PT PLN (Persero) PERALATAN PEREKAM/RECORDER. Daftar Isi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PT PLN (Persero) PERALATAN PEREKAM/RECORDER. Daftar Isi"

Transkripsi

1 Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v PENDAHULUAN Gambaran Umum Definisi dan Fungsi Bagian Utama DFR DFR Peralatan Komunikasi DFR Master Clock Printer Fungsi Utama Fault Locator Fungsi Utama PQM FMEA Peralatan Recorder PEDOMAN PEMELIHARAAN In Service inspection Panel DFR Panel TWS Panel Lokasi PQM Terpasang In Service Measurement DFR Fault Locator TWS Fault Locator Berbasis Impedansi PQM Shutdown Testing Measurement DFR Fault Locator Traveling Wave Sistem (TWS) Fault Locator base impedance Power Quality PQM i

2 PEREKAM/RECORDER 2.4 Pengujian Setelah Gangguan di Peralatan DFR DFR Digtal Stand Alone (Tidak memiliki fasilitas TCP/IP DFR Digital dengan fasilitas TCP/IP Fault Locator Fault Locator Base Travelling Wave Sistem Fault Locator Berbasis Impedansi PQM ANALISA HASIL PEMELIHARAAN Disturbance Fault Recorder DFR digital stand alone tidak memilki fasilitas TCP/IP DFR Digital dengan fasilitas TCP/IP Fault Locator Fault Locator Base Traveling Wave Sistem Fault Locator Base Impedance PQM REKOMENDASI/SARAN Rekomendasi Umum Rekomendasi Hasil Inspeksi Disturbance Fault Recorder DFR Digital Stand Alone tidak memilki fasilitas TCP/IP DFR Digital dengan fasilitas TCP/IP Rekomendai Hasil Inspeksi Fault Locator Fault Locator Base Traveling Wave Sistem Fault Locator Base Impedance Rekomendasi Hasil Inspeksi PQM Rekomendasi Hasil Inspeksi Panel dan Ruang Peralatan Recorder Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Disturbance Fault Recorder DFR Digital Stand Alone tidak memilki fasilitas TCP/IP DFR Digital dengan fasilitas TCP/IP Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Fault Locator Fault Locator Base Traveling Wave Sistem Fault Locator Base Impedance Rekomendasi Hasil Pemeliharaan PQM...36 GLOSSARY ii

3 Daftar Tabel Tabel 2.1 Inspeksi Harian DFR Tabel 2.2 Inspeksi Mingguan DFR Tabel 2.3 Inspeksi Bulanan DFR Tabel 2.4 Inspeksi Mingguan TWS Tabel 2.5 Inspeksi Bulanan TWS Tabel 2.6 Inspeksi Mingguan PQM Tabel 2.7 Inspeksi Bulanan PQM Tabel 2.8 Aplikasi Sensor DFR Tabel 2.9 Penerapan event DFR Tabel 2.10 Aplikasi Sensor Trigger PQM Tabel 2.11 Penyebab Gangguan pada DFR II Tabel 2.12 Penyebab Gangguan pada Digital dengan fasilitas TCP/IP Tabel 2.13 Penyebab Gangguan pada Fault Locator TWS Tabel 2.14 Penyebab Ganguan pada Fault Locator berbasis Impedansi Tabel 2.15 Penyebab Gangguan pada PQM Tabel 3.1 Acuan Pemeliharaan DFR II Tabel 3.2 Acuan Pemeliharaan IDM Tabel 3.3 Acuan Pemeliharaan TWS Tabel 3.4 Acuan Pemeliharaan Fault Locator Tabel 3.5 Acuan Pemeliharaan PQM Tabel 4.1 Rekomendasi Hasil Inspeksi DFR Tabel 4.2 Rekomendasi Hasil Inspeksi pada DFR tipe IDM Tabel 4.3 Rekomendasi Hasil Inspeksi TWS Tabel 4.4 Rekomendasi Hasil Inspeksi Fault Locator Tabel 4.5 Rekomendasi Hasil Inspeksi PQM Tabel 4.6 Rekomendasi Hasil Inspeksi Panel dan Ruang Peralatan Recorder Tabel 4.7 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan DFR tipe II Tabel 4.8 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan DFR tipe IDM Tabel 4.9 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Fault Locator Base Traveling Wave Tabel 4.10 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Fault Locator Tabel 4.11 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan PQM iii

4 PEREKAM/RECORDER Daftar Gambar Gambar 1.1 Salah Satu Contoh PQM... 1 Gambar 1.2 Contoh DFR & Hasil Rekaman... 2 Gambar 1.3 Contoh Fault Locator TWS & Hasil... 3 Gambar 1.4 Rangkaian Sistem DFR... 5 Gambar 1.5 Desain TWS... 6 Gambar 1.6 Rangkaian Fault Locator Gambar 1.7 Rangkaian PQM Gambar 2.1 Setting konfigusi DFR yang diback-up Beterai Memori Gambar 2.2 Contoh Hasil Rekaman Pengujian Snap-Shot Gambar 2.3 Hasil Pengukuran Analog Gambar 2.4 Hasil Uji Polarity DFR iv

5 Daftar Lampiran Lampiran 1. Formulir Check List DFR Lampiran 2. Formulir Check List Fault Locator Lampiran 3. Formulir Check List PQM Lampiran 4. Blanko Kalibrasi DFR Lampiran 5. Blanko Kalibrasi IDM Lampiran 6. Blanko Pemeriksaan/Pengujian TWS Lampiran 7. Blanko Pemeriksaan/Pengujian Fault Locator Lampiran 8. Blanko Pemeriksaan/Pengujian PQM Lampiran 9. Alur Pemeliharaan Peralatan Recorder Lampiran 10. Alur Pemeliharaan Peralatan Recorder v

6

7 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Sistem perekam (recorder) merupakan komponen yang paling beperan dalam proses evaluasi, memberikan informasi kondisi sistem ketenagalistrikan dan pada akhirnya dapat memberikan input/solusi penyelesaian permasalahan sistem untuk jangka pendek (kondisi gangguan) bahkan memberikan input/solusi untuk rencana jangka panjang. Rekaman (record) kejadian juga merupakan black-box yang didalamnya terdapat informasi kondisi sistem ketenaga listrikan akibat kejadian-kejadian yang bersifat insidentil dan menggangu operasional maupun pelayanan. Sistem recorder merupakan satu kesatuan komponen peralatan yang terdiri dari masukan atau input analog arus, analog tegangan, digital input dan digital output lain yang terhubung ke peralatan recorder tersebut, bekerja sesuai seting yang dikehendaki oleh user. Secara hardware sistem recorder yang terpasang dibagi menjadi 2 (dua) yaitu sistem recoder yang menyatu dengan relai proteksi, dimana proses pemeliharaanya bersamaan pada saat pengujian relai dan sistem recoder yang terpasang diluar atau terpisah dari relai proteksi dimana proses pemeliharaan memerlukan waktu dan perlakuan khusus. Peralatan recorder yang dimiliki PLN secara umum adalah sebagai berikut; - Power Quality Meter (PQM) : PQM merupakan peralatan pengukur mutu besaran listrik dilengkapi analog recorder dan mengolah kondisi sistem (input analog arus dan tegangan) berdasarkan time duration maupun trigger sensor pada level seting yang telah ditentukan. Gambar 1.1 Gambar 1.1 Salah Satu Contoh PQM 1

8 PEREKAM/RECORDER - Disturbance Fault Recorder (DFR) : DFR merupakan peralatan recorder yang bekerja berdasarkan input analog arus dan tegangan (informasi kondisi sistem tenaga listrik), input peralatan primer (status PMT) atau input peralatan sisi skunder (bekerjanya relai proteksi), merekam dan menyimpan data kondisi sistem secara otomatis saat terjadi gangguan atau fault, merekam dan menyimpan data kondisi sistem sacara manual pada saat sistem normal dan pada akhirnya memberikan informasi besarnya fault (nilai arus dan tegangan), lama fault, event dan sensor yang bekerja (secara hard maupun software). Gambar 1.2 berikut merupakan contoh DFR dan hasil rekamannya. Gambar 1.2 Contoh DFR & Hasil Rekaman - Fault Locator : Fault Locator Berbasis Impedance merupakan peralatan perekam/pengolah analog input arus dan tagangan, melakukan proses recording, penentuan lokasi fault berdasarkan teori time-zone relai jarak. (umumnya fault locator ini merupakan salah satu bagian fungsi dari relai jarak tipe numerik dimana proses pemeliharaan tidak lakukan secara khusus). - Fault Locator : Fault Locator Berbasis Travelling Wave Sistem merupakan peralatan perekam/pengolah inpulse analog arus, melakukan proses recording dan penentuan lokasi titik gangguan pada saluran transimisi 150 KV maupun 500 KV berdasarkan teori gelombang berjalan. Gambar 1.3 berikut merupakan contoh TWS. 2

9 Gambar 1.3 Contoh Fault Locator TWS & Hasil 1.2 Definisi dan Fungsi Bagian Utama DFR. Bagian-bagian utama dari sistem perekam gangguan adalah DFR, sistem komunikasi, Master Clock/GPS, dan printer DFR. DFR merupakan satu kesatuan sistem peralatan yang terdiri dari komponen catu daya, analog, digital, Data Aquisition Unit (DAU) dan sensor yang dapat melakukan proses pengamatan, perekaman atau record input analog CT & VT, digital input peralatan primer (status PMT, status DS), input event peralatan sekunder (bekerjanya relai) secara otomatis pada saat terjadinya gangguan, atau melakukan pengamatan, perekaman atau record secara manual sesuai keinginan pemakai, melakukan pengolahan data dan pada akhirnya memeberikan informasi (secara hardcopy maupun software) besarnya fault, maupun event dan sensor yang bekerja. Gambar 3. Power Suplay : Merupakan komponen yang berfungsi mengubah kebutuhan arus dan tegangan dari sumber utama dan mensuplay daya sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan DFR. Analog Input : Merupakan komponen yang berfungsi melakuan 3

