ANNUAL OUTLOOK 2016: TANTANGAN JANGKA PENDEK; PEROLEHAN JANGKA MENENGAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANNUAL OUTLOOK 2016: TANTANGAN JANGKA PENDEK; PEROLEHAN JANGKA MENENGAH"

Transkripsi

1 ANNUAL OUTLOOK 2016: TANTANGAN JANGKA PENDEK; PEROLEHAN JANGKA MENENGAH

2 DAFTAR ISI 1. Surat kepada Investor Kami memperkirakan kekhawatiran melambatnya pertumbuhan global akan menentukan arah pergerakan tahun Ekspektasi naiknya suku bunga di AS juga akan menghadirkan tantangan bagi hasil pengembalian pasar Tinjauan Ekonomi: Kurang lebih sama Pertumbuhan ekonomi global mengecewakan di tahun 2015 dengan melambatnya laju pertumbuhan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dipimpin oleh Cina dan pasar yang sedang berkembang (emerging markets) lainnya. Kami memperkirakan pertumbuhan masih akan tetap melaju dengan kecepatan yang kurang lebih sama, terkait dengan Bank Sentral AS (Fed) yang diperkirakan menaikan tingkat suku bunga secara bertahap. 3. Tinjauan Alokasi Aset Secara keseluruhan penilaian terus memihak ke saham dibandingkan aset defensif karena penilaian pendapatan (fixed income) tetap masih mahal. Akan tetapi, kami melihat dua alasan untuk bersikap waspada dalam jangka pendek. 4. Tinjauan Saham: Tantangan jangka pendek Pasar saham berkinerja buruk di 2015, dipimpin oleh kekhawatiran mengenai Cina dan pasar yang sedang berkembang lainnya. Kami perkirakan di 2016 tetap volatil karena pertumbuhan global dan kenaikan suku bunga Federal Reserve AS (Fed) menyeimbangkan pasar. 5. Tinjauan Pendapatan Tetap: Akhir garis Pendapatan tetap tertahan di Dengan pertumbuhan global yang kemungkinan tetap rendah, obligasi kualitas tinggi mungkin diminati oleh investor. Akan tetapi, kenaikan suku bunga Fed akan mengakibatkan naiknya tingkat imbal hasil saat ini. 6. Tinjauan Mata Uang: Perbedaan kebijakan Perbedaan kebijakan bank sentral telah menjadi pendorong utama di balik menguatnya dolar AS (USD) dibandingkan mata uang utama lainnya. Dolar Australia dan Selandia Baru kemungkinan akan mengalami tekanan yang lebih besar akibat rendahnya harga komoditas. 7. Tinjauan Komoditas: Berlanjutnya penyesuaian Kita kemungkinan masih berada dalam masa panjang pertumbuhan global di bawah rata-rata dan permintaan yang lemah bagi sebagian besar komoditas. Oleh karena itu, kami perkirakan pasokan akan kembali memenuhi atau melampaui permintaan di banyak pasar komoditas di Kami menganggap akan diperlukan pengurangan pasokan untuk menstabilkan sebagian besar pasar komoditas Disclaimer 19 2

3 SURAT KEPADA INVESTOR TANTANGAN JANGKA PENDEK; PEROLEHAN JANGKA MENENGAH Kami memperkirakan kekhawatiran melambatnya pertumbuhan global akan menentukan arah pergerakan tahun Ekspektasi naiknya suku bunga di AS juga akan menghadirkan tantangan bagi hasil pengembalian pasar terbukti sebagai tahun dengan kinerja beragam baik bagi perekonomian maupun pasar. Kendati pertumbuhan AS tetap stabil, dan zona euro terus membaik karena Yunani memperoleh dana talangan baru, kekhawatiran timbul akibat pertumbuhan yang mengecewakan dari Cina dan perkembangan pasar pada umumnya. Khawatiran ini mendorong peningkatan volatilitas, yang membebani sebagian besar pasar saham. Sebaliknya, pasar pendapatan tetap tertahan sebab imbal hasil tetap rendah dengan harapan pelonggaran lebih lanjut oleh bank sentral di Eropa dan Jepang, serta tertundanya kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS (Fed). Melihat ke tahun 2016, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan kembali pada percepatan yang lambat seperti di tahun Tingkat pengembalian pasar saham sepertinya akan kembali rendah dan lebih banyak volatilitas yang terjadi dibandingkan tahun terakhir sehubungan dengan penguatan ekonomi AS diperkirakan akan membuat Fed menaikkan suku bunga secara bertahap setelah periode yang sangat panjang dengan suku bunga mendekati nol. Apa yang kita harapkan di tingkat negara? Kami memperkirakan perekonomian AS akan terus menjadi mesin utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi global. Namun demikian, dengan kondisi AS yang hampir mencapai target jumlah tenaga kerja pada akhir 2015, tingkat suku bunga diperkirakan akan naik secara bertahap di tahun 2016, sehingga menimbulkan volatilitas lanjutan di berbagai pasar dalam jangka waktu pendek. Eropa akan melanjutkan pemulihannya terkait langkah stimulasi baru yang dilakukan oleh Bank Sentral Eropa (ECB) mendukung kawasan ini, sementara Bank of Japan (BoJ) terlihat juga akan memperpanjang program stimulus untuk mendukung pertumbuhan dan membantu menaikan inflasi. Pertumbuhan Cina kemungkinan melambat dibandingkan laju pertumbuhannya di tahun 2015 dikarenakan berlanjutnya transisi perekonomian dari ketergantungannya pada investasi ke konsumsi. Kami memperkirakan pertumbuhan akan stabil dan menjadi lebih sedikit sebagai penggerak volatilias pasar seiring berjalannya tahun. Perekonomian Australia terkait lebih erat dengan sektor-sektor perekonomian Cina yang melambat, akibatnya aktivitas domestik tetap lemah. Peralihan perekonomian Australia dari pertambangan merupakan suatu proses yang lambat dan diperkirakan tidak akan cukup untuk mengangkat pertumbuhan secara agregat. Ini mungkin mengakibatkan Reserve Bank of Australia (RBA) melonggarkan suku bunga di akhir 2016 untuk mendukung belanja. Dengan tetap rendahnya perdagangan global, pasar yang sedang berkembang kemungkinan akan menanggung dampak terburuk dari kenaikan suku bunga AS yang disebabkan perekonomian kawasan ini telah meminjam dalam jumlah besar selama beberapa tahun terakhir untuk mendukung pertumbuhan. Utang ini, sering kali berdenominasi mata uang asing, mungkin membuktikan naiknya suku bunga AS dan memelemahnya mata uang akan mendorong naiknya biaya jasa, dan mengurangi nilai ekspor. Ke depannya, ketahanan dari permintaan domestik akan menjadi faktor pembeda yang penting pada perekonomian Asia. Kelas aset mana yang lebih kami sukai? Secara keseluruhan, Kami tidak beranggapan bahwa kita telah mencapai akhir dari siklus ekonomi dan investasi saat ini karena baik inflasi maupun valuasi saham tidak bermasalah. Secara keseluruhan, kami meyakini bahwa penilaian yang terus ke saham dibandingkan aset defensif, dengan pendapatan tetap terlihat mahal. Kendati demikian, kami perkirakan pertumbuhan global akan kembali bertumbuh di bawah rata-rata histprisnya sejalan dengan lemahnya pertumbuhan penghasilan. Meski pasar telah sedikit banyak menjadi faktor melambatnya pertumbuhan, saham menghadapi sejumlah tantangan jangka pendek yang mungkin menghambat kinerja dalam jangka pendek. Untuk saham, kami tetap lebih menyukai pasar saham negara maju. Eropa merupakan salah satu pasar saham favorit sehubungan dengan trend pendapatan yang positif dan potensi ECB untuk melakukan pelonggran lebih lanjut. Saham-saham Jepang terlihat positif dengan melemahnya yen meningkatkan margin laba bagi eksportir. Untuk pendapatan tetap (fixed income), pengharapan kami akan naiknya suku bunga secara bertahap di AS akan mendorong naiknya imbal hasil obligasi (harga turun), meski berlanjutnya kebijakan moneter yang longgar di Eropa dan Jepang mungkin membatasi kenaikan imbal hasil. Kami lebih menyukai pendapatan tetap Australia dikarenakan potensi pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh RBA akan membantu imbal hasil Australia yang sedikit banyak melepaskan diri dari perkiraan kenaikan imbal hasil global. Bagaimana tinjauan untuk mata uang? Kami perkirakan kenaikan suku bunga di AS, dipadukan dengan kebijakan moneter yang longgar di Eropa dan Jepang, akan menjaga dolar AS (USD) relatif kuat dibandingkan mata uang utama lainnya. Kendati demikian, perolehan terbesar dalam USD kemungkinan ada di belakang kita saat ini. Dolar Australia dan Selandia Baru kemungkinan terus merasakan tekanan, terutama terhadap USD, karena selisih suku bunga diperkirakan akan menyempit dan harga komoditas tetap rendah. Sementara itu, seiring peralihan Cina menuju rezim suku bunga mengambang terkelola, diperkirakan akan menciptakan volatilitas yang lebih besar bagi mata uang Asia. Secara keseluruhan, meski kami meyakini siklus naik saat ini dalam saham masih akan berlanjut terus dalam jangka menengah, kami lebih mewaspadai potensi risiko penurunan memasuki 2016, dan kami menyadari bahwa keadaannya mungkin akan lebih bergolak bagi investor. Yakinlah bahwa kami akan lebih memonitor pasar untuk memastikan perjalanan yang lebih baik lagi. Atas nama ANZ, saya dalam kesempatan ini mengucapkan semoga Anda diberkati kesehatan dan kebahagiaan di tahun yang akan datang. Kami ucapkan terima kasih atas keberlanjutan dukungan Anda. Stewart Brentnall Chief Investment Officer 3

