SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)
|
|
- Johan Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN III.7 : PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR : 45 TAHUN 2009 TANGGAL : 11 NOVEMBER 2009 TENTANG : SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BUNGO. SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR () III-7.1. KERANGKA HUKUM (1) Surat Perintah Membayar diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran setelah Surat Permintaan Pembayaran dinyatakan lengkap dan sah. Penerbitan ini diajukan pada Kuasa BUD dalam rangka penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). (2) Peraturan Daerah Kabupaten Bungo Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 160 memberikan panduan pelaksanaan penerbitan, dokumendokumen yang diperlukan, dan pelaksana penatausahaan terkait pengeluaran perintah membayar. III-7.2. DESKRIPSI KEGIATAN III Jenis Surat Perintah Membayar (1) Perintah pembayaran diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran sesuai jenis SPP yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran, melalui penerbitan : a. -LS b. -UP c. -GU, dan d. -TU. (2) Perintah pembayaran nihil dilakukan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran melalui penerbitan -GU Nihil atau -TU Nihil dalam rangka pengesahan atas penggunaan uang persediaan sebelumnya meliputi : a. penggunaan dana GU yang terakhir atau penggunaan uang persediaan telah mencapai batas pagu anggaran belanja suatu kegiatan dalam DPA-SKPD atau Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lainnya, atau atas penggunaan dana GU pada akhir tahun anggaran untuk seluruh Kelompok Belanja; atau b. penggunaan dana TU; atau c. penggunaan dana secara langsung yang bersumber dari penerimaan sendiri pada BLUD. (3) Proses penerbitan dimulai dengan pengujian atas SPP yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu beserta lampiran pendukungnya, secara garis besar mencakup : a. pengujian kelengkapan lampiran dokumen pendukung SPP b. pengujian administratif c. pengujian substantif (4) diterbitkan....
2 - 2 - (4) diterbitkan sesuai jumlah yang diminta dalam SPP, apabila : a. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang tersedia. b. Didukung dengan kelengkapan dokumen yang sah sesuai peraturan perundangan. (5) Jangka waktu penerbitan : a. Diterbitkan paling lambat 2 hari secara lengkap dan benar pengisiannya. b. Apabila berdasarkan verifikasi ternyata SPP ditolak, dikembalikan paling lambat 1 hari sejak SPP. (6) Menjelang berakhirnya tahun anggaran, pengajuan kepada Kuasa BUD dilaksanakan sebagai berikut : a. pengajuan -LS selain gaji dan tunjangan, dilakukan paling lambat tanggal 24 Desember atau hari kerja sebelumnya; b. pengajuan TU dan atau GU yang terakhir, dilakukan paling lambat tanggal 20 Desember atau hari kerja sebelumnya; dan c. pengajuan -Nihil atas penggunaan dana TU dan dana GU yang terakhir, dilakukan paling lambat tanggal 30 Desember atau hari kerja sebelumnya; (7) Penerbitan SP2D-Nihil atas pengajuan -Nihil dan penerbitan SP2D-LS atas pengajuan - LS sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan paling lambat tanggal 31 Desember atau hari kerja sebelumnya. III Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (1) Penerbitan adalah kewenangan Pengguna Anggaran (PA). (2) Penunjukan pejabat tertentu sebagai Kuasa Pengguna Anggaran yang diberi kewenangan untuk menandatangani LS, -TU dan -TU Nihil ditetapkan dengan Keputusan Bupati, yang dilaksanakan sesuai cakupan tanggungjawab pengendalian anggaran. (3) Dalam hal Pengguna Anggaran berhalangan, maka dapat ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lainnya yang diberi kewenangan untuk itu. (4) Setiap yang ditandatangani oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran harus diberi paraf terlebih dahulu oleh PPK-SKPD. (5) Dalam hal penandatanganan -TU, -TU Nihil dan -LS Pengadaan Barang/Jasa dilimpahkan kewenangannya kepada Kuasa Pengguna Anggaran, maka Kuasa Pengguna Anggaran mengajukan dimaksud kepada Bendahara Umum Daerah (BUD). III Penerbitan -UP (1) Dalam hal dokumen pendukung SPP-UP telah lengkap, maka dilakukan pengujian dan penelitian terhadap substansi dokumen SPP-UP beserta dokumen pendukungnya, yang hasilnya dituangkan pada lembaran ceklist. (2) Pengajuan -UP meliputi dokumen -UP yang dilampiri dengan surat pernyataan yang ditandatangani oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain uang persediaan. (3) Dalam....