10 PEREKAM/RECORDER pengukuran data-data analog dari input CT/PT dan melakukan perubahan data secara digital. Digital Input : Merupakan komponen yang berfungsi melakukan pengukuran data-data input pada saat terjadinya perubahan status akibat berubahnya status close/open peralatan. Sensor : Merupakan komponen yang berfungsi untuk memberi perintah (mentrigger) DFR untuk mulai merekam pada saat nilai besaran arus, tegangan atau status event memenuhi besaran (seting) yang telah ditentukan. DAU : Merupakan komponen yang berfungsi sebagai tempat proses acquisisi data yang berasal dari komponen input selanjutnya memberikan output berupa informasi semua kondisi dan hasil pengukuran parameter Peralatan Komunikasi DFR. Peralatan komunikasi DFR merupakan satu kesatuan peralatan komunikasi yang terpasang pada DFR, baik berupa modul yang ditambahkan pada internal DFR dan atau peralatan yang ditambahkan diluar DFR bekerja melakukan proses komunikasi data antar DAU (Data Acquisition Unit), melakukan proses komunikasi hasil informasi data record dari DAU (DFR on site) ke komputer master Disturbance Fault Recorder (DFR) Master Clock Master clock merupakan satu kesatuan peralatan yang bekerja untuk melakukan clock sinkron data waktu melalui satelit, sehingga waktu untuk tiap-tiap peralatan proteksi yang berada pada lokasi/site yang sama maupun lokasi/site berbeda menjadi sama. Master Clock dipakai sebagai acuan waktu pada DFR, TWS, PQM, relai proteksi, event loger dan meter transaksi. Master Clock di sistem PLN lebih dikenal dengan nama GPS Printer. Printer merupakan peralatan bantu yang diperlukan untuk melakukan pencetakan secara hard copy hasil record DFR ke dalam bentuk teks maupun grafik. 4

11 DFR INPUT OUTPUT ANALOG 16 Channel EVENT 32 Channel SYNCRON TIME DAU Data Acquisition Unit PRINTER COMM ALARM RELAI KE MASTER DFR DC AC KEY BOARD & SCREEN EXTERNAL Gambar 1.4 Rangkaian Sistem DFR 1.3 Fungsi Utama Fault Locator. Bagian-bagian utama dari sistem Fault Locator adalah Fault Locator, Master Clock dan peralatan komunikasi TWS. Fault Locator merupakan satu kesatuan sistem peralatan yang terdiri dari komponen Power Suplay (catu daya), CPU (Central Procesing Unit) dan sensor yang dapat melakukan proses pengamatan, perekaman/record impulse input analog CT atau CT&PT, secara otomatis pada saat terjadinya gangguan, ataupun saat terjadinya perubahan pada impedansi sistem. Melakukan pengolahan data dan pada akhirnya memeberikan informasi adanya impulse atau denyutan pada lokasi gangguan/fault (Gambar 1.5). Master Clock merupakan satu kesatuan peralatan yang bekerja untuk melakukan sinkronisasi data waktu melalui satelit, sehingga waktu untuk tiap-tiap peralatan proteksi (dalam hal ini TWS) yang berada pada lokasi (site) yang sama maupun site berbeda menjadi sama. 5

12 PEREKAM/RECORDER Pada Fault Locator base Traveling Wave Sistem (TWS) Master Clock atau yang lebih dikenal dengan sebutan GPS sangat penting fungsinya, dimana data dan waktu pada saat adanya fault trigger di kedua sisi lokasi TWS terpasang menjadi sama. Lihat desain TWS gambar 1.6. Sedangkan saluran komunikasi berfungsi mempercepat proses pengambilan data dari komputer master ke TWS. Fault Locator INPUT OUTPUT ANALOG IMPULSE CPU (Central Procesing Unit) COMMUNICATION LOCAL PC KE MASTER TWS GPS ALARM EROR DC POWER AC POWER EXTERNAL Gambar 1.5 Desain TWS Gambar 1.6 Rangkaian Fault Locator. 6

13 1.4 Fungsi Utama PQM. Sistem PQM terdiri dari PQM, Master Clock dan peralatan komunikasi. PQM merupakan satu kesatuan sistem peralatan yang terdiri dari komponen catu daya, Central Procesing Unit (CPU), analog dan sensor yang dapat melakukan proses pengamatan atau monitoring, perekaman (record) besaran arus, tegangan, frekuensi, harmonisa maupun besaran-besaran lainnya secara otomatis pada saat terjadinya perubahan-perubahan parameter berdasarkan setting time duration sample yang dinginkan. Gambar 1.7. Master Clock merupakan satu kesatuan peralatan yang bekerja untuk melakukan sinkronisasi data waktu melalui satelit, sehingga waktu untuk tiap-tiap peralatan proteksi (dalam hal ini PQM) yang berada pada lokasi (site) yang sama maupun site berbeda menjadi sama. PQM INPUT OUTPUT 8 ANALOG GPS CPU (Central Procesing Unit) COMMUNICATION PC KE MASTER PQM DC POWER AC POWER KEY BOARD/ EXTERNAL Gambar 1.7 Rangkaian PQM. 1.5 FMEA Peralatan Recorder. Sistem perekam atau recorder yang sedang beroperasi memiliki potensi mengalami kegagalan, gangguan/kerusakan. Penyebab dari kerusakan tersebut memiliki banyak kemungkinan. Setiap komponen yang ada di dalam sistem perekam atau recorder 7

14 PEREKAM/RECORDER memiliki potensi kerusakan, kegagalan fungsi yang akan mengarah kepada kerusakan, kegagalan dari seluruh sistem tersebut. Pola kerusakan pun memiliki banyak kemungkinan. Untuk mengetahui peluang kerusakan dari setiap komponen dan seperti apa jalur kerusakannya digunakanlah metoda Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Adapun langkah dalam pembuatan FMEA ini adalah dengan mengelompokan komponen sistem perekam/record berdasarkan fungsinya masing-masing kelompok ini disebut Sub-Sistem (Terlampir). 8

15 2 PEDOMAN PEMELIHARAAN. Pedoman ini dibuat dengan tujuan memberikan panduan kepada regu pemeliharaan untuk melakukan pemeliharaan khususnya terhadap peralatan recorder. Jenis pemeliharaan yang dilakukan adalah : 2.1 In Service inspection Inspeksi dalam keadaan operasi (In Service inspection) dalam keadaan operasi yang dilaksanakan secara visual oleh pengelola Gardu Induk pada peralatan recorder meliputi : Panel DFR Inservice inspection harian pada DFR meliputi tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Inspeksi Harian DFR. No Item Check Temuan-1 Temuan-2 Temuan-3 Temuan-4 Temuan-5 Temuan-6 1 Indikasi watchdog. Normal/ tidak nyala. Menyala/tidak normal. 2 Indikasi fail. Normal/ tidak nyala. Menyala/tidak normal. 3 Indikasi service Normal/tidak nyala Menyala/tidak normal 4 Indikasi fault Normal/idak nyala. Menyala/tidak normal. 5 Indikasi Off- Line Normal/idak nyala. Menyala/tidak normal. 6 Indikasi CPU fail Normal/idak nyala. Menyala/ tidak normal. 7 Display Normal Invalid Power mati 8 Kertas printer Tersedia 9 Tinta printer Tersedia (Hard Copy terbaca) Habis Habis Copy Terbaca) (Hard Tidak Inservice inspection mingguan pada DFR meliputi tabel 2.2 berikut : 9

16 PEREKAM/RECORDER Tabel 2.2 Inspeksi Mingguan DFR. No Item Check Temuan-1 Temuan-2 Temuan-3 Temuan-4 Temuan-5 Temuan-6 1 Kelembaban Infomasi hasil ukur kelembaban (dalam %) yang dilakukan mingguan. ruang panel DFR 2 Suhu ruang panel TWS Infomasi hasil ukur suhu (dalam derajat Celcius) yang dilakukan mingguan. 3 Snap shoot Berhasil Gagal (tidak (rencetak record rencetak record rinusoidal) rinusoidal) 4 Master Clock Normal Tidak normal/ invalid 5 Noise DFR Normal. Tidak normal 6 Kondisi Normal Korosi Rantas Kendor Putus Hilang grounding panel 7 Kondisi terminasi wiring Normal Korosi Panas/Pen gukuran thermovisi. 8 Kondisi bau panel. Normal Bangkai Hangus/go song Inservice inspection bulanan pada DFR meliputi tabel 2.3 berikut : Tabel 2.3 Inspeksi Bulanan DFR. No Item Check Temuan-1 Temuan-2 Temuan-3 Temuan-4 Temuan-5 Temuan-6 1 Kebersihan dalam panel DFR 2 Kondisi lampu penerangan DFR 3 Kondisi heater panel 4 Kondisi pintu panel DFR 5 Door sealant panel DFR Normal Kotor Normal Redup Tidak Hilang berfungsi Normal Rusak Hilang Tidak terpasang. Normal Korosi. Tidak bisa Hilang dikunci Normal Tidak elastis Putus. Hilang. Tidak terpasang. 10

17 6 Lubang kabel kontrol Normal. Tidak rapat. Glen kabel tidak ada Panel TWS Inservice inspection mingguan pada TWS meliputi tabel 2.4 berikut : Tabel 2.4 Inspeksi Mingguan TWS. No Item Check Temuan-1 Temuan-2 Temuan-3 Temuan-4 Temuan-5 Temuan-6 1 Fault Locator Normal Tidak normal Ket : Normal jika LED watchdog tidak menyala 2 Master Normal Tidak normal Ket : Normal jika LED GPS locked menyala. Clock. 3 Noise TWS Normal Tidak normal 4 Suhu ruang panel TWS 5 Kelembaban ruang panel TWS 6 Kondisi bau panel. 7 Kondisi grounding panel 8 Kondisi terminasi wiring 9 Kondisi kabel kontrol Infomasi hasil ukur suhu (dalam derajat Celcius) yang dilakukan mingguan. Infomasi hasil ukur kelembaban (dalam %) yang dilakukan mingguan. Normal Bangkai Hangus/go song Normal Korosi Rantas Kendor Putus Hilang Normal Korosi Panas/pen gukuran thermovisi. Normal Terkelupas Inservice inspection bulanan pada TWS meliputi tabel 2.5 berikut : Tabel 2.5 Inspeksi Bulanan TWS. No Item Check Temuan-1 Temuan-2 Temuan-3 Temuan-4 Temuan-5 Temuan-6 1 Kebersihan dalam panel TWS 2 Kondisi lampu penerangan TWS 3 Kondisi heater panel Normal Kotor Normal Redup Tidak Hilang berfungsi Normal Rusak Hilang Tidak terpasang. Tidak terpasang. 11

18 PEREKAM/RECORDER 4 Kondisi pintu panel TWS 5 Door sealant panel TWS 6 Lubang kabel kontrol Normal Korosi. Tidak bisa dikunci Hilang Normal Tidak elastis Putus. Hilang. Normal. Tidak rapat. Glen kabel tidak ada Panel Lokasi PQM Terpasang. Inservice inspection mingguan pada PQM meliputi tabel 2.6 berikut: Tabel 2.6 Inspeksi Mingguan PQM. No Item Check Temuan-1 Temuan -2 Temuan -3 Temuan -4 Temuan -5 Temuan -6 1 Indikasi fail/ Normal/tidak Menyala watchdog nyala (informasi (informasi alarm) alarm) 2 Display Normal Invalid Power mati (informasi alarm) 3 Master Clock Normal Tidak normal Ket : Normal jika LED GPS locked menyala. 4 Suhu ruang panel PQM 5 Kelembaban ruang panel PQM 6 Kondisi bau unit PQM 7 Kondisi suara unit PQM 8 Kondisi terminasi wirring 9 Kondisi kabel kontrol Infomasi hasil ukur suhu (dalam derajat Celcius) yang dilakukan mingguan. Infomasi hasil ukur kelembaban (dalam %) yang dilakukan mingguan. Normal Bangkai Hangus/go Kondisi bau song panel. Normal Tidak normal Normal Korosi Panas/pen gukuran thermovisi. Normal Terkelupas Inservice inspection bulanan pada PQM meliputi tabel 2.7 berikut: Tabel 2.7 Inspeksi Bulanan PQM. No Item Check Temuan-1 Temuan -2 Temuan -3 Temuan -4 Temuan -5 Temuan -6 1 Kebersihan Normal Kotor 12

