IMPLEMENTASI FAST MULTIPLIER TRACHTENBERG METODE DUA JARI DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN PERANGKAT KERAS VHDL. Arnold Aribowo, ST.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI FAST MULTIPLIER TRACHTENBERG METODE DUA JARI DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN PERANGKAT KERAS VHDL. Arnold Aribowo, ST."

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI FAST MULTIPLIER TRACHTENBERG METODE DUA JARI DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN PERANGKAT KERAS VHDL Arnold Aribowo, ST., MT dan Thomas" Abstract The processor is a very important part of the computer hardware components, which affects the whole system performance. Part of the processor's component, which performs the arithmetic and logic-related processes, is called Arithmetic/Logic Unit (ALU). One of this arithmetic processes is multiplication. The faster the processor accomplishes this process, the faster the computer system performs the data processing, especially related with arithmetic processes. To accelerate the speed of the multiplication process in the processor, the hardware implementation of fast multiplication method is needed. One of that methods, which is discussed in this paper, is Trachtenberg method. The hardware implementation of Trachtenberg method can be implemented with Very High Speed Integrated Circuit Hardware Description Language (VHDL). This paper focuses the discussion on the hardware implementation of the Trachtenberg Fast Multiplier by using VHDL. The number being multiplied and the multiplier are limited to 4 digits in size. The trachtenberg method discussed in this paper is limited to the Two Finger Method Trachtenberg. Then, the system is called as Two Finger Method Trachtenberg Fast Multiplier. PENDAHULUAN Prosesor adalah salah satu bagian dari sistem komputer yang bertugas untuk melakukan pengolahan data. Salah satu bagian dari Prosesor yang bertugas untuk melakukan proses perhitungan, logika dan perbandingan adalah Arithmetic/Logic Unit (ALU). Salah satu proses perhitungan yang dilakukan adalah proses perkalian (multiplication). Semakin cepat prosesor melakukan multiply, maka semakin cepat proses pengolahan data pada sistem komputer yang berhubungan dengan proses aritmatika. Untuk dapat meningkatkan kecepatan proses perkalian yang dilakukan oleh prosesor, maka diperlukan metode perkalian cepat yang diimplementasikan pada prosesor. Metode perkalian cepat tersebut dapat diimplementasikan dengan melakukan pemrograman prosessor menggunakan bahasa pemrograman perangkat keras. Salah satu metode perkalian cepat yang banyak digunakan adalah metode Trachtenberg. Jurusan Teknik Komputer, Universitas Pelita Harapan, Jakarta (arnold@uph.edu) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Tarumanagara, Jakarta (thomas@mail.tarumanagara.ac.id) Vol.7, No.1. April 2004 Implementasi Fast Multiplier... 75

2 Metode cepat matematika dasar Trachtenberg ini sering juga disebut 'stenografi matematika". Metode ini hanya memerlukan kemampuan menghitung dari satu sampai sebelas, meniadakan pembagian panjang seperti yang dikenal, dan menghilangkan daftar perkalian. Berdasarkan sejumlah langkah yang sederhana, metode ini mudah dikuasai dan memberikan keuntungan berupa kecepatan lebih besar, kemudahan dalam menangani bilangan, dan ketepatan yang makin meningkat. Perhitungan matematika dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 persen dari biasanya, dan metode dengan sistem pengecekan cepat ini menjamin 99 persen dalam ketepatannya. Dalam kegunaannya, seperti dinyatakan pada suatu majalah pendidikan, "sistem kilat matematika dasar ini dapat membuat tiap orang dewasa biasa menjadi kalkulator yang sangat terampil, cepat, dan tepat" [8]. Untuk menghasilkan rancangan yang dapat dipakai ulang [reuse) maka pemrograman prosessor berdasarkan metode Trachtenberg dilakukan menggunakan bahasa pemrograman perangkat keras VHDL. Metode Trachtenberg yang diterapkan hanya metode dua jari saja, dan bilangan yang dikalikan maksimum terdiri dari 4 digit. Secara keseluruhan, sistem yang dibangun disebut Fast Multiplier Metode Trachtenberg Dua Jari. Paper ini diawali dengan pembahasan singkat tentang metode perkalian cepat Trachtenberg dua jari pada bagian 2. Implementasi sistem dibahas pada bagian 3. Kesimpulan paper ini akan disampaikan pada bagian 4. METODE PERKALIAN CEPAT TRACHTENBERG DUA JARI Metode perkalian cepat Trachtenberg dikemukakan pertama kali oleh Jakow Trachtenberg, pendiri Institut Matematika di Zurich, Swiss. Metode ini tidak hanya cepat, tetapi juga sederhana. Metode ini berdasarkan prosedur yang berbeda dengan metode konvensional yang biasa dipelajari dan menghilangkan daftar perkalian panjang. Walaupun berdasarkan pada sederetan langkah yang memang hams dihafal pada awalnya, tetapi apabila sudah dikuasai, perhitungan dapat dikerjakan dengan sangat cepat [8]. Metode perkalian cepat Trachtenberg dapat dibagi kedalam 2 metode, yaitu metode langsung dan metode dua jari. Metode Trachtenberg yang dibahas pada paper ini adalah metode dua jari saja. Pada metode ini akan digunakan istilah satuan dan puluhan. Apabila bilangan yang terdiri dari satu digit dikalikan dengan bilangan lain yang terdiri dari satu digit, maka bilangan terbesar yang merupakan hasil perkalian keduanya adalah 81, yang merupakan hasil dari 9 dikalikan dengan 9. Hasil perkalian tersebut terdiri dari dua angka sehingga bisa dipisahkan kedalam bagian satuan dan puluhan. Apabila perkalian keduanya menghasilkan bilangan yang terdiri dari satu digit, misalnya 6, maka hasil perkalian tersebut dapat dituliskan menjadi 06, sehingga terdiri dari bagian satuan dan 76 Implementasi Fast Multiplier... Vol.7, No. 1, April 2004

3 puluhan juga. Pada metode ini, dikenal istilah satuan dan puluhan, dimana pada suatu hasil perkalian pada proses tertentu, yang diambil hanya satuannya saja, kemudian pada hasil perkalian selanjutnya yang diambil hanya puluhannya saja. Selanjutnya, angka satuan dan puluhan yang diperoleh dari proses sebelumnya dijumlahkan. Misalnya pada perkalian 38 dengan 4, dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut ini : Langkah I: Digit 8 pada bilangan pertama dikalikan dengan bilangan kedua, yaitu 4, hasilnya adalah 32. Dari hasil tersebut hanya diambil puluhannya saja, yaitu 3. Digit 3 pada bilangan pertama dikalikan dengan dengan bilangan kedua, yaitu 4, hasilnya adalah 12. Dari hasil tersebut hanya diambil satuannya saja, yaitu 2. Langkah II: Hasil yang hanya diambil satuannya dan puluhannya, yaitu 3 dan 2 dijumlahkan sehingga menghasilkan bilangan 5. Bilangan ini akan menjadi digit kedua, dimana digit pertama adalah bagian puluhan dari bilangan yang diambil satuannya (12), yaitu 1. Sedangkan digit ketiga adalah bagian satuan dari bilangan yang diambil puluhannya (32), yaitu 2. Hasil perhitungannya adalah 152. Secara keseluruhan proses perhitungannya dapat digambarkan dengan cara berikut ini: S P 3 8 x IPLEMENTASI FAST MULTIPLIER METODE TRACHTENBERG DUA JARI Berdasarkan metode trachtenberg dua jari yang telah diuraikan sebelumnya pada bagian 2, maka dapat dirancang arsitektur dari Fast Multiplier Trachtenberg metode dua jari. Arsitektur Fast Multiplier Trachtenberg metode dua jari yang disimbolkan seperti pada Gambar 1 mempunyai masukan bilangan a sebanyak 4 digit dikali dengan bilangan b sebanyak 4 digit yang menghasilkan keluaran bilangan q sebanyak 8 digit. Vol.7. No.l, April 2004 Implementasi Fast Multiplier... 11

