P eraturan Pemerintah Nomor 8

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "P eraturan Pemerintah Nomor 8"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTAB)L)TAS K)NERJA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTAR)KSA NAS)ONAL LAPAN TA(UN

2 KATA PENGANTAR P eraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah mengamanahkan bahwa setiap entitas akuntabilitas kinerja wajib menyusun laporan akuntabilitas kinerja. Laporan akuntabilitas kinerja ini merupakan pertanggungjawaban penggunaan sumber daya publik (public resources). Lapan sebagai salah satu entitas akuntabilitas kinerja menyusun laporan akuntabilitas kinerja tahun 2013 sebagai suatu bentuk penjawaban publik (public answering) atas kinerja yang diperjanjikan. Mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Kinerja, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 disusun berdasarkan pada dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2013 yang mengacu pada Rencana Strategis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Tahun Namun demikian, Renstra Lapan telah mengalami penyempurnaan pada tahun 2013, sehingga untuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 tidak hanya menyajikan target kinerja seperti yang tertuang dalam Penetapan Kinerja Tahun 2013, namun juga menyajikan beberapa tambahan sasaran strategis dan indikator kinerja sebagai hasil penyempurnaan Renstra. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini menyajikan informasi yang akuntabel mengenai kinerja Lapan tahun 2013, dimana telah dilakukan perbaikan/ tindak lanjut sesuai rekomendasi dalam evaluasi AKIP oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Dalam LAKIP 2013 ditunjukkan bahwa kinerja Lapan berorientasi outcomes terutama dalam mewujudkan kemandirian teknologi kedirgantaraan sesuai dengan visi Lapan yaitu Terwujudnya Kemandirian Dalam Iptek Penerbangan Dan Antariksa Untuk Meningkatkan Kualitas Kehidupan Bangsa. i

3 Selain itu, LAKIP Lapan ini dapat menjadi introspeksi bagi kami semua agar di tahun depan dapat melaksanakan kinerja yang lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen sumber daya maupun koordinasi dalam tiap tahapan pelaksanaannya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi usaha kami untuk berpartisipasi dalam mendukung kesejahteraan bangsa ini melalui penguasaan dan pemanfaatan iptek dirgantara. Amin. Jakarta, Maret 2014 Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, M.Sc. ii

4 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Lapan Tahun 2013 menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan capaian strategis. Berbagai capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU), maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran. Hasil capaian kinerja sasaran yang ditetapkan secara umum dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Meskipun demikian, berbagai pencapaian target indikator kinerja Lapan memberikan gambaran bahwa keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan litbang penerbangan dan antariksa secara keseluruhan sangat ditentukan oleh komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif segenap komponen aparatur negara, masyarakat, dunia usaha dan civil society sebagai bagian integral dari masyarakat iptek. Secara umum, beberapa capaian utama kinerja tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1. Pengesahan Undang-Undang No.21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan. Undang-Undang ini akan menjadi payung hukum kegiatan kedirgantaraan serta antariksa nasional; 2. Peningkatan jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk pengguna di bidang kedirgantaraan; 3. Terkait HKI dan publikasi ilmiah, Lapan terus mengusahakan agar berbagai karya risetnya dapat diketahui oleh publik melalui publikasi di berbagai media. Selain itu, perlindungan atas karya cipta juga menjadi prioritas Lapan. Namun setelah dilakukannya penelusuran, terdapat indikasi bahwa sosialisasi perlu ditingkatkan terkait penelusuran hasil litbang Lapan yang berpotensi HKI. Pada tahun 2013 ini, Lapan baru mengusulkan 5 usulan HKI dan telah menghasilkan 140 publikasi di berbagai media; iii

5 4. Dengan pelayanan publik yang prima, Lapan berhasil pula meningkatkan jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi kedirgantaraan. Tercatat di tahun 2013, jumlah pengguna mencapai 257 pengguna dari berbagai instansi pemerintah/swasta juga akademisi baik dalam maupun luar negeri. Hal tersebut mengindikasikan semakin populernya layanan informasi yang dilakukan Lapan oleh masyarakat. Pada tahun 2013, Lapan terpilih sebagai champion Layanan Informasi Publik versi UKP4. Penghargaan tersebut diraih karena Lapan mendukung terbukanya akses publik terhadap kebutuhan informasi atas hasil litbang yang dilakukan. Dalam website 1 Layanan, Lapan banyak menghadirkan informasi-informasi yang sangat berguna bagi masyarakat terkait cuaca antariksa secara real time. Selain itu, apresiasi serupa juga diperoleh Lapan dari Ombudsman, dimana Lapan berhasil meraih peringkat 8 secara nasional untuk pelayanan publik dengan nilai 880; Disamping keberhasilan sebagaimana tersebut di atas, ada beberapa capaian target kinerja pada program/kegiatan belum maksimal dilaksanakan. Ke depan diharapkan Lapan dapat lebih memberikan sumbangsih atas kemajuan teknologi dirgantara dan pemanfaatannya sebagai wujud pengabdian maksimal untuk kemajuan seluruh sektor pembangunan nasional. iv

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN i iii v vii x xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedudukan Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Sumber Daya dan Lokasi Fasilitas Sistematika Penyajian 8 BAB II. RENCANA STRATEGIS LAPAN DALAM KERANGKA KEBIJAKAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI NASIONAL 2.1 Arah Kebijakan Iptek Arah Kebijakan Iptek Menurut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Arah Kebijakan Iptek Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Iptek Rencana Strategis (Renstra) Lapan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Penetapan Kinerja (PK) Tahun v

7 2.5 Rencana Aksi Tahun BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RPJMN Pengukuran Capaian Kinerja Tahun Analisis Capaian Kinerja Tahun Perbandingan Realisasi IKU Terhadap Tahun Sebelumnya Capaian Lain di luar IKU Liputan Khusus 50 Tahun Kedirgantaraan Nasional Telaahan Capaian Target RPJMN / Renstra Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Tujuan Akuntabilitas Keuangan Tindak Lanjut Hasil Evaluasi AKIP oleh Kemen PAN dan RB 50 BAB IV. PENUTUP 51 vi

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Struktur Organisasi Lapan 5 Gambar 1.2. Komposisi SDM Lapan Berdasarkan Jenjang Pendidikan 6 Gambar 1.3. Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan Fungsional Khusus 6 Gambar 1.4. Lokasi Fasilitas Lapan 7 Gambar 2.1. Kerangka Pembangunan Iptek 13 Gambar 3.1. Rapat Sidang Paripurna DPR RI Saat Pengesahan RUU 27 Keantariksaan Menjadi UU Keantariksaan Gambar 3.2. Roadmap Satelit Teknologi Satelit Tahun Gambar 3.3. Kegiatan Pelayanan kepada Masyarakat Pengguna 30 Gambar 3.4. Forum Seminar Internasional Iptek Dirgantara ke Gambar 3.5. Penghargaan rekor MURI tersebut diterima oleh Deputi 34 Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan, Prof. Dr. Ing. S. Hardienata Gambar 3.6. Uji Terbang Perdana LSA 35 Gambar 3.7. Peluncuran Roket di Pulau Morotai 36 Gambar 3.8. SIMBA, Salah Satu Informasi Penginderaan Jauh Yang 37 Banyak Dimanfaatkan Pengguna Gambar 3.9. SADEWA, Salah Satu Layanan Informasi Bidang Sains 38 Antariksa dan Teknologi Atmosfer Gambar Kementerian PAN dan RB memberikan cindera mata kepada 39 Lapan, sebagai bentuk apresiasi karena Lapan telah berpartisipasi aktif dalam Portal Satu Layanan Gambar Drs. Bambang S. Tedjasukmana mencanangkan Ekspedisi Morotai sebagai simbol Semangat 50 tahun Kedirgantaraan Nasional 44 vii

9 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Pentahapan Pembangunan Dalam RPJPN Tabel 2.2 Penetapan Kinerja (PK) Lapan Tahun Tabel 3.1. Capaian Sasaran Strategis Utama 1 27 Tabel 3.2. Capaian Sasaran Strategis Utama 2 29 Tabel 3.3. Capaian Sasaran Strategis Utama 3 31 Tabel 3.4. Realisasi IKU dan Target Tabel 3.5. Realisasi Anggaran Lapan Tahun viii

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2013 Lampiran II Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2013 dan Rencana Aksi Lampiran III Pengukuran Kinerja Lapan Tahun 2013 Lampiran IV Capaian Tahun 2013 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Lampiran V Daftar Publikasi Lapan Tahun 2013 Lampiran VI Pelaksanaan Bimbingan, Pembinaan, dan Pelayanan Teknis Lampiran VII Usulan HKI Tahun 2013 Lampiran VIII Pengguna Model, Modul, Prototipe, Komponen, Data dan Informasi Kedirgantaraan ix

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang s alah satu azas penyelenggaraan good governance yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 adalah azas akuntabilitas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dalam melaksanakan tugas dan fungsi selama Tahun 2013 dalam rangka melaksanakan misi dan mencapai visi dan sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi di lingkungan Lapan, serta sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan bagi stakeholders demi perbaikan kinerja Lapan. Selain untuk memenuhi prinsip akuntabilitas, penyusunan LAKIP tersebut juga merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Pengukuran akuntabilitas diperoleh dengan membandingkan antara realisasi dengan rencana kinerja sehingga didapat informasi keberhasilan maupun kegagalan pencapaian visi dan misi organisasi. Informasi kinerja Lapan 1

12 diperoleh dari unit kerja di lingkungan Lapan dan rekomendasi-rekomendasi yang disampaikan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam evaluasi atas AKIP tahun 2012 yang lalu. Pada tahun 2013 telah dilakukan evaluasi pencapaian program pembangunan jangka menengah yaitu: a) Laporan Perkembangan Program Kerja Lapan tahun yang dikoordinasikan oleh Sekretariat Kabinet, b) Evaluasi capaian Renstra Lapan tahun 2013, dan c) Pemantauan Capaian Penetapan Kinerja (PK) tahun 2013 per triwulan dan disampaikan kepada Kementerian PAN dan RB. Informasi kinerja tersebut selanjutnya menjadi bahan perbaikan kinerja lembaga dan acuan bagi perbaikan perencanaan strategis dan penajaman program/kegiatan tahun berikutnya menjelang akhir periode Renstra tahun 2014, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah korektif dan antisipatif di seluruh elemen akuntabilitas kinerja dalam mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran strategis Lapan dan drafting concepts skema kerja Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan Lapan merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang didirikan pada tahun 1963 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 236 Tahun 1963 tentang Lembaga Penerbangan dan Angkasa luar Nasional. Keputusan Presiden tersebut diperbaharui dan disempurnakan dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun Keputusan Presiden tersebut kemudian di jabarkan lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor 02 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). 2