19 dalam panel PQM 2 Kondisi lampu penerangan PQM 3 Kondisi heater panel 4 Kondisi pintu panel PQM 5 Door sealant panel PQM 6 Lubang kabel kontrol Normal Redup Tidak berfungsi Hilang Normal Rusak Hilang Tidak terpasang. Normal Korosi. Tidak bisa Hilang dikunci Normal Tidak elastis Putus. Hilang. Normal. Tidak rapat. Glen kabel tidak ada. Tidak terpasang. 2.2 In Service Measurement Pengukuran dalam keadaan operasi (In Service Measurement) adalah Pengukuran dan pemeriksaan yang dilakukan pada kondisi peralatan dalam kondisi operasi meliputi: DFR A. Pengukuran Beterai Memory. Beterai memori DFR berfungsi sebagai back-up data hasil rekaman DFR dan data back-up seting konfigurasi DFR, maka kondisinya harus selalu dijaga, apabila kondisi beterai memori dalam kondisi tidak layak maka saat DFR kehilangan catu daya, mengakibatkan semua data rekaman maupun data setting konfigurasi DFR akan terhapus. Pengukuran beterai ini khusus untuk DFR tipe lama dengan durasi waktu pengukuran 6 (enam) bulan atau tergantung kondisi. Tabel 2.1 berikut merupakan contoh seting yang diback-up baterai memori 13

20 PEREKAM/RECORDER Gambar 2.1 Setting konfigusi DFR yang diback-up Beterai Memori. B. Pengecekan Metering Hasil Snap shot (local/master) dan Kapasitas Memori Rekam. Pengecekan metering hasil snap shot baik yang dilakukan dari lokal maupun master adalah untuk memastikan bahwa DFR dalam kondisi siap merekam dan hasil rekaman saat terjadi gangguan masih sesuai dengan setting konfigurasinya. Setelah semua kondisi dinyatakan siap langkah selanjutnya menghapus data hasil rekaman yang sudah tidak dibutuhkan untuk memberikan kapasitas memori rekam lebih besar bagi DFR. Gambar 2.2 berikut contoh hasil pengecekan metering. 14

21 Gambar 2.2 Contoh Hasil Rekaman Pengujian Snap-Shot. C. Pemeriksaan Analog. Dalam kondisi tertentu analog input DFR tidak bisa mengukur salah satu atau beberapa parameter analog input, hal ini disebabkan oleh lepasnya rangkaian pengawatan ke arah analog input atau oleh korosi bagian terminal. Pemeriksaan hasil ukur analog input dimaksudkan untuk memastikan bahwa arus maupun tegangan dari bay peralatan dimana DFR tersebut dipasang dalam kondisi tetap terukur. (Lihat Gambar 2.3 hasil rekaman salah satu besaran arus yang tidak terukur oleh analog input DFR). Pemeriksaan kondisi analog umumnya dilaksanakan setelah proses snap shot. Parameter arus yang terukur oleh DFR Parameter arus yang tidak terukur DFR, Gambar 2.3 Hasil Pengukuran Analog 15

22 PEREKAM/RECORDER D. Pengujian Fungsi Remote Reading. Pemeriksaan atau pengujian pembacaan secara remote reading bertujuan untuk mempercepat penyajian data hasil rekaman DFR melalui proses download data dari komputer master lokal (komputer host) ke DFR ataupun dari komputer master ke DFR, pengecekan fungsi remote ini bisa dilakukan dalam keadaan apapun baik DFR dalam kondisi in service maupun out service selama jalur komunikasi yang digunakan dalam kondisi normal. Pengecekan fungsi remote reading ini dilaksanakan setiap 1 (satu) bulan meliputi : Uji coba trigger DFR secara remote. Pemeriksaan setting configurasi DFR. Download contoh salah satu file dari DFR ke master DFR. Pemeriksaan jaringan komunikasi Fault Locator TWS - Pengecekan Catu Daya. Melakukan pengecekan catu daya TWS dengan melalui proses pengukuran. - Pengecekan Sinkron TWS dengan master Clock. Memastikan sinkronisasi waktu TWS dengan Master Clock. - Pengecekan Komunikasi Antara TWS dengan Komputer Master. Memastikan kesiapan data TWS secara on line, dengan melakukan proses test download data dari TWS ke komputer master Fault Locator Berbasis Impedansi Measurement inspection pada fault locator berbasis impedansi adalah melakukan pengecekan catu daya Fault Locator dengan proses pengukuran. Pengukuran ini dialaksanakan dengan sifat waktu kondisional PQM. - Pengecekan Pengukuran Metering. Secara real-time display PQM menampilkan nilai parameter yang diukur, untuk memastikan semua parameter terukur, harus diperiksa 16

23 penunjukan parameter baik tegangan, arus, daya atau parameter lain apakah dalam kondisi sesuai. Dengan pemeriksaan ini bisa diketahui apakah arus maupun tegangan sudah terukur ketiga phasanya atau ada salah satu phasa yang tidak terukur. - Pengecekan Duration Sample. Pengujian Duration Sample dilakukan untuk memastikan PQM merekam paramater secara otomatis berdasarkan duration (waktu berselang) yang telah ditentukan. Jadi apabila duration sample disetting 10 menit maka dalam jangka waktu setiap 10 menit PQM secara otomatis akan merekam semua parameter. 2.3 Shutdown Testing Measurement Pengujian saat sistem tidak bertegangan (Shutdown Testing Measurement) merupakan langkah korektif, maka pada peralatan recorder perlu dilakukan pengujianpengujian untuk memastikan kondisi alat masih berfungsi sebagaimana mestinya, langkah ini dilaksanakan 6 (enam) tahunan atau pada kondisi khusus yang memerlukan pengujian pada kondisi tidak bertegangan DFR. Kegiatan Shutdown Testing Measurement yang dilakanakan pada DFR adalah : - Kalibrasi Sensor Pengujian Kalibrasi Sensor dimaksudkan untuk memastikan bahwa DFR akan mulai merekam (merecord trigger) pada saat besaran arus atau tegangan nilanya berubah sesuai dengan nilai besaran sensor yang telah ditentukan (diseting). Beberapa penerapan jenis sensor pada DFR dapat dilihat pada tabel 2.8 berikut : Tabel 2.8 Aplikasi Sensor DFR. Item Under/Over Voltage Under/Over Current Keterangan Dalam kondisi ini DFR akan mulai merekam (merecord trigger) apabila nilai tegangan menurun (under) mencapai setting Under Voltage atau nilai tegangan naik (over) mencapai setting Over Voltage. Dalam kondisi ini DFR akan mulai merekam (mentrigger) apabila nilai arus menurun 17

24 Under/Over Frekuensi PEREKAM/RECORDER (under) mencapai setting Under Current atau nilai arus naik (over) mencapai setting Over Current. Dalam kondisi ini DFR akan mulai merekam (mentrigger) apabila nilai frekuensi menurun (under) mencapai setting Under Frekuensi) atau naik (over) mencapai setting Over Frekuensi. Sensor frekuensi umumnya jarang digunakan. - Kalibrasi Analog Tegangan. Pengujian kalibrasi analog tegangan bertujuan untuk memastikan bahwa hasil rekaman DFR, besaran tegangan dan gambar grafik osilasinya sesuai dengan besaran tegangan yang sebenarnya saat DFR merekam terjadinya gangguan, bila terjadi perbedaan harus dilakukan adjusment (penyetelan) ulang. - Kalibrasi Analog Arus. Pengujian kalibrasi analog arus bertujuan untuk memastikan bahwa hasil rekaman DFR, besaran arus dan gambar grafik osilasinya sesuai dengan besaran arus yang sebenarnya saat DFR merekam terjadinya gangguan, bila terjadi perbedaan harus dilakukan penyetelan ulang. - Kalibrasi Analog Frekuensi. Pengujian kalibrasi analog frekuensi bertujuan untuk memastikan bahwa hasil rekaman DFR, besaran frekuensi dan gambar oscilosgraphnya sesuai dengan besaran frekuensi yang sebenarnya saat DFR merekam terjadinya gangguan, bila terjadi perbedaan harus dilakukan penyetelan ulang. - Pengujian Polaritas. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan polaritas arus yang tersambung ke DFR sudah sesuai dengan arah aliran daya pada bay yang terpasang DFR (dalam kondisi kirim tanda titik disebelah kiri dan terima tanda titik disebelah kanan. Gambar 2.4) 18

25 Titik menunjukan polarty pengukuran DFR Gambar 2.4 Hasil Uji Polarity DFR - Pengujian Fungsi Alarm. Setiap terjadi kondisi DFR tidak normal maupun tidak siap merekam akan memberi signal alarm, pengujian ini untuk memastikan setiap kondisi seperti diatas DFR selalu bisa memberi peringatan sehingga bisa dilakukan perbaikan sedini mungkin sehingga tingkat kesiapan DFR merekam saat terjadi gangguan tinggi. Adapun kondisi saat DFR memberi sinyal alarm meliputi : a. Kondisi Tidak Normal - Fail (printer trouble /kertas printer habis) - Display flicker (waktu tidak sinkron dengan Master Clock/GPS) b. Kondisi Tidak Siap Rekam - Fault ( Memory penuh ) - DFR Error/Hang. - CPU Fail. - DFR pada kondisi manual. - DFR Mati. - Pengujian Event Pengujian input event bertujuan untuk memastikan DFR bisa start untuk merekam pada waktu terjadi perubahan status peralatan dari status on/off atau dari off/on yang terpasang event DFR seperti PMT close/open, kontak relai proteksi maupun status status kontak peralatan lain. Beberapa status atau event peralatan yang diterapkan di tegangan extra tinggi seperti tabel berikut : 19

