses Penggajian pada Kementerian Koperasi dan UKM 1. Bagian Kepegawaian Penerimaan CPNS di Kementerian Koperasi dan UKM dikelola oleh Bagian Kepegawaian, dan data yang diperoleh juga dijadikan sebagai dasar perhitungan gaji pegawai. Dari mulai input data CPNS, pemberkasan yaitu CPNS memberikan data yang dibutuhkan seperti ijasah, data diri dan sebagainya, data inilah yang menentukan golongan dari CPNS yang menentukan pula gaji pokoknya. Selanjutnya bagian kepegawaian bertugas untuk merekap daftar hadir pegawai di Kementerian Koperasi dan UKM yang rekapannya diverifikasi setiap sebulan sekali. Dari proses tersebut menghasilkan sebuah surat keputusan untuk memproses gaji pegawai dan dikirim ke bagian keuangan.

15 71 2. Bagian Keuangan Bagian keuangan menerima surat keputusan dari bagian kepegawaian dan menerima rekap gaji pokok dari pusat. Kedua data tersebut digunakan untuk memproses pembuatan rekap gaji, setelah rekap gaji selesai bagian keuangan membuat SPP (Surat Permintaan Pembayaran) dan SPM (Surat Perintah Membayar). Rekap gaji dari bagian keuangan dikirim ke Bank yang kemudian diproses untuk pengiriman gaji ke masing-masing rekening pegawai.

16 72 Tabel 4.1 Flowchart SIA Penggajian Kementerian Koperasi dan UKM BAG. KEPEGAWAIAN BAGIAN KEUANGAN START 1 PUSAT PENERIMAAN CPNS SURAT KEPUTUSAN REKAP GAJI POKOK INPUT DATA PEMBE RKASA MEREKAP DAFTAR HADIR DAFTAR HADIR DOKUMEN PNS SURAT KEPUTUSAN MEMBUAT REKAP GAJI MEMBUAT SPP DAN SPM REKAP GAJI SPP SPM BANK REKAP GAJI PROSES PENGIRIMAN GAJI 1 ARSIP FINISH

17 73 3. Sistem Pengendalian Internal dalam Sistem Penggajian pada Kementerian Koperasi dan UKM a. Otorisasi Transaksi Kementerian Koperasi dan UKM selalu menerapkan otorisasi di setiap transaksi yang terjadi dan formulir yang digunakan, seperti otorisasi atas jumlah gaji sebelum dilakukan pembayaran gaji pegawai. b. Pemisahan Tanggungjawab Fungsional Tujuan pemisahan tugas adalah mencegah terjadinya seorang pegawai memiliki pengendalian penuh atas seluruh aspek transaksi. Pada kantor Kementerian Koperasi dan UKM, contoh pemisahan tanggungjawab ini terlihat contohnya pada bagian penggajian, tidak semua orang bisa membuka sistem. Sistem aplikasi hanya dapat dibuka oleh Petugas Pengelola Administrasi Belanja Pegawai (PPABP). b. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penggajian pada Kementerian Koperasi dan UKM 1. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian pada Kementerian Koperasi dan UKM a. Untuk prosedur pengadaan dan pengangkatan pegawai sudah cukup efektif dan sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Penerimaan pegawai juga dilakukan terpusat diawasi Badan Kepegawaian Nasional di Indonesia sehingga tidak bisa dilakukan kecurangan dari pihakpihak internal ataupun eksternal perusahaan.

18 74 b. Jam kerja pada Kementerian Koperasi dan UKM sudah optimal, karena karyawan yang tidak dapat hadir oleh suatu hal, harus membuat surat keterangan yang harus disetujui oleh Kepala Bagian tempat karyawan tersebut. Akan tetapi, jam kerja belum bisa menjadi dasar perhitungan gaji Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Koperasi dan UKM. Ketidakhadiran pegawai belum dapat menjadi salah satu faktor pengurang gaji yang diterima oleh pegawai, hanya menjadi penentu besarnya tunjangan kinerja yang diterima. Sehingga kurang adanya peran jam kerja dalam sistem penggajian di Kementerian Koperasi dan UKM. c. Untuk sistem yang digunakan dalam proses pengajian pegawai masih belum sepenuhnya efektif. Berikut beberapa temuan penulis tentang kelemahan sistem informasi akuntansi penggajian berdasarkan hasil studi lapangan: 1. Sistem dapat mengontrol secara otomatis apabila ada perubahan data baik gelar ataupun nilai pegawai, tetapi perubahan data harus diisi oleh bagian kepegawaian secara manual. 2. Sistem masih termasuk sulit untuk digunakan. Perlu adanya pemahaman dan tata cara penggunaan sistem karena langkah-langkah penggunaan sistem untuk mengerjakan sesuatu cukup panjang sehingga agak menyulitkan untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan secara cepat. 3. Perhitungan Gaji dengan Tunjangan masih terpisah. Sehingga sering mengakibatkan selisih antara perhitungan Gaji dengan Tunjangan