13 Kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan serta struktur organisasi Lapan sebagai berikut : 1. Kedudukan Lapan adalah Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia. 2. Tugas Lapan mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam pelaksanaan tugasnya, Lapan dikoordinasikan oleh Kementerian Riset dan Teknologi. 3. Fungsi Dalam melaksanakan tugasnya, Lapan menyelenggarakan fungsi : a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya; b. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Lapan; c. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatannya; d. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga. 4. Kewenangan Dalam menyelenggarakan fungsi di atas, Lapan mempunyai kewenangan: a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya; 3

14 b. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro; c. Penetapan sistem informasi di bidangnya; d. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu : 1) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya; 2) Penginderaan/ pemotretan jarak jauh dan pemberian rekomendasi perizinan satelit. Berdasarkan kedudukan, tugas, fungsi dan kewenangan, maka lingkup kegiatan yang dilaksanakan Lapan adalah pada : (1) penelitian, pengembangan dan pemanfaatan penginderaan jauh, (2) penelitian, pengembangan dan pemanfaatan sains atmosfer, iklim dan antariksa, (3) penelitian, pengembangan dan pemanfaatan teknologi dirgantara, dan (4) kajian dan pengembangan kebijakan kedirgantaraan nasional. Kegiatan tersebut 4

15 dilaksanakan oleh unit-unit kerja yang diwadahi dalam struktur organisasi sebagai berikut : Gambar 1.1. Struktur Organisasi Lapan 1.3 Sumber Daya dan Lokasi Fasilitas Sumber Daya Manusia (SDM) Lapan pada tahun 2013 berjumlah orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan yaitu S3 sebanyak 29 orang (2,49%), S2 sebanyak 197 orang (16,91%), S1 sebanyak 433 orang (37,17%), Diploma III dan II sebanyak 52 orang (4,46%), SLTA sebanyak 406 orang (34,85%), SLTP sebanyak 26 orang (2,23%), dan SD sebanyak 22 orang (1,89%). 5

16 SLTP; 26; 2,23% SD; 22; 1,89% S3; 29; 2,49% SLTA; 406; 34,85% S2; 197; 16,91% S1; 433; 37,17% D2; 2; 0,46% D3; 50; 4% Gambar 1.2. Komposisi SDM Lapan Berdasarkan Jenjang Pendidikan Pegawai yang menduduki jabatan struktural sebanyak 120 orang (120 jabatan) dan 710 orang (58,48% dari total SDM) pada Jabatan Fungsional Khusus (JFK). Sesuai dengan kegiatan utama Lapan sebagai lembaga litbang, komposisi tiga JFK terbesar adalah peneliti sebanyak 267 orang (37,61%), litkayasa sebanyak 186 orang (26,20%), dan perekayasa 99 orang (13,94%). Pranata Humas; 28; 3,94% Perencana; 20; 2,82% Arsiparis; 32; 4,51% Pranata Komputer; 27; 3,80% Penerjemah; 2; 0,28% Analis kepegawaian; 23; 3,24% Perancang Perundangundangan; 2; 0,28% Pustakawan ; 8; 1,13% Auditor; 11; 1,55% Pengendali dampak lingkungan; 5; 0,70% Peneliti; 267; 37,61% Litkayasa; 186; 26,20% Perekayasa; 99; 13,94% Gambar 1.3. Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan Fungsional Khusus 6

17 Selain SDM, sumber daya pendukung yang juga penting adalah ketersediaan anggaran. Program dan kegiatan Lapan dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) murni dan hasil pelayanan Lapan kepada masyarakat melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Anggaran Lapan pada tahun 2013 sebesar Rp Kelancaran pelaksanaan kegiatan litbang kedirgantaraan juga tidak terlepas dari dukungan sarana dan prasarana. Lapan memiliki sarana prasarana yang tersebar di beberapa daerah di seluruh Indonesia, yaitu : Rawamangun, Pekayon (Jakarta); Kototabang-Agam (Sumatera Barat); Bandung, Sumedang, Rancabungur, Rumpin-Bogor serta Pameungpeuk-Garut (Jawa Barat), Pontianak (Kalimantan Barat), Watukosek-Pasuruan (Jawa Timur), Parepare (Sulawesi Selatan), dan Biak (Papua). Gambar 1.4. Lokasi Fasilitas Lapan 7

18 1.4 Sistematika Penyajian LAKIP ini menyajikan capaian kinerja Lapan sepanjang tahun 2013 dan Rencana Strategis (Renstra) tahun Capaian kinerja diukur dengan membandingkan antara realisasi terhadap target dalam Penetapan Kinerja yang telah ditetapkan pada awal tahun 2013 sebagai tolok ukur keberhasilan Lapan. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini memungkinkan pemetaan sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai landasan untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus (continuous improvement) pada tahun berikutnya. Sistematika penyajian LAKIP Lapan tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1. Ikhtisar Eksekutif menyajikan ringkasan pencapaian kinerja Lapan tahun 2013 serta capaian Renstra Lapan ; 2. Bab I Pendahuluan menjelaskan secara ringkas latar belakang penyusunan laporan, tugas dan fungsi, serta sumber daya; 3. Bab II Rencana Strategis Lapan Dalam Kerangka Kebijakan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Nasional, menjelaskan arah kebijakan RPJPN , RPJMN , Kebijakan Strategis Nasional Iptek dan Renstra Lapan serta rencana aksi atas kinerja yang akan dicapai pada tahun 2013; 4. Bab III Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 dan Capaian RPJMN , menyampaikan tentang pengukuran, pencapaian dan analisis pencapaian kinerja Lapan sebagai pertanggungjawaban terhadap pencapaian Sasaran Strategis Utama tahun 2013, perbandingan capaian tahun 2012 dan 2013, serta capaian RPJMN tahun 2013; 5. Bab IV Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari LAKIP Lapan tahun 2013 dan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang. 8

19 BAB II RENCANA STRATEGIS LAPAN DALAM KERANGKA KEBIJAKAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI NASIONAL 2.1 Arah Kebijakan Iptek Arah Kebijakan Iptek Menurut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Pasal 31 Ayat 5 UUD 1945 hasil Amandemen ke-4 menyebutkan bahwa Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Dengan amandemen ini, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) mempunyai peran penting bagi upaya pencapaian kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat. Akan tetapi, pembangunan Iptek hanya akan memberikan kontribusi terhadap pembangunan nasional dalam upaya meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat jika produk yang dihasilkan bisa didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau dapat menjadi solusi bagi permasalahan baik yang dihadapi pemerintah maupun masyarakat. Visi RPJPN Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur Visi tersebut dicapai melalui 8 (delapan) misi pembangunan yang salah satu diantaranya adalah mewujudkan bangsa yang berdaya saing. Pembangunan daya saing bangsa dilaksanakan dengan: (1) membangun SDM yang berkualitas; (2) memperkuat perekonomian domestik; (3) meningkatkan penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan Iptek; (4) membangun sarana 9

20 dan prasarana yang memadai dan maju; serta (5) melakukan reformasi hukum dan birokrasi. Pembangunan Iptek diarahkan pada peningkatan kualitas penguasaan dan pemanfaatan Iptek dalam rangka mendukung transformasi perekonomian nasional menuju perekonomian yang berbasis pada keunggulan kompetitif. Dalam mewujudkan arahan ini, pembangunan Iptek menghadapi berbagai permasalahan baik yang bersumber dari sisi litbang sebagai penyedia solusi teknologi, sisi pengguna teknologi, maupun yang berkaitan dengan integrasi sisi penyedia dan sisi pengguna teknologi. Berdasarkan permasalahan tersebut, secara garis besar pembangunan Iptek dirancang dalam dua bagian, yaitu (1) yang berkaitan dengan wahana pembangunan Iptek dan (2) yang berkaitan dengan substansi Iptek itu sendiri. Agar dukungan Iptek terhadap pembangunan nasional dapat berlangsung secara konsisten dan berkelanjutan, sistem inovasi nasional sebagai wahana pembangunan Iptek akan diperkuat melalui penguatan kelembagaan, sumberdaya, dan jaringan Iptek. Sementara itu, pembangunan substansi dilaksanakan melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek di bidang-bidang Iptek yang strategis dan diarahkan untuk mencapai hasil yang semakin nyata mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional baik dalam bentuk publikasi ilmiah, paten, prototipe, layanan teknologi, maupun wirausahawan teknologi. Strategi untuk melaksanakan visi tersebut dijabarkan secara bertahap dalam periode lima tahunan atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) hingga implementasi Rencana Aksi tiap tahunnya. Masing-masing tahap mempunyai skala prioritas dan strategi pembangunan yang merupakan kesinambungan dari skala prioritas dan strategi pembangunan pada periodeperiode sebelumnya. 10

21 Tahapan skala prioritas utama dan strategi RPJM secara ringkas adalah sebagai berikut : Tabel 2.1. Pentahapan Pembangunan Dalam RPJPN Arah Kebijakan Iptek Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Prinsip penggalangan kompetisi dan kerjasama untuk membangkitkan industri hasil inovasi dilakukan dengan cara mengelola interaksi serta hubunganhubungan antar elemen pendukung, Visi RPJMN Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan mengefektifkan interaksi antar lembaga penghasil teknologi (LPNK penelitian, Balitbang kementerian, daerah serta perguruan tinggi), interaksi ke luar dengan dunia usaha agar inovasi dapat berwujud dalam penyediaan barang dan jasa yang bermanfaat bagi masyarakat. Kunci keberhasilan implementasi penguatan sistem inovasi di suatu Negara adalah koherensi kebijakan inovasi dalam dimensi antar sektor dan 11

