Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 3. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 3. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M."

Transkripsi

1 Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Kegiatan Belajar 3 IKA KURNIAWATI, M.Pd

2 Modul Pelatihan 7 PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KB 3 TEKNIK PENULISAN BAHAN BELAJAR CETAK Apakah anda benar-benar telah menguasai materi Kegiatan Belajar 2? Kalau anda yakin telah menguasainya, silahkan anda pelajari Kegiatan Belajar 3 berikut. Setelah selesai mempelajari Kegiatan Belajar 3, anda dapat menulis bahan belajar cetak. 1. Persiapan Penulisan Sebelum mulai menulis modul, kira-kira apa yang perlu anda siapkan? Kemungkinan yang pertama adalah mengumpulkan bahan kepustakaan. Bahan kepustakaan ini bisa anda peroleh melalui buku-buku yang relevan atau mencari sumber melalui internet. Selanjutnya anda dapat menanyakan langsung kepada narasumber yang relevan. Sebelum mulai menulis modul, anda perlu ingat bahwa Pembelajaran dengan modul memiliki ciri-ciri seperti dinyatakan oleh Vembrianto, 1985 adalah sebagai berikut: a. Bersifat selfinstructional. Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang memuat satu konsep atau unit dari bahan pelajaran. Sementara, pendekatan yang digunakan dalam pengajaran modul menggunakan pengalaman belajar siswa melalui berbagai macam penginderaan, melalui pengalaman mana siswa terlibat secara aktif belajar. b. Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual Pembelajaran melalui modul sangat sesuai untuk mengatasi perbedaan individual siswa, karena modul pada dasarnya disusun untuk diselesaikan oleh siswa secara individual. Oleh karena itu pembelajaran melalui modul, siswa diberi kesempatan belajar sesuai irama dan kecepatan masing-masing. c. Memuat rumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar secara eksplisit Tiap-tiap modul memuat rumusan tujuan pengajaran/kompetensi dasar secara spesifik dan eksplisit. Hal ini sangat berguna bagi berbagai pihak seperti bagi penyusun modul, guru, dan bagi siswa. Bagi penyusun modul, tujuan yang spesifik berguna untuk menentukan media dan kegiatan belajar yang harus direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Bagi guru tujuan itu berguna untuk memahami isi pelajaran. Bagi siswa berguna untuk menyadarkan mereka tentang apa yang diharapkan. d. Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan

3 Proses asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat membaca teks dan melihat diagramdiagram dalam modulnya. Sedangkan struktur dan urutan materi pada buku modul itu dapat disusun mengikuti struktur pengetahuan secara hirarkis. Dengan demikian siswa dapat mengikuti urutan kegiatan belajar secara teratur. e. Penggunaan berbagai macam media (multi media) Pembelajaran dengan modul memungkinkan digunakannya berbagai macam media pembelajaran. Hal ini dikarenakan kepekaan siswa berbeda-beda terhadap media. Oleh karena itu dalam belajar menggunakan modul bisa saja divariasikan dengan media lain seperti radio atau televisi. f. Partisipasi aktif dari siswa Modul disusun sedemikian rupa sehingga bahan-bahan pembelajaran yang ada dalam modul tersebut bersifat self instructional, sehingga akan terjadi keaktifan belajar yang tinggi. g. Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa Respon yang diberikan siswa mendapat konfirmasi atas jawaban yang benar, dan mendapat koreksi langsung atas kesalahan jawaban yang dilakukan. Hal ini dilakukan dengan cara mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kunci jawaban yang telah disediakan. h. Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya Dalam pembelajaran modul dilengkapi pula dengan adanya kegiatan evaluasi, sehingga dari hasil evaluasi ini dapat diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya. Untuk mengetahui siswa berada pada tingkat penguasaan yang mana, dalam suatu modul juga dilengkapi tentang cara perhitungannya dan patokannya. Dengan memahami ciri-ciri tersebut, anda pasti dapat menulis modul sesuai dengan ramburambu dalam penulisan modul. 2. Penulisan Bahan Belajar Menulis bahan belajar modul berarti anda berusaha mengajarkan suatu materi melalui tulisan. Dalam penulisannya, anda tidak boleh melupakan karakteristik dari modul itu sendiri. Dalam penulisannya menurut Sungkono (2003) ada tiga teknik, yaitu menulis sendiri, pengemasan kembali informasi, dan penataan informasi. a. Menulis Sendiri (Starting from Scratch) Penulis/guru dapat menulis sendiri modul yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Asumsi yang mendasari cara ini adalah bahwa guru adalah pakar yang berkompeten dalam bidang ilmunya, mempunyai kemampuan menulis, dan mengetahui kebutuhan siswa dalam bidang ilmu tersebut. Untuk menulis modul sendiri, di samping penguasaan bidang ilmu, juga diperlukan kemampuan menulis modul sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu selalu berlandaskan kebutuhan peserta belajar, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik. Pengetahuan itu dapat diperoleh melalui analisis

4 pembelajaran, dan silabus. Jadi, materi yang disajikan dalam modul adalah pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang tercantum dalam silabus. b. Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging) Penulis/guru tidak menulis modul sendiri, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang telah ada di pasaran untuk dikemas kembali menjadi modul yang memenuhi karakteristik modul yang baik. Modul atau informasi yang sudah ada dikumpulkan berdasarkan kebutuhan (sesuai dengan kompetensi, silabus dan RPP/SAP), kemudian disusun kembali dengan gaya bahasa yang sesuai. Selain itu juga diberi tambahan keterampilan atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes formatif, dan umpan balik. c. Penataan Informasi (Compilation) Cara ini mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap modul yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah, artikel, dan lain-lain. Dengan kata lain, materi-materi tersebut dikumpulkan, digandakan dan digunakan secara langsung. Materi-materi tersebut dipilih, dipilah dan disusun berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dan silabus yang hendak digunakan. Pada penulisan bahan belajar dalam hal ini modul mengikuti format bahan belajar yang telah ditentukan, apakah modul tersebut untuk modul mata kuliah, mata pelatihan, mata pelajaran, atau modul satuan pelajaran. Yang perlu anda perhatikan adalah komponen-komponen utama yang perlu tersedia dalam modul. Pada saat anda menulis, langkah yang harus ditempuh antara lain terlebih dahulu mempersiapkan rancangan dari modul itu sendiri. Setelah itu baru anda lanjutkan dengan menulis modulnya. Untuk menyusun rancangan modul ini, terlebih dahulu anda menganalisis GBIM dan JM dari modul tersebut. Rancangan modul ini berkenaan dengan komponen-komponen utama yang perlu tersedia di dalam modul, antara lain: tinjauan mata pelajaran/mata diklat (pengantar), pendahuluan, kegiatan belajar (memuat uraian materi, contoh, latihan, rambu-rambu jawaban latihan, rangkuman, tes akhir modul (TAM), dan kunci jawaban tes akhir modul. Pada umumnya ada tiga bagian/komponen dalam suatu modul. Bagian pertama adalah pendahuluan, kedua merupakan bagian utama adalah kegiatan belajar, dan bagian terakhir adalah penutup. Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan berikut.

5 PENDAHULUAN KEGIATAN BELAJAR 1 1. TUJUAN PEMBELAJARAN 2. URAIAN: contoh-contoh, ilustrasi/diagram, umpan balik 3. LATIHAN/AKTIVITAS KEGIATAN BELAJAR 2 1. TUJUAN PEMBELAJARAN 2. URAIAN: contoh-contoh, ilustrasi/diagram, umpan balik 3. LATIHAN/AKTIVITAS KEGIATAN BELAJAR 3 1. TUJUAN PEMBELAJARAN 2. URAIAN: contoh-contoh, ilustrasi/diagram, umpan balik 3. LATIHAN/AKTIVITAS PENUTUP/TES

6 a. Pendahuluan Dalam pendahuluan antara lain meliputi: 1) Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi singkat 2) Indikator yang ingin dicapai melalui sajian materi dalam kegiatan modul 3) Deskripsi perilaku awal (entry behaviour) yang memuat pengetahuan dan keterampilan yang sebelumnya sudah diperoleh atau yang seharusnya sudah dimiliki sebagai pijakan (anchoring) dari pembahasan modul itu. 4) Relevansi, yang terdiri atas: a) Keterkaitan pembahasan materi dan kegiatan dalam modul itu dengan materi dan kegiatan dalam modul lain dalarn satu mata pelajaran/mata diklat (cross reference) b) Pentingnya mempelajari materi modul itu dalam pengembangan dan pelaksanaan tugas secara profesional 5) Urutan butir sajian modul (kegiatan belajar) secara logis 6) Petunjuk belajar berisi panduan teknis mempelajari modul itu agar berhasil dikuasai dengan baik. Pendahuluan yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1) Memenuhi dan merangsang rasa ingin tahu 2) Urutan sajian yang logis 3) Mudah dicerna dan enak dibaca b. Kegiatan Belajar (Bagian Utama Modul) Bagian ini merupakan bagian utama atau inti dalam pemaparan materi pelajaran. Bagian ini terbagi menjadi beberapa sub bagian yang disebut Kegiatan Belajar. Bagian ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik/peserta diklat. Materi tersebut disusun sedemikian rupa, sehingga dengan mempelajari materi tersebu, tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. Agar materi pelajaran mudah dipahami, anda perlu menyusunnya secara sistematis. Di dalam kegiatan belajar, terdapat uraian atau penjelasan secara rinci tentang isi pelajaran yang diikuti dengan contoh-contoh konkrit dan non contoh. Untuk memperjelas uraian dapat disajikan gambar, bagan atau grafik. Urutan penyajian dapat dimulai dengan penjelasan kemudian diikuti dengan contoh. Urutan penyajian dapat pula dimulai dengan contoh dan non contoh, atau kasus-kasus kemudian diikuti dengan penjelasan tentang konsep yang dimaksud. Di samping uraian, contoh dan non contoh, di dalam kegiatan belajar juga terdapat latihan atau aktivitas yang harus dilakukan oleh peserta didik/peserta diklat. Berikut merupakan penjelasan dari isi kegiatan belajar tersebut. 1) Uraian Uraian dalam sajian materi modul adalah paparan materi-materi pelajaran berupa: fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, nilai, prosedur/metode, keterampilan, hukum, dan masalah.

7 Paparan tersebut perlu disajikan semenarik mungkin agar dapat merangsang dan mengkondisikan tumbuhnya pengalaman belajar (learning experiences). Sebagai contoh paparan yang membosankan: Begitu pentingnya arti buku di sekolah sehingga banyak penerbit yang menerbitkan buku untuk kepentingan sekolah. Kalau dilihat persentase buku yang diterbitkan oleh penerbit berdasarkan dokumen dari Kongres Perbukuan tahun 1995, adalah sebagai berikut: buku sekolah 65%, buku perguruan tinggi 15%, buku agama 15%, buku lainnya 5%. Dari komposisi tersebut nampak bahwa buku yang banyak diterbitkan adalah buku sekolah. Komposisi ini tidak banyak berubah sampai dengan tahun 2003 (Pusbuk, 2010). Agar lebih jelas dan menarik, sebaiknya paparan tersebut disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut. Begitu pentingnya arti buku di sekolah sehingga banyak penerbit yang menerbitkan buku untuk kepentingan sekolah. Kalau dilihat persentase buku yang diterbitkan oleh penerbit berdasarkan dokumen dari Kongres Perbukuan tahun 1995, adalah sebagai berikut: Tabel 1 Persentase jenis buku yang diterbitkan No. JENIS BUKU Jumlah 1. Buku Sekolah 65% 2. Buku Perguruan Tinggi 15% 3. Buku Agama 15% 4. Buku lainnya 5% Dari komposisi tersebut nampak bahwa buku yang banyak diterbitkan adalah buku sekolah. Komposisi ini tidak banyak berubah sampai dengan tahun 2003 (Pusbuk, 2010). Berkenaan dengan jenis pengalaman belajar disesuaikan dengan kekhususan setiap mata pelajaran. Sebagai contoh pengalaman untuk mata pelajaran yang bersifat ketrampilan seperti merakit komputer, menuntut pengalaman belajar dalam bentuk praktek. Peserta didik/peserta diklat perlu diberikan praktek cara merakit komputer. Sekarang, coba anda berikan contoh jenis pengalaman belajar berdasarkan kekhususan setiap mata pelajaran/mata diklat. Contoh lainnya dalam modul ini peserta diklat diharapkan dapat menyusun bahan belajar cetak khususnya modul, dengan demikian peserta diklat perlu diberi pengalaman belajar cara menyusun modul yang tepat. Pengalaman belajar yang ditampilkan hendaknya menampilkan variasi proses yang memungkinkan peserta didik/peserta diklat aktif dalam proses pembelajaran.

8 Prinsip dalam penyajian uraian harus memenuhi syarat-syarat: a) Materi harus sesuai dengan kompetensi b) Materi berada dalam cakupan topik inti c) Penyajiannya bersifat logis, sistematis, komunikatif/interaktif, dan tidak kaku d) Memperhatikan latar/setting kondisi peserta didik/peserta diklat e) Menggunakan teknik, metode penyajian yang menarik dan menantang. 2) Contoh Contoh adalah benda, ilustrasi, angka, gambar dan lain-lain yang mewakili/ mendukung konsep yang disajikan. Contoh bertujuan untuk memantapkan pemahaman pembaca tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, hukum, teori, nilai, prosedur/metode, keterampilan dan masalah. Prinsip dalam penyajian contoh hendaknya: a) Relevan dengan isi uraian b) Konsistensi istilah, konsep, dalil, dan peran c) Jumlah dan jenisnya memadai d) Logis (masuk akal) e) Sesuai dengan realitas f) Bermakna 3) Latihan Latihan merupakan bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh peserta didik/ peserta diklat setelah membaca uraian materi dalam kegiatan belajar. Latihan ini bermanfaat untuk memantapkan penguasaan terhadap materi yang dibahas dalam suatu kegiatan belajar. Latihan dapat ditempatkan di sela-sela uraian atau di akhir uraian. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan latihan: a) Relevan dengan materi yang disajikan b) Sesuai dengan kemampuan peserta didik/peserta diklat c) Bentuknya bervariasi, misalnya tes, tugas, eksperimen, dsb d) Bermakna (bermanfaat) e) Menantang peserta didik/peserta diklat untuk berpikir dan bersikap kritis f) Penyajiannya sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran g) Dilengkapi dengan rambu-rambu jawaban latihan untuk mengarahkan pemahaman peserta didik/peserta diklat terhadap jawaban yang diharapkan dari latihan tersebut.

9 4) Rangkuman Rangkuman adalah inti dari uraian materi yang disajikan pada kegiatan belajar dari suatu modul, yang berfungsi menyimpulkan dan memantapkan pengalaman belajar (isi dan proses) yang dapat mengkondisikan tumbuhnya konsep atau skemata baru dalam pikiran siswa. Rangkuman hendaknya memenuhi ketentuan: a) Berisi ide pokok yang telah disajikan b) Disajikan secara berurutan c) Disajikan secara ringkas d) Bersifat menyimpulkan e) Dapat dipahami dengan mudah (komunikatif) f) Memantapkan pemahaman pembaca g) Rangkuman diletakkan sebelum tes fonnatif pada setiap kegiatan belajar h) Menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan tidak menggunakan kata-kata yang sulit dipahami. c. Penutup Bagian penutup merupakan bagian akhir dari suatu modul yang berisi rangkuman atu kesimpulan dari keseluruhan isi modul. Kalau modul tersebut terdiri dari beberapa rangkaian modul, pada bagian penutup ini disertai juga penjelasan terkait dengan materi selanjutnya. Pada bagian penutup juga terdapat tes yang harus dikerjakan oleh peserta didik/ peserta diklat. Tes ini dikenal juga dengan tes akhir modul (TAM). Tes akhir modul diberikan dalam rangka mengukur penguasaan peserta didik/peserta diklat terhadap materi yang terdapat dalam modul sekaligus juga mengukur ketercapaian kompetensi yang dipersyaratkan dalam modul. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam penulisan tes akhir modul ini, yaitu: 1) Tes akhir modul dikembangkan berdasarkan kompetensi dan indikator yang telah dirumuskan. 2) Materi tes benar dan logis baik dari pertanyaan maupun pilihan jawaban. 3) Butir-butir tes yang dikembangkan harus memenuhi syarat penulisan butir soal yang tepat. Setelah anda menyusun pertanyaan-pertanyaan dalam tes, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan kunci jawaban dari tes tersebut. Kunci jawaban tes akhir modul ini biasanya diletakkan di bagian akhir modul agar peserta didik/peserta diklat mengerjakan tes tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu. Kunci jawaban ini perlu diberikan agar peserta didik/peserta diklat dapat mencocokkan jawaban yang telah mereka tulis dengan kunci jawaban tersebut, sehingga peserta didik/peserta diklat dapat mengukur sendiri tingkat penguasaan mereka terhadap modul tersebut. Hal ini sesuai dengan karakteristik modul dimana peserta didik/peserta diklat dapat melakukan evaluasi sendiri (self evaluation) kemajuan belajarnya. Disamping kunci jawaban, anda perlu menentukan pedoman pensekoran dari tes yang telah dikembangkan tersebut, umpan balik dan tindak lanjut setelah peserta didik/peserta diklat menyelesaikan tes akhir modul.

10 Dalam tindak lanjut ini, peserta didik/peserta diklat diarahkan untuk melanjutkan ke modul berikutnya atau mempelajari kembali modul tersebut berdasarkan hasil tes akhir modul yang mereka telah kerjakan. 3. Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan Saat Penulisan Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penulisan modul antara lain: a. Penggunaan bahasa Menurut anda, mengapa faktor bahasa perlu diperhatikan dalam penulisan modul? Ya, faktor bahasa perlu diperhatikan karena hal ini mempengaruhi kemudahan peserta didik/peserta diklat dalam memahami materi. Bahasa yang digunakan dalam penulisan modul berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam buku teks. Pergunakan bahasa yang komunikatif. Karena modul digunakan dalam belajar mandiri, maka bahasa yang digunakan adalah bahasa percakapan. Bahasa percakapan disini seolah-olah seseorang sedang bercakap- cakap dengan orang lain. Misalnya coba bandingkan kedua kutipan uraian di bawah ini, mana yang menurut anda mudah dipahami dan enak dibaca? Merasa banyak tidak tahu, ketinggalan informasi, apa yang seharusnya dilakukan? Tentu saja banyak membaca buku. Bandingkan dengan kalimat berikut: Kalau anda merasa banyak pengetahuan yang belum dipahami, sering ketinggalan informasi, apa yang anda lakukan? Boleh saya menebak apa yang ada di pikiran anda? Apakah buku jawabannya? Pada saat anda menulis modul, pikirkan seakan-akan anda berhadapan dengan pembaca modul. Hal ini akan menimbulkan suasana akrab dan terkesan tidak formal. Kata ganti orang seperti aku, saya, kamu, engkau, mereka, dia sangat baik digunakan untuk membangun suasana bersahabat. Contoh penggunaannya: Pada kegiatan belajar 1, anda telah belajar tentang konsepsi bahan belajar. Penulisan dengan gaya bahasa percakapan mengesankan seolah-olah anda berhadapan langsung dengan pembaca modul. Bahasa percakapan dapat dituangkan dengan menggunakan kalimat tanya retorik. Kalimat tanya ini tidak perlu dijawab langsung setelah diungkapkan oleh penulis. Bila anda menggunakan kalimat tanya retorik, anda bertanya kepada peserta didik/peserta diklat. Sebelum peserta didik menjawab, anda langsung memberikan jawabannya. Fungsinya sebagai pemicu daya persepsi peserta didik/peserta diklat mengenai jawaban atas pertanyaan tersebut. Contoh penggunaan kalimat tanya retorik: Menurut anda, mengapa faktor bahasa perlu diperhatikan dalam penulisan modul? Sebagai responnya, anda langsung memberikan jawaban Ya, faktor bahasa perlu diperhatikan karena hal ini mempengaruhi kemudahan peserta didik/peserta diklat dalam memahami materi Selain bahasa percakapan, faktor lainnya yaitu penggunaan tata bahasa dan paragraf. Dalam penulisan modul menggunakan kalimat yang sederhana. Sederhana disini dimaksudkan bukan kalimat yang bertele-tele. Kalimat perlu disusun secara logis dan teratur. Fungsi bagian kalimat yang meliputi subjek, predikat, objek dan keterangan harus tampak dengan jelas (eksplisit).

11 Sebagai contoh: Seorang Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran harus melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai jenjang jabatan masing-masing. Dari kalimat tersebut sebagai subjek yaitu Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran, melaksanakan sebagai predikat, tugas dan fungsinya sebagai objek, dan sesuai jenjang jabatan masingmasing sebagai keterangan. Penggunaan kalimat negatif perlu anda hindari dalam penulisan modul. Kalimat negatif cenderung sulit dipahami. Peserta didik/peserta diklat membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dalam memahami kalimat tersebut. Perhatikan contoh kalimat berikut: Kalau tidak sedang dalam keadaan sehat, kamu boleh tidak masuk. Kalimat ini sebaiknya diganti menjadi: Jika kamu sakit, boleh tidak masuk. Anda dapat menggunakan berbagai ragam kata dalam menyusun suatu kalimat. Sebaiknya anda menghindari pemilihan kata yang bermakna luas (umum), abstrak atau kabur, karena kata-kata tersebut akan menimbulkan penafsiran ganda. Apabila menggunakan istilah teknis dan kata-kata asing, anda perlu menambahkan penjelasan dari katakata asing dan istilah teknis tersebut. Untuk memudahkan peserta didik/peserta diklat memahami modul yang anda tulis, pergunakan tanda baca sesuai dengan fungsinya. Berikut beberapa persyaratan penggunaan tanda baca yang sederhana (seperti dikutip dalam Wayan Inten: 2000) yaitu: 1) Tanda baca koma memberi peluang kepada pembaca untuk berisitirahat sejenak. 2) Bila hendak memberi komentar tambahan yang agak menyimpang dari topik, gunakan tanda kurung buka dan tanda kurung tutup. Cara lainnya dengan menggunakan garis hubung panjang. 3) Tanda titik koma, menghubungkan dua kalimat setara, memberi peluang istirahat lebih lama daripada koma, tetapi lebih singkat daripada titik. 4) Untuk memberi penekanan atau perhatian, beri tanda garis bawah atau huruh kapital. Bisa juga digunakan cetak tebal. 5) Tanda seru digunakan juga untuk menyuruh seseorang atau menekankan suatu pengertian. Bagaimana menyusun paragraf pada modul yang anda tulis? Sebuah paragraf merupakan kumpulan dari beberapa kalimat yang disusun secara teratur dan logis sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh. Paragraf yang anda tulis mengarah pada suatu uraian yang menuju pada pokok pikiran yang terkandung dalam kalimat utama. Kalimat utama merupakan kalimat inti suatu paragraf. Kalimat tersebut mengandung ide dari suatu paragraf. Untuk memahami ide tersebut, maka kalimat-kalimat yang dibuat harus jelas, padat, dan biasanya tersusun dalam kalimat pendek. Kalimat panjang pada suatu paragraf cenderung akan mengaburkan pokok pikiran yang terkandung dalam paragraf tersebut. Nah, sekarang coba anda berlatih menyusun satu paragraf. Dimana anda meletakkan pokok pikiran dari paragraf tersebut?

12 Kalimat yang mengandung pokok pikiran dari suatu paragraf boleh anda tempatkan pada awal, bagian tengah, atau bagian akhir paragraf yang bersangkutan. Kalimat kunci yang diletakkan pada awal paragraf akan memberi informasi dini yang kemudian diikuti oleh uraian penjelasan mengenai ide yang dibicarakan. Kalimat kunci yang diletakkan di tengah paragraf memberi kesan bahwa ide pokoknya bersifat netral, artinya tidak membutuhkan penekanan khusus. Apabila anda meletakkan kalimat kunci di akhir paragraf, anda menyimpulkan ide yang diuraikan dari keseluruhan paragraf. b. Ilustrasi dan layout Ilustrasi dan layout dalam pengembangan modul menyangkut desain fisik dari modul. Modul sebagai media cetak tampilannya sebaiknya artistik, rapi, menarik, dan pengetikannya cukup jelas dan tidak terlalu rapat. Modul yang tidak dikemas dengan baik akan menimbulkan keengganan peserta didik/peserta diklat untuk membaca modul tersebut. Ukuran modul hendaknya dibuat dengan ukuran yang tidak terlalu besar sehingga mudah dibawa dan dibaca oleh peserta didik/peserta diklat. 4. Tahap Akhir Penulisan Bahan Belajar Setelah anda selesai menulis modul, maka modul ini kita sebut modul draf pertama. Hasil tulisan pada draf pertama ini biasanya masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu perlu dikaji oleh tim yang kompeten. Sebelum modul ini dimanfaatkan oleh peserta didik/peserta diklat, modul tersebut harus melalui tahapan antara lain: a. Self evaluation b. Review ahli c. Uji coba one to one d. Small group e. Uji coba lapangan f. Revisi g. Finalisasi Self evaluation, evaluasi yang dilakukan oleh pengembang media itu sendiri. Kalau anda sebagai pengembang media tersebut, cobalah untuk membacanya (media cetak) atau mendengarkan serta menyimak (media audio, misalnya). Dari apa yang anda baca, dengar atau simak, apakah anda mudah memahaminya atau sebaliknya? Jika anda mudah memahaminya, berarti media yang anda kembangkan tersebut akan dengan mudah juga dipahami oleh orang lain yang akan memanfaatkannya. Namun apa yang menurut kita mudah untuk memahaminya, terkadang menurut orang lain sulit dipahami. Oleh karena itu perlu masukan dari orang lainnya. Salah satunya melalui review ahli. Pada saat review ahli, melibatkan antara lain ahli desain instruksional, ahli media, dan ahli materi. Para ahli tersebut nantinya akan memberikan masukan terhadap modul yang anda tulis dalam rangka penyempurnaan modul. Masukan yang diberikan antara lain meliputi aspek materi (konten), aktivitas pembelajaran, dan aspek medianya itu sendiri dalam hal ini sebagai bagian dari media cetak.

13 Masukan terkait aspek materi antara lain: a. Kebenaran dan keakuratan materi b. Kecukupan materi c. Kejelasan materi d. Kejelasan tujuan e. Kesesuaian materi dengan tujuan f. Keterkaitan antar materi g. Ketersediaan ilustrasi dan contoh Masukan menyangkut aspek pembelajaran antara lain: a. Kejelasan petunjuk belajar b. Kesesuaian tingkat kesukaran materi dengan karakteristik peserta didik/peserta diklat c. Ketersediaan penjelasan terhadap istilah asing atau teknis d. Kesesuaian aktivitas belajar dengan tujuan e. Kesesuaian tugas yang diberikan dengan tujuan yang telah ditetapkan Masukan menyangkut aspek media antara lain: a. Kejelasan tulisan (font) huruf yang dipilih b. Kejelasan bahasa yang digunakan c. Daya tarik tampilan fisik modul d. Ketersediaan gambar/ilustrasi dalam memperjelas materi Setelah melalui review ahli, langkah selanjutnya adalah mengujicobakan modul tersebut kepada peserta didik/peserta diklat yang nantinya akan memanfaatkan modul tersebut. Strategi yang dapat dilakukan di sini antara lain: a. Meminta peserta didik/peserta diklat untuk mempelajari draft modul yang telah diperbaiki berdasarkan hasil review. b. Anda perlu menjelaskan kepada mereka bahwa tujuan mereka mempelajari modul ini dalam rangka uji coba modul untuk penyempurnaan modul. c. Anda tekankan kepada peserta didik/peserta diklat untuk mempelajari modul ini secara wajar dan apa adanya agar informasi yang diperoleh benar apa adanya. d. Anda perlu mengamati bagaimana mereka mempelajari modul yang anda tulis, seperti reaksi dan respon mereka terhadap uraian materi maupun aktivitas dan tugas yang terdapat dalam modul. e. Catat semua yang telah anda amati. f. Setelah modul selesai dipelajari, mintalah agar mereka mengerjakan tugas maupun tes yang terdapat dalam modul tersebut. Amati, apakah mereka kesulitan dalam mengerjakannya? Atau terlalu mudah mereka kerjakan. Informasi dari hasil uji coba ini dapat anda jadikan bahan untuk merevisi dan menyempurnakan modul yang telah anda tulis tersebut.

14 Rangkuman Sebelum anda memulai menulis modul, maka anda perlu melakukan kegiatan persiapan menulis modul antara lain dengan mengumpulkan bahan kepustakaan terkait materi yang nantinya akan ditulis. Pada umumnya ada tiga bagian/komponen dalam suatu modul. Bagian pertama adalah pendahuluan, kedua merupakan bagian utama adalah kegiatan belajar, dan bagian terakhir adalah penutup. Bagian pendahuluan antara lain meliputi deskripsi singkat, relevansi, dan tujuan pembelajaran. Bagian kegiatan belajar merupakan bagian inti dari modul itu sendiri yang terdiri dari uraian materi, penyajian contoh dan non contoh, ilustrasi, serta pemberian latihan. Pada bagian penutup berisi rangkuman materi secara keseluruhan, tes akhir modul, umpan balik dan tindak lanjut. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penulisan antara lain adalah bahasa, ilustrasi dan layout. Tahap akhir penulisan bahan belajar yaitu self evaluation, re- view ahli dan uji coba kepada sasaran yang sebenarnya.

15

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN BAHAN AJAR MODUL DALAM PROSES PEMBELAJARAN. Oleh: Sungkono

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN BAHAN AJAR MODUL DALAM PROSES PEMBELAJARAN. Oleh: Sungkono ABSTRACT PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN BAHAN AJAR MODUL DALAM PROSES PEMBELAJARAN Oleh: Sungkono Teachers need the competencies to develop learning material especially module, considering that the development

Lebih terperinci

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan Unit 4 Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak Isniatun Munawaroh Pendahuluan Bahan pembelajaran cetak merupakan bahan pembelajaran yang sudah umum digunakan bagi para guru tak terkecuali di tingkat Sekolah

Lebih terperinci

Teknik Penyusunan MODUL

Teknik Penyusunan MODUL Teknik Penyusunan MODUL Asep Herry Hernawan Program Studi Teknologi Pendidikan FIP UPI PENGERTIAN MODUL Satu unit program pembelajaran yang terrencana, didesain guna membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