3 - 3 - (3) Dalam -UP pada baris yang bertuliskan untuk keperluan, dicantumkan kalimat untuk keperluan pengisian uang persediaan dalam rangka membiayai seluruh kegiatan dan berbagai kebutuhan belanja yang tercantum dalam DPA-SKPD, tanpa menyebutkan nilai nominal jenis belanja. III Penerbitan -GU (1) Dalam hal dokumen pendukung SPP-GU telah lengkap, maka dilakukan pengujian dan penelitian terhadap substansi dokumen SPP-GU beserta dokumen pendukungnya, meliputi : a. menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak pihak yang memperoleh pembayaran uang persediaan; b. meneliti kebenaran dokumen transaksi pembayaran; c. meneliti kebenaran perhitungan aritmatika serta pencantuman angka dalam rekap bukti rincian obyek belanja dibandingkan bukti pembayaran yang sah serta rincian penggunaan uang persediaan dalam SPP; d. meneliti ketersediaan pagu anggaran dalam DPA-SKPD untuk memperoleh keyakinan tidak terlampauinya batas pagu anggaran belanja; e. meneliti ketepatan pembebanan mata anggaran belanja; f. melakukan koreksi atas kekeliruan perhitungan aritmatika, kesalahan penulisan dan kekurangan bukti pembayaran yang sah; dan g. hasil pengujian sebagaimana dimaksud huruf a sampai dengan huruf f dituangkan pada lembaran ceklist dan catatan hasil verifikasi. (2) Pengajuan -GU meliputi dokumen -GU, yang dilampiri dengan : a. surat pernyataan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain uang persediaan; b. rincian realisasi belanja per kegiatan untuk Kelompok Belanja Langsung keadaan terakhir, atau rincian realisasi belanja untuk Kelompok Belanja Tidak Langsung selain gaji dan tunjangan keadaan terakhir, yang diberi stempel timbul bertuliskan telah diteliti dan diuji kebenarannya oleh PPK-SKPD pada tanggal... serta ditandatangani oleh PPK-SKPD; dan c. rekap bukti pengeluaran per rincian obyek belanja atas penggunaan uang persediaan berkenaan, disertai dengan kelengkapan bukti transaksi yang sah sepanjang diperlukan (3) Dalam -GU pada baris yang bertuliskan untuk keperluan, dicantumkan kalimat untuk keperluan penggantian uang persediaan atas penggunaan uang persediaan sebelumnya dengan menyebutkan nama kegiatan untuk Kelompok Belanja Langsung atau belanja tertentu untuk Kelompok Belanja Tidak Langsung atas beban DPA-SKPD, dengan menyebutkan nilai nominal rincian obyek belanja berkenaan. (4) Dengan ditandatanganinya -GU oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, maka penggunaan uang persediaan periode sebelumnya telah dipertanggungjawabkan secara sah. (5) -GU selain berfungsi sebagai dokumen dalam rangka pencairan uang persediaan berikutnya, juga berfungsi sebagai dokumen pengesahan atas penggunaan uang persediaan sebelumnya. III Penerbitan -TU (1) Dalam hal....
4 - 4 - (1) Dalam hal dokumen pendukung SPP-TU telah lengkap, maka dilakukan pengujian dan penelitian terhadap substansi dokumen SPP-TU beserta dokumen pendukungnya, yang hasilnya dituangkan pada lembaran ceklist. (2) Pengajuan -TU meliputi dokumen -TU yang dilampiri dengan : a. surat pernyataan yang ditandatangani oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain uang persediaan; b. surat keterangan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang memuat penjelasan keperluan pengisian tambahan uang persediaan; c. rincian anggaran biaya dilengkapi dengan rincian realisasi belanja per kegiatan untuk Kelompok Belanja Langsung keadaan terakhir, atau rincian realisasi belanja untuk Kelompok Belanja Tidak Langsung selain gaji dan tunjangan keadaan terakhir. d. surat permohonan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran kepada PPKD selaku BUD apabila nilainya di atas Rp ,00 (lima puluh juta rupiah), atau penggunaannya diperkirakan melebihi 30 (tiga puluh) hari yang dilengkapi dengan jadwal pelaksanaan kegiatan berkenaan. (3) Dalam -TU pada baris yang bertuliskan untuk keperluan, dicantumkan kalimat untuk keperluan tambahan uang persediaan dengan menyebutkan nama kegiatan pada Kelompok Belanja Langsung atau belanja tertentu pada Kelompok Belanja Tidak Langsung atas beban DPA-SKPD, tanpa menyebutkan nilai nominal jenis belanja. III Penerbitan -Nihil (1) Dalam hal dokumen pendukung SPP-Nihil telah lengkap, maka dilakukan pengujian dan penelitian terhadap substansi dokumen SPP-Nihil beserta dokumen pendukungnya, meliputi: a. menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak pihak yang memperoleh pembayaran uang persediaan; b. meneliti kebenaran dokumen transaksi pembayaran; c. meneliti kebenaran perhitungan aritmatika serta pencantuman angka dalam rekap bukti rincian obyek belanja dibandingkan bukti pembayaran yang sah serta rincian penggunaan uang persediaan dalam SPP; d. meneliti ketersediaan pagu anggaran dalam DPA-SKPD untuk memperoleh keyakinan tidak terlampauinya batas pagu anggaran belanja; e. meneliti ketepatan pembebanan mata anggaran belanja; f. melakukan koreksi atas kekeliruan perhitungan aritmatika, kesalahan penulisan dan kekurangan bukti pembayaran yang sah; dan g. hasil pengujian sebagaimana dimaksud huruf a sampai dengan huruf f dituangkan pada lembaran ceklist dan catatan hasil verifikasi (2) Pengajuan -Nihil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi dokumen -Nihil yang dilampiri dengan : a. rincian realisasi belanja per kegiatan untuk Kelompok Belanja Langsung keadaan terakhir, atau rincian realisasi belanja untuk Kelompok Belanja Tidak Langsung selain gaji dan tunjangan keadaan terakhir, yang diberi stempel timbul bertuliskan telah diteliti dan diuji kebenarannya oleh PPK-SKPD pada tanggal... serta ditandatangani oleh PPK-SKPD; dan b. rekap bukti pengeluaran per rincian obyek belanja atas penggunaan uang persediaan berkenaan, disertai dengan kelengkapan bukti transaksi yang sah sepanjang diperlukan c. bukti setoran....
