KOMUNIKASI PARTISIPATIF PADA PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMUNIKASI PARTISIPATIF PADA PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)"

Transkripsi

1 KOMUNIKASI PARTISIPATIF PADA PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) IMANI SATRIANI Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Komunikasi Partisipatif pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau yang dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Agustus 2011 Imani Satriani NRP. I

3 ABSTRACT IMANI SATRIANI. PARTICIPATIVE COMMUNICATION ON CENTER FOR FAMILY EMPOWERMENT PROGRAM (Case Study in RW 05 Situgede Village, West Bogor, Bogor). Under direction of PUDJI MULJONO and RICHARD W.E. LUMINTANG Empowerment occurred if individuals or communities were assigned to discuss their daily need, especially in education and health matter. And also the topics are focused in political and economic issues. Empowerment program in alleviating poverty and improving the quality of human resources, promoted by Center for Human Resources Development (P2SDM), LPPM IPB, cooperated with Damandiri Post Family Empowerment (POSDAYA) program. This particular cooperation leading to develop Posdaya poverty community at different level, such are village, hamlet and RW. The objectives of study were: to analyze the role of companion, community leader in Posdaya activities, the participatory communication, its impact to community as well and respons communities. The research was a constructivist paradigm, located in RW 05 Situgede village, West Bogor, Bogor. The research was conducted in April 18 to May 25, The study result was the P2SDM-IPB companion as well as consultant task always coodinated by Posdaya Kenanga. The Situgede village, especially RW 05 had several ultimate tasks, included: cadres supervising, training and motivating. Internal involvement Posdaya Kenanga leaders were: providing insight, advice, criticism and building ideas for sustainability activities. The participatory communication occurred in Posdaya Kenanga were: access, heteroglasia, poliponi, dialogue and carnival. Benefit of cadres were: information and knowledge sharing, problem solving and familiarity relationship. Refers to participatory communication among cadres, they could work optimally as well as equaly right to submit opinions, suggestions, and criticism. As a result, their responsibility increased. Keywords: participatory communication, empowerment, cadres.

4 RINGKASAN IMANI SATRIANI. KOMUNIKASI PARTISIPATIF PADA PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor). Dibimbing oleh PUDJI MULJONO dan RICHARD W.E. LUMINTANG. Program pemberdayaan dalam pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang dikembangkan oleh Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (P2SDM) LPPM IPB bekerjasama dengan Yayasan Damandiri adalah membangun dan mengembangkan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di wilayah-wilayah yang memiliki kantong kemiskinan baik tingkat desa, dusun dan RW. Penelitian Komunikasi partisipatif yang dilakukan mengenai peran pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat serta dampak komunikasi partisipatif menjadi menarik dan penting untuk dikaji dengan disiplin ilmu komunikasi pembangunan. Kajian dengan paradigma konstruktivisme yang dilakukan dapat melengkapi dan mempertajam hasil-hasil penelitian sebelumnya dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat dalam kegiatan Posdaya, menganalisis komunikasi partisipatif yang terjadi dalam kegiatan Posdaya, menganalisis dampak komunikasi partisipatif dalam kegiatan Posdaya bagi masyarakat serta menganalisis respons masyarakat terhadap kehadiran Posdaya. Realitas di lokasi penelitian menunjukkan bahwa peran yang dominan dalam kegiatan Posdaya Kenanga adalah peran dari pendamping yakni pihak P2SDM LPPM IPB yang selalu melakukan koordinasi dengan pengurus Posdaya Kenanga. Peran dari pihak P2SDM LPPM IPB adalah sebagai pendamping dan konsultan. Ketika terjadi permasalahan, hambatan di dalam Posdaya Kenanga koordinator maupun kader melakukan konsultasi untuk penyelesaiannya. Pendampingan yang dilakukan bersifat tidak terikat dan tidak lepas, tetapi kontrol selalu dilakukan terhadap Posdaya Kenanga. Perangkat Kelurahan Situgede sebagai institusi pemerintahan, memiliki peran dalam kegiatan Posdaya Kenanga RW 05 antara lain pembinaan kader, pelatihan para kader serta memotivasi kader. Pembinaan yang dilakukan oleh pihak kelurahan terhadap kegiatan Posdaya Kenanga adalah penyampaian informasi, monitoring kegiatan, dan membantu penyelesaian masalah. Dan peran keterlibatan tokoh masyarakat dalam Posdaya Kenanga adalah sebagai penasehat seperti memberikan pandangan-pandangan, saran, kritikan, dan ide-ide yang membangun untuk keberlangsungan kegiatan Posdaya Kenanga. Komunikasi partisipatif yang terjadi dalam kegiatan Posdaya Kenanga meliputi meliputi akses, heteroglasia, poliponi, dialog dan karnaval. Kader di Posdaya Kenanga memiliki akses yang sama untuk berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pengambilan keputusan. Akses yang terlihat di Posdaya Kenanga adalah semua kader diundang untuk menghadiri rapat rencana kerja Posdaya Kenanga dan rapat evaluasi. Konsep heteroglasia terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta kesetaraan gender. Memiliki keberagaman kader, meningkatkan saling menghargai sesama kader. Poliponi terjadi karena keterbukaan dalam penyampaian suara memberikan hak yang sama kepada kader tanpa ada penekanan atas pandangan kader yang satu dengan pandangan yang lain. Interupsi dalam rapat merupakan bentuk tidak adanya intervensi atau penekanan dan pemaksaan dalam menyampaikan pendapat maupun saran. Mengutarakan jawaban, pendapat, masukan, kritik serta ide antara kader dan pendamping tidak

5 ada pembatas, antara kader dan pendamping sejajar sehingga tidak ada yang merasa digurui ataupun menggurui. Dialog dalam menyelesaikan atau mengatasi hambatan atau kendala dilakukan untuk mencari kesepakatan antara sesama kader. Melalui dialog terjadi saling menghargai dan saling memiliki kegiatan dalam Posdaya Kenanga sehingga menimbulkan rasa tanggung jawab sesama kader untuk menyelesaikan permasalahan. Konsep karnaval pada Posdaya Kenanga dilakukan oleh bidang kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Dampak komunikasi partisipatif dalam setiap kegiatan dan rapat di Posdaya Kenanga dirasakan kader sangat banyak memberikan manfaat. Manfaat yang didapat yaitu saling berbagi informasi dan pengetahuan, penyelesaian masalah diselesaikan secara bersama serta terjalinnya keakraban sesama kader. Masyarakat mengetahui kehadiran Posdaya Kenanga melalui tiga bentuk yaitu 1) papan nama yang berdiri di halaman Posyandu Kenanga, 2) dibentuknya PAUD Kenanga oleh Posdaya Kenanga dan 3) Posdaya Kenanga mendapat kunjungan dari Pemda Palu Sulawesi Tengah. Masyarakat merespons kehadiran Posdaya Kenanga sangat baik terbukti dengan semakin banyaknya jumlah anak-anak yang tergabung dalam PAUD Kenanga yang dalam proses belajar mengajarnya tidak dipungut biaya.

6 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS

7 Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

8 KOMUNIKASI PARTISIPATIF PADA PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) IMANI SATRIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

9 Judul Tesis : Komunikasi Partisipatif pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor). Nama : Imani Satriani NIM : I Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Ir. Pudji Muljono, M.Si Ketua Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA Anggota Diketahui Koordinator Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr. Tanggal Ujian: 15 Agustus 2011 Tanggal Lulus:

10 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2011 ini ialah komunikasi partisipatif, dengan judul Komunikasi Partisipatif pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor). Terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Pudji Muljono, M.Si dan Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA selaku Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan serta arahan dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan proposal penelitian, selama di lapangan dan penulisan hingga proses penyelesaian tesis ini. Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, M.S. selaku penguji luar komisi yang telah memberikan koreksi, saran dan masukan berharga bagi penyempurnaan tesis ini. Penghargaan dan terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Salikan S.Pd selaku Koordinator Posdaya Kenanga serta kader Posdaya Kenanga, masyarakat dan perangkat Kelurahan Situgede, yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian di lapangan. Terima kasih penulis sampaikan juga kepada Lia Mulyawati, A.Md dengan keramahan dan ketulusannya telah memberikan pelayanan administratif. Untuk segala dukungan selama proses belajar dan untuk kebersamaan yang selalu dan semoga tetap terjalin dengan baik dari teman-teman di KMP 2009, 2008 dan 2007 (Ageng Rara Cindoswari, Asmawati, Denta Mandra, Rahmah Awaliah, Rofi ah, Sardi Duryatmo, Sigit Pamungkas, Susy Hartati, Yogaprasta Adinugraha, Ibu Sitti Aminah dan Ibu Retno Sri Hartati Mulyandari) penulis sampaikan terima kasih. Semangat, kebaikan dan keakraban dari Dini Valdiani, S.Sos., Dwi Retno Hapsari, S.P., dan Leonard Dharmawan, S.P., penulis sampaikan terima kasih. Teriring doa, salam dan terima kasih untuk Ayah dan Ibu atas segala doa yang terucap bagi keberhasilan penulis. Terima kasih penulis sampaikan kepada Afrizal, S.E., Sukmawati, S.Pd., Khairanis, S.P., Dian Dovianto, S.P., Annisa Safira Callysta dan seluruh keluarga atas doa, pengertian, motivasi dan kasih sayangnya. Saran dan kritik terhadap tesis ini penulis harapkan sehingga sarat makna dan manfaat. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Agustus 2011 Imani Satriani

