Materi Pembelajaran. standar isi pembelajaran merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran
|
|
- Iwan Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Materi Pembelajaran Nama :feri dwi haryanto Nim : PENGERTIAN BAHAN AJAR (MATERI PEMBELAJARAN) Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus diajarkan atau disampaikan dalam kegiatan pembelajran. Ditinjau dari pihak siswa bahan ajar itu harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasar indikator pencapaian belajar. standar isi pembelajaran (pasal 8-9) standar isi pembelajaran merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran untuk setiap program pendidikan,dirumuskan dengan mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan kkni tingkat kedalaman dan keluasan meteri pembelajaran bersifat kumulatif dan/atau integratif tingkat kedalaman dan keluasan meteri pembelajaran di tuangkan dalam bahan kajian yang di strukturkan dalam bentuk mata kuliah TINGKAT PENGUASAAN PENGETAHUAN SESUAI STANDAR ISI PEMBELAJARAN LEVEL PENGUASAAN PENGETAHUAN KUALIFIKASI 9 Menguasai filosofi keilmuan bidang pengetahuan dan ketrampilan tertentu 8 Menguasai teori dan teori aplikasi bidang pengetahuan tertentu 7 Menguasai teori aplikasi bidang pengetahuan dan ketrampilan tertentu 6 Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan PROGRAM Doktor Magister Profesi Sarjana
2 KRITERIA PEMILIHAN MATERI PELAJARAN Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benarbenar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan katalain, pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk pada standar kompetensi Setelah diketahui kriteria pemilihan bahan ajar, sampailah pada langkahlangkah pemilihan bahan ajar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi pertama-tama mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi jenisjenis materi bahan ajar. Langkah ketiga memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi. Terakhir adalah memilih sumber bahan ajar. Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut: A. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspekaspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Setiap aspekstandar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbedabeda dalam kegiatan pembelajaran Setiap aspek standar kompetensi tersebut memerlukan materi pembelajaranatau bahan ajar yang berbeda-beda untuk membantu pencapaiannya B. Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987). 1. Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. 2. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. 3. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma,teorema. 4. Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.
3 5. Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian. 6. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin C. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar Pilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan. Perhatikan pula jumlah atau ruang lingkup yang cukup memadai sehingga mempermudah siswa dalam mencapai standar kompetensi.berpijak dari aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah memilih jenis materi yang sesuai dengan aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur,afektif, atau gabungan lebih dari pada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode,media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan jembatan keledai, jembatan ingatan (mnemonics), sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah demonstrasi. Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita ajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau psikomotorik.berikut adalah pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran: 1. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa mengingat nama suatu objek, simbol atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya ya maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah fakta.contoh: Nama-nama ibu kota kabupaten, peristiwa sejarah, nama-nama organ tubuh manusia. 2. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu,mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi? Kalau jawabannya ya berarti materi yang harus diajarkan adalah konsep. Contoh : Seorang gurumenunjukkan beberapa Dadan F. Ramdhan, M.Ag., M.M.Pd. Pemilihan Materi Pelajaran 2010 contoh fawail (maf ul) kemudian siswa diminta untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan mana yang termasuk maf ul muthlaq, maf ul li ajlihi,maf ul ma a, maf ul bihi dll 3. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menjelaskan atau melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu? Bila ya maka materi yang harus diajarkan adalah prosedur.contoh : cara-cara membuat sabun mandi, cara membaca sajak, cara mengoperasikan komputer, dsb. 4. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menentukanhubungan antara beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara
4 berbagai macam konsep? Bila jawabannya ya, berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam kategori prinsip.contoh :Hubungan hubungan antara penawaran dan permintaan suatu barang dalam lalu lintas ekonomi. Jika permintaan naik sedangkan penawaran tetap, maka harga akan naik. Cara menghitung luas persegi panjang. Rumus luas persegi panjang adalah panjang dikalikan lebar. 5. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak indah? Jika jawabannya Ya, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek afektif, sikap, atau nilai. Contoh: Ali memilih mentaati rambu-rambu lalu lintas meski pun terlambat masuk sekolah setelah di sekolah diajarkan pentingnya mentaati peraturan lalulintas. 6. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa melakukan perbuatan secara fisik? Jika jawabannya Ya, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah aspek motorik Contoh: Dalam pelajaran lompat tinggi, siswa diharapkan mampu melompati mistar 125 centimeter. Materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah teknik lompat tinggi. Memilih sumber bahan ajar Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan daridadan F. Ramdhan, M.Ag., M.M.Pd. Pemilihan Materi Pelajaran berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dsb. PENGEMBANGAN MATERI 1. Materi merupakan isi pembelajaran, berupa pengetahuan, nilai-sikap, dan ketrampilan 2. Pengembang kurikulum harus menentukan kerangka konseptual tatkala memilih materi kurikulum 3. Kerangka konseptual digunakan untuk menentukan kategori pengetahuan, ide pokok, dan esensi materi 4. Kriteria seleksi materi; validitas, signifikansi,menarik, mudah dipelajari, konsisten dengan realita sosial, berguna PENGORGANISASIAN MATERI 1. Organisasi materi berkenaan dengan skope dan sekuensi materi 2. Skope materi menunjuk pada makna keluasan dan kedalaman materi yang diajarkan 3. Sekeunsi materi menunjuk pada urut-urutan penyajian materi, berupa simpel ke kompleks, prerekuisit,kronologis, keseluruhan ke bagian-bagian 4. Teori belajar dan pembelajaran dapat mempengaruhis kope dan sekuensi materi
5 HAL-HAL YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM MENGEMBANGKAN RUANG LINGKUP (SCOPE) MATERI 1.Waktu 2. Core/common content 3.Kebutuhan khusus peserta didik 4. Integrasi 5. Kelayakan/memadai atau tidak KRITERIA MENILAI MATERI PEMBELAJARAN Menyusun Mata kuliah,menentukan Bobot Sks Dan struktur kurikulum a. matakuliah adalah wadah dari bahan kajian b. pola penentuan mata kuliah di lakukan dengan menglompokan bahan kajian yang setara kemudian di beri nama Beban normal belajar mahasiswa adalah 8 (delapan) jam per hari atau 48 (empat puluh delapan) jam per minggu setara dengan 18 (delapan belas) sks per semester, sampai dengan 9 (sembilan) jam per hari atau 54 (lima puluh empat) jam per minggu setara dengan 20 (dua puluh) sks per semester
6 STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN (pasal 37 41) Standar pengelolaan pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan pembelajaran pada tingkat program studi Program studi wajib : yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai capaian pembelajaran lulusan; an meningkatkan mutu proses pembelajaran; dan pengambilan keputusan perbaikan dan pengembangan mutu pembelajaran STRUKTUR MATERI HIRARKHIKAL PROSEDURAL PENGELOMPOKAN KOMBINASI 1.STRUKTUR HIRARKHIKAL Susunan beberapa materi di mana satu/beberapa materi menjadi prasyarat bagi materi berikutnya 3 2 1
7 2.STRUKTUR PROSEDURAL Kedudukan beberapa materi yang menunjukkan satu rangkaian pelaksanaan kegiatan/pekerjaan, tetapi antar materi tersebut tidak menjadi prasyarat untuk materi lainnya PENGELOMPOKAN (CLUSTER) Beberapa materi yang satu dengan lainnya tidak memiliki ketergantungan, tetapi harus dimiliki secara lengkap untuk menunjang materi berikutnya KOMBINASI Beberapa materi yang susunannya terdiri dari bentuk hirarkhikal, prosedural maupun pengelompokan