19 75 pegawai yang sama. Hal ini membuat perlu adanya pemeriksaan ulang atas laporan yang dihasilkan dari sistem ini. 4. Laporan yang dihasilkan sudah sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan termasuk yang paling lengkap dengan keterangan tambahan di setiap laporannya. 2. Sistem Pengendalian Internal dalam Sistem Penggajian pada Kementerian Koperasi dan UKM a. Otorisasi Transaksi Sistem otorisasi sudah optimal, karena setiap transaksi harus ada otorisasi oleh Kasubbag Tata Laksana Keuangan, Kepala bagian Perbendaharaan, Kepala Biro Keuangan. b. Pemisahan Tanggungjawab Fungsional Pada struktur organisasi Kementerian Koperasi dan UKM sudah terdapat pemisahan tanggungjawab fungsional yang cukup baik. Yang bertanggung jawab mengenai data pegawai adalah bagian kepegawaian, sedangkan yang memegang fungsi di bagian perhitungan gaji dan tunjangan dikelola oleh Petugas Pengelola Administrasi Belanja Pegawai (PPABP). Tetapi ditemukan penumpukkan tanggungjawab di Bagian Kepegawaian, karena bagian ini memiliki fungsi-fungsi yang seharusnya dilakukan oleh bagian pencatatan waktu dan bagian akuntansi.

20 76 c. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian yang Disarankan pada Kementerian Koperasi dan UKM Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari Sistem Informasi Akuntansi penggajian pada Kementerian Koperasi dan UKM, maka ditemukan adanya kekurangan pada proses penggajian yang diterapkan, dan diperlukan adanya pengembangan kembali sistem penggajiannya. Kementerian Koperasi dan UKM masih menggunakan aplikasi dan proses standar penggajian pemerintahan pusat, sedangkan setiap Kementerian harusnya memiliki sendiri sistem informasi akuntansi penggajiannya. Berikut adalah hasil yang didapat penulis untuk dijadikan saran proses penggajian dalam sistem infomasi akuntansi penggajian di Kementerian Koperasi dan UKM. a. Proses Penggajian Usulan untuk Kementerian Koperasi dan UKM 1. Proses Absensi Dalam proses absensi yang diterapkan pada Kementerian Koperasi dan UKM sudah cukup baik, yaitu dengan menggunakan finger scan. Pegawai melakukan absen dengan alat finger scan setiap jam kedatangan dan pulang kerja. Proses absensi tersebut kemudian diolah oleh bagian IT untuk menghasilkan data yang nantinya diberikan kepada bagian pencatatan waktu. 2. Proses Pengolahan Gaji Proses pengolahan gaji sepenuhnya menjadi tanggungjawab bagian kepegawaian. Bagian kepegawaian menerima data pemberkasan seluruh pegawai dari pusat

21 77 beserta dengan rekap gaji pokok. Kemudian bagain kepegawaian menerima rekap absensi dari bagian pencatatan waktu yang menjadi data tambahan perhitungan gaji. Setelah semua data lengkap, dibuatlan Surat Keputusan yang akan dikirim ke Bagian Keuangan untuk memproses gaji sampai ke pegawai. 3. Proses Rekap Gaji Pegawai Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Bagian Kepegawaian selanjutnya diterima oleh Bagian Keuangan. Kemudian, dibuatlah daftar rekap gaji pegawai untuk masing-masing departement. Setelah rekap gaji siap, dikirimlah ke Bank sebagai daftar pengiriman gaji. Bagian keuangan juga bertugas membuat Surat Permintaan Pembayaran atau Surat Perintah Membayar, menerima SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) dari pusat yang selanjutnya direkap di bagian akuntansi sebelum dikirimkan ke Bank untuk diproses penggajiannya. 4. Proses Pencairan Gaji Bank menerima SP2D dari Bagian Akuntansi dan rekap gaji dari Bagian Kepegawaian. Kemudian setelah gaji diproses dan dikirimka ke rekening masing-masing pegawai, data pengiriman uang dicopy ke bagian akuntansi sebagai data pengeluaran kas. b. Flowchart Proses Penggajian Usulan untuk Kementerian Koperasi dan UKM 1. Bagian Pencatatan Waktu Bagian ini bertugaas untuk memproses hasil absensi pegawai dan menghasilkan rekap absensi yang dijadikan bahan perhitungan gaji di bagian kepegawaian.

