Kata Kunci : Bahan Ajar, Pustakawan, Ilmu perpustakaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci : Bahan Ajar, Pustakawan, Ilmu perpustakaan"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI DOSEN DALAM PENYUSUNAN BAHAN AJAR UNTUK MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN PADA JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN Oleh : Drs. Hari Santoso, S.Sos. 1 Abstrak. Bahan ajar berfungsi sebagai: (1) Pedoman bagi dosen yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada mahasiswa, (2) Pedoman bagi mahasiswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/ dikuasainya, (3) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran. Penulisan bahan ajar memberikan sejumlah manfaat, yaitu (1) Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar mahasiswa, (2) tidak lagi bergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, (3), bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, (4) Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman dosen dalam menulis bahan ajar, (5) Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara dosen dengan mahasiswa karena mahasiswa akan merasa lebih percaya kepada dosennya maupukepada dirinya; dan (6) dapat dikumpulkan menjadi buku dan dapat diterbitkan Prinsip-prinsip atau kriteria-kriteria yang harus diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah sebagai berikut : (1) Prinsip relevansi, (2) Prinsip konsistensi, (3) Prinsip kecukupan, Sumber-sumber bahan ajar meliputi (1) Buku teks (2) Laporan hasil penelitian (3) Jurnal penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah. (4) Pakar atau ahli bidang studi (5), Profesional (6) Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. (7) Penerbitan berkala (8) Internet (9) Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi). Komponen utama yang perlu ada dalam setiap bahan ajar adalah (1) Tinjauan mata kuliah, (2) Pendahuluan setiap bab, (3) Penyajian dalam setiap bab, (4) Penutup setiap bab, (5) Daftar pustaka dan (6) Senarai. Secara umum ada tiga cara yang dapat ditempuh dalam menyusun bahan ajar, yaitu : (1) Menulis sendiri (Starting From Scratch). (2) Pengemasan kembali informasi (Information Repackaging atau Text Transformation). (3) Penataan informasi (Compilation atau Wrap Around Text). Kata Kunci : Bahan Ajar, Pustakawan, Ilmu perpustakaan PENDAHULUAN Dewasa ini ilmu perpustakaaan, dokumentasi dan informasi mengalami perkembangan yang pesat dan tuntutan kebutuhan akan pustakawan pada berbagai institusi semakin meningkat sehingga di berbagai perguruan tinggi banyak dibuka jurusan ilmu perpustakaan, informasi dan dokumentasi. Pembukaan jurusan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi di berbagai perguruan tinggi (PT) telah mendapat respons dan sambutan yang positif dari masyarakat dan hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya minat calon mahasiswa untuk mendaftar pada jurusan tersebut. 1 Penulis adalah Pustakawan Madya pada Universitas Negeri Malang 1

2 Pada bagian lain yang menyangkut proses pembelajaran ilmu perpustakaan di berbagai PT, banyak pustakawan yang yang dlibatkan sebagai tenaga pengajar (dosen) karena terbatasnya tenaga fungsional akademik yang memiliki latar belakang ilmu perpustakaan. Disamping itu keterlibatan pustakawan sebagai dosen ilmu perpustakaan juga dilatarbelakangi suatu kenyataan bahwa proses pembelajaran di jurusan ilmu perpustakaan tidak sekedar mengkaji ilmu perpustakaan yang bersifat teoritis namun juga diperlukan hal-hal yang bersifat praktis dan aplikatif melalui kegiatan praktek di lapangan dimana kehadiran seorang pustakawan sangat mutlak diperlukan. Sesuai dengan Keputusan MENPAN Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002. dan Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 10 Tahun 2004 Tanggal 30 Maret 2004, maka keterlibatan pustakawan sebagai tenaga pengajar (dosen) di jurusan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi sesungguhnya merupakan kegiatan unsur penunjang dan bukan kegiatan unsur utama yang menjadi tugas pokok kepustakawanan yang wajib dilakukan oleh setiap pustakawan seperti pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi; pemasyarakatan perpusdokinfo dan pengkajian pengembangan perpusdokinfo. Oleh sebab itu keterlibatan pustakawan sebagai dosen pada jurusan ilmu perpustakaan dirasakan sangat penting sehingga seorang pustakawan yang menjalankan fungsinya sebagai dosen dituntut memiliki berbagai kompetensi yang dipersyaratkan dan salah satu kompetensi yang harus dimiliki adalah keterampilan dalam menyusun dan mengembangkan bahan ajar. Penyusunan dan pengembangan bahan ajar penting dilakukan dosen agar proses pembelajaran baik yang dilakukan secara individual, kelompok maupun klasikal. lebih efektif, efisien, dan tidak melenceng dari kompetensi yang ingin dicapainya. Kompetensi mengembangkan bahan ajar idealnya telah dikuasai dosen secara baik, namun pada kenyataannya masih banyak dosen yang belum menguasainya, sehingga dalam melakukan proses pembelajaran masih banyak yang bersifat konvensional. Dampak dari pembelajaran konvensional ini antara lain aktivitas dosen lebih dominan dan sebaliknya mahasiswa kurang aktif karena lebih cenderung menjadi pendengar. Disamping itu pembelajaran yang dilakukannya juga kurang menarik karena pembelajaran kurang variatif. Melalui tulisan singkat ini akan dipaparkan tentang pentingnya peningkatan keterampilan seorang pustakawan dalam penyusunan bahan ajar terutama pada saat menjalankan fungsinya sebagai dosen pada jurusan ilmu perpustakaan. 2

3 PEMBAHASAN A. Arti, Fungsi, Manfaat dan Peranan Bahan Ajar Dalam Pedoman Umum Penulisan Bahan Ajar (2010) disebutkan bahwa sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, dosen pengampu harus menyiapkan bahan ajar yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Kelengkapan bahan ajar akan membantu dosen dalam kegiatan mengajar, dan membantu mahasiswa dalam proses belajar. Bahan ajar ikut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan dosen dalam perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Beberapa pakar dalam bidang pendidikan memberikan batasan yang beragam tentang bahan ajar dan keberagaman pandangan tersebut sesungguhnya dilatarbelakangi oleh perbedaan pendekatan dalam memberikan makna bahan ajar. Berikut ini beberapa definisi tentang bahan ajar. Pannen (2001) mendefinisikan bahan ajar sebagai bahan-bahan atau materi perkuliahan yang disusun secara sistematis yang digunakan dosen dan mahasiswa dalam proses perkuliahan. Bahan ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi mahasiswa untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belajar mahasiswa dalam bentuk penyediaan bimbingan bagi mahasiswa untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan yang banyak bagi mahasiswa, menyediakan rangkuman dan secara umum berorientasi pada mahasiswa secara individual (learner oriented). Biasanya bahan ajar bersifat mandiri, artinya dapat dipelajari mahasiswa secara mandiri karena sistematis dan lengkap. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training). Merujuk pada pandangan Ismanita (2010) yang dimaksud bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari mahasiswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. 3