22 lintas sektor; inter temporal (antarwaktu); dan nasional-daerah (interteritorial), daerah-daerah, dan internasional. Dalam perspektif hubungan nasional-daerah, koherensi kebijakan inovasi dalam penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) di Indonesia perlu dibangun melalui kerangka kebijakan inovasi (innovation policy framework) yang sejalan, dengan sasaran dan milestones terukur, serta komitmen sumberdaya yang memadai baik pada tataran pembangunan nasional maupun daerah sebagai platform bersama. Dengan demikian kebijakan Iptek diarahkan kepada : 1. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan litbang dan lembaga pendukung untuk mendukung proses transfer dari ide menjadi prototipe laboratorium, prototipe industri hingga produk komersial (penguatan SIN) ; 2. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya Iptek untuk menghasilkan produktivitas litbang yang berdayaguna bagi sektor produksi dan meningkatkan budaya inovasi serta kreativitas nasional; 3. Mengembangkan dan memperkuat jejaring kelembagaan baik peneliti di lingkup nasional maupun internasional untuk mendukung peningkatan produktivitas litbang dan peningkatan pendayagunaan litbang nasional; 4. Meningkatkan kreativitas dan produktivitas litbang untuk ketersediaan teknologi yang dibutuhkan oleh industri dan masyarakat serta menumbuhkan budaya kreativitas masyarakat; 5. Meningkatkan pendayagunaan Iptek dalam sektor produksi untuk peningkatan perekonomian nasional dan penghargaan terhadap Iptek dalam negeri. Strategi Pembangunan Iptek Dengan arah kebijakan Iptek tersebut di atas, maka strategi pembangunan Iptek dilaksanakan melalui 2 prioritas pembangunan yaitu : 1. Penguatan SIN yang berfungsi sebagai wahana pembangunan Iptek menuju visi pembangunan Iptek dalam jangka panjang. 12

23 2. Peningkatan Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek (P3 Iptek) yang dilaksanakan sesuai dengan arah yang digariskan dalam RPJPN Selanjutnya strategi pembangunan Iptek ini dijabarkan ke dalam kerangka pembangunan Iptek sebagai berikut : Gambar 2.1. Kerangka Pembangunan Iptek Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Iptek Kebijakan strategis pembangunan nasional Iptek tahun , yang selanjutnya disebut Jakstranas Iptek ditetapkan melalui Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 193/M/Kp/IV/2010, bahwa pembangunan 13

24 nasional Iptek bertujuan untuk mempercepat peningkatan kemampuan penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek, inovasi dan daya saing, pertumbuhan ekonomi, dan kemandirian nasional serta menumbuhkan kemampuan sistem inovasi nasional yang dilaksanakan dalam rangka kesejahteraan masyarakat. Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek memberikan landasan akademik terhadap 6 (enam) bidang fokus pembangunan Iptek, yaitu: 1) pembangunan ketahanan pangan; 2) penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan; 3) pengembangan teknologi informasi dan manajemen transportasi; 4) pengembangan teknologi informasi dan komunikasi; 5) pengembangan teknologi pertahanan keamanan; 6) pengembangan teknologi kesehatan dan obat. Pembangunan Iptek pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup Visi Pembangunan Nasional Iptek Iptek untuk kesejahteraan dan kemajuan peradaban bangsa. Kelembagaan, sumber daya, dan jaringan Iptek yang telah dibangun dan dikembangkan merupakan elemen dasar untuk memperkuat SIN, yaitu suatu pengaturan kelembagaan yang secara sistematik dan berjangka panjang dapat mendorong, mendukung, menyebarkan dan menerapkan inovasi di berbagai sektor dan dalam skala nasional. 2.2 Rencana Strategis Lapan Rencana Strategis (Renstra) Lapan merupakan penjabaran di bidang pembangunan kedirgantaraan sesuai dengan kedudukan, tugas, fungsi dan kewenangan Lapan dan sebagai bagian integral dari RPJMN dan 14

25 Jakstranas Iptek , maka kebijakan dalam implementasi Renstra Lapan berada dalam konteks kebijakan dalam RPJMN dan Jakstranas Iptek Dengan demikian, kebijakan dalam Renstra Lapan diarahkan untuk: 1. Penguatan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) khususnya iptek dirgantara bagi peningkatan kemandirian dan daya saing nasional sehingga iptek dirgantara dapat dijadikan sebagai penggerak untuk kemajuan pembangunan nasional; 2. Menuju kemandirian dalam memberikan dukungan bagi peningkatan kemampuan alutsista nasional dan industri strategis pertahanan nasional untuk menjaga keutuhan NKRI; 3. Pengembangan kemampuan rancang bangun sistem satelit untuk mendukung kemandirian dalam pemantauan (surveilence) wilayah Indonesia dan penginderaan jauh; 4. Peningkatan kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan signifikan dari iklim/ lingkungan bumi dan antariksa melalui pengembangan dan penguatan sistem informasi dini (SIMBA-sistem informasi dan mitigasi bencana, SISDAL Sistem Informasi Inventarisasi Sumberdaya Alam, sistem informasi gangguan ionosfir bagi komunikasi, posisi lokasi dan navigasi serta orbit satelit; 5. Kesinambungan (kontinuitas) dan peningkatan kontribusi Lapan dalam penyedian informasi spasial bagi pengelolaan sumberdaya alam; 6. Peningkatan spin off teknologi dirgantara untuk mitigasi bencana, pemantauan cuaca, pasang surut, alat pengukur radiasi ultra violet pengukur konsentrasi gas rumah kaca seperti Karbon, SKEA dan sebagainya; 7. Penguatan Kebijakan pembangunan nasional di bidang Kedirgantaraam untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam pengembangan, penguasaan dan penerapan teknologi dirgantara sehingga dapat melindungi kepentingan nasional dalam hubungan internasional terkait dengan teknologi dirgantara. 15

26 Visi Berdasarkan tugas, fungsi dan kewenangan yang dimiliki, Lapan melaksanakan program dan kegiatan penelitian, pengembangan dan perekayasaan di bidang sains dan teknologi dirgantara untuk kepentingan pembangunan nasional, membantu semaksimal mungkin baik langsung dan tidak langsung dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta upaya pelestarian lingkungan hidup. Pasca reorganisasi 2011, visi dan misi disempurnakan dalam upaya menjadikan Lapan sebagai lembaga yang terdepan dalam penguasaan dan pemanfaatan sains dan teknologi dirgantara maka Lapan menetapkan visi sebagai berikut : TERWUJUDNYA KEMANDIRIAN DALAM IPTEK PENERBANGAN DAN ANTARIKSA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN BANGSA Misi dan Tujuan Strategis Untuk mencapai visi di atas, disusun dan dirancang misi yang dapat mengakomodasi seluruh kapasitas dan kapabilitas lembaga dengan melaksanakan jejaring nasional dan internasional. Selanjutnya misi dijabarkan atau diimplementasikan lebih lanjut ke dalam tujuan strategis yang merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Misi dalam Renstra Lapan tahun pasca reorganisasi 2011 dituangkan secara rinci sebagai berikut : 1. Memperkuat dan melaksanakan pembinaan, penguasaan dan pemanfaatan teknologi roket, satelit dan penerbangan; 2. Memperkuat dan melaksanakan pembinaan, penguasaan dan pemanfaatan teknologi dan data penginderaan jauh; 16

27 3. Memperkuat dan melaksanakan pembinaan, penguasaan dan pemanfaatan sains antariksa dan atmosfer serta kebijakan kedirgantaraan; 4. Meningkatkan pemanfaatan hasil litbang untuk pembangunan nasional. Pembahasan yang dilakukan atas statement misi sebelumnya, kemudian dijabarkan atau diimplementasikan lebih lanjut ke dalam tujuan dan sasaran strategis yang merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan strategis Lapan pada Renstra adalah Mewujudkan Kemandirian Iptek Penerbangan Dan Antariksa Untuk Mendukung Pembangunan Nasional. Pada tujuan strategis yang ditetapkan oleh Lapan, terdapat indikator kinerja tujuan yang kemudian dapat dijadikan salah satu ukuran keberhasilan kinerja Lapan pada periode Renstra Indikator Kinerja Tujuan tersebut adalah Jumlah Sektor Pembangunan (Prioritas Nasional/Bidang) Yang Didukung Atau Memanfaatkan Produk Litbang Lapan Sebagai Hasil Penguasaan Teknologi Dirgantara. Tujuan Lapan yang tertuang dalam Renstra , kemudian dijabarkan pula ke dalam sasaran strategis Lapan sebagai berikut : 1. Peningkatan kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan; 2. Peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatan; 3. Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan pemanfaatan kedirgantaraan. 2.3 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2013 Tahun 2013 merupakan tahun keempat dalam perencanaan jangka menengah Sasaran-sasaran utama Kementerian/Lembaga akan 17

28 tercantum dalam matrik Kementerian/Lembaga RPJMN Renstra dari Kementerian/Lembaga memuat sasaran-sasaran strategis yang tertuang dalam RPJMN dan memuat prioritas-prioritas Kementerian/Lembaga lainnya. Renstra menjadi acuan bersama dalam penyusunan program/kegiatan dan anggaran serta target-target sasaran kinerja dan dalam pemantauan evaluasi capaian kinerja Kementerian/Lembaga oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas dan Kementerian Keuangan. Anggaran Lapan tahun 2013 adalah sebesar Rp (lima ratus dua puluh enam miliar sembilan puluh juta sembilan ratus dua puluh empat ribu rupiah) terutama untuk kebutuhan pencapaian sasaran strategis utama antara lain : a. Peningkatan kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan; Rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan diharapkan mampu dijadikan landasan bagi seluruh masyarakat Indonesia secara terpadu. Rumusan kebijakan ini memuat hal-hal yang berkaitan tentang teknologi dirgantara (roket, satelit dan penerbangan), penginderaan jauh dan sains antariksa dan atmosfer serta pemanfaatannya. b. peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatan; Lapan sebagai instansi litbang kedirgantaraan diharapkan mampu meningkatkan perannya dalam hal pemberian bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk masyarakat pengguna bidang kedirgantaraan. Kontribusi Lapan terhadap pembangunan nasional dilakukan dengan disediakannya berbagai kemudahan akses layanan kepada publik melalui informasi yang tersaji pada website resmi, Badan Layanan Umum yang dibentuk Lapan, serta website 1 Layanan (secara nasional). 18

