BAB II BADAN PENGURUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II BADAN PENGURUS"

Transkripsi

1 BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 (1). Permohonan untuk menjadi anggota Primer Koperasi Ikatan Dokter Indonesia (Primkop-IDI) diajukan oleh calon anggota kepada Badan Pengurus Primkop-IDI secara tertulis dengan menggunakan formulir yang sudah disediakan. Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari, Badan Pengurus harus sudah memberi jawaban penerimaan atau penolakan permohonan tersebut. (2). Sesuai Anggaran Dasar Primkop-IDI, yang dapat memohon menjadi Anggota Primkop-IDI adalah Anggota IDI. (3). Seorang calon anggota, resmi menjadi anggota dengan segala hak dan kewajibannya, apabila ia telah memperoleh persetujuan Badan Pengurus, melunasi Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib sesuai Anggaran Dasar Primkop-IDI, memperoleh kwitansi yang sah dan dicatat didalam buku daftar anggota Primkop-IDI mengenai setoran tersebut serta telah memenuhi persyaratan lain yang ditentukan oleh Badan Pengurus diluar ART ini. (4). Anggota Luar Biasa adalah seseorang WNI yang bukan Anggota IDI atau warga Negara asing yang telah berjasa pada pengembangan Primkop IDI baik langsung maupun tidak langsung serta telah memenuhi ketentuan sesuai pasal (4) ayat (3.a), (3.b), (3.c) dan (3.d) Anggaran Dasar Primkop- IDI. ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI IKATAN DOKTER INDONESIA (5). Anggota Luar Biasa dapat diterima bilamana Badan Pengurus menganggap perlu dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan ayat (3) di atas melalui mekanisme pengusulan secara tertulis kepada Badan Pengurus Primkop-IDI dengan menggunakan formulir yang telah disediakan dan pengesahannya sebagai anggota luar biasa melalui Rapat Anggota Tahunan (RAT). (6). Anggota Luar Biasa yang telah disahkan oleh RAT, mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan Anggota Biasa. (PRIMKOP IDI) BAB II BADAN PENGURUS Pasal 2 Yang dimaksud dengan Badan Pengurus di dalam Anggaran Dasar Primkop-IDI BAB VI pasal 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17 dan 18 adalah: (1). Badan Pengurus yang sudah diangkat dan disahkan oleh Rapat Anggota sesuai Pasal 6 ayat (3) Anggaran Dasar Primkop-IDI. (2). Badan Pengurus yang secara aktif menjalankan tugasnya sesuai dengan fungsi dan jabatannya. 1

2 Pasal 3 (1). Sebelum diangkat dan disahkan di dalam Rapat Anggota, calon Badan Pengurus sudah harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Sudah menjadi anggota aktif selama lebih dari 3 (tiga) tahun, kecuali Badan Pengurus pada saat pendirian Primkop-IDI. b. Telah menunjukkan kepeduliannya terhadap Koperasi. c. Memahami Visi, Misi dan Tujuan atas kemajuan Koperasi. d. Dapat diharapkan mampu bekerjasama dengan Badan Pengurus lain. (2). Setiap anggota Badan Pengurus yang secara berturut-turut tidak hadir dalam 3 (tiga) kali rapat rutin Badan Pengurus tanpa memberi alasan yang dapat diterima Badan Pengurus, dapat dianggap telah meninggalkan jabatannya. (3). Setiap lowongan di dalam Badan Pengurus akan diisi selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak terjadinya lowongan tersebut, dengan jumlah suara lebih dari separuh anggota Badan Pengurus yang hadir. Apabila suatu pengangkatan dilakukan untuk tujuan lain dari pada pengisian sementara, maka anggota Badan Pengurus yang baru itu berhenti pada saat jabatan anggota Badan Pengurus yang digantikannya itu selesai. BAB III KEBIJAKAN BADAN PENGURUS Pasal 4 (1). Badan Pengurus berkewajiban untuk menyusun dan menggariskan pola-pola kebijakan umum Koperasi. Badan Pengurus bertindak atas nama dan bertanggung jawab kepada anggota atas pelaksanaan dari kebijakan-kebijakan yang telah digariskannya meliputi: a. Kebijakan perihal cara-cara permohonan dan penerimaan anggota. b. Kebijakan mengenai usaha dan mekanisme permodalan unit-unit usaha yang sedang dan akan dijalankan sebagaimana termaktub di dalam BAB XI pasal 17 Anggaran Rumah Tangga Primkop-IDI. c. Kebijakan mengenai keikutsertaan anggota dan atau pihak ketiga didalam usaha-usaha yang dikelola oleh Primkop-IDI. Keikutsertaan anggota dan atau pihak ketiga tersebut didalam usaha-usaha Primkop-IDI disampaikan melalui usulan tertulis/proposal bisnis. d. Kebijakan dan usul mengenai pembagian Sisa Hasil Usaha dan saran-saran amandemen terhadap Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga kepada Rapat Anggota Tahunan/Khusus. e. Kebijakan mengenai penerimaan pegawai. f. Kebijakan mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi termasuk jumlah balas jasa yang dapat diterima oleh Badan Pengurus. g. Kebijakan-kebijakan lain yang sewaktu-waktu dikuasakan oleh Rapat Anggota untuk disusun dan digariskan oleh Badan Pengurus. (2). Ketua Badan Pengurus agar memberikan tugas kepada Manager untuk membuat laporan manajemen yang mencakup laporan keuangan, pelaksanaan anggaran dan analisnya setiap bulan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. 2