26 PEREKAM/RECORDER Tabel 2.9 Penerapan event DFR. Keterangan Event LPA Protection Operated LPB Protection Operated. AR In Progress. Send LPA. Receive LPA. Send LPB. Receive LPB. Send DEF A/Send DEF B. Keterangan Event Receive DEF A/Receive DEF B PMT 7ABx or 7Bx Open. PMT 7Ax or 7Bx Open. CCP Operated. Send DTT CCP. Receive DTT CCP. CBF/SZP A or B Trip. CBF/SZP AB Trip Fault Locator Traveling Wave Sistem (TWS) Kegiatan pengujian yang dilakanakan pada TWS adalah trigger test, kegiatan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan TWS dapat merecord saat terjadi gangguan atau trigger. Pada kondisi off-line TWS dapat dipergunakan untuk melakukan pengukuran panjang saluran penghantar (melalui proses penutupan atau switching PMT pada saluran transmisi tersebut) dilaksanakan 6 (enam) tahunan Fault Locator base impedance. Kegiatan pengujian yang dilakanakan pada Fault Locator Base Impedance adalah pengujian akurasi Fault Locator. Pengujian akurasi Fault Locator dengan impedance scondary test (menggunakan input arus dan tegangan), dengan referensi data impedansi total panjang penghantar dan dilaksanakan 6 (enam) tahunan Power Quality PQM. Kegiatan pengujian yang dilakanakan pada PQM adalah : - Pengujian Analog. Pengujian metering dilakukan untuk memastikan hasil pengukuran PQM pada display dan hasil rekaman sesuai dengan nilai besaran arus, tegangan maupun besaran lainnya sesuai dengan besaran sebenarnya yang terukur oleh analog (metode pengujian sama dengan pengujian analog input DFR tetapi untuk PQM tidak bisa dilakukan kalibrasi bila 20

27 terjadi selisih antara pengukuran dengan nilai tegangan atau arus yang sebenarnya). - Pengujian Polaritas Pengujian ini dilakukan untuk memastikan polaritas arus yang tersambung ke PQM sudah sesuai dengan aliran daya pada bay yang terpasang PQM. - Pengujian Sensor Trigger. Pengujian ini untuk memastikan PQM bekerja merekam besaran arus, tegangan maupun besaran lainnya pada saat besaran tersebut memenuhi seting level sensor yang telah ditetapkan. Sama seperti DFR penerapan sensor PQM meliputi : Tabel 2.10 Aplikasi Sensor Trigger PQM. Item Under/Over Voltage Under/Over Current Under/Over Frekuensi Keterangan Dalam kondisi ini PQM akan mulai merekam (merecord trigger) apabila nilai tegangan menurun (under) mencapai seting Under Voltage atau nilai tegangan naik (over) mencapai seting Over Voltage. Dalam kondisi ini PQM akan mulai merekam (mentrigger) apabila nilai arus menurun (under) mencapai setting Under Current atau nilai arus naik (over) mencapai seting Over Current. Dalam kondisi ini PQM akan mulai merekam (merecord tigger) apabila nilai frekuensi menurun (under) mencapai setting Under Frekuensi) atau naik (over) mencapai seting Over Frekuensi. Sensor frekuensi umumnya jarang digunakan. 2.4 Pengujian Setelah Gangguan di Peralatan. Pengujian setelah gangguan dilaksanakan apabila ditemukan kelainan pada peralatan sistem recorder, dimana peralatan sistem recorder tersebut bekerja tidak sebagaimana mestinya baik pada saat kondisi normal ataupun kondisi gangguan. Pengujian yang dilakukan setelah gangguan tidak jauh berbeda seperti yang dilakukan saat shutdown testing meausurement (pemeriksaan dan pengukuran catu daya, pemeriksaan fungsi alarm dan LED, pemeriksaan dan kalibrasi analog, pemeriksaan dan kalibrasi sensor, 21

28 PEREKAM/RECORDER pemeriksaan dan pengujian event, pemeriksaan rangkaian arus, pemeriksaan rangkaian tegangan). Gangguan yang umumnya terjadi pada peralatan adalah sebagai berikut: DFR DFR Digtal Stand Alone (Tidak memiliki fasilitas TCP/IP DFR digital stand alone yang tidak memiliki fasilitas TCP/IP ditemui pada DFR seperti Hathaway tipe II/IIB, RIS, Ben500/5000. Tabel 2.11 berikut adalah gangguan dan kemungkinan penyebab yang terjadi pada DFR II adalah : Tabel 2.11 Penyebab Gangguan pada DFR II. Jenis Gangguan Kemungkinan Penyebab DFR tidak merecord saat - Memory penuh. terjadi gangguan. - Sensor analog atau event tidak bekerja. - DFR dalam posisi manual. - DFR mengalami gangguan internal. - Terjadi kerusakan CPU - DFR dalam kondisi mati. - DFR pada kondisi Off-Line Hasil record tidak sesuai. - Nilai kalibrasi sudah bergeser. - Data rasio CT/PT tidak sesuai. - Soket modul analog kotor. - Kondisi input analog (arus dan tegangan) tidak sempurna. Peralatan lepas sinkron - Master Clock/GPS tidak lock. dengan Master Clock/GPS - Koneksi dari Master Clock ke DFR putus. - Terjadi perubahan seting. DFR merecord data tapi - Printer tidak siap. tidak mencetak hasil record. - Kondisi/posisi kertas. DFR tidak bisa dioperasikan Jaringan komunikasi bermasalah. via remote reading. Data rekaman hilang (data - Baterai memori. not found). - Seting tidak sesuai. 22

29 DFR Digital dengan fasilitas TCP/IP DFR digital yang memiliki fasilitas TCP/IP seperti pada DFR seperti Hathaway tipe IDM, PSDM (Procom), Simeas. Tabel 2.12 berikut merupakan penyebab gangguan pada DFR hathaway tipe IDM. Tabel 2.12 Penyebab Gangguan pada Digital dengan fasilitas TCP/IP Jenis Gangguan Watchdog Failure Waktu tidak sinkron dengan Master Clock. Alarm 1 Alarm 2 Alarm 3 Kemungkinan Penyebab Gangguan internal DFR. Waktu tidak sinkron dengan Master Clock. Aplication Corrupt. DSP/FPGA Corrupt. Configuration Corrupt Fault Locator Tabel 2.13 berikut adalah gangguan dan kemungkinan penyebab yang terjadi pada Fault Locator adalah : Fault Locator Base Travelling Wave Sistem Tabel 2.13 Penyebab Gangguan pada Fault Locator TWS Jenis Gangguan TWS mati Waktu tidak sinkron dengan Master Clock. Watchdog failure Kemungkinan Penyebab - Sistem catu daya terganggu. - Kerusakan internal. Waktu tidak lock dengan Master Clock. Gangguan internal TWS Fault Locator Berbasis Impedansi. Tabel 2.14 berikut adalah gangguan dan kemungkinan penyebab yang terjadi pada Fault Locator adalah : Tabel 2.14 Penyebab Ganguan pada Fault Locator berbasis Impedansi. Jenis Gangguan Display mati Watchdog failure Kemungkinan Penyebab - Sistem catu daya terganggu. - Kerusakan internal Fault Locator. Gangguan internal Fault Locator. 23

30 PEREKAM/RECORDER PQM Tabel 2.15 berikut adalah gangguan dan kemungkinan penyebab yang terjadi pada PQM adalah : Tabel 2.15 Penyebab Gangguan pada PQM Jenis Gangguan Display mati Waktu tidak sinkron dengan Master Clock. Watchdog failure Kemungkinan Penyebab - Sistem catu daya terganggu. - Kerusakan internal. - Kerusakan display. Waktu tidak sinkron dengan Master Clock. Gangguan internal PQM. 24

31 3 ANALISA HASIL PEMELIHARAAN. Analisa pemeliharaan dilakukan untuk mereview dan mengevaluasi hasil pemeliharaan yang dilakukan terhadap peralatan recording apakah peralatan tersebut masih bekerja baik didalam batas range-nya. Analisa pemeliharaan pada peralatan recording bertujuan memberikan kesimpulan dari hasil pemeliharaan yang dilakukan. Di dalam blangko pengujian peralatan recording sudah mencantumkan acuan atau standar penilaian yang digunakan sehingga dapat memberikan informasi kondisi peralatan secara langsung. 3.1 Disturbance Fault Recorder DFR digital stand alone tidak memilki fasilitas TCP/IP Tabel 3.1 berikut merupakan acuan yang digunakan pada saat pemeliharaan : Tabel 3.1 Acuan Pemeliharaan DFR II NO Uraian Kegiatan Acuan 1 Pemerikasaan penunjukan Sinkron dengan Master Clock, tanggal sesuai, waktu jam sesuai. 2 Pengukuran tegangan baterai memori. Tegangan baterai memori 5 VDC 3 Pengecekan catu daya Batas Ukur DC/DC. + 5 Vdc ±10 mv - 15 Vdc ±10 mv + 15 Vdc ±10 mv 4 Pengukuran DC offset Batas ukur 0 Vdc ±1 mv 5 Pengukuran analog channel Hasil ukur ±5% 6 Pengujian sensor Under Voltage : 80%, Over Voltage : 120% 3OC :120% 1OC:30-40% Under Freq: 98%, Over Freq : 102% 7 Pengujian event Sesuai fungsi DFR bekerja saat terjadi perubahan status event. 8 Pengujian polaritas Sesuai arah aliran daya DFR Digital dengan fasilitas TCP/IP Tabel 3.2 berikut merupakan acuan yang digunakan pada saat pemeliharaan IDM: 25

32 PEREKAM/RECORDER Tabel 3.2 Acuan Pemeliharaan IDM NO Uraian Kegiatan Acuan 1 Pemerikasaan penunjukan Sinkron dengan Master Clock, tanggal sesuai, waktu jam sesuai. 2 Pengukuran analog channel Hasil ukur ±5% 3 Pengujian sensor Under Voltage : 80%, Over Voltage : 120% 3OC :120% 1OC:30-40% Under Freq: 98%, Over Freq : 102% 4 Pengujian event Sesuai fungsi IDM bekerja saat terjadi perubahan status event. 5 Pengujian polaritas Sesuai arah aliran daya 6 Pengecekan LSU Dapat menyimpan data, mencetak data record. 3.2 Fault Locator Fault Locator Base Traveling Wave Sistem. Tabel 3.3 berikut merupakan acuan yang digunakan pada saat pemeliharaan TWS : Tabel 3.3 Acuan Pemeliharaan TWS NO Uraian Kegiatan Acuan 1 Pemerikasaan penunjukan Sinkron dengan Master Clock, tanggal sesuai, waktu jam sesuai. 2 LED watchdog Tidak menyala merah 3 Pengujian remote. Bisa diakses dari master 4 Trigger test Merecord adanya trigger. 5 Trigger switching test Hasil ukur line dengan error ±250m Fault Locator Base Impedance. Tabel 3.4 berikut merupakan acuan yang digunakan pada saat pemeliharaan Fault Locator Base Impedance: Tabel 3.4 Acuan Pemeliharaan Fault Locator NO Uraian Kegiatan Acuan 1 LED watchdog Tidak menyala merah 2 Secondary test Hasil ukur line dengan error ±10% 26

