BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Perbedaan statistik perdagangan komoditi plywood negara berkembang
|
|
- Farida Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perbedaan Statistik Perdagangan Negara Berkembang Negara berkembang yang memiliki catatan data impor lebih besar dari catatan data ekspor Indonesia untuk komoditi plywood, yaitu Bangladesh, Filipina, Pakistan, Srilanka, dan Thailand sebesar $167,952; $1,150,676; $47,487; $1,793,825; dan $6,442,966. Sedangkan negara India, Malaysia, dan Vietnam memiliki catatan data impor yang lebih kecil dari catatan data ekspor Indonesia sebesar $1,837,177; $2,611,371; dan $292,577. impor terbesar terdapat di negara Thailand yakni sebesar $6,442,966 dan rata-rata impor terkecil terdapat di negara Pakistan sebesar $47,487. Hasil pengolahan data disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Perbedaan statistik perdagangan komoditi plywood negara berkembang Bangladesh $76,067 $167,952 Filipina $828,675 $1,150,676 India $2,601,829 $1,837,177 Malaysia $6,462,050 $2,611,371 Pakistan $34,322 $47,487 Srilanka $415,820 $1,793,825 Thailand $6,337,298 $6,442,966 Vietnam $1,569,964 $292,577 Pada komoditi Pulp, Filipina, Malaysia, Thailand dan Vietnam ialah negara berkembang yang memiliki catatan data impor lebih kecil dari catatan data ekspor Indonesia sebesar $1,318,625; $1,715,624; $3,807,452; dan $4,978,077. Adapun negara Bangladesh, India, dan Srilanka memiliki catatan data impor lebih besar dari catatan data ekspor Indonesia sebesar $2,455,182; $27,684,831; dan $299,063. impor terbesar terdapat di negara India yakni sebesar $27,684,831 dan rata-rata terkecil terdapat di negara Srilanka sebesar $299,063. Hasil data selengkapnya disajikan pada Tabel 2.
2 18 Tabel 2 Perbedaan statistik perdagangan komoditi pulp negara berkembang Bangladesh $2,453,898 $2,455,182 Filipina $6,644,082 $1,318,625 India $25,328,639 $27,684,831 Malaysia $2,425,687 $1,715,624 Pakistan $878,081 - Srilanka $90,940 $299,063 Thailand $4,462,840 $3,807,452 Vietnam $10,734,040 $4,978,077 Negara berkembang yang memiliki catatan data impor lebih kecil dari catatan ekspor Indonesia pada komoditi batubara (coal) ialah hanya negara Srilanka sebesar $1,282,421. Untuk ketujuh negara lainnya, yaitu: Bangladesh, Filipina, India, Malaysia, Pakistan, Thailand dan Vietnam memiliki catatan impor yang lebih besar dari catatan ekspor Indonesia. impor terbesar terdapat di negara India yakni $339,815,594 dan rata-rata impor terkecil terdapat di negara Srilanka sebesar $1,282,421. Hasil pengolahan data disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Perbedaan statistik perdagangan komoditi batubara (coal) negara berkembang Bangladesh $2,408,666 $3,841,378 Filipina $126,815,428 $132,825,627 India $210,980,980 $339,815,594 Malaysia $111,843,188 $150,324,158 Pakistan $65,477,863 $128,347,655 Srilanka $2,999,986 $1,282,421 Thailand $104,210,667 $158,646,289 Vietnam $14,377,361 $18,586, Perbedaan Statistik Perdagangan Negara Maju Pada komoditi plywood, semua negara maju memiliki catatan impor yang lebih besar daripada catatan ekspor Indonesia. Negara Jepang memiliki rata-rata impor tertinggi sebesar $1,062,165,852 dan Italy memiliki rata-rata impor terendah dibandingkan negara lainnya sebesar $8,356,139. Hasil pengolahan data selengkapnya disajikan pada Tabel 4.
3 19 Tabel 4 Perbedaan statistik perdagangan komoditi plywood negara maju Australia $16,349,334 $18,592,858 Canada $7,576,813 $19,459,599 China $184,958,586 $272,037,289 Francis $12,457,647 $26,605,399 Germany $37,675,734 $56,047,657 Italy $7,027,160 $8,356,139 Jepang $903,105,278 $1,062,165,852 USA $244,927,451 $306,008,626 Pada komoditi pulp, negara Italy dan USA yang memiliki catatan impor yang lebih kecil dari catatan ekspor Indonesia, yaitu sebesar $36,897,771 dan $7,831,385. Namun kelima negara maju lainnya, yakni Australia, China, Francis, Germany dan Jepang memiliki catatan impor yang lebih besar dari catatan ekspor Indonesia. Negara China memiliki rata-rata impor terbesar yakni $351,468,359 dan negara USA memiliki rata-rata impor terkecil yakni $7,831,385. Hasil data selengkapnya disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Perbedaan statistik perdagangan komoditi pulp negara maju Australia $8,573,975 $10,204,291 China $279,824,932 $351,468,359 Francis $14,379,660 $27,075,749 Germany $5,078,619 $13,019,256 Italy $37,505,078 $36,897,771 Jepang $41,623,968 $48,700,436 USA $8,035,338 $7,831,385 Negara maju yang memiliki catatan data impor lebih kecil dari catatan ekspor Indonesia pada komoditi batubara (coal) hanya negara China sebesar $280,459,219. Untuk keenam negara lainnya, yaitu Australia, Francis, Germany, Italy, Jepang dan USA memiliki catatan impor yang lebih besar dari catatan ekspor Indonesia. Negara Jepang memiliki rata-rata impor terbesar sebesar $763,780,962 dan negara Australia memiliki rata-rata impor terkecil sebesar $2,579,054. Hasil data selengkapnya disajikan pada Tabel 6.
4 20 Tabel 6 Perbedaan statistik perdagangan komoditi batubara (coal) negara maju Australia $439,753 $2,579,054 China $327,906,310 $280,459,219 Francis $8,466,238 $16,449,152 Germany $5,260,162 $25,166,829 Italy $145,799,650 $292,261,534 Jepang $621,742,031 $763,780,962 USA $56,795,470 $72,692, Hasil t-paired Test Negara Berkembang Hasil pengolahan menggunakan t-paired test pada Microsoft excel dapat diperoleh bahwa pada komoditi plywood dan pulp, catatan ekspor Indonesia dengan catatan impor negara mitra dagang di negara berkembang memiliki catatan yang sama dan ada pula catatan yang beda. Namun untuk komoditi batubara (coal), catatan ekspor Indonesia dengan impor negara mitra dagang cenderung berbeda. Hasil pengolahan selengkapnya disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil t-paired test masing-masing komoditi per partner beberapa negara berkembang No Partner Hasil t-paired Test Plywood Pulp Coal 1 Bangladesh Sama Sama Sama 2 Filipina Sama Beda Sama 3 India Beda Sama Beda 4 Malaysia Beda Sama Beda 5 Pakistan Sama - Beda 6 Srilanka Beda Sama Beda 7 Thailand Sama Beda Beda 8 Vietnam Beda Beda Beda Untuk komoditi plywood, ada empat negara mitra dagang yang catatan impornya berbeda dengan catatan ekspor Indonesia. Negara tersebut antara lain India, Malaysia, Srilanka dan Vietnam. Empat negara lainnya, yakni Bangladesh, Filipina, Pakistan dan Thailand memiliki catatan impor yang sama dengan Indonesia.