4 Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu dosen dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di tempat pembelajaran, misalnya di dalam kelas. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar juga dapat dimaknai sebagai seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar dengan baik. Dengan mengadopsi pandangan Sungkono (2009), bahan ajar dapat dijabarkan sebagai sebagai bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar bersifat sistematis artinya disusun secara urut sehingga memudahkan mahasiswa belajar. Di samping itu bahan ajar juga bersifat unik dan spesifik. Unik maksudnya bahan ajar hanya digunakan untuk sasaran tertentu dan dalam proses pembelajaran tertentu, dan spesifik artinya isi bahan ajar dirancang sedemikian rupa hanya untuk mencapai kompetensi tertentu dari sasaran tertentu. Bahan ajar yang lengkap, yang disusun secara sistematis dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Pembelajaran yang efektif dan efisien diharapkan dapat menjadi wahana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang merupakan penjabaran dari kompetensi. Bahan ajar merupakan komponen sangat penting yang harus dipersiapkan dosen sebelum melakukan proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, selain komponen-komponen lain yang dapat menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Bahan ajar merupakan hal penting dalam menentukan keberhasilan pada suatu sistem pendidikan, sehingga dosen sebagai pelaksana pendidikan dituntut untuk membuat bahan ajar yang berkualitas. Selama ini dosen hanya menggunakan buku-buku teks yang banyak dijual oleh para penerbit yang materinya belum tentu cocok dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan mahasiswa, sehingga mahasiswa kurang dapat memahami bahan ajar tersebut. Bahan ajar yang berkualitas adalah bahan ajar yang materinya dapat menjawab permasalahan mahasiswa untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, artinya dapat memberikan pengetahuan keterampilan dan sikap yang harus dipelajari mahasiswa untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Bahan ajar dapat dipandang sebagai suatu pendekatan yang digunakan oleh seorang dosen dalam melaksanakan proses pembelajaran melalui tahapan-tahapan tertentu 4

5 sehingga mahasiswa dapat mengikuti proses belajar mengajar. Bahan ajar secara garis besar mengandung pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari mahasiswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah di tentukan. Dalam kegiatan pembelajaran bahan ajar sangat penting artinya bagi dosen dan mahasiswa. Dosen akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan efektivitas pembelajarannya jika tanpa disertai bahan ajar yang lengkap. Begitu pula bagi mahasiswa, tanpa adanya bahan ajar mahasiswa akan mengalami kesulitan dalam belajarnya. Hal tersebut diperparah lagi jika dosen dalam menjelaskan materi pembelajarannya cepat dan kurang jelas. Oleh karena itu bahan ajar merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Bahan ajar pada dasarnya memiliki beberapa peran baik bagi dosen, mahasiswa, dan pada kegiatan pembelajaran. Dengan merujuk pada Panduan Pengembangan Bahan Ajar Depdiknas (2007) disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai: (1) Pedoman bagi dosen yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada mahasiswa, (2) Pedoman bagi mahasiswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/ dikuasainya, (3) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran. Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan kemampuan dosen dalam membuat keputusan yang terkait dengan perencanaan (planning), aktivitasdan penilaian aktivitas pembelajaran dan pengimplementasian (implementing), (assessing). Dalam proses pembelajaran, bahan ajar memberikan manfaat yang penting baik bagi dosen, mahasiswa, dalam pembelajaran klasikal, individual maupun kelompok. Dengan mengadopsi pandangan Belawati (2003) bahan ajar memiliki manfaat, yaitu : (1) Bagi dosen ; bahan ajar bagi dosen memberikan manfaat yaitu (a) Menghemat waktu dosen dalam mengajar. Adanya bahan ajar, mahasiswa dapat ditugasi mempelajari terlebih dahulu topik atau materi yang akan dipelajarinya, sehingga dosen tidak perlu menjelaskan secara rinci lagi, (b) Mengubah peran dosen dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator. Adanya bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran maka dosen lebih bersifat memfasilitasi mahasiswa dari pada penyampai materi perkuliahan, (c) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif. 5

6 Adanya bahan ajar maka pembelajaran akan lebih efektif karena dosen memiliki banyak waktu untuk membimbing mahasiswanya dalam memahami suatu topik pembelajaran, dan juga metode yang digunakannya lebih variatif dan interaktif karena dosen tidak cenderung berceramah, (2) Bagi mahasiswa; bahan ajar bagi mahasiswa memberikan manfaat yaitu : (a) Mahasiswa dapat belajar tanpa kehadiran/harus ada dosen, (b) Mahasiswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja dikehendaki, (c) Mahasiswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan sendiri, (d) Mahasiswa dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri, (e) Membantu potensi untuk menjadi mahasiswa mandiri. (3) Dalam pembelajaran klasikal; bahan ajar memberikan manfaat yaitu : (a) Dapat dijadikan sebagai bahan yang tak terpisahkan dari buku utama, (b) Dapat dijadikan pelengkap/suplemen buku utama, (c). Dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, (d) Dapat dijadikan sebagai bahan yang mengandung penjelasan tentang bagaimana mencari penerapan, hubungan, serta keterkaitan antara satu topik dengan topik lainnya. (4) Dalam Pembelajaran Individual; bahan ajar memberikan manfaat yaitu : (a) Sebagai media utama dalam proses pembelajaran, (b) Alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses mahasiswa memperoleh informasi, (c) Penunjang media pembelajaran individual lainnya. (5) Dalam Pembelajaran Kelompok; bahan ajar memberikan manfaat, yaitu : (a) Sebagai bahan terintegrasi dengan proses belajar kelompok, (b) Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama. Dengan demikian penulisan bahan ajar memberikan sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang dosen mengembangkan bahan ajar sendiri, antara lain; (1) Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar mahasiswa, (2) tidak lagi bergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, (3), bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, (4) Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman dosen dalam menulis bahan ajar, (5) Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara dosen dengan mahasiswa karena mahasiswa akan merasa lebih percaya kepada dosennya maupukepada dirinya; dan (6) dapat dikumpulkan menjadi buku dan dapat diterbitkan Dengan mengadopsi pandangan Sunendar (2008) bahan ajar memiliki peranan, yaitu : (1) Mencerminkan suatu sudut pandang yang tajam dan inovatif mengenai pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan ajar yang disajikan, (2) Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi, sesuai dengan minat dan kebutuhan para mahasiswa, (3) Menyediakan suatu sumber 6

7 yang tersusun rapi dan bertahap, (4) Menyajikan metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi peserta didik, (5) Menjadi penunjang bagi latihan- latihan dan tugas- tugas praktis, (6) Menyajikan bahan/ sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna. Adapun perbedaan bahan ajar dengan buku teks, yaitu bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan dosen dan mahasiswa dalam proses kegiatan belajar-mengajar (KBM), sementara buku teks adalah sumber informasi yang disusun dengan urutan atau struktur berdasar bidang ilmu tertentu. Menurut Panenn (2001) bahan ajar berbeda dengan buku teks. Perbedaan antara bahan ajar dengan buku teks tidak hanya terletak pada format, tata letak dan perwajahannya, tetapi juga pada orientasi dan pendekatan yang digunakan dalam penyusunannya. Buku teks biasanya ditulis dengan orientasi pada struktur dan urutan berdasarkan bidang ilmu (content oriented) untuk dipergunakan oleh dosen atau guru dalam mengajar (teaching oriented). Sangat jarang buku teks dipergunakan untuk belajar mandiri, karena memang tidak dirancang untuk itu. Dengan demkian, penggunaan buku teks memerlukan dosen yang berfungsi sebagai penterjemah yang menyampaikan isi buku tersebut bagi mahasiswa. Perbedaan secara lebih rinci antara buku teks dan bahan ajar dikemukakan oleh Lewis & Paine (1985) sebagaimana dikutip oleh Panenn (2001) dapat dilihat pada tabel di bawah ini : 7

