1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH
|
|
- Yuliani Yanti Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini ekspansi bisnis Internasional terus meningkat maka jumlah tenaga kerja Internasional yang bekerja di luar negeri pun juga semakin bertambah. Pasar untuk sebagian besar barang dan jasa kini juga bersifat global, banyak produk yang dijual didunia melewati batas nasional dengan bebas dan ribuan perusahaan multinasional yang beroperasi dinegara lainpun relatif bebas tampa batas nasional. Untuk mengembangkan cabang perusahan di luar negeri maka perusahaan akan mempersiapkan dan mengirim tenaga kerja internasional guna menempati posisi-posisi penting agar dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Tenaga kerja Internasional ini disebut sebagai ekspatriat. Torbion (1982) menyatakan bahwa adaptasi terhadap ekspatriat adalah sojourner yang dikirim oleh perusahan keluar negeri dengan tujuan untuk mengendalikan operasi perusahaan serta memberikan pelayanan teknik administrasi. Selain itu Hill (2002) juga mengungkapkan bahwa ekspatriat adalah warga negara dari sebuah negara dimana 1
2 perusahaan berasal yang sedang bekerja pada satu cabang perusahaan di luar negeri. Selanjutnya Noe et al (2006) juga menyebutkan bahwa ekspatriat adalah seorang karyawan yang dikirim oleh perusahaan untuk bekerja di negara lain. Jadi ekspatriat adalah seseorang yang sedang tinggal dan bekerja pada salah satu perusahaan diluar negeri yang tidak terdaftar sebagai warga negara. Penggunaan ekspatriat di cabang perusahaan luar negeri masih dianggap sangat krusial sebab kemampuan, keahlian dan ketrampilan sumber daya manusia domestik masih sangat jauh lebih rendah bila dibandingkan sumber daya manusia Internasional (ekspariat). Kelemahan tenaga kerja domestik yang dimaksudkan adalah kurang pengetahuannya mengenai kemajuan teknis bisnis dan kebijakan-kebijakan perusahaan serta prosedurprosedur tentang keuangan, pemasaran dan produksi. Alasan lain penggunaan ekspatriat adalah untuk menjamin efektifitas operasi perusahaan sejalan dengan kebijakan kantor pusat. Seperti yang diungkapkan oleh Edstrom (1977) bahwa khususnya di negara-negara sedang berkembang (developing countries) para ekspatriat dikirim biasanya karena keahlian tenaga lokal yang diperlukan perusahaan tidak tersedia sehingga ekspatriat digunakan untuk 2
3 mengisi posisi atau sebagai sarana pengembangan manajemen, pengendalian, koordinasi sekaligus untuk mempertahankan struktur organisasi dan pengambilan keputusan. Timor Leste juga mengalami hal yang sama bahwa penggunaan sumber daya manusia di perusahaan multinasional masih didominasi oleh tenaga kerja ekspatriat karena kurangnya kemampuan, keahlian dan ketrampilan sumber daya manusia domestik. Saat ini banyak perusahaan Internasional yang berekspansi di Timor Leste, mempekerjakan karyawan expatriat yang berasal dari berbagai negara yang memiliki keragaman kultur, skill serta pendidikan. Penggunaan ekspatriat oleh perusahaan multinasional di Timor Leste benar-benar tidak bisa dihindari seperti yang dikatakan oleh Edstrom bahwa para ekspatriat dikirim ke luar negeri biasanya karena keahlian yang diperlukan perusahaan tidak tersedia secara lokal atau karena perusahaan ingin memiliki pengendalian pada perusahaan dan ingin untuk memiliki seseorang yang diketahui dan dipercayai dapat mengelola operasi perusahaan diluar negeri. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan sumber daya manusia domestik sejak pembentukan pemerintahan transisi oleh perserikatan bangsabangsa (PBB) hingga saat ini sumber daya manusia 3
