tujuan, penyusunan rencana pelatihan, pelaksanaan pelatihan dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "tujuan, penyusunan rencana pelatihan, pelaksanaan pelatihan dan"

Transkripsi

1 BABV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi yang didasarkan dari hasil temuan data lapangan dan pembahasan hasil. A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil temuan lapangan dan pembahasan hasil yang dikemukakan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Prosedur Pelatihan PT. Wika In-Trade yang telah memiliki sertifikat standar ISO-9002 tentang standar manajemen mutu industri manufakturing dan QS-9000 tentang standar manajemen mutu industri aluminium casting produk metal khusus otomotif, telah memiliki prosedur pengembangan sumber daya pegawai yang terprogram, sistematis dan berkesinambungan. Prosedur pengembangannya dilaksanakan dengan tahap-tahap pemmusan tujuan, penyusunan rencana pelatihan, pelaksanaan pelatihan dan evaluasi. Tahap pemmusan tujuan pelatihan dimulai dengan training need assesment yang bersifat receptive atau bottom-up. Analisis kebutuhan pelatihan diambil dengan memperhatikan tuntutan 152

2 153 kebutuhan lapangan atau kebutuhan pegawai dengan menilai kompetensi yang sudah dimiliki pegawai dibandingkan dengan kompetensi yang disyaratkan dimiliki untuk menyelesaikan tugas kerjanya. Hasil TNA tersebut disingkronkan dengan kebutuhan dan tujuan organisasi (perusahaan) untuk kemudian dimmuskan dalam mmusan tujuan pelatihan. Cara pemmusan tujuan pelatihan seperti ini, sangat tepat dilaksanakan karena akan mengkaper semua kebutuhan sesuai tuntutan kerja di pemsahaan tersebut. Jadi mmusan tujuan yang tersusun akan betul-betul menggambarkan prilaku atau kompetensi yang hams dimiliki oleh pegawai bersangkutan untuk menyelesaikan tugas kerjanya. Tahap penyusunan rencana pelatihan, dilaksanakan dengan didasarkan pada analisis kebutuhan dengan memperhatikan potensi dan kompetensi sasaran yang hams dimiliki sesuai standar kinerja pemsahaan. Kebutuhan tujuan pelatihan diusulkan dari bawah. Jadi rencana pelatihan disusun dengan melibatkan semua pihak yang akan terlibat dalam pelaksanaan pelatihan seperti calon peserta, pengawas, kepala seksi terkait, bagian personalia dan kepala pabrik. Trainer diambil dari pegawai senior berpengalaman seperti pengawas, kepala seksi terkait atau mungkin menggunakan instruktur ahli dari luar.

3 154 Sedangkan pelaksanaan pelatihan menggunakan metode dan teknik On The Job Training dan Off The Job Training. Sistem penyelenggaraan pelatihan yang memadukan kedua strategi tersebut memungkinkan peserta mudah memahami dan menguasai pengetahuan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai sesuai tujuan pelatihan. Metode off the job training yang dilaksanakan belum diberdayakan secara maksimal, karena kurangnya sarana dan prasarana pendukung yang memadai sehingga dalam pencapaian tujuan pelatihan untuk menguasai berbagai kemampuan praktis kurang berhasil. Alasan kurangnya sarana dan pra-sarana pendukung yang memadai karena dana yang minim tidak memungkinkan untuk pengadaan sarana dan pra-sarana tersebut. Penggunaan metode On the Job Training untuk situasi dan kondisi PT. Wika In-Trade, dirasakan lebih mengenai sasaran dan mempakan alternatif terbaik untuk saat itu. Dengan menggunakan kedua metode tersebut, khususnya on the job training, yang dilaksanakan dalam pemsahaan itu sendiri sebagai media penyampaiannya, sangat memungkinkan bagi peserta pelatihan untuk dapat lebih mengetahui, mamahami dan mudah dalam mengaplikasikan hasilnya. Sedangkan untuk evaluasi dilaksanakan dua tahap, pertama evaluasi hasil pelatihan dilakukan bersama antara peserta, pelatih dan penyelenggara, kemudian kedua evaluasi

4 155 dampak dilakukan oleh pemakai lulusan pelatihan untuk mengetahui nilai praktis dalam aplikasi di tempat kerjanya, dapat diterapkan atau tidak. Implikasinya untuk situasi dan kondisi di PT. Wika In-trade, khususnya untuk pelatihan pada tingkat operator produksi, sebaiknya lebih menekankan pada penggunaan metode dan teknik pelatihan On The Job Training dengan pemsahaan itu sendiri sebagai medianya disamping metode offthejob training. 2. Pelatihan yang diselenggarakan PT. Wika In-Trade, menganut model pelatihan yang berorientasi pada kebutuhan peserta di lapangan dipadukan dengan kebutuhan dan tujuan organisasi. Kemudian dalam pelaksanaan pelatihannya menggunakan perpaduan dua metode On The Job Training dengan Off The Job Training. Dengan sistem penentuan tujuan yang didasarkan pada training needs assesmen pegawai dilapangan yang sifatnya botom-up dan kebutuhan serta tujuan organisasi (pemsahaan) didukung dengan penggunaan metode pelatihan yang tepat, maka hasilnya tampak bahwa peserta (pegawai) pelatihan mendapat tambahan peningkatan pengetahuan dan skil yang bermakna sesuai tuntutan kebutuhan lapangan pekerjaan.

5 156 Implikasinya untuk situasi dan kondisi perusahaan seperti PT. Wika In-Trade, agar pelatihan bermakna dan dapat meningkatkan pengetahuan dan skill peserta, maka model pelatihan yang berorientasi pada kebutuhan peserta (pegawai) dan kebutuhan serta tujuan organisasi (pemsahaan) dengan menggunakan metode dan teknik pelatihan on thejob dan offthejob training sangat tepat. 3. Untuk situasi dan kondisi seperti PT. Wika In-Trade, penggunaan model pelatihan dan metode pelatihan seperti yang disebut pada point 2, telah memberikan dampak yang positif terhadap penguasaan pengetahuan dan kemampuan (skill) yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan lapangan. Dengan demikian pengetahuan dan kemampuan (skill) yang diperoleh sangat menunjang sekali terhadap upaya penyelesaian tugas-tugas pekerjaan pegawai. Implikasinya, Agar penguasaan pengetahuan dan kemampuan lulusan pelatihan lebih bermakna dan dapat diterapkan ditempat kerjanya, maka hams menggunakan metode pelatihan yang tepat. Untuk PT. Wika In-Trade On The Job Training dengan pemsahaan itu sendiri sebagai media pelatihannya sangat tepat. 4. Penggunaan metode on the job training dan off the job training dalam pelatihan secara sinergis, telah membantu mempermudah peserta pelatihan (pegawai) dalam memahami dan menguasai

6 157 materi-materi pelatihan bahkan menerapkannya dilapangan sesungguhnya. Untuk situasi dan kondisi PT. Wika In-Trade yang terbatas sarana dan prasarana untuk pelaksanaan pelatihan off the job training, maka lebih tepat pelaksanaan pelatihannya menggunakan metode on the job training dengan teknik rotasi jabatan, instmksi jabatan, magang, coaching dan Iain-lain. Implikasinya untuk situasi dan kondisi seperti PT. wika in-trade khusus untuk seksi produksi machining yang menuntut kemampuan skill yang tinggi untuk penyelesaian tugas pekerjaannya, lebih efektif menggunakan pelatihan on the job training. 5. Prosedur pengembangan SDM baik melalui Training maupun Re training yang terprogram sistematis dan berkesinambungan dengan model pelatihan yang berorientasi pada kebutuhan peserta dan organisasi, ditunjang dengan penggunaan metode pelatihan yang tepat, untuk situasi PT. Wika In-Trade, telah memberikan bukti bahwa tingkat penguasaan pengetahuan dan skill pegawai meningkat. Dengan pengetahuan dan skill yang meningkat, telah memacu pada peningkatan kinerja pegawai. Pada akhirnya kinerja pegawai yang meningkat dapat mendorong pada peningkatan produktivitas kerja pegawai secara optimal.

7 158 Implikasinya, Agar peningkatan pengetahuan dan kemampuan peserta bemilai guna dan dapat diterapkan atau diaplikasikan ditempat kerjanya sehingga berdampak positif pada peningkatan produktifitas pegawai itu sendiri, maka prosedur pelatihan hams memperhatikan : Perencanaan yang matang dimana mmusan tujuan didasarkan pada analisis kebutuhan lapangan yang sifatnya bottom-up dan kebutuhan serta tujuan organisasi. Pelaksanaan pelatihan hams ditata apik dengan melibatkan pelatih yang kompeten, metode yang tepat sesuai dengan kondisi dan situasi serta sifat dan karakteristik materi dan tujuan pelatihan yang ingin dicapai. Evaluasi yang kontinyu untuk mengetahui keberhasilan dari pelatihan itu sendiri dapat dijadikan bahan referensi untuk kegiatan pelatihan berikutnya 6. Meningkamya pengetahuan dan kemampuan {skill) pegawai sebagai akibat proses pelatihan yang terprogram, sistematis dan berkesinambungan, akan menghasilkan produk pelatihan yang memiliki kualifikasi ability pegawai yang andal. Dengan keandalan ability pegawai yang baik, telah memacu kinerja yang optimal sehingga menghasilkan produktifitas kerja yang baik. Produktifitas

8 159 individu pegawai yang tinggi dan diorganisir dengan baik akhirnya akan berdampak positifpada produktivitas pemsahaan itu sendiri. Implikasinya, dalam pelaksanaan kerja dilapangan sesungguh nya, pihak pemakai lulusan, pihak manajerial, dan pimpinan pemsahaan hams memperhatikan faktor-faktor pendukung untuk menciptakan situasi kerja yang kondusif. Situasi kerja yang kondusif akan sangat membantu pada peningkatan produktifitas kerja pegawai dengan baik, yang akhirnya akan berdampak positif terhadap peningkatan produktifitas pemsahaan itu sendiri. B. Rekomendasi Berdasarkan pada pembahasan hasil temuan lapangan dan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian di PT. Wika In-Trade, akhirnya diajukan beberapa rekomendasi sebagai implikasi dari hasil temuan penelitian ini. Rekomendasi hasil penelitian ini ditujukan kepada pihak pemsahaan dalam hal ini PT. Wika In-Trade, berkaitan dengan penyelenggaraan pelatihan, peserta pelatihan, Manajemen PT Wika In-trade, pemakai lulusan dan Lembaga penyelenggara pelatihan lainnya serta bagi penelitian selanjutnya. 7. Rekomendasi bagi Penyelenggara Pelatihan di PT. Wika In-Trade Proses pelatihan baik training maupun re-training yang dilaksanakan oleh PT. Wika In-Trade menekankan pada kebutuhan

9 160 peserta, kebutuhan organisasi serta tujuan organisasi. Penggunaan kedua metode dan teknik pelatihan belum ditopang oleh sarana dan prasarana yang memungkinkan berjalannya pelatihan secara maksimal temtama untuk penggunaan metode offthe job training. Proses pelatihan yang dilaksanakan PT. Wika In-Trade menekankan pada kebutuhan peserta (pegawai), kebutuhan organisasi dan tujuan organisasi. Penggunaan metode dan teknik pelatihan on the job training telah memberikan bukti keseriusan upaya PT. Wika In-Trade dalam mengembangkan sumber daya manusianya. Metode pelatihan on the job training dirasa sangat tepat digunakan untuk situasi dan kondisi PT. Wika In-Trade. Karena dengan metode on the job training peserta diberi pengalaman nyata di tempat mereka bekerja sehingga memudahkan peserta untuk memahami dan menguasai bahkan menerapkannya. Lain halnya dengan metode off the job training yang dilaksanakan PT. Wika In-Trade tampaknya masih perlu modifikasi dan perbaikan lebih lanjut dalam hal kelengkapan sarana pendukung pelatihan, temtama untuk pelatihan yang menuntut kemampuan praktis. Terhadap kenyataan seperti tersebut di atas disarankan kepada pihak manajemen PT. Wika In-Trade hendaknya tetap mempertahankan sistem training need assesment dan penggunaan

10 161 metode on the job training serta metode off the job training secara sinergis. Untuk penggunaan metode off' the job training hendaknya PT. Wika In-Trade mempertimbangkan untuk melengkapi sarana dan prasarana pendukung yang memadai dengan penataan waktu yang lebih fleksibel lagi. Karena bukan tidak mungkin penggunaan kedua metode pelatihan secara sinergis yang dilengkapi sarana dan pra-sarana yang memadai akan menghasilkan output pelatihan yang lebih berkualitas lagi. Kemudian untuk tindak lanjut pegawai, evaluasi hasil penelitian dan evaluasi dampak dari pelatihan terhadap kinerja pegawai, hendaknya disosialisasikan kepada pegawai agar mereka dapat mengoreksi diri terhadap kekurangan-kekurangan yang mereka miliki untuk memotivasi peningkatan diri pegawai lebih tinggi. 2. Rekomendasi Bagi Peserta Pelatihan (Pegawai PT. Wika In-Trade) Pegawai tingkat operator produksi mempakan ujung tombak bagi keberhasilan peningkatan produk baik secara kuantitas maupun kualitas. Karena itu kemampuan {ability) baik knowledge maupun skill pegawai hams betul-betul up to date. Dengan demikian untuk dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan hasil produk pemsahaan, para pegawai hams betul-betul memiliki kemampuan {ability) yang mapan.karena itu hendaknya para pegawai PT. Wika

11 162 In-Trade khususnya bagian produksi machining lebih giat, rajin, kreatif dan proaktif untuk mengembangkan diri demi terjaganya kualitas kinerja individu yang baik, jangan sampai hanya menunggu kapan ada pelatihan yang diselenggarakan pemsahaan. Upaya dan sikap jemput bola mempakan alternatif terbaik agar tidak tertinggal atau usang. Disarankan cara yang dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi kerja di pemsahaan, mereka dapat belajar sendiri, magang sederhana, belajar dengan asistensi dan bertanya pada pegawai yang lebih senior. Cara belajar seperti itu dapat dilaksanakan sambil bekerja. 3. Rekomendasi Bagi Manajemen PT. Wika In-Trade Pelatihan memang mempakan investasi sumber daya manusia yang sangat berharga. Kinerja pegawai yang meningkat dapat mendorong pada produktivitas kerja pegawai itu sendiri dan diharapkan dapat memngkatkan produktifitas pemsahaan. Namun demikian, ability pegawai yang mapan dengan kinerja dan produktifitas yang baik akan menjadi sia-sia bila pihak manajemen tidak segera mengorganisir mereka dengan proporsional. Karena itu pihak manajemen perlu memperhatikan penempatan kerja pegawai hams sesuai dengan kealiliannya, keselamatan kerja dan

12 163 kesehatan kerja pegawai serta faktor kesejahteraan hidup pegawai secara proporsional. Faktor-faktor tersebut dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif yang akan lebih memotivasi pegawai untuk produktif. 4. Rekomendasi bagi Lembaga Penyelenggara Pelatihan sesuai Konsep PLS Produktifitas pegawai akan berimbas pada produktifitas pemsahaan. Produktifitas peserta (pegawai) mempakan kulminasi akhir dari suatu upaya pengembangan atau pelatihan pegawai. Upaya pendidikan dan pelatihan mempakan investasi yang sangat berharga, sekalipun memakan tenaga, waktu dan biaya sangat mahal. Karena itu kepercayaan yang diberikan oleh lembaga ataupun pemsahaan untuk menyelenggarakan suatu pendidikan atau pelatihan khususnya, hams ditangani dengan menggunakan kaidah-kaidah pelatihan yang baik. Baik dalam pengertian disesuaikan dengan situasi dan kondisi nyata. Hal-hal yang hams diperhatikan untuk menyelenggarakan suatu pelatihan, secara garis besarnya sesuai konsep PLS yaitu : Perencanaan pelatihan hams diramu dengan melihat kondisi kebutuhan peserta dan tujuan lembaga. Dalam hal ini, pemmusan tujuan pelatihan hams didasarkan pada analisis kebutuhan peserta

13 164 di lapangan, di samping kebutuhan dan tujuan lembaga. Jadi TNA yang sifatnya bottom-up mempakan masukan yang sangat berharga karena mencerminkan kebutuhan pelatihan yang mendasar sesuai kebutuhan peserta dan tuntutan pekerjaan. Dengan demikian tingkat relevansi tujuan pelatihan dengan tuntutan pekerjaan akan dapat dimmuskan secara optimal. Kemudian dalam pelaksanaan pelatihan hams menggunakan metode-metode pelatihan yang mengacu pada tujuan pelatihan dan materi pelatihan yang dituntut, karena tidak semua pelatihan sama tujuannya dan tidak semua metode tepat untuk semua jenis pelatihan. Dalam pelaksanaan pelatihan hams melibatkan komponen-komponen pelatihan secara sinergis seperti masukan sarana, masukan mentah dan masukan lingkungan serta masukan lain akan sangat menunjang pada kelancaran proses dan ketercapaiaan tujuan pelatihan secara optimal sehingga akan menghasilkan out-put pelatihan dan out-comes pelatihan yang sesuai harapan. Intinya metode pelatihan yang digunakan hams dapat menciptakan suasana belajar yang partisipatif yang menekankan pada proses belajar peserta disamping hasil yang diharapkan.

14 165 Karena itu model pelatihan empat langkah yaitu, "to show, to tell, to do dan to check" sangat tepat digunakan untuk jenis pelatihan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan kemampuan praktis peserta. Cara evaluasi pelatihan baik evaluasi hasil, evaluasi proses, evaluasi reaksi, maupun evaluasi dampak hasil pelatihan hams dilaksanakan dengan teliti, sistematis dan berkesinambungan. Karena dengan cara evaluasi seperti tersebut hasil yang akan dicapai dari suatu pelatihan dan kelemahan-kelemahan dalam suatu pelaksanaan pelatihan akan terkontrol dengan baik. Hal itu akan memberikan masukan yang sangat berharga untuk penyempumaan kegiatan pelatihan selanjutnya. Bila setiap penyelenggara dapat menyelenggarakan pelatihan sesuai harapan seperti konsep PLS di atas, Insya Allah hasil yang diperoleh akan menambah atau bahkan memngkatkan pengetahuan dan skill peserta sehingga mereka tidak kesulitan dalam menerapkan hasil latihnya di lapangan kerja sesungguhnya. Dan tentu akan menghasilkan kinerja yang tinggi dan pada akhimya akan menghasilkan produktifitas kerja pegawai yang akan berimbas positif pada produktifitas lembaga atau pemsahaan terkait.

15 Rekomendasi bagi Peneliti Selanjutnya; Penulis menyadari bahwa keterbatasan dalam penelitian ini yang mengkaji Pengamh Pelatihan Terhadap Produktifitas Kerja Pegawai, melalui Studi evaluatif dampak pelatihan terhadap peningkatan produktifitas kerja di PT. Wika In-Trade belum begitu mendasar bam mengungkap mengenai pengamh pelatihan terhadap : Peningkatan pengetahuan dan kemampuan pegawai Relevansi hasil pelatihan dalam aplikasinya di tempat kerja Metode pelatihan yang tepat untuk situasi dan kondisi PT. Wika In-Trade. Peningkatan produktifitas kerja pegawai secara kuantitas dan kualitas, serta Dampak positif terhadap produktifitas pemsahaan. Sedangkan faktor lain seperti motivasi kerja pegawai yang timbul dari perlakuan organisasi (pemsahaan) seperti kompensasi, kesehatan dan keselamatan kerja, faktor dorongan keluarga dan kehadiran pegawai tidak diungkap secara detail dalam penelitian ini. Kenyataan ini membuka peluang bagi peneliti selanjutnya untuk mengungkap masalah-masalah tersebut berkaitan dengan produktifitas kerja khususnya di PT. Wika In-Trade produk metal Jatiwangi Majalengka.

16

BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI. Karyawan dan Kesehatan Bank Jabar Banten.

BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI. Karyawan dan Kesehatan Bank Jabar Banten. BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa Faktor-Faktor Pendidikan, Motivasi, dan Manajerial berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan dan Kesehatan

Lebih terperinci

meningkatkan dan menindaklanjuti hasil penelitian ini. Oleh karena itu,

meningkatkan dan menindaklanjuti hasil penelitian ini. Oleh karena itu, BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Bab ini menyajikan beberapa kesimpulan hasil penelitian, implikasi, dan rekomendasi yang dikemukakan berdasarkan berbagai temuan selama penelitian dilaksanakan,

Lebih terperinci

kepada mahasiswa, pengembangan dibidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Visi, misi dan tujuan pengembangan dosen yunior bara sebatas

kepada mahasiswa, pengembangan dibidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Visi, misi dan tujuan pengembangan dosen yunior bara sebatas BABV KESIMPULAN, IMPLDXASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan temuan hasil penelitian dan pembahasan serta kajian kepustakaan yang relevan, dapat ditarik beberapa kesimpulan yang penyajiannya sesuai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daya saing yang tinggi untuk dapat bersaing dalam pasar global. Untuk itu perlu

I. PENDAHULUAN. daya saing yang tinggi untuk dapat bersaing dalam pasar global. Untuk itu perlu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dan perdagangan bebas mulai diberlakukan pada tahun 2003 untuk kawasan ASEAN dan pada tahun 2020 untuk seluruh dunia. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan

Lebih terperinci

religius dan berorientasi pada pengembangan agribisnis dan pariwiasata". Misi ini

religius dan berorientasi pada pengembangan agribisnis dan pariwiasata. Misi ini BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Hasil penelitian ini diperoleh melalui kegiatan yang berpedoman kepada prosedur penelitian yang berkarakteristik penelitian kualitatif dengan melalui

Lebih terperinci

melaksanakan tugas. Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa wujud

melaksanakan tugas. Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa wujud BABV KESIMPULAN, IMPUKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Penelitian ini dilaksanakan, dengan tujuan untuk mengungkap upaya pengembangan kompetensi profesional gum pada SMK Negeri 1 Subang dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

Ikhtiar untuk melahirkan insan yang beretos kerja profesional dengan

Ikhtiar untuk melahirkan insan yang beretos kerja profesional dengan BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir ini akan diuraikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi penelitian, sesuai dengan perumusan masalah, tujuan dan temuantemuan penelitian. A.

Lebih terperinci

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan BAB VI KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Bab IV ini mempakan deskripsi temuan penelitian yang mencakup masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan. Pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN, IMPLIKASl, DAN REKOMENDASI. Berdasarkan pennasalahan yang diteliti, yaitu bagaimana pengelolaan work

BAB VI. KESIMPULAN, IMPLIKASl, DAN REKOMENDASI. Berdasarkan pennasalahan yang diteliti, yaitu bagaimana pengelolaan work BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASl, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan pennasalahan yang diteliti, yaitu bagaimana pengelolaan work shop dilakukan dalam pelaksanaan program pembelajaran mata diklat praktik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur peraturan dilakukan melalui proses dan dilakukan berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Dalam bab terakhir ini, penulis menguraikan kesimpulan dan saran selaras

BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Dalam bab terakhir ini, penulis menguraikan kesimpulan dan saran selaras BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Dalam bab terakhir ini, penulis menguraikan kesimpulan dan saran selaras dengan latar belakang, pemmusan masalah, tujuan penelitian, dan pertanyaan penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Dessler (1997), MSDM adalah suatu kebijakan dan praktek yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek orang atau SDM dari

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. perlindungan yang diberikan kepada karyawan. usaha distributor sparepart kendaraan bermotor, khususnya ban.

BAB 5 PENUTUP. perlindungan yang diberikan kepada karyawan. usaha distributor sparepart kendaraan bermotor, khususnya ban. BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan pada pembahasan bab sebelumnya dapat ditarik suatu simpulan bahwa manajemen sumber daya manusia sudah melaksanakan aktivitasaktivitas yang menjadi tanggung jawabnya

Lebih terperinci

MODUL 8 HUMAN RESOURCES MANAGEMENT TRAINING AND DEVELOPMENT

MODUL 8 HUMAN RESOURCES MANAGEMENT TRAINING AND DEVELOPMENT MODUL 8 HUMAN RESOURCES MANAGEMENT TRAINING AND DEVELOPMENT Group 4 1. Agam Zamzami 004-2011-05-021 2. Eben Frantogy 004-2011-05-043 3. Galih Prakoso 004-2011-05-046 4. Handika Panji S. 004-2011-05-049

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu mempertahankan prestasi kerja sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu mempertahankan prestasi kerja sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era bisnis global semakin berkembang pesat membuat perusahaan dituntut harus mampu mempertahankan prestasi kerja sumber daya manusia yang dimilikinya. Dengan mempertahankan

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.

Lebih terperinci

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Adapun yang dapat disimpulkan setelah menemukan dan membahas permasalahan tesis yang berjudul "Manajemen Pelatihan dalam Pemberdayaan Usaha Industri

Lebih terperinci

pramuka adalah tentang memberikan kesempatan pada warga belajar untuk saling

pramuka adalah tentang memberikan kesempatan pada warga belajar untuk saling BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Kesimpulan Berdasarkan pada penyajian data dan pembahasan hasil penelitian maka dapat dimmuskan beberapa kesimpulan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di. meningkatkan produktivitas kreativitas, kualitas, dan efisiensi kerja.

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di. meningkatkan produktivitas kreativitas, kualitas, dan efisiensi kerja. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan bagian yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dengan pembangunan pendidikan dan latihan kerja. Dalam GBHN dinyatakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA A. PENGERTIAN DAN MANFAAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu cara untuk menngkatkan cara kerja, karena seseorang itu tidak akan mampu

Lebih terperinci

pendidikan dari persaratan yang dituntut pasar kerja, dan program yang dilaksanakan

pendidikan dari persaratan yang dituntut pasar kerja, dan program yang dilaksanakan BABV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Hasil Penelitian. Masalah yang diteliti, yaitu "Analisis Faktor-faktor yang Menim bulkan Mismatch Kerja pada Bagian Plant Enginering, dalam Rangka Mencari

Lebih terperinci

Tanah. Faktorfaktor. Produksi. Kewirausahaan

Tanah. Faktorfaktor. Produksi. Kewirausahaan BAB 1. Pemahaman kaitan antara manajemen sumber daya manusia dengan proses manajemen secara keseluruhan. Pengertian mengenai konsep dasar manajemen sumber daya manusia dan fungsi-fungsi manajemen sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dipungkiri jika dibalik kemudahan yang ditawarkan saat ini juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tidak dipungkiri jika dibalik kemudahan yang ditawarkan saat ini juga memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi sekarang ini bisa mendatangkan berbagai manfaat, tapi tidak dipungkiri jika dibalik kemudahan yang ditawarkan saat ini juga memiliki dampak

Lebih terperinci

perhitungan statistik yang menunjukan koefisien korelasi r = Dengan

perhitungan statistik yang menunjukan koefisien korelasi r = Dengan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kegiatan KKG yang mempakan salah

Lebih terperinci

sendiri muncul melalui proses yang panjang yaitu berupa tuntutan yang

sendiri muncul melalui proses yang panjang yaitu berupa tuntutan yang BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Transformasi atau perubahan kebutuhan merupakan hal yang biasa terjadi pada diri manusia, organisasi dan atau perusahaan. Perubahan itu sendiri muncul melalui proses

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini disajikan kesimpulan penelitian yang merupakan muara hasil penelitian dan jawaban atas pertanyaan penelitian, serta rekomendasi - rekomendasi bagi PPPPTK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Produktivitas 2.1.1 Pengertian Produktivitas Secara umum, produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik dengan masukan yang sebenarnya dimana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.2 Manajemen Sumberdaya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.2 Manajemen Sumberdaya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Manajemen menurut Hasibuan (1993) yaitu ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Pegawai 2.1.1 Pengertian Pengembangan Pegawai Pengembangan pegawai dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan akibat kemajuan ilmu

Lebih terperinci

yang ada sangat tergantung pada kualitas dan kreativitas pengajar di

yang ada sangat tergantung pada kualitas dan kreativitas pengajar di BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Hasil temuan dan pembahasan yang disajikan dalam Bab IV, maka dalam Bab V ini akan disampaikan kesimpulan, implikasi dan saran sebagai kajian yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Persepsi guru tentang sistem pengembangan karier dan motivasi

BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Persepsi guru tentang sistem pengembangan karier dan motivasi BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Persepsi guru tentang sistem pengembangan karier dan motivasi kerja memberikan kontribusi yang signifikan terhadap produktifitas

Lebih terperinci

METODE DAN JENIS PELATIHAN

METODE DAN JENIS PELATIHAN METODE DAN JENIS PELATIHAN Perubahan bekerja setiap saat dan salah satu tanda organisasi yang hebat adalah mereka memiliki komitmen untuk terus-menerus melatih dan mendidik orang-orangnya sehingga mereka

Lebih terperinci

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI i < g^rw' s //

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI i < g^rw' s // 121 BABV f#k«m KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI i < g^rw' s //

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi ini semakin tajam, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi ini semakin tajam, sehingga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan di era globalisasi ini semakin tajam, sehingga sumber daya manusia dituntut untuk terus menerus mampu mengembangkan diri secara proaktif.

Lebih terperinci

2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Secara harfiah manajemen sumber manusia mengandung pengertian yang merupakan paduan dari pengertian manajemen dan pengertian sumber

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SMK SPP NEGERI SEMBAWA PALEMBANG 2012 KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jantes, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jantes, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan dipercaya sebagai alat strategis meningkatkan taraf hidup manusia. Melalui pendidikan manusia dapat menjadi cerdas, memiliki kemampuan, sikap hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang mempunyai. dapat mengikuti perkembangan zaman yang terjadi dengan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang mempunyai. dapat mengikuti perkembangan zaman yang terjadi dengan cepat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sebagai salah satu lembaga pendidikan juga perlu diupayakan peningkatan kualitasnya agar mampu berkontribusi melahirkan tenaga

Lebih terperinci

C. ANALISIS HASIL PELAKSANAAN DAN REFLEKSI

C. ANALISIS HASIL PELAKSANAAN DAN REFLEKSI C. ANALISIS HASIL PELAKSANAAN DAN REFLEKSI 1. Analisis Hasil Pelaksanaan Program PPL Kemampuan guru dalam menguasai materi dan metode penyampaian merupakan hal terpenting dalam proses belajar mengajar

Lebih terperinci

Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran

Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran Penempatan School of Communication Pegawai & Business Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran (Ulasan Pelajaran Sebelumnya) Prinsip-Prinsip Belajar Para Pakar Pelatihan dan Pengembangan telah

Lebih terperinci

V. IMPLIKASI MANAJERIAL

V. IMPLIKASI MANAJERIAL V. IMPLIKASI MANAJERIAL Berdasarkan hasil penelitian hubungan penilaian kinerja dengan motivasi kerja widyaiswara pada Pusat Diklat Kehutanan, kementerian Kehutanan Bogor memiliki hubungan yang positif

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI. kualitas sumber daya manusianya melalui penyelenggaraan diklat secara terus

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI. kualitas sumber daya manusianya melalui penyelenggaraan diklat secara terus PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI Oleh, Drs. Idris, M.Si Agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan ekonomis, maka salah satu strategi manajemen yang ditempuh adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era globalisisasi yang penuh dengan tantangan, dan persaingan yang dimana dalam mengatasi berbagai tantangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya sangat diperlukan. Terutama untuk mengantisipasi era globalisasi yang

Lebih terperinci

masyarakat yang maju, adil dan makmur serta memungkinkan para warganya untuk

masyarakat yang maju, adil dan makmur serta memungkinkan para warganya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu dari tujuan pembangunan pendidikan nasional seperti ada dalam UU Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup stabil beberapa tahun terakhir juga berimplikasi pada besarnya anggaran untuk pembangunan konstruksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin penting bagi kelangsungan sebagian besar perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin penting bagi kelangsungan sebagian besar perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya persaingan, kini peran konsumen menjadi semakin penting bagi kelangsungan sebagian besar perusahaan. Pelanggan atau konsumen sekarang dihadapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu : 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk mendapat pengertian tentang Manajemen Sumber Daya Manusia, maka penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan sarana pengendalian yang dianggap paling efektif untuk menciptakan pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

DIKLAT SEBAGAI SUATU SISTEM. Abstrak

DIKLAT SEBAGAI SUATU SISTEM. Abstrak DIKLAT SEBAGAI SUATU SISTEM Oleh: Puji Iswari *) Abstrak Keterkaitan antar unsur (bagian) dalam penyelenggaraan diklat bagaikan sebuah sistem dengan susunan terpadu dan terdiri atas bagian-bagian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komponen penting dalam mencapai kinerja. Robbins (2007) mengungkapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. komponen penting dalam mencapai kinerja. Robbins (2007) mengungkapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset terpenting perusahaan karena perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional perusahaan. Sumber daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menuntut perusahaan dalam segala bidang, baik perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa maupun yang menghasilkan barang untuk bekerja

Lebih terperinci

Manajemen, Organisasidan. Tim Kewirausahaan-SEDS Universitas Hasanuddin

Manajemen, Organisasidan. Tim Kewirausahaan-SEDS Universitas Hasanuddin Manajemen, Organisasidan TenagaKerja Tim Kewirausahaan-SEDS Universitas Hasanuddin PENGERTIAN MANAJEMEN MenurutMary Parker Follet(1997), Manajemenadalahsenidalammenyelesaikansesuatumelaluiorang lain. MenurutNickels,

Lebih terperinci

yang diterapkan di Sekolah Dasar Negeri Danau Batur Kecamatan Curug

yang diterapkan di Sekolah Dasar Negeri Danau Batur Kecamatan Curug BABV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan temuan dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Danau Batur Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi besar bagi peningkatan kualitas pelayanan. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi besar bagi peningkatan kualitas pelayanan. Dampak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan prima merupakan salah satu wujud komitmen dari staf penunjang akademik dalam memberikan pelayanan kepada seluruh pengguna jasa layanan pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sukses atau tidaknya sebuah organisasi sangat tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Sumber daya manusia memegang peranan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang sangat berperan dalam memberikan input yang signifikan terhadap perusahaan adalah bagian produksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik bagi para peneliti karena memberikan beberapa manfaat baik bagi perusahaan, karyawan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di

Lebih terperinci

BAB I PEND AHULUAN. Dewasa ini banyak sekali pihak yang melaksanakan pelatihan baik itu

BAB I PEND AHULUAN. Dewasa ini banyak sekali pihak yang melaksanakan pelatihan baik itu BAB I PEND AHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak sekali pihak yang melaksanakan pelatihan baik itu instansi pemerintah, perusahaan, lembaga swadaya masyarakat, perorangan, kelompok dan komunitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Untuk itu, perlu dilakukan audit operasional atas fungsi SDM di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat (DISPARBUD JABAR) merupakan salah

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Dalam kehidupan masyarakat suatu bangsa, keberadaan suatu perusahaan

BAB l PENDAHULUAN. Dalam kehidupan masyarakat suatu bangsa, keberadaan suatu perusahaan BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat suatu bangsa, keberadaan suatu perusahaan memilki peranan penting. Perusahaan dapat berperan sebagai alat yang menjembatani berbagai kepentingan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. perngorganisasian yang dilakukan dengan cara melibatkan narapidana

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. perngorganisasian yang dilakukan dengan cara melibatkan narapidana BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Pembelajaran Life Skills berbasis pendekatan keagamaan bagi pembinaan narapidana di lembaga pemasyarakatan kelas 1 Sukamiskin Bandung setelah

Lebih terperinci

Pedoman Penyusunan TNA

Pedoman Penyusunan TNA BABI PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengembangan pelatihan diperlukan langkah-langkah penyusunan yang harus ditempuh oleh seorang penyusun program pelatihan. Salah satu yang harus ditempuh diantara langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting untuk mewujudkan pembangunan nasional. Karena dengan pendidikan yang baik dapat menciptakan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 183 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil analisisa data pada Bab IV adalah sebagai berikut : 1. Secara umum terdapat hubungan yang sangat kuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan pesat dalam segala bidang mendorong perkembangan secara global. Hal tersebut mengakibatkan adanya berbagai keterbukaan disegala bidang kehidupan,sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sehingga memerlukan penyesuaian, peningkatan sarana dan prasarana yang. diperlukan untuk mendukung terselenggaranya roda pemerintahan.

I. PENDAHULUAN. sehingga memerlukan penyesuaian, peningkatan sarana dan prasarana yang. diperlukan untuk mendukung terselenggaranya roda pemerintahan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Kuantan Singingi merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Indragiri Hulu. Kabupaten Kuantan Singingi terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menunjang keakuratan data penelitian yang dilakukan peneliti dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menunjang keakuratan data penelitian yang dilakukan peneliti dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Landasan penelitian terdahulu digunakan sebagai referensi atau acuan untuk menunjang keakuratan data penelitian yang dilakukan peneliti dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Negeri di Kabupaten Aceh Selatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Negeri di Kabupaten Aceh Selatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Implementasi kebijakan standar kualifikasi dan kompetensi kepala SMK Negeri di Kabupaten Aceh Selatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

Lebih terperinci

pendaping dalam melaksanakan tugas pendampingan. Dalam pengembangan

pendaping dalam melaksanakan tugas pendampingan. Dalam pengembangan BABV KESIMPULAN, IMPLDXASI DAN REKOMENDASI Sebagai rangkaian akhir dari isi tesis ini penulis sajikan kesimpulan sebagai intisari dari hasil penelitian yang telah dikaji berdasarkan konsep atau teori-teori

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan modal dasar sekaligus menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan modal dasar sekaligus menjadi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan modal dasar sekaligus menjadi kunci keberhasilan dari perusahaan. Pada dasarnya, suatu perusahaan didirikan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman. Pendidikan yang merupakan

Lebih terperinci

2015 ANALISIS PROGRAM DIKLAT PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PERENCANAAN PARTISIPATIF) DI BALAI DIKLAT KEHUTANAN KADIPATEN

2015 ANALISIS PROGRAM DIKLAT PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PERENCANAAN PARTISIPATIF) DI BALAI DIKLAT KEHUTANAN KADIPATEN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat erat kaitannya dalam kehidupan manusia. Peranan pendidikan dalam membentuk karakter pribadi seseorang menjadi peluang bagi individu untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang terjadi dalam kehidupan nyata. Demikian pula pertumbuhan ekonomi di kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang siap untuk berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dalam hal ini diperlukan dukungan karyawan yang cakap

Lebih terperinci

pembinaan kepada siswa peserta program khusus?; (2) Bagaimanakah strategi

pembinaan kepada siswa peserta program khusus?; (2) Bagaimanakah strategi BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Bab V mempakan bab terakhir dari laporan hasil penelitian ini, yang uraiannya menyajikan tiga masalah pokok, yaitu kesimpulan hasil penelitian, implikasi hasil

Lebih terperinci

terdahulu dan dapat ditarik kesimpulan sebagai pemaknaan hasil kegiatan 1. Dari segi perencanaan keunggulan yang dapat terlihat diantaranya, telah

terdahulu dan dapat ditarik kesimpulan sebagai pemaknaan hasil kegiatan 1. Dari segi perencanaan keunggulan yang dapat terlihat diantaranya, telah BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Bab ini menguraikan beberapa kesimpulan, implikasi dan rekomendasi dari hasil penelitian sebagai berikut: A. Kesimpulan Pertanyaan penelitian yaitu apakah kegiatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumberdaya Manusia Pengembangan Sumberdaya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumberdaya Manusia Pengembangan Sumberdaya Manusia 19 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah ilmu dan seni yang mengatur unsur manusia (cipta, rasa dan karsa) sebagai aset suatu organisasi demi terwujudnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu organisasi. SDM adalah pelaksana seluruh kebijakan organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu organisasi. SDM adalah pelaksana seluruh kebijakan organisasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset penting untuk menunjang keberhasilan suatu organisasi. SDM adalah pelaksana seluruh kebijakan organisasi sehingga perlu dibekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk di Indonesia pada saat ini berkisar 200 juta orang,

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk di Indonesia pada saat ini berkisar 200 juta orang, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Jumlah penduduk di Indonesia pada saat ini berkisar 200 juta orang, dari jumlah tersebut sebagian besar merupakan tenaga kerja yang potensial, dimana tenaga

Lebih terperinci

VI. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN PETERNAKAN

VI. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN PETERNAKAN VI. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN PETERNAKAN Paradigma pembangunan saat ini lebih mengedepankan proses partisipatif dan terdesentralisasi, oleh karena itu dalam menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah pesat mengingat perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi dunia yang

Lebih terperinci

LATIHAN DAN PENGEMBANGAN

LATIHAN DAN PENGEMBANGAN 1 LATIHAN DAN PENGEMBANGAN DESKRIPSI TOPIK Organisasi akan selalu menghadapi perubahan lingkungan, untuk itu para anggota organisasi perusahaan (tenaga kerja) harus dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS KONDISI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO. Oleh : Tim Kelompok Kerja Penyusun Visi, Misi, Statuta, Renstra Universitas Dian Nuswantoro

ANALISIS KONDISI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO. Oleh : Tim Kelompok Kerja Penyusun Visi, Misi, Statuta, Renstra Universitas Dian Nuswantoro ANALISIS KONDISI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO TAHUN 2006-2011 Oleh : Tim Kelompok Kerja Penyusun Visi, Misi, Statuta, Renstra Universitas Dian Nuswantoro UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2011 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

SEMINAR PSIKOLOGI TERAPAN

SEMINAR PSIKOLOGI TERAPAN Modul ke: 09Fakultas Dr. PSIKOLOGI SEMINAR PSIKOLOGI TERAPAN BAB VIII OVERVIEW PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN (1) Antonius Dieben Robinson Manurung, MSi Program Studi PSIKOLOGI Pelatihan yang tepat sama pentingnya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut. Secara keseluruhan Sistem Informasi (Perangkat Keras, Perangkat Lunak,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Servant Leadership (Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah dan Perkembangan Sentra Pendidikan BRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah dan Perkembangan Sentra Pendidikan BRI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah dan Perkembangan Sentra Pendidikan BRI Sentra Pendidikan BRI mengawali perjalanannya pada tahun 1972 merupakan suatu bagian dari Biro

Lebih terperinci

Teknik Presentasi Informasi, meliputi ceramah/kuliah, konferensi/diskusi, media audiovisual, pembelajaran jarak jauh/kursus korespondensi, internet

Teknik Presentasi Informasi, meliputi ceramah/kuliah, konferensi/diskusi, media audiovisual, pembelajaran jarak jauh/kursus korespondensi, internet Perubahan bekerja setiap saat dan salah satu tanda organisasi yang hebat adalah mereka memiliki komitmen untuk terusmenerus melatih dan mendidik orang-orangnya sehingga mereka memiliki pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Industri yang semakin pesat dan maju, memaksa perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap bertahan dalam persaingan global

Lebih terperinci

EVALUASI PELATIHAN. Oleh : Sudiharto *) yang dianut. Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pelatihan dapat dievaluasi dari

EVALUASI PELATIHAN. Oleh : Sudiharto *) yang dianut. Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pelatihan dapat dievaluasi dari EVALUASI PELATIHAN Oleh : Sudiharto *) Evaluasi penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan sesuai dengan keyakinan dan model yang dianut. Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pelatihan dapat dievaluasi

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL

MANAJEMEN OPERASIONAL MANAJEMEN OPERASIONAL SUBSISTEM MANAJEMEN TENAGA KERJA Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. PENDAHULUAN Subsistem yang berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia dalam hal keterampilan dan pengetahuan

Lebih terperinci

yang berkualitas merupakan aset yang sangat besar.

yang berkualitas merupakan aset yang sangat besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perencanaan tenaga kerja merupakan bagian dari pembinaan tenaga kerja yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, mengembangkan potensi, pengetahuan dan wawasan,

Lebih terperinci

dilingkungan UNM pada umumnya gaya kepemimpinan yang diterapkan cendemng membentahukan dan menjajakan kepada dosen. Gaya kepemimpinan ini dapat

dilingkungan UNM pada umumnya gaya kepemimpinan yang diterapkan cendemng membentahukan dan menjajakan kepada dosen. Gaya kepemimpinan ini dapat BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian. maka secara umum dapat disimpulkan bahwa peranan gaya kepemimpinan pimpinan UNM dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. manajemen mutu di SMK Negeri 13 Bandung sudah berjalan efektif, yaitu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. manajemen mutu di SMK Negeri 13 Bandung sudah berjalan efektif, yaitu BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil deskripsi dan analisa data pada Bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa : Pertama, implementasi SMM ISO 9001 : 2008 melalui 8 prinsip

Lebih terperinci