MUSYAWARAH BESAR V SERIKAT PEKERJA DENSO INDONESIA GROUP (DENSO INDONESIA GROUP WORKER'S UNION) BANDUNG, Mei 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MUSYAWARAH BESAR V SERIKAT PEKERJA DENSO INDONESIA GROUP (DENSO INDONESIA GROUP WORKER'S UNION) BANDUNG, Mei 2015"

Transkripsi

1 MUSYAWARAH BESAR V SERIKAT PEKERJA DENSO INDONESIA GROUP (DENSO INDONESIA GROUP WORKER'S UNION) BANDUNG, Mei 2015 SERIKAT PEKERJA DENSO INDONESIA GROUP ( SP DNIA ) S U R A T - K E P U T U S A N Nomor : SKEP/05/DEWAN PIMPINAN SP DNIA/MUBES/V/2015 tentang PERATURAN ORGANISASI SP DNIA Menimbang : Bahwa untuk kepentingan tugas dan organisasi SP DNIA, perlu mengeluarkan suatu peraturan organisasi sebagai petunjuk operasional penyelenggaraan tugas dan kegiatan organisasi Mengingat : 1.Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh 2. Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 3. Kepmen 187 Thn 2004 Tentang Iuran Anggota SP Dan SB 4.Tanda Bukti Pencatatan di Disnakertrans Jakarta Utara No.484/III/P/V/2003 tertanggal 20 Mei 2003 perihal Bukti Pencatatan SP DNIA MEMUTUSKAN Menetapkan : 1. Mengesahkan Anggaran Dasar SP DNIA sebagaimana tercantum pada lampiran surat keputusan ini 2. Surat Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan Ditetapkan di : Bandung Pada Tanggal : 29 Mei 2015 SP DNIA Endi Suhendi Ketua Sidang 1

2 Kepada Yth : 1. Dewan Penasehat & Pembina SP DNIA 2. Dewan Pimpinan SP DNIA 3. Para Wakil Seksi SP DNIA 2

3 PERATURAN ORGANISASI SERIKAT PEKERJA DENSO INDONESIA GROUP (SP DNIA) TAHUN BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Maksud dan Tujuan Peraturan Organisasi (PO) merupakan petunjuk teknis pelaksanaan dari Anggaran Dasar (AD) / Anggaran Rumah Tangga (ART) dalam rangka mengatur jalannya organisasi, menyangkut tertib administrasi, fungsi, tugas, wewenang, tanggung jawab dan hirarki organisasi, sehingga tercapai tujuan organisasi secara optimal sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 2 Pengertian dan Istilah Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Perusahaan adalah Perusahaan di lingkup Denso Indonesia Group. 2. Organisasi adalah Serikat Pekerja Denso Group ( SP DNIA ), merupakan organisasi di luar kedinasan yang penyelenggaraannya berlandaskan pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan Perundangundangan Ketenagakerjaan yang berlaku. 3. Pekerja adalah Pekerja sebagaimana dimaksud pada peraturan perundangundangan ketenagakerjaan, yang mempunyai hubungan kerja dengan perusahaan, dengan status Pekerjatetap perusahaan atau Pekerjatidak tetap (kontrak). 4. Anggota adalah Pekerja yang memenuhi syarat dan mendaftarkan diri menjadi anggota organisasi sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga SP DNIA. 5. Dewan Pimpinan adalah anggota SP DNIA yang dipilih dan ditunjuk sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga SP DNIA. 3

4 6. Dewan Penasehat dan Pembina adalah Kepengurusan yang dapat memberikan pendapat konstruktif bagi Dewan Pengurus SP DNIA dan baik diminta maupun tidak diminta. 7. Peraturan Organisasi adalah peraturan yang memuat tentang tata laksana organisasi untuk mendukung penerapan/pelaksanaan ketentuan yang tertuang dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga SP DNIA. BAB II IDENTITAS Pasal 3 I d e n t i t a s Organisasi memiliki identitas lambang (logo), semboyan, panji, hymne dan yel-yel yang penggunaannya diatur sebagai berikut : 1. Lambang (logo) organisasi dapat digunakan pada : o Kop surat dan buku agenda organisasi. o Spanduk kegiatan organisasi. o Pin, Kaos, Topi dan aksesoris lainnya dengan ketentuan desain dan tulisan harus seijin Dewan Pimpinan SP DNIA. 2. Semboyan Bersama Untuk Sejahtera merupakan komitmen organisasi untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi dengan tetap menjaga hubungan industrial yang harmonis dan kondusif. 3. Panji organisasi sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga, digunakan/ dikibarkan dalam ruangan pada penyelenggaraan kegiatan, sebagai berikut : a. MUBES/MUSLUB dan MUSKER b. Kegiatan Organisasi 4. Pembuatan lirik lagu/hymne atau mars organisasi ditetapkan dalam suatu Keputusan Organisasi. 5. Hymne organisasi dinyanyikan pada acara resmi, sepanjang hymne organisasi belum dibuat maka dapat digantikan dengan lagu Bagimu Negeri. 6. Adapun yel-yel yang diucapkan pada saat Mubes/Muslub dan Musker, adalah : SP DNIA BERSATU, KUAT, SEJAHTERA... 4

5 Pasal 4 Lambang (Logo) SP DNIA memiliki lambang sederet huruf SERIKAT PEKERJA DENSO INDONESIA GROUP membentuk setengah lingkaran diatas roda gigi dan bola dunia serta logo DENSO di tengahnya, yang bermakna : 1. Gigi Roda : Roda Organisasi Serikat Pekerja yang terus berputar dalam menegakkan kebenaran dan keadilan serta terus mengupayakan peningkatan kesejahteraan Anggota. 2. Belahan Bola Dunia dengan tulisan DENSO : Organisasi yang selalu berpikir luas dan berorientasi global seperti halnya jaringan DENSO yang ada di seluruh dunia. 3. Tulisan SERIKAT PEKERJA DENSO INDONESIA GROUP berwarna biru melambangkan tenaga kerja sebagai asset perusahaan yang tidak ternilai harganya. 4. LOGO DENSO berwarna merah merupakan wujud semangat dan keberanian/kemampuan segenap pekerja demi memajukan perusahaan guna meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya. 5. Dasar bendera berwarna putih melambangkan ketulusan untuk kemajuan dan kejayaan perusahaan dalam rangka kemakmuran pekerja keseluruhan atas pengabdian pada Perusahaan Denso Group dan negara. Pasal 5 Bendera 1. Bendera SP DNIA mempunyai dasar warna putih. 2. Lambang SP DNIA berada ditengah-tengah bendera. BAB III KEDUDUKAN dan FASILITAS Pasal 6 Kedudukan 1. Dewan Pimpinan SP DNIA berkedudukan tetap di perusahaan Denso Indonesia Group. 2. Kedudukan dan status kepemilikan dari masing sekretariat organisasi merupakan kewenangan perusahaan. Pasal 7 Fasilitas 1. Pengadaan fasilitas didukung oleh Perusahaan, dengan lokasi ruangan beserta kelengkapannya berada dalam gedung permanen milik Perusahaan yang 5

6 posisinya mudah dijangkau oleh anggota serta pemasangan papan nama organisasi SP DNIA. 2. Bantuan/dukungan pendanaan untuk kegiatan organisasi seperti Mubes/Muslub,Musker dan atau kegiatan lainnya (tidak rutin) dapat dimintakan ke Perusahaan dengan cara mengajukan/mengusulkan Proposal Rencana Anggaran Biaya. BAB IV HIRARKI ORGANISASI dan KEANGGOTAAN Pasal 8 Hirarki Organisasi 1. Bahwa untuk mendapatkan efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan organisasi serta untuk menjamin hubungan yang serasi antara Dewan Pimpinan SP DNIA menggunakan Asas Kolektivitas 2. Kewenangan DEWAN PIMPINAN SP DNIA untuk mengatur dan mengurus kepentingan anggota dan wilayahnya menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi anggota sesuai dengan AD/ART dalam ikatan satu kesatuan organisasi Pasal 9 Keanggotaan 1. Keanggotaan didasarkan atas kesadaran dan keinginan Pekerja sendiri menjadi anggota organisasi melalui mekanisme pendaftaran, dengan cara mengisi formulir pendaftaran yang disiapkan oleh DEWAN PIMPINAN SP DNIA. 2. Dalam hal terjadi pemutasian yang dikarenakan tugas atau kedinasan dari suatu plant ke plant lain, wakil seksi dimaksud membuat surat pelepasan wakil seksi yang ditujukan kepada DEWAN PIMPINAN SP DNIA. Pasal 10 Syarat Menjadi Anggota Syarat menjadi anggota ditetapkan sebagai berikut : a. Tercatat sebagai Pekerja aktif/masih bekerja di Perusahaan b. Mengisi dan menandatangani formulir pendaftaran anggota c. Mentaati AD/ART, PKB dan Peraturan lainnya yang berlaku dalam Organisasi d. Menjaga nama baik Organisasi dan Perusahaan e. Bersedia membayar iuran anggota f. Tidak sedang menjadi anggota atau pengurus serikat pekerja lainnya di dalam Perusahaan g. Tidak sedang menjadi anggota atau pengurus organisasi terlarang 6

