PENGGUNAAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK IPS SEBAGAI BAHAN AJAR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMP NEGERI 4 MALANG. Titik Sundari )
|
|
- Suhendra Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGGUNAAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK IPS SEBAGAI BAHAN AJAR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMP NEGERI 4 MALANG Titik Sundari ) Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu: Persepsi guru sejarah SMP Negeri 4 Malang terhadap BSE IPS yang digunakan di SMP Negeri 4 Malang unsur yang dikaji khususnya tentang materi, grafika atau layout dan bahsa yang digunakan; Penggunaan BSE IPS cetak karangan Nanang Herjunanto dan Muh Nurdin dalam Pembelajaran Sejarah di SMP Negeri 4 Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan jenis penelitiannya adalah deskriptif. Subjek penelitiannya adalah Guru Sejarah SMPN 4 Malang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan tahapan berikut: pengumpulan data; reduksi data dan penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; persepsi guru terhadap BSE IPS yang digunakan di SMP Negeri 4 Malang khususnya tentang tiga aspek materi, layout dan bahasa yang digunakan dalam BSE IPS adalah kurang bagus, materi yang ada kurang detail penjelasannya namun susunannya tetap sesuai dengan SK dan KD, layoutnya kurang menarik, bahasa yang digunakan agak sulit dipahami; BSE IPS yang digunakan di SMP Negeri 4 Malang adalah BSE cetak karangan Nanang Herjunanto untuk kelas VIII dan IX serta karangan Muh Nurdin untuk kelas VII, BSE IPS juga digunakan oleh guru sebagai bahan acuan untuk memberikan tugas siswa, metode yang digunakan oleh guru saat mengajar menggunakan BSE IPS yang dominan adalah metode ceramah. Kata kunci: BSE, Bahan Ajar, Pembelajaran Sejarah UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan reformasi sistem pendidikan nasional, serta strategi pembangunan pendidikan nasional untuk mewujudkan pendidikan bermutu, relevan dengan kebutuhan masyarakat dan berdaya saing dalam kehidupan global. Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu membutuhkan sarana penunjang yang bermutu pula seperti kurikulum, bahan ajar, media, pendidik, dan fasilitas pengajaran yang ada di tiap-tiap sekolah. Salah satu kebutuhan utama dalam dunia pendidikan adalah ketersediaan pustaka. Ada berbagai macam model Mahasiswa Jurusan Sejarah angkatan 2008, Universitas Negeri Malang, Program Studi S1 Pendidikan Sejarah
2 dan bentuk pustaka yang dikembangkan para ahli seperti buku, jurnal, majalah, koran, tabloid, kaset dan lainnya. Pustaka-pustaka itu sudah dikenal dan diterima masyarakat sebagai media pendidikan disamping fungsi lainnya seperti komunikasi dan promosi. Kondisi yang dihadapi siswa adalah banyaknya buku yang harus menjadi beban punggung mereka, selain itu semakin meningkatnya teknologi dan semakin terbatasnya ketersediaan bahan pembuatan kertas. Sehingga berangkat dari fenomena tersebut kini telah hadir suatu wacana baru sebuah buku tanpa kertas yang populer disebut e-book (Buku Elektronik). E-book ini merupakan suatu terobosan teknologi di mana melalui alat-alat elektronik dengan ukuran buku saku, pemakaiannya dapat mengakses buku-buku pelajaran, fiksi, kamus, ensiklopedia, membuat catatan pribadi dan menyimpan file. Melalui internet juga dimungkinkan untuk melakukan browsing berbagai macam judul buku penunjang pendidikan lainnya. Dengan disusunnya standar pemberian nomor ISBN untuk edisi elektronik, hal itu memudahkan e-book sebagai referensi paper atau tulisan ilmiahnya. Namun seiring berjalannya waktu e-book atau Buku Sekolah Elektronik ini juga diterbitkan dalam bentuk print out atau buku teks (Sutedjo, 2002). Penggunan Buku Sekolah Elektronik secara umum di Indonesia mulai tahun 2010, seiring dengan adanya program BOS Buku dari pemerintah. Pemerintah membeli hak cipta buku kemudian semuanya diberi nama Buku Sekolah Elektronik (BSE). Buku Sekolah Elektronik tersebut kemudian direkomendasikan ke sekolah-sekolah. SMP Negeri 4 Malang termasuk yang mendapatkan rekomendasi BSE dari Depdiknas Kota Malang. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu: (1) Persepsi guru sejarah SMP Negeri 4 Malang terhadap BSE IPS yang digunakan di SMP Negeri 4 Malang unsur yang dikaji khususnya tentang materi, grafika atau layout dan bahsa yang digunakan;(2) Penggunaan BSE IPS cetak karangan Nanang Herjunanto dan Muh Nurdin dalam Pembelajaran Sejarah di SMP Negeri 4 Malang. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan jenis penelitiannya adalah deskriptif. Subjek penelitiannya adalah Guru Sejarah SMPN 4 Malang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan
3 dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan tahapan berikut: (a) pengumpulan data; (b) reduksi data dan penyajian data, (c) penarikan kesimpulan. Alasan pemilihan BSE IPS sebagai judul adalah karena BSE dierbitkan dalam berbagai versi yaitu dalam bentuk file, CD, serta dicetak menjadi buku teks. Sedangkan alasan dipilihnya SMP Negeri 4 Malang sebagai tempat penelitian karena SMP Negeri 4 Malang merupakan salah satu sekolah yang mendapatkan rekomendasi BSE dari Depdiknas Kota Malang. Alasan lain adalah adanya perbedaan diantara masing-masing guru sejarah di SMP Negeri 4 Malang dalam menggunakan BSE IPS dalam pembelajaran. Hasil dan Pembahasan a. Hasil Persepsi guru sejarah di SMPN 4 Malang terhadap BSE IPS yang digunakan dalam pembelajaran sejarah secara umum adalah kurang bagus. Persepsi atau pandangan terhadap BSE yang kurang bagus tadi dilihat dari tiga unsur yaitu materi yang ada dalam BSE IPS, layout atau struktur penyusunan BSE IPS berdasarkan materi yang ada dalam BSE IPS khususnya BSE IPS cetak karangan Nanang Herjunanto untuk BSE IPS kelas VIII dan IX. BSE IPS cetak karangan Muh Nurdin yaitu BSE IPS yang digunakan untuk kelas VII. Persepsi guru terhadap BSE IPS tersebut dalam hal materi adalah kurang bagus dan kurang lengkap. Sebagai contohnya penjelasan pada materi Perang Diponegoro dalam BSE cetak Nanang Herjunanto kelas VIII. Pada materi tersebut penjelasan tentang Perang Diponegoro kurang lengkap dan kurang detail. Paragrafnya panjang namun kurang berbobot sehingga kurang mampu mewakili narasi tentang kondisi Perang Diponegoro. Hal yang sama juga terjadi di BSE cetak kelas VII dan IX bahwa penjelasan materi kurang detail. Unsur yang kedua adalah persepsi guru terhadap BSE IPS dari segi layout atau penyusunan BSE IPS. Guru sejarah di SMPN 4 Malang berpandangan bahwa layout dari BSE IPS kurang rapi dan kurang menarik. Sebagai contohnya tampilan gambar atau halaman dalam BSE IPS karangan Nanang Herjunanto kurang menarik atau kurang berwarna jika dibandingkan dengan buku-buku terbitan lain misal Erlangga dan Yudistira. Dalam hal penyusunan BSE IPS guru sejarah mengatakan bahwa terdapat halaman yang dobel dalam buku serta terdapat
4 halaman yang hilang. Penyusunan BSE IPS dimaksudkan untuk pembelajaran IPS terpadu, sehingga dalam BSE tersebut terdapat materi sejarah, ekonomi, sosiologi dan geografi. Namun fakta di lapangan berbeda, dalam tiap-tiap mata pelajaran yang ada dalam BSE tersebut ada gurunya masing-masing. Guru sejarah kurang setuju juga dengan kondisi penyusunan IPS terpadu dalam penyusunan BSE cetak tersebut. Unsur ketiga yaitu persepsi guru sejarah terhadap bahasa yang digunakan dalan BSE IPS cetak karangan Nanang Herjunanto dan Muh Nurdin. Guru sejarah di SMPN 4 Malang berpandangan bahwa bahasa yang digunakan dalam BSE cetak kurang bisa dipahami. Kalimatnya terlalu panjang dan kurang tepat pada materi yang dimaksud. Hal ini yang pada akhirnya bisa menjadi faktor penghambat guru ataupun siswa dalam menggunakan BSE IPS cetak tersebut. BSE secara umum mulai digunakan di SMPN 4 Malang sejak tahun Latar belakang penggunaan BSE di SMPN 4 Malang adalah karena mendapatkan rekomendasi dari pemerintah untuk menggunakan BSE yang dikirim oleh pemerintah kepada sekolah. BSE IPS cetak yang digunakan oleh guru sejarah dalam pembelajaran di kelas termasuk dalam BSE yang direkomendasikan oleh pemerintah. BSE IPS yang digunakan ialah karangan Nanang Harjunanto utnuk kelas VIII dan IX, karangan Muh Nurdin untuk kelas VII. Guru tidak bisa memilih karangan lain ataupun terbitan lain dalam menggunakan BSE IPS karena buku yang direkomendasikan oleh pemerintah adalah buku dengan pengarang tersebut dan harus digunakan. BSE yang dikirim ke SMPN 4 Malang oleh pemerintah didistribusikan kepada siswa untuk dipinjam sebagai buku pegangan. Kemudian nanti setelah akhir semester harus dikembalikan ke perpustakaan sekolah. Oleh karena BSE ini merupakan buku pegangan siswa sehingga setiap masuk kelas dalam pembelajaran buku tersebut selalu dibawa. Hal ini yang menjadi penyebab guru sejarah mau tidak mau harus menggunakan BSE IPS dalam pembelajaran di kelas. Penggunaan BSE IPS oleh guru sejarah bisa dilihat dalam penyusunan RPP. Guru sejarah memanfaatkan BSE IPS sebagai sumber belajar dalam penyusunan RPP mereka. Namun karena mereka sudah mempunyai persepsi yang kurang bagus tentang BSE IPS utamanya tentang materi yang ada dalam buku tersebut sehingga menyebabkan mereka menggunakan buku lain sebagai rujukan tambahan. Buku lain yang menjadi tambahan rujukan adalah
5 buku yang diterbitkan Erlangga, Yudistira ataupun Intan Pariwara. Adapula guru yang menggunakan BSE IPS bentuk softfile karangan Sanusi Fatah. BSE tersebut digunakan sebagai bahan pengayaan materi siswa. Penggunaan BSE IPS dalam pembelajaran di kelas, guru seringnya menggunakan metode ceramah, sedangkan metode yang lain digunakan sesuai dengan materi yang disampaikan.dalam penggunaan metode ceramah guru memiliki ciri khas masing-masing. Guru sejarah kelas VII menggunakan metode ceramah bervariasi dengan sosiodrama. BSE IPS selain untuk belajar juga digunakan sebagai bahan acuan pemberian tugas untuk siswa. BSE IPS oleh siswa digunakan sebagai buku pegangan yang mereka dapatkan dari sekolah. Namun demikian mereka tetap menambah pengetahuan mereka dengan membaca buku di perpustakaan, mencarai materi di internet. Mereka juga mendapatkan tugas-tugas dari guru mereka antara laian membuat makalah, membuat kliping, mengerjakan soal-soal yang ada di BSE IPS. Hal ini bertujuan untuk meningkatakan pemahaman siswa terhadap materi sejarah. b. Pembahasan Persepsi Guru Sejarah SMP Negeri 4 Malang terhadap BSE IPS yang digunakan di SMP Negeri 4 Malang Persepsi guru sejarah terhadap BSE IPS tersebut seperti halnya teori berikut bahwa persepsi sebagai daya mengenal barang, kualitas atau hubungan serta perbedaan yang terdapat pada objek melalui proses mengamati, mengetahui, dan mengartikan setelah panca inderanya mendapat stimulus. Persepsi terhadap BSE IPS tersebut muncul setelah guru mengamati, pengalaman menggunakan buku-buku lain selain BSE IPS dan membandingkannya dengan BSE IPS yang telah direkomendasikan tersebut. Stimulus berasal dari adanya perbedaan kualitas antara buku-buku lain yang pernah digunakan atau masih digunakan sebagai pendukung kurang lengkapnya materi yang ada di BSE IPS. Persepsi tentang materi, tampilan dan bahasa yang ada dalam BSE IPS memunculkan pengorganisasian pendapat oleh masing-masing guru sejarah dan menjadi penyebab maksimal atau tidaknya dalam aktivitas penggunaan BSE IPS oleh guru sejarah. Keadaan tersebut seperti dijelaskan oleh Walgito (2003), bahwa persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu
6 yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integreted dalam individu. Artinya bahwa interpretasi atas rangsangan yang diterima oleh individu menjadikan sesuatu menjadi berarti dan hal tersebut terintegrasi di dalam aktivitasnya (Walgito, 2003). Guru sejarah SMPN 4 Malang memberikan persepsi yang kurang bagus tentang BSE IPS sudah pasti dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyertai persepsi tersebut. Faktor yang menimbulkan persepsi berasal dari faktor lingkungan sekitar serta faktor yang berasal dari dalamdiri individu. Faktor lingkungan dalam persepsi guru sejarah terhadap BSE IPS merupakan faktor yang mendukung pemahaman guru terhadap pengadaan BSE IPS oleh pemerintah. Adanya rekomendasi BSE IPS oleh pemerintah serta kondisi likungan sekolah mempengaruhi persepsi guru terhadap buku yang digunakan di sekolah. Sikap pemerintah yang merekomendasikan BSE dengan pengarang yang telah ditentukan menyebabkan guru tidak bisa memilih buku lain juga menjadi faktor persepsi guru terhadap BSE IPS tersebut. Faktor pengalaman masa lampau adalah faktor yang mendukung pendapat guru tentag buku-buku yang telah digunakan, sehingga bisa membandingkan mana yang bagus mana yang kurang. Jika pada masa sebelum direkomendasikan BSE IPS untuk digunakan sebagai bahan ajar guru sudah memiliki buku yang mereka anggap sesuai untuk digunakan saat mengajar dan sehingga BSE IPS muncul, namun kualitasnya tidak sebagus buku yang sebelumnya mereka gunakan memunculkan persepsi yang kurang bagus pula terhadap BSE IPS oleh guru sejarah. Faktor yang berasal dari dalam diri individu ini lebih tepatnya adalah faktor yang berasal dari pemahaman gu terhadap standar kualitas buku ajar yang digunakan di sekolah. Hal-hal yang berhubungan dengan kualitas buku pelajaran menurut tim penilai buku ajar dapat dikelompokkan ke dalam empat aspek, yakni (1) isi atau materi pelajaran, (2) penyajian materi, (3) bahasa dan keterbacaan, dan (4) format buku atau grafika. Keempat aspek ini saling berkait satu sama lain (Depdiknas,2004). Penggunaan BSE IPS oleh Guru Sejarah SMP Negeri 4 Malang dalam Pembelajaran di Kelas
7 BSE digunakan di SMPN 4 Malang sejak tahun Tidak ada sosialisasi penggunaan BSE dari pemerintah kepada guru. Pemerintah hanya mengirim surat kepada kepala sekolah kemudian buku dikirimkan ke sekolah yang dituju. Pihak sekolah meminjamkan BSE yang dikirim oleh pemerintah kepada siswa. Selanjutnya yang bertanggung jawab atas peminjaman BSE untuk siswa adalah perpustkaan sekolah. Penggunaan BSE IPS oleh guru sejarah pada pembelajaran di kelas diintegrasikan dengan memanfaatkan BSE IPS dalam proses belajar mengajar di kelas. Pemerintah juga mengatur penggunaan bahan ajar dalam PPRI No.19 tahun 2005 pasal 43 ayat 3,4,5,6 yang berbunyi sebagai berikut: (3)Standar buku perpustakaan dinyatakan dalam jumlah judul dan jenis buku di perpustakaan satuan pendidikan.(4)standar jumlah buku teks pelajaran di perpustakaan dinyatakan dalam rasio minimal jumlah buku teks pelajaran untuk masing-masing mata pelajaran di perpustakaan satuan pendidikan untuk setiap peserta didik.(5) Kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan buku teks pelajaran dinilai oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri. (6)Standar sumber belajar lainnya untuk setiap satuan pendidikan dinyatakan dalam rasio jumlah sumber belajar terhadap peserta didik sesuai dengan jenis sumber belajar dan karakteristik satuan pendidikan. Penggunaan BSE IPS dalam pembelajaran sejarah di dalamnya terdapat metode yang digunakan saat mengajar menggunakan BSE. Aktivitas dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan BSE IPS, jenis BSE IPS yang digunakan, pengarang serta pemanfaatan BSE IPS dalam pengajaran termasuk dalam hal yang dimaksud dengan penggunaan BSE IPS dalam pengajaran di kelas. Guru memanfaatkan BSE IPS jenis cetak atau printout. BSE IPS cetak yang digunakan di SMPN 4 Malang adalah BSE cetak karangan Nanang Herjunanto dkk untuk buku yang digunakan kelas VIII dan IX, sedangkan kelas VII menggunakan BSE cetak karangan Muh Nurdin dkk. Pada penyusunan RPP dan Silabus BSE IPS dimanfaatkan guru sebagai sumber rujukan guru dan siswa. Namun faktanya dalam mengambil buku sebagai referensi atau rujukan yang digunakan guru dalam mengajar tidak hanya BSE IPS, bahkan BSE IPS bukan pula menjadi rujukan utama dalam mengajar. Ketika guru mengajar masih menggunakan buku terbitan yang lain untuk dijadikan rujukan pendamping. Hal
