ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENAGIHAN PIUTANG PADA PDAM KOTA GORONTALO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENAGIHAN PIUTANG PADA PDAM KOTA GORONTALO"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENAGIHAN PIUTANG PADA PDAM KOTA GORONTALO Oleh: AGUSTINA WALAHE NIM: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ABSTRAK Agustina Walahe NIM Analisis Pengendalian Piutang Untuk Meningkatkan Efektivitas Penagihan Piutang Pada PDAM Kota Gorontalo, dibawah bimbingan Bapak Imran R. Hambali, S.Pd, SE, MSA dan Ibu Hj. Valentina Monoarfa, SE., MM. Skripsi, Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pengendalian piutang untuk meningkatkan efektivitas penagihan piutang pada PDAM Kota Gorontalo. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan PDAM Kota Gorontalo. Metode analisis data yang digunakan menggunakan dua analisis yaitu analisis jangka waktu penagihan piutang dan analisis efektivitas penagihan piutang. Hasil penelitian menunjukkan jangka waktu penagihan sudah baik karena semakin pendek jangka waktu penagihan sampai pada tahun 2011 dan tingkat efektivitas penagihan juga sudah baik pula karena sudah mendapat kategori baik sekali, akan tetapi terjadi penurunan tingkat efektivitas penagihan pada tahun Hal ini mengharuskan perusahaan melakukan pengendalian-pengendalian yang lebih baik guna tetap mempertahankan dan meningkatkan efektivitas penagihan terhadap piutang. Kata Kunci: pengendalian piutang, efektivitas penagihan PENDAHULUAN Piutang merupakan pos penting dalam perusahaaan karena merupakan aktiva lancar yang likuid dan selalu berputar. Itu berarti piutang akan mejadi kas ketika terjadi pembayaran dari pihak pelanggan. Oleh karena itu sistem

2 pengendalian piutang yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan secara kredit. Demikan pula sebaliknya, kelalaian dalam pengendalian piutang bisa berakibat fatal bagi perusahaan, misalnya banyak piutang yang tak tertagih karena lemahnya kebijakan pengumpulan dan penagihan piutang. Pengendalian piutang dimaksudkan untuk dapat mengelola piutang sehingga perusahaan akan terus memantau perkembangan piutang perusahaan dan terus mengupayakan strategi-strategi untuk mengendalikan piutang yang tak tertagih agar bisa semakin berkurang. Dengan pengendalian piutang, perusahaan dapat memperkecil kemungkinan terjadinya piutang yang tak tertagih sehingga bisa memperoleh laba yang maksimal sesuai dengan target yang diharapkan perusahaan. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurjannah tentang Analisis Tingkat Perputaran Piutang Pada PT Adira Finance Makassar. Rasio penagihan perusahaan Adira Finance tidak stabil. Semakin besar rasio penagihan maka akan semakin baik bagi perusahaan karena itu berarti semakin besar pengembalian modal perusahaan, dan sebaliknya semakin kecil rasio penagihan maka akan berakibat buruk bagi perusahaan karena semakin kecil piutang perusahaan yang berubah menjadi kas. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Gorontalo. Adalah perusahaan daerah yang memberikan pelayanan dengan menyediakan air bersih kepada pelanggan, guna memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat. Namun, penjualannya adalah dengan memberikan pelayanan jasa air bersih terlebih dahulu yang kemudian pembayarannya akan dibayarkan oleh pelanggan setelah pemakaian air selama satu bulan, yang artinya penjualan ini menjadi piutang bagi perusahaan yang harus dibayarkan oleh pelanggan setiap bulan. Apabila pelanggan melakukan keterlambatan dalam pembayaran maka perusahaan akan mengenakan denda terhadap pelanggan sebesar ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan. Namun meskipun perusahaan memberlakukan ketentuan denda tersebut masih tidak jarang juga banyak pelanggan yang melakukan penunggakan pembayaran berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak jarang pula pelanggan yang tidak melakukan pembayaran tunggakan sampai pada waktu yang ditentukan oleh PDAM.

3 Berdasarkan kebijakan akuntansi yang diterapkan di PDAM Kota Gorontalo yang didasarkan pada Pedoman Sistem Akuntansi PDAM yang dikeluarkan oleh kantor menteri Negara otonomi daerah RI dengan surat Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah RI No. 8 tahun 2000, tentang penilaian piutang pada PDAM khusus untuk piutang usaha, ketentuan ini menghendaki agar piutang-piutang yang mempunyai kemungkinan tak tertagih hendaknya dibuatkan penyisihan dalam jumlah yang layak. Untuk menentukan besarnya penyisihan pada tiap akhir tahun. Pengelompokkan piutang menurut umurnya (aging schedule) harus dibuat terlebih dahulu sebagai dasar perhitungan. Besarnya penyisihan piutang yang belum dibayarkan pada tiap akhir tahun ditentukan yaitu di atas 3 bulan sampai dengan 6 bulan penyisihan piutang sebesar 30%, di atas 6 bulan sampai dengan 12 bulan sebesar 50%, di atas 1 tahun sampai dengan 2 tahun sebesar 75%, dan di atas 2 tahun sebesar 100%. Namun penyisihan piutang tersebut dikecualikan bagi tagihan kepada seluruh instansi pemerintah, dalam hal kejadian-kejadian khusus misalnya adanya pembongkaran daerah pemukiman tertentu untuk tujuan pembangunan, tagihan-tagihan tersebut sudah dapat diusulkan penghapusannya walaupun belum memenuhi ketentuan tersebut. Jika terdapat pembayaran atas piutang-piutang yang telah dihapus, pembayarannya tersebut dibukukan sebagai pendapatan lain-lain tahun berjalan. Piutang yang telah berumur diatas 1 sampai dengan 2 tahun diklasifikasikan sebagai piutang ragu-ragu, sedangkan yang berumur diatas 2 tahun diklasifikasikan sebagai piutang tak tertagih dan sudah dapat diusulkan kepada Badan Pengawas untuk dihapus serta dikeluarkan dari pembukuan, tetapi dicatat sebagai extra comptabel dan tetap diusahakan penagihannya. Penunggakan pembayaran rekening air disetiap kelompok seperti, kelompok tarif sosial umum, kelompok tarif sosial khusus, kelompok tarif rumah tangga A, kelompok tarif rumah tangga B, kelompok tarif pemerintah, kelompok tarif niaga kecil, kelompok tarif niaga besar, industry kecil, dan pelabuhan dapat dilihat pada daftar penunggakan piutang tabel 1 di bawah ini : Tabel. 1 Rekapitulasi Piutang Tidak Tertagih periode