11 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 20 Juli 1987 dari ayah Makmur Al Gamar dan Ibu Zulbaidah. Penulis merupakan putri ketiga dari tiga bersaudara. Tahun 2005 penulis lulus SMA Negeri 15 Palembang dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Universitas Sriwijaya melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis memilih Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian dengan Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, penulis merupakan satusatunya mahasiswa Fakultas Pertanian yang mendapatkan beasiswa dari PT Bank Central Asia Tbk selama 3 semester pada tahun Pada tahun 2008 penulis memenangi Lomba Fotografi tingkat Fakultas Pertanian sebagai juara II dengan tema Hari Kartini. Pada bulan Maret 2009 penulis menamatkan jenjang Strata 1 dengan predikat sebagai lulusan terbaik Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Kesempatan untuk melanjutkan ke program Magister Sains Sekolah Pascasarjana IPB diperoleh pada bulan Agustus tahun 2009 pada Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (KMP).

12 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xiv xv xvi PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Perumusan Masalah... 6 Tujuan Penelitian... 7 Kegunaan Penelitian... 7 TINJAUAN TEORITIS... 9 Komunikasi... 9 Komunikasi Pembangunan Komunikasi Partisipatif Komunikasi Partisipatif dan Pemberdayaan Habermas dan Ruang Publik Peran-Peran Fasilitator dalam Pemberdayaan Pemerintah Kelurahan Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Hasil Penelitian yang Relevan KERANGKA PEMIKIRAN METODE PENELITIAN Paradigma Penelitian Desain Penelitian Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Penentuan Subyek Penelitian Data dan Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Kredibilitas dan Dependabilitas (Reliabilitas) Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Wilayah Keadaan Penduduk Mata Pencaharian Keagamaan Pendidikan Kesehatan Perhubungan dan Komunikasi Gambaran Umum RW 05 Kelurahan Situgede xii

13 Pelaksanaan Kegiatan Posdaya Kenanga RW 05 di Kelurahan Situgede Sekilas Mengenai Posdaya Secara Umum Sekilas Posdaya Kenanga RW 05 di Kelurahan Situgede Jenis Kegiatan dalam Posdaya Kenanga RW 05 Kelurahan Situgede Peran Pendamping, Perangkat Kelurahan dan Tokoh Masyarakat dalam Kegiatan Posdaya Kenanga 05 Situgede Peran Pendamping Peran Perangkat Kelurahan Peran Tokoh Masyarakat Ikhtisar Komunikasi Partisipatif pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Memiliki Akses yang Sama Munculnya Heteroglasia Terjadinya Poliponi Komunikasi Melalui Dialog Adanya Karnaval Ikhtisar Dampak Komunikasi Partisipatif pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Berbagi Informasi dan Pengetahuan Permasalahan Diselesaikan Secara Bersama Terjadinya Keakraban Sesama Kader Ikhtisar Respons Masyarakat terhadap Kehadiran Posdaya di RW 05 Kelurahan Situgede Papan Nama Posdaya Kenanga Dibukanya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Kunjungan Pemda Palu Sulawesi Tengah Ikhtisar SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

14 DAFTAR TABEL Halaman 1 Orbitrasi (jarak dari pusat pemerintahan) serta waktu tempuh Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kepala keluarga Tahun Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Kelurahan Situgede Tahun Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Kelurahan Situgede Tahun Jumlah sarana pendidikan di Kelurahan Situgede Tahun Jumlah sarana kesehatan di Kelurahan Situgede Tahun Akses secara teoritis dan hasil temuan lapang Heteroglasia secara teoritis dan hasil temuan lapang Poliponi secara teoritis dan hasil temuan lapang Komunikasi dialog secara teoritis dan hasil temuan lapang Karnaval secara teoritis dan hasil temuan lapang Matriks komunikasi partisipatif pada Posdaya Kenanga Matriks kader dan non kader dalam kegiatan Posdaya Kenanga xiv

15 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Alur kegiatan penelitian Proses analisis data Struktur pengurus RW 05 Siaga Susunan pengurus Posdaya Kenanga RW 05 Situgede Struktur organisasi kelompok wanita tani Sawargi Posisi tempat duduk peserta rapat Keberagaman kader di Posdaya Kenanga Proses dan hasil temuan penelitian xv

16 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Peta administrasi Kota Bogor dan Situgede Peta adminstrasi Kelurahan Situgede Peta administrasi wilayah RW 05 Situgede Jadwal penelitian Metoda pengumpulan data dan informasi penelitian Catatan harian penelitian Inisial Informan Aktivitas PAUD Kenanga Aktivitas Posyandu Kenanga Aktivitas Posbindu Lansia Proses pembuatan dodol talas Usaha budidaya jamur tiram Hasil kerajinan anyaman Surat keterangan Kelurahan Situgede Surat keterangan koordinator Posdaya Kenanga 05 Situgede Surat keterangan pembentukan Posdaya xvi

17 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Setelah beberapa dekade pembangunan pertanian di Indonesia, ternyata pembangunan belum mampu meningkatkan harkat, martabat dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini menjadi penyebabnya adalah: (1) Pembangunan itu hanya mengutamakan pertumbuhan, mengejar target dan jarang memperhatikan faktor manusia sebagai subyek dan (2) Tidak efisiennya sistem birokrasi yang dikembangkan oleh pemerintah. Golongan yang diuntungkan adalah mereka yang dekat dengan elit kekuasaan atau mereka yang secara sosial ekonomi mampu meraih kesempatan yang ada. Pendekatan komunikasi yang dijalankan pemerintah dalam programprogram pembangunan selama ini dirasakan bersifat top down, komunikasi yang dilakukan bersifat searah linier dimana tidak ada mekanisme untuk memberikan umpan balik (feedback) dari masyarakat. Masyarakat seringkali hanya dijadikan sebagai obyek bukan subyek dalam pembangunan. Masyarakat diwajibkan terhimpun dalam kelompok yang dibentuk dan dikontrol oleh pemerintah, sehingga kelompok sulit sekali mandiri karena pengelolaannya harus mengikuti petunjuk pemerintah. Akibatnya kelompok biasa bekerja dengan instruksi dari atas dan hampir tidak memiliki peluang terlibat pada proses pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan mereka. Dalam era kemunculan paradigma baru komunikasi pembangunan yang partisipatif ini, semua pihak diundang untuk berpartisipasi dalam proses komunikasi sampai dengan pengambilan keputusan. Komunikasi pendukung pembangunan dilaksanakan dalam model komunikasi horizontal, interaksi komunikasi dilakukan secara lebih demokratis. Kegiatan komunikasi bukan kegiatan memberi dan menerima melainkan berbagi dan berdialog. Peningkatan komunikasi pembangunan sangat penting untuk meningkatkan program-program pembangunan. Pengembangan komunikasi pembangunan ini perlu dilakukan dengan mengubah paradigma komunikasi pembangunan dari yang berciri linier (searah) dari atas ke bawah ke komunikasi yang berciri konvergen. Agar program yang dilaksanakan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Salah satu prinsip dari program pembangunan adalah partisipasi. Partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan memerlukan kesadaran warga masyarakat akan minat dan kepentingan yang sama.