7 yang ditetapkan Pemerintah RI h. Tidak membawa aspirasi politiknya ke dalam Organisasi Pasal 11 Tata Cara Penerimaan Anggota Tata cara penerimaan anggota diatur sebagai berikut : a. Pekerja yang akan menjadi calon anggota mengisi formulir pendaftaran (disiapkan oleh Sekretariat DEWAN PIMPINAN SP DNIA), selanjutnya data calon anggota diverifikasi oleh pengurus DEWAN PIMPINAN SP DNIA sesuai persyaratan anggota, bila disetujui formulir pendaftaran ditandatangani DEWAN PIMPINAN SP DNIA yang memdepartemeni Organisasi dan bila tidak disetujui maka pendaftaran dinyatakan batal. b. DEWAN PIMPINAN SP DNIA yang memdepartemeni organisasi mencatat dan memberikan nomor keanggotaan (Kartu Anggota) serta mengesahkan keanggotaan yang bersangkutan dengan menerbitkan surat pengesahaan yang ditandatangani oleh Presiden SP DNIA. Pasal 12 Berakhirnya keanggotaan 1. Pemberhentian anggota dilakukan, apabila : a. Meninggal dunia b. Mengundurkan diri secara tertulis c. Mengalami Pemutusan Hubungan Kerja d. Diberhentikan oleh organisasi SP DNIA karena melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dan peraturan organisasi. e. Bergabung dengan Serikat Pekerja lainnya 2. Pemberhentian anggota sebagaimana tersebut pada ayat (1) huruf d ditetapkan dalam Rapat DEWAN PIMPINAN SP DNIA ditambah Wakil Seksi terkait 3. Pemberhentian anggota didata oleh DEWAN PIMPINAN SP DNIA guna pembatalan legalitas keanggotaan yang bersangkutan Pasal 13 TINDAKAN INDISIPLINER 1. Tindakan indisipliner dapat dikenakan kepada anggota berupa : a. Teguran lisan b. Peringatan tertulis c. Skorsing (dengan masa 6 bulan) d. Diberhentikan sebagai anggota 2. Pemberian sanksi tindakan indisipliner untuk ayat (1) butir a,b, c dan d diatas dilakukan oleh DEWAN PIMPINAN SP DNIA. 7

8 Pasal 14 SANKSI 1. Teguran Lisan dan Peringatan tertulis diberikan kepada anggota dalam hal tidak melaksanakan keputusan keputusan dan instruksi Organisasi 2. Skorsing diberikan kepada anggota dalam hal : a. Tidak mengindahkan peringatan tertulis b. Menganiaya, menyerang, mengancam secara fisik atau mental anggota lain atau perangkat organisasi 3. Selama masa skorsing anggota tidak berhak menjadi perwakilan anggota / wakil seksi Anggota dapat diberhentikan karena : Pasal 15 PEMBERHENTIAN KEANGGOTAAN 1. Melakukan perbuatan ulang pasal 14 angka (2) selama masa skorsing 2. Dengan sengaja tidak melakukan kewajiban-kewajibannya sebagai anggota atau perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan azas dan tujuan organisasi 3. Membentuk serikat pekerja lain 4. Melakukan tindakan korupsi dan manipulasi terhadap organisasi 5. Keputusan diberhentikan oleh DEWAN PIMPINAN SP DNIA berdasarkan rekomendasi atau keputusan pemberhentian dari perangkat organisasi dibawahnya Pasal 16 Kepengurusan 1. Unsur Dewan Pimpinan SP DNIA meliputi : a. Dewan Penasehat & Pembina b. Dewan Pengurus 2. Dewan Penasehat & Pembina merupakan unsur kepengurusan organisasi, YANG dibentuk dipilih oleh Peserta Mubes. 3. Dewan Pengurus Harian SP DNIA adalah unsur kepengurusan organisasi terdiri dari Presiden, Wakil Presiden, Sekretaris Jendral dan Bendahara. 4. Dewan Pimpinan SP DNIA adalah pengurus organisasi lengkap yang terdiri Dewan Pengurus dan Dewan Pembina dan Penasehat dibentuk selambatlambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah penyelenggaraan Mubes/MUSLUB dan ditetapkan dalam Surat Keputusan DEWAN PIMPINAN SP DNIA yang tembusannya disampaikan kepada Perusahaan dan Disnakertrans setempat. 5. Rangkap jabatan dipandang tidak boleh jika terjadi rangkap jabatan yang sama secara vertikal. 8

9 6. Dengan maksud agar tidak terjadi kontradiksi kepentingan (conflict of interest) dan untuk menjaga obyektivitas dalam pengambilan keputusan organisasi maka anggota dilarang menjadi pengurus. Ketentuan tentang pelarangan menjadi pengurus diatus tersendiri melalui Keputusan Organisasi. Pasal 17 Struktur Organisasi 1. Struktur Organisasi dibuat mengacu pada Anggaran Dasar Organisasi dan Anggaran Rumah Tangga serta memperhatikan masukan maupun saran pada saat Mubes/MUSLUB. 2. Susunan Dewan Pimpinan Serikat Pekerja Denso Indonesia Group, terdiri dari : o Dewan Pembina dan Penasehat o Dewan Pengurus terdiri dari : a. Presiden b. Wakil Presiden c. Sekretaris Jendral d. Bendahara e. Departemen-departemen yang dianggap perlu 3. Struktur sebagaimana ayat (1) dan (2) Pasal ini, dapat dilengkapi dengan struktur kepengurusan lainnya sesuai unsur DEWAN PIMPINAN yang dibentuk oleh Presiden terpilih berdasarkan masukan pada saat Mubes / MUSLUB. 4. Dengan mempertimbangkan kepentingan organisasi, struktur organisasi dapat dievaluasi melalui Musker. BAB V FUNGSI, TUGAS, WEWENANG SERTA TANGGUNG JAWAB Pasal 18 Fungsi, Tugas, Wewenang dan Tanggung jawab Fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab DEWAN PIMPINAN SP DNIA, diatur sebagai berikut : 1. Presiden A. FUNGSI Menggerakkan, mengembangkan dan mempertahankan eksistensi Organisasi dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang baik, serta mengambil keputusan dan kebijakan secara musyawarah dan mufakat Dewan Pimpinan. 9

10 B. TUGAS a. Memimpin dan menjadi penanggung jawab tertinggi organisasi dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang baik. b. Menyelenggarakan dan memimpin Mubes, MUSLUB atau Musker dan Rapat Rutin sesuai ketentuan yang berlaku. c. Mengupayakan penyelesaian masalah hubungan industrial (advokasi) sesuai ketentuan dan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku. d. Menggalang integrasi, konsolidasi anggota dengan berkoordinasi atau komunikasi. e. Mensosialisasikan hasil Mubes/MUSLUB, Musker dan PKB serta kebijakan penting lainnya. f. Menjalin hubungan dengan Direksi/Manajemen Denso Indonesia Group atau organisasi lain di luar SP DNIA. g. Mengupayakan peningkatan kesejahteraan anggota. h. Mewakili DEWAN PIMPINAN SP DNIA baik ke dalam maupun keluar bersama-sama dengan Sekretaris Jendral dan atau salah satu Wakil Presiden ataupun Ketua Departemen. C. WEWENANG a. Menetapkan keputusan atau kebijakan umum organisasi berdasarkan atas musyawarah dan mufakat Dewan Pimpinan. b. Menunjuk pengurus untuk mendukung pelaksanaan/penyelenggaraan organisasi. c. Menandatangani PKB atau perjanjian lainnya dan atau surat-surat dengan klasifikasi penting yang menyangkut kepentingan organisasi. d. Bertindak sebagai salah satu ordonatur DEWAN PIMPINAN SP DNIA. e. Mengangkat dan memberhentikan pengurus di luar DEWAN Pembina dan Penasehat melalui Musker. f. Bila dipandang perlu, dapat memberikan mandat kepada anggota Dewan Pimpinan yang ditunjuk untuk menjalankan tugas organisasi. g. Meminta pertanggungjawaban secara periodik atau sewaktu-waktu kepada anggota Dewan Pimpinan lainnya. D. TANGGUNG JAWAB a. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan organisasi. b. Membuat dan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan program kerja pada Musker. 10

11 c. Membuat dan menyampaikan laporan kinerja kepengurusan dan keuangan organisasi pada Mubes / MUSLUB. 2. SEKRETARIS JENDRAL A. FUNGSI Mendukung upaya Presiden dan Wakil Presiden dalam penyelenggaraan organisasi, dengan mengorganisasikan dan mengadministrasikan pelaksanaan program kegiatan organisasi. B. TUGAS a. Merencanakan, mengarahkan dan melaksanakan kegiatan administrasi dan kesekretariatan serta tugas kehumasan DEWAN PIMPINAN SP DNIA agar tertib administrasi. b. Membantu Presiden dan Wakil Presiden dalam penyiapan konsep penyelenggaraan organisasi. c. Menginformasikan/mensosialisasikan hasil Mubes/MUSLUB, Musker dan PKB dan atau kebijakan penting lainnya. d. Menyiapkan konsep laporan perkembangan pelaksanaan program kerja dan laporan kinerja kepengurusan (Mubes/MUSLUB dan Musker). e. Menyiapkan konsep keputusan atau kebijakan umum organisasi f. Mengorganisir usulan kegiatan dari para pengurus organisasi. g. Mengkoordinasi komunikasi internal. h. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Presiden. C. WEWENANG a. Mengatur pelaksanaan kegiatan kesekretariatan dan kehumasan DEWAN PIMPINAN SP DNIA. b. Bersama sama Presiden menandatangani surat penting yang menyangkut kepentingan organisasi. c. Menandatangani surat keluar yang bersifat intern maupun ekstern bersama-sama Presiden atau dengan Wakil Presiden. d. Mengajukan usul dan saran kepada Presiden guna menunjang proses pengambilan keputusan. e. Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris Jenderal dapat bekerjasama dengan Wakil Presiden, Ketua Departemen dan Bendahara serta dapat menugaskan Wakil Sekretaris Jenderal. D. TANGGUNG JAWAB a. Pelaksanaan kegiatan administrasi dan kesekretariatan serta tugas kehumasan DEWAN PIMPINAN SP DNIA. 11

