Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang harus dipelajari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang harus dipelajari"

Transkripsi

1 BAHAN AJAR Pengertian Bahan Ajar Prinsip-prinsip Menyusun Bahan Ajar Langkah-langkah Menyusun Bahan Ajar Mendapatkan Sumber Bahan Ajar Pemanfaatan Bahan Ajar

2 Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.

3 Prinsip-prinsip Menyusun Bahan Ajar 1. Relevansi Materi pembelajaran yang disusun hendaknya memiliki keterkaitan dengan pencapaian Standar Kompetensi dan kompetensi dasar. 2. Konsistensi Adanya keajegan antara bahan ajar yang disusun dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya: kompetensi yang dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam 3. Kecukupan Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.

4 Langkah-langkah Menyusun Bahan Ajar 1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam SK dan KD Perlu dilakukan karena setiap SK dan KD memerlukan jenis materi yang berbeda-berbeda dalam kegiatan pembelajaran. Jenis materi pembelajaran dapat dibedakan menjadi : - Aspek Kognitif Secara terperinci dapat dibagi menjadi empat, yaitu: Fakta : Konsep : Prinsip : Prosedur : - Aspek Afektif : Pemberian respon, penerimaan (apresiasi), internalisasi, dan penilaian - Aspek motorik : gerakan awal, semi rutin, dan rutin

5 Lanjutan 2. Memilih bahan ajar yang sesuai dengan SK dan KD Setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi atau metode, media, dan sistem evaluasi yang berbeda-beda. Misalnya : metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah menggunakan Jembatan keledai, sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah demonstrasi. 3. Memilih sumber bahan ajar

6 Mendapatkan Sumber Bahan Ajar Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian Jurnal penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah Pakar atau ahli bidang studi Profesional yaitu orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan Internet Berbagai jenis media audiovisual lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi)

7 Pemanfaatan Bahan Ajar Secara garis besarnya, dalam memanfaatkan bahan ajar terdapat dua strategi, yaitu: a. Strategi penyampaian bahan ajar oleh Guru dan b. Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa

8 1. Strategi urutan penyampaian simultan yaitu jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global); 2. Strategi urutan penyampaian suksesif jika guru harus manyampaikan materi pembelajaran lebih dari pada satu, maka sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula. 3. Strategi penyampaian fakta jika guru harus manyajikan materi pembelajaran termasuk jenis fakta (nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang, dsb.),

9 4. Strategi penyampaian konsep materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian. 5. Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip, termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dsb. 6. Strategi penyampaian prosedur Tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal.

10 b. Strategi Mempelajari Bahan Ajar oleh Siswa 1. Menghafal (verbal parafrase). Ada dua jenis menghafal, yaitu : Menghafal verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya. Menghafal parafrase adalah diungkapkan denngan bahasa sendiri. 2. Menggunakan/mengaplikasikan (Use). Materi pembelajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian digunakan atau diaplikasikan. 3. Menemukan (finding) adalah menemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. 4. Memilih di sini menyangkut aspek afektif atau sikap. Memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Memilih menaati peraturan lalu lintas tetapi terlambat masuk sekolah atau memilih melanggar tetapi tidak terlambat, dsb.

11 Materi Prasyarat Perbaikan, dan Pengayaan Pengetahuan prasyarat adalah bekal pengetahuan yang diperlukan untuk mempelajari suatu bahan ajar baru. Untuk mengetahui apakah siswa telah memiliki pengetahuan prasyarat, guru harus mengadakan tes prasyarat (prequisite test)

PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN

PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN Isi Panduan 1 2 3 4 PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN JENIS-JENIS MATERI PEMBELAJARAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN a. Penentuan Cakupan Dan Urutan Materi b. Penentuan Sumber Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN JENIS-JENIS MATERI PEMBELAJARAN

PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN JENIS-JENIS MATERI PEMBELAJARAN Isi Panduan 1 2 3 4 PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN JENIS-JENIS MATERI PEMBELAJARAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN a. Penentuan Cakupan Dan Urutan Materi b. Penentuan Sumber Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar Teknik Pengembangan Bahan Ajar dan Perangkat Pembelajaran oleh: Pujianto *) Disarikan dari Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar, Depdiknas:2006 Mengapa perlu bahan ajar? Siswa memiliki karakteristik