4 TINJAUAN EKONOMI KURANG LEBIH SAMA Pertumbuhan ekonomi global mengecewakan di tahun 2015 dengan melambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya, dipimpin oleh Cina dan pasar yang sedang berkembang (emerging markets) lainnya. Kami memperkirakan pertumbuhan masih akan tetap melaju dengan kecepatan yang kurang lebih sama, terkait dengan Bank Sentral AS (Fed) yang diperkirakan menaikan tingkat suku bunga secara bertahap. PROYEKSI PERTUMBUHAN PDB (%) 2015F 2016F Dunia AS Zona euro Jepang Cina Sumber: Riset Pasar & Perekonomian ANZ. Desember AS: Proses Normalisasi Bertahap Perekonomian AS terus tumbuh di atas potensinya di tahun 2015, terlepas melemahnya pertumbuhan ekonomi global. Penguatan pada belanja domestik mendorong turunnya tingkat pengangguran ke angka 5% pada bulan November (sekitar target dari Fed). Kami perkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) akan bertahan masih seperti yang terjadi di tahun Kami memperkirakan pertumbuhan ini masih akan dipimpin oleh permintaan domestik, karena ekspor masih tertahan karena dolar AS yang relative masih kuat dan permintaan global yang masih lemah. SOROTAN EKONOMI CINA DAN KEMBARAN PERALIHANNYA Dalam 30 tahun terakhir, model pertumbuhan Cina sangat mengandalkan investasi serta produksi dan ekspor barang. Model ini telah bekerja dengan baik, menghasilkan rata-rata pertumbuhan sebesar 10% sepanjang tahun 1990-an dan 2000-an. Namun China telah melampaui model ini. Di tahun 2015, pasar keuangan menjadi cemas dengan masa depan Cina sebab sektor-sektor tradisional melambat. Menurut pandangan kami, pelambatan saat ini hanya merupakan bagian dari perjalanan Cina menyusuri jalur modernisasi. Pengalaman dari perekonomian lain menunjukkan bahwa pertumbuhan melambat setelah memuncaknya investasi dalam perekonomian, karena permintaan konsumen tumbuh mewakili bagian yang lebih besar dari perekonomian. Cina pada akhirnya juga perlu memantapkan pertumbuhan jangka panjangnya untuk mencerminkan dinamika ini. Semakin terwakilinya jasa dalam perekonomian Cina menunjukkan bahwa Cina mulai merangkul pendorong pertumbuhan baru ini. Dengan menggunakan pola konsumen di Taiwan dan Hong Kong misalnya, kemungkinan konsumen Cina di masa mendatang akan membelanjakan lebih banyak untuk jasa seperti telekomunikasi, pendidikan, rekreasi dan layanan medis. Tingginya pertumbuhan di sektor jasa ini akan membantu menutupi sebagian perlambatan di sektor industri, sehingga mencegah pendaratan keras. Untuk Australia, masalah dalam jangka pendek adalah pertumbuhannya telah terpaut dengan bagian perekonomian Cina yang melambat. Dikarenakan pertumbuhan investasi aset tetap di Cina telah turun lebih dari separuh sejak 2010, harga komoditas pun turun tajam. Ini telah menekan pertumbuhan di Australia melalui dua cara: 1) Ekspektasi investasi Australia telah ambruk, dengan data terkini menunjukkan lebih dari 30% penurunan dalam investasi pertambangan selama setahun ke depan; dan 2) Penurunan daya beli nasional Australia telah menghambat belanja rumah tangga. Kendati peralihan ekonomi Cina berarti Australia memiliki peralihan sendiri yang harus dijalani, dalam jangka panjang, peluang yang signifikan masih ada di Cina bagi perekonomian Australia. Tantangannya adalah ini tidak berada di sektor-sektor tradisional. Sebaliknya, peluang ada dalam penyediaan jasa seperti pariwisata, layanan kesehatan, pendidikan dan jasa keuangan. BAGAN: PERTUMBUHAN PDB CINA DAN AUSTRALIA PDB Nominal Australia (lhs) 0 6 PDB Industri China ( 2qtr lead, rhs) Sumber: Thomson Reuters Datastream dan ANZ Wealth Global 4

5 Kami meyakini bahwa belanja konsumen akan tetap menjadi landasan pertumbuhan, didukung oleh pertumbuhan tenaga kerja yang kuat, harga energi yang rendah dan juga suku bunga yang rendah. Pertumbuhan upah juga akan menguat, yang mencerminkan tingkat pengangguran yang rendah, hal ini menjadi dukungan tambahan. Meningkatnya pertumbuhan rumah tangga setelah menurun dalam beberapa tahun terakhir akan membantu pemulihan pembangunan perumahan, yang kemungkinan akan tetap didominasi oleh pertumbuhan apartemen. Penguatan dalam belanja domestik pada gilirannya akan memberikan dukungan bagi investasi bisnis, meskipun kelebihan kapasitas di sektor manufaktur secara global tampak akan tetap menjadi suatu hambatan. Dengan tingkat pengangguran diperkirakan turun di bawah 5%, sedikit kenaikan dalam tingkat upah dan inflasi tampaknya mungkin terjadi, yang berarti Fed secara bertahap menaikkan tingkat suku bunga kembali ke tingkat yang lebih normal. Hal ini akan mengakibatkan pertumbuhan melambat di paruh kedua tahun depan menuju potensi tingkat suku bunga perekonomian dalam jangka panjang, yang menurut kami sekarang di bawah 2%. Zona euro: Berlanjutnya pemulihan Di akhir 2014 kami memberikan beberapa alasan untuk optimis terkait zona euro pada Optimisme tersebut ternyata cukup beralasan, sehubungan dengan keberhasilan Bank Sentral Eropa (ECB) dalam mendorong penurunan euro beserta upaya memperbaiki sektor perbankan telah membantu mendukung pertumbuhan, terutama di berbagai perekonomian periferal. Kami memperkirakan pemulihan akan berlanjut di sepanjang tahun 2016 terkait dengan upaya reformasi dan rendahnya harga minyak menjadi landasan pertumbuhan yang solid dalam belanja domestik. Euro yang lebih rendah juga akan membantu mendukung ekspor dibandingkan dengan AS, meski eksposur yang relatif lebih besar terhadap pasar yang sedang berkembang mungkin akan memberikan suatu tantangan. Dengan pertumbuhan yang diperkirakan tetap di atas potensi kawasan, kami perkirakan tingkat pengangguran akan turun. Dalam 12 bulan terakhir, tingkat pengangguran turun lebih dari 0,5%, namun dengan tingkat 10,7% pada akhir Oktober 2015, angka ini tetap tinggi. Dengan tetap rendahnya inflasi, kami memperkirakan ECB, untuk saat ini, akan terus memberikan stimulus yang lebih besar guna membantu menjaga euro tetap rendah dan melindungi ekspansi menghadapi meningkatnya risiko di pasar yang sedang berkembang dan kenaikan suku bunga Fed. Jepang: Apakah Abenomic akan sukses? Pertumbuhan Jepang kembali mengecewakan di tahun Aktivitas ekonomi mandek di pertengahan tahun dikarenakan investasi dan produksi industri anjlok sebagai respon atas lemahnya permintaan pasar yang sedang berkembang. Ini menimbulkan kekhawatiran baru apakah Abenomic akan berhasil mendorong perekonomian keluar dari deflasi berkelanjutan. Kami memperkirakan kekhawatiran tersebut akan berlanjut sepanjang tahun Yang teramat penting adalah kemampuan Perdana Menteri Abe untuk mempertahankan optimisme di tengah publik, dan partainya sendiri, untuk pada akhirnya mengijinkannya menyampaikan anak panah ketiga dari reformasi pasar tenaga kerja. Jepang terekspos terhadap pelemahan pasar yang sedang berkembang akibat kedekatannya dengan pasar berkembang Asia dan ketergantungan relatifnya pada ekspor sebagai sumber permintaan. Dengan inflasi yang berlanjut berada di bawah target Bank of Japan (BoJ), kami memperkirakan BoJ akan memberikan stimulus tambahan dalam usahanya untuk mempertahankan Yen tetap lemah dan mendukung permintaan akan barang-barang Jepang. Cina: Semua mata tertuju pada reformasi Kami memperkirakan pertumbuhan Cina akan melambat di tahun 2016 sehubungan perekonomian melanjutkan transisi dari 5