4 Thn Jumlah Jumlah Rekening Piutang Piutang Tidak Tertagih Sumber : Lap. Umur Piutang Dari data ini maka dapat dilihat bahwa jumlah piutang tak tertagih setiap tahun terus meningkat sehingga bisa mengakibatkan tidak terealisasinya angka penjualan yang ditargetkan dan dapat menghambat kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan. Perusahaan membutuhkan aliran kas yang cukup untuk diputar dalam membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari-hari serta untuk memenuhi kewajiban perusahaan. Namun bertambahnya jumlah konsumen setiap periode memicu kenaikan volume penjualan air dan piutang sehingga perusahaan harus meningkatkan pengendalian terhadap piutang, salah satunya dengan memaksimalkan penagihan kepada pelanggan dengan tujuan untuk dapat meningkatkan pendapatan dengan kata lain mengurangi banyaknya penunggakan piutang yang terus meningkat setiap tahun. Dari uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENAGIHAN PIUTANG. Dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Gorontalo melakukan Pengendalian Piutang untuk Meningkatkan Efektivitas Penagihan Piutang. Menurut Robbins dan Coulter (2010: 182), pengendalian adalah proses mengawasi (monitoring), membandingkan (comparing), dan mengoreksi (correcting) kinerja. Menurut Budianas (2013), Pengendalian piutang merupakan suatu perangkat alat yang perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, karena

5 piutang yang tidak dapat ditagih merupakan faktor yang akan merugikan perusahaan. Dengan kata lain resiko tidak tertagihnya piutang dari para langganan tetap, adalah tanggung jawab bersama di antara fungsionaris perusahaan. Tujuan pengendalian piutang menurut mulyadi (2008), adalah: 1. Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu. 2. Meyakinkan bahwa sejumlah piutang memang ada dan bukan fiktif. 3. Menentukan tingkat kecairan, untuk mengelompokkan ke aktiva lancar atau aktiva lain-lain. 4. Untuk mendapatkan dasar dalam membuat cadangan dan penghapusan piutang. 5. Untuk mengontrol apakah maksimum kredit masing-masing langganan sudah terlampaui atau tidak. 6. Sebaga kontrol terhadap saldo buku besar piutang. Menurut Niswonger dalam Ria Agustina (2009: 19), piutang merujuk pada claims (tagihan) dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi sehingga piutang merupakan bagian yang signifikan dari aktiva lancar perusahaan. Menurut Hartati (2009: 24), transaksi yang mempengaruhi piutang usaha merupakan bagian dari siklus pendapatan. Transaksi-transksi tersebut dicatat ke dalam jurnal sebagai berikut: a. Transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada pelanggan. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah: Piutang usaha xxx Penjualan/Pendapatan Jasa xxx b. Transaksi penerimaan kas dari debitur Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah: Kas xxx Piutang usaha xxx c. Transaksi Penghapusan Piutang Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah: Cadangan kerugian piutang xxx Piutang usaha xxx

6 Menurut Kiseo, dkk dalam Sulaeman (2012: 25), penilaian piutang yaitu Semua piutang dinilai dalam jumlah yang mewakili nilai sekarang dari perkiraan penerimaan kas dimasa yang akan datang. Piutang merupakan salah satu elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar. Dimana periode perputaran piutang dimulai pada saat kas dikeluarkan untuk mendapatkan persediaan, kemudian persediaan dijual secara kredit sehinga menimbulkan piutang, dan piutang ini berubah kembali menjadi kas saat diterima pelunasan piutang dari pelanggan. Menurut Horngren dan Harrison (2007: 438), sebagian besar perusahaan memiliki departemen kredit untuk mengevaluasi pelanggan. Kelangsungan kredit itu akan memerlukan tindakan penyeimbang. Perusahaan tidak ingin kehilangan penjualan kepada pelanggan setia, tetapi perusahaan juga ingin menghindari piutang tak tertagih. Pengertian efektivitas menurut Handoko dalam Agustina (2009: 18), merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, menyangkut bagaimana melakukan pekerjaan yang benar. Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh tujuan tercapai, baik secara kualitas maupun waktu orientasinya pada keluaran yang dihasilkan. Efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat atau derajat pencapaian hasil yang diharapkan, semakin besar hasil yang dicapai maka akan berarti semakin efektif. Berdasarkan keputusan menteri dalam negeri nomor 47 tahun 1999 tentang pedoman penilaian kinerja PDAM, indikator penilaian piutang yang diterapkan adalah sebagai berikut. Tabel 2. Indikator penilaian Jangka Waktu Penagihan Piutang Nilai Kinerja <= 60 Baik Sekali > Baik > Cukup > Kurang > 180 Tidak Baik

7 Tabel 3. Indikator Penilaian Efektivitas Penagihan Nilai Kinerja >90% Baik Sekali > 85%-90% Baik > 80%-85% Cukup > 75%-80% Kurang < = 75% Tidak Baik METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah motode kuantitatif deskriptif. Menurut Hartati (2009), penelitian berbentuk deskriptif adalah penelitian dengan pendekatan spesifik untuk mengungkapkan fakta dalam hubungan sebab akibat, bersifat eksploratif untuk mencari keterangan apa sebab terjadinya masalah, bagaimana memecahkannya. Akan tetapi sifatnya hanya mendalam pada satu unit peristiwa. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung pada PDAM Kota Gorontalo berupa hasil wawancara yang berkaitan dengan masalah penelitian, dan sebagai data penunjang diperoleh melalui studi pustaka, media massa, artikel, internet, dan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian. 2. Data Sekunder. Data sekunder diperoleh dari pengamatan langsung mengenai sejarah, dan profil perusahaan serta data keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan dan laporan umur piutang per 31 Desember 2009 sampai dengan Analisis data yang digunakan mengacu pada Keputusan Menteri Dalam Negeri no. 47 tahun 1999 tentang pedoman penilaian kinerja perusahaan daerah air minum.

8 1. Rasio Jangka Waktu Penagihan Piutang Jangka waktu penagihan Piutang Usaha Penjualan per hari 2. Rasio Efektivitas Penagihan Efektivitas Penagihan = Rekening Tertagih x 100% Penjualan Air PEMBAHASAN Analisis Rasio Rasio Jangka Waktu Penagihan Tahun Penjualan Per Hari = Rp = Rp , Jangka waktu penagihan = Rp = 85 Rp ,44 Tahun Penjualan Per Hari = Rp = Rp , Jangka waktu penagihan = Rp = 85,00 Rp ,31

9 Tahun Penjualan Per Hari = Rp = Rp , Jangka waktu penagihan = Rp = 46 Rp ,14 Tabel 4. Rasio Jangka Waktu Penagihan Rasio Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Jangka Waktu Penagihan Nilai Baik Baik Baik sekali Hasil Analisis data jangka waktu penagihan Gambar 3. Trend Jangka Waktu Penagihan Rasio Efektivitas Penagihan Tahun Efektivitas Penagihan = Rp X 100 = 92% Rp

10 Tahun Efektivitas Penagihan = Rp X 100 = 95% Rp Tahun Efektivitas Penagihan = Rp X 100 = 91 % Rp Tabel 5. Rasio Efektivitas Penagihan Rasio Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Efektivitas Penagihan 92% 95% 91% Nilai Baik sekali Baik sekali Baik sekali Hasil Analisis Data Efektivitas Penagihan Gambar 4. Trend Efektivitas Penagihan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PDAM Kota Gorontalo mengenai analisis pengendalian piutang ditemukan bahwa banyaknya jumlah piutang tak tertagih yang disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor ekonomi karena dalam proses pemasangan rekening air tidak

11 melakukan penilaian terhadap keadaan ekonomi pelanggan melainkan hanya melakukan penilaian terhadap lokasi pemasangan sambungan air. Hal ini berdampak pada banyaknya penunggakan piutang karena faktor ekonomi pelanggan yang taraf kehidupannya menengah kebawah. Adanya pelanggan yang sulit untuk ditagih oleh petugas penagihan akan membuat petugas semakin sulit dalam mendapatkan pembayaran piutang. Hal ini juga diakui oleh perusahaan sebagai salah satu penyebab banyaknya penunggakan piutang. Ada 3 aspek yang digunakan dalam menilai kinerja PDAM yaitu aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. Ke tiga aspek tersebut memiliki hubungan erat dengan pengendalian piutang. Aspek keuangan terhadap piutang sangat berhubungan erat. Jika adanya penurunan ekuitas atau dalam artian tidak ada penambahan piutang maka modal yang seharusnya bertambah malah digunakan untuk biaya operasional dan menambahnya piutang yang tidak tertagih maka laba yang diperoleh semakin kecil, begitupun sebaliknya. Maka untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan harus melakukan langkah-langkah atau strategi dalam melakukan penagihan terutama untuk penagihan yang berusia 6 bulan ke atas guna mengurangi tingkat penunggakan piutang atau dengan kata lain menambah pendapatan perusahaan. Bertambahnya piutang dapat mengganggu kinerja keuangan, begitupun terhadap aspek operasional apabila piutang bertambah maka akan mengganggu operasional perusahaan. Tingkat kebocoran/kehilangan air, sangat berpengaruh terhadap pendapatan penagihan karena semakin banyak tingkat kebocoran air maka semakin sedikit piutang yang akan ditagih kepada pelanggan. Banyaknya water meter pelanggan yang rusak juga dapat mempengaruhi keadaan piutang karena apabila terlalu banyak water meter pelanggan yang rusak, piutang yang seharusnya bertambah malah berkurang. Kapasitas produksi air yang tidak maksimal juga merupakan salah satu penentu banyaknya piutang yang harus ditagih kepada pelanggan karena apabila produksi air tidak maksimal akan mengakibatkan jumlah penggunaan air oleh pelanggan semakin kecil, sehingga dapat mempengaruhi jumlah piutang yang berakibat pada pendapatan perusahaan. Oleh karena itu sangat diperlukan pelayanan yang maksimal terhadap masyarakat dengan membuat

12 penambahan penampungan air agar pendistribusian air bisa maksimal sehingga dapat meningkatkan jumlah penggunaan air oleh pelanggan. Dalam aspek administrasi, hal-hal yang sangat berkaitan dengan piutang yaitu pengecekan meter awal kadang salah, artinya jumlah piutang yang sudah diinput harus berubah lagi karena adanya pengecekan meter awal yang salah sehingga dapat memperburuk piutang. Pengklasifikasian kelompok pelanggan yang tidak sesuai dengan standar operasional, misalnya, pelanggan yang seharusnya diklasifikasikan dalam kelompok pelanggan rumah tangga A hanya dicatat dalam kelompok pelanggan rumah tangga B. Hal ini dapat mengakibatkan banyaknya air tanpa rekening, karena kesalahan dalam pengklasifikasian pelanggan sehingga tidak tercatat dalam piutang Dari hasil analisis rasio jangka waktu penagihan terlihat bahwa pada tahun 2009 jangka waktu penagihan sebanyak 84,75 tahun ,01 dan pada tahun ,83. Hal ini berarti bahwa jangka waktu penagihan pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 0,26 dan pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 45,83 yang artinya jangka waktu penagihan pada tahun 2011 lebih baik dari tahun 2010 karena jangka waktu penagihannya lebih berkurang. Hal ini dikarenakan oleh kesadaran pelanggan yang membayar lebih cepat dari tahuntahun sebelumnya. Angka tersebut didapat dengan terlbih dahulu mencari penjualan per hari yaitu dengan membagi penjualan dibagi 360 hari, hasilnya kemudian digunakan untuk mencari rata-rata jangka waktu penagihan. Dengan melihat hasil analisis tersebut, jangka waktu penagihan lebih cepat atau dengan kata lain semakin baik, Seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno dalam Nurjannah (2012: 29), ACP (average collection periode) mengukur rata-rata waktu penagihan atas penjualan, semakin pendek ACP maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut. namun jika melihat jumlah piutang yang tak tertagih yang terus meningkat pula setiap tahun maka harus tetap dilakukan pengendalianpengendalian lagi terhadap piutang untuk dapat meminimalisasi tingkat penunggakan piutang. Dari hasil analisis rasio efektivitas penagihan terlihat bahwa pada tahun 2009 efektivitas penagihan sebesar 91,56% tahun ,70% dan tahun 2011

13 sebesar 90,52%. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2010 efektivitas penagihan mengalami kenaikan sebesar 3,14% dari tahun 2009 yang dikarenakan oleh adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh para petugas penagihan yaitu dengan melakukan penagihan ke rumah pelanggan yang melakukan penunggakan piutang. namun pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 4,18% yang disebabkan oleh kurangnya perhatian para petugas penagihan dalam menagih piutang-piutang yang belum dibayarkan oleh para pelanggan karena upaya dengan melakukan penagihan langsung kerumah pelanggan yang melakukan penunggakan piutang belum diterpkan secara maksimal. Angka tersebut diperoleh dari rekening tertagih dikali 100% kemudian dibagi dengan angka penjualan air. Tingkat efektivitas penagihan berdasarkan hasil analisis semakin meningkat namun jumlah piutang tak tertagih juga turut meningkat, Hal ini terjadi karena diakumulasinya jumlah piutang tak tertagih pada tahun sebelumnya dengan piutang tak tertagih pada tahun berjalan sehingga meskipun tingkat penagihan piutang meningkat jumlah piutang yang tak tertagih dapat meningkat pula. Dengan melihat hasil analisis tersebut, skor yang diperoleh sudah merupakan kategori baik sekali, seperti yang dikemukakan oleh Nurjannah (2012: 30), semakin besar nilai piutang yang tertagih berarti semakin besar nilai persentase dari rasio penagihan, sebaliknya semakin kecil nilai piutang yang tertagih berarti semakin kecil pula nilai persentase dari rasio penagihan tersebut. Akan tetapi dengan melihat adanya penurunan efektivitas penagihan yang terjadi pada tahun 2011 maka tingkat penagihan harus lebih memerlukan pengendalian-pengendalian yang akan dapat terus meningkatkan efektivitas penagihan piutang. Karena apabila hanya berpatokan pada tingginya persentase rasio penagihan tanpa memperhatikan adanya penurunan yang terjadi akan mungkin terjadi penurunan persentase yang lebih besar pada tahun-tahun yang akan datang yang akan. SIMPULAN bahwa : Berdasarkan hasil penelitian dan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan

14 1. Banyaknya jumlah piutang tak tertagih yang disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor ekonomi karena dalam proses pemasangan rekening air tidak melakukan penilaian terhadap keadaan ekonomi pelanggan melainkan hanya melakukan penilaian terhadap lokasi pemasangan sambungan air. Hal ini berdampak pada banyaknya penunggakan piutang karena faktor ekonomi pelanggan yang taraf kehidupannya menengah kebawah. PDAM Kota Gorontalo melakukan upaya-upaya yaitu dengan menggunakan Billing System sebagai upaya pengendalian untuk lebih mempercepat dalam perkerjaan dan agar setiap penerimaan yang diterima lebih akurat dan jauh dari penyelewengan, mengirimkan surat peringatan kepada pelanggan yang belum melakukan pembayaran sampai pada waktu yang ditentukan, dan menambah loket-loket pembayaran sebagai upaya dalam meningkatkan efektivitas penagihan piutang dan meminimalisasi tingkat penunggakan piutang. SARAN 1. Dalam pemasangan sambungan baru hendaklah menilai kondisi ekonomi pelanggan sehinnga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya resiko penunggakan piutang dan piutang tak tertagih, manajemen piutang juga harus membuat strategi-strategi dalam menghadapi pelanggan yang sulit ditagih dalam proses penagihan piutang. 2. Menambah loket-loket pembayaran demi meningkatkan tingkat penagihan piutang. Dan melakukan penagihan di lapangan bagi pelanggan yang menunggak. 3. Dalam melakukan penagihan piutang di lapangan hendaknya setiap personil yang melakukan penagihan mendapatkan asuransi, baik asuransi pencurian maupun asuransi kecelakaan. Hal ini dapat mengurangi resiko kerugian perusahaan apabila terjadi pencurian kas dan kecelakaan personil tersebut.

15 DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno Auditing, Edisi ke tiga Cetakan ke Empat, Penerbit :Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta Agustina, Ria Analisis Efektifitas Manajemen Piutang, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian. Bogor Aliminsyah, Padji Kamus Istilah Akuntansi, Cetakan ke Tiga, Penerbit: CV. YRAMA WIDYA Baridwan, Zaki Intermediate Accounting, Cetakan Ke Tiga. Penerbit: BPFE, Yogyakarta Budianas, Nanang Pengendalian Piutang dan Metode Pengendalian Piutang, Makassar Hartati, Dian Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatra Utara, Medan Horngren. Harrison Akuntansi, Edisi Ke Tujuh, Penerbit: Erlangga, Jakarta diakses pada 20 April diakses pada 20 April 2013 Kasmir Analisis Laporan Keuangan.Cetakan Ketiga. Penerbit: PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Kieso E. Donald, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield Akuntansi Intermediate. Terjemahan Herman Wibowo. Jakarta :Erlangga Lubis, Arfan Ikhsan Akuntansi Keperilakuan, Edisi Ke Dua, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta Mulyadi Sistem Akuntansi. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta

16 Nurjannah Analisis Tingkat Perputaran Piutang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Hasanuddin, Makassar Nurkamila Pengaruh Penerapan SPI Terhadap Fungsi Pengelolaan Piutang,Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo Robbins, Stephen P dan Coulter Mary Manajemen. Edisi Kesepuluh. Penerbit: Erlangga, Jakarta Rudianto Pengantar Akuntansi. Penerbit: Erlangga, Jakarta Santoso, Iman Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate Accounting), Cetakan Pertama. Penerbit: PT Refika Aditama, Bandung Sugiyono Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ke Enam Belas. Penerbit: Alfabeta, Bandung Sulaeman Analisis Prosedur Pengendalian Intern Piutang Usaha, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Hasanuddin Sutrisno Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama. Penerbit: Ekonisia, Yogyakarta Syamsuddin, Lukman Manajemen Keuangan Perusahaan. Penerbit: Grafindo Persada, Jakarta Sumarsan, Thomas Sistem Pengendalian Manajemen, Cetakan Ke Dua. Penerbit: PT Indeks, Jakarta Barat Universitas Negeri Gorontalo Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Gorontalo

Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam

Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam Ely Kartikaningdyah, Eka Faradila Shinta Politeknik Batam Parkway Street,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Martono & Harjito Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Ekonisia. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Martono & Harjito Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Ekonisia. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Martono & Harjito. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Ekonisia. Jakarta. Alexandri, Benny. 2009. Manajemen Keuangan Bisinis. Edisi Kedua. Penerbit Alfabeta. IKAPI: Bandung.

Lebih terperinci

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kebijakan pemberian kredit yang ditetapkan Departemen General Books Jateng-DIY cukup efektif. Hal ini terlihat dari perusahaan yang melakukan evaluasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN Sunarji Harahap STIE Professional Manajemen College Indonesia ABSTRAK Peranan piutang, khususnya piutang usaha

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU Dewi Anggraini Nardi Jurusan Akuntansi SekolahTinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas Email : dewi.anggraini485@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. diperoleh dari wawancara yang berasal dari Bagian Akuntansi tepatnya bagian

BAB V PENUTUP. diperoleh dari wawancara yang berasal dari Bagian Akuntansi tepatnya bagian BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengendalian internal piutang dalam meningkatkan efektivitas penagihan piutang pada PT. Garam (Persero). Unit penelitian dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG PADA KOPERASI WANITA SEKAR ARUM TULUNGAGUNG TAHUN ANGGARAN

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG PADA KOPERASI WANITA SEKAR ARUM TULUNGAGUNG TAHUN ANGGARAN ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG PADA KOPERASI WANITA SEKAR ARUM TULUNGAGUNG TAHUN ANGGARAN 2011-2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adanya penelitian terdahulu yang telah dibahas sebelum penelitian ini dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan permasalahan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang  Herry (2009:266) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling

Lebih terperinci

ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK)

ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK) ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK) Achmad Naruli Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri ABSTRAK Setip

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Piutang Karena berbentuk penjualan kredit maka ada resiko yang tidak tertagih atau gagal bayar, maka dari itu perlu yang namanya manajemen piutang. Manajemen piutang

Lebih terperinci

ANALISIS UMUR PIUTANG DAGANG PADA PERUSAHAAN DAGANG JAYA AGUNG PALEMBANG

ANALISIS UMUR PIUTANG DAGANG PADA PERUSAHAAN DAGANG JAYA AGUNG PALEMBANG ANALISIS UMUR PIUTANG DAGANG PADA PERUSAHAAN DAGANG JAYA AGUNG PALEMBANG Ferah Jurusan Akuntansi POLTEK PalComTech Palembang Abstrak Piutang merupakan salah satu komponen dari kelompok aktiva lancar, piutang

Lebih terperinci

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR Vivianty Halim Email: vivianty14@ymail.com Program Studi Akuntansi STIE

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Winiharto,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Winiharto, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Winiharto, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Sistem pengendalian internal pada PT. Winiharto secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya perkembangan jumlah penduduk mengakibatkan bertambahnya jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang paling pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan didirikan untuk mencari keuntungan dengan membuat produk atau jasa bagi para konsumen yang membutuhkan sebagai upaya agar dapat mempertahankan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE 236 ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE 2010 2012 Oleh: Ni Putu Jurusan Akuntansi Program Diploma III, FEB Undiksha Jurusan Akuntansi Program Diploma III,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG USAHA DALAM MEMINIMALKAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT GAYA SASTRA INDAH

PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG USAHA DALAM MEMINIMALKAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT GAYA SASTRA INDAH PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG USAHA DALAM MEMINIMALKAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT GAYA SASTRA INDAH Tiara Timuriana Dosen Tetap Program Studi Akuntansi D3 Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Risti Eni

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG USAHA TERHADAP PENERIMAAN KAS PADA PT. ASMAT JAYA PRATAMA

ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG USAHA TERHADAP PENERIMAAN KAS PADA PT. ASMAT JAYA PRATAMA ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG USAHA TERHADAP PENERIMAAN KAS PADA PT. ASMAT JAYA PRATAMA Rahmat Arifin, Abdul Rasyid Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua Alamat : Jl. Dr. Sam

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG DAN RATA-RATA PIUTANG TERHADAP PERPUTARAN PIUTANG PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA MAKASSAR

ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG DAN RATA-RATA PIUTANG TERHADAP PERPUTARAN PIUTANG PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA MAKASSAR ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG DAN RATA-RATA PIUTANG TERHADAP PERPUTARAN PIUTANG PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA MAKASSAR Yasni STIMLasharan Jaya Makassar Email : Yasni77@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT YANAPRIMA HASTAPERSADA, Tbk.

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT YANAPRIMA HASTAPERSADA, Tbk. PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT YANAPRIMA HASTAPERSADA, Tbk. Yunita email: yunitachink@yahoo.com Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Laporan keuangan segmen dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keharusan dan menyangkut hajat hidup orang banyak, maka. diperlukan suatu badan atau organisasi yang professional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. keharusan dan menyangkut hajat hidup orang banyak, maka. diperlukan suatu badan atau organisasi yang professional yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan yang sangat penting bagi manusia adalah kebutuhan atas air bersih, baik untuk konsumsi atau untuk kebutuhan sehari-hari

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PERDANA GAPURAPRIMA PERIODE

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PERDANA GAPURAPRIMA PERIODE ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PERDANA GAPURAPRIMA PERIODE 2012-2014 Diana Tambunan, S.E.,M.M. Email : diana.dtb@bsi.ac.id Shinta Noviana Emsil : shintanoviana114@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Piutang timbul karena adanya transaksi penjualan kredit, oleh karena itu besar kecilnya penjualan kredit akan berpengaruh langsung terhadap jumlah piutang. Piutang merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENILAI EFISIENSI PIUTANG PADA ADIRA FINANCE CABANG KEDIRI SKRIPSI

ANALISIS KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENILAI EFISIENSI PIUTANG PADA ADIRA FINANCE CABANG KEDIRI SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENILAI EFISIENSI PIUTANG PADA ADIRA FINANCE CABANG KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

ANALISIS PIUTANG USAHA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI AIRMADIDI KABUPATEN MINAHASA UTARA ABSTRACT

ANALISIS PIUTANG USAHA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI AIRMADIDI KABUPATEN MINAHASA UTARA ABSTRACT Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 357-370 ANALISIS PIUTANG USAHA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI AIRMADIDI KABUPATEN MINAHASA UTARA Erlita Mentari Lahengking 1, Inggriani Elim

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan saat ini, pentingnya sistem informasi hampir dirasakan berbagai jenis bidang usaha,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan saat ini, pentingnya sistem informasi hampir dirasakan berbagai jenis bidang usaha, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan saat ini, pentingnya sistem informasi hampir dirasakan berbagai jenis bidang usaha, baik perusahaan berskala kecil, menengah hingga besar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi

Lebih terperinci

PENGARUH PENGENDALIAN INTERN KREDIT TERHADAP EFEKTIVITAS PIUTANG. (Studi Kasus Pada PT. Columbia Cabang Gorontalo) Yolandari Kai.

PENGARUH PENGENDALIAN INTERN KREDIT TERHADAP EFEKTIVITAS PIUTANG. (Studi Kasus Pada PT. Columbia Cabang Gorontalo) Yolandari Kai. PENGARUH PENGENDALIAN INTERN KREDIT TERHADAP EFEKTIVITAS PIUTANG (Studi Kasus Pada PT. Columbia Cabang Gorontalo) Yolandari Kai Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG AIR TERHADAP KEWAJARAN NILAI DAN BEBAN PENYISIHAN PIUTANG PADA LAPORAN KEUANGAN PDAM TIRTA KAHURIPAN KABUPATEN BOGOR

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG AIR TERHADAP KEWAJARAN NILAI DAN BEBAN PENYISIHAN PIUTANG PADA LAPORAN KEUANGAN PDAM TIRTA KAHURIPAN KABUPATEN BOGOR PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG AIR TERHADAP KEWAJARAN NILAI DAN BEBAN PENYISIHAN PIUTANG PADA LAPORAN KEUANGAN PDAM TIRTA KAHURIPAN KABUPATEN BOGOR Ellyn Octavianty Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Secara umum piutang merupakan hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA SAMARINDA (DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN)

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA SAMARINDA (DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN) ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA SAMARINDA (DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN) Mayosi Anggita, H. Eddy Soegiato K, Titin Ruliana Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda mayosianggita@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PT.TEGEL BINA KARYA DI KEDIRI

ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PT.TEGEL BINA KARYA DI KEDIRI ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PT.TEGEL BINA KARYA DI KEDIRI Arta Ulva Rohmatul Laily, Mamak M Balafif, Ali Rasyidi Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM PENGELUARAN KAS PADA RUMAH SAKIT SRI PAMELA

PENERAPAN SISTEM PENGELUARAN KAS PADA RUMAH SAKIT SRI PAMELA PENERAPAN SISTEM PENGELUARAN KAS PADA RUMAH SAKIT SRI PAMELA Muhammad Sofyan, SE STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengeluaran kas pada Rumah Sakit

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG PADA PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN JARINGAN CIMAHI

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG PADA PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN JARINGAN CIMAHI ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG PADA PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN JARINGAN CIMAHI The Analysis of Receivables Turnover at PT. PLN (Persero) Network Service Area Cimahi TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK ABSTRAK Febniati email: febniati@gmail.com Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak Pelaporan

Lebih terperinci

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-16 Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. KOKOH INTI AREBAMA CABANG SAMARINDA ABSTRAKSI

PENGENDALIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. KOKOH INTI AREBAMA CABANG SAMARINDA ABSTRAKSI PENGENDALIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. KOKOH INTI AREBAMA CABANG SAMARINDA Mikky Fariana, Elfreda A Lau 2, Adi Suroso 3 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda mikkyfariana@gmail.com ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama. yaitu, penjualan secara tunai atau secara kredit.

BAB IV PEMBAHAS AN. IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama. yaitu, penjualan secara tunai atau secara kredit. BAB IV PEMBAHAS AN IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama IV.1.1. Analisis Kebijakan Penjualan Kredit Penjualan merupakan kegiatan operasional perusahaan di mana dengan ini perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang Pada PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara

Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang Pada PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara ejournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (3) : 657-669 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang Pada PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten

Lebih terperinci

PENERAPAN LAPORAN ARUS KAS YANG SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT. Kent Transindo Indonesia Cabang Kediri)

PENERAPAN LAPORAN ARUS KAS YANG SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT. Kent Transindo Indonesia Cabang Kediri) PENERAPAN LAPORAN ARUS KAS YANG SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT. Kent Transindo Indonesia Cabang Kediri) Oleh : Mawarni Putri ABSTRAK PT. Kent Transindo Indonesia adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pencatatan 2.1.1.1 Pengertian Pencatatan Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan telah dilakukan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PADA PIUTANG USAHA DI UD SATWA UNGGUL. Ike Nurul Windiyah Iwan Setya Putra. STIE Kesuma Negara Blitar

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PADA PIUTANG USAHA DI UD SATWA UNGGUL. Ike Nurul Windiyah Iwan Setya Putra. STIE Kesuma Negara Blitar Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 1, No. 1 (2014) ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PADA PIUTANG USAHA DI UD SATWA UNGGUL Ike Nurul Windiyah Iwan Setya Putra STIE Kesuma Negara Blitar Abstraksi: Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN EVALUASI Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) CABANG TANJUNG TEMBAGA PROBOLINGGO RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PENGELOLAAN PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) CABANG TANJUNG TEMBAGA PROBOLINGGO RANGKUMAN TUGAS AKHIR PENGELOLAAN PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) CABANG TANJUNG TEMBAGA PROBOLINGGO RANGKUMAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Piutang 1. Pengertian Piutang Setiap penulis memberikan definisi yang berbeda tentang piutang tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendorong bangkitnya perekonomian nasional. Persaingan yang semakin ketat

BAB 1 PENDAHULUAN. pendorong bangkitnya perekonomian nasional. Persaingan yang semakin ketat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perkembangan perdagangan global dewasa ini merupakan ujung tombak pendorong bangkitnya perekonomian nasional. Persaingan yang semakin ketat merupakan indikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1) Pengertian Piutang Piutang merupakan keringanan kepada langganan-langganannya pada waktu melakukan pembayaran atas penjualan barang. Menurut Warren et al (2008: 404)

Lebih terperinci

ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES PADA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI)

ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES PADA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI) 1 ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES PADA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI) YESSICAROL TANIA 1, ZULKIFLI BOKIU 2, USMAN 3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih sudah menjadi suatu keharusan dan menyangkut hajat hidup orang

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih sudah menjadi suatu keharusan dan menyangkut hajat hidup orang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan yang sangat penting bagi manusia adalah kebutuhan atas air bersih, baik untuk konsumsi atau untuk kebutuhan seharihari. Air bersih

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN PIUTANG PERUSAHAAN METRO PADANGSIDIMPUAN TAHUN ANGGARAN 2014

PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN PIUTANG PERUSAHAAN METRO PADANGSIDIMPUAN TAHUN ANGGARAN 2014 PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN PIUTANG PERUSAHAAN METRO PADANGSIDIMPUAN TAHUN ANGGARAN 2014 Drs.Ali Nurdin Siregar MA Dosen FKIP Univeristas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT PIUTANG TAK TERTAGIH (Studi Kasus pada PT. Eureeka Great Nusantara)

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT PIUTANG TAK TERTAGIH (Studi Kasus pada PT. Eureeka Great Nusantara) 1 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT PIUTANG TAK TERTAGIH (Studi Kasus pada PT. Eureeka Great Nusantara) Disusun Oleh: Merry Noviska Dosen Pembimbing: Yuki Firmanto,

Lebih terperinci

ANALISA PENGENDALIAN PIUTANG DALAM MENGANTISIPASI TERJADINYA KERUGIAN PADA PT. KIMIA FARMA TBK. sundari EKONOMI / AKUNTANSI

ANALISA PENGENDALIAN PIUTANG DALAM MENGANTISIPASI TERJADINYA KERUGIAN PADA PT. KIMIA FARMA TBK. sundari EKONOMI / AKUNTANSI ANALISA PENGENDALIAN PIUTANG DALAM MENGANTISIPASI TERJADINYA KERUGIAN PADA PT. KIMIA FARMA TBK sundari 23209970 EKONOMI / AKUNTANSI ANALISA PENGENDALIAN PIUTANG DALAM MENGANTISIPASI TERJADINYA KERUGIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perekonomian dunia dewasa saat ini ikut mempengaruhi perkembangan dunia usaha di Indonesia. Untuk menyikapi hal tersebut, setiap pelaku usaha

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT. PLN (PERSERO) AREA SURABAYA SELATAN

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT. PLN (PERSERO) AREA SURABAYA SELATAN ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT. PLN (PERSERO) AREA SURABAYA SELATAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : KARINA AYU PUTRI NIM: 2013410998 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2016

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MANAKARRA ELISABETH RIUPASSA POLITEKNIK NEGERI AMBON

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MANAKARRA ELISABETH RIUPASSA POLITEKNIK NEGERI AMBON 84 ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MANAKARRA ELISABETH RIUPASSA POLITEKNIK NEGERI AMBON ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kinerja dan terjadinya perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP LABA PADA PT. FAJAR INDAH ANINDYA MEDAN

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP LABA PADA PT. FAJAR INDAH ANINDYA MEDAN ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP LABA PADA PT. FAJAR INDAH ANINDYA MEDAN Shella 1, Sunarji 2 dan Elidawati 3 1 Alumni STIE Professional Manajemen College Indonesia Email: shellatenn@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT.BORWITA CITRA PRIMA KEDIRI) SKRIPSI

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT.BORWITA CITRA PRIMA KEDIRI) SKRIPSI PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT.BORWITA CITRA PRIMA KEDIRI) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) Karakteristik Persediaan Di dalam akuntansi, persediaan meliputi semua barang yang dimiliki oleh perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual, dikonsumsi,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 24 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah perkembangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surakarta Pengelolaan air minum di Surakarta, dibangun pada tahun 1929 oleh Pakubuwono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya suatu perusahaan mempunyai tujuan jangka panjang yaitu untuk memperoleh pendapatan dalam rangka mempertahankan kelangsungan operasional perusahaannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. diantaranya berada pada posisi tidak bangkrut. dan 2 diantaranya dinyatakan berada dalam posisi Grey Area.

BAB V PENUTUP. diantaranya berada pada posisi tidak bangkrut. dan 2 diantaranya dinyatakan berada dalam posisi Grey Area. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Metode Altman pada dasarnya dapat digunakan sebagai salah satu metode dalam pengukuran kebangkrutan perusahaan jasa. Akan tetapi metode ini secara garis besar tidak dapat digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR Oleh : Nova Chandra Email : novachandra59@yahoo.com Pembimbing I : Faridah Email : faridah_ku@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini dapat dilihat dari kegiatan perusahaan dengan semakin memperluas usahanya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. ini dapat dilihat dari kegiatan perusahaan dengan semakin memperluas usahanya untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perusahaan dewasa ini mengalami pertumbuhan cukup pesat, hal ini dapat dilihat dari kegiatan perusahaan dengan semakin memperluas usahanya untuk meraih

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA KOPERASI WARGA SEMEN GRESIK RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA KOPERASI WARGA SEMEN GRESIK RANGKUMAN TUGAS AKHIR PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA KOPERASI WARGA SEMEN GRESIK RANGKUMAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Diploma III Jurusan Akuntansi oleh: Marryta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang Menurut Niswonger et al (1999) piutang merujuk pada claims (tagihan) dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN PIUTANG USAHA IRYANI STIE WIRA BHAKTI MAKASSAR ABSTRAK

ANALISIS PENGELOLAAN PIUTANG USAHA IRYANI STIE WIRA BHAKTI MAKASSAR ABSTRAK 10 ANALISIS PENGELOLAAN PIUTANG USAHA IRYANI STIE WIRA BHAKTI MAKASSAR ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan piutang usaha terhadap resiko piutang tak tertagih pada Robin Cell.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya, suatu perusahaan pemerintah maupun swasta yang maju dan berkembang adalah perusahaan yang dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya, semakin

Lebih terperinci

Suci Anggreani Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

Suci Anggreani   Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING, Tbk. DAN ENTITAS ANAK TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN PSAK NO. 23 & NO. 34 ABSTRAK Suci Anggreani email : sucianggreani17@yahoo.com

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN KEPMENDAGRI NO. 47 TAHUN 1999 PADA PDAM KOTA SAMARINDA PERIODE

EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN KEPMENDAGRI NO. 47 TAHUN 1999 PADA PDAM KOTA SAMARINDA PERIODE ejournal Administrasi Bisnis, 0, () : 7-9 ISSN 0000-0000, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.org Copyright 0 EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN KEPMENDAGRI NO. 7 TAHUN 999 PADA PDAM KOTA SAMARINDA

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGUMPULAN PIUTANG PADA CV HESTA ABADI JAYA DI SAMARINDA. Enryco Vermy Irwansyah.

