DARI REDAKSI Teknologi Yang Mengubah Peradaban

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DARI REDAKSI Teknologi Yang Mengubah Peradaban"

Transkripsi

1

2 DARI REDAKSI Teknologi Yang Mengubah Peradaban Sudah berapa lama anda tidak menggunakan jasa pos untuk berkirim surat? Seperti kebanyakan orang, mungkin anda sudah tidak ingat. Hanya beberapa orang dengan alasan yang sangat khusus yang masih melakukan hal ini. Kemajuan teknologi informasi telah mengubah cara orang berkomunikasi. Contoh di atas adalah perubahan yang diakibatkan oleh munculnya surat elektronik atau electronic mail ( ). Saat ini sebagian besar orang memiliki alamat , sebagai pelengkap alamat fisik rumah atau kantor. Nyaris semua formulir isian punya kolom alamat yang harus dilengkapi. Tidak hanya itu saja, perubahan terjadi di semua kegiatan manusia. Seperti perkembangan perdagangan elektronik atau electronic commerce (e-commerce), yang memungkinkan orang tidak perlu datang ke toko, bahkan tidak perlu pergi ke luar negeri, untuk membeli barang. Cukup memesan dalam jaringan atau online menggunakan gawai yang ada, barang pesanan pun akan tiba. Perkembangan teknologi informasi sangat cepat, jauh meninggalkan perkembangan teknologi lainnya. Bukan lagi dalam bilangan tahun, tapi bisa hanya dalam bilangan bulan. Teknologi baru yang tercipta akan lebih cepat, lebih kuat, dan lebih murah. Gordon Moore dari Intel telah menunjukkan bukti bahwa efektivitas biaya teknologi microchip berlipat dua kali setiap 18 bulan. dalam perkembangan teknologi informasi dunia, tidak hanya sebagai pengguna. Para software engineer dan computer scientist Indonesia tidak kalah dengan koleganya dari luar negeri. Bahkan banyak yang karyanya sudah dikenal di mancanegara. Dengan perkembangan yang begitu cepat, teknologi informasi akan membawa perubahan yang cepat pula. Beberapa tulisan di edisi ini akan membahas teknologi ini dari berbagai sudut pandang yang diharapkan dapat membuka pikiran kita tentang pentingnya teknologi ini dalam kehidupan. Sejarah akan berada di tangan kita, apakah kita akan tercatat sebagai negara yang sejahtera karena mampu memanfaatkan gelombang perubahan yang dipicu oleh perkembangan teknologi informasi atau sebaliknya. Semua akan berubah, termasuk peradaban. Aries R. Prima Pemimpin Redaksi Dunia bisnis, industri dan perdagangan menikmati kemajuan yang signifikan dengan perkembangan teknologi ini dengan mengubah model bisnis lebih dari 10 tahun terakhir. Begitu juga di dunia keinsinyuran, banyak kemudahan cara dalam melakukan berbagai kegiatan yang disebabkan berkembangpesatnya teknologi perangkat keras maupun perangkat lunak. Indonesia diharapkan mampu menjadi pelaku 2

3 Editorial Teknologi Informasi Menurut WEF Rudianto Handojo Direktur Eksekutif (PII) Dalam Information Technology Report tahun 2015, Indonesia berada pada peringkat 79 dari 143 negara, merosot dari posisi 64 di tahun sebelumnya. Pemeringkatan dalam bidang teknologi informasi yang diterbitkan oleh World Economic Forum (WEF) ini juga menentukan peringkat hal-hal yang menentukan peringkat secara keseluruhan, yaitu (1) Politik dan peraturan lingkungan. Indonesia di peringkat 62; (2) Bisnis dan lingkungan inovasi, di peringkat 59; (3) Infrastruktur, di peringkat 98; (4) Keterjangkauan, di peringkat 99; (5) Keterampilan, di peringkat 63; (6) penggunaan Individu, di peringkat 97; (7) penggunaan Bisnis, di peringkat 35; (8) penggunaan Pemerintah, di peringkat 63; (9) Dampak Ekonomi di peringkat 78 dan Dampak sosial, di peringkat 72. Laporan berkala tersebut bukan segala-galanya sebagai sumber kebenaran. Anggap saja sebagai salah satu pedoman bagaimana pihak lain melakukan pemeringkatan. Bila penasaran untuk memahami peringkat Indonesia yang rendah dalam laporan tersebut, berikut ini tambahan penjelasannya, khusus untuk infrastruktur dan keterjangkauan. Ada 4 faktor di kesiapan infrastruktur yaitu (1) produksi listrik dengan 748,1 kwh/kapita di peringkat 102; (2) jangkauan jaringan Mobile, 100 % pop, di peringkat 1!; (3) International Internet bandwidth, 10,1 kb/s per pengguna, di peringkat 100 dan (4) Secure Internet server 4,1/ juta pop di peringkat 103. Sementara itu juga ada 3 faktor di pilar Keterjangkauan, meliputi (1) tarif seluler prabayar, dengan PPP $ 0,30/ min di peringkat 81; (2) tarif internet broadband tetap, dengan PPP $ 56,41/ bulan di peringkat 110 dan (3) kompetisi Internet & telepon di peringkat 85. Peringkat paling baik Indonesia adalah pilar ke (7) yaitu penggunaan Bisnis. Jika ingin mengetahui lebih detil, ada 6 faktor, masingmasingnya adalah: (1) tingkat penyerapan teknologi perusahaan di peringkat 42; (2) Kapasitas untuk inovasi di peringkat 22; (3) PCT paten, aplikasi / juta populasi di peringkat 101; (4) penggunaan Internet antar perusahaan di peringkat 51; (5) penggunaan Internet perusahaan ke konsumen di peringkat 28 dan (6) Tingkat pelatihan staf di peringkat 24. Khusus untuk ketrampilan sumber daya manusia diperhitungkan dari 4 faktor, yaitu (1) Kualitas sistem pendidikan di peringkat 32; (2) Kualitas matematika & ilmu pendidikan di peringkat 36; (3) angka partisipasi kasar pendidikan menengah dengan 82,5% di peringkat 90 dan (4) Tingkat melek huruf dewasa di peringkat 59. Gambaran tersebut agak memberi perspektif berbeda bila dicoba dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN lainnya. Kamboja secara keseluruhan berada di peringkat 110, Laos di 97, Malaysia di 32, Myanmar di 139, Filipina di 76, Singapura di peringkat 1, Thailand di 67 dan Vietnam di peringkat 85. Di luar Brunai Darusallam yang tidak masuk dalam radar WEF, maka Indonesia secara menyeluruh berada pada posisi no 5 dari 9 negara. Dari berbagai pengalaman mengikuti hasil Global Competitiveness Index, dari World Economic Forum, peringkat Indonesia yang baik dalam hal inovasi dan pendidikan, berlainan sekali dengan index atau survey yang dilakukan lembaga lain. Dikhawatirkan dengan hanya memercayai index yang bagus, maka upaya kita meningkatkan daya saing akan berkurang. Supaya tidak bias, dianjurkan untuk mempelajari secara lengkap laporan WEF tentang IT tahun 2015 tersebut.*** 3