Drs Doddy Rusmono, MLIS

Drs Doddy Rusmono, MLIS Pelatihan Penulisan MODUL Mata Kuliah Semester 1 TA 2009/2010 Program Studi Perpustakaan dan Informasi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

Lebih terperinci

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M. Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Kegiatan Belajar 1 IKA KURNIAWATI, M.Pd Modul Pelatihan 7 PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KB 1 KONSEP,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENDIDIKAN TINGGI PAU-PPAI, UNIVERSITAS TERBUKA 2008

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENDIDIKAN TINGGI PAU-PPAI, UNIVERSITAS TERBUKA 2008 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENDIDIKAN TINGGI PAU-PPAI, UNIVERSITAS TERBUKA 2008 JENIS BAHAN AJAR 4 CETAK 4 NON - CETAK CETAK Buku Teks Bahan Ajar Mandiri = Modul = BAJJ Panduan = Petunjuk = Pedoman

Lebih terperinci

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 2. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 2. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M. Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Kegiatan Belajar 2 IKA KURNIAWATI, M.Pd Modul Pelatihan 7 PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KB 2 FORMAT,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR R. NETY RUSTIKAYANTI 2017

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR R. NETY RUSTIKAYANTI 2017 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR R. NETY RUSTIKAYANTI 2017 Pengertian Pengembangan bahan ajar proses pemilihan, adaptasi dan pembuatan bahan ajar berdasarkan kerangka acuan tertentu Bahan ajar uraian yang sistematik

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Ajar

Pengertian Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR R. Nety Rustikayanti 2016 materi didownload di dosen.stikesdhb/nety/ Pengertian Pengembangan bahan ajar proses pemilihan, adaptasi, dan pembuatan bahan ajar berdasarkan kerangka

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ESAUNGGUL. Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan,

PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ESAUNGGUL. Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ESAUNGGUL A. PENGERTIAN Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

Adapun poin-poin atas saran dari validator ahli desain tersebut adalah sebagai

Adapun poin-poin atas saran dari validator ahli desain tersebut adalah sebagai berikut : Adapun poin-poin atas saran dari validator ahli desain tersebut adalah sebagai a. Pada gambar 4.12 saran dari validator adalah perlu direvisi pada covernya yaitu dengan menambahkan intansi pendidikan

Lebih terperinci

pengembangan berakar pada produksi media.

pengembangan berakar pada produksi media. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Definisi Pengembangan Menurut Ch. Ismaniati yang dikutip Faritodi (2008: 31) pengembangan adalah kegiatan menterjemahkan suatu desain ke dalam fisiknya dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI CHAPTER 4 Pengembangan dan Pemanfaatan Modul Husni Mubarok, S.Pd., M.Si. Tadris Biologi IAIN Jember Apa Bedanya MODUL dgn HANDOUT?? MODUL HANDOUT DIKTAT BUKU Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Artikel ilmiah merupakan sejenis tulisan yang menyajikan atau menganalisis suatu topik secara ilmiah. Keilmiahan suatu tulisan didasarkan pada ragam bahasa yang digunakannya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR Oleh: Drs. Asep Herry Hernawan, M.Pd. Dra. Hj. Permasih, M.Pd. Laksmi Dewi, M.Pd. PENGANTAR Bahan pembelajaran merupakan komponen isi pesan dalam kurikulum yang harus disampaikan

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS MENULIS MODUL

PETUNJUK PRAKTIS MENULIS MODUL PETUNJUK PRAKTIS MENULIS MODUL Oleh : Badru Zaman, M.Pd Universitas Pendidikan Indonesia Hal-hal Umum Modul adalah salah satu bentuk bahan belajar mandiri yang biasa digunakan dalam pendidikan jarak jauh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Belajar yang Relevan 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.

Lebih terperinci

Mekarkeun Bahan Ajar Basa dina Kapaigelan Basa Sunda ku Usep Kuswari

Mekarkeun Bahan Ajar Basa dina Kapaigelan Basa Sunda ku Usep Kuswari Mekarkeun Bahan Ajar Basa dina Kapaigelan Basa Sunda ku Usep Kuswari A. Karakteristik Bahan Ajar 1. Self Instructional a. Aya tujuan nu dirumuskeun kalayan jentre, boh tujuan ahir boh tujuan antara. b.

Lebih terperinci

BAB V MODUL PEMBELAJARAN SASTRA

BAB V MODUL PEMBELAJARAN SASTRA BAB V MODUL PEMBELAJARAN SASTRA 5.1 Pengantar Modul pada dasarnya merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik, mengacu pada standar kompetensi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Setyosari (2012:214) penelitian pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN Endang Mulyatiningsih Mengajar merupakan tugas utama seorang pendidik (guru, dosen, tutor, instruktur, widyaiswara). Pendidik yang kreatif akan selalu menciptakan ide-ide

Lebih terperinci

Fitri Rahmawati, MP. Staf Pengajar Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Fitri Rahmawati, MP. Staf Pengajar Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Fitri Rahmawati, MP Staf Pengajar Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Pengertian Modul Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP PENULISAN BUKU AJAR UNTUK PERGURUAN TINGGI. Oleh Ali Saukah Universitas Negeri Malang

PRINSIP-PRINSIP PENULISAN BUKU AJAR UNTUK PERGURUAN TINGGI. Oleh Ali Saukah Universitas Negeri Malang PRINSIP-PRINSIP PENULISAN BUKU AJAR UNTUK PERGURUAN TINGGI Oleh Ali Saukah Universitas Negeri Malang alisaukah@yahoo.com 08123393189 BUKU AJAR Buku ajar, atau textbook, adalah buku yang dirancang sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bahan Ajar 2.1.1 Pengertian Bahan Ajar Hamdani (2011:218) mengemukakan beberapa pengertian tentang bahan ajar, yaitu sebagai berikut: a. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENULISAN MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENULISAN MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENULISAN MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA JAKARTA, 2009 PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 0 PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Rainal Mukhtar Drs. H. Sigalingging, M.Pd. Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul Menurut Suprawoto (2009:2) modul adalah sarana pembelajaran dalam bentuk tertulis/cetak yang disusun secara sistematis, memuat materi pembelajaran,

Lebih terperinci

PENYUSUNAN BAHAN AJAR. Diklat Pra Uji Kompetensi Pendidik Kursus dan Pelatihan Pendidikan Nonformal

PENYUSUNAN BAHAN AJAR. Diklat Pra Uji Kompetensi Pendidik Kursus dan Pelatihan Pendidikan Nonformal PENYUSUNAN BAHAN AJAR Diklat Pra Uji Kompetensi Pendidik Kursus dan Pelatihan Pendidikan Nonformal IDENTITAS Nama : U. Hendra Irawan Tempat Tgl Lahir : Bandung, 02 Juli 1969 Alamat : Komplek Puri Budi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Studi Pendahulan Pada tahap investigasi awal dilakukan kajian terhadap: 1) tingkat berpikir geometri siswa, 2) kondisi modul atau bahan yang sedang digunakan, 3) analisis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INTRUMEN EVALUASI MEDIA MODUL PEMBELAJARAN. Oleh: Sungkono

PENGEMBANGAN INTRUMEN EVALUASI MEDIA MODUL PEMBELAJARAN. Oleh: Sungkono Abstrak PENGEMBANGAN INTRUMEN EVALUASI MEDIA MODUL PEMBELAJARAN Oleh: Sungkono E-mail: sungkono@uny.ac.id Penelitian ini bertujuan menghasilkan instrumen evaluasi media modul pembelajaran untuk mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Masalah ini akan dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Berdasarkan permasalahan yang muncul di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul Pada bahasan ini akan dibahas antara lain: 1. Pengertian Salah satu bahan ajar yang dianjurkan untuk pembelajaran yang berorientasi konstruktivistik adalah modul. Modul

Lebih terperinci

Prinsip Pemelajaran KBK

Prinsip Pemelajaran KBK 7/25/2011 Prinsip Pemelajaran KBK Student Centered Siswa menjadi subyek dan perbedaan kecepatan belajar dihargai/diperhatikan Integrated Learning Pengelolaan Pemelajaran secara Integratif bermuara kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa pada hakikatnya merupakan suatu hal yang tak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI OLEH SUSIARTUN NIM RRA1C209027 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAHAN AJAR MODUL. Irnin Agustina D.A., M.Pd.

BAHAN AJAR MODUL. Irnin Agustina D.A., M.Pd. BAHAN AJAR MODUL Irnin Agustina D.A., M.Pd. 1. definisi modul Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru (depdiknas)

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PENGALAMAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH

PENERAPAN PENDEKATAN PENGALAMAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH PENERAPAN PENDEKATAN PENGALAMAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH Devita Vuri Guru SDN Karawang Kulon II Kabupaten Karawang Abstrak Pembelajaran bahasa di SD kelas rendah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai dengan karakteristik, salah satunya adalah keterpisahannya antara individu yang belajar

Lebih terperinci

TEKNIK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DWI BAHASA UNTUK KELAS INTERNASIONAL VINTA A. TIARANI

TEKNIK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DWI BAHASA UNTUK KELAS INTERNASIONAL VINTA A. TIARANI TEKNIK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DWI BAHASA UNTUK KELAS INTERNASIONAL VINTA A. TIARANI Universitas Negeri Yogyakarta 2011 PENDAHULUAN Dewasa ini, sekolah bertaraf internasional atau rintisan sekolah bertaraf

Lebih terperinci

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar Teknik Pengembangan Bahan Ajar dan Perangkat Pembelajaran oleh: Pujianto *) Disarikan dari Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar, Depdiknas:2006 Mengapa perlu bahan ajar? Siswa memiliki karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa asing di sekolah adalah penguasaan keterampilan berbicara dengan lancar dan berterima.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi kepada orang lain. Kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa bisa berlangsung secara efektif

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH : BAHASA INDONESIA KODE MATAKULIAH : 2 (SKS TEORI ) PROGRAM STUDI : PTBB DOSEN PENGAMPU : Endang Mulyatiningsih

SILABUS MATAKULIAH : BAHASA INDONESIA KODE MATAKULIAH : 2 (SKS TEORI ) PROGRAM STUDI : PTBB DOSEN PENGAMPU : Endang Mulyatiningsih No. Revisi : 00 Tgl. 18 Februari 2012 Hal 1 dari 8 SILABUS MATAKULIAH : BAHASA INDONESIA KODE MATAKULIAH : 2 (SKS TEORI ) SEMESTER : GASAL/GENAP PROGRAM STUDI : PTBB DOSEN PENGAMPU : Endang Mulyatiningsih

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Merina Pratiwi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi untuk saling berinteraksi dalam kehidupan manusia baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Indonesia merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan modul English for Nursing telah mengikuti model Dick and

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan modul English for Nursing telah mengikuti model Dick and BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian dan Pengembangan Pengembangan modul English for Nursing telah mengikuti model Dick and Carrey. Agar memudahkan dalam menentukan langkah kerja, model pengembangan

Lebih terperinci

Dalam dharma pengajaran setiap dosen dituntut

Dalam dharma pengajaran setiap dosen dituntut Pengantar Pengembangan Bahan Ajar di Perguruan Tinggi 30 April 2009, di Pekanbaru Oleh Said Suhil Achmad A. Pengantar Dalam dharma pengajaran setiap dosen dituntut untuk mempersiapkan diri dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memaparkan suatu fenomena dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan implementasi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mencerdaskan bangsa. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH...

TINJAUAN MATA KULIAH... Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... i MODUL 1: STRATEGI PEMBELAJARAN 1.1 Hakikat Strategi Pembelajaran... 1.2 Latihan... 1.12 Rangkuman... 1.13 Tes Formatif 1..... 1.13 Berbagai Jenis Strategi Pembelajaran...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

Lebih terperinci

T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI Allen Marga Retta 1 1 Email: Allen_marga_retta@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI BISNIS Perencanaan, Pengorganisasian dan Perevisian pesan-pesan bisnis

KOMUNIKASI BISNIS Perencanaan, Pengorganisasian dan Perevisian pesan-pesan bisnis Modul ke: KOMUNIKASI BISNIS Perencanaan, Pengorganisasian dan Perevisian pesan-pesan bisnis Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Catur Widayati, SE.,MM Bahan Kajian: 1. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksplanasi dalam Kurikulum 2013 Kurikulum merupakan landasan atau acuan bagi setiap proses pembelajaran di sekolah,

Lebih terperinci

A. Konsep. Dapat menarik perhatian khalayak Bisa digunakan untuk diskusi kelompok maupun pleno Bisa dipasang (berdiri sendiri)

A. Konsep. Dapat menarik perhatian khalayak Bisa digunakan untuk diskusi kelompok maupun pleno Bisa dipasang (berdiri sendiri) POSTER A. Konsep POSTER Pengertian Poster adalah media gambar yang memiliki sifat persuasif tinggi karena menampilkan suatupersoalan (tema) yang menimbulkan perasaan kuat terhadap khalayak. Yang terpenting

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA Etyn Nurkhayati SD YPKP I Sentani Jayapura Papua Abstrak:Kesulitan siswa dalam menulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR HANDOUT.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR HANDOUT. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR HANDOUT asepherry@upi.edu Pendahuluan Mahasiswa perlu alat bantu dalam menguasai bahan yang disajikan dengan lebih jelas dan sistematis, terutama mereka yang memiliki kemampuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. media pembelajaran interaktif berbasis macromedia flash dengan materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. media pembelajaran interaktif berbasis macromedia flash dengan materi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengembangan Produk Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran interaktif berbasis macromedia flash

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran. I. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna. Istilah-istilah tersebut adalah pendekatan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian mengenai pengembangan perangkat pembelajaran kalkulus kelas XI semester genap dengan pendekatan saintifik Kurikulum 2013

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL DALAM RANGKA PROSES BELAJAR MENGAJAR PROGRAM PROFESIONAL 1

PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL DALAM RANGKA PROSES BELAJAR MENGAJAR PROGRAM PROFESIONAL 1 PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL DALAM RANGKA PROSES BELAJAR MENGAJAR PROGRAM PROFESIONAL 1 Disusun oleh : Pudji Muljono 2) JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Keterampilan Menulis. Menulis adalah salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan sebuah metode penelitian yang dilakukan di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi perubahan di segala bidang. Salah satu bidang yang mengalami perubahan yaitu bidang pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Langkah-langkah dalam membuat penelitian ini dilakukan dengan model pengembangan

Lebih terperinci

THE SYSTEMATIC DESIGN OF INSTRUCTION (DESAIN SISTEMATIS INSTRUKSI) Arini Pakistyaningsih, SH., MM.

THE SYSTEMATIC DESIGN OF INSTRUCTION (DESAIN SISTEMATIS INSTRUKSI) Arini Pakistyaningsih, SH., MM. THE SYSTEMATIC DESIGN OF INSTRUCTION (DESAIN SISTEMATIS INSTRUKSI) The Systematic Design of Instruction Chapter One Arini Pakistyaningsih, SH., MM. A. Model Pendekatan Dick dan Carey Sistem Untuk Merancang

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Baleendah. Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah unggulan di Kabupaten Bandung. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis karangan merupakan kompetensi dasar yang harus dicapai pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV sekolah dasar. Terdapat beberapa kompetensi dasar yang memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar 62 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan (development research) karena tujuannya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang berupa Rencana

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara

TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembangan Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam bidang tertentu untuk mendapatkan suatu informasi yang datanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis adalah salah satu bentuk dari kegiatan berkomunikasi secara tidak langsung, yang peranannya sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Ajar

Pengertian Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BUG1A2 BAHASA INDONESIA Disusun oleh: Diyas Puspandari, S.S., M.Pd. PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTASI FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY 1 LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran

Lebih terperinci

Koridor Umum Penulisan Artikel Ilmiah

Koridor Umum Penulisan Artikel Ilmiah Koridor Umum Penulisan Artikel Ilmiah Agung Nugroho, Ph.D Magister Ekonomi Pertanian, Faperta - ULM 6 Mei 2017 Judul Bagian pertama yang dibaca Singkat, padat, menarik, dan menggambarkan isi Khas untuk

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi

BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi Karya tulis ilmiah memiliki kedudukan yang sangat penting. Mahasiswa harus menghasilkan karya ilmiah, baik berupa tugas akhir, skripsi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN ) BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI Skripsi, tesis, dan disertasi hasil penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan. Ditinjau dari

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MODUL PEMBELAJARAN

KARAKTERISTIK MODUL PEMBELAJARAN MODUL PEMBELAJARAN PENGERTIAN MODUL PEMBELAJARAN Merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam pembelajaran bahasa Indonesia menulis merupakan salah satu keterampilan bahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Menulis adalah keterampilan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD Kegiatan Belajar 3 PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD A. Pengantar Seorang guru SD atau calon guru SD perlu mengetahui beberapa karakteristik pembelajaran matematika di SD. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya,

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar

Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar Uraian Materi Secara umum, langkah-langkah kegiatan penilaian hasil belajar yang dilakukan Guru meliputi: (1) Perencanaan penilaian dan pengembangan perangkat,

Lebih terperinci

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Potret pembelajaran sastra di berbagai sekolah (di Indonesia) selama ini terlihat buram dan sedih. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian Alwasilah (dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat

Lebih terperinci

DASAR-DASAR KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

DASAR-DASAR KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR DASAR-DASAR KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 1 TUJUAN dan KEGIATAN TUJUAN: Menerapkan dasar-dasar komunikasi dan keterampilan dasar mengajar dalam pembelajaran KEGIATAN: Berbagi pengalaman Penyajian

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kegiatan pembelajaran yang mengedepankan proses dan hasil. Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan unik yang menuntut sejumlah

Lebih terperinci

Penilaian Proses yang Berfokus pada Kemahiran Menulis, Berbicara dan Menyimak. Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia

Penilaian Proses yang Berfokus pada Kemahiran Menulis, Berbicara dan Menyimak. Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia Penilaian Proses yang Berfokus pada Kemahiran Menulis, Berbicara dan Menyimak Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia Penilaian Proses yang Berfokus pada Kemahiran Menulis Hal-Hal yang Dinilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahan ajar menurut Pannen (1997:7) adalah bahan-bahan atau materi pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bahan ajar menurut Pannen (1997:7) adalah bahan-bahan atau materi pelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan ajar memiliki posisi yang sangat penting dalam pembelajaran. Bahan ajar menurut Pannen (1997:7) adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis

Lebih terperinci