6 TINJAUAN EKONOMI perekonomian intensif modal, perekonomian yang berorientasi ekspor menuju perekonomian yang lebih difokuskan pada konsumsi dan jasa. Kendati sektor jasa Cina telah meningkat sedikit di atas 50% dari PDB agregat, lemahnya pertumbuhan di sektor industri tidak dapat diabaikan mengingat sektor ini masih merupakan bagian yang substansial dari perekonomian Cina. Lonjakan ringan dalam harga properti di kota-kota lapis pertama dan lapis kedua tahun 2015 kemungkinan berlanjut berkat dukungan kebijakan pemerintah dan kondisi pembiayaan yang lebih mudah. Akan tetapi, keseluruhan pembangunan properti diperkirakan tidak akan memberikan dorongan pertumbuhan yang signifikan, mengingat tingginya tingkat inventaris perumahan yang masih berada di kota-kota kecil. Di sisi lain, pemerintah memiliki fleksibilitas untuk memberikan stimulus fiskal lebih lanjut, bila perlu, untuk menstabilkan perekonomian. Mengingat tingginya risiko deflasi, pemangkasan lebih lanjut terhadap rasio cadangan wajib dan suku bunga tidak dapat dikesampingkan di Lemahnya yuan juga diperkirakan akan membantu menjaga kondisi keuangan lebih baik. Kemajuan reformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penting untuk diperhatikan di Reformasi yang terakhir diusulkan bertujuan untuk menciptakan tata kelola perusahaan yang lebih baik bagi BUMN. Apabila berhasil, hal ini akan mendorong partisipasi sektor swasta yang lebih besar dan memungkinkan kekuatan pasar untuk memainkan peran yang menentukan dalam alokasi sumber daya, sehingga membantu membuka kunci nilai ekonomi. Asia: Ketahanan domestik Ekspor Asia mungkin akan stabil di 2016, namun diperkirakan akan tetap relatif lesu. Selain pelambatan di Cina, sifat pemulihan perekonomian AS yang lebih condong ke sektor jasa diperkirakan terus menekan perdagangan Asia. Mengingat paparan perdagangan yang berlainan, tekanan-tekanan ini tidak akan dirasakan secara merata di Asia. Kedepannya, ketahanan permintaan domestik akan menjadi faktor pembeda penting pada perekonomian Asia. Perekonomian yang memiliki permintaan domestik yang relatif tinggi sebagai bagian dari PDB, seperti Vietnam dan Filipina, mungkin tidak begitu rentan terhadap buruknya dinamika perdagangan. Lemahnya harga komoditas akan berdampak negatif bagi eksportir komoditas namun positif bagi konsumen komoditas. Subsidi energi yang lebih rendah juga akan mendukung belanja pemerintah dan sejumlah pemerintah memiliki jalur investasi besar yang diperkirakan akan direalisasi pada Yang terakhir, ada ruang pelonggaran moneter lebih lanjut dalam perekonomian tertentu karena inflasi masih terkendali. Australia: Bergelut dengan jurang inflasi Sebagai negara penghasil komoditas, peralihan Cina dari investasi menuju pertumbuhan yang lebih seimbang dan lebih rendah cukup menantang bagi Australia. Pertumbuhan masih di bawah rata-rata jangka panjangnya di 2015 karena rendahnya harga komoditas menahan pendapatan nasional dan juga, pembelanjaan menawarkan hal yang kurang lebih sama, sebab perekonomian terus bergelut dengan penurunan tajam dalam investasi pertambangan sebagai respon atas lemahnya harga komoditas. Tantangan tambahan bagi perekonomian ini adalah pembangunan perumahan, kontributor kuat bagi pertumbuhan selama 2015, tampaknya akan melunak karena persetujuan baru turun dari tingkat tertinggi. Langkah-langkah untuk menghambat gelembung yang berkembang di pasar properti Sydney dan Melbourne tampak berfungsi, yang mungkin mengakibatkan pembangunan perumahan melunak lebih jauh. Hal ini, kami perkirakan kemajuan berkelanjutan akan diperoleh dalam peralihan perekonomian domestik menuju pertumbuhan yang lebih seimbang, dibantu suku bunga rendah dan melemahnya dolar Australia (AUD). Akan tetapi, kemungkinannya kecil cukup untuk mendorong pertumbuhan di atas lajunya akhir-akhir ini. Di lingkungan seperti ini, Reserve Bank of Australia kemungkinan setidaknya mempertahankan suku bunga di tingkat terendahnya, dengan risiko cenderung ke arah pemangkasan lebih lanjut untuk memastikan AUD tetap rendah. PROYEKSI PERTUMBUHAN PDB ASIA PASIFIK (DI LUAR JEPANG) (%) 2015F 2016F Australia Cina Hong Kong India Indonesia Malaysia Selandia Baru Filipina Singapura Korea Selatan Taiwan Thailand Sumber: Riset Pasar & Perekonomian ANZ. Desember Tahun fiskal, mis adalah tahun yang berakhir pada Maret Tahun dasar PDB baru adalah PROYEKSI TINGKAT SUKU BUNGA KEBIJAKAN BANK SENTRAL (%) Saat Ini2 Dec-16 AS Zona Euro Jepang Inggris Australia Selandia Baru Asia Berkembang Cina (suku bunga simp) Hong Kong Indonesia India Malaysia Filipina Korea Selatan Taiwan Thailand Sumber: Riset Pasar & Perekonomian ANZ. Desember Terkini per 10 Desember

7 TINJAUAN ALOKASI ASET KEKHAWATIRAN DALAM JANGKA PENDEK, POSITIF DALAM JANGKA MENENGAH Secara keseluruhan penilaian terus memihak ke saham dibandingkan aset defensif karena penilaian pendapatan (fixed income) tetap masih mahal. Akan tetapi, kami melihat dua alasan untuk bersikap waspada dalam jangka pendek. Kami menganggap tinjauan jangka menengah terus memihak saham dibandingkan aset defensif. Kendati konsensus memperkirakan pertumbuhan akan tetap solid, saat berinvestasi kita harus mewaspadai risiko. Menurut pandangan kami, risikonya adalah pertumbuhan akan jelas lebih lambat dibandingkan konsensus, sejalan dengan lemahnya momentum penghasilan. Meski pasar telah sebagian memperhitungkan kondisi pertumbuhan yang lebih rendah ini, kami perkirakan saham mungkin menghadapi tantangan dalam beberapa bulan mendatang, yang mencerminkan: Tingginya ekspektasi pasar yang tidak realistis terhadap penghasilan perusahaan; Potensi dampak terhadap nilai pasar sehubungan dengan Federal Reserve AS (Fed) diperkirakan akan menaikkan suku bunga lebih lanjut sebagai tanggapan atas penguatan perekonomiannya; dan Penilaian kami bahwa risiko cenderung mengarah pada pelambatan lebih lanjut dalam pertumbuhan, yang berarti penghasilan semakin lemah. Karena alasan ini, strategi alokasi aset kami saat ini adalah bobot kecil pada aset pertumbuhan. Apabila pasar saham turun ke titik di mana kami melihat adanya perbaikan dalam nilai, kami akan menaikkan alokasi saham setidaknya kembali ke tingkat netral. Akan tetapi, jika risiko terhadap tinjauan pertumbuhan tetap ada, investor mungkin akanmengambil keuntungan dari segala peningkatan yang berarti di pasar saham untuk mengunci sebagian perolehan mereka. Saham Preferensi kami tetap di pasar saham global negara maju, yang kemungkinan akan mendapatkan keuntungan dari ketangguhan relatif aktivitas pasar maju. Pelonggaran kuantitatif berkelanjutan di Eropa dan Jepang juga kemungkinan akan mendukung pertumbuhan penghasilan, dan bersamaan dengan nilai sahamnya, dibandingkan pasar lainnya. Kami memberikan bobot yang kecil pada saham Australia yang terus menghadapi angin sakal dari kombinasi antara peralihan ekonomi Cina, lemahnya harga komoditas dan meningkatnya persyaratan modal untuk sektor perbankan. Meski profil penghasilan defensif saham Selandia Baru tampak menarik di lingkungan yang lebih tak menentu pada 2016, kami menganggap saham Selandia Baru dinilai berlebih dan memiliki bobot kecil sebagai akibatnya. Meski penilaian terhadap pasar yang sedang berkembang tampak menarik dengan mempertimbangkan semua faktor setelah kinerja buruk mereka di 2015, kami tetap khawatir dengan latar fundamental mengingat ketergantungan relatif kawasan ini pada perdagangan global, yang masih lesu. Sektor ini juga rentan terhadap naiknya tingkat suku bunga AS mengingat penerbitan utang USD yang signifikan sejak krisis keuangan global. Pendapatan tetap Kami saat ini juga memberikan bobot yang kecil pada pendapatan tetap mengingat harapan akan naiknya tingkat suku bunga lebih lanjut di AS, yang kami yakini akan mendorong naiknya imbal hasil obligasi (ketika harga turun). Kendati pelonggaran berkelanjutan di Eropa dan Jepang akan membatasi kenaikan imbal hasil, kami masih melihat risiko cenderung mengarah pada pendapatan tetap internasional berada di bawah aset defensif lainnya. Kami lebih menyukai pendapatan tetap Australia sebab potensi pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Reserve Bank of Australia mungkin akan membantu imbal hasil obligasi Australia sedikit banyak melepaskan diri dari perkiraan kenaikan imbal hasil global. Mata uang Kami masih memberikan bobot yang kecil pada dolar Australia (AUD). Meski setelah penurunan tajam selama setahun terakhir, menurut pandangan kami AUD masih dinilai berlebih karena rendahnya harga komoditas yang telah menekan turunnya estimasi nilai wajar kami ke sekitar US65 sen. Kami juga melihat risiko cenderung mengarah pada penurunan lebih lanjut NZD dibandingkan USD dalam setahun mendatang, meskipun lonjakan harga produk susu menunjukkan NZD dapat bergerak lebih tinggi dalam jangka pendek. Kelas aset Aset pertumbuhan Tinjauan Bobot kecil - Saham pasar maju global Bobot besar - Saham pasar yang sedang berkembang Bobot kecil -Non Obligasi Nilai Mutu Investasi Aset defensif Bobot kecil Bobot besar - Obligasi nilai investasi Bobot kecil - Tunai Bobot besar 7