29 c. Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan pemanfaatan kedirgantaraan. Kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang kedirgantaraan serta pemanfaatannya untuk khalayak dapat dilakukan dengan berbagai media, diantaranya peningkatan jumlah HKI dan publikasi ilmiah nasional maupun internasional yang dapat dijadikan konsumsi ilmiah. Kegiatan lain yang dapat meningkatkan kemampuan Lapan adalah peningkatan secara kuantitatif pada pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi kedirgantaraan. Peningkatan jumlah pengguna dapat memacu semangat berkinerja yang berorientasi pada outcome. Di luar skema kinerja yang ditetapkan Lapan pada Rencana Kinerja Tahun 2013, penganggaran juga di konversi kedalam pos-pos rencana kegiatan lainnya seperti: d. Peningkatan akuntabilitas kinerja Lapan, agar mampu meraih predikat A (Sangat Baik) dari Kementerian PAN dan RB; Peningkatan akuntabilitas kinerja Lapan dapat dilakukan melalui perbaikan 5 komponen akuntabilitas kinerja yaitu: perencanaan (Revisi Renstra dan dokumen perencanaan tahunan), pengukuran (IKU yang diformalkan), pelaporan (peningkatan pemahaman terhadap SAKIP kepada seluruh pegawai), evaluasi dan pencapaian kinerja yang dapat dilakukan dengan pengembangan aplikasi Siforen-Monev yang dibangun sendiri oleh Lapan sejak tahun e. Peningkatan akuntabilitas keuangan dengan diharapkan mampu memperoleh kembali opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap laporan keuangan Lapan. 19

30 2.4 Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2013 Alokasi anggaran yang diperoleh Lapan untuk tahun 2013 sebesar Rp ,- yang berarti mengalami peningkatan mencapai Rp ,- dari tahun sebelumnya. Penambahan anggaran tersebut diprioritaskan untuk litbang teknologi penginderaan jauh sebagai penunjang terlaksananya amanat pada Inpres No. 6 Tahun 0 tentang Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan dan Distribusi Data Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi. Dalam PK Lapan tahun 2013 ditetapkan Indikator dan target sebagai berikut : Sasaran Strategis Utama 1 : Peningkatan kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan, dikatakan berhasil jika IKU di bawah ini dapat tercapai. IKU 1 : Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan; ditargetkan ada 4 rumusan kebijakan yang dapat dihasilkan di tahun Sasaran Strategis Utama 2 : Peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatan, dikatakan berhasil jika IKU di bawah ini dapat tercapai. IKU 2 : Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk pengguna di bidang kedirgantaraan ditargetkan ada sebanyak 42 bimbingan atau pemberian izin atau pelayanan teknis kepada pengguna terkait hasil litbang Lapan. 20

31 Sasaran Strategis Utama 3 : Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan pemanfaatan kedirgantaraan, dikatakan berhasil jika 2 IKU di bawah ini dapat tercapai. IKU 3 : Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional/ nasional terakreditasi; Pada tahun 2013, ditargetkan 88 publikasi atau HKI yang dapat dihasilkan. IKU 4 : Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data dan informasi kedirgantaraan. Ada sebanyak 173 pengguna yang menjadi target kinerja Lapan terkait pengguna model, modul, prototipe, komponen, data hingga informasi terkait kedirgantaraan. IKU Lapan tersebut telah ditetapkan pada tanggal 26 Maret 2013 melalui Keputusan Kepala Lapan Nomor 72 tahun 2013 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lapan. IKU Lapan disusun dengan mengacu pada Renstra berdasarkan pada Misi dan Tujuan Strategis Renstra Penentuan target IKU tahun 2013 berdasarkan pada beberapa hal sebagai berikut : IKU 1 ditetapkan mengingat Lapan sebagai institusi litbang kedirgantaraan memandang penetapan sejumlah kebijakan sebagai prioritas utama untuk mengarahkan penguasaan teknologi agar tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang sejalan dengan peningkatan kesejahteraan bangsa dan perdamaian dunia. Proses perumusan kebijakan adalah salah satu alat penting dalam tahapan kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan kebijakan, baik pemerintah maupun non-pemerintah. Pembuatan rumusan kebijakan nasional merupakan fungsi penting dari sebuah pemerintahan. Oleh karena itu, kemampuan dan pemahaman yang memadai dari pembuat kebijakan terhadap proses pembuatan kebijakan menjadi sangat penting bagi terwujudnya kebijakan publik yang cepat, tepat, dan memadai. Kemampuan dan 21

32 pemahaman terhadap prosedur pembuatan kebijakan tersebut juga harus diimbangi dengan pemahaman dari pembuat kebijakan terhadap kewenangan yang dimiliki. Pada tahun 2013, Lapan mengupayakan tersusunnya 4 rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan. Pelaksanaan program Reformasi Birokrasi di Lapan telah menimbulkan semangat untuk mewujudkan aparatur negara yang berorientasi pada pelayanan. Pelayanan kepada masyarakat terkait hasil litbang menjadi intisari kegiatan pengembangan teknologi dirgantara. Dari tahun ke tahun permintaan masyarakat kepada produk litbang Lapan terus mengalami peningkatan. Untuk terus mengupayakan pemasyarakatan produknya, Lapan menargetkan 42 bimbingan atau pemberian izin atau pelayanan teknis kepada pengguna (IKU- 2). Terkait penetapan IKU 3 dimaksudkan untuk mendorong pemberian penghargaan kepada para peneliti/ perekayasa Lapan dalam pemberian hak eksklusif yang diberikan negara kepada individu pelaku HKI (inventor, pencipta, pendesain, dan sebagainya) agar menstimulasi mereka untuk lebih lanjut mengembangkan kegiatan invention. Di samping itu, sistem HKI menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas bentuk kreativitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkan teknologi atau hasil karya lain yang sama dapat dihindarkan atau dicegah. Dengan dukungan dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan dengan maksimal untuk pengembangan lebih lanjut dalam memberikan nilai tambah yang lebih tinggi. Selain HKI, Lapan juga menuntut para peneliti/ perekayasa untuk senantiasa meningkatkan kualitas publikasi ilmiahnya, terutama dalam skala jurnal dan majalah ilmiah nasional terakreditasi hingga internasional. Pada tahun 2013, Lapan secara khusus menargetkan 88 publikasi ilmiah internasional/nasional terakreditasi ataupun HKI (IKU-3). Penetapan IKU 4 dilakukan untuk membuktikan bahwa hasil litbang Lapan berorientasi pada kebutuhan pengguna (outcome oriented). Ada sebanyak 173 pengguna yang menjadi target kinerja Lapan terkait pengguna 22

33 model, modul, prototipe, komponen, data hingga informasi terkait kedirgantaraan. Hal tersebut diharapkan pula dapat mendorong capaian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lapan tahun Keterkaitan masing-masing IKU pada sasaran strategis utama Lapan disajikan pada tabel sebagai berikut : Tabel 2.2. Penetapan Kinerja (PK) Lapan Tahun 2013 SASARAN STRATEGIS UTAMA 1. Peningkatan kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan 2. Peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatan 3. Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan pemanfaatan kedirgantaraan INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan (IKU 1) Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk pengguna di bidang kedirgantaraan (IKU 2) Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional/ nasional terakreditasi (IKU 3) Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data dan informasi kedirgantaraan (IKU 4) TARGET PROGRAM 4 Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa

34 2.5 Rencana Aksi Tahun 2013 Rencana aksi tahun 2013 telah dibuat dalam rangka pelaksanaan Penetapan Kinerja tahun Rencana aksi untuk mendukung pencapaian Sasaran Strategis Utama dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Lapan. Adapun rencana aksi dapat dilihat pada lanjutan lampiran II. 24

35 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RPJMN Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013 Akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan instansi pemerintah, serta dalam rangka perwujudan good and clean governance. Kinerja instansi pemerintah harus dapat diukur, sehingga memudahkan dilakukannya penilaian oleh stakeholders. Demikian pula halnya dengan akuntabilitas kinerja Lapan, agar dapat diukur kinerjanya, Lapan telah menetapkan sasaran-sasaran berdasarkan hasil perumusan yang dituangkan pada Renstra Lapan dengan mengedepankan indikatorindikator yang berorientasi outcome. Sejak tahun 2012, Lapan telah melakukan upaya untuk menyusun Indikator Kinerja Individu (IKI) yang berbasis Balance Scorecard (BSC). Saat ini juga telah ditetapkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) agar terjadi peningkatan semangat berkinerja dan dapat diukur secara obyektif. Sedangkan strategi untuk pencapaian tujuan dan sasaran dilakukan berdasarkan kebijakan yang mengacu kepada tugas dan fungsi Lapan atau merupakan kebijakan dalam melaksanakan misinya. Pengukuran tingkat capaian IKU Lapan tahun 2013 dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi dengan target pada masingmasing IKU dan saat ini proses pengukuran telah diimplementasikan ke dalam aplikasi Sistem Informasi Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi (SIFOREN-Monev) yang dapat memantau capaian IKU dan capaian program/ kegiatan lainnya setiap periode 25

36 triwulanan. Aplikasi tersebut juga menyediakan ruang manajemen bagi para pimpinan untuk memantau atau meriviu secara langsung berupa pemberian rekomendasi dan catatan-catatan kepada unit-unit kerja. Secara umum Lapan iatelah berhasil mencapai sasaran strategis berikut IKU-nya, namun demikian Lapan terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya pada tahun-tahun mendatang untuk mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan. Tahun 2013 juga merupakan tahun keempat periode Renstra Lapan tahun sehingga dalam laporan ini disajikan sasaran dan indikator sasaran yang telah dicapai tahun 2013 ini sebagai evaluasi tahap keempat terhadap Renstra Lapan tahun Analisis Capaian Kinerja Tahun (tiga) Sasaran Strategis Utama yang telah dicapai pada tahun 2013 yaitu: 1. Peningkatan kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan; 2. Peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatan; dan 3. Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan pemanfaatan kedirgantaraan. SASARAN STRATEGIS UTAMA 1 Peningkatan kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan Perumusan kebijakan nasional yang terkait litbang kedirgantaraan seyogyanya menjadi landasan bagi setiap warga negara Indonesia untuk memahami kegiatan kedirgantaraan. Pada tahun 2013, Lapan mendorong 26

