ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI SERIKAT PEKERJA KAHUTINDO. Pembukaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI SERIKAT PEKERJA KAHUTINDO. Pembukaan"

Transkripsi

1 Lampiran : Keputusan MUNAS-IV FSP KAHUTINDO Nomor : KEP-06a/MUNAS.IV/FSPK/VIII/2009 Tanggal : 3 Agustus 2009 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI SERIKAT PEKERJA KAHUTINDO Pembukaan Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Bahwa pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia adalah untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur, lahir dan bathin berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Dan untuk mewujudkan cita-cita tersebut, para pekerja sebagai komponen bangsa yang merdeka dan berdaulat mempunyai komitmen dan tanggung jawab yang tinggi untuk berperan dalam mensukseskan pembangunan. Bahwa pekerja sebagai warga negara memiliki hak dan kedudukan yang sama dalam hukum, kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran dan pendapat baik secara lisan maupun tulisan, memperoleh penghasilan, jaminan sosial dan penghidupan yang layak bagi kemanusian. Bahwa untuk memperjuangkan hak-haknya tersebut, dan sebagai sarana untuk melindungi dan membela kepentingan serta meningkatkan kesejahteraan pekerja beserta keluarganya, para pekerja yang termasuk dalam klasifikasi lapangan usaha Indonesia sektor Perkayuan, Perhutanan, Perkebunan, Pertanian dan sektor formal lainnya serta sektor informal yang berkedudukan di satu perusahaan dan/atau di kawasan industri, bersepakat menggabungkan diri dalam Serikat Pekerja KAHUTINDO. Serikat Pekerja KAHUTINDO adalah merupakan kelanjutan dari Serikat Buruh Perkayuan (SBP) yang didirikan pada tanggal 14 Juli 1973; melalui Musyawarah Nasional tahun 1985 ditetapkan menjadi Serikat Pekerja Perkayuan dan Perhutanan (SPPP); dan dalam Musyawarah Nasional ke-i (satu) pada tanggal Agustus 1995 di Evergreen Cisarua Bogor ditetapkan menjadi Serikat Pekerja Perkayuan dan Perhutanan Indonesia (SP KAHUT INDONESIA); seiring dengan diterbitkannya Keputusan Presiden nomor 83 tahun 1998, maka melalui Musyawarah Nasional ke-ii (dipercepat) pada tanggal Oktober 1998 di Lembah Pinus-Jawa Barat yang diikuti oleh 15 DPD SP KAHUT INDONESIA dan 24 Cabang serta 37 PUK SP KAHUT INDONESIA dari seluruh Indonesia ditetapkan menjadi SP KAHUTINDO sekaligus perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan Kepengurusan DPP SP KAHUTINDO untuk masa bakti ; dan selanjutnya dalam Musyawarah Nasional ke III pada tanggal Juni 2004 di Padepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah - Jakarta yang diikuti oleh 12 DPD FSP KAHUTINDO dan 18 DPC FSP KAHUTINDO serta 70 orang mewakili unsur PUK SP KAHUTINDO dari seluruh Indonesia ditetapkan menjadi Federasi Serikat Pekerja Perkayuan Perhutanan dan Umum Seluruh Indonesia (FSP KAHUTINDO) sekaligus perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan kepengurusan DPP FSP KAHUTINDO untuk masa bhakti Sebagai serikat pekerja yang bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab, Federasi Serikat Pekerja Perkayuan Perhutanan dan Umum Seluruh Indonesia (FSP KAHUTINDO) senantiasa berupaya mempertahankan integritas sebagai wadah tunggal perjuangan anggotanya, terus-menerus meningkatkan profesionalisme, produktivitas dan etos kerja dalam rangka memberikan perlindungan dan meningkatkan kesejahteraan para anggota dan keluarganya, dan dalam upaya mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan, maka melalui Musyawarah Nasional ke-iv (empat) disusunlah Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut : AD-ART FSP KAHUTINDO 1

2 ANGGARAN DASAR BAB I NAMA, JANGKA WAKTU, BENTUK DAN KEDUDUKAN Pasal 1 Nama dan Jangka Waktu Organisasi ini bernama Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini disebut organisasi), adalah merupakan kelanjutan dari Serikat Buruh Perkayuan (SBP) yang didirikan pada tanggal 14 Juli 1973, pada Musyawarah Nasional tahun 1985 ditetapkan menjadi Serikat Pekerja Perkayuan dan Perhutanan (SPPP), pada Musyawarah Nasional I tahun 1995 ditetapkan menjadi Serikat Pekerja Perkayuan dan Perhutanan Indonesia (SP KAHUT INDONESIA) dan pada Musyawarah Nasional II (dipercepat) pada tanggal 7-8 Oktober 1998 ditetapkan menjadi SP KAHUTINDO, selanjutnya pada Musyawarah Nasional ke III pada tanggal Juni 2004 ditetapkan menjadi Federasi Serikat Pekerja Perkayuan Perhutanan dan Umum Seluruh Indonesia (FSP KAHUTINDO), untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Pasal 2 Bentuk dan Kedudukan 1. Organisasi ini berbentuk unitaris atau kesatuan dari para pekerja di semua sektor baik formal maupun informal, pada tingkat unit disebut Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini disingkat PUK SP KAHUTINDO) yang berkedudukan di satu perusahaan, diluar perusahaan atau di kawasan industri yang susunan kepengurusannya dipilih oleh anggota dan ditetapkan dalam Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK), serta bergabung ke Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO. 2. Gabungan dari organisasi ini berbentuk Federasi dan disebut Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO yang struktur perangkatnya terdiri dari; a. Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini disingkat DPP FSP KAHUTINDO) adalah gabungan dari Dewan Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO atau Dewan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO atau Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja KAHUTINDO dan merupakan perangkat pusat organisasi yang berkedudukan di ibukota Republik Indonesia, dipimpin oleh Presiden yang dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS). b. Dewan Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini disingkat DPD FSP KAHUTINDO), adalah gabungan dari Dewan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO atau Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja KAHUTINDO serta merupakan perangkat organisasi yang berkedudukan di ibukota propinsi atau wilayah yang dipersamakan dengan itu, yang susunan kepengurusannya dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Daerah (MUSDA). c. Dewan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini disingkat DPC FSP KAHUTINDO), adalah gabungan dari Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja KAHUTINDO dan merupakan perangkat organisasi yang berkedudukan di ibukota kabupaten/kota atau wilayah yang dipersamakan dengan itu, atau di daerah kawasan industri yang dipersamakan dengan wilayah kabupaten/kota, yang susunan kepengurusannya dipilih dalam Musyawarah Cabang (MUSCAB). AD-ART FSP KAHUTINDO 2

3 BAB II ASAS, SIFAT DAN KEDAULATAN Pasal 3 A s a s Organisasi ini berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 beserta perubahannya. Pasal 4 S i f a t Organisasi ini bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab, serta tidak menjadi bagian dari organisasi sosial politik tertentu. Pasal 5 K e d a u l a t a n Anggota adalah pemegang kedaulatan organisasi dan dilaksanakan melalui musyawarah dan rapat-rapat organisasi menurut tingkatannya. BAB III FUNGSI, TUJUAN DAN USAHA Pasal 6 F u n g s i Organisasi ini berfungsi sebagai: 1. Wadah dan wahana pembinaan anggota untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional melalui peningkatan kualitas, disiplin, etos kerja dan produktivitas. 2. Sebagai sarana perjuangan bersama untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan keluarganya. 3. Sebagai pelindung serta pembela hak dan kepentingan anggota. 4. Sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan anggota. 5. Sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan penyelesaian perselisihan industrial. 6. Sebagai wakil anggota dalam lembaga kerjasama dibidang ketenagakerjaan sesuai dengan tingkatannya. 7. Sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 8. Sebagai perencana, pelaksana dan penanggung jawab pemogokan anggota sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 9. Sebagai wakil anggota dalam memperjuangkan kepemilikan saham di perusahaan. Tujuan dari Organisasi ini adalah untuk: Pasal 7 T u j u a n AD-ART FSP KAHUTINDO 3

4 1. Terwujudnya perlindungan hak dan kepentingan, serta kesejahteraan yang layak bagi anggota dan keluarganya. 2. Tercapai dan terjaminnya kesejahteraan kaum pekerja dan keluarganya serta perbaikan nasib, syarat-syarat kerja dan kondisi kerja. 3. Terciptanya hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan. 4. Terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur, material dan spiritual sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Pasal 8 U s a h a Untuk mencapai tujuan tersebut, Organisasi ini melakukan usaha-usaha antara lain: 1. Menghimpun dan mempersatukan pekerja baik di sektor formal maupun informal dengan ikut serta mewujudkan rasa setia kawan dan solidaritas di antara sesama kaum pekerja. 2. Meningkatkan partisipasi, prestasi serta peranan pekerja dalam pembangunan nasional untuk mengisi cita-cita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus Memperjuangkan terwujudnya perundang-undangan dan peraturan ketenagakerjaan serta peraturan pelaksanaannya yang menjamin terlindunginya hak dan kepentingan pekerja. 4. Melakukan usaha-usaha untuk dapat menjamin terciptanya kondisi dan syarat-syarat kerja yang layak serta mencerminkan keadilan maupun tanggung jawab sosial. 5. Meningkatkan kualitas anggota dengan menambah ilmu pengetahuan dan ketrampilan, untuk mempertinggi etos kerja dan produktivitas serta kinerja organisasi. 6. Bekerjasama dengan badan-badan pemerintah dan swasta serta organisasi lain di dalam maupun luar negeri untuk melaksanakan usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan asas dan tujuan organisasi. 7. Mengadakan usaha-usaha koperasi sesama anggota untuk melayani kebutuhan sendiri, serta usaha-usaha lain yang sah dan bermanfaat yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. BAB IV PANJI, LAMBANG, LAGU DAN SEMBOYAN Pasal 9 P a n j i Di samping Sang Saka Merah Putih sebagai Bendera Negara, organisasi ini memiliki Panji dengan warna dasar hijau muda dan lambang organisasi ditengahnya. Pasal 10 Lambang / Simbol Lambang/simbol FSP KAHUTINDO adalah sebagai berikut: 1. Warna dasar hijau muda; melambangkan kesuburan bumi Indonesia dan pembangunan berkelanjutan. 2. Roda dengan lingkaran luar bergerigi warna merah; a. Melambangkan kesatuan pekerja yang bersifat dinamis. b. Jumlah gerigi 14 buah adalah tanggal kelahiran FSP KAHUTINDO. AD-ART FSP KAHUTINDO 4