8 PERBEDAAN BUKU TEKS DAN BAHAN AJAR No. Buku Teks No. Bahan Ajar 1 Mengasumsikan minat dari pembaca 1 Menimbulkan minat dari baca 2 Ditulis terutama untuk digunakan Ditulis dan dirancang untuk 2 dosen mahasiswa 3 Dirancang untuk dipasarkan secara luas 3 Menjelaskan tujuan instruksional 4 Belum tentu menjelaskan tujuan Disusun berdasarkan pola belajar 4 instruksional yang fleksibel 5 Disusun secara linear 5 Struktur berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai. 6 Berfokus poada apemberian Stuktur berdasarkan logika bidang 6 kesempatan bagi mahasiswa untuk ilmu (content) berlatih 7 Belum tentu memberikan latihan 7 Mengakomodasi kesukaran belajar mahasiswa 8 Tidak mengantisipasi kesukaran belajar mahasiswa 8 Selalu memberikan rangkuman 9 Belum tentu memberikan 9 Gaya penulisan (bahasanya) 10 rangkuman Gaya penulisan (bahasanya) naratif tetapi tidak komunikatif Sangat padat Dikemas untuk dijual secara umum Tidak memilki mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pemakai Tidak memberiukan saran-saran cara amemepelajari buku tersebut komunikatif dan semi formal Kepadatan berdasarkan kebutuhan mahasiswa Dikemas untuk digunakan dalam proses instruksional Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari mahasiswa Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar Sumber : Panenn, Paulina. Dkk Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional. Ditjen Dikti Depdikbud B. Penyusunan Bahan Ajar Dalam penyusunan bahan ajar, seorang pustakawan yang menjalankan fungsinya sebagai seorang dosen harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Dengan mengadopsi pandangan Gafur (1994), maka prinsip-prinsip atau kriteria-kriteria yang harus diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah sebagai berikut : (1) Prinsip relevansi, artinya 8

9 keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Cara termudah ialah dengan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai mahasiswa. Dengan prinsip dasar ini, dosen akan mengetahui apakah materi yang hendak diajarkan tersebut materi fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya dosen terhindar dari kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan pencapaian SK dan KD, (2) Prinsip konsistensi, artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai mahasiswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam, (3) Prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu mahasiswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai SK dan KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya. Depdiknas (2007) merinci prosedur pengembangan bahan ajar, yaitu diantaranya sebagai berikut : (1) Menentukan kriteria pokok pemilihan bahan ajar dengan mengidentifikasi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Hal ini dikarenakan setiap aspek dalam SK dan KD jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. (2) Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar. Materi pembelajaran dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip dan prosedur), aspek afektif (pemberian respon, penerimaan, internalisasi, dan penilaian) serta aspek psikomotorik (gerakan awal, semi rutin, dan rutin). (3) Mengembangkan bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan SK-KD yang telah teridentifikasi tadi, (4) Mengembangkan sumber bahan ajar. Adapun proses penyusunan bahan ajar menurut Panenn (2001) dapat digambarkan sebagai berikut : 9

10 Merumuskan Tujuan Instruksional Umum Melakukan Analisis Instruksional Menentukan Perilaku Awal Mahasiswa Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus Menyusun Rencana Kegiatan Belajar Mengajar Menyusun Kontrak Perkuliahan Menyusun/Menulis Bahan Ajar Review/Uji Lapangan Digunakan Sumber : Adaptasi dari Suparman, Atwi Pokok-pokok Panduan Penulisan Modul Universitas Terbuka. Edisi Kedua. Jakarta : Universitas Terbuka Dengan merujuk pada pandangan Ismanita (2010), maka langkah-langkah dalam penyusunan bahan ajar adalah sebagai berikut : (1) Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang 10

11 harus dipelajari atau dikuasai mahasiswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbedabeda dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkahlangkah dalam menentukan nomor klasifikasi bahan pustaka atau langkah-langkah dalam pengadaan koleksi di perpustakaan PT. Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin, (2) Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka dosen akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai mahasiswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda, (3) Memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi., (4) Memilih sumber bahan ajar. Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Sumber bahan ajar menurut Ismanita (2010) merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari sumber bahan ajar, berbagai sumber dapat digunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat adalah sebagai berikut : (1) Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat 11

12 diperoleh wawasan yang luas, (2) Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang aktual atau mutakhir, (3) Jurnal penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya, (4) Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar yang dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dan sebagainya, (5), Profesional yaitu orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. (6) Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi (7) Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan yang banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu mata pelajaran, (8) Internet yang yang banyak ditemui segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai mata pelajaran dapat diperoleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi, (9) Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi). Perlu diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, buku-buku atau terbitan tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika hanya menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak tepat pula tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau pergantian tahun. Bukubuku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan. Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya dosen menggunakan banyak sumber materi. Bagi dosen, sumber utama untuk mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain. Dalam Pedoman Umum Penulisan Bahan Ajar (2010) disebutkan bahwa susunan bahan ajar lazimnya mengandung komponen-komponen sebagai berikut : (1) Komponen kebahasaan mencakup: keterbacaan; kejelasan informasi; kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar; dan pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (2) Komponen penyajian mencakup: kejelasan tujuan (indicator) yang ingin dicapai; urutan sajian; pemberian motivasi, daya tarik; dan 12

13 interaksi (pemberian stimulus dan respons), (3) Komponen kegrafikan mencakup: penggunaan font, jenis, dan ukuran; lay out atau tata letak; ilustrasi, gambar, foto, dan desain tampilan. Sedangkan Pannen (2001) mengemukakan bahwa komponen utama yang perlu ada dalam setiap bahan ajar adalah : (1) Tinjauan mata kuliah, (2) Pendahuluan setiap bab, (3) Penyajian dalam setiap bab, (4) Penutup setiap bab, (5) Daftar pustaka dan (6) Senarai. Setiap komponen mempunyai sub-sub sendiri yang saling berintegrasi satu sama lain. Susunan komponen-komponen dan sub-sub komponen bahan ajar sama dengan susunan strategi perkulihan yang lazim digunakan dosen dalam perkuliahannnya. Legowo (2011) mengemukakan bahwa berkait fungsinya dalam proses pembelajaran, proses penyusunan buku ajar hendaknya diawali dengan telaah kurikulum dan penyusunan silabus matakuliah. Landasan filosofis pengembangan kurikulum yang meliputi pendekatan pembelajaran, tujuan, isi prosedur dan pengalaman belajar harus memperhatikan kompetensi dan kebutuhan pengguna lulusan. Unsur-unsur yang hendaknya dipenuhi dalam bahan ajar cetak adalah, 1) Judul, 2) Kata Pengantar, 3) Daftar Isi, 4) Tinjauan matakuliah, 5) Isi/Bab, 6) Daftar pustaka, 7) Glossary, Jawaban pertanyaan kunci dan 9) Indeks. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut : Tinjauan mata kuliah berisi deskripsi singkat dan kegunaan matakuliah, standar kompetensi, susunan bahan ajar serta petunjuk menggunakan bahan ajar bagi pembelajar. Isi tiap bab memuat kompetensi dasar dan indikator, deskripsi singkat dari bab, materi, daftar bacaan tambahan, pertanyaan kunci, soal serta tugas. Daftar pustaka berisi semua materi yang dijadikan referensi dalam penyusunan materi bahan ajar. Glosary merupakan definisi-definis istilah penting. Ini merupakan bagian opsional, tapi lebih baik disertakan untuk memudahkan pembelajar memahami istilah asing/baru yang digunakan secara khusus. Jawaban pertanyaan kunci adalah semacam kunci jawaban untuk pertanyaan kunci dalam setiap bab. Indeks merupakan daftar kata rujukan yang diserta nomor halaman untuk memudahkan pembelajaar materi berdasar kata yang dimaksudkan. Berdasarkan paparan di atas, sebuah bahan ajar yang dibuat haruslah metodologis dan sistematis. Artinya, bahan ajar itu harus bisa dibaca dan dipahami mahasiswa dan tersusun secara bertahap dan berjenjang. Sehingga ketercapaian kompetensi dasar yang telah ditetapkan dapat dikuasai dengan maksimal. Oleh karena itu, tujuan bahan ajar harus dirumuskan secara jelas dan terukur mencakup mahasiswa, dosen, dan sasarannya. 13