22 78 2. Bagian Kepegawaian Saat CPNS diterima, maka bagian kepegawaian memiliki tugas menerima rekap gaji dari pusat dan berkas-berkas data pegawai baru, kemudian melakukan pemberkasan agar data yang diterima disimpan dengan baik. Bagian kepegawaian juga menerima rekap absensi dari bagian prncatatan waktu sebagai data pelengkap untuk merekap gaji pokok yang dikeluarkan untuk masing-masing pegawai. Kemudian hasil rekap gaji pokok dikirim ke bagian akuntansi untuk diarsip. Bagian kepegawaian bertugas untuk membuat surat keputusan yang dikirimkan ke bagian keuangan untuk dilakukan proses pengiriman gaji. 3. Bagian Keuangan dan Bank Bagian keuangan bertugas menerima surat keputusan dari bagian kepegawaian sebagai bahan pembuatan rekap gaji karyawan. Rekap gaji tersebut nantinya akan dikirim ke Bank sebagai daftar pengiriman gaji dan salinannya dikirim ke bagian akuntansi untuk diarsip. Kemudian setelah rekap gaji selesai, bagian keuangan membuat Surat Permintaan Pembayaran dan Surat Perintah Membayar yang dikirim juga ke bagian akuntansi bersamaan dengan rekap gaji pegawai. Bagian keuangan juga menerima SP2D dari pusat yang diteruskan ke bagian akuntansi. Bank bertanggungjawab menerima rekap gaji dari bagian keuangan dan SP2D dari bagian akuntansi, kemudian melakukan proses pengiriman gaji ke

23 79 masing-masing rekening pegawai. Hasil data pengiriman dikirim ke bagian akuntansi untuk diarsip. 4. Bagian Akuntansi Bagian akuntansi mempunyai tugas untuk pemberkasan dokumen serta menginput data ke laporan keuangan. Bagian akuntansi menerima rekap gaji dari bagian kepegawaian, SPM dan SPP dari bagian keuangan, dan SP2D dari pusat, kemudian semua data itu diinput ke buku besar secara online kemudia datanya diarsip.

24 80 Tabel 4.2 Flowchart SIA Penggajian Usulan Bagian Kepegawaian Bagian Pencatatan Waktu Bagian Keuangan dan Bank Bagian Akuntansi START ABSENSI SURAT KEPUTUSAN MENERIMA SP2D DARI PUSAT BERKAS BAG. KEPEGAWAI AN BERKAS PNS PENGOLAHAN REKAP GAJI POKOK PEMBERKASAN DOKUMEN ABSENSI REKAP ABSENSI MEMBUAT REKAP GAJI MEMBUAT SPP/SPM SPM SP2D SPM/SPP REKAP GAJI SP2D INPUT ONLINE BERKAS PNS SPP REKAP ABSENSI REKAP GAJI POKOK SURAT KEPUTUSAN REKAP GAJI BUKU BESAR BANK ARSIP PROSES PENGIRIMAN GAJI DATA PENGIRIMAN UANG DATA PENGIRIMAN UANG FINISH

25 81 C. Rangkuman Hasil dan Pembahasan Penelitian Dari hasil analisis dan pembahasan yang sudah dijabarkan sebelumnya, maka hasil dari penelitian sistem informasi akuntansi penggajian dan personalia pada Kementerian Koperasi dan UKM dapat dibandingkan dengan teori yang ada. Berikut rangkuman yang didapat oleh penulis: TABEL 4.3 Rangkuman Penelitian No Indikator Teori Hasil Penelitian 1 Peran, Fungsi, dan Tujuan yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penggajian a. Fungsi Kepegawaian: Bagian ini bertanggungjawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi calon karyawan baru, memutuskan penempatan calon karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji dan upah karyawan, kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan, dan pemberhentian karyawan. b. Fungsi Pencatatan Waktu: Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan. c. Fungsi Pembuat Daftar Gaji dan Upah: Fungsi ini a. Bagian Kepegawaian: Bagian kepegawaian bertanggungjawab untuk penerimaan CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil), memeriksa daftar pegawai dan menginput data jika ada Pegawai Negeri Sipil baru di Kementerian Koperasi dan UKM, memeriksa daftar pegawai seperti kenaikan pangkat/golongan (Kenaikan Pangkat sehingga adanya perubahan Gaji Pokok), mutasi pegawai, dan membuat surat pemberhentian pegawai menurut masa jabatan (pensiun). Kemudian bagian kepegawaian merekap daftar hadir Pegawai Negeri Sipil setiap harinya dan memverifikasinya setiap 1 bulan sekali. Dari daftar hadir juga diinput untuk menentukan besarnya tunjangan Pegawai Negeri Sipil. Membuat Surat