8 STRUKTUR MATERI (lainnya) SPIRAL TERPADU TEMATIS WEB 1.SPIRAL Materi pokok atau topik diberikan secara berulang-ulang, semakin luas semakin mendalam 2.WEB Topik dari beberapa mata pelajaran yang relevan disajikan secara terpadu atau terintegrasi dengan menggunakan suatu tema sebagai titik sentral
9 Daftar pustaka
KRITERIA PEMILIHAN MATERI PELAJARAN
KRITERIA PEMILIHAN MATERI PELAJARAN Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran
Lebih terperinciMateri Pembelajaran dan Pengembangan Materi
Materi Pembelajaran dan Pengembangan Materi Abdur Rohim/50524053 http://durrohiem.blogs.uny.ac.id/ Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan
Lebih terperinciMateri Pembelajaran (Pengembangan Materi)
Materi Pembelajaran (Pengembangan Materi) Oleh Fauzan AlghiFari / 15105241008 / TP-B http://fauzanfari.blogs.uny.ac.id Pengertian Materi Pembelajaran Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi pembelajaran
Lebih terperinciMATERI PEMBELAJARAN dan PENGEMBANGAN MATERI
MATERI PEMBELAJARAN dan PENGEMBANGAN MATERI Oleh: Wisnu Prawijaya/ NIM: 15105244008 http://wisnucorner.blogs.uny.ac.id/ A. Pengertian Materi Pembelajaran Materi pembelajaran adalah isi pembelajaran yang
Lebih terperinciPengertian Bahan Ajar Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang harus dipelajari
BAHAN AJAR Pengertian Bahan Ajar Prinsip-prinsip Menyusun Bahan Ajar Langkah-langkah Menyusun Bahan Ajar Mendapatkan Sumber Bahan Ajar Pemanfaatan Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar atau materi
Lebih terperinciPENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN JENIS-JENIS MATERI PEMBELAJARAN
Isi Panduan 1 2 3 4 PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN JENIS-JENIS MATERI PEMBELAJARAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN a. Penentuan Cakupan Dan Urutan Materi b. Penentuan Sumber Materi Pembelajaran
Lebih terperinciPENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN
Isi Panduan 1 2 3 4 PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN JENIS-JENIS MATERI PEMBELAJARAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN a. Penentuan Cakupan Dan Urutan Materi b. Penentuan Sumber Materi Pembelajaran
Lebih terperinciSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Oleh : Nisa Muktiana/ Nisamuktiana.blogs.uny.ac.id
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Oleh : Nisa Muktiana/15105241036 Nisamuktiana.blogs.uny.ac.id Standar yang diatur dilingkup DIKTI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Standar Nasional Pendidikan, adalah kriteria
Lebih terperinciMemilih dan mengembangkan Materi Pembelajaran 90
Memilih dan mengembangkan Materi Pembelajaran 90 Tujuan Pembelajaran Bab ini bertujuan untuk membantu anda mengembangkan dan memilih/menyeleksi materi untuk pembelajaran sejarah. Setelah mempelajari bab
Lebih terperinciStandar Nasional Pendidikan Tinggi
Starlet Gerdi Julian / 15105241034 / http://juliancreative.blogs.uny.ac.id/?page_id=239 Standar Nasional Pendidikan Tinggi A. STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 1. Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi 3.
Lebih terperinciImplementasi Kurikulum
Implementasi Kurikulum Oleh Retno Annik Raharjo http://rannikrhj26.blogs.uny.ac.id NIM 15105241023 Apa itu Implementasi Kurikulum? Implementasi Kurikulum merupakan wujud nyata atau real dari pelaksanaan
Lebih terperinciDokumen tertulis (kurikulum dalam makna sebagai rencana) Garis besar, pokok-pokok isi tentang apa dan bagaimana menyampaikan pengalaman belajar
MEKANISME PENYUSUNAN SILABUS MAKNA SILABUS Dokumen tertulis (kurikulum dalam makna sebagai rencana) Garis besar, pokok-pokok isi tentang apa dan bagaimana menyampaikan pengalaman belajar kepada peserta
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN DAN OBJEK PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MODEL PEMBELAJARAN DAN OBJEK PEMBELAJARAN MATEMATIKA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu: Dra. MM. Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh: Nikmahtun
Lebih terperinciSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014 Standar yang diatur di lingkup DIKTI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 1. Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi 3. Standar Proses 4.
Lebih terperinciSTANDAR PROSES PEMBELAJARAN
Lampiran Surat Keputusan Ketua STMIK KHARISMA Makassar Nomor: 388/B/STMIK Ketua/V/2016 A. Dasar 1. Undang undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi 2. Peraturan Menteri Riset,
Lebih terperinciSKL: Pasal 5 26/03/2015
1 SKL: Pasal 5 1) Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran
Lebih terperinciBagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar
Teknik Pengembangan Bahan Ajar dan Perangkat Pembelajaran oleh: Pujianto *) Disarikan dari Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar, Depdiknas:2006 Mengapa perlu bahan ajar? Siswa memiliki karakteristik
Lebih terperinciDisampaikan pada Sosialisasi POLBAN 2016
POLBAN JUMANTO, S.Sos., M.A.P KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAAN) Disampaikan pada Sosialisasi POLBAN 2016 Pendidikan Akademik adalah sistem pendidikan tinggi yang diarahkan pada penguasaan
Lebih terperinciPEDOMAN SINGKAT PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan
PEDOMAN SINGKAT PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, perencanaan pembelajaran
Lebih terperinciStandar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain
Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Pasal 5 ayat (2) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan digunakan sebagai
Lebih terperinciWORKSHOP RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) USAHID. Agustina Zubair
WORKSHOP RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) USAHID Agustina Zubair KURIKULUM PT Kurikulum pendidikan tinggi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan ajar serta cara
Lebih terperinciANALISIS PEMBELAJARAN / PETA CAPAIAN PEMBELAJARAN
I N S A N I N D O N E S I A Y A N G C E R D A S & K O M P R E H E N S I F Aulia Siti Aisjah Hp : 081-235-898-75 auliasa20@gmail.com auliasa@ep.its.ac.id ANALISIS PEMBELAJARAN / PETA CAPAIAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014
NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014 Doktor (S3) Doktor (S3) Terapan 9 Magister (S2) Magister (S2) Terapan 8 7 Sarjana (S1) Diploma 4 (D4) 6 Fokus
Lebih terperinciUNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA
UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENDAHULUAN Kesuksesan pelaksanaan pembelajaran karena adanya rancangan pembelajaran yang dilakukan dengan baik. Hal ini menjadi kewajiban bagi para guru termasuk
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015
PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 12/8/2016 3:54 PM 1 SISTEMATIKA PERMENRISTEKDIKTI
Lebih terperinciPembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
ELMEN UTAMA PENGEMBANGAN KURIKULUM Nama :Feri dwi haryanto NIM :15105241029 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Standar Nasional Pendidikan, adalah kriteria minimal tentang pembelajaran pada jenjang pendidikan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD
Kegiatan Belajar 3 PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD A. Pengantar Seorang guru SD atau calon guru SD perlu mengetahui beberapa karakteristik pembelajaran matematika di SD. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI PENDIDIKAN 3/24/2015 9:53 AM PENELITIAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1 SISTEMATIKA PERMENDIKBUD NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI PERMENDIKBUD
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG PENYEMPURNAAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 545/SK/R/UI/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM MAGISTER DI UNIVERSITAS
Lebih terperinciSTANDAR NASIONAL PERGURUAN TINGGI
STANDAR NASIONAL PERGURUAN TINGGI Standar diatur di lingkup DIKTI GALUH PUSPO RIMBY / 15105244007 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 1. Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi 3. Standar Proses 4. Standar Penilaian
Lebih terperinciCAPAIANPEMBELAJARAN LULUSAN S1 MANAJEMEN
I/03/CPL/02Rev.2 Ttd. 20 September 2017 CAPAIANPEMBELAJARAN LULUSAN S1 MANAJEMEN UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA 2017 1 I/03/CPL/02Rev.2 Ttd. 20 September 2017 CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN MANAJEMEN
Lebih terperinciStandar Nasional Pendidikan Tinggi dan Capaian Pembelajaran
Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Capaian Pembelajaran Oleh Retno Annik Raharjo http://rannikrhj26.blogs.uny.ac.id NIM 15105241023 Standar Nasional Pendidikan Tinggi Standar Nasional Pendidikan Tinggi
Lebih terperinciLampiran SM UB. (1) Rumusan Capaian Pembelajaran minimal aspek keterampilan kerja
(1) Rumusan Capaian Pembelajaran minimal aspek keterampilan kerja umum untuk lulusan pendidikan akademik, vokasi, dan profesi adalah sebagai berikut. Lulusan pendidikan akademik pada: a. Program Diploma
Lebih terperinciSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN AKADEMIK OLEH: SYAHNUR SAID
NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN AKADEMIK OLEH: SYAHNUR SAID SISTEMATIKA PERMENRISTEKDIKTI NO 44/2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Bab I Ketentuan Umum Bab II Standar Nasional
Lebih terperinciI N S A N I N D O N E S I A Y A N G C E R D A S & K O M P R E H E N S I F ANALISIS PEMBELAJARAN / PETA CAPAIAN PEMBELAJARAN
I N S A N I N D O N E S I A Y A N G C E R D A S & K O M P R E H E N S I F ANALISIS PEMBELAJARAN / PETA CAPAIAN PEMBELAJARAN Aulia Siti Aisjah Hp : 081-235-898-75 auliasa20@gmail.com auliasa@ep.its.ac.id
Lebih terperinciPENGINTEGRASIAN MATERI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KE DALAM PEMBELAJARAN
MAKALAH PENGINTEGRASIAN MATERI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KE DALAM PEMBELAJARAN (Disadur dari bahan pelatihan Badan penelitian dan pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan 2009) OLEH: MUHAMMAD NURSA
Lebih terperinciKeputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000
Peraturan Dikti Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 12 Februari 2006, 23:34:08 KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs.
BAB II TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA A. Tinjauan Umum Fikih MTs. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs. Mata pelajaran fikih dalam kurikulum MTs. adalah salah satu bagian mata
Lebih terperinciSTANDAR PROSES PEMBELAJARAN
STANDAR PROSES PEMBELAJARAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Deskripsi Standar Proses Pembelajaran adalah acuan proses pembelajaran, yang merupakan kriteria minimal pelaksanaan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang:
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Lebih terperinciPETA KOMPETENSI PEMBELAJARAN
PETA KOMPETENSI PEMBELAJARAN Pusat pengembangan pendidikan Dan aktivitas istruksional INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER ( P3AI ITS ) Syamsul Arifin syamp3ai@its.ac.id HP:081-2354-2233 p3ai@its.ac.id
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015
PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 26-May-16 08:49 1 Keterkaitan SN Dikti
Lebih terperinciMODEL PKL TERPADU. Disampaikan pada WORKSHOP PENGEMBANGAN PKL FT UNNES Salatiga, 22 AGUSTUS Edy Cahyono
8/22/2016 Workshop PKL-FT-UNNES-edy cahyono 1 MODEL PKL TERPADU Disampaikan pada WORKSHOP PENGEMBANGAN PKL FT UNNES Salatiga, 22 AGUSTUS 2016 Edy Cahyono Materi 1. SEKILAS PENGEMBANGAN KURIKULUM 2. REKONSTRUKSI
Lebih terperinciSTANDAR MUTU DAN SASARAN MUTU PEMBELAJARAN UNIVERSITAS SETIA BUDI. No Standar Mutu Sasaran Mutu
STANDAR MUTU DAN SASARAN MUTU PEMBELAJARAN UNIVERSITAS SETIA BUDI No Standar Mutu Sasaran Mutu 1 Standar Kompetensi Lulusan Kompetensi lulusan dirumuskan dalam capaian pembelajaran lulusan (CPL) mengacu
Lebih terperinciIdentifikasi kebutuhan, análisis pembelajaran dan perumusan tujuan pembelajaran
Tri Haryatmo LPPKS Deskripsi Tugas Dikumpulkan paling lambat tanggal 4 November 2013 pukul 23.00 WIB Buatlah sebuah resume dari semua bahan bacaan yang terdapat pada sub materi ini dalam sebuah paragraf.
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263 /SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263 /SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA Rektor Universitas Indonesia, Menimbang : a. bahwa Universitas Indonesia
Lebih terperinciDengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA
PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 008/Peraturan/MWA-UI/2005 TENTANG NORMA KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI DI UNIVERSITAS INDONESIA Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa MAJELIS WALI
Lebih terperinciSTANDAR ISI PEMBELAJARAN
S 00200-0000 Lampiran Surat Keputusan Ketua STMIK KHARISMA Makassar Nomor: 362/B/STMIK Ketua/V/2016 PUSAT PENJAMINAN MUTU (P2M) STMIK KHARISMA MAKASSAR Gedung Kampus STMIK KHARISMA Lantai II Jl. Baji Ateka
Lebih terperinciSISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 90012008 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGEMBANGAN KURIKULUM NO. POB/STK-PP/03 Disiapkan oleh Tanda Tangan
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004. Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Universitas Indonesia berdasarkan
Lebih terperinciMatriks Perubahan Pasal-Pasal dalam Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
Lampiran Surat Nomor : 390 / B / HK / 2015 Tanggal : 07 September 2015 Matriks Perubahan Pasal-Pasal dalam Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi No Permendikbud No.
Lebih terperinciDRAF RANCANGAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA. Tentang STANDAR PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA
DRAF RANCANGAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA Tentang STANDAR PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA TIM FARMASI Draf Rancangan PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI,
Lebih terperinciUNIVERSITAS ISLAM MALANG
UNIVERSITAS ISLAM MALANG STANDAR PROSES PEMBELAJARAN No : 03/STD-PEND/PPM/IX/2016 Tanggal : 8 September 2016 Revisi : 1 Halaman : 1 dari 3 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG Penanggungjawab
Lebih terperinciKarya ini kami dedikasikan kepada: Alm. K. H. Ahmad Dahlan Alm. Prof. DR. HAMKA, sumber inspirasi dan teladan kami.
Copyright Karya ini kami dedikasikan kepada: Alm. K. H. Ahmad Dahlan Alm. Prof. DR. HAMKA, sumber inspirasi dan teladan kami. UCAPAN TERIMA KASIH Kami ucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan FKIP UHAMKA
Lebih terperinciStandar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti)
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Tim Pengembang SPMI Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Penjaminan Mutu
Lebih terperinciPeraturan Akademik ITS Tahun 2009 21
BAB VII EVALUASI MASA STUDI Bagian Pertama PROGRAM DIPLOMA TIGA Pasal 20 (1) Masa studi paling lama untuk mahasiswa program D III adalah 10 semester. (2) Evaluasi masa studi mahasiswa program D III dilakukan
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005,
Lebih terperinciRancangan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tentang. Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT)
Rancangan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan
Lebih terperinciPANDUAN MENYUSUN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Yusuf Bilfaqih
PANDUAN MENYUSUN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Yusuf Bilfaqih Landasan Hukum Permenristekdikti No 44 Tahun 2015, tentang: STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Peraturan Akademik ITS Tahun 2014 Landasan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ajar dapat membantu peserta didik dalam penguasaan materi. pelajaran atau buku ajar yang merupakan pegangan penting bagi peserta
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya buku ajar dalam dunia pendidikan yang semakin maju memberikan banyak pilihan lembaga pendidikan, guru, maupun siswa untuk mendapatkan buku ajar yang
Lebih terperinciMERUMUSKAN KEMAMPUAN AKHIR. Kemampuan akhir yang diharapkan dirumuskan menggunakan kalimat kerja yang
MERUMUSKAN KEMAMPUAN AKHIR Kemampuan akhir yang diharapkan dirumuskan menggunakan kalimat kerja yang operasional, yakni hanya menggunakan 1 kata kerja atau tingkah laku yang spesifik dan dapat diamati
Lebih terperinciANALISIS KOMPETENSI. Sunaryo Soenarto
ANALISIS KOMPETENSI Sunaryo Soenarto Analisis Instruksional Proses menjabarkan kemampuan / perilaku umum/standar kompetensi menjadi Kemampuan Dasar / perilaku dasar logis dan sistematis Analisis Instruksional
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 478/SK/R/UI/2004 TENTANG EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 478/SK/R/UI/2004 TENTANG EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang : bahwa Keputusan Rektor Universitas
Lebih terperinciUNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM
UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Kode/No. : STD/SPMI-UIB/01.03 Tanggal : 1 September Revisi : 2 Halaman : 1 dari 7 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fikih merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan makhluk lainnya. Aspek fikih menekankan pada kemampuan
Lebih terperinciGS-SD/ME-KUR-2013-PELAKSANAAN PEMBELAJARAN [2014] INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR
INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR KOMPONEN: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RESPONDEN GURU 1. Nama Guru :... 2. Asal Sekolah :... 3. Kelas : I/II/IV/V* (lingkari salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan peserta didik melalui suatu pengajaran maupun suatu latihan, guna menyiapkan mereka di masa depan. Pendidikan
Lebih terperinciKURIKULUM SHINTA DORIZA & AENG MUHIDIN
KURIKULUM SHINTA DORIZA & AENG MUHIDIN TUJUAN PEMBELAJARAN Memotret kurikulum di lingkungan perkuliahan KURIKULUM salah satu instrumen penting dalam proses pendidikan Untuk Menghasilkan lulusan yang berkualitas
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
No. SIL/TKF/206/08 Revisi : 00 Tgl : 26 Juli 2010 Hal 1 dari 5 MATAKULIAH : PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN KODE MATAKULIAH : 206 (2 SKS) TEORI SEMESTER : 6 PROGRAM STUDI : Semua Program Studi Jenjang
Lebih terperinciPermenristek Dikti No. 44 Tahun 2015 (Standar Mutu PT) Pedoman Akademik. Panduan- Panduan SOP
Visi dan Misi Visi: Menjadi penyelenggara program Pascasarjana berperingkat di tingkat nasional dan internasional yang mengusung nilai kesundaan dan keislaman pada tahun 2021 Misi - Menyelenggarakan pendidikan
Lebih terperinciEdisi Oktober D A Y A N T W U T
I Edisi Oktober U T T W U R I H A N D A Y A N Direktorat Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2006 KATA PENGANTAR Sejalan
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TAHUN 2015
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TAHUN 2015 REKTOR UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciSOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34
HALAMAN 1 / 34 1 2 3 4 5 Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit Waktu Pengembangan g Silabus 6 7 8 9 Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah Pengembangan Silabus Contoh Model HALAMAN
Lebih terperinciPedoman Revisi Kurikulum UNSIMAR Poso PJM
Pusat Penjaminan Mutu Unsimar 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunia-nya pembuatan buku Pedoman Revisi dan Penerapan Kurikulum dan Penilaian Hasil Belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan senantiasa mengalami perubahan yang bertujuan untuk mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai pengembangan kebijakan tentang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS BERPIKIR
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS BERPIKIR Djoko Purnomo Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Semarang Jl. Sidodadi Timur 24 Semarang Telp. (024)8316377
Lebih terperinciJURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN:
PEDOMAN PEMILIHAN DAN PENYAJIAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Khalimi Romansyah (Universitas Swadaya Gunung Jati) Abstrak Bahan pembelajaran perlu dipilih dan disajikan secara tepat
Lebih terperinciKonsep Pengembangan Kurikulum dan Pembelajan Pendidikan Tinggi
Konsep Pengembangan Kurikulum dan Pembelajan Pendidikan Tinggi I Made Supartha Utama TIM KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI DITJEN BELMAWA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Permenristekdikti
Lebih terperinciKURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI SESUAI KKNI (KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA)
KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI SESUAI KKNI (KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA) KELOMPOK III Lutfi NIM 41038104114115 Clara Vidhia NIM 4103810414097 Subiyanto NIM 4103810414127 Sumarmi NIM 4103810414118
Lebih terperinciKETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 006/SK/MWA-U1/2004 TENTANG : KURIKULUM PENDIDIKAN AKADEMIK UNIVERSITAS INDONESIA.
KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 006/SK/MWA-U1/2004 TENTANG KURIKULUM PENDIDlKAN AKADEMIK UNIVERSITAS INDONESIA MAJELIS WALl AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA Menimbang : a. bahwa Universitas
Lebih terperinciVisi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.
1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut, maka misi universitas adalah
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU
Lebih terperinciPROSEDUR MUTU PENILAIAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO. Ungaran, Februari 2015 LEMBAGA PENJAMIN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
PROSEDUR MUTU PENILAIAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO Ungaran, Februari 2015 LEMBAGA PENJAMIN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO BAB I PENDAHULUAN Penilaian dalam hal ini merupakan salah satu maspek dalam proses
Lebih terperinciPengembangan Silabus dan R P P. oleh : Susiwi S
Pengembangan Silabus dan R P P oleh : Susiwi S Bagian Pertama 2 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit waktu Pengembang Silabus Komponen Silabus
Lebih terperinciSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014 Oleh: Wisnu Prawijaya/ NIM: 15105244008 http://wisnucorner.blogs.uny.ac.id/ A. Pengertian Standar Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas
Lebih terperinciSTANDAR ISI PEMBELAJARAN
NomorDokumen: STD-SPM.Pol//02/2017 Januari 2017 Halaman 1 dari 5 STD-SPMI/03/02/2015 31 Maret 2015 03 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta Visi : Misi : Menjadi Institusi
Lebih terperinciJURNAL ILMIAH: MENGAPA DAN BAGAIMANA 1 Oleh Utami Dewi, M.PP
JURNAL ILMIAH: MENGAPA DAN BAGAIMANA 1 Oleh Utami Dewi, M.PP Menulis pada jurnal ilmiah bagi sebagian orang merupakan suatu aktivitas yang kurang diminati di Indonesia, kecuali bagi tenaga pengajar seperti
Lebih terperinciKONSEP RENCANA PEMBELAJARAN
KONSEP RENCANA PEMBELAJARAN RENCANA PEMBELAJARAN Merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan Upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan
Lebih terperinciRAPIMNAS PII 10 Oktober 2016
RENCANA PENYELENGGARAAN PS PPI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN JOHANNES ADHIJOSO TJONDRO RAPIMNAS PII 10 Oktober 2016 LEGALITAS DAN LEMBAGA PENGELOLA TENAGA PENGAJAR KERJASAMA DENGAN KEMENTRIAN TERKAIT
Lebih terperinciMAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN MATERI SEBAGAI FAKTOR PENDIDIKAN
MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN MATERI SEBAGAI FAKTOR PENDIDIKAN Oleh : M.Afif Maulana M.Hasan Bhasri Pendidikan Bahasa Indonesia STKIP AlHikmah Surabaya 2017 1 P e n g a n t a r P e n d i d i k a n A. Latar
Lebih terperinciPrinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus
Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus A. Prinsip Pengembangan Silabus Prinsip-prinsip pengembangan silabus adalah: 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus
Lebih terperinciVisi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.
1. Visi, Misi, Strategi & Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut, maka misi universitas adalah menjadikan
Lebih terperinci