14 Bahan ajar yang diberikan kepada mahasiswa haruslah bahan ajar yang berkualitas. Bahan ajar yang berkualitas dapat menghasilkan mahasiswa yang berkualitas, karena mahasiswa mengkonsumsi bahan ajar yang berkualitas. Kriteria bahan ajar yang berkualitas adalah : (1) Menimbulkan minat baca; (2) ditulis dan dirancang untuk mahasiswa; (3) Menjelaskan tujuan instruksional; (4) Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel; (5) Struktur berdasarkan kebutuhan mahasiswa; (6) Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk berlatih; (7 Mengakomodasi kesulitan mahasiswa; (8) Memberikan rangkuman; (9) Gaya penulisan komutatif dan semi formal ;(10) Kepadatan berdasarkan kebutuhan mahasiswa ; (11) Dikemas untuk proses instruksional; (12) Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari mahasiswa; (13) Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar. Dengan berpedoman kepada butir-butir di atas, diharapkan kualitas penyusunan bahan ajar dipertanggungjawabkan. Bahan ajar yang dihasilkan harus benar-benar berguna bagi mahasiswa sehingga kemampuan berbahasa khususnya menulis karangan deskripsi meningkat. Berdasarkan teknologi yang digunakannya, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu ; (1) Bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket. (2) Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. (3) Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. ( 4) Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajarn interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials). Bahan Ajar Cetak (Printed) dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan, yaitu : (1) Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi seorang dosen untuk menunjukkan kepada mahasiswa bagian mana yang sedang dipelajari, (2) Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit (3)Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah, (4) Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu, (5) Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja, ( 6) Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti 14

15 menandai, mencatat, membuat sketsa, (7) Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar, (8) Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri. Berbagai jenis bahan ajar cetak telah populer, antara lain (1) Handout. Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang dosen untuk memperkaya pengetahuan mahasiswa. Menurut kamus Oxford hal 389, handout is prepared statement given. Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara. Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/ kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh mahasisw a Saat ini handout dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara down-load dari internet, atau menyadur dari sebuah buku, (2) Buku.. Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya. Oleh pengarangnya isi buku didapat dari berbagai cara misalnya: hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi. Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannyayang isi buku juga menggambarkan sesuatu sesuai dengan ide penulisannya. Buku pelajaran berisi tentang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk belajar, buku fiksi akan berisi tentang pikiran-pikiran fiksi si penulis, dan seterusnya.(3) Modul. Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar mahasiswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan dosen, sehingga modul berisi paling tidak tentang: (a) Petunjuk belajar (Petunjuk mahasiswa/dosen) (b) Kompetensi yang akan dicapai, (c) Content atau isi materi, (d) Informasi pendukung, (e) Latihan-latihan, (f) Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK), (f) Evaluasi, (g) Balikan terhadap hasil evaluasi. Sebuah modul akan bermakna kalau mahasiswa dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang mahasiswa yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebihkompetensi dasar dibandingkan dengan mahasiswa lainnya. Dengan demikian maka modul harus menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh mahasiswa, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, 15

16 menarik, dilengkapi dengan ilustrasi, (4) Lembar kegiatan mahasiswa. Lembar kegiatan mahasiswa adalah lembaran- lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pembelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh mahasiswa secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya. Tugas-tugas yang diberikan kepada mahasiswa dapat berupa teoritis dan atau tugas-tugas praktis. Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat resume untuk dipresentasikan. Sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan, misalnya survei tentang minat dan kebutuhan pemakai dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat. Keuntungan adanya lembar kegiatan bagi dosen adalah memudahkan dosen dalam melaksanakan pembelajaran. Bagi mahasiswa akan memudahkan belajar secara mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis. Dalam menyiapkannya dosen harus cermat dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai/ tidaknya sebuah kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh mahasiswa, (5) Brosur. Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, BalaiPustaka,1996). Dengan demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar yang menarik, karena bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu banyak, maka brosur didesain hanya memuat satu kompetensi dasar saja. Ilustrasi dalam sebuah brosur akan menambah menarik minat peserta didik untuk menggunakannya, (6) Leaflet. A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched (Webster s New World, 1996) Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan 16

17 ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih kompetensi dasar, (7) Wallchart. Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik yang bermaknaa menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih menarik bagi mahasiswa maupun dosen, maka wallchart didesain dengan menggunakan tata warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchart biasanya masuk dalam kategori alat bantu melaksanakan pembelajaran, namun dalam hal ini wallchart didesain sebagai bahan ajar. Karena didesain sebagai bahan ajar, maka wallchart harus memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan tentang kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik, diajarkan untuk berapa lama, dan bagaimana cara menggunakannya. Sebagai contoh wallchart tentang siklus pengadaan bahan pustaka di perpustakaan perguruan tinggi.(8) Foto/Gambar. Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan. Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaiann foto/gambar mahasiswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih kompetensi dasar Sebuah gambar yang bermakna paling tidak memiliki kriteria sebagai berikut: (1) Gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan informasi/data. Sehingga gambar tidak hanya sekedar gambar yang tidak mengandung arti atau tidak ada yang dapat dipelajari, (2) Gambar bermakna dan dapat dimengerti. Sehingga, si pembaca gambar benar-benar mengerti, tidak salah pengertian, (3) Lengkap, rasional untuk digunakan dalam prosess pembelajaran, bahannya diambil dari sumber yang benar. Sehingga jangan sampai gambar miskin informasi yang berakibat penggunanya tidak belajar apa-apa. Pengembangan bahan ajar memerlukan keahlian tersendiri. Bahan ajar biasanya disusun oleh tiga komponen utama, yaitu ahli materi, ahli instruksional dan ahli pengembangan media. Dosen yang memiliki pengalaman mengajar cukup lama seringkali dapat bertindak sebagai ahli materi dan instruksional, tapi kurang menguasai pengembangan media. Ini yang sering menyebabkan kesulitan dalam perancangan dan pengemasan bahan ajar. Berdasar teknik pengemasannya, model bahan ajar dapat dibedakan menjadi empat, yaitu : (1) Bahan ajar yang ditulis sendiri. Dosen dengan keahlian dalam bidang ilmu tertentu, memiliki kemampuan menulis yang baik dan dapat memahami karakteristik 17

