Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha"

Transkripsi

1 Yayasan Spiritia No. 47, Oktober 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Konferensi ASHM ke-18, Melbourne, Australia Oleh Babe Saya diberi kesempatan untuk mengikuti Konferensi Australian Society of HIV Medicine (ASHM) ke-18 di Melbourne, Australia Oktober Walaupun kebanyakan peserta datang dari Australia, ada 260 peserta dari wilayah Asia-Pasifik, termasuk 37 dari Indonesia. Kebanyakan peserta adalah tenaga medis profesional, tetapi cukup banyak wakil komunitas, termasuk Odha dari NAPWA Australia juga terlibat, dan ada beberapa sesi mengenai peranan dan kegiatan komunitas. Setiap hari disediakan sesi pleno dengan pembicara yang terkenal dan menarik, diikuti oleh sesi abstrak dalam empat track. Juga ada pameran poster, termasuk beberapa yang dipresentasikan secara oral. Ada kurang lebih tiga presentasi abstrak dan tujuh poster dari peserta Indonesia. Saya presentasikan abstrak mengenai pelatihan pendidik pengobatan Spiritia. Sesi jauh lebih beraneka ragam dibanding dengan Simposium Bangkok HIVNAT. Antara lain, ada sesi mengenai ilmiah dasar, peranan komunitas, kebijakan, masalah orang pribumi, pendidikan komunitas. Oleh karena itu, tampaknya sesi klinis agak kurang, dan walaupun saya mendapatkan banyak manfaat dari kehadiran pada konferensi ini, tidak ada banyak yang dapat dibawa pulang dan langsung dipakai atau berkaitan dengan keadaan di Indonesia. Mungkin hal ini karena saya cenderung mengikuti sesi sosial/komunitas daripada sesi klinis. Ada satu sesi studi kasus yang saya ikuti yang sangat menarik. Saya sangat terkesan bertemu dengan Dr. Wafaa El-Sadr. Dia menyampaikan plenary mengenai penelitian SMART. SMART adalah uji coba klinis yang melibatkan sangat banyak peserta untuk membuktikan bahwa strategi pemberhentian terapi untuk sementara (structured treatment interruption atau STI) adalah aman dan bermanfaat. Ternyata, penelitian harus segera dihentikan karena cepat terbukti bahwa STI cukup sering menimbulkan kerugian. Menurut Dr. El-Sadr, tidak ada satu pun kelompok dengan hasil yang lebih baik daripada mereka yang memakai ART tanpa pemberhentian. Yang paling tidak bermanfaat: mereka dengan CD4 lebih tinggi pada awal, yang mengalami mutu hidup lebih rendah dan komplikasi lebih parah. Salah satu implikasi mungkin sebaiknya ART dimulai dengan CD4 lebih tinggi dibandingkan pedoman saat ini. Dr. El-Sadr juga menjadi pembicara dalam sesi mengenai penularan dari ibu-ke-bayi (MTCT), dengan membahas proyek MTCT-Plus di beberapa negara di Afrika. Proyek ini lebih mengutamakan kesehatan ibu dan keluarga, daripada hanya fokus pada pencegahan infeksi pada anak. Prof Joop Lange menyampaikan plenary pertama dengan topik: Pencegahan biomedis dan peningkatan pengobatan di dunia berkembang. Komentar Prof. Lange: Sekarang, tanggapan darurat [terhadap epidemi HIV] tidak cukup lagi... Orang miskin tidak mengeluarkan uang untuk Daftar Isi Laporan Kegiatan 1 Konferensi ASHM ke-18, Melbourne, Australia 1 Pengetahuan adalah kekuatan 3 Apakah Sindrom Pemulihan Kekebalan Mendorong TB Aktif pada Pasien yang Memakai ART? 3 Pojok Info 5 Mari bergabung dengan Milis WartaAIDS 5 Cara berlangganan Senandika dan Sahabat Senandika 6 Tips 6 Tips untuk Odha 6 Tanya Jawab 7 Tanya-Jawab 7 Positive Fund 8 Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.