12 3. BENDAHARA A. FUNGSI b. Penyiapan konsep penyelenggaraan organisasi. c. Melaporkan pelaksanaan sosialisasi hasil Mubes/MUSLUB, Musker dan PKB dan atau kebijakan penting lainnya. d. Penyiapan konsep laporan perkembangan pelaksanaan program kerja dan laporan kinerja kepengurusan (Mubes/MUSLUB dan Musker ). e. Penyiapan konsep keputusan atau kebijakan umum organisasi. f. Memproses usulan kegiatan dari para pengurus organisasi. g. Bertanggung jawab terhadap hal-hal lain terkait dengan pelaksanaan tugasnya. Mendukung upaya Presiden dalam menggerakan, mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi dengan menganggarkan dan mengadministrasikan keuangan organisasi. B. TUGAS a. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan administrasi dan keuangan DEWAN PIMPINAN SP DNIA bersama Wakil Bendahara. b. Membantu Presiden dan Wakil Presiden dalam penyiapan anggaran kegiatan organisasi. c. Menyiapkan dan mengajukan usulan anggaran kegiatan organisasi ke Manajemen. d. Menyiapkan konsep laporan pelaksanaan program kerja dan laporan kinerja kepengurusan terkait dengan keuangan DEWAN PIMPINAN SP DNIA (Mubes/MUSLUB dan Musker). e. Mengorganisir usulan anggaran biaya penyelenggaraan kegiatan dari para pengurus organisasi. f. Membuat laporan keuangan DEWAN PIMPINAN SP DNIA secara berkala sesuai ketentuan organisasi. g. Menyiapkan konsep pengelolaan keuangan organisasi yang akan ditetapkan dalam Keputusan Pengurus Harian. h. Melaksanakan tugas khusus lainnya yang diberikan oleh Presiden maupun pengurus harian lainnya. C. WEWENANG a. Mengatur pelaksanaan kegiatan administrasi dan keuangan DEWAN PIMPINAN SP DNIA. b. Menandatangani surat yang berkaitan dengan keuangan DEWAN PIMPINAN SP DNIA. 12

13 c. Bertindak sebagai salah satu ordonatur DEWAN PIMPINAN SP DNIA. d. Kewenangan pengeluaran dana akan diatur lebih lanjut dalam Surat Keputusan DEWAN PIMPINAN SP DNIA. e. Mengajukan usul dan saran kepada Presiden guna menunjang proses pengambilan keputusan. f. Memberikan kewenangan kepada Full timer / Admin dalam pengelolaan uang Operasional harian. D. TANGGUNG JAWAB a. Bertanggung jawab atas keuangan DEWAN PIMPINAN SP DNIA. b. Penyediaan anggaran penyelenggaraan kegiatan organisasi. c. Melaporkan keuangan DEWAN PIMPINAN SP DNIA. d. Menyiapkan konsep laporan pelaksanaan program kerja dan laporan pertanggungjawaban kepengurusan terkait dengan keuangan DEWAN PIMPINAN SP DNIA (Mubes/Muslub dan Musker). e. Bertanggung jawab terhadap hal-hal lain terkait dengan pelaksanaan tugasnya. 4. WAKIL PRESIDEN A. FUNGSI Mendukung upaya Presiden dalam penggerakan dan pengembangan serta mempertahankan eksistensi organisasi, berkoordinasi dengan pengurus Departemen atau departemen/seksi kegiatan yang ditugaskan oleh Presiden. B. TUGAS a. Memimpin departemen/seksi sesuai Departemen kegiatan yang ditugaskan Dewan Pimpinan SP DNIA. b. Membantu Presiden dalam upaya tercapainya tujuan organisasi. c. Merealisasikan program kerja organisasi. d. Mengadakan pendekatan dengan instansi terkait atau organisasi lain dalam kepentingan pengembangan dan peningkatan organisasi. e. Pembinaan organisasi dan peningkatan kinerja Wakil Seksi. f. Pembuatan peraturan organisasi dan pemberian bantuan hukum (advokasi). g. Menginformasikan/mensosialisasikan hasil Mubes/MUSLUB, Musker dan PKB dan atau kebijakan penting lainnya serta melakukan penelitian dan pengembangan terkait dengan usaha menjaga kelangsungan perusahaan. h. Penggalangan sosial dan peningkatan kesejahteraan anggota. i. Evaluasi peraturan perusahaan dan pelaksanaan PKB. 13

14 j. Menjalankan tugas Presiden pada saat Presiden berhalangan sementara, dapat menggantikan tugas Presiden apabila Presiden berhalangan tetap sampai ditentukannya secara definitif dalam Keputusan Mubes/MUSLUB. k. Sebagai pelaksana petugas harian organisasi di masing-masing plant. l. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Presiden. C. WEWENANG a. Merencanakan dan melaksanakan program kegiatan sesuai Departemen yang ditugaskan Dewan Pimpinan SP DNIA. b. Menggantikan tugas Presiden apabila Presiden berhalangan tetap. c. Mengadakan rapat koordinasi dan memberikan tugas kepada anggota departemen/seksi-seksi yang berada dalam kewenangannya. d. Menandatangani surat dengan perihal sesuai Departemen kegiatannya atau surat dengan klasifikasi penting apabila Presiden berhalangan sementara dan atau berhalangan tetap. f. Mengajukan usul dan saran kepada Presiden guna menunjang proses pengambilan keputusan. D. TANGGUNG JAWAB a. Memimpin departemen/seksi sesuai Departemen kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya. b. Melaporkan pelaksanaan program kegiatan sesuai Departemen yang menjadi tanggungjawanya kepada Presiden. c. Melaporkan pelaksanaan sosialisasi hasil Mubes/MUSLUB, Musker dan PKB dan atau kebijakan penting lainnya. d. Menyiapkan konsep laporan pelaksanaan program kerja dan laporan pertanggung jawaban kepengurusan (Mubes/Muslub dan Musker). e. Bertanggung jawab terhadap hal-hal lain terkait dengan pelaksanaan tugasnya. 5. Dalam hal struktur organisasi dibuat lebih besar, seperti : Wakil Sekretaris Jendral dan Wakil Bendahara maka fungsi, tugas, wewenang dan tanggungjawabnya mengikuti pengurus yang ada di atasnya. 6. Fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab pengurus Departemen, fungsinya sebagai pelaksana kegiatan, bertugas membantu Wakil Presiden sesuai Departemen kegiatannya, wewenangnya menyampaikan usulan dan saran serta bertanggungjawab kepada para Presiden. 7. Wewenang dan tanggungjawab Departemen Organisasi, Riset dan Pengembangan sebagai berikut : a. Menyelenggarakan upaya-upaya terbentuknya sikap disiplin anggota dan perangkat dari seluruh tingkatan terhadap seluruh ketentuan organisasi 14

15 b. Menyelenggarakan mekanisme organisasi secara sehat dan dinamis untuk mendukung proses kinerja dan perkembangan organisasi. c. Melakukan pendataan anggota secara periodik dan berkesinambungan termasuk melakukan klasifikasi terhadap kondisi anggota sebagai langkah penelitian dalam rangka pembinaan anggota untuk kepentingan organisasi d. Mengembangkan upaya mengelola organisasi secara professional baik dari segi kualitas dan kuantitas penyelenggaraan organisasi. e. Memantau efektivitas organisasi baik secara eksternal maupun internal dengan tujuan agar organisasi dapat berjalan lebih efektif. f. Mengkaji persoalan aktual yang berkembang di internal organisasi, internal Perusahaan, eksternal Perusahaan dan masyarakat melalui forum diskusi, seminar, maupun penelitian untuk kemudian memberikan solusi terhadap persoalan tersebut. 8. Wewenang dan tanggungjawab Departemen Pendidikan dan Pemberdayaan Pekerja Perempuan sebagai berikut : a. Menyelenggarakan pendidikan tentang hubungan ketenaga kerjaan dari anggota sampai dengan perangkat. b. Mengadakan pendidikan dan ketrampilan untuk meningkatkan kualitas anggota dan kepengurusan. c. Memperjuangkan hak-hak pekerja perempuan. d. Menghimpun dan merumuskan aspirasi pekerja perempuan dalam peningkatan kondisi kerja perempuan. e. Menyelenggarakan kegiatan dalam segala aspek yang dapat mendukung peningkatan pengetahuan pekerja perempuan tentang ketenagakerjaan baik intern maupun ekstern. 9. Wewenang dan Tanggung jawab Departemen Humas dan Kesejahteraan Sosial sebagai berikut : a. Menjalin dan membina hubungan serta kerjasama yang ideal dan harmonis dengan pihak perusahaan untuk mewujudkan tujuan dan kepentingan bersama sebagai mitra. b. Menjalin dan membina hubungan serta kerjasama dengan instansi pemerintah terkait dalam rangka mewujudkan hubungan industrial yang ideal dan terpenuhinya kepentingan organisasi. c. Menjalin hubungan dan kerjasama dengan organisasi serikat pekerja lain disegala tingkatan dalam rangka konsolidasi eksternal dan terpenuhinya kepentingan organisasi. d. Mengambil peranan aktif dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh wadah-wadah ketenagakerjaan di seluruh tingkatan. e. Menyelenggarakan berbagai kegiatan lain yang dapat meningkatkan hubungan industrial diseluruh tingkatan. f. Menyelenggarakan segala kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan keluarganya. g. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kesosialan yang bermanfaat bagi anggota khususnya masyarakat umumnya. h. Dapat bekerja sama dengan semua pihak terkait dalam melakukan bentuk usaha Kesejahteraan dan sosial dengan tidak menyalahi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 15