4 e l k duajari7 q±e 4- a l [ 4. q2c4. a2c 4. q3c4.»3c 4. q 4 [ 4. a4[ 4. q5[ 4- blc q6c 4- b2[ 4. q 7 [ 4. b3c 4. q B [ 4. b4[ 4. EC SC Gambar 1. Simbol Fast Multiplier Trachtenberg metode dua jari Masing-masing digit disimbolkan dengan bilangan biner 4 bit. Jadi persamaannya adalah q8q7q6q5q4q3q2ql = b4b3b2bl x a4a3a2al. Clk merupakan masukan clock untuk sinkronisasi, masukan SC adalah masukan untuk memulai komputasi, sedangkan keluaran EC adalah keluaran yang menandakan selesainya komputasi. Penjabaran arsitektur tersebut tidak dijelaskan secara detail karena paper ini akan lebih menitikberatkan pada implementasi arsitektur. Pembuatan Fast Multiplier Trachtenberg dilakukan secara modular, yaitu dengan terlebih dahulu merancang arsitekturnya, kemudian dilanjutkan perancangan modul-modul pendukungnya, dan akhirnya setelah semua modul-modul pendukung telah dirancang dan diuji maka tahapan berikutnya adalah melakukan integrasi semua modul-modul tersebut menjadi suatu Fast Multiplier Trachtenberg yang utuh. Berikut ini akan dijelaskan pembuatan Fast Multiplier Trachtenberg metode dua jari. Fast Multiplier Trachtenberg metode dua jari ini dibuat dengan nama berkas duajari7.vhd. Berkas ini menggunakan modul-modul yang telah dibuat sebelumnya yaitu: multiply47.vhd, reg7bit.vhd, b2d7bit.vhd dan reg4bit.vhd. Multiply47.vhd dipakai untuk melakukan perkalian 1 digit, reg7bit dipakai untuk menyimpan data-data sementara, b2d7bit dipakai untuk memisahkan puluhan dan satuan, sedangkan reg4bit dipakai untuk menyimpan bilangan masukan pada waktu proses loading data. Fast Multiplier Trachtenberg metode dua jari ini merupakan rangkaian sekuensial sinkron terhadap elk dengan 8 buah state. Nama-nama state yang digunakan adalah si, s2, s3, s4, s5, s6, s7 dan s8. 78 Implementasi fast Multiplier... Vol.7, No.1, April 2004

5 Pada state si, chip melakukan loading data yaitu mengambil masing-masing bilangan a4, a3, a2, al, b4, b3, b2, bl yang kemudian masing-masing disimpan di register 4 bit ra4, ra3, ra2, ra2, rb4, rb3, rb2, rbl bila ada sinyal masukan SC( Start Computation) berlogika 1. Setelah selesai melakukan loading data, chip ini pindah ke state s2. Pada state s2, chip ini mulai melakukan komputasi untuk menghasilkan keluaran ql yaitu: 1. Melakukan perkalian ral dengan rbl, hasil perkalian satuan merupakan ql yang disimpan sementara di register rql, sedangkan hasil perkalian puluhan disimpan sementara di register rl untuk dipakai untuk komputasi pada state 2. Melakukan perkalian ral dengan rb2, hasil perkalian satuan disimpan sementara di r2, sedangkan hasil perkalian puluhan disimpan sementara di register r3 untuk dipakai pada komputasi 3. Melakukan perkalian ra2 dengan rbl, hasil perkalian satuan disimpan sementara di r4, sedangkan hasil perkalian puluhan disimpan sementara di register r5 untuk dipakai pada komputasi 4. Pindah ke state s3. Pada state s3, chip ini melakukan komputasi lanjutan untuk menghasilkan keluaran q2 yaitu: 1. Melakukan penjumlahan hasil simpanan pada register r2, r4 dan rl yang hasil satuannya merupakan q2 yang disimpan sementara di register rq2, sedangkan hasil puluhannya disimpan sementara di register pq untuk dipakai pada komputasi di state 2. Melakukan perkalian ral dengan rb3, perkalian ra2 dengan rb2 dan perkalian ra3 dengan rbl. 3. Bagian satuan dan puluhan hasil perkalian ral dengan rb3 masing-masing disimpan pada register r2 dan r4 untuk dipakai untuk komputasi pada state 4. Bagian satuan dan puluhan hasil perkalian ra2 dengan rb2 masing-masing disimpan pada register rl dan r6 untuk dipakai untuk komputasi pada state 5. Bagian satuan dan puluhan hasil perkalian ra3 dengan rbl masing-masing disimpan pada register r7 dan r8 untuk dipakai untuk komputasi pada state 6. Pindah ke state s4. Vol.7. No.1, April 2004 Implementasi Fast Multiplier... 79

6 Pada state s4, chip ini melakukan komputasi lanjutan untuk menghasilkan keluaran q3 yaitu: 1. Melakukan penjumlahan hasil simpanan pada register r2, rl, r7, pq, r3 dan r5 yang hasil satuannya merupakan q3 yang disimpan sementara di register rq3, sedangkan hasil puluhannya disimpan sementara di register pq untuk dipakai pada komputasi di state 2. Melakukan perkalian ral dengan rb4, perkalian ra2 dengan rb3, perkalian ra3 dengan rb2 dan perkalian ra4 dengan rbl. 3. Bagian satuan dan puluhan hasil perkalian ral dengan rb4 masing-masing disimpan pada register r2 dan rl untuk dipakai untuk komputasi pada state 4. Bagian satuan dan puluhan hasil perkalian ra2 dengan rb3 masing-masing disimpan pada register xl dan r3 untuk dipakai untuk komputasi pada state 5. Bagian satuan dan puluhan hasil perkalian ra3 dengan rb2 masing-masing disimpan pada register r5 dan r9 untuk dipakai untuk komputasi pada state 6. Bagian satuan dan puluhan hasil perkalian ra4 dengan rbl masing-masing disimpan pada register rlo dan rll untuk dipakai untuk komputasi pada state 7. Pindah ke state s5. Pada state s5, chip ini melakukan komputasi lanjutan untuk menghasilkan keluaran q4 yaitu: 1. Melakukan penjumlahan hasil simpanan pada register r2, r7, r5, rlo, r4, r6, r8 dan pq yang hasil satuannya merupakan q4 yang disimpan sementara di register rq4, sedangkan hasil puluhannya disimpan sementara di register pq untuk dipakai pada komputasi di state 2. Melakukan perkalian ra2 dengan rb4, perkalian ra3 dengan rb3 dan perkalian ra4 dengan rb2. 3. Bagian satuan dan puluhan hasil perkalian ra2 dengan rb4 masing-masing disimpan pada register r2 dan r7 untuk dipakai untuk komputasi pada state 4. Bagian satuan dan puluhan hasil perkalian ra3 dengan rb3 masing-masing disimpan pada register r5 dan rlo untuk dipakai untuk komputasi pada state 80 Implementasi Fast Multiplier... Vol.7, No.1, April 2004