3 BAB IV PEMILIHAN BADAN PENGURUS Pasal 5 (1). Badan Pengurus membentuk sebuah Panitia Pencalonan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum Rapat Anggota sesuai dengan Pasal 6 ayat (3.b) Anggaran Dasar Primkop-IDI diadakan. Panitia pencalonan terdiri dari dari 3 (tiga) orang anggota, dalam mana tidak boleh duduk lebih dari 2 (dua) orang anggota Badan Pengurus. (2). Tugas Panitia Pencalonan adalah mengajukan calon-calon untuk menjadi team formatur. (3). Rapat Anggota melakukan pemilihan 3 (tiga) orang dari calon-calon yang sudah disahkan oleh Panitia Pencalonan untuk menjadi team formatur. Pemilihan dilakukan dengan pemungutan suara dengan sistem perwakilan berdasarkan cabang/unit-unit usaha Primkop-IDI. (4). Hanya anggota yang mempunyai hak suara yang dapat memilih secara bebas dan rahasia. (5). Banyaknya suara berdasarkan jumlah anggota Primkop-IDI dalam cabang/unit-unit usaha yang ada menggunakan kerangka acuan sebagai berikut: a. sampai dengan 50 anggota Primkop IDI 1 suara. b. 51 sampai dengan 100 anggota Primkop IDI 2 suara. c. 101 sampai dengan 300 anggota Primkop IDI 3 suara. d. 301 sampai dengan 500 anggota Primkop IDI 4 suara. e. 501 sampai dengan 700 anggota Primkop IDI 5 suara. f. Dan seterusnya, dengan jumlah maksimal sebanyak 10 suara. (6). Badan Pengawas, sesuai dengan semangat pembentukan Primkop-IDI, secara ex-officio langsung diketuai oleh Immediate Past President PB IDI, dengan sekretaris adalah ex-officio Ketua Bidang Pengawas PB IDI periode terakhir, ditambah anggota 1 (satu) orang yang diwakili unsur Bendahara PB IDI periode terakhir. (7). Dewan Penasehat, sesuai dengan semangat pembentukan Primkop-IDI, secara ex-officio langsung diketuai oleh Immediate Elect President PB IDI, dengan anggota adalah seluruh mantan Ketua Umum PB IDI pada periode-periode sebelumnya. (8). Pemilihan team formatur Badan Pengurus sebagaimana dimaksud point (6) diatas diputuskan berdasarkan suara terbanyak. BAB V JABATAN DALAM BADAN PENGURUS Pasal 6 Jabatan Badan Pengurus Primkop-IDI yang terdiri atas Ketua, Wakir Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris dan Bendahara merupakan satu kesatuan yang dipimpin oleh Ketua. Jabatan di dalam Badan Pengurusan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan organisasi dengan tetap mempertimbangkan aspek efektifitas dan efisiensi. Secara garis besar Badan Pengurus sesuai dengan jabatannya menjalankan tugas-tugas Koperasi sebagai berikut: 3

4 (1). Menentukan struktur organisasi, dan mengesahkan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam Rapat Anggota. (2). Merumuskan kebijaksanaan operasional Koperasi. (3). Melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap operasional Koperasi. (4). Melakukan konsolidasi terhadap laporan keuangan bulanan. (5). Melakukan evaluasi terhadap laporan pertanggungjawaban manajemen. (6). Bertanggungjawab kepada anggota di dalam Rapat Anggota. Pasal 7 Badan Pengurus Koperasi bertanggung jawab atas jabatan serta seluruh kewajiban yang melekat didalamnya. Dalam pelaksanaan operasionalnya dapat dibantu atau didelegasikan kepada Manager. Secara umum tugas masing-masing Badan Pengurus adalah: (1). KETUA, bertugas mengambil keputusan-keputusan yang bersifat strategis dalam rangka pengembangan Primkop-IDI dan bertanggung jawab atas seluruh aktifitas Primkop-IDI baik secara administratif maupun operasional termasuk memimpin rapat-rapat anggota dan rapat Badan Pengurus, menandatangani surat-surat berharga dan surat-surat lainnya yang bertalian dengan penyelenggaraan keuangan, menjalankan tugas-tugas lainnya yang lazim dikerjakan oleh seorang Ketua, atau yang dibebankan kepadanya oleh Rapat Badan Pengurus tanpa menyimpang dari ketentuan-ketentuan didalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Primkop-IDI dan tugas-tugas lain yang diputuskan didalam Rapat Anggota Tahunan. (2). WAKIL KETUA, membantu dan atau mewakili tugas-tugas Ketua bila berhalangan dan jika dipandang perlu Ketua dapat memberi wewenang secara tertulis dalam suatu tugas yang tidak dapat secara langsung dikerjakan oleh Wakil Ketua. (3). SEKRETARIS, bertanggungjawab terhadap pengembangan kelembagaan dan menyelenggarakan seluruh kegiatan administratif serta kesekretariatan Primkop IDI. Dalam menjalankan tugas kesekretariatan, khususnya yang menyangkut lalu lintas surat-surat keluar ditandatangani oleh Ketua atau Wakil Ketua bersama-sama dengan Sekretaris. Dalam menjalankan tugas administratif, khususnya menyangkut rapat-rapat harus membuat serta memelihara berita acara yang asli dan lengkap dari rapat-rapat anggota dan rapat Badan Pengurus. Sekretaris bertanggungjawab memberitahukan kepada para anggota sebelum rapat diadakan sesuai dengan ketentuan didalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Sekretaris menjalankan tugas-tugas yang dibebankan oleh keputusan Badan Pengurus dengan tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang tertuang didalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini. (4). WAKIL SEKRETARIS, membantu dan atau mewakili tugas-tugas Sekretaris bila berhalangan dan jika dipandang perlu Sekretaris dapat memberi wewenang secara tertulis dalam suatu tugas yang tidak dapat secara langsung dikerjakan oleh Wakil Sekretaris. (5). BENDAHARA, bertugas sebagai pelaksana keuangan di dalam Koperasi dibawah bimbingan dan pengawasan Badan Pengurus. Bendahara bersama Manager berkewajiban untuk melakukan tugas-tugas seperti yang sudah ditentukan didalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Primkop IDI. 4