5 - 5 - c. bukti setoran uang persediaan apabila dana TU tidak habis digunakan, atau Surat Keterangan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang menyatakan sisa uang persediaan GU terakhir akan disetorkan ke Kas Daerah sesuai batas waktu yang ditetapkan; (3) Dalam -Nihil pada baris yang bertuliskan untuk keperluan, dicantumkan kalimat untuk keperluan penggantian uang persediaan nihil atas penggunaan uang persediaan sebelumnya dengan menyebutkan nama kegiatan pada Kelompok Belanja Langsung atau belanja tertentu pada Kelompok Belanja Tidak Langsung atas beban DPA-SKPD, dengan menyebutkan nilai nominal rincian obyek belanja berkenaan. (4) Dengan ditandatanganinya -Nihil oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, maka penggunaan uang persediaan sebelumnya telah dipertanggungjawabkan secara sah. III Penerbitan -LS (1) Dalam hal dokumen pendukung SPP-LS telah lengkap, maka dilakukan pengujian dan penelitian terhadap substansi dokumen SPP-LS beserta dokumen pendukungnya, meliputi : a. menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak pihak yang menagih pembayaran; b. meneliti kebenaran dokumen yang menjadi persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan ikatan/perjanjian pengadaan barang/jasa dalam rangka pelaksanaan pembayaran, meliputi : a) pihak yang berhak untuk menerima pembayaran mencakup nama orang/rekanan, alamat, nomor rekening dan nama bank; b) nilai tagihan yang yang harus dibayar berdasarkan kontrak; c) prestasi kerja yang dicapai; d) jadwal waktu pembayaran; c. meneliti ketersediaan pagu anggaran dalam DPA-SKPD untuk memperoleh keyakinan tidak terlampauinya batas pagu anggaran belanja; d. membebankan pengeluaran sesuai dengan mata anggaran pengeluaran yang bersangkutan; e. hasil pengujian sebagaimana dimaksud huruf a sampai dengan huruf d dituangkan pada lembaran ceklist; (4) Pengajuan -LS dilampiri dengan kelengkapan dokumen sah yang dipersyaratkan sesuai peruntukannya, beserta rincian realisasi belanja per kegiatan untuk Kelompok Belanja Langsung, atau rincian realisasi belanja tertentu untuk Kelompok Belanja Tidak Langsung keadaan terakhir, yang diberi stempel timbul bertuliskan telah diteliti dan diuji kebenarannya oleh PPK-SKPD pada tanggal... serta ditandatangani oleh PPK-SKPD. (5) Lampiran kelengkapan dokumen -LS adalah bahan-bahan lampiran SPP-LS. (6) Dalam -LS pada baris yang bertuliskan untuk keperluan, dicantumkan kalimat dengan menyebutkan salah satu diantara bentuk pembayaran yang dilakukan melalui mekanisme LS, dengan menyebutkan nilai nominal rincian obyek belanja berkenaan. III-7.3. PIHAK TERKAIT (1) Dalam kegiatan ini, PPK SKPD memiliki tugas sebagai berikut : a. melakukan verifikasi atas SPP beserta lampiran dokumen pendukungnya. b. meneliti....
6 - 6 - b. meneliti ketersediaan pagu anggaran dalam DPA-SKPD atau Dokumen Pelaksanaan Anggaran lainnya yang sah, untuk memperoleh keyakinan tidak terlampauinya batas pagu anggaran belanja c. meneliti ketepatan pembebanan mata anggaran belanja d. melakukan koreksi atas kekeliruan perhitungan aritmatika, kesalahan penulisan dan kekurangan bukti pembayaran yang sah e. menyiapkan pengesahan SPJ dan, serta menyampaikannya kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran f. mencatat dalam register penerimaan SPP dan register penerbitan g. menyiapkan surat penolakan disertai lembaran hasil verifikasi, apabila SPP yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran beserta lampiran dokumen pendukungnya tidak lengkap dan atau tidak sah (2) Dalam kegiatan ini, Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran memiliki tugas sebagai berikut : a. mengotorisasi dan menerbitkan. b. mengotorisasi yang disiapkan PPK-SKPD apabila SPP yang diajukan bendahara SKPD tidak lengkap dan atau tidak sah. III-7.4. LANGKAH-LANGKAH TEKNIS (1) Langkah 1 (Pengujian Lampiran Dokumen Pendukung SPP) PPK SKPD meneliti kelengkapan dan keabsahan lampiran dokumen SPP-UP/GU/TU/Nihil/LS. Apabila belum memenuhi persyaratan, maka lampiran dokumen SPP dimaksud dikembalikan kepada Bendahara Pengeluaran atau diterbitkan Penerbitan disertai Lembaran Hasil Verifikasi. (2) Langkah 2 (Pengujian SPP) PPK SKPD melakukan pengujian dan penelitian terhadap substansi dokumen SPP. Apabila belum memenuhi persyaratan, maka lampiran dokumen SPP dimaksud dikembalikan kepada Bendahara Pengeluaran atau diterbitkan Penerbitan disertai Lembaran Hasil Verifikasi. (3) Langkah 3 (Perbaikan Atas Pengujian SPP Beserta Lampiran Dokumen Pendukung SPP) Bendahara Pengeluaran menindaklanjuti hasil verifikasi yang dilakukan PPK SKPD, serta menyampaikan kembali SPP Beserta Lampiran Dokumen Pendukung SPP kepada PPK-SKPD. (4) Langkah 4 (Pembuatan ) Apabila telah dinyatakan lengkap dan memenuhi persyaratan, maka PPK-SKPD menyiapkan untuk ditandatangani oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. dibuat tiga rangkap, meliputi : Lembar asli untuk Kuasa BUD; Salinan 1 untuk Bendahara Pengeluaran; Salinan 2 untuk arsip PPK-SKPD; (5) Langkah 5 (Pembuatan ) yang telah diotorisasi dikirimkan kepada kuasa BUD dilengkapi III-7.5. BENTUK FORMAT DOKUMEN (1) Bentuk....
7 - 7 - (1) Bentuk format dokumen terkait yang dipergunakan berkenaan dengan pelaksanaan sistem dan prosedur adalah sebagaimana berikut ini. (2) Contoh format sebagaimana dimaksud butir (1) dapat disesuaikan lebih lanjut menurut kebutuhan dan perkembangan keadaan dalam rangka tertib administrasi keuangan. Contoh Dokumen....