26 82 2 Dokumen Pendukung Sistem Penggajian bertanggungjawab untuk membuat daftar gaji yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji. d. Fungsi Akuntansi: Dalam sistem informasi akuntansi penggajian, fungsi akuntansi bertanggungjawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam hubunganya dengan pembayaran gaji karyawan (misalnya utang gaji karyawan, utang pajak, utang dana pensiun). e. Fungsi Keuangan: Fungsi ini bertanggungjawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan menguangkan gaji tersebut ke bank. a. Dokumen Pendukung Perubahan Gaji dan Upah; b. Kartu Jam Hadir; c. Kartu Jam Kerja; d. Daftar Gaji dan Daftar Upah; e. Rekap Daftar Gaji dan Rekap Daftar Upah; f. Surat Pernyataan Gaji dan Upah; g. Amplop Gaji dan Upah; h. Bukti Kas Keluar. Keputusan untuk mengeluarkan gaji Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Koperasi dan UKM. b. Bagian Keuangan: Bagian keuangan bertugas menerima SK (Surat Keputusan) dari bagian kepegawaian dan daftar gaji dari pusat, membuat rekap gaji, membuat Surat Permintaan Pembayaran atau Surat Perintah Membayar, menerima SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) yang selanjutnya direkap sebelum dikirimkan ke Bank untuk diproses penggajiannya. a. Daftar CPNS dan Dokumen PNS; b. Daftar Hadir; c. Rekap Daftar Hadir; d. Surat Keputusan; e. Daftar Gaji Pokok (dari Pusat); f. Rekap Gaji (Kementerian); g. Surat Permintaan Pembayaran; h. Surat Perintah Membayar; i. Slip Gaji. 3 Sistem a. Sistem Penggajian Sistem Aplikasi GPP (Gaji

27 83 Penggajian 4 Pengendalian Internal dalam Sistem Penggajian Manual; b. Sistem Penggajian Berbasis Komputer. a. Organisasi harus ada pemisahan fungsional secara tepat; b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik. Pegawai Pusat) 2015 versi 3. a. Pada kantor Kementerian Koperasi dan UKM, contoh pemisahan tanggungjawab ini terlihat contohnya pada bagian penggajian, tidak semua orang bisa membuka sistem. Sistem aplikasi hanya dapat dibuka oleh Petugas Pengelola Administrasi Belanja Pegawai (PPABP). b. Kementerian Koperasi dan UKM selalu menerapkan otorisasi di setiap transaksi yang terjadi dan formulir yang digunakan, seperti otorisasi atas jumlah gaji sebelum dilakukan pembayaran gaji pegawai.

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM PENGGAJIAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM PENGGAJIAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM PENGGAJIAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Saina Pradesty / 21209410 Pembimbing : Prof. Dr. E. Susy Suhendra PENDAHULUAN Latar Belakang

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PADA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PADA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PADA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT NAMA : ELIETA LIESTIANI SUGANDA KELAS : 4EB15 NPM : 29210255 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III TEORI DAN PRAKTIK

BAB III TEORI DAN PRAKTIK BAB III TEORI DAN PRAKTIK 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Fungsi yang terlibat Fungsi yang terlibat dalam sistem penggajian di dinas perikanan kota semarang adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Kepegawaian Bertanggungjawab

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIFITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM PENGGAJIAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA BUKITTINGGI

ANALISIS EFEKTIFITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM PENGGAJIAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA BUKITTINGGI ANALISIS EFEKTIFITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM PENGGAJIAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA BUKITTINGGI Nama NPM Jurusan Pembimbing : Rizka Amalia Nurhilal : 2A212092 : Akuntansi : Dr.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap Sistem Informasi Akuntansi Penggajian pada PT. Dwi Naga Sakti Abadi, maka penulis akan mencoba membahas

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS HASIL dan PEMBAHASAN. 1. Dokumen yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi

BAB IV. ANALISIS HASIL dan PEMBAHASAN. 1. Dokumen yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi 36 BAB IV ANALISIS HASIL dan PEMBAHASAN A. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi 1. Dokumen yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi a. Kartu jam hadir Catatan jam hadir karyawan yang diisi oleh

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Terdapat beberapa definisi atau pengertian mengenai sistem dan prosedur yang diuraikan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis sistem penggajian pada PT. Sistemaju Mandiri Prakarsa dengan tujuan untuk meneliti dan mempelajari sistem penggajian yang sedang diterapkan

Lebih terperinci

gaji merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan tetap (pembayaran gajinya cenderung tetap sesuai skala gaji yang

gaji merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan tetap (pembayaran gajinya cenderung tetap sesuai skala gaji yang gaji merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan tetap (pembayaran gajinya cenderung tetap sesuai skala gaji yang ditetapkan dan dibayarkan sekali dalam sebulan) upah merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan PT. Soon Poh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan PT. Soon Poh 39 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan PT. Soon Poh Technologies Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan terdiri dari tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera Dalam pelaksanaan penggajian, faktor pengamanan harus diperhatikan sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Informasi 1. Pengertian Sistem Mulyadi (2008 : 2) berpendapat bahwa sistem adalah sekelompok unsur atau komponen yang saling berhubungan satu dengan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sistem Penggajian BMT Usaha Mandiri Sejahtera

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sistem Penggajian BMT Usaha Mandiri Sejahtera 45 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Sistem Penggajian BMT Usaha Mandiri Sejahtera Penggajian bagi para karyawan di BMT Usaha Mandiri Sejahtera didasarkan pada kemampuan suatu lembaga

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PEMBAYARAN LANGSUNG (LS) BELANJA PEGAWAI

SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PEMBAYARAN LANGSUNG (LS) BELANJA PEGAWAI [B.7] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PEMBAYARAN LANGSUNG (LS) BELANJA PEGAWAI A. KETENTUAN UMUM Sistem dan Prosedur Pengajuan Pembayaran Langsung Belanja Pegawai adalah sistem dan prosedur dalam rangka

Lebih terperinci

Gaji : pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan dan dibayar secara tetap per bulan Upah :

Gaji : pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan dan dibayar secara tetap per bulan Upah : Gaji : pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan dan dibayar secara tetap per bulan Upah : pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

4.1 Aktivitas Kerja Praktek

4.1 Aktivitas Kerja Praktek BAB IV AKTIVITAS KERJA PRAKTEK & PROSEDUR PENGGAJIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL 4.1 Aktivitas Kerja Praktek Penulis melakukan kerja praktek pada Balai Pengembangan SDM Wilayah I Bandung. Pelaksanaan kerja praktek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan wajib di bidang pekerjaan. 3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan wajib di bidang pekerjaan. 3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Cirebon Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Cirebon merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data Akuntan, dan pakar ekonomi telah mengembangkan konsep dan istilah sistem, informasi dan data menurut pendapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian CV. Sinar Sepatu Jaya merupakan sebuah perusahaan pembuatan sepatu yang beralamat di jalan Bojong Nangka No.59 Pondok Melati Bekasi

Lebih terperinci

[B.3] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU)

[B.3] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU) [B.3] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU) A. KETENTUAN UMUM Sistem dan Prosedur Pengajuan Tambahan Uang Persediaan (TU) adalah sistem dan prosedur dalam rangka permintaan tambahan

Lebih terperinci

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Sistem Pengendalian Intern At as Gaji dan Upah Sebelum penulis menguraikan lebih lanjut mengenai sistem pengendalian intern atas gaji dan upah, maka lebih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gaji dan Upah Gaji dan upah merupakan bagian dari kompensasi kompensasi yang paling besar yang di berikan pemerintah sebagai balas jasa kepada karyawannya. Dan bagi

Lebih terperinci

Analisis Sistem Akuntansi Penggajian pada CV. Elssy Design. Disusun Oleh : Esty Putri Ratnasari

Analisis Sistem Akuntansi Penggajian pada CV. Elssy Design. Disusun Oleh : Esty Putri Ratnasari Analisis Sistem Akuntansi Penggajian pada CV. Elssy Design Disusun Oleh : Esty Putri Ratnasari 22212566 Latar Belakang Masalah Gaji bagi karyawan merupakan suatu sumber penghasilan yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Pengendalian intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi Sistem sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Sistem biasa dikatakan sebagai jantung perusahaan, karena dengan adanya sistem dalam perusahaan

Lebih terperinci

III. STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP ) SUB BAGIAN KEUANGAN

III. STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP ) SUB BAGIAN KEUANGAN III. STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP ) SUB BAGIAN KEUANGAN A. ADMINISTRASI KEUANGAN Mengagenda surat masuk yang sudah didisposisi oleh Ketua Pengadilan Negeri, Panitera/Sekretaris dan Wakil Sekretaris,diselesaikan

Lebih terperinci

[B.2] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN GANTI UANG PERSEDIAAN (GU)

[B.2] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN GANTI UANG PERSEDIAAN (GU) [B.2] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN GANTI UANG PERSEDIAAN (GU) A. KETENTUAN UMUM Sistem dan Prosedur Pengajuan Ganti Uang Persediaan (GU) adalah dalam rangka mengisi kembali uang persediaan di Bendahara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Informasi suatu perusahaan, terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh pihak ekstern dan intern. Pihak

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 145 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 145 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 145 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI ATAS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA YAYASAN KARYA SANG TIMUR PERWAKILAN JAKARTA

BAB IV EVALUASI ATAS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA YAYASAN KARYA SANG TIMUR PERWAKILAN JAKARTA BAB IV EVALUASI ATAS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA YAYASAN KARYA SANG TIMUR PERWAKILAN JAKARTA Pada bab ini penulis akan mengadakan evaluasi atas keadaan organisasi seperti yang telah diuraikan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan menganalisis pengendalian intern atas sistem penggajian

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan menganalisis pengendalian intern atas sistem penggajian BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Sistem Berjalan Pada bab ini penulis akan menganalisis pengendalian intern atas sistem penggajian yang telah diterapkan oleh Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGGAJIAN PNS PADA BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL (BPHN)

PROSEDUR PENGGAJIAN PNS PADA BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL (BPHN) PROSEDUR PENGGAJIAN PNS PADA BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL (BPHN) Nama : Adelia Nurul Awaliya NPM : 50213162 Program Studi : Manajemen Keuangan Pembimbing : Dr. Lies Handrijaningsih, SE, MM Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL KERJA PRAKTEK

BAB III PEMBAHASAN HASIL KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN HASIL KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Hasil Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal 2 Juli 2 Agustus 2010, penulis pelaksanaan kerja praktek pada