Lebih terperinci

KRITERIA PEMILIHAN MATERI PELAJARAN

KRITERIA PEMILIHAN MATERI PELAJARAN KRITERIA PEMILIHAN MATERI PELAJARAN Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran

Lebih terperinci

Materi Pembelajaran. standar isi pembelajaran merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran

Materi Pembelajaran. standar isi pembelajaran merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran Materi Pembelajaran Nama :feri dwi haryanto Nim :15105241029 PENGERTIAN BAHAN AJAR (MATERI PEMBELAJARAN) Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan,

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN DAN OBJEK PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MODEL PEMBELAJARAN DAN OBJEK PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL PEMBELAJARAN DAN OBJEK PEMBELAJARAN MATEMATIKA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu: Dra. MM. Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh: Nikmahtun

Lebih terperinci

Karya ini kami dedikasikan kepada: Alm. K. H. Ahmad Dahlan Alm. Prof. DR. HAMKA, sumber inspirasi dan teladan kami.

Karya ini kami dedikasikan kepada: Alm. K. H. Ahmad Dahlan Alm. Prof. DR. HAMKA, sumber inspirasi dan teladan kami. Copyright Karya ini kami dedikasikan kepada: Alm. K. H. Ahmad Dahlan Alm. Prof. DR. HAMKA, sumber inspirasi dan teladan kami. UCAPAN TERIMA KASIH Kami ucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan FKIP UHAMKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai konsekuensi atas terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun

Lebih terperinci

Edisi Oktober D A Y A N T W U T

Edisi Oktober D A Y A N T W U T I Edisi Oktober U T T W U R I H A N D A Y A N Direktorat Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2006 KATA PENGANTAR Sejalan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SENI RUPA BERDASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SENI RUPA BERDASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SENI RUPA BERDASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Oleh: Tri Hartiti Retnwati M.Pd Makalah disampaikan pada Wrkshp pelaksanaan Kurikulum

Lebih terperinci

Memilih dan mengembangkan Materi Pembelajaran 90

Memilih dan mengembangkan Materi Pembelajaran 90 Memilih dan mengembangkan Materi Pembelajaran 90 Tujuan Pembelajaran Bab ini bertujuan untuk membantu anda mengembangkan dan memilih/menyeleksi materi untuk pembelajaran sejarah. Setelah mempelajari bab

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS BERPIKIR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS BERPIKIR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS BERPIKIR Djoko Purnomo Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Semarang Jl. Sidodadi Timur 24 Semarang Telp. (024)8316377

Lebih terperinci

MATA KULIAH DESAIN PEMBELAJARAN DAN PENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN (INSTRUCTIONAL MATERIALS)

MATA KULIAH DESAIN PEMBELAJARAN DAN PENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN (INSTRUCTIONAL MATERIALS) MATA KULIAH DESAIN PEMBELAJARAN DAN PENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN (INSTRUCTIONAL MATERIALS) SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) BIMA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PROGRAM

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. oleh lingkungannya, antara lain terdiri dari murid, guru, petugas

II. TINJAUAN PUSTAKA. oleh lingkungannya, antara lain terdiri dari murid, guru, petugas 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar Dalam proses belajar tentu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Interaksi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya,

Lebih terperinci

MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN MATERI SEBAGAI FAKTOR PENDIDIKAN

MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN MATERI SEBAGAI FAKTOR PENDIDIKAN MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN MATERI SEBAGAI FAKTOR PENDIDIKAN Oleh : M.Afif Maulana M.Hasan Bhasri Pendidikan Bahasa Indonesia STKIP AlHikmah Surabaya 2017 1 P e n g a n t a r P e n d i d i k a n A. Latar

Lebih terperinci

PENGINTEGRASIAN MATERI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KE DALAM PEMBELAJARAN

PENGINTEGRASIAN MATERI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KE DALAM PEMBELAJARAN MAKALAH PENGINTEGRASIAN MATERI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KE DALAM PEMBELAJARAN (Disadur dari bahan pelatihan Badan penelitian dan pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan 2009) OLEH: MUHAMMAD NURSA

Lebih terperinci

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus A. Prinsip Pengembangan Silabus Prinsip-prinsip pengembangan silabus adalah: 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI Husni Mubarok, S.Pd., M.Si. Tadris Biologi IAIN Jember PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI CHAPTER 3 Faktor, Prosedur dan Teknik Pengembangan Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar Karakter Bahan Ajar Jenis Bahan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS HASANUDDIN Kode / No : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tanggal : PELAKSANAAN PERKULIAHAN Revisi : Halaman : PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

UNIVERSITAS HASANUDDIN Kode / No : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tanggal : PELAKSANAAN PERKULIAHAN Revisi : Halaman : PROGRAM STUDI FISIOTERAPI UNIVERSITAS HASANUDDIN Kode / No : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tanggal : PELAKSANAAN PERKULIAHAN Revisi : Halaman : PROGRAM STUDI FISIOTERAPI TUJUAN Menjamin pelaksanaan perkuliahan secara baik dan benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, tindakan, dan lain-lain. Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, tindakan, dan lain-lain. Deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

Lebih terperinci

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34 HALAMAN 1 / 34 1 2 3 4 5 Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit Waktu Pengembangan g Silabus 6 7 8 9 Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah Pengembangan Silabus Contoh Model HALAMAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Silakan pilih menu Unit waktu Pengembang Silabus Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah-langkah

Lebih terperinci

UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA

UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENDAHULUAN Kesuksesan pelaksanaan pembelajaran karena adanya rancangan pembelajaran yang dilakukan dengan baik. Hal ini menjadi kewajiban bagi para guru termasuk

Lebih terperinci

Pengembangan Bahan Ajar Dalam Kaitan dengan Implementasi KTSP

Pengembangan Bahan Ajar Dalam Kaitan dengan Implementasi KTSP UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA Pengembangan Bahan Ajar Dalam Kaitan dengan Implementasi KTSP (Disampaikan Dalam Workshop Pengembangan Bahan Ajar) Pada PGRI Kecamatan Manggis Karangasem DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

STANDARD OF OPERATING PROCEDURE (SOP) PENYUSUNAN SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

STANDARD OF OPERATING PROCEDURE (SOP) PENYUSUNAN SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) 1. TUJUAN 1.1. Mendorong Dosen untuk merancang pembelajaran berbasis pada silabus dan SAP sesuai dengan format yang telah ditentukan. 1.2. Mendorong Dosen untuk selalu melaksanakan perencanaan dan pengembangan

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

Terima kasih telah mengunjungi

Terima kasih telah mengunjungi PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

PENYUSUN Yasser Awaluddin, S.E., M.Ed ( PPPPTK PKn DAN IPS ) Dra. Hj. Widarwati, M.S.Ed., M.Pd ( PPPPTK PKn DAN IPS ) Dr. I Nyoman Ruja, S.U.

PENYUSUN Yasser Awaluddin, S.E., M.Ed ( PPPPTK PKn DAN IPS ) Dra. Hj. Widarwati, M.S.Ed., M.Pd ( PPPPTK PKn DAN IPS ) Dr. I Nyoman Ruja, S.U. PENYUSUN Yasser Awaluddin, S.E., M.Ed ( PPPPTK PKn DAN IPS ) Dra. Hj. Widarwati, M.S.Ed., M.Pd ( PPPPTK PKn DAN IPS ) Dr. I Nyoman Ruja, S.U. ( Universitas Negeri Malang ) PEMBAHAS Drs. I Komang Astina,

Lebih terperinci

JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN:

JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: PEDOMAN PEMILIHAN DAN PENYAJIAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Khalimi Romansyah (Universitas Swadaya Gunung Jati) Abstrak Bahan pembelajaran perlu dipilih dan disajikan secara tepat

Lebih terperinci

Pengembangan Silabus dan R P P. oleh : Susiwi S

Pengembangan Silabus dan R P P. oleh : Susiwi S Pengembangan Silabus dan R P P oleh : Susiwi S Bagian Pertama 2 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit waktu Pengembang Silabus Komponen Silabus

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bahan Ajar sebagai Sumber Belajar. Modul Bahan Ajar PJJ PGSD

PENDAHULUAN. Bahan Ajar sebagai Sumber Belajar. Modul Bahan Ajar PJJ PGSD PEMANFAATAN BAHAN AJAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR 3 PENDAHULUAN Kebijaksanaan Umum Pendidikan Dasar dan Menengah yang mengacu kepada Kurikulum Berbasis Kompetensi, menetapkan visi dan misi pendidikan dasar.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit waktu Pengembang Silabus Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah-langkah Pengembangan Silabus

Lebih terperinci

KAJIAN SK - KD. sebagai PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

KAJIAN SK - KD. sebagai PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 KAJIAN SK - KD sebagai PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS HALAMAN 1 LATAR BELAKANG Pada umumnya satuan pendidikan: dalam mengembangkan silabus belum melakukan kajian standar kompetensi dan kompetensi dasar

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP Landasan & Acuan Penyusunan & Pengembangan KTSP UU

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Kualitas bahan ajar dan pemanfaatan bahan ajar berupa buku paket di SMK N 2 Yogyakarta Mata Pelajaran Produktif Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik kelas X SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS

PENGEMBANGAN SILABUS PENGEMBANGAN SILABUS Afid Burhanuddin, M. Pd. Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit waktu Pengembang Silabus Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah-langkah Pengembangan Silabus

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN Nama : Ardhi Noor Iskhak NIM : 15105241017 Prodi : TP-B http://ardhinoor.blogs.uny.co.id PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN pembelajaran dapat dipandanga sebagai suatu sistem, dimana didalamnya terdapat

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN (GBPP/SILABUS/RPS, SAP/RPP) DENGAN PENDEKATAN SCL R. NETY RUSTIKAYANTI

RENCANA PEMBELAJARAN (GBPP/SILABUS/RPS, SAP/RPP) DENGAN PENDEKATAN SCL R. NETY RUSTIKAYANTI RENCANA PEMBELAJARAN (GBPP/SILABUS/RPS, SAP/RPP) DENGAN PENDEKATAN SCL R. NETY RUSTIKAYANTI RPS/SILABUS/GBPP Rencana pembelajaran semester (RPS) suatu mata kuliah adalah recana pembelajaran yang disusun

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI TUNTUTAN PROFESIONALISME (Ruti Diah Puspita Djelita) Abstract

PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI TUNTUTAN PROFESIONALISME (Ruti Diah Puspita Djelita) Abstract ISSN : 2337-3253 PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI TUNTUTAN PROFESIONALISME (Ruti Diah Puspita Djelita) Abstract When there is the same legislation,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dipaparkan, diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Dimensi Spiritual Persentase skor yang diperoleh pada

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBELAJARAN: SILABUS & RPP. Hj. Yeti Mulyati Universitas Pendidikan Indonesia

PERENCANAAN PEMBELAJARAN: SILABUS & RPP. Hj. Yeti Mulyati Universitas Pendidikan Indonesia PERENCANAAN PEMBELAJARAN: SILABUS & RPP Hj. Yeti Mulyati Universitas Pendidikan Indonesia KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA fungsi bahasa sebagai alat komunikasi daripada pembelajaran tentang

Lebih terperinci

2015 PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

2015 PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional dapat diwujudkan melalui

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru untuk mengetahui dan memperbaiki proses maupun hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. guru untuk mengetahui dan memperbaiki proses maupun hasil belajar siswa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asesmen dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya untuk memperoleh sejumlah informasi mengenai perkembangan siswa selama kegiatan pembelajaran sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar mata pelajaran Ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari jenjang sekolah dasar hingga menengah. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TUNTAS. (Mastery Learning)

PEMBELAJARAN TUNTAS. (Mastery Learning) PEMBELAJARAN TUNTAS (Mastery Learning) Hakikat Belajar dan Mengajar Hakikat Belajar Aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku (behavioral change) pada individu yang belajar. Hakikat mengajar Membantu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar. Komunikasi merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Buku Teks Sebagai Bahan Ajar Matematika 1. Pengertian Bahan Ajar Pelaksanaan pembelajaran berpedoman pada kurikulum. Kurikulum merupakan acuan mengajar bagi guru yang mengandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II ini menjelaskan beberapa konsep atau teori yang berkaitan dengan penelitian tentang kemampuan menguasai bahan ajar dalam upaya pelaksanaan kompetensi profesional di kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fikih merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan makhluk lainnya. Aspek fikih menekankan pada kemampuan

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi MERENCANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KTSP Pertemuan XI Desain Pembelajaran STAI SMQ Bangko Kompetensi Dasar Mahasiswa memahami perencanaan program pembelajaran dalam rangka implementasi

Lebih terperinci

BEGITU PENTINGKAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BAGI GURU? Ikbal Barlian Dosen Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Sriwijaya

BEGITU PENTINGKAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BAGI GURU? Ikbal Barlian Dosen Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Sriwijaya BEGITU PENTINGKAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BAGI GURU? Ikbal Barlian Dosen Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Sriwijaya Abstrak: Strategi belajar mengajar penting untuk direncanakan dan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, keterampilan, dan sikap

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, keterampilan, dan sikap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Materi pembelajaran (instructional materials) adalah sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, keterampilan, dan sikap serta nilai yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki 77 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki

Lebih terperinci

KISI-KISI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIDANG STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONSIA

KISI-KISI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIDANG STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONSIA KISI-KISI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIDANG STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONSIA Kompetensi Sub Indikator Esensial Deskriptor A. Memiliki kepribadian sebagai pendidik B. Memiliki pedagogik 1.Memahami

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu. Istilah cognitive berasal

BAB II KAJIAN TEORI. perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu. Istilah cognitive berasal BAB II KAJIAN TEORI A. Proses Kognitif Arti kata proses dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah runtutan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu. Istilah cognitive berasal dari kata cognition

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan penting dalam penentuan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan penting dalam penentuan kualitas sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting dalam penentuan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan merupakan usaha bersama dalam proses terpadu dan terorganisir

Lebih terperinci

Pembelajaran Remedial

Pembelajaran Remedial Pembelajaran Remedial Posted on 13 Agustus 2008 Dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar isi dan standar kompetensi lulusan, pelaksanaan atau proses pembelajaran perlu diusahakan agar interaktif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami pengertian dasar tentang IPA yang saling berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. memahami pengertian dasar tentang IPA yang saling berkaitan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan pembelajaran IPA di SD adalah agar siswa memahami pengertian dasar tentang IPA yang saling berkaitan dengan kehidupan ilmiah yang sederhana,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di SDN 2 Botumoputi kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di SDN 2 Botumoputi kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan hasil A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian otonomi kepala sekolah dalam pengembangan mutu pembelajaran di SDN 2 Botumoputi kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Talking Stick Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Saat proses pembelajaran dikelas, kemampuan yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pengembangan Program Pembelajaran Matematika

Perencanaan dan Pengembangan Program Pembelajaran Matematika Perencanaan dan Pengembangan Program Pembelajaran Matematika F A R I D A N U R H A S A N A H P E R T E M U A N 3 Pengembangan Silabus Komponen Silabus 1. Identitas silabus 2. Standar kompetensi 3. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 5-6) bahwa hasil belajar itu berupa: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi hal yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa banyak pengaruh positif terhadap berbagai bidang kehidupan, berbagai bentuk

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) 1 KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) I. Pendahuluan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II di MIN Sumberjati Kademangan Blitar pada mata pelajaran Fiqih dengan melalui penerapan model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran matematika di tingkat Madrasah Aliyah (MA) hingga saat ini masih dipandang memberikan tingkat kesulitan yang tinggi pada peserta didik. Kesulitan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa. Bahan uji publik Kurikulum 2013 menjelaskan standar penilaian

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa. Bahan uji publik Kurikulum 2013 menjelaskan standar penilaian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan kurikulum memiliki tujuan meningkatkan rasa ingin tahu dan keaktifan siswa. Bahan uji publik Kurikulum 2013 menjelaskan standar penilaian kurikulum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar 2.1.1. Pengertian Aktivitas Belajar Sanjaya (2009: 130) mengungkapkan bahwa aktifitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktifitas fisik akan tetapi juga meliputi

Lebih terperinci

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Guru-guru PKn SMP Negeri Sekecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen) Oleh : KARTIKA MEGA

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBELAJARAN (EP)

EVALUASI PEMBELAJARAN (EP) EVALUASI PEMBELAJARAN (EP) Persaingan pada era global Kualitas (Kompetensi) SDM Karakteristik siswa Karakteristik bidang studi Pendidikan berbasis kompetensi : Kurikulum Silabus Sistem penilaian Pembelajaran

Lebih terperinci

Silabus dan RPP. Oleh: Prof. Dr. Mohamad Nur R. Wakhid Akhdinirwanto. Silabus dan RPP PPt Final Plus 1