8 ini dikarenakan kekurangan dari BSE IPS cetak tersebut. Siswa menjadikan buku BSE sebagai pegangan karena yang didapat dari sekolah adalah buku tersebut sehingga setiap pelajaran berlangsung mereka selalu membawa buku tersebut. Namun demikian, siswa juga masih mencari referensi dari internet jika mereka mendapatkan tugas dari guru. Pihak sekolah meminjamkan BSE kepada seluruh siswa untuk dijadikan pegangan siswa, namun pada kenyataannya pembagian BSE IPS di kelas VII jumlahnya tidak sesuai dnegan jumlah siswa sehingga ada siswa yang tidak mendapatkan pinjaman sehingga dalam penggunaan di kelas buku digunakan berdua atau bahkan bertiga. Untuk pembagian buku di kelas VII dan IX bisa terbagi rata karena jumlah siswa kelas VII lebih banyak dibanding kelas VIII dan IX. Selain dimanfaatkan sebagai sumber belajar, BSE IPS digunakan pula sebagai bahan pemberian tugas VIII oleh guru. Sebagai contohnya guru sejarah kelas VIII memberikan tugas siswa mearangkum materi di BSE atau mengerjakan soal di BSE daat beliau ijin keluar tidak bisa mengajar. Selanjutnya hasil pekerjaan siswa nantinya akan dibahas bersama saat guru tersebut masuk kelas lagi untuk mengajar. Metode yang digunakan oleh guru sejarah SMPN 4 Malang dalam menggunakan BSE IPS dalam pengajaran di kelas mayoritas sering menggunakan metode ceramah. Menurut pernyataan salah satu guru sejarah di SMPN 4 Malang metode ceramah lebih dominan pada pengajaran sejarah karena pada saat awal penyampaian materi atau menyampaikan tujuan materi guru akan selalu menggunakan metode ceramah. Meskipun metode ceramah menjadi metode yang paling dominan digunakan, namun metode yang lainpun tetap digunakan menyesuaikan dengan materi yang disampaikan. Guru sejarah kelas IX selain menggunakan BSE cetak juga menggunakan BSE file karangan Santusi Fatah yang digunakan sebgai bahan pengayaan untuk siswa. Beliau meberikan softfile kepada siswa. Guru sejarah kelas VIII juga selalu menggunakan metode ceramah saat mengajar. Pada pelaksanaan penggunaan BSE IPS di kelas guru sejarah VIII menyuruh siswa memahami peta konsep kemudian beliau menjelaskan setelah siswa memahami peta konsep terlebih dahulu. Pada kesempatan lain guru sejarah kelas VIII juga menggunakan BSE IPS sebagai
9 bahan tugas untuk siswa. Sebagai contohnya siswa mendapat tugas mengerjakan soal-soal yang ada di BSE IPS Nanang Herjunanto atau merangkum materi saat beliau berhalangan hadir di kelas. Siswa menggunakan BSE IPS sebagai buku pegangan atau buku yang wajib dibawa saat mata pelajaran berlangsung. Siswa mengakui agak kesulitan memahami materi yang ada dalam BSE IPS sehingga mereka sering bertanya kepada guru mereka tentang hal-hal yang belum mereka pahami. Mereka juga membaca buku-buku lain di perpustakaan, mencari materi di internet untuk menambah pengetahuan mereka. Selain itu siswa juga mendapatkan tugas-tugas dari guru untuk membuat makalah, membuata kliping, mengerjakan soal-soal yang ada di BSE IPS. Pada intinya hal tersebut bertujuan untuk menunjang pengetahuan siswa. Kesimpulan a. Persepsi guru sejarah SMPN 4 Malang terhadap BSE yang digunakan di SMPN 4 Malang Persepsi guru sejarah SMPN 4 Malang terhadap BSE IPS yang digunakan di SMPN 4 Malang secara umum adalah kurang bagus. Hal ini dilihat dari materi, layout serta bahasa yang digunakan dalam BSE. Guru sejarah semua mempunyai persepsi yang sama tentang materi bahwa materi dalam BSE kurang lengkap dan kurang detail. Bahasa yang digunkaan berbelit-belit agak susah dipahami, tampilan BSE IPS juga kurang menarik dan kurang berwarna untuk menarik perhatian siswa. Tampilan halaman yang dobel serta ada halaman yang hilang, editing yang kurang maksimal. Materi yang ada dalam BSE IPS sudah sesuai dengan SK dan KD yang ada dalam KTSP. b. Penggunaan BSE IPS oleh guru sejarah pada pengajaran sejarah di kelas BSE IPS yang digunakan di SMPN 4 Malang adalah BSE cetak karangan Nanang Herjunanto untuk kelas VIII dan IX, serta karangan Muh. Nurdin untuk kelas VII. BSE tersebut merupakan rekomendasi dari Depdiknas Kota Malang dan pihak sekolah tidak bisa memilih buku mana yang bagus karena sekolah mendapatkan buku sesuai jatah dengan pengarang yang sudah ditentukan. Pada penggunaan BSE di kelas guru sejarah SMPN 4 Malang guru memanfaatkan BSE
10 IPS dalam penyusunan RPP sebagai buku rujukan namun bukan menjadi rujukan utama dan tetap menggunakan buku pendamping untuk menunjang kekuranagn materi yang ada dalam BSE IPS cetak. Guru juga menggunakan BSE IPS sebagai bahan acuan pemberian tugas untuk siswa yaitu dengan menyuruh siswa mengerjakan soal-soal di BSE IPS cetak tersebut. Oleh karena adanya kekuranagn-kekuranagn dalam BSE IPS sehingga guru sejarah di SMP Negeri 4 Malang berupaya memberikan yang terbaik untuk siswa dengan menambah materi dari buku-buku terbitan lain, bahkan ada guru yang membuat rangkuman materi dari buku-buku yang relevan untuk dijadikan penunjang materi dari BSE IPS cetak. Siswa juga aktif mencari materi dengan membaca buku-buku lain di perpustakaan atau mencarai materi di internet. Selain itu siswa juga mendapatkan tugas-tugas untuk membuat makalah, kliping dan mengerjakan soal-soal. Daftar Rujukan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun Rakhmat, J Psikologi Komunikasi Edisi Revisi.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sutedjo, B e- Education Konsep Teknologi dan Aplikasi Internet Pendidikan. Yogyakarta: ANDI Walgito, Bimo Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta:Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. %2Fitem, diakses jam 13.58