8 - 8 - Contoh Dokumen (Disi oleh PPK-SKPD) KUASA BENDAHARA UMUM DAERAH KABUPATEN BUNGO Supaya menerbitkan SP2D kepada: SKPD :.. KABUPATEN BUNGO SURAT PERINTAH MEMBAYAR () TAHUN ANGGARAN. Bendahara Pengeluaran/ Pihak Ketiga *)..... Nomor Rekening Bank : Format: UP/GU/TU/LS *) Nomor : /Kode SKPD/**/Tahun... Potongan-potongan: No Uraian (No. Rekening) Iuaran Wajib Pegawai Negeri Tabungan Perumahan Pegawai NPWP : Dasar Pembayaran/ No. Dan Tanggal : Untuk Keperluan : Belanja Tidak Langsung **) Jumlah Potongan 2. Belanja Langsung **) Pembebanan pada Kode Rekening : Kode Uraian Rekening Jumlah Jumlah Rp Keterangan Informasi : (tidak mengurangi jumlah pembayaran ) No. Uraian Jumlah Keterangan 1. PPN 2. PPh Jumlah Jumlah Uang sejumlah : Rp Rp.,-., Kepala SKPD, Jumlah SPP yang Diminta (Tanda tangan) Nomor dan Tanggal SPP :.. (nama lengkap) NIP. *) coret yang tidak perlu **) Pilih yang sesuai ini sah apabila telah di tandatangani dan di stempel oleh SKPD
9 - 9 - Cara mengisi dokumen 1. Baris SKPD diisi dengan nama SKPD yang akan menerima dana. 2. Baris Bendahara Pengeluaran/ Pihak ketiga diisi dengan nama bendahara pengeluaran SKPD yang akan menerima dana (khusus untuk UP, GU, TU). Sementara untuk LS, diisi dengan nama pihak ketiga (pegawai SKPD untuk LS gaji; nama pihak ketiga yang memberikan jasa atau menjual barang kepada SKPD untuk LS barang dan jasa) karena LS akan diberikan langsung kepada pihak ketiga tanpa melewati bendahara pengeluaran. 3. Nomor rekening bank diisi dengan nomor rekening bank SKPD/pihak ketiga. 4. NPWP diisi dengan nomor NPWP pihak ketiga. 5. Dasar Pembayaran diisi dengan nomor dan tanggal yang menjadi dasar pengajuan SPP yang di -kan. 6. Untuk keperluan diisi dengan keperluan pengajuan SPP yang di -kan (Pembayaran UP/GU/TU/LS). 7. Baris pembebanan pada kode rekening diisi dengan kode urusan, program, dan kegiatan, serta kode rekening dan uraian dari rincian yang dimintakan dananya untuk LS sedangkan untuk UP/GU/TU diisi dengan Kode Rekening SKPD. 8. Jumlah SPP yang diminta diisi dengan jumlah uang SPP yang dimintakan berdasarkan SPP yang diajukan. 9. Jumlah diisi dengan jumlah dana yang menjadi dasar pengajuan SPP bersangkutan. 10. Potongan berupa iuran wajib pegawai negeri, tabungan perumahan pegawai dan potongan sejenis lainnya diisi sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Jumlah potongan ini akan langsung dikurangkan oleh kasda (kuasa BUD) sehingga akan mengurangi jumlah.. Potongan berupa PPN, PPh dan/atau pajak lainnya diisi sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Jumlah tersebut hanya sebagai informasi dan tidak mengurangi jumlah tetapi tidak mengurangi jumlah. Meskipun atas kesepakatan kasda melakukan pemotongan namun tindakan tersebut dilakukan atas nama bendahara pengeluaran Apabila ternyata PPK SKPD menyatakan bahwa dokumen SPP-UP/GU/TU/LS belum lengkap, maka SKPD akan menerbitkan surat penolakan, yang juga dibuat dalam dua rangkap. Satu dokumen akan diarsipkan dalam register Surat penolakan, sementara dokumen lainnya dikirimkan bersama SPP-UP/GU/TU/LS yang ditolak tadi kepada pengguna anggaran untuk diotorisasi dan dilengkapi oleh bendahara pengeluaran. Surat penolakan ini diterbitkan paling lambat 1 hari kerja -UP/GU/TU/LS. Format register maupun format register penolakan adalah sama. Yang membedakan hanya Register dipergunakan untuk mencatat yang telah dinyatakan lengkap oleh PPK SKPD, sementara Register penolakan dipergunakan untuk mencatat yang ditolak oleh PPK SKPD.
10 Contoh Dokumen Register/Register Penolakan No. Urut Tanggal KABUPATEN BUNGO REGISTER -UP/-GU/-TU/-LS Nomor SKPD: Uraian UP GU TU Jumlah (Rp) Gaji Halaman :.. LS Barang & Jasa Jumlah Mengetahui, Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran., tanggal PPK-SKPD (Tanda tangan) (nama lengkap) NIP. (Tanda tangan) (nama lengkap) NIP. Cara pengisian Register/Register penolakan -UP/GU/TU/LS 1. Kolom 1 diisi dengan nomor urut -UP/GU/TU/LS (Gaji, pengadaan barang dan jasa, belanja SKPKD) 2. Kolom 2 diisi dengan tanggal diajukannya -UP/GU/TU/LS (Gaji, pengadaan barang dan jasa, belanja SKPKD) 3. Kolom 3 diisi dengan nomor -UP/GU/TU/LS (Gaji, pengadaan barang dan jasa, belanja SKPKD)yang diajukan 4. Kolom 4 diisi dengan uraian yang diajukan -UP/GU/TU/LS (Gaji, pengadaan barang dan jasa, belanja SKPKD) 5. Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah -UP/GU/TU/LS (Gaji, pengadaan barang dan jasa, belanja SKPKD)
11 III-7.6. BAGAN ALIR Pengajuan -UP Uraian Bendahara Pengeluaran PPK SKPD Pengguna Anggaran 1. Pengguna Anggaran menyerahkan kepada Bendahara dan PPK SKPD. 2. Berdasar dan SPJ, Bendahara membuat SPP-GU beserta dokumen lainnya, yang terdiri dari: - Surat Pengantar SPP-UP - Ringkasan SPP-UP - Rincian SPP-UP - Salinan - Surat Pernyataan Pengguna Anggaran - Lampiran lain (daftar rincian rencana penggunaan dana s.d jenis belanja) SPP-UP dan 3. Bendahara menyerahkan SPP-UP beserta dokumen lain kepada PPK-SKPD. DPA SPP-UP dan 4. PPK-SKPD meneliti kelengkapan dokumen SPP-UP dan kesesuaiannya dengan dan DPA-SKPD. Penelitian SPP UP 5. SPP UP yang dinyatakan lengkap akan dibuatkan Rancangan oleh PPK SKPD. Penerbitan paling lambat 2 hari kerja sejak SPP-UP Tidak Lengkap Rancangan Rancangan 2 hari kerja 6. Rancangan ini kemudian diberikan PPK- SKPD kepada Pengguna Anggaran untuk diotorisasi 1 hari kerja SPP-UP dan Penerbitan 7. Jika SPP-UP dinyatakan tidak lengkap, PPK SKPD akan menerbitkan. Penolakan paling lambat 1 hari kerja sejak SPP-UP. 8. Penerbitan diberikan kepada Bendahara agar Bendahara melakukan penyempurnaan SPP-GU. Kemudian diserahkan kepada PPK SKPD untuk diteliti kembali. SPP-UP dan Penerbitan
12 Pengajuan -GU Uraian Bendahara Pengeluaran PPK SKPD Pengguna Anggaran 1. Pengguna Anggaran menyerahkan kepada Bendahara dan PPK SKPD. SPJ 2. Berdasar dan SPJ, Bendahara membuat SPP-GU beserta dokumen lainnya, yang terdiri dari: - Surat Pengantar SPP-GU - Ringkasan SPP-GU - Rincian SPP-GU - Surat Pengesahan SPJ atas penggunaan dana SPP-GU sebelumnya - Salinan - Surat Pernyataan Pengguna Anggaran - Lampiran lain 3. Bendahara menyerahkan SPP-GU beserta dokumen lain kepada PPK-SKPD. SPP-GU dan DPA SPP-GU dan 4. PPK-SKPD meneliti kelengkapan dokumen SPP-GU berdasar dan DPA-SKPD. 5. Apabila SPP-GU dinyatakan lengkap maka PPK SKPD membuat Rancangan, paling lambat 2 hari kerja.. 6. PPK-SKPD menyerahkan kepada Pengguna Anggaran untuk diotorisasi 7. Jika SPP-UP dinyatakan tidak lengkap, PPK SKPD akan menerbitkan. Penolakan paling lambat 1 hari kerja sejak SPP-GU. Tidak Lengkap Penelitian SPP GU Rancangan Rancangan 1 hari kerja 2 hari kerja 8. Penerbitan diberikan kepada Bendahara agar Bendahara melakukan penyempurnaan SPP-GU. Kemudian diserahkan kepada PPK SKPD untuk diteliti kembali. SPP-GU dan Penerbitan SPP-GU dan Penerbitan
13 Pengajuan -TU Uraian Bendahara Pengeluaran PPK SKPD Pengguna Anggaran 1. Pengguna Anggaran menyerahkan kepada Bendahara dan PPK SKPD. 2. Berdasar dan SPJ, Bendahara membuat SPP-TU beserta dokumen lainnya, yang terdiri dari: - Surat Pengantar SPP-TU - Ringkasan SPP-TU - Rincian SPP-TU - Surat Pengesahan SPJ atas penggunaan dana SPP-GU sebelumnya - Salinan - Surat Pernyataan Pengguna Anggaran - Lampiran lain SPJ SPP-TU dan 3. Bendahara menyerahkan SPP-TU beserta dokumen lain kepada PPK-SKPD. SPP-TU dan 4. PPK-SKPD meneliti kelengkapan dokumen SPP-TU berdasar dan DPA-SKPD. DPA 5. Apabila SPP-TU dinyatakan lengkap maka PPK SKPD membuat Rancangan, paling lambat 2 hari kerja.. 6. PPK-SKPD menyerahkan kepada Pengguna Anggaran untuk diotorisasi Tidak Lengkap Penelitian SPP TU 2 hari kerja 7. Jika SPP-TU dinyatakan tidak lengkap, PPK SKPD akan menerbitkan. Penolakan paling lambat 1 hari kerja sejak SPP-TU. 8. Penerbitan diberikan kepada Bendahara agar Bendahara melakukan penyempurnaan SPP-TU. Kemudian diserahkan kepada PPK SKPD untuk diteliti kembali. Rancangan Rancangan 1 hari kerja SPP-TU dan Penerbitan SPP-TU dan Penerbitan
14 Pengajuan -LS Gaji dan Tunjangan Uraian Bendahara Pengeluaran PPK SKPD Pengguna Anggaran 1. Pengguna Anggaran menyerahkan kepada Bendahara dan PPK SKPD. 2. Berdasar dan SPJ, Bendahara membuat SPP-GU beserta dokumen lainnya, yang terdiri dari: - Surat Pengantar SPP-LS Gaji - Ringkasan SPP-LS Gaji - Rincian SPP-LS Gaji - Lampiran yang terdiri dari : - Pembayaran Gaji Induk - Gaji Susulan - Kekurangan Gaji - Gaji Terusan - Dll 3. Bendahara menyerahkan SPP-LS Gaji beserta dokumen lain kepada PPK-SKPD. SPP-LS Gaji dan DPA SPP-LS Gaji dan 4. PPK-SKPD meneliti kelengkapan dokumen SPP-LS Gaji berdasar dan DPA-SKPD. 5. Apabila SPP-LS Gaji dinyatakan lengkap maka PPK SKPD membuat Rancangan, paling lambat 2 hari kerja.. 6. PPK-SKPD menyerahkan kepada Pengguna Anggaran untuk diotorisasi 7. Jika SPP-LS Gaji dinyatakan tidak lengkap, PPK SKPD akan menerbitkan. Penolakan paling lambat 1 hari kerja sejak SPP-LS Gaji. Tidak Lengkap Rancangan Rancangan 1 hari kerja Penelitian SPP TU 2 hari kerja 8. Penerbitan diberikan kepada Bendahara agar Bendahara melakukan penyempurnaan SPP-LS Gaji. Kemudian diserahkan kepada PPK SKPD untuk diteliti kembali. SPP-LS Gaji dan Penerbitan SPP-LS Gaji dan Penerbitan BUPATI BUNGO, dto H. ZULFIKAR ACHMAD
SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)
SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM) LAMPIRAN III.7 : PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR : 45 TAHUN 2009 TANGGAL : 11 NOVEMBER 2009 TENTANG : SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN
Lebih terperinciPENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)
LAMPIRAN B.7. : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : TANGGAL: PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR () Deskripsi Kegiatan 1. Cara Pengisian 2. Pengujian / verifikasi 3. Proses Penerbitan adalah tahapan penting
Lebih terperinciSISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA (SP2D)
LAMPIRAN III.8 : PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR : 45 TAHUN 2009 TANGGAL : 11 NOVEMBER 2009 TENTANG : SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BUNGO. SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT
Lebih terperinciPENERBITAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA (SP2D)
LAMPIRAN B.8. : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : TANGGAL: PENERBITAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA () Deskripsi Kegiatan atau Surat Perintah Pencairan Dana adalah surat yang dipergunakan untuk mencairkan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN. REGISTER SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS. Jumlah. ~ 225 ~ Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah
Format dan Cara Pengisian Surat Permintaan Pembayaran (SPP) Contoh Register SPP PEMERINTAH KABUPATEN. REGISTER SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS SKPD: No. Urut Tanggal Uraian 1 2 4 UP Halaman :. Jumlah SPP (Rp)
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS
Lebih terperinciKOTA TASIKMALAYA SKPD. SURAT PERNYATAAN PENGAJUAN SPP-LS
URUTAN PENGERJAAN FORM 1 Kerjakan form Surat Pengantar SPP LS terlebih dahulu 2 Kemudian kerjakan form SPP1 yang Surat Pengantar SPP-LS 3 Kemudian kerjakan form SPP2 yang merupakan Ringkasan SPP-LS 4 Kemudian
Lebih terperinciKOTA TASIKMALAYA SKPD. SURAT PERNYATAAN PENGAJUAN SPP-LS
URUTAN PENGERJAAN FORM 1 Surat Pengantar SPP 2 SPP - 1 3 Rincian SPP - LS 4 SPP - 2 5 Register SPP Bendahara Pengeluaran 6 Register SPP PPK SKPD 7 SPM 8 Register SPM 9 Registrasi Penolakan SPM - 182 -
Lebih terperinciPEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN
LAMPIRAN B.11 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : TANGGAL: PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN Deskripsi Kegiatan Bendahara pengeluaran secara admstratif wajib mempertanggungjawabkan
Lebih terperinci[B.2] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN GANTI UANG PERSEDIAAN (GU)
[B.2] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN GANTI UANG PERSEDIAAN (GU) A. KETENTUAN UMUM Sistem dan Prosedur Pengajuan Ganti Uang Persediaan (GU) adalah dalam rangka mengisi kembali uang persediaan di Bendahara
Lebih terperinciBUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAUSAHAAN DOKUMEN ADMINISTRASI PEMBAYARAN BELANJA DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN
Lebih terperinciPEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN
LAMPIRAN B.11 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 1. Bendahara PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN Pihak Terkait Dalam kegiatan, Bendahara memiliki
Lebih terperinciPELAKSANAAN BELANJA UNTUK PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (UP), GANTI UANG PERSEDIAAN (GU) DAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU)
LAMPIRAN B.9. : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : TANGGAL: PELAKSANAAN BELANJA UNTUK PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (UP), GANTI UANG PERSEDIAAN (GU) DAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU) Deskripsi Kegiatan
Lebih terperinci[B.1] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN UANG PERSEDIAAN (UP) A. KETENTUAN UMUM B. PIHAK TERKAIT C. ALUR PROSEDUR
LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 68 TAHUN 202 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH [B.] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN UANG PERSEDIAAN (UP) A. KETENTUAN
Lebih terperinciSISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN (SPP)
LAMPIRAN III.6 : PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR : 45 TAHUN 2009 TANGGAL : 11 NOVEMBER 2009 TENTANG : SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BUNGO. SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN SURAT PERMINTAAN
Lebih terperinciDisamping membuat SPP Bendahara Pengeluaran juga membuat register untuk SPP yang diajukan, SPM dan SP2D yang sudah diterima oleh bendahara.
LAMPIRAN III : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 55 TAHUN 2008 TANGGAL : 1 DESEMBER 2008 TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN SKPD DAN BENDAHARA
Lebih terperinci[B.3] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU)
[B.3] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU) A. KETENTUAN UMUM Sistem dan Prosedur Pengajuan Tambahan Uang Persediaan (TU) adalah sistem dan prosedur dalam rangka permintaan tambahan
Lebih terperinciDEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN
Lebih terperinciPEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU
LAMPIRAN B.12 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN () PENGELUARAN PEMBANTU 1. Bendahara Pihak Terkait Dalam kegiatan, Bendahara
Lebih terperinciPEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU
LAMPIRAN B.12 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : TANGGAL: PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU Deskripsi Kegiatan Bendahara pengeluaran pembantu wajib menyelenggarakan penatausahaan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 07 Tahun : 2009 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA... BUKU PEMBANTU KAS TUNAI BENDAHARA PENGELUARAN
SKPD :... PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA... BUKU PEMBANTU KAS TUNAI BENDAHARA PENGELUARAN Tanggal No. BKU Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo Mengetahui:..., Tanggal... Pengguna Anggaran Bendahara
Lebih terperinci[6.10.] PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN
[6.10.] PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN () PENGELUARAN 6.10.1.Kerangka Hukum Surat Pertanggungjawaban () merupakan dokumen yang menjelaskan penggunaan dari danadana yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran.