18 pembelajar akan mudah membuat bahan ajar dengan menulis sendiri. Seperti halnya gaya belajar seseorang, kemampuan menyusun bahan ajar juga dipengaruhi oleh kemampuan auditori, visual dan kinestetik seseorang. (2) Hasil pengemasan informasi. Bahan ajar model kedua merupakan hasil pengemasan kembali informasi. Model ini paling banyak dijumpai pada pengembangan bahan ajar. Langkah penyusunannya adalah dengan mengumpulkan informasi yang sudah ada dipasaran untuk selanjutnya dipilah sesuai dengan kebutuhan pemenuhan standar kompetensi matakuliah. Informasi yang terkumpul, selanjutnya ditulis kembali sesuai kaedah penyusunan bahan ajar dengan menambahkan instrument kompetensi, panaduan belajar dan evaluasi. (3) Kompilasi. Model bahan ajar selanjutnya adalah kompilasi. Metode pengembangannya mirip seperti model pengemasan kembali informasi, bedanya adalah materi yang dikumpulkan digunakan langsung sesuai degan bentuk asli sumbernya. Selanjutnya materi disusun berdasar silabus matakuliah dengan menambahkan halaman penyekat yang berisi komptensi dasar dan indikator dan panduan penggunaan bagi pembelajar. (4) Panduan penggunaan buku teks.model yang terakhir berbentuk panduan belajar untuk buku teks. Bahan ajar ini berisi over view dan rangkuman dari topik yang harus dipelajari. Buku teks seringkali berisi satu cakupan materi dalam satu bidang ilmu, sehingga perlu dibuatkan peta atau diagram kaitan antar topik yang perlu dipelajari untuk memandu ketercapaian kompetensi. Juga perlu dibuat daftar bacaan tambahan sebagai bahan pengayaan dan penjelasan tambahan baik dalam bentuk tertulis atau lisan/direkam untuk memberikan koreksi bagian dari topik yang salah, bias, kadaluarsa, dan membingungkan pengguna. Merujuk pada pandangan Panenn (2001), penyusunan bahan ajar dapat dilakukan melalui beragam cara, dari yang termurah sampai yang termahal, dari yang paling sederhana sampai yang tercanggih. Secara umum ada tiga cara yang dapat ditempuh dalam menyusun bahan ajar, yaitu : (1) Menulis sendiri (Starting From Scratch). Bahan ajar dapat ditulis sendiri oleh dosen sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Selain ditulis sendiri dosen dapat berkolaborasi dengan dosen lain untuk menulis bahan ajar secara kelompok, dengan dosen-dosen bidang studi sejenis.. Penulisan juga dapat dilakukan bersama pakar, yang memiliki keahlian di bidang ilmu tertentu. Disamping penguasaan bidang ilmu, untuk dapat menulis sendiri bahan ajar, diperlukan kemampuan menulis sesuai dengn prinsip-prinsip instruksional. Penulisan bahan ajar selalu berlandaskan pada kebutuhan mahasiswa, meliputi kebutuhan pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik. Untuk itu dalam menulis bahan ajar didasarkan: (a) analisis 18

19 materi pada kurikulum, (b) rencana atau program pengajaran, dan (c) silabus yang telah disusun. (2) Pengemasan kembali informasi (Information Repackaging atau Text Transformation). Dalam pengemasan kembali informasi, dosen tidak menulis bahan ajar sendiri dari awal (from scratch), tetapi dosen memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang sudah ada untuk dikemas kembali sehingga berbentuk bahan ajar yang memenuhi karakteristik bahan ajar yang baik, dan dapat dipergunakan oleh dosen dan mahasiswa dalam proses instruksional. Bahan atau informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Kemudian ditulis kembali/ulang dengan dengn gaya bahasa yang sesuai untuk menjadi bahan ajar (digubah), juga diberi tambahan kompetensi atau keterampilan yang akan dicapai, bimbingan belajar, latihan, tes, serta umpan balik agar mereka dapat mengukur sendiri kompetensinya yang telah dicapai. Keuntunganya, cara ini lebih cepat diselesaikan dibanding menulis sendiri. Sebaiknya memperoleh ijin dari pengarang buku aslinya, (3) Penataan informasi (Compilation atau Wrap Around Text). Selain menulis sendiri bahan ajar juga dapat dilakukan melalui kompilasi seluruh materi yang diambil dari buku teks, jurnal, majalah, artikel, koran, dan lain-lain. Proses ini disebut pengembangan bahan ajar melalui penataan informasi (kompilasi). Proses penataan informasi hampir mirip dengan proses pengemasan kembali informasi. Namun, dalam proses penataan informasi tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap buku teks, materi audiovisual, dan informasi lain yang sudah ada di pasaran. Jadi buku teks, materi audiovisual dan informasi lain tersebut digunakan secara langsung, hanya ditambahkan dengan pedoman belajar untukmahasiswa tentang cara menggunakan materi tersebut, latihanlatihan dan tugas yang perlu dilakukan, umpan balik untuk mahasiswa dan dari mahasiswa. PENUTUP Melalui peningkatan keterampilan dalam menulis bahan ajar, diharapkan pustakawan dapat semakin memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi serta termotivasi dalam menjalankan tugas kepustakawannya terutama dalam menuangkan ide dan gagasannya dalam bentuk karya ilmiah sehingga akan mempercepat pencapaian jenjang karier yang diharapkan. Oleh sebab itu seorang pustakawan dituntut terus mengembangkan keterampilannya dalam menulis bahan ajar yang menyangkut sekurang-kurangnya tiga komponen penting yang saling bertalian, yaitu: (1) penguasaan bahasa tulis, yang akan 19

20 berfungsi sebagai media tulisan, meliputi kosakata, struktur kalimat, paragraf, ejaan, pragmatik, dan sebagainya; (2) penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis; dan (3) penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan. DAFTAR PUSTAKA Belawati, Tian Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan UT. Gafur, Abdul Disain Instruksional: Langkah Sistematis Penyusunan Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar. Solo: Tiga Serangkai Ismanita Makalah Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Desain Instruksional Palembang : Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya Langkah-langkah-mengembangkan-bahan-ajar. Error! Hyperlink reference not valid.diakses19 April 2011 Legowo, Budi. Bahan Ajar: Satu Ukuran Profesionalisme Dosen dalam Proses Pembelajaran. Majid, Abdul Perencanaan Pembelajaran. Bandung,: PT. Remaja Rosdakarya Panenn, Paulina. Dkk Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional. Ditjen Dikti Depdikbud Pangarsa, Abd. Azis Tata. Pengembangan Bahan Ajar. /2011/06/05/pengembangan-bahan-ajar/Diakses 20 April 2012 Pedoman Umum Penulisan Bahan Ajar Malang : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Sunendar, Dadang (dkk) Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, Sungkono, Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY. Sungkono. Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul dalam Proses Pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran No.1 Vol.5 Mei 2009 Suparman, Atwi Pokok-pokok Panduan Penulisan Modul Universitas Terbuka. Edisi Kedua. Jakarta : Universitas Terbuka Universitas Terbuka (1997). Panduan Operasional Penulisan Modul. Jakarta: UT 20

21 . 21

Pengertian Bahan Ajar

Pengertian Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR. Pengembangan Bahan Ajar. Sosialisasi KTSP 2008

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR. Pengembangan Bahan Ajar. Sosialisasi KTSP 2008 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR Pengertian Bahan Ajar 1. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Mengapa guru perlu

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Ajar

Pengertian Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI CHAPTER 2 Ruang Lingkup Bahan AJar Husni Mubarok, S.Pd., M.Si. Tadris Biologi IAIN Jember Coba Jelaskan A. Pengertian Bahan Ajar B. Karakteristik Bahan Ajar C. Tujuan dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun tidak tertulis (Amri dan Ahmadi 2010:159). Hal senada juga diungkapkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun tidak tertulis (Amri dan Ahmadi 2010:159). Hal senada juga diungkapkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud berupa tertulis maupun