4 Teknologi Informasi Penggerak Peningkatan Kompetensi Insinyur Bambang Soesijanto Hasil karya para insinyur diharapkan dapat memberikan nilai lebih dalam aspek kenyamanan, aspek keselamatan, aspek biaya, aspek daya guna dan sebagainya. Penemuan maupun rancang bangun sebagai suatu hasil inovasi atau invensi merupakan tahapan usaha mewujudkan suatu pemikiran atau ide. Konvergensi dalam aplikasi teknologi sudah menjadi keniscayaan, yang mengakibatkan diperlukannya kolaborasi antar insinyur atau harus dikuasainya berbagai teknologi untuk dapat mewujudkan hasil karya insinyur. Pada saat ini, tidak dapat dimungkiri lagi bahwa hasil karya insinyur, agar dapat dimanfaatkan, sangat tergantung dengan dukungan sarana teknologi telekomunikasi, teknologi komputer dan teknologi informasi (TI). Kemajuan teknologi telekomunikasi telah memengaruhi pola dan perilaku manusia dalam ber-interaksi. Gawai atau terminal telekomunikasi sudah menunjukkan kemajuan teknologi telekomunikasi, juga sekaligus konvergensi antar teknologi. Di samping kemajuan aspek telephony disatukan dengan aspek teks dan data/informasi dalam bentuk gambar diam maupun bergerak, juga ada teknologi komputer dan lainnya. Fungsi GPS, kamera dan lainnya, sudah merupakan fitur aplikasi dasar suatu gawai. Sebagai contoh, kenyamanan berkendara dalam mobil yang dulunya hanya radio biasa, saat ini sudah dapat menjadi sarana telekomunikasi timbal-balik hingga sarana untuk memarkir kendaraan dan pemberi informasi terkait kondisi trafik. Hal ini bisa terwujud dikarenakan kemajuan teknologi bagi perangkat radio terestrial dan satelit maupun kabel serat optik. Kemampuan modulasi-demodulasi telah meningkat jauh, sehingga kecepatan dan kapasitas pemprosesan memungkinkan kirimterima menjadi mudah. Penggunaan standar Internet Protocol (IP) menjadi pendorong penemuan dibidang semi-conductor dan microprocessor yang dapat menjadi media bagi berbagai macam aplikasi dalam teknologi komputer dan TI. Hukum Moore s sudah dalam orde bulan bagi penemuan memory dan prosesor data elektronik. Berbagai antar muka (interface) yang digunakan suatu jaringan telekomunikasi terintegrasi telah membuktikan manfaat konvergensi ini. Jaringan selular sudah tergelar melingkupi lebih dari 90% kawasan berpenduduk, coverage sistem satelit sudah cukup lama dinikmati hingga pelosok dan pegelaran jaringan serat optik sedang mengejar pemenuhan cakupan layanannya. Pembuatan suatu aplikasi komputer dan TI, yang dapat dilakukan oleh perorangan maupun kelompok, telah menjangkau banyak aspek kehidupan. Program aplikasi dapat dibuat dengan menggunakan laptop atau gawai pintar, di mana dan kapan saja. Integrator dapat mengumpulkan berbagai potongan hasil kerja melalui jaringan telekomunikasi tetap (fixed) atau seluler maupun jaringan TI lainnya. Konsep BYOD (Bring Your Own Device) telah mulai mengubah cara berproduksi layanan jasa, contohnya adalah di mana seorang konsumen bisa juga menjadi pelapor kualitas layanan pada saat menggunakan terminalnya. Penyedia layanan jasa telekomunikasi (operator) akan mendapatkan revenue dari investasi jaringannya, manakala pelanggan menggunakan gawainya dalam proses produksi operator. Dalam suasana persaingan regional maupun global saat ini, peningkatan kompetensi akan menjadi faktor kelebihan berkompetisi. Ketersediaan sarana dan prasarana teknologi telekomunikasi, teknologi komputer dan TI akan menjadi penggerak mula peningkatan kompetensi ini, yang juga sekaligus akan menjadi sarana produksi hingga level global. Dengan demikian, ketersediaan jaringan telekomunikasi selular, jaringan serat optik dan jaringan satelit akan memudahkan insinyur dalam berkarya. Bung Karno pernah berujar: ever onward-never retreat.*** 4