4 domestik masih sangat lemah, sehingga mayoritas perusahaan multinasional di Timor Leste masih menggunakan tenaga kerja Internasional (ekspatriat). Realitas menunjukkan bahwa ekspatriat yang bekerja di perusahaan multinasional semakin meningkat dari tahun ke tahun, Total ekspatriat yang bekerja di Timor Leste (memiliki visa kerja) mulai tahun 2009 sampai 2011 mencapai orang (Sular Affairs Annual Statistic dan MTCI, 2011). Para ekspatriat ini bekerja di berbagai sektor usaha yaitu jasa, industri dan perdagangan. Pekerjaan di sektor jasa seperti hotel dan bar, toko, travel, konstruksi, pendidikan swasta dan perdagangan seperti ekspor dan impor. Menurut data Sular Affairs Annual Statistik dan MTCI (2011), dari total ekspatriat yang berada di Timor Leste dapat di kelompokan Indonesia menjadi urutan pertama dengan total 2.725, urutan kedua China 1288 ekspatriat, urutan ketiga Philipina : 675 ekspatriat, urutan ke empat Australia dengan 223 ekspatriat, urutan ke lima Brasil 148 ekspatriat, urutan ke enam Portugal dengan 103 ekspatriat, urutan ke tujuh Malaysia 97 ekspatriat, urutan ke delapan Singapore 84 ekspatriat, urutan ke sembilan India 75 ekspatriat dan urutan ke sepuluh adalah Korea Selatan 67 ekspatriat. Namun para ekspariat yang berasal dari Indonesia tidak dapat diteliti dalam 4
5 penelitian ini karena kondisi lingkungan makro tidak berbeda jauh dengan Timor Leste. Selain itu ekspatriat yang berasal dari China, Korea Selatan, Brasil dan Portugal juga tidak dapat diteliti dalam penelitian ini karena para ekspatriat tidak bersedia untuk diwawancarai oleh peneliti. Oleh sebab itu, para ekspatriat yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari 27 ekspatriat yang berasal dari 11 Negara yaitu Australia, Amerika Serikat, Japan, Singapore, Malaysia, Filipina, India, Vietnam, Thailand, Bangladesh dan Pakistan. Keragaman (diversitas) karyawan ini bila dikelola dengan baik akan menjadi suatu kekuatan (resource-based) dalam perusahaan yang akan memberikan pengaruh positif atau value-added bagi perusahaan. Namun salah satu hal yang perlu juga diperhatikan adalah adaptasi budaya, sebab adaptasi budaya adalah suatu proses kognitif sosial yang mana mengurangi ketidakpastian dan suatu proses afektif yang mengurangi kecemasan hasil adaptasi budaya termasuk kesejahteraan psikologi dan kepuasaan serta kompetensi sosial (Gao and Gudy Kunst,1990; ward and Kennedy,1992) Kemampuan adaptasi budaya mengandung pengertian pada kecakapan (skills) yang dimiliki seseorang yang membuatnya mampu melakukan 5
6 berbagai cara untuk menyesuaikan diri dengan budaya tuan rumah. Dalam riset ini menunjukkan bahwa para bisnis ekspatriat di Timor Leste melakukan adaptasi budaya secara individual yang didukung oleh self efficacy, relation skills dan perception skills. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Mendenhall dan Oddou, (1985) bahwa keberhasilan pelaksanaan tugas ekspatriat tergantung pada pemilikan kecakapan (skill) tertentu, yaitu: kecakapan pribadi, kecakapan bergaul dan kecakapan persepsi. Kecakapan pribadi yang dimiliki individu menyangkut kematangan mental dan emosional seseorang. Seseorang yang memiliki kemampuan individu akan lebih mudah beradaptasi dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain, khususnya dengan orang asing (Harris dan Moran 1979). Adapun asumsi lain yang juga mengatakan bahwa banyak ekspatriat yang gagal dalam penugasan Internasional bukan karena ketidakmampuan kompetensi teknik namun ketidakmampuan (inability) menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Seperti survey dan studi yang dilakukan oleh Black & Gregersen (1999) menyatakan bahwa 20 persen dari seluruh manajer Amerika Serikat yang dikirim keluar negeri kembali 6