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN KARTU KENDALI KEGIATAN
21. FORMAT XXI KARTU KENDALI KEGIATAN KARTU KENDALI KEGIATAN SKPD Nama Program Nama Kegiatan Nama PPTK :. :. :. :. Halaman : Urut KODE REKENING PAGU ANGGARAN KEGIATAN (Rp) Uraian REALISASI KEGIATAN (SP2D)
Lebih terperinciPENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN DAN BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU SKPD
LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2011 TANGGAL 27 Januari 2011 PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN DAN BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU SKPD
Lebih terperinciDEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 20 SERI E
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 20 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH
Lebih terperinciBAB X PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH
BAB X PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH A. PROSEDUR PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH 1. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) a. SPP uang Persediaan (SPP-UP) SPP-UP adalah dokumen yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran
Lebih terperinciPENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH (sumber : Kemendagri) tedi -- last 09/16
PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH (sumber : Kemendagri) tedi -- last 09/16 Asas Umum Penatausahaan Keuangan Daerah Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran, bendahara penerimaan/pengeluaran dan orang atau
Lebih terperinciPengeluaran Daerah Daerah Melalui Bendahara Penerimaan PPKD
LAMPIRAN B.10 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : TANGGAL: Pengeluaran Daerah Daerah Melalui Bendahara Penerimaan Deskripsi Kegiatan Pengeluaran yang dikelola dapat berupa Belanja Bunga, Belanja Subsidi,
Lebih terperinciPENGAJUAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN (SPP)
LAMPIRAN B.6. : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : TANGGAL: PENGAJUAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN (SPP) Pihak Terkait 1. Dalam kegiatan ini, mempunyai tugas sebagai berikut : Mempersiapkan dokumen SPP
Lebih terperinciPengeluaran Daerah Melalui Bendahara PPKD
LAMPIRAN B.10 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 Pengeluaran Daerah Melalui Bendahara Pihak Terkait a. Dalam kegiatan ini, memiliki wewenang untuk : Memberikan
Lebih terperinciBENDAHARA PENGELUARAN SKPD. A. PENATAUSAHAAN 1. PENGAJUAN SPP a. PENGAJUAN SPP UANG PERSEDIAAN (SPP-UP)
LAMPIRAN A.2.c. PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat. Di
34 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama melaksankan kerja praktek, penulis ditempatkan di Sub Bagian Keuangan Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
1 SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG BATAS WAKTU PENERBITAN SURAT PENGESAHAN SPJ BENDAHARA PENGELUARAN DAN SANKSI KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG
BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBAYARAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Pencairan Dana
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Pencairan Dana Pencairan dana yaitu suatu tindakan atau kegiatan menguangkan dana yang telah dianggarkan secara tunai selama satu bulan dan digunakan
Lebih terperinciTATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN PPKD SERTA PENYAMPAIANNYA
LAMPIRAN IV : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 55 TAHUN 2008 TANGGAL : 1 DESEMBER 2008 TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN SERTA PENYAMPAIANNYA
Lebih terperinciF. Pertanggungjawaban Fungsional
F. Pertanggungjawaban Fungsional Pertanggungjawaban fungsional dibuat oleh bendahara pengeluaran pembantu dan disampaikan kepada bendahara pengeluaran paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. Pertanggungjawaban
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2008 DENG AN R AHM AT TUHAN Y ANG M AH A ES A, MENTERI DALAM NEGERI,
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG TATA C AR A PEN ATAU SAH AAN D AN PENYUSUN AN LAPOR AN PERTANGGUNGJAW ABAN BEND AH AR A SERTA PENY AMP AI ANNYA DENG AN R AHM AT TUHAN Y ANG M
Lebih terperinciBUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR 07 TAHUN 2009
BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
Lebih terperinciBAGAN ALIR SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BAGAN ALIR SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan PERMENDAGRI Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA 12 JUNI 2006 DAFTAR ISI
Lebih terperinciNOMOR : 7 TAHUN 2012 TANGGAL : 8 MARET 2012
LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TANGGAL : 8 MARET 2012 PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN DAN BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU SKPD
Lebih terperinciSISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PEMBAYARAN LANGSUNG (LS) BARANG DAN JASA
[B.6] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PEMBAYARAN LANGSUNG (LS) BARANG DAN JASA A. KETENTUAN UMUM Sistem dan Prosedur Pengajuan Pembayaran Langsung (LS) Barang dan Jasa adalah sistem dan prosedur dalam rangka
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran pada Badan. Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat Pada setiap awal tahun anggaran, setiap OPD mengajukan anggaran yang dibutuhkan dan
Lebih terperinciBUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN
BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI TAPIN, : a.
