OPTIMALISASI PENGGUNAAN MODAL KERJA UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT MILLENNIUM INTERNASIONAL, TBK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMALISASI PENGGUNAAN MODAL KERJA UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT MILLENNIUM INTERNASIONAL, TBK"

Transkripsi

1 OPTIMALISASI PENGGUNAAN MODAL KERJA UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT MILLENNIUM INTERNASIONAL, TBK Retno Martanti Endah Lestari Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Novita Sari Mahasiswa Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan ABSTRAK Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-hari sangat membutuhkan modal kerja. Modal kerja adalah bagian dari aktiva lancar yang terdiri dari kas, piutang usaha, persediaan atau modal kerja dikatakan sebagai modal kerja bersih yaitu seluruh aset lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya tidak mengalami kesulitan dan hambatan. Perusahaan perlu menetapkan modal kerja yang cukup, modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang menganggur atau tidak produktif dan hal ini memberikan kerugian karena dana yang tersedia tidak dipergunakan secara efektif dalam kegiatan perusahaan. Sebaliknya kekurangan modal kerja akan menyebabkan kerugian dan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan. Tujuan penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis pada PT Millennium Pharmacon adalah untuk mengetahui optimalisasi penggunaan modal kerja, untuk mengetahui meningkatkan profitabilitas, dan untuk mengetahui optimalisasi penggunaan modal kerja terhadap peningkatan profitabilitas pada PT Millennium Pharmacon. PT Millennium Pharmacon Internasional Tbk yang berlokasi di Gedung Bank Panin Pusat, Lantai 9 Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta. Bergerak di bidang distribusi produk farmasi, suplemen makanan, diagnostik dan alat kesehatan dengan cakupan seluruh Indonesia (nation wide), beroperasi dengan 29 kantor cabang, 5 sub distributor, 3 gudang pool dan 15 station penjualan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif eksploratif dan teknik penelitian statistik analisis kuantitatif. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis regresi, analisis koefisien korelasi, analisis koefisien determinasi dan uji hipotesis koefisien korelasi. Hasil analisis regresi yang persamaan yaitu : Y = 16, ,003X. Setiap kenaikan insentif akan diimbangi dengan kenaikan semangat kerja karyawan sebesar 0,003. Hasil analisis koefisien korelasi diperoleh r = 0,962. Hal ini dapat diartikan bahwa insentif ternyata mempunyai hubungan yang sangat erat dengan semangat kerja karyawan. 15

2 Hasil analisis koefisien determinasi (r 2 ) diperoleh KD = 92,5%, artinya kontribusi insentif dalam mempengaruhi turun naiknya kerja adalah 92,5%, sedangkan sisanya yaitu 7,5% dipengaruhi oleh factor lain. Hasil uji hipotesis koefisien menunjukkan bahwa dari tabel yang telah diolah dengan SPSS diketahui t hitung 12,705 dengan α = 0,05 dan df = 13 diperoleh t tabel 1,771. Dengan demikian t hitung (12,705) > t tabel (1,771), artinya tolak Ho dan terima Ha. Kesimpulannya bahwa terdapat hubungan yang nyata dan positif antara insentif terhadap semangat kerja karyawan. I. PENDAHULUAN Penetapan besarnya modal kerja yang dibutuhkan perusahaan berbeda-beda, salah satunya tergantung pada jenis perusahaan dan kegiatan usaha perusahaan yang dijalankannya. Kebijakan perusahaan dalam mengelola jumlah modal kerja secara tepat akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan sedangkan akibat pengelolaan modal kerja yang kurang tepat akan mengakibatkan kerugian. Setiap perusahaan yang berorientasi pada laba selalu mempunyai tujuan akhir yaitu pencapaian laba yang sebesar-besarnya, pengeluaran seminimal mungkin dan dapat mempertahankan kelangsungan perusahaan. Laba dapat digunakan untuk mengukur kinerja manajerial, dalam hal ini menunjukkan efisiensi dalam menggunakan sumber daya, karena biaya dijaga tetap di bawah laba. Profitabilitas bagi perusahaan adalah kemampuan menggunakan modal kerjanya berputar dengan cepat dan makin tinggi laba yang di peroleh, dan sebaliknya apabila modal kerja berputar dengan lambat maka akan mengurangi laba yang dihasilkan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, semakin tinggi laba yang diharapkan maka perusahaan akan mampu tumbuh, berkembang dan tangguh dalam menghadapi persaingan. Perusahaan harus seefisien mungkin artinya dengan pengorbanan tertentu yang diberikan akan dicapai hasil yang sebesar mungkin. Pengorbanan atau input ini adalah modal kerja sedangkan outputnya laba. Modal kerja merupakan faktor utama dalam kelancaran kegiatan operasi perusahaan. Penggunaan modal kerja yang tidak efektif dapat menimbulkan kerugian bahkan dapat mengakibatkan kebangkrutan. Oleh karena itu, pihak manajemen perusahaan harus dapat mengelola dengan baik penggunaan modal kerja, sehingga perputaran modal kerja akan bergerak dengan cepat dan diikuti dengan peningkatan tingkat profitabilitas. Penggunaan modal kerja secara efisien akan meningkatkan profitabilitas sehingga perusahaan tidak akan kesulitan dalam mengembalikan hutang-hutangnya baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. PT Millennium Pharmacon adalah perusahaan yang bergerak di bidang perusahaan distribusi produk farmasi, suplemen makanan, diagnostik dan alat kesehatan dengan cakupan seluruh Indonesia. Dalam menjalankan kegiatan operasional PT Millennium Pharmacon melakukan sistem penjualan dengan tunai dan kredit. Tetapi pada perusahaan ini lebih banyak menggunakan penjualan secara kredit karena bisa bersaing dengan perusahaan distribusi yang sejenis dan dapat meningkatkan penjualan dari waktu ke waktu. Dibawah ini disajikan perputaran kas, perputaran piutang usaha, perputaran persediaan dan perputaran utang usaha serta laba bersih selama 5 periode dari tahun 2006 sampai dengan 2010: Tabel 1 Penggunaan Modal Kerja dan Laba Bersih Tahun pada PT Millennium Pharmacon 16

3 Penggunaan Modal Kerja a. Perputaran Kas 51,96 kali 34,61 kali 26,40 kali 37,15 kali 46,90 kali b. Periode penagihan Kas 7 hari 10 hari 14 hari 10 hari 8 hari a. Perputaran Piutang Usaha b. Periode Penagihan Piutang Usaha 7,69 kali 7,61 kali 7,3 kali 7,8 kali 6,67 kali 46 hari 47hari 49hari 46 hari 54 hari a. Perputaran Persediaan 8,05 kali 7,75 kali 7,27 kali 9,56 kali 7,77 kali b. Periode Perputaran 45 hari 46 hari 50 hari 38 hari 46 hari Persediaan a. Perputaran Utang Usaha 6,94 kali 6,76 kali 6,84 kali 9,22 kali 10,85 kali b. Periode Pembayaran 52 hari 53 hari 52 hari 39 hari 33 hari Utang Usaha Laba Bersih (Rp) Persentasi Laba Bersih 14,10% -0,93% -0,08% -84,15% (Sumber: PT Millennium Pharmacon Tahun Data diolah penulis) Tabel di atas menunjukkan bahwa penggunaan modal kerja PT Millennium Pharmacon belum optimal akibatnya profitabilitas mengalami penurunan. Penggunaan modal kerja yang belum optimal terlihat dalam perputaran modal kerja yang masih terlalu lama dimana modal kerja PT Millennium Pharmacon masih banyak tertanam dalam bentuk aktiva lancar. Adanya ketidakefisienan dalam menggunakan modal kerja maka akan menimbulkan biaya-biaya yang tinggi dan penjualan mengalami penurunan sehingga mengakibatkan profitabilitas mengalami penurunan. Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis pada PT Millennium Pharmacon adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui optimalisasi penggunaan modal kerja pada PT Millennium Pharmacon. 2. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas pada PT Millennium Pharmacon Internasional, Tbk. 3. Untuk mengetahui optimalisasi penggunaan modal kerja terhadap peningkatan profitabilitas pada PT Millennium Pharmacon. II. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Kasmir (2010, 210) Modal kerja adalah seluruh aktiva lancar yang dimiliki suatu perusahaan atau setelah aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar. Modal kerja adalah total investasi pada aset lancar yang diharapkan bisa dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun atau kurang. (Keown et all, 2005,190). Unsur unsur modal kerja terdiri dari kas, surat berharga, piutang dan persediaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas modal, jumlah karyawan,dst (Sofyan Syafri, 2009, 304). Menurut Darsono (2006, 55) profitabilitas ialah kemampuan manajemen memperoleh laba. Laba terdiri dari laba kotor, laba operasi dan laba bersih Modal kerja menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mencapai salah satu tujuan perusahaan yaitu kemampuan memperoleh laba melalui perputaran yang dihasilkan 17