7 lebih awal (return early) dikarenakan ketidakpusaan terhadap pekerjaan dan kesulitan penyesuaian diri terhadap lingkungan baru. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Hodgan & Goodson (1999) bahwa 40 persen manejer Amerika Serikat gagal dalam penugasan luar negeri karena ketidakmampuan adaptasi. Maka faktor terpenting kembalinya para ekspatriat sebelum waktunya (premature return) dalam penugasan terletak pada ketidakmampuan mereka sendiri untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru (Black dan Gregersen dalam Sirait dan Raharjo 2009). Kegagalan penugasan Internasional akan menimbulkan banyak konsekuensi bagi perusahaan karena selama masa penugasan internasional (international assignment) perusahaan telah mengeluarkan biaya yang cukup tinggi seperti tunjangan-tunjangan, pajak dan dukungan akomodasi lainnya. Kerugian biaya perusahaan kepada seorang manajer ekspatriat Amerika Serikat yang telah di interview mengatakan bahwa ia di bayar oleh perusahaan dengan gaji $10,000 perbulan dan $1,000 untuk tunjangan lain termasuk penyewaan apartmen. (www, mikebeitler.com/expatriate training and support). Riset lain juga memperkirakan biaya kegagalan penugasan eksptriat mencapai $50,000 7
8 sampai $150,000 (Copeland dan Griggs, 1985; Harris and Moran, 1979; Misa dan Fabricatore, 1979). Kegagalan adaptasi ini terjadi karena setiap negara mempunyai kondisi lingkungan makro yang berbeda satu dengan yang lain, terutama negara maju (developed country) dan negara sedang berkembang (developing country) mempunyai kondisi yang berbeda. Maka para ekspatriat bekerja di negara maju (developed country) dan sedang berkembang (developing country) juga mengalami hal yang berbeda pula. Namun ada beberapa penelitian tentang adaptasi budaya yang telah dilakukan di negara maju (developed country) dan sedang berkembang (developing country) menemukan hasil adaptasi yang sama, bahwa saat kedatangan para ekspatriat akan melakukan penyesuaian terhadap tiga dimensi adaptasi yang disebut in-country adjustment diantaranya work adjustment, general adjustment dan interaction adjustment (Hill, 2001; Black et al, 1991, 1999; Vance and Paik, 2006; Aican et al, 1997; Selmer, 2005; T. Emyliana 2009). Selanjutnya, penelitian ini mengatakan bahwa ketika ekspatriat melakukan penyesuaian terhadap ke tiga dimensi diatas maka individu akan mengalami 4 tahapan dalam adaptasi yaitu: tahap haneymoon, culture shock, recovery dan adjustment yang disebut the U 8
9 curve theory of adjustment (Oberg., 1960; black et al, 1991; Hofstede, 1960, 1991; Lysguard, 1955; Black & Mendenhall, 1990; Unsunier, 1998; Selmer, 1999; Kaye & Taylor, 1997; Bhaskar-Shrinivas et al, 2004; Emyliana, 2009). Lihat table Walaupun demikian penelitian lain yang dilakukan oleh Marx (1999), dengan membagi kuesioner pada 73 manajer di seluruh dunia menyatakan hasil yang berbeda bahwa, tahapan adaptasi dimulai dari tahap hanoymoon, culture shock, recovery, culture shock dan breaking through. Disamping itu, Marx juga menegaskan bahwa tidak semua individo melakukan tahapan adaptasi sesuai dengan model atau teori kurva Oberg dkk. (Lihat table 2.3.3) Dari kedua model tahapan adaptasi yang diungkapkan diatas dapat diasumsikan bahwa masih ada kontradiktif dalam hasil penelitian tentang tahapan adaptasi (phases of adaptation). Selain itu negara Timor Leste merupakan sebuah negara baru yang mempunyai keunikan faktor lingkungan mikro yang berbeda dengan negara-negara yang telah diteliti dalam penelitian terdahulu, maka pemilihan adaptasi budaya para ekspatriat di Timor Leste menjadi obyek yang menarik untuk diteliti. 9
10 1. 2 PERSOALAN PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang telah di paparkan diatas, maka dapat dirumuskan persoalan penelitian sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apa yang mendukung para ekspatriat melakukan adaptasi terhadap general adjustment, work adjustment dan social interaction adjustment? 2. Bagaimana upaya para ekspatriat melakukan adaptasi budaya di lihat dari general adjustment, work adjustment, social interaction adjustment dan tahap-tahapan apa saja yang dialami oleh ekspatriat dalam melakukan adaptasi? 1. 3 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mendukung para ekspatriat melakukan adaptasi terhadap general adjustment, work adjustment dan social interaction adjustment? 2. Untuk mengetahui bagaimana upaya para ekspatriat melakukan adaptasi budaya di lihat dari general adjustment, work adjustment, social interaction adjustment dan tahap-tahapan apa saja 10