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pengertian prosedur menurut Mulyadi, menyatakan bahwa : perusahaan yang terjai secara berulang ulang.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pengertian prosedur menurut Mulyadi, menyatakan bahwa : perusahaan yang terjai secara berulang ulang. BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pengertian Prosedur Pengertian prosedur menurut Mulyadi, menyatakan bahwa : Prosedur adalah suatu kegiatan yang melibatkan beberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan daftar gaji, dan prosedur pembayaran gaji. Penjelasan secara

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan daftar gaji, dan prosedur pembayaran gaji. Penjelasan secara BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem dan Prosedur Penggajian Sistem dan prosedur penggajian yang diterapkan PT. Framas Indonesia sesuai dengan peraturan Manajemen Perusahaan. Prosedur-prosedur

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGHASILAN LAIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Definisi Prosedur dan Upah Kata prosedur sering kita temui dalam keseharian. Ada prosedur kerja, prosedur pengupahan dan sebagainya. Simamora (006) didalam manajemen sumber daya

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Siklus penggajian merupakan salah satu aktivitas yang terdapat dalam fungsi Sumber Daya Manusia. Pengelolaan penggajian yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGELOLAAN GAJI PPNPN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGELOLAAN GAJI PPNPN Halaman 1/4 PENGELOLAAN GAJI TUJUAN : Prosedur ini dibuat sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas pengelolaan gaji Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri pada Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda. RUANG

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGELOLAAN GAJI LS (GAJI INDUK, GAJI SUSULAN, DAN KEKURANGAN GAJI)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGELOLAAN GAJI LS (GAJI INDUK, GAJI SUSULAN, DAN KEKURANGAN GAJI) Jl. Bung Tomo No. 36 Samarinda Kalimantan Timur Kode Pos 7532 Tlp: (054) 262062 fax : (054) 260659 05/SOP-UMK/PTUN.SMD Tgl Terbit 29 November 207 Halaman /4 TUJUAN : Prosedur ini dibuat sebagai pedoman

Lebih terperinci

Sistem akuntansi pembayaran gaji pegawai. pelayanan perbendaharaan negara (KPPN) bekasi

Sistem akuntansi pembayaran gaji pegawai. pelayanan perbendaharaan negara (KPPN) bekasi Sistem akuntansi pembayaran gaji pegawai satuan kerja kantor pelayanan perbendaharaan negara (KPPN) bekasi Latar Belakang Suatu bentuk balas jasa ataupun penghargaan yang diberikan secara teratur kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari dana publik yang harus dikelola

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari dana publik yang harus dikelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber penerimaan negara berasal dari dana publik yang harus dikelola secara bertanggung jawab. Pengelolaan keuangan publik pemerintah pusat dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

BAB III PENGENDALIAN INTERNAL PENGGAJIAN PEGAWAI PADA KANTORWILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARASUMATERA UTARA

BAB III PENGENDALIAN INTERNAL PENGGAJIAN PEGAWAI PADA KANTORWILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARASUMATERA UTARA BAB III PENGENDALIAN INTERNAL PENGGAJIAN PEGAWAI PADA KANTORWILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARASUMATERA UTARA Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya sudah pasti membutuhkan karyawan untuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pihak ektern maupun pihak intern perusahaan, disusun suatu sistem informasi akuntansi. Sistem ini dirancang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pembayaran gaji di Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pembayaran gaji di Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis pada bab 4 yang didukung oleh teori teori sebelumnya, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan mengenai sistem pembayaran gaji di Kementerian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 6 BAB II LANDASAN TEORITIS Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari 3 elemen dasar yaitu: sistem, informasi, dan akuntansi. Beberapa penjelasan mengenai definisi elemen-elemen tersebut akan dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. yang mempunyai jenjang jabatan manajer, pegawai administrasi, supervisor dan lainlain.

BAB III LANDASAN TEORI. yang mempunyai jenjang jabatan manajer, pegawai administrasi, supervisor dan lainlain. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penggajian Gaji merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer, pegawai administrasi, supervisor dan lainlain.

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR m BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 82 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Untuk pengajuan September-Desember 2014, berkas pengajuan tetap diserahkan ke tingkat banding dan tingkat banding menyerahkannya ke tingkat pusat.