33 3.3 PQM Tabel 20 berikut merupakan acuan yang digunakan pada saat pemeliharaan PQM : Tabel 3.5 Acuan Pemeliharaan PQM NO Uraian Kegiatan Acuan 1 Pemerikasaan penunjukan Sinkron dengan Master Clock, tanggal sesuai, waktu jam sesuai. 2 Metering check Hasil ukur ±0.5% 3 Pengujian sensor Under Voltage : 80%, Over Voltage : 120% 3OC :120% 1OC:30-40% Under Freq : 98%, Over Freq : 102% 4 Pengujian arah Sesuai arah aliran daya 5 Duration check Sesuai seting 27

34 PEREKAM/RECORDER 4 REKOMENDASI/SARAN. Rekomendasi merupakan tindak lanjut yang harus dilaksanakan untuk perbaikan kondisi peralatan berdasarkan data dan fakta hasil pemeliharaan peralatan recording tersebut, data acuan serta pengalaman dilapangan. 4.1 Rekomendasi Umum Rekomendasi umum yang harus diperhatikan didasarkan pengalaman terkait beroperasinya sistem recorder di Gardu Induk PLN adalah : - Sistem recorder sebaiknya ditempatkan pada ruang khusus bergabung dengan ruang proteksi. - Suhu dan kebersihan ruang dimana peralatan recorder tersebut dipasang harus tetap terjaga sesuai standar. 4.2 Rekomendasi Hasil Inspeksi Disturbance Fault Recorder DFR Digital Stand Alone tidak memilki fasilitas TCP/IP Tabel 4.1 Rekomendasi Hasil Inspeksi DFR NO Uraian Kegiatan Kondisi Rekomendasi 1 Indikasi Menyala - Periksa internal DFR watchdog/ error (DFR tipe lain). - Perbaiki/ganti 2 Indikasi fail Muncul LED indikasi fail. - Periksa catu daya printer, kabel data dari DFR ke printer dan tinta printer. - Periksa ketersedian kertas, pastikan posisi kertas sudah benar. - Reset DFR 3 Indikasi service Muncul LED indikasi service - Periksa Master clock, kabel coaxial, atau konektornya. - Selalu periksa data yang tersimpan dimemori download atau cetak data yang diperlukan lalu hapus data yg ada di memori. 4 Indikasi Off- Muncul LED indikasi - Selalu periksa data yg tersimpan di Line Off-Line memori download atau cetak data 28

35 yang diperlukan lalu hapus data yang ada di memory. - Matikan DFR dengan switch catu daya DC ke posisi Off. Lepas card CPU, fault board, network controller, dan patch board satu persatu, lalu masukkan dengan benar lalu coba dinyalakan. - Ganti Card/ IC CPU. 5 Indikasi fault Muncul LED indikasi fault. Reset DFR 6 Indikasi CPU Muncul LED indikasi - Matikan DFR dengan switch catu fail CPU fail daya DC ke posisi Off. - Lepas card CPU, fault board, network controller, dan patch board satu persatu, lalu masukkan dengan benar lalu coba dinyalakan. - Lakukan perbaikan atau ganti card/ IC CPU. 7 Indikasi Display blank. - Periksa catu daya DFR. display display error - Periksa front panel DFR dan error/mati koneksinya. - Periksa card CPU. - Periksa card DC/DC - Perbaiki/ganti DFR 8 Snap shot Tidak bisa Snap shot - Periksa faulty board, lakukan perbaikan/ganti - Periksa CPU dan lakukan perbaikan/ganti. 9 Kertas printer Kertas Printer Habis. Isikan kertas Printer, pasang sesuai posisi yang benar. 10 Tinta printer Tinta printer habis Lakukan penggantian tinta printer. 11 Kondisi Suara Muncul Suara pada DFR. - Periksa sumber suara. - Lakukan pengecekan DFR - Padamkan peralatan DFR. - Perbaiki/ganti sistem DFR. 12 Pemeriksaan penunjukan waktu Tidak sinkron dengan Master Clock, tanggal tidak sesuai, jam tidak - Periksa kondisi Master Clock/GPS dan periperalnya. - Periksa seting fungsi sinkron (irig, comm clock syn). 29

36 PEREKAM/RECORDER 13 Bau Dalam Panel/DFR sesuai. Berbau tidak enak - Periksa kabel koaksial antar DFR - Ganti Master Clock/GPS Mencari tempat asal bau tidak enak, investigasi dan melakukan perbaikan DFR Digital dengan fasilitas TCP/IP Tabel 4.2 Rekomendasi Hasil Inspeksi pada DFR tipe IDM NO Uraian Kegiatan Kondisi Rekomendasi 1 Indikasi Display blank/error. - Periksa catu daya IDM. display - Periksa front panel IDM dan error/mati koneksinya. - Periksa card CPU. - Perbaiki/ganti IDM 2 Indikasi Menyala - Periksa Internal IDM watchdog - Perbaiki/Ganti 3 Pemerikasaan Tidak sinkron Apabila setelah dilakukan pemeriksaan penunjukan dengan Master kondisi Master Clock dan periperalnya waktu Clock, tanggal tidak ditemukan adanya kerusakan/kelainan sesuai, jam tidak maka : sesuai. - IDM menggunakan sinkron internal. - Perlu prbaikan /penggantian Master Clock/GPS. 4 Kertas printer Kertas printer habis. Isikan kertas printer, pasang sesuai posisi yang benar. 5 Tinta printer Tinta printer habis Lakukan penggantian tinta printer. 6 Kondisi suara Muncul suara pada IDM. - Periksa sumber suara. - Lakukan pengecekan IDM. - Padamkan peralatan IDM. - Perbaiki/ganti sistem IDM 6 Bau dalam Tidak berbau Mencari tempat asal bau tidak enak, panel/idm investigasi dan lakukan perbaikan 4.3 Rekomendai Hasil Inspeksi Fault Locator Fault Locator Base Traveling Wave Sistem. Tabel 4.3 Rekomendasi Hasil Inspeksi TWS 30

37 NO Uraian Kegiatan Kondisi 1 Pemeriksaan Tidak sinkron waktu dengan Master Clock, tanggal tidak sesuai, jam tidak sesuai. 2 Kondisi TWS Muncul indikasi watchdog 3 Kondisi suara Muncul suara pada TWS. 4 Bau dalam Berbau tidak enak panel/tws Rekomendasi - Periksa sistem Master Clock/GPS dan perieralnya. - Perbaiki/ganti sistem Master Clock/GPS. - Periksa internal TWS - Perbaiki/ganti TWS - Periksa sumber suara. - Lakukan pengecekan TWS - Padamkan peralatan TWS. - Perbaiki/ganti Mencari tempat asal bau tidak enak, investigasi dan lakukan perbaikan Fault Locator Base Impedance. Tabel 4.4 Rekomendasi Hasil Inspeksi Fault Locator NO Uraian Kegiatan Kondisi 1 Kondisi Fault Muncul indikasi Locator watchdog. 2 Kondisi suara Muncul suara pada Fault Locator 3 Bau dalam Berbau tidak enak panel/ Fault Locator Rekomendasi Apabila LED watchdog menyala merah lakukan perbaikan/penggantian Fault Locator. - Periksa sumber suara. - Lakukan pengecekan Fault Locator. - Padamkan peralatan Fault Locator - Perbaiki/ganti. Mencari tempat asal bau tidak enak, investigasi dan lakukan perbaikan 4.4 Rekomendasi Hasil Inspeksi PQM Tabel 4.5 Rekomendasi Hasil Inspeksi PQM Uraian NO Kegiatan 1 Pemerikasaan penunjukan Kondisi Tidak sinkron dengan Master Rekomendasi - Pemeriksaan Master Clock/GPS dan perieralnya. 31

38 Waktu Clock, tanggal tidak sesuai, jam tidak sesuai. 2 Kondisi PQM Muncul indikasi fail/ watchdog. 3 Display Kondisi tidak Normal (Invalid/Mati) 4 Kondisi suara Muncul suara tidak normal pada PQM. 5 Bau dalam Berbau. panel/ PQM PEREKAM/RECORDER - Perbaiki/ganti sistem Master Clock/GPS. - Lakukan pemeriksaan. - Lakukan perbaikan dan penggantian PQM. - Periksa catu daya PQM. - Perbaiki/ganti PQM. - Periksa sumber suara. - Lakukan pengecekan PQM. - Padamkan peralatan PQM - Perbaiki/ganti sistem PQM. Mencari tempat asal bau, investigasi dan lakukan perbaikan 4.5 Rekomendasi Hasil Inspeksi Panel dan Ruang Peralatan Recorder. Tabel 4.6 Rekomendasi Hasil Inspeksi Panel dan Ruang Peralatan Recorder NO Uraian Kegiatan Kondisi Rekomendasi 1 Kondisi Kotor Bersihkan panel dengan metode kering. kebersihan dalam panel 2 Kelembapan ruang Lembab/diatas 70% - Periksa kondisi lingkungan ruangan, - Periksa Pengatur Suhu Ruangan/ AC - Perbaiki / ganti AC. - Pasang dehumidifier 3 Suhu ruang Panas (>24ºC) - Periksa kondisi lingkungan ruangan, - Periksa pengatur suhu ruangan/ AC - Perbaiki / ganti AC. 4 Lampu penerangan panel Redup tidak sesuai K3, mati, tidak ada lampu Lakukan pemeriksaan, perbaiki dan ganti lampu. 5 Kondisi Kendor, korosi, Perbaiki / ganti kabel grounding grounding rantas, hilang panel 6 Kondisi Korosif - Lakukan pengukuran dengan terminasi thermogun, wirring - Lakukan perbaikan dan penggantian. 32

39 7 Kondisi heater panel Rusak Pemeriksaan sistem heater/ganti heater 8 Kondisi pintu Rusak Perbaiki. panel 9 Door sealant Tidak elastis Ganti 10 Kabel kontrol Terkelupas/putus Ganti kabel kontrol 11 Lubang kabel kontrol Berlubang Lakukan penutupan lubang kabel kontrol. 4.6 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Disturbance Fault Recorder DFR Digital Stand Alone tidak memilki fasilitas TCP/IP Tabel 4.7 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan DFR tipe II Uraian NO Kegiatan 1 Pemerikasaan penunjukan waktu 2 Pengukuran tegangan baterai. 3 Pengecekan catu daya DC- DC. 4 Pengukuran DC Offset 5 Pengukuran analog channel Acuan Sinkron dengan Master Clock, tanggal sesuai, jam sesuai. Tegangan baterai 5 VDC Hasil ukur + 5 Vdc ±10 mv - 15 Vdc ±10 mv + 15 Vdc ±10 mv Hasil ukur 0 Vdc ±1 mv Hasil Ukur ±5% Rekomendasi Apabila setelah dilakukan pemeriksaan kondisi Master Clock dan periperalnya ditemukan adanya kerusakan/kelainan maka : - DFR menggunakan clock internal. - Perlu perbaikan/penggantian sistem Master Clock/GPS. Apabila pengukuran kurang dari acuan batere memori harus segera diganti. Apabila pengukuran tidak sesuai acuan maka: - Lakukan re-ajustment. - Lakukan penggantian catu daya DC- DC Apabila pengukuran tidak sesuai acuan maka : - Lakukan re-ajustment. - Apabila tidak bisa di re-ajustment, Lakukan penggantian card analog. Apabila pengukuran tidak sesuai acuan maka : - Lakukan re-ajustment. 33