2 kesehatan...tetapi mungkin bisa keluarkan sedikit untuk asuransi. Dalam plenary mengenai ancaman virus, GaryNabel menekankan pentingnya koinfeksi HBV. HBV berjalan lebih cepat dengan koinfeksi HIV. Mortalitas lebih tinggi dengan CD4 yang rendah. IRIS lebih mungkin setelah mulai ART, dan HBV lebih mungkin flare bila VL HBV tinggi. Menurut Nabel, interferon tidak efektif untuk mengobatinya bila CD4 rendah, tapi tenofovir sangat efektif. Chris Power presentasi plenary mengenai masalah otak dalam era ART. Sayangnya, dampak HIV pada otak masih tetap dialami walaupun ART dipakai secara patuh, tetapi prevalensi lebih rendah. Ada semakin banyak kasus yang dikaitkan dengan IRIS (sindrom pemulihan kekebalan setelah mulai ART dengan CD4 yang rendah). Namun ART tetap paling penting untuk mencegah masalah ini, walaupun tampaknya asam valproik juga bermanfaat.neuropati perifer menjadi masalah yang lebih besar, sebagian sebagai akibat efek samping d4t. Dr Chris Lee mempresentasikan program ART di Malaysia. Pada 30 Juni 2006 ada hampir infeksi HIV di Malaysia, AIDS, 74% IDU dapat ART, 70 persen dari enam rumah sakit. Dr. Lee mengaku bahwa proporsi Odha dari latar belakang IDU yang menjangkau ART masih sangat rendah, dan mereka berencana mengkaitkan ART dengan harm reduction untuk IDU. Akan ada 5000 pengguna metadon pada 2007, dan ada tindak uji coba pertukaran jarum suntik menjangkau 1200 IDU, dengan rencana ditingkatkan menjadi pada Prof David Cooper membahas peranan penelitian klinis pada rangkaian terbatas sumber daya dalam sesi plenary. Menurut dia, efavirenz tetap terbaik untuk lini pertama, tetapi lini kedua masih evidence-free zone (maksudnya belum ada bukti mendukung usulan untuk lini kedua dalam pedoman. Paling umum: ddi atau TDF + ABC atau 3TC +/ AZT + PI/r. Jauh lebih banyak penelitian dibutuhkan untuk membuktikan. Prioritas penelitian WHO tentang ART: standard sequence; kapan mulai; definisi kegagalan; siapa sebaiknya memantau ART (kesehatan primer?); dampak ART pada pencegahan; pemantauan terapi (CD4 esensial); masalah lipodistrofi (sangat mendesak). Dennis Altman mendesak kita membawa bahasa HIV pada debat yang lebih luas, agar mendapat perhatian pemerintah-pemerintah pada tingkat atas. Dibutuhkan kebijkan berdasarkan bukti, yang memahami cara yang rumit AIDS terkait dengan kemiskinan dan perkembangan, dan cara para pemerintah mengambil keputusan mengenai sumber daya. Harus ada akses universal pada pencegahan; belum ada teknologi pencegahan yang efektif; kita harus bicara mengenai hambatan yang nyata dibentuk oleh pemerintah dan agama. Menurut Anne Mijch dalam plenary ART di Wilayah (Asia- Pasifik), tujuan ART harus menjadi memaksimalkan tahan hidup di tingkat populasi, dikaitkan dengan pengurangan pada penularan HIV. Alasan utama untuk berhenti memakai ART adalah lipodistrofi. Plenary terakhir disampaikan oleh Connie Celum:, dengan topik HIV dan HSV-2. Sesi ini mendesak perhatian yang jauh lebih besar terhadap infeksi virus herpes simpleks-2 (HSV-2) sebagai perangsang infeksi HIV. HSV-2 adalah infeksi menular seksual dengan prevalensi tertinggi 80 persen Odha terinfeksi HSV-2. Namun kebanyakan tidak tahu dirinya terinfeksi. HSV-2 sering mereaktivasi, dan saat itu, viral load HIV serta daya menular meningkat. Odha juga mengalami luka HSV-2 lebih lama. Walau ART dapat mengurangi keparahan lesinya, asiklovir sangat efektif untuk mengurangi frekuensi dan keparahan reaktivasi HSV-2; ada yang mengusulkan terapi terus-menerus untuk mengurangi dampaknya. Kesimpulannya: Strategi pencegahan HSV-2 sangat dibutuhkan, karena dampaknya pada epidemi HIV sangat nyata. Setelah sesi abstrak berjudul Masalah Maternal dan Pediatrik, ada diskusi mengenai peranan ASHM dan TreatAsia dalam meningkatkan kemampuan untuk mengobati anak dengan HIV di Asia/Pasifik. Sepertinya TreatAsia hanya akan membentuk database seperti yang ada untuk orang dewasa (TAHOD), tetapi belum tentu akan meluaskan program klinis untuk melibatkan anak. Ada usulan agar ASHM memfasilitasikan diagnosis dini dengan DNA memakai dried blood spot (DBS), yang mudah dikirim melalui pos dari semua negara ke Australia. Yang menarik, bila sudah ada alat, biaya untuk diagnosis DNA ini hanya 10 dolar Australia. Hal ini akan ditindaklanjuti oleh Edwina Wright dkk di ASHM. 2 Sahabat Senandika No. 47

3 Kesimpulan/Kesan Utama Walaupun saya mendapatkan banyak manfaat dari kehadiran pada konferensi ini, tidak ada banyak yang dapat dibawa pulang dan langsung dipakai atau berkaitan dengan keadaan di Indonesia. Mungkin hal ini karena saya cenderung mengikuti sesi sosial/komunitas daripada sesi klinis. Ada satu sesi studi kasus yang saya ikut yang sangat menarik. Walaupun hanya ada sedikit pembicara yang membahas HIV pada anak, ada kesempatan untuk bertemu dengan beberapa dokter anak yang berpengalaman dengan ART pada anak, dan ASHM berencana menindaklanjuti dengan membentuk forum non-resmi untuk membagi pengalaman dan masalah. Yang paling praktis, ASHM menawarkan bantuan dengan diagnosis anak, pertama dengan alat yang ada di Australia, tetapi juga dengan membimbing agar fasilitas dapat disediakan di sini. Mata saya juga terbuka oleh sesi paling akhir mengenai kaitan antara HIV dan HSV-2. Hal ini baru untuk saya, tetapi jelas kita harus lebih sadar mengenai dampak HSV-2 pada penularan HIV. Saya akan cari informasi lebih lanjut, dan membahas masalah ini lebih dalam pada situs web Spiritia dan dalam pelatihan Pendidik Pengobatan. Pengetahuan adalah kekuatan Apakah Sindrom Pemulihan Kekebalan Mendorong TB Aktif pada Pasien yang Memakai ART? Di antara orang HIV-positif, terapi antiretroviral (ART) sudah mengakibatkan penurunan secara berkesinambungan pada kejadian kematian dan infeksi yang mendefinisikan AIDS, termasuk TB. Namun, penggunaan ART mempunyai beberapa kerugian. Salah satu kerugian ART yang sangat mengganggu adalah hubungannya dengan reaksi yang menyebabkan radang, yang sering menyerupai Hal ini mempunyai implikasi untuk program antiretroviral di negara dengan angka TB yang tinggi, dan memerlukan penyelidikan prospektif 2 pada kelompok yang lebih besar. Komentar Penemuan ini menunjukkan bahwa hampir seperlima kasus TB pada Odha terjadi pada pasien yang memakai ART. Hal ini konsisten dengan penelitian sebelumnya. Lagi pula, para peneliti menemukan bahwa kebanyakan, terutama dari kelompok sosial dengan angka TB yang tinggi atau dari negara dengan TB endemis, didiagnosis TB aktif dalam beberapa minggu setelah mulai ART. Kebanyakan mengalami demam, batuk atau kehilangan berat badan sebelum mulai ART. Oleh karena ini, adalah mungkin bahwa para peneliti tidak mampu mendiagnosis TB aktif sebelum ART, walaupun sudah ada penyelidikan. Namun, mereka memberi kesan bahwa ART mendorong penjelasan penyakit dengan membuka kedok TB pada orang yang tidak bergejala sebelumnya, atau dengan membesar-besarkan tandanya pada orang bergejala sebelum ART dipakai. Oktober

4 infeksi. Reaksi ini umumnya disebut sebagai sindrom pemulihan kekebalan (immune reconstitution inflammatory syndrome/iris). Masalah ini umumnya terjadi dalam beberapa minggu setelah mulai ART. Pada TB, masalah ini disebut sebagai reaksi berlawan asas (paradoxical reaction/pr) dan dilaporkan terjadi pada sampai 36 persen individu pengguna ART yang diobati untuk TB. Reaksi serupa dapat diamati pada orang HIVnegatif. Namun ART tampaknya mendorong PR yang lebih cepat dan berat. Penulis penelitian ini mendalilkan bahwa permulaan penggunaan ART dapat memicu TB yang jelas secara klinis pada orang dengan penyakit laten atau sub-klinis sebagai fenomena IRIS. Mereka melakukan penelitian retrospektif 1 untuk menyelidiki apakah ada perbedaan klinis antara pasien yang mengembangkan TB aktif segera setelah mulai ART dan mereka yang mengembangkan gejala nanti. Sejumlah 111 Odha dengan TB aktif ditemukan di sebuah rumah sakit pendidikan perkotaan antara Februari 1997 and April Mereka yang memakai ART pada saat didiagnosis TB dinilai. Hasil 19 dari 111 (17 persen) memakai ART saat TB berkembang. Dalam kelompok ini tampaknya ada dua sub-kelompok yang berbeda. 13 dari 19 itu, 12 dari kelompok etnis atau sosial dengan angka TB yang tinggi, mengembangkan penyakit rata-rata 41 hari (kisaran 7-109) setelah mulai ART (kelompok TB dini ). Pada sisa 6 dari 19 itu (kelompok TB lambat ), TB terjadi rata-rata 358 hari setelah mulai ART (kisaran ). Kelompok TB dini mempunyai jumlah CD4 yang lebih rendah saat mulai ART dibandingkan dengan kelompok TB lambat (rata-rata 87 banding 218; p = 0,04); namun tidak diamati perbedaan pada angka perubahan jumlah CD4 (p = 0,5) atau viral load HIV. Angka PR pada kelompok TB dini lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan kelompok TB lambat (62 persen banding 0 persen; p = 0,02) dan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang mulai ART waktu memakai terapi anti-tb (62 persen banding 30 persen; p = 0,05). Berdasarkan penemuan ini, para penulis menyimpulkan, Data ini memberi kesan bahwa ART dapat mendorong kejadian TB aktif. Yang sangat mencolok, ke-13 pasien yang mengembangkan TB aktif segera setelah mulai ART ( TB dini ) mengalami angka PR yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang mengembangkan TB lebih lambat ( TB lambat ). Walaupun mungkin mencerminkan perbedaan pada jumlah CD4 pada awal dan angka penyakit diseminata antara kedua kelompok, angka PR pada kelompok TB dini juga lebih tinggi dibandingkan yang ditemukan pada kelompok kontrol yang terinfeksi HIV/TB bersama dengan jumlah CD4 sebelum mulai ART dan latar belakang etnis yang serupa, dan dengan angka penyakit diseminata yang sama. Hal ini memberi kesan adanya reaksi radang yang lebih besar dan lebih lama terkait ART pada kelompok TB dini dan mengangkat kemungkinan adanya fenotipe radang yang mendasari seperti didalilkan pada rangkaian IRIS yang lain. Walaupun penelitian ini terbatas oleh jumlah peserta dan sifat retrospektifnya, data mengesankan bahwa fenomena yang memburuk penyakit ini dapat berdampak secara bermakna pada negara dengan beban TB yang tinggi, bila negara tersebut menyediakan ART secara luas. Walaupun manfaat ART adalah sangat jelas dalam mengurangi kematian dan infeksi oportunistik, data penelitian ini menunjukkan potensinya ada dampak negatif dari ART. Bila ART disediakan pada rangkaian dengan kemampuan diagnostik yang terbatas dan ditujukan pada orang bergejala dengan jumlah CD4 yang rendah, data ini mungkin dapat diekstrapolasi seperti berikut: Selama masa penelitian, 267 orang dari Afrika sub-sahara mulai ART. Jadi frekuensi TB keseluruhan yang diamati setelah mulai ART pada kelompok ini adalah 11 dari 267 (4,12 persen) dan frekuensi TB dini adalah delapan dari 267 (3,00 persen). Pada penutup, para penulis mencatat, Bila angka perkembangan TB yang diamati segera setelah mulai ART (3 persen) ditemukan pada tiga juta orang yang dijangkau oleh prakarsa WHO 3 pada 5, maka akan ditemukan kasus TB. Angka ini akan menjadi semakin tinggi bila ART disediakan pada jumlah 11,4 juta orang berusia antara 15 sampai 49 tahun dengan HIV dan TB yang belum didiagnosis. 4 Sahabat Senandika No. 47

5 Tidak jelas berapa di antara orang ini yang tetap tanpa gejala bila tidak memakai ART. Kami anggap bahwa penemuan kami membutuhkan penyelidikan prospektif yang lanjut secara tepat, dengan melibatkan jumlah peserta yang lebih besar. Catatan 1: Penelitian retrospektif: sebuah penelitian berdasarkan rekam medis pasien, lihat ke belakang pada peristiwa yang terjadi pada masa lalu. 2: Penelitian prospektif: sebuah penelitian yang lihat ke depan. Peserta dipilih dan perkembangannya dipantau selama jangka waktu tertentu. Referensi: R Breen and others. Does immune reconstitution syndrome promote active tuberculosis in patients receiving highly active antiretroviral therapy? AIDS 19(11): July 22, URL: _a.html, 8 Juli 2005 Pojok Info Mari bergabung dengan Milis WartaAIDS Milis WartaAIDS adalah forum diskusi dan tanya/jawab untuk mereka yang terkait dengan perawatan, dukungan dan pengobatan untuk orang dengan HIV/AIDS (Odha) di Indonesia. Sebagaimana jumlah Odha di Indonesia terus meningkat, dan semakin banyak di antaranya mengetahui dirinya HIV-positif, dibutuhkan satu wadah untuk menyebarkan informasi mengenai perawatan dan dukungan untuk Odha. Dan karena obat antiretroviral (ARV) tersedia dengan subsidi penuh, yang membuat penjangkauan terapi ARV (ART) jauh lebih mudah, informasi mutakhir mengenai penggunaan obat tersebut, misalnya pedoman, indikasi, efek samping, takaran, dsb. menjadi semakin penting. Informasi ini ditujukan pada dokter, perawat, petugas kesehatan lain, LSM yang bekerja di bidang dukungan untuk Odha, pendamping Odha (keluarga, pasangan, dsb.), serta tentu Odha sendiri. Pada bagian Files (arsip) WartaAIDS disediakan seri 110+ lembaran informasi untuk Odha, yang diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, serta sebagian besar buku kecil Spiritia. Selain itu juga ada statistik kasus HIV/AIDS di Indonesia, berdasarkan data dari Depkes. File tersebut dapat didownload dan dicetak setempat. Mari bergabung! Lontarkan komentar, pengalaman, keluhan atau pertanyaan tentang dukungan untuk Odha pada WartaAIDS! Untuk bergabung, kirim kosong ke <wartaaids-subscribe@yahoogroups.com> Oktober

6 Cara berlangganan Senandika dan Sahabat Senandika Yayasan Spiritia memiliki dua newsletter/surat kabar yang terbit sekali setiap bulan, yaitu: Senandika dan Sahabat Senandika. Newsletter Senandika adalah kumpulan cerita dan pengalaman teman-teman Odha dan Ohidha dan hanya khusus didistribusikan kepada kalangan khusus Odha dan Ohidha mengingat pentingnya asas konfidensialitas teman-teman. Sahabat Senandika adalah kumpulan informasi tentang berita terbaru mengenai perawatan, dukungan, dan pengobatan HIV/AIDS untuk masyarakat umum di Indonesia dan bisa diakses oleh siapa saja. Sesuai dengan hasil Evaluasi Tahunan Yayasan Spiritia, kita mendapat masukan untuk lebih mensosialisasikan cara berlangganan dan cara menulis surat/cerita untuk Senandika dan Sahabat Senandika. Oleh karena itu kami ingin menggunakan kesempatan ini supaya lebih banyak orang bisa mendapatkan newsletter kami. Berikut ini adalah cara berlangganan Senandika dan Sahabat Senandika secara gratis. Kirimkan nama dan alamat lengkap ke: Yayasan Spiritia Jl. Johar Baru Utara V No 17 Jakarta atau ke: yayasan_spiritia@yahoo.com atau Telepon ke: dan atau Fax ke: Bagi teman-teman Odha/Ohidha yang ingin mengirimkan cerita atau surat, bisa juga dikirimkan di alamat dan nomor telpon di atas. Tips Tips untuk Odha Semua orang butuh untuk tidur. Normalnya, seorang dewasa membutuhkan waktu tidur 7-8 jam semalam. Dengan tidur, sebenarnya seseorang melakukan pembersihan diri dari sampah penyebab kelelahan. Mengutip penelitian para ahli kimia, dr. P. Carbone dari AS mengungkapkan, dalam sehari produk sampah yang berasal dari seluruh kegiatan otot tubuh sebagian besar terdiri dari seluruh kegiatan otot tubuh sebagian besar terdiri atas dioksida dan asam laktat menumpuk dalam darah dan mempunyai efek toksik pada sarat, menyebabkan rasa lelah dan mengantuk. Selama tidur sampah ini dimusnahkan, sehingga saat bangun tubuh terasa segar. Berikut ini merupakan tips tidur yang nyaman dari C. Molloy dalam Singer Media dan Drs. Hartono Hdw. memberikan sejumlah saran: Perhatikan ukuran kasur. Usahakan kasur kita memenuhi syarat, tidak terlalu empuk karena bisa menyebabkan sakit punggung. Juga tidak terlalu kaku karena bisa menyebabkan sakit pada leher dan bahu. Bantal tidak kalah penting, karena secara otomatis bantal ikut menentukan posisi tidur kita. Bantal gepeng berkualitas rendah bisa mengganggu tulang belakang. Pilihlah yang padat empuk sehingga sirkulasi darah akan leluasa bergerak. Kebiasaan posisi tidur miring, membutuhkan bantal yang menyangga kepala dan leher. Kebiasaan posisi tidur lurus, diperlukan penyangga utama terutama pada leher bagian bawah. Posisi tidur tengkurap dengan kepala miring tidak terlalu disarankan karena bisa mengakibatkan rasa sakit. Selain kasur dan bantal, bahan seprai hendaknya yang lembut. Sentuhan pada kulit yang memberikan pengaruh pada suhu tubuh, ikut mempengaruhi kenikmatan tidur. Kamar tidur dipakai untuk tidur saja, jangan dipakai untuk bekerja atau menonton. Usahakan jadwal makan, tidur, dan bangun teratur. Jangan menonton film tegang atau menyedihkan menjelang tidur. 6 Sahabat Senandika No. 47

7 Olahraga atau senam bisa membantu menghilangkan tekanan mental dan ketegangan otot. Setiap hari tambahkan kurang lebih setengah jam kegiatan fisik. Lakukan kegiatan fisik pagi atau sore hari, jangan malam hari sebab adrenalin tubuh akan bergerak cepat. Hentikan merokok. Kalau sulit, kurangi rokok pada malam hari. Nikotin dalam rokok dapat mengusir rasa kantuk ataupun tidur nyenyak. Jauhkan minuman mengandung kafein seperti kopi, teh, atau coklat paling tidak empat jam sebelum tidur. Kalau malam hari lapar, bisa makan pisang yang mengandung asam amino tryptohan. Hati-hati dengan obat flu yang mengandung phenylpropanolamine atau perangsang lain yang dijual bebas di pasaran. Sulit tidur adakalanya merupakan efek samping dari obat. Hindari juga minuman beralkohol, terutama malam hari. Sebab minuman itu menyebabkan kita sering terbangun malam hari dan bisa menyebabkan insomnia. Teknik relaksasi, meditasi, yoga, atau mendengarkan rekaman suara ombak atau alunan musik yang menenangkan bisa membantu tidur nyaman. Jika kita tidak bisa tidur, jangan mengatakan, Saya harus mencoba tidur. Dalam kenyataan, semakin dicoba semakin sulit kita tidur. Jika sampai tidak mengantuk sama sekali, tinggalkan tempat tidur. Kerjakan sesuatu yang tidak menegangkan sampai mengantuk. Hindari terlalu lama tidur siang atau sore hari. Jangan mencoba menebus tidur yang terasa kurang. Jangan pula khawatir kalau sekali-kali tidur kurang dari 8 jam. Hindari suara ribut atau lamppu yang terlalu terang. Selamat mencoba! Sumber: Kumpulan artikel kesehatan 2, Intisari Tanya Jawab Tanya-Jawab T: Bagaimana musik mempengaruhi hidup kita dan mengapa musik dapat menjadi alat terapi? J: Sejak kita lahir kita telah dibekali penginderaan. Setiap alat indera menerima rangsangan dari lingkungan tempat kita hidup. Penginderaan kita memiliki hubungan satu dengan yang lainnya dan bekerja secara bersama-sama. Rangsangan tertentu yang ditangkap oleh indera tertentu menghasilkan kesan tertentu di dalam diri kita. Musik merupakan salah satu bentuk rangsang suara yang merupakan stimulus khas untuk indera pendengaran. Musik lebih dari sekedar bunyi. Bunyi dihasilkan oleh adanya benda yang bergetar atau adanya benturan benda yang menggetarkan udara disekelilingnya. Lebih daripada sekedar bunyi, musik merupakan bunyi yang dibentuk secara harmonis. Musik merupakan getaran udara harmonis yang ditangkap oleh organ pendengaran dan melalui saraf di dalam tubuh kita dan disampaikan ke susunan saraf pusat sehingga menimbulkan kesan tertentu di dalam diri kita. Akibatnya jika kita mendengarkan musik kita cenderung menghentakkan kaki pada lantai atau mengetukkan tangan pada meja, atau membayangkan iramanya di dalam diri kita sendiri. Getaran udara (vibrasi) yang dihasilkan oleh alat musik mempengaruhi getaran udara yang ada di sekeliling kita. Harmonisasi nada dan irama musik mempengaruhi kesan harmoni di dalam diri kita. Jika harmoni musik setara dengan irama internal tubuh kita, maka musik akan memberikan kesan yang menyenangkan, sebaliknya jika harmoni musik tidak setara dengan internal tubuh kita, maka musik akan memberikan kesan yang kurang menyenangkan. Karena musik dihasilkan oleh adanya getaran udara, bukan haya organ pendengaran atau telinga saja yang mampu menangkap stimulus musik, tetapi saraf pada kulit juga turut merasakannya. Demikian pula organ vestibul (pada sekitar belakang telinga) yang merupakan alat keseimbangan manusia memperoleh dampak yang berarti dari adanya musik. Oktober

8 Getaran suara adalah alami sifatnya, namun alat yang menghasilkan secara garis besar ada dua: 1. Alat musik alami karya Ilahi seperti suara manusia. 2. Alat musik buatan manusia seperti yang banyak kita kenal. Kedua jenis alat ini memiliki masing-masing warna yang dipengaruhi oleh unsur benda yang menghasilkan bunyinya. Warna masing-masing alat musik dan jenis suara yang dihasilkan mempengaruhi organ dan proses kebutuhan seseorang. Suara dan alat musik tiup dihasilkan oleh gerakan udara dan mempengaruhi pernapasan. Perkusi (alat musik pukul) dihasilkan oleh adanya benturan benda padat dan menghasilkan hentakan yang mempengaruhi detak nadi. Alat musik dawai menghasilkan bunyi yang mempengaruhi arus aliran darah di dalam tubuh kita. Vibrasi yang dihasilkan musik mempengaruhi secara fisik, sedangkan harmoni yang dihasilkan mempengaruhi secara psikis. Padahal fisik dan psikis memiliki hubungan yang timbal balik. Dengan menggunakan musik keadaan fisik dan psikis seseorang dapat dipengaruhi. Jika vibrasi dan harmoni musik yang digunakan tepat, pendengar akan merasa nyaman. Jika pendengar merasa nyaman ia akan merasa tenang. Jika ia merasa tenang, metabolismenya tubuhnya akan berfungsi maksimal. Jika metabolisme tubuhnya berfungsi maksimal maka ia akan merasa lebih bugar, sistem pertahanan tubuhnya akan bekerja lebih sempurna, dan kemampuan kreatifnya akan berkembang lebih baik. Sumber: Seri buku kecil Terapi alternatif Yayasan Spiritia Positive Fund Laporan Keuangan Positive Fund Yayasan Spiritia Periode September 2006 Saldo awal 1 September ,231,269 Penerimaan di bulan September ,000+ Total penerimaan 13,531,269 Pengeluaran selama bulan September : Item Jumlah Pengobatan 150,000 Transportasi 0 Komunikasi 0 Peralatan / Pemeliharaan 0 Modal Usaha 0+ Total pengeluaran 150,000- Saldo akhir Positive Fund per 30 September ,381,269 Sahabat Senandika Diterbitkan sekali sebulan oleh Yayasan Spiritia dengan dukungan THE FORD FOUNDATION Kantor Redaksi: Jl. Johar Baru Utara V No 17 Jakarta Pusat Telp: (021) dan (021) Fax: (021) yayasan_spiritia@yahoo.com Editor: Caroline Thomas Copyright 2002 Yayasan Spiritia. Izin dikeluarkan bukan untuk diperdagangkan, sehingga bila mengutip isinya Anda harus mencantumkan sumber (termasuk alamat dan nomor telepon). Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. 8 Sahabat Senandika No. 47

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi Kepatuhan yang kurang, tingkat obat yang tidak cukup, resistansi

Lebih terperinci

Pelatihan Pendidik Pengobatan

Pelatihan Pendidik Pengobatan Yayasan Spiritia Pelatihan Pendidik Pengobatan Latar Belakang Kami di Spiritia sering diminta menjadi penyelenggara pelatihan Pendidik Pengobatan untuk kelompok dukungan sebaya atau organisasi lain. Walaupun

Lebih terperinci

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi Prakata Dengan semakin banyak perempuan di Indonesia yang terinfeksi HIV, semakin banyak anak juga terlahir dengan HIV. Walaupun ada cara untuk mencegah penularan HIV dari ibu-ke-bayi (PMTCT), intervensi

Lebih terperinci

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV Tuberkulosis (TB) mewakili ancaman yang bermakna pada kesehatan

Lebih terperinci

Laporan Singkat: Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9

Laporan Singkat: Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9 Saya menghadiri 9th Bangkok Symposium on HIV Medicine (Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9), dilaksanakan oleh HIV-NAT 18-20 Januari, didanai oleh IHPCP. Pertemuan ini terutama membidik profesional medis

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome atau yang kita kenal dengan HIV/AIDS saat ini merupakan global health issue. HIV/AIDS telah

Lebih terperinci

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak:

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Menuju akses universal Oleh: WHO, 10 Juni 2010 Ringkasan eksekutif usulan. Versi awal untuk perencanaan program, 2010 Ringkasan eksekutif Ada

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 45, Agustus 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Konferensi AIDS Internasional XVI, Toronto, 13-18 Agustus 2006 Oleh: Siradj Okta

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 27, Februari 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha se-jawa Oleh Siradj Okta Yayasan Spiritia baru saja menyelenggarakan

Lebih terperinci

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas Update tentang Pengobatan HIV 1. Perkenalkan diri serta pengalaman Anda. Perkenalkan sesi ini sebagai ringkasan yang sangat singkat mengenai perkembangan dalam perawatan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem kekebalan

Lebih terperinci

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) IV. Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV Bagian ini merangkum usulan WHO untuk menentukan adanya infeksi HIV (i) agar memastikan

Lebih terperinci

V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak

V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak Proses pengambilan keputusan untuk mulai ART pada bayi dan anak

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 38, Januari 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Laporan Singkat: Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9 (1) Oleh Babe, 22 Januari

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 16, Maret 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan UNOHCHR Expert Meeting di Bangkok Oleh Frika Tanggal 23-24 Maret 2004, UNOHCHR (United

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id, Situs

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 39, Februari 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah se-kalimantan 12-15 Februari 2006 Oleh: Siradj Okta Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS.

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 43, Juni 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan United Nations General Assembly Special Session on HIV/AIDS. New York, 31 Mei - 2 Juni

Lebih terperinci

Kurang atau Kelamaan Tidur Bisa menimbulkan kematian!

Kurang atau Kelamaan Tidur Bisa menimbulkan kematian! Kurang atau Kelamaan Tidur Bisa menimbulkan kematian! Penelitian tentang masalah tidur dilakukan American Cancer Society pada tahun 1982-1988. Penelitian yang dikenakan pada orang Amerika dengan interval

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 37, Desember 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Partisipasi Spiritia dalam workshop PMI Oleh: O. Baju. Bradjanto Pada tanggal 12

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 48, November 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Konsultasi untuk Perpaduan Layanan Pencegahan dan Pengelolaan Infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Infeksi Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang menimbulkan masalah besar di dunia.tb menjadi penyebab utama kematian

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Buku ini adalah terjemahan dan penyesuaian dari HIV, Pregnancy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV/AIDS (Human Immuno deficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan masalah yang mengancam seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kelas

Lebih terperinci

Tanya-jawab herpes. Apa herpes itu? Seberapa umum kejadian herpes? Bagaimana herpes menular? Apa yang terjadi saat herpes masuk tubuh?

Tanya-jawab herpes. Apa herpes itu? Seberapa umum kejadian herpes? Bagaimana herpes menular? Apa yang terjadi saat herpes masuk tubuh? Apa herpes itu? Herpes adalah masalah kulit yang umum dan biasanya ringan; kebanyakan infeksi tidak diketahui dan tidak didiagnosis Herpes disebabkan oleh virus: virus herpes simpleks (HSV) HSV termasuk

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 14, Januari 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Mengikuti Konferensi Internasional Oleh Siradj Okta Salah satu program

Lebih terperinci

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? SERI BUKU KECIL Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? Oleh Chris W. Green Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id,

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 49, Desember 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Pendidik Pengobatan Jogjakarta, 3-9 Desember 2006 Oleh: Caroline Thomas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Tidak ada negara yang terbebas dari HIV/AIDS. (1) Saat ini

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 28, Maret 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Pendidik Pengobatan Lampung, 14 20 Maret 2005 Oleh Odon Bayu Pradjanto Pertengahan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 21, Agustus 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Pengalaman... Laporan Program ARV di Afrika Selatan Oleh Keith Alcorn, 27 April 2004 Para peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada Millenium Development Goals (MDGs), memiliki 5 pondasi yaitu manusia,

Lebih terperinci

HATIP 83: Tantangan menahan pasien dan kebutuhan terhadap tindak lanjut yang lebih giat

HATIP 83: Tantangan menahan pasien dan kebutuhan terhadap tindak lanjut yang lebih giat HATIP 83: Tantangan menahan pasien dan kebutuhan terhadap tindak lanjut yang lebih giat Oleh: Theo Smart, 22 Maret 2007 Peningkatan pada program pengobatan di rangkaian terbatas sumber daya sudah secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat di Indonesia dan hal ini sering timbul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menyebabkan kematian penderitanya.

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 18, Mei 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Akreditasi Fasilitas Layanan Kesehatan Oleh Babe Saya mengikuti WHO Consultation on Accreditation

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan pada peningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 29, April 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Peningkatan Pemahaman HIV/AIDS Se- Sumatera Oleh: Siradj Okta Pada bulan

Lebih terperinci

Napza Suntik, HIV, & Harm Reduction

Napza Suntik, HIV, & Harm Reduction Bab 1 Napza Suntik, HIV, & Harm Reduction Kaitan HIV/AIDS dan napza suntik Pengertian Harm Reduction napza suntik Strategi Harm Reduction napza suntik Program Harm Reduction napza suntik Pro-kontra Harm

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV dapat menyebabkan penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, menyebabkan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

Lebih terperinci

SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar Sarjana Farmasi ( S1 )

SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar Sarjana Farmasi ( S1 ) STUDI PENGGUNAAN ANTIRETROVIRAL PADA PENDERITA HIV(Human Immunodeficiency Virus) POSITIF DI KLINIK VOLUNTARY CONSELING AND TESTING RSUD dr. SOEBANDI JEMBER Periode 1 Agustus 2007-30 September 2008 SKRIPSI

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 5, April 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Pidato Suzana Murni pada 6th ICAAP Melbourne Memecah Penghalang Pada Oktober 2001, Suzana Murni memberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 55, Juni 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Pendidik Pengobatan Pontianak, 3-7 Juni 2007 Oleh: Caroline Thomas Pelatihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of

BAB I PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of Differentiation 4) sehingga mengakibatkan

Lebih terperinci

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? HEALTH Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? Chris W Green Spiritia Jl. Kemiri No.10, Gondangdia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah HIV merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS dan menyebabkan

Lebih terperinci

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR072010031 Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS Asuhan Keperawatan Wanita Dan Anak Dengan HIV/AIDS 1. Pencegahan Penularan HIV pada Wanita dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah untuk menampung orang-orang yang melanggar

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah untuk menampung orang-orang yang melanggar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Pemasyarakatan (LP) merupakan suatu lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Lembaga tersebut disediakan oleh

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 50, Febuari 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Laporan Kegiatan Pertemuan Nasional HIV/AIDS, 3-8 Febuari 2007 Sambutan oleh Aktivis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Joint United National Program on

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Joint United National Program on BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) saat ini merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia. Berdasarkan data yang

Lebih terperinci

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus ini

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 46, September 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Nasional Kelompok Dukungan Sebaya III, Cipayung, 16-20 September 2006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Epidemi HIV/AIDS sejak pertama kali ditemukan hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global 34 juta, jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human

Lebih terperinci

Apa yang Harus Diketahui oleh Setiap Orang Tua Ketika Menidurkan Bayinya

Apa yang Harus Diketahui oleh Setiap Orang Tua Ketika Menidurkan Bayinya Panduan Praktis Apa yang Harus Diketahui oleh Setiap Orang Tua Ketika Menidurkan Bayinya Sebuah Laporan GRATIS yang memberitahukan kiat paling aman untuk menidurkan bayi Anda Oleh: Redaksi Tips Bayi http://www.tipsbayi.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur merupakan aktivitas yang dilakukan setiap hari dan juga salah stau kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Menurut Teori Hirarki Maslow tentang kebutuhan,

Lebih terperinci

SERI BUKU KECIL HIV & TB

SERI BUKU KECIL HIV & TB SERI BUKU KECIL HIV & TB Jl. Radio IV No. 10 Kebayoran Baru, Jakarta 12130 Telp: (021) 7279 7007 Fax: (021) 726-9521 E-mail: yayasan_spiritia@yahoo.com Maret 2006 seri buku kecil HIV & TB Penyusun: Chris

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS yang merupakan singkatan dari Acquired

BAB 1 PENDAHULUAN. menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS yang merupakan singkatan dari Acquired BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS dapat terjadi pada hampir semua penduduk di seluruh dunia, termasuk penduduk Indonesia. AIDS merupakan sindrom (kumpulan gejala) yang terjadi akibat menurunnya

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 52, Maret 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas KDS se-jakarta dan sekitarnya. Jakarta, 6-7 Maret 2007

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan

Lebih terperinci

Penanganan HBV dan HCV sebagai Koinfeksi HIV

Penanganan HBV dan HCV sebagai Koinfeksi HIV Oleh: Babe, 15 Februari 2007 Saya baru saja ikut Kursus Singkat Nasional Penanganan Hepatitis B dan Hepatitis C, diselenggarakan oleh Sekretariat HIV/AIDS PB IDI sebagai Pra-Pertemuan Nasional HIV-AIDS

Lebih terperinci

PROFIL YAYASAN SPIRITIA

PROFIL YAYASAN SPIRITIA PROFIL YAYASAN SPIRITIA Berdayakan Diri Menghadapi HIV/AIDS 2 Profil: Yayasan Spiritia Profil: Yayasan Spiritia 3 Setiap angka dalam statistik adalah kami: manusia Sejak pertama kali ditemukan di Indonesia

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 54, Mei 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah Jawa II. Salatiga, 6-10 Mei 2007 Oleh: Dhayan Dirgantara Pertemuan

Lebih terperinci

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di 1 BAB II PENDAHULUANN 1.1 Latar Belakangg Humann Immunodeficiencyy Viruss (HIV) / Acquired Immuno Deficiency Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di dunia, dimana jumlah

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu meningkatnya tekanan darah di dalam arteri. Hipertensi dihasilkan dari dua faktor utama yaitu jantung yang memompa

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 40, Maret 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah Jawa (2006) Oleh: Siradj Okta Pada pertengahan bulan Maret tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun 2008-2009. Menurut data per 31 Desember 2008 dari Komisi Penanggulangan AIDS Pusat, di 10 Propinsi jumlah kasus

Lebih terperinci

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN PERSEPSI PENDERITA HIV/AIDS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG TENTANG PENYAKIT AIDS DAN KLINIK VCT TERHADAP TINGKAT PEMANFAATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) semakin nyata menjadi masalah kesehatan utama di seluruh

Lebih terperinci

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Apakah diabetes tipe 1 itu? Pada orang dengan diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat membuat insulin. Hormon ini penting membantu sel-sel tubuh mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mencapai target Millenium Development Goal s (MDG s), peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mencapai target Millenium Development Goal s (MDG s), peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan global. Meskipun program pengendalian TB di Indonesia telah berhasil mencapai target

Lebih terperinci

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti Ragu? Jangan cuma Ikut VCT, hidup lebih pasti Sudahkah anda mengetahui manfaat VCT* atau Konseling dan Testing HIV Sukarela? *VCT: Voluntary Counselling and Testing 1 VCT atau Konseling dan testing HIV

Lebih terperinci

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS INFORMASI TENTANG HIV/AIDS Ints.PKRS ( Promosi Kesehatan Rumah Sakit ) RSUP H.ADAM MALIK MEDAN & TIM PUSYANSUS HIV/AIDS? HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 56, Juli 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Advokasi Oleh: Siradj Okta Pada bulan Mei 2007, Yayasan Spiritia menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global.tuberkulosis sebagai peringkat kedua yang menyebabkan kematian dari

BAB I PENDAHULUAN. global.tuberkulosis sebagai peringkat kedua yang menyebabkan kematian dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan utama global.tuberkulosis sebagai peringkat kedua yang menyebabkan kematian dari penyakit menular di seluruh dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang

BAB I PENDAHULUAN. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS atau Acquired

Lebih terperinci

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Apakah hepatitis? Hepatitis adalah peradangan hati. Ini mungkin disebabkan oleh obat-obatan, penggunaan alkohol, atau kondisi medis tertentu. Tetapi dalam banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan retrovirus yang menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsi. Selama infeksi berlangsung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia dan merupakan penyebab kematian bagi penderitanya. Penyakit menular adalah penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia. Kesehatan menjadi syarat utama agar individu bisa mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Human Immuno-deficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit yang

Lebih terperinci

Latar belakang, Skema & Implementasi SUFA (Strategic Use of Antiretroviral) di Indonesia

Latar belakang, Skema & Implementasi SUFA (Strategic Use of Antiretroviral) di Indonesia Lecture Series Inisiasi Dini Terapi Antiretroviral untuk Pencegahan dan Pengobatan Oleh Pusat Penelitian HIV & AIDS Atma Jaya Jakarta, 25 Februari 2014 Pembicara: 1) Yudi (Kotex, perwakilan komunitas)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sel Cluster of differentiation 4 (CD4) adalah semacam sel darah putih

BAB 1 PENDAHULUAN. Sel Cluster of differentiation 4 (CD4) adalah semacam sel darah putih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sel Cluster of differentiation 4 (CD4) adalah semacam sel darah putih atau limfosit. Sel tersebut adalah bagian terpenting dari sistem kekebalan tubuh, Sel ini juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah kesehatan global yang menjadi perbincangan masyarakat di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome. (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome. (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir dekade ini telah di jumpai berbagai macam penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus

Lebih terperinci

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (Tb) merupakan penyakit menular bahkan bisa menyebabkan kematian, penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan suatu jenis virus yang menyerang sel darah putih sehingga menyebabkan kekebalan tubuh manusia menurun. AIDS atau Acquired

Lebih terperinci

ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS).

ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS). iv ABSTRAK HIV positif merupakan kondisi ketika terdapat infeksi Human Immunodeficiency Virus di dalam darah seseorang. Sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi Human Immunodeficiency Virus (HIV) secara global masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah kesehatan yang

Lebih terperinci

Pemberian ARV pada PMTCT. Dr. Janto G. Lingga,SpP

Pemberian ARV pada PMTCT. Dr. Janto G. Lingga,SpP Pemberian ARV pada PMTCT Dr. Janto G. Lingga,SpP Terapi & Profilaksis ARV Terapi ARV Penggunaan obat antiretroviral jangka panjang untuk mengobati perempuan hamil HIV positif dan mencegah MTCT Profilaksis

Lebih terperinci

OUT-OF-POCKET PASIEN HIV/AIDS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA TAHUN 2012

OUT-OF-POCKET PASIEN HIV/AIDS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA TAHUN 2012 OUT-OF-POCKET PASIEN HIV/AIDS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA TAHUN 2012 Zaki Dinul, Kurnia Sari, Mardiati Nadjib Universitas Indonesia Outline 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. fenomena penyakit yang terjadi pada sebuah kelompok masyarakat, yang berhubungan,

BAB 1 : PENDAHULUAN. fenomena penyakit yang terjadi pada sebuah kelompok masyarakat, yang berhubungan, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit berbasis lingkungan merupakan penyakit yang proses kejadiannya atau fenomena penyakit yang terjadi pada sebuah kelompok masyarakat, yang berhubungan, berakar

Lebih terperinci

sebuah tinjauan strategi dr. Abednego Dani N Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul PROGRAM PENGENDALIAN HIV&AIDS KABUPATEN BANTUL

sebuah tinjauan strategi dr. Abednego Dani N Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul PROGRAM PENGENDALIAN HIV&AIDS KABUPATEN BANTUL PROGRAM PENGENDALIAN HIV&AIDS KABUPATEN BANTUL sebuah tinjauan strategi dr. Abednego Dani N Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Disampaikan di hadapan: Workshop P2 HIV&AIDS di Kabupaten Bantul 30 Mei 2011

Lebih terperinci

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Pedoman Fasilitator Tentang pedoman ini Pedoman ini memuat informasi untuk membantu fasilitator mempersiapkan dan menyampaikan pelatihan mengenai Epidemiologi Lapangan

Lebih terperinci