16 i. Menyelenggarakan kegiatan penerangan atas seluruh aspek organisasi keserikat pekerjaan yang perlu dilakukan baik untuk lingkup intern maupun ekstern. 10. Wewenang dan Tanggung jawab Departemen Departemen Olahraga dan Kesenian dan K3 sebagai berikut : a. Meningkatkan peran Pekerja melalui potensi olahraga dan seni. b. Memonitoring kegiatan olahraga dan seni serta hobby. c. Mewujudkan Pekerja yang sehat dan produktif melalui olahraga. d. Menyediakan fasilitas bagi Pekerja yang menunjang aktifitas olahraga di lingkungan perusahaan. e. Dapat bekerja sama dengan semua pihak terkait dengan tidak menyalahi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. f. Memantau jalannya K3 di Perusahaan dan memantau keselamatan dan kesehatan Pekerja sesuai dengan standard UU Keselamatan Kerja. 11. Wewenang dan tanggungjawab Departemen Hukum dan Pembelaan Anggota sebagai berikut : a. Melakukan peran aktif dalam pembelaan dan perlindungan terhadap setiap personil anggota yang terkena kasus ketenagakerjaan sesuai dengan mekanisme, prosedur dan peraturan yang berlaku. b. Menyelenggarakan kegiatan penerangan kepada anggota mengenai aspek kedisplinan serta hak dan kewajiban antara pekerja dan pengusaha. c. Melakukan pendataan terhadap kasus-kasus anggota dalam hal ketenagakerjaan yang terjadi serta mengantisipasi dan meminimalisir hal tersebut dalam perjalanan organisasi ke depan. d. Menjalin hubungan dan kerjasama dengan wadah-wadah pembelaan tenagakerja dalam upaya konsolidasi terhadap masalah pembelaan tenaga kerja baik ditingkat internal maupun eksternal perkembangan organisasi. 12. Setiap Departemen memiliki kewenangan untuk membentuk badan-badan pendukung untuk membantu tugas Organisasi yang berkaitan dengan Departemen tersebut melalui mekanisme rapat rutin, yang personilnya bisa ditunjuk dari anggota sampai dengan koordinator plant, ditetapkan dengan surat keputusan yang ditanda tangani oleh Presiden dan Sekretaris Jendral SP DNIA. Pasal 19 SUSUNAN KOORDINATOR PLANT 1. Susunan Koordinator Plant sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dan sebanyakbanyaknya 5 (lima) orang. 2. Koordinator Plant terdiri dari : a. Seorang ketua. b. Seorang atau 4 (empat) orang Anggota. 3. Koordinator Plant bertugas untuk : 16

17 a. Merumuskan amanat dan kesepakatan para Perwakilan Anggota untuk pertimbangan keputusan dan kebijakan organisasi yang memerlukan dukungan DEWAN PIMPINAN SP DNIA dalam melaksanakan tugas tugas organisasi khususnya yang terkait dengan lokasinya setelah mendapat Mandat dan Rekomendasi dari DEWAN PIMPINAN SP DNIA. b. Membantu DEWAN PIMPINAN SP DNIA mensukseskan pelaksanaan keputusan keputusan organisasi. c. Menyampaikan program-program organisasi dan keputusan-keputusan organisasi kepada anggota masing masing plant. d. Melaksanakan instruksi dan keputusan organisasi. Pasal 20 PERWAKILAN ANGGOTA Perwakilan anggota disebut Wakil Seksi bertugas untuk : a. Menyampaikan aspirasi anggotanya untuk pertimbangan keputusan dan kebijakan organisasi yang memerlukan dukungan anggota secara luas. b. Membantu koordinator plant dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi khususnya yang terkait dengan bagian kerjanya. c. Melaksanakan instruksi dan keputusan organisasi. BAB VI PEMBERHENTIAN DARI KEPENGURUSAN DAN TINDAKAN INDISIPLINER Pasal 21 BERHENTI DARI KEPENGURUSAN 1. Status kepengurusan fungsioniaris DEWAN PIMPINAN SP DNIA, Koordinator Plant dan Wakil Seksi dinyatakan hilang karena : a. Meninggal dunia. b. Permintaan sendiri. c. Tindakan indisipliner. d. Diberhentikan. e. Menjadi anggota atau pengurus serikat pekerja lain. 2. Sejak hilangnya status kepengurusan, maka secara otomatis hak dan kewajibannya sebegai pengurus dinyatakan gugur. Pasal 22 TINDAKAN INDISIPLINER UNTUK PENGURUS DAN PERANGKAT 1. Tindakan pemberhentian terhadap DEWAN PIMPINAN SP DNIA dapat dilakukan, karena yang bersangkutan : 17

18 a. Melalaikan tugas. b. Melakukan tindakan yang bertentangan dengan AD/ART dan atau Peraturan Organisasi. c. Menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi. d. Menyalahgunakan hak milik organisasi untuk kepentingan pribadi. 2. Tindakan pemberhentian tersebut dilakukan setelah melalui proses peringatan tertulis sebanyak 3(tiga) kali dalam kurun waktu paling lama 6 bulan. 3. Tindakan pemberhentian tersebut dilakukan oleh DEWAN PIMPINAN SP DNIA. Pasal 23 SANKSI 1. Tindakan indisipliner kepada personal Koordinasi Plant dan atau Perwakilan Anggota SP DNIA berupa : a. Teguran lisan. b. Peringatan tertulis. c. Skorsing (dengan masa 3 bulan). d. Diberhentikan. 2. Tindakan indisipliner tersebut diberikan kepada personil koordinator lokasi dan atau perwakilan anggota SP DNIA karena yang bersangkutan : a. Melalaikan tugas. b. Tidak menghadiri rapat-rapat organisasi 3 (tiga) kali berturut-turut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. c. Tidak melaksanakan instruksi-instruksi organisasi 3 (tiga) kali berturut-turut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. d. Melakukan tindakan yang bertentangan dengan AD/ART dan Peraturan Organisasi. 3. Tindakan pemberhentian personil Koordinator plant dan atau perwakilan anggota dilakukan setelah melalui proses peringatan tertulis sebanyak 3(tiga) kali. 4. Pemberian sanksi tindakan indisipliner tersebut dilakukan oleh DEWAN PIMPINAN SP DNIA. Pasal 24 PEMBELAAN DIRI 1. Pembelaan diri akibat pemberhentian sebagai Dewan Pimpinan, Koordinator Plant atau wakil seksi dilakukan dalam Rapat DEWAN PIMPINAN SP DNIA. 18

19 2. Apabila ternyata alasan-alasan pemberhentian tidak terbukti, maka terhadap yang bersangkutan diadakan rehabilitasi di Musker. Pasal 25 Pergantian Antar Waktu (PAW) 1. Pergantian antar waktu DEWAN PIMPINAN SP DNIA dilaksanakan apabila terjadi jabatan lowong dalam kepengurusan organisasi. 2. Jabatan lowong terjadi apabila pengurus yang bersangkutan berhalangan tetap dan kemudian dinyatakan tidak dapat menjalankan kegiatan. 3. Penunjukan dan pengisian jabatan lowong antar waktu untuk Presiden digantikan oleh Pejabat sementara berdasarkan Rapat Dewan Pimpinan dengan menunjuk salah satu Wakil Presiden sampai dengan masa kepengurusan berakhir dan diadakan Mubes/MUSLUB. 4. Penunjukan dan pengisian jabatan lowong antar waktu untuk DEWAN PIMPINAN di luar Presiden digantikan berdasarkan hasil rapat DEWAN PIMPINAN. 1. Keuangan organisasi berasal dari : a. Uang iuran anggota b. Dana konsolidasi BAB VII KEUANGAN Pasal 26 Keuangan Organisasi c. Dana Hibah / Hadiah / Sukarela dari anggota d. Sumbangan yang tidak mengikat 2. Jumlah iuran anggota yang disetor oleh anggota sebesar Rp ,-. Besaran iuran ini akan dievaluasi setiap tahunnya sesuai dengan kebutuhan dengan maksimal iuran 1 % dari upah anggota. 3. Iuran yang dihimpun oleh Bendahara dan disimpan disalah satu Bank, pengambilan dan pengeluaran uang diketahui oleh Presiden dan Bendahara. 4. Setiap kegiatan organisasi yang memerlukan/menggunakan biaya harus dibuatkan proposal yang perincian biayanya ditandatangani oleh Presiden/Wakil Presiden terkait dan Bendahara/Wakil Bendahara. 5. Penerimaan dan pengeluaran keuangan harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan norma pengelolaan keuangan yang berlaku. 6. Laporan keuangan SP DNIA dibuatkan secara berkala maksimal setiap 3 (tiga) bulan kepada anggota. 19

20 7. Untuk tertib penggunaan keuangan organisasi maka DEWAN PIMPINAN SP DNIA menetapkan mekanisme dan penggunaan keuangan organisasi yang ditetapkan melalui Surat Keputusan. 8. Pengelolaan Keuangan dari iuran anggota 100 % dikelola DEWAN PIMPINAN SP DNIA. Pasal 27 DANA KONSOLIDASI 1. Dana Konsolidasi adalah dana organisasi yang diperuntukan sebagai dana cadangan apabila perjalanan organisasi menghadapi perselisihan industrial yang memerlukan biaya yang besar. 2. Besarnya dana konsolidasi ditetapkan dalam Mubes yang akan ditarik pada bonus setiap tahunnya. Pasal 28 SUMBANGAN DUKA DAN PENSIUN 1. Sumbangan duka dan pensiun adalah sumbangan yang diberikan kepada anggota dan keluarga anggota yang mengalami kedukaan atau anggota yang pensiun. 2. Besarnya sumbangan duka untuk seorang anggota meninggal dunia maka akan dilakukan penarikan secara kolektif. 3. Besarnya sumbangan pensiun ditetapkan Rp 5.000,- (lima ribu rupiah) per anggota, apabila anggota yang pensiun dipercepat karena alasan medis yang dibuktikan dengan keterangan sah. 4. Bagi anggota yang meninggal dunia mendapat sumbangan duka dan sumbangan pensiun. Pasal 29 Pengeluaran Keuangan Mekanisme pengeluaran keuangan diatur sebagai berikut : a. Pada tingkat DEWAN PIMPINAN SP DNIA pengambil keputusannya : Presiden/Wakil Presiden. b. Setiap pengeluaran di atas Rp ,- (lima juta rupiah) wajib ditandatangani sampai dengan Presiden SP DNIA. c. Pengeluaran di bawah Rp ,- (lima juta rupiah) minimal ditandatangani sampai dengan Wakil Presiden terkait Departemen / plantnya. d. DEWAN PIMPINAN SP DNIA harus membuat system administrasi yang sederhana, mudah dipahami dan dapat dipertanggungjawabkan. e. Alat kelengkapan system administrasi keuangan sebagaimana dimaksud, antara lain: 20