11 yang dialami oleh ekspatriat dalam melakukan adaptasi? 1. 4 MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat bermanfaat bagi akademis agar dapat menambah literatur yang sudah ada sebelumnya. Selain itu, dapat meningkatkan kemampuan berpikir peneliti melalui karya ilimiah dan sekaligus sebagai penerapan ilmu yang diperoleh dalam proses adaptasi yang dilakukan oleh ekspatriat. 2. Manfaat Praktisi Diharapkan agar penelitian ini dapat menjadi informasi bagi pihak yang berkepentingan seperti perusahaan multinasional dalam merekrut dan mempersiapkan ekspatriat, khususnya dalam hal membantu ekspatriat melakukan adaptasi sehingga ekspatriat tidak mengalami tahap culture shock dan mental isolation yang berkepanjangan saat menjalankan tugas di cabang perusahaan luar negeri atau pulang lebih awal (return early). 11
BAB I PENDAHULUAN. Menempuh pendidikan tinggi merupakan. impian banyak orang. Pandian, (2008) hasrat ini. didasari oleh sejumlah tujuan, mulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menempuh pendidikan tinggi merupakan impian banyak orang. Pandian, (2008) hasrat ini didasari oleh sejumlah tujuan, mulai dari memperoleh pengalaman baru, bahkan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP 5. 1 KESIMPULAN Faktor-faktor pendukung adaptasi
BAB V PENUTUP Kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran merupakan pekerjaan akhir dari penelitian yang harus menarik kesimpulan akhir. Kesimpulan berdasarkan temuan akhir, yang dibahas menurut urutan
Lebih terperinciBAB II RERANGKA TEORITIS
BAB II RERANGKA TEORITIS 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Penelitian terdahulu telah menemukan bahwa eksptriat melakukan penyesuaian terhadap tiga dimensi adaptasi yang disebut in-country adjustment diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak pasca Perang Dunia II fenomena ekonomi politik nasional ditandai dengan
BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak pasca Perang Dunia II fenomena ekonomi politik nasional ditandai dengan munculnya aktor-aktor non-negara yang ikut memainkan peran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian deskriptif yang akan menggambarkan atau memaparkan
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA. Culture shock mengacu pada reaksi psikologis. yang dialami individu karena berada ditengah
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Konsep Culture Shock 2.1.1 Definisi Culture Shock Culture shock mengacu pada reaksi psikologis yang dialami individu karena berada ditengah budaya yang berbeda dengan budayanya
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 4.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun waktu tahun 2001-2010, PDB negara-negara ASEAN+3 terus menunjukkan tren yang meningkat
Lebih terperinciBab 13 PENGATURAN SDM PADA PERUSAHAAN MULTINASIONAL. (Bagian Kedua)
Bab 13 PENGATURAN SDM PADA PERUSAHAAN MULTINASIONAL (Bagian Kedua) A. Pendahuluan Saat Kodak membuka perusahaan cabang di Cina, Kodak membawa manajer dari barat yang unggul dalam aspek teknis pekerjaan
Lebih terperinciLAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013
LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi mendorong para investor asing dari seluruh belahan dunia
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Globalisasi mendorong para investor asing dari seluruh belahan dunia untuk melakukan investasi di negara-negara dunia ketiga. Kemudahan akses untuk melakukan investasi
Lebih terperinciBerbagai macam bentuk penetrasi pasar luar negeri: Ekspor Lisensi Waralaba Perusahaan multinasional Perusahaan global BAB 12.
Peran MSDM dalam bisnis internasional Perbedaan antar negara yang mempengaruhi praktek MSDM Proses penugasan internasional yang efektif Pendekatan dalam penyediaan staf global Pemahaman tiga fase dalam
Lebih terperinciABSTRACT. xvi. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT Proper placement expatriates in a foreign country, is one of the global strategies of multinational companies. The success of these strategies depends on the right people with the right skills,
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG TUNJANGAN OPERASI PENGAMANAN BAGI
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG TUNJANGAN OPERASI PENGAMANAN BAGI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG BERTUGAS DALAM OPERASI PENGAMANAN PADA PULAU-PULAU KECIL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Logistik Nasional memiliki peran strategis dalam menyelaraskan kemajuan antar sektor ekonomi dan antar wilayah demi terwujudnya sistem pertumbuhan ekonomi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu tujuan pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara menandakan berhasilnya
Lebih terperinciBAB IV ADAPTASI BUDAYA PARA EKSPATRIAT DI TIMOR LESTE
BAB IV ADAPTASI BUDAYA PARA EKSPATRIAT DI TIMOR LESTE 4.1 KARAKTERISTIK INFORMAN Sebelum data dianalisis, penulis perlu menyajikan karakteristik informan. Informan adalah sekumpulan orang dimana peneliti
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Perbedaan statistik perdagangan komoditi plywood negara berkembang
17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perbedaan Statistik Perdagangan Negara Berkembang Negara berkembang yang memiliki catatan data impor lebih besar dari catatan data ekspor Indonesia untuk komoditi plywood,
Lebih terperinciMSDM INTERNASIONAL. Dosen : Drs. Heru Susilo, M.A. Detha Alfrian Fajri, S.AB., M.M. Disusun oleh : Abiyasa
MSDM INTERNASIONAL (Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Manajemen Sumber Daya Manusia) Dosen : Drs. Heru Susilo, M.A Detha Alfrian Fajri, S.AB., M.M Disusun oleh : Abiyasa 145030801111002
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia tanpa memiliki pemahaman apapun tentang apa yang harus dilakukan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Mahasiswa asing merupakan individu dimana setiap individu lahir di dunia tanpa memiliki pemahaman apapun tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana harus
Lebih terperinciTUGAS MANAJEMEN LINTAS BUDAYA
TUGAS MANAJEMEN LINTAS BUDAYA Kelompok IV 1. Haritsya Khulud 105030300111047 2. Ragil Yuda 1050303001110 3. Wigih Sarono 105030300111063 4. Muhammad Dhyahulhaq 1050303001110 FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Lebih terperinciProspek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016
Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan 2016 Aviliani 10 Maret 2016 SISTEM PEREKONOMIAN Aliran Barang dan Jasa Gross Domestic Bruto Ekonomi Global Kondisi Global Perekonomian Global masih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling banyak diteliti dalam bidang perilaku organisasi. Hal ini dikarenakan kepuasan kerja
Lebih terperinciPerilaku Individu dan Manajemen Sumber Daya Manusia Internasional
Perilaku Individu dan Manajemen Sumber Daya Manusia Internasional Dhiani Dyahjatmayanti, S.TP., M.B.A. STTKD Yogyakarta Jl.Parangtritis Km.4,5 Yogyakarta, http://www.sttkd.ac.id - info@sttkd.ac.id, sttkdyogyakarta@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar produsen terjadi hampir di semua sektor industri. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar produsen terjadi hampir di semua sektor industri. Salah satu sektor industri yang tingkat persaingannya tinggi saat ini yaitu sektor industri teknologi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tersebut diatas dapat disimpulkan dengan mengacu pada hipotesa yang peneliti tentukan sebelumnya, yaitu sebagai berikut: pertama, Kausalitas
Lebih terperinciMANAJEMEN SDM PADA PERUSAHAAN MULTINASIONAL Kerja Yang Secara Mental Menantang Ganjaran Yang Pantas Kondisi Kerja Yang Mendukung Rekan Kerja Yang Mend
MSDM dalam era globalisasi Pertemuan ke - 15 MANAJEMEN SDM PADA PERUSAHAAN MULTINASIONAL Kerja Yang Secara Mental Menantang Ganjaran Yang Pantas Kondisi Kerja Yang Mendukung Rekan Kerja Yang Mendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu pengaruh kecerdasan emosional terhadap kepuasan kerja. Hal ini termasuk latar belakang penelitian, rumusan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, Jepang sebagai negara maju yang kegiatan ekonominya bertumpu pada industri, ternyata menghadapi masalah yang serius dalam ketersediaan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses integrasi di berbagai belahan dunia telah terjadi selama beberapa dekade terakhir, terutama dalam bidang ekonomi. Proses integrasi ini penting dilakukan oleh masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian dalam perekonomian. Selain itu sebagian besar penduduk Indonesia bekerja pada sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perjalanan menuju negara maju, Indonesia memerlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar disebabkan
Lebih terperinciIndeks PMI Manufaktur Capai Posisi Terbaik Dibawah Kepemimpinan Presiden Jokowi
KOPI, Jakarta Kinerja industri nasional kembali menunjukkan agresivitasnya seiring dengan peningkatan permintaan pasar domestik dan adanya perluasan usaha. Capaian ini terungkap berdasarkan laporan indeks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau juga diolah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lada atau pepper (Piper nigrum L) disebut juga dengan merica, merupakan jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau juga diolah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antarbudaya dengan baik. kemampuan komunikasi antarbudaya (Samovar dan Porter, 2010: 360).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia bisnis yang ada membuat banyak perusahaan asing hadir di Indonesia. Berbagai perusahaan yang bergerak di bidang seperti telekomunikasi, transportasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai banyaknya perusahaan yang memiliki website pribadi. Adopsi internet
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dalam dunia bisnis ditunjukkan dengan mulai banyaknya perusahaan yang memiliki website pribadi. Adopsi internet sebagai praktik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang, sebagian besar perekonomiannya ditopang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang, sebagian besar perekonomiannya ditopang oleh sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta Usaha Besar. Peranan UMKM tidak lagi
Lebih terperinciPEMASARAN INTERNASIONAL
PENGANTAR PEMASARAN PEMASARAN INTERNASIONAL Suwandi PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG PEMASARAN INTERNASIONAL 1. Globalisasi perdagangan dunia 2. Faktor-faktor
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Subsektor perkebunan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan dari nilai devisa yang dihasilkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peran perbankan yang profesional semakin dibutuhkan guna
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran perbankan yang profesional semakin dibutuhkan guna mendukung kebutuhan akan finansial yang juga semakin beragam ditengah tumbuh dan berkembangnya perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi merupakan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka dimana lalu lintas perekonomian internasional sangat penting dalam perekonomian
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juli 2014, neraca perdagangan Thailand dengan Dunia
Lebih terperinciV. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA
83 V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA 5.1. Luas Areal Perkebunan Tebu dan Produktivitas Gula Hablur Indonesia Tebu merupakan tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tujuan penanaman tebu adalah untuk
Lebih terperinciPerkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016
Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebersihan lingkungan. Tempat pembuangan juga tidak dipergunakan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern ini proses penularan penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, penyakit dapat diartikan sebagai sebuah keadaan dimana terdapat gangguan terhadap
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Penelitian serupa mengenai hubungan antara penyesuaian lintas budaya, keinginan
BAB V Penutup. BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian serupa mengenai hubungan antara penyesuaian lintas budaya, keinginan ekspatriat meninggalkan penugasan internasional, dan kinerja ekspatriat telah banyak
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU JANUARI 2016
No. 13/03/14/Th. XVII, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU JANUARI 2016 EKSPOR RIAU BULAN JANUARI 2016 TURUN 20,85 PERSEN Nilai ekspor Riau berdasarkan harga Free On Board (FOB) pada bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama beberapa dekade terakhir, pariwisata telah mengalami perkembangan dan perubahan yang membuat pariwisata menjadi salah satu industri tercepat dan terbesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama pasca krisis ekonomi global tahun 2008 yang melanda dunia, perekonomian dunia mengalami berbagai penurunan ekspor non migas. Beberapa negara di dunia membatasi
Lebih terperinciNEW TRAVEL SAFE ASURANSI PERJALANAN
NEW TRAVEL SAFE ASURANSI PERJALANAN Hal hal Penting (International) 1. Pada saat berlakunya Asuransi ini, Tertanggung harus dalam keadaan sehat, siap untuk berpergian dan sama sekali tidak menyadari adanya
Lebih terperinciCara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp
www.indoanalisis.co.id Spesifikasi: Tipe Laporan : Laporan Industri Terbit : Juli 2013 Halaman : 174 Format : Hardcopy (Book Full Colour) Softcopy (Data Grafik Excel) Harga : Rp 6.750.000 Cara Pemesanan:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia. Saat ini, nilai pasar obat di Indonesia lebih dari US$ 500 juta atau sekitar Rp.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, AGUSTUS 2016
No. 57/10/17/Th. VII, 3 Oktober PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, AGUSTUS Total Ekspor Provinsi Bengkulu mencapai nilai sebesar US$ 18,26 juta. Nilai Ekspor ini mengalami peningkatan sebesar
Lebih terperinciKESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013