4 dari kegiatan operasional perusahaan. Kemampuan menghasilkan laba akan dapat ditingkatkan apabila mampu mengelola modal kerja yang cukup. Laba perusahaan bisa meningkat melalui 2 cara yaitu meningkatkan pendapatan atau penjualan dan menurunkan biaya biaya (Dermawan Sjahrial, 2006, 108). Apabila penjualan barang yang dilakukan oleh perusahaan cepat, menagih piutang usaha dengan lebih cepat, pembayaran utang usaha yang cepat maka biaya-biaya dapat kurangi dan perusahaan bisa semakin meningkatkan profitabilitas. Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akan menyenangkan kreditor jangka pendek karena memperoleh kepastian bahwa modal kerja berputar dengan cepat dan utang akan segera dapat dibayar. Perusahaan dengan tingkat perputaran modal kerja yang tinggi adanya jumlah modal yang cukup dengan tingkat penjualan yang meningkat sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Jika tingkat perputaran modal kerja yang rendah disebabkan karena banyaknya dana yang tidak dimanfaatkan dalam kegiatan operasional perusahaan secara efektif dan efisien sehingga dapat menurunkan volume penjualan dan biaya-biaya akan mengalami kenaikan akibatnya profitabilitas perusahaan mengalami penurunan. Profitabilitas bagi perusahaan adalah kemampuan menggunakan modal kerjanya berputar dengan cepat sehingga penggunaan modal kerja akan optimal dan makin tinggi laba yang di peroleh, dan demikian sebaliknya. Modal kerja yang otimal memiliki pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, karena kebutuhan modal kerja dalam penggunaannya selama dilaksanakannya aktivitas perusahaan dapat menentukan apakah suatu perusahaan mampu meningkatkan laba yang diperoleh atau justru mengurangi laba, hal ini akan terjadi apabila dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi dari waktu yang ditetapkan. Semakin lama dana digunakan maka semakin besar modal kerja yang dibutuhkan, secara langsung biaya-biaya pada perusahaan akan meningkat, volume penjualan menjadi rendah dan dapat mengurangi laba perusahaan. III.METODE PENELITIAN Desain Penelitian Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan rancangan dan desain penelitian yang meliputi : 1. Jenis, Metode dan Teknik Penelitian a. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah Deskriptif ( Eksploratif) yang menggambarkan keadaan atau suatu fenomena tertentu, serta menjelaskan hubungan antara variabel satu dengan variabel dua. b. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan studi kasus pada PT Millennium Pharmacon metode ini merupakan penelitian tentang subjek penelitian yang berkenaan dengan latar belakang dan kondisi atau suatu fase atau khas dari keseluruhan personalitas untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai subjek tertentu. c. Teknik Penelitian Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif, yaitu meneliti objek untuk mencari jawaban secara mendasar dengan menganalisis dan membandingkan faktor-faktor penyebab terjadinya suatu fenomena tertentu. 2. Unit Analisis

5 Dalam penelitian ini, semua data yang dibutuhkan penulis diperoleh dari data sekunder yang diambil di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu, unit analisis dalam penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu PT Millennium Pharmacon Metode Analisis Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif Kuantitatif yaitu dengan menggambarkan keadaan objek penelitian yang sebenarnya dengan mengumpulkan data relevan yang tersedia, kemudian disusun, dipelajari, dan dianalisis lebih lanjut mengenai optimalisasi penggunaan modal kerja untuk meningkatkan profitabilitas. ASET IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Besarnya modal kerja yang digunakan PT Millennium Pharmacon Internasional, Tbk dipengaruhi oleh siklus operasi (operating cycle) yang dilakukan perusahaan. Siklus operasi adalah tahapan operasi yang dimulai dari digunakannya kas untuk membeli persediaan barang dagangan yang kemudian dijual sehingga menimbulkan piutang usaha dan dari piutang usaha dilakukan penagihan untuk mendapatkan kembali menjadi kas. Berikut komponen-komponen modal kerja yang digunakan pada PT Millennium Pharmacon tahun : Tabel 1 Modal Kerja Kotor pada PT Millennium Pharmacon Per 31 Desember (Dalam Rupiah KETERANGAN ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha- setelah dikurangi Penyisihan piutang ragu-ragu Piutang lain-lain Persediaan Pajak dibayar di muka Uang muka dan biaya dibayar dimuka Bank garansi JUMLAH AKTIVA LANCAR (Sumber: Neraca pada PT Millennium Pharmacon, tahun ) Grafik 1 Rata-rata Modal Kerja Kotor 19

6 Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja untuk Meningkatkan Profitabilitas pada PT Millennium Tahun Modal Kerja Kotor Grafik di atas menunjukkan bahwa rata-rata modal kerja kotor yang digunakan pada PT Millennium Pharmacon tahun sebesar Rp dan mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Pada periode tahun modal kerja kotor PT Millennium Pharmacon mengalami kenaikanan yang menyebabkan modal kerja kotor padaa tahun mengalami kenaikanan sebesar 35%. Grafik 2 Rata-rata Modal Kerja Bersih 160,000,000, ,000,000,000 kas dan setara kas 120,000,000,000 piutang usaha 100,000,000,000 piutang lain-lain 80,000,000,000 60,000,000,000 persediaan 40,000,000,000 pajak dibayar di muka 20,000,000,000 uang muka bank garasi Grafik di atas menunjukkan modal kerja kotor perusahaan pada tahun mengalami fluktuasi sehingga terlihat komponen-komponen terbesar modal kerja kotor perusahaan yaitu kas, piutang usaha dan persediaan. Pada tahun rata-rata kas dan setara kas sebesar Rp , rata-rata piutang usaha sebesar Rp dan rata-rata persediaan sebesar Rp Dibawah ini disajikan modal kerja bersih pada PT Millennium Pharmacon dari tahun 2006 sampai dengan 2010: Tabel 4 Modal Kerja Bersih PT Millennium Pharmacon Tahun (Dalam Rupiah) KETERANGAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha- setelah dikurangi Penyisihan piutang ragu-ragu

7 Piutang lain-lain Persediaan Pajak dibayar di muka Uang muka dan biaya dibayar dimuka Bank garansi JUMLAH AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN LANCAR Hutang bank Hutang usaha Hutang lain-lain Uang muka Hutang pajak Biaya yang masih harus dibayar kewajiban jangka panjang jatuh tempo1 tahun Hutang bank Hutang sewa pembiayaan JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR MODAL KERJA BERSIH (Sumber: PT Millennium Pharmacon. Tahun , data diolah penulis) 350,000,000, ,000,000, ,000,000, ,000,000, ,000,000, ,000,000,000 Modal kerja bersih total aset lancar total kewajiban lancar 50,000,000, Grafik di atas menunjukkan modal kerja bersih PT Millennium Pharmacon pada tahun cenderung mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan pada tahun terjadi penambahan aset lancar perusahaan dari tahun 2006 sebesar Rp menjadi Rp pada tahun 2007, kewajiban lancar PT Millennium Pharmacon mengalami kenaikan dari tahun 2006 sebesar Rp menjadi Rp

8 Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja untuk Meningkatkan Profitabilitas pada PT Millennium 0.3 Modal Kerja Bersih Modal Kerja Bersih Grafik di atas menunjukkan perubahan modal kerja bersih PT Millennium Pharmacon yang pada tahun 2006 mengalami kenaikan namun dari tahun 2007 sampai dengan 2010 cenderung mengalami penurunan. Dibawah ini disajikan penggunaan modal kerja padaa PT Millennium Pharmacon yang terdiri dari perputaran kas, perputaran piutang usaha, perputaran persediaan dan perputaran utang usaha selama 5 periode dari tahun 2006 sampai dengan 2010 sebagai berikut: Tabel 5 Penggunaan Modal kerja Tahun pada PT Millennium Pharmacon Penggunaan Modal Kerja c. Perputaran Kas 51,,96 kali 34,61 kali 26,40 kali 37,15 kali 46,90 kali d. Periode Penagihan Kas 7 hari 10 hari 14 hari 10 hari 8 hari c. Perputaran Piutang Usaha 7,69 kali 7,61 kali 7,30 kali 7,80 kali 6,67 kali d. Periode Penagihan Piutang 46 hari 47 hari 49 hari 46 hari 54 hari Usaha c. Perputaran Persediaan 8,05 kali 7,75 kali 7,27 kali 9,56 kali 7,77 kali d. Periode Perputaran Persediaan 45 hari 46 hari 50 hari 38 hari 46 hari c. Perputaran Utang Usaha 6,94 kali 6,76 kali 6,84 kali 9,22 kali 10,85 kali d. Periode Pembayaran Utang 52 hari 53 hari 52 hari 39 hari 33 hari Usaha (Sumber: PT Millennium Pharmacon. Data diolah penulis) 22

9 Grafik Perputaran Kas dan Periode Penagihan Kas Perputaran Kas (x) Perputaran Kas (x) Perputaran Piutang Usaha dan Periode Penagihan Piutang Usaha Perputaran Piutang Usaha (x) Perputaran Piutang Usaha (x) Perputaran Persediaan dan Periode Perputaran Persediaan Perputaran Persediaan (x) Perputaran Persediaan (x) Perputaran Utang Usaha dan Periode Pembayaran Utang Usaha 23

10 Perputaran Utang Usaha (x) Perputaran Utang Usaha (x) Tujuan dari segala aktivitas yang dilakukan oleh PT Millennium Pharmacon agar dapat memperoleh laba. Perusahaan memperoleh laba dari kegiatan operasional yang dilakukan berdasarkan penggunaan modal kerja. Profitabilitas bagi perusahaan adalah kemampuan menggunakan modal kerja berputar dengan cepat dengan perputaran modal kerja yang lancar maka akan meningkatkan jumlah barang yang terjual sehingga mampu meningkatkan penjualan dan menghasilkan laba yang diharapkan perusahaan, dan sebaliknya apabila modal kerja berputar dengan lambat maka akan mempengaruhi penjualan dan laba yang dihasilkan pada perusahaan. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT Millennium Pharmacon Internasional, Tbk dari tahun 2006 sampai dengan 2010: Tabel 6 Laporan Laba Rugi PT Millennium Pharmacon Per 31 Desember (Dalam Rupiah) KETERANGAN PENJUALAN BERSIH BEBAN POKOK PENJUALAN ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) LABA KOTOR BEBAN USAHA: Penjualan Umum dan administrasi Jumlah beban usaha LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba (rugi) selisih kursbersih ( ) ( ) Penghasilan bunga Laba penjualan aset tetap

11 Beban bunga ( ) ( ) ( ) ( ) Lain-lain bersih ( ) ( ) ( ) ( ) Beban lain-lain - bersih ( ) ( ) ( ) ( ) LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Kini ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Tangguhan ( ) Beban pajak penghasilan- bersih ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) LABA BERSIH LABA BERSIH PER SAHAM Perubahan Laba Bersih 14,10% -0,93% -0,08% -84,15% (Sumber: Laporan Laba Rugi PT Millennium Pharmacon Tahun ) 20.00% Perubahan Laba Bersih 0.00% % % % % % Perubahan Laba Bersih Penjualan memberikan tingkat pendapatan yang diperoleh perusahaan dari aktivitas perusahaan. Selain itu modal kerja sangat dipengaruhi oleh volume penjualan, bila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerja semakin meningkat demikian pula sebaliknya. Dibawah ini disajikan penjualan pada PT Millennium Pharmacon dari tahun yaitu sebagai berikut: Tabel 7 Penjualan PT Millennium Pharmacon Tahun (Dalam Rupiah) Keterangan Penjualan Perubahan Penjualan 15,4% 24,3% 15,4% -17,2% 25

12 (Sumber: Laporan Laba Rugi PT Millennium Pharmacon. Tahun ) 30.0% Perubahan Penjualan 20.0% 10.0% 0.0% -10.0% -20.0% Perubahan Penjualan Tabel 8 Rasio Laba Bersih terhadap Penjualan pada PT. Millennium Pharmacon Tahun Keterangan Laba bersih Penjualan Rasio 1,38% 1,36% 1,09% 0,94% 0,18% (Sumber: PT Millennium Pharamcon. Data diolah penulis) 1.60% 1.40% 1.20% 1.00% 0.80% 0.60% 0.40% 0.20% 0.00% Rasio Laba Bersih terhadap Penjualan Rasio Laba Bersih terhadap Penjualan Grafik di atas menunjukkan rasio laba bersih terhadap penjualan pada PT Millennium Pharmacon tahun mengalami penurunan drastis. Pada tahun 2006 rasio laba bersih terhadap penjualan sebesar 1,38%. Hal ini disebabkan pada tahun laba bersih perusahaan mengalami kenaikan sebesar 14,10% dan penjualan sebesar 15,4%. 26 PT Millennium Pharmacon dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan memerlukan biaya-biaya untuk

13 memenuhi kebutuhan modal kerja. Biaya-biaya tersebut untuk membiayai seluruh kegiatan perusahaan agar dapat berjalan dengan baik. Dibawah ini disajikan biaya-biaya pada PT Millennium Pharmacon untuk penggunaan modal kerja yaitu sebagai berikut: Tabel 9 Biaya-biaya pada PT Millennium Pharmacon Tahun (Dalam Rupiah) Keterangan Penjualan Umum dan administrasi Jumlah beban usaha Beban bunga Jumlah beban usaha dan beban bunga (Sumber: PT Millennium Pharamcon. Data diolah penulis) 50.0% Perubahan biaya-biaya 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% Perubahan biaya-biaya 0.0% Modal kerja yang optimal dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan, karena jumlah modal kerja yang optimal dapat mempengaruhi apakah suatu perusahaan mampu meningkatkan laba yang diperoleh atau justru mengurangi laba. Hal ini akan terjadi apabila dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi dari waktu yang ditetapkan dan jumlah yang dibutuhkan. Semakin lama dana digunakan maka semakin besar modal kerja yang dibutuhkan, sehingga biaya penggunaan dana ( cost of fund) akan meningkat pula, yang pada akhirnya dapat mengurangi laba perusahaan. Penentuan modal kerja untuk suatu periode perlu diperhitungkan dengan matang dan cermat sehingga mencerminkan kebutuhan yang sesungguhnya jangan sampai terjadi kekurangan atau kelebihan modal kerja yang tidak perlu dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Penggunaan modal kerja yang tidak optimal yang menyebabkan kelebihan modal kerja tidak dapat digunakan secara produktif sehingga terjadi dana yang menganggur (idle fund), sebaliknya kekurangan modal kerja dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan karena sulit atau tidak mampu memenuhi likuiditas dan membiayai operasi perusahaan. 27

14 Berikut ini disajikan profitabilitas PT Millennium Pharmacon Internasional, Tbk pada tahun yaitu sebagai berikut: 20.00% 0.00% % % % % % Perubahan Laba Bersih Perubahan Laba Bersih Penggunaan modal kerja yang optimal yaitu jika perputaran kas, perputaran puitang, perputaran persediaan dan perputaran utang usaha lebih tinggi dan periode yang semakin cepat, sehingga modal kerja tidak mengalami kelebihan atau kekurangan. Modal kerja yang cukup atau optimal dapat mengurangi biaya-biaya perusahaan, volume penjualan akan meningkat sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Penggunaan modal kerja yang kurang optimal masih banyak tersimpan dalam aktiva lancar pada perputaran kas dan periode penagihan kas, perputaran piutang usaha dan periode penagihan piutang usaha, perputaran persediaan dan periode perputaran persediaan pada PT Millennium Pharmacon. 2. Tingkat Profitabilitas mengalami penurunan diakibatkan biaya-biaya mengalami kenaikan pada PT Millennium Pharmacon. 3. Penggunaan modal kerja yang kurang optimal tersebut mengakibatkan biaya-biaya mengalami kenaikan sehingga tingkat profitabilitas mengalami penurunan pada PT Millennium Pharmacon. 28 Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan oleh PT Millennium Pharmacon dalam mengoptimalkan penggunaan modal kerja untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan yaitu sebagai berikut: 1. Perusahaan hendaknya lebih memperhatikan manajemen modal kerja, seperti manajemen kas, piutang, persediaan agar lebih efektif dan optimal dalam penggunaan modal kerja pada perusahaan. 2. Melakukan perluasan pangsa pasar agar penjualan barang dagangan semakin meningkat dan meminimalkan biaya penyimpanan persediaan yang terlalu lama. 3. Mengurangi peminjaman hutang bank sehingga risiko beban bunga tidak terlalu tinggi. 4. Memberikan diskon atau potongan penjualan kepada pelanggan agar perputaran persediaan dan perputaran kas semakin cepat sehingga dapat memenuhi pesanan pelanggan dengan baik, dan meminimalkan biaya-biaya yang akan timbul sehingga laba perusahaan dapat meningkat. 5. Perusahaan menerapkan periode penagihan piutang usaha sesuai yang ditetapkan perusahaan agar menghindari kerugian yang mungkin dialami akibat keterlambatan

15 dalam penerimaan piutang usaha. Perusahaan harus lebih selektif dan cermat kepada pelanggan dan memberikan denda kepada pelanggan yang terlambat dalam pelunasan piutang usaha. Perusahaan dalam mengelola modal kerja harus disesuaikan dengan kebutuhan modal kerjanya yaitu jumlah permintaan pelanggan terhadap persediaan barang dagangan, proses pendistribusian obat ke berbagai tempat dilakukan dengan cepat dan tepat agar barang yang terjual dapat sampai kepada konsumen dengan baik sehingga tidak menimbulkan persediaan menjadi usang dan kadaluarsa dan perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Darsono Manajemen Keuangan: Pendekatan Praktis Kajian Pengambilan Keputusan Bisnis Berbasis Analisis Keuangan. Jakarta: Nusantara Consulting Dermawan Sjahrial, M.M Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi 2. Penerbit Mitra Wacana Media: Jakarta. Harahap, Sofyan Syafri Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Kasmir Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana. Prenada Media Group. Keown, et, al Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 29

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

Rasio Lancar. Rasio Lancar 2.75

Rasio Lancar. Rasio Lancar 2.75 1. Likuiditas Perusahaan 2009 2010 2011 2012 Rasio Lancar 2.35 2.43 2.75 2.8 Rasio Cepat 1.5 1.6 1.76 1.82 Periode penagihan rata-rata 34.15 42.26 41.13 45.4 Perputaran piutang usaha 10.69 8.64 8.88 8.04

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP NET PROFIT MARGIN DAN CURRENT RATIO PADA PT HERO SUPERMARKET, Tbk.

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP NET PROFIT MARGIN DAN CURRENT RATIO PADA PT HERO SUPERMARKET, Tbk. PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP NET PROFIT MARGIN DAN CURRENT RATIO PADA PT HERO SUPERMARKET, Tbk. Merry Christiani Email: mei.limei000@yahoo.co.id Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan bisnis di Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa mungkin mempertahankan

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu perusahaan, tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen. Pemilik

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Hasil analisis kinerja keuangan menggunakan analisis rasio keuangan pada perusahaan yang mengalami penurunan marjin laba bersih adalah sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan dunia usaha yang tumbuh semakin cepat. menyebabkan meningkatnya persaingan yang kompetitif antar perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan dunia usaha yang tumbuh semakin cepat. menyebabkan meningkatnya persaingan yang kompetitif antar perusahaan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan dunia usaha yang tumbuh semakin cepat menyebabkan meningkatnya persaingan yang kompetitif antar perusahaan, khususnya perusahaan sejenis.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang membahas masalah yang hampir sama dilakukan oleh Mohammad Wisnu Prabowo (2010) meneliti tentang Analisis Sumber dan Penggunaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Secara umum piutang merupakan hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan tentu bertujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan yang dapat dipergunakan untuk kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh dengan semakin cepat, hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses kegiatan pencatatan akuntansi yang memberikan informasi mengenai perkembangan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoretis 1. Sumber Daya Perusahaan a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan Sumber daya perusahaan merupakan alat yang digunakan perusahaan dalam mencapai tujuannya (Amirullah,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT ITC dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin

Lebih terperinci

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan L1 AKTIVA Aktiva Lancar : Kas dan setara kas Piutang usaha setelah dikurangi penyisihan piutang raguragu sebesar Rp 2.293.762 (2005), Rp 5.920.887 (2006), Rp 3.627.125 (2007) Piutang lainlain Persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Piutang 1. Piutang Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Piutang digolongkan menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Landasan Teori Dalam undang-undang perkoperasian No. 25 tahun 1992 pada Bab I ayat 1 UU 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi

Lebih terperinci

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI Aprilia Puspasari Abstrak: Analisis perusahaan diperlukan guna mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah masalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada dasarnya selalu membutuhkan modal, baik itu modal kerja maupun modal tetap. Modal kerja merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada dasarnya selalu membutuhkan modal, baik itu modal kerja maupun modal tetap. Modal kerja merupakan hal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pada dasarnya selalu membutuhkan modal, baik itu modal kerja maupun modal tetap. Modal kerja merupakan hal yang sangat penting untuk kelancaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Rentabilitas 2.1.1.1 Pengertian Rentabilitas Tingkat rentabilitas atau profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antar perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN ARUS KAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk. PLANT BANDUNG

PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN ARUS KAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk. PLANT BANDUNG SKRIPSI PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN ARUS KAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk. PLANT BANDUNG Oleh: Khemala Febriani Mardhika 21208017 By PresenterMedia.com Latar Belakang

Lebih terperinci

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK NAMA : WA ODE SITI HAWANI NPM : 29213185 DOSEN PEMBIMBING : Mulatsih, SE., MM LATAR BELAKANG Perkembangan Ekonomi Pesat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan dalam melakukan penelitian, sehingga dengan mengetahui penelitian terdahulu dapat memperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuktikan adanya pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuktikan adanya pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Kun Muflihati dan Hening (2015) Penelitian ini dilakukan untuk menguji secara empiris dan membuktikan adanya pengaruh perputaran kas, perputaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitiaan. Setiap perusahaan yang didirikan dalam menjalankan kegiatan usahanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitiaan. Setiap perusahaan yang didirikan dalam menjalankan kegiatan usahanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitiaan Setiap perusahaan yang didirikan dalam menjalankan kegiatan usahanya tidak terlepas dari tujuan utamanya, yaitu untuk memperoleh laba atau keuntungan semaksimal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

Lampiran 1 PT. Matahari Putra Prima Tbk dan Entitas Anak Laporan Arus Kas Konsolidasian Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011,2012,2013 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia) 2011

Lebih terperinci

Triyanto Prasetya Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

Triyanto Prasetya   Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN PERSEDIAAN, DAN PERPUTARAN AKTIVA TERHADAP RETURN ON INVESTMENT (ROI) PADA PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK Triyanto Prasetya Email: yantosetia7@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis

I. PENDAHULUAN. Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis komersial yang fokus dalam meneliti, mengembangkan dan mendistribusikan obat, terutama dalam hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan struktur

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Syamsul Arif R. Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijelaskan oleh suatu perusahaan, tentulah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijelaskan oleh suatu perusahaan, tentulah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijelaskan oleh suatu perusahaan, tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen. Pemilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejenis dengan merk yang berbeda beda dan kualitas dari barang tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. sejenis dengan merk yang berbeda beda dan kualitas dari barang tersebut yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menghadapi persaingan global antar perusahaan terutama perusahaan manufaktur membuat persaingan dunia usaha ini menjadi lebih ketat khususnya antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua pilihan yang dapat dijadikan sumber dana perusahaan, yaitu dari dana

BAB I PENDAHULUAN. dua pilihan yang dapat dijadikan sumber dana perusahaan, yaitu dari dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat suatu perusahaan akan melakukan investasi pada suatu pusat laba (profit center) yang dimilikinya, salah satu hal yang harus menjadi pertimbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori - teori 1. Profitabilitas a. Pengertian Profitabilitas Tujuan akhir yang ingin dicapai perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang Menurut Niswonger et al (1999) piutang merujuk pada claims (tagihan) dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi sehingga

Lebih terperinci

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani Analisis Kredit Analisa Laporan Keuangan Kelas CA Nadia Damayanti 115020300111008 Ranita Ramadhani 115020300111037 ANALISIS KREDIT LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 22 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2012:5) laporan keuangan adalah laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang dilakukan penulis pada bab IV, hasil penelitian pada PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk dapat disimpulkan sebagai berikut :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era persaingan industri manufaktur yang berkembang bebas saat ini, perusahaan diharapkan mampu menghasilkan produk bermutu bagi konsumen untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG Devi Mutiana Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Tujuan utama laporan

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun

Lebih terperinci

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk L1 ASET PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2008, 2009, DAN 2010 Periode Analisis Horizontal

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan

BAB 1 PENDAHULUAN. telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan BAB 1 PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang Setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan, maka

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan, maka I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan, maka dibutuhkan alternatif sumber pembiayaan yang bertujuan untuk mendapatkan tambahan dana

Lebih terperinci

PENGOLAHAN MODAL KERJA

PENGOLAHAN MODAL KERJA PENGOLAHAN MODAL KERJA MODAL KERJA Yaitu dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasianal perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah guru, membayar hutang,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Umum 1. Analisa Laporan Keuangan PT Kalbe Farma Tbk Pada tahun 2011, PT Kalbe Farma mencatat pertumbuhan penjualan bersih sebesar 6,7% menjadi Rp 10,91 triliun.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2000), kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau untuk meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan utama berdirinya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didalam melaksanakan kegiatannya mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didalam melaksanakan kegiatannya mempunyai tujuan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan didalam melaksanakan kegiatannya mempunyai tujuan yang telah ditetapkan dan ingin di capai untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penjabaran dan pembahasan penelitian yang dilakukan penulis pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. PINDAD (persero) merupakan perusahaan industri manufaktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. PT. PINDAD (persero) merupakan perusahaan industri manufaktur dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. PINDAD (persero) merupakan perusahaan industri manufaktur dalam bidang keamanan dan pertahanan yang berorientasi pada laba dan selalu berupaya mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spesialisasi dalam perusahaan serta semakin banyaknya perusahaan-perusahaan. modal tersebut mengandung begitu banyak aspek.

BAB I PENDAHULUAN. spesialisasi dalam perusahaan serta semakin banyaknya perusahaan-perusahaan. modal tersebut mengandung begitu banyak aspek. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi dan semakin pentingnya spesialisasi dalam perusahaan serta semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat ketat. Menghadapi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia (PT. TELKOM) periode 2005 sampai dengan 2008 maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014.

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. L A M P I R A N 41 Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. 2013 MARKET RATIO PER 31,09 31,56 DY 2% 3% PBV 1,58 6,52 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, baik dalam bentuk finansial maupun non-finansial. Menurut Rusdin

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, baik dalam bentuk finansial maupun non-finansial. Menurut Rusdin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan hal yang mulai gencar dilakukan oleh masyarakat saat ini, baik dalam bentuk finansial maupun non-finansial. Menurut Rusdin (2006:62),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. kembali lagi. Perputaran persediaan merupakan aktivitas perusahaan yang jelas

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. kembali lagi. Perputaran persediaan merupakan aktivitas perusahaan yang jelas BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Perputaran Persediaan Perputaran persediaan merupakan berapa kali persediaan akan berputar dan kembali lagi.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. periode 2006-2008 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap pendiri perusahaan atau pemilik perusahaan pasti mengharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap pendiri perusahaan atau pemilik perusahaan pasti mengharapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Setiap pendiri perusahaan atau pemilik perusahaan pasti mengharapkan perusahaannya mampu bertahan dan tumbuh dalam berbagai kondisi. Terutama dalam kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini tengah dirasakan oleh masyarakat. Perkembangan kondisi perekonomian. suplai, tingginya harga kebutuhan pokok dan harga energi.

BAB I PENDAHULUAN. ini tengah dirasakan oleh masyarakat. Perkembangan kondisi perekonomian. suplai, tingginya harga kebutuhan pokok dan harga energi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terjadinya krisis keuangan global yang terus berlanjut menjadi krisis ekonomi di Indonesia, menyebabkan ketidakstabilan kondisi ekonomi yang saat ini tengah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 10 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Data laporan keuangan perusahaan konsolidasi digunakan sebagai dasar dari analisis manajemen piutang PT PLN (Persero). PT PLN (Persero) membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segera dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Masalah krisis

BAB I PENDAHULUAN. segera dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Masalah krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi para pelaku ekonomi di Indonesia dituntut untuk segera dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Masalah krisis finansial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting agar perusahaan dapat menjalankan kegiatan usahanya. Namun, aktivitas investasi merupakan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif digunakan untuk

Lebih terperinci

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali) LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember 2009 2011 2010 (Disajikan kembali) ASET ASET LANCAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan perusahaan sejenis untuk terus mengembangkan skala usahanya. Dalam menghadapi persaingan ini perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kondisi tingkat inflasi saat ini yang sering berubah-ubah sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kondisi tingkat inflasi saat ini yang sering berubah-ubah sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kondisi tingkat inflasi saat ini yang sering berubah-ubah sesuai dengan informasi yang diberitakan di www.kompas.com periode Februari (2013) yaitu, dari

Lebih terperinci