37 perumusan kebijakan publik terkait kedirgantaraan. Ada 4 target rumusan kebijakan yang ditargetkan pada tahun 2013, dengan penjelasan yang tertera pada tabel di bawah ini; Tabel 3.1. Capaian Sasaran Strategis Utama 1 INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI % CAPAIAN Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan (IKU 1) Rumusan kebijakan IKU-1: Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan Kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan merupakan bentuk perwujudan dari kinerja Lapan untuk memastikan pelaksanaan pembangunan kedirgantaraan di Indonesia sesuai dengan tujuan bernegara yakni kemajuan, keadilan, dan kemakmuran. Pada tahun 2013, Lapan menyusun berbagai kebijakan di bidang kedirgantaraan, diantaranya: 1. Rancangan Undang-Undang Keantariksaan yang telah disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan pada tanggal 9 Juli 2013; Gambar 3.1. Rapat Sidang Paripurna DPR RI saat pengesahan RUU Keantariksaan menjadi UU Keantariksaan. 27

38 2. Penyusunan naskah akademik dan perumusan peraturan pemerintah tentang tata cara penyelenggaraan kegiatan penginderaan jauh (RPP Penyelenggaraan Penginderaan Jauh); 3. Penyusunan rancangan induk penginderaan jauh nasional; dan 4. Roadmap Pengembangan teknologi satelit tahun Gambar 3.2. Roadmap Pengembangan Teknologi Satelit Tahun SASARAN STRATEGIS UTAMA 2 Peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatan Sebagai institusi yang bergerak di bidang litbang kedirgantaraan dan berorientasi kepada pelayanan publik. Salah satu upaya Lapan adalah telah menyelenggarakan Pelaksanaan pelatihan Manajemen Mutu (ISO 9001:2008). Tujuannya, agar Lapan dapat meningkatkan pelayanan publik yang prima 28

39 berdasarkan standar manajemen mutu. Upaya mencapai ISO ini terkait program Quick Wins Lapan dalam mewujudkan reformasi birokrasi. Quick Wins tersebut yaitu memberikan informasi dan pelayanan, antara lain: layanan data dan informasi penginderaan jauh, layanan informasi cuaca antariksa, benda jatuh, dan iklim ekstrem, serta layanan informasi teknologi dirgantara. Di bawah ini adalah penjelasan capaian sasaran strategis ke 2 yang dapat dinarasikan pada IKU-2; Tabel 3.2. Capaian Sasaran Strategis Utama 2 INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk pengguna di bidang kedirgantaraan (IKU 2) SATUAN TARGET REALISASI bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis % CAPAIAN ,19 IKU-2 : Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk pengguna di bidang kedirgantaraan Lapan telah berkontribusi kepada publik terkait keterbukaan informasi melalui Portal Satu Layanan.net yang sangat memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi publik karena masyarakat cukup mengakses satu portal untuk mendapatkan berbagai informasi publik yang diperlukan. Hal ini tentunya sesuai dengan upaya mewujudkan keterbukaan akses terhadap informasi publik yang merupakan bagian dari reformasi birokrasi. Pada tahun 2013, Lapan telah melaksanakan bimbingan teknis (bimtek), pemberian izin dan pelayanan teknis kepada pengguna sebanyak 53 kegiatan, antara lain: bimtek Perhitungan Objek Pajak Menggunakan Data Penginderaan 29

40 Jauh; bimtek Analisis Link Budget Sistem TTC APRS Repeater, Voice Repeater Satelit Lapan-A2 dan Analisis Link Budget Sistem Komunikasi TTC, AIS dan S- Band, Satelit Lapan-A2; bimtek Manajemen Frekuensi dan Teknis Komunikasi Radio Tingkat Dasar/ Lanjut; serta masih banyak kegiatan bimbingan teknis, pemberian izin dan pelayanan teknis lainnya (lihat pada lampiran VI). Gambar 3.3. Kegiatan Pelayanan Kepada Masyarakat Pengguna Dampak lain dari berbagai pelayanan yang dilakukan Lapan kepada pengguna adalah meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Untuk tahun 2013, penerimaan PNBP yang dihasilkan melalui Badan Layanan Umum (BLU) Lapan adalah senilai Rp ,- dan meningkat dari tahun 30

41 sebelumnya sebesar Rp ,-. Pencapaian penerimaan PNBP BLU tersebut meningkat 203,40 %. SASARAN STRATEGIS UTAMA 3 Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan pemanfaatan kedirgantaraan. Tuntutan berkinerja instansi pemerintah, baik Kementerian maupun Lembaga lebih ditujukan kepada berfungsinya output (outcome) yang dihasilkan. Outcome yang berkualitas diharapkan pula membawa dampak yang baik bagi kemajuan kehidupan masyarakat. Berdasarkan paradigma tersebut, Lapan menunjukkan kinerjanya dengan memasukkan pengguna sebagai variabel utama dalam setiap rencana output yang akan dihasilkan selain pengembangan riset-riset lain yang tentunya akan berdampak pada penggunaan publik yang lebih luas dalam bidang iptek kedirgantaraan. Tabel 3.3 di bawah ini akan menjelaskan capaian terhadap sasaran strategis utama 3, sebagai berikut: Tabel 3.3. Capaian Sasaran Strategis Utama 3 INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional/ nasional terakreditasi (IKU 3) SATUAN TARGET REALISASI HKI/ publikasi 88 5 usulan HKI 140 publikasi % CAPAIAN 159,09 Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data dan informasi kedirgantaraan (IKU 4) pengguna ,55 31

42 IKU-3 : Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional/ nasional terakreditasi Kekayaan intelektual adalah kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia melalui pemikiran, daya cipta dan rasa yang memerlukan curahan tenaga, waktu dan biaya untuk memperoleh produk baru dengan landasan kegiatan penelitian atau yang sejenis yang dapat berupa karya di bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Kekayaan intelektual ini perlu ditindaklanjuti pengamanannya melalui suatu sistem perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Secara garis besar HKI terdiri dari hak cipta (copyright), dan Hak Kekayaan Industri (industrial property right) yang meliputi paten (patent), desain industri (industrial design), merek (trademark), penanggulangan praktik persaingan curang (repression of unfair competition), desain tata letak sirkuit terpadu (layout design of integrated circuit) dan rahasia dagang (trade secret). Pada tahun 2013 Lapan mengajukan 5 usulan HKI yaitu Pengukur Jarak dan Kecepatan Roket, Wingtip Device N219, Instrumen Pemutus Balon Sistem Kawat Panas Pada Tevlon Dengan Metode Terprogram, Logo Buletin Cuaca Antariksa, dan Metode Perhitungan Indeks Ionosfer Regional. Selain HKI, publikasi juga menjadi komitmen Lapan dalam upayanya untuk pemanfaatan keilmuan kedirgantaraan kepada publik. Sepanjang tahun 2013 ini, berbagai publikasi oleh para peneliti/perekayasa Lapan telah beredar pada jurnal/makalah/ bentuk publikasi ilmiah lainnya (lihat lampiran V). 32

43 Gambar 3.4. Forum Seminar Internasional Iptek Dirgantara ke-17. IKU-4 : Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data dan informasi kedirgantaraan Pada tahun 2013, Lapan telah menyelesaikan AIT satelit Lapan-A2. Satelit ini akan sangat bermanfaat bagi pengguna mengingat misi yang diemban pada payload satelit ini berupa misi surveillance dan kegiatan-kegiatan lainnya yang akan memberikan nilai tambah bagi penggunanya. Status satelit Lapan-A2 kini sudah dalam kondisi siap terbang dengan menumpang roket peluncur milik India. Lapan juga mengembangkan Pesawat Tanpa Awak (LSU). Pemanfaatan pesawat LSU digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain: untuk pemetaan latihan, validasi remote sensing, pemanfaatan latihan perang, pemantauan lahan pertanian dan wilayah banjir. 33

44 Kemampuan pesawat terbang tanpa awak yang dikembangkan Lapan telah menuai banyak apresiasi, diantaranya pemberian penghargaan rekor MURI, yaitu LSU-02 yang memiliki daya jelajah pesawat tersebut yang dapat menjangkau 200 km. Gambar 3.5. Penghargaan rekor MURI tersebut diterima oleh Deputi Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan, Prof. Dr. Ing. S. Hardienata. Selain LSU, Teknologi Penerbangan Lapan juga telah melakukan uji terbang terhadap pesawat ringan (Lapan Surveillance Aircraft/ LSA). Pesawat hasil kerja sama dengan Jerman ini mampu mengakurasikan data dari foto citra satelit dengan resolusi tinggi, dan mampu melakukan patroli sistem kelautan di Indonesia. 34

45 Gambar 3.6. Uji Terbang Perdana LSA Peningkatan jumlah pengguna merupakan upaya Lapan dalam memasyarakatkan Iptek Kedirgantaraan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam hal, penguasaan teknologi roket dan prototipenya yang dikembangkan Lapan, telah digunakan untuk banyak hal diantaranya keterlibatan roket-roket Lapan dalam Kompetisi muatan roket Indonesia (Komurindo) dan Kompetisi Roket Air Nasional (KRAN) Selain itu, pengembangan pemanfaatan teknologi roket, Lapan berkontribusi pada konsorsium roket nasional yang telah menghasilkan roket R-Han 122 yang memiliki daya jangkau 14 dan 24 km. Teknologi roket yang dikembangkan Lapan telah banyak digunakan untuk keperluan pertahanan maupun sipil. Pada penghujung tahun 2013, telah dilakukan uji coba peluncuran roket berdiameter 122mm-200mm pada tanggal 18 Desember 2013 di Tanjung Sangowo, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara. Uji coba di Pulau Morotai ini akan dijadikan momentum pembangunan bandar antariksa di kawasan tersebut. 35

46 Gambar 3.7. Peluncuran Roket di Pulau Morotai Dalam rangka penguatan peran Lapan menjadi bank data di bidang penginderaan jauh, khususnya pembangunan Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN) yang berintegrasi dengan Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN) serta Pusat Pemantauan Bumi Nasional (PPBN). Bank data ini telah dimanfaatkan banyak pengguna, diantaranya: Katalog Data Modis, Katalog Data Landsat, SIMBA, Indeks Kehijauan Hutan, dan Inderaja Resolusi Tinggi. Pada tahun 2013, Lapan telah mendistribusikan data inderaja kepada pengguna sebanyak 9902 scene dan penambahan data ke Bank Data sebanyak scene. Lapan juga telah melakukan stocktaking metadata resolusi tinggi yang ada pada Kementerian/ Lembaga (K/L) dan Pemda, yaitu: 4 K/L (1.764 scene) dan 26 Pemda (185 scene). 36