21 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Peraturan organisasi Buku kas harian Kwitansi, dll ( alat/ tanda bukti penerimaan/ pengeluaran ) Alat tulis dan Dokumentasi f. TERTIB ADMINISTRASI DAN LAPORAN KEUANGAN Setiap penerimaan atau pengeluaran harus dicatat dalam Buku kas harian pada hari itu juga, disertai tanda bukti. Pengeluaran diluar anggaran yang ditetapkan, harus dengan persetujuan Presiden SP DNIA. Semua tanda bukti didokumentasikan secara rapi dan teratur. Bendahara diharuskan membuat Laporan Keuangan 3 bulanan, setelah diperiksa dan disetujui Presiden, Laporan tersebut diinformasikan kepada Perwakilan Seksi. Pasal 30 Rencana Anggaran Biaya (RAB) 1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) disusun dan diajukan untuk 1 (satu) tahun kalender yang dihitung sejak tanggal 1 Juni sampai dengan 31 Mei. 2. Rencana Anggaran Biaya (RAB) ditetapkan sebagai berikut : a. Pengeluaran Tetap Adalah anggaran yang selalu dikeluarkan Bendahara SP DNIA dalam melakukan rapat atau kegiatan lain yang berhubungan dengan kepentingan anggota. Konsumsi Rapat internal (Minum & Snack) Besarnya adalah Rp ,- / orang. Konsumsi Rapat dengan pihak external organisasi di lingkungan perusahaan (Minum & Snack) Besarnya adalah Rp ,- / orang. Sumbangan Kesejahteraan Sosial No. Keterangan 1 Sumbangan Kedukaan (keluarga anggota) Sumbangan Kedukaan (Orang tua anggota) Besaran Rp ,- Rp ,- 2. Sumbangan Pernikahan anggota Rp ,- 3. Sumbangan Besuk anggota dan keluarga Rp ,- 21

22 anggota (Rawat inap RS, Khitan, Melahirkan) 4. Sumbangan Kematian (anggota) Rp ,- b. Bantuan Komunikasi : Adalah anggaran untuk komunikasi pengurus, yang besarnya disepakati dalam rapat pengurus dan disampaikan kepada wakil seksi, besarnya anggaran sebagai berikut : Dewan Pimpinan SP DNIA sebesar Rp ,- / Bulan. Staff administrasi/full timer sebesar Rp ,- / Bulan. Koordinator lapangan Rp ,- /kegiatan (sesuai kebutuhan Organisasi yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan). c. Tunjangan Dinas Adalah anggaran yang disediakan bagi pengurus maupun anggota yang mendapat mandat/ perintah dari Dewan Pimpinan SP DNIA untuk mengikuti/ menghadiri acara yang diselenggarakan oleh SP DNIA. MUBES, MUSLUB, MUSKER, Dinas Luar Kota besarnya adalah Rp ,- / orang. Panitia kegiatan Olahraga & seni seperti PORSE, Home Tournament, besarnya adalah Rp ,- / orang. d. Uang Makan besarnya adalah Rp ,- / orang. e. Pengeluaran tidak tetap Adalah pengeluaran yang besarnya ditetapkan oleh rapat Dewan Pimpinan, mengenai hal- hal yang mendesak dan atau belum tercantum di Peraturan Organisasi. f. Insentif Dewan Pimpinan ditentukan lebih lanjut. Pasal 31 Prosedur Penyusunan Rencana Anggaran Belanja (RAB) Prosedur dan Tata cara penyusunan Rencana Anggaran Belanja akan diatur kemudian sesuai kebutuhan dan kebijakan organisasi. Pasal 32 Penyampaian Rencana Anggaran Belanja (RAB) Rencana Anggaran Belanja disampaikan pada Musyawarah Kerja SP DNIA Pasal 33 Pengesahan Rencana Anggaran Belanja (RAB) 22

23 Rencana Anggaran Belanja disahkan saat Musyawarah Kerja SP DNIA seperti pada pasal 32 dengan Surat Keputusan DEWAN PIMPINAN SP DNIA. Pasal 34 Laporan Kinerja Keuangan 1. Laporan kinerja keuangan disampaikan pada Musyawarah Besar (Mubes) SP DNIA 2. Laporan Kinerja Keuangan tersebut ayat (1) pasal 34. disampaikan kepada peserta Musyawarah Besar oleh DEWAN PIMPINAN SP DNIA 3. Dalam hal dipandang perlu, Rapat Dewan Pimpinan dapat meminta BPKO untuk meneliti kebenaran laporan keuangan yang disusun oleh Bendahara bersamasama Wakil Bendahara BAB VIII MUSYAWARAH KERJA Pasal 35 Musyawarah Kerja (Musker) Musyawarah Kerja (Musker) dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu tahun kepengurusan DEWAN PIMPINAN SP DNIA, diselenggarakan oleh Panitia yang dibentuk oleh DEWAN PIMPINAN SP DNIA. Pasal 36 Agenda Musyawarah Kerja Agenda Pokok Musker sekurang-kurangnya yaitu : a. Evaluasi dan Penetapan Progam Kerja b. Penyusunan Draft PKB c. Evaluasi kinerja organisasi d. Membahas perkembangan organisasi dan menentukan kebijakan-kebijakan strategis yang dianggap perlu Pasal 37 Pelaksanaan Musyawarah Kerja (Musker) 1. Musyawarah Kerja (Musker) diadakan atas undangan DEWAN PIMPINAN SP DNIA. 2. Tanggung jawab penyelenggaraan Musyawarah Kerja terletak pada Panitia Musker. 3. Rancangan Acara dan Rancangan Tata Tertib Musyawarah Kerja disusun oleh DEWAN PIMPINAN SP DNIA dan disahkan oleh peserta Musker. 4. Undangan serta Rancangan Acara Tata Tertib harus sudah disampaikan oleh DEWAN PIMPINAN SP DNIA kepada peserta Musyawarah Kerja. 23

24 5. Seluruh Keputusan Persidangan dianggap sah, jika qourum tercapai yaitu dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah ditambah satu jumlah peserta. 6. Bilamana qourum tidak tercapai, rapat ditunda satu jam, bilamana setelah ditunda qourum tidak tercapai juga, maka sidang diteruskan dan keputusan dinyatakan sah. 7. Setiap peserta Musker mempunyai Hak Suara dan Hak Bicara yang sama. 8. Musyawarah Kerja SP DNIA dapat dihadiri oleh Peninjau atas undangan DEWAN PIMPINAN SP DNIA. 9. Peninjau Musyawarah Kerja hanya memiliki hak bicara atas persetujuan Pimpinan Sidang. 10. Setelah penyelenggaraan Musyawarah Kerja, DEWAN PIMPINAN SP DNIA sudah harus mengumumkan hasil Keputusan Musker. BAB IX RAPAT DEWAN PIMPINAN DAN PELAKSANAAN ADMINISTRASI ORGANISASI Pasal 38 RAPAT DEWAN PIMPINAN 1. Kepemimpinan Organisasi DEWAN PIMPINAN SP DNIA dilaksanakan secara kolektif. 2. Keputusan Organisasi di semua tingkatan Organisasi pada ayat (1) diatas diambil dalam Rapat Dewan Pimpinan. 3. Rapat Dewan Pimpinan diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali. 4. Rapat Dewan Pimpinan diadakan atas undangan Sekretaris Jendral. 5. Di dalam Rapat Dewan Pimpinan setiap peserta mempunyai hak suara masing-masing 1 (satu) suara. 6. Rapat Dewan Pimpinan disemua tingkatan organisasi adalah sah jika dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah ditambah satu jumlah peserta (qourum). 7. Jika qourum tidak tercapai Rapat Dewan Pimpinan ditunda satu jam, bila setelah ditunda qourum tidak tercapai juga maka Rapat Dewan Pimpinan diteruskan dan Keputusan Rapat dinyatakan sah. 8. Seluruh Keputusan Rapat Dewan Pimpinan diberitahukan kepada seluruh Dewan Pimpinan. 9. Keputusan Rapat Dewan Pimpinan bersifat mengikat dan dilaksanakan oleh seluruh Dewan Pimpinan. 10. Apabila hasil keputusan Rapat Dewan Pimpinan tidak dilaksanakan, maka kepada yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SP DNIA. 24

25 Rapat Rutin (RATIN), meliputi : Pasal 39 Jenis Rapat Rutin (RATIN) 1. Rapat Dewan Pengurus Harian (Presiden, Wakil Presiden, Sekjend dan Bendahara). 2. Rapat Dewan Pengurus Harian dan DPP (Presiden, Wakil Presiden, Sekjend, Bendahara dan DPP). 3. Rapat Dewan Pengurus Harian dan Kepala Departemen (Presiden, Wakil Presiden, Sekjend, Bendahara dan Kepala Departemen). 4. Rapat Dewan Pimpinan (Presiden, Wakil Presiden, Sekjend, Bendahara dan Kepala Departemen, Staff Departemen dan DPP ). 5. Rapat Wakil Seksi setiap plant. 6. Rapat Wakil Seksi gabungan Plant (semua plant). 7. Rapat Dewan Pimpinan, Wakil Seksi dan Anggota. Pasal 40 Teknis Penyelenggaraan Rapat Rutin Dalam rangka tertibnya penyelenggaran rapat, secara teknis penyelenggaraan Rapat Rutin diatur sebagai berikut : a. Agar penyelenggaraan rapat mencapai hasil yang optimal dan memiliki legitimasi, maka penyelenggaraan harus menenuhi quorum, yang dimaksud quorum adalah rapat minimal dihadiri oleh 50% + 1 dari jumlah peserta rapat yang diundang. b. Apabila rapat belum memenuhi quorum, maka rapat harus ditunda, penundaan dapat dilaksanakan selama 15 (lima belas) menit dan maksimal penundaan dilakukan 2 (dua) kali, dan apabila penundaan sudah dilakukan 2 (dua) kali namun peserta rapat memenuhi qourum maka rapat harus dibatalkan. c. Ketentuan sebagaimana huruf a dan b diatas dikecualikan jika peserta rapat tidak hadir karena sakit, ijin atau sedang melaksanakan tugas di luar kantor maka dianggap hadir. d. Rapat rapat yang mengambil keputusan tentang anggota harus qourum. e. Setiap penyelenggaraan rapat harus di buatkan daftar hadir dan risalah rapat yang akan didistribusikan kepada peserta rapat maupun yang tidak hadir. f. Peserta rapat dapat diberikan konsumsi. g. Pengambilan keputusan sedapat mungkin berdasarkan musyawarah mufakat, dalam hal tidak mencapai mufakat maka keputusan diambil dengan suara terbanyak baik secara terbuka maupun rahasia. 25