8 TINJAUAN SAHAM TANTANGAN JANGKA PENDEK Pasar saham berkinerja buruk di 2015, dipimpin oleh kekhawatiran mengenai Cina dan pasar yang sedang berkembang lainnya. Kami perkirakan di 2016 tetap volatil karena pertumbuhan global dan kenaikan suku bunga Federal Reserve AS (Fed) menyeimbangkan pasar. HASIL PENGEMBALIAN PASAR SAHAM REGIONAL (2015) 12% 9.2% 9% 6% 3.0% 3% 1.4% 0.2% 0% -3% -6% -9% -12% -8.7% -15% -12.7% -11.6% EM BRIC Asia di luar Eropa Dunia AS Jepang Jepang Sumber: Bloomberg, ANZ Wealth Global. Indeks MSCI. Hasil pengembalian adalah per 30 November 2015 dan tidak dilindung nilai, dalam USD. Kinerja lampau bukan jaminan kinerja mendatang. AS: Angin sakal (Headwinds) pada langkah terakhir Saham-saham AS berkinerja relatif baik di 2015 mengingat eksposur yang agak rendah dari perusahaan AS terhadap Cina dan pasar yang sedang berkembang dibandingkan pasar utama lainnya. Selain itu, tertundanya perkiraan waktu dimulainya siklus pengetatan AS mengakibatkan dolar AS (USD) turun dari tingkat tertinggi yang telah diperkirakan menjadi angin sakal bagi pertumbuhan penghasilan. Di tahun 2016 mendatang kami perkirakan sektor terkait konsumen akan terus mempersembahkan hasil pengembalian positif karena rendahnya suku bunga dan harga energi, disertai naiknya harga rumah, mendukung keyakinan dan belanja. Akan tetapi, kami khawatir bahwa harapan atas analis untuk pertumbuhan penghasilan masih terlalu tinggi, kendati direvisi turun signfikan dari tingkat awal. Selain itu, perbaikan lebih lanjut dalam kondisi pasar tenaga kerja dan kenaikan terkait dalam upah akan menghadirkan MENYOROTI SAHAM TARIK MENARIK Kebijakan moneter yang sangat menstimulasi, terutama dalam bentuk meningkatnya likuiditas dari suku bunga yang nol dan pelonggaran kuantitatif oleh bank sentral utama dunia, telah menjadi faktor penting dalam mendukung pemulihan pertumbuhan global sejak krisis keuangan global. 8 Kebijakan moneter yang sangat menstimulasi, terutama dalam bentuk meningkatnya likuiditas dari suku bunga yang nol dan pelonggaran kuantitatif oleh bank sentral utama dunia, telah menjadi faktor penting dalam mendukung pemulihan pertumbuhan global sejak krisis keuangan global. Ini tidak hanya mengakibatkan meningkatnya penghasilan perusahaan, yang melandasi peningkatan di pasar saham global, namun ekspansi yang signifikan dalam likuiditas juga telah mendukung peningkatan rasio harga terhadap penghasilan untuk sebagian besar pasar saham, yang selanjutnya mendukung hasil pengembalian. Setelah hasil pengembalian tahunan dua digit di , tinjauan kini tampak lebih menantang. Pasar saham tidak lagi diperdagangkan di bawah nilai wajar. Sementara itu, perkiraan penghasilan tampak lebih menantang, dengan Fed menaikkan suku bunga dan risiko lemahnya pertumbuhan ekonomi global di Dengan demikian, dua pilar dukungan utama bagi pasar saham dalam beberapa tahun terakhir kini tampak meredup. Sebaliknya, bank sentral di luar AS terus memberikan stimulus lebih lanjut untuk mendukung pertumbuhan. Khususnya, ECB dan BoJ keduanya menjalankan program pelonggaran kuantitatif yang signifikan, kendati adanya harapan ditariknya stimulus di AS. Tahun mendatang kemungkinan akan tampak peningkatan tarik menarik antara pertumbuhan penghasilan dan aktivitas global di bawah rata-rata di satu sisi, dan kesediaan bank sentral untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk mempertahankan stabilitas ekonomi dan keuangan di sisi lainnya. Penempatan posisi kami saat ini menyoroti adanya kewaspadaan, yang mencerminkan harapan kami akan lemahnya momentum penghasilan dan risiko penurunan aktivitas global. Di sisi lainnya, jika data terus menunjukkan bahwa inflasi tidak akan mencapai target atau jika pertumbuhan ekonomi atau stabilitas keuangan di pasar berkembang mengancam pemulihan ECB dan BoJ keduanya dapat memberikan lebih banyak stimulus, sementara Fed mungkin akan menahan kenaikan suku bunga. Bank Rakyat Cina juga menempati posisi yang mantap untuk menstimulasi perekonomiannya jika kondisi keuangan di kawasan ini terus merosot. Kendati perekonomian yang patut memperoleh pelonggaran kuantitatif bank sentral masih diperdebatkan, sejarah menunjukkan bahwa langkah tersebut dapat, dan kemungkinan besar akan, mendukung penilaian pasar. Ini memperingatkan kita agar tidak terlalu kasar di pasar saham. BAGAN: PASAR SAHAM AS & PELONGGARAN KUANTITATIF FEDERAL RESERVE 2200 QE1 QE2 QE Indeks harga S&P Sumber: Bloomberg, ANZ Wealth Global

9 TINJAUAN SAHAM pengetatan bertahap dalam kebijakan moneter. Sejarah menunjukkan bahwa penilaian pasar kemungkinan akan terpengaruh dalam jangka pendek, terutama mengingat laju pertumbuhan penghasilan saat ini yang melunak. Seiring berjalannya tahun 2016, kami perkirakan akan ada beberapa perbaikan dalam momentum penghasilan menyusul pelemahan yang terlihat dalam paruh kedua Kami juga memperkirakan akan ada kepastian yang lebih besar dalam laju dan cakupan kenaikan suku bunga Fed, yang berarti kenaikan suku bunga tidak menghalangi peningkatan pasar saham dalam jangka menengah. Kendati demikian, kombinasi antara ekspektasi pengetatan kondisi keuangan dalam bentuk kenaikan suku bunga dan menguatnya USD disertai pertumbuhan upah yang lebih cepat kemungkinan kemungkinan akan dikaitkan dengan sebagian tekanan pada margin laba AS. Oleh karena itu, kami perkirakan perolehan akan lebih moderat dibandingkan yang terlihat pada tahun-tahun sebelumnya, dan kami meyakini bahwa peluang yang lebih baik berada di luar AS di Eropa: Tolong lebih banyak apa pun yang diperlukan Situasi keuangan telah membaik di Eropa dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di sebagian besar kawasan. Keberhasilan Bank Sentral Eropa (ECB) dalam mendorong penurunan euro juga telah mendukung pendapatan dan pasar. Pemulihan dalam kondisi keuangan dan pertumbuhan ekonomi telah membantu sektor perbankan dan perusahaan berfokus pada pasar domestik. Kendati demikian, pasar saham utama di kawasan ini sangat terekspos sektor energi dan sumber daya, yang kemungkinan akan tetap berada di bawah tekanan seiring peralihan Cina dari perekonomian yang dipimpin investasi menuju konsumsi. Kami perkirakan hal ini akan tetap menjadi angin sakal (headwind) bagi pasar saham Eropa di Selain itu, sejarah menunjukkan bahwa dimulainya kenaikan suku bunga AS kemungkinan akan berdampak pada penilaian semua pasar dalam jangka pendek, bukan hanya AS. Meski pasar tetap dinilai berlebih pada metrik historis, penurunan euro pada akhir 2015, berdasarkan ekspektasi bahwa ECB akan meningkatkan dukungan moneter, akan mendukung pertumbuhan penghasilan perusahaan multinasional di wilayah ini. Langkah ini memberikan dorongan peluang perbaikan dalam pasar seiring berjalannya tahun Stabilitas ekonomi dan keuangan yang lebih mantap di Cina juga akan menyemangati perusahaan di kawasan ini, meski peralihan ini kemungkinan juga akan menjadi sumber volatilitas. Jepang: Mendukung BoJ untuk mewujudkannya Saham Jepang telah berkinerja baik selama setahun terakhir dibandingkan mitra imbangan global mereka, sebagian besar berkat kesuksesan sebelumnya dari Bank of Japan (BoJ) dalam mendorong penurunan tajam yen. Akan tetapi, dorongan hal ini tampaknya akan mereda dan dosis pelonggaran kuantitatif lainnya mungkin diperlukan bagi pasar untuk kembali memperoleh traksi yang lumayan besar. Yen telah bertahan di tingkat yang relatif rendah, namun tanpa depresiasi lebih lanjut, BoJ mungkin berisiko gagal memenuhi tujuan inflasinya. Kendati komentar resmi menyatakan bahwa stimulus lebih lanjut belum tentu membantu, Gubernur BoJ telah membiarkan pintu tetap terbuka bagi pelonggaran lebih lanjut untuk membantu perusahaan menaikkan upah. Dalam poling pendapat, Perdana Menteri Abe terus kehilangan popularitas, dan posisinya kemungkinan akan melemah jika tujuan kebijakan kunci tidak tercapai.pasar saham Jepang menempati posisi yang mantap untuk mengambil keuntungan dari kesediaan dan kemampuan BoJ serta pemerintah untuk memberlakukan stimulus tambahan. Saham Jepang relatif menarik dalam hal nilai dan kami melihat relatif ada potensi kenaikan di sini relatif dibandingkan kawasan utama lainnya. Kami juga telah melihat sebagian reformasi struktural memiliki dampak di Kuatnya kinerja Indeks Nikkei 400 baru meningkatkan transparansi struktur tata kelola perusahaan Jepang, yang telah mendorong perbaikan di area ini. Reformasi dan perbaikan lebih lanjut diperkirakan akan mendongkrak partisipasi pasar saham yang lebih besar di Australia: Tantangan tetap ada Pasar saham Australia berkinerja di bawah mitra imbangan globalnya selama 2015 menyusul melemahnya pertumbuhan global, yang dipimpin oleh perlambatan di Cina. Ini telah menghambat kinerja sektor sumber daya yang terus berada di bawah tekanan dari rendahnya harga komoditas. Sektor perbankan juga berada di bawah tekanan karena perubahan peraturan mewajibkan peningkatan modal. Kami meyakini bahwa latar global tetap menjadi tantangan bagi perusahaan Australia. Kendati pasar telah sebagian besar memperhitungkan tema ini, kami tetap mewaspadai tinjauan sehubungan dengan lemahnya permintaan eksternal, rendahnya harga komoditas dan ketidakpastian dalam peralihan ekonomi domestik menuju sektor non-tambang memberikan tekanan lebih lanjut pada penghasilan. Kendati dolar Australia yang lebih rendah telah membantu mendongkrak daya saing ekspor, penilaian saat ini masih menunjukkan penurunan lebih lanjut, dengan peluang yang lebih baik tetap berada di pasar maju lainnya bagi investor saham. Pasar yang sedang berkembang: Di bawah tekanan Meski saham pasar yang sedang berkembang tampak murah, kawasan ini kemungkinan akan menghadapi tantangan berkelanjutan dan meningkatnya volatilitas dari kenaikan suku bunga t Fed, lemahnya harga komoditas dan ketidakpastian seputar tinjauan pertumbuhan global. Kemungkinan pelonggaran tambahan di Jepang dan Eropa dapat mengakibatkan menguatnya USD, dan meningkatkan kerentanan perusahaan dan perekonomian pasar berkembang yang memiliki tingkat utang tinggi. Tingkat utang perusahaan di kawasan ini sekitar 90% dari PDB pasar berkembang, di mana 18% berdenominasi mata uang asing, sebagian besar dalam USD. Terdepresiasinya mata uang, lemahnya aktivitas dan rendahnya di laba membentuk latar yang menantang bagi banyak perusahaan di pasar yang sedang berkembang. Kendati demikian, ini tidak meniadakan kemungkinan persaingan singkat di pasar-pasar tertentu akibat kebijakan fiskal dan moneter yang mendukung. Sentimen investor saat ini negatif terhadap sektor ini dan eksposur terhadap saham pasar yang sedang berkembang berada pada tingkat terendah dalam sejarah. Rally berkelanjutan di pasar berkembang memerlukan tanda-tanda stabilisasi dalam perekonomian Cina, kemajuan dalam reformasi pemerintah dan keyakinan yang lebih besar pada tinjauan pertumbuhan global. Pergerakan naiknya suku bunga Fed yang lebih lambat dibandingkan ekspektasi, apabila benar-benar terjadi, dapat mengangkat keinginan risiko investor. Bagaimanapun juga, penilaian ulang terhadap faktor-faktor ini hendaknya hanya dilakukan beberapa bulan setelah kenaikan suku bunga pertama Fed, yang diperkirakan akan memicu volatilitas yang signifikan di dalam kawasan ini. 9

10 TINJAUAN SAHAM TINJAUAN PASAR SAHAM 2016* Pasar Global Amerika Serikat Eropa Jepang Australia Selandia Baru Pasar yang sedang berkembang (emerging markets) *Tinjauan mengacu pada harapan hasil pengembalian yang mutlak. ASIA SECARA MENDETAIL Tinjauan Negatif Cina: Kenaikan terbatas Kendati melunaknya tinjauan pertumbuhan, kami memperkirakan pasar Cina akan mempersembahkan hasil pengembalian positif di 2016, didorong oleh aliran berita positif, pelonggaran lebih lanjut dan harapan berlanjutnya reformasi. Pasar obligasi onshore yang menggelembung juga dapat mengarahkan investor domestik untuk mengambil pandangan segar ke pasar ekuitas Cina. Kami lebih menyukai pasar saham H dibandingkan mitra imbangannya saham A karena penilaian tampak lebih menarik. Kendati demikian, kami perkirakan segala kenaikan akan dibatasi oleh penghasilan dan fundamen yang buruk. Dengan pasar diperkirakan sangat volatil, investor harus tetap cekatan. India: Dalam jalur pemulihan yang lambat Perekonomian India berada pada jalur pemulihan yang stabil, dibantu oleh tingginya konsumsi domestik dan kenaikan belanja sektor publik pada infrastruktur. Kendati demikian, tingginya tingkat pinjaman bermasalah di sektor perbankan patut dipantau. Setelah semuanya dipertimbangkan, meski pertumbuhan mungkin mengecewakan harapan dalam jangka pendek, arah pergerakan jangka menengah cukup positif. Penilaian tidaklah murah dan konsensus pertumbuhan penghasilan untuk 2016 (saat ini 20%) mungkin perlu direvisi lebih rendah, meski ini kemungkinan berlaku untuk seluruh kawasan. Bagaimanapun juga, India mungkin masih lebih kuat dibandingkan pasar-pasar yang lebih bergantung pada perdagangan di dalam Asia. Sementara penyelesaian cepat terhadap undang-undang perolehan tanah tampak kecil kemungkinannya, sentimen investor akan terdongkrak jika kita memperoleh kemajuan dalam undangundang kepailitan, penyelesaian sengketa untuk kontrak publik serta Pajak Barang dan Jasa. Taiwan: Di bawah tekanan Penilaian tampak menarik untuk Taiwan, namun konsensus pertumbuhan penghasilan hanya sekitar 5% untuk 2016, dengan risiko penurunan lebih lanjut di bulan-bulan mendatang. Yang terburuk dari kontraksi pesanan ekspor yang kita saksikan di 2015 mungkin sudah berakhir, meski momentum diperkirakan akan kembali lemah di Taiwan semakin bergantung pada Cina sebagai destinasi permintaan terakhir, oleh karena itu, seiring melambatnya pertumbuhan Cina lebih lanjut, penghasilan dan ekspor Taiwan mungkin tetap tertekan, kendati adanya permintaan dari negara maju. Korea: Permintaan domestik yang lebih kuat Meski pasar Korea tampak agak murah dari perspektif penilaian, terdapat risiko penurunan terhadap konsensus penghasilan, terutama jika yen melemah lebih lanjut. Selain semakin bergantungnya Korea pada Cina sebagai destinasi permintaan akhir untuk produknya, Cina juga menjadi pesaing regional yang lebih kuat dalam ekspor perlengkapan transportasi dan permesinan, yang mungkin membatasi investasi fasilitas dan pangsa ekspor Korea. Sektor terkait domestik dapat berkinerja lebih baik karena permintaan domestik didongkrak oleh suku bunga rendah, kenaikan pasar perumahan dan dukungan kebijakan pemerintah. Hong Kong: Tinjauan yang suram Penilaian tampak murah di Hong Kong namun tinjauan untuk penghasilan dan perekonomian lesu. Selain menghadapi angin sakal (headwind) ekspor, permintaan domestik tetap lemah, tidak terbantu oleh aliran masuk turis yang mengecewakan. Bank-bank Hong Kong mungkin melihat pertumbuhan pinjaman yang lebih lambat sebab devaluasi renmenbi (RMB) mengurangi daya tarik pinjaman USD bagi peminjam Cina daratan. Kualitas aset mungkin juga memburuk seiring melambatnya perekonomian Cina lebih lanjut. ASEAN: Hasil pengembalian mendatar Kami perkirakan pasar ASEAN secara umum akan memberikan hasil pengembalian yang datar di 2016 setelah hasil pengembalian yang sebagian besar negatif di Walaupun tinjauan penghasilan terus terlihat menantang, ini agak diimbangi oleh penilaian yang murah dan imbal hasil yang relatif tinggi di sebagian pasar. Meski jalur kenaikan suku bunga Fed akan terus menimbulkan volatilitas, sebagian besar mata uang ASEAN telah terdepresiasi di 2015, khususnya dengan penurunan tajam yang terlihat pada ringgit Malaysia dan rupiah Indonesia. Dengan demikian, penurunan ke depannya mungkin lebih terbatas. Di Singapura, bank-bank tampak telah memperhitungkan berita buruk yang signifikan, meski makroekonomi yang menantang kemungkinan akan membatasi segala kenaikan. Penghasilan menghadapi risiko suku bunga simpanan yang lebih tinggi, pertumbuhan pinjaman yang lebih lambat dan potensi memburuknya kualitas aset. Investor harus lebih selektif. Pertumbuhan cukup rendah di Indonesia di 2015, sebagian akibat terus berkurangnya belanja lembaga utama pemerintah yang bertanggung jawab atas menggerakan dorongan infrastruktur yang dipimpin oleh pemerintah. Hal ini mungkin akan berubah di 2016 menyusul perombakan kabinet. Akan tetapi, Indonesia terus mengalami defisit transaksi berjalan yang dapat membebani rupiah di tahun baru ini sehubungan Fed mulai menormalisasi suku bunga. Pada saat yang bersamaan, inflasi dapat merangkak naik jika El Nino pada akhirnya mendorong kenaikan harga pangan. Ini mungkin akan membatasi fleksibilitas kebijakan bank sentral. TINJAUAN PASAR EKUITAS ASIA 2016* Pasar Cina Hong Kong India Korea Selatan Taiwan ASEAN Tinjauan* *Tinjauan mengacu pada ekspektasi hasil pengembalian mutlak dalam mata uang lokal. 10

11 TINJAUAN PENDAPATAN TETAP GARIS AKHIR Pendapatan tetap tertahan di Dengan pertumbuhan global yang kemungkinan tetap rendah, obligasi kualitas tinggi mungkin diminati oleh investor. Akan tetapi, kenaikan suku bunga Fed akan mengakibatkan naiknya tingkat imbal hasil saat ini. HASIL PENGEMBALIAN PASAR OBLIGASI GLOBAL (2015) 4% 2.4% 2.8% 2% 1.3% 1.3% 1.6% 0% -2% -4% -2.8% Imbal Hasil Tinggi AS Indeks Agregat Global Grade Investasi Global Obligasi Internasional Global Grade Tinggi Asia AS: Lambat dan stabil Imbal hasil obligasi AS anjlok sekitar pertengahan 2015 dan terus berlanjut (lebih dari tujuh tahun) akibat melemahnya dinamika pertumbuhan global. Pada saat yang bersamaan, indikator utama terus menunjukkan ekspansi berbasis luas dalam perekonomian domestik. Ini telah mengakibatkan kemajuan yang memadai dicapai dalam pasar tenaga kerja ke tingkat di mana Federal Reserve AS ( Fed) telah memulai proses menaikkan suku bunga ke tingkat yang lebih normal. Seperti kasus pada September 2015, tampaknya satu-satunya halangan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut adalah kejutan yang secara signifikan mengguncang pasar keuangan dan meningkatkan ketidakpastian dalam ekspansi berkelanjutan dari perekonomian AS. Harapan kami adalah Fed akan menaikkan suku bunga karena perbaikan lebih lanjut di pasar buruh mungkin akan menimbulkan inflasi upah. Kami perkirakan peningkatan suku bunga akan lambat dan stabil karena pertumbuhan di luar AS tetap di bawah rata-rata. Sementara itu, aksi kebijakan berbagai bank sentral lain masih cenderung berupa kebijakan pelonggaran. Ini akan mengakibatkan imbal hasil dalam artian agregat tetap jauh lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya dari inflasi dan pertumbuhan yang lebih tinggi. Kendati demikian, harapan pasar, yang saat ini hanya memperhitungkan kurang dari tiga kenaikan suku bunga secara keseluruhan per akhir 2016, kami melihat risiko cenderung mengarah ke pengetatan yang sangat kuat. Meski kami melihat kenaikan suku bunga dalam waktu yang panjang, kami perkirakan kurva imbal hasil akan mendatar karena kenaikan suku bunga (kurang dari 3 tahun) meningkat lebih cepat. Eropa dan Jepang: Kemajuan berkelanjutan Perbedaan kebijakan akan berlanjut relatif memihak pasar pendapatan tetap Eropa dan Jepang di 2016 dibandingkan AS. Dengan lanskap makroekonomi masih dalam tahap awal pemulihan, dan Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of Japan (BoJ) memberikan likuiditas yang memadai dalam bentuk pembelian obligasi berkelanjutan, imbal hasil obligasi kemungkinan akan tetap rendah di tahun mendatang. Meski potensi pelonggaran lebih lanjut di Eropa dan Jepang Obligasi EM Global Sumber: Bloomberg, ANZ Wealth Global. Hasil pengembalian adalah per 30 November 2015 dan tidak dilindung nilai, dalam USD. Kinerja lampau bukan jaminan. dapat membatasi imbal hasil obligasi di kedua kawasan ini, Fed menentukan arah pergerakan pasar pendapatan tetap global. Selisih besar saat ini antara imbal hasil AS dan Eropa/Jepang menunjukkan bahwa naiknya suku bunga AS kemungkinan akan mengakibatkan sebagian pergerakan imbal hasil yang lebih tinggi di tempat lain. Kendati demikian, obligasi Eropa harus didukung mengingat adanya program pembelian obligasi oleh ECB. Australia: Tidak keluar dari kesulitan Pertumbuhan yang lebih lambat dalam perekonomian Australia membuat Reserve Bank of Australia (RBA) memangkas suku bunga di 2015 ke tingkat terendah. Ini terjadi pada saat rendahnya dolar Australia (AUD) memberikan peningkatan daya saing berbasis luas. Meski langkah ini lebih lanjut membantu peralihan ekonomi ke sektor pertumbuhan baru di luar pertambangan, sejumlah faktor menunjukkan bahwa risiko RBA memberikan stimulus lebih lanjut di tahun mendatang: Melemahnya permintaan komoditas dari Cina kemungkinan akan mengakibatkan harga komoditas tetap tertekan sehingga membatasi belanja domestik; 2016 akan menyaksikan penurunan yang lebih signfikan lagi dalam belanja investasi pertambangan dibandingkan yang terlihat hingga saat ini; dan Pembangunan perumahan, yang memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan di 2015, akan melambat karena persetujuan tempat tinggal turun dari tingkat tertinggi. Ditambah dengan risiko penurunan pertumbuhan global, bacaan inflasi yang rendah saat ini dan kenaikan suku bunga di luar siklus oleh bank-bank utama pada Oktober 2015, serta kemungkinan aksi lebih lanjut oleh RBA di 2016 sudah jelas. Ketidakpastian di perekonomian domestik kemungkinan akan mengakibatkan suku bunga jangka pendek berada di tingkat saat ini dengan karakteristik yang menarik menahan turunnya suku bunga jangka panjang. Untuk alasan ini, adalah harapan yang wajar bahwa imbal hasil Australia dapat sedikit banyak melepaskan diri dari harapan kenaikan imbal hasil global. Kami perkirakan adanya hasil pengembalian positif. Imbal hasil tinggi: Berlanjutnya kekhawatiran Sebaran imbal hasil tinggi melebar sepanjang 2015, yang mencerminkan lambatnya pertumbuhan global dan bersama dengan lemahnya harga komoditas, meningkatnya volatilitas pasar dan semakin ketatnya kondisi likuiditas yang dikaitkan dengan spekulasi yang ada mengenai Fed yang akan menaikkan suku bunga. Meski penjualan dalam imbal hasil berbasis luas, hal ini umum di sektor energi dan material di mana sebaran naik lebih dari 400 basis poin (bps) menyusul penurunan dalam harga komoditas. Penerbitan imbal hasil tinggi tertahan di tengah meningkatnya 11

12 TINJAUAN PENDAPATAN TETAP risiko dan kualitas telah menurun karena kekhawatiran baru terhadap pertumbuhan global mendorong meningkatnya perkiraan tingkat gagal bayar, meski masih berada di tingkat yang masih rendah menurut standar historis. Kendati sebaran di tingkat saat ini kemungkinan memberikan kompensasi pada investor untuk tingkat risiko gagal bayar saat ini, risiko penurunan pertumbuhan dan harga komoditas, dan karakteristik likuiditas yang buruk menunjukkan kemungkinan adanya nilai yang lebih baik dalam aset pertumbuhan di tempat lainnya. Utang pasar berkembang: Risiko menggelembung Utang pasar berkembang berjuang untuk mempertahankan laju hasil pengembalian dibandingkan tahun lalu namun tetap berkinerja baik pada Sebaran gagal bayar kredit di Brasil dan Rusia meningkat tajam mengingat penurunan harga komoditas, meski rendahnya harga minyak telah memperbaiki keseimbangan eksternal di berbagai negara pengimpor energi. Kendati demikian, ketidakseimbangan internal kemungkinan akan berlanjut disebabkan perekonomian berkembang mengalami masa perubahan struktural, pengurangan utang dan reformasi. Tingkat kewajiban utang eksternal yang tinggi menambah kerentanan pada kelas aset ini, terutama pada saat di mana Fed bakal menormalkan suku bunga. TINJAUAN PENDAPATAN TETAP 2016* Pasar Global Amerika Serikat Eropa Jepang Australia Selandia Baru Pasar berkembang Imbal hasil tinggi *Tinjauan mengacu pada ekspektasi hasil pengembalian mutlak dalam USD Tinjauan Negatif SOROTAN PENDAPATAN TETAP APA YANG DIUNGKAPKAN KREDIT KEPADA KITA? Dengan imbal hasil obligasi pemerintah pada tingkat rendah di lingkungan pertumbuhan yang lebih rendah, banyak investor berbondongbondong menuju pasar kredit untuk mencari hasil pengembalian yang lebih tinggi. Kendati strategi ini telah bekerja dengan baik di masa lalu untuk memberikan kinerja yang kuat, kami mendapati kasus berlanjutnya kinerja ini akan lebih sulit karena pasar kredit menyesuaikan diri dengan tren baru. Sebaran kredit melebar pada tahun 2015 baik untuk obligasi imbal hasil tinggi dan grade investasi. Ini terjadi di lingkungan di mana kebijakan masih sangat akomodatif di dunia maju. Kami memandang melebarnya sebaran merupakan cerminan sebagian tema fundamental yang kemungkinan akan bertahan memasuki tahun Salah satu faktor utama yang memberikan kontribusi terhadap melebarnya sebaran kredit adalah penurunan berkelanjutan dalam harga komoditas. Ini sangat terlihat di sektor imbal hasil tinggi, di mana penerbitan terkait komoditas dan energi jumlahnya sekitar 20% dari pasar. Sebaran energi telah melebar lebih dari 400 bps dan komoditas telah berjuang untuk menemukan basis di lingkungan pertumbuhan global yang lebih rendah. Dengan ekspektasi pertumbuhan global tetap terbatas, sektor pasar ini kemungkinan akan terus mengalami tantangan. Melebarnya sebaran juga mencerminkan buruknya tinjauan pertumbuhan dibandingkan ekspektasi pada awal Bukannya semakin cepat seperti yang diperkirakan, momentum pertumbuhan global malah melambat sepanjang tahun ini, sehingga meningkatkan risiko tekanan keuangan dan gagal bayar. Sedikit banyak, ini mencerminkan penilaian ulang bahwa potensi pertumbuhan di banyak perekonomian, termasuk AS lebih rendah. Pada saat yang bersamaan, melebarnya sebaran akan dengan sendirinya membatasi tinjauan pertumbuhan. Sebaran yang lebih tinggi mewakili meningkatnya pembiayaan bagi perusahaan, mengurangi aktivitas investasi dan menekan profitabilitas perusahaan. Berdasarkan sejarah, melebarnya tingkat penyebaran investasi AS sepanjang tahun sampai September 2015 menunjukkan pertumbuhan di perekonomian maju jelas menunjukkan pelambatan dari laju ketangguhannya akhir-akhir ini. Cuplikan ini menggambarkan sebagian tema yang lebih luas yang tertanam dalam pasar kredit dan menyoroti beberapa hambatan tambahan yang menghadang investor di tahun BAGAN: PASAR KREDIT MENUNJUKKAN PENURUNAN DALAM PERTUMBUHAN PASAR MAJU Pertumbuhan pasar maju (% yoy, lhs) Sebaran grade investasi AS (perubahan yoy dalam bps, 3 qtr lead, rhs) Sumber: Thomson Reuters Datastream dan Kekayaan Global ANZ

Tinjauan Tahunan. 2015: Jalan yang panjang dan berliku

Tinjauan Tahunan. 2015: Jalan yang panjang dan berliku Tinjauan Tahunan 2015: Jalan yang panjang dan berliku Daftar Isi Daftar Isi Halaman 1. Surat kepada investor 3 2. Tinjauan Ekonomi 4-6 Meski pertumbuhan ekonomi global mengecewakan pada 2014 dikarenakan

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap kuat tetapi tekanan semakin meningkat Indikator ekonomi global telah sedikit membaik, harga komoditas telah mulai meningkat

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang

Lebih terperinci

Bernavigasi melewati Kerentanan

Bernavigasi melewati Kerentanan Bernavigasi melewati Kerentanan Agus D.W. Martowardojo Gubernur Bank Indonesia (sebagaimana disusun untuk diserahkan, Indonesia Fixed Income and High Yield Bond Forum 2015) 22 September 2015, Jakarta,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH? Edisi Maret 2015 Poin-poin Kunci Nilai tukar rupiah menembus level psikologis Rp13.000 per dollar AS, terendah sejak 3 Agustus 1998. Pelemahan lebih karena ke faktor internal seperti aksi hedging domestik

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

PRUlink Quarterly Newsletter

PRUlink Quarterly Newsletter PRUlink Quarterly Newsletter Kuartal Kedua 2014 PT Prudential Life Assurance terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. 10-Mar-2004 Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Kinerja CENTURY PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Secara umum perekonomian Indonesia 2005 menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi

Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi Melihat ke tahun 2014, Indonesia menghadapi perlambatan pertumbuhan dan risiko-risiko ekonomi yang signifikan yang membutuhkan fokus kebijakan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik BAB I PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan moneter di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik maupun global.

Lebih terperinci

PRUlink Quarterly Newsletter

PRUlink Quarterly Newsletter PRUlink Quarterly Newsletter Publikasi dari PT Prudential Life Assurance Kuartal Kedua 2012 Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan hasil pemikiran internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan ekonomi secara makro, di samping kebijakan fiskal juga terdapat kebijakan moneter yang merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut Indonesia sedang mengalami penyesuaian ekonomi yang cukup berarti yang didorong oleh perlemahan neraca eksternalnya yang membawa perlambatan pertumbuhan dan peningkatan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan

Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan Prospek pertumbuhan global masih tetap lemah dan pasar keuangan tetap bergejolak Akan tetapi, kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2008 Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal 2008 Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 17 Tahun 2003, Pemerintah Pusat diwajibkan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia 14 INFLASI 12 10 8 6 4 2 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Hasil Olahan Data Oleh Penulis (2016) GAMBAR 4.1. Perkembangan

Lebih terperinci

Perekonomian Suatu Negara

Perekonomian Suatu Negara Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% BII (TD)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang mencerminkan kuatnya perekonomian suatu negara. Jika

BAB 1 PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang mencerminkan kuatnya perekonomian suatu negara. Jika BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Nilai tukar mata uang mencerminkan kuatnya perekonomian suatu negara. Jika perekonomian suatu negara mengalami depresiasi mata uang, maka bisa dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1 LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1 Highlight Ÿ Petumbuhan PDB Q1 2017 sekitar 5.0% (y.o.y.), PDB 2017 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.1-5.3% (y.o.y.); Ÿ Pertumbuhan konsumsi domestik

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 4-8 Juni 2012

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 4-8 Juni 2012 HIGHLIGHT PEREKONOMIAN GLOBAL Tekanan pasar dan kenaikan tingkat suku bunga surat utang telah mendorong pemerintah Spanyol untuk secara resmi mengajukan permintaan dana talangan kepada Uni Eropa pada pekan

Lebih terperinci

Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian -

Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - Analisa Fundamental I. Fundamental Forex I.1 Faktor penggerak pasar Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki pertengahan tahun 2015, dianggap sebagai periode yang cukup kelam bagi sebagian pelaku pasar yang merasakan dampaknya secara langsung terhadap lesunya

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: menjaga ketahanan. P e r k e m b a n g a n T r i w u l a n a n P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a

Ringkasan eksekutif: menjaga ketahanan. P e r k e m b a n g a n T r i w u l a n a n P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a Ringkasan eksekutif: Menjaga ketahanan Tantangan dalam menjaga ketahanan di tengah melambatnya perekonomian dunia, yang mendorong pembaruan ekspansi moneter Di tengah lemahnya permintaan eksternal dan

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Kinerja CARLISYA PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 1,728,431,985.66 Pasar Uang 0-80% Deposito Syariah 6.12% 93.88% Infrastruktur 87.50% Disetahunkaluncuran Sejak pe- Deskripsi Jan-16 YoY Keuangan 12.50% Yield 0.64% 7.66%

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beragam isu membayangi, indeks Pasar Modal Indonesia sukses melewati semua ujian. Sepanjang 2012, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan kondisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses integrasi di berbagai belahan dunia telah terjadi selama beberapa dekade terakhir, terutama dalam bidang ekonomi. Proses integrasi ini penting dilakukan oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah

Lebih terperinci

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Overview Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) dalam RDG 13-14 Januari 2016 telah memutuskan untuk memangkas suku bunga

Lebih terperinci

INTERNATIONAL PERSONAL BANK SINGAPORE 2008MENGIKUTI IRAMA YANG BERBEDA. Ekonomi melambat. Pasar tangguh.

INTERNATIONAL PERSONAL BANK SINGAPORE 2008MENGIKUTI IRAMA YANG BERBEDA. Ekonomi melambat. Pasar tangguh. INTERNATIONAL PERSONAL BANK SINGAPORE IRAMA YANG BERBEDA Ekonomi melambat 2008MENGIKUTI Pasar tangguh www.ipb.citibank.com.sg Daftar Isi & Ringkasan Eksekutip Ekuitas Pasar Maju Amerika Serikat: Lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

VI. SIMPULAN DAN SARAN

VI. SIMPULAN DAN SARAN VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Selama tahun 1999-2008, rata-rata tahunan harga minyak telah mengalami peningkatan

Lebih terperinci

LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014

LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014 LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014 Proses perbaikan ekonomi negara maju terhambat tingkat inflasi yang rendah. Kinerja ekonomi Indonesia melambat antara lain karena perlambatan ekspor dan kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan dapat dengan bebas bergerak ke setiap Negara di penjuru dunia. yang secara langsung berpengaruh

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi perekonomian global, ditandai dengan meningkatnya harga minyak dunia sampai menyentuh harga tertinggi $170

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak mengenal bank dan tidak berhubungan dengan bank. Perbankan sendiri memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 49 IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 4.1 Produk Domestik Bruto (PDB) PDB atas dasar harga konstan merupakan salah satu indikator makroekonomi yang menunjukkan aktivitas perekonomian agregat suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor properti. Pada umumnya banyak masyarakat yang tertarik menginvestasikan dananya di sektor properti

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, dimana adanya perubahan tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap stabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

Annual Outlook. 2014: Tahun Peralihan

Annual Outlook. 2014: Tahun Peralihan Annual Outlook 2014: Tahun Peralihan Daftar Isi Surat kepada Investor 2 3 Daftar Isi 1. Surat kepada Investor 3 2. Tinjauan Ekonomi 4-6 Tahun 2013 kemungkinan akan menandai titik terendah dalam pertumbuhan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA ABSTRAKS Ketidakpastian perekonomian global mempengaruhi makro ekonomi Indonesia. Kondisi global ini ikut mempengaruhi depresiasi nilai

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN Juni 2012

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN Juni 2012 HIGHLIGHT PEREKONOMIAN GLOBAL Para pimpinan di negara-negara maju tampaknya menyiapkan berbagai strategi untuk menangani krisis global, terutama untuk mengantisipasi hasil pemilu Yunani pada 17 Juni mendatang.

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

Robohnya Rupiah Kami 1

Robohnya Rupiah Kami 1 Jakarta, 9 Maret 2015 Robohnya Rupiah Kami 1 Selama pekan lalu ketika kurs rupiah melemah melewati Rp13.000 per dollar banyak yang bertanya kepada saya -- termasuk melalui sosial media -- tentang rupiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Melemahnya nilai tukar rupiah dan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan membuat panik pelaku bisnis. Pengusaha tahu-tempe, barang elektronik, dan sejumlah

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja ekonomi Indonesia yang mengesankan dalam 30 tahun terakhir sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan dan kerentanan

Lebih terperinci

Economic and Market Watch. (February, 9 th, 2012)

Economic and Market Watch. (February, 9 th, 2012) Economic and Market Watch (February, 9 th, 2012) Ekonomi Global Rasio utang Eropa mengalami peningkatan. Rasio utang per PDB Eropa pada Q3 2011 mengalami peningkatan dari 83,2 persen pada Q3 2010 menjadi

Lebih terperinci

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2 LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2 Highlight ŸPertumbuhan PDB 2016Q2 sekitar 5.0% (yoy) dan PDB 2016 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.0-5.3% (yoy) ŸPertumbuhan didominasi oleh

Lebih terperinci

Prospek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan

Prospek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan Prospek Ekonomi Regional ASEAN+3 2018 ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) 2018 Ringkasan Prospek dan Tantangan Ekonomi Makro Prospek ekonomi global membaik di seluruh kawasan negara maju dan berkembang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997 sampai 1998 lalu. Peristiwa ini telah membawa dampak yang merugikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

Pemulihan Ekonomi Global, Seberapa Solid?

Pemulihan Ekonomi Global, Seberapa Solid? Pemulihan Ekonomi Global, Seberapa Solid? Jumat, 9 Oktober 2009 03:07 WIB Seperti genderang bersahutan, sejumlah lembaga dan ekonom terkemuka dunia beberapa bulan terakhir ini bergantian mengungkapkan

Lebih terperinci

GLOBAL OUTLOOK 4 SEPTEMBER 2017

GLOBAL OUTLOOK 4 SEPTEMBER 2017 GLOBAL OUTLOOK 4 SEPTEMBER 2017 Konsolidasi Pasar setelah Mencapai Level Tertinggi Menunggu Konfirmasi Uptrend atau Perubahan Trend Pasar PERTUMBUHAN EKONOMI MOTOR PASAR SAHAM GLOBAL Inflasi negara Amerika

Lebih terperinci

Perkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global

Perkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global 2015 Vol. 2 Perkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Pertumbuhan Ekonomi P erkembangan indikator ekonomi pada kuartal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia dewasa ini makin berkembang. Peran Indonesia dalam perekonomian global makin besar dimana Indonesia mampu mencapai 17 besar perekonomian dunia

Lebih terperinci

Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi

Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Sambutan Gubernur Bank Indonesia Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Diskusi dan Peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan Yang kami hormati, Jakarta, 10

Lebih terperinci

USD FIXED INCOME FUND

USD FIXED INCOME FUND Feb-14 Mar-14 LAPORAN USD FIXED INCOME FUND keahlian dalam mengidentifikasi kondisi ekonomi dan pergerakan investasi untuk menghasilkan hasil investasi yang kompetitif melalui berbagai macam instrumen

Lebih terperinci

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Ikhtisar Perekonomian Mingguan 1 June 2010 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Arus Modal Masuk, Menopang Rupiah Pasar Eropa mulai agak tenang di akhir bulan Mei dalam rangka menyongsong pekan pertama bulan Juni. Tekanan yang begitu dalam

Lebih terperinci

Laporan Perekonomian Indonesia

Laporan Perekonomian Indonesia 1 Key Messages Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat dalam menghadapi spillover dan gejolak pasar keuangan global. Stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan relatif

Lebih terperinci

Economic and Market Watch. (February, 6th, 2012)

Economic and Market Watch. (February, 6th, 2012) Economic and Market Watch (February, 6th, 2012) Ekonomi Global Pengangguran AS kembali turun Sejak September 2011, tingkat pengangguran AS terus mengalami penurunan dan mencapai 8,5 persen di akhir tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015

Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015 Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference The Future of Asia s Finance: Financing for Development Jakarta, 2 September 2015 Yang terhormat Managing Director

Lebih terperinci

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Ikhtisar Perekonomian Mingguan 18 May 2010 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis; Rupiah Konsolidasi Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis, Namun Tetap Waspada Anton Hendranata Ekonom/Ekonometrisi anton.hendranata@danamon.co.id

Lebih terperinci

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% 1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-September 2015, neraca perdagangan Thailand

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci