BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA Toksoplasmosis Epidemiologi Penyakit Toksoplasmosis Toxoplasmosis disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Parasit ini termasuk protozoa subfilum apicomplexa, kelas sporozoa, sub kelas coccidia. Toxoplasma gondii mula mula ditemukan pada binatang pengerat/ rodentia di Afrika Utara yaitu Ctenodactylus gundi pada tahun 1909 oleh Nicolle dan Manceaux.. Janku pada tahun 1923 menggambatkan adanya chorioretinitis yang disebabkan oleh Toksoplasma sedangkan pada tahun 1939 Wolf dan kawan kawan mengisolasi parasit ini serta menentukannya sebagai penyebab penyakit kongenital pada neonatus. Pada tahun 1970 parasit yang sudah dikenal sebagai pathogen pada manusia selama setengah abad ini diklasifikasikan secara taksonomi dalam coccidia dan diketahui bahwa bangsa kucing adalah hospes definitifnya serta menjadi jelas bahwa dalam siklus hidupnya terdapat siklus seksual yang terjadi pada pada bangsa kucing (felidae) dan hal ini mempunyai implikasi epidemiologik yang penting untuk transmisi parasit ini (Neva FA dan Brown HW, 1994 ; Dubey, 2010). Toxoplasma gondii ditemukan di seluruh dunia. Data serologi menunjukkan bahwa 30-40% penduduk dunia terinfeksi Toxoplasma gondii, sehingga toksoplasmosis merupakan penyakit infeksi yang paling banyak diderita penduduk bumi (Soedarto, 2012). Terjadinya penyakit toksoplasmosis pada manusia atau hewan lainnya tidak terlepas dari keberadaan kucing yang mengeluarkan ookista bersama fesesnya yang mencemari lingkungan. Seekor kucing dapat mengeluarkan sampai 10 juta ookista sehari selama 2 minggu (Chahaya, 2003).

2 Distribusi geografis dari Toxoplasma gondii ini bersifat kosmopolitan dan dapat menginfeksi berbagai jenis hewan maupun manusia. Pada penelitian Hutchison pada tahun 1965 menyatakan bahwa bila kucing memakan tikus yang terinfeksi Toxoplasma gondii dapat menyebabkan kucing tersebut akan tertular dan dalam fesesnya akan mengandung ookista Toxoplasma gondii. Bahkan Feses tersebut dapat mencemari air serta di dalam air parasit ini akan bertahan selama setahun atau lebih (Natadisastra dan Agoes, 2009) Kista Toxoplasma gondii dalam daging dapat bertahan hidup pada suhu -4 C sampai tiga minggu, Kista tersebut akan mati jika daging dalam keadaan beku pada suhu -15 C selama tiga hari dan pada suhu -20 C selama dua hari (Chahaya, 2003). Apabila daging dipaparkan dengan suhu 65 C selama 4-5 menit maka kista dalam daging tersebut akan mati, demikian juga hasil daging siap konsumsi yang diolah dengan garam dan nitrat (WHO, 1979 ; Chahaya, 2003). Tercemarnya alat-alat untuk masak dan tangan oleh bentuk infektif parasit ini pada waktu pengolahan makanan merupakan salah satu sumber untuk penyebaran Toxoplasma Gondii. Diketahuinya siklus hidup Toksoplasma gondii maka usaha pencegahannya diharapkan lebih mudah dilakukan. Baru pada tahun 1970 siklus hidup parasit ini menjadi lebih jelas yaitu ketika ditemukannya siklus seksualnya pada kucing. Setelah dikembangkannya test serologis yang sensitive oleh Sabin dan Feldman tahun 1970 maka diketahui bahwa zat anti Toxoplasma gondii dapat ditemukan secara kosmopolitan terutama di daerah dengan iklim panas dan lembab (Gandahusada et al., 2004) Pada manusia seroprevalensi Toxoplasma gondii yang di periksa dengan tes warna di berbagai negara adalah : USA 13-68%, Austria 7-62%, El Salvador 40-93%, Finlandia 7-35%, Inggris 8-25%, Paris 33-87%, Tahiti 45-77% (Gandahusada, 1994 ; Chahaya, 2003).

3 Di Jepang 59-79% pada pekerja rumah potong hewan dan 21,7% pada populasi dengan umur sama (Konishi, 1986 ; Chahaya, 2003). Di beberapa negara toksoplasmosis yang terjadi secara kongenital sebanyak 0,25-7% dari setiap 1000 kelahiran hidup (Chahaya, 2003) Morfologi Dan Siklus Hidup Penyakit Toksoplasmosis Toxoplasma Gondii merupakan protozoa obligat intraseluler, yang terdapat dalam tiga bentuk yaitu takizoit (bentuk proliferatif), kista (berisi bradizoit) dan ookista (berisi sporozoit) (WHO 1979 ; Chahaya, 2003). Bentuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dan ujung lain agak membulat. Ukuran panjang 4-8 mikron dan mempunyai selaput sel, satu inti yang terletak di tengah bulan sabit dan beberapa organel lain seperti mitokondria dan badan golgi (Levine, 1990 ; Dubey, 2010). Kista dibentuk di dalam sel hospes bila takizoit yang membelah telah membentuk dinding, ukuran kista berbeda-beda, ada yang berukuran kecil hanya berisi beberapa bradizoit dan ada yang berukuran 200 mikron berisi kira-kira 3000 bradizoit. Kista dalam tubuh hospes dapat ditemukan seumur hidup terutama otak, otot jantung dan otot bergaris (Krahenbuhl dan Remington, 1982 ; Chahaya, 2003). Di dalam otak bentuk kista lonjong dan bulat, tetapi di dalam otot bentuk kista mengikuti bentuk sel otot. Kista ini merupakan stadium istirahat dari Toksoplasma gondii. Menurut (Levine, 1990), pada infeksi kronis kista dapat ditemukan dalam organ tubuh terutama otak. Ookista berbentuk lonjong, berukuran x 9-11 mikron, ookista mempunyai dinding, berisi satu sporoblas yang membelah menjadi dua sporoblas. Pada

4 perkembangan selanjutnya ke dua sporoblas membentuk dinding dan menjadi sporokista. Masing-masing sporokista tersebut berisi empat sporozoit yang berukuran 8 x 2 mikron dan sebuah benda residu (Frenkel, 1989 ; Levine, 1990).Toxoplasma Gondii dalam klasifikasi termasuk kelas Sporozoasida, karena berkembang biak secara seksual dan aseksual yang terjadi secara bergantian (Levine, 1990). Kucing dan golongan felidae lainnya merupakan hospes definitif dari Toksoplasma gondii. di dalam usus kecil kucing, sporozoit menembus sel epitel dan tumbuh menjadi trofozoit. Inti trofozoit membelah menjadi banyak sehingga terbentuk skizon. Skizon matang kemudian pecah dan menghasilkan banyak merozoit (skizogoni). Siklus aseksual ini dilanjutkan dengan siklus seksual. Merozoit masuk ke dalam sel epitel dan membentuk makrogametosit dan mikrogametosit yang menjadi makrogamet dan mikrogamet (gametogoni). Setelah terjadi pembuahan terbentuk ookista, yang akan dikeluarkan bersama feses kucing (Krahenbuhl dan Remington, 1982 ; Chahaya, 2003) Bila ookista tertelan oleh mamalia seperti domba, babi, sapi dan tikus serta ayam atau burung, maka di dalam tubuh hospes perantara akan terjadi siklus hidup aseksual yang menghasilkan takizoit. Takizoit akan membelah, kecepatan membelah takizoit ini berkurang secara berangsur kemudian terbentuk kista yang mengandung bradizoit. Bradizoit dalam kista biasanya ditemukan pada infeksi menahun (infeksi laten) (Chahaya, 2003). Apabila kucing yang merupakan hospes definitif memakan hospes perantara yang terinfeksi maka berbagai stadium seksual di dalam sel epitel usus muda akan terbentuk lagi. Jika hospes perantara yang dimakan kucing mengandung kista Toksoplasma gondii, maka masa prepatennya 2-3 hari. Tetapi bila ookista tertelan langsung oleh kucing, maka masa

5 prepatennya hari. Dengan demikian kucing lebih mudah terinfeksi oleh kista daripada oleh ookista (Cox, 1982 ; Levine, 1990) Gambar 1. Siklus hidup Toxoplasma Gondii, sumber infeksi pada manusia (Frankel, 1989) Cara penularan penyakit Toksoplasmosis Menurut Soulsby (1986) dalam Siregar (2012) penularan toksoplasmosis dapat terjadi dengan cara kongenital dan akuitasi (dapatan). Cara penularan kongenital adalah dengan masuknya organisme parasit tersebut melalui plasenta dari ibu yang dipindahkan dari hospes definitif (kucing) yang terinfeksi yang menular ke fetusnya (bayi). Kucing biasanya menderita toksoplasmosis karena didalam fesesnya terdapat ookista dari parasit tersebut, namun tidak menunjukkan gejala atau asimtomatik. Penularan dengan cara akuitasi

6 dapat terjadi selama periode embrionik melalui berbagai cara, misalnya per oral, melalui luka, melalui telur cacing dan sebagainya. Penularan yang paling sering terjadi pada manusia dan hewan termasuk unggas adalah melalui makanan yang terkontaminasi oleh ookista dari feses kucing atau sebangsanya. Pada kenyataannya, infeksi yang terjadi melalui ookista dari kucing, ternyata kurang berperan menimbulkan toxoplasma jika dibandingkan dengan infeksi yang diperoleh melalui daging yang tercemar kista (Boch, 1992). Terjadinya penyakit toksoplasmosis secara perolehan juga dapat terjadi melalui kontak langsung dengan lingkungan yang tercemar ookista yang terdapat pada feses kucing (Dubey, 1993 ; Siregar, 2012). Setelah terinfeksi Toxoplasma Gondii di dalam tubuh akan terjadi proses yang terdiri dari tiga tahap yaitu parasitemia, dimana parasit menyerang organ dan jaringan serta memperbanyak diri dan menghancurkan sel-sel inang. Perbanyakan diri ini paling nyata terjadi pada jaringan retikuloendotelial dan otak, dimana parasit mempunyai afinitas paling besar. Pembentukan antibodi merupakan tahap kedua setelah terjadinya infeksi. Tahap ketiga merupakan fase kronik, terbentuk kista-kista yang menyebar di jaringan otot dan syaraf, yang sifatnya menetap tanpa menimbulkan peradangan lokal (Chahaya, 2003) Toksoplasmosis dapatan biasanya tidak diketahui karena jarang menimbulkan gejala. tetapi bila ibu hamil mendapat infeksi primer, ada kemungkinan bahwa 50% akan melahirkan anak dengan toksoplasmosis kongenital. Gejala yang dijumpai pada orang dewasa maupun anak-anak umumnya ringan. Gejala klinis yang paling sering dijumpai pada toksoplasmosis dapatan adalah limfadenopati dan rasa lelah, disertai demam dan sakit kepala (Zaman dan Keong, 1988 ; Chahaya, 2003)

7 Pada infeksi akut, limfadenopati sering dijumpai pada kelenjar getah bening darah leher bagian belakang. Gejala tersebut dapat disertai demam, mialgia, malaise. Bentuk kelainan pada kulit akibat toksoplasmosis berupa ruam makulopapuler yang mirip kelainan kulit pada demam tifus, sedangkan pada jaringan paru terjadi pneumonia interstial (Chahaya, 2003). Gambaran klinis toksoplasmosis kongenital dapat bermacam-macam. Ada yang tampak normal pada waktu lahir dan gejala klinisnya baru timbul setelah beberapa minggu sampai beberapa tahun. Ada gambaran eritroblastosis, hidropsfetalis dan triad klasik yang terdiri dari hidrosefalus, korioretinitis dan perkapuran intrakranial atau tetrade sabin yang disertai kelainan psikomotorik (Zaman dan Keong, 1988 ; Chahaya 2003). Toksoplasmosis kongenital dapat menunjukkan gejala sangat berat dan menimbulkan kematian penderitanya karena parasit telah tersebar luas di berbagai organ penting dan juga pada sistem syaraf penderita (Dubey, 2010). Gejala susunan syaraf pusat sering meninggalkan gejala sisa, misalnya retardasi mental dan motorik. Kadang-kadang hanya ditemukan sikatriks pada retina yang dapat kambuh pada masa anak-anak, remaja atau dewasa. Korioretinitis karena toksoplasmosis pada remaja dan dewasa biasanya akibat infeksi kongenital. (Dubey, 2010) Akibat kerusakan pada berbagai organ, maka kelainan yang sering terjadi bermacammacam jenisnya. Kelainan pada bayi dan anak-anak akibat infeksi pada ibu selama kehamilan trimester pertama, dapat berupa kerusakan yang sangat berat ensefalomielitis, hidrosefalus, kalsifikasi serebral dan korioretinitis. Pada anak yang lahir prematur, gejala klinis lebih berat dari anak yang lahir cukup bulan, dapat disertai hepatosplenomegali, ikterus, limfadenopati, kelainan susunan syaraf pusat dan lesi mata (Dubey, 2010)

8 Infeksi Toksoplasma gondii pada individu dengan imunodefisiensi menyebabkan manifestasi penyakit dari tingkat ringan sedang sampai berat, tergantung kepada derajat imunodefisiensinya (Cornain et al., 1990). Menurut Gandahusada et al., pada penderita imunodefisiensi, infeksi Toksoplasma gondii menjadi nyata, misalnya pada penderita karsinoma, leukimia atau penyakit lain yang diberi pengobatan kortikosteroid dosis tinggi atau radiasi. Gejala yang timbul biasanya demam tinggi, disertai gejala susunan syaraf pusat karena adanya ensefalitis difus. Gejala klinis yang berat ini mungkin disebabkan oleh eksaserbasi akut dari infeksi yang terjadi sebelumnya atau akibat infeksi baru yang menunjukkan gejala klinis yang dramatis karena adanya imuno-defisiensi. Pencegahan Toksoplasmosis Pengendalian populasi kucing merupakan salah satu faktor yang dapat menekan kejadian toksoplasmosis, karena kucing mengeluarkan berjuta juta ookista dalam fesesnya, yang dapat bertahan sampai satu tahun di dalam tanah yang teduh dan lembab. Untuk mencegah hal ini, maka dapat juga dilakukan dengan cara mencegah infeksi pada kucing, yaitu dengan memberi makanan yang matang sehingga kucing tidak berburu tikus atau burung (Chahaya, 2003). Bila kucing diberikan monensin 200 mg/kg melalui makanannya, maka kucing tersebut tidak akan mengeluarkan ookista bersama fesesnya, tetapi ini hanya dapat digunakan untuk kucing peliharaan (Frenkel dan Smith, 1982 ; Chahaya, 2003). Untuk mencegah terjadinya infeksi oleh ookista yang berada di dalam tanah, dapat dilakukan dengan bahan bahan kimia seperti formalin, amonia dan iodin dalam bentuk larutan serta air panas 70 C yang disiramkan pada feses kucing (Chahaya, 2003). Kista jaringan dalam hospes perantara (kambing, sapi, babi dan ayam) sebagai sumber infeksi

9 dapat dimusnahkan dengan memasaknya sampai 66 C atau mengasap dan sampai matang sebelum dimakan. Yang paling penting untuk dicegah adalah terjadinya toksoplasmosis kongenital, karena anak yang lahir cacat dengan retardasi mental dan gangguan motorik, merupakan beban masyarakat. Pencegahan dengan tindakan abortus artefisial yang dilakukan selambat-lambatnya sampai usia kehamilan minggu, dapat mengurangi kejadian toksoplasmosis kongenital sampai 50%, hal ini dikarenakan lebih dari 50% kejadian toxoplasma kongenital diakibatkan infeksi primer pada primer pada trimester terakhir kehamilan (Wilson dan Remington, 1980 ; Chahaya, 2003). Pencegahan dengan obat-obatan, terutama pada ibu hamil yang diduga menderita infeksi primer dengan Toxoplasma gondii, dapat dilakukan dengan spiramisin. Vaksin untuk mencegah infeksi toksoplasma gondii pada manusia belum tersedia sampai saat ini. Selain pencegahan pada kucing, Lopez (2000) juga menyebutkan bahwa terdapat beberapa upaya pencegahan mengenai infeksi toksoplasma gondii yang telah di publikasikan oleh CDC, dimana untuk mencegah toksoplasmosis dan penyakit bawaan makanan lainnya, maka makanan harus dimasak dengan suhu yang aman. Semua masakan atau makanan yang terbuat dari daging, kemungkinan terbesar infeksi Toxoplasma gondii pada manusia berasal dari makan daging yang kurang masak (Iskandar, 2005). Begitu pula dengan buah dan sayur, harus dikupas dan dicuci sebelum makan. Sedangkan untuk peralatan makan harus selalu dicuci dengan air sabun terutama pada peralatan makan yang kontak dengan daging. Penggunaan APD seperti alas kaki dan selop tangan dapat meminimalkan penularan penyakit toksoplasmosis. Kontak dengan tanah tanpa menggunakan APD merupakan media yang paling potensial tercemar oleh ookista, bila terdapat kucing disekitarnya. Daya tahan ookista cukup lama pada tanah yang lembab dan terhindar dari sinar matahari langsung.

10 Menghindari kontak dengan feses kucing atau kontaminannya, karena kucing merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya toksoplasmosis, karena kucing mengeluarkan banyak ookista dalam fesesnya, yang dapat bertahan sampai satu tahun di dalam tanah yang teduh dan lembab (Sukaryawati, 2011). Berdasarkan hal tersebut masyarakat khususnya ibu hamil tidak dianjurkan untuk kontak langsung dengan feses kucing karena akan berdampak terinfeksi toksoplasma gondii pada janin dan bayi. Upaya pencegahan lainnya adalah dengan melakukan skrining infeksi toksoplasma gondii (Ricci, 2003). Di Italia, skrining serologis dianjurkan untuk mencegah toksoplasmosis kongenital sebagai bagian dari perawatan antenatal. Skrining serologis dinilai memadai bila dilakukan sebelum konsepsi atau pada minggu ke-12 kehamilan, dan secara berkala diulang selama kehamilan bila negatif (Tomasoni, 2010). Skrining untuk diagnosis infeksi maternal umumnya dilakukan dengan tes serologi menggunakan spesimen darah untuk melihat keberadaan IgG dan IgM spesifik terhadap toxoplasma oleh tenaga kesehatan (Khurana et al., 2010). Menurut Montonya dan Liesenfel (2004) dalam Subrata (2012) beberapa metode Indirect haemaglutination test (IHAT), Latex Agglutination test (LAT) dan Enzym linked imonosorbent assay (ELISA) serta metode Sabin Fieldman Dye Test. Polymerase Chain Reaction Salah satu cara untuk menegakkan diagnosis penyakit toksoplasmosis adalah dengan melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Tes PCR digunakan untuk mendeteksi DNA parasit pada cairan tubuh dan jaringan, sehingga penyakit toksoplasmosis dapat dideteksi secara dini dengan cepat dan tepat terutama toksplasmosis kongenital prenatal dan

11 post natal serta toksoplasmosis akut pada ibu hamil dan penderita imunokompromais (Staf Pengajar Departemen Parasitologi FKUI, 2008) Teknik PCR ini dapat mendeteksi toksoplasma yang berasal dari darah, cairan serebrospinal, dan cairan amnion. PCR untuk mendeteksi DNA Toxoplasma gondii pada cairan serebrospinal cukup sensitif dan sangat spesifik untuk diagnosis ensefalitis toksoplasmik. Cairan serebrospinal pada pasien ensefalitis dapat normal atau menunjukkan pleositosis, kadar protein meningkat. Respons terhadap terapi empiris dapat digunakan juga untuk diagnosis. Hampir 90% pasien baik secara klinis maupun radiologis memberikan respons terhadap terapi toksoplasmosis serebral pada hari ke 14 setelah pengobatan (Staf Pengajar Departemen Parasitologi FKUI, 2008) Pencemaran Sumber Air Definisi Pencemaran Air Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air menyatakan bahwa, pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahkluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas perairan turun sampai pada tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Dari rumusan tersebut, secara singkat pencemaran air dapat dikatakan sebagai turunnya kualitas air karena masuknya komponen-kompoen pencemar dari kegiatan manusia atau proses alam, sehingga air tersebut tidak memenuhi syarat atau bahkan mengganggu pemanfaatannya. Terjadinya pencemaran perairan danau dapat ditunjukkan oleh dua hal, yaitu (1) adanya pengkayaan unsur hara yang tinggi, sehingga terbentuk komunitas biota

12 dengan produksi yang berlebihan, (2) air diracuni oleh zat kimia toksik yang menyebabkan lenyapnya organisme hidup, bahkan mencegah semua kehidupan di perairan (Southwick, 1976). Senada dengan hal tersebut Saeni (1989) menyatakan bahwa pencemaran yang terjadi di perairan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu (1) pencemaran kimiawi berupa bahan-bahan organik, mineral, zat-zat beracun dan radioaktif, (2) pencemaran fisik berupa lumpur dan uap panas, dan (3) pencemaran biologis berupa berkembangbiaknya ganggang, tumbuh-tumbuhan pengganggu air, kontaminasi organisme mikro yang berbahaya atau dapat berupa gabungan ketiga pencemaran tersebut. Penyakit toksoplasmosis dapat juga ditularkan melalui perantara air, salah satu wabah terkait waterborne disease akibat Toxoplasma gondii terjadi pada tahun 1995 di Victoria, British Colombia, sumber air yang terkontaminasi ookista, di minum tanpa melalui proses filtrasi terlebih dahulu, sehingga diperkirakan orang di wilayah tersebut terinfeksi Toksoplasma gondii (Bowie et al, 1997 ; Dubey, 2010). Selain di daerah Victoria, terjadi juga waterborne disease akibat Toksoplasma gondii di Santa Isabel do Ivai, Brasil yang mengakibatkan 155 orang menderita toksoplasmosis akibat meminum air dari tangki penampungan yang tidak di filtrasi (de Moura et al., 2006). Minum air tanpa proses filtrasi juga menjadi penyebab tingginya prevalensi infeksi Toksoplasma gondii pada anak-anak di pedesaan Guatemala (Jones et al, 2005). Beberapa hasil studi epidemiologi di negara-negara industri yang memeriksa daging dan faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan tanah yang terinfeksi Toksoplasma gondii mengindikasikan bahwa sebagian besar infeksi manusia tidak dapat dijelaskan oleh paparan tanah dan kontaminasi makanan (Cook et al., 2000 ; Boyer et al., 2005). Ada kemungkinan bahwa konsumsi air yang tidak diproses dengan baik atau dikonsumsi langsung dari sungai,

13 danau atau kolam dapat menjelaskan terjadinya penularan infeksi Toksoplasma gondii pada manusia (Dubey, 2010). Sumber Air Sistem air kota yang digunakan tanpa filter dan chloraminated air permukaan adalah kemungkinan sumber kontaminasi oleh cougar dan/atau feses kucing domestik (Aramini et al, 1999 ; Aubert dan Villena, 2009). Pada tahun 1999, air minum juga dilaporkan sebagai perantara infeksi di antara umat Jaina, yang merupakan sebuah komunitas ketat vegetarian di kota tersebut. (Hall et al, 1999 ; Aubert dan Villena, 2009). Di antara sebagai jenis protozoa parasit yang dapat mencemari air minum, Toksoplasma gondii adalah salah satu yang memiliki dampak besar terhadap kesehatan manusia dan hewan. Invasi Toxoplasma gondii mungkin sangat berbahaya, terutama wanita hamil sehubungan dengan kemungkinan terjadinya cacat bawaan pada janin, serta bagi orang-orang dengan defisiensi imun, yang dapat menyebabkan perubahan sistemik parah atau bahkan kematian (Jacek et al., 2007). Air menjadi salah satu perantara penularan parasit Toxoplasma gondii, dimana air merupakan tempat hidupnya ookista dari toxoplasma. Ookista yang dapat hidup di air adalah ookista yang bersporulasi. Ookista yang bersporulasi ini dapat hidup dan tetap menginfeksi di air selama 54 bulan pada suhu 4 C (IOWA State University, 2005) Keberadaan Hewan Peliharaan Hewan peliharaan merupakan sumber penularan Toxoplasma Gondii terutama kucing sebagai hospes definitif. Berdasarkan hasil penelitian Dwinata et al tahun 2009 bahwa

14 kepemilikan kucing merupakan faktor risiko terjadinya Toksoplasmosis pada Ibu hamil di Kabupaten Badung (RR = 2,154 ci = 95% (1,567-2,961)) dan p (0,000) < (0,05). Dan bahwa membersihkan feses kucing juga merupakan faktor risiko terjadinya Toksoplasmosis pada Ibu hamil di Kabupaten Badung (RR = 4,473 CI = 95% (2,129-9,395)) dan p (0,001)<0,05). Keadaan tersebut disebabkan ada kontak secara langsung maupun tidak langsung dengan feses kucing yang mengandung ookista Toxoplasma Gondii. (Dwinata, et al 2009 ; Dewi P, I.G.A.M. 2012). Selain bangsa felidae, hewan peliharaan maupun hewan liar yang berada disekitar manusia dapat terinfeksi Toxoplasma Gondii, dan sekaligus dapat menularkan penyakit Toksoplasmosis kepada manusia. Berdasarkan data hasil serodiagnostik pada hewan yang terinfeksi Toxoplasma Gondii, pada anjing (59%), kucing (34%), babi (30%), sapi (47%), kambing (48%) (Chahaya, 2003)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Toksoplasmosis 2.1.1. Definisi Toksoplasmosis Toksoplasmosis, suatu penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii, merupakan penyakit parasit pada hewan yang dapat ditularkan

Lebih terperinci

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING 3.1. Virus Tokso Pada Kucing Toksoplasmosis gondii atau yang lebih sering disebut dengan tokso adalah suatu gejala penyakit yang disebabkan oleh protozoa toksoplasmosis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Toksoplasmosis adalah penyakit zoonis yang disebabkan oleh protozoa Toxoplasma gondii. Parasit tersebut mampu menginfeksi hampir semua jenis sel berinti (nucleated

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan hewan dapat menularkan penyakit, manusia tetap menyayangi hewan

BAB I PENDAHULUAN. dengan hewan dapat menularkan penyakit, manusia tetap menyayangi hewan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia sulit terlepas dari kehidupan hewan, baik sebagai teman bermain atau untuk keperluan lain. Meskipun disadari bahwa kedekatan dengan hewan dapat menularkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh protozoa Toxoplasma gondii. Infeksi toksoplasmosis dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh protozoa Toxoplasma gondii. Infeksi toksoplasmosis dapat terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit zoonosis merupakan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Salah satu penyakit zoonosis adalah toksoplasmosis yang disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Toksoplasmosis 2.1.1. Definisi Toksoplasmosis, suatu penyakit yang disebabkan oleh T.gondii, merupakan penyakit parasit pada hewan yang dapat ditularkan ke manusia (Hiswani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. protozoa Toxoplasma gondii, infeksi parasit ini dijumpai di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. protozoa Toxoplasma gondii, infeksi parasit ini dijumpai di seluruh dunia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Toksoplasmosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan parasit protozoa Toxoplasma gondii, infeksi parasit ini dijumpai di seluruh dunia (Kijlstra dan Jongert, 2008).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Toxoplasma gondii 2.1.1 Epidemiologi Toxoplasma gondii Infeksi protozoa Toxoplasma gondii adalah salah satu yang paling umum dari pada infeksi parasit manusia dan hewan berdarah

Lebih terperinci

TOKSOPLASMOSIS DAN UPAYA PENCEGAHNNYA RASMALIAH. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

TOKSOPLASMOSIS DAN UPAYA PENCEGAHNNYA RASMALIAH. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara TOKSOPLASMOSIS DAN UPAYA PENCEGAHNNYA RASMALIAH Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Toxoplasma gondii pada tahun 1908 pertama kali ditemukan pada binatang pengerat, yaitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii, dapat menginfeksi pada hewan dan manusia dengan prevalensi yang bervariasi (Soulsby, 1982). Hospes

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Toxoplasmosis 2.1.1 Definisi Toxoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii, yang merupakan parasit obligat intraselular yang dapat menginfeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. hewan ke manusia. Toxoplasma gondii berperan sebagai parasit obligat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. hewan ke manusia. Toxoplasma gondii berperan sebagai parasit obligat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Toksoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Toxoplasma gondii berperan sebagai parasit obligat intraseluler

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. TORCH merupakan suatu istilah jenis penyakit infeksi yang terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. TORCH merupakan suatu istilah jenis penyakit infeksi yang terdiri BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang TORCH merupakan suatu istilah jenis penyakit infeksi yang terdiri dari Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Keempat jenis penyakit ini sama bahayanya bagi

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proses Tugas Akhir ini di peroleh dari berbagai sumber, yaitu: 1. Wawancara dan survey kepada Dr.dr.Raditya wratsangka,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Cytenodactylus gundi) di Afrika pada tahun 1908 (Levine, 1985). Toxoplasma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Cytenodactylus gundi) di Afrika pada tahun 1908 (Levine, 1985). Toxoplasma BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Toxoplasma gondii 2.1.1 Epidemiologi Toxoplasma gondii Toxoplasma gondii pertama kali ditemukan pada binatang mengerat (Cytenodactylus gundi) di Afrika pada tahun 1908 (Levine,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. parasit spesies Toxoplasma gondii. Menurut Soedarto (2011), T. gondii adalah parasit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. parasit spesies Toxoplasma gondii. Menurut Soedarto (2011), T. gondii adalah parasit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Toksoplasmosis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit spesies Toxoplasma gondii. Menurut Soedarto (2011), T. gondii adalah parasit intraseluler

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang beriklim tropis, penularan penyakit oleh parasit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang beriklim tropis, penularan penyakit oleh parasit menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara yang beriklim tropis, penularan penyakit oleh parasit menjadi semakin mudah dan cepat. Hingga saat ini penyakit yang disebabkan oleh parasit masih menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. protozoa yang ditularkan melalui feses kucing. Infeksi penyakit yang ditularkan

BAB I PENDAHULUAN. protozoa yang ditularkan melalui feses kucing. Infeksi penyakit yang ditularkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara beriklim tropis, penyakit akibat parasit masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius. Salah satu di antaranya adalah infeksi protozoa yang

Lebih terperinci

BAB II VIRUS TOKSO Definisi Virus Tokso

BAB II VIRUS TOKSO Definisi Virus Tokso BAB II VIRUS TOKSO 2.1. Definisi Virus Tokso Tokso adalah kependekan dari toksoplasmosis, istilah medis untuk penyakit ini. Toksoplasmosis gondii atau yang lebih sering disebut dengan tokso adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Toxoplasmosis Toxoplasmosis ditemukan pada tahun 1909 oleh Nicelle dan Manceaux yang pada saat itu menyerang hewan pengerat di Tunisia, Afrika Utara (Hiswani, 2003).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kehamilan Kehamilan adalah suatu kondisi dari seorang wanita yang memiliki janin sedang tumbuh di dalam rahimnya (Maulina, 2010). Proses kehamilan diawali dengan proses pembuahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Toxoplasma gondii 2.1.1 Epidemiologi Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh hewan bersel satu (protozoa) Toxoplasma gondii. Parasit ini pertama kali ditemukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu malaria, schistosomiasis, leismaniasis, toksoplasmosis, filariasis, dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu malaria, schistosomiasis, leismaniasis, toksoplasmosis, filariasis, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit parasiter saat ini menjadi ancaman yang cukup serius bagi manusia. Ada 6 jenis penyakit parasiter yang sangat serius melanda dunia, yaitu malaria, schistosomiasis,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Toxoplasma gondii, merupakan penyakit yang banyak dijumpai di seluruh dunia.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Toxoplasma gondii, merupakan penyakit yang banyak dijumpai di seluruh dunia. PENDAHULUAN Latar Belakang Toksoplasmosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, merupakan penyakit yang banyak dijumpai di seluruh dunia. Luasnya penyebaran toksoplasmosis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ini tersebar di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia, penyakit ini bersifat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ini tersebar di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia, penyakit ini bersifat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Toksoplasmosis merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang secara alami dapat menular dari hewan ke manusia. Gejala klinis dari penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kucing terbagi dalam 3 kelompok, yaitu panthera, acinonyx dan felis. Panthera

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kucing terbagi dalam 3 kelompok, yaitu panthera, acinonyx dan felis. Panthera BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kucing (Felis silvestris catus) Dahulu kucing adalah binatang liar yang berasal dari miacis (sejenis musang yang hidup liar pada 60 juta tahun silam). Selama evolusinya keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii

BAB I PENDAHULUAN. Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii yang menyebabkan dampak merugikan terhadap hewan dan manusia diseluruh dunia. Toxoplasma gondii

Lebih terperinci

Jurnal Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Infeksi Rubella

Jurnal Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Infeksi Rubella Jurnal Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Infeksi Rubella TORCH adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis penyakit infeksi yaitu TOxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Keempat jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. protozoa parasit Toxoplasma gondii (T.gondii), parasit tersebut dapat menginfeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. protozoa parasit Toxoplasma gondii (T.gondii), parasit tersebut dapat menginfeksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Toxoplasmosis adalah penyakit zoonotik yang disebabkan oleh protozoa parasit Toxoplasma gondii (T.gondii), parasit tersebut dapat menginfeksi semua mamalia dan spesies

Lebih terperinci

Trichomonas Vaginalis

Trichomonas Vaginalis Trichomonas Vaginalis Trichomonas vaginalis tidak mempunyai stadium kista. Stadium trofozoit berukuran 10-25 mikron x 7-8 mikron mempunyai 4 flagel anterior dan 1 flagel posterior yang melekat pada tepi

Lebih terperinci

GAMBARAN KETERPAPARAN TERHADAP KUCING DENGAN KEJADIAN TOKSOPLASMOSIS PADA PEMELIHARA DAN BUKAN PEMELIHARA KUCING DI KECAMATAN MULYOREJO, SURABAYA

GAMBARAN KETERPAPARAN TERHADAP KUCING DENGAN KEJADIAN TOKSOPLASMOSIS PADA PEMELIHARA DAN BUKAN PEMELIHARA KUCING DI KECAMATAN MULYOREJO, SURABAYA GAMBARAN KETERPAPARAN TERHADAP KUCING DENGAN KEJADIAN TOKSOPLASMOSIS PADA PEMELIHARA DAN BUKAN PEMELIHARA KUCING DI KECAMATAN MULYOREJO, SURABAYA Description Between Cats Exposure with Toxoplasmosis Disease

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Toksoplasma gondii 2.1.1 Epidemiologi Toksoplasma gondii Menurut Konishi et al, (1987) dalam Chahaya, (2003) toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma

Lebih terperinci

TOXOPLASMOSIS DAN KEMUNGKINAN PENGARUHNYA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU Bagus Uda Palgunadi Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

TOXOPLASMOSIS DAN KEMUNGKINAN PENGARUHNYA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU Bagus Uda Palgunadi Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya TOXOPLASMOSIS DAN KEMUNGKINAN PENGARUHNYA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU Bagus Uda Palgunadi Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak: Toxoplasmosis adalah suatu penyakit zoonosis

Lebih terperinci

MAKALAH PARASITOLOGI TOXOPLASMA GONDII

MAKALAH PARASITOLOGI TOXOPLASMA GONDII MAKALAH PARASITOLOGI TOXOPLASMA GONDII DISUSUN OLEH : CIPTO SURIANTIKA (1204015080) ELSA ELFIYANA (1204015148) KHORISMAN ADE SAMPA (1204015220) OKA TANNIA PURNASITA (1204015323) OKTAVIANI HERDIANA (1204015324)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini adalah hewan yang ada di sekitar kita, seperti ayam, kucing, anjing, burung,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini adalah hewan yang ada di sekitar kita, seperti ayam, kucing, anjing, burung, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TORCH adalah singkatan dari toxoplasma, rubella, citomegalovirus, dan herpes, yaitu penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa atau parasit darah dan virus. Penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut WHO infeksi Toxoplasmosis sudah ada sejak tahun 1975, juga menurut survei WHO tahun 2009 Toxoplasmosis telah menyebar diseluruh dunia dan sekitar 300

Lebih terperinci

Virologi - 2. Virologi - 3. Virologi - 4

Virologi - 2. Virologi - 3. Virologi - 4 Virologi dasar Klasifikasi dan morfologi Reproduksi (replikasi) virus Hubungan virus dengan sel Virus yang mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan menyusui Virologi - 2 Virologi adalah ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

Partikel virus (virion), terdiri dari : Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang virus dan agent menyerupai virus:

Partikel virus (virion), terdiri dari : Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang virus dan agent menyerupai virus: Virologi dasar Klasifikasi dan morfologi Reproduksi (replikasi) virus Hubungan virus dengan sel Virus yang mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan menyusui Virologi - 2 Partikel virus (virion), terdiri dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Toxoplasma gondii 2.1.1 Epidemiologi Toxoplasma gondii Toksoplasmosis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa yang disebut T. gondii. penyakit ini bersifat zoonosis,

Lebih terperinci

SEROPREVALENSI Toxoplasma gondii PADA HEWAN TERNAK KAMBING DI KOTA BANDAR LAMPUNG. (Skripsi) Oleh : AUDYA PRATIWI PUTRI RIYANDA

SEROPREVALENSI Toxoplasma gondii PADA HEWAN TERNAK KAMBING DI KOTA BANDAR LAMPUNG. (Skripsi) Oleh : AUDYA PRATIWI PUTRI RIYANDA SEROPREVALENSI Toxoplasma gondii PADA HEWAN TERNAK KAMBING DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Skripsi) Oleh : AUDYA PRATIWI PUTRI RIYANDA UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 SEROPREVALENSI Toxoplasma gondii PADA

Lebih terperinci

Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis

Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis Leptospirosis adalah penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh bakteri Leptospira interrogans sensu lato. Penyakit ini dapat menyerang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Diare Penyakit diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Selain penyakit ini masih endemis di hampir semua daerah, juga sering muncul

Lebih terperinci

BAB. V KESIMPULAN, SARAN DAN RINGKASAN. A. Kesimpulan. 1. Seroprevalensi antibodi IgG anti-t. gondii pada penderita skizofrenia tidak lebih

BAB. V KESIMPULAN, SARAN DAN RINGKASAN. A. Kesimpulan. 1. Seroprevalensi antibodi IgG anti-t. gondii pada penderita skizofrenia tidak lebih 70 BAB. V KESIMPULAN, SARAN DAN RINGKASAN A. Kesimpulan 1. Seroprevalensi antibodi IgG anti-t. gondii pada penderita skizofrenia tidak lebih tinggi dari kelompok non-skizofrenia, namun dapat dikatakan

Lebih terperinci

Bioassay Toxoplasma Gondii pada Kucing

Bioassay Toxoplasma Gondii pada Kucing Bioassay Toxoplasma Gondii pada Kucing Agus manahan manik, Ida bagus made oka, I made dwinata Lab Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. Jl. P.B.Sudirman Denpasar Bali tlp, 0361-223791

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Giardia intestinalis. Penyakit ini menjadi salah satu penyakit diare akibat infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Giardia intestinalis. Penyakit ini menjadi salah satu penyakit diare akibat infeksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Giardiasis adalah penyakit diare yang disebabkan oleh protozoa patogen Giardia intestinalis. Penyakit ini menjadi salah satu penyakit diare akibat infeksi protozoa

Lebih terperinci

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini? Kanker Serviks Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker

Lebih terperinci

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enterica serotipe typhi yang

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enterica serotipe typhi yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid akut merupakan penyakit infeksi akut bersifat sistemik yang disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enterica serotipe typhi yang dikenal dengan Salmonella

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dapat menimbulkan cacat janin dan kematian janin. Lebih sulitnya gejala

BAB I PENDAHULUAN. karena dapat menimbulkan cacat janin dan kematian janin. Lebih sulitnya gejala 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Toxoplasma merupakan salah satu infeksi yang sangat berisiko pada ibu hamil karena dapat menimbulkan cacat janin dan kematian janin. Lebih sulitnya gejala klinis

Lebih terperinci

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Apakah hepatitis? Hepatitis adalah peradangan hati. Ini mungkin disebabkan oleh obat-obatan, penggunaan alkohol, atau kondisi medis tertentu. Tetapi dalam banyak

Lebih terperinci

maksimum, agar dapat memberikan absorban tertinggi untuk setiap konsentrasi (Satiadarma,2004).

maksimum, agar dapat memberikan absorban tertinggi untuk setiap konsentrasi (Satiadarma,2004). PENDAHULUAN Produk farmasi yang ada di pasaran tidak hanya sediaan untuk manusia saja, tetapi juga untuk hewan yang diternakkan. Hewan yang diternakkan membutuhkan suatu sediaan farmasi untuk memperbaiki

Lebih terperinci

PENCEGAHAN TOKSOPLASMOSIS MELALUI POLA MAKAN DAN CARA HIDUP SEHAT

PENCEGAHAN TOKSOPLASMOSIS MELALUI POLA MAKAN DAN CARA HIDUP SEHAT PENCEGAHAN TOKSOPLASMOSIS MELALUI POLA MAKAN DAN CARA HIDUP SEHAT TOLIBIN ISKANDAR Balai Penelitian Veteriner Jalan R.E. Martadinata No. 30, P.O. Box 16114 ABSTRAK Toksoplasmosis adalah penyakit menular

Lebih terperinci

Etiology dan Faktor Resiko

Etiology dan Faktor Resiko Etiology dan Faktor Resiko Fakta Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Virus hepatitis C merupakan virus RNA yang berukuran kecil, bersampul, berantai tunggal, dengan sense positif Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat disebabkan oleh infeksi virus. Telah ditemukan lima kategori virus yang menjadi agen

Lebih terperinci

PENGANTAR KBM MATA KULIAH BIOMEDIK I. (Bagian Parasitologi) didik.dosen.unimus.ac.id

PENGANTAR KBM MATA KULIAH BIOMEDIK I. (Bagian Parasitologi) didik.dosen.unimus.ac.id PENGANTAR KBM MATA KULIAH BIOMEDIK I (Bagian Parasitologi) Pengertian Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari jasad renik yang hidup pada jasad lain di dalam maupun di luar tubuh dengan maksud mengambil

Lebih terperinci

Isolasi dan Identifikasi Oosista Toxoplasma Gondii pada Feses Kucing dengan Metode Pengapungan Gula Sheater

Isolasi dan Identifikasi Oosista Toxoplasma Gondii pada Feses Kucing dengan Metode Pengapungan Gula Sheater Isolasi dan Identifikasi Oosista Toxoplasma Gondii pada Feses Kucing dengan Metode Pengapungan Gula Sheater ISOLATION AND IDENTIFICATION OF TOXOPLASMA GONDIIOOCYSTS IN CAT FECES IN DENPASAR WITH SUGAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) atau Sexually Transmited Infections (STIs) adalah penyakit yang didapatkan seseorang karena melakukan hubungan seksual dengan orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2013, United Nations Program on HIV/AIDS (UNAIDS) melaporkan bahwa diperkirakan 35,3 juta orang hidup dengan HIV secara global. Wilayah yang terkena dampak

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

PARASITOLOGI. OLEH: Dra. Nuzulia Irawati, MS

PARASITOLOGI. OLEH: Dra. Nuzulia Irawati, MS PARASITOLOGI OLEH: Dra. Nuzulia Irawati, MS DEFINISI PARASITOLOGI ialah ilmu yang mempelajari tentang jasad hidup untuk sementara atau menetap pada/ di dalam jasad hidup lain dengan maksud mengambil sebagian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan konsumsi pangan asal hewan di Indonesia semakin meningkat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan konsumsi pangan asal hewan di Indonesia semakin meningkat PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan konsumsi pangan asal hewan di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk yang pesat, membaiknya keadaan ekonomi dan meningkatnya kesadaran masyarakat

Lebih terperinci

INFO TENTANG H7N9 1. Apa virus influenza A (H7N9)?

INFO TENTANG H7N9 1. Apa virus influenza A (H7N9)? INFO TENTANG H7N9 1. Apa virus influenza A (H7N9)? Virus influenza A H7 adalah kelompok virus influenza yang biasanya beredar di antara burung. Virus influenza A (H7N9) adalah salah satu sub-kelompok di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid merupakan penyakit infeksi tropik sistemik, yang disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Protein berperan penting untuk perkembangan kecerdasan otak,

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Protein berperan penting untuk perkembangan kecerdasan otak, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein berperan penting untuk perkembangan kecerdasan otak, pemeliharaan stamina tubuh, percepatan regenerasi sel dan menjaga sel darah merah (eritrosit) agar tidak mudah

Lebih terperinci

VIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

VIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN 1 VIRUS HEPATITIS B Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage Oleh AROBIYANA G0C015009 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNUVERSITAS MUHAMADIYAH SEMARANG

Lebih terperinci

Cara mengobati herpes

Cara mengobati herpes Cara mengobati herpes Cara mengobati herpes cara mengobati herpes dengan menggunakan obat alami memiliki banyak sekali kelebihan selain berkhasiat, manjur juga tidak menumbulkan efek samping, obat herpes

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Selama tiga dekade ke belakang, infeksi Canine Parvovirus muncul sebagai salah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Selama tiga dekade ke belakang, infeksi Canine Parvovirus muncul sebagai salah PENDAHULUAN Latar Belakang Canine Parvovirus merupakan penyakit viral infeksius yang bersifat akut dan fatal yang dapat menyerang anjing, baik anjing domestik, maupun anjing liar. Selama tiga dekade ke

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pertama kali saat terjadinya perang di Crimea, Malta pada tahun Gejala

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pertama kali saat terjadinya perang di Crimea, Malta pada tahun Gejala 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Etiologi Brucellosis Penyakit keguguran / keluron menular pada hewan ternak kemungkinan telah ada sejak berabad-abad lalu seperti deskripsi dari Hippocrates dan mewabah pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat. World Health Organization (WHO) pada berbagai negara terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat. World Health Organization (WHO) pada berbagai negara terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae (M. leprae) yang pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit,

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI TOXOPLASMA GONDII. Ir.INDRA CHAHAYA S,Msi. Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

EPIDEMIOLOGI TOXOPLASMA GONDII. Ir.INDRA CHAHAYA S,Msi. Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara EPIDEMIOLOGI TOXOPLASMA GONDII Ir.INDRA CHAHAYA S,Msi. Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Di negara beriklim lembab, penyakit parasit masih

Lebih terperinci

The IgM Insidence and IgG Prevalence of Positive Anti-Toxoplasma in Kedurus Abattoir Workers at Surabaya

The IgM Insidence and IgG Prevalence of Positive Anti-Toxoplasma in Kedurus Abattoir Workers at Surabaya INSIDEN IgM DAN PREVALENSI IgG ANTI-TOXOPLASMA POSITIF PADA PEKERJA RUMAH POTONG HEWAN KEDURUS SURABAYA The IgM Insidence and IgG Prevalence of Positive Anti-Toxoplasma in Kedurus Abattoir Workers at Surabaya

Lebih terperinci

DEFINISI KASUS MALARIA

DEFINISI KASUS MALARIA DEFINISI KASUS MALARIA Definisi kasus adalah seperangkat criteria untuk menentukan apakah seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria klinis dibatasi oleh waktu, tempat, dan orang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis Primer 1. Definisi Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang biasa menyerang paru tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penderitanya dan menghasilkan kerentanan terhadap berbagai infeksi. sel T CD4 yang rendah (Cabada, 2015; WHO, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. penderitanya dan menghasilkan kerentanan terhadap berbagai infeksi. sel T CD4 yang rendah (Cabada, 2015; WHO, 2016). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penderita HIV/AIDS meningkat setiap tahun dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Sel limfosit T CD4 merupakan sel target infeksi HIV, penurunan jumlah dan fungsi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR SINGKATAN INTISARI... ABSTRACT...