5 BAB VI BADAN PENGAWAS Pasal 8 (1). Yang diartikan dengan Badan Pengawas disini adalah: Satu atau lebih Pengawas, yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap segala aktifitas usaha yang dijalankan Primkop-IDI. (2). Setiap anggota Badan Pengawas diangkat sesuai dengan ketentuan pasal 5 ayat (6) ART Primkop-IDI. (3). Pada setiap Rapat Anggota Tahunan, terhadap seorang anggota Badan Pengawas yang mengundurkan diri dari jabatannya akan dilakukan pengangkatan penggantinya sesuai dengan aturan khusus. (4). Badan Pengawas mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut: a. Sekurang-kurangnya sekali dalam 6 (enam) bulan memeriksa laporan keuangan dan atau surat-surat berharga, uang tunai dan arsip-arsip Koperasi. b. Mengadakan analisis atas usaha-usaha yang dijalankan dan atas laporan keuangan bulanan, sekurang-kurangnya sekali dalam 6 (enam) bulan. c. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah penutupan tahun buku, mengadakan pemeriksaan terhadap buku-buku Koperasi dan menyampaikan hasil pemeriksaan itu dalam sebuah laporan lengkap kepada Rapat Anggota Tahunan. d. Sekurang-kurangnya satu tahun sekali memeriksa buku-buku anggota guna dicocokkan dengan kartu simpanan dan pinjaman anggota yang tercatat dalam laporan keuangan Koperasi. e. Paling tidak setiap akhir tahun buku melakukan pemeriksaan dan analisis terhadap laporan keuangan sekaligus mendampingi eksternal auditor dan Kantor Auditor yang sudah ditentukan dalam Rapat Anggota Tahunan sebelumnya. f. Menanggapi dan meneliti keluhan-keluhan yang disampaikan oleh anggota-anggota mengenai penyelenggaraan usaha-usaha Koperasi. g. Memeriksa surat-surat permohonan pinjaman yang diajukan oleh anggota dalam waktu tertentu, guna meyakinkan bahwa setiap pinjaman yang dikabulkan ataupun ditolak diperkuat dengan alasan-alasan yang dicantumkan Badan Pengurus Koperasi diatas suratsurat permohonan pinjaman tersebut. h. Dengan suara bulat dapat melakukan skorsing (memberhentikan sementara) dari jabatannya terhadap seorang anggota Badan Pengurus bila hal ini dianggap perlu demi kepentingan usaha-usaha Koperasi, serta memanggil rapat anggota khusus dalam waktu selambatlambatnya 14 hari setelah skorsing dilakukan untuk mempertimbangkan dan memutuskan tindakan yang perlu diambil berdasarkan laporan lengkap Badan Pengawas. i. Bila diminta tiap-tiap bulan Badan Pengawas akan mengirimkan laporan hasil pemeriksaan atas operasional manajemen Koperasi kepada Badan Pengurus. (7). Jabatan, hak dan kewajiban para anggota Badan Pengawas adalah sebagai berikut: a. Ketua Badan Pengawas memimpin rapat-rapat Badan Pengawas dan pelaksanaan kerjanya, memanggil suatu rapat anggota khusus setiap waktu bila dianggap perlu. 5

6 b. Sekretaris Badan Pengawas membuat dan menyimpan berita-berita acara asli dan lengkap mengenai segala tindakan yang diambil oleh Badan Pengawas. c. Anggota Badan Pengawas membantu terlaksananya pekerjaan Badan Pengawas. BAB VII DEWAN PENASEHAT Pasal 9 (1). Penunjukan Dewan Penasehat serta anggotanya sesuai dengan pasal 5 ayat (7) ART Primkop-IDI dan disahkan dalam Rapat Anggota Tahunan. Pengesahan Dewan Penasehat secara resmi disampaikan kepada yang bersangkutan melalui Surat Keputusan yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Badan Pengawas Koperasi. (2). Dewan Penasehat secara khusus membantu kelancaran kegiatan usaha Primkop-IDI dengan memberikan bimbingan dan pengarahan secara langsung atau tidak langsung yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemajuan usaha yang dijalankan oleh Primkop-IDI. BAB VIII PERWAKILAN PRIMKOP IDI DI DAERAH Pasal 10 (1). Untuk mengkoordinir kegiatan unit-unit usaha pusat di daerah (Wilayah dan atau Cabang), maka Badan Pengurus Primkop-IDI menunjuk perwakilan ditingkat Wilayah dan atau Cabang sebagai perpanjangan tangan Primkop-IDI. (2). Penunjukan Perwakilan Primkop-IDI di Daerah akan diputuskan melalui rapat Badan Pengurus yang mekanismenya diatur dalam kebijakan khusus Badan Pengurus Primkop-IDI. (3). Penunjukan Perwakilan Primkop-IDI di Daerah disampaikan kepada yang bersangkutan dalam bentuk Surat Keputusan yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Badan Pengurus Primkop IDI. BAB IX TAHUN BUKU Pasal 11 (1). Tahun Buku Koperasi berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember. Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku-buku Koperasi ditutup. (2). Dari penutupan buku-buku tersebut oleh manajemen dibuatkan neraca dan perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang telah diperiksa oleh Badan Pengurus dan Badan Pengawas berikut laporan keuangan lainnya, harus sudah disediakan di Kantor Koperasi selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum tanggal Rapat Anggota Tahunan agar dapat diperiksa oleh anggota. 6

7 BAB X RAPAT ANGGOTA Pasal 12 Rapat Anggota Primer Koperasi Ikatan Dokter Indonesia adalah: (1). Rapat Anggota Tahunan yaitu rapat anggota yang dimaksud dalam pasal 13 ART Primkop- IDI. (2). Rapat Anggota Luar Biasa yaitu rapat anggota diluar Rapat Anggota Tahunan. Istilah Rapat Anggota di dalam Anggaran Rumah Tangga ini adalah Rapat Anggota Tahunan dan Rapat Anggota Luar Biasa kecuali dengan tegas dinyatakan lain. RAPAT ANGGOTA TAHUNAN Pasal 13 (1). Rapat Anggota Tahunan diselenggarakan tiap selambat-lambatnya bulan Juni. (2). Dalam Rapat Anggota Tahunan: a. Badan Pengurus wajib memberikan laporan tentang jalannya usaha Koperasi dan hasil-hasil yang telah dicapai dalam tahun buku yang lalu. b. Neraca dan perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU) diajukan untuk disahkan oleh rapat. c. Diputuskan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU). d. Dibicarakan hal-hal lain yang diajukan sebagaimana mestinya dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan di dalam Anggaran Dasar. (3). Pengesahan Neraca dan perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU) oleh Rapat Anggota Tahunan, memberi pelunasan dan pembebasan sepenuhnya kepada para anggota Dewan Pengurus dan Badan Pengawas atas tindakan-tindakannya maupun pengawasan yang dijalankannya selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan-tindakan tersebut tercermin di dalam Neraca dan perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU). RAPAT ANGGOTA LUAR BIASA Pasal 14 (1). Rapat Anggota Luar Biasa sewaktu-waktu dapat diadakan jika dianggap perlu oleh Badan Pengurus. (2). Badan Pengurus wajib memanggil dan mengadakan Rapat Anggota Luar Biasa atas permintaan tertulis dari salah seorang Badan Pengurus atau lebih yang mewakili sedikitnya 2/3 dari jumlah anggota yang diperhitungkan dari perwakilannya dalam hal mana harus disebutkan hal-hal yang akan dibicarakan. (3). Jikalau Badan Pengurus lalai menyelenggarakan rapat ini dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender setelah surat permintaan itu diterima, maka yang menandatangani surat berhak memanggil sendiri rapat atas biaya Koperasi, dengan mengindahkan ketentuan-ketentuan yang termaksud di dalam Anggaran Dasar, di dalam rapat itu Ketua rapat dipilih oleh dan dari antara mereka yang hadir dan semua keputusan yang diambil di dalam rapat itu mengikat asal saja tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar. 7