26 h. Keputusan rapat harus dibacakan saat akhir rapat, baik keputusan sementara maupun keputusan tetap. Pasal 41 Rapat Dengan Pihak Perusahaan 1. Guna keterpaduan sikap dan bahasa dalam mengikuti/menghadiri undangan rapat dengan manajemen, pelaksanaannya diatur sebagai berikut : a. Dewan Pimpinan yang akan hadir rapat dengan Pihak Perusahaan adalah DEWAN PIMPINAN atau perwakilan Dewan Pimpinan. b. Sebelum mengikuti/menghadiri rapat dengan pihak Perusahaan sebagaimana huruf a di atas disarankan untuk mengadakan Rapat Dewan Pimpinan. c. Apabila permasalahan yang akan dibahas merupakan masalah hubungan industrial (dengan pihak Perusahaan), dimungkinkan untuk mengikut sertakan wakil Seksi setempat/plant tersebut. d. Pendapat yang dikemukan dalam rapat dengan Pihak Perusahaan berpegang pada hasil Rapat Dewan Pimpinan. e. Apabila terjadi ketidak-sepahaman antar pengurus yang mewakili rapat, diharuskan meminta waktu (Time Out) untuk konsolidasi/menyatukan pendapat. 2. Dewan Pimpinan SP DNIA tidak diizinkan menghadiri rapat dengan manajemen yang terkait dengan organisasi SP DNIA seorang diri, kecuali atas seijin Presiden atau Sekretaris Jendral bila Presiden berhalangan hadir. 3. Apabila bila dipandang perlu Presiden SP DNIA dapat melakukan rapat-rapat informal yang didampingi oleh Wakil Presiden dan Sekretaris Jendral, dan hasil rapat informal tersebut disampaikan kepada Dewan Pimpinan. Pasal 42 Pelaksanaan Administrasi Organisasi 1. Pelaksanaan administrasi organisasi mengacu tata cara penulisan surat organisasi pada umumnya yang terdiri dari kepala surat, isi surat dan penutup surat, sebagai berikut : a. Kepala Surat : Kop surat Tempat kedudukan, tanggal, bulan dan tahun Nomor Surat, Klasifikasi, Lampiran dan Perihal Alamat yang dituju b. Isi Surat : 26

27 Pendahuluan Uraian/Maksud Kalimat Penutup c. Penutup Surat terdiri dari : Identitas asal surat Nama Jabatan Tanda Tangan Nama Terang Cap Jabatan/Stempel Organisasi Petunjuk untuk tembusan, jika dianggap perlu. 2. Untuk bentuk-bentuk Tulisan Surat Organisasi yang merupakan produk hukum, susunannya diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Kewenangan Penandatanganan Tulisan Surat Organisasi, diatur sebagai berikut : a. Penandatanganan Tulisan Dinas dilakukan oleh Presiden dan Sekretaris Jendral. b. Unsur-unsur penandatanganan terdiri dari : Nama Jabatan (ditulis dengan huruf besar). Tanda Tangan. Nama orang yang menandatangani Tulisan Dinas (ditulis dengan huruf besar). Cap jabatan/stempel organisasi. 4. Bila tulisan Surat organisasi ditandatangani oleh selain Presiden atau sekretaris Jendral, unsur-unsurnya terdiri dari : a. Nama Pejabat untuk siapa tulisan Surat organisasi dibuat. b. Tanda Tangan. c. Nama pejabat yang menandatangani Tulisan Surat Organisasi, ditulis dengan huruf besar. d. Cap Jabatan/Stempel Organisasi. 5. Penandatanganan Tulisan Surat Organisasi atas nama Presiden dan atau Sekretaris Jendral dapat dilakukan apabila telah diberi kuasa oleh yang bertanggungjawab. Wakil Presiden yang menandatangani Tulisan Surat Organisasi dapat mempertanggungjawabkan isi Tulisan Surat Organisasi yang ditandatangani kepada pemberi kuasa, namun tanggung jawab akhir tetap ditangan Presiden, dengan ketentuan : 27

28 a. Surat yang ditandatangani bukan merupakan suatu kebijaksanaan baru yang belum diputuskan rapat pleno. b. Surat tersebut merupakan Surat rutin yang memang menjadi tugas dan tanggung jawab Wakil Presiden yang bersangkutan. c. Surat tersebut tidak akan menimbulkan konsekwensi hukum maupun keuangan yang merugikan organisasi. 6. Penandatanganan Tulisan Surat Organisasi dilakukan dengan tinta hitam atau biru. 7. Wewenang penandatanganan Surat Organisasi di tingkat plant mengikuti ketentuan dan aturan yang berlaku di DEWAN PIMPINAN SP DNIA BAB X TUGAS LUAR DAN KEWAJIBANNYA Pasal 43 TUGAS LUAR 1. Tugas Luar sebagai perwakilan DEWAN PIMPINAN SP DNIA pada lembaga atau badan di luar SP DNIA, baik di dalam maupun di luar negeri, baik lembaga pemerintah maupun badan swasta yang bersifat tetap atau jangka waktu tertentu. 2. Tugas luar sebagai dinas luar mewakili DEWAN PIMPINAN SP DNIA atau melaksanakan tugas DEWAN PIMPINAN SP DNIA. 3. Penugasan penugasan khusus dalam melaksanakan fungsi, usaha,dan tujuan serikat pekerja. 4. Dalam hal Dana Operasional dan sarana transportasi akan diatur lebih lanjut dalam Surat Keputusan DEWAN PIMPINAN SP DNIA tersendiri. PASAL 44 KEWAJIBAN TUGAS LUAR Kewajiban Dewan Pimpinan yang melaksanakan tugas luar : 1. Setiap Dewan Pimpinan yang melaksanakan tugas luar harus melaksanakan tugasnya sesuai kebijaksanaan Organisasi dan tidak diperkenankan membawa misi dan membuat kebijaksanaan di luar kebijaksanaan organisasi. 2. Setiap yang mendapatkan tugas luar sebagai perwakilan tetap atau jangka waktu tertentu serta penugasan khusus lainnya harus melaporkan pelaksanaan tugas dalam Rapat Dewan Pimpinan. 28

29 BAB XI PENYELESAIAN KELUH KESAH Pasal 45 PENYELESAIAN KELUH KESAH 1. Masalah ketenagakerjaan diselesaikan dengan menjunjung tinggi azas kekeluargaan dan prinsip-prinsip musyawarah mufakat, dengan memperhatikan kesetaraan kepentingan pihak-pihak yang mempunyai hubungan dalam proses produksi, yaitu karyawan, perusahaan dan pemerintah. 2. Apabila terjadi keluh kesah karyawan, maka sedapat mungkin diselesaikan dengan seadil-adilnya secara musyawarah, dan apabila terjadi perselisihan ketenagakerjaan yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka persoalan tersebut diselesaikan bersama-sama secara Bipartit. 3. Setiap keluh kesah dan pengaduan karyawan yang menyangkut pekerjaannya terlebih dahulu disampaikan dan diselesaikan oleh atasan karyawan yang bersangkutan. 4. Jika permasalahan tersebut pada ayat (3) tidak terselesaikan, maka permasalahan tersebut dapat ke tingkat yang lebih tinggi, dan apabila hal tersebut tidak mendapatkan penyelesaian maka karyawan dapat meneruskan dan melimpahkannya kepada DEWAN PIMPINAN SP DNIA. 5. Apabila setelah dirundingkan tidak menghasilkan kata mufakat, maka perbedaan tersebut dapat dianggap sebagai perselisihan ketenagakerjaan dan untuk penyelesaiannya mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6. Selama permasalahan belum terselesaikan, maka kedua belah pihak wajib menjaga supaya kegiatan operasional perusahaan berlangsung dengan aman dan lancar. 29

30 BAB XII P E N U T U P Pasal 46 PENUTUP 1. Peraturan Organisasi ini ditetapkan dan disampaikan kepada DEWAN PIMPINAN SP DNIA di semua tingkatan untuk diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. 2. Apabila dikemudian hari terdapat perubahan baik penambahan maupun pengurangan dalam rangka penyempurnaan peraturan organisasi ini, maka perubahan dimaksud harus ditetapkan dalam Surat Keputusan DEWAN PIMPINAN SP DNIA. 3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. DITETAPKAN DI : BANDUNG PADA TANGGAL : 29 MEI 2015 MUSYAWARAH BESAR SERIKAT PEKERJA DENSO INDONESIA GROUP Pimpinan Sidang Ketua Sekretaris ( ENDI SUHENDI ) (ABDULLOH) Anggota : - Halimi - Andhi Firmansyah - Eksan 30

Lampiran Surat Keputusan Rakernas V Nomor :KEP.04/RAKERNAS V/SEKARPURA II/2013 Tanggal : 27 Februari 2013 PERATURAN ORGANISASI BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Maksud dan Tujuan Peraturan Organisasi (PO) merupakan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan kenikmatan bagi Bangsa Indonesia dalam kandungan bumi pertiwi Indonesia berupa sumber daya alam

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar yang ditetapkan pada

Lebih terperinci

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003 BAB I UMUM Pasal 1 (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003 (2) Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penjabaran dan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA BAB I LAMBANG, BENDERA, HYMNE DAN MARS ORGANISASI Pasal 1 Lambang 1. Lambang Organisasi berbentuk lingkaran dengan tulisan Asosiasi Laundry Indonesia dan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi 1. Organisasi ini bernama Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan yang

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA BAB I PERHIMPUNAN WILAYAH Syarat dan Tatacara Pendirian Perhimpunan Wilayah Pasal 1 (1) Perhimpunan Wilayah adalah

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN NOMOR : SKEP-03/IW PUSAT/IV/2004

SURAT KEPUTUSAN NOMOR : SKEP-03/IW PUSAT/IV/2004 + IKATAN WANITA BANK RAKYAT INDONESIA SURAT KEPUTUSAN NOMOR : SKEP-03/IW PUSAT/IV/2004 TENTANG PENGGABUNGAN/PENYEMPURNAAN ANGGARAN DASAR, ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PEDOMAN TATA KERJA IKATAN WANITA BANK

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI

ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Koperasi ini bernama KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut KOPERASI.

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Syarat Keanggotaan Syarat menjadi Anggota Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) adalah : 1. Warga Negara Indonesia.

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA Dl RUSIA (Permira) P E M B U K A A N Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Federasi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) 2015 ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA ( AD/ART ) PERSATUAN AHLI GIZI

Lebih terperinci

K O M I S I I N F O R M A S I

K O M I S I I N F O R M A S I K O M I S I I N F O R M A S I PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN TATA TERTIB KOMISI INFORMASI PROVINSI KEPULAUAN RIAU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Komisi Informasi

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA.

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA. ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA Pasal 1 (1) Ikatan Pensiunan Pelabuhan Indonesia II disingkat IKAPENDA sebagaimana

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA 2011-2016 PENDAHULUAN Sejarah terbentuknya Asosiasi Dosen pendidikan guru sekolah dasar di Indonesia didasari dengan adanya keinginan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (SEKARPURA II) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (SEKARPURA II) PEMBUKAAN Lampiran KEP.005/MUNAS-V/SEKARPURA II/2011 - AD/ART ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (SEKARPURA II) PEMBUKAAN Bahwa untuk mencapai cita-cita Kemerdekaan

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

YAYASAN BHAKTI TRI DHARMA KOSGORO JAKARTA ( KESATUAN ORGANISASI SERBAGUNA GOTONG ROYONG ) SURAT KEPUTUSAN

YAYASAN BHAKTI TRI DHARMA KOSGORO JAKARTA ( KESATUAN ORGANISASI SERBAGUNA GOTONG ROYONG ) SURAT KEPUTUSAN SURAT KEPUTUSAN NOMOR : KEP-01/YBTD-KOSGORO/II/2012 T E N T A N G ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN BHAKTI TRI DHARMA KOSGORO JAKARTA Menimbang : 1. Bahwa untuk melaksanakan kegiatan operasional Yayasan Bhakti

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA NOMOR : KEP-02/MUNAS.IV/FSPK/VIII/2009 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN Pasal 1 Landasan Penyusunan 1. Anggaran Rumah Tangga disusun berlandaskan pada Anggaran Dasar yang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1 Telepon : 085 2222 934 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1 1. Status keanggotaan BKKMTKI terdiri dari: a. Calon Anggota b. Anggota

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 (1) Sesuai dengan Pasal 13 Anggaran Dasar, pendaftaran untuk menjadi anggota diajukan secara

Lebih terperinci

PERATURAN ORGANISASI DARI DPC SEKARPURA II

PERATURAN ORGANISASI DARI DPC SEKARPURA II PERATURAN ORGANISASI MASUKAN/ USULAN PERUBAHAN PERATURAN ORGANISASI DARI DPC SEKARPURA II BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Maksud dan Tujuan Peraturan Organisasi (PO) merupakan petunjuk pelaksanaan petunjuk teknis

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I IDENTITAS Pasal 1 Lambang

ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I IDENTITAS Pasal 1 Lambang Lampiran KEP.005/MUNAS-V/SEKARPURA II/2011 - AD/ART ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I IDENTITAS Pasal 1 Lambang Lambang Organisasi adalah berupa Logo yaitu: (1) Simbol 2 (dua) Anak Panah berbentuk hurup S, mempunyai

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN Pasal 1 Prinsip Dasar Prinsip dasar adalah: 1. Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Peduli tehadap bangsa, tanah air

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga Primer Koperasi Pegawai UPN Veteran Yogyakarta yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN BAB I UMUM Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN 1. Anggaran Rumah Tangga disusun berlandaskan Anggaran Dasar GAPEKSINDO dan ditetapkan serta disahkan pada Musyawarah Nasional Khusus di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta,

Lebih terperinci

1 Januari 2016 KOPERASI TRISAKTI ANGGARAN RUMAH TANGGA

1 Januari 2016 KOPERASI TRISAKTI ANGGARAN RUMAH TANGGA 1 Januari 2016 KOPERASI TRISAKTI ANGGARAN RUMAH TANGGA ART KOSAKTI-2016 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI (KOSAKTI) BAB I KANTOR CABANG Pasal 1 1. KOPERASI dapat mendirikan kantor

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR NINJA OWNERS CLUB

ANGGARAN DASAR NINJA OWNERS CLUB ANGGARAN DASAR NINJA OWNERS CLUB BAB I NAMA, BENTUK, SIFAT, ASAS, VISI, MISI, WAKTU DAN KEDUDUKAN Pasal 1 NAMA Organisasi ini bernama NINJA OWNERS CLUB, yang dapat disingkat dengan nama N O C. Pasal 2

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Institusi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat yang dimaksud

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang :

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 KETENTUAN UMUM Anggota Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) adalah perseorangan dan perusahaan yang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -----BAB I ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ----

Lebih terperinci

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI) ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI) MUKADDIMAH Keinginan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan program studi dengan membentuk dan bergabung dalam suatu wadah yang dapat

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 32/MEN/XII/2008 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN KEANGGOTAAN

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPEN-PG

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPEN-PG ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPEN-PG HIMPEN-PG Alamat Sekretariat JL. PISANG NO. 2 KOMPLEK PERUMAHAN PETROKIMIA GRESIK G R E S I K Telp. (031) 3982200. Pswt 1328, Flexi : (031) 72016311 e-mail : himpen@petrokimia-gresik.com

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA SEVENIST CLUB ALUMNI SMA 7 JAKARTA

ANGGARAN RUMAH TANGGA SEVENIST CLUB ALUMNI SMA 7 JAKARTA ANGGARAN RUMAH TANGGA SEVENIST CLUB ALUMNI SMA 7 JAKARTA BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Alumni SMA 7 Jakarta adalah semua orang yang pernah menuntut ilmu pada SMA 7 Jakarta dan tergabung dalam SEVENIST

Lebih terperinci

PERTURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG REPUBLIK INDONESIA Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 1960 Tanggal 12 Juli 1960

PERTURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG REPUBLIK INDONESIA Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 1960 Tanggal 12 Juli 1960 PERTURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG REPUBLIK INDONESIA Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 1960 Tanggal 12 Juli 1960 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa perlu diadakan Peraturan

Lebih terperinci

1 A D I A R T I I K A L U N I D U A P U L U H D U A B E L A S

1 A D I A R T I I K A L U N I D U A P U L U H D U A B E L A S 1 A D I A R T I I K A L U N I D U A P U L U H D U A B E L A S SIDANG PLENO MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI SMKN 20 ( d/h SMEAN 12 JAKARTA ) IKALUNI DUAPULUH DUABELAS SURAT KEPUTUSAN NO : 002/MUBES/29-X1/2015

Lebih terperinci

Bab I LAMBANG ASASI. Pasal 1. Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih.

Bab I LAMBANG ASASI. Pasal 1. Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih. 1 Bab I LAMBANG ASASI Pasal 1 Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih Pasal 2 Anggaran Rumah Tangga ASASI Asosiasi Akademisi Perguruan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 Nama

ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 Nama ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Serikat ini bernama Serikat Pekerja PT Indosat (Persero) Tbk disingkat SP Indosat. Pasal 2 Sifat

Lebih terperinci

MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR

MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI BUMISERAM (IKAB) MAKASSAR JAKARTA, 19 JULI 2009 KEPUTUSAN MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA NASIONAL TOTAL INDONESIE

ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA NASIONAL TOTAL INDONESIE Halaman 1 dari 24 ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA NASIONAL TOTAL INDONESIE PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA bahwa pembangunan nasional adalah merupakan suatu manifestasi dari rasa syukur kepada

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS PUSAT ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA (ASLI)

KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS PUSAT ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA (ASLI) KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS PUSAT ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA (ASLI) NOMOR : B.007/DPP-ASLI.02/SK/III/2016 TENTANG PERATURAN ORGANISASI (PO) ASLI TENTANG TATA KERJA DEWAN PIMPINAN PUSAT (DPP) ASLI Menimbang

Lebih terperinci

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA MUKADIMAH Bahwa industri komunikasi dan pemasaran sebagai bagian dari sistem perekonomian modern dan global, patut diarahkan serta diberdayakan sesuai

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA BAB I UMUM Pasal 1 Pengertian Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran Anggaran Dasar IAP Pasal 2 Pengertian Umum (1) Ahli adalah seorang yang berlatar belakang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa : Bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku yang terpadu menjadi bangsa yang besar adalah anugerah Tuhan