5 Menuju Layanan Telekomunikasi Yang Hemat Energi dan Ramah Lingkungan Pekik Argo Dahono Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, ITB Dari hasil survei di banyak negara maju, konsumsi energi di industri IT (Information Technology), telekomunikasi dan data center, berkisar antara 1-2 persen dari konsumsi energi nasional. Besaran ini diperkirakan akan meningkat dengan cepat sejalan dengan meningkatnya penetrasi IT dalam berbagai kegiatan manusia. Dengan tingginya kontribusi IT dalam konsumsi energi, maka tinggi pula kontribusi industri IT dalam menambah jumlah CO2 di udara. Di banyak negara, termasuk Indonesia, biaya energi telah menjadi kontributor besar pada besarnya biaya operasi (OPEX) suatu perusahaan telekomunikasi. Biaya energi bisa berkisar antara 20 sampai 40 persen dari OPEX perusahaan. Semua ini menjadi alasan mengapa banyak perusahaan telekomunikasi (telko) di dunia mencanangkan diri menjadi green company lewat berbagai cara seperti penggunaan sumber energi terbarukan dan penghematan energi. Dengan semakin mahalnya harga energi, sering sekali biaya energi dalam dua tahun menyamai harga peralatan IT yang dipasoknya. Untuk mengurangi konsumsi energi beserta CO2 yang dibangkitkan, ada empat cara yang bisa dilakukan: (1) menggunakan sumber energi yang ramah lingkungan seperti halnya matahari, angin, mikrohidro, dan biomassa yang tersedia di tempat tersebut, (2) menggunakan sistem catu daya yang efisien, (3) menggunakan peralatan telekomunikasi yang efisien, serta (4) memanfaatkan kemajuan IT untuk bekerja secara efisien. Indonesia yang terdiri atas banyak pulau menyebabkan perusahaan IT harus banyak menggunakan genset diesel sebagai pembangkit energi listrik. Karena sizing yang kurang sesuai, sering sekali genset diesel bekerja sangat tidak efisien. Sebagai pembanding, rata-rata perusahaan telko memerlukan satu liter BBM untuk menghasilkan satu kwh energi listrik. Sedangkan perusahaan listrik memerlukan BBM sepertiganya untuk energi listrik yang sama. Selain karena sizing yang kurang sesuai, penyebab lainnya adalah karena kapasitas generator dan jaringan listrik milik perusahaan listrik biasanya jauh lebih besar. Semakin besar kapasitas pembangkit maka semakin efisien pembangkit tersebut. Pemanfaatan sumber energi lokal non fosil, seperti biomassa, juga bisa membantu ekonomi masyarakat sekitar sentra telekomunikasi. Pemanfaatan sumber energi lokal juga bisa meningkatkan kemandirian energi di daerah tersebut. Ini sangat penting untuk daerah terpencil yang susah transportasinya. Biomassa bisa berupa minyak nabati atau kayu-kayuan dari tumbuh-tumbuhan yang tidak mengganggu pangan. Teknologi yang diperlukan juga sangat sederhana sehingga bisa memberdayakan teknologi yang sudah dikuasai oleh putra-putri Indonesia. Di dalam banyak industri IT, energi listrik dikonsumsi oleh peralatan IT (40%), air conditioning (50%), dan sisanya untuk penerangan (10%). Besarnya rasio antara energi masuk dibanding energi yang dikonsumsi oleh peralatan IT disebut PUE (Power Usage Effectiveness). Dari banyak survei di negara maju, disebut bagus jika PUE suatu industri IT bernilai kurang dari 2 (dua). Dari hasil survei di beberapa Sentral Telpon, Base Transceiver Station (BTS), dan pusat data di Indonesia, nilai PUE yang didapat biasanya lebih dari dua. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunakan energi listrik di industri IT di Indonesia masih boros. Penyebab utama dari keborosan ini adalah (1) Masih banyak penggunaan dan sizing peralatan listrik yang kurang efisien, (2) penggunaan peralatan IT dan sistem catu daya yang tidak efisien, (3) desain ruangan dan sistem tata udara yang kurang efisien. Dan (4) belum diterapkannya sistem manajemen energi yang menjamin operasi pada kondisi efisien. 5

6 Efisiensi sistem tata udara di era sekarang sudah dua kali lebih efisien dibanding era tahun 1990an. Efisiensi sistem catu daya (UPS dan rectifier) era sekarang jauh lebih tinggi dibanding era tahun 1990an. Sekarang banyak tersedia rectifier yang efisiensinya diatas 98 persen. Banyak UPS dan rectifier tersedia dalam bentuk modular, sehingga kapasitas yang dipakai bisa tumbuh sejalan dengan kebutuhan peralatan telekomunikasinya. Sudah tersedia banyak software yang bisa disesuaikan untuk mengendalikan suatu bangunan atau sentra telekomunikasi agar bisa bekerja secara efisien. Oleh sebab itu, sebagai langkah awal, mensyaratkan penggunaan peralatan yang efisiensinya tinggi harus dilakukan oleh semua pihak. Perlu diingat bahwa menghemat daya satu kilowatt jauh lebih mudah dibanding membangkitkan daya satu kilowatt. Borosnya energi di pusat IT di Indonesia juga disebabkan karena terlalu besarnya batere yang digunakan sebagai sumber energi cadangan. Di banyak negara, batere yang digunakan biasanya hanya mampu memasok beban selama 30 menit atau satu jam. Akan tetapi di Indonesia, banyak STO maupun BTS yang baterenya dirancang mampu memasok beban selama empat jam atau lebih. Jika ada genset diesel sebagai sumberdaya cadangan, batere dengan kapasitas 10 menit sudah jauh lebih dari cukup. Saat ini, banyak genset diesel yang mampu bekerja dan beban penuh dalam waktu kurang dari 15 detik. Dengan mesin diesel secepat itu, pemilihan sumber energi cadangan tidak lagi terbatas pada batere asam timbal seperti yang sekarang banyak dipakai. Selain mahal dan berukuran besar, batere yang terlalu besar juga memboroskan energi yang diperlukan untuk menjaganya agar tetap bermuatan penuh. Selain itu, banyak batere memerlukan sistem pendingin yang boros energi. Untuk jangka waktu beberapa detik, supercpacitor dan flywheel jauh lebih hemat dibanding batere. Dari banyak survei, pemborosan besar-besaran terjadi pada sistem pendingin. Pendinginan dilakukan di semua ruangan bahkan termasuk ruang batere didinginkan. Saking dinginnya, para pegawai yang bekerja di pusat IT sering harus menggunakan jaket yang tebal. Padahal, yang harus didinginkan adalah peralatan IT atau komputernya, bukan seluruh ruangannya. Karena ruangan dan sistem pendingin tidak didisain dengan baik, sering sekali alatnya masih kepanasan walaupun ruangnya sudah dingin. Sering sekali sistem pendingin untuk pusat komputer didisain seperti disain pendingin gedung biasa. Ada perbedaan yang mendasar antara pendinginan ruangan biasa dan ruangan komputer. Pada ruangan biasa, hampir semua panas berasal dari udara luar. Sedankan pada ruang komputer, hampir semua panas berasal dari dalam ruangan. Untuk menghemat energi yang diperlukan, sudah banyak tersedia software yang bisa merancang dengan baik secara detil sistem pendingin yang diperlukan oleh pusat komputer. Gunakan peralatan IT yang bisa bekerja tanpa menggunakan sistem pendingin. Manajemen operasi peralatan ME (Mechanical and Electrical) yang menjamin optimumnya operasi, biasa dikenal sebagai IBMS (Intelligent Building Management System). Sistem ini mampu mengatur AC, lampu, lift, dan peralatanperalatan lain sehingga secara total selalu efisien. Oleh sebab itu, IBMS layak diterapkan tidak hanya untuk STO, BTS, dan data center, tetapi juga untuk bangunan perkantoran. Dengan IBMS, kita bisa mengurangi konsumsi energi tanpa mengorbankan kwalitas pelayanan. Untuk menuju green IT, sudah saatnya perusahaan IT memiliki manajer atau direktur yang bertanggung jawab pada masalah energi. Selain untuk mengurangi OPEX, peran IT dan telekomunikasi dalam penghematan energi global akan semakin penting. Direktur ini harus membuat roadmap konsumsi energi, teknologi energi, emisi CO2, dan bisnis energi. Suatu saat, mau tidak mau, perusahaan IT harus mulai masuk dalam bisnis energi berbasis IT atau sekarang dikenal sebagai teknologi smart grid. Jika tidak bergerak ke bisnis energi, mungkin malah perusahaan energi yang masuk ke bisnis IT. Sebagai catatan akhir, penggunaan peralatan yang efisien dan hemat energi tidak identik dengan mahal. Untuk membandingkannya, kita harus membandingkan biaya kepemilikan selama pusat telekomunikasi atau data tersebut dioperasikan, bukan hanya membandingkan harga belinya. Biaya operasi sering sekali jauh lebih mahal dibanding harga belinya.*** 6

7 KEAMANAN DATA Membobol iphone, Mudah kah? Aries R. Prima Engineer Weekly Kasus penembakan di San bernandino, California, Amerika Serikat, membuat biro penyelidik federal (FBI) harus bekerja lebih keras. Bagaimana tidak, permohonannya kepada pengadilan federal untuk menekan pihak Apple agar mau membuka kunci iphone milik tersangka penembakan, ditolak. Upaya itu dilakukan karena sistem pengamanan iphone yang ketat, yang mampu menghapus dataapabila upaya untuk menjebol telepon pintar ini gagal hingga 10 kali. Pihak Apple sendiri, melalui Tim Cook (CEO), memberikan penjelasan bahwa hal itu tidak mungkin dilakukan Apple karena sangat berbahaya. Ini sama saja membuat backdoor untuk melakukan peretasan keamanan, katanya. Jika cara itu digunaka, Apple khawatir akan terjadi pembobolan keamanan terhadap iphone lainnya. Lagipula, tidak mungkin Apple membuat backdoor untuk membobol produknya sendiri. Ini ibaratnya membuat satu kunci utama (master key) yang bisa dipakai membuka ratusan juta kunci, mulai pintu restoran, bank, toko, hingga rumah, tambah Cook. Namun Edward Snowden punya pendapat lain. Ia menyatakan tidak mungkin FBI tidak bisa membobol sistem keamananiphone. FBI mengatakan bahwa Apple memiliki kemampuan teknis eksklusif; untuk membuka kunci iphone. Dengan segala hormat, itu hanya omong kosong, katanya. Ia menambahkan bahwa FBI punya alternatif lain, di luar meminta langsung kepada Apple. Pembocor dokumen CIA ini, sebelumnya, pernah menjabarkan metode untuk melewati mekanisme pengamanan iphone. Intinya dengan metode berulang tertentu, pembobol bisa mendapatkan kombinasi PIN yang cocok. Menurutnya metode ini sudah banyak dilakukan oleh penyedia jasa data recovery. Jadi tidak mungkin lembaga sekelas FBI tidak mampu melakukannya.*** 7

8 Engineer Weekly Pelindung: A. Hermanto Dardak, Heru Dewanto Penasihat: Bachtiar Siradjuddin Pemimpin Umum: Rudianto Handojo, Pemimpin Redaksi: Aries R. Prima, Pengarah Kreatif: Aryo Adhianto, Pelaksana Kreatif: Gatot Sutedjo,Webmaster: Elmoudy, Web Administrator: Zulmahdi, Erni Alamat: Jl. Bandung No. 1, Menteng, Jakarta Pusat Telepon: Faksimili: Engineer Weekly adalah hasil kerja sama Persatuan Insinyur Indonesia dan Inspirasi Insinyur.

NOMOR 57 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU SIDRAP 75 MW. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

NOMOR 57 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU SIDRAP 75 MW. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA NOMOR 57 EW PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU SIDRAP 75 MW Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Pengantar dari Petikan Berita: ENERGI BARU TERBARUKAN Porsi Energi

Lebih terperinci

NOMOR 56 PLTS CIRATA 1 MW SEMANGAT ENERGI TERBARUKAN. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

NOMOR 56 PLTS CIRATA 1 MW SEMANGAT ENERGI TERBARUKAN. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA NOMOR 56 PLTS CIRATA 1 MW SEMANGAT ENERGI TERBARUKAN Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Pengantar Redaksi SEMANGAT ENERGI TERBARUKAN Baru-baru ini, tepatnya

Lebih terperinci

MEWUJUDKAN HUTAN TANAMAN DI INDONESIA

MEWUJUDKAN HUTAN TANAMAN DI INDONESIA NOMOR 64 EW POTENSI KEINSINYURAN MEWUJUDKAN HUTAN TANAMAN Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Aries R. Prima Engineer Weekly Menggunakan hutan tanaman untuk

Lebih terperinci

PT PUPUK KALTIM DISTRIBUTION PLANNING AND CONTROL SYSTEM. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

PT PUPUK KALTIM DISTRIBUTION PLANNING AND CONTROL SYSTEM. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA DISTRIBUTION PLANNING AND CONTROL SYSTEM Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Aries R. Prima Engineer Weekly Distribution Planning and Control System (DPCS)

Lebih terperinci

DARI REDAKSI. Indonesia Terang. Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung IKPT, WIJAYA KARYA dan JASA MARGA

DARI REDAKSI. Indonesia Terang. Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung IKPT, WIJAYA KARYA dan JASA MARGA DARI REDAKSI Indonesia Terang Saat ini masih ada 12.659 desa tertinggal di Indonesia sebagian besar berada di wilayah Timur, yang belum memeroleh listrik dari PLN. Untuk itu pemerintah, melalui Kementerian

Lebih terperinci

NOMOR 60 PROYEK PENGEMBANGAN PT PUPUK KALTIM. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

NOMOR 60 PROYEK PENGEMBANGAN PT PUPUK KALTIM. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA NOMOR 60 EW PROYEK PENGEMBANGAN PT PUPUK KALTIM Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Aries R. Prima Engineer Weekly Pabrik Kaltim-5 menggunakan teknologi proses

Lebih terperinci

NOMOR 63 EW SEMARANG-BAWEN-SALATIGA JALAN TOL PANORAMIK. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

NOMOR 63 EW SEMARANG-BAWEN-SALATIGA JALAN TOL PANORAMIK. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA NOMOR 63 EW SEMARANG-BAWEN-SALATIGA JALAN TOL PANORAMIK Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Aries R. Prima Engineer Weekly Di beberapa lokasi, yaitu di KM 21

Lebih terperinci

NOMOR 61 EW JALAN TOL JORR W2 UTARA CONNECTING JAKARTA. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

NOMOR 61 EW JALAN TOL JORR W2 UTARA CONNECTING JAKARTA. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA NOMOR 61 EW JALAN TOL JORR W2 UTARA Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Aries R. Prima Engineer Weekly Salah satu keunikan jalan tol ini adalah tidak seluruhnya

Lebih terperinci

NOMOR 54. ROBOLay ROBOT LAYANGAN. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

NOMOR 54. ROBOLay ROBOT LAYANGAN. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA NOMOR 54 EW ROBOLay ROBOT LAYANGAN Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Pengantar Redaksi: Alih Teknologi Sebagaimana selalu dikemukakan, untuk dapat menyumbang

Lebih terperinci

SYSTEM INTERLOCKING LEN (SIL)-02

SYSTEM INTERLOCKING LEN (SIL)-02 Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA NOMOR 52 Sistem Persinyalan Kereta Api SYSTEM INTERLOCKING LEN Aries R. Prima Engineer Weekly Penggunaan persinyalan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan telekomunikasi selular di Indonesia masih akan terus berkembang mengingat masih adanya area area yang mengalami blankspot atau tidak adanya layanan jaringan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI BENDUNGAN JATIBARANG KOTA SEMARANG

KONSTRUKSI BENDUNGAN JATIBARANG KOTA SEMARANG NOMOR 65 EW KONSTRUKSI Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Aries R. Prima Engineer Weekly Selain untuk pengendali banjir, bangunan ini juga berfungsi sebagai

Lebih terperinci

DARI REDAKSI. Pendidikan Profesi Insinyur

DARI REDAKSI. Pendidikan Profesi Insinyur DARI REDAKSI Pendidikan Profesi Insinyur Setiap negara yang ingin maju dan punya kemampuan bersaing membutuhkan insinyur. Amerika Serikat pernah memiliki reputasi tinggi dalam pengembangan teknologi. Siapa

Lebih terperinci

TANTANGAN INDONESIA PADA ERA BROADBAND ICT

TANTANGAN INDONESIA PADA ERA BROADBAND ICT Ditjen SDPPI Kementerian Kominfo TANTANGAN INDONESIA PADA ERA BROADBAND ICT DR.Ir. ISMAIL, MT. Direktur Jenderal SDPPI Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian

Lebih terperinci

renewable energy and technology solutions

renewable energy and technology solutions renewable energy and technology solutions PT. REKAYASA ENERGI TERBARUKAN Pendahuluan Menjadi perusahaan energi terbarukan terbaik di Indonesia dan dapat memasuki pasar global serta berperan serta membangun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan yang sering dihadapi dalam perencanaan pembangunan adalah adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah penyebaran investasi yang

Lebih terperinci

UPS Berkompetisi Secara Global Menggunakan Teknologi Informasi

UPS Berkompetisi Secara Global Menggunakan Teknologi Informasi UPS Berkompetisi Secara Global Menggunakan Teknologi Informasi United Parcel Service (UPS) berdiri pada tahun 1907 di sebuah kantor ruang bawah tanah. Saat itu, Jim Casey dan Claude Ryan dua remaja dari

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERESMIAN SMK TARUNATAMA SEBAGAI SEKOLAH ENERGI TERBARUKAN DAN RAMAH LINGKUNGAN

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERESMIAN SMK TARUNATAMA SEBAGAI SEKOLAH ENERGI TERBARUKAN DAN RAMAH LINGKUNGAN 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERESMIAN SMK TARUNATAMA SEBAGAI SEKOLAH ENERGI TERBARUKAN DAN RAMAH LINGKUNGAN TANGGAL 23 APRIL 2016 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi Peningkatan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau dikenal pula dengan nama Information and Communication Technology (ICT), khususnya melalui

Lebih terperinci

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA 81 BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN bersama dengan Cina, Jepang dan Rep. Korea telah sepakat akan membentuk suatu

Lebih terperinci

TUGAS KOMPUTER & MASYARAKAT

TUGAS KOMPUTER & MASYARAKAT TUGAS KOMPUTER & MASYARAKAT OLEH: NAWWAF SYARIF 15111007 TEKNIK INFOMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUABUANA YOGYAKARTA 2016/2017 PENGANTAR KOMPUTER DALAM DUNIA BISNIS Era globalisasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Maret 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH E-COMMERCE

TUGAS KARYA ILMIAH E-COMMERCE TUGAS KARYA ILMIAH E-COMMERCE DISUSUN OLEH: NAMA :EKO WAHYUDI NIM :10.12.5213 KELAS :10-S1-SI-10 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012-2013 ABSTRAK Di era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan bagian penting dari pembangunan suatu negara bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan suatu kegiatan, manusia selalu memanfaatkan energi, baik yang disadari maupun tidak disadari. Namun, setiap kegiatan yang memanfaatkan energi memiliki

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN PERSPEKTIF PELANGGAN DAN PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL PADA PT XL AXIATA TBK

PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN PERSPEKTIF PELANGGAN DAN PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL PADA PT XL AXIATA TBK PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN PERSPEKTIF PELANGGAN DAN PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL PADA PT XL AXIATA TBK Disusun Oleh : FAZRI AKBAR (32411755) Latar Belakang Tujuan Perusahaan Strategi Pengukuran

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Terima kasih. Tim Penyusun. Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing Infrastruktur

KATA PENGANTAR. Terima kasih. Tim Penyusun. Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing Infrastruktur KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan, karena hanya dengan rahmat dan karunia- Nya, dapat menyelesaikan Executive Summary Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber: Laporan Postel Sem.I/2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber: Laporan Postel Sem.I/2014 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan telekomunikasi di Indonesia telah memasuki babak baru dengan semakin berkembang pesatnya industry teknologi informasi. Jangkauan telepon seluler

Lebih terperinci

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia Daya Saing Global Indonesia 2008-2009 versi World Economic Forum (WEF) 1 Tulus Tambunan Kadin Indonesia Tanggal 8 Oktober 2008 World Economic Forum (WEF), berkantor pusat di Geneva (Swis), mempublikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demikian para provider berusaha mengeluarkan produk-produk untuk

BAB I PENDAHULUAN. Demikian para provider berusaha mengeluarkan produk-produk untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia sekarang ini tidak bisa terlepas dari alat komunikasi yang sangat dibutuhkan untuk menghubungkan orang-orang di berbagai tempat, seperti kota, negara,

Lebih terperinci

Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA DARI REDAKSI Ramadan, Teknologi, dan Insinyur Puasa Ramadan yang tengah dijalani oleh pemeluk agama Islam sebentar lagi

Lebih terperinci

KOMPUTER MASYARAKAT KOMPUTER DI BIDANG BISNIS / EKONOMI

KOMPUTER MASYARAKAT KOMPUTER DI BIDANG BISNIS / EKONOMI KOMPUTER MASYARAKAT KOMPUTER DI BIDANG BISNIS / EKONOMI Disusun oleh: Agus Kurniawan 13111026 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMASTIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANAYOGYAKARTA 2016 Pendahuluan

Lebih terperinci

KOMPUTER DAN MASYARAKAT. Mia Fitriawati S.Kom

KOMPUTER DAN MASYARAKAT. Mia Fitriawati S.Kom KOMPUTER DAN MASYARAKAT Mia Fitriawati S.Kom KLASIFIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DI MASYARAKAT 1. Kemajuan TI yang Bersifat Netral 2. Kemajuan TI yang Bersifat Menghemat Tenaga Kerja 3. Kemajuan TI yang Bersifat

Lebih terperinci

Makalah Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Makalah Sistem Informasi Manajemen (SIM) Makalah Sistem Informasi Manajemen (SIM) Mahfudz Ha-eR Semarang - PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis yang semakin tidak menentu dan situasi bisnis yang semakin kompetitif menimbulkan

Lebih terperinci

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA.

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA. Nama : Sapto N. Setiawan Jurusan : 42SIB JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA. Penerapan electronic commerce (e-commerce) telah menjadikan hubungan bisnis yang sehat antara produsen

Lebih terperinci

UNTUK BISNIS. JABODETABEK BANDUNG

UNTUK BISNIS.  JABODETABEK BANDUNG JABODETABEK 021 8068 1235 BANDUNG 0811 1714 844 UNTUK BISNIS Unduh di Tersedia di Coba www.deliveree.com Deliveree Indonesia Gedung Inti Sentra G/F Jl. Taman Kemang No 32A Jakarta Selatan 12730 Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, permasalahan yang sering sekali menjadi pusat perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi. Di Indonesia, hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini secara nasional ketergantungan terhadap energi fosil (minyak bumi, gas bumi dan batubara) sebagai sumber energi utama masih cukup besar dari tahun ke tahun,

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS

BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS A. Konsep Dasar Sistem Informasi Bisnis 1. Teknologi Informasi Istilah TI (Teknologi Informasi) atau IT (Information Technology) yang populer saat perkembangan ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi undang-undang telekomunikasi yang terjadi akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi undang-undang telekomunikasi yang terjadi akhir-akhir ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana terjadi pada negara berkembang lainnya, pengembangan dan modernisasi infrastruktur telekomunikasi berperan penting dalam perkembangan ekonomi nasional secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih cepat dan murah tentunya menuntut para pemberi informasi untuk memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih cepat dan murah tentunya menuntut para pemberi informasi untuk memiliki BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin hari semakin pesat berdampak pada perilaku informasi kebanyakan orang, kebutuhan informasi yang lebih cepat dan murah

Lebih terperinci

VIII. EFISIENSI DAN STRATEGI ENERGI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

VIII. EFISIENSI DAN STRATEGI ENERGI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA VIII. EFISIENSI DAN STRATEGI ENERGI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA Pada bagian ini dibahas efisiensi energi dalam perekonomian Indonesia, yang rinci menjadi efisiensi energi menurut sektor. Disamping itu,

Lebih terperinci

VI. SIMPULAN DAN SARAN

VI. SIMPULAN DAN SARAN VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Selama tahun 1999-2008, rata-rata tahunan harga minyak telah mengalami peningkatan

Lebih terperinci

tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional. Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab

tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional. Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Umum Perkembangan teknologi, khususnya di Indonesia, cukup mengalami kemajuan yang signifikan dari waktu ke waktu. Meskipun begitu, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI

BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI Indikator yang lazim digunakan untuk mendapatkan gambaran kondisi pemakaian energi suatu negara adalah intensitas energi terhadap penduduk (intensitas energi per kapita)

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU TUGAS AKHIR ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU Disusun : HENDRO DWI SAPTONO NIM : D 200 050 116 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MEI 2010 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA SEMINAR NASIONAL: THORIUM SEBAGAI SUMBER DAYA REVOLUSI INDUSTRI JAKARTA, 24 MEI 2016

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA SEMINAR NASIONAL: THORIUM SEBAGAI SUMBER DAYA REVOLUSI INDUSTRI JAKARTA, 24 MEI 2016 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA SEMINAR NASIONAL: THORIUM SEBAGAI SUMBER DAYA REVOLUSI INDUSTRI JAKARTA, 24 MEI 2016 Kepada Yang Terhormat: 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Menteri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan 2.1.1 Identitas Perusahaan Gambar 2.1 Logo PT Mindreach Consulting Sumber: www.mindreachconsulting.com Mindreach Consulting adalah perusahaan yang dinamis,

Lebih terperinci

Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA DARI REDAKSI Konektivitas Memudahkan Segalanya Aries R. Prima Saat ini sudah bukan hal yang aneh lagi bahwa semua benda

Lebih terperinci

Manfaat Teknologi Nirkabel bagi Masyarakat. Oleh : Harjoni Desky, S.Sos.I., M.Si Senin, 25 Oktober :26

Manfaat Teknologi Nirkabel bagi Masyarakat. Oleh : Harjoni Desky, S.Sos.I., M.Si Senin, 25 Oktober :26 KOPI, Kenyataan bahwa era globalisasi membuat jarak antara suatu daerah dengan daerah lainnya seolah kabur bahkan tak berjarak lagi serta berimplikasi pada semakin meningkatnya arus informasi yang beredar

Lebih terperinci

E-Commerce Dimensi e-commerce

E-Commerce Dimensi e-commerce E-Commerce 1 Dimensi e-commerce 2 1 Struktur dan Klasifikasi e-commerce Infrastrukturnya Internet: jaringan global Intranet: jaringan milik perusahaan atau organisasi yang menggunakan teknologi Internet,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang semakin kecil. Demikian pula para vendor pembuat telepon selular bersaing

I. PENDAHULUAN. yang semakin kecil. Demikian pula para vendor pembuat telepon selular bersaing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan telepon selular di Indonesia diprediksikan mengalami peningkatan dengan jumlah yang cukup tajam. Hal ini merupakan dampak dari semakin ketatnya persaingan

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2017

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2017 SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN TAKSI DAN ANGKUTAN SEWA KHUSUS MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari tingkat pertumbuhan negara tersebut. Namun beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari tingkat pertumbuhan negara tersebut. Namun beberapa tahun terakhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Berlakang Negara Indonesia saat ini sedang mengalami pembangunan ekonomi di berbagai bidang. Keberhasilan dalam bidang perekonomian disuatu negara akan terlihat dari tingkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa mempercepat informasi yang perlu disampaikan baik yang sifatnya broadcast

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa mempercepat informasi yang perlu disampaikan baik yang sifatnya broadcast BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri telekomunikasi di Indonesia merupakan industri yang sangat penting dan strategis, karena dengan telekomunikasi pemerintah dan masyarakat bisa mempercepat informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan kartu simcard yang ditawarkan oleh penyedia jaringan telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. pilihan kartu simcard yang ditawarkan oleh penyedia jaringan telekomunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era persaingan bisnis telekomunikasi seluler yang semakin ketat, semua operator seluler dituntut untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan. Perubahanperubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini tidak terlepas dari kesadaran akan pentingnya informasi dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini tidak terlepas dari kesadaran akan pentingnya informasi dalam kehidupan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal tahun 2000, teknologi informasi telah berkembang sangat pesat. Hal ini tidak terlepas dari kesadaran akan pentingnya informasi dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si PERTEMUAN 12 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si POKOK BAHASAN Pengertian teknologi telepon bergerak (mobile phone).

Lebih terperinci

STRATEGI PROSES YULIATI, SE,MM

STRATEGI PROSES YULIATI, SE,MM STRATEGI PROSES YULIATI, SE,MM PENGERTIAN Strategi proses atau strategi transformasi adalah sebuah pendekatan organisasi untuk mengubah sumberdaya menjadi barang dan jasa. Tujuan strategi proses : menemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal tahun 2016, yang merupakan sebuah integrasi ekonomi yang didasarkan pada kepentingan bersama

Lebih terperinci

PT.TELKOM INDONESIA REGIONAL SURABAYA

PT.TELKOM INDONESIA REGIONAL SURABAYA PT.TELKOM INDONESIA REGIONAL SURABAYA TENTANG TELKOM Dalam rangka menuju perusahaan digital telco, Telkom melakukan transformasi organisasi dari sebelumnya berdasarkan adjacent portfolio empat segmen usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus berkembang di berbagai aspek, baik itu dari aspek sosial, budaya, ekonomi maupun teknologi. Banyak sekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan inovasi di bidang finansial yang semakin canggih.

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan inovasi di bidang finansial yang semakin canggih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika perekonomian dunia yang terjadi pada beberapa periode terakhir turut mewarnai perkembangan dan aktivitas bisnis dalam negeri baik secara langsung dan tidak

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan pertumbuhan penduduk dunia yang pesat mengakibatkan bertambahnya kebutuhan energi seiring berjalannya waktu. Energi digunakan untuk membangkitkan

Lebih terperinci

Pengertian E-Commerce Istilah-istilah E-Commerce Perkembangan E-Commerce Perbedaan dengan transaksi konvensional

Pengertian E-Commerce Istilah-istilah E-Commerce Perkembangan E-Commerce Perbedaan dengan transaksi konvensional Pengertian E-Commerce Istilah-istilah E-Commerce Perkembangan E-Commerce Perbedaan dengan transaksi konvensional 2 Pengertian E-Commerce Pengertian E-Commerce ( Electronic Commerce ) : E- commerce merupakan

Lebih terperinci

NATIONAL CAPITAL INTEGRATED COASTAL DEVELOPMENT PROYEK PENGAMAN PANTAI DI JAKARTA NOMOR 67 EW

NATIONAL CAPITAL INTEGRATED COASTAL DEVELOPMENT PROYEK PENGAMAN PANTAI DI JAKARTA NOMOR 67 EW NOMOR 67 EW PROYEK PENGAMAN PANTAI DI JAKARTA NATIONAL CAPITAL INTEGRATED COASTAL DEVELOPMENT Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Aries R. Prima Engineer Weekly

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi telekomunikasi hadir sebagai sarana untuk menghubungkan setiap manusia akan kebutuhan informasinya. Teknologi ini menggunakan sistem jaringan untuk menghubungkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ke tahun. Ini disebabkan karena pemerintah tidak menyediakan saran atransportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. ke tahun. Ini disebabkan karena pemerintah tidak menyediakan saran atransportasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan kendaraan pribadi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini disebabkan karena pemerintah tidak menyediakan saran atransportasi umum yang

Lebih terperinci

By: Fery Antony, S.T, M.Kom PENGELOLAAN INSTALASI KOMPUTER (PIK)

By: Fery Antony, S.T, M.Kom PENGELOLAAN INSTALASI KOMPUTER (PIK) By: Fery Antony, S.T, M.Kom PENGELOLAAN INSTALASI KOMPUTER (PIK) INTISARI BAB. I ELEMEN-ELEMEN DASAR PIK BAB. II ORGANISASI DAN PERSONIL BAB. III PERANGKAT KOMPUTER BAB. IV PENGATURAN RUANG KOMPUTER BAB.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih

BAB III LANDASAN TEORI. Commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah proses pembelian, penjualan atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan komputer. e- Commerce

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata merupakan industri terbesar dalam penggerak perekonomian yang tercatat mengalami pertumbuhan positif diseluruh dunia ditengah-tengah ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan Dunia kita membutuhkan konsumsi energi yang semakin meningkat untuk sumber daya ekonomi kita. Sumber dominan energi dunia berasal dari pasokan

Lebih terperinci

Tren Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia ICT Whitepaper

Tren Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia ICT Whitepaper Tren Teknologi Informasi dan Komunikasi 2010 Indonesia ICT Whitepaper TIK dan Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan TIK akan menghasilkan efek berantai ke meningkatnya angka pertumbuhan ekonomi Dampak TIK terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem tata udara merupakan sistem pengkondisian udara yang berfungsi untuk mengatur tingkat kenyamanan baik dari keadaan suhu maupun kelembaban udaranya. Sistem tata udara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 5.1 KESIMPULAN A. Hasil tipologi berdasarkan tingkat penggangguran dan openness dalam penelitian ini menemukan: 1. Posisi negara Indonesia dan Filipina rata-rata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama dari sebagian besar bidang teknik tenaga listrik adalah untuk menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. utama dari sebagian besar bidang teknik tenaga listrik adalah untuk menyediakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kualitas hidup manusia menuntut peningkatan kebutuhan dari manusia itu sendiri, seperti kebutuhan akan daya listrik. Oleh karena itu, tujuan utama dari

Lebih terperinci

MENGATASI TINGKAT KEMISKINAN DESA DENGAN AIR

MENGATASI TINGKAT KEMISKINAN DESA DENGAN AIR MENGATASI TINGKAT KEMISKINAN DESA DENGAN AIR Heru Husaini Mahasiswa Program Doktor Manajemen Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) Abstrak Setelah enam puluh dua tahun Indonesia merdeka, masih terdapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia bukanlah negara pengekspor besar untuk minyak bumi. Cadangan dan produksi minyak bumi Indonesia tidak besar, apalagi bila dibagi dengan jumlah penduduk. Rasio

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGALISTRIKAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGALISTRIKAN 29 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGALISTRIKAN I. PENJELASAN UMUM Pembangunan sektor ketenagalistrikan bertujuan untuk memajukan kesejahteraan

Lebih terperinci

Kondisi ICT di Indonesia saat ini Indonesia ICT Whitepaper

Kondisi ICT di Indonesia saat ini Indonesia ICT Whitepaper Kondisi ICT di Indonesia saat ini 2010 Indonesia ICT Whitepaper Kapasitas Jaringan Terpasang Telekomunikasi Jumlah Pelanggan Telekomunikasi Jumlah Desa yang Memiliki Fasilitas Telepon Tetap Jumlah Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era digital seperti sekarang ini, data-data sudah jarang sekali tersimpan dalam bentuk kertas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era digital seperti sekarang ini, data-data sudah jarang sekali tersimpan dalam bentuk kertas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era digital seperti sekarang ini, data-data sudah jarang sekali tersimpan dalam bentuk kertas. Data-data tersimpan dalam media seperti hard disk, cd atau dvd,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Logistik Nasional memiliki peran strategis dalam menyelaraskan kemajuan antar sektor ekonomi dan antar wilayah demi terwujudnya sistem pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

DATA CENTER: PENDAHULUAN

DATA CENTER: PENDAHULUAN DATA CENTER: PENDAHULUAN Definisi, Fungsi dan Tujuan Data Center 2 Definisi Data Center (lanj)... komponen penting dari infrastruktur yang mendukung Internet dan perdagangan digital Juga sektor komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Restaurant adalah salah satu industri di dunia yang berkembang dengan cepat, khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan fleksibilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia. baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan, pendidikan, bisnis, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia. baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan, pendidikan, bisnis, kesehatan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia Telekomunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Smartphone atau ponsel cerdas telah menjadi fenomena yang sangat dasyat pada beberapa tahun belakangan ini. Jika dulu seseorang sudah cukup dengan menelepon atau

Lebih terperinci

Next Generation Network (NGN) Pertemuan XIII

Next Generation Network (NGN) Pertemuan XIII Next Generation Network (NGN) Pertemuan XIII Konsep Next Generation Network (NGN) merepresentasikan sintesis dari dua teknologi besar yang telah berkembang sebelumnya itu, yaitu teknologi Public Switched

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi pada saat sekarang ini sangat pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi pada saat sekarang ini sangat pesat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi pada saat sekarang ini sangat pesat. Seiring dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi membuat individu mengalami perubahan besar dalam

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING I Wayan Swi Putra 1, I Nyoman Satya Kumara 2, I Gede Dyana Arjana 3 1.3 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA 2015-2019 DAN PELUANG MEMANFAATKAN FORUM G20 Siwi Nugraheni Abstrak Sektor energi Indonesia mengahadapi beberapa tantangan utama, yaitu kebutuhan yang lebih besar daripada

Lebih terperinci

5 Tren Teknologi Dalam 10 Tahun Terakhir Yang Mampu Mengubah Business Model Perusahaan

5 Tren Teknologi Dalam 10 Tahun Terakhir Yang Mampu Mengubah Business Model Perusahaan 5 Tren Teknologi Dalam 10 Tahun Terakhir Yang Mampu Mengubah Business Model Perusahaan Sofyan.marhadi@pertamina.com Abstrak Perubahan dan perkembangan teknologi informasi yang pesat dalam satu dekade terakhir

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Divisi Wireless Broadband Sebelum bernama Divisi Wireless Broadband, divisi ini bernama Divisi Telkom Flexi yang memanfaatkan CDMA sebagai bisnis telekomunikasinya.

Lebih terperinci

media transmisi backbone sebagai bagian dari sistem yang handal.

media transmisi backbone sebagai bagian dari sistem yang handal. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pada era ICT (Information Communication & Technology) ini, kebutuhan manusia akan informasi dan berkomunikasi sangatlah tinggi. Kebutuhan ini terus meningkat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Posisi Energi Fosil Utama di Indonesia ( Dept ESDM, 2005 )

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Posisi Energi Fosil Utama di Indonesia ( Dept ESDM, 2005 ) BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sektor energi memiliki peranan penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan karena segala aktivitas manusia membutuhkan pasokan energi, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Topik tentang energi saat ini menjadi perhatian besar bagi seluruh dunia. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu hingga sekarang

Lebih terperinci

Modul ke: CHAPTER 5. IT Infrastructure and Emerging Technologies. Fakultas. Dr. Istianingsih. Ekonomi Dan Bisnis. Program Studi Magister Akuntansi

Modul ke: CHAPTER 5. IT Infrastructure and Emerging Technologies. Fakultas. Dr. Istianingsih. Ekonomi Dan Bisnis. Program Studi Magister Akuntansi Modul ke: CHAPTER 5 IT Infrastructure and Emerging Technologies Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Dr. Istianingsih Program Studi Magister Akuntansi DEFINISI INFRASTRUKTUR TI Infrastruktur teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting, tidak sedikit industri yang bergerak di bidang telekomunikasi berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. penting, tidak sedikit industri yang bergerak di bidang telekomunikasi berlomba-lomba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalsisasi seperti sekarang, komunikasi menjadi kebutuhan yang sangat penting, tidak sedikit industri yang bergerak di bidang telekomunikasi berlomba-lomba

Lebih terperinci