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGUMPULAN PIUTANG PADA CV HESTA ABADI JAYA DI SAMARINDA. Enryco Vermy Irwansyah. ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGUMPULAN PIUTANG PADA CV HESTA ABADI JAYA DI SAMARINDA Enryco Vermy (Vermyenryco@ymail.com) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Irwansyah Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Sehingga perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Sehingga perusahaan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia usaha yang begitu pesat menyebabkan meningkatnya daya saing pada berbagai bidang usaha yang bergerak di bidang jasa, perdagangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berikut adalah penelitian yang sejenis dengan apa yang akan diteliti: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti / tahun 1. Kriswanto

Lebih terperinci

ABSTRAK Rahmawati Arjun.

ABSTRAK Rahmawati Arjun. ABSTRAK Rahmawati Arjun. Nim. 9314 09 035. 2013. Pengaruh Penjualan Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Pada PT. Sinar Galesong Pratama Gorontalo. Skripsi. Program Studi S1 Manajemen Jurusan Manajemen,

Lebih terperinci

ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA RANDIK KABUPATEN MUSI BANYUASIN

ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA RANDIK KABUPATEN MUSI BANYUASIN ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume IV, No. 1, Januari 2016, h. 1-11 ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat bertahan hidup serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat bertahan hidup serta dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era perdagangan bebas saat ini dengan semakin pesatnya perkembangan dunia usaha yang didukung oleh kemajuan teknologi di berbagai bidang mengakibatkan persaingan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh informasi tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I. Laba yang maksimal dapat diperoleh melalui peningkatan volume penjualan.

BAB I. Laba yang maksimal dapat diperoleh melalui peningkatan volume penjualan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal. Laba yang maksimal dapat diperoleh melalui peningkatan volume penjualan. Semakin tinggi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG Oleh: *Munawar Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan rasio keuangan sebagai salah satu

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MODAL KERJA UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT MILLENNIUM INTERNASIONAL, TBK

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MODAL KERJA UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT MILLENNIUM INTERNASIONAL, TBK OPTIMALISASI PENGGUNAAN MODAL KERJA UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT MILLENNIUM INTERNASIONAL, TBK Retno Martanti Endah Lestari Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Novita Sari Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau magang yang telah disajikan pada bab 4, maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya analisis pengelolaan piutang dagang

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri)

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri) ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri) Oleh: Miladiah Kusumaningarti Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri, Kediri Email: mila@kagamavirtual.net Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KEWAJARAN LAPORAN KEUANGAN ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA KOPERASI KARYAWAN SAMPOERNA UNIT PELAYANAN RUNGKUT 2 SURABAYA

ANALISIS KEWAJARAN LAPORAN KEUANGAN ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA KOPERASI KARYAWAN SAMPOERNA UNIT PELAYANAN RUNGKUT 2 SURABAYA ANALISIS KEWAJARAN LAPORAN KEUANGAN ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA KOPERASI KARYAWAN SAMPOERNA UNIT PELAYANAN RUNGKUT 2 SURABAYA Riza Dwi Yuniyanti, Tri Lestari, Widya Susanti Prodi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENAGIHAN PIUTANG PADA PT. GARAM (PERSERO) SURABAYA ARTIKEL ILMIAH.

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENAGIHAN PIUTANG PADA PT. GARAM (PERSERO) SURABAYA ARTIKEL ILMIAH. ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENAGIHAN PIUTANG PADA PT. GARAM (PERSERO) SURABAYA ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak 8 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibat adanya penjualan kredit. Sebagian besar perusahaan menjual

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PIUTANG UNTUK MENILAI PENGENDALIAN INTERN PADA KOPERASI WANITA SEJAHTERA DESA GAYAM KEC.

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PIUTANG UNTUK MENILAI PENGENDALIAN INTERN PADA KOPERASI WANITA SEJAHTERA DESA GAYAM KEC. ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PIUTANG UNTUK MENILAI PENGENDALIAN INTERN PADA KOPERASI WANITA SEJAHTERA DESA GAYAM KEC.GURAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG Devi Mutiana Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Tujuan utama laporan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dapat mencapai laba yang optimal guna perkembangan perusahaan kedepan. Prosedur ini

BAB II KAJIAN TEORI. dapat mencapai laba yang optimal guna perkembangan perusahaan kedepan. Prosedur ini BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Pengertian Prosedur Dalam mengelola perusahaan diperlukan adanya suatu prosedur yang mengatur jalannya kegiatan operasional dan menjaga keseimbangan antara harta dan hutang perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai, akan tetapi dalam teori ekonomi, berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit-unit

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB 5 PENUTUP. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan atas hasil penelitian dan pembahasan pada bab bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Analisis Common size statement Hasil analisis Common

Lebih terperinci

PERANAN AUDIT INTERN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN KELANCARAN PENYELESAIAN PROYEK DAN EFEKTIVITAS PENDAPATAN PADA PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA, TBK

PERANAN AUDIT INTERN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN KELANCARAN PENYELESAIAN PROYEK DAN EFEKTIVITAS PENDAPATAN PADA PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA, TBK PERANAN AUDIT INTERN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN KELANCARAN PENYELESAIAN PROYEK DAN EFEKTIVITAS PENDAPATAN PADA PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA, TBK Retno Martanti Endah L Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PIUTANG USAHA PADA PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU. Lina Mariana dan Dewi Anggraini ABSTRAK

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PIUTANG USAHA PADA PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU. Lina Mariana dan Dewi Anggraini ABSTRAK ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PIUTANG USAHA PADA PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU Lina Mariana dan Dewi Anggraini ABSTRAK Analisis Analisis Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Usaha Pada PT. Columbus

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (Intangible Fixed Assets)

AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (Intangible Fixed Assets) AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (Intangible Fixed Assets) Secara umum Aktiva Tak Berwujud adalah kekayaan perusahaan yang tidak memiliki bentuk fisik, tetapi bermanfaat bagi perusahaan karena hak-hak yang melekat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang sedang ditingkatkan oleh pemerintah Indonesia mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Menurut PSAK 55 (2015) Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah asset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentutakan dan tidak memepunyai

Lebih terperinci