8 TEMPAT DAN PEMANGGILAN RAPAT Pasal 15 (1). Rapat Anggota diadakan di tempat kedudukan Koperasi. (2). Panggilan untuk Rapat Anggota melalui undangan tertulis. Bila dianggap yang akan dibicarakan sangat mendesak dan harus cepat diselesaikan, undangan dapat dipersingkat menjadi 7 (tujuh) hari kalender sebelumnya, satu dan lain dengan tidak memperhitungkan tanggal undangan dan tanggal rapat. (3). Undangan rapat harus mencantumkan hari, tanggal, jam, tempat dan agenda acara rapat. Undangan untuk Rapat Anggota Tahunan harus juga mencantumkan bahwa laporan keuangan audited sudah diselesaikan dan tersedia di kantor Koperasi. PIMPINAN DAN BERITA ACARA RAPAT ANGGOTA Pasal 16 (1). Jika didalam Anggaran Dasar tidak ditentukan lain, maka Rapat Anggota dipimpin oleh Ketua Badan Pengurus, dalam hal Ketua Badan Pengurus berhalangan hadir oleh sebab apapun, rapat dipimpin oleh salah satu anggota Badan Pengurus. Dalam hal seluruh anggota Badan Pengurus tidak dapat hadir oleh sebab apapun, rapat dipimpin oleh Badan Pengawas. Dalam hal seluruh Badan Pengawas tidak hadir oleh sebab apapun, rapat dipimpin oleh Manager. Dan dalam hal Manager tidak hadir oleh sebab apapun, rapat dipimpin oleh salah seorang diantara mereka yang hadir. (2). Dari segala apa yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat dibuat berita acara, untuk sahnya ditandatangani oleh ketua rapat dan salah seorang anggota yang hadir yang ditunjuk untuk itu oleh rapat dari antara mereka yang hadir dan isi berita tersebut menjadi bukti nyata terhadap semua anggota dan pihak ketiga tentang hasil-hasil dan keputusan yang terjadi dalam rapat. (3). Penandatanganan tidak diperlukan jika berita acara rapat dibuat dalam bentuk Akta Departemen Koperasi. BAB XI SIMPANAN ANGGOTA Pasal 17 (1). Simpanan Pokok, Simpanan Wajib dan Simpanan Sukarela maupun Simpanan Khusus dari anggota dicatat di dalam pembukuan Koperasi. (2). Simpanan Pokok sebesar Rp ,- adalah jumlah minimum yang masih harus ada didalam Koperasi untuk seorang anggota mempertahankan statusnya sebagai anggota. (3). Simpanan Wajib sebesar Rp ,- harus disetorkan oleh setiap anggota dengan secara proaktif setiap satu bulan yang dilakukan melalui bagian keuangan Koperasi. (4). Simpanan di atas jumlah Simpanan Wajib dalam setahun dianggap sebagai Simpanan Sukarela. (5). Simpanan Sukarela hanya dari anggota. Simpanan Sukarela disetor melalui kesepakatan bersama masing-masing pihak dan tidak diberikan jasa bunga atau dapat diberikan jasa yang 8

9 besarnya ditentukan kemudian. Simpanan ini selanjutnya diberi status sebagai Simpanan Khusus di dalam pembukuan Koperasi. (6). Selain dari anggota, Primkop-IDI dapat menerima Modal penyertaan dari bukan anggota sebagaimana BAB XI Pasal 18 ayat (4) ART Primkop-IDI. BAB XII KEBIJAKAN USAHA DAN PERMODALAN Pasal 18 (1). Primkop-IDI menyelenggarakan unit-unit usaha sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan dalam BAB III pasal 3 ayat (4) dan (5) Anggaran Dasar Primkop-IDI. (2). Unit-unit usaha yang dijalankan Primkop-IDI dapat dilaksanakan di tingkat pusat, wilayah/propinsi ataupun di tingkat cabang/kabupaten/kotamadya yang dijelaskan lebih lanjut dalam kebijakan khusus Badan Pengurus. (3). Unit-unit usaha dapat dijalankan secara mandiri oleh Primkop-IDI, dan atau melibatkan anggota baik perorangan maupun kelompok dan atau melibatkan pihak-pihak lain yang dapat mendukung kelancaran usaha sebagaimana dijelaskan di dalam kebijakan khusus dan permodalan usaha. (4). Sumber permodalan Primkop IDI dapat berasal dari: a. Simpanan Anggota, terdiri dari Simpanan Pokok, Simpanan Wajib dan Simpanan Sukarela. b. Modal Penyertaan yang berasal dari anggota dan bukan anggota. c. Untuk selanjutnya mekanisme investasi, pengelolaan usaha dan pembagian SHU dijelaskan lebih lanjut dalam kebijakan khusus Badan Pengurus. BAB XIII KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN Pasal 19 Kebijakan akuntansi Primkop-IDI disusun dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang sudah diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan meliputi standar akuntansi keuangan Koperasi. (1). Laporan Keuangan Primkop-IDI meliputi Neraca, perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU), Laporan Arus Kas dan catatan atas laporan keuangan serta Laporan Perubahan Kekayaan Bersih. (2). Perhitungan usaha harus dapat menunjukkan usaha dari unit-unit usaha yang sedang berjalan. (3). Alokasi pendapatan dan beban kepada anggota dan bukan anggota maupun pendapatan IDI pada perhitungan hasil usaha berdasarkan perbandingan manfaat yang diterima oleh anggota dan bukan anggota yang akan diperhitungkan secara sistematis dan rasional. (4). Guna kelancaran operasional dan control manajemen, Badan Pengurus menyusun Kebijakan Anggaran dan Buku Pedoman Akuntansi yang ditata terus-menerus mengikuti perkembangan dan kebutuhan organisasi Primkop-IDI. 9