18 2 Selama ini, keterlibatan masyarakat hanya dilihat dalam konteks yang sempit, artinya manusia cukup dipandang sebagai tenaga kasar untuk mengurangi biaya pembangunan sosial. Dengan kondisi ini, peran-peran serta masyarakat terbatas pada implementasi atau penerapan program, masyarakat tidak dikembangkan dayanya menjadi kreatif dari dalam dirinya dan harus menerima keputusan yang sudah diambil pihak luar. Partisipasi menjadi bentuk yang pasif (Midgley, 1986 dalam Prijono dan Pranaka,1996). Pemerintah pada tahun 2006 menyatakan bahwa pembangunan, utamanya pembangunan manusia dan keluarga, tidak saja menjadi tanggung jawab dan monopoli pemerintah, tetapi memerlukan kerja sama dan partisipasi masyarakat luas. Hal ini berkaitan dengan keterlibatan masyarakat dalam upaya pembangunan manusia yang secara tidak langsung berkontribusi dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia (Human Development Index). Menurut United Nations Development Programme (UNDP), pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan bagi penduduk, kebebasan untuk hidup lebih sehat, lebih berpendidikan, dan dapat menikmati standar hidup yang layak. Laporan Pembangunan Manusia 2010 yang dikeluarkan UNDP menunjukkan bahwa indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia berada di peringkat 108 dari 169 negara yang tercatat. IPM merupakan indeks komposit yang mencakup kualitas kesehatan, tingkat pendidikan, dan kondisi ekonomi (pendapatan) 1. Upaya dalam pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia, salah satunya yaitu program pemberdayaan yang saat ini tengah dikembangkan oleh Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (P2SDM) LPPM IPB bekerjasama dengan Yayasan Damandiri adalah membangun dan mengembangkan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di wilayah-wilayah yang memiliki kantong kemiskinan baik tingkat desa, dusun atau RW. Menurut Suyono dan Haryanto (2009), Posdaya sebagai forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. Penguatan fungsi-fungsi utama tersebut diharapkan setiap keluarga mampu membangun dirinya menjadi keluarga 1 Media Indonesia Indeks Pembangunan Manusia. indonesia.com /read/2011/01/27/198895/68/11/kinerja Pembangunan-Manusia-Indonesia [diakses 27 Januari 2011].

19 3 sejahtera, keluarga yang mandiri dan keluarga yang mampu menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik. Posdaya merupakan gagasan baru guna menyambut anjuran pemerintah untuk membangun sumberdaya manusia melalui partisipasi keluarga secara aktif. Proses pemberdayaan itu diprioritaskan pada peningkatan kemampuan keluarga untuk bekerja keras mengentaskan kebodohan, kemalasan dan kemiskinan dalam arti yang luas. Sasaran kegiatan yang dituju adalah terselenggaranya upaya bersama agar setiap keluarga mempunyai kemampuan melaksanakan delapan fungsi keluarga. Dalam rangka pelaksanaan Millenium Development Goals (MDGs), pengembangan fungsi keluarga tersebut diarahkan kepada lima prioritas sasaran utama, yaitu komitmen pada pimpinan dan sesepuh tingkat desa dan pendukuhan, kecamatan dan kabupaten, pengembangan fungsi keagamaan, fungsi KB dan kesehatan, fungsi pendidikan, fungsi kewirausahaan dan fungsi lingkungan hidup yang memberi makna terhadap kehidupan keluarga yang bahagia dan sejahtera (Muljono et al. 2010a). Sasaran akhir Posdaya adalah membentuk manusia-manusia yang bermutu dan sejahtera. Posdaya menggunakan keluarga sebagai ujung tombak untuk memperbaiki pendidikan, kesehatan, lingkungan dan ekonomi masyarakat dengan pilar keswadayaan dan kemandirian sebagai semangat kerjanya. Hal ini dikarenakan keluarga adalah lembaga utama, yang terdekat dan paling akrab dengan setiap anggotanya. Keluarga merupakan anggota terkecil dalam masyarakat. Kondisi keluarga merupakan cerminan kekuatan masyarakat, bangsa dan negara. Posdaya mewadahi kegiatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan inti kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan dan ekonomi. Pembentukan forum pemberdayaan keluarga yang dikenal dengan Posdaya didirikan pada tahun Jumlah Posdaya yang sudah dibentuk di Indonesia pada saat ini sekitar Posdaya, dimana sebanyak 53 Posdaya di antaranya telah terbentuk di sekitar Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi 2. Posdaya sebagai sebuah gagasan pemberdayaan dari, oleh dan untuk masyarakat adalah sebuah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang mengimplementasikan nilai-nilai kegotongroyongan di masyarakat. Posdaya adalah sebuah gerakan dengan ciri 2 Posdaya IPB Pemberdayaan. [diakses 18 Januari 2011].

20 4 khas buttom-up programme, kemandirian dan pemanfaatan sumberdaya serta potensi lokal sebagai sumber segala solusi. Pihak luar hanya berperan sebagai fasilitator, mediator dan pembangkit gagasan. Kota Bogor masih dihadapkan pada masalah besarnya jumlah warga miskin yang berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2010 jumlah warga miskin Kota Bogor mencapai Rumah Tangga. Berbagai kegiatan yang dilakukan pada tahun 2010 telah menurunkan KK miskin sebanyak keluarga miskin, atau 3,43% dari KK, dengan jumlah terbanyak ada di Kecamatan Bogor Barat yang mencapai 358 KK 3. Salah satu wilayah di Kota Bogor yang mendapatkan kesempatan melaksanakan program percontohan Institut Pertanian Bogor dalam rangka peningkatan Indeks Pembangunan Manusia adalah RW 05 Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat. Berdasarkan Surat Keputusan Lurah Situgede No.147/96/V/2010 tertanggal 21 Mei 2010 RW 05 Kelurahan Situgede telah siap melaksanakan kegiatan Posdaya di lingkungan mereka. Kelurahan Situgede RW 05 menjadi salah satu wilayah pelaksana program Posdaya yang berada di lingkar kampus IPB dan siap mempraktekkan kegiatan Posdaya di lingkungan mereka, Posdaya Kelurahan Situgede RW 05 dinamakan Posdaya Kenanga. Program Posdaya di Kelurahan Situgede RW 05 ini mencakup empat bidang yaitu bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang ekonomi, dan bidang lingkungan hidup. Bidang kesehatan yakni peran aktif dalam Posyandu (menangani 37 balita dan 2 ibu hamil), pembentukan Posbindu Lansia (menangani 75 lansia), penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dan narkoba, pengukuran tensi darah dan timbangan untuk lansia, serta penyuluhan dan penanganan gizi buruk; bidang pendidikan melalui program kejar paket bagi pelajar drop out, perpustakaan Kenanga warga, PAUD Nurul Yaqin (terdapat 50 murid dan 4 tenaga pengajar), pengembangan MI, dan TPA/TK; bidang ekonomi yaitu lembaga keuangan mikro dengan modal awal sebesar 1 juta, pelatihan budidaya pertanian, perikanan, tanaman hias, pengolahan makanan ringan, kelompok usaha pengolahan limbah rumah tangga, home industy (dodol talas, keripik talas, rumah jamur), kelompok wanita terampil (KWT Sawargi dan KWT Jamur Tiram) serta kelompok usahatani (jamur tiram dan tanaman hias); dan untuk bidang 3 Badan Pusat Statistik Angka Kemiskinan. id/download/ilppd-2010.pdf [diakses 18 Januari 2011].

21 5 lingkungan melakukan upaya pengelolaan sampah menjadi kompos, penanggulangan sampah atau limbah plastik menjadi tas atau kerajinan tangan, menggerakkan kerja bakti kebersihan, PSN (pemberantasan sarang nyamuk), biopori, briket sampah, dan memulai pemilahan sampah organik dan non organik di RT masing-masing. Program Posdaya diperlukan partisipasi seluruh lapisan masyarakat. Partisipasi dalam hal mengemukakan pendapat, harapan, yang ingin dicapai dalam program Posdaya yang ada di lingkungannya. Partisipasi masyarakat merupakan prasyarat penting keberhasilan suatu pembangunan. Partisipasi ini dapat diartikan sebagai proses keterlibatan masyarakat lokal yaitu masyarakat yang tinggal di sekitar RW 05 Kelurahan Situgede yang terlibat dalam kegiatan Posdaya dengan tujuan agar dapat meningkatkan potensi diri dan mampu meningkatkan kesejahteraannya. Salah satu cara agar masyarakat berpartisipasi dalam program tersebut yaitu program harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Keikutsertaan masyarakat dalam program Posdaya harus dapat menumbuhkan rasa memiliki, sehingga program tersebut menjadi berkelanjutan. Partisipasi ini bukan hanya pengerahan tenaga masyarakat untuk melaksanakan kegiatan pembangunan tetapi mengajak masyarakat untuk mau menyumbangkan pikiran, ide dan kreativitasnya. Masyarakat bukan menjadi obyek pembangunan yang menjadi ketergantungan dan tidak mandiri, melainkan sebagai subyek pembangunan yang perlu proses belajar untuk memperbaiki kehidupannya, memiliki kemampuan dan keterampilan untuk memanfaatkan kesempatan tersebut sehingga dapat mengatasi kesulitan hidup dan menjadi masyarakat yang mandiri. Partisipasi di sini baik dari perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi pembangunan. Posdaya merupakan pemberdayaan dari, oleh, dan untuk masyarakat. Mengacu pada pernyataan tersebut maka pendekatan komunikasi dalam Posdaya adalah melibatkan berbagai unsur, seperti pendamping yakni pihak P2SDM LPPM IPB, perangkat kelurahan, dan tokoh masyarakat RW 05 Kelurahan Situgede. Melalui komunikasi yang partisipatif sesuai dengan gagasan Posdaya, maka masyarakat diajak untuk turut bersama-sama P2SDM LPPM IPB merencanakan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya, melaksanakan dan memberikan penilaian terhadap apa yang akan dan telah dilaksanakannya.

22 6 Tanpa adanya partisipasi yang baik dari masyarakat maka kegiatan yang sudah dirancang sedemikian rupa tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dari pelaksanaan program. Untuk mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam program Posdaya, diperlukan suatu komunikasi partisipatif yang baik dimana terjadi komunikasi timbal balik antara pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan Posdaya dengan masyarakat. Komunikasi dalam kegiatan Posdaya sangat diperlukan agar apa yang diinginkan baik oleh P2SDM LPPM IPB maupun masyarakat dalam pelaksanaan Posdaya dapat tercapai. Dengan komunikasi partisipatif yang dilakukan peran pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat diharapkan dapat menghilangkan berbagai hambatan, terutama dalam hal tukar-menukar informasi maupun berbagai ketimpangan dalam pelaksanaan Posdaya. Oleh karena itu, sejauh mana komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan Posdaya perlu dikaji. Hal lain yang menarik adalah karena Posdaya merupakan program pemberdayaan yang melibatkan institusi pendidikan dalam hal ini P2SDM LPPM IPB dan hingga saat ini penelitian atau kajian yang secara spesifik membahas tentang komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan Posdaya belum pernah dilakukan. Berdasarkan hal tersebut dan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirasakan perlu untuk melakukan penelitian lebih mendalam agar program Posdaya dapat lebih dikembangkan lagi. Perumusan Masalah Posdaya merupakan forum komunikasi, silaturahmi, advokasi, penerangan dan pendidikan sekaligus wadah kegiatan penguatan fungsi keluarga secara terpadu. Proses komunikasi dan partisipasi memegang peranan penting dalam pembangunan masyarakat, karena komunikasi dan partisipasi diperlukan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pemanfaatan. Proses pelaksanaan program Posdaya merupakan suatu proses komunikasi partisipatif. Melalui tahapan yang dilaksanakan, diharapkan masyarakat sebagai sasaran akhir terlibat secara langsung untuk memberikan saran, pendapat dan masukan kepada pendamping yaitu pihak P2SDM LPPM IPB mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat di RW 05 Kelurahan Situgede tersebut, sehingga pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam program Posdaya merupakan bentuk keterlibatan masyarakat secara langsung dalam program tersebut. Jadi dalam pembangunan, masyarakat diletakkan sebagai subyek

23 7 pembangunan sehingga masyarakat menjadi tidak ketergantungan pada pihak lain. Secara ringkas tujuan program Posdaya adalah menyegarkan modal sosial seperti hidup gotong-royong dalam masyarakat untuk membantu pemberdayaan keluarga; ikut memelihara lembaga sosial kemasyarakatan yang terkecil dan memberi kesempatan kepada setiap keluarga untuk memberi atau menerima pembaharuan yang dapat dipergunakan dalam proses pembangunan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Keberhasilan program Posdaya sangat ditentukan oleh pendamping, perangkat kelurahan, dan tokoh masyarakat sebagai pelaksana program serta komunikasi partisipatif yang digunakan dalam program Posdaya. Berkaitan hal itu, maka dirasa perlu mengkaji mengenai peran pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat serta komunikasi partisipatif yang terjadi dalam program Posdaya. Berdasarkan pemaparan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan di antaranya: 1. Bagaimana peran pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat dalam kegiatan Posdaya? 2. Bagaimana komunikasi partisipatif yang terjadi dalam kegiatan Posdaya? 3. Bagaimana dampak komunikasi partisipatif dalam kegiatan Posdaya? 4. Bagaimana respons masyarakat terhadap kehadiran Posdaya? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis peran pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat dalam kegiatan Posdaya. 2. Menganalisis komunikasi partisipatif yang terjadi dalam kegiatan Posdaya. 3. Menganalisis dampak komunikasi partisipatif dalam kegiatan Posdaya. 4. Menganalisis respons masyarakat terhadap kehadiran Posdaya. Kegunaan Penelitian Penelitian komunikasi partisipatif antara pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat dalam program Posdaya dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak terkait yang berkenaan dengan pembangunan masyarakat demi tercapainya kesejahteraan masyarakat.

24 8 1. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pemikiran dan pemahaman pengembangan ilmu tentang komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan Posdaya dan kajian komunikasi pembangunan lainnya. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penentu kebijakan dalam program pembangunan harus senantiasa memperhatikan kebutuhan baik real needs dan felt needs dari masyarakat setempat.

25 TINJAUAN TEORITIS Komunikasi Akar kata komunikasi adalah communication, dari kata dasar communis, yang berarti kesamaan dalam suatu hal. Dahulu, orang menyatakan komunikasi sebagai proses mengirim dan menerima informasi. Saat ini, kata berbagi informasi lebih dekat dengan arti sebenarnya dari komunikasi. Komunikasi lebih berarti dua orang berbagi informasi bersama dari pada seseorang memberi informasi dan orang lain menerima (Lubis et al., 2009). Pengertian komunikasi secara etimologis berasal dari perkataan latin communication. Istilah ini bersumber dari perkataan communis yang berarti sama; sama disini maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi, komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy, 1993). Menurut Devito (2011), komunikasi mengacu kepada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. West dan Turner (2009) menawarkan definisi komunikasi sebagai proses sosial dimana individuindividu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. Menurut Leeuwis (2009), komunikasi merupakan sebuah proses penting yang digunakan oleh manusia dalam pertukaran pengalaman dan ide, dan hal itu menjadi pemicu penting bagi penyampaian pengetahuan dan persepsi dari berbagai jenis (misalkan pembelajaran). Karena itu, komunikasi merupakan unsur inti dalam perubahan strategi untuk mendorong perubahan. Soekartawi (1988) menyatakan bahwa komunikasi, yaitu suatu pernyataan manusia, baik secara perorangan maupun berkelompok, yang bersifat umum dengan menggunakan lambang-lambang yang berarti, maka tampak bahwa dengan perkembangan objek tertentu akan memerlukan komunikasi yang lebih spesifik. Misalnya, komunikasi pembangunan, komunikasi politik, komunikasi antar budaya, dan sebagainya. Pengertian komunikasi secara paradigmatik didefinisikan sebagai proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media. Berdasarkan definisi tersebut, maka

26 10 dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi yakni, memberi tahu atau mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion) atau perilaku (behavior) (Effendy, 2000). Proses komunikasi pada hakikatnya adalah cara penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Proses komunikasi dikategorikan dalam dua perspektif yaitu proses komunikasi dalam perspektif psikologis dan mekanistis. Proses komunikasi dalam perspektif psikologis merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri komunikator ketika berniat akan menyampaikan suatu pesan kepada komunikan. Adapun pesan komunikasi yang disampaikan terdiri dari dua aspek yaitu isi pesan berupa pikiran dan lambang berupa bahasa. Dengan kata lain, proses pengemasan pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator dalam bahasa komunikasi, kemudian disampaikan kepada komunikan sebagai penerima (Effendy, 1993). Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis merupakan cara yang berlangsung ketika komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan. Proses komunikasi ini bersifat kompleks, sebab bersifat situasional saat komunikasi berlangsung. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis diklasifikasikan dalam proses komunikasi secara primer dan sekunder. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan lambang sebagai media. Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat sebagai media (Effendy, 1993). Memahami model penyampaian komunikasi berarti memahami kondisi penerima pesan atau komunikan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian informasi atau pesan. Banyak model komunikasi yang telah diungkapkan oleh para ahli komunikasi salah satunya dikemukakan dalam model Berlo (1960), yaitu : a) Sumber Sumber adalah pihak yang menciptakan pesan, bila diklasifikasikan maka sumber dapat berbentuk lembaga atau organisasi dan personal orang. Agar komunikasi menjadi efektif, seorang komunikator dalam proses komunikasi harus menentukan strategi bagaimana cara mempengaruhi komunikan. Berlo (1960) juga menyebutkan beberapa aspek yang mempengaruhi kualitas sumber untuk menghasilkan komunikasi yang tepat yaitu keterampilan berkomunikasi, sikap, tingkat pengetahuan dan kemampuan beradaptasi.

27 11 b) Pesan Pesan adalah sesuatu yang disampaikan oleh sumber kepada penerima dengan kata lain sebagian produk fisik aktual dari komunikator-komunikan. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa informasi pesan, hiburan, informasi, inovasi, nasehat atau propaganda. Agar komunikasi berjalan efektif maka pesan yang disampaikan harus memenuhi persyaratan kode atau bahasa pesan, kesesuaian isi pesan dengan tujuan komunikasi, pemilihan serta pengaturan bahasa dan isi pesan. c) Saluran Saluran adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media, misalnya dalam komunikasi antarpribadi panca indera dianggap sebagai media komunikasi. Selain indera manusia, ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat dan telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi. d) Komunikan Komunikan sering disebut juga sebagai penerima pesan. Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, organisasi dan lain sebagainya. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena unsur atau komponen inilah yang menjadi sasaran komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, baik dari sumber, pesan ataupun media. Adapun tujuan komunikasi menurut Effendy (1993), adalah a) mengubah sikap (to change the attitude), b) mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion), c) mengubah perilaku (to change the behavior) dan d) mengubah masyarakat (to change the society). Sedangkan fungsi komunikasi itu sendiri adalah a) menginformasikan (to inform), b) mendidik (to educate), c) menghibur (to entertain) dan d) mempengaruhi (to influence). Tujuan komunikasi menurut Levis (1996) antara lain adalah: (1) informasi, untuk memberikan informasi yang menggunakan pendekatan dengan pemikiran, (2) persuasif, untuk menggugah perasaan penerima, (3) mengubah perilaku (sikap, pengetahuan dan keterampilan) perubahan sikap terhadap pelaku

28 12 pembangunan, (4) meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan usaha secara efisien di bidang usaha yang dapat memberi manfaat dalam batas waktu yang tidak tertentu, (5) mewujudkan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan. Dalam suatu organisasi kerja, komunikasi menjalankan beberapa fungsi yaitu: (1) komunikasi menyampaikan informasi dan pengetahuan dari orang yang satu ke orang yang lain sehingga dapat terjadi tindakan kerjasama. (2) Komunikasi membantu mendorong dan mengarahkan orang-orang untuk melakukan sesuatu. (3) komunikasi membantu dalam membentuk sikap dan menanamkan kepercayaan untuk mengajak, meyakinkan dan mempengaruhi perilaku. (4) komunikasi membantu memperkenalkan pegawai-pegawai dengan lingkungan fisik dan sosial mereka (Moekijat, 1993). Komunikasi Pembangunan Komunikasi pembangunan telah menjadi multi-fase, multi-dimensi dan partisipatif, dan harus dilihat dalam konteks sosial-politik, ekonomi dan budaya agar relevan untuk masyarakat yang dituju. Pada intinya, komunikasi pembangunan adalah tentang pengembangan masyarakat. Millennium Development Goals (MDGs) harus diatasi dan dinilai dari perspektif rakyat. Oleh karena itu penting untuk memulai dari perspektif masyarakat lokal dan bekerja sama dengan organisasi (PBB, pemerintah, LSM, masyarakat dan sektor swasta, dan masyarakat sipil) yang telah mengembangkan kepercayaan di dalam masyarakat. Dalam praktek dan dalam pandangan secara global dan pemisahan komunikasi untuk pembangunan menjadi lebih penting dalam konteks abad ke 21, mengingat politik, ekonomi dan komunikasi lanskap baru berlangsung. Namun, komunikasi untuk pengembangan teknologi tidak boleh didorong. Hal ini harus didasarkan pada isu-isu sosial dan keprihatinan masyarakat. Fasilitator merupakan sebagai teknologi dan alat dalam komunikasi pembangunan. Sebaliknya, budaya merupakan pusat pengembangan dan perlu penekanan yang lebih besar dalam komunikasi untuk program pembangunan. Peningkatan komunikasi pembangunan sangat penting untuk meningkatkan program-program pembangunan. Pengembangan komunikasi pembangunan ini perlu dilakukan dengan mengubah paradigma komunikasi pembangunan dari yang berciri linier (searah dari atas ke bawah) ke pola

29 13 komunikasi yang berciri konvergen. Agar program yang akan dilaksanakan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Menurut Effendy (2001), komunikasi pembangunan merupakan proses penyebaran pesan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada khlayak guna mengubah sikap, pendapat dan perilakunya dalam rangka meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah, yang dalam keselarasannya dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat. Komunikasi pembangunan ini merupakan suatu strategi yang menekankan pada perlunya sosialisasi pembangunan kepada seluruh para pelaku pembangunan daerah dan masyarakat secara umum melalui berbagai media strategis. Berdasarkan pernyataan Rosario-Braid dalam Nasution (2002) menyebutkan bahwa komunikasi pembangunan adalah elemen dari proses manajemen dalam keseluruhan perencanaan dan pelaksanaan program-program pembangunan. Dalam pengertian yang lebih luas, komunikasi pembangunan diartikan sebagai identifikasi dan pemanfaatan keahlian dalam proses pembangunan dalam meningkatkan partisipasi untuk mencapai keuntungan yang diinginkan pada level yang paling rendah. Hal ini seiring dengan pendapat Nasution (2002), yang membedakan komunikasi dalam arti luas dan sempit. Dalam arti luas, komunikasi pembangunan adalah suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik (peran dan fungsi komunikasi) di antara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan; terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan. Sedangkan dalam arti sempit, komunikasi pembangunan adalah segala upaya dan cara, serta teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat. Komunikasi pembangunan harus dilihat sebagai suatu proses menyeluruh, termasuk pemahaman terhadap khalayak serta kebutuhan-kebutuhannya, perencanaan komunikasi disekitar strategi-strategi yang terpilih, pembuatan pesan-pesan, penyebaran, penerimaan, umpan balik terhadap pesan-pesan itu dan bukan hanya kegiatan langsung satu arah dari komunikator kepada penerima yang pasif. Manusia pada hakekatnya selalu mencari interaksi atau hubunganhubungan yang merupakan penjelasan yang memuaskan dari apa yang dilihat, dengan atau imajinasi. Pola pikir ilmiah untuk pengkajian yang memerlukan

30 14 telaah berbagai hubungan yang relevan, komplementer dan terpercaya adalah visi kesisteman dalam arti luas (Eriyanto, 1996; Brocklesby dan Cummings, 1995 dalam Sumardjo, 1999). Menurut Mills dalam Mardikanto (1987), mengemukakan adanya empat peranan komunikasi di dalam proses pembangunan, yaitu : 1. Menerangkan atau menunjukkan kepada masyarakat tentang identitas dirinya sendiri. 2. Memberikan aspirasi terhadap anggota masyarakat. 3. Menunjukkan teknik-teknik atau alternatif yang dapat dilakukan. 4. Menerangkan tentang alternatif yang dirasakan paling tepat oleh masyarakatnya untuk melepaskan diri dari masalah-masalah yang dihadapi. Menurut Widjaja A.W dan Hawab, serta Asyik (1987) dalam Dilla (2007), mereka mengartikan komunikasi pembangunan sebagai komunikasi yang berisi pesan-pesan (message) pembangunan. Komunikasi pembangunan ini ada pada segala macam tingkatan, dari seorang petani sampai pejabat, pemerintah dan negara, termasuk juga di dalamnya dapat berbentuk pembicaraan kelompok, musyawarah pada lembaga resmi siaran dan lain-lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa komunikasi pembangunan merupakan suatu inovasi yang diterima oleh masyarakat melalui proses komunikasi. Sebagai proses perubahan dan pembaharuan masyarakat, pembangunan membutuhkan kontribusi komunikasi, baik sebagai bagian dari kegiatan masyarakat maupun sebagai ilmu yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Banyak proses pembangunan tidak mecapai sasarannya hanya karena rendahnya frekuensi informasi dan komunikasi kepada masyarakat sehingga tidak menimbulkan tingkat partisipasi yang memadai. Padahal partisipasi masyarakat sangat diperlukan bagi usaha pencapaian tujuan pembangunan (Dilla, 2007). Secara sederhana, pembangunan dapat diartikan sebagai perubahan berencana yang dikehendaki. Perubahan tersebut menyangkut perubahan struktur komunitas dan perubahan kebudayaan. Salah satu penyebab perubahan tersebut adalah karena adanya penemuan baru (inovasi). Inovasi tersebut bisa saja berupa alat dan bisa pula berupa ide baru. Seringkali, suatu inovasi baru ditemukan setelah melalui proses pertukaran pikiran dan diskusi yang panjang. Dalam hal inilah, komunikasi menjadi wadah penemuan inovasi. Demikianlah, komunikasi berperan untuk menfasilitasi penemuan (invention) dan menyebarkan

31 15 inovasi tersebut ke sistem sosial yang lebih luas. Ringkasnya komunikasi sangat bermanfaat untuk pembangunan (Lubis et al., 2009). Komunikasi Partisipatif Komunikasi partisipatif mulai berkembang pada akhir 1980an serta awal 1990an, ketika sejumlah peneliti atau ilmuwan bekerja dalam perspektif ini, di antaranya adalah Servaes (1991), Modi (1991) dan White et al. (1994) dalam Mefalopulos (2003). Servaes (1991) membahas secara terbuka kebutuhan untuk paradigma baru dalam komunikasi untuk pengembangan dan Melkote (1991) membahas alternatif paradigma, paradigma baru yang menjadi kebutuhan, yaitu model komunikasi partisipatif. Para peneliti atau ilmuwan memfokuskan pada aliran komunikasi horizontal, jauh dari komunikasi yang sebelumnya bersifat topdown yang pada dasarnya membayangkan sebuah pengirim, pesan dan penerima. Akan tetapi untuk komunikasi horizontal penekanan lebih pada pengguna dan berorientasi pendekatan bottom-up untuk melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan (Servaes et al., 1996). Partisipasi juga memunculkan pertanyaan akan isu kekuasaan dan pemberdayaan mengasumsikan lebih tinggi relevansinya. Permasalahan yang dihadapi membantu untuk menentukan tujuan komunikasi yang strategis. Dimulai dari mengkomunikasikan informasi yang benar atau relevan dengan khalayak tertentu, serta mengartikulasikan proses tindakan kolektif dan refleksi oleh para pemangku kepentingan yang relevan. Pusat perhatian dari komunikasi partisipatif adalah pemberdayaan masyarakat oleh keterlibatan aktif mereka dalam identifikasi masalah, pengembangan solusi dan pelaksanaan strategi. Model partisipatif adalah pendekatan dialogis dan horizontal untuk komunikasi dan pembangunan (Tufte & Mefalopulos, 2009). Dialog yang bersifat bebas dan terbuka merupakan prinsip inti dari komunikasi partisipatif. Paulo Freire mendefinisikan dialog sebagai "pertemuan antara masyarakat untuk memberikan suara yang mengatasnamakan dunia. Mengatasi permasalahan pembangunan masyarakat yang semakin kompleks, maka diperlukan suatu pendekatan yang memungkinkan masyarakat memiliki kemampuan untuk memecahkan masalahnya sendiri, untuk itu diperlukan suatu bentuk komunikasi yang mengkondisikan masyarakat bebas berpendapat, berekspresi dan mengungkapkan diri secara terbuka satu sama lainnya (Sulistyowati et al., 2005).

32 16 Model komunikasi yang dibutuhkan adalah model yang memungkinkan adanya pertukaran informasi antar komponen dalam proses komunikasi dengan banyak dimensi. Pendekatan ini sering disebut dengan model partisipasi (participatory model) atau model interaktif (interaktif model). Komunikasi dua arah adalah model komunikasi interaksional, merupakan kelanjutan dari pendekatan linier. Pada model ini terjadi komunikasi umpan balik (feedback) gagasan. Ada pengirim (sender) yang mengirimkan informasi dan ada penerima (receiver) yang melakukan seleksi, interpretasi dan memberikan respon balik terhadap pesan dari pengirim (sender). Dengan demikian, komunikasi berlangsung dalam proses dua arah (two-way) maupun proses peredaran atau perputaran arah (cyclical proses), sedangkan setiap partisipan memiliki peran ganda, di mana pada satu waktu bertindak sebagai sender, sedangkan pada waktu lain berlaku sebagai receiver, terus seperti itu sebaliknya (Bungin, 2008). Dalam komunikasi dua arah bukan hanya pesan yang diperhatikan tetapi juga arusnya yang dua arah. Kalau pesan yang dipentingkan, maka yang keluar hanya perintah, pengarahan atau petunjuk yang tanpa diskusi atau komunikasi sekalipun. Tetapi arusnya yang diutamakan dalam komunikasi dua arah, maka yang terjadi adalah alternatif pendapat, saran dan cara pemecahan yang timbul dari keinginan bersama. Menurut Hamijoyo (2005), model ini disebut model konvergensi komunikasi, model ini berlandaskan konsepsi komunikasi sosial sebagai suatu proses dialog dua arah dalam upaya mencapai saling pengertian dan kesepakatan antara dua individu atau dua kelompok atau lebih, dan bukan satu orang atau satu kelompok yang berkuasa atau berwibawa memaksakan kekuasaan atau kewibawaannya kepada orang lain. Proses dialog dua arah menurut Effendy (2000), selalu lebih baik dari pada monologis. Proses komunikasi dialogis menunjukkan terjadinya interaksi dimana mereka yang terlibat dalam komunikasi berupaya untuk terjadinya pengertian bersama (mutual understanding) dan empati. Mekanisme yang bersifat bottom-up ini, perencanaan pembangunan yang digunakan adalah model perencanaan partisipatif. Isu yang akan menjadi mata program dalam perencanaan digali dari bawah yang diyakini sebagai masalah dan kebutuhan nyata masyarakat. Model perencanaan partisipatif diharapkan memiliki beberapa keuntungan. Masyarakat sendiri yang dianggap paling tahu kebutuhan, permasalahan dan potensi yang dimiliki, dengan demikian program yang dirumuskan akan lebih tepat sasaran karena mempunyai relevansi yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Setelah beberapa dekade pembangunan pertanian di Indonesia, ternyata pembangunan belum mampu meningkatkan harkat, martabat dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini menjadi penyebabnya

Lebih terperinci

Jurnal Komunikasi Pembangunan

Jurnal Komunikasi Pembangunan Jurnal Komunikasi Pembangunan ISSN 1693-3699 Juni 2011, Vol.9, No.2 KOMUNIKASI PARTISIPATIF PADA PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kualitas manusia sebagai sumberdaya pembangunan merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat. Indonesia pada September tahun

Lebih terperinci

Volume 25 No. 2, April Juni 2012 ISSN Daftar Isi

Volume 25 No. 2, April Juni 2012 ISSN Daftar Isi Volume 25 No. 2, April Juni 2012 ISSN 2086-7050 Daftar Isi Komunikasi Partisipatif pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga Imani Satriani dan Pudji Muljono... 87 95 Implementasi Demokrasi Lokal di Balik

Lebih terperinci

Lampiran 1 Peta Administrasi Kota Bogor dan Situgede

Lampiran 1 Peta Administrasi Kota Bogor dan Situgede LAMPIRAN Lampiran 1 Peta Administrasi Kota Bogor dan Situgede 163 164 Lampiran 2 Peta Administrasi Kelurahan Situgede Lokasi Penelitian 167 Lampiran 4 Jadwal Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

TINJAUAN TEORITIS Komunikasi

TINJAUAN TEORITIS Komunikasi TINJAUAN TEORITIS Komunikasi Akar kata komunikasi adalah communication, dari kata dasar communis, yang berarti kesamaan dalam suatu hal. Dahulu, orang menyatakan komunikasi sebagai proses mengirim dan

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI

PROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI PROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi masyarakat Indonesia saat ini sungguh memprihatinkan dengan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat setiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk tersebut dapat terlihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah pemberdayaan mulai mengemuka pada periode tahun 1970 hingga tahun 1980-an. Pada masa itu Indonesia merupakan Negara acuan dunia di bidang pembangunan terutama

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI

PROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI PROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pengalaman masa lalu telah memberikan pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia, bahwa pembangunan yang dilaksanakan dengan pendekatan top-down dan sentralistis, belum berhasil

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI (Kasus di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang NTT) IRIANUS REJEKI ROHI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN (Studi Kasus di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB) CHANDRA APRINOVA SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 @ Hak Cipta

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (Studi Kasus di Desa Wonokromo Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) Nurul Hidayah SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN POSDAYA DAN PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI

PEMBENTUKAN POSDAYA DAN PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI 1 Lisnur Wachidah,

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH (Kasus Desa Waimital Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat) RISYAT ALBERTH FAR FAR SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PENGUATAN KAPASITAS LEMBAGA SIMPAN PINJAM RUKUN LESTARI UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN

PENGUATAN KAPASITAS LEMBAGA SIMPAN PINJAM RUKUN LESTARI UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN 136 PENGUATAN KAPASITAS LEMBAGA SIMPAN PINJAM RUKUN LESTARI UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN (KASUS DI RW 04 DUSUN DAWUKAN DESA SENDANGTIRTO KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA) DJULI SUGIARTO

Lebih terperinci

Komitmen itu diperbaharui

Komitmen itu diperbaharui POS PEM8CRDAYAAH KELUARCA (POSDAYA) bangsa-bangsa lain di dunia. Rendahnya mutu penduduk itu juga disebabkan karena upaya melaksanakan wajib belajar sembilan tahun belum dapat dituntaskan. Buta aksara

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN EKONOMI KELOMPOK USAHA RUMAH TANGGA BERBASIS MODAL SOSIAL. (Studi Kasus: Kelompok Usaha Pengrajin Tahu Tempe di Kedaung, Ciputat- Banten)

PEMBERDAYAAN EKONOMI KELOMPOK USAHA RUMAH TANGGA BERBASIS MODAL SOSIAL. (Studi Kasus: Kelompok Usaha Pengrajin Tahu Tempe di Kedaung, Ciputat- Banten) PEMBERDAYAAN EKONOMI KELOMPOK USAHA RUMAH TANGGA BERBASIS MODAL SOSIAL (Studi Kasus: Kelompok Usaha Pengrajin Tahu Tempe di Kedaung, Ciputat- Banten) NUR PUTRI AMANAH DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Dampak Komunikasi Partisipatif pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya)

Dampak Komunikasi Partisipatif pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Dampak Komunikasi Partisipatif pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Posdaya Kenanga 05 Situgede berdiri pada tanggal 21 Mei 2010 berdasarkan SK Kelurahan Situgede No.147/96/V/2010. Setelah

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEBERDAYAAN ANGGOTA

PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEBERDAYAAN ANGGOTA PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEBERDAYAAN ANGGOTA ( Kasus Desa Kudi, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah ) RAHMAT IMAM SANTOSA SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR UNTUK KEBERLANJUTAN PELAYANAN AIR BERSIH

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR UNTUK KEBERLANJUTAN PELAYANAN AIR BERSIH 1 PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR UNTUK KEBERLANJUTAN PELAYANAN AIR BERSIH (Studi Di Kampung Jetisharjo, Kelurahan Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan menurut Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia (TKPKRI, 2008) didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI (PREPAID CARD) LOVITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian merupakan faktor penunjang ekonomi nasional. Program-program pembangunan yang dijalankan pada masa lalu bersifat linier dan cenderung bersifat

Lebih terperinci

STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH (Kasus Program Community Development Perusahaan Star Energy di Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas) AKMARUZZAMAN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kaum perempuan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, karena sebagai sumber daya manusia, kemampuan perempuan yang berkualitas sangat diperlukan.

Lebih terperinci

IbM POSDAYA (Pos Pemberdayaan Keluarga) Mitra Tani Desa Cikarawang Bogor (Oleh : Ratri Virianita, Yannefri Bakhtiar & Saepul Asikin)

IbM POSDAYA (Pos Pemberdayaan Keluarga) Mitra Tani Desa Cikarawang Bogor (Oleh : Ratri Virianita, Yannefri Bakhtiar & Saepul Asikin) saepul's blog IbM POSDAYA (Pos Pemberdayaan Keluarga) Mitra Tani Desa Cikar IbM POSDAYA (Pos Pemberdayaan Keluarga) Mitra Tani Desa Cikarawang Bogor (Oleh : Ratri Virianita, Yannefri Bakhtiar & Saepul

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN WEAVING PT. UNITEX TBK, BOGOR

KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN WEAVING PT. UNITEX TBK, BOGOR KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN WEAVING PT. UNITEX TBK, BOGOR Oleh EVITA DWI PRANOVITANTY A 14203053 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

EVALUASI PENINGKATAN SUMBERDAYA MANUSIA DALAM PROGRAM PENDANAAN KOMPETISI MELALUI KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN KARAWANG

EVALUASI PENINGKATAN SUMBERDAYA MANUSIA DALAM PROGRAM PENDANAAN KOMPETISI MELALUI KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN KARAWANG EVALUASI PENINGKATAN SUMBERDAYA MANUSIA DALAM PROGRAM PENDANAAN KOMPETISI MELALUI KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN KARAWANG ASEP AANG RAHMATULLAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL KATARINA RAMBU BABANG

PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL KATARINA RAMBU BABANG PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL (Studi Kasus Di Desa Hambapraing, Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur) KATARINA RAMBU BABANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah Sebagai mahluk sosial manusia memiliki dorongan keinginan untuk saling berhubungan dengan individu lainnya. Dorongan sosial tersebut mengharuskan setiap individu untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN 2004-2012 RENALDO PRIMA SUTIKNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan dilahirkan dari bahasa Inggris, yakni empowerment, yang mempunyai makna dasar pemberdayaan di mana daya bermakna kekuatan (power). Pemberdayaan

Lebih terperinci

KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR

KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK YUSNIDAR. Keefektivan Komunikasi Masyarakat

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA

PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PERANAN KELEMBAGAAN DAN TINDAKAN KOMUNIKASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON ETIK SULISTIOWATI NINGSIH

PERANAN KELEMBAGAAN DAN TINDAKAN KOMUNIKASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON ETIK SULISTIOWATI NINGSIH PERANAN KELEMBAGAAN DAN TINDAKAN KOMUNIKASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON ETIK SULISTIOWATI NINGSIH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN Program Promosi Kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat

Lebih terperinci

PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL

PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL (Studi Kasus di Kelurahan Karadenan Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor) SRI HANDAYANI

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN MAHASISWA KKN IKIP VETARAN SEMARANG

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN MAHASISWA KKN IKIP VETARAN SEMARANG 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN MAHASISWA KKN IKIP VETARAN SEMARANG TANGGAL 22 JANUARI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Ysh :

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Perindustrian Kota Surabaya dalam persiapan menghadapi Asean Economic. upaya-upaya dan proses komunikasi bisnis Dinas Perdagangan dan

BAB V PENUTUP. Perindustrian Kota Surabaya dalam persiapan menghadapi Asean Economic. upaya-upaya dan proses komunikasi bisnis Dinas Perdagangan dan 110 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan data penelitian yang telah diuraikan, serta didasarkan pada analisis data penelitian tentang Komunikasi bisnis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya

Lebih terperinci

PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA KOMUNIKASI PRIMA TANI DAN AKSESIBILITAS KELEMBAGAAN TANI DENGAN PERSEPSI PETANI TENTANG INTRODUKSI TEKNOLOGI AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN (Kasus di Jawa Barat dan Sulawesi

Lebih terperinci

PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING

PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING (Kasus Kelompok Tani Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok) DIARSI EKA YANI SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 1 EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA

Lebih terperinci

MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR

MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAGA SIMPAN PINJAM BERBASIS MASYARAKAT (LSP-BM) SINTUVU DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA-USAHA MIKRO TENRIUGI

PENGEMBANGAN LEMBAGA SIMPAN PINJAM BERBASIS MASYARAKAT (LSP-BM) SINTUVU DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA-USAHA MIKRO TENRIUGI PENGEMBANGAN LEMBAGA SIMPAN PINJAM BERBASIS MASYARAKAT (LSP-BM) SINTUVU DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA-USAHA MIKRO (Studi Kasus di Desa Sidondo I Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah)

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH i STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 iii PERNYATAAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN TANI IKAN MINA SARI. (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi)

PENGUATAN KELEMBAGAAN TANI IKAN MINA SARI. (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi) PENGUATAN KELEMBAGAAN TANI IKAN MINA SARI (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi) RONALD FRANSISCO MARBUN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN BENCANA BERBASIS KOMUNITAS M. SAFII NASUTION

PENANGGULANGAN BENCANA BERBASIS KOMUNITAS M. SAFII NASUTION PENANGGULANGAN BENCANA BERBASIS KOMUNITAS (STUDI KASUS KESIAPSIAGAAN BENCANA BERBASIS KOMUNITAS DAERAH RAWAN BENCANA ALAM TANAH LONGSOR DI DESA KIDANGPANANJUNG KECAMATAN CILILIN KABUPATEN BANDUNG PROPINSI

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL (Kasus di Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat) HENDRO ASMORO SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK BELAJAR USAHA (KBU) DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) GITO YULIANTORO

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK BELAJAR USAHA (KBU) DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) GITO YULIANTORO PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK BELAJAR USAHA (KBU) DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) (Studi kasus di PKBM Mitra Mandiri Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi))

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 116 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 6.1. Kesimpulan Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan yang kompleks dibutuhkan intervensi dari semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Selain peran

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang maknanya adalah sama. Apabila dua orang sedang berkomunikasi berarti mereka

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup secara individual tanpa membutuhkan bantuan dari orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi

Lebih terperinci

Assalamu alaikum UNSIKA SELAMAT MEMBANGUN DESA

Assalamu alaikum UNSIKA SELAMAT MEMBANGUN DESA Assalamu alaikum UNSIKA SELAMAT MEMBANGUN DESA MUHAMMAD YANNEFRI BAKHTIAR, MINTARTI PEMBEKALAN KKN TEMATIK POSDAYA UNSIKA, 29 JULI-1 AGUSTUS 2015 DEFINISI POSDAYA Posdaya adalah forum silaturahmi, komunikasi,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan pertanian memiliki tantangan dalam ketersediaan sumberdaya lahan. Di samping itu, tingkat alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian (perumahan, perkantoran,

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA 1 PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PARTISIPATIF WARGA PADA BENGKULU REGIONAL DEVELOPMENT PROJECT GITA MULYASARI

KOMUNIKASI PARTISIPATIF WARGA PADA BENGKULU REGIONAL DEVELOPMENT PROJECT GITA MULYASARI KOMUNIKASI PARTISIPATIF WARGA PADA BENGKULU REGIONAL DEVELOPMENT PROJECT (Kasus di Desa Pondok Kubang Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah) GITA MULYASARI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL (UKS) DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN KELUARGA MISKIN

PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL (UKS) DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN KELUARGA MISKIN PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL (UKS) DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN KELUARGA MISKIN (Kasus di Kelurahan Cigadung Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung) ERNA SUSANTY SEKOLAH PASCA SARJANA

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PARTISIPATIF PADA PROGRAM POS PEMBINAAN TERPADU (Studi Kasus di Kelurahan Jawa, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda)

KOMUNIKASI PARTISIPATIF PADA PROGRAM POS PEMBINAAN TERPADU (Studi Kasus di Kelurahan Jawa, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda) ejournal Ilmu Komunikasi, 5(2) 2017 : 110-123 ISSN 2502-5961 (cetak), 2502-597X (online), ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 KOMUNIKASI PARTISIPATIF PADA PROGRAM POS PEMBINAAN TERPADU (Studi

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBENTUKAN DAN PENDAMPINGAN POSDAYA

STRATEGI PEMBENTUKAN DAN PENDAMPINGAN POSDAYA STRATEGI PEMBENTUKAN DAN PENDAMPINGAN POSDAYA Oleh : Susilahati Koordinator Wilayah Provinsi Banten LPPM Universitas Muhammadiyah Jakarta Disampaikan pada acara Pembekalan peserta KKN Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pengentasan kemiskinan pada masa sekarang lebih berorientasi kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak program pengentasan

Lebih terperinci

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF Nama Alamat : Ronggo Tunjung Anggoro, S.Pd : Gendaran Rt 001 Rw 008 Wonoharjo Wonogiri Wonogiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Menurut Effendy (2009: 5), komunikasi adalah aktivitas makhluk sosial. Dalam praktik komunikasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE (Kasus pada Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan dan

Lebih terperinci

MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT

MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT BRIEF NOTE AMERTA Social Consulting & Resourcing Jl. Pulo Asem Utara Raya A20 Rawamangun, Jakarta 132 13220 Email: amerta.association@gmail.com Fax: 62-21-4719005 MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan kualitas sumberdaya manusia di Indonesia masih perlu mendapat prioritas dalam pembangunan nasional. Berdasarkan laporan United Nation for Development Programme

Lebih terperinci

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA)

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA) PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENCEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSDAYA) PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA) I. PENDAHULUAN Sampai saat ini telah lebih dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang indonesia terus melakukan upaya-upaya untuk menjadi negara maju, yaitu dengan terus melaksanakan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN PENGUSAHA MIKRO KONVEKSI DI KELURAHAN PURWOHARJO KECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG WALUYO

PEMBERDAYAAN PENGUSAHA MIKRO KONVEKSI DI KELURAHAN PURWOHARJO KECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG WALUYO PEMBERDAYAAN PENGUSAHA MIKRO KONVEKSI DI KELURAHAN PURWOHARJO KECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG WALUYO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1998 telah meningkatkan angka kemiskinan di Indonesia, dari 25,9 juta (17,7%) pada tahun 1993 menjadi 129,6 juta atau 66,3% dari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan merupakan salah satu isu penting dalam pelaksanaan pembangunan, bukan hanya di Indonesia melainkan hampir di semua negara di dunia. Dalam Deklarasi Millenium Perserikatan

Lebih terperinci

ARAH DAN KEBIJAKAN UMUM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

ARAH DAN KEBIJAKAN UMUM PENANGGULANGAN KEMISKINAN Bab 5 ARAH DAN KEBIJAKAN UMUM PENANGGULANGAN KEMISKINAN INDEKS KEMISKINAN MANUSIA 81 Bab 5 ARAH DAN KEBIJAKAN UMUM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 5.1. Arah dan Kebijakan Umum Arah dan kebijakan umum penanggulangan

Lebih terperinci

PENGUATAN KAPASITAS YAYASAN PRIMARI DALAM PENCEGAHAN ORANG DENGAN HIV / AIDS DI KELURAHAN KARANG TUMARITIS KABUPATEN NABIRE GERSON RAMANDEY

PENGUATAN KAPASITAS YAYASAN PRIMARI DALAM PENCEGAHAN ORANG DENGAN HIV / AIDS DI KELURAHAN KARANG TUMARITIS KABUPATEN NABIRE GERSON RAMANDEY PENGUATAN KAPASITAS YAYASAN PRIMARI DALAM PENCEGAHAN ORANG DENGAN HIV / AIDS DI KELURAHAN KARANG TUMARITIS KABUPATEN NABIRE GERSON RAMANDEY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR B O G O R 2005

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE (Kasus pada Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan dan

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Yurika Permanasari, 2 Onoy Rohaeni

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Yurika Permanasari, 2 Onoy Rohaeni Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS SEKOLAH MELALUI PEMBENTUKAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) DI DESA JATIROKE KECAMATAN JATINANGOR

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PARTISIPASI DENGAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT PESERTA POSDAYA SAUYUNAN DESA CIHERANG TRI NURYANTI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PARTISIPASI DENGAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT PESERTA POSDAYA SAUYUNAN DESA CIHERANG TRI NURYANTI i HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PARTISIPASI DENGAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT PESERTA POSDAYA SAUYUNAN DESA CIHERANG TRI NURYANTI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS KELOMPOK USAHA BERSAMA SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN RAKYAT MISKIN PERKOTAAN

ANALISIS EFEKTIVITAS KELOMPOK USAHA BERSAMA SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN RAKYAT MISKIN PERKOTAAN ANALISIS EFEKTIVITAS KELOMPOK USAHA BERSAMA SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN RAKYAT MISKIN PERKOTAAN (Studi Kasus di Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan) Oleh: MUTIARA PERTIWI A14304025 PROGRAM STUDI EKONOMI

Lebih terperinci

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., MSi.

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., MSi. FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI PERIODE II TAHUN AKADEMIK 2011/2012 FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Bagian

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri

Lebih terperinci

PENGERTIAN PENYULUHAN

PENGERTIAN PENYULUHAN PENGERTIAN PENYULUHAN Istilah penyuluhan (extension) pertama-tama digunakan pada pertengahan abad ke-19 untuk menggambarkan program pendidikan bagi orang dewasa di Negara Inggris (Cambridge University

Lebih terperinci

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 78 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 7.1. Perumusan Strategi Penguatan Kelompok Tani Karya Agung Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dan dilakukan melalui diskusi kelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Humas) Menurut Rumantir (2002:7) Public Relation (PR) adalah interaksi dan menciptakan opini public sebagai input yang menguntungkan untuk kedua

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1 MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1 A. KONDISI KEMISKINAN 1. Asia telah mencapai kemajuan pesat dalam pengurangan kemiskinan dan kelaparan pada dua dekade yang lalu, namun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pedesaan sebagai bagian dari pembangunan nasional memfokuskan diri pada masalah kemiskinan di pedesaan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup peserta didik secara optimal dalam rangka mewujudkan bangsa Indonesia yang berperadaban

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR BERSIH BERBASIS MASYARAKAT

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR BERSIH BERBASIS MASYARAKAT PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR BERSIH BERBASIS MASYARAKAT (Studi Kasus di Desa Bumijawa, Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah) YUDO JATMIKO SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Jumlah penduduk Indonesia meningkat terus dari tahun ke tahun. Sensus penduduk

Lebih terperinci

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan

Lebih terperinci