Lebih terperinciSISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PEMBAYARAN LANGSUNG (LS) BELANJA PEGAWAI
[B.7] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PEMBAYARAN LANGSUNG (LS) BELANJA PEGAWAI A. KETENTUAN UMUM Sistem dan Prosedur Pengajuan Pembayaran Langsung Belanja Pegawai adalah sistem dan prosedur dalam rangka
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG
BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG 4.1 Prosedur Realisasi Anggaran Belanja Tidak Langsung Prosedur realisasi anggaran khusus belanja tidak langsung adalah sebagai berikut: 1. Daftar
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA
PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 11 Peraturan Menteri
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG BARAT
PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG
Lebih terperinciTENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK
22 BAB III PEMBAHASAN TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Laporan Arus Kas Laporan arus kas (statement of cash flow) memenuhi salah satu dari tujuan pelaporan keuangan, membantu pemakai
Lebih terperinciBUPATI BAN BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BUPATI BAN BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang
Lebih terperinciSatuan Kerja : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah
Satuan Kerja : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Jenis Pelayanan : 1. Wajib Pajak Daerah / calon wajib pajak daerah bidang pendapatan 2 Perda SOTK Dinas Daerah No. 2 Tahun 2011 tentang
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH. Jalan Wastukancana No. 2 Telp Bandung
PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH Jalan Wastukancana No. 2 Telp. 432338 432339 432369 432370 Bandung SALINAN KEPUTUSAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR : 954/Kep. 001-BPKA/2018 TENTANG PENUNJUKAN PEJABAT
Lebih terperinciBUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG BATAS JUMLAH UANG PERSEDIAAN DAN GANTI UANG PERSEDIAAN DALAM PENATAUSAHAAN KEUANGAN LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN
Lebih terperinciWalikota Tasikmalaya
- 1 - Diubah dengan Perwal 50 Tahun 2014 Menimbang : a. Walikota Tasikmalaya PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB IX PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BAB IX PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH A. PENGERTIAN PENGELOLA KEUANGAN 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna
Lebih terperinci[B.5] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PENGESAHAN PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (GU)
[B.5] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PENGESAHAN PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (GU) A. KETENTUAN UMUM Sistem dan Prosedur Pengajuan Pengesahan Penggunaan Uang Persediaan (GU) adalah sistem dam prosedur dalam
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGELOLAAN KAS NON ANGGARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGELOLAAN KAS NON ANGGARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 2 SERI A PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 7.1 TAHUN 2007 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 2 SERI A PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 7.1 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI PERMINTAAN PEMBAYARAN (SPP) DAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PELAKSANAAN
Lebih terperinciBAB I PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BAB I PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH A. AZAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 1. Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundangundangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan
Lebih terperinciWALIKOTA JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2014 SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DERAH KOTA JAMBI
WALIKOTA JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2014 SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DERAH KOTA JAMBI TAHUN ANGGARAN 2014 W WALIKOTA JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI A PERATURAN WALIKOTA BOGOR
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI A PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI PENERIMAAN PENDAPATAN, PERMINTAAN PEMBAYARAN (SPP), DAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
Lebih terperinciBUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 451 / /2009 TENTANG
WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/ 451 /436.1.2/2009 TENTANG PENUNJUKAN PENGGUNA ANGGARAN, KUASA PENGGUNA ANGGARAN, BENDAHARA PENGELUARAN, BENDAHARA PENERIMAAN DAN BENDAHARA
Lebih terperinciMODUL SISTEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
MODUL SISEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS UJUAN INSRUKSIONAL UMUM Setelah mempelajari materi ini, peserta pelatihan akan memahami sistem dan prosedur akuntansi pengeluaran kas, baik sistem akuntansi pengeluaran
Lebih terperinciAZAS UMUM PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH; KEUANGAN DAERAH; PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN PENATAUSAHAAN PENGELUARAN
Department of Business Adminstration Brawijaya University AZAS UMUM PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH; PENATAUSAHAAN KEUANGAN PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH; PENATAUSAHAAN PENERIMAAN PENATAUSAHAAN
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BATAS JUMLAH PENGAJUAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP), SURAT PERMINTAAN
PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BATAS JUMLAH PENGAJUAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP), SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU) DAN SURAT PERMINTAAN
Lebih terperinciBUPATI B A T A N G PROVINSI J A W A T E N G A H N O M O R L J S T A H U N
BUPATI B A T A N G PROVINSI J A W A T E N G A H P E R A T U R A N B U P A T I B A T A N G N O M O R L J S T A H U N 2 0 1 5 T E N T A N G P E R U B A H A N K E D U A ATAS P E R A T U R A N BUPATI B A T
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 9 PERATURAN BUPATI KERINCI
BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 9 PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN
Lebih terperinciPELAKSANAAN ANGGARAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya
PELAKSANAAN ANGGARAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DR. TJAHJANULIN DOMAI, MS Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya 1. Pendahuluan - Pengantar - Tujuan
Lebih terperinciGUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG
GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN GUBERNUR NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN
Lebih terperinciBUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 69 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
Lebih terperinciBUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG
BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAN BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT BUPATI BANGKA BARAT, Menimbang : a.
Lebih terperinciBUPATI TANJUNG JABUNG BARAT
BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENATAUSAHAAN DAN AKUNTANSI, PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciWALIKOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG :
WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG : TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNNYA WALIKOTA SUKABUMI, Menimbang
Lebih terperinciPENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARANDAN BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU OPD
LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAHKABUPATEN SRAGENTAHUN ANGGARAN 2017 PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN
Lebih terperinciWALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN BENDAHARA WALIKOTA BLITAR,
1 WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN BENDAHARA WALIKOTA BLITAR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib administrasi dan akuntabilitas
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH. JALAN WASTUKANCANA NO. 2 Telp BANDUNG
PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH JALAN WASTUKANCANA NO. 2 Telp. 432338 432339 432369 432370 BANDUNG SALINAN KEPUTUSAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR : 954/Kep. 398-BPKA/2018 TENTANG PENUNJUKAN PEJABAT
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 65 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN BESARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2011
SALINAN NOMOR 10/A, 2010 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN BESARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
SALINAN NOMOR 25/2017 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN ALOKASI UANG PERSEDIAAN PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BATU TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN
Lebih terperinciBUPATI KULON PROGO KEPUTUSAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI KULON PROGO KEPUTUSAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENUNJUKAN/PENGANGKATAN ATASAN LANGSUNG BENDAHARA, BENDAHARA PENERIMAAN, BENDAHARA PENERIMAAN PEMBANTU, BENDAHARA PENGELUARAN,
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG
WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENCAIRAN DANA MELALUI SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP) DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
Lebih terperinciBUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 32 TAHUN 2014
BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar 1. Sejarah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Dinas Pendidikan
Lebih terperinciWALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO
Lebih terperinciBUPATI HULU SUNGAI TENGAH
BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN BESARAN UANG PERSEDIAAN (UP) UNTUK SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA
BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1. 2. bahwa untuk
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG
PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 29 TAHUN 2017 WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK
SALINAN BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 29 TAHUN 2017 WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN SURAT PENYEDIAAN DANA DAN PENERBITAN SURAT
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR
PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa dengan
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR KEPADA BENDAHARA UMUM DAERAH UNTUK PENERBITAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA DENGAN
Lebih terperinciTENTANG TATA CARA PENCAIRAN DANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA SURABAYA SECARA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 89 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENCAIRAN DANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA SURABAYA SECARA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinci