Tinjauan Tahunan. 2015: Jalan yang panjang dan berliku

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tinjauan Tahunan. 2015: Jalan yang panjang dan berliku"

Transkripsi

1 Tinjauan Tahunan 2015: Jalan yang panjang dan berliku

2 Daftar Isi Daftar Isi Halaman 1. Surat kepada investor 3 2. Tinjauan Ekonomi 4-6 Meski pertumbuhan ekonomi global mengecewakan pada 2014 dikarenakan tertahannya pertumbuhan di Eropa dan melambatnya tren pertumbuhan China, kami memperkirakan di tahun 2015 akhirnya akan mulai menunjukan peningkatan. AS diperkirakan akan mendukung perbaikan ekonomi ini melalui peningkatan perdagangan. 3. Alokasi Aset 7 Strategi alokasi aset kami adalah memberikan bobot yang besar pada ekuitas, didukung oleh siklus ekonomi dan valuasi relatif. 4. Ekuitas 8-10 Perpaduan pertumbuhan yang solid, inflasi yang rendah dan likuiditas yang berlimpah memberikan kontribusi positif bagi pasar ekuitas. 5. Pendapatan Tetap Kendati the Fed merencanakan memulai proses menaikkan suku bunga kembali ke tingkat yang lebih normal, imbal hasil obligasi diperkirakan tetap rendah pada mayoritas ekonomi. 6. Mata Uang Mata uang Amerika yang lebih kuat yang mendominasi pasar mata uang global pada 2014 dan kemungkinan akan menentukan suasana tahun depan. 7. Komoditas Tantangan akan permintaan bersamaan dengan meningkatnya pasokan komoditas dan menguatnya USD memberikan tekanan berkelanjutan pada berbagai macam harga komoditas sepanjang Kami memperkirakan pasar akan stabil di tahun Sanggahan 19

3 Surat kepada investor 2 3 Jalan yang panjang dan berliku Kami memperkirakan tahun 2015 akan menjadi tahun dengan keuntungan moderat dalam pasar keuangan disertai peningkatan volatilitas terkait dengan pertumbuhan ekonomi global yang mulai meningkat. Hal ini kembali pada apa yang terjadi pada Pertumbuhan ekonomi mengecewakan, dengan inflasi lebih rendah dari yang diperkirakan dan permasalahan geopolitik dari Rusia dan Timur Tengah. Kendati demikian, pasar keuangan membukukan hasil pengembalian yang lumayan baik dengan didukung oleh langkah-langkah stimulus yang dilakukan oleh berbagai bank sentral dunia. Menyongsong 2015, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan naik kembali ke tingkat yang lebih normal, setelah berada di bawah rata-rata dalam tiga tahun terakhir. Pasar ekuitas diperkirakan akan membukukan keuntungan moderat lebih lanjut, tetapi masih dibawah rata-rata tingkat pengembalian obligasi. Tren menguatnya dolar Amerika Serikat diperkirakan akan berlanjut. Membaiknya pertumbuhan global mencerminkan keberlanjutan manfaat suku bunga rendah, pemangkasan belanja pemerintah yang lebih kecil dan rendahnya harga minyak, yang mendongkrak daya beli konsumen dan profitabilitas bisnis. Satu hal penting, kami melihat perpaduan antara rendahnya harga komoditas dan kapasitas berlebih di sebagian besar dunia maju, seperti yang ditunjukkan oleh tingkat pengangguran yang terus tinggi, membuat inflasi tetap lemah. Di tingkat negara, perekonomian AS merupakan lokomotif yang kemungkinan akan menarik negara-negara lain di dunia bersama dengannya. Ini akan menguntungkan Eropa dan Jepang, yang keduanya melemah pada Kendati pertumbuhan China bakal jauh lebih tinggi dibandingkan perekonomian negara maju, pertumbuhannya bagaimanapun juga akan jauh di bawah rata-rata dari dasawarsa sebelumnya, sebab China terus mengalihkan fokusnya dari ekspor dan investasi menuju konsumsi domestik. Perekonomian Australia dan Selandia Baru diperkirakan akan tumbuh mendekati laju tren, di mana harga komoditas yang lebih rendah menjadi tantangan bagi pertumbuhan. Mencermati pasar finansial, perpaduan antara pertumbuhan yang solid, inflasi rendah dan likuiditas berlimpah menciptakan lingkungan positif bagi pasar ekuitas. Imbal hasil obligasi kemungkinan akan bergerak cukup tinggi di AS sebab Federal Reserve AS menaikkan suku bunga, meski pelonggaran kuantitatif kemungkinan akan membuat imbal hasil obligasi tetap mendekati titik terendahnya di zona euro dan Jepang. Dolar AS akan menguat sebab investor mencari suku bunga yang meningkat. Penerima manfaat sebelumnya dari pencarian imbal hasil seperti pasar berkembang dan dolar Australia dan Selandia Baru kemungkinan akan mengalami tekanan, ditambah dengan turunnya harga komoditas dan melambatnya perekonomian Selandia Baru. Meski penting untuk menyadari potensi hasil pengembalian yang lebih rendah dan volatilitas yang lebih tinggi, kami meyakini bahwa investor hendaknya tetap terpapar pada aset pertumbuhan dengan fokus pada kualitas dan likuiditas. Atas nama ANZ, saya dalam kesempatan ini mengucapkan semoga Anda diberkati dengan kesehatan dan kebahagiaan di tahun mendatang. Kami ucapkan terima kasih atas keberlanjutan dukungan Anda. Stewart Brentnall Chief Investment Officer

4 Tinjauan ekonomi Melaju lebih cepat Meski pertumbuhan ekonomi global mengecewakan pada 2014 dikarenakan tertahannya pertumbuhan di Eropa dan melambatnya tren pertumbuhan China, kami memperkirakan di tahun 2015 akhirnya akan mulai menunjukkan. AS diperkirakan akan mendukung perbaikan ekonomi ini melalui peningkatan perdagangan. Proyeksi pertumbuhan PDB (%) 2014F 2015F Dunia AS Zona euro Jepang China Sumber: Riset Pasar & Perekonomian ANZ. Desember AS: Memimpin pergerakan Pertumbuhan AS lebih rendah dari ekspektasi kami pada tahun 2014 sebab cuaca buruk musim dingin membatasi aktivitas awal tahun ini. Ini menyelubungi menguatnya momentum mendasar sebab landasan ekspansi AS membaik dan meluas. Kami memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) akan melaju ke 3,2% pada Pertumbuhan akan terus didukung oleh kebijakan bank sentral yang sangat menstimulasi dan belanja pemerintah yang lebih mendukung. Selain itu, penurunan tajam pada harga minyak baru-baru ini, apabila terus berlanjut, diperkirakan akan memberikan dukungan yang signifikan bagi perekonomian. Bersama dengan berlanjutnya pertumbuhan tingkat tenaga kerja. Sorotan Tingkat normal baru Faktor-faktor yang telah mendorong kuatnya pertumbuhan selama dua dasawarsa terakhir mulai berakhir. Ini mengakibatkan munculnya lingkungan pertumbuhan global baru yang kelihatannya akan menetap selama beberapa tahun ke depan. Pemulihan dalam perekonomian global sejak krisis keuangan global telah mengecewakan dari segi resiliensi dan ukurannya. Untuk mempertahankan pemulihan yang lesu ini saja dibutuhkan stimulus luar biasa dari berbagai bank sentral utama dalam bentuk suku bunga pada tingkat rendah dan program pembelian aset yang belum pernah ada sebelumnya. Penerimaan yang semakin luas kemudian muncul, menyusul penumpukan utang signifikan yang mendorong ekspansi perekonomian global dalam tiga dasawarsa terakhir, tingkat normal baru berupa pertumbuhan yang lebih rendah kemungkinan akan tetap bertahan di tahuntahun mendatang. Bagan: Anualisasi pertumbuhan tenaga kerja (%) 3.0% 2.0% 1.0% 0.0% -1.0% -2.0% Australia Europe Japan China United States Sumber: Persatuan Bangsa-Bangsa, Kekayaan Global ANZ Beberapa faktor akan terus membatasi potensi pertumbuhan global setidaknya selama tahun-tahun yang tersisa dari dasawarsa ini: Akhir siklus utang, diperparah oleh kebutuhan untuk mengurangi tingkat utang (deleveraging) di dunia maju serta perekonomian berkembang utama termasuk China, akan mengurangi pertumbuhan; Faktor demografis (populasi yang semakin tua), satu faktor di Jepang selama beberapa tahun, membatasi pertumbuhan penawaran tenaga kerja di banyak perekonomian maju utama termasuk AS; Kurangnya investasi infrastruktur membatasi pertumbuhan produktivitas; dan Peralihan China menuju perekonomian yang lebih berbasis konsumen dan digerakkan pasar sejalan dengan tren pertumbuhan yang lebih rendah, terutama mengingat tantangan demografisnya sendiri. Pada saat yang bersamaan, kapasitas berlebih dalam bentuk tingkat pengangguran yang tinggi di sebagian besar dunia maju terus membatasi inflasi. Berlanjutnya globalisasi tenaga kerja bakal membatasi pertumbuhan upah dan bersama dengan deleveraging global, berfungsi mempertahankan inflasi pada tingkat yang lebih rendah di tahun-tahun mendatang. Hal ini memastikan bahwa bank sentral di sebagian besar perekonomian maju akan mempertahankan suku bunga di tingkat yang lebih rendah untuk waktu yang lebih lama dibandingkan masa lalu.

5 Tinjauan ekonomi 4 5 yang mantap, ini mempertegas perbaikan dalam pertumbuhan belanja konsumen. Seiring dengan menguatnya belanja konsumen, investasi bisnis pada akhirnya akan membaik: survei bisnis memang mengarah pada membaiknya rencana investasi. Ini bakal mengakibatkan berkembangnya siklus pertumbuhan positif yang memperkuat diri, yang akan menguntungkan perekonomian global melalui peningkatan impor AS. Dengan tingkat pengangguran yang bakal turun di bawah estimasi Federal Reserve AS (the Fed) dari tingkat netral jangka panjangnya pada 2015, the Fed kemungkinan pada akhirnya akan memulai proses menaikkan suku bunga ke tingkat yang lebih normal. Akan tetapi, dengan rendahnya inflasi global dan rapuhnya pertumbuhan di negara lainnya, kemungkinannya kecil bagi suku bunga untuk dinaikkan terlalu tinggi atau terlalu cepat. Tantangan bagi the Fed tetap pada kejelasan dalam gambaran kebijakannya agar tidak merongrong keyakinan dan bersamanya pemulihan.. Eropa: Perlahan namun pasti 2014 merupakan satu lagi tahun yang menantang bagi perekonomian zona euro dikarenakan tertahannya pertumbuhan. Rendahnya tingkat inflasi saat ini di kawasan ini telah kembali memicu risiko terperosok ke dalam deflasi apabila pertumbuhan ternyata sulit dicapai. Ada beberapa alasan untuk sedikit optimis pada 2015: - Bank Sentral Eropa (ECB) telah memulai program pelonggaran kuantitatifnya, dengan janji untuk bertindak lebih bila perlu; - Nilai tukar euro telah turun, sehingga meningkatkan daya saing kawasan ini; - Rampungnya uji stres ECB telah memberikan keyakinan kepada bank untuk menyalurkan pinjaman, dengan standar pemberian pinjaman mulai melonggar; dan - Perekonomian periferal pada akhirnya mendapatkan keuntungan dari deleveraging yang menyakitkan dan proses reformasi struktural dalam beberapa tahun terakhir, dengan rebound yang solid Akan tetapi, tidak semuanya indah. Kebutuhan akan reformasi struktural dalam perekonomian inti dipadukan dengan kurangnya koordinasi kebijakan di antara pemerintahan kawasan ini akan terus membatasi pertumbuhan. Selain itu, masih perlu dilihat apakah tentangan terhadap pembelian obligasi pemerintah akan menghalangi ECB memenuhi komitmennya untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan. Inflasi tetap merupakan risiko utama sebab dengan tingkat yang mendekati nol, kawasan ini dapat dengan mudah terperosok ke dalam deflasi. Jepang: Apa pun yang diperlukan dalam praktik Tahun ini diawali dengan mantap sebab Bank of Japan (BoJ) berhasil mendorong yen turun. Akan tetapi, naiknya tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada bulan April mendorong perekonomian kembali ke dalam resesi secara teknis. Ini menegaskan dikotomi antara sektor produsen yang menguat dan konsumen yang rapuh. Kami memperkirakan pertumbuhan pada 2015 akan didukung oleh rendahnya harga minyak dan kuatnya komitmen BoJ untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk mendorong perekonomian keluar dari deflasi. Berlanjutnya ekspansi neracanya kemungkinan akan mendorong yen turun. Pengumuman penundaan kenaikan PPN berikutnya dan potensi stimulus pemerintah jangka pendek lebih lanjut juga berdampak positif bagi tinjauan pertumbuhan. Kendati demikian, bila ada pelajaran yang diperoleh dari dua tahun terakhir, itu adalah inflasi yang berkelanjutan tidak dapat dicapai melalui mata uang yang lebih rendah. Memang, kenaikan inflasi tanpa perbaikan upah hanya akan menggerogoti daya beli rumah tangga, dan bersamanya pertumbuhan. Masih banyak yang harus dilakukan dari segi reformasi struktural untuk mendongkrak penawaran tenaga kerja dan upah agar dapat memperoleh keyakinan pada prospek jangka panjang Jepang. Pemerintah harus memajukan agenda reformasi ini pada 2015.

6 Tinjauan ekonomi Australia: Masih dalam peralihan Pertumbuhan total tetap solid pada 2014 kendati turunnya investasi pertambangan sebab volume ekspor sumber daya melonjak. Akan tetapi, lemahnya pertumbuhan pendapatan nasional akibat penurunan tajam dalam harga komoditas dan lemahnya keyakinan konsumen menyusul Anggaran Persemakmuran Mei menghambat peralihan ekonomi menuju permintaan non-tambang yang lebih kuat. Ini mengakibatkan naiknya tingkat pengangguran secara bertahap. Kami memperkirakan peralihan ekonomi akan berlanjut pada 2015 sebab rendahnya dolar Australia (AUD) mendongkrak daya saing. Kita bakal melihat peralihan memperoleh traksi lebih lanjut dari pertumbuhan yang lebih kuat dari perekonomian negara maju. Dengan tingginya tingkat simpanan rumah tangga, segala perbaikan dalam keyakinan konsumen bakal membantu perbaikan dalam konsumsi serta berlanjutnya pertumbuhan dalam pembangunan perumahan. Bagaimanapun juga, kemajuan kemungkinan akan lambat, sebab jatuhnya harga komoditas tetap merupakan tantangan yang signifikan bagi pendapatan nasional dalam jangka pendek. Ini dapat mengakibatkan tingkat pengangguran naik lebih tinggi, sehingga membatasi segala perbaikan dalam keyakinan konsumen. Kami meyakini diperlukan AUD yang lebih rendah lagi untuk mendukung peralihan ini. Sementara itu, kurangnya perbaikan dalam tingkat pengangguran dan inflasi yang terhambat akan membuat Reserve Bank of Australia (RBA) mempertahankan suku bunga kas pada tingkat rendah saat ini sepanjang paling tidak tahun 2015, bila bukan seluruhnya. Asia: Optimis namun harus waspada Pemulihan tak merata dalam ekspor kemungkinan akan berlanjut pada Meski membaiknya belanja konsumen dan investasi bisnis di AS bakal mendongkrak permintaan akan ekspor Asia, pertumbuhan yang lemah dan di bawah tren di Eropa dan China akan mengingkari sebagian manfaatnya. Harga komoditas yang lebih rendah memberikan titik terang bagi Asia. Karena sebagian besar perekonomian Asia merupakan importir bersih besar untuk komoditas dan minyak, berlanjutnya periode harga komoditas yang rendah dapat berpotensi meningkatkan saldo neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan. Rendahnya harga minyak juga dapat berarti subsidi energi yang lebih kecil bagi pemerintah dan penghasilan siap pakai yang lebih tinggi bagi konsumen. India khususnya merupakan penerima manfaat dari dinamika yang menguntungkan ini, dan bintangnya mungkin bersinar lebih terang sejalan dengan prospek bagi reformasi serius yang membaik di tahun Yang terakhir, tekanan harga yang terbatas juga membuka pintu bagi pemangkasan suku bunga, bila diperlukan. Kendati sikap kebijakan di kawasan ini mungkin perlu tetap restriktif guna meredam kejutan naiknya suku bunga AS, siklus kenaikan suku bunga yang menyakitkan mungkin telah berlangsung sebagaimana mestinya bagi sebagian besar perekonomian Asia. China: Tren melemah Perekonomian China menderita growing pains di tahun 2014 sehubungan peralihan panjang menuju model pertumbuhan digerakkan konsumen terus berlanjut. Kerangka kerja ekonomi tingkat normal baru ini akan membuat China terus bergeser dari pertumbuhan tinggi menuju lintasan pertumbuhan yang lebih rendah. Selain melambatnya laju potensi pertumbuhan China, hasrat untuk memperlambat ekspansi kredit dan perbankan bayangan kemungkinan akan terus membebani perekonomian pada Di pasar obligasi lokal, jumlah utang yang signifikan diperkirakan akan jatuh tempo pada awal Ini perlu diperpanjang, yang mungkin akan terbukti sangat sulit apabila pertumbuhan terus melambat. Lemahnya pasar properti juga akan menghambat perekonomian; hingga saat ini, pasar properti belum secara meyakinkan menanggapi dukungan KPR yang lebih besar dan longgarnya pembatasan kepemilikan dari pemerintah. Sebagian pelonggaran pajak transaksi pada pasar perumahan juga tampak memiliki kemungkinan untuk dilakukan. Tidak mengherankan, risiko deflasi meningkat dengan latar pertumbuhan yang lesu ini. Meski pemerintah lebih memilih menggunakan langkah pelonggaran yang lebih tertarget pada 2014, kami tidak mengesampingkan langkah-langkah pro-pertumbuhan dengan basis yang lebih luas seperti pemangkasan lebih lanjut terhadap suku bunga atau rasio persyaratan cadangan terutama apabila pertumbuhan mulai melambat tajam pada Kapasitas bagi perumus kebijakan untuk menanggapi dengan stimulus yang lebih meluas berarti risiko penurunan yang lebih tajam tetap rendah pada Dalam jangka panjang, pendorong pertumbuhan baru seperti inovasi perkembangan industri peralatan kelas atas serta berlanjutnya program urbanisasi bakal membantu China mencapai pertumbuhan yang lebih berkelanjutan dan kualitas yang lebih tinggi. Akan tetapi, growing pains tidak dapat dihindari dalam waktu dekat. Kami memperkirakan pertumbuhan akan memoderat pada Proyeksi pertumbuhan PDB Asia Pasifik di luar Jepang (%) 2014F 2015F 2014F 2015F Australia Selandia Baru China Filipina Hong Kong Singapura India* Korea Selatan Indonesia Taiwan Malaysia Thailand Sumber: Riset Pasar & Perekonomian ANZ. Desember Proyeksi tingkat suku bunga kebijakan bank sentral (%) Current Dec-15 Current Dec-15 AS Inggris Zona euro Australia Jepang Selandia Baru Perekonomian Berkembang Asia China Filipina HK Korea Selatan India Taiwan Indonesia Thailand Malaysia Sumber: Riset Pasar & Perekonomian ANZ. Desember 2014.

7 Tinjauan alokasi aset 6 7 Preferensi untuk ekuitas dibandingkan aset defensif Strategi alokasi aset kami adalah memberikan bobot yang besar pada ekuitas, didukung oleh siklus ekonomi dan valuasi relatif. Tinjauan Alokasi Aset 2015 Kelas aset Ekuitas pasar maju Ekuitas pasar berkembang Obligasi grade non-investasi Obligasi grade investasi Tinjauan Bobot besar Bobot kecil Bobot kecil Bobot kecil Perpaduan pertumbuhan solid, inflasi rendah dan likuiditas berlimpah menciptakan lingkungan positif bagi pasar ekuitas. Dengan valuasi sekitar nilai wajar, kami memperkirakan keuntungan moderat lebih lanjut dalam pendapatan untuk mendukung kemajuan lebih lanjut. Sebaliknya, valuasi pendapatan tetap mahal dari perspektif jangka panjang, dengan hasil pengembalian diantisipasi berada di bawah rata-rata pada Kendati demikian, berlanjutnya laju inflasi rendah, suku bunga rendah dan tren deleveraging berkelanjutan akan membatasi lingkup segala aksi jual. Dengan dolar AS (USD) yang mengalami tren naik, kami memberikan bobot yang kecil pada penerima manfaat pencarian imbal hasil seperti dolar Australia dan Selandia Baru. Penting untuk diperhatikan bahwa seiring the Fed bergerak mengembalikan pengaturan kebijakannya ke tingkat yang lebih normal, hasil pengembalian kemungkinan akan menjadi lebih moderat dan lebih volatil dibandingkan beberapa tahun terakhir. Seraya kita mendekati awal kenaikan suku bunga AS, kita juga menyadari adanya risiko yang berkembang dalam siklus investasi, khususnya terkait ilikuiditas. Fokus kita tetap pada aset pertumbuhan berkualitas sementara membatasi paparan terhadap risiko yang lebih tinggi dan aset yang kurang likuid seperti ekuitas dan utang pasar berkembang. Ekuitas Preferensi kami ada pada ekuitas pasar maju global yang divaluasi dengan wajar dan diperkirakan akan memperoleh keuntungan terbesar dari ekspansi global. Kami memberikan bobot yang kecil pada ekuitas Australia yang memiliki valuasi kurang menarik dan menghadapi tantangan dari lemahnya harga komoditas. Meski ekuitas pasar berkembang murah, rendahnya valuasi ini terutama terpusat di China dan Rusia, yang keduanya memiliki serangkaian tantangan tersendiri. Selain itu, pasar berkembang rentan terhadap kenaikan suku bunga the Fed yang bakal terjadi. Di dalam pasar berkembang, kami memiliki preferensi untuk Asia di luar Jepang di mana fundamentalnya relatif lebih positif. Pendapatan Tetap Bobot yang besar pada ekuitas didanai dari bobot yang kecil pada pendapatan tetap, yang tergolong mahal dibandingkan ekuitas. Obligasi mengalami rally pada 2014 berkat lemahnya data ekonomi, keresahan geopolitik, tinjauan netral atas suku bunga AS dan meningkatnya stimulus oleh ECB. Penilaian ulang atas ekspektasi pasar untuk inflasi di dunia maju juga memiliki peran. Meski menurut kami inflasi yang lebih rendah akan menetap untuk waktu yang lebih lama, mengarah pada imbal hasil obligasi yang lebih rendah dibandingkan hasil prediksi sebelumnya, ini tampaknya sejalan dengan rentannya imbal hasil berdurasi lebih panjang jika ekspektasi inflasi akhirnya terangkat. Dengan tingkat pengangguran AS yang berada di bawah 6% dan anggota the Fed meningkatkan ekspektasi mereka akan kenaikan suku bunga, kenaikan kecil sekalipun dalam inflasi AS mendekati target 2% akan mendukung imbal hasil yang agak lebih tinggi. Meski kami hanya memperkirakan pertumbuhan moderat dan inflasi rendah untuk menjaga imbal hasil obligasi terkendali, risiko tetap terarah pada kenaikan imbal hasil obligasi (penurunan harga) yang akan mengakibatkan aset pendapatan tetap berkinerja di bawah aset defensif lain pada tahun depan. Di dalam pendapatan tetap, kami memiliki preferensi untuk penghasilan tetap global, yang akan terus memperoleh manfaat dari stimulus bank sentral di Eropa dan Jepang, yang akan menahan imbal hasil mendekati titik terendahnya. Di dalam obligasi grade investasi, kami memiliki preferensi untuk obligasi korporat dibandingkan pemerintah dikarenakan adanya imbal hasil (penghasilan) tambahan, sementara sebaran dihargai sewajarnya. Kami memberikan bobot yang kecil pada obligasi grade non-investasi sebab sebaran untuk imbal hasil tinggi dan obligasi pasar berkembang berada di bawah rata-rata dan rentan terhadap peningkatan volatilitas sewaktu the Fed mulai mengembalikan suku bunga ke tingkat yang lebih normal.

8 Ekuitas Masih banyak yang dinantikan Perpaduan pertumbuhan solid, inflasi rendah dan likuiditas berlimpah menciptakan lingkungan positif bagi pasar ekuitas. Hasil Pengembalian Pasar Ekuitas Regional (2014) 16% 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% -2% -4% -2.6% MSCI Japan -1.5% MSCI Europe 2.9% 2.9% MSCI BRIC MSCI EM 7.1% 7.2% MSCI Asia ex Japan MSCI World 13.7% MSCI US Sumber: Bloomberg. Kekayaan Global ANZ. Hasil pengembalian adalah per 30 November 2014 dan dalam USD. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja mendatang. AS: Relatif mahal namun cukup beralasan Ekuitas AS terus memimpin rally di pasar ekuitas global sebab pertumbuhan pendapatan telah terbukti memiliki pijakan yang stabil. Ini telah mengakibatkan harga bergerak sedikit mendahului pendapatan. Akan tetapi, dengan bukti bahwa AS tetap berada di jalur laju pertumbuhan ekonomi di atas tren, dan dengan inflasi yang terkendali, kami masih nyaman dengan pandangan bahwa laba korporat akan naik secara stabil pada Kendati menunjukkan gambaran yang cukup jinak, ini tidak serta-merta tanpa risiko. Pada 2015, ekspektasi perbaikan lebih lanjut di pasar tenaga kerja AS disertai dengan meningkatnya tekanan untuk upah yang lebih tinggi. Hal ini, dipadukan dengan pandangan kami bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga di pertengahan tahun, akan menciptakan ketidakpastian bagi investor. Suku bunga dan upah yang lebih tinggi kemungkinan akan memiliki dampak Sorotan Revisi pendapatan menyoroti peluang dan ketidakpastian Jepang perlu reformasi dan yen yang lebih rendah untuk menaikkan pendapatan sementara pendapatan Eropa mendapatkan manfaat dari basis yang lebih rendah. Indikator utama yang berguna untuk pasar ekuitas global adalah rasio revisi pendapatan. Rasio ini mengukur jumlah perusahaan di mana para analis bottom-up telah merevisi naik estimasi pendapatan perusahaan di masa mendatang relatif dibandingkan perusahaan yang pendapatannya direvisi turun. Tingkat rasio revisi pendapatan di atas 1 menandakan optimisme yang lebih besar di kalangan analis terhadap pertumbuhan pendapatan mendatang yang umumnya positif bagi pasar ekuitas. Rasio revisi pendapatan akhir-akhir ini menceritakan kisah yang berlainan untuk pasar ekuitas. Di AS, tren selama sebagian besar 2014 untuk revisi pendapatan adalah positif sebab perusahaan terus menumbuhkan pendapatan melalui pengurangan biaya, penguatan ekonomi AS secara bertahap dan USD yang lebih rendah. Belakangan ini, rasio ini telah turun sebab perusahaan menghadapi margin yang lebih sempit dan USD yang lebih tinggi. Kendati naiknya USD akan membebani pendapatan pada 2015, berlanjutnya perekonomian AS yang kuat akan mendukung momentum tingkat pendapatan yang wajar. Revisi pendapatan amat sangat positif di Jepang sebab para analis merevisi naik ekspektasi setelah diterapkannya kebijakan ekspansi Perdana Menteri Abe. Berlanjutnya pendapatan positif membutuhkan keberlanjutan reformasi struktural dan yen yang lebih rendah. Sangat bertolak belakang dengan hal itu, revisi pendapatan di Eropa tergolong buruk, yang mencerminkan lingkungan ekonomi yang rapuh dan ketidakseimbangan struktural di kawasan ini. Memandang ke depan, apabila pertumbuhan di kawasan ini membaik seperti yang kami perkirakan, maka revisi pendapatan akan membaik yang dapat memberikan dorongan bagi ekuitas Eropa. Yang terakhir, revisi pendapatan di pasar berkembang juga negatif. Beberapa faktor berperan dalam hal ini, termasuk lemahnya pertumbuhan global, anjloknya harga komoditas dan naiknya USD. Seiring the Fed bergerak menaikkan suku bunga dan USD terus bergerak naik, pendapatan untuk pasar berkembang kemungkinan akan tetap terancam. Bagan: Rasio revisi pendapatan di pasar-pasar utama US Europe Japan Sumber: Bloomberg, Kekayaan Global ANZ Emerging Markets

9 Ekuitas 8 9 negatif terhadap margin korporat dan menguatnya USD juga akan mengacaukan penerimaan offshore. Kendati demikian, perusahaan AS dengan tingkat utang yang rendah dan arus kas bebas yang kuat menempati posisi yang mantap untuk mempertahankan hasil pengembalian mereka kepada pemegang saham. Kami memperkirakan ekuitas AS akan mempersembahkan hasil pengembalian yang wajar tahun ini, namun mungkin terdapat peluang yang relatif lebih baik di kawasan lain, meski hal itu disertai dengan kepastian pendapatan yang lebih kecil. Eropa: Peluang di tempat yang tepat Dalam 12 bulan terakhir, pertumbuhan ekonomi di zona euro terus berada di bawah prediksi pakar ekonomi dan deflasi telah menjadi risiko yang sangat nyata. Sudah tidak diragukan lagi bahwa perumus kebijakan harus bertindak. Meski kemauan tampaknya sudah ada, namun tidak jelas apakah ECB memiliki mandat untuk menyampaikan apa yang investor ekuitas yakini diperlukan untuk mendorong aktivitas perekonomian. Apa pun cara yang diambil, perekonomian kemungkinan akan terus berkinerja di bawah kawasan lain, yang akan membatasi pendapatan korporat. Para analis terus merevisi turun proyeksi pendapatan zona euro, dan hingga perekonomian kawasan ini memperoleh traksi, pasar ekuitas akan terus bergumul. Kendati demikian, tidak semuanya merupakan kabar buruk bagi semua perusahaan di kawasan ini. Perusahaan multinasional kualitas tinggi bakal mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi di tempat lainnya di dunia dan melemahnya euro. Sentimen investor terhadap kawasan ini berada pada tingkat yang rendah dan valuasi tergolong menarik relatif dibandingkan AS dan sekarang Jepang, berdasarkan ekspektasi pendapatan ke depan. Hal ini mempersiapkan pasar untuk menghadapi periode kejutan pendapatan dan perekonomian positif jika ECB memang mengambil tindakan dan euro terus terdepresiasi. Ini bakal mendorong aliran kembali ke dalam ekuitas Eropa. Jepang: Jangan menentang BoJ Sejalan dengan pepatah, Jangan menentang the Fed, kami yakin bahwa tindakan BoJ untuk meningkatkan pelonggaran kuantitatif dan memperlemah yen Jepang, akan memantapkan komitmen perumus kebijakan untuk mengakhiri deflasi untuk selama-lamanya. Selain itu, Perdana Menteri Shinzo Abe telah menunda kenaikan tarif PPN yang dijadwalkan untuk tahun depan dan apabila sukses dalam pemilu mendatang, ia akan memiliki mandat baru untuk merampungkan reformasi struktural yang diperlukan. Tindakan tersebut memiliki pengaruh positif terhadap tinjauan ekspektasi pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pendapatan untuk sektor berorientasi ekspor. Terdapat beberapa risiko jangka pendek di mana para analis telah merevisi naik proyeksi laba mereka. Valuasi berdasarkan ekspektasi tersebut juga berada di atas tingkat rata-rata. Akan tetapi, tahun depan kami enggan menebak-nebak resolusi perumus kebijakan. Meski fundamental lemah dan masih ada tingkat ketidakpastian yang tinggi perihal kemampuan perumus kebijakan untuk sukses dalam jangka panjang, potensi kenaikan cukup signfikan apabila mereka berhasil. Kami mempertahankan pandangan positif terhadap ekuitas Jepang. Australia: Keseimbangan yang lirih Pasar ekuitas Australia mengalami tekanan pada 2014 menyusul melambatnya pertumbuhan China dan penurunan tajam dalam harga komoditas. Kami memperkirakan tantangan ini akan berlanjut memasuki 2015, meski penurunan AUD akhir-akhir ini bakal sedikit mengimbanginya. Kendati pasar Australia tampak dihargai dengan wajar atas dasar harga terhadap pendapatan historis, pasar tidak kelihatan benarbenar siap menghadapi potensi penurunan pendapatan di luar sektor sumber daya sebab anjloknya nilai tukar perdagangan membatasi pendapatan nasional. Pada tingkat minimum, dengan siklus super komoditas dan utang yang kini melewati puncaknya, nilai relatif ekuitas Australia terhadap ekuitas global menjadi semakin tidak jelas. Pasar Berkembang: Asia masih lebih disukai Pertumbuhan ekonomi di pasar berkembang terus mengecewakan, dan pertumbuhan kemungkinan akan tetap berada di bawah tren ke depannya mengingat kendala struktural di sejumlah perekonomian besar. Kendati demikian, tinjauan makro kemungkinan akan menjadi semakin divergen di dalam pasar tersebut. Negara yang memiliki hubungan dagang yang kuat dengan AS mungkin akan memperoleh keuntungan dari resiliensi perekonomian AS. Sementara itu, lemahnya harga komoditas akan menguntungkan importir komoditas di Asia, sebab inflasi yang lebih rendah memberikan ruang bagi perumus kebijakan untuk menahan atau dalam sebagian kasus bahkan memangkas suku bunga. Di sisi lain, perekonomian yang telah meregulasi harga energi atau mata uang yang telah melemah tajam dalam beberapa bulan terakhir mungkin akan melihat peningkatan suku bunga pada bulan-bulan mendatang. Mengingat profil pertumbuhan secara keseluruhan, kita kemungkinan tidak akan melihat kenaikan yang signifikan dalam pendapatan untuk pasar tersebut dalam waktu dekat. Meski valuasi secara keseluruhan terlihat murah, di luar China dan Rusia, valuasi di pasar-pasar utama saat ini netral hingga mahal. Seraya pasar berfokus pada potensi kenaikan suku bunga AS pada 2015, pasar berkembang rentan mengalami peningkatan volatilitas dan aliran modal keluar. Kami lebih menyukai ekuitas Asia di luar Jepang mengingat fundamental kawasan ini yang lebih baik. Tinjauan Pasar Ekuitas 2015* Pasar Global Amerika Serikat Eropa Jepang Australia Pasar Berkembang Tinjauan *Tinjauan mengacu pada ekspektasi hasil pengembalian mutlak.

10 Ekuitas China: Tak ada perbaikan cepat Tinjauan pertumbuhan China akan terus terlihat menantang pada tahun depan, dan volatilias pasar dapat meningkat pada 2015 sebab obligasi korporat dalam jumlah yang signifikan diperkirakan akan jatuh tempo dan harus diperpanjang. Setelah merangkul laju pertumbuhan yang lebih rendah secara struktural, pemimpin China kemungkinan akan mengalihkan fokus mereka untuk melakukan reformasi yang diperlukan. Meski valuasi pasar yang murah mungkin cukup beralasan mengingat tinjauan pertumbuhan yang tidak pasti, berita terkait reformasi dapat memicu luapan rasa optimisme di pasar. Akan tetapi, rally berkelanjutan membutuhkan pelaksanaan yang sukses dalam prakarsa reformasi. Hong Kong: Peluang terpilih Saat laporan ini ditulis, upaya pemerintah Hong Kong untuk menyingkirkan penghalang jalan yang dibuat oleh para pemrotes telah ditanggapi dengan perlawanan keras. Apabila demostrasi terus berlanjut, ini dapat berdampak negatif terhadap pariwisata serta keyakinan bisnis dan konsumen. Suku bunga yang lebih tinggi di AS juga dapat menimbulkan tantangan bagi harga rumah hunian. Peluncuran Shanghai- Hong Kong Stock Connect agak mengecewakan dalam jangka pendek, meski sektor-sektor tertentu di Hong Kong terus diperdagangkan dengan diskon yang signifikan terhadap imbangan saham A mereka. India: Ruang bagi perbaikan Kendati valuasi tidaklah murah, kami meyakini bahwa pendapatan dapat mengejar ketertinggalan seiring terangkatnya pertumbuhan ekonomi pada Reformasi dapat membantu meningkatkan produktivitas sementara kembalinya keyakinan konsumen dan bisnis dapat mendongkrak permintaan. Di sisi reformasi, prospek kini semakin baik dan kemajuan telah dicapai dengan deregulasi baru-baru ini terhadap harga solar dan program divestasi pemerintah. Harga komoditas yang rendah kemungkinan akan menjinakkan tekanan inflasi, sehingga memberikan ruang bagi Reserve Bank of India untuk memangkas suku bunga pada tahun baru. Satu hal penting, melemahnya harga minyak juga dapat membatasi tingkat memburuknya neraca transaksi berjalan jika impor mulai meningkat berkat perbaikan dalam investasi. Bagaimanapun juga, investor tetap harus bersiapsiap menghadapi peningkatan volatilitas pada saat-saat kenaikan suku bunga pertama the Fed. Korea: Tren menurun dalam pendapatan terus berlanjut Tren menurun dalam proyeksi pendapatan yang kita lihat pada 2014 terus berlanjut dan para analis mulai merevisi turun angka pendapatan Kendati pasar Korea secara historis mendapatkan keuntungan dari kuatnya perekonomian AS, prospeknya terlihat lebih suram menyusul penurunan tajam yen Jepang. Dibandingkan negara Asia lainnya, ekspor Korea paling banyak tumpang tindih dengan ekspor dari Jepang, terutama di sektor pembuatan kapal, elektronik dan otomotif. Pasar agak sedikit mahal dan pemerintah kemungkinan akan menerapkan lebih banyak stimulus fiskal pada tahun baru untuk mendukung permintaan domestik, yang mungkin menguntungkan bagi sektor terkait domestik. Taiwan: Momentum pendapatan merupakan kuncinya Setelah setahun mengalami peningkatan pendapatan yang cemerlang, momentum pendapatan, meski positif, kini memoderat. Kecuali pertumbuhan melaju di luar AS, dibutuhkan peluncuran produk baru yang sukses untuk mempertahankan momentum yang kuat dalam pendapatan dan ekspor teknologi. Partai KMT yang berkuasa menderita kekalahan telak dalam pemilu di tingkat kota pada November 2014 yang berpotensi menempatkan partai oposisi Partai Progresif Demokratik (DPP) dalam posisi yang kuat untuk pemilu presiden berikutnya pada awal Traksi yang lebih besar oleh partai DPP dapat mengarahkan investor asing untuk menilai ulang risiko politik di pasar Taiwan. Setelah semuanya dipertimbangkan, kami memiliki pandangan positif namun tetap waspada terhadap pasar pada 2015 sebab valuasi masih wajar, meski kami terus memantau momentum pendapatan secara saksama. ASEAN: Rentan akan aksi ambil untung Kami memperkirakan pasar ASEAN akan didera aksi ambil untung pada 2015 sebab pasar ekuitas di Thailand, Indonesia dan Filipina dinilai terlalu tinggi. Di Indonesia, naiknya harga bahan bakar baru-baru ini dan peningkatan suku bunga sebagai langkah preventif oleh Bank Indonesia dapat membebani sektor terkait domestik. Meski rendahnya harga minyak global dan potensi belanja infrastruktur oleh pemerintahan baru dapat mendongkrak pertumbuhan, hal ini mungkin diimbangi oleh lemahnya pendapatan dari batu bara. Kami memperhatikan bahwa para analis kini merevisi turun proyeksi pendapatan Kendati pasar Malaysia sebaliknya dinilai murah, perekonomian sedang mengalami penurunan siklis dengan pengetatan lebih lanjut terhadap kebijakan fiskal dan moneter. Melemahnya harga komoditas kemungkinan juga akan membebani konsumsi swasta. Memburuknya tinjauan pertumbuhan juga tercermin dalam proyeksi pendapatan 2015, yang saat ini mengalami penurunan peringkat yang signifikan. Pasar Singapura juga dinilai murah namun prospeknya kemungkinan akan tertahan oleh pemulihan tak merata dalam perekonomian maju di luar AS. Sembari kita bergerak mendekati awal peningkatan suku bunga the Fed pada 2015, kekhawatiran tentang tingginya tingkat utang rumah tangga kemungkinan akan mencuat. Ini mungkin akan membebani bank dan sektor properti. Tinjauan Pasar Ekuitas Asia 2015* Pasar China Hong Kong India Korea Selatan Taiwan Asean Tinjauan* Negatif *Tinjauan mengacu pada ekspektasi hasil pengembalian mutlak dalam mata uang lokal.

11 Pendapatan Tetap Lebih rendah lagi untuk waktu yang lebih lama Kendati the Fed bakal memulai proses menaikkan suku bunga kembali ke tingkat yang lebih normal, imbal hasil obligasi diperkirakan akan tetap rendah dalam perekonomian utama. Pasar pendapatan tetap berkinerja mantap pada 2014 sebab meningkatnya pengakuan akan tingkat normal baru untuk pertumbuhan global dan inflasi mengakibatkan anjloknya imbal hasil obligasi (harga naik). Kendati membaiknya pertumbuhan global akan membatasi penurunan lebih lanjut dalam imbal hasil obligasi, peningkatan signifikan dalam imbal hasil kemungkinannya juga kecil untuk saat ini. Hasil Pengembalian Pasar Obligasi Global (2014) 10% 8.6% 8% 7.0% 7.3% 7.6% 6% 9.0% Latar belakang tetap mendukung utang korporat kualitas tinggi sebab menguatnya pertumbuhan menjaga tingkat gagal bayar tetap rendah. Sebaran utang korporat saat ini tergolong menarik, namun kami menyarankan agar tidak turun terlalu jauh dalam spektrum risiko kredit mengingat risiko likuiditas yang lebih rendah di sektor ini sewaktu the Fed mulai menaikkan suku bunga. 4% 2% 0% 3.6% US High Yields Global Aggregate Global Investment Global Sovereigns Global EM Bonds Index Grade Sumber: Bloomberg. Kekayaan Global ANZ. Hasil pengembalian adalah per 30 November 2014 dan tidak terlindung nilai dalam USD. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja mendatang. Asian High Grade Sorotan: Apakah imbal hasil telah anjlok terlalu jauh? Tingkat normal baru untuk pertumbuhan dan inflasi tampaknya telah diperhitungkan sepenuhnya dalam pasar obligasi. Apabila pertumbuhan membaik seperti yang kami perkirakan, maka risiko atas imbal hasil obligasi menjadi lebih tinggi. Unsur utama dalam pandangan kami adalah tingkat normal baru untuk pertumbuhan dan inflasi akan menjaga suku bunga tetap rendah untuk waktu yang lebih lama. Pertanyaan kunci untuk pasar obligasi adalah apakah pandangan ini telah sepenuhnya tercermin dalam penetapan harga pasar setelah penurunan tajam imbal hasil yang terlihat pada Dengan membandingkan imbal hasil obligasi 5 tahun dan 10 tahun dan disesuaikan dengan sebaran rata-rata antara obligasi lima tahun dan suku bunga kas memungkinkan kita untuk mengkaji tingkat suku bunga kas rata-rata tersirat yang diperkirakan oleh investor dalam waktu 5 tahun untuk 5 tahun ke depan. Ini menunjukkan bahwa suku bunga dana the Fed dalam periode 5 tahun mulai dari akhir 2019 rataratanya diperkirakan tepat di atas 2%. Dengan menggunakan ekspektasi pasar untuk inflasi, ini menyiratkan suku bunga riil sebesar ½%, jauh lebih rendah dibandingkan sebagian besar estimasi potensi pertumbuhan di AS sekitar 2%. Sementara itu, imbal hasil obligasi Jerman menyiratkan suku bunga kas rata-rata dalam periode yang sama kurang dari 1%, yang menyiratkan sedikit sekali pemulihan dalam perekonomian zona euro dalam satu dasawarsa ke depan. Untuk Australia, pasar saat ini memperhitungkan suku bunga kas jangka panjang sekitar 3%. Ini lebih rendah dari tingkat 3,50-3,75% yang kami anggap sebagai suku bunga netral baru untuk Australia mengingat melebarnya sebaran antara suku bunga pinjaman bank dan suku bunga kas sejak bermulanya krisis finansial global. Analisis ini menunjukkan bahwa tema tingkat normal baru kini telah sepenuhnya diperhitungkan dalam pasar. Apabila pertumbuhan membaik seperti yang kami perkirakan, maka risiko atas imbal hasil obligasi hanya bergerak menuju satu arah lebih tinggi. Akan tetapi, menurut kami pergerakan ini akan terjadi secara bertahap, dengan imbal hasil tetap berada di bawah tingkat sebelumnya selama beberapa tahun. Bagan: Suku bunga kas rata-rata jangka panjang tersirat (%) Australia US Europe 7 Japan New Zealand Sumber: Bloomberg, Kekayaan Global ANZ Laporan The ini report diterbitkan is published oleh ANZ by ANZ Wealth Wealth Asia. Management Semua grafik Asia. dan All tabel charts dirancang and tables secara are individu. individually Para sourced. Analis ANZ "ANZ merujuk analysts" kepada refer to para investment profesional professionals investasi yang within tergabung the ANZ Regional dalam Komite Investment Investasi Committee, ANZ Regional, ANZ Economics ANZ Economics & Markets & Markets Research Research and ANZ dan Wealth ANZ Global Management Wealth. Untuk Asia. For informasi more information, lebih lanjut, please dapat contact menghubungi your ANZ ANZ Relationship Manager. Anda.

12 Pendapatan Tetap AS: Hanya dengan kenaikan suku bunga yang rendah Imbal hasil obligasi pemerintah AS dengan jatuh tempo yang lebih panjang mengalami penurunan tajam pada 2014 kendati turunnya tingkat pengangguran, yang mencerminkan meningkatnya penerimaan akan tingkat normal baru untuk pertumbuhan global, inflasi dan selanjutnya suku bunga. Dengan tingkat pengangguran AS yang bakal turun di bawah estimasi the Fed pada tingkat di mana inflasi mulai naik pada tahun depan, pertanyaannya menjadi kapan, bukan apakah the Fed akan mulai menaikkan suku bunga. Kami meyakini bahwa langkah pertama kemungkinan akan dilakukan sekitar pertengahan Meski peralihan dari suku bunga nol dana the Fed akan menjadi peristiwa penting bagi pasar finansial, fokus bagi pasar pendapatan tetap adalah bagaimana cara the Fed mengkomunikasikan ekspektasi atas kembalinya suku bunga dan neraca ke tingkat yang lebih normal pada akhirnya. Kami memperkirakan the Fed akan menganut siklus kenaikan suku bunga yang rendah dan perlahan sebab the Fed tidak ingin mengambil risiko membahayakan perekonomian dengan mendorong lonjakan tajam yang lebih tinggi dalam imbal hasil obligasi. Kami memperkirakan bahwa langkah kebijakan the Fed pada 2015 akan berkenaan dengan kalibrasi ulang kebijakan untuk mempersiapkan jalan bagi keberlanjutan ekspansi dalam perekonomian AS. Ini bakal membatasi kenaikan dalam imbal hasil obligasi dengan jatuh tempo yang lebih panjang. Sementara itu, dengan neraca the Fed yang kemungkinan akan memerlukan waktu bertahun-tahun untuk kembali ke tingkat pra-krisis, kepemilikan obligasi kumulatif the Fed akan terus memberikan tekanan turun pada suku bunga jangka panjang. Eropa dan Jepang: Lebih banyak stimulus Meski the Fed bakal menentukan arah pergerakan semua pasar, kondisi domestik juga akan memiliki peran yang sangat penting bagi sebagian pasar. Pertumbuhan yang mengecewakan dan lemahnya inflasi pada 2014 membuat bank sentral di zona euro dan Jepang mengumumkan atau meningkatkan ukuran program pembelian aset. Selama satu tahun ke depan, pengaturan kebijakan moneter akan menjadi tidak begitu sinkron sebab tekanan tetap ada pada bank sentral tersebut untuk memberikan stimulus lebih lanjut guna memperkuat perekonomian yang rapuh dan melindunginya dari risiko deflasi. Kami memperkirakan adanya kenaikan kecil, apabila memang ada kenaikan dalam imbal hasil obligasi di zona euro dan Jepang selama satu tahun ke depan. Sejauh ini, Presiden ECB Mario Draghi belum diuji perihal janjinya untuk melakukan apa pun yang diperlukan, dengan keyakinan pasar pada ECB untuk melakukan peningkatan besar. Kendati kami relatif positif dengan tinjauannya, pertanyaan kritisnya adalah apakah kemauan politik ada untuk melakukan pembelian obligasi pemerintah berskala penuh apabila timbul kebutuhan akan hal itu. Australia: Suku bunga dipertahankan RBA telah mendapati diri berada dalam posisi yang sulit pada Di dunia yang ideal, pejabat RBA pasti lebih memilih bauran berbeda dari kondisi keuangan yang menyajikan nilai tukar yang lebih rendah dan suku bunga yang sedikit lebih tinggi dibandingkan keadaan saat ini. Tahun depan bakal menyaksikan perkembangan lebih lanjut menuju AUD yang lebih rendah. Meski risiko pemangkasan suku bunga telah muncul, kasus dasar kami adalah bahwa RBA bakal mempertahankan suku bunga untuk memfasilitasi peralihan ke perekonomian yang lebih seimbang. Langkahlangkah makro-prudensial tertarget seperti pembatasan rasio pinjaman terhadap valuasi (LVR) pada pinjaman perumahan investor diperkirakan akan diperkenalkan dalam perangkat kebijakan RBA untuk menyingkirkan risiko gelembung perumahan investor. Kendati demikian, pasar obligasi telah sepenuhnya mempertimbangkan kemungkinan pemangkasan lebih lanjut terhadap suku bunga kas RBA. Dengan demikian, menurut kami imbal hasil obligasi Australia, khususnya dengan jatuh tempo yang lebih pendek, akan bergerak naik dari sini sejalan dengan suku bunga AS. Namun permintaan yang kuat akan obligasi Australia mengingat imbal hasil yang relatif lebih tinggi dan fundamental yang kuat bakal membatasi kenaikan pada obligasi dengan jatuh tempo lebih panjang. Imbal hasil tinggi: Risiko ilikuiditas Sebaran imbal hasil tinggi telah mengetat secara signifikan pada beberapa tahun terakhir menjadi di bawah rata-rata jangka panjangnya. Terdapat aksi jual baru-baru ini dalam obligasi imbal hasil tinggi kendati pertumbuhan ekonomi yang mantap di AS sebab telah muncul kekhawatiran bahwa likuiditas dan volatilitas di sektor ini akan terkena dampak kenaikan suku bunga the Fed pada akhirnya. Kami meyakini bahwa kekhawatiran ini beralasan. Rekor penerbitan dan memburuknya kualitas juga merupakan masalah yang harus diperhatikan. Karena alasan ini, fokus kami tetap pada aset pertumbuhan berkualitas dan membatasi paparan terhadap risiko yang lebih tinggi dan aset yang kurang likuid seperti utang berimbal hasil tinggi. Kami memperkirakan hasil pengembalian yang lumayan positif dari sektor ini pada Utang pasar berkembang: Di bawah tekanan Utang pasar berkembang diperkirakan akan menghadapi tinjauan yang serupa dengan imbal hasil tinggi. Pasar berkembang telah mendapatkan keuntungan dari membaiknya perekonomian global dan pencarian baru akan imbal hasil, dengan sektor yang mengalami aliran masuk yang kuat. Akan tetapi, ini menutupi fundamental yang buruk di banyak negara, yang mencerminkan menurunnya harga komoditas dan dalam beberapa kasus, defisit neraca transaksi berjalan dan fiskal yang besar serta naiknya utang domestik. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan kekuatan tinjauan ekonomi, mengimbangi dampak positif dari peningkatan moderat dalam perdagangan global. Valuasi saat ini terhadap obligasi pasar berkembang berdenominasi USD sedikit agak mahal kendati adanya pelebaran sebaran akhir-akhir ini. Utang pasar berkembang juga rentan terhadap peningkatan volatilitas sebab the Fed mulai menaikkan suku bunga. Tinjauan Penghasilan Tetap 2015* Pasar Global Amerika Serikat Eropa Jepang Australia Pasar Berkembang Imbal hasil tinggi Tinjauan *Tinjauan mengacu pada ekspektasi hasil pengembalian mutlak dalam USD

13 Mata Uang Naik dan naiknya USD Dolar AS yang lebih kuat telah mendominasi pasar mata uang global pada 2014 dan kemungkinan akan menentukan suasana tahun depan. Hasil Pengembalian Mata Uang G10 (2014) JPY EUR GBP AUD NZD 0% -2% USD: Perjalanan masih panjang Kami mempertahankan bias USD yang kuat untuk 2015 berdasarkan kekuatan relatif perekonomian AS dibandingkan kawasan utama lainnya, khususnya Eropa dan Jepang. -4% -6% -8% -10% -9.4% -5.5% -4.6% -4.5% Pandangan ini terutama mengandalkan perspektif kami terhadap Jepang dan Eropa di mana bank sentral akan terus mempertahankan sikap melakukan apa pun yang diperlukan. Sebaliknya, the Fed kini telah menyelesaikan program pelonggaran kuantitatifnya dan kemungkinan akan menjalankan peningkatan suku bunga pada % -14% -12.6% Sumber: Bloomberg. Kekayaan Global ANZ. Hasil pengembalian adalah per 30 November 2014 dan terhadap USD. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja mendatang. Sorotan Perjalanan USD masih panjang Kekuatan relatif perekonomian AS dan status USD sebagai mata uang cadangan global dapat mendorong berlanjutnya masa penguatan USD. Kenaikan DXY baru-baru ini (yang mewakili USD terhadap mitra dagang utamanya) relatif dibandingkan 12 bulan terakhir tampak signifikan. Kendati demikian, apabila kami mengkaji kinerja dalam jangka waktu yang jauh lebih panjang, tampak jelas bahwa DXY hanya kembali ke tingkat yang terlihat pada 2008 dan Sebelum 2006, DXY rutin diperdagangkan di tingkat yang jauh lebih tinggi. Misalnya, USD naik dengan kuat di sepanjang akhir an, masa di mana AS memimpin pertumbuhan dunia. Akhirnya, selama gelembung dot com USD dinilai berlebih hingga gelembung meletus, yang mengakibatkan resesi dan depresiasi USD besar-besaran. Tren ini berlanjut menyusul GFC seiring the Fed melakukan pelonggaran kuantitatif untuk merangsang perekonomian. Selama periode ini, investor juga mempertanyakan peran USD sebagai mata uang cadangan global mengingat kekhawatiran atas defisit ganda perdagangan dan pemerintah serta risiko finansial yang ditimbulkannya. Akhir-akhir ini, perekonomian AS telah menguat, terutama relatif dibandingkan Eropa dan Jepang. Sekarang negaranegara ini pada gilirannya harus menstimulasi perekonomian mereka dengan cara yang sama dengan AS, dengan euro dan yen yang lebih lemah sebagai bagian dari programnya. Dengan kata lain, seperti pada pertengahan 1990-an, AS sekali lagi bergerak maju untuk memimpin pertumbuhan global. Pada saat yang bersamaan, kekhawatiran terhadap Eropa dan China berarti USD kemungkinan akan mempertahankan status mata uang cadangan global untuk beberapa waktu ke depan. Faktor-faktor ini memiliki potensi untuk mendorong berlanjutnya masa penguatan USD. Sejarah menunjukkan bahwa mata uang Asia bergerak mengikuti DXY. Ini menunjukkan bahwa mata uang Asia akan terus terdepresiasi terhadap USD sebab kami memperkirakan DXY akan bergerak naik pada Bagan: Indeks DXY terhadap Indeks Dolar Asia DXY ADXY (RHS; inverted) Sumber: Bloomberg, Kekayaan Global ANZ

ANNUAL OUTLOOK 2016: TANTANGAN JANGKA PENDEK; PEROLEHAN JANGKA MENENGAH

ANNUAL OUTLOOK 2016: TANTANGAN JANGKA PENDEK; PEROLEHAN JANGKA MENENGAH ANNUAL OUTLOOK 2016: TANTANGAN JANGKA PENDEK; PEROLEHAN JANGKA MENENGAH DAFTAR ISI 1. Surat kepada Investor Kami memperkirakan kekhawatiran melambatnya pertumbuhan global akan menentukan arah pergerakan

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

Bernavigasi melewati Kerentanan

Bernavigasi melewati Kerentanan Bernavigasi melewati Kerentanan Agus D.W. Martowardojo Gubernur Bank Indonesia (sebagaimana disusun untuk diserahkan, Indonesia Fixed Income and High Yield Bond Forum 2015) 22 September 2015, Jakarta,

Lebih terperinci

PRUlink Quarterly Newsletter

PRUlink Quarterly Newsletter PRUlink Quarterly Newsletter Kuartal Kedua 2014 PT Prudential Life Assurance terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% BII (TD)

Lebih terperinci

Robohnya Rupiah Kami 1

Robohnya Rupiah Kami 1 Jakarta, 9 Maret 2015 Robohnya Rupiah Kami 1 Selama pekan lalu ketika kurs rupiah melemah melewati Rp13.000 per dollar banyak yang bertanya kepada saya -- termasuk melalui sosial media -- tentang rupiah

Lebih terperinci

Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian -

Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - Analisa Fundamental I. Fundamental Forex I.1 Faktor penggerak pasar Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap kuat tetapi tekanan semakin meningkat Indikator ekonomi global telah sedikit membaik, harga komoditas telah mulai meningkat

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH? Edisi Maret 2015 Poin-poin Kunci Nilai tukar rupiah menembus level psikologis Rp13.000 per dollar AS, terendah sejak 3 Agustus 1998. Pelemahan lebih karena ke faktor internal seperti aksi hedging domestik

Lebih terperinci

Prospek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan

Prospek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan Prospek Ekonomi Regional ASEAN+3 2018 ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) 2018 Ringkasan Prospek dan Tantangan Ekonomi Makro Prospek ekonomi global membaik di seluruh kawasan negara maju dan berkembang,

Lebih terperinci

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. 10-Mar-2004 Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki pertengahan tahun 2015, dianggap sebagai periode yang cukup kelam bagi sebagian pelaku pasar yang merasakan dampaknya secara langsung terhadap lesunya

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan

Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan Prospek pertumbuhan global masih tetap lemah dan pasar keuangan tetap bergejolak Akan tetapi, kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor properti. Pada umumnya banyak masyarakat yang tertarik menginvestasikan dananya di sektor properti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beragam isu membayangi, indeks Pasar Modal Indonesia sukses melewati semua ujian. Sepanjang 2012, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan kondisi

Lebih terperinci

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% 1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan

Lebih terperinci

INTERNATIONAL PERSONAL BANK SINGAPORE 2008MENGIKUTI IRAMA YANG BERBEDA. Ekonomi melambat. Pasar tangguh.

INTERNATIONAL PERSONAL BANK SINGAPORE 2008MENGIKUTI IRAMA YANG BERBEDA. Ekonomi melambat. Pasar tangguh. INTERNATIONAL PERSONAL BANK SINGAPORE IRAMA YANG BERBEDA Ekonomi melambat 2008MENGIKUTI Pasar tangguh www.ipb.citibank.com.sg Daftar Isi & Ringkasan Eksekutip Ekuitas Pasar Maju Amerika Serikat: Lebih

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi

Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi Melihat ke tahun 2014, Indonesia menghadapi perlambatan pertumbuhan dan risiko-risiko ekonomi yang signifikan yang membutuhkan fokus kebijakan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2008 Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal 2008 Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 17 Tahun 2003, Pemerintah Pusat diwajibkan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik BAB I PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan moneter di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik maupun global.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA ABSTRAKS Ketidakpastian perekonomian global mempengaruhi makro ekonomi Indonesia. Kondisi global ini ikut mempengaruhi depresiasi nilai

Lebih terperinci

LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014

LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014 LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014 Proses perbaikan ekonomi negara maju terhambat tingkat inflasi yang rendah. Kinerja ekonomi Indonesia melambat antara lain karena perlambatan ekspor dan kebijakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang mencerminkan kuatnya perekonomian suatu negara. Jika

BAB 1 PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang mencerminkan kuatnya perekonomian suatu negara. Jika BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Nilai tukar mata uang mencerminkan kuatnya perekonomian suatu negara. Jika perekonomian suatu negara mengalami depresiasi mata uang, maka bisa dikatakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang sangat penting dalam perekonomian setiap negara, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Krisis ekonomi yang terjadi

Lebih terperinci

Perekonomian Suatu Negara

Perekonomian Suatu Negara Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penggerak perekonomian dunia saat ini adalah minyak mentah. Kinerja dari harga minyak mentah dunia menjadi tolok ukur bagi kinerja perekonomian dunia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau harga mata uang domestik

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut Indonesia sedang mengalami penyesuaian ekonomi yang cukup berarti yang didorong oleh perlemahan neraca eksternalnya yang membawa perlambatan pertumbuhan dan peningkatan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring

Lebih terperinci

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Kinerja CENTURY PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 4.1 Gambaran Umum Kesenjangan Tabungan dan Investasi Domestik Negara ASEAN 5+3 Hubungan antara tabungan dan investasi domestik merupakan indikator penting serta memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009 KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009 Â Krisis keuangan global yang melanda dunia sejak 2008 lalu telah memberikan dampak yang signifikan di berbagai sektor perekonomian, misalnya

Lebih terperinci

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Melemahnya nilai tukar rupiah dan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan membuat panik pelaku bisnis. Pengusaha tahu-tempe, barang elektronik, dan sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1 LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1 Highlight Ÿ Petumbuhan PDB Q1 2017 sekitar 5.0% (y.o.y.), PDB 2017 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.1-5.3% (y.o.y.); Ÿ Pertumbuhan konsumsi domestik

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Secara umum perekonomian Indonesia 2005 menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya

Lebih terperinci

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Ikhtisar Perekonomian Mingguan 1 June 2010 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Arus Modal Masuk, Menopang Rupiah Pasar Eropa mulai agak tenang di akhir bulan Mei dalam rangka menyongsong pekan pertama bulan Juni. Tekanan yang begitu dalam

Lebih terperinci

PRUlink Quarterly Newsletter

PRUlink Quarterly Newsletter PRUlink Quarterly Newsletter Publikasi dari PT Prudential Life Assurance Kuartal Kedua 2012 Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan hasil pemikiran internal

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Kinerja CARLISYA PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 1,728,431,985.66 Pasar Uang 0-80% Deposito Syariah 6.12% 93.88% Infrastruktur 87.50% Disetahunkaluncuran Sejak pe- Deskripsi Jan-16 YoY Keuangan 12.50% Yield 0.64% 7.66%

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa mendatang. Kapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

Prospek Ekonomi Global dan Domestik 2017: Peluang dan Tantangan

Prospek Ekonomi Global dan Domestik 2017: Peluang dan Tantangan Prospek Ekonomi Global dan Domestik 2017: Peluang dan Tantangan 1 2 Siklus Ekonomi 3 Sumber: BI Ekonomi Domestik Beberapa Risiko Ekonomi Global Meningkatnya ketidakpastian yang dipicu oleh ekspektasi kenaikan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2010 Inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diperkirakan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Mayoritas responden (58,8%) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: menjaga ketahanan. P e r k e m b a n g a n T r i w u l a n a n P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a

Ringkasan eksekutif: menjaga ketahanan. P e r k e m b a n g a n T r i w u l a n a n P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a Ringkasan eksekutif: Menjaga ketahanan Tantangan dalam menjaga ketahanan di tengah melambatnya perekonomian dunia, yang mendorong pembaruan ekspansi moneter Di tengah lemahnya permintaan eksternal dan

Lebih terperinci

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2 LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2 Highlight ŸPertumbuhan PDB 2016Q2 sekitar 5.0% (yoy) dan PDB 2016 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.0-5.3% (yoy) ŸPertumbuhan didominasi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia terhadap aliran modal asing, tekanan internasionalpun semakin besar. Rentannya sistem keuangan Indonesia

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Pada tahun 2008 terjadi krisis global dan berlanjut pada krisis nilai tukar. Krisis ekonomi 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses integrasi di berbagai belahan dunia telah terjadi selama beberapa dekade terakhir, terutama dalam bidang ekonomi. Proses integrasi ini penting dilakukan oleh masing-masing

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

Perkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global

Perkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global 2015 Vol. 2 Perkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Pertumbuhan Ekonomi P erkembangan indikator ekonomi pada kuartal

Lebih terperinci

Economic and Market Watch. (February, 6th, 2012)

Economic and Market Watch. (February, 6th, 2012) Economic and Market Watch (February, 6th, 2012) Ekonomi Global Pengangguran AS kembali turun Sejak September 2011, tingkat pengangguran AS terus mengalami penurunan dan mencapai 8,5 persen di akhir tahun

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan ekonomi secara makro, di samping kebijakan fiskal juga terdapat kebijakan moneter yang merupakan

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

Annual Outlook. 2014: Tahun Peralihan

Annual Outlook. 2014: Tahun Peralihan Annual Outlook 2014: Tahun Peralihan Daftar Isi Surat kepada Investor 2 3 Daftar Isi 1. Surat kepada Investor 3 2. Tinjauan Ekonomi 4-6 Tahun 2013 kemungkinan akan menandai titik terendah dalam pertumbuhan

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan dapat dengan bebas bergerak ke setiap Negara di penjuru dunia. yang secara langsung berpengaruh

Lebih terperinci

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Ikhtisar Perekonomian Mingguan 18 May 2010 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis; Rupiah Konsolidasi Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis, Namun Tetap Waspada Anton Hendranata Ekonom/Ekonometrisi anton.hendranata@danamon.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

OPTIMISME KINERJA PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA BREXIT. Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Vol. 2. Pendahuluan. Pertumbuhan Ekonomi

OPTIMISME KINERJA PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA BREXIT. Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Vol. 2. Pendahuluan. Pertumbuhan Ekonomi OPTIMISME KINERJA PEREKONOMIAN 2016 Vol. 2 INDONESIA PASCA BREXIT Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Pendahuluan T ahun 2016 disambut dengan penuh optimisme dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk

Lebih terperinci

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Overview Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) dalam RDG 13-14 Januari 2016 telah memutuskan untuk memangkas suku bunga

Lebih terperinci

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA Definisi Krisis ekonomi : Suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara mengalami penurunan akibat krisis keuangan Krisis keuangan/ moneter

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik negara-negara di dunia termasuk

BAB I PENDAHULUAN. melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik negara-negara di dunia termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis global yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat telah memberikan dampak pada memburuknya kondisi perekonomian global. Pemulihan terhadap kondisi ekonomi global

Lebih terperinci

Tim Statistik Sektor Riil BERITA PROPERTI. Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter. Edisi Perdana

Tim Statistik Sektor Riil BERITA PROPERTI. Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter. Edisi Perdana Tim Statistik Sektor Riil Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter BERITA PROPERTI Edisi Perdana KONDISI PROPERTI GLOBAL Posisi pasar properti di Indonesia cukup menjanjikan karena ditopang oleh perekonomian

Lebih terperinci

Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015

Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015 Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference The Future of Asia s Finance: Financing for Development Jakarta, 2 September 2015 Yang terhormat Managing Director

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju pertumbuhannya merupakan yang tercepat di dunia sejak tahun 1990. Energy Information Administration (EIA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi perekonomian global, ditandai dengan meningkatnya harga minyak dunia sampai menyentuh harga tertinggi $170

Lebih terperinci