40 6 Pengujian Sesuai acuan seting sensor 7 Pengujian Sesuai fungsi event 8 Pengujian arah Sesuai arah aliran daya PEREKAM/RECORDER - Apabila tidak bisa di re-ajustmen Lakukan penggantian modul Pacth Board. Apabila pengukuran tidak sesuai acuan maka : - Lakukan re-ajustment. - Apabila tidak bisa re-ajustment. lakukan penggantian modul. Apabila pengujian tidak sesuai fungsi lakukan penggantian Card Digital I/O. Apa hasil pengujian arah tidak sesuai lakukan perubahan wirring input arus/probe DFR Digital dengan fasilitas TCP/IP Tabel 4.8 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan DFR tipe IDM NO Uraian Kegiatan Acuan Rekomendasi 1 Pemerikasaan penunjukan waktu Sinkron dengan Master Clock, tanggal sesuai, jam sesuai. Apabila setelah dilakukan pengecekan kondisi Master Clock dan periperalnya ditemukan adanya kerusakan/kelainan maka : - Perlu perbaikan/penggantian sistem Master Clock/GPS. - DFR menggunakan clock internal. 2 Pengukuran analog Hasil ukur ±5% Apabila pengukuran tidak sesuai acuan maka : channel - Lakukan kalibrasi via software. - Apabila tidak bisa di kalibrasi lakukan penggantian modul Pacth Board. 3 Pengujian sensor Sesuai acuan seting Apabila pengukuran tidak sesuai acuan maka : - Lakukan re-seting via sofware. - Apabila tidak bisa re-setting lakukan penggantian modul. 4 Pengujian event Sesuai fungsi Apabila pengujian tidak sesuai fungsi lakukan penggantian card digital I/O. 5 Pengujian arah Sesuai arah aliran Apabila hasil pengujian arah tidak sesuai 34

41 6 Pemeriksaan LSU daya lakukan perubahan wirring input arus/probe. Dapat menyimpan Apabila hasil pengecekan tidak sesuai data, mencetak data lakukan perbaikan LSU secara software record. & hardware. 4.7 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Fault Locator. Rekomendasi ini bertujuan memberikan masukan atau langkah-langkah yang dilakukan terkait hasil hasil pemeliharaan yang dilakukan terhadap peralatan recorder Fault Locator Base Traveling Wave Sistem. Tabel 4.9 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Fault Locator Base Traveling Wave NO Uraian Kegiatan Acuan 1 Pemerikasaan - Sinkron dengan penunjukan Master Clock, waktu tanggal sesuai, jam sesuai. 2 LED watchdog Tidak menyala merah 3 Pengujian Bisa diakses dari remote. master 4 Test trigger Merecord adanya trigger. 5 Test trigger Hasil ukur line switching dengan error ±250m Rekomendasi Apabila setelah dilakukan pemeriksaan kondisi Master Clock dan periperalnya ditemukan adanya kerusakan/kelainan maka perlu perbaikan atau penggantian sistem Master Clock/GPS. Apabila LED watchdog menyala merah lakukan perbaikan/penggantian TWS. Apabila TWS tidak bisa diakses lakukan pemeriksaan/perbaikan saluran komunikasi. Apabila test record gagal lakukan pemeriksaan/ perbaikan/ penggantian wirring, probe, modul analog input. Apabila hasil pengujian tidak sesuai lakukan kalibrasi sesuai pabrikan Fault Locator Base Impedance. Tabel 4.10 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Fault Locator Uraian NO Acuan Rekomendasi Kegiatan 1 LED watchdog Tidak menyala Apabila LED watchdog menyala merah 35

42 PEREKAM/RECORDER 2 Secondary Test merah lakukan perbaikan/penggantian Fault Locator. Hasil ukur line Apabila hasil pengujian tidak sesuai dengan error lakukan perbaikan/penggantian Fault ±10% Locator. 4.8 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan PQM Tabel 4.11 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan PQM. NO Uraian Kegiatan Acuan 1 Pemerikasaan Sinkron dengan penunjukan Master Clock, waktu tanggal sesuai, jam sesuai. 2 Metering Hasil ukur ±0.5% check 3 Pengujian Sesuai setting sensor 4 Pengujian arah Sesuai arah aliran daya 5 Pemeriksaan Dapat menyimpan duration data sesuai setting sample Rekomendasi Apabila setelah dilakukan pemeriksaan kondisi Master Clock dan periperalnya ditemukan adanya kerusakan/kelainan maka perlu perbaikan atau penggantian sistem Master Clock/GPS. Apabila pengukuran tidak sesuai acuan dan tidak bisa di kalibrasi lakukan penggantian PQM. Apabila pengukuran tidak sesuai acuan maka : - Lakukan re-setting via sofware. - Apabila tidak bisa re-setting Lakukan penggantian PQM. Apabila hasil pengujian arah tidak sesuai lakukan perubahan wirring input arus/probe. Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai lakukan resetting dan perbaikan. 36

43 Lampiran 1. Formulir Check List DFR 37

44 PEREKAM/RECORDER Lampiran 2. Formulir Check List Fault Locator 38

45 Lampiran 3. Formulir Check List PQM 39

46 PEREKAM/RECORDER Lampiran 4. Blanko Kalibrasi DFR 40

47 41

48 PEREKAM/RECORDER Lampiran 5. Blanko Kalibrasi IDM 42

49 Lampiran 6. Blanko Pemeriksaan/Pengujian TWS 43

50 PEREKAM/RECORDER Lampiran 7. Blanko Pemeriksaan/Pengujian Fault Locator 44

51 Lampiran 8. Blanko Pemeriksaan/Pengujian PQM 45

52 PEREKAM/RECORDER Lampiran 9. Alur Pemeliharaan Peralatan Recorder. In Service Measurement Untuk memastikan kondisi pengukuran semua analog, fungsi remote dan kesiapan alat dalam keadaan normal melalui proses pengukuran/pemgamatan sebelum dilakukan shutdown testing Instalasi di Offkan Shutdown Testing DFR II 1. Kalibrasi Analog Kalibrasi Sensor 2. Pengujian Event 3. Pengujian Polarity. 4. Pengujian Alarm. In Service Inspection Untuk memastikan kesiapan peralatan recording melalui proses inspeksi yang dilakukan secara visual, dengan melihat indikasiindikasi led, alarm pada peralatan, maupun pencatatan kondisi lingkungan disekitar peralatan tersebut dipasang (panel maupun ruangan). IDM 1. Kalibrasi Analog Kalibrasi Sensor 2. Pengujian Event 3. Pengujian Polarity 4. Pengujian Alarm Fault Locator TWS 1. Trigger Test Fault Locator Impedance 1. Uji Akurasi PQM 1. Pengujian Analog 2. Pengujian Sensor Trigger. Instalasi di Operasikan 46

53 Lampiran 10. Alur Pemeliharaan Peralatan Recorder. 47

E R A L A T A N P E R E K A M D : P D M / S G I

E R A L A T A N P E R E K A M D : P D M / S G I B u k u P e d o m a n P e m e l i h a r a a n P E R A L A T A N P E R E K A M D o k u m e n n o m o r : P D M / S G I / 8 : 0 P T P L N ( P E R S E R O ) J l T r u n o j o y o B l o k M I / 5 J A K A R

Lebih terperinci

Tugas Akhir BAB II. TEORI DFR (Digital Fault Recorder)

Tugas Akhir BAB II. TEORI DFR (Digital Fault Recorder) BAB II TEORI DFR (Digital Fault Recorder) 2.1 Penjelasan Umum Alat Bantu Analisa Gangguan Peralatan bantu yang banyak terpasang di instalasi sistem tenaga listrik adalah alat yang cara kerjanya memonitor

Lebih terperinci

BAB 3. Pemeliharaan Peralatan Disturbance Fault Recorder ( DFR )

BAB 3. Pemeliharaan Peralatan Disturbance Fault Recorder ( DFR ) BAB 3 Pemeliharaan Peralatan Disturbance Fault Recorder ( DFR ) Suatu alat yang dapat mengukur dan merekam besaran listrik seperti arus ( I ), tegangan (V)dan frekuensi (F) pada saat sebelum, selama dan

Lebih terperinci

BAB III TROUBLESHOOTING DAN KALIBRASI DFR

BAB III TROUBLESHOOTING DAN KALIBRASI DFR BAB III TROUBLESHOOTING DAN KALIBRASI DFR 3.1 TROUBLESHOOTING Troubleshooting adalah langkah-langkah yang dilakukan langsung pada peralatan DFR yang bertujuan untuk menangani masalah, kelainan (anomali)

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Analisis Fungsi DFR (Digital Fault Recorder) Untuk Membantu Dispacher Dalam Membaca Data Gangguan

TUGAS AKHIR. Analisis Fungsi DFR (Digital Fault Recorder) Untuk Membantu Dispacher Dalam Membaca Data Gangguan TUGAS AKHIR Analisis Fungsi DFR (Digital Fault Recorder) Untuk Membantu Dispacher Dalam Membaca Data Gangguan Diajukan guna melengkapi sebagaian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

PT PLN (Persero) PROTEKSI DAN KONTROL BUSBAR DAFTAR ISI

PT PLN (Persero) PROTEKSI DAN KONTROL BUSBAR DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR LAMPIRAN... v... 1 1. Pendahuluan... 1 1.1 Gambaran Umum... 1 1.2 Definisi dan Fungsi Bagian Utama... 3 1.2.1 Diferensial Busbar...3

Lebih terperinci

gangguan atau hal hal yang tidak diharapkan selama proses penyediaan listrik berlangsung.

gangguan atau hal hal yang tidak diharapkan selama proses penyediaan listrik berlangsung. Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA GANGGUAN DENGAN DISTURBANCE FAULT RECORDER PADA PT. PLN P3B JB APB JATENG DAN DIY Rachmawati Tejaningrum ( 21060110141083 ), Sumardi, ST, MT (196811111994121001) Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DFR (Digital Fault Recorder)

BAB IV ANALISA DFR (Digital Fault Recorder) BAB IV ANALISA DFR (Digital Fault Recorder) 4.1 Pembacaan Data Rekaman Format output rekaman dapat berupa softcopy maupun hardcopy. Data berikut lebih banyak akan menjelaskan bagaimana cara melakukan pembacaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR GAMBAR... iv. DAFTAR TABEL... v. DAFTAR LAMPIRAN... vi

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR GAMBAR... iv. DAFTAR TABEL... v. DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR LAMPIRAN... vi 1 1. PENDAHULUAN... 1 1.1 Gambaran Umum... 1 1.2 Pola Proteksi Transformator... 1 1.2.1 Pola Proteksi Transformator

Lebih terperinci

SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING

SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING LAMPIRAN IV : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG TRANSMISI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING DEPERTEMEN

Lebih terperinci

JARINGAN GARDU INDUK DISTRIBUSI

JARINGAN GARDU INDUK DISTRIBUSI 1.2. Sistem Proteksi Jaringan 1.2.1. Peralatan Proteksi Jaringan tenaga listrik secara garis besar terdiri dari pusat pembangkit, jaringan transmisi (gardu induk dan jaringan) dan jaringan distribusi.

Lebih terperinci

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM User Manual Edisi September 2006 ELKAHFI Design & Embedded System Solution Daftar Isi Pengenalan Elkahfi Telemetry System Pendahuluan 1 Kelengkapan Telemetry System 2 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard

1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard T.Wisnu Wardhana JKT0413/JF/S1/ELE/0296 I. BENAR SALAH (15 Soal) 1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard 2. IED berfungsi untuk melakukan remote control, telemetering, telesignal,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan merupakan sebuah proses yang sangat menentukan untuk merealisasikan alat tersebut. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara mempelajari karakteristik

Lebih terperinci

E M O T E S T A T I O N S C A D A D : P D M / S G I

E M O T E S T A T I O N S C A D A D : P D M / S G I B u k u P e d o m a n P e m e l i h a r a a n R E M O T E S T A T I O N S C A D A D o k u m e n n o m o r : P D M / S G I / 2 5 : 2 0 1 4 P T P L N ( P E R S E R O ) J l T r u n o j o y o B l o k M I /

Lebih terperinci

PETUNJUK SETTING RECLOSER JOONGWON, FTU R200 SERIES. Auto Recloser Control With FTU-R200 Feeder Terminal Unit For Distribution Automation System

PETUNJUK SETTING RECLOSER JOONGWON, FTU R200 SERIES. Auto Recloser Control With FTU-R200 Feeder Terminal Unit For Distribution Automation System PETUNJUK SETTING RECLOSER JOONGWON, FTU R200 SERIES Auto Recloser Control With FTU-R200 Feeder Terminal Unit For Distribution Automation System Daftar Isi: 1. Panel Antar Muka (User Interface) 2. Indikasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 58 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah dibuat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Pengujian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN Untuk pembahasan ini penulis menganalisa data dari lapangan yang berupa peralatan meliputi PCD, jenis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dari hasil analisa gangguan, dapat ditentukan sistem proteksi yang akan

BAB IV PEMBAHASAN. Dari hasil analisa gangguan, dapat ditentukan sistem proteksi yang akan BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah PT PLN APD Jatim membawahi 98 Gardu Induk yang tersebar di seluruh Jawa Timur. Ditambah dengan jumlah pelanggan yang semakin bertambah setiap tahunnya membuat

Lebih terperinci

Solar PV System Users Maintenance Guide

Solar PV System Users Maintenance Guide Solar PV System Users Maintenance Guide Solar Surya Indonesia Komplek Ruko GreenVile Blok A No 1-2 Jl. Green Vile Raya, Duri Kepa Jakarta Barat 11510 Telp: 021-566.2831 Pedoman Pemilik Solar PV System

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai persiapan komponenkomponen dan peralatan yang digunakan serta langkah-langkah praktek, kemudian menampilkan data hasil

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT BAB IV PENGUJIAN ALAT Untuk mengetahui apakah tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat, dan sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

Dalam pengoperasiannya ada tiga jenis pengoperasian yang harus dilakukan pada stasiun bumi pemantau gas rumah kaca ini, yaitu :

Dalam pengoperasiannya ada tiga jenis pengoperasian yang harus dilakukan pada stasiun bumi pemantau gas rumah kaca ini, yaitu : III. PETUNJUK PENGOPERASIAN ALAT Dalam pengoperasiannya ada tiga jenis pengoperasian yang harus dilakukan pada stasiun bumi pemantau gas rumah kaca ini, yaitu : 1. Prosedur Data Logging, yaitu langkah-langkah

Lebih terperinci

PASCAL. Home U P S (UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM) INSTRUCTION MANUAL (Petunjuk Pemakaian) PASCAL: UPS & STABILIZER Since 1984

PASCAL. Home U P S (UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM) INSTRUCTION MANUAL (Petunjuk Pemakaian) PASCAL: UPS & STABILIZER Since 1984 PASCAL Home U P S (UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM) Model : Home UPS 1200 / 2400 / 3600 / 5000 / 6000 / 8000 / 11000 INSTRUCTION MANUAL (Petunjuk Pemakaian) PASCAL: UPS & STABILIZER Since 1984 POWER FAMILY

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga kontinuitas dan kualitas supply

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana perancangan fire alarm sistem yang dapat ditampilkan di web server dengan koneksi Wifi melalui IP Address. Perancangan alat ini

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI 4.1 Trafo Step Up 150 kv PT. PLN Durikosambi Gardu Induk Durikosambi berjenis gardu induk Switchyard, yakni gardu induk yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan BAB III PERANCANGAN 3.1 Pendahuluan Perancangan merupakan tahapan terpenting dari pelaksanaan penelitian ini. Pada tahap perancangan harus memahami sifat-sifat, karakteristik, spesifikasi dari komponen-komponen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI LEVEL 1 Kode Unit : DIS.OPS.005(1).B... 5 Judul Unit : Mengganti fuse pada peralatan hubung bagi (PHB-TR).

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 51 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Auto Loading menggunakan Robo Cylinder pada mesin Power Press PP 60. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya listrik. Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian

Lebih terperinci

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Simulasi Proteksi Daerah Terbatas... (Setiono dan Arum) SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Iman Setiono

Lebih terperinci

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI LEVEL 1 Kode Unit : DIS.OPS.005(1).B... 5 Judul Unit : Mengganti fuse pada peralatan hubung bagi (PHB-TR).

Lebih terperinci

OCR/FGR untuk mendeteksi gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah.

OCR/FGR untuk mendeteksi gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah. DAERAH KERJA PROT.xls PROTEKSI KOPEL 150 KV BUS-I BUS-2 OCR/GFR AMP OCR/GFR AMP OCR/GFR AMP BUSPRO-1 BUSPRO-2 DIST DIST Pht-1 Pht-2 OCR/FGR untuk mendeteksi gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah. GI A I GI

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Tujuan Pengujian Pengujian yang akan dilakukan untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pengujian dilakukan pada beberapa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V

BAB IV PEMBAHASAN.  P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V BAB IV PEMBAHASAN Sebelum melakukan pemasangan CT TR terdapat langkah langkah yang wajib apakah CT yang kita pasang baik di gunakan atau tidak berikut tahapan sebelum melakukan pemasanga CT TR 4.1 Pengujian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gangguan yang Terjadi pada SKTT Gangguan yang terjadi pada saluran kabel tegangan tinggi (SKTT) umumnya bersifat permanen dan diikuti kerusakan sehingga diperlukan perbaikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS

BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS 4.1 Gangguan Transmisi Suralaya Balaraja Pada Pembangkit PLTU Suralaya terhubung dengan sistem 500KV pernah mengalami gangguan CT (Current Transformer)

Lebih terperinci

Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP

Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP Rika Sustika P2 Informatika-LIPI rika@informatika.lipi.go.id Oka Mahendra P2 Informatika-LIPI oka@informatika.lipi.go.id

Lebih terperinci

Measurement System VERSI 2.12 MANUAL Oleh Hari Arief D. Laboratorium Instrumentasi dan Pengukuran Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Brawijaya

Measurement System VERSI 2.12 MANUAL Oleh Hari Arief D. Laboratorium Instrumentasi dan Pengukuran Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Measurement System VERSI 2.12 MANUAL Oleh Hari Arief D. Laboratorium Instrumentasi dan Pengukuran Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Daftar isi 1. Pendahuluan 2 2. Spesifikasi MC-01....

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga

Lebih terperinci

1. TUJUAN/MANFAAT: Membentuk peserta diklat menjadi terampil melaksanakan Pemeliharaan GI & transmisi yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan unit

1. TUJUAN/MANFAAT: Membentuk peserta diklat menjadi terampil melaksanakan Pemeliharaan GI & transmisi yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan unit BIDANG FORM 1 : KERANGKA KEGIATAN PROGRAM ON JOB TRAINING SMK / SMA TAHUN 2011/2012 PROYEKSI JABATAN WAKTU : PEMELIHARAAN GI & TRANSMISI : JUNIOR ENGINEER PEMELIHARAAN PERALATAN GI : 138 HARI KERJA (6

Lebih terperinci

PERCOBAAN 2. MULTIPLEXER/DEMULTIPLEXER UNIT dan SWITCHING NETWORK UNIT

PERCOBAAN 2. MULTIPLEXER/DEMULTIPLEXER UNIT dan SWITCHING NETWORK UNIT PERCOBAAN MULTIPLEXER/DEMULTIPLEXER UNIT dan SWITCHING NETWORK UNIT.. TUJUAN Memahami proses digitalisasi beberapa kanal suara menjadi bentuk sinyal multiplex pada teknologi sentral digital. Memahami pembagian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 UPS dan Fungsinya Terputusnya sumber daya listrik yang tiba-tiba dapat mengganggu operasi sebuah unit bisnis. Pada beberapa contoh kasus bisa berakibat pada berhenti beroperasinya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

DX1220 LITEPUTER DIMMER PACK 12CH DMX512. Disusun oleh: Iwan B Pratama Blastica Sound

DX1220 LITEPUTER DIMMER PACK 12CH DMX512. Disusun oleh: Iwan B Pratama Blastica Sound LITEPUTER DIMMER PACK 12CH DMX512 Disusun oleh: Iwan B Pratama Blastica Sound Panel Depan DX1220 terdiri dari 12 modul P-30 (1 ch modul) dan 1 buah DP-5 (DMX interface). Modul P-30 TRIG : menandakan jika