Untuk pengajuan September-Desember 2014, berkas pengajuan tetap diserahkan ke tingkat banding dan tingkat banding menyerahkannya ke tingkat pusat. Berkaitan dengan SE No.224A-1/SEK/KU.01/08/2014 perihal kewajiban penggunaan aplikasi Komdanas untuk pengajuan remunerasi, maka kami sampaikan hal sebagai berikut : SE 224A-1/SEK/KU.01/08/2014 dapat diunduh

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN No. 1. Kepala Dinas memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan manajemen Aparatur Sipil Negara dan non Aparatur Sipil Negara di lingkungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut beberapa pengertian prosedur menurut para ahli, antara lain: a. Pengertian prosedur menurut Mulyadi (2001) adalah:

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut beberapa pengertian prosedur menurut para ahli, antara lain: a. Pengertian prosedur menurut Mulyadi (2001) adalah: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Prosedur Berikut beberapa pengertian prosedur menurut para ahli, antara lain: a. Pengertian prosedur menurut Mulyadi (2001) adalah: Suatu urutan kegiatan klerikal biasannya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/PERMEN-KP/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/PERMEN-KP/2014 TENTANG PERATURAN REPUBLIK INDONESIA TATA CARA PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib

Lebih terperinci

SOP BAGIAN KEUANGAN ADMINISTRASI KEUANGAN

SOP BAGIAN KEUANGAN ADMINISTRASI KEUANGAN SOP BAGIAN KEUANGAN ADMINISTRASI KEUANGAN a. Pembuatan surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen setelah anggaran / DIPA turun dan Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai dasar acuan pelaksanaan program-program penanggulangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai dasar acuan pelaksanaan program-program penanggulangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian PNPM PNPM adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Definisi Sistem Akuntansi.1.1 Definisi Sistem Menurut Sujarweni (015:141), Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berkaitan dan bekerja sama dalam melakukan kegiatan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gaji dan Upah Gaji dan upah merupakan bagian dari kompensasi-kompensasi yang paling besar yang diberikan pemerintah sebagai balas jasa kepada karyawannya. Dan bagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gaji dan Upah Gaji dan upah merupakan bagian dari kompensasi-kompensasi yang paling besar yang diberikan perusahaan sebagai balas jasa kepada karyawannya.dan bagi karyawan

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG

BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG 4.1 Prosedur Realisasi Anggaran Belanja Tidak Langsung Prosedur realisasi anggaran khusus belanja tidak langsung adalah sebagai berikut: 1. Daftar

Lebih terperinci

DRAFT HASIL RAPAT 15 JAN 18

DRAFT HASIL RAPAT 15 JAN 18 DRAFT HASIL RAPAT 15 JAN 18 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2018 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN GURU PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Sistem Akuntansi Niswonger, Warren, Fess (1999) yang diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait mendefinisikan, Sistem Akuntansi (Accounting System) adalah metode dan prosedur

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 4.1 Penerapan Akuntansi Penggajian pada PT. Pindad (Persero)

BAB IV ANALISIS. 4.1 Penerapan Akuntansi Penggajian pada PT. Pindad (Persero) BAB IV ANALISIS 4.1 Penerapan Akuntansi Penggajian pada PT. Pindad (Persero) Kebijakan mengenai penggajian yang dikeluarkan oleh perusahaan sangatlah penting karena langsung berhubungan dengan kesejahteraan

Lebih terperinci

keuangan saja sehingga rawan akan terjadinya kecurangan.

keuangan saja sehingga rawan akan terjadinya kecurangan. 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA.1. TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU Andriani (01) menyatakan, bahwa didalam perusahaan yang diteliti masih terdapat banyak kelemahan yang dapat menimbulkan kecurangan seperti misalnya

Lebih terperinci

PELAKSANA. Kegiatan MAHKAMAH AGUNG RI : KETUA PENGADILAN TINGGI BALI. Jalan Tantular Barat Nomor 1 Denpasar SOP UANG LEMBUR

PELAKSANA. Kegiatan MAHKAMAH AGUNG RI : KETUA PENGADILAN TINGGI BALI. Jalan Tantular Barat Nomor 1 Denpasar SOP UANG LEMBUR Jalan Tantular Barat mor 1 mor SOP W24-U / 03 / KU / 1 / 2017 SOP UANG LEMBUR 1 2 3... 4 Peraturan Menteri Keuangan mor 125/PMK.05/2009 Peraturan Menteri Keuangan mor : 190/PMK.05/2012 tentang tata Cara

Lebih terperinci

Analisis Sistem Penghitungan Gaji PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk

Analisis Sistem Penghitungan Gaji PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Analisis Sistem Penghitungan Gaji PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Nama : Okta Merita NPM : 45209647 Kelas : 3 DA 04 Pembimbing : Prof.Ir. Dr.Euphrasia Suzy Suhendra.,M.S Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Struktur Kepegawaian Kementerian Pemuda dan Olahraga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Struktur Kepegawaian Kementerian Pemuda dan Olahraga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Struktur Kepegawaian Kementerian Pemuda dan Olahraga Berdasarkan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) dari Bagian Kepegawaian, jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gaji dan Fungsi Gaji Menurut Mulyadi (1944) akuntansi adalah suatu sistem informasi berdasarkan pihak-pihak yang berkaitan dalam usaha pengambilan keputusan akuntansi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 5, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN BEBAN KERJA KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DIPEKERJAKAN DI LUAR PEMERINTAH KOTA MALANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1567, 2013 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL. Tunjangan Kinerja. PNS. Pelaksanaan. MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