5 3. Garis lingkaran dalam berwarna putih; melambangkan kesucian perjuangan. 4. Kayu gelondongan berwarna coklat; melambangkan kekuatan solidaritas untuk mencapai tujuan bersama. 5. Pohon berwarna hijau; melambangkan hijaunya hutan dan bumi Indonesia. 6. Kayu lapis berwarna coklat; melambangkan keragaman sektor usaha berdasarkan klasifikasi lapangan usaha Indonesia. 7. Bangunan pabrik berwarna hitam; melambangkan tempat berproduksi dan lapangan kerja. 8. Padi dan kapas berwarna kuning/hijau dan putih; melambangkan nilai kemakmuran dan kesejahteraan yang menjadi tujuan utama pekerja berserikat. 9. Segilima bergaris tepi hitam dan berwarna putih; melambangkan jiwa Pancasila. 10. Tulisan huruf SP KAHUTINDO berwarna hitam; melambangkan keteguhan perjuangan organisasi. Pasal 11 Lagu dan Semboyan Untuk memperkuat rasa solidaritas dan mempertinggi semangat juang pekerja, organisasi ini memiliki lagu dan semboyan yang ditetapkan lebih lanjut dengan peraturan organisasi. BAB V HUBUNGAN DENGAN LEMBAGA DAN ORGANISASI PEKERJA LAIN Pasal 12 Hubungan dengan Lembaga atau Organisasi lain Untuk mendukung keberadaan dan perjuangan serikat pekerja khususnya Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO, organisasi ini dapat menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai organisasi profesi/fungsional maupun organisasi kemasyarakatan yang mempunyai program dan kepedulian terhadap perbaikan hubungan industrial dan masalah ketenagakerjaan. Pasal 13 Hubungan dengan Organisasi Pekerja lain 1. Pada tingkat pusat, organisasi ini dapat membentuk dan atau menghimpun diri ke dalam konfederasi nasional maupun federasi atau konfederasi internasional, dengan tetap berpedoman pada independensi organisasi dan politik bebas dan aktif negara Indonesia. 2. Keputusan mengenai pembentukan atau penggabungan ke dalam atau dengan organisasi lain baik nasional maupun internasional, maupun pemisahan atau pembubarannya ditetapkan dalam Musyawarah Nasional atau Rapat Kerja Nasional. BAB VI KEANGGOTAAN Pasal 14 Keanggotaan 1. Keanggotaan organisasi adalah sukarela dan terbuka bagi setiap pekerja di semua sektor yang termasuk dalam Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia, meliputi; AD-ART FSP KAHUTINDO 5

6 a. Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan. b. Pertambangan dan Penggalian. c. Industri Pengolahan. d. Listrik, Gas dan Air Minum e. Konstruksi f. Perdagangan, Rumah makan dan Jasa Akomodasi. g. Angkutan, Penggudangan dan Komunikasi. h. Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan. i. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan. f. Sektor Informal lainnya. 2. Keanggotaan tersebut pada ayat 1 dinyatakan sah apabila yang bersangkutan menerima dan menyetujui Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ini, serta telah memenuhi kewajiban-kewajiban anggota. Pasal 15 Hak-hak Anggota 1. Hak memilih dan dipilih. 2. Hak bicara, mengajukan pendapat dan saran, baik secara lisan maupun tertulis untuk kemajuan organisasi. 3. Ikut aktif dalam melaksanakan keputusan organisasi. 4. Mendapat perlindungan dan pembelaan dalam memperjuangkan hak-haknya, baik sebagai pekerja maupun sebagai serikat pekerja. 5. Membela dan dibela dalam sidang organisasi. 6. Mendapat bimbingan, perlindungan dan pembelaan dari organisasi. Pasal 16 Kewajiban Anggota 1. Mentaati Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga dan peraturan-peraturan organisasi. 2. Menjaga, membela dan memelihara nama baik organisasi. 3. Membayar uang pangkal, iuran dan uang konsolidasi. 4. Mentaati dan melaksanakan keputusan-keputusan organisasi. 5. Menghadiri dan mengikuti rapat, pertemuan-pertemuan serta kegiatan-kegiatan yang diadakan organisasi. BAB VII STRUKTUR PERANGKAT ORGANISASI Pasal 17 Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja KAHUTINDO (PUK SP KAHUTINDO) 1. PUK SP KAHUTINDO adalah perangkat organisasi di tingkat perusahaan, kelompok perusahaan, diluar perusahaan atau kawasan industri sejenis, serta bergabung ke Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO. 2. PUK SP KAHUTINDO adalah pemegang kedaulatan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi di tingkat unit kerja. AD-ART FSP KAHUTINDO 6

7 3. PUK SP KAHUTINDO dibentuk di perusahaan, diluar perusahaan atau sektor informal yang memiliki anggota sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang. 4. PUK SP KAHUTINDO bersifat kolektif dan sekurang-kurangnya terdiri dari; a. Ketua PUK, yang dipilih secara langsung dari dan oleh anggota dalam Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK). b. Sekretaris PUK, Bendahara PUK dan Ketua Komite Perempuan PUK yang dipilih oleh Ketua PUK terpilih bersama formatur dan ditetapkan dalam Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK) 5. Berdasarkan jumlah dan penyebaran anggota, serta ruang lingkup bidang tugas pekerjaan, kepengurusan PUK SP KAHUTINDO dapat ditambah atau dilengkapi dengan beberapa orang wakil ketua, wakil sekretaris atau wakil bendahara yang membidangi tugas-tugas khusus antara lain: a. Bidang organisasi dan keanggotaan b. Bidang hukum dan pembelaan c. Bidang pendidikan dan pelatihan d. Bidang ekonomi dan kesejahteraan e. Bidang K.3 dan lingkungan hidup f. Bidang perempuan g. Bidang olah raga dan kesenian h. Bidang keagamaan i. Bidang sosial dan hubungan kemasyarakatan j. Bidang lainnya yang dianggap perlu 6. Kepengurusan PUK SP KAHUTINDO secara administrasi disahkan dengan Surat Keputusan DPC FSP KAHUTINDO, atau Surat Keputusan DPD FSP KAHUTINDO dalam hal DPC FSP KAHUTINDO belum terbentuk, atau Surat Keputusan DPP FSP KAHUTINDO dalam hal DPC FSP KAHUTINDO dan DPD FSP KAHUTINDO belum terbentuk, dengan masa bhakti selama 3 (tiga) tahun. Pasal 18 Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO (DPP FSP KAHUTINDO) 1. DPP FSP KAHUTINDO adalah gabungan dari seluruh PUK SP KAHUTINDO, DPC dan DPD FSP KAHUTINDO sekaligus merupakan perangkat pusat organisasi yang berkedudukan di ibukota Republik Indonesia, dipimpin oleh seorang Presiden yang dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS). 2. Kepengurusan DPP FSP KAHUTINDO terdiri dari ; a. Presiden, yang dipilih secara langsung dalam Musyawarah Nasional (MUNAS). b. Anggota Pleno DPP terdiri dari para Ketua DPD (Ex-Officio). c. Sekretaris Jenderal, Sekretaris Internasional, Ketua DPP Bidang Hubungan Industrial, Ketua DPP Bidang Advokasi dan Ketua Komite Perempuan yang dipilih oleh Presiden terpilih bersama dengan formatur dan ditetapkan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS). 3. Anggota Pleno DPP adalah pemegang fungsi pengawasan dan pengambilan keputusan organisasi di tingkat pusat. 4. Berdasarkan kebutuhan organisasi, DPP FSP KAHUTINDO dapat dilengkapi dengan beberapa orang direktur atau staf yang membidangi tugas khusus, antara lain: a. Departemen organisasi dan keanggotaan b. Departemen hukum dan pembelaan AD-ART FSP KAHUTINDO 7