47 Gambar 3.8. SIMBA, Salah Satu Informasi Penginderaan Jauh Yang Banyak Dimanfaatkan Pengguna Terkait dengan pemanfaatan informasi kedirgantaraan di bidang sains antariksa dan teknologi atmosfer. Informasi yang dimanfaatkan pengguna sudah tercantum pada web lapan.go.id, diantaranya: aktivitas matahari, prediksi frekuensi area, variabilitas iklim, iklim ekstrim, prediksi frekuensi fixed, dan benda jatuh antariksa. Untuk memudahkan akses pengguna terkait informasi cuaca, telah dikembangkan SADEWA versi 2.0. Aplikasi ini merupakan sebuah sistem informasi peringatan dini bencana yang dikembangkan berbasis teknologi satelit dan juga dilengkapi sensor-sensor terestrial. Sistem ini berfungsi untuk memberikan kepada pihak-pihak yang terkait dengan 37

48 penanganan kejadian bencana baik pada tingkat pemerintah pusat maupun daerah dalam rangka pengelolaan resiko bencana. Gambar 3.9. SADEWA, Salah Satu Layanan Informasi Bidang Sains Antariksa dan Teknologi Atmosfer Untuk keseluruhan pengguna model, modul, prototipe, komponen, data dan informasi dari hasil litbang Lapan pada tahun 2013, dapat dijelaskan pada lampiran VIII. Sebagai apresiasi atas kemudahan akses pengguna terhadap hasil litbang Lapan, pada tahun 2013, Lapan bersama Kemenkeu terpilih sebagai champion Layanan Informasi Publik versi UKP4 karena memiliki lebih banyak jumlah informasi layanan publik yang sudah dimasukkan dalam Portal satulayanan.net dan dikelola dengan baik dibandingkan Kementerian dan Lembaga lainnya. 38

49 Gambar Kementerian PAN dan RB memberikan cindera mata kepada Lapan, sebagai bentuk apresiasi karena Lapan telah berpartisipasi aktif dalam Portal Satu Layanan. 3.3 Perbandingan Realisasi IKU Terhadap Tahun Sebelumnya Perbandingan kinerja dengan tahun sebelumnya dilaksanakan dengan membandingkan capaian dengan tahun sebelumnya, sebagaimana dapat dijelaskan pada tabel berikut : Tabel 3.4. Realisasi IKU dan Target 2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA 1. Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan; KONDISI 2009 REALISASI TARGET

50 INDIKATOR KINERJA UTAMA KONDISI 2009 REALISASI TARGET Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk pengguna di bidang kedirgantaraan; a. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis untuk pengguna di bidang penginderaan jauh, b. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis untuk pengguna di bidang sains antariksa dan atmosfer, c. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis, pemberian izin untuk pengguna di bidang teknologi satelit, roket dan penerbangan. 3. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi; publikasi usulan HKI, 3HKI; 25 publikasi usulan HKI; 25 publikasi usulan HKI; 122 publikasi usulan HKI; 140 publikasi 57 5 usulan HKI; 153 publikasi a. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang penginderaan jauh, b. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang sains antariksa dan atmosfer, 3 publikasi 59 publikasi 4 publikasi 21 publikasi 8 Publikasi 17 publikasi 11 publikasi 73 publikasi 58 publikasi 3 usulan HKI; 41 publikasi 40

51 INDIKATOR KINERJA UTAMA KONDISI 2009 REALISASI TARGET 2014 c. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang teknologi dirgantara. 4. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi kedirgantaraan. a. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi bidang penginderaan jauh, b. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi bidang sains antariksa dan atmosfer, c. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, data, komponen, dan informasi bidang teknologi dirgantara. 7 publikasi usulan HKI, 3 HKI; 7 publikasi usulan HKI; 6 publikasi usulan HKI; 38 publikasi usulan HKI; 41 publikasi

52 3.4 Capaian Lain di Luar IKU Peningkatan pencapaian kinerja (non IKU) Lapan di tahun 2013 dapat dinarasikan sebagai berikut: 1. Peningkatan nilai akuntabilitas kinerja (AKIP) Lembaga yang dilakukan penilaiannya oleh Kementerian PAN dan RB, dengan nilai 70,78 atau predikat B+ (Baik) dibanding tahun sebelumnya yang memperoleh predikat B. Pencapaian tersebut menunjukkan peningkatan akuntabilitas kinerja serta komitmen tinggi dari pimpinan hingga pelaksana di Lapan untuk mewujudkan good dan clean governance yang gesit dalam melayani, akuntabel dan profesional; 2. Penurunan nilai opini BPK atas laporan keuangan Lapan tahun 2012 menjadi predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP); 3. Dalam hal pelayanan publik, Lapan terpilih sebagai champion Layanan Informasi Publik versi UKP4. Selain itu, apresiasi serupa juga diperoleh Lapan dari Ombudsman, dimana Lapan berhasil meraih peringkat 8 secara nasional untuk pelayanan publik dengan nilai Pelaksanaan program Reformasi Birokrasi telah berjalan dengan baik di lingkungan lembaga, langkah-langkah perbaikan telah dilakukan sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan dan keterbukaan informasi kepada publik. Di penghujung tahun 2013, telah dilakukan pencairan tunjangan kinerja kepada seluruh pegawai Lapan berdasarkan Perpres No.93 Tahun Lapan menyelenggarakan Pelaksanaan pelatihan Manajemen Mutu (ISO 9001:2008) dengan tahapan Awareness, Documentation, dan Implementation, kemudian dilanjutkan dengan Internal Audit. Tujuannya, agar Lapan dapat meningkatkan pelayanan publik yang prima berdasarkan standar manajemen mutu. Upaya mencapai ISO ini terkait program Quick Wins Lapan dalam mewujudkan reformasi birokrasi. Quick Wins tersebut yaitu memberikan informasi dan pelayanan, antara lain: layanan data dan 42

53 informasi penginderaan jauh, layanan informasi cuaca antariksa, benda jatuh, dan iklim ekstrem, serta layanan informasi teknologi dirgantara. Untuk mendukung program tersebut, diperlukan pemahaman ISO guna penyiapan dokumen, peningkatan mutu, dan pembentukan auditor yang kompeten. 3.5 Liputan Khusus 50 Tahun Kedirgantaraan Nasional Setengah abad kedirgantaraan nasional, Lapan berupaya mewujudkan penguasaan bangsa Indonesia dalam inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi kedirgantaraan. Di dalam perkembangannya, Lapan telah banyak menghasilkan teknologi di bidang kedirgantaraan, diantaranya: teknologi satelit, roket, penerbangan serta pemanfaatannya dalam penginderaan jauh dan antariksa serta atmosfer. Tahun 2013 ditandai dengan semangat baru untuk menyongsong era 50 tahun kedirgantaraan nasional, target tinggi ditetapkan dari peningkatan penguasaan penelitian dan pengembangan hingga menetapkan sistem manajemen aparatur yang profesional dan berorientasi kepada pelayanan masyarakat. Berbagai target tinggi yang ditetapkan Lapan dirangkum dalam tema khusus yakni Ekspedisi Morotai. Morotai sendiri diambil dari nama Pulau di kawasan Maluku Utara. Semangat untuk selalu berkinerja tinggi diharapkan mampu menjawab tuntutan masyarakat akan kemampuan Indonesia menuju kemapanan teknologi dirgantara. Berikut ini adalah target-target khusus yang tertuang dalam Ekspedisi Morotai, di antaranya: 1. Peluncuran Roket Sonda RX-550 di Pulau Morotai; 2. Terbang Perdana Light Surveillance Aircraft; 3. Peluncuran satelit Lapan-A2; 43

54 4. Prototipe pesawat N-219; 5. Operasionalisasi Bank Data Penginderaan Jauh Nasional; 6. Operasionalisasi Regional Space Office UN SPIDER; 7. Model Atmosfer Ekuator Skala regional; 8. Operasionalisasi Jaringan Informasi Cuaca Antariksa untuk antisipasi dampak Aktivitas matahari pada siklus ke 24 ( ); 9. Pengesahan Undang-Undang Keantariksaan; 10. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Lapan, target Tunjangan Kinerja: 75%. Gambar Drs. Bambang S. Tedjasukmana mencanangkan Ekspedisi Morotai sebagai simbol Semangat 50 tahun Kedirgantaraan Nasional. Berdasarkan target khusus yang tertuang dalam Ekspedisi Morotai tahun 2013, hampir keseluruhan target dapat tercapai. Namun, ada beberapa diantaranya yang masih belum dapat terlaksana pada tahun 2013, antara lain: penundaan peluncuran roket sonda RX-550 di Pulau Morotai, karena masalah teknis berupa masih diperlukan penyempurnaan pengembangan beberapa komponen roket tersebut. Sedangkan target peluncuran satelit Lapan-A2 juga tidak tercapai dikarenakan adanya penundaan peluncuran oleh pihak India. 44

55 Target lain yang masih dalam proses pencapaian adalah pembuatan prototipe pesawat N-219, karena pendanaannya baru dialokasikan pada tahun Untuk pelaksanaan target Reformasi Birokrasi, target tunjangan kinerja sebesar 75%, baru disetujui sebesar 47,5% oleh Kementerian PAN dan RB. 3.6 Telaahan Capaian Target RPJMN / Renstra Bahasan telaahan capaian target pembangunan berdasarkan pada periode Renstra / RPJM diuraikan dengan memperhatikan 9 target utama seperti yang tercantum di dalam Renstra Lapan Dari 9 target utama tersebut hampir semuanya optimis tercapai baik kegiatan pengembangan roket, satelit, penginderaan jauh, maupun sains dan kebijakan kedirgantaraan. Berikut ini kami sajikan capaian kinerja pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa yang dilakukan Lapan hingga akhir tahun 2013; Program RPS memiliki target jangkauan roket sejauh 300 km pada tahun Pada tahun 2012 telah dilakukan pengujian statik roket RX 550 dan masih belum menemui keberhasilan. Terkait dengan uji terbang roket RX 550, roket ini masih sedang dalam proses persiapan. Pengembangan roket sonda RX 550 (integrasi dan uji statik) juga akan dilakukan dengan didukung kerjasama pengembangan nosel dengan Yuzhnoye-Ukraina, Muatan sonda dilaksanakan dalam kerjasama dengan TU Berlin, peluncuran direncanakan di P. Morotai Provinsi Maluku Utara. Bila uji terbang berhasil dilakukan, maka target jangkauan roket sejauh 300 km pada tahun 2014 dapat dicapai lebih awal. Hingga akhir tahun 2013, pengembangan teknologi roket telah memasuki tahapan uji statik terhadap roket berdiameter 550 mm. Capaian tersebut dilakukan setelah sukses dengan roket berdiameter yang lebih kecil. 45