10 Pasal 20 Kebijakan keuangan Primkop-IDI dilaksanakan sebagaimana lazimnya pengelolaan keuangan yang dilaksanakan oleh suatu lembaga usaha. Informasi keuangan yang harus diungkap di dalam laporan keuangan adalah: (1). Sumber Daya Ekonomi yang dimiliki oleh Primkop-IDI. (2). Kewajiban yang harus dipenuhi oleh Primkop-IDI (3). Kekayaan bersih yang dimiliki oleh anggota dan Primkop-IDI sendiri. (4). Transaksi, kejadian dan keadaan yang terjadi dalam suatu periode yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih Primkop-IDI. (5). Sumber dan Penggunaan Dana serta informasi lain yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas Primkop-IDI. (6). Fungsi dan Tugas Manajemen khususnya Bagian Keuangan Primkop-IDI adalah: a. Memelihara dengan aman semua keuangan, barang tanggungan, surat-surat berharga dan barang-barang lainnya milik Koperasi. b. Ikut bersama-sama dengan manager menandatangani surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan dalam usaha Koperasi. c. Menyimpan dan memelihara semua arsip yang lengkap mengenai segala transaksi keuangan Koperasi, menyimpan baik-baik semua buku-buku bon, surat berharga dan barang-barang tanggungan sedemikian rupa, sehingga setiap saat dapat diperiksa oleh Badan Pengawas. d. Membuat laporan Keuangan dalam waktu 10 (sepuluh) hari setelah tiap-tiap bulan berakhir dan melaporkannya kepada Badan Pengurus dan Badan Pengawas. Untuk laporan tahunan harus diaudit oleh kantor audit independen yang ditentukan dalam Rapat Anggota Tahunan. e. Membuat pertanggung jawaban keuangan dan statistic dalam waktu 15 (lima belas) hari setelah tahun pembukuan berakhir. f. Menerima semua pembayaran atas nama Koperasi dan menyimpannya di tempat yang aman yang ditentukan oleh Badan Pengurus, selambat-lambatnya 48 jam setelah menerimanya. g. Melakukan tugas lainnya seperti membuat surat perjanjian pinjaman, membantu anggota dalam mengisi formulir permohonan pinjaman, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan tugas-tugas bendahara. (7). Didalam menjalankan operasional yang sesuai dengan sistem dan prosedur keuangan Primkop- IDI, manajemen perlu menyusun Pedoman Kerja Keuangan yang disusun sesuai dengan kebijakan yang mengikuti perkembangan organisasi Primkop-IDI. (8). Dalam hal melakukan pinjaman dan atau melakukan jaminan atas pinjaman ataupun penggadaian atas kekayaan Primkop-IDI, Ketua Badan Pengurus dan Manager harus mendapat persetujuan secara tertulis dari seluruh Badan Pengurus dan diketahui oleh Badan Pengawas. 10

11 BAB XIV KEBIJAKAN ANGGARAN Pasal 21 Kebijakan Anggaran Primkop-IDI mencakup fungsi, tugas, tanggung jawab dan kewenangan dalam penyusunan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi yang kerangkanya mengikuti kebijakan dan ketentuan akuntansi yang ada. Karenanya Anggaran Primkop-IDI harus dapat memenuhi fungsi utamanya yaitu: (1). Alat perencanaan Keuangan dan Akuntansi. (2). Alat Kontrol Keuangan dalam Pelaksanaan Kerja. (3). Alat Ukur Keberhasilan Pelaksanaan Rencana Kerja. BENTUK ANGGARAN Pasal 22 Bentuk Anggaran Primkop-IDI yang disusun untuk dilaksanakan bersamaan dengan tahun buku terdiri atas: (1). Anggaran Operasional atau Anggaran Rugi-Laba (2). Anggaran Neraca atau Anggaran Kapital (3). Anggaran Kas atau Cash Flow. BAB XV SISA HASIL USAHA (SHU) Pasal 23 (1). Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan usaha bersih dalam tahun buku berjalan sebagaimana termaktub didalam pasal 31 ayat (1) dan (2) Anggaran Dasar Primkop-IDI. (2). Pada Rapat Anggota Tahunan diputuskan Sisa Hasil Usaha (SHU) untuk dibagi sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang 25 tahun 1992 dan Anggaran Dasar Primkop- IDI yaitu SHU yang sudah dikurangi dengan Cadangan Koperasi sebesar 25% dari pendapatan bersih. (3). Distribusi Pendapatan kepada Ikatan Dokter Indonesia sebagai konsekuensi logis keterikatan kelembagaan Primkop-IDI terhadap Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai berikut: a. Unit Usaha Pusat, mendistribusikan pendapatannya kepada Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) sebesar 10% dari pendapatan bersih dalam bulan berjalan. b. Lembaga Usaha Wilayah, mendistribusikan pendapatannya kepada IDI wilayah sebesar 10% dari pendapatan bersih dalam bulan berjalan. c. Lembaga Usaha Cabang, mendistribusikan pendapatannya kepada IDI Cabang sebesar 10% dari pendapatan bersih dalam bulan berjalan. d. Lembaga Usaha Bersama, yaitu lembaga usaha yang dibentuk dengan interest Group, mendistribusikan pendapatannya sebesar 10% dari pendapatan bersih kepada PB IDI, IDI Wilayah atau IDI Cabang sesuai kedudukan dan keterkaitan lembaga usaha tersebut secara administratif dengan organisasi dimaksud. 11