Lebih terperinci

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M. Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Kegiatan Belajar 1 IKA KURNIAWATI, M.Pd Modul Pelatihan 7 PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KB 1 KONSEP,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai

Lebih terperinci

SISCA RAHMADONNA, M.Pd Diadopsi dari Berbagai Sumber

SISCA RAHMADONNA, M.Pd Diadopsi dari Berbagai Sumber SISCA RAHMADONNA, M.Pd Diadopsi dari Berbagai Sumber IDENTITAS MATAKULIAH Nama Matakuliah : Pengembangan Bahan Ajar Cetak Kode Matakuliah : PMT429 Jumlah SKS : 4 SKS Dosen : Sisca Rahmadonna, M.Pd Program

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (efisien) yang maksimal. Dalam memaknai efektivitas setiap orang memberi arti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (efisien) yang maksimal. Dalam memaknai efektivitas setiap orang memberi arti 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Efektivitas Efektivitas dalam pengertian secara umum adalah kemampuan berdaya guna dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan sehingga memberikan hasil guna (efisien)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN BAHAN AJAR. Diklat Pra Uji Kompetensi Pendidik Kursus dan Pelatihan Pendidikan Nonformal

PENYUSUNAN BAHAN AJAR. Diklat Pra Uji Kompetensi Pendidik Kursus dan Pelatihan Pendidikan Nonformal PENYUSUNAN BAHAN AJAR Diklat Pra Uji Kompetensi Pendidik Kursus dan Pelatihan Pendidikan Nonformal IDENTITAS Nama : U. Hendra Irawan Tempat Tgl Lahir : Bandung, 02 Juli 1969 Alamat : Komplek Puri Budi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 27 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2015

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2015 Brosur IPA Terpadu sebagai Bahan Ajar di SMP ditinjau dari Aspek Keterbacaannya MYCO HERSANDI Pascasarjana Jurusan Pendidikan IPA Universitas Negeri Jember. Jl. Kalimantan 37 Tegal Boto E-mail: myco.hersandi41@gmail.com

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:

II. TINJAUAN PUSTAKA. dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 27 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi

dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi Fungsi bahan ajar sangat penting bagi seorang pendidik (guru/dosen). Menurut panduan pengembangan bahan ajar Depdiknas (2007) disebutkan bahwa fungsi bahan ajar adalah sebagai berikut: 1 Pedoman bagi guru

Lebih terperinci

PENULISAN BAHAN AJAR

PENULISAN BAHAN AJAR PENULISAN BAHAN AJAR Effendi Tri Bahtiar Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Kampus IPB Darmaga Bogor. Jawa Barat. 16680. E-mail: bahtiar_et@yahoo.com Pendahuluan Sesuai dengan UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

TIU : Menulis draft bahan ajar

TIU : Menulis draft bahan ajar PAU-PPAI-UT 1 TIU : Menulis draft bahan ajar TIK : 1. Menjelaskan peran bahan ajar dalam proses pembela- jaran 2. Menjelaskan perbedaan bahan ajar dengan buku teks 3. Menguraikan tiga cara penyusunan bahan

Lebih terperinci

KONSEP KURIKULUM 2013

KONSEP KURIKULUM 2013 Oleh : Pratiwi Pujiastuti pratiwi@uny.ac.id KONSEP KURIKULUM 2013 Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

Lebih terperinci

Drs Doddy Rusmono, MLIS

Drs Doddy Rusmono, MLIS Pelatihan Penulisan MODUL Mata Kuliah Semester 1 TA 2009/2010 Program Studi Perpustakaan dan Informasi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajar terlebih dahulu sebelum mengikuti pembelajaran di kelas.

BAB I PENDAHULUAN. ajar terlebih dahulu sebelum mengikuti pembelajaran di kelas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran apabila dikembangkan sesuai kebutuhan guru dan siswa serta dimanfaatkan secara benar akan merupakan salah satu faktor

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENDIDIKAN TINGGI PAU-PPAI, UNIVERSITAS TERBUKA 2008

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENDIDIKAN TINGGI PAU-PPAI, UNIVERSITAS TERBUKA 2008 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENDIDIKAN TINGGI PAU-PPAI, UNIVERSITAS TERBUKA 2008 JENIS BAHAN AJAR 4 CETAK 4 NON - CETAK CETAK Buku Teks Bahan Ajar Mandiri = Modul = BAJJ Panduan = Petunjuk = Pedoman

Lebih terperinci

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan Unit 4 Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak Isniatun Munawaroh Pendahuluan Bahan pembelajaran cetak merupakan bahan pembelajaran yang sudah umum digunakan bagi para guru tak terkecuali di tingkat Sekolah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar 1. Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar Depdiknas, 2008: 6).

Lebih terperinci

PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN JENIS-JENIS MATERI PEMBELAJARAN

PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN JENIS-JENIS MATERI PEMBELAJARAN Isi Panduan 1 2 3 4 PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN JENIS-JENIS MATERI PEMBELAJARAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN a. Penentuan Cakupan Dan Urutan Materi b. Penentuan Sumber Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai dengan karakteristik, salah satunya adalah keterpisahannya antara individu yang belajar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengembangan Bahan Ajar a. Bahan ajar Menurut Depdiknas (2006: 4) bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis yang memungkinkan siswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Ajar Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran (Depdiknas, 2006). Menurut National Center for

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Ajar

Pengertian Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang harus dipelajari

Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang harus dipelajari BAHAN AJAR Pengertian Bahan Ajar Prinsip-prinsip Menyusun Bahan Ajar Langkah-langkah Menyusun Bahan Ajar Mendapatkan Sumber Bahan Ajar Pemanfaatan Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar atau materi

Lebih terperinci

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar Teknik Pengembangan Bahan Ajar dan Perangkat Pembelajaran oleh: Pujianto *) Disarikan dari Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar, Depdiknas:2006 Mengapa perlu bahan ajar? Siswa memiliki karakteristik

Lebih terperinci

TEKNIK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DWI BAHASA UNTUK KELAS INTERNASIONAL VINTA A. TIARANI

TEKNIK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DWI BAHASA UNTUK KELAS INTERNASIONAL VINTA A. TIARANI TEKNIK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DWI BAHASA UNTUK KELAS INTERNASIONAL VINTA A. TIARANI Universitas Negeri Yogyakarta 2011 PENDAHULUAN Dewasa ini, sekolah bertaraf internasional atau rintisan sekolah bertaraf

Lebih terperinci

MEMBUDAYAKAN MENULIS BUKU AJAR

MEMBUDAYAKAN MENULIS BUKU AJAR WORKSHOP BUDAYA MENULIS DI KAMPUS MEMBUDAYAKAN MENULIS BUKU AJAR PROF. DR. IR. GIYATMI, MSI Jakarta, 10 Pebruari 2016 BUDAYA MENULIS UNTUK DOSEN UMUM 1. Mendokumentasikan hasil TRI DHARMA (pengajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran

Lebih terperinci

Variasi Bahan Ajar pada Pembelajaran E-Learning Guna Menunjang Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas ARTIKEL ILMIAH