7 5. Bagian satuan dan puluhan hasil perkalian ra4 dengan rb2 masing-masing disimpan pada register r4 dan r6 untuk dipakai untuk komputasi pada state 6. Pindah ke state s6. Pada state s6, chip ini melakukan komputasi lanjutan untuk menghasilkan keluaran q5 yaitu: 1. Melakukan penjumlahan hasil simpanan pada register r2, r5, r4, rl, r3, r9, rll dan pq yang hasil satuannya merupakan q5 yang disimpan sementara di register rq5 f sedangkan hasil puluhannya disimpan sementara di register pq untuk dipakai pada komputasi di state 2. Melakukan perkalian ra3 dengan rb4 dan perkalian ra4 dengan rb3. 3. Bagian satuan dan puluhan hasil perkalian ra3 dengan rb4 masing-masing disimpan pada register r2 dan r5 untuk dipakai untuk komputasi pada state 4. Bagian satuan dan puluhan hasil perkalian ra4 dengan rb3 masing-masing disimpan pada register r4 dan rl untuk dipakai untuk komputasi pada state 5. Pindah ke state s7. Pada state s7, chip ini melakukan komputasi lanjutan untuk menghasilkan keluaran q6 yaitu: 1. Melakukan penjumlahan hasil simpanan pada register r2, r4, r7, rlo, r6 dan pq yang hasil satuannya merupakan q6 yang disimpan sementara di register rq6, sedangkan hasil puluhannya disimpan sementara di register pq untuk dipakai pada komputasi di state 2. Melakukan perkalian ra4 dengan rb4. 3. Bagian satuan dan puluhan hasil perkalian ra4 dengan rb4 masing-masing disimpan pada register r2 dan r4 untuk dipakai untuk komputasi pada state 4. Pindah ke state s8. Pada state s8, chip ini melakukan komputasi lanjutan untuk menghasilkan keluaran q7 dan q8 yaitu: 1. Melakukan penjumlahan hasil simpanan pada register r2, r5, rl dan pq yang hasil satuannya merupakan q7 yang disimpan sementara di register rq7, Vol.7, No. I.April 2004 Implementasi Fast Multiplier... 81

8 sedangkan hasil puluhannya dijumlahkan dengan isi register r4 yang menghasilkan q8 yang disimpan sementara di register rq8. 2. Pindah ke state si. Setelah komputasi selesai, maka data pada register rql sampai rq8 dikeluarkan ke keluaran ql sampai q8. KESIMPULAN Paper ini telah membahas perancangan Fasr Multiplier Metode Trachtenberg Dua Jari dengan menggunakan Bahasa Pemrograman Perangkat Keras VHDL. Perancangan Fast Multiplier dapat meningkatkan kecepatan proses pengolahan data pada sistem komputer yang berhubungan dengan proses aritmatika. Sistem yang telah dibuat ini dapat dikembangkan dengan mengimplementasikan proses-proses aritmatika lain, diantaranya adalah pembagian berdasarkan Metode Trachtenberg, untuk melakukan pemrograman prosessor menggunakan bahasa VHDL. PUSTAKA [1] Altera Corporation, Digital Library. Altera Corporation. [2] Ashenden Peter J., The Designer's Guide to VHDL. Morgan Kaufmann Publishers. [3] Green David, Modern Logic Design, addison Wesley. [4] Nelson V.P., Nagle H.T., Irwin D.J., Carroll B. D., Digital Logic Circuit Analysis and Design. Prentice Hall. [5] Pellerin David, Taylor Douglas, VHDL Made Easy!, Prentice Hall. 6] Salcic Zoran, S agic Asim, Digital Systems Design and Prototyping using Field Programmable Logic. Kluwer academic Publisher. [7] Skalhill Kevin, VHDL for Programmable Logic. Addison Wesley. [8] Soeparmo, Sistem Kilat Matematika Dasar Metode Trachtenberg. PT Rosta Jayaputra. [9] Tinder Richard F.,1991. Digital engineering Design, A Modern Approach. Prentice Hall. 82 Implementasi Fast Multiplier... Vol.7, No. I.April 2004

Perancangan Arsitektur Fast Multiplier Trachtenberg Metode Langsung

Perancangan Arsitektur Fast Multiplier Trachtenberg Metode Langsung Perancangan Arsitektur Fast Multiplier Trachtenberg Metode Langsung Arnold Aribowo"', Thomas "' Abstract The processor is a very important part of the computer hardware components, which affects the whole

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI CHIP FAST MULTIPLIER TRACHTENBERG METODE DUA JARI DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN PERANGKAT KERAS AHDL PADA EPF10K30ETC144-1

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI CHIP FAST MULTIPLIER TRACHTENBERG METODE DUA JARI DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN PERANGKAT KERAS AHDL PADA EPF10K30ETC144-1 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI CHIP FAST MULTIPLIER TRACHTENBERG METODE DUA JARI DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN PERANGKAT KERAS AHDL PADA EPF10K30ETC144-1 Thomas Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi dijital telah menunjukkan pengaruh yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Dimulai sejak kurang lebih era tahun 60-an dimana suatu rangkaian

Lebih terperinci

MULTIPLEKSER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD)

MULTIPLEKSER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD) MULTIPLEKSER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD) Oleh Muhammad Irmansyah Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT In middle 1990, electronics industry had the evolution of personal

Lebih terperinci

Finite State Machine (FSM)

Finite State Machine (FSM) Finite State Machine (FSM) Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom November 2015 Pendahuluan Apa beda rangkaian

Lebih terperinci

FPGA Field Programmable Gate Array

FPGA Field Programmable Gate Array FPGA Field Programmable Gate Array Missa Lamsani Hal 1 FPGA FPGA (Field Programable Gate Array) adalah rangkaian digital yang terdiri dari gerbanggerbang logika dan terinterkoneksi sehingga dapat terhubung

Lebih terperinci

Thomas, MT. * Abstract

Thomas, MT. * Abstract PROPAGATION DELAY TIME DAN JUMLAH LOGIC CELL EPF10K30BC356-3 VERSUS UKURAN AHDL RIPPLE-CARRY ADDER PADA WYSIWYG PROJECT SYNTHESIS STYLE MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ALTERA MAX+PLUS II Thomas, MT. * Abstract

Lebih terperinci

PERANCANGAN LAYOUT VLSI UNTUK ARSITEKTUR UNIT KONTROL PADA PROSESSOR MULTIMEDIA

PERANCANGAN LAYOUT VLSI UNTUK ARSITEKTUR UNIT KONTROL PADA PROSESSOR MULTIMEDIA ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2339 PERANCANGAN LAYOUT VLSI UNTUK ARSITEKTUR UNIT KONTROL PADA PROSESSOR MULTIMEDIA LAYOUT VLSI DESIGN FOR CONTROL UNIT ARCHITECTURE

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING METODE EFISIENSI AREA INTEGRATED CIRCUIT (IC) DENGAN REDUKSI WORDLENGTHS UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERANGKAT KOMPUTASI ELEKTRONIK Tahun ke 1 dari rencana 3 tahun

Lebih terperinci

Arsitektur Komputer. Pertemuan - 1. Oleh : Riyanto Sigit, S.T, M.Kom Nur Rosyid Mubtada i S.Kom Setiawardhana, S.T Hero Yudo Martono, S.

Arsitektur Komputer. Pertemuan - 1. Oleh : Riyanto Sigit, S.T, M.Kom Nur Rosyid Mubtada i S.Kom Setiawardhana, S.T Hero Yudo Martono, S. Arsitektur Komputer Pertemuan - 1 Oleh : Riyanto Sigit, S.T, M.Kom Nur Rosyid Mubtada i S.Kom Setiawardhana, S.T Hero Yudo Martono, S.T Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS 2005 ? Apa Tujuan Belajar

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PERKALIAN ARRAY DAN BOOTH. Hendra Setiawan 1*, Fahmi Nugraha 1. Jl. Kaliurang km.14.5, Yogyakarta 55582

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PERKALIAN ARRAY DAN BOOTH. Hendra Setiawan 1*, Fahmi Nugraha 1. Jl. Kaliurang km.14.5, Yogyakarta 55582 ANALISIS PERBANDINGAN METODE PERKALIAN ARRAY DAN BOOTH Hendra Setiawan 1*, Fahmi Nugraha 1 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang km.14.5,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DIGITAL DENGAN ALTERA UP 2 CPLD BOARDS dan VHDL (Very high speed integrated circuits Hardware Description Language)

PERANCANGAN SISTEM DIGITAL DENGAN ALTERA UP 2 CPLD BOARDS dan VHDL (Very high speed integrated circuits Hardware Description Language) KARYA PENELITIAN PERANCANGAN SISTEM DIGITAL DENGAN ALTERA UP 2 CPLD BOARDS dan VHDL (Very high speed integrated circuits Hardware Description Language) Oleh : Meicsy E. I. Najoan, ST. MT. * Abstrak. Penelitian

Lebih terperinci

Implementasi Prototipe Sistem Kontrol Elevator Berbasis FPGA Menggunakan VHDL

Implementasi Prototipe Sistem Kontrol Elevator Berbasis FPGA Menggunakan VHDL Implementasi Prototipe Sistem Kontrol Elevator Berbasis FPGA Menggunakan VHDL Agfianto Eko Putra 1, Heru Arif Yuliadi 2 1,2 Elektronika dan Instrumentasi (ELINS), FMIPA Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM DADU ELEKTRONIK DENGAN

IMPLEMENTASI SISTEM DADU ELEKTRONIK DENGAN IMPLEMENTASI SISTEM DADU ELEKTRONIK DENGAN MENGGUNAKAN VHDL IMPLEMENTASI SISTEM DADU ELEKTRONIK DENGAN MENGGUNAKAN VHDL Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana Jalan Diponegoro

Lebih terperinci

BAB I 1.PENDAHULUAN. kemampuan processing yang relatif lambat, tetapi kemampuan komputer ini

BAB I 1.PENDAHULUAN. kemampuan processing yang relatif lambat, tetapi kemampuan komputer ini BAB I 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan di era informasi selalu diimbangi dengan perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang paling mudah untuk diamati adalah perkembangan teknologi komputer.

Lebih terperinci

CPU PERKEMBANGAN ARSITEKTUR CPU. ( Central Processing Unit )

CPU PERKEMBANGAN ARSITEKTUR CPU. ( Central Processing Unit ) CPU ( Central Processing Unit ) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR CPU CPU terdiri dari beberapa bagian yang berbeda yang saling berintegrasi dalam membentuk fungsinya secara bersamaan. Pada bagian ini akan dibahas

Lebih terperinci

Konsep Organisasi dan Arsitektur Komputer (Pertemuan ke-2)

Konsep Organisasi dan Arsitektur Komputer (Pertemuan ke-2) Konsep Organisasi dan Arsitektur Komputer (Pertemuan ke-2) Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Januari 2016 Pokok Bahasan Pendahuluan Arsitektur

Lebih terperinci

Sistem Mikroprosesor

Sistem Mikroprosesor Sistem Mikroprosesor Enrollment Key: Sistem Mikroprosesor Kelas B: SM492SKB Sistem Mikroprosesor Kelas C: SM570SKC 1/total MIKROKOMPUTER Perkembangan Mikrokomputer 2/total Outline Perkembangan Mikroprosesor

Lebih terperinci

DEKODER BINER KE DESIMAL BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD)

DEKODER BINER KE DESIMAL BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD) DEKODER BINER KE DESIMAL BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD) ISSN:2085-6989 Oleh: Muhammad Irmansyah Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang Kampus Unand Limau Manis Padang ABSTRACT In middle

Lebih terperinci

Analisa Model Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC)

Analisa Model Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC) Analisa Model Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC) Ferry Wahyu Wibowo 1 Jurusan Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Yogyakarta, Jl. Ring Road

Lebih terperinci

MODUL TRAINING PRAKTIKUM MENGGUNAKAN FPGA

MODUL TRAINING PRAKTIKUM MENGGUNAKAN FPGA MODUL TRAINING PRAKTIKUM MENGGUNAKAN FPGA Dwi Herlambang; Dicki Hugo Joputra; Rudy Susanto Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

Teknik Digital. Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto. Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom

Teknik Digital. Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto. Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Teknik Digital Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Oktober 2015 Pendahuluan Perancangan H/W (1) Mengapa perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Digital Signal Processor (DSP) merupakan satu jenis prosesor dari sekian banyak prosesor yang mengimplementasikan Harvard Architecture, yang berkembang dan dikembangkan

Lebih terperinci

ARSITEKTUR FPGA. Veronica Ernita K.

ARSITEKTUR FPGA. Veronica Ernita K. ARSITEKTUR FPGA Veronica Ernita K. Arsitektur Dasar FPGA Antifuse. Fine, Medium, dan Coarse-grained. MUX dan LUT Logic Block. CLB, LAB dan Slices. Fast Carry Chains. Embedded in FPGA. Processor Cores.

Lebih terperinci

Pengenalan VHDL. [Pengenalan VHDL]

Pengenalan VHDL. [Pengenalan VHDL] Pengenalan VHDL A. Pengenalan Bahasa VHDL VHDL adalah kepanjangan dari VHSIC (Very High Speed Integrated Circuits) Hardware Description Language. Pada pertengahan tahun 1980 Departemen Pertahanan Amerika

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN SIMULASI ALAT PENGHITUNG JUMLAH DETAK JANTUNG MENGGUNAKAN ISE WEBPACK 13.1

PERANCANGAN DAN SIMULASI ALAT PENGHITUNG JUMLAH DETAK JANTUNG MENGGUNAKAN ISE WEBPACK 13.1 PERANCANGAN DAN SIMULASI ALAT PENGHITUNG JUMLAH DETAK JANTUNG MENGGUNAKAN ISE WEBPACK 13.1 Disusun oleh Nama : Hannita Andriani NPM : 13410128 Jurusan : Teknik Elektro Dosen Pembimbing I : Dr. Wahyu Kusuma

Lebih terperinci

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) TI091209 [2 SKS] OTOMASI INDUSTRI MINGGU KE-12 PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) disusun oleh: Mokh. Suef Yudha Prasetyawan Maria Anityasari Jurusan Teknik Industri 1 OUTLINE PERTEMUAN INI Pengertian

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika Pada Perhitungan Perkalian Berbasis Metode Trachtenberg

Implementasi Algoritma Genetika Pada Perhitungan Perkalian Berbasis Metode Trachtenberg Implementasi Algoritma Genetika Pada Perhitungan Perkalian Berbasis Metode Trachtenberg Sendi Novianto Abstract : The calculation of multiplication is one part of the world of mathematics, theoretical

Lebih terperinci

Penggunaan Software Multimedia Logic Untuk Mengecek Kebenaran Rangkaian Logika Berdasarkan Peta Karnough

Penggunaan Software Multimedia Logic Untuk Mengecek Kebenaran Rangkaian Logika Berdasarkan Peta Karnough Penggunaan Software Multimedia Logic Untuk Mengecek Kebenaran Rangkaian Logika Berdasarkan Peta Karnough Oleh : Akik Hidayat Jurusan Matematika FMIPA UNPAD Abstrak Arithmetic and Logic Unit (ALU) merupakan

Lebih terperinci

Bagian 2 STRUKTUR CPU

Bagian 2 STRUKTUR CPU Bagian 2 STRUKTUR CPU 1. KOMPUTER SEBAGAI MESIN 6 LEVEL Bahasa tingkat tinggi Bahasa Rakitan Mesin Sistem Operasi Arsitektur Perangkat Instruksi Arsitektur Mikro Logika Digital Berikut akan dibahas contoh

Lebih terperinci

1 Deskripsi Perkuliahan

1 Deskripsi Perkuliahan Kontrak Perkuliahan Mata Kuliah : Sistem Digital Kode / SKS : TSK 205 / 2 SKS Pengajar : Eko Didik Widianto, ST., MT. Jadwal : a) Kamis, jam 09.30 11.10, Ruang D304 (Kelas A) b) Selasa, jam 07.50 09.30,

Lebih terperinci

PENGANTAR ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER CENTRAL PROCESSING UNIT

PENGANTAR ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER CENTRAL PROCESSING UNIT PENGANTAR ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER CENTRAL PROCESSING UNIT ARSITEKTUR VON NEUMANN DATA BUS DATA BUS INPUT OUTPUT (I/O) UNIT CENTRAL PROCESSING UNIT ADRESS BUS MAIN MEMORY UNIT CONTROL BUS CONTROL

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. diprogram secara digital ditemukan seperti IC sederhana seperti General Array

BAB 1. Pendahuluan. diprogram secara digital ditemukan seperti IC sederhana seperti General Array BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia dalam segala aspek kehidupan makin hari semakin cepat apalagi belakangan ini sangat pesat sekali perkembangnya, terutama perkembangan pada dunia

Lebih terperinci

untuk ASIC tinggi, algoritma harus diverifikasi dan dioptimalkan sebelum implementasi. Namun dengan berkembangnya teknologi VLSI, implementasi perangk

untuk ASIC tinggi, algoritma harus diverifikasi dan dioptimalkan sebelum implementasi. Namun dengan berkembangnya teknologi VLSI, implementasi perangk IMPLEMENTASI SERIAL MULTIPLIERS 8 BIT KE DALAM IC FPGA SEBAGAI PENDUKUNG PERCEPATAN OPERASI PERKALIAN DALAM KOMPRESI CITRA Drs. Lingga Hermanto, MMSi 1 Iman Ilmawan Muharam 2 1. Dosen Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Bahasa Rakitan

Mata Kuliah : Bahasa Rakitan Mata Kuliah : Bahasa Rakitan Materi ke-1 Pengantar Bahasa Rakitan Apa itu Bahasa Rakitan? Bahasa Pemrograman yang Berorientasi Mesin Korespondensi satu-satu antara statement dan native bahasa mesin Pencocokkan

Lebih terperinci

DASAR KOMPUTER DAN PEMROGRAMAN

DASAR KOMPUTER DAN PEMROGRAMAN BUKU AJAR DASAR KOMPUTER DAN PEMROGRAMAN oleh : RINTA KRIDALUKMANA, S.Kom, M.T. Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2009 Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kepada

Lebih terperinci

Perancangan Aritmetic Logic Unit (ALU) pada FPGA

Perancangan Aritmetic Logic Unit (ALU) pada FPGA MODUL III Perancangan Aritmetic Logic Unit (ALU) pada FPGA I. Tujuan Pada Percobaan ini praktikan akan mempelajari tentang bagaimana cara mengembangkan Aritmetic Logic Unit (ALU) pada IC FPGA dengan pendekatan

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-1 PENDAHULUAN

Pertemuan Ke-1 PENDAHULUAN Pertemuan Ke-1 PENDAHULUAN Komputer adalah merupakan suatu peralatan pemrosesan data yang cukup kompleks, bukan saja sekedar peralatan yang terdiri dari hardware dan software saja tetapi merupakan suatu

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Digital

Pengantar Sistem Digital Pengantar Eko Didik Widianto Sistem Komputer - Universitas Diponegoro @2011 eko didik widianto - siskom undip SK205 1 / 26 Bahasan Deskripsi Kuliah Tata Tertib Kuliah Sistem Evaluasi Buku Acuan/Referensi

Lebih terperinci

BAB I PENDULUAN 1.1 Pengertian Digital

BAB I PENDULUAN 1.1 Pengertian Digital BAB I PENDULUAN 1.1 Pengertian Digital Apa itu digital? Mungkin itu pertanyaan yang akan muncul ketika kita berbicara mengenai Sistem Digital. Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada baiknya kita tinjau

Lebih terperinci

STRUKTUR CPU. Arsitektur Komputer

STRUKTUR CPU. Arsitektur Komputer STRUKTUR CPU Arsitektur Komputer Tujuan Mengerti struktur dan fungsi CPU yaitu dapat melakukan Fetch instruksi, interpreter instruksi, Fetch data, eksekusi, dan menyimpan kembali. serta struktur dari register,

Lebih terperinci

GERBANG LOGIKA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD)

GERBANG LOGIKA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD) GERBANG LOGIKA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD) Oleh: Muhammad Irmansyah Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT In middle 1990, electronics industry had evolution in personal

Lebih terperinci

Pengenalan Mikroprosessor

Pengenalan Mikroprosessor Pengenalan Mikroprosessor 1/total Outline Cental Processing Unit Bagian-bagian dari Mikroprosessor Kompleksitas Processor Perkembangan Microprocessor Computer Processing Speed Hukum Moore Trend Perkembangan

Lebih terperinci

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB MODUL 2 PENGENALAN DESAIN MENGGUNAKAN FPGA Iskandar Setiadi (13511073) Asisten: Alfian Abdi / 13208044 Tanggal Percobaan: 01/10/2012 EL2195-Praktikum Sistem Digital Laboratorium Dasar Teknik Elektro -

Lebih terperinci

PENGARUH SIFAT INVERSI PENJUMLAH TERHADAP KINERJA PENJUMLAH COMPLEMENTARY METAL OXIDE

PENGARUH SIFAT INVERSI PENJUMLAH TERHADAP KINERJA PENJUMLAH COMPLEMENTARY METAL OXIDE Engelin SJ Pengaruh Sifat Inversi. PENGARUH SIFAT INVERSI PENJUMLAH TERHADAP KINERJA PENJUMLAH COMPLEMENTARY METAL OXIDE (CMOS) STATIK 4-BIT Engelin Shintadewi Julian 1) 1) Department of Electrical Engineering,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan teknologi digital, maka perangkat tersebut memiliki sebuah integrated

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan teknologi digital, maka perangkat tersebut memiliki sebuah integrated BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi digital kini sudah dapat dinikmati hampir di semua produk yang ada di sekitar kita. Mulai dari kamera, televisi, telepon, sampai mesin cuci. Jika sebuah perangkat

Lebih terperinci

PERANCANGAN MULTIPLIER SEKUENSIAL 8-BIT DENGAN TEKNOLOGI 180NM MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRIC

PERANCANGAN MULTIPLIER SEKUENSIAL 8-BIT DENGAN TEKNOLOGI 180NM MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRIC PERANCANGAN MULTIPLIER SEKUENSIAL 8-BIT DENGAN TEKNOLOGI 180NM MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRIC Brama Yoga Satria *), Munawar Agus Riyadi, and Muhammad Arfan Departemen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

Metodologi Top-down bagi Perancang Chip (Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC))

Metodologi Top-down bagi Perancang Chip (Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC)) Metodologi Top-down bagi Perancang Chip (Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC)) Ferry Wahyu Wibowo 1 Jurusan Teknik Informatika, STMIK AMIKOM

Lebih terperinci

Arsitektur dan Organisasi

Arsitektur dan Organisasi Arsitektur dan Organisasi Komputer 6-1 Aditya Wikan Mahastama, S.Kom Week 9 Computer Arithmetic (1) ALU dan Operasi Integer Arithmetic & Logic Unit Arsitektur dan Organisasi Komputer Tugas ALU: Melakukan

Lebih terperinci

ARITHMETIC & LOGICAL UNIT (ALU) Arsitektur Komputer

ARITHMETIC & LOGICAL UNIT (ALU) Arsitektur Komputer ARITHMETIC & LOGICAL UNIT (ALU) Arsitektur Komputer PENDAHULUAN Empat metoda komputasi dasar yang dilakukan oleh ALU komputer : penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Rangkaian ALU dasar terdiri

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING METODE EFISIENSI AREA INTEGRATED CIRCUIT (IC) DENGAN REDUKSI WORDLENGTHS UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERANGKAT KOMPUTASI ELEKTRONIK Tahun ke 2 dari rencana 3 tahun

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Definisi Komputer Komputer merupakan mesin elektronik yang memiliki kemampuan melakukan perhitungan-perhitungan yang rumit secara cepat terhadap data-data menggunakan

Lebih terperinci

Lampu lalu lintas sederhana berbasis Field Programmable Gate Array (FPGA) menggunakan Finite State Machine

Lampu lalu lintas sederhana berbasis Field Programmable Gate Array (FPGA) menggunakan Finite State Machine Lampu lalu lintas sederhana berbasis Field Programmable Gate Array (FPGA) menggunakan Finite State Machine Ferry Wahyu Wibowo 1 Jurusan Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Yogyakarta, Jl. Ring Road Utara,

Lebih terperinci

Mikroprosesor. Nuryono Satya Widodo, S.T.,M.Eng. Mikroprosesor 1

Mikroprosesor. Nuryono Satya Widodo, S.T.,M.Eng. Mikroprosesor 1 Mikroprosesor Nuryono Satya Widodo, S.T.,M.Eng. Mikroprosesor 1 Mikroprosesor Mikroprosesor(µP): suatu rangkaian digital yang terdiri atas 3 bagian utama, yaitu : ALU (Arithmetic and Logic Unit), Register

Lebih terperinci

KONSEP PENDAHULUAN. Sistem Digital

KONSEP PENDAHULUAN. Sistem Digital KONSEP PENDAHULUAN Sistem Digital SILABUS Pendahuluan sistem digital: Konsep dasar sistem digital Sistem bilangan Konversi sistem bilangan Aljabar Boolean Peta Karnaugh Rangkaian Sequential Design dan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Penyandian Saluran HDB3 Berbasis FPGA

Rancang Bangun Penyandian Saluran HDB3 Berbasis FPGA Rancang Bangun Penyandian Saluran HDB3 Berbasis FPGA Sahbuddin Abdul Kadir 1, Irmawati 2 1,2 Teknik Elektro, Politeknik Negeri Ujung Pandang dinsth@yahoo.com, irmawati@poliupg.ac.id Abstrak Pada sistem

Lebih terperinci

Oleh : Agus Priyanto, M.Kom

Oleh : Agus Priyanto, M.Kom Struktur CPU Oleh : Agus Priyanto, M.Kom Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan tentang struktur CPU Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan tentang

Lebih terperinci

Struktur CPU 3/23/2011

Struktur CPU 3/23/2011 Central Processing Unit Merupakan komponen terpenting dari sistem komputer Komponen pengolah data berdasarkan instruksi yang diberikan kepadanya Dalam mewujudkan fungsi dan tugasnya, CPU tersusun atas

Lebih terperinci

Basis Bilangan. Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto. Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom

Basis Bilangan. Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto. Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Basis Bilangan Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Agustus 2015 Representasi Informasi (1) Converter External

Lebih terperinci

Perancangan Rangkaian Digital, Adder, Substractor, Multiplier, Divider

Perancangan Rangkaian Digital, Adder, Substractor, Multiplier, Divider Perancangan Rangkaian Digital, Adder, Substractor, Multiplier, Divider Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom

Lebih terperinci

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2 PENGERTIAN PLC PLC merupakan suatu piranti basis kontrol yang dapat diprogram bersifat logik, yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ORGANISASI SISTEM KOMPUTER KODE / SKS : KD / 3

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ORGANISASI SISTEM KOMPUTER KODE / SKS : KD / 3 Minggu Pokok Bahasan ke dan TIU 1 Evolusi Komputer Sejarah Kalkulator Mekanik Evolusi Komputer Generasi Lanjut Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar Cara Pengajaran Media Tugas Referensi 2 Sistem Bilangan,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah Kode / SKS Program Studi Fakultas : Pemrograman Devais FPGA : IT012254 / 2 SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Pengenalan dan konsep dasar FPGA TIU: konsep dasar FPGA

Lebih terperinci

PERANCANGAN LAYOUT VLSI UNTUK ARSITEKTUR SET INSTRUKSI PADA PROSESOR MULTIMEDIA

PERANCANGAN LAYOUT VLSI UNTUK ARSITEKTUR SET INSTRUKSI PADA PROSESOR MULTIMEDIA ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2228 PERANCANGAN LAYOUT VLSI UNTUK ARSITEKTUR SET INSTRUKSI PADA PROSESOR MULTIMEDIA VLSI LAYOUT DESIGN FOR INSTRUCTION SET

Lebih terperinci

Latihan 19 Maret 2013

Latihan 19 Maret 2013 Arsitektur Komputer Latihan 19 Maret 2013 Nama : Neige Devi Samyono (55412277) Shekar Denanda (56412970) Kelas : 2IA15 Tahun : 2013/2014 Mata Kuliah : Arsitektur Komputer Dosen : Fauziah S.Kom JURUSAN

Lebih terperinci

APLIKASI JK FLIP-FLOP UNTUK MERANCANG DECADE COUNTER ASINKRON

APLIKASI JK FLIP-FLOP UNTUK MERANCANG DECADE COUNTER ASINKRON ORBITH VOL. 13 NO. 2 Juli 2017 : 108 113 APLIKASI JK FLIP-FLOP UNTUK MERANCANG DECADE COUNTER ASINKRON Oleh: Lilik Eko Nuryanto Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl.Prof.

Lebih terperinci

DASAR DIGITAL. Penyusun: Herlambang Sigit Pramono DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

DASAR DIGITAL. Penyusun: Herlambang Sigit Pramono DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DASAR DIGITAL Penyusun: Herlambang Sigit Pramono DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK 2 KATA PENGANTAR Modul ini

Lebih terperinci

Komputer adalah sebuah mesin hitung elektronik yang secara cepat menerima informasi masukan digital dan mengolah informasi tersebut menurut

Komputer adalah sebuah mesin hitung elektronik yang secara cepat menerima informasi masukan digital dan mengolah informasi tersebut menurut Komputer adalah sebuah mesin hitung elektronik yang secara cepat menerima informasi masukan digital dan mengolah informasi tersebut menurut seperangkat instruksi yang tersimpan dalam komputer tersebut

Lebih terperinci

Encoder, Multiplexer, Demultiplexer, Shifter, PLA

Encoder, Multiplexer, Demultiplexer, Shifter, PLA Encoder, Multiplexer, Demultiplexer, Shifter, PLA Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom November 2015 Bahan Presentasi

Lebih terperinci

ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER

ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER PART 2: THE SYSTEM CHAPTER 3 A TOP-LEVEL VIEW PRIO HANDOKO, S.KOM., M.T.I. CHAPTER 3 A TOP-LEVEL VIEW Kompetensi Dasar 1. Memahami struktur interkoneksi pada memori,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pengenalan Arsitektur Dan Organisasi Komputer MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

PENDAHULUAN. Pengenalan Arsitektur Dan Organisasi Komputer MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN PENDAHULUAN Pengenalan Arsitektur Dan Organisasi Komputer Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komputer Teknik Informatika 01 15004 Tri Daryanto Abstract Membahas

Lebih terperinci

PERANCANGAN & SIMULASI UART (UNIVERSAL ASYNCHRONOUS RECEIVER TRANSMITTER) DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN VHDL

PERANCANGAN & SIMULASI UART (UNIVERSAL ASYNCHRONOUS RECEIVER TRANSMITTER) DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN VHDL PERANCANGAN & SIMULASI UART (UNIVERSAL ASYNCHRONOUS RECEIVER TRANSMITTER) DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN VHDL Disusun oleh : Nama : David NRP : 0522107 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof. Drg.

Lebih terperinci

SISTEM DIGITAL 1. PENDAHULUAN

SISTEM DIGITAL 1. PENDAHULUAN SISTEM DIGITAL Perkembangan teknologi dalam bidang elektronika sangat pesat, kalau beberapa tahun lalu rangkaian elektronika menggunakan komponen tabung hampa, komponen diskrit, seperti dioda, transistor,

Lebih terperinci

Comparator, Parity Generator, Converter, Decoder

Comparator, Parity Generator, Converter, Decoder Comparator, Parity Generator, Converter, Decoder Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Oktober 2015 Bahan Presentasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TABEL KEBENARAN DALAM MERANCANG DESAIN DIGITAL

PENGGUNAAN TABEL KEBENARAN DALAM MERANCANG DESAIN DIGITAL PENGGUNAAN TABEL KEBENARAN DALAM MERANCANG DESAIN DIGITAL Tommy NIM : 13507109 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha no. 10 Bandung

Lebih terperinci

Pengantar sistem komputer

Pengantar sistem komputer Pengantar sistem komputer Pengantar Sistem Komputer Sistem Komputer Istilah yang menunjukkan, suatu perangkat, entah dibuat dari apa yang dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan/perhitungan/proses tertentu

Lebih terperinci

Read Only Memory (ROM) berbasis Field Programmable Gate Array (FPGA) menggunakan VHDL (VHSIC Hardware Description Language)

Read Only Memory (ROM) berbasis Field Programmable Gate Array (FPGA) menggunakan VHDL (VHSIC Hardware Description Language) Read Only Memory (ROM) berbasis Field Programmable Gate Array (FPGA) menggunakan VHDL (VHSIC Hardware Description Language) Ferry Wahyu Wibowo 1 Jurusan Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Yogyakarta, Jl.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FIELD PROGRAMMABLE GATE ARRAY DALAM PERANCANGAN ARITHMETIC-LOGIC UNIT DAN SHIFTER

IMPLEMENTASI FIELD PROGRAMMABLE GATE ARRAY DALAM PERANCANGAN ARITHMETIC-LOGIC UNIT DAN SHIFTER IMPLEMENTASI FIELD PROGRAMMABLE GATE ARRAY DALAM PERANCANGAN ARITHMETIC-LOGIC UNIT DAN SHIFTER Ferry Wahyu Wibowo STMIK AMIKOM Yogyakarta e-mail : ferrywahyuwibowo@scientist.com Abstraksi Paper ini membahas

Lebih terperinci

KONTRAK PEMBELAJARAN (KP) MATA KULIAH

KONTRAK PEMBELAJARAN (KP) MATA KULIAH KONTRAK PEMBELAJARAN (KP) MATA KULIAH Kode MK: TKC305 Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Pengajar : Eko Didik Widianto, ST, MT Semester : 5 KONTRAK PEMBELAJARAN Nama Mata

Lebih terperinci

RANGKAIAN CASCADE PADA RANGKAIAN SEQUENTIAL ASINKRON

RANGKAIAN CASCADE PADA RANGKAIAN SEQUENTIAL ASINKRON JETri, Volume 1, Nomor 1, Agustus 2001, Halaman 33-44, ISSN 1412-0372 RANGKAIAN CASCADE PADA RANGKAIAN SEQUENTIAL ASINKRON Kuat Rahardjo T.S. Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti Abstract

Lebih terperinci

1. Konsep Sistem Bilangan 2. Konsep Gerbang Logika 3. Penyederhanaan logika 4. Konsep Flip-Flop (Logika Sequensial) 5. Pemicuan Flip-Flop 6.

1. Konsep Sistem Bilangan 2. Konsep Gerbang Logika 3. Penyederhanaan logika 4. Konsep Flip-Flop (Logika Sequensial) 5. Pemicuan Flip-Flop 6. 1. Konsep Sistem Bilangan 2. Konsep Gerbang Logika 3. Penyederhanaan logika 4. Konsep Flip-Flop (Logika Sequensial) 5. Pemicuan Flip-Flop 6. Pencacah (Counter) 7. Register Geser 8. Operasi Register 9.

Lebih terperinci

Organisasi Komputer. Candra Ahmadi, MT

Organisasi Komputer. Candra Ahmadi, MT Organisasi Komputer Candra Ahmadi, MT Tujuan Menjelaskan tentang komponen utama CPU dan Fungsi CPU Membahas struktur dan fungsi internal prosesor, organisasi ALU, control unit dan register Menjelaskan

Lebih terperinci

Disusun Oleh Kelompok 5 : Abdul Haris Nabu Muh. Eka A.P Paputungan Afner Mengi Deasry Potangkuman Aufry Masugi Adel Mamonto

Disusun Oleh Kelompok 5 : Abdul Haris Nabu Muh. Eka A.P Paputungan Afner Mengi Deasry Potangkuman Aufry Masugi Adel Mamonto Disusun Oleh Kelompok 5 : Abdul Haris Nabu Muh. Eka A.P Paputungan Afner Mengi Deasry Potangkuman Aufry Masugi Adel Mamonto PENDAHULUAN Setiap komputer didalamnya pasti terdapat mikroprosesor. Mikroprosesor,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN UIMEGA 8535

BAB III PERANCANGAN UIMEGA 8535 BAB III PERANCANGAN UIMEGA 8535 3.1 ARSITEKTUR UIMEGA 8535 Arsitektur UIMega 8535 secara umum diperlihatkan pada Gambar 3.1. UIMega 8535 terdiri dari lima modul utama, yaitu modul ROM, modul instruction

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Arsitektur Komputer Bobot Mata Kuliah : 3 Sks GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Deskripsi Mata Kuliah : kepada mahasiswa secara mendalam mengenai konsep-konsep dari fungsi dan struktur

Lebih terperinci

Mikroprosesor & Bahasa Rakitan. Eka Puji Widiyanto, ST

Mikroprosesor & Bahasa Rakitan. Eka Puji Widiyanto, ST Mikroprosesor & Bahasa Rakitan Eka Puji Widiyanto, ST Perkenalan Dosen : Eka Puji Widiyanto, ST S1 Teknik Elektro UGM 2001 Email : ekapujiw2002@gmail.com, ekapujiw2002@yahoo.com Buku Acuan : Henri S.V.

Lebih terperinci

Kuliah #1 PENGENALAN LOGIKA DAN TEKNIK DIGITAL Denny Darlis Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi Fakultas Ilmu Terapan - Universitas Telkom

Kuliah #1 PENGENALAN LOGIKA DAN TEKNIK DIGITAL Denny Darlis Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi Fakultas Ilmu Terapan - Universitas Telkom Kuliah #1 PENGENALAN LOGIKA DAN TEKNIK DIGITAL Denny Darlis Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi Fakultas Ilmu Terapan - Universitas Telkom Semester Genap 2014/2015 Elektronika Digital merepresentasikan

Lebih terperinci

REPRESENTASI DATA DATA REPRESENTATION

REPRESENTASI DATA DATA REPRESENTATION ASSALAMU ALAIKUM ARSITEKTUR KOMPUTER REPRESENTASI DATA DATA REPRESENTATION Disajikan Oleh : RAHMAD KURNIAWAN,S.T., M.I.T. TEKNIK INFORMATIKA UIN SUSKA RIAU Analog vs Digital Ada dua cara dasar untuk merepresentasikan

Lebih terperinci

Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan boolean sebagai berikut : Dengan menggunakan peta karnaugh, Cy dapat diserhanakan menjadi : Cy = AB + AC + BC

Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan boolean sebagai berikut : Dengan menggunakan peta karnaugh, Cy dapat diserhanakan menjadi : Cy = AB + AC + BC 4. ALU 4.1. ALU (Arithmetic and Logic Unit) Unit Aritmetika dan Logika merupakan bagian pengolah bilangan dari sebuah komputer. Di dalam operasi aritmetika ini sendiri terdiri dari berbagai macam operasi

Lebih terperinci

Bilangan Bertanda (Sign Number)

Bilangan Bertanda (Sign Number) Bilangan Bertanda (Sign Number) Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Agustus 2015 Signed Integer: Sign/magnitude

Lebih terperinci

Flip-Flop (FF) Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto. Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom

Flip-Flop (FF) Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto. Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Flip-Flop (FF) Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom November 2015 Urut-Urutan Pembentukan Flip-Flop Fungsi Boolean

Lebih terperinci

ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER. Wayan Suparta, PhD https://wayansuparta.wordpress.com/ Maret 2018

ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER. Wayan Suparta, PhD https://wayansuparta.wordpress.com/ Maret 2018 ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER Wayan Suparta, PhD https://wayansuparta.wordpress.com/ 12-13 Maret 2018 Materi 6: Aritmatika Komputer Arithmetic and Logic Unit (ALU) ALU merupakan bagian komputer yang berfungsi

Lebih terperinci

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Tim Dosen KPKK Kelompok Keahlian ENS Sistem Komputer 1 8/28/2016 Berbagai Macam Bentuk Komputer 2 8/28/2016 1 Mengapa Belajar Organisasi dan Arsitektur Komputer?

Lebih terperinci

TI [2 SKS] OTOMASI INDUSTRI MINGGU KE-4 LOGIKA OTOMASI. disusun oleh: Mokh. Suef Yudha Prasetyawan Maria Anityasari. Jurusan Teknik Industri 1

TI [2 SKS] OTOMASI INDUSTRI MINGGU KE-4 LOGIKA OTOMASI. disusun oleh: Mokh. Suef Yudha Prasetyawan Maria Anityasari. Jurusan Teknik Industri 1 TI091209 [2 SKS] OTOMASI INDUSTRI MINGGU KE-4 LOGIKA OTOMASI disusun oleh: Mokh. Suef Yudha Prasetyawan Maria Anityasari Jurusan Teknik Industri 1 OUTLINE PERTEMUAN INI Bilangan biner dan bilangan heksadesimal

Lebih terperinci

Struktur Central Processing Unit Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Struktur Central Processing Unit Universitas Mercu Buana Yogyakarta P4 Struktur Central Processing Unit Universitas Mercu Buana Yogyakarta A. Sidiq P. 1 Program Concept Hardwired systems are inflexible General purpose hardware can do different tasks, given correct control

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi nirkabel mulai dari generasi 1 yaitu AMPS (Advance Mobile Phone

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi nirkabel mulai dari generasi 1 yaitu AMPS (Advance Mobile Phone BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem komunikasi mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama sistem komunikasi nirkabel. Hal ini dikarenakan tuntutan masyarakat akan kebutuhan komunikasi di

Lebih terperinci

Struktur Fungsi CPU. Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2013/2014 STMIK Dumai -- Materi 03 --

Struktur Fungsi CPU. Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2013/2014 STMIK Dumai -- Materi 03 -- Struktur Fungsi CPU Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2013/2014 STMIK Dumai -- Materi 03 -- This presentation is revised by @hazlindaaziz, STMIK, 2014 Main Material: Acknowledgement

Lebih terperinci

PERKALIAN BINER BILANGAN N DIGIT DENGAN 3, 4, 5 DAN 6

PERKALIAN BINER BILANGAN N DIGIT DENGAN 3, 4, 5 DAN 6 PERKALIAN BINER BILANGAN N DIGIT DENGAN 3, 4, 5 DAN 6 Putut Sriwasito Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Semarang, 50275 Abstract. In this paper we

Lebih terperinci

Tujuan Pada akhir sesi, diharapkan peserta dapat: 1. Mengidentifikasikan perbedaan komponen pada

Tujuan Pada akhir sesi, diharapkan peserta dapat: 1. Mengidentifikasikan perbedaan komponen pada Tujuan Pada akhir sesi, diharapkan peserta dapat: 1. Mengidentifikasikan perbedaan komponen pada komputer. 2. Mengetahui tentang bahasa pemrograman komputer dan kategorinya. 3. Mengetahui alur kerja pembuatan

Lebih terperinci

Hasil rancangan suatu sistem yang ideal adalah yang sesuai dengan kebutuhan, lengkap dan tak pernah salah. Sebagai suatu hasil produk/desain,

Hasil rancangan suatu sistem yang ideal adalah yang sesuai dengan kebutuhan, lengkap dan tak pernah salah. Sebagai suatu hasil produk/desain, VI : Specification & Description Language (SDL) Referensi FJ Redmill and A.R. Valdar, SPC DIGITAL TELEPHONE EXCHANGE Ch. 13 TUJUAN Mengetahui arti notasi-notasi standar (SDL) dalam kaitannya dengan fase-fase

Lebih terperinci