Silabus dan RPP. Oleh: Prof. Dr. Mohamad Nur R. Wakhid Akhdinirwanto. Silabus dan RPP PPt Final Plus 1 Silabus dan RPP Oleh: Prof. Dr. Mohamad Nur R. Wakhid Akhdinirwanto Silabus dan RPP PPt Final Plus 1 Mempersiapkan Perangkat Pembelajaran 1. Kalender Pendidikan 2. Program Tahunan (Prota) 3. Program Semester

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN. Pusat Kurikulum - Balitbang Depdiknas

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN. Pusat Kurikulum - Balitbang Depdiknas PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN 1 PENGEMBANGAN SILABUS 1. Landasan Pengembangan Silabus 2. Pengertian Silabus 3. Pengembang Silabus 4. Prinsip Pengembangan Silabus 5. Tahapan Pengembangan Silabus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan evaluatif melalui model Goal

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan evaluatif melalui model Goal III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan evaluatif melalui model Goal Oriented Evaluation (Arikunto.2007:35) yang berorientasi pada tujuan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) II. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) II. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. Pendahuluan Dalam rangka mengimplementasikan program pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 1 PENGEMBANGAN SILABUS 1. Landasan Pengembangan Silabus 2. Pengertian Silabus 3. Pengembang Silabus 4. Prinsip Pengembangan Silabus

Lebih terperinci

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat PRODI ILMU SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 REVIEW

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa mampu menguasai saling keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Kata

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Menurut Munandar (1999:47), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur

Lebih terperinci

KISI-KISI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIDANG STUDI BAHASA DAN SASTRA INGGRIS

KISI-KISI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIDANG STUDI BAHASA DAN SASTRA INGGRIS KISI-KISI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIDANG STUDI BAHASA DAN SASTRA INGGRIS Kompetensi Subkompetensi Indikator Esensial Deskriptor A. Memiliki kompetensi kepribadian sebagai pendidik B.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya untuk membentuk sumber daya manusia sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupannya. Selain itu, melalui pendidikan akan dibentuk manusia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Observasi Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang digunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembukaan Undang-undang Dasar Melalui pendidikan, kualitas sumber

I. PENDAHULUAN. pembukaan Undang-undang Dasar Melalui pendidikan, kualitas sumber 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang dalam pembukaan Undang-undang

Lebih terperinci

PERANAN DOSEN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERORIENTASI PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA

PERANAN DOSEN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERORIENTASI PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA PERANAN DOSEN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERORIENTASI PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA Eka Trisianawati 1, Handy Darmawan 2 Program Studi Pendidikan Fisika IKIP PGRI Pontianak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs.

BAB II. TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs. BAB II TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA A. Tinjauan Umum Fikih MTs. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs. Mata pelajaran fikih dalam kurikulum MTs. adalah salah satu bagian mata

Lebih terperinci

Dievaluasi. 1. Dilihat Dari Fungsinya. 2. Dilihat Dari Waktu. 3. Dilihat Dari Titik Berat Penilaian. 4. Dilihat Dari Alat Evaluasi

Dievaluasi. 1. Dilihat Dari Fungsinya. 2. Dilihat Dari Waktu. 3. Dilihat Dari Titik Berat Penilaian. 4. Dilihat Dari Alat Evaluasi 1. Dilihat Dari Fungsinya 2. Dilihat Dari Waktu 3. Dilihat Dari Titik Berat Penilaian 4. Dilihat Dari Alat Evaluasi 5. Dilihat Dari Cara Memilih Tujuan Yang Dievaluasi 6. Dilihat Dari Tingkat Kesulitan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN Dalam bab ini diuraikan proses pengembangan model penilaian otentik dalam pembelajaran membaca pemahaman yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian integral dari sebuah bangsa dan negara. Kemajuan bangsa dan negara sangat tergantung dari kualitas pendidikannya. Pendidikan yang

Lebih terperinci

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil 46 2. Kerjasama a. Pengertian Kerjasama Menurut Lewis Thomas dan Elaine B. Johnson ( 2014, h. 164) kerjasama adalah pengelompokan yang terjadi di antara makhlukmakhluk hidup yang kita kenal. Kerja sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sangat membantu proses perkembangan di semua aspek kehidupan bangsa. Salah satunya adalah aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan ajar, media yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. bahan ajar, media yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan IPA di sekolah dirumuskan dalam bentuk pengembangan individu-individu yang literate terhadap sains.

Lebih terperinci