Variasi Bahan Ajar pada Pembelajaran E-Learning Guna Menunjang Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas ARTIKEL ILMIAH Variasi Bahan Ajar pada Pembelajaran E-Learning Guna Menunjang Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas ARTIKEL ILMIAH Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM. Oleh : Galuh Puspo Rimby

KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM. Oleh : Galuh Puspo Rimby KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM Oleh : Galuh Puspo Rimby PENGEMBANG KURIKULUM - Secara istilah: proses pengembangan kurikulum, desain,implementasi, evaluasi, dan penyempurnaan kurikulum. - Alasan : 1. Merespon

Lebih terperinci

PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN

PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN Isi Panduan 1 2 3 4 PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN JENIS-JENIS MATERI PEMBELAJARAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN a. Penentuan Cakupan Dan Urutan Materi b. Penentuan Sumber Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang

BAB II LANDASAN TEORI. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Matematika Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika pada hakekatnya merupakan suatu ilmu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar Brosur Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan 1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat

Lebih terperinci

PERAN DAN FUNGSI BAHAN AJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

PERAN DAN FUNGSI BAHAN AJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD PERAN DAN FUNGSI BAHAN AJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah : Pengembangan Materi Ajar Matematika Dosen Pengampu : Amilla Fidyah Astuti, S.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah isi dari kurikulum,

TINJAUAN PUSTAKA. Bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah isi dari kurikulum, 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar Bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah isi dari kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/sub topik dan rinciannya. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi perubahan di segala bidang. Salah satu bidang yang mengalami perubahan yaitu bidang pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN Starlet Gerdi Julian / 15105241034 / http://juliancreative.blogs.uny.ac.id/?page_id=239 PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN Materi pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting dalam kegiatan belajar

Lebih terperinci

JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN:

JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: PEDOMAN PEMILIHAN DAN PENYAJIAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Khalimi Romansyah (Universitas Swadaya Gunung Jati) Abstrak Bahan pembelajaran perlu dipilih dan disajikan secara tepat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bahan pelajaran adalah segala bentuk bahan yang dipergunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bahan pelajaran adalah segala bentuk bahan yang dipergunakan untuk 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar Bahan pelajaran adalah segala bentuk bahan yang dipergunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berupa bahan tertulis atau tidak tertulis.

Lebih terperinci

Ajeng Kusumaningrat S1 Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

Ajeng Kusumaningrat S1 Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya Pengembangan Bahan Ajar berupa Cerpen Akuntansi sebagai Pendukung Implementasi Pembelajaran berbasis Scientific Approach pada Materi Persamaan Dasar Akuntansi di SMK NAHDLATUL ULAMA GRESIK Ajeng Kusumaningrat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN BAHAN AJAR MODUL DALAM PROSES PEMBELAJARAN. Oleh: Sungkono

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN BAHAN AJAR MODUL DALAM PROSES PEMBELAJARAN. Oleh: Sungkono ABSTRACT PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN BAHAN AJAR MODUL DALAM PROSES PEMBELAJARAN Oleh: Sungkono Teachers need the competencies to develop learning material especially module, considering that the development

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ESAUNGGUL. Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan,

PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ESAUNGGUL. Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ESAUNGGUL A. PENGERTIAN Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pannen (dalam Belawati, 2003: 2) mendefinisikan bahan ajar sebagai bahanbahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pannen (dalam Belawati, 2003: 2) mendefinisikan bahan ajar sebagai bahanbahan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar Pannen (dalam Belawati, 2003: 2) mendefinisikan bahan ajar sebagai bahanbahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR Oleh: Drs. Asep Herry Hernawan, M.Pd. Dra. Hj. Permasih, M.Pd. Laksmi Dewi, M.Pd. PENGANTAR Bahan pembelajaran merupakan komponen isi pesan dalam kurikulum yang harus disampaikan

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPDIKNAS DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPDIKNAS DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 1 1 IDENTIFIKASI SNP Standar Kompetensi Lulusan Standar Isi Standar Pengelolaan Standar Proses Standar Penilaian ANALISIS KONTEKS ANALISIS KONDISI SATUAN PENDIDIKAN Kekuatan dan Kelemahan : Peserta Didik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bahan Ajar 2.1.1 Pengertian Bahan Ajar Hamdani (2011:218) mengemukakan beberapa pengertian tentang bahan ajar, yaitu sebagai berikut: a. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR MODUL. Irnin Agustina D.A., M.Pd.

BAHAN AJAR MODUL. Irnin Agustina D.A., M.Pd. BAHAN AJAR MODUL Irnin Agustina D.A., M.Pd. 1. definisi modul Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru (depdiknas)

Lebih terperinci

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 3. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 3. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M. Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Kegiatan Belajar 3 IKA KURNIAWATI, M.Pd Modul Pelatihan 7 PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KB 3 TEKNIK PENULISAN

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. selanjutnya peneliti akan menganalisis data yang telah terkumpul.

BAB V PEMBAHASAN. selanjutnya peneliti akan menganalisis data yang telah terkumpul. 89 BAB V PEMBAHASAN Setelah penulisan paparan data dan data temuan yang dihasilkan oleh peneliti dari wawancara, observasi dan dokumentasi, maka selanjutnya peneliti akan menganalisis data yang telah terkumpul.

Lebih terperinci

Seminar Pendidikan Matematika

Seminar Pendidikan Matematika Seminar Pendidikan Matematika TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH Oleh: Khairul Umam dkk Menulis Karya Ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat melalui berbagai Latihan menulis. Hasil pemikiran,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS HASANUDDIN Kode / No : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tanggal : PELAKSANAAN PERKULIAHAN Revisi : Halaman : PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

UNIVERSITAS HASANUDDIN Kode / No : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tanggal : PELAKSANAAN PERKULIAHAN Revisi : Halaman : PROGRAM STUDI FISIOTERAPI UNIVERSITAS HASANUDDIN Kode / No : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tanggal : PELAKSANAAN PERKULIAHAN Revisi : Halaman : PROGRAM STUDI FISIOTERAPI TUJUAN Menjamin pelaksanaan perkuliahan secara baik dan benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa asing di sekolah adalah penguasaan keterampilan berbicara dengan lancar dan berterima.

Lebih terperinci

PENYUSUNAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) SEBAGAI BAHAN AJAR

PENYUSUNAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) SEBAGAI BAHAN AJAR ARTIKEL PENYUSUNAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) SEBAGAI BAHAN AJAR Oleh Dra. Theresia Widyantini, M.Si PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK) MATEMATIKA 2013 1 Abstrak

Lebih terperinci

SIGI TENTANG PENGGUNAAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 19 SURABAYA

SIGI TENTANG PENGGUNAAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 19 SURABAYA SIGI TENTANG PENGGUNAAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 19 SURABAYA Vinaya Suci Wiharany Susanti PENDIDIKAN AKUNTANSI, FAKULTAS EKONOMI, UNESA ABSTRAK The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahan ajar menurut Pannen (1997:7) adalah bahan-bahan atau materi pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bahan ajar menurut Pannen (1997:7) adalah bahan-bahan atau materi pelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan ajar memiliki posisi yang sangat penting dalam pembelajaran. Bahan ajar menurut Pannen (1997:7) adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) 1 KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) I. Pendahuluan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INDIKATOR DALAM UPAYA MENCAPAI KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN KARANGANYAR JAWA TENGAH

PENGEMBANGAN INDIKATOR DALAM UPAYA MENCAPAI KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN KARANGANYAR JAWA TENGAH PENGEMBANGAN INDIKATOR DALAM UPAYA MENCAPAI KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN KARANGANYAR JAWA TENGAH M.V. Sri Hartini H.S. Disdikpora Kabupaten Karanganyar mvsrihartini@yahoo.com