KESEMPATAN KERJA MENGHADAPI LIBERALISASI PERDAGANGAN Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja Jakarta, 5 Juli 2013 1 MATERI PEMAPARAN Sekilas mengenai Liberalisasi Perdagangan
Lebih terperinciDAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG
DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat, ternyata berdampak kepada negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal manusia berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara maka modal manusia merupakan faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional yang dapat distandardisasi secara internasional di setiap negara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem akuntansi internasional yang dapat distandardisasi secara internasional di setiap negara. Harmonisasi terhadap
Lebih terperinciMANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MSDM INTERNASIONAL. Makalah Untuk Memenuhi Tugas Kelompok 12 Manajemen Sumber Daya Manusia Kelas A
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MSDM INTERNASIONAL Makalah Untuk Memenuhi Tugas Kelompok 12 Manajemen Sumber Daya Manusia Kelas A Disusun oleh: Astrie Novianti Situmorang 135030400111042 Muhammad Bramantyo
Lebih terperinciASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED)
ASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED) Latar Belakang The Asia-Pacific Parliamentarians' Conference on Environment and Development (APPCED) didirikan oleh Parlemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, perkembangan bisnis sekolah berbasis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun belakangan ini, perkembangan bisnis sekolah berbasis Internasional di Indonesia menjadi bagian penting dalam dunia pendidikan. Hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ekonomi terbesar di dunia pada tahun Tujuan pemerintah tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan Pemerintah Indonesia yang tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, adalah menjadikan Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan karirnya apabila di tempat bekerjanya tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karir merupakan sesuatu yang amat penting dalam kehidupan pribadi maupun sosial seseorang. Dalam konsultasi karir yang dimuat di harian Kompas banyak pertanyaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara
i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan dan pengangguran merupakan masalah yang sering dijumpai di negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang suatu negara sulit untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri tanpa kerjasama dengan negara lain. Dengan kemajuan teknologi yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, kehidupan perekonomian perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi saat ini, kehidupan perekonomian perusahaan dihadapkan pada suatu persaingan yang semakin ketat baik secara domestik maupun internasional.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu aset berharga yang dimiliki sebuah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan salah satu aset berharga yang dimiliki sebuah perusahaan. Pada praktiknya, perusahaan sering melupakan hakikat sumber daya manusia sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. stabil di pasar negara berkembang, mendorong IMF (International Monetary
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi krisis ekonomi Eropa yang semakin memburuk, pertumbuhan ekonomi Amerika yang melemah, serta permintaan domestik yang mulai tidak stabil di pasar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergaul dan diterima dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi serta membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Sebagai makhluk sosial, manusianya bisa berkembang
Lebih terperinciMANAJEMEN LINTAS BUDAYA EMPLOYEE AND EXPATRIATE ASSIGNMENT
MANAJEMEN LINTAS BUDAYA EMPLOYEE AND EXPATRIATE ASSIGNMENT Oleh Kelompok 2: Dita Mayangsari (105030300111013) Christianto Kurniawan (105030300111020) M. Nur Rizki O.P. (105030300111021) Ais Zanuar Adi
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.06/03/72/Th.XIII, 01 Maret 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA JANUARI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2016
No. 44/08/36/Th.X, 1 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI NAIK 12,20 PERSEN MENJADI US$889,48 JUTA Nilai ekspor Banten pada Juni naik 12,20 persen dibanding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengalami perubahan relatif pesat. Beberapa perubahan tersebut ditandai oleh: (1)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dua dasawarsa terakhir perkembangan perekonomian dunia telah mengalami perubahan relatif pesat. Beberapa perubahan tersebut ditandai oleh: (1) mulai bergesernya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penetapan batas wilayah teritorial laut telah menjadi permasalahan antar negaranegara bertetangga sejak dulu. Kesepakatan mengenai batas teritorial adalah hal penting
Lebih terperinciORGANIZATION THEORY AND DESIGN
Modul ke: ORGANIZATION THEORY AND DESIGN LINGKUNGAN ORGANISASI & DESAIN Fakultas Pascasarjana Dr. Mochammad Mukti Ali, ST., MM. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Mata Kuliah OTD Daftar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian penting dalam kehidupan perekonomian suatu negara, sehingga merupakan harapan bangsa dan memberikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai kekayaan hayati yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian dibidang pertanian. Sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait kasus-kasus korupsi yang dilakukan pejabat dan wakil rakyat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Korupsi merupakan hal yang tidak asing lagi terdengar di telinga rakyat Indonesia. Sepuluh tahun belakangan ini korupsi menjadi isu yang selalu panas dan tidak
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Adinda Dwiastuti, F.PSI UI, 2008
1. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Kehidupan merupakan sesuatu yang bersifat kontinyu. Hal tersebut berarti segala sesuatu akan berubah dan tidak ada yang abadi. Hal ini menunjukkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung atau Foreign Direct Investment-FDI. Investasi yang dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dalam dunia industri memacu perkembangan yang pesat pada bisnis internasional. Salah satunya ditandai dengan maraknya investasi asing langsung atau Foreign
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpengaruh di dunia. Bursa saham New York (New York Stock Exchange)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amerika Serikat memiliki salah satu pasar keuangan terbesar dan paling berpengaruh di dunia. Bursa saham New York (New York Stock Exchange) merupakan bursa terbesar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tinggi Swasta terkemuka di Bandung. UTama secara konsisten berkomitmen untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Widyatama (UTama) adalah salah satu Institusi Pendidikan Tinggi Swasta terkemuka di Bandung. UTama secara konsisten berkomitmen untuk mewujudkan suatu
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU JANUARI 2015
PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU JANUARI EKSPOR RIAU BULAN JANUARI TURUN 13,27 PERSEN No. 13/02/14/Th. XVI, 16 Februari Nilai ekspor Riau berdasarkan harga Free On Board (FOB) pada bulan mencapai US$
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurun waktu terdekat ini kemajuan disegala aspek kehidupan menuntut masyarakat untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian nasional. Ditinjau dari kontribusinya terhadap
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian sampai saat ini masih mempunyai peranan yang cukup penting dalam perekonomian nasional. Ditinjau dari kontribusinya terhadap pendapatan nasional, sektor
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN JULI 2016
No. 60/09/71/Th.X, 1 September 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN JULI 2016 Jumlah Wistawan Mancanegara (WisMan) yang datang ke Sulawesi Utara melalui pintu masuk bandara Samratulangi
Lebih terperinciHUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI
HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 1980-2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perdagangan internasional dan pembentukan ekonomi dan politik blok perdagangan telah terasa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perdagangan internasional dan pembentukan ekonomi dan politik blok perdagangan telah terasa memperluas kehadiran di pasar produk-produk yang berbeda asal-usul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi dan inovasi di bidang finansial yang semakin canggih.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika perekonomian dunia yang terjadi pada beberapa periode terakhir turut mewarnai perkembangan dan aktivitas bisnis dalam negeri baik secara langsung dan tidak
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN MARET 2016
No. 28/05/71/Th.X, 2 Mei 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN MARET 2016 Jumlah Wistawan Mancanegara (WisMan) yang datang ke Sulawesi Utara melalui pintu masuk bandara Samratulangi bulan
Lebih terperinciModul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi MANAJEMEN
Modul ke: 13 Eko Fakultas EKONOMI & BISNIS Kewirausahaan I Kewirausahaan dan Lingkungan Global; Kewirausahaan sebagai pemicu perekonomian negara; Kebersamaan, etika dan tanggung jawab sosial kewirausahaan
Lebih terperinciIndustri global adalah industri di mana posisi-posisi strategis pesaing dalam pasar geografis atau nasional utama pada dasarnya dipengaruhi posisi
Industri global adalah industri di mana posisi-posisi strategis pesaing dalam pasar geografis atau nasional utama pada dasarnya dipengaruhi posisi globalnya secara keseluruhan. Perusahaan global adalah
Lebih terperinciV. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS
V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS 93 5.1. Perkembangan Umum MIHAS Pada bab ini dijelaskan perkembangan bisnis halal yang ditampilkan pada pameran bisnis halal Malaysia International Halal Showcase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lagi. Penelitian yang dilakukan oleh World Tourism Organizatioan (WTO)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata sebagai indusri terbesar di dunia, tidak ada yang meragukan lagi. Penelitian yang dilakukan oleh World Tourism Organizatioan (WTO) menunjukkan kecenderungan
Lebih terperinci