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR SINGKATAN INTISARI... ABSTRACT... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR SINGKATAN INTISARI... ABSTRACT... BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B.

Lebih terperinci

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Toxoplasma gondii adalah parasit protozoa yang ditemukan di seluruh

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Toxoplasma gondii adalah parasit protozoa yang ditemukan di seluruh BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Toxoplasma gondii adalah parasit protozoa yang ditemukan di seluruh dunia (Aiello, 1997; Dubey, 2010). Parasit ini dapat menginfeksi hampir semua hewan berdarah panas,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Blastocystis hominis 2.1.1 Epidemiologi Blastocystis hominis merupakan protozoa yang sering ditemukan di sampel feses manusia, baik pada pasien yang simtomatik maupun pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun, jutaan orang terekspos risiko penyakit mematikan melalui transfusi darah yang tidak aman. Pada database global, skrining tidak dilakukan untuk penyakit

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada hepar dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain virus, radikal bebas, maupun autoimun. Salah satu yang banyak dikenal masyarakat adalah

Lebih terperinci

(Zingiber aromaticllmval~) TERHADAP PRODUKSI OOKISTA EilJleria spp P ADA AYAM

(Zingiber aromaticllmval~) TERHADAP PRODUKSI OOKISTA EilJleria spp P ADA AYAM PENGARUH LARUTAN LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticllmval~) TERHADAP PRODUKSI OOKISTA EilJleria spp P ADA AYAM, > ' SKRIPSI Oleh: OSYE SYANITA ALAMSARI B01496142 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi berikut: 1. bentuk ameboid, ukuran μm 2.

E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi berikut: 1. bentuk ameboid, ukuran μm 2. PROTOZOA Entamoeba coli E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi berikut: 1. bentuk ameboid, ukuran 15-50 μm 2. sitoplasma mengandung banyak vakuola yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah E. histolytica Penyebab amebiasis adalah parasit Entamoeba histolytica yang merupakan anggota kelas rhizopoda (rhiz=akar, podium=kaki). 10 Amebiasis pertama kali diidentifikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara

I. PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara berkembang, salah satunya di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. zoonoses (host to host transmission) karena penularannya hanya memerlukan

PENDAHULUAN. zoonoses (host to host transmission) karena penularannya hanya memerlukan PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Leptospirosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri patogen Leptospira, yang ditularkan secara langsung maupun tidak langsung dari hewan ke manusia,

Lebih terperinci

COXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI ( )

COXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI ( ) COXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI (078114113) KLASIFIKASI ILMIAH Kingdom : Bacteria Phylum : Proteobacteria Class : Gamma Proteobacteria Order : Legionellales Family : Coxiellaceae Genus :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebiasaan mengadakan hubungan seksual bebas mungkin dapat dianggap sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebiasaan mengadakan hubungan seksual bebas mungkin dapat dianggap sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola perilaku seksual Kebiasaan mengadakan hubungan seksual bebas mungkin dapat dianggap sebagai suatu bentuk kenakalan. Hubungan bebas diartikan sebagai hubungan seksual yang

Lebih terperinci

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru 1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ciri-ciri Salmonella sp. Gambar 1. Mikroskopis kuman Salmonella www.mikrobiologi Lab.com) sp. (http//. Salmonella sp. adalah bakteri batang lurus, gram negatif, tidak berspora,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tikus. Manusia dapat terinfeksi oleh patogen ini melalui kontak dengan urin

BAB I PENDAHULUAN. tikus. Manusia dapat terinfeksi oleh patogen ini melalui kontak dengan urin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leptospirosis atau penyakit kuning merupakan penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Penyakit ini disebabkan bakteri Leptospira Icterohaemorrhagiae

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rubella, Sitomegalovirus (CMV) dan Herpes Simplex Virus (HSV). Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. Rubella, Sitomegalovirus (CMV) dan Herpes Simplex Virus (HSV). Walaupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi TORCH merupakan akronim dari kelompok infeksi Toksoplasma, Rubella, Sitomegalovirus (CMV) dan Herpes Simplex Virus (HSV). Walaupun berbeda dalam taksonomi

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Salmonella sp. yang terdiri dari S. typhi, S. paratyphi A, B dan C

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Salmonella sp. yang terdiri dari S. typhi, S. paratyphi A, B dan C BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Salmonella sp. 2.1.1 Klasifikasi Salmonella sp. yang terdiri dari S. typhi, S. paratyphi A, B dan C termasuk famili Enterobacteriaceae, ordo Eubacteriales, kelas Schizomycetes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada saat makanan tersebut siap untuk dikonsumsi oleh konsumen. adalah pengangkutan dan cara pengolahan makanan.

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada saat makanan tersebut siap untuk dikonsumsi oleh konsumen. adalah pengangkutan dan cara pengolahan makanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dari segala bahaya yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyakit Surra merupakan penyakit pada ternak yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyakit Surra merupakan penyakit pada ternak yang disebabkan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit Surra merupakan penyakit pada ternak yang disebabkan oleh protozoa Trypanosoma evansi. Penyakit ini juga menyerang hewan domestik dan hewan liar. Parasit ini

Lebih terperinci

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3 BAKTERI PENCEMAR MAKANAN Modul 3 PENDAHULUAN Di negara maju 60% kasus keracunan makanan akibat Penanganan makanan yg tidak baik Kontaminasi makanan di tempat penjualan Di negara berkembang tidak ada data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ascaris lumbricoides Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar nematoda ini menyebabkan masalah kesehatan masyarakat Indonesia (FKUI, 1998). Termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium yaitu makhluk hidup bersel satu yang termasuk ke dalam kelompok protozoa. Malaria ditularkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penduduk di dunia. Biasanya bersifat symtomatis. Prevalensi terbesar pada daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penduduk di dunia. Biasanya bersifat symtomatis. Prevalensi terbesar pada daerah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ascaris Lumbricoides Ascariasis merupakan infeksi cacing yang paling sering dijumpai. Diperkirakan prevalensi di dunia berjumlah sekitar 25 % atau 1,25 miliar penduduk di dunia.

Lebih terperinci

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dan tepat

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dan tepat LEMBAR KUESIONER Nama : Tanggal : Alamat : Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dan tepat Beri tanda silang (x) pada jawaban yang benar Jenjang pendidikan terakhir yang anda jalani : a. SD b.

Lebih terperinci

Trypanosoma cruzi Ciri Morfologi

Trypanosoma cruzi Ciri Morfologi Trypanosoma cruzi Ciri Morfologi Morfologi Trypanosoma dalam darah tampak sebagai flagelata yang pipih panjang(kira-kira 15-20 mikron), berujung runcing di bagian posterior, mempunyai flagel kurang dari

Lebih terperinci