12 e. Aturan tambahan tentang Distribusi Pendapatan secara teknis akan dibuat dalam ketentuan tersendiri. (4). Komponen pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) sesuai dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 dan Anggaran Dasar Primkop-IDI adalah: a. Anggota, sebanding dengan jasa simpanan yang diberikan : 35% b. Dana Badan Pengurus : 10% c. Dana Pegawai/Karyawan : 10% d. Dana Pendidikan Koperasi : 10% e. Dana Sosial : 5% f. Dana Pembangunan Usaha dan Daerah Kerja : 30% BAB XVI PERUBAHAN TERHADAP ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 24 (1). Anggaran Rumah Tangga yang menyangkut Susunan Badan Pengawas, Susunan Dewan Penasehat dan Distribusi Pendapatan kepada Ikatan Dokter Indonesia tidak dapat dirubah kecuali Primkop- IDI dibubarkan. (2). Perubahan terhadap Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat diadakan berdasarkan keputusan 2/3 (dua per tiga) anggota yang hadir dan mempunyai hak suara dalam Rapat Anggota Tahunan atau Rapat Anggota Khusus yang diadakan untuk itu. (3). Perubahan terhadap Anggaran Rumah Tangga dapat dibicarakan didalam Rapat Anggota atas usul Badan Pengurus atau sekurang-kurangnya 50% dari anggota Primkop-IDI yang mempunyai hak suara. (4). Koperasi menyimpan buku amandemen terhadap Anggaran Rumah Tangga yang selalu tersedia untuk diperiksa oleh anggota dan siapa saja yang mendapat ijin dari Badan Pengurus. (5). Amandemen Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat diterima selama tidak bertentangan dengan: a. Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Peraturan Pemerintah yang berlaku. b. Anggaran Dasar Primer Koperasi Ikatan Dokter Indonesia (Primkop-IDI) yang sudah disahkan. c. Prinsip-prinsip Dasar dan Struktur Koperasi. d. Ketentuan dan Kebijakan Umum Badan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI). e. Ketertiban Umum dan atau Kesusilaan. ANGGARAN RUMAH TANGGA INI DITERIMA DAN DISAHKAN OLEH RAPAT ANGGOTA YANG DIADAKAN PADA TANGGAL: 17 MARET 2001 DI JAKARTA. DITANDATANGANI OLEH Ketua Sekretaris Prof. DR. Dr. M. Ahmad Djojosugito, MHA Dr. Fachmi Idris, M.Kes 12

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota KOPPEFINDO terdiri dari: a. Anggota Pendiri yaitu anggota yang tercatat di Anggaran

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga Primer Koperasi Pegawai UPN Veteran Yogyakarta yang selanjutnya

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -----BAB I ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ----

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN BISNIS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN BISNIS INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN BISNIS INDONESIA MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Karyawan PT Jurnalindo Aksara Grafika, dengan penuh kesadaran, ikhlas serta didorong oleh semangat berkoperasi

Lebih terperinci

1 Januari 2016 KOPERASI TRISAKTI ANGGARAN RUMAH TANGGA

1 Januari 2016 KOPERASI TRISAKTI ANGGARAN RUMAH TANGGA 1 Januari 2016 KOPERASI TRISAKTI ANGGARAN RUMAH TANGGA ART KOSAKTI-2016 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI (KOSAKTI) BAB I KANTOR CABANG Pasal 1 1. KOPERASI dapat mendirikan kantor

Lebih terperinci

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI Pendirian koperasi didasarkan oleh keinginan dari beberapa orang yang bersepakat bergabung, mengelola kegiatan dan kepentingan

Lebih terperinci

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan ANGGARAN DASAR SAAT INI ANGGARAN DASAR PERUBAHAN PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan PASAL 3 MAKSUD DAN

Lebih terperinci

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN STATUS DAN JANGKA WAKTU MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN STATUS DAN JANGKA WAKTU MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Yayasan ini bernama [ ] disingkat [ ], dalam bahasa Inggris disebut [ ] disingkat [ ], untuk selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut "Yayasan" berkedudukan di

Lebih terperinci

BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN ---------------------------- BAB I ---------------------------- ------------------ NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN ------------------ --------------------------- Pasal 1 --------------------------- (1) Koperasi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI

ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Koperasi ini bernama KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut KOPERASI.

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk.

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. 1 PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. BAGIAN I : DASAR HUKUM Pembentukan, pengorganisasian, mekasnisme kerja, tugas

Lebih terperinci

Definisi Koperasi adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.

Definisi Koperasi adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. AD/ART KOPERASI: MENGENAL KOPERASI DI INDONESIA Definisi Koperasi adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. UU No. 12 tahun 1967 tentang Pokok - Pokok Perkoperasian, Koperasi

Lebih terperinci

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PERKUMPULAN Nomor : 35.- -Pada hari ini, Selasa, tanggal 15 (lima belas), bulan Juli, tahun 2014 (dua ribu empat belas), pukul 16.15 (enam belas lewat lima belas menit) WIB (Waktu Indonesia Barat).------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undangundang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA Anggaran Dasar di bawah ini adalah Anggaran Dasar Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia sebagaimana telah diubah dan disahkan dalam Rapat Anggota

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR SELAPARANG KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar yang ditetapkan pada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-undang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 40-2007 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 13, 1995 ( Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3587) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA ANGGARAN DASAR Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU Pasal 1 (1) Badan Usaha ini adalah koperasi Pekerja dan Pengusaha Media dengan nama Koperasi

Lebih terperinci

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003 BAB I UMUM Pasal 1 (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003 (2) Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penjabaran dan

Lebih terperinci

PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PT Nomor : Pada hari ini, - - Pukul -Hadir dihadapan saya, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan akan disebutkan pada bagian akhir akta ini :- 1. Nama

Lebih terperinci

Perseroan ), berkedudukan di Kotamadya

Perseroan ), berkedudukan di Kotamadya CONTOH AKTA PENDIRIAN / ANGGARAN DASAR PERSEROAN TERBATAS =============== ------------- NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN ------------- ---------------------- Pasal 1 ---------------------- 1. Perseroan terbatas

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat,

Lebih terperinci

Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah

Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah AKTA PENDIRIAN YAYASAN "..." Nomor :... Pada hari ini,..., tanggal... 2012 (duaribu duabelas) pukul... Waktu Indonesia Barat. Berhadapan dengan saya, RUFINA INDRAWATI TENGGONO, Sarjana Hukum, Notaris di

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 KETENTUAN UMUM Anggota Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) adalah perseorangan dan perusahaan yang

Lebih terperinci

KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK. (1) Badan Usaha Koperasi ini bernama KOPERASI

KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK. (1) Badan Usaha Koperasi ini bernama KOPERASI ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ------ ---- ---- ---- ---PERUBAHAN ANGGARAN DASAR---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -- KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK MANDIRI----

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA BAB I PERHIMPUNAN WILAYAH Syarat dan Tatacara Pendirian Perhimpunan Wilayah Pasal 1 (1) Perhimpunan Wilayah adalah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2009 No. Urut: 06 LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT) BALAIRUNG CITRAJAYA SUMBAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI USAHA BERSAMA ALUMNI STMN CIAMIS. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

ANGGARAN DASAR KOPERASI USAHA BERSAMA ALUMNI STMN CIAMIS. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 ANGGARAN DASAR KOPERASI USAHA BERSAMA ALUMNI STMN CIAMIS BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Koperasi ini bernama Koperasi Usaha Bersama Alumni STMN Ciamis dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini

Lebih terperinci

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas). KOPERASI.. Nomor : 12 Pada hari ini, Kamis, tanggal 10-09-2015 (sepuluh September dua ribu lima belas). Pukul 16.00 (enam belas titik kosong-kosong) Waktu Indonesia Bagian Barat. ------- - Hadir dihadapan

Lebih terperinci

AD/ART KOPERASI PRAKTISI PENDINGIN INDONESIA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 BAB II LANDASAN, AZAS, TUJUAN PRINSIP. Pasal 2.