Lebih terperinci

Materi Pembelajaran. standar isi pembelajaran merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran

Materi Pembelajaran. standar isi pembelajaran merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran Materi Pembelajaran Nama :feri dwi haryanto Nim :15105241029 PENGERTIAN BAHAN AJAR (MATERI PEMBELAJARAN) Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan,

Lebih terperinci

PEDOMAN SINGKAT PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan

PEDOMAN SINGKAT PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan PEDOMAN SINGKAT PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, perencanaan pembelajaran

Lebih terperinci

UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA

UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENDAHULUAN Kesuksesan pelaksanaan pembelajaran karena adanya rancangan pembelajaran yang dilakukan dengan baik. Hal ini menjadi kewajiban bagi para guru termasuk

Lebih terperinci

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus A. Prinsip Pengembangan Silabus Prinsip-prinsip pengembangan silabus adalah: 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Leaflet Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan, teknologi dan pendidikan terus berkembang dari masa ke masa. Tiap tiap perkembangan itu memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab telah berhasil memasuki semua aktivitas manusia. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sebab telah berhasil memasuki semua aktivitas manusia. Perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan TIK dewasa ini disebut sebagai revolusi teknologi informasi sebab telah berhasil memasuki semua aktivitas manusia. Perkembangan Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012.

BAB I PENDAHULUAN. tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan paradigma dunia tentang makna pendidikan, pendidikan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang semakin berat. Pendidikan di Indonesia masih

Lebih terperinci

Pedoman Bahan Ajar UNSIMAR POSO PJM. Pusat Penjaminan Mutu Unsimar 1

Pedoman Bahan Ajar UNSIMAR POSO PJM. Pusat Penjaminan Mutu Unsimar 1 Pusat Penjaminan Mutu Unsimar 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunia-nya pembuatan buku Pedoman Bahan Ajar Universitas Sintuwu Maroso Tahun 2011 dapat disusun

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA.

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA. IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA munir@upi.edu PENGANTAR e-learning suatu istilah yang digunakan terhadap proses belajar mengajar berbasis online tanpa dibatasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar a. Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan salah satu hal yang penting dalam proses pembelajaran. Ada banyak tokoh yang memberikan definisi mengenai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004

Lebih terperinci

ABSTRACT E-LEARNING-BASED MATHEMATICS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT TO IMPROVE STUDENT COMPREHENSION MATHEMATICAL CONCEPT SMP MA ARIF 01 SEPUTIH RAMAN

ABSTRACT E-LEARNING-BASED MATHEMATICS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT TO IMPROVE STUDENT COMPREHENSION MATHEMATICAL CONCEPT SMP MA ARIF 01 SEPUTIH RAMAN ABSTRACT E-LEARNING-BASED MATHEMATICS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT TO IMPROVE STUDENT COMPREHENSION MATHEMATICAL CONCEPT SMP MA ARIF 01 SEPUTIH RAMAN By M. RAFA I EDOARDO This research aimed at (1) result

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 HALAMAN 1 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 HALAMAN 1 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Tujuan pembelajaran 1. Mahasiswa dapat menyusun silabus mata pelajaran sesuai dengan ketentuan standar isi 2. Mahasiswa dapat menyusun RPP untuk pembelajaran teori Jasa Boga dan Patiseri 3. Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

Jenis. Oleh: Proses Penyusunan. Dwi Rahdiyanta. Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta. Evaluasi. Prinsip Pengembangan

Jenis. Oleh: Proses Penyusunan. Dwi Rahdiyanta. Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta. Evaluasi. Prinsip Pengembangan Definisi, Urgensi, Tujuan, Manfaat Prinsip Pengembangan Jenis Proses Penyusunan Evaluasi Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta MERENCANAKAN PEMBELAJARAN (Membaca/menjabarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan pikirannya secara ilmiah dalam komunikasi ilmiah. Sarana yang digunakan dalam pembelajaran

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit waktu Pengembang Silabus Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah-langkah Pengembangan Silabus

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DALAM KEGIATAN LESSON STUDY PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DALAM KEGIATAN LESSON STUDY Erry Hidayanto erryhidayantoum@gmail.com Jurusan Matematika FMIPA UM Abstrak:. Tahap awal Lesson Study adalah plan (perencanaan).

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK IPS SEBAGAI BAHAN AJAR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMP NEGERI 4 MALANG. Titik Sundari )

PENGGUNAAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK IPS SEBAGAI BAHAN AJAR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMP NEGERI 4 MALANG. Titik Sundari ) PENGGUNAAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK IPS SEBAGAI BAHAN AJAR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMP NEGERI 4 MALANG Titik Sundari ) Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu: Persepsi guru sejarah SMP

Lebih terperinci

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Potret pembelajaran sastra di berbagai sekolah (di Indonesia) selama ini terlihat buram dan sedih. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian Alwasilah (dalam

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA PEMANFAATAN DAN PRODUKSI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN. Beni Asyhar Program Studi Tadris Matematika STAIN Tulungagung

PENYUSUNAN RENCANA PEMANFAATAN DAN PRODUKSI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN. Beni Asyhar Program Studi Tadris Matematika STAIN Tulungagung PENYUSUNAN RENCANA PEMANFAATAN DAN PRODUKSI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN 2013 Beni Asyhar Program Studi Tadris Matematika STAIN Tulungagung SILABUS DAN RPP Prinsip Pengembangan Silabus - Ilmiah: keseluruhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Keterampilan Menulis. Menulis adalah salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa

Lebih terperinci

PENULISAN KARYA ILMIAH

PENULISAN KARYA ILMIAH PENULISAN KARYA ILMIAH Oleh: Dr. Marzuki PPs - UNY KARYA ILMIAH Karya tulis yang memiliki ciri: 1. Didasari hasil pengamatan, peninjauan, dan penelitian dalam bidang tertentu 2. Disusun dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bahan ajar inovatif dan interaktif dibutuhkan oleh siswa dan guru agar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bahan ajar inovatif dan interaktif dibutuhkan oleh siswa dan guru agar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahan ajar inovatif dan interaktif dibutuhkan oleh siswa dan guru agar kegiatan belajar mengajar menarik, pengadaan bahan ajar yang bermutu menjadi salah

Lebih terperinci

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat PRODI ILMU SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 REVIEW

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT ANGKET UJI KEPRAKTISAN MEDIA PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBASIS ICT

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT ANGKET UJI KEPRAKTISAN MEDIA PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBASIS ICT PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT ANGKET UJI KEPRAKTISAN MEDIA PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBASIS ICT OLEH : REFNITA (14175056) DOSEN : Prof. Dr. Festiyed, M.S Dr. Usmeldi, M.Pd Rio Anshari, S.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS

PENGEMBANGAN SILABUS PENGEMBANGAN SILABUS Afid Burhanuddin, M. Pd. Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit waktu Pengembang Silabus Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah-langkah Pengembangan Silabus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul Dalam buku Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (2004) yang diterbitkan oleh Diknas, modul diartikan sebagai sebuah buku yang ditulis dengan tujuan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai alat komunikasi maupun sebagai alat untuk mengungkapkan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Belajar yang Relevan 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.

Lebih terperinci

EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS. Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus

EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS. Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus PENGEMBANGAN SILABU Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok,

Lebih terperinci