Lebih terperinci

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) Politeknik Negeri

Lebih terperinci

PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI

PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA ------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini bersumber pada Anggaran Dasar IKA- STEMBAYO yang berlaku oleh karena itu tidak bertentangan dengan ketentuan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum Pendidik dan peneliti adalah ilmuwan berprofesi pendidik dan peneliti

Lebih terperinci

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI Pendirian koperasi didasarkan oleh keinginan dari beberapa orang yang bersepakat bergabung, mengelola kegiatan dan kepentingan

Lebih terperinci

MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society

MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA 2003-2006 ANGGARAN DASAR MASTEL MUKADIMAH Bahwa dengan berkembangnya teknologi, telah terjadi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Masyarakat Telematika Indonesia The Indonesian ICT Society ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Dasar MASTEL MUKADIMAH Bahwa dengan berkembangnya teknologi, telah terjadi konvergensi bidang Telekomunikasi,

Lebih terperinci

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP 2017 Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017 Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 Menimbang 1. Bahwa Untuk Kelancaran Kinerja SMFISIPUNDIP2017

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) (INDONESIAN PROCUREMENT SPECIALISTS ASSOCIATION) ANGGARAN RUMAH TANGGA halaman 1 dari 14 IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA DISINGKAT IAPI ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB

Lebih terperinci

A N G G A R A N D A S A R

A N G G A R A N D A S A R A N G G A R A N D A S A R D A F T A R I S I : 1. Mukadimah 2. Bab I: Ketentuan Umum Pasal 1 3. Bab II: Nama, Tempat Kedudukan dan Jangka Waktu Pendirian Pasal 2 4. Bab III: Asas, Landasan, Tujuan dan Kegiatan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH LAMPIRAN IV-B: KEPUTUSAN MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-45 TENTANG ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH Pasal 1 Tempat Kedudukan (1) Muhammadiyah berkedudukan di tempat didirikannya,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH

ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang 22-24 Januari 2015 ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA () MUKADDIMAH Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sesungguhnya mahasiswa peternakan

Lebih terperinci

Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah

Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Pasal 1 Tempat Kedudukan (1) Muhammadiyah berkedudukan di tempat didirikannya, yaitu Yogyakarta (2) Pimpinan Pusat sebagai pimpinan tertinggi memimpin Muhammadiyah secara

Lebih terperinci

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA KOMPUTER INDONESIA (APKOMINDO). Bunyi Anggaran Rumah Tangga APKOMINDO

Lebih terperinci

BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO. KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA

BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO. KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA BADAN PERWAKILAN DESA Menimbang : a. Bahwa untuk mewujudkan efisiensi

Lebih terperinci

M U K A D I M A H DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

M U K A D I M A H DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA M U K A D I M A H DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Bahwa perjuangan Bangsa Indonesia untuk mengisi kemerdekaan sejak 17 Agustus 1945 telah memasuki tahap yang makin memerlukan optimalisasi potensi bangsa,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN PEMBUKAAN Program Pamsimas telah membangun prasarana dan sarana air minum dan sanitasi di desa/ kelurahan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia MUKADIMAH Bahwa guna mengisi dan melaksanakan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, yang berdasarkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2002 TAHUN : 2002 NOMOR : 28 S E R I : D PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS PADJADJARAN

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS PADJADJARAN ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS PADJADJARAN Universitas Padjadjaran sebagai institusi pendidikan pada hakikinya adalah pusat bagi kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1 1. Status keanggotaan BKKMTKI terdiri dari: a. anggota; dan b. calon anggota. 2. Anggota

Lebih terperinci

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DESA WATUGAJAH, KECAMATAN GEDANGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DESA WATUGAJAH, KECAMATAN GEDANGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DESA WATUGAJAH, KECAMATAN GEDANGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL KEPUTUSAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA NOMOR : 02/KPTS/BPD/2013 TENTANG TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN DESA Menimbang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. XOB SEKRETARIAT Jl. Flores No. 1 Bandung. Sejarah Singkat Berdirinya Club

PENDAHULUAN. XOB SEKRETARIAT Jl. Flores No. 1 Bandung. Sejarah Singkat Berdirinya Club PENDAHULUAN Sejarah Singkat Berdirinya Club XOB adalah suatu club motor yamaha xabre di Bandung di bawah naungan Ikatan Motor Indonesia (IMI). XOB didirikan pada hari jumat, 1 April 2016. XOB terbentuk

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Rumah Tangga FPTI FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA PENDAHULUAN Anggaran Rumah Tangga ini merupakan pelengkap dan bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar yang bertujuan

Lebih terperinci

DEWAN PIMPINAN PUSAT KORPS INSPEKTUR TAMBANG INDONESIA

DEWAN PIMPINAN PUSAT KORPS INSPEKTUR TAMBANG INDONESIA DEWAN PIMPINAN PUSAT KORPS INSPEKTUR TAMBANG INDONESIA Gedung A Jalan Prof. Dr. Supomo, SH No. 10, Jakarta 12870 Kotak Pos: 4632/kby Telepon: (021) 8295608 Fax: (021) 8297642 E-mail: kita@minerba.esdm.go.id

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI ARUNG JERAM INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI ARUNG JERAM INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI ARUNG JERAM INDONESIA BAB I U M U M Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga Anggaran Rumah Tangga ini merupakan pelengkap dan penjabaran lebih lanjut dari Anggaran Dasar. Pasal 2 Lambang

Lebih terperinci

KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN

KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN BAB 1 PERJANJIAN KERJA 1.1. DEFINISI Pasal 1 UU No. 13/2003 14. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja / buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota KOPPEFINDO terdiri dari: a. Anggota Pendiri yaitu anggota yang tercatat di Anggaran

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA Pembukaan Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB II BADAN PENGURUS

BAB II BADAN PENGURUS BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 (1). Permohonan untuk menjadi anggota Primer Koperasi Ikatan Dokter Indonesia (Primkop-IDI) diajukan oleh calon anggota kepada Badan Pengurus Primkop-IDI secara tertulis dengan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN)

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) BAB I DOKTRIN Pasal 1 Doktrin AMAN adalah Tri Satya, yakni : 1. Setia menjaga dan memelihara tanah air titipan leluhur sebagai sumber

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Syarat-Syarat Keanggotaan 1. Yang menjadi anggota KNPI adalah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 07/SK/SA/2004 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB SENAT AKADEMIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 07/SK/SA/2004 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 07/SK/SA/2004 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB SENAT AKADEMIK Menimbang : Mengingat : Memperhatikan : SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA, a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perlu ditetapkan Peraturan Tata-tertib Dewan Perwakilan Rakyat

Lebih terperinci

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMMG ITB

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMMG ITB 0 AD/ART ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Mahasiswa Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung adalah bagian dari civitas akademik pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI SERIKAT PEKERJA KAHUTINDO. Pembukaan

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI SERIKAT PEKERJA KAHUTINDO. Pembukaan Lampiran : Keputusan MUNAS-IV FSP KAHUTINDO Nomor : KEP-06a/MUNAS.IV/FSPK/VIII/2009 Tanggal : 3 Agustus 2009 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI SERIKAT PEKERJA KAHUTINDO Pembukaan Dengan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. mami. Sekretariat: Jl. MT. Haryono 165, Malang

ANGGARAN DASAR. mami. Sekretariat: Jl. MT. Haryono 165, Malang ANGGARAN DASAR mami Masyarakat Akuntansi Multiparadigma Indonesia Sekretariat: Jl. MT. Haryono 165, Malang www.mami.or.id info@mami.or.id MUKADIMAH 1. Bahwa ilmu dan praktik akuntansi perlu dikembangkan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 BAB I STRUKTUR ORGANISASI Pasal 1 Komisi Paripurna (1) Komisi Paripurna dipimpin oleh seorang Ketua dan 2 (dua) orang Wakil Ketua. (2) Sidang

Lebih terperinci

PENGUKUHAN 16 Oktober 2016 JAKARTA

PENGUKUHAN 16 Oktober 2016 JAKARTA PENGUKUHAN 16 Oktober 2016 JAKARTA Halaman ini sengaja dikosongkan AD ANGGARAN DASAR NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Perkumpulan ini bernama Alumni Rancang Kota ITB disingkat ARKI dan berkedudukan di

Lebih terperinci

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PERKUMPULAN Nomor : 35.- -Pada hari ini, Selasa, tanggal 15 (lima belas), bulan Juli, tahun 2014 (dua ribu empat belas), pukul 16.15 (enam belas lewat lima belas menit) WIB (Waktu Indonesia Barat).------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC)

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC) Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Anggota ZEC adalah seperti yang dimaksud dalam Pasal 11 Anggaran Dasar Daihatsu Zebra Club. Pasal 2 Ketentuan dan Syarat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW ANGGARAN RUMAH TANGGA Nusantara Corruption Watch (NCW) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Persyaratan

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DI KPPU KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DI KPPU KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DI KPPU KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan transparansi dan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY

ANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY ANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI MAGISTER TEKNIK MESIN (IKA MTM-UP) UNIVERSITAS PANCASIA

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI MAGISTER TEKNIK MESIN (IKA MTM-UP) UNIVERSITAS PANCASIA ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI MAGISTER TEKNIK MESIN (IKA MTM-UP) UNIVERSITAS PANCASIA ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI MAGISTER TEKNIK MESIN UNIVERSITAS PANCASILA MUKADIMAH Alumni Magister Teknik Universitas

Lebih terperinci

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA KELUARGA BESAR MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Nomor : 010/ MUSYANGKBMK/ I/ 2017

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA KELUARGA BESAR MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Nomor : 010/ MUSYANGKBMK/ I/ 2017 KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA KELUARGA BESAR MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Nomor : 010/ MUSYANGKBMK/ I/ 2017 TENTANG : ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KELUARGA BESAR MAHASISWA

Lebih terperinci

BADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G

BADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G BADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G PERATURAN TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA PADI Menimbang

Lebih terperinci