5 Negara berkembang yang memiliki data perdagangan berbeda dengan Indonesia untuk komoditi Pulp adalah Filipina, Thailand, dan Vietnam. Adapun empat negara lainnya, yakni Bangladesh, India, Malaysia dan Srilanka memiliki data perdagangan yang sama dengan Indonesia. Namun, data perdagangan antara Indonesia dengan Pakistan tidak dilakukan t-paired test karena tidak ada catatan impor dari negara Pakistan. Lain halnya dengan dua komoditi kehutanan tersebut, untuk komoditi Batubara hanya dua negara mitra dagang yang memiliki data perdagangan sama dengan Indonesia, yakni Bangladesh dan Filipina. Keenam negara mitra dagang lainnya memiliki data perdagangan yang berbeda dengan Indonesia Hasil t-paired Test Negara Maju Berdasarkan metode pengolahan data yang sama diperoleh bahwa hasil t- paired test untuk negara maju sedikit berbeda. Hasil ini disebabkan oleh data perdagangan Indonesia dengan negara mitra dagang pada komoditi plywood cenderung berbeda. Namun untuk komoditi pulp dan batubara, data perdagangan Indonesia dengan negara mitra dagang memiliki catatan yang sama dan ada pula yang berbeda. Hasil pengolahan data disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Hasil t-paired test masing-masing komoditi per partner beberapa negara maju No Partner Hasil t-paired Test Plywood Pulp Coal 1 Australia Beda Sama Sama 2 Canada Beda China Beda Beda Sama 4 Francis Beda Beda Beda 5 Germany Beda Beda Beda 6 Italy Sama Sama Beda 7 Jepang Beda Sama Sama 8 USA Beda Sama Beda Pada plywood, Italy memiliki data perdagangan sama dengan Indonesia karena catatan antara impor Italy dengan ekspor Indonesia tidak melebihi perbedaan 10%. Sedangkan ketujuh negara, yakni Australia, Canada, China, Francis, Germany, Jepang dan USA memiliki data perdagangan yang beda dengan Indonesia. 21
6 Negara maju yang memiliki catatan impor berbeda dengan Indonesia untuk komoditi pulp adalah China, Francis, Germany. Adapun empat negara yakni Australia, Italy, Jepang dan USA memiliki catatan yang sama dengan Indonesia. Namun, data perdagangan antara Indonesia dengan Canada tidak dilakukan t- paired test karena tidak ada catatan impor dari negara Canada. Lain halnya dengan dua komoditi tersebut, untuk komoditi Batubara terdapat tiga negara mitra dagang yang memiliki data perdagangan sama dengan Indonesia, yakni Australia, China, dan Jepang. Keempat negara lainnya, yaitu Francis, Germany, Italy dan USA memiliki catatan yang berbeda dengan Indonesia. Hal ini berarti perbedaan catatan negara mitra dagang tersebut melebihi 10%. -impor antara Indonesia dengan negara mitra dagang baik itu negara berkembang maupun negara maju pada komoditi kehutanan dan non kehutanan terdapat catatan yang sama atau tidak melebihi 10% dan ada pula yang beda atau melebihi 10%. Selain itu, jika dilihat catatan ekspor Indonesia dengan impor negara mitra dagang per komoditi dalam jangka waktu 20 tahun, maka tidak semua data perdagangan (trade value) tercatat secara lengkap. Ada yang melaporkan hanya 10 tahun, 15 tahun atau bahkan ada yang sama sekali tidak melaporkan data ekspor atau impornya. Pada komoditi plywood dan pulp di negara berkembang terdapat masingmasing empat negara mitra dagang yang data impornya sama dengan data ekspor Indonesia. Namun, untuk komoditi pertambangan terdapat enam dari delapan negara mitra, kecuali negara Bangladesh dan Filipina, yang memberikan data impor berbeda dengan data ekspor Indonesia. Di sektor kehutanan, data ekspor Indonesia tercatat lebih besar daripada data impor negara berkembang. Namun sebaliknya, ekspor Indonesia tercatat lebih kecil daripada nilai impor negara maju. Di sektor non kehutanan (pertambangan), data ekspor Indonesia tercatat lebih kecil daripada data impor negara berkembang dan negara maju. Perbedaan data ekspor-impor dapat disebabkan oleh faktor-faktor antara lain waktu, biaya pengapalan dan asuransi, klasifikasi barang yang diartikan sebagai ketika transaksi dilaporkan oleh kedua belah pihak sama nilainya, tetapi kadangkadang barang diklasifikasikan berbeda antara klasifikasi eksportir dan importir., kegiatan re-ekspor, atau faktor lain yang dinilai negatif seperti partner country 22
7 attribution dan perlakuan dari proses perdagangan yaitu asal dari impor untuk country of origin dan ekspor untuk negara tujuan sering menjelaskan perbedaan yang signifikan ketika barang pindah dari country of origin ke negara tujuan melalui lokasi ketiga dalam statistik perdagangan internasional; miss invoicing yaitu nilai suatu barang dapat menjadi lebih tinggi atau lebih rendah daripada nilai sesungguhnya, transfer pricing yaitu melakukan miss invoice yang ada hubungannya dengan rekanan usaha di negara lain, serta smuggling (penyelundupan) yaitu transaksi tidak dicatat sama sekali sehingga nilainya nol (Ferrantino dan Zhi, 2007). Dari faktor tersebut, maka faktor yang dinilai negatif berpotensi menimbulkan perbedaan data ekspor dan impor lebih besar dibanding faktor-faktor lainnya. Selain faktor-faktor tersebut, perbedaan data ekspor-impor dapat disebabkan oleh variasi sistem pengumpulan dan pelaporan data yang diterapkan lembaga bea di negara berkembang yang masih menggunakan dokumen ekspor dan impor yang harus diisi secara manual, sehingga jenis informasi yang dikumpulkan tidak selalu sama. Namun di negara maju, sistem ini sudah menggunakan teknologi canggih, yaitu pencatatan semua transaksi ekspor dan impor dicatat dan dilacak dengan jaringan elektronik. Secara umum kegiatan ekspor-impor di negara berkembang didasari oleh basis perekonomian dan perdagangan international sesuai dengan sumber daya yang tersedia, sistem perekonomian, lembaga-lembaga sosial, serta kapasitas pertumbuhan dan pembangunannya. Selain itu, dilihat dari posisi perdagangan, negara-negara berkembang masih bergantung pada hasil penjualan produknya ke negara-negara maju, sehingga peranan mereka dalam perdagangan dunia masih kurang. Oleh karena itulah, negara-negara berkembang berupaya lebih banyak berperan serta dalam sistem perdagangan internasional dan berusaha memperkuat kapasitas mereka untuk berpartisipasi guna pertumbuhan ekonomi di masa depan Implikasi Perbedaan Data Statistik Telapak/EIA dalam Santi (2007) menyatakan bahwa semakin tinggi nilai korupsi akan berjalan searah dengan semakin tingginya discrepancy statistic. Hal tersebut mencerminkan bahwa negara yang level korupsinya tinggi merupakan negara yang memiliki sistem yang lemah dengan penegakan hukum rendah. Berdasarkan hal tersebut, maka eksportir mempunyai kecenderungan untuk 23
8 melakukan kegitan illegal, jika dia merasa aman untuk melakukannya. Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang memiliki level korupsi yang tinggi dengan penegakan hukum rendah. Dalam kehidupan perekonomian di negara berkembang, penegakan hukum yang rendah telah menciptakan suatu kelompok bisnis-politis yang dapat bertahan hanya karena para anggotanya mendapat lisensi khusus dan hak-hak istimewa. Perbedaan data statistik ini dapat menimbulkan kerugian bagi Indonesia seperti berkurangnya devisa negara dan hilangnya pajak, dimana keduanya merupakan sumber pendapatan negara. Selain itu, perbedaan data ekspor-impor ini bisa jadi mengindikasikan bahwa ada yang tidak beres dalam tata perekonomian Indonesia Upaya untuk Mengurangi Perbedaan Data Statistik. Upaya untuk mengurangi perbedaan data statistik dapat dilakukan dengan cara menerapkan prinsip penting pemerintahan baik (good governance) yakni akuntabilitas dan transparansi. Prinsip ini diartikan sebagai pembuatan dan pelaksanaan kebijakan harus disertai pertanggungjawaban sehingga tersedianya informasi yang memadai kepada masyarakat terhadap proses tersebut, serta didukung dengan hukum dan kebijakan politik transparan dan adil. Begitu pula pelaksanaan birokrasi seperti mengurus administrasi ekspor-impor, yang harus dibenahi dengan cara melakukan transformasi diri dari birokrasi yang kinerjanya kaku (rigid) menjadi organisasi birokrasi yang strukturnya lebih desentralistis, inovatif, fleksibel, dan responsif. Upaya lainnya dapat dilakukan dengan menerapkan pencatatan data eksporimpor secara online di negara eksportir dan importir sehingga keseluruhan sistem terkoneksi. Dari upaya tersebut, negara eksportir dan importir dapat melaporkan data ekspor-impor secara detail dan akurat. Pihak-pihak seperti BPS, departemen perdagangan, perpajakan, bea dan cukai, perbankan maupun pihak organisasi international PBB perlu melakukan kerjasama yang baik. Selain itu juga, pemerintahan Indonesia perlu memperbaiki tata perekonomian dan menjalankan sistem pengawasan terhadap kegiatan keluar-masuk barang ekspor-impor dari negara-negara mitra dagang, serta perlu menerapkan sistem yang baku dalam pencatatan data ekspor maupun impor sehingga tidak mudah mengalami perubahan. 24
STUDI MENGENAI KETIDAKCOCOKAN DATA EKSPOR-IMPOR INDONESIA DENGAN NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU FIRMANUDIN PURNOMO
STUDI MENGENAI KETIDAKCOCOKAN DATA EKSPOR-IMPOR INDONESIA DENGAN NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU FIRMANUDIN PURNOMO DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 RINGKASAN
Lebih terperinciLAPORAN INDUSTRI PASAR EKSPOR BATUBARA. Bituminous Coal: Non Coking Coal HS2012:
2016 LAPORAN INDUSTRI PASAR EKSPOR BATUBARA Bituminous Coal: Non Coking Coal HS2012: 2701129000 DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I Kinerja Penjualan Ekspor Batubara 1 Grafik 1.1. Volume Penjualan Ekspor Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi
Lebih terperinciLAPORAN INDUSTRI PASAR EKSPOR BATUBARA. Bituminous Coal: Coking Coal HS2012:
2016 LAPORAN INDUSTRI PASAR EKSPOR BATUBARA Bituminous Coal: Coking Coal HS2012: 2701121000 LAPORAN INDUSTRI PASAR EKSPOR INDUSTRI BATUBARA 2016 Bituminous Coal: Coking Coal HS2012: 2701121000 Diterbitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara untuk memenuhi semua kebutuhan yang ada dalam suatu negara,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan adalah salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh suatu negara untuk memenuhi semua kebutuhan yang ada dalam suatu negara, dengan cara menjual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian dalam perekonomian. Selain itu sebagian besar penduduk Indonesia bekerja pada sektor
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 4.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun waktu tahun 2001-2010, PDB negara-negara ASEAN+3 terus menunjukkan tren yang meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara fundamental, bahwa gerak perdagangan semakin terbuka, dinamis, dan cepat yang menyebabkan
Lebih terperinciINDIKASI KERUGIAN NEGARA DARI KURANG CATAT NILAI EKSPOR BIJIH NIKEL (HS 2604) PERIODE
INDIKASI KERUGIAN NEGARA DARI KURANG CATAT NILAI EKSPOR BIJIH NIKEL (HS 2604) PERIODE 2007-2015 Indikasi Kerugian Negara Dari Kurang catat Nilai Ekspor Bijih Nikel (HS 2604) Periode 2007-2015 Jakarta,
Lebih terperinciLAPORAN INDUSTRI PASAR EKSPOR BATUBARA INDONESIA
2017 LAPORAN INDUSTRI PASAR EKSPOR BATUBARA INDONESIA BAB I KONSUMSI BATUBARA DUNIA Grafik 1.1. Pertumbuhan Konsumsi Batubara Dunia, 1980 2017 Grafik 1.2. Pertumbuhan Konsumsi dan Impor Batubara China,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari aktivitas perdagangan international yaitu ekspor dan impor. Di Indonesia sendiri saat
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Industri pupuk urea termasuk dalam lapangan usaha sektor industri pengolahan non migas. Pada tahun 2014 industri pengolahan non migas memberikan kontribusi sebesar 21 % pada
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI No. 22/04/61/Th. XVIII, 1 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$34,77 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 25/04/12/Thn.XVIII, 01 April 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA 1. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR US$555,47 JUTA. Nilai
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 29/05/12/Thn.XVIII, 04 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA 1. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN MARET SEBESAR US$645,79 JUTA. Nilai ekspor melalui
Lebih terperinciSIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:
SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 1 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Ekspor Bulan Februari 2012 Naik 8,5% Jakarta, 2 April 2012
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA
i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 02/01/12/Th.XIX, 04 Januari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA 1. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR US$607,63 JUTA.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling
Lebih terperinciV. HASIL DAN ANALISIS
53 V. HASIL DAN ANALISIS 5.1. Analisis Regresi Data Panel Statis Tabel 8 menyajikan hasil estimasi koefisien regresi dari model data panel statis pada persamaan (1). Koefisien estimasi yang disajikan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri Indonesia bertumpu kepada minyak bumi dan gas sebagai komoditi ekspor utama penghasil
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan dua analisis untuk membuat penilaian mengenai pengaruh ukuran negara dan trade facilitation terhadap neraca perdagangan, yaitu
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2016
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI No. 42/08/61/Th. XIX, 1 Agustus A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI MENCAPAI US$43,76 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan
Lebih terperinciPerkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016
Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 48/09/72/Th. XVI, 02 September PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH JULI EKSPOR SENILAI US$ 29,25 JUTA Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada bulan (angka sementara) dibanding bulan (angka tetap)
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA
i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 14/03/12/Thn. XIX, 01 Maret PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN JANUARI SEBESAR US$574,08 JUTA Nilai ekspor
Lebih terperinciPerkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016
Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
57 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Estimasi Model Dalam analisis data panel perlu dilakukan beberapa pengujian model, sebagai awal pengujian pada ketiga model data panel statis yakni pooled least square (PLS),
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2017
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL No. 31/06/61/Th. XX, 2 Juni A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR APRIL MENCAPAI US$99,57 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016
No. 23/05/16/Th.X, 2 Mei 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 MARET Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 155,15 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 3,29 Juta. Nilai ekspor asal Provinsi
Lebih terperinciB. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Tahun 2013
EVALUASI RENDAHNYA REALISASI PENDAPATAN NEGARA TAHUN 2013 Abstrak Penerimaan Negara merupakan pemasukan yang diperoleh Negara dan digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah. Penerimaan pajak memberikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010
KEMENTERIAN PERDAGANGAN KINERJA Periode: MARET 21 Jakarta, Mei 21 1 Neraca Perdagangan Indonesia Kondisi perdagangan Indonesia semakin menguat setelah mengalami kontraksi di tahun 29. Selama Triwulan I
Lebih terperinciBoks 1. Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim
Boks 1. Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim Krisis finansial yang tengah melanda Amerika Serikat (AS) diperkirakan dapat membawa kepada resesi
Lebih terperinciKOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA
JURNAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN ISSN : 2337-9572 MARKET INTELLIGENCE KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN RI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekspor 2.1.1. Pengertian Ekspor Pengertian Ekspor menurut Amir (1984) adalah kegiatan mengeluarkan barang-barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan ke luar negeri
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Subsektor perkebunan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan dari nilai devisa yang dihasilkan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teh merupakan salah satu komoditi yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Industri teh mampu memberikan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai Negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan memiliki
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016
No. 054/10/15/Th.X, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 AGUSTUS Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 160,46 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 4,57 Juta. Nilai ekspor asal
Lebih terperinciTabel 1. Neraca Perdagangan Luar Negeri Sumatera Utara Untuk Beberapa Periode Tahun
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 18/03/12/Thn.XVIII, 02 Maret 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA 1. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN JANUARI 2015 SEBESAR US$627,93 JUTA. Nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan aspek yang sangat penting dalam. perekonomian setiap Negara di dunia. Tanpa adanya perdagangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional merupakan aspek yang sangat penting dalam perekonomian setiap Negara di dunia. Tanpa adanya perdagangan internasional, kebutuhan suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor
Lebih terperinciKinerja Ekspor Non-migas Awal 2011: Memberikan Sinyal Positif yang Berlanjut untuk Mencapai Target 2011
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Non-migas Awal 2011: Memberikan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2010
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2010 No. 11/03/61/Th. XIII, 1 Maret 2010 Ekspor Kalimantan Barat pada bulan 2010 mengalami peningkatan sebesar 9,15
Lebih terperinciBAB VI. KESIMPULAN. integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya.
BAB VI. KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Hasil penelitian mengenai aliran perdagangan dan investasi pada kawasan integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Integrasi ekonomi memberi
Lebih terperinciLAPORAN INDUSTRI PASAR EKSPOR BATUBARA. Bituminous Coal: Coking Coal HS2012:
2017 LAPORAN INDUSTRI PASAR EKSPOR BATUBARA Bituminous Coal: Coking Coal HS2012: 2701121000 LAPORAN INDUSTRI PASAR EKSPOR INDUSTRI BATUBARA 2017 Bituminous Coal: Coking Coal HS2012: 2701121000 Diterbitkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2013
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 35/07/61/Th. XVI, 1 Juli PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$105,49 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 56/11/72/Th. XV, 01 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH SEPTEMBER EKSPOR SENILAI US$ 32,12 JUTA Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada bulan ember (angka sementara) dibanding bulan us
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016
No. 19/04/16/Th.X, 1 April 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 FEBRUARI Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 136,24 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 8,21 Juta. Nilai ekspor asal
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN SEPTEMBER 2007
No. 02/01/19/Th.VI, 2 Januari 2008 EKSPOR DAN IMPOR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN SEPTEMBER EKSPOR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN SEPTEMBER MENCAPAI US$ 365,0 JUTA Nilai Ekspor Kepulauan Bangka Belitung
Lebih terperinciEkspor Nonmigas 2010 Mencapai Rekor Tertinggi
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Ekspor Nonmigas 21 Mencapai Rekor Tertinggi Jakarta,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2016
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI No. 53/07/61/Th. XIX, 1 Juli A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$36,70 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2015
No. 07/02/16/Th.X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2015 Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 172,12 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 16,62 Juta. Nilai ekspor
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI No. 43/08/61/Th. XVIII, 3 Agustus A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MENCAPAI US$53,35 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdagangan Internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang disampaikan Salvatore
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA
V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA 5.1. Perdagangan Internasional Hasil Perikanan Selama lebih dari beberapa dekade ini, sektor perikanan dunia telah banyak mengalami perkembangan dan perubahan. Berdasarkan
Lebih terperinciNeraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M. Kementerian Perdagangan
Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M Kementerian Perdagangan 17 Oktober 2015 1 Neraca perdagangan Oktober 2015 kembali surplus Neraca
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA MEI 2012
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 41/07/12/Th. XV, 01 Juli 2012 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA MEI 2012 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN MEI 2012 SEBESAR US$771,76 JUTA. Nilai
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN OKTOBER 2007
No. 06/02/19/Th.VI, 1 Februari 2008 EKSPOR DAN IMPOR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN OKTOBER EKSPOR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN JANUARI-OKTOBER MENCAPAI US$ 1.217,3 JUTA Nilai Ekspor Kepulauan Bangka
Lebih terperinciMendobrak Pasar Ekspor Melalui Pendekatan Total Football
Mendobrak Pasar Ekspor Melalui Pendekatan Total Football Oleh Ketua Umum KADIN Indonesia Pada Rapat Kerja Kementerian Perdagangan RI Jakarta, 20 Februari 2016 Strategi Mendobrak Ekspor 1. Memanfaatkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT AGUSTUS 2016
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT AGUSTUS No. 55/10/61/Th. XIX, 3 Oktober A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR AGUSTUS MENCAPAI US$65,60 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JULI 2017
No.49/09/15/Th.XI, 4 September 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JULI 2017 Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 216,13 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 5,84 Juta. Nilai ekspor asal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
digilib.uns.ac.id 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Insentif Pajak untuk Investasi Insentif pajak untuk investasi merupakan sebuah keringanan pajak yang diberikan oleh negara untuk meningkatkan investasi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. batas negara yang telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menyebabkan perekonomian berkembang tanpa mengenal batas negara yang telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala bidang. Salah satunya
Lebih terperinciSusu : Komoditi Potensial Yang Terabaikan
Susu : Komoditi Potensial Yang Terabaikan Oleh : Feryanto W. K. Sub sektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian serta bagi perekonomian nasional pada
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JUNI 2016
No. 41/08/15/Th.X, 1 Agustus 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JUNI 2016 Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 176,85 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 4,44 Juta. Nilai ekspor asal Provinsi
Lebih terperinciKota, Negara Tanggal, 2013
Legalitas Pengeksporan Hasil Hasil--Hasil Hutan ke negara--negara Uni Eropa negara Eropa,, Australia dan Amerika Serikat Kota, Negara Tanggal, 2013 Gambaran Umum Acara Hari Ini Perkenalan dan Sambutan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2017
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2017 No. 14/03/61/Th. XX, 1 Maret 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR JANUARI 2017 MENCAPAI US$87,48
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2016
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI No. 50/09/61/Th. XIX, 1 September A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI MENCAPAI US$29,00 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI No. 52/09/61/Th. XVIII, 1 September A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI MENCAPAI US$45,65 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder selama enam tahun pengamatan (2001-2006). Pemilihan komoditas yang akan diteliti adalah sebanyak lima komoditas
Lebih terperinciISSN OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS
ISSN 1907-1507 OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2015 OUTLOOK KAPAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi, mereka sebagai tenaga penggerak jalannya organisasi dengan tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur penting dalam suatu organisasi, mereka sebagai tenaga penggerak jalannya organisasi dengan tujuan untuk mencapai
Lebih terperinciPenetapan Nilai Transaksi Dengan Menggunakan Rumus Tertentu, Tepatkah?
Penetapan Nilai Transaksi Dengan Menggunakan Rumus Tertentu, Tepatkah? Oleh : Mohamad Jafar Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai Abstrak Nilai transaksi adalah harga yang sebenarnya dibayar atau seharusnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul ,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pembangunan nasional merupakan salah satu faktor terpenting dalam memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara menuju terwujudnya masyarakat Indonesia
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017
No. 16/03/36/Th. XI, 1 Maret 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI 2017 TURUN 3,84 PERSEN MENJADI US$904,45 JUTA Nilai ekspor Banten pada turun 3,84
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perdagangan internasional semakin besar peranannya terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional semakin besar peranannya terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sehingga keadaan suatu negara dalam dunia perdagangan internasional menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan wilayah juga harus memperhatikan pembangunan ekonomi daerah untuk dapat memacu pengembangan wilayah tersebut. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2016
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET No. 32/50/61/Th. XIX, 3 Mei A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$38,86 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global yang perlahan-lahan mengalami kemajuan. Perkembangan ini didorong oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global yang perlahan-lahan mengalami kemajuan. Perkembangan ini didorong oleh pesatnya pertumbuhan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2017
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI No. 35/07/61/Th. XX, 3 Juli A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR MEI MENCAPAI US$51,20 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 18/05/31/Th. XVIII, 2 Mei NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN MARET MENCAPAI 943,04 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2017
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI No. 18/04/61/Th. XX, 3 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$79,38 JUTA Nilai ekspor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Di banyak negara, perdagangan internasional
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2017
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI No. 41/08/61/Th. XX, 1 Agustus A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR JUNI MENCAPAI US$43,22 JUTA Nilai ekspor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak tambang mineral yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak tambang mineral yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Pemanfaatan pada bahan tambang masih belum optimal karena
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI FEBRUARI 2015
No. 20/03/15/Th.IX, 16 Maret 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI FEBRUARI 2015 Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Provinsi Jambi sebesar US$ 95,49 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 9,88 Juta.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suatu masyarakat adil dan makmur yang materiil dan spirituil berdasarkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran dari pembangunan nasional pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING EKSPOR TOMAT INDONESIA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) PENDAHULUAN
P R O S I D I N G 134 ANALISIS DAYA SAING EKSPOR TOMAT INDONESIA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Tartila Fitri 1) Suhartini 1) 1) Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
81 BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN bersama dengan Cina, Jepang dan Rep. Korea telah sepakat akan membentuk suatu
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014
No. 07/02/15/Th.IX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014 Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Provinsi Jambi sebesar US$ 103,29 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 6,69 Juta.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2016
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER No. 59/11/61/Th. XIX, 1 November A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$77,48 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JANUARI 2017
No. 13/03/15/Th.XI, 1 Maret 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JANUARI 2017 Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 195,65 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 5,81 Juta. Nilai ekspor asal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi dan sekaligus menghadapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka memasuki era globalisasi dan sekaligus menghadapi persaingan bebas dan juga mengatasi krisis moneter yang berkepanjangan maka kebijaksanaan pembangunan
Lebih terperinci