56 Selain itu Lapan juga telah mengembangkan roket untuk kepentingan pertahanan dan keamanan. Pada lampiran IV disajikan indikator kinerja sasaran dari program/ kegiatan pada RPJMN yang merupakan prioritas Lapan. Kegiatan lain yang belum tercapai adalah produksi AP dengan target 2 ton. Hal tersebut dikarenakan kapasitas perlengkapan yang belum memadai untuk memproduksi AP dalam jumlah banyak. Setelah sukses dengan program satelit Lapan-A2/ORARI, Lapan kini mengembangkan generasi terbaru satelitnya dengan misi penginderaan jauh. Satelit tersebut dinamakan satelit Lapan-A3 dan Lapan-A4. Pada tahun 2013 ini telah dilakukan design review serta pengadaan komponen-komponen kedua satelit tersebut. Diharapkan di tahun 2014, kedua satelit siap memasuki tahapan AIT (Assembly, Integration and Test). Pengembangan teknologi penerbangan di Lapan telah mencatatkan sejumlah catatan prestasi gemilang diantaranya tahapan aplikatif untuk pesawat nir awak (LSU) serta pengembangan pesawat transpor yang dapat menunjang interkoneksi antar pulau-pulau kecil di nusantara. Pesawat tanpa awak (LSU) telah sukses dikembangkan dan diuji coba untuk pemotretan lahan sawah, pemantauan puncak merapi pasca erupsi, uji terbang LSU dengan muatan 5 kg di Nusawiru, dan pengujian di KRI Diponegoro milik TNI AL serta saat ini Lapan telah menjalin kerjasama dengan TNI untuk pengembangan fungsi pesawat ini. Pesawat N-219 sebagai karya lain yang diciptakan Lapan bersama konsorsium nya juga kini telah mencatat kemajuan dengan selesainya desain model power on. Di bidang penginderaan jauh, pelayanan data penginderaan jauh Lapan di kembangkan sebagai implementatif Inpres No.6 Tahun 2012 tentang Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, dan Distribusi Data Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi, di mana Lapan diintruksikan untuk melayani kebutuhan data satelit Inderaja untuk seluruh sektor di pemerintah pusat dan daerah. Pengembangan kapasitas sarana dan prasarana penunjang 46

57 dilakukan untuk memastikan ketersediaan data satelit resolusi rendah, menengah dan tinggi. Di bidang litbang sains antariksa dan atmosfer, terus dijaga kontinuitas penyajian data / informasi, serta peningkatan kualitasnya mengenai sumber daya alam, perubahan penutup lahan, dampak perubahan iklim global, serta mitigasi bencana bersumber dari bumi, antariksa dan atmosfer, dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan sains antariksa dan atmosfer. 3.7 Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Tujuan Pelaksanaan program kedirgantaraan yang dilakukan Lapan disesuaikan dengan target pencapaian yang tertuang dalam Rencana Strategis. Pencapaian target seyogyanya menjadi indikator utama kesuksesan sebuah institusi dalam berkinerja dalam upayanya mendukung membangun masyarakat Indonesia yang lebih berdaya saing Iptek. Dalam penyajian LAKIP ini, akan disajikan secara khusus capaian indikator kinerja tujuan sebagai monitoring menuju akhir periode Renstra tahun 2014 mendatang. Di dalam dokumen Renstra, Lapan menyusun indikator kinerja tujuan yakni: JUMLA( SEKTOR PEMBANGUNAN PR)OR)TAS NAS)ONAL/B)DANG YANG DIDUKUNG ATAU MEMANFAATKAN PRODUK LITBANG LAPAN SEBAGAI (AS)L PENGUASAAN TEKNOLOG) D)RGANTARA Berdasar indikator kinerja tujuan yang telah ditetapkan (Perka Lapan No. 03/2013 Tentang Renstra Lapan), maka capaiannya untuk tahun 2013 dengan disesuaikan pada dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2013 adalah sebagai berikut: 47

58 Prioritas Nasional (PN) yang didukung atau memanfaatkan produk litbang Lapan; 1. PN 6. Infrastruktur; khususnya terkait Tata Ruang, dalam hal ini Lapan berkontribusi pada penyediaan data citra satelit untuk membantu pemetaan wilayah/ruang. 2. PN 9. Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana, penguasaan teknologi dirgantara yang dikembangkan Lapan dimanfaatkan untuk pemantauan hot spot kebakaran hutan serta Lapan juga telah mendukung PN ini dengan membangun Ground Receiver Satelit dan Automatic Weather Station (AWS). 3. PN 11. Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi. Pada tahun 2013, PN ini, khususnya terkait inovasi teknologi, Lapan telah mendukung dengan ikut serta dalam program Sistem Inovasi Nasional (SINas) yang dirilis Kementerian Ristek melalui 8 judul penelitian. 4. Prioritas Lainnya 12. Politik, Hukum, Keamanan dan Pertahanan. teknologi roket yang dikembangkan Lapan (R-Han 122) telah dimanfaatkan oleh TNI untuk penciptaan kemandirian alutsista. Prioritas Bidang yang didukung atau memanfaatkan produk litbang Lapan; 1. Bidang Pertahanan dan Keamanan, hasil pengembangan teknologi roket di LAPAN telah dimanfaatkan derivasinya oleh konsorsium nasional yang beranggotakan Kementerian Ristek, Kemhan, ITB, PT. DI, PT. PINDAD, dan PT. Dahana. Selain itu, Lapan juga telah melakukan penyediaan citra satelit pada Wilayah Perbatasan dan Pulau Kecil / Terluar. Penyediaan data satelit penginderaan jauh untuk pemetaan Wilayah Perbatasan RI Dengan Malaysia, PNG, Timor Leste dan Filipina dengan berkerjasama antara Lapan, Kemendagri, TNI, BIN, dan Pemda. 2. Bidang-Bidang Tematik Lainnya, khususnya pemantauan bencana. teknologi satelit Lapan (Lapan A-2 dan A-3) akan digunakan untuk menghasilkan foto daratan dan dilengkapi dengan sistem komunikasi. 48

59 Sebagaimana kita ketahui tema RKP 2013 adalah memperkuat perekonomian domestik bagi peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat. Melalui tema tersebut serta mempertimbangkan kapasitas sumber daya yang dimiliki, fokus dari kegiatan 11 Prioritas Nasional dan 3 Prioritas Lainnya ditekankan pula pada penanganan isu-isu strategis. Isu-isu strategis tersebut seperti Peningkatan Daya Saing, Peningkatan Daya Tahan Ekonomi, Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat serta Pemantapan Stabilitas Sosial Politik. Selain mendukung Prioritas Nasional dan Prioritas Bidang, Lapan juga mendukung penanganan isu-isu strategis, khususnya isu peningkatan daya saing dengan menitikberatkan pada percepatan pembangunan infrastruktur: National Connectivity, dengan membangun kerjasama rancang bangun pesawat N-219 bersama konsorsium nasional. 3.8 Akuntabilitas Keuangan Dalam pelaksanaan program / kegiatan, Lapan dibiayai oleh APBN yang dijabarkan dalam dokumen DIPA. Pagu awal tahun yang tertera di dokumen PK adalah sebesar Rp ,- (lima ratus dua puluh enam miliar sembilan puluh juta sembilan ratus dua puluh empat ribu rupiah). Namun di dalam proses pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan, pagu awal tersebut mengalami perubahan dikarenakan adanya penghematan akibat subsidi BBM dan reward atas sisa pengadaan barang dan jasa tahun sebelumnya sehingga menjadi Rp ,- (empat ratus sembilan puluh sembilan miliar lima ratus tiga puluh sembilan juta lima ratus dua puluh dua ribu rupiah). Capaian serapan anggaran pada tahun 2013 yakni sebesar Rp ,- (93,11%). Capaian daya serap ini meningkat dibanding tahun 2012 lalu, dimana daya serap Lapan hanya mencapai 92,30%. 49

60 Tabel 3.5. Realisasi Anggaran Lapan Tahun 2013 (Anggaran dalam Ribuan Rp.) PROGRAM PAGU REALISASI % Pengembangan Teknologi ,43 Penerbangan dan Antariksa Dukungan Manajemen dan ,39 Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya TOTAL , Tindak Lanjut Hasil Evaluasi AKIP Oleh Kemen PAN dan RB Upaya yang telah kami lakukan dalam rangka menindaklanjuti hasil evaluasi AKIP oleh Kemen PAN dan RB tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1) Implementasi Sistem Informasi Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi (SIFOREN-Monev) untuk mendukung pengukuran, pemantauan serta evaluasi kemajuan pencapaian target kinerja dan rencana aksi seluruh Unit Kerja di Lapan tahun 2013 tiap triwulannya; 2) Revisi dokumen Rencana Strategis untuk kemudian dijadikan acuan revisi seluruh dokumen Renstra unit kerja di lingkungan Lapan; 3) Penyusunan Sasaran Kegiatan, mulai dari level Kepala Lapan, Eselon I, dan II untuk menggambarkan komitmen pimpinan dalam merumuskan perencanaan kegiatan selama setahun ke depan; 4) Melakukan pembandingan realisasi IKU antar tahun (dari tahun 2009 sebagai akhir periode Renstra hingga tahun 2013). 50

61 BAB IV PENUTUP Bangsa Indonesia secara bertahap harus menjadi bangsa yang mandiri, di mana kemandirian tersebut ditopang oleh kemampuan sumber daya nasional. Kemampuan sejatinya dapat kita bangun bersama melalui penguatan Iptek dengan memposisikan aktivitas penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek sebagai unsur utama dalam pembangunan kemandirian bangsa. Lapan sebagai lembaga litbang melakukan optimalisasi dalam perencanaan dan pelaksanaan terkait revitalisasi sarana prasarana untuk membangun kapasitas dan kualitas penelitian, pengembangan, dan penerapan iptek. Walaupun diakui masih terdapat kendala untuk mencapai berbagai sasaran yang ditetapkan menyangkut berbagai kompleksitas kebutuhan masyarakat di satu pihak dan keterbatasan pendanaan dilain pihak, kami akan tetap terus memberikan sumbangsih bagi kemajuan dan kemandirian Iptek bangsa Indonesia. Berdasarkan hasil analisis capaian kinerja yang telah disajikan pada babbab sebelumnya, secara umum sasaran strategis Lapan pada tahun 2013 telah tercapai. Hal ini terlihat dari pencapaian indikator kinerja yang menjadi alat ukur pencapaian sasaran. Pengukuran kinerja juga dilakukan atas indikator yang tertuang dalam Renstra , secara umum semua indikator tersebut memenuhi target. Pencapaian Renstra di tahun 2013 menunjukkan bahwa sejumlah indikator kinerja telah berhasil memenuhi ekspektasi terhadap target yang diemban. Rencana aksi atas keseluruhan indikator kinerja serta beberapa rekomendasi penilaian AKIP 2012 oleh Kementerian PAN dan RB menjadi bahan perbaikan dalam pelaksanaan program/ kegiatan serta dalam penyajian LAKIP 51

62 Lapan ini dan tentunya diharapkan ada peningkatan terhadap hasil penilaian AKIP Lapan tahun Hasil capaian kinerja pada tahun 2013 tersebut merupakan upaya optimal dalam penggunaan sumber daya yang tersedia di Lapan. Pencapaian prestasi yang cukup menggembirakan pada tahun 2013 dan tahun-tahun sebelumnya merupakan bukti nyata bagi kami untuk terus berbenah, bekerja dan melakukan yang terbaik untuk tahun-tahun ke depan dengan segala tantangan dan kompleksitasnya. Beberapa langkah kedepan yang akan dilaksanakan oleh Lapan, antara lain adalah: a) Memperkuat sinergitas antar seluruh unit organisasi di Lapan; b) Penguatan akuntabilitas kinerja dari pelaksanaan perencanaan, transparansi proses kegiatan hingga pencapaian output yang berorientasi outcome; serta c) Mendorong penyempurnaan kualitas pelayanan publik dengan sertifikasi ISO 9001:2008. Upaya koordinasi dan peningkatan kerjasama dengan berbagai instansi terkait akan dilakukan dengan lebih intensif, mengingat usaha pencapaian target-target pada Renstra / RPJMN diharapkan menjadi salah satu mesin penggerak pertumbuhan ekonomi nasional melalui pemberdayaan hasil litbang kedirgantaraan. LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL 52

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-82.1-/216 DS8916-4341-221-882 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL ( LAPAN ) Jl. Pemuda Persil No.1 Jakarta 13220, P.O.Box 1020 / JAT

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL ( LAPAN ) Jl. Pemuda Persil No.1 Jakarta 13220, P.O.Box 1020 / JAT LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL ( LAPAN ) Jl. Pemuda Persil No.1 Jakarta 13220, P.O.Box 1020 / JAT Telp. (021) 4892802, 4895040, Fax. (021) 4894815, 4892884, Website : www.lapan.go.id KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL TAHUN 2011 LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL ( LAPAN ) Jl. Pemuda Persil No.1 Jakarta 13220, Telp.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA

RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA 2015-2019 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA Jl. Cisadane No. 25 Cikini, Jakarta Pusat www.puskkpa.lapan.go.id DAFTAR ISI

Lebih terperinci

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL ( L A P A N )

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL ( L A P A N ) LAKIP LAPAN 2012 Roket Balistik Satelit LAPAN-A2 UAV Surveillance SIMBA Center LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL ( L A P A N ) Jl. Pemuda Persil No. 1 Jakarta 13220, P.O. Box 1020 / JAT Telp.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-82.1-/215 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA 2012 Kedeputian Pelayanan Publik Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR... ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Kondisi Umum... 2 1.1.1 Profil Biro Perencanaan dan Keuangan/Biro Perencanaan dan Organisasi... 2 1.1.2 Capaian Biro Perencanaan

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

TUGAS REFORMASI BIROKRASI LAPAN FUNGSI REFORMASI BIROKRASI LAPAN

TUGAS REFORMASI BIROKRASI LAPAN FUNGSI REFORMASI BIROKRASI LAPAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 TUGAS REFORMASI BIROKRASI LAPAN... 2 FUNGSI REFORMASI BIROKRASI LAPAN... 2 8 AREA PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI... 2 VISI DAN MISI LAPAN... 2 SASARAN STRATEGIS LAPAN... 2 PROGRAM

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

Jakarta, Februari 2017 Sekretaris Utama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

Jakarta, Februari 2017 Sekretaris Utama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional SEKRETARIS UTAMA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL Laporan Kinerja (Lakin) Sekretariat Utama (Settama) merupakan pertanggungjawaban kepada publik atas kinerja pencapaian tujuan dan sasaran strategis

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review pejabat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.242, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA buku 1 PEDOMAN pengajuan dokumen usulan reformasi birokrasi kementerian/lembaga Peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 7 tahun 2011 kementerian pendayagunaan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Melayani Informasi, Memajukan Negeri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu prasyarat penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Lebih terperinci

AGENDA REFORMASI BIROKRASI MELIPUTI (DELAPAN) AREA PERUBAHAN. 1. Manajemen Perubahan 2. Penataan Peraturan PerundangUndangan

AGENDA REFORMASI BIROKRASI MELIPUTI (DELAPAN) AREA PERUBAHAN. 1. Manajemen Perubahan 2. Penataan Peraturan PerundangUndangan 8 AGENDA REFORMASI BIROKRASI MELIPUTI (DELAPAN) AREA PERUBAHAN 1. Manajemen Perubahan 2. Penataan Peraturan PerundangUndangan 3. Penataan Dan Penguatan Organisasi 4. Penataan Tatalaksana 5. Penataan Sistem

Lebih terperinci

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu prasyarat penting

Lebih terperinci

REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019 LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL Balai Pengamatan Antariksa Dan Atmsofer Pasuruan Jl. Raya Watukosek Gempol, Pasuruan, Jawa Timur 67155 Telp. 0343-851887,

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI 2017 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Badan Pusat Statistik Kota Cimahi ini dibuat berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Kondisi Umum... 2 1.1.1 Profil Sekretariat Utama... 2 1.1.2 Sumber Daya Manusia Sekretariat Utama...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Wasit Saronto

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Wasit Saronto 1 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan Kelembagaan Tahun 2014 disusun sebagai bentuk komitmen untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tujuan dan sasaran strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang LKj Asisten Deputi Bidang Politik dan Hubungan Internasional 2014 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Akuntabilitas suatu instansi pemerintah merupakan kewajiban bagi instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I. PENDAHULUAN...1 1.1 Kondisi Umum...1 1.1.1 Profil Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Sumedang...1 1.1.2. Capaian Balai Pengamatan Antariksa Dan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2014 merupakan perwujudan dari pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi Deputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya, penyusunan Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2013

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2013 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2013 Ringkasan Eksekutif LAKIP Kementerian Komunikasi dan Informatika merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS BADAN PUSAT STATISTIK 2012 D A F T A R I S I hal Daftar Isi i Bab I Pendahuluan A Latar Belakang 1 B Pengertian 2 C Tujuan Penetapan Kinerja 2 D Ruang Lingkup Penetapan Kinerja

Lebih terperinci

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan dasar untuk terselenggaranya Good Governance yang artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RPJMD PROVINSI JAWA TENGAH Sebagai upaya mewujudkan suatu dokumen perencanaan pembangunan sebagai satu kesatuan yang utuh dengan sistem perencanaan pembangunan nasional, maka

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGIS PROGRAM/KEGIATAN BATAN Nomor: SOP /OT 02 01/KA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGIS PROGRAM/KEGIATAN BATAN Nomor: SOP /OT 02 01/KA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGIS PROGRAM/KEGIATAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 204 SOP PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGIS PROGRAM/KEGIATAN No. Revisi/ Terbitan : SOP 040.002/ OT

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan BAB IV A. Simpulan Laporan kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2015 ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas pencapaian visi dan misi Sekretariat Kabinet dalam rangka menuju organisasi yang efektif,

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

RENSTRA BHHK BIRO HUKUM, HUMAS DAN KERJA SAMA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL RENCANA STRATEGIS

RENSTRA BHHK BIRO HUKUM, HUMAS DAN KERJA SAMA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL RENCANA STRATEGIS RENCANA STRATEGIS RENSTRA BHHK 2015 2019 BIRO HUKUM, HUMAS DAN KERJA SAMA Prima dalam layanan hukum, informasi, kerjasama, dan keamanan nuklir BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Jln. Kuningan Barat, Mampang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI KAPUAS HULU NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Revisi ke : 03 Tanggal : 12 Agustus 2014

Revisi ke : 03 Tanggal : 12 Agustus 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan petunjuk, taufik dan hidayah-nya, Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Kota Jambi Tahun 2017

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN rencana kinerja tahunan (rkt) sekretariat ditjen.perkebunan tahun 2015 1 rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH Draft 4 GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) ASISTEN DEPUTI BIDANG MATERI PERSIDANGAN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 1999, Asisten Deputi Bidang Materi

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, maka diperlukan suatu pedoman dan arahan yang jelas sebagai acuan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Pedoman dan arahan dituangkan dalam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013 BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN JAKARTA - 2012 KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Sekretariat Badan Pengembangan Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan

Lebih terperinci

L A K I P. Satuan Kerja (sebutkan) TAHUN ANGGARAN. PUSAT STATISTIK (sebutkan Satuan Kerja) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

L A K I P. Satuan Kerja (sebutkan) TAHUN ANGGARAN. PUSAT STATISTIK (sebutkan Satuan Kerja) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH L A K I P LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Satuan Kerja (sebutkan) TAHUN ANGGARAN BADAN PUSAT STATISTIK (sebutkan Satuan Kerja) (tahun terbit) Satuan Kerja (Sebutkan) Kata Pengantar Bagian

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS

LAPORAN AKUNTABILITAS Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan L LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Lebih terperinci

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara demokratis, Langsung Umum Bebas Rahasia, Jujur dan Adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMERINTAH DAERAH

PEDOMAN PENYUSUNAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMERINTAH DAERAH buku 3 PEDOMAN PENYUSUNAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMERINTAH DAERAH Peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 9 tahun 2011 kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016 1 PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Tualang Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan

Lebih terperinci