AD/ART KOPERASI PRAKTISI PENDINGIN INDONESIA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 BAB II LANDASAN, AZAS, TUJUAN PRINSIP. Pasal 2. AD/ART KOPERASI PRAKTISI PENDINGIN INDONESIA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Koperasi ini bernama Koperasi Praktisi Pendingin Indonesia yang disingkat dengan "KOPPI", dan selanjutnya dalam Anggaran

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA) Sumber: LN 1995/13; TLN NO. 3587 Tentang: PERSEROAN TERBATAS Indeks: PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH PT. MAPAN KOTA SUNGAI PENUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAA ESA

Lebih terperinci

AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. Pada hari ini, Hadir dihadapan saya, Notaris di...

AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. Pada hari ini, Hadir dihadapan saya, Notaris di... AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. NOMOR: Pada hari ini, Hadir dihadapan saya, Notaris di... Dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan akan disebut pada bagian akhir akta ini.-------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

AKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:.

AKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:. AKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:. Pada hari ini Tanggal ( ) Pukul ( )Waktu Indonesia Bagian. Berhadapan dengan saya,, Sarjana Hukum, Notaris, dengan dihadiri oleh saksi yang saya kenal dan akan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk dapat berperan

Lebih terperinci

Usulan Perubahan Anggaran Dasar (AD)

Usulan Perubahan Anggaran Dasar (AD) AD PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM Pasal 10 PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM Pasal 10 10.8. N.A 10.8.Pemegang saham yang meminta penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (6) wajib tidak mengalihkan

Lebih terperinci

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk.

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. Pasal SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. Pasal PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM PASAL 10 PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

ANGGARAN RUMAH TANGGA. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA ANGGARAN RUMAH TANGGA Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA BAB I U S A H A Pasal 1 (1) Dalam bidang ideal Koperasi memberikan tuntunan bimbingan penerangan dan pendidikan kepada anggotanya

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA atau dikenal dengan ASOSIASI MANAJER INVESTASI INDONESIA (AMII) 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA atau dikenal

Lebih terperinci

BAB I NAMA TEMPAT KEDUDUKAN. menjalankan kegiatan sebagai berikut: 1. Membina dan mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara para anggotanya.

BAB I NAMA TEMPAT KEDUDUKAN. menjalankan kegiatan sebagai berikut: 1. Membina dan mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara para anggotanya. BAB I NAMA TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Badan Usaha ini bernama Kelompok Simpan Pinjam Warga Sejahtera dengan nama singkatan KSPWS KSPWS berkedudukan hukum di Rt 2/11 Desa Cijujung Kecamatan Sukaraja Kabupaten

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI

PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI 7 Lampiran : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor : 10/Per/M.KUKM/XII/2011 Tentang : Pedoman Penyelenggaraan Rapat Anggota Koperasi PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AGRO SELAPARANG KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

PEDOMAN DEWAN DIREKSI PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING TBK

PEDOMAN DEWAN DIREKSI PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING TBK PEDOMAN DEWAN DIREKSI PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING TBK TUJUAN Pedoman Dewan Komisaris dan Direksi dibuat sebagai landasan atau pedoman yang mengikat setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan tujuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan berdasarkan kebiasaan dalam masyarakat,

Lebih terperinci

PIAGAM KOMISARIS. A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan

PIAGAM KOMISARIS. A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan PIAGAM KOMISARIS A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan I. Struktur: 1. Dewan Komisaris paling sedikit terdiri dari 2 (dua) orang anggota. Salah satu anggota menjabat sebagai Komisaris Utama dan satu

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pada saat ini perkumpulan di Indonesia

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 126 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN JAWATAN RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA 2011-2016 PENDAHULUAN Sejarah terbentuknya Asosiasi Dosen pendidikan guru sekolah dasar di Indonesia didasari dengan adanya keinginan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN Pasal 1 Landasan Penyusunan 1. Anggaran Rumah Tangga disusun berlandaskan pada Anggaran Dasar yang

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi merupakan wadah usaha bersama yang

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pada saat ini perkumpulan orang di Indonesia

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR BERMARTABAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR APMMI

ANGGARAN DASAR APMMI ANGGARAN DASAR APMMI November 2000 DAFTAR ISI I. Daftar isi i II. Mukadimah 1 III. Nama, Tempat Kedudukan dan Sekretariat 2 IV. Pendirian 2 V. Visi dan Misi 2 VI. Tujuan 3 VII. Kegiatan 3 VIII. Keanggotan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN JAWATAN RADIO REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN JAWATAN RADIO REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN JAWATAN RADIO REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan daya

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BMW CAR CLUBS INDONESIA BAGIAN PERTAMA KEANGGOTAAN. Pasal 1 Definisi

ANGGARAN RUMAH TANGGA BMW CAR CLUBS INDONESIA BAGIAN PERTAMA KEANGGOTAAN. Pasal 1 Definisi ANGGARAN RUMAH TANGGA BMW CAR CLUBS INDONESIA BAGIAN PERTAMA KEANGGOTAAN Pasal 1 Definisi 1. Sesuai dengan Anggaran Dasar BMW Car Clubs Indonesia (BMWCCI), beberapa hal yang spesifik akan diperinci, dinyatakan

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS 1 tahun ~ keharusan Perseroan menyesuaikan ketentuan Undang-undang ini Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, Perseroan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR YAYASAN GEDHE NUSANTARA

ANGGARAN DASAR YAYASAN GEDHE NUSANTARA ANGGARAN DASAR YAYASAN GEDHE NUSANTARA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Yayasan ini bernama Yayasan Gedhe Nusantara (selanjutnya dalam anggaran dasar ini cukup disingkat dengan Yayasan), berkedudukan