Lebih terperinci

MENGOPERASIKAN SISTEM OPERASI

MENGOPERASIKAN SISTEM OPERASI MENGOPERASIKAN SISTEM OPERASI software system operasi generasi terakhir yang dikeluarkan Microsoft adalah Windows 95 Windows 98 Windows XP dan Vista Windows 7 Windows Me Sofware yang dirancangan khusus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Alat Pada tugas akhir ini penulis merancang suatu alat pengaman yang dapat diaplikasikan untuk memberikan informasi keadaan sepeda motor dari tindakan kejahatan

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP

BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP Pada BAB 2 telah dijelaskan terdapat dua tipe ELT yaitu Portable ELT dan Fixed ELT dan juga ELT yang hanya bekerja pada dua frekuensi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB I PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian Fungsi Relay Tegangan Lebih Tipe BE4-27/59 4.1.1 Tujuan 1. Melaksanakan praktikum pengujian fungsi relay tegangan lebih tipe BE4-27/59. 2. Mengetahui cara fungsi

Lebih terperinci

BALANZA INDIKATOR TIMBANGAN BX1. Buku Panduan. Versi 1.0

BALANZA INDIKATOR TIMBANGAN BX1. Buku Panduan. Versi 1.0 BALANZA INDIKATOR TIMBANGAN BX1 Buku Panduan Versi 1.0 DAFTAR ISI PENCEGAHAN.. 3 PENGANTAR.... 4 FITUR... 4 SPESIFIKASI TEKNIK... 5 PANEL DEPAN 6 PANEL BELAKANG.. 8 KONEKSI LOAD CELL.. 8 SET MODE.. 9 SKEMA

Lebih terperinci

UNIVERSAL DOK UNTUK IPOD PETUNJUK PENGGUNAAN. Model No. : ID30

UNIVERSAL DOK UNTUK IPOD PETUNJUK PENGGUNAAN. Model No. : ID30 UNIVERSAL DOK UNTUK IPOD PETUNJUK PENGGUNAAN Model No. : ID30 PETUNJUK KEAMANAN 1. Air dan Lembab Jangan gunakan unit dekat dengan air seperti dekat dengan kamar mandi, dapur, meja makan, mesin cuci, kolam

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI 4.1 Umum Seperti yang telah dibahas pada bab III, energi listrik dapat diubah ubah jenis arusnya. Dari AC menjadi DC atau sebaliknya. Pengkonversian

Lebih terperinci

A. Receipt printer thermal ND9C

A. Receipt printer thermal ND9C Receipt Printer untuk mesin Wincor ada beberapa Type, yang biasa kita kenal antara lain : 1. Receipt Printer Thermal untuk Wincor Procash 2000 yaitu ND9C 2. Receipt Printer Thermal untuk Wincor Procash

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB III AMR (AUTOMATIC METER READING )

BAB III AMR (AUTOMATIC METER READING ) BAB III AMR (AUTOMATIC METER READING ) 3.1 Pengertian AMR (Autaomatic Meter Reading) Automatic Meter Reading (AMR) adalah sistem pembacaan atau pengambilan data hasil pengukuran meter elektronik atau ME

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pengertian perancangan sistem adalah penggabungan beberapa rangkaian yang sudah ada ataupun membuat rangkaian menjadi satu sistem utuh yang difungsikan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI

BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI 4.1 Definisi dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN SETTING RELAI JARAK SUTET 500. kv KRIAN - GRESIK

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN SETTING RELAI JARAK SUTET 500. kv KRIAN - GRESIK BAB IV ANALISA PERHITUNGAN SETTING RELAI JARAK SUTET 500 kv KRIAN - GRESIK 4.1 Umum Relai jarak pada umumnya dipakai untuk proteksi saluran transmisi. Relai jarak mempunyai zona zona proteksi yang disetel

Lebih terperinci

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200 PC-Link PC-Link Application Note AN200 GUI Digital Input dan Output Oleh: Tim IE Aplikasi ini akan membahas software GUI (Grapic User Interface) yang digunakan untuk mengatur Digital Input dan Output pada.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM Sistem akuisisi data ekonomis berbasis komputer atau personal computer (PC) yang dibuat terdiri dari beberapa elemen-elemen sebagai berikut : Sensor, yang merupakan komponen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pengoperasian modul baby incubator adalah sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pengoperasian modul baby incubator adalah sebagai 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sistem Pengoperasian Modul Baby Incubator Adapun langkah-langkah pengoperasian modul baby incubator adalah sebagai berikut: 1. Hubungkan kabel power modul dengan sumber

Lebih terperinci

TEKNIK REKAM DAN PUTAR SUARA DENGAN MENGGUNAKAN MODUL D VOICE 04

TEKNIK REKAM DAN PUTAR SUARA DENGAN MENGGUNAKAN MODUL D VOICE 04 TEKNIK REKAM DAN PUTAR SUARA DENGAN MENGGUNAKAN MODUL D VOICE 04 Modul D Voice 04, sebuah sub system Delta yang mampu merekam dan memutar suara hingga 8 menit (juga tersedia versi yang 16 menit) memiliki

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III. PRINSIP KERJA UPS dan PERMASALAHANNYA

BAB III. PRINSIP KERJA UPS dan PERMASALAHANNYA BAB III PRINSIP KERJA UPS dan PERMASALAHANNYA 3.1 Sejarah UPS UPS merupakan singkatan dari Uninterruptable Power Sistem atau sering juga disebut dengan Uninterruptable Power Supply, jika diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO

BAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO BAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO 3.1 Tinjauan Umum Sistem Scada Sistem integrasi adalah jaringan tenaga listrik yang terpadu yang meliputi pembangkit-pembangkit tenaga listrik,

Lebih terperinci

PT PLN (Persero) SISTEM DC DAFTAR ISI. Daftar Isi... i. Daftar Gambar... iii. Daftar TABEL... iv. Daftar Lampiran... v SISTEM DC...

PT PLN (Persero) SISTEM DC DAFTAR ISI. Daftar Isi... i. Daftar Gambar... iii. Daftar TABEL... iv. Daftar Lampiran... v SISTEM DC... DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Gambar... iii Daftar TABEL... iv Daftar Lampiran... v... 1 1. PENDAHULUAN... 1 1.1. Gambaran Umum... 1 1.2. Peralatan Sistem DC... 2 1.3. Bagian Bagian Utama Peralatan

Lebih terperinci

PC STAND ALONE. Alat yang menyediakan dan mengalirkan listrik secara kontinu dan tidak terputus kepada komputer adalah :

PC STAND ALONE. Alat yang menyediakan dan mengalirkan listrik secara kontinu dan tidak terputus kepada komputer adalah : PC STAND ALONE Alat penstabil atau pengatur keseimbangan aliran listrik yang dialirkan ke CPU, sehingga listrik yang dilalirkan keluar lebih stabil adalah fungsi dari : CPU Hardisk Stabilizer UPS Alat

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proteksi Sistem Tenaga Listrik Proteksi terhadap suatu sistem tenaga listrik adalah sistem pengaman yang dilakukan terhadap peralatan- peralatan listrik, yang terpasang pada sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. ANALISIS 3.1.1 Analisis Masalah Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan oleh penulis sebelumnya, bahwa dengan perkembangan kemajuan kehidupan manusia di tuntut untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menjalankan perintah inputan dan gambaran sistem monitoring Angiography yang bekerja untunk pengambilan data dari

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI. pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan distribusi

BAB III DASAR TEORI. pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan distribusi 18 BAB III DASAR TEORI 3.1 Tinjauan Umum Sistem SCADATEL Sistem integrasi adalah jaringan tenaga listrik yang terpadu yang meliputi pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Perancangan sistem PLC web server sebagai sistem kontrol coal crushing plant merupakan sistem yang mampu mengontrol dan memberikan informasi keadaan plant secara real-time,

Lebih terperinci

BAB IV PENGOPERASIAN DATA LOGGER

BAB IV PENGOPERASIAN DATA LOGGER BAB IV PENGOPERASIAN DATA LOGGER 4.1. Kriteria Pengoperasian Data logger onlimo OSS merupakan data logger yang dibuat menggunakan mainboard PC standar yang biasa digunakan di lingkungan perumahan dan perkantoran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sistem Pengoperasian Alat Penjelasan pengoperasian alat terapi infra merah di lengkapi sensor jarak dan timer di sesuaikan dengan list program yang telah di rancang berikut

Lebih terperinci

TES TERTULIS LEVEL : JUDUL UNIT : Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN :

TES TERTULIS LEVEL : JUDUL UNIT : Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : TES TERTULIS LEVEL : KODE UNIT : KTL.PH.20.121.02 JUDUL UNIT : Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : Tes tertulis ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memperlihatkan apakah telah layak sebagai user interface.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memperlihatkan apakah telah layak sebagai user interface. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Software Visual Basic Pengujian software Visual Basic dilakukan dengan menguji kinerja dari program penjadwalan apakah telah berfungsi sesuai dengan harapan dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 41 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tujuan Perancangan Dalam pembuatan suatu sistem kontrol atau kendali, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting untuk dilalui atau dilakukan. Perancangan adalah

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini akan membahas tentang pengujian dan analisa system yang telah dirancang. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui respon kerja dan system secara keseluruhan.

Lebih terperinci

Sistem Monitoring Tinggi Muka Air Sungai Terpasang di seluruh Kaltim dengan Pusat Monitor di Samarinda menggunakan komunikasi satelit RTU LOGGER

Sistem Monitoring Tinggi Muka Air Sungai Terpasang di seluruh Kaltim dengan Pusat Monitor di Samarinda menggunakan komunikasi satelit RTU LOGGER Sistem Monitoring Tinggi Muka Air Sungai Terpasang di seluruh Kaltim dengan Pusat Monitor di Samarinda menggunakan komunikasi satelit RTU LOGGER Blok diagram Hardware RTU LOGGER Spesifikasi Teknis RTU

Lebih terperinci

Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station 2.2 Skema 2 nd Generation Network Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network Keterangan dari gambar diatas adalah : 1) MS : Mobile Station 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

Lebih terperinci

Panduan Sistem Mesin Antrian Pelanggan Sederhana Wireless Dengan Ticket Printer Dan Suara Panggilan

Panduan Sistem Mesin Antrian Pelanggan Sederhana Wireless Dengan Ticket Printer Dan Suara Panggilan Panduan Sistem Mesin Antrian Pelanggan Sederhana Wireless Dengan Ticket Printer Dan Suara Panggilan KATA PENGANTAR Sistem mesin antrian pelanggan sederhana wireless dengan ticket printer dan suara panggilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab ini, akan dibahas mengenai langkah-langkah pengujian serta hasil yang didapatkan dari uji coba alat monitoring base transceiver station dengan identifikasi password

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Rancangan Pengujian rancangan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem ini telah bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, pengujian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 13 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ini membahas tentang penggunaan IC AT89S51 untuk kontrol suhu pada peralatan bantal terapi listrik. Untuk mendeteksi suhu bantal terapi

Lebih terperinci