8 c. Departemen pendidikan dan pelatihan d. Departemen hubungan industrial e. Departemen ekonomi dan kesejahteraan f. Departemen K.3 dan lingkungan hidup g. Departemen perempuan h. Departemen teknologi informasi i. Departemen perencanaan dan penelitian j. Departemen sosial dan hubungan kemasyarakatan k. Departemen lainnya yang dianggap perlu 5. Kepengurusan DPP FSP KAHUTINDO ditetapkan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) dengan masa bhakti selama 5 (lima) tahun. Pasal 19 Dewan Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO (DPD FSP KAHUTINDO) 1. DPD FSP KAHUTINDO adalah perangkat Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO yang merupakan gabungan DPC FSP KAHUTINDO dan atau PUK SP KAHUTINDO yang berkedudukan di ibukota propinsi atau wilayah yang dipersamakan dengan itu. 2. DPD FSP KAHUTINDO dibentuk di daerah propinsi atau wilayah yang dipersamakan dengan itu yang memiliki paling sedikit 3 (tiga) DPC FSP KAHUTINDO atau 5000 (lima ribu) anggota. 3. Kepengurusan DPD FSP KAHUTINDO terdiri dari: a. Ketua DPD, yang dipilih secara langsung dalam Musyawarah Daerah (MUSDA). b. Beberapa orang Wakil Ketua sebagai anggota pleno yang merupakan ex-officio Ketua DPC FSP KAHUTINDO yang ada di wilayahnya serta Ketua Komite Perempuan DPD (ex-officio). b. Sekretaris DPD yang dipilih oleh Ketua DPD terpilih bersama dengan formatur dalam Musyawarah Daerah (MUSDA). 4. Anggota Pleno DPD adalah pemegang fungsi pengawasan dan pengambilan keputusan organisasi di tingkat daerah, serta dapat melaksanakan tugas Ketua DPD apabila Ketua DPD berhalangan atas penunjukan Ketua DPD atau berdasarkan keputusan Rapat Kerja Daerah (RAKERDA). 5. Berdasarkan kebutuhan organisasi, Pengurus Harian DPD dapat dilengkapi dengan beberapa orang staf yang membidangi tugas khusus, antara lain: a. Bidang organisasi dan keanggotaan b. Bidang hukum dan pembelaan c. Bidang pendidikan dan pelatihan d. Bidang ekonomi dan kesejahteraan e. Bidang K.3 dan lingkungan hidup f. Bidang perempuan g. Bidang olah raga dan kesenian h. Bidang keagamaan i. Bidang sosial dan hubungan kemasyarakatan j. Bidang lainnya yang dianggap perlu 6. Kepengurusan DPD FSP KAHUTINDO secara administrasi disahkan dengan surat keputusan DPP FSP KAHUTINDO dengan masa bhakti selama 5 (lima) tahun. AD-ART FSP KAHUTINDO 8

9 Pasal 20 Dewan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO (DPC FSP KAHUTINDO) 1. DPC FSP KAHUTINDO adalah perangkat Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO yang merupakan gabungan dari PUK SP KAHUTINDO yang berkedudukan di ibukota kabupaten/kota atau wilayah yang dipersamakan dengan itu, atau di daerah kawasan industri yang dipersamakan dengan wilayah kabupaten/kota. 2. DPC FSP KAHUTINDO dibentuk di daerah kabupaten/kota atau wilayah yang dipersamakan dengan itu yang memiliki paling sedikit 3 (tiga) PUK SP KAHUTINDO atau 2500 (dua ribu lima ratus) anggota. 3. Kepengurusan DPC FSP KAHUTINDO terdiri dari: a. Ketua DPC, yang dipilih secara langsung dalam Musyawarah Cabang (MUSCAB). b. Beberapa orang Wakil Ketua sebagai anggota pleno yang merupakan ex-officio Ketua PUK SP KAHUTINDO yang ada di wilayahnya serta Ketua Komite Perempuan DPC (ex-officio). b. Sekretaris DPC yang dipilih oleh Ketua DPC terpilih bersama dengan formatur dalam Musyawarah Cabang (MUSCAB). 4. Anggota Pleno DPC adalah pemegang fungsi pengawasan dan pengambilan keputusan organisasi di tingkat cabang, serta dapat melaksanakan tugas Ketua DPC apabila Ketua DPC berhalangan atas penunjukan Ketua DPC atau berdasarkan keputusan Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB). 5. Berdasarkan kebutuhan organisasi, DPC FSP KAHUTINDO dapat dilengkapi dengan beberapa orang staf yang membidangi tugas khusus, antara lain: a. Bidang organisasi dan keanggotaan b. Bidang hukum dan pembelaan c. Bidang pendidikan dan pelatihan d. Bidang ekonomi dan kesejahteraan e. Bidang K.3 dan lingkungan hidup f. Bidang perempuan g. Bidang olah raga dan kesenian h. Bidang keagamaan i. Bidang sosial dan hubungan kemasyarakatan j. Bidang lainnya yang dianggap perlu 6. Kepengurusan DPC FSP KAHUTINDO secara administrasi disahkan dengan Surat Keputusan DPD FSP KAHUTINDO, atau Surat Keputusan DPP FSP KAHUTINDO dalam hal DPD FSP KAHUTINDO belum terbentuk, dengan masa bhakti selama 5 (lima) tahun. Pasal 21 KOMITE PEREMPUAN 1. Komite Perempuan dibentuk: a. Di tingkat PUK; terdiri dari utusan perempuan masing-masing bagian b. Di tingkat DPC; terdiri dari utusan perempuan masing-masing PUK c. Di tingkat DPD; terdiri dari utusan perempuan masing-masing DPC d. Di tingkat DPP; terdiri dari utusan perempuan masing-masing DPD 2. Kepengurusan Komite Perempuan terdiri dari: a. Ketua Komite Perempuan b. Wakil-Wakil Ketua Komite Perempuan c. Anggota Komite Perempuan AD-ART FSP KAHUTINDO 9

10 3. Fungsi dan Tugas Komite Perempuan: a. Sebagai bentuk keterwakilan unsur pekerja perempuan dalam struktur organisasi ditingkat PUK, DPC, DPD dan DPP. b. Mengidentifikasi issue-issue dan masalah-masalah pekerja perempuan di masingmasing perangkat organisasi. c. Merumuskan rekomendasi-rekomendasi dan kebijakan organisasi untuk meningkatkan kualitas kondisi kerja pekerja perempuan. d. Membuat program kerja dan melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan sebagai sarana pengembangan kapasitas dan kemampuan anggota perempuan. 4. Rapat-rapat Komite Perempuan diselenggarakan: a. Di tingkat PUK minimal 2 (dua) bulan sekali b. Di tingkat DPC minimal 3 (tiga) bulan sekali c. Di tingkat DPD minimal 6 (enam) bulan sekali d. Di tingkat DPP minimal 1 (satu) tahun sekali 5. Anggaran dan biaya kegiatan Komite Perempuan menjadi bagian dalam RAPPO pada masing-masing perangkat organisasi sesuai dengan tingkatannya. BAB VIII TUGAS DAN KEWENANGAN Pasal 22 Tugas dan Kewenangan PUK SP KAHUTINDO 1. Menyusun dan mengesahkan Program Kerja organisasi melalui Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK) atau Rapat Kerja Unit (RAKERNIT). 2. Menyusun dan mengesahkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi (RAPPO) setiap tahun melalui Rapat Kerja Unit (RAKERNIT). 3. Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan organisasi. 4. Melaksanakan kegiatan berdasarkan program kerja atau keputusan organisasi. 5. Memiliki kewenangan untuk melaksanakan fungsi bipartit dan pembuatan Perjanjian Kerja Bersama atau keputusan dan kesepakatan lainnya baik di dalam maupun di luar perusahaan. 6. Memiliki kewenangan untuk mewakili anggota dalam menyelesaikan perselisihan industrial. 7. Memiliki kewenangan untuk membentuk lembaga-lembaga ekonomi dalam usaha meningkatkan kesejahteraan anggota. 8. Dapat mewakili organisasinya untuk menjadi Anggota Pleno DPC dan atau mengisi keterwakilan pada lembaga ketenagakerjaan di tingkat Kabupaten/Kota atau Propinsi. Pasal 23 Tugas dan Kewenangan Anggota Pleno DPC, Anggota Pleno DPD dan Anggota Pleno DPP 1. Menyusun dan mengesahkan Program Kerja atau Program Umum organisasi melalui rapat kerja atau musyawarah sesuai dengan tingkatannya. 2. Menyusun dan mengesahkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi (RAPPO) setiap tahun melalui rapat kerja sesuai dengan tingkatannya. AD-ART FSP KAHUTINDO 10

11 3. Melakukan pengawasan terhadap kinerja Perangkat organisasi sesuai dengan tingkatannya. 4. Memberikan tindakan disiplin organisasi atas pelanggaran Pengurus Organisasi berdasarkan musyawarah, rapat kerja atau rapat pengurus sesuai dengan tingkatannya. 5. Memiliki kewenangan untuk mewakili organisasi dalam lembaga ketenagakerjaan, dan lembaga-lembaga lainnya yang terkait di luar organisasi. 6. Khusus untuk Anggota Pleno DPP: a. Menyusun konsep perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga untuk disahkan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) serta keputusan-keputusan organisasi untuk disahkan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) atau Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS). b. Mengesahkan hubungan kerjasama atau afiliasi organisasi baik di dalam maupun di luar negeri berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional (MUNAS) atau Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS). c. Dapat mewakili organisasi untuk menjabat kepengurusan organisasi afiliasi baik di dalam maupun luar negeri. Pasal 24 Tugas dan Kewenangan Ketua dan Sekretaris DPC, Ketua dan Sekretaris DPD, Presiden, Sekretaris Jenderal, Sekretaris Internasional dan Ketua Bidang DPP 1. Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Keputusan organisasi. 2. Menyusun dan mempersiapkan program kerja dan program umum organisasi untuk disahkan melalui rapat kerja atau musyawarah sesuai dengan tingkatannya. 3. Menyusun dan mempersiapkan konsep rencana anggaran pendapatan dan pengeluaran organisasi setiap tahun untuk disahkan melalui rapat kerja sesuai dengan tingkatannya. 4. Memberikan masukan terhadap setiap keputusan atau kebijakan yang akan diambil oleh Anggota Pleno sesuai dengan tingkatannya. 5. Melaksanakan setiap keputusan dan kebijakan yang dibuat oleh Anggota Pleno sesuai dengan tingkatannya. 6. Memajukan dan meningkatkan jumlah anggota dan keuangan organisasi. 7. Memenangkan kasus-kasus perselisihan dan issue ketenagakerjaan bagi organisasi. 8. Mendatangkan keuntungan finansial melalui pelayanan anggota maupun penjualan produk organisasi. 9. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi pengurus dan anggota organisasi. 10. Melakukan penelitian dan pengembangan untuk memajukan organisasi. 11. Mengesahkan struktur kepengurusan dibawahnya dengan Surat Keputusan berdasarkan hasil musyawarah sesuai dengan tingkatannya. 12. Memiliki kewenangan untuk melaksanakan fungsi bipartit dan pembuatan Perjanjian Kerja Bersama atau keputusan dan kesepakatan lainnya baik di dalam maupun di luar perusahaan atas permintaan PUK SP KAHUTINDO. 13. Memiliki kewenangan untuk mewakili organisasi dalam menyelesaikan perselisihan industrial. 14. Memiliki kewenangan untuk mewakili organisasi dalam lembaga ketenagakerjaan, dan lembaga-lembaga lainnya yang terkait di luar organisasi, serta dapat mewakili organisasi untuk menjabat kepengurusan organisasi afiliasi baik di dalam maupun luar negeri. AD-ART FSP KAHUTINDO 11

12 15. Memiliki kewenangan untuk membentuk lembaga-lembaga ekonomi dalam usaha meningkatkan kesejahteraan anggota. 16. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh anggota pleno berdasarkan keputusan rapat atau musyawarah sesuai dengan tingkatannya. BAB IX MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA Pasal 25 Musyawarah Musyawarah organisasi terdiri dari: a. Musyawarah Unit Kerja disingkat MUSNIK. b. Musyawarah Cabang disingkat MUSCAB. c. Musyawarah Daerah disingkat MUSDA. d. Musyawarah Nasional disingkat MUNAS. Pasal 26 Rapat Kerja Rapat-rapat organisasi terdiri dari : a. Rapat Kerja Unit disingkat RAKERNIT. b. Rapat Kerja Cabang disingkat RAKERCAB. c. Rapat Kerja Daerah disingkat RAKERDA. d. Rapat Kerja Nasional disingkat RAKERNAS. Pasal 27 Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK) 1. MUSNIK adalah merupakan pelaksanaan kedaulatan organisasi di tingkat unit kerja, dan berwenang untuk: a. Menilai dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban akhir masa bhakti PUK SP KAHUTINDO. b. Menetapkan Program Kerja tingkat unit kerja. c. Menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi (RAPPO) tingkat unit kerja. d. Memilih dan menetapkan PUK SP KAHUTINDO untuk masa bhakti 3 (tiga) tahun berikutnya. e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu. f. Membentuk komisi verifikasi apabila diperlukan. 2. MUSNIK dilaksanakan oleh PUK SP KAHUTINDO setiap 3 (tiga) tahun sekali dan dihadiri oleh: a. Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO. b. Anggota atau utusan anggota Unit Kerja SP KAHUTINDO. c. Utusan DPC FSP KAHUTINDO. d. Undangan yang ditetapkan oleh PUK SP KAHUTINDO. 3. MUSNIK dapat dipercepat atau ditunda paling lama 1 (satu) tahun hanya dalam keadaan luar biasa berdasarkan keputusan Rapat Kerja Unit (RAKERNIT) yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah atau utusan anggota atau atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Unit Kerja SP KAHUTINDO. AD-ART FSP KAHUTINDO 12

13 Pasal 28 Musyawarah Cabang (MUSCAB) 1. MUSCAB adalah merupakan pelaksanaan kedaulatan organisasi di tingkat cabang, dan berwenang untuk: a. Menilai dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban akhir masa bhakti DPC FSP KAHUTINDO. b. Menetapkan Program Kerja tingkat cabang. c. Menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi (RAPPO) tingkat cabang. d. Memilih dan menetapkan kepengurusan DPC FSP KAHUTINDO untuk masa bhakti 5 (lima) tahun berikutnya. e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu. f. Membentuk komisi verifikasi apabila diperlukan. 2. MUSCAB dilaksanakan oleh DPC FSP KAHUTINDO setiap 5 (lima) tahun sekali dan dihadiri oleh: a. Pengurus DPC FSP KAHUTINDO. b. Utusan PUK SP KAHUTINDO. c. Utusan DPD FSP KAHUTINDO. d. Undangan yang ditetapkan oleh DPC FSP KAHUTINDO. 3. MUSCAB dapat dipercepat hanya dalam keadaan luar biasa berdasarkan keputusan Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB) yang dihadiri oleh dan/atau atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah PUK SP KAHUTINDO yang ada di wilayahnya. 4. MUSCAB dapat ditunda paling lama 1 (satu) tahun hanya dalam keadaan luar biasa berdasarkan keputusan Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB) yang dihadiri oleh dan/atau atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah PUK SP KAHUTINDO yang ada di wilayahnya. Pasal 29 Musyawarah Daerah (MUSDA) 1. MUSDA adalah merupakan pelaksanaan kedaulatan organisasi di tingkat daerah, dan berwenang untuk: a. Menilai dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban akhir masa bhakti DPD FSP KAHUTINDO. b. Menetapkan Program Kerja tingkat daerah. c. Menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi (RAPPO) tingkat daerah. d. Memilih dan menetapkan kepengurusan DPD FSP KAHUTINDO untuk masa bhakti 5 (lima) tahun berikutnya. e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu. f. Membentuk komisi verifikasi apabila diperlukan. 2. MUSDA dilaksanakan oleh DPD FSP KAHUTINDO setiap 5 (lima) tahun sekali dan dihadiri oleh: a. Pengurus DPD FSP KAHUTINDO. b. Utusan DPC FSP KAHUTINDO. c. Utusan PUK SP KAHUTINDO. d. Utusan DPP FSP KAHUTINDO. e. Undangan yang ditetapkan oleh DPD FSP KAHUTINDO. AD-ART FSP KAHUTINDO 13

14 3. MUSDA dapat dipercepat hanya dalam keadaan luar biasa berdasarkan keputusan Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) yang dihadiri oleh dan/atau atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah DPC FSP KAHUTINDO dan/atau 1/2 dari jumlah PUK SP KAHUTINDO yang ada di wilayahnya. 4. MUSDA dapat ditunda paling lama 1 (satu) tahun hanya dalam keadaan luar biasa berdasarkan keputusan Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) yang dihadiri oleh dan/atau atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah DPC FSP KAHUTINDO dan/atau 1/2 dari jumlah PUK SP KAHUTINDO yang ada di wilayahnya. Pasal 30 Musyawarah Nasional (MUNAS) 1. MUNAS adalah merupakan pelaksanaan kedaulatan tertinggi organisasi dan berwenang untuk: a. Menilai dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban akhir masa bhakti DPP FSP KAHUTINDO. b. Menetapkan atau mengesahkan Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi. c. Menetapkan Program Umum organisasi. d. Menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi (RAPPO). e. Memilih dan menetapkan Kepengurusan DPP FSP KAHUTINDO untuk masa bhakti 5 (lima) tahun berikutnya. f. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu. g. Membentuk komisi verifikasi apabila diperlukan. 2. MUNAS dilaksanakan oleh DPP FSP KAHUTINDO setiap 5 (lima) tahun sekali dan dihadiri oleh: a. Pengurus DPP FSP KAHUTINDO. b. Utusan DPD FSP KAHUTINDO. c. Utusan DPC FSP KAHUTINDO. d. Utusan PUK SP KAHUTINDO. e. Undangan yang ditetapkan oleh DPP FSP KAHUTINDO. 3. MUNAS dapat dipercepat hanya dalam keadaan luar biasa berdasarkan keputusan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) yang dihadiri oleh dan/atau atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah DPD FSP KAHUTINDO dan/atau 1/2 dari jumlah DPC FSP KAHUTINDO. 4. MUNAS dapat ditunda paling lama 1 (satu) tahun hanya dalam keadaan luar biasa berdasarkan keputusan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) yang dihadiri oleh dan/atau atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah DPD FSP KAHUTINDO dan/atau 1/2 dari jumlah DPC FSP KAHUTINDO. Pasal 31 Rapat Kerja Unit (RAKERNIT) 1. Rapat Kerja Unit (RAKERNIT) adalah merupakan forum konsultasi, koordinasi dan evaluasi tingkat Unit Kerja dalam rangka menetapkan berbagai keputusan dan kebijaksanaan yang memerlukan dukungan anggota secara luas, dan berwenang untuk: a. Menilai laporan pertanggungjawaban tahunan PUK SP KAHUTINDO. b. Menetapkan rencana kegiatan PUK SP KAHUTINDO dalam 1 (satu) tahun. AD-ART FSP KAHUTINDO 14

15 c. Menyusun dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi (RAPPO) tahunan. d. Merumuskan dan menetapkan rekomendasi-rekomendasi apabila dianggap perlu. e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu. 2. RAKERNIT dipimpin oleh PUK SP KAHUTINDO dan dihadiri oleh: a. Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO b. Anggota atau perwakilan anggota SP KAHUTINDO. c. Utusan DPC FSP KAHUTINDO. d. Undangan yang ditetapkan oleh PUK SP KAHUTINDO. 3. RAKERNIT dilaksanakan oleh PUK SP KAHUTINDO paling sedikit 1(satu) kali dalam 1 (satu) tahun. Pasal 32 Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB) 1. Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB) adalah merupakan forum konsultasi, koordinasi dan evaluasi tingkat cabang dalam rangka keterpaduan dan koordinasi program dan pengembangan organisasi di tingkat cabang, dan berwenang untuk: a. Menilai laporan pertanggungjawaban tahunan DPC FSP KAHUTINDO. b. Menetapkan rencana kegiatan DPC FSP KAHUTINDO dalam 1 (satu) tahun. c. Menyusun dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi (RAPPO) tahunan. d. Merumuskan dan menetapkan rekomendasi-rekomendasi apabila dianggap perlu. e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu. 2. RAKERCAB dipimpin oleh DPC FSP KAHUTINDO dan dihadiri oleh: a. Pengurus DPC FSP KAHUTINDO. b. Utusan PUK SP KAHUTINDO. c. Utusan DPD FSP KAHUTINDO d. Undangan yang ditetapkan oleh DPC FSP KAHUTINDO. 3. RAKERCAB diadakan paling sedikit 1(satu) kali dalam 1 (satu) tahun. Pasal 33 Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) 1. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) merupakan forum konsultasi, koordinasi dan evaluasi tingkat daerah dalam rangka keterpaduan dan koordinasi program dan pengembangan organisasi di tingkat propinsi, dan berwenang untuk: a. Menilai laporan pertanggungjawaban tahunan DPD FSP KAHUTINDO. b. Menetapkan rencana kegiatan DPD FSP KAHUTINDO dalam 1 (satu) tahun. c. Menyusun dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi (RAPPO) tahunan. d. Merumuskan dan menetapkan rekomendasi-rekomendasi apabila dianggap perlu. e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu. 2. RAKERDA dipimpin oleh DPD FSP KAHUTINDO dan dihadiri oleh: a. Pengurus DPD FSP KAHUTINDO. b. Utusan DPC FSP KAHUTINDO. c. Utusan DPP FSP KAHUTINDO. d. Undangan yang ditetapkan oleh DPD FSP KAHUTINDO. AD-ART FSP KAHUTINDO 15

16 3. RAKERDA diadakan paling sedikit 1(satu) kali dalam 1 (satu) tahun. Pasal 34 Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) 1. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) merupakan forum konsultasi, koordinasi dan evaluasi tingkat pusat dalam rangka keterpaduan dan koordinasi program dan pengembangan organisasi, dan berwenang untuk: a. Menilai laporan pertanggungjawaban tahunan DPP FSP KAHUTINDO. b. Menetapkan rencana kegiatan DPP FSP KAHUTINDO dalam 1 (satu) tahun. c. Menyusun dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi (RAPPO) tahunan. d. Merumuskan dan menetapkan rekomendasi-rekomendasi apabila dianggap perlu. e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu. 2. RAKERNAS dipimpin oleh DPP FSP KAHUTINDO dan dihadiri oleh: a. Pengurus DPP FSP KAHUTINDO. b. Utusan DPD FSP KAHUTINDO c. Undangan yang ditetapkan oleh DPP FSP KAHUTINDO. 3. RAKERNAS diadakan paling sedikit 1(satu) kali dalam 1 (satu) tahun. BAB X PENGGABUNGAN WILAYAH Pasal 35 Penggabungan Wilayah 1. PUK SP KAHUTINDO dapat berkoordinasi dengan DPC FSP KAHUTINDO terdekat apabila di wilayahnya belum terbentuk DPC FSP KAHUTINDO. 2. DPC FSP KAHUTINDO dapat berkoordinasi dengan DPD FSP KAHUTINDO terdekat apabila di wilayahnya belum terbentuk DPD FSP KAHUTINDO. 3. Koordinasi sebagaimana ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan ke DPP FSP KAHUTINDO untuk mendapatkan pengesahan. BAB XI ADMINISTRASI DAN PELAPORAN Pasal 36 Tata Administrasi dan Surat Menyurat 1. Setiap surat dan administrasi lainnya dilakukan kodefikasi dan penomoran secara seragam. 2. Tata administrasi sekretariat dibuat dengan format administrasi secara seragam. 3. Penyeragaman kodefikasi, tata penomoran surat dan administrasi lainnya serta format administrasi sekretariat diatur lebih lanjut dengan peraturan organisasi. AD-ART FSP KAHUTINDO 16

17 Pasal 37 Pendataan dan Pelaporan 1. Seluruh perangkat organisasi membuat pendataan keanggotaan, kegiatan dan keuangan serta melaporkan kepada anggota dan perangkat yang lainnya. 2. Tata administrasi dan periode pelaporan diatur lebih lanjut dalam anggaran rumah tangga. BAB XII KEUANGAN Pasal 38 Sumber Dana dan Distribusi Keuangan 1. Sumber dana organisasi berasal dari ; a. Uang pangkal, sebesar 2 % dari upah minimum perbulan yang berlaku di wilayah yang bersangkutan dan dipungut pada waktu anggota mendaftar. b. Uang iuran, sebesar 1 % dari upah minimum perbulan yang berlaku di wilayah yang bersangkutan dan dipungut setiap bulan pada saat pembayaran upah. c. Uang konsolidasi, jumlah dan penetapannya diatur dengan peraturan organisasi. d. Uang Solidaritas dan Dana Mogok, jumlah dan distribusinya diatur dengan peraturan organisasi. e. Usaha-usaha lain yang sah dan tidak mengikat. f. Bantuan dari mitra kerja baik nasional maupun internasional. 2. Distribusi uang iuran dan uang pangkal untuk masing-masing perangkat organisasi adalah sebagai berikut: a. PUK SP KAHUTINDO sebesar 60 % dari total iuran dan uang pangkal anggota. b. DPP FSP KAHUTINDO sebesar 40 % dari total iuran dan uang pangkal anggota, dan selanjutnya didistribusikan oleh DPP FSP KAHUTINDO ke perangkat organisasi sebagai berikut: - DPC FSP KAHUTINDO sebesar 15 % dari total iuran dan uang pangkal anggota. - DPD FSP KAHUTINDO sebesar 12,5 % dari total iuran dan uang pangkal anggota. - DPP FSP KAHUTINDO sebesar 10 % dari total iuran dan uang pangkal anggota. - Iuran affiliasi sebesar 2,5 % dari total iuran anggota. 3. Penetapan besaran nilai uang pangkal dan uang iuran dilakukan setiap satu tahun sekali didalam RAKERNAS mengacu pada ayat 1 butir a dan butir b. 4. Penyaluran uang iuran dilakukan oleh PUK SP KAHUTINDO paling lambat tanggal 15 setiap bulannya melalui transfer ke rekening bank DPP FSP KAHUTINDO dan salinan bukti transfer dari bank dikirim ke DPP FSP KAHUTINDO serta tembusan ke perangkat diatasnya. 5. DPP FSP KAHUTINDO akan mendistribusikan uang iuran kepada DPD dan DPC selambat-lambatnya tanggal 5 pada bulan berikutnya. 6. Seluruh perangkat organisasi harus memiliki rekening pada bank yang ditetapkan DPP FSP KAHUTINDO atas nama organisasi. AD-ART FSP KAHUTINDO 17

18 Pasal 39 Rencana Anggaran dan Pelaporan Keuangan 1. Setiap perangkat organisasi menyusun rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi (RAPPO) setiap 1 (satu) tahun dan ditetapkan melalui rapat kerja sesuai dengan tingkatannya. 2. Laporan keuangan dibuat oleh masing-masing perangkat secara periodik dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan menggunakan format dan tata administrasi keuangan secara seragam. 3. Pedoman mengenai penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi (RAPPO) serta format laporan dan administrasi keuangan diatur lebih lanjut dalam peraturan organisasi. BAB XIII ATURAN PERALIHAN Pasal 40 Aturan Peralihan Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga yang sekaligus merupakan penjabaran dari Anggaran Dasar sebagai berikut; AD-ART FSP KAHUTINDO 18

19 ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I TATA CARA PENDAFTARAN ANGGOTA Pasal 1 Pendaftaran Anggota 1. Setiap pekerja yang bermaksud menjadi anggota SP KAHUTINDO mengajukan permohonan tertulis dengan mengisi formulir permohonan menjadi anggota SP KAHUTINDO yang disediakan oleh perangkat organisasi. 2. Formulir permohonan menjadi anggota SP KAHUTINDO dibuat rangkap 4 dan dilampiri pas foto terbaru ukuran 2 x 3 cm sebanyak 4 (empat) lembar, disampaikan kepada PUK SP KAHUTINDO di tempat bekerja yang bersangkutan. 3. Apabila di tempat bekerja yang bersangkutan belum terbentuk PUK SP KAHUTINDO, formulir permohonan menjadi anggota disampaikan ke DPC FSP KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO jika di wilayahnya belum terbentuk DPC FSP KAHUTINDO, atau ke DPP FSP KAHUTINDO jika di wilayahnya belum terbentuk DPC dan DPD FSP KAHUTINDO. 4. Bagi pekerja yang pernah menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh selain SP KAHUTINDO jika bermaksud menjadi anggota SP KAHUTINDO harus melampirkan foto copy permohonan pengunduran diri dari keanggotaan serikat pekerja/serikat buruh sebelumnya, terkecuali apabila serikat pekerja/serikat buruh yang bersangkutan bubar atau dibubarkan berdasarkan undang-undang. 5. Selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari semenjak permohonan diterima, perangkat organisasi yang bersangkutan harus sudah memberikan jawaban apakah permohonan keanggotaan pekerja yang bersangkutan diterima atau ditolak. 6. Jika permohonan keanggotaan pekerja yang bersangkutan diterima, paling lambat dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak permohonan diterima, perangkat organisasi yang bersangkutan harus sudah menyampaikan laporan tertulis disertai dengan formulir permohonan menjadi anggota serta biaya pembuatan Kartu Tanda Anggota (KTA) ke DPP FSP KAHUTINDO untuk dibuatkan Kartu Tanda Anggota (KTA). 7. Kartu Tanda Anggota (KTA) dan persyaratan lainnya serta biaya pembuatannya untuk setiap anggota diatur lebih lanjut dalam peraturan organisasi. Pasal 2 Pendaftaran Ulang Keanggotaan 1. Anggota SP KAHUTINDO harus melakukan pendaftaran ulang setiap 5 (lima) tahun sekali sesuai dengan tanggal yang tertera dalam Kartu Tanda Anggota (KTA) dengan mengisi formulir pendaftaran ulang keanggotaan. 2. Pendaftaran ulang keanggotaan dikoordinir oleh PUK SP KAHUTINDO atau DPC FSP KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO jika di perusahaan yang bersangkutan belum terbentuk PUK SP KAHUTINDO. Pasal 3 Berakhirnya keanggotaan Seorang anggota kehilangan hak dan berakhir keanggotaannya dikarenakan: 1. Meninggal dunia. 2. Mengundurkan diri secara tertulis. 3. Menjadi anggota atau pengurus serikat pekerja/serikat buruh yang lainnya. 4. Diberhentikan oleh organisasi. AD-ART FSP KAHUTINDO 19

20 BAB II PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN PUK SP KAHUTINDO Pasal 4 Pembentukan Unit Kerja 1. TAHAP PERSIAPAN a. Pekerja/calon anggota mendaftarkan diri untuk menjadi anggota di DPC FSP KAHUTINDO dengan mengisi formulir permohonan menjadi anggota SP KAHUTINDO b. Apabila di wilayah tersebut belum ada DPC FSP KAHUTINDO, pendaftaran bisa dilakukan di DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO. c. Apabila jumlah yang terdaftar di satu perusahaan, kelompok perusahaan atau kawasan industri dan sektor informal telah mencapai jumlah sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang, maka DPC FSP KAHUTINDO dapat memproses pembentukan PUK SP KAHUTINDO. d. Apabila di wilayah tersebut belum ada DPC FSP KAHUTINDO maka proses pembentukan PUK SP KAHUTINDO dilakukan oleh DPD FSP KAHUTINDO, dan jika dalam wilayah tersebut belum ada DPC FSP KAHUTINDO dan DPD FSP KAHUTINDO maka proses pembentukan PUK SP KAHUTINDO dilakukan oleh DPP FSP KAHUTINDO. 2. TAHAP PEMBENTUKAN a. Pembentukan panitia pelaksana: 1) DPC FSP KAHUTINDO menunjuk beberapa orang yang telah terdaftar sebagai anggota untuk menjadi panitia pelaksana pembentukan PUK SP KAHUTINDO. 2) Panitia pelaksana diberikan mandat (surat tugas) dari DPC FSP KAHUTINDO. 3) Panitia pelaksana sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua merangkap anggota dan seorang sekretaris merangkap anggota. 4) Tugas panitia pelaksana adalah: a) Mempersiapkan dan melaksanakan pembentukan PUK SP KAHUTINDO sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga. b) Melaksanakan pemilihan PUK SP KAHUTINDO secara demokratis dari dan oleh anggota. c) Membuat berita acara hasil pemilihan pengurus dan pembentukan PUK SP KAHUTINDO. b. Pemberitahuan pembentukan PUK SP KAHUTINDO ; 1) Pemberitahuan rencana pembentukan PUK SP KAHUTINDO disampaikan secara tertulis oleh panitia pelaksana kepada DPC FSP KAHUTINDO ditembuskan kepada DPD FSP KAHUTINDO, dan DPP FSP KAHUTINDO dengan tembusan kepada pimpinan perusahaan dan Dinas Tenaga Kerja. 2) Pemberitahuan rencana pembentukan PUK SP KAHUTINDO di sektor informal disampaikan secara tertulis oleh panitia pelaksana kepada perangkat organisasi dengan tembusan kepada Dinas Tenaga Kerja setempat. c. Tata cara pemilihan PUK SP KAHUTINDO: 1) Pemilihan pengurus dilaksanakan secara bebas, langsung dan demokratis, dari dan oleh anggota dengan cara pemungutan suara. 2) Pemilihan PUK SP KAHUTINDO dihadiri oleh DPC FSP KAHUTINDO, atau DPD FSP KAHUTINDO apabila di wilayah tersebut belum terbentuk DPC FSP KAHUTINDO, atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayah tersebut belum terbentuk DPC FSP KAHUTINDO dan DPD FSP KAHUTINDO. AD-ART FSP KAHUTINDO 20

21 3) Teknis pemilihan dilakukan sepenuhnya oleh panitia pelaksana dan disesuaikan dengan kondisi perusahaan atau sektor yang bersangkutan. Pasal 5 Pengesahan dan Pencatatan PUK SP KAHUTINDO 1. PUK SP KAHUTINDO dianggap sah dan dapat menjalankan tugasnya apabila: a. Pelaksanaan pemilihan telah sesuai ketentuan diatas. b. Berita acara pemilihan telah dibuat dan ditandatangani oleh panitia pelaksana dan perangkat yang hadir sebagaimana pasal 4 butir 2.c.2) Anggaran Rumah Tangga ini. 2. Surat Keputusan Pengesahan PUK SP KAHUTINDO diterbitkan oleh DPC FSP KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO segera setelah panitia pelaksana mengirimkan laporan pembentukan/pemilihan PUK SP KAHUTINDO disertai dengan Berita Acara Pemilihan Pengurus. 3. PUK SP KAHUTINDO yang telah terbentuk dan disahkan dengan Surat Keputusan DPC FSP KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO mengajukan pencatatan di kantor Dinas Tenaga Kerja setempat sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 4. Permohonan pencatatan dilengkapi dengan daftar nama anggota pembentuk, Surat Keputusan DPC atau DPD atau DPP FSP KAHUTINDO tentang Pengesahan Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO, pernyataan bergabung ke Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga. 5. Setelah memperoleh bukti atau nomor pencatatan, PUK SP KAHUTINDO memberitahukan pencatatan tersebut disertai dengan foto copy bukti atau nomor pencatatan kepada pimpinan perusahaan, DPC FSP KAHUTINDO, DPD FSP KAHUTINDO, dan DPP FSP KAHUTINDO. BAB III PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN DPC FSP KAHUTINDO Pasal 6 Pembentukan DPC FSP KAHUTINDO 1. Pembentukan DPC FSP KAHUTINDO dilaksanakan secara demokratis dan atas permintaan tertulis dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) PUK SP KAHUTINDO berdasarkan keputusan rapat antar PUK SP KAHUTINDO yang ada di wilayah tersebut. 2. Atas permintaan tersebut dan atau berdasarkan keputusan rapat DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO jika tidak ada permintaan PUK SP KAHUTINDO, DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayahnya belum terbentuk DPD FSP KAHUTINDO, dapat memproses pembentukan DPC FSP KAHUTINDO. 3. Untuk pelaksanaan pembentukan DPC FSP KAHUTINDO, DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayahnya belum terbentuk DPD FSP KAHUTINDO menunjuk/memberikan tugas kepada beberapa orang anggota atau PUK SP KAHUTINDO, atau berdasarkan usulan dari PUK SP KAHUTINDO setempat untuk menjadi panitia pelaksana. 4. Panitia pelaksana pembentukan DPC FSP KAHUTINDO sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua merangkap anggota, seorang sekretaris merangkap anggota, dan seorang anggota. AD-ART FSP KAHUTINDO 21

22 5. Panitia pelaksana harus sudah menyelesaikan tugasnya dalam waktu paling lama 60 (enam puluh) hari setelah mendapat surat tugas dari DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayahnya belum terbentuk DPD FSP KAHUTINDO. 6. Tata cara pemilihan DPC FSP KAHUTINDO: a. Pemilihan pengurus dilaksanakan secara bebas, langsung dan demokratis, dari dan oleh peserta rapat dengan cara pemungutan suara. b. Pemilihan pengurus DPC FSP KAHUTINDO dihadiri oleh DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayahnya belum terbentuk DPD FSP KAHUTINDO. c. Teknis pemilihan dilakukan sepenuhnya oleh panitia pelaksana dan disesuaikan dengan kondisi daerah yang bersangkutan. Pasal 7 Pengesahan dan Pencatatan DPC FSP KAHUTINDO 1. Segera setelah menyelesaikan tugasnya, panitia pelaksana membuat laporan tertulis ke DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayahnya belum terbentuk DPD FSP KAHUTINDO, dilengkapi dengan: a. Berita Acara/notulen rapat b. Susunan pengurus DPC FSP KAHUTINDO c. Daftar hadir PUK SP KAHUTINDO dalam rapat pembentukan DPC FSP KAHUTINDO 2. Surat Keputusan Pengesahan DPC FSP KAHUTINDO diterbitkan oleh DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayahnya belum terbentuk DPD FSP KAHUTINDO, segera setelah panitia pelaksana mengirimkan laporan pembentukan/pemilihan pengurus DPC FSP KAHUTINDO sebagaimana ayat (1). 3. DPC FSP KAHUTINDO yang telah terbentuk dan disahkan dengan Surat Keputusan DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayahnya belum terbentuk DPD FSP KAHUTINDO, selanjutnya mengajukan pencatatan di kantor Dinas Tenaga Kerja setempat sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 4. Permohonan pencatatan dilengkapi dengan daftar nama anggota/puk SP KAHUTINDO pembentuk, Surat Keputusan DPD atau DPP FSP KAHUTINDO tentang Pengesahan Pengurus DPC FSP KAHUTINDO, dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga. 5. Setelah memperoleh bukti atau nomor pencatatan, DPC FSP KAHUTINDO memberitahukan pencatatan tersebut disertai dengan foto copy bukti atau nomor pencatatan kepada instansi pemerintah terkait di daerah, asosiasi perusahaan terkait di daerah, DPD FSP KAHUTINDO dan DPP FSP KAHUTINDO. BAB IV PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN DPD FSP KAHUTINDO Pasal 8 Pembentukan DPD FSP KAHUTINDO 1. Pembentukan DPD FSP KAHUTINDO dilaksanakan secara demokratis atas permintaan tertulis dari DPC FSP KAHUTINDO atau PUK SP KAHUTINDO berdasarkan keputusan rapat antar DPC FSP KAHUTINDO atau PUK SP KAHUTINDO yang ada di wilayah tersebut. 2. Atas permintaan tersebut dan atau berdasarkan keputusan rapat DPP FSP KAHUTINDO jika tidak ada permintaan DPC FSP KAHUTINDO atau PUK SP KAHUTINDO, DPP FSP KAHUTINDO dapat memproses pembentukan DPD FSP KAHUTINDO. AD-ART FSP KAHUTINDO 22