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap implementasi KTSP
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap implementasi KTSP mata pelajaran matematika di SMA Negeri 1 Sirombu, yang berkaitan dengan perencanaan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan rekomendasi dari penelitian yang telah dilakukan. Rekomendasi bertujuan sebagai bahan kajian dan interpretasi baik untuk pihak sekolah, guru,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang
Lebih terperinciANALISIS KESESUAIAN BUKU TEKS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) UNTUK KELAS IV SD DI KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS KESESUAIAN BUKU TEKS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) UNTUK KELAS IV SD DI KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu buku teks pelajaran. Buku teks pelajaran merupakan salah satu sarana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Agar proses pembelajaran di sekolah berjalan dengan lancar dan efektif maka perlu adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang mendunia berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang mendunia berpengaruh terhadap pendidikan Indonesia. Dunia pendidikan dituntut dapat mendorong dan mengupayakan peningkatan
Lebih terperinciKuesioner Penelitian RELEVANSI KOLEKSI PERPUSTAKAAN DENGAN KEBUTUHAN PENGGUNA DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 2 MEDAN
Kuesioner Penelitian RELEVANSI KOLEKSI PERPUSTAKAAN DENGAN KEBUTUHAN PENGGUNA DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 2 MEDAN Dengan hormat, Saya mengaharapkan ketersediaan Saudara untuk dapat berpartisipasi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi perubahan di segala bidang. Salah satu bidang yang mengalami perubahan yaitu bidang pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebarkan tersebut hanya bila menguasai bahasa yang dipergunakan dengan baik, dan demikian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 menyadari peran penting bahasa sebagai wahana untuk menyebarkan pengetahuan dari seseorang ke orang lain. Penerima akan dapat menyerap pengetahuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Buku merupakan salah satu prasyarat bagi tercapainya tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buku merupakan salah satu prasyarat bagi tercapainya tujuan pendidikan. Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa: Pendidikan adalah
Lebih terperinciPenerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018
Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018 Nehru dan Nurfathurrahmah Abstrak: Pendidikan di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini informasi telah menjadi kebutuhan primer masyarakat dan mendapat tempat penting dalam aktivitas masyarakat sehari-hari. Dosen pengajar membutuhkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut. Analisis
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut. Analisis struktur teks dikerjakan dengan mengorganisasikan makro-mikro yang merupakan unit analisis diturunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 dilakukan melalui pendidikan bermutu yang diatur dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Guru yang berperan aktif dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Selain
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan dan kesuksesan suatu bangsa dapat dicapai melalui pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Lebih terperinciHANDOUT IRNIN AGUSTINA DWI ASTUTI
HANDOUT IRNIN AGUSTINA DWI ASTUTI KONSEP DASAR HANDOUT Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Selembar atau beberapa lembar kertas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman manusia juga perlu mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman manusia juga perlu mempersiapkan diri dengan berbagai bekal keterampilan untuk menghadapi kemajuan di berbagai bidang kehidupan
Lebih terperinciPEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (STUDI PADA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 DLANGGU) KABUPATEN MOJOKERTO
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (STUDI PADA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 DLANGGU) KABUPATEN MOJOKERTO Yuli Alfi Rusvita Universitas Negeri Malang E-mail: veeta_zisqind@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola, melestarikan dan menyebarluaskan informasi kepada pemakainya berupa media informasi baik yang tercetak berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media pembelajaran dalam dunia pendidikan. Teknologi telah menjadi suatu kebutuhan pokok dalam perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebab telah berhasil memasuki semua aktivitas manusia. Perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan TIK dewasa ini disebut sebagai revolusi teknologi informasi sebab telah berhasil memasuki semua aktivitas manusia. Perkembangan Teknologi Informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung pada sistem pembelajaran yang dimotori oleh empat komponen utama, yaitu: siswa, guru, sistem kurikulum dan sarana-prasarana.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan pra penelitian awal yang dilakukan pada kelas VII E SMPN 2 Lembang, peneliti melihat kurangnya aktivitas belajar pada peserta didik dalam kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya tujuan dari pendidikan di sekolah. Salah satu upaya untuk mencapai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu proses kegiatan belajar mengajar disekolah guru merupakan figur sentral. Guru merupakan tokoh yang paling berpengaruh dalam hal tercapai atau tidaknya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bagian ini akan dikemukakan simpulan dan saran berdasarkan hasil