BERITA NEGARA. No.1567, 2013 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL. Tunjangan Kinerja. PNS. Pelaksanaan. MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1567, 2013 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL. Tunjangan Kinerja. PNS. Pelaksanaan. MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

BAB II PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 BAB II PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Perjanjian kinerja atau yang pada beberapa waktu lalu disebut dengan Penetapak kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai oleh para

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM GURU BANTU

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM GURU BANTU PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM GURU BANTU KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA

Lebih terperinci

2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 tetapi belum diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Dalam Peraturan Pemerintah in

2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 tetapi belum diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Dalam Peraturan Pemerintah in TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 121) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dengan mengolah informasi-informasi yang diperoleh dan. dibutuhkan oleh perusahaan untuk pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dengan mengolah informasi-informasi yang diperoleh dan. dibutuhkan oleh perusahaan untuk pengambilan keputusan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi, entitas atau perusahaan harus dikelola dengan baik agar tujuan dapat tercapai. Pengelolaan perusahaan dilakukan oleh manajemen dengan mengolah informasi-informasi

Lebih terperinci

Informasi Manajemen Kepegawaian di Lingkungan Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum;

Informasi Manajemen Kepegawaian di Lingkungan Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum; - 2 - Informasi Manajemen Kepegawaian di Lingkungan Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM Analisis sistem adalah sebuah istilah yang secara kolektif mendeskripsikan fase-fase awal pengembangan sistem. Analisis sistem adalah teknik pemecahan masalah yang menguraikan bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI ARGA MAKMUR Jln. Jend. Sudirman No. 226 (0737) , Home Page:

PENGADILAN NEGERI ARGA MAKMUR Jln. Jend. Sudirman No. 226 (0737) , Home Page: PENGADILAN NEGERI ARGA MAKMUR Jln. Jend. Sudirman No. 226 (0737) 521004, 521014 Home Page: http://www.pn-argamakmur.go.id/ ARGA MAKMUR BENGKULU UTARA Standard Operating Procedures DI BAGIAN KEUANGAN NO

Lebih terperinci

SUB BAGIAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI KEDIRI

SUB BAGIAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI KEDIRI SUB BAGIAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI KEDIRI 1. Perencanaan Anggaran Membuat dan menyusun RKAKL dan data pendukung kelengkapan untuk diserahkan ke Pengadilan Tinggi paling lambat bulan Pebruari; 2. Administrasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hall (2006: 6), mengartikan bahwa sistem adalah kelompok. dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hall (2006: 6), mengartikan bahwa sistem adalah kelompok. dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Hall (2006: 6), mengartikan bahwa sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan

Lebih terperinci

1. Unit pengolah membuat Surat Permintaan Pem-bayaran (SPP) yang ditanda-tangani oleh

1. Unit pengolah membuat Surat Permintaan Pem-bayaran (SPP) yang ditanda-tangani oleh No. Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait DESKRIPSI : BELANJA PEGAWAI : Pencairan Gaji Induk, Susulan dan Kekurangan Gaji A. PENGINPUTAN DATA Alur kerja dimulai dengan menginput seluruh

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) URUSAN KEPEGAWAIAN DAN ORTALA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) URUSAN KEPEGAWAIAN DAN ORTALA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) URUSAN KEPEGAWAIAN DAN ORTALA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN A. PENINGKATAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI KEPEGAWAIAN 1. Mengelola surat dinas penting

Lebih terperinci

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 47 TAHUN 2017

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 47 TAHUN 2017 WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA No. 1671, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG PEJABAT

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mardi (2011:3) pengertian sistem adalah : (tujuan/sasaran/target pengoperasian suatu sistem).

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mardi (2011:3) pengertian sistem adalah : (tujuan/sasaran/target pengoperasian suatu sistem). BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Pengertian sistem menurut Romney (2015:3), Sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan, terdiri

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012 KATA PENGANTAR Mulai tahun anggaran

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1500, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Penambahan. Pengurangan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KLASIFIKASI ARSIP DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SUB BIDANG BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

Lebih terperinci

DATA / PROFIL UNIT KERJA

DATA / PROFIL UNIT KERJA DATA / PROFIL UNIT KERJA Identitas Unit Kerja : BADAN KEPEGAWAIAN KOTA MOJOKERTO Dasar Terbentuknya Unit Kerja : Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 5 Tahun 2001 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah

Lebih terperinci

-1- REPUBLIK INDONESIA

-1- REPUBLIK INDONESIA -1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04/PRT/M/2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN

Lebih terperinci

SOSIALISASI KETENTUAN TAMSIL WONOSOBO, JULI 2016

SOSIALISASI KETENTUAN TAMSIL WONOSOBO, JULI 2016 SOSIALISASI KETENTUAN TAMSIL WONOSOBO, 27-28 JULI 2016 DASAR Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 63 ayat (2), bahwa Pemerintah Daerah dapat memberikan tambahan

Lebih terperinci