Lebih terperinci

YAYASAN BHAKTI TRI DHARMA KOSGORO JAKARTA ( KESATUAN ORGANISASI SERBAGUNA GOTONG ROYONG ) SURAT KEPUTUSAN

YAYASAN BHAKTI TRI DHARMA KOSGORO JAKARTA ( KESATUAN ORGANISASI SERBAGUNA GOTONG ROYONG ) SURAT KEPUTUSAN SURAT KEPUTUSAN NOMOR : KEP-01/YBTD-KOSGORO/II/2012 T E N T A N G ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN BHAKTI TRI DHARMA KOSGORO JAKARTA Menimbang : 1. Bahwa untuk melaksanakan kegiatan operasional Yayasan Bhakti

Lebih terperinci

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA BAB I PENERIMAAN DAN PENGANGKATAN ANGGOTA Pasal 1 1. Permintaan untuk menjadi anggota, dilakukan secara tertulis dan disampaikan kepada

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN JAWATAN RUMAH SAKIT DR. M. DJAMIL PADANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN JAWATAN RUMAH SAKIT DR. M. DJAMIL PADANG www.legalitas.org PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN JAWATAN RUMAH SAKIT DR. M. DJAMIL PADANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM GUNUNG POTENG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI MITRA SEJAHTERA JAKARTA. BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN DAERAH KERJA Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI MITRA SEJAHTERA JAKARTA. BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN DAERAH KERJA Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI MITRA SEJAHTERA JAKARTA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN DAERAH KERJA Pasal 1 1. Koperasi ini bernama Koperasi Karyawan PT. Bank Central Asia Mitra Sejahtera Jakarta disingkat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA BAB I UMUM Pasal 1 Pengertian Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran Anggaran Dasar IAP Pasal 2 Pengertian Umum (1) Ahli adalah seorang yang berlatar belakang

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT EMDEKI UTAMA Tbk

PEDOMAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT EMDEKI UTAMA Tbk PEDOMAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT EMDEKI UTAMA Tbk I. LATAR BELAKANG Berdasarkan Pasal 35 Ayat (1) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 UU Tentang Yayasan BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) Bismillahirrahmanirrahim PEMBUKAAN Manusia dianugerahi potensi diri dan hikmah tertinggi yang membuatnya lebih mulia dari mahkluk

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI

ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI Masjid Darussalam Jl. Boulevard Utama No. 1 Kota Wisata Cibubur Gunung Putri - Bogor BAB I NAMA TEMPAT DAN KEDUDUKAN Pasal 1 (1) Koperasi ini bernama Koperasi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ATAU SUSUNAN ORGANISASI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk dapat berperan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 112, 2001 Kehakiman. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah. Wasiat. (Penjelasan dalam Tambahan

Lebih terperinci

Usulan Perubahan Anggaran Dasar Bank Permata

Usulan Perubahan Anggaran Dasar Bank Permata Usulan Perubahan Anggaran Dasar Bank Permata No. ANGGARAN DASAR PT BANK PERMATA Tbk USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT BANK PERMATA Tbk Peraturan 1. Pasal 6 ayat (4) Surat saham dan surat kolektif saham

Lebih terperinci

KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan bagian dan satu

KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan bagian dan satu ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK MANDIRI---- ---- ---- ---- ---- ----

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 13 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1962 TENTANG BANK PEMBANGUNAN SWASTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1962 TENTANG BANK PEMBANGUNAN SWASTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1962 TENTANG BANK PEMBANGUNAN SWASTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Garis-garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan

Lebih terperinci

BAB II NAMA DAN KEDUDUKAN KOPERASI

BAB II NAMA DAN KEDUDUKAN KOPERASI Anggaran Rumah Tangga Koperasi Agro Kencana 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga memuat peraturan pelaksanaan ketentuanketentuan yang tercantum di dalam Anggaran Dasar (AD. Pasal 45). Pasal

Lebih terperinci

CONTOH AKTA PENDIRIAN (BARU) YAYASAN YAYASAN

CONTOH AKTA PENDIRIAN (BARU) YAYASAN YAYASAN CONTOH AKTA PENDIRIAN (BARU) YAYASAN YAYASAN Nomor: - Pada hari ini, - tanggal - bulan - tahun - pukul WI (Waktu Indonesia ). -------------------------------------- Menghadap kepada saya 1,--------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

K O M I S I I N F O R M A S I

K O M I S I I N F O R M A S I K O M I S I I N F O R M A S I PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN TATA TERTIB KOMISI INFORMASI PROVINSI KEPULAUAN RIAU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Komisi Informasi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH JALAN TOL KABUPATEN PASURUAN MENJADI PERSEROAN TERBATAS JALAN TOL KABUPATEN PASURUAN DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 12 SERI E

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 12 SERI E LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 12 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PERCETAKAN KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1999 TENTANG PENETAPAN PERGURUAN TINGGI NEGERI SEBAGAI BADAN HUKUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1999 TENTANG PENETAPAN PERGURUAN TINGGI NEGERI SEBAGAI BADAN HUKUM penjelasan pasal demi pasal PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1999 TENTANG PENETAPAN PERGURUAN TINGGI NEGERI SEBAGAI BADAN HUKUM Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA a. bahwa proses

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DIREKSI PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. ("Perusahaan")

PEDOMAN KERJA DIREKSI PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. (Perusahaan) PEDOMAN KERJA DIREKSI PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. ("Perusahaan") I. PENDAHULUAN Pedoman Kerja Dewan Direksi ("Pedoman Kerja Direksi") ini merupakan bagian dari Good Corporate Governance Perusahaan yang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 BAB I STRUKTUR ORGANISASI Pasal 1 Komisi Paripurna (1) Komisi Paripurna dipimpin oleh seorang Ketua dan 2 (dua) orang Wakil Ketua. (2) Sidang

Lebih terperinci

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. DENGAN PERATURAN POJK NOMOR 32/ POJK.04/2014 DAN NOMOR 33/ POJK.

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. DENGAN PERATURAN POJK NOMOR 32/ POJK.04/2014 DAN NOMOR 33/ POJK. RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. DENGAN PERATURAN POJK NOMOR 32/ POJK.04/2014 DAN NOMOR 33/ POJK.04/2014 Sebelum/ Before Pasal 11 Ayat 5 Pasal 11 Ayat 5 5. (a) Seorang

Lebih terperinci