191 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian ini akan dikemukakan simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian. Simpulan diambil dari hasil hasil penelitian dan saran ditujukan kepada pihak pihak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PELAJARAN BAHASA DI KELAS V SEKOLAH DASAR
IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PELAJARAN BAHASA DI KELAS V SEKOLAH DASAR Dyaristya P. E. Wismasari, Agus Wedi, Eka Pramono Adi Universitas Negeri Malang Email: dyaristya.putri@gmail.com,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bungkam, sains lumpuh, pemikiran macet (Tuchman, 1989). Bukan hanya itu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buku adalah pengusung peradaban, tanpa buku sejarah diam, sastra bungkam, sains lumpuh, pemikiran macet (Tuchman, 1989). Bukan hanya itu, Freire (2007) juga
Lebih terperinciNaskah Publikasi Ilmiah. Oleh : KHOIROTUN NISA A
ANALISIS KESULITAN YANG DIALAMI GURU KELAS BAWAH DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD NEGERI WONOTUNGGAL 03 BATANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Naskah Publikasi Ilmiah Oleh : KHOIROTUN NISA A 510 090
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian
26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Subyek Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa pengaruh besar dalam dunia pendidikan. Akibat dari pengaruh-pengaruh tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mochammad Ramdhani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Standar nasional pendidikan terdiri dari sejumlah standar yang masingmasing memiliki kekhasan. Salah satu standar nasional tersebut adalah standar isi. Bagian penting
Lebih terperinciPengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 94 Makalah Pendamping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan juga mengalami perubahan-perubahan ke arah yang maju. Perubahan ini ditandai dengan gejolak berbagai macam kurikulum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar (pengajaran) maupun penilaian pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan aktivitas (proses) yang sistematis dan dalam sistematik itu terdapat suatu interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa. Sekolah
Lebih terperinciPEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI
PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI 10020021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3, Pendidikan Nasional
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus menerus dicari solusinya. Hal ini disebabkan karena hasil belajar siswa merupakan indikator tinggi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia, setidaknya ada empat komponen
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia, setidaknya ada empat komponen utama yang saling memengaruhi. Komponen-komponen tersebut adalah sarana, siswa, lingkungan,
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. Negeri 1 Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi. Adapun yang menjadi sasaran
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi. Adapun yang menjadi sasaran penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan, dengan tulis menulis juga dapat diartikan sebagai cara berkomunikasi dengan mengungkapkan pikiran, perasaan,
Lebih terperinciMASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR (STUDI KASUS DI SDN TANJUNGREJO 5 KOTA MALANG)
MASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR (STUDI KASUS DI SDN TANJUNGREJO 5 KOTA MALANG) ISSN 2354-6948 Ludfi Arya Wardana Staf Pengajar, Universitas Panca Marga, Probolinggo ludfi_hoki@upm.ac.id
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA
PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA RINGKASAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Lebih terperinciMENULIS Karya ILMIAH. dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Pendidik
MENULIS Karya ILMIAH dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Pendidik PENULISAN KTI MASALAH YANG DIHADAPI: APA YANG DITULIS? BAGAIMANA CARA MENULISKANNYA? Tulisan Paragraf Kalimat Klausa Frasa Kata Huruf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minat membaca karya sastra sama halnya dengan minat membaca, namun minat membaca karya sastra lebih diarahkan dan difokuskan dalam bidang sastra baik itu puisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah belum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah belum maksimal. Hal itu terjadi karena guru sebagai pelaksana masih terpengaruh oleh kurikulum
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah melalui pendekatan kualitatif dengan metode analisis wacana khususnya analisis konten.
Lebih terperinci*Keperluan Korespondensi, telp: ,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kapan saja dan di mana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Sadiman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi dan proses belajar dapat terjadi kapan saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan sekolah mempunyai peranan yang penting dalam kerangka pendidikan sebagai salah satu penentu mutu hasil pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas anak didik,
Lebih terperinciTATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH
Modul ke: TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH Bahan dan Jumlah Halaman, Penulisan Judul, Bab, dan Subbab, Teknik Penulisan Kutipan, Teknik Penulisan Catatan Kaki, dan Teknik Penulisan Daftar Pustaka Fakultas..
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan perkembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya, pada bagian ini akan disajikan simpulan hasil penelitian dan saran atau rekomendasi. A. Simpulan Dari penelitian keterbacaan buku teks
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Pengembangan Kotak dan Kartu Misterius (KOKAMI) Penelitian ini menghasilkan produk permainan pembelajaran dalam bentuk Kotak dan Kartu Misterius (KOKAMI) pada materi Tekanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan mulai dari kurikulum lama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 2013 dunia pendidikan Indonesia melahirkan terobosan baru dengan lahirnya Kurikulum 2013. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, Kurikulum 2013 dirancang sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Belajar tidak terlepas dari kehidupan sehari hari. Seorang manusia melakukan belajar yang dilakukan didalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah.
Lebih terperinciKONSTRUKSI SOSIAL MEMBACA BUKU PERPUSTAKAAN DI KALANGAN SISWA SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN 2014/2015. Bayu Aji Kurniawan
KONSTRUKSI SOSIAL MEMBACA BUKU PERPUSTAKAAN DI KALANGAN SISWA SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN 2014/2015 Bayu Aji Kurniawan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN. bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta
1 BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan. Para ahli pendidikan memiliki penafsiran yang berbeda tentang kurikulum. Namun demikian, dalam penafsiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2013:2). Kegiatan belajar mengajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bekal hidup dan kehidupan manusia di masa kini dan masa mendatang dan pendidikan memiliki pengaruh terhadap semua aspek kehidupan. Pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB 1. NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP...
BAB 1. NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP... Mata Pelajaran : Geografi Kelas/ Semester : IX (sembilan)/ 1 (satu) Standar Kompetensi : 1. Memahami
Lebih terperinciMINAT BACA PADA MATAPELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 LAWANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN
MINAT BACA PADA MATAPELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 LAWANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011-2012 Sandi Akbar Widodo Universitas Negeri Malang Email : sandiakbar23@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciProfil Pembelajaran IPA Fisika Pada Materi Kalor Kelas VII F SMP Negeri 1 Malang Tahun Ajaran 2012/2013
Profil Pembelajaran IPA Fisika Pada Materi Kalor Kelas VII F SMP Negeri 1 Malang Tahun Ajaran 2012/2013 1) Linna Listia Diana Wahyu, 2) Endang Purwaningsih, 3) Asim Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah SD Negeri Layungsari yang terletak di Kecamatan Cihideung Kota
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PIDATO MELALUI TEKNIK SCAFFOLDING SISWA KELAS IX SMP NEGERI 5 MOJOKERTO
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PIDATO MELALUI TEKNIK SCAFFOLDING SISWA KELAS IX SMP NEGERI 5 MOJOKERTO Apriyanti Khusnul Ch GuruSMPN5 Mojokerto Email :yanti.nino7@gmail.com Abstrak: Pembelajaran
Lebih terperinciSTUDI TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PPKn DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 5 PALU
1 STUDI TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PPKn DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 5 PALU Moh. Subiharto i Widayati Pusiastuti 1 Hasdin 2 Permasalahan dalam penelitian ini bagaimanakah
Lebih terperinciP 26 Interaksi Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Matematika Topik Kaidah Pencacahan dengan Menggunakan Buku Ajar di Kelas XI IPA SMA Kolese De Britto
P 26 Interaksi Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Matematika Topik Kaidah Pencacahan dengan Menggunakan Buku Ajar di Kelas XI IPA SMA Kolese De Britto Indah Permatasari Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan berupa seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pendidikan berupa seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan bimbingan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bermutu. Untuk menjamin pencapaian mutu tujuan pendidikan di masing-masing
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 dilakukan melalui pendidikan bermutu. Untuk menjamin pencapaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kognitif, afektif, dan psikomotrik. Kompleksitas dalam belajar dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah ranah kognitif, afektif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemakaian Buku Teks (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), 50. Pendidikan (Jakarta: Depdikbud, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran di kelas biasanya menggunakan fasilitas pendukung seperti buku paket. Menurut Muclish buku paket dapat diartikan sebagai buku yang berisi uraian
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY
1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 28 PAINAN TIMUR KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Mardalinda 1, Muhammad Sahnan 1, Khairul 2.