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA NOMOR : KEP-06a/MUNAS.IV/FSPK/VIII/2009 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA NOMOR : KEP-02/MUNAS.IV/FSPK/VIII/2009 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) 2015 ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA ( AD/ART ) PERSATUAN AHLI GIZI

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA MUKADIMAH Menyadari sepenuhnya bahwa untuk mencapai suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, guna mengisi cita-cita Proklamasi Kemerdekaan,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar yang ditetapkan pada

Lebih terperinci

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH Daftar Isi BAB I KETENTUAN UMUM I-7 BAB II ASAS, SIFAT, DAN TUJUAN I-8 BAB III PEMBENTUKAN I-10 BAB

Lebih terperinci

PANCA PRASETYA FEDERASI SERIKAT PEKERJA ROKOK TEMBAKAU MAKANAN MINUMAN SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA

PANCA PRASETYA FEDERASI SERIKAT PEKERJA ROKOK TEMBAKAU MAKANAN MINUMAN SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA PANCA PRASETYA FEDERASI SERIKAT PEKERJA ROKOK TEMBAKAU MAKANAN MINUMAN SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA 1. KAMI ANGGOTA FEDERASI SERIKAT PEKERJA ROKOK TEMBAKAU MAKANAN MINUMAN SERIKAT PEKERJA SELURUH

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (SEKARPURA II) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (SEKARPURA II) PEMBUKAAN Lampiran KEP.005/MUNAS-V/SEKARPURA II/2011 - AD/ART ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (SEKARPURA II) PEMBUKAAN Bahwa untuk mencapai cita-cita Kemerdekaan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia MUKADIMAH Bahwa guna mengisi dan melaksanakan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, yang berdasarkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH Bahwa dalam pembangunan nasional yang pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, kemerdekaan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI SAYAP PEMUDA PARTAI PERINDO Jakarta, 17 Desember 2015 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PERINDO PEMBUKAAN Pemuda Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NO. 21 TH 2000

UNDANG-UNDANG NO. 21 TH 2000 UNDANG-UNDANG NO. 21 TH 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 131, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3989) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA BAB I LAMBANG, BENDERA, HYMNE DAN MARS ORGANISASI Pasal 1 Lambang 1. Lambang Organisasi berbentuk lingkaran dengan tulisan Asosiasi Laundry Indonesia dan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Lebih terperinci

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, oleh karena itu setiap orang tanpa membedakan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KESATUAN BURUH KEBANGSAAN INDONESIA DISINGKAT KBKI

ANGGARAN DASAR KESATUAN BURUH KEBANGSAAN INDONESIA DISINGKAT KBKI ANGGARAN DASAR KESATUAN BURUH KEBANGSAAN INDONESIA DISINGKAT KBKI PEMBUKAAN Bahwa untuk menjamin terpilihnya kedaulatan rakyat serta tegaknya kebenaran dan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 32/MEN/XII/2008 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN KEANGGOTAAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan kenikmatan bagi Bangsa Indonesia dalam kandungan bumi pertiwi Indonesia berupa sumber daya alam

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN PEMBUKAAN Program Pamsimas telah membangun prasarana dan sarana air minum dan sanitasi di desa/ kelurahan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN BANK PERKREDITAN RAKYAT INDONESIA (PERBARINDO) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN BANK PERKREDITAN RAKYAT INDONESIA (PERBARINDO) MUKADIMAH ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN BANK PERKREDITAN RAKYAT INDONESIA (PERBARINDO) MUKADIMAH Bahwa dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan keinginan luhur terhadap pembinaan serta peningkatan kesejahteraan bangsa

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI REAL ESTATE BROKER INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR ASOSIASI REAL ESTATE BROKER INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR ASOSIASI REAL ESTATE BROKER INDONESIA MUKADIMAH Sesungguhnya kemerdekaan Bangsa Indonesia itu sebagai rahmat Tuhan Yang mahasa Esa, merupakan penggilan, tantangan dan dorongan bagi bangsa

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Syarat Keanggotaan Syarat menjadi Anggota Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) adalah : 1. Warga Negara Indonesia.

Lebih terperinci

M U K A D I M A H DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

M U K A D I M A H DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA M U K A D I M A H DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Bahwa perjuangan Bangsa Indonesia untuk mengisi kemerdekaan sejak 17 Agustus 1945 telah memasuki tahap yang makin memerlukan optimalisasi potensi bangsa,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 Nama

ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 Nama ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Serikat ini bernama Serikat Pekerja PT Indosat (Persero) Tbk disingkat SP Indosat. Pasal 2 Sifat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA 2011-2016 PENDAHULUAN Sejarah terbentuknya Asosiasi Dosen pendidikan guru sekolah dasar di Indonesia didasari dengan adanya keinginan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa : Bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku yang terpadu menjadi bangsa yang besar adalah anugerah Tuhan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi 1. Organisasi ini bernama Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan yang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE 2012-2015 MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta semangat mewujudkan visi organisasi yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

Lebih terperinci

MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society

MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA 2003-2006 ANGGARAN DASAR MASTEL MUKADIMAH Bahwa dengan berkembangnya teknologi, telah terjadi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) MUKADIMAH ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) MUKADIMAH Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa, Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia sebagai mata rantai dalam jajaran industri pariwisata,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA UU No 21/2000 Tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh UU No 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan UU No 2/2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial UNTUK

Lebih terperinci

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENCATATAN, PERUBAHAN ORGANISASI DAN PEMBUBARAN

Lebih terperinci

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal, AD/ART IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA KEPUTUSAN MUNAS I IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA Nomor : 2/MUNAS I/ IGPKhI /I/ 2017 Tentang : ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IGPKhI DENGAN

Lebih terperinci

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003 BAB I UMUM Pasal 1 (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003 (2) Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penjabaran dan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT PEKERJA AUTOMOTIF MESIN DAN KOMPONEN FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA PERIODE 2011 ~ 2016 1 ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA AUTOMOTIF MESIN DAN KOMPONEN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA. Anggaran Dasar FPPTI

ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA. Anggaran Dasar FPPTI ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA PENDAHULUAN Organisasi Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi diusulkan pada Seminar Forum Komunikasi Pembinaan Perpustakaan Perguruan Tinggi se

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) BAB I. Pasal 1 STRUKTUR ORGANISASI ASITA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) BAB I. Pasal 1 STRUKTUR ORGANISASI ASITA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) BAB I Pasal 1 STRUKTUR ORGANISASI ASITA 1. DEWAN PENGURUS PUSAT (DPP) ASITA 1.1. Pengurus ASITA tingkat Nasional selanjutnya

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA (PHRI)

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA (PHRI) ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA (PHRI) Disempurnakan Pada Munas XV 2010 10 Februari 2010 M U K A D I M A H BAHWA CITA-CITA KEMERDEKAAN INDONESIA YANG DIPROKLAMASIKAN PADA TANGGAL

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN KENDAL

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN KENDAL PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA : BAHWA KEMERDEKAAN, KEADILAN, DAN KEBENARAN ADALAH IDAMAN SETIAP BANGSA INDONESIA, SEBAGAI NEGARA

Lebih terperinci

BAB I NAMA, BENTUK, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU

BAB I NAMA, BENTUK, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU ANGGARAN DASAR SAREKAT HIJAU INDONESIA PEMBUKAAN Krisis berbangsa dan bernegara yang dialami Indonesia, terjadi hampir di seluruh bidang kehidupan. Krisis ini menyebabkan tidak terpenuhinya hak-hak sosial,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA F.SP SPSI FEDERASI SERIKAT PEKERJA NIAGA, BANK, JASA DAN ASURANSI (FEDERASI SP NIBA) KONFEDERASI SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA ANGGARAN DASAR FEDERASI SERIKAT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 BAB XI HUBUNGAN INDUSTRIAL Bagian Kesatu Umum Pasal 102 1. Dalam melaksanakan hubungan industrial, pemerintah mempunyai fungsi menetapkan kebijakan, memberikan pelayanan, melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK KABUPATEN KAYONG UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSATUAN PERUSAHAAN GRAFIKA INDONESIA (INDONESIA PRINT MEDIA ASSOCIATION) MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR PERSATUAN PERUSAHAAN GRAFIKA INDONESIA (INDONESIA PRINT MEDIA ASSOCIATION) MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGARAN DASAR PERSATUAN PERUSAHAAN GRAFIKA INDONESIA (INDONESIA PRINT MEDIA ASSOCIATION) MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Dengan menyadari sedalam-dalamnya akan kedudukan, tugas dan kewajiban