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Satuan Pendidikan : SMP Kelas : VII Kompetensi Inti : KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:
Lebih terperinciPengembangan modul berbasis discovery learning untuk meningkatkan pemahaman konsep
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 167 Makalah Pendamping
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Pada proses belajar-mengajar tidak hanya terlibat pengajar dan peserta didik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada proses belajar-mengajar tidak hanya terlibat pengajar dan peserta didik, melainkan juga diperlukan sebuah alat pembelajaran, salah satunya adalah buku
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan. seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pendidikan
Lebih terperinciOleh Reni Nurdeani ABSTRAK
1 ANALISIS BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA INGGRIS BERDASARKAN STANDAR PENULISAN BUKU TEKS PELAJARAN (Penelitian Deskriptif Terhadap Buku Teks Pelajaran Bahasa Inggris di Kelas III SD Negeri Layungsari Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keilmuannya untuk membangun bangsa Indonesia yang lebih baik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk membangun bangsa Indonesia. Melalui pendidikan, siswa akan dibekali berbagai macam ilmu dan pengetahuan untuk mempersiapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ajar dapat membantu peserta didik dalam penguasaan materi. pelajaran atau buku ajar yang merupakan pegangan penting bagi peserta
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya buku ajar dalam dunia pendidikan yang semakin maju memberikan banyak pilihan lembaga pendidikan, guru, maupun siswa untuk mendapatkan buku ajar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 19 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 19 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ita Hardianti, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi dari penelitian yang berjudul Kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa yang harus dikuasai peserta didik terdiri empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam pelaksanaannya keempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada suatu proses pembelajaran guru dan murid terjadi suatu interaksi. Dimana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada suatu proses pembelajaran guru dan murid terjadi suatu interaksi. Dimana guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Dalam
Lebih terperinciEditorial. Perjalanan Lahirnya Khazanah: Jurnal Pengembangan Kearsipan. Musliichah, S.I.P., M.A.
Editorial Perjalanan Lahirnya Khazanah: Jurnal Pengembangan Kearsipan Musliichah, S.I.P., M.A. Arsip UGM sebagai lembaga kearsipan perguruan tinggi pertama di Indonesia memiliki visi menjadi pusat pengembangan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN GEOGRAFI BER- BASIS PENDEKATAN SAINTIFIK.
TERSEDIA SECARA ONLINE http://journal2.um.ac.id/index.php /jpg/ JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Tahun 22, No. 1, Januari 2017 Halaman: 10-15
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahan ajar menurut Pannen (1997:7) adalah bahan-bahan atau materi pelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan ajar memiliki posisi yang sangat penting dalam pembelajaran. Bahan ajar menurut Pannen (1997:7) adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian
26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Subyek Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan adalah metode
Lebih terperinciV. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan analisis
V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan analisis data yang telah dipaparkan pada bab terdahulu, penelitian ini dapat ditarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada empat komponen utama dan saling berpengaruh dalam proses pembelajaran, di antaranya, sarana, siswa, lingkungan, dan hasil belajar. Hasil belajar sebagai dampak
Lebih terperinciANALISIS PEMBUATAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI SMPN SEKECAMATAN SUNGAI KUNYIT
ANALISIS PEMBUATAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI SMPN SEKECAMATAN SUNGAI KUNYIT Nurul Hidayah, Junaidi H. Matsum, Gusti Budjang Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Email : hidayahfkip19@gmail.com
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
0 PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciANALISIS MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR
ANALISIS MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR Latifatul Chabibah, Suharjo dan Muchtar, Universitas Negeri Malang E-mail: latifatul_chabibah@yahoo.com; suharjofipum@yahoo.com;
Lebih terperinciDiajukan oleh: DESI KUSUMA NURDINI A
PENERAPAN STRATEGI PEMBELJARAN WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA TEMA 6 SUBTEMA 2 KELAS IV SD NEGERI 2 TRUCUK KLATEN TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciTELAAH ISI DAN BAHASA BUKU MAHIR BERBAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN YUDHISTIRA. Oleh
TELAAH ISI DAN BAHASA BUKU MAHIR BERBAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN YUDHISTIRA Oleh Lisda Syary Iqbal Hilal Edy Suyanto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: lisda_syary@yahoo.co.id abstract
Lebih terperinciPELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI
PELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI Makalah ini disampaikan pada Diklat calon tenaga pustakawan Pesantren Mahasiswa Al-Hikam II Depok Tanggal 21 April 2009 OLEH : SETIAWAN, S.Sos (Pustakawan Pertama) UPT PERPUSTAKAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar dapat berjalan apabila siswa
Lebih terperinci2015 KAJIAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII KURIKULUM 2013 TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan mutu pendidikan memang akan selalu menjadi sorotan di dalam dunia pendidikan. Khususnya pada saat perubahan kurikulum dari kurikulum tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bahan ajar yang digunakan oleh guru adalah buku teks. Buku mengandung informasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui apa yang terjadi pada masa lalu,
Lebih terperinci