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA DAN FEDERASI SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI, PERTAMBANGAN, MINYAK, GAS BUMI DAN UMUM (AD SP KEP DAN FSP KEP)

ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA DAN FEDERASI SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI, PERTAMBANGAN, MINYAK, GAS BUMI DAN UMUM (AD SP KEP DAN FSP KEP) ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA DAN FEDERASI SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI, PERTAMBANGAN, MINYAK, GAS BUMI DAN UMUM (AD SP KEP DAN FSP KEP) P E M B U K A A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Bahwa sesungguhnya

Lebih terperinci

A N G G A R A N D A S A R

A N G G A R A N D A S A R A N G G A R A N D A S A R D A F T A R I S I : 1. Mukadimah 2. Bab I: Ketentuan Umum Pasal 1 3. Bab II: Nama, Tempat Kedudukan dan Jangka Waktu Pendirian Pasal 2 4. Bab III: Asas, Landasan, Tujuan dan Kegiatan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Masyarakat Telematika Indonesia The Indonesian ICT Society ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Dasar MASTEL MUKADIMAH Bahwa dengan berkembangnya teknologi, telah terjadi konvergensi bidang Telekomunikasi,

Lebih terperinci

: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 255/MEN/2003 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN KEANGGOTAAN LEMBAGA KERJASAMA BIPARTIT MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI ARUNG JERAM INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI ARUNG JERAM INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI ARUNG JERAM INDONESIA BAB I U M U M Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga Anggaran Rumah Tangga ini merupakan pelengkap dan penjabaran lebih lanjut dari Anggaran Dasar. Pasal 2 Lambang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Undang-undang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DPD AREBI JABAR 2016 [KOMPAK KUAT HEBAT]

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DPD AREBI JABAR 2016 [KOMPAK KUAT HEBAT] 2016 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DPD AREBI JABAR 2016 [KOMPAK KUAT HEBAT] ANGGARAN DASAR YANG TELAH DISEMPURNAKAN MUKADIMAH Sesungguhnya kemerdekaan Bangsa Indonesia itu sebagai rahmat Tuhan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR NINJA OWNERS CLUB

ANGGARAN DASAR NINJA OWNERS CLUB ANGGARAN DASAR NINJA OWNERS CLUB BAB I NAMA, BENTUK, SIFAT, ASAS, VISI, MISI, WAKTU DAN KEDUDUKAN Pasal 1 NAMA Organisasi ini bernama NINJA OWNERS CLUB, yang dapat disingkat dengan nama N O C. Pasal 2

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. ASOSIASI KONTRAKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA (Association of Indonesia Electrical Contractors) A K L I N D O

ANGGARAN DASAR. ASOSIASI KONTRAKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA (Association of Indonesia Electrical Contractors) A K L I N D O ANGGARAN DASAR ASOSIASI KONTRAKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA (Association of Indonesia Electrical Contractors) A K L I N D O TAHUN 2011 ANGGARAN DASAR ASOSIASI KONTRAKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN Pasal 1 Landasan Penyusunan 1. Anggaran Rumah Tangga disusun berlandaskan pada Anggaran Dasar yang

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA Dl RUSIA (Permira) P E M B U K A A N Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Federasi

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 KETENTUAN UMUM Anggota Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) adalah perseorangan dan perusahaan yang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN PEMBUKAAN Program Pamsimas telah membangun prasarana dan sarana air minum dan sanitasi di desa/ kelurahan

Lebih terperinci

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG Lampiran IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI PERENCANAAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR)

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR) ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR) ANGGARAN DASAR IKA UNPAR PEMBUKAAN Bahwa tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1 Telepon : 085 2222 934 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1 1. Status keanggotaan BKKMTKI terdiri dari: a. Calon Anggota b. Anggota

Lebih terperinci

KEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008. Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR

KEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008. Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR KEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008 Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR PERSATUAN GURU MADRASAH INDONESIA (PGMI) Bahwa sesungguhnya Islam adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PEMERINTAH PROVINSI SELURUH INDONESIA (APPSI) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PEMERINTAH PROVINSI SELURUH INDONESIA (APPSI) PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PEMERINTAH PROVINSI SELURUH INDONESIA (APPSI) PEMBUKAAN Bahwa penyelenggaraan pemerintah di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-undang Dasar 1945 pada hakekatnya

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH Bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana amanat UUD 1945 tiada lain adalah

Lebih terperinci

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 A N G G A R A N D A S A R A K K L I N D O ASOSIASI KONTRAKTOR KELISTRIKAN INDONESIA (Indonesian Association of Electrical Contractor & Installation Services) MUKADIMAH Menyadari bahwa sebagai Warga Negara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA / SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA / SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA / SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBL1K INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan berserikat,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA Anggaran Rumah Tangga Asosiasi Badan Usaha Milik Desa Se-Indonesia (BUMDESINDO) ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA Pasal 1 Kedudukan Organisasi 1. Dewan Pimpinan Nasional

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) MUKADIMAH. BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU Pasal 1 NAMA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) MUKADIMAH. BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU Pasal 1 NAMA ANGGARAN DASAR ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, mengingat kewajiban sebagai warga negara Republik Indonesia untuk berdharma

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA MUKADIMAH : Dengan Rachmat Tuhan Yang Maha Esa dan dengan kesadaran yang tinggi dalam menyumbangkan dharma bakti untuk pembangunan Nusa dan Bangsa Indonesia menuju

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGENDALIAN HAMA INDONESIA ( A S P P H A M I ) M U K A D I M A H

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGENDALIAN HAMA INDONESIA ( A S P P H A M I ) M U K A D I M A H ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGENDALIAN HAMA INDONESIA ( A S P P H A M I ) M U K A D I M A H Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka kemerdekaan rakyat Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal

Lebih terperinci

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Arsitek sebagai warga negara yang sadar akan panggilan untuk memelihara pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan serta peradaban manusia, senantiasa belajar

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA BAB I PERHIMPUNAN WILAYAH Syarat dan Tatacara Pendirian Perhimpunan Wilayah Pasal 1 (1) Perhimpunan Wilayah adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

AD dan ART. Ditulis oleh AMPI Kukar Selasa, 28 May :42 - P E M B U K A A N

AD dan ART. Ditulis oleh AMPI Kukar Selasa, 28 May :42 - P E M B U K A A N P E M B U K A A N BAHWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945, YANG DICETUSKAN RAKYAT INDONESIA MERUPAKAN PUNCAK PERJUANGAN PERGERAKAN NASIONAL DAN TITIK AWAL UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN CITA-CITA KEMERDEKAAN,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENGHITUNGAN, PENGANGGARAN DALAM APBD, PENGAJUAN, PENYALURAN, DAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN PARTAI

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I IDENTITAS Pasal 1 Lambang

ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I IDENTITAS Pasal 1 Lambang Lampiran KEP.005/MUNAS-V/SEKARPURA II/2011 - AD/ART ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I IDENTITAS Pasal 1 Lambang Lambang Organisasi adalah berupa Logo yaitu: (1) Simbol 2 (dua) Anak Panah berbentuk hurup S, mempunyai

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH

ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang 22-24 Januari 2015 ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA () MUKADDIMAH Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sesungguhnya mahasiswa peternakan

Lebih terperinci

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN DASAR

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN DASAR Pembukaan Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Bahwa untuk menciptakan Ketahanan Nasional di Bidang Ekonomi, segala daya

Lebih terperinci

Serikat Pekerja/Serikat Buruh

Serikat Pekerja/Serikat Buruh Serikat Pekerja/Serikat Buruh a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran baik secara lisan maupun secara tulisan, memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA BAB I UMUM Pasal 1 Pengertian Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran Anggaran Dasar IAP Pasal 2 Pengertian Umum (1) Ahli adalah seorang yang berlatar belakang

Lebih terperinci

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA KOMPUTER INDONESIA (APKOMINDO). Bunyi Anggaran Rumah Tangga APKOMINDO

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1 1. Status keanggotaan BKKMTKI terdiri dari: a. anggota; dan b. calon anggota. 2. Anggota

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.HH-04.AH TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.HH-04.AH TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.HH-04.AH.11.01 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAFTARAN PENYESUAIAN PARTAI POLITIK BERBADAN HUKUM DAN PARTAI POLITIK

Lebih terperinci

KONGRES XI IKATAN SARJANA PETERNAKAN INDONESIA Nomor : 05/KONGRES XI-ISPI/XI/2014. Tentang: ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART)

KONGRES XI IKATAN SARJANA PETERNAKAN INDONESIA Nomor : 05/KONGRES XI-ISPI/XI/2014. Tentang: ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) KONGRES XI IKATAN SARJANA PETERNAKAN INDONESIA Nomor : 05/KONGRES XI-ISPI/XI/2014 Tentang: ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) Menimbang : a. Bahwa didorong oleh kesadaran dan tanggung jawab

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan jiwa korps bagi anggota Korps

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA NASIONAL TOTAL INDONESIE

ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA NASIONAL TOTAL INDONESIE Halaman 1 dari 24 ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA NASIONAL TOTAL INDONESIE PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA bahwa pembangunan nasional adalah merupakan suatu manifestasi dari rasa syukur kepada

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I LAMBANG DAN BENDERA ORGANISASI

ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I LAMBANG DAN BENDERA ORGANISASI ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I LAMBANG DAN BENDERA ORGANISASI Pasal 1 Lambang 1. Lambang Organisasi ASPESINDO dengan warna dasar putih berbentuk segi empat sama sisi dengan dua garis bergelombang berwarna

Lebih terperinci