PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. Universitas Negeri Malang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. Universitas Negeri Malang"

Transkripsi

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI Aprilya Hestyana 1), Marhadi S. K. 2), Purwanto 3) Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Cooperative Script merupakan model pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) 2004 karena seluruh siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Cooperative Script terhadap hasil belajar geografi kelas XI SMA. Penelitian ini dirancang menggunakan penelitian eksperimen semu dengan subjek penelitian kelas XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen dan XI IPS 4 sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian berupa tes untuk prates dan pascates. Teknik analisis yang digunakan adalah uji t dengan uji statistik Independent Samples t-test yang dapat diselesaikan dengan bantuan SPSS for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Cooperative Script terhadap hasil belajar geografi. Hal ini dapat dilihatdari ratarata perolehan hasil belajar siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran Cooperative Script yaitu 25,07 lebih tinggi daripada dengan model konvensioal yaitu 21,5. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Cooperative Script terhadap hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS di SMA Panjura Malang. Sehingga pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperative Script lebih efektif terhadap hasil belajar dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang biasa digunakan oleh guru mata pelajaran geografi. Kata kunci: model pembelajaran cooperative script, hasil belajar. Pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa agar siswa mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan tersebut. Dalam kegiatan pembelajaran guru mempunyai peran penting. Guru sebagai pemegang kunci dalam kegiatan pembelajaran sangat menetukan proses keberhasilan siswa. Guru hendaknya menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif yakni mampu memahami karakteristik siswa, memanfaatkan media dan sumber belajar dengan baik, dan melihat model pembelajaran yang tepat. Perubahan paradigma pembelajaran dari Kurikulum 2004 menjadi KTSP adalah pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih berpusat pada peserta didik (student centered). Namun metode yang digunakan oleh guru pada kegitaan pembelajaran masih bersifat konvensional yaitu ceramah, 1) Aprilya Hestyana adalah mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Geografi Jurusan Geografi Universitas Negeri Malang angkatan 2009; 2) Drs. Marhadi Slamet Kistiyanto, M.Si dan 3) Purwanto, S.Pd, M.Si adalah dosen Jurusan Geografi Universitas Negeri Malang.

2 tanya jawab, pemberian tugas dan kerja kelompok disertai presentasi. Hal ini kurang sesuai dengan KTSP yang menganjurkan adanya variasi model dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menekankan adanya kerjasama antar siwa dalam kelompoknya untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran kooperatif sangat berkaitan dengan konsepkonsep yang rumit dan strategi kognitif, serta bersifat analisis sintesisi yang mengacu pada pemecahan masalah. Pembelajaran kooperatif juga dapat memberikan dukungan bagi peserta didik saling tukar menukar ide, memecahkan masalah, berfikir alternatif, dan meningkatkan kecakapan berbahasa (Lawrence dalam Arnyana, 2004). Salah satu model pembelajaran kooperatif yang sampai saat ini belum banyak dikembangkan adalah model Cooperative Script. Model pembelajaran Cooperative Script merupakan model pembelajaran yang mengatur interaksi peserta didik seperti ilustrasi kehidupan sosial peserta didik dengan lingkungannya sebagai individu, dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas (Slavin, 1994). Menurut Dansereau (dalam Slavin, 2005:40) dalam model pembelajaran Cooperative Script, peserta didik tersebut berperan sebagai pembaca dan pendengar. Mereka membaca satu bagian teks, kemudian pembaca merangkum informasinya sementara pendengar mengoreksi kesalahan, mengisi materi yang hilang, dan memikirkan cara bagaimana kedua peserta didik dapat mengingat gagasan utamanya. Pada bagian berikutnya para peserta didik bertukar peran. Sedangkan Jacobs (1996) menyebut bahwa model pembelajaran Cooperative Script sebagai MURDER Script (Mood, Understand, Recall, Detect, Elaborate, Review). (1) Mood merupakan tahap kesepakatan untuk menentukan aturan yang digunakan dalam berkolaborasi, misalnya memberikan isyarat jika terjadi kesalahan dalam menyampaikan ide-ide pokok seperti menepuk bahu atau dengan isyarat suara atau dengan yang lainnya, (2) Understand merupakan tahap membaca untuk memahami isi teks dalam waktu tertentu, (3) Recall merupakan tahap membuat ringkasan ide-ide pokok dari materi dan selanjutnya menyampaikan kepada pasangannya, (4) Detect merupakan tahap menemukan kesalahan dari ringkasan penyampaian

3 pasangannya, (5) Elaborate merupakan tahap menguraikan hasil ringkasan materi kepada pasangannya, (6) Review merupakan tahap kedua pasangan mencari ideide pokok materi. Model pembelajaran Cooperative Script digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran. Siswa mendapat kesempatan mempelajari bagian lain dari materi yang tidak dipelajarinya. Pemanfaatan model pembelajaran Cooperative Script diharapkan dapat meningkatkan keefektifan pelaksanaan pembelajaran, dalam hal ini bahwa materi yang terlalu luas cakupannya dapat dibagikan kepada peserta didik untuk mempelajarinya melalui kegiatan diskusi, membuat rangkuman, menganalisis materi baik yang berupa konsep maupun aplikasinya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Menurut Hamadi (2009) kelebiham model pembelajaran Cooperative Script adalah: 1) melatih pendengaran, ketelitian, dan kecermatan, 2) setiap peserta didik mendapat peran, dan 3) melatih mengungkapkan kesalahan orang lain. Berdasarkan tahapan-tahapan pembelajaran Cooperative Script, Jacobs et. Al, 1996 (dalam Latif, 2010) mengungkapkan manfaat metode pembelajaran Cooperative Script yaitu sebagai berikut: a) bekerja sama dengan orang lain bisa membantu peserta didik mengerjakan tugas-tugas yang dirasakan sulit, b) dapat membantu ingatana yang terlupakan pada teks, c) dengan mengidentifikasi ideide pokok yang ada pada materi dapat membantu ingatan dan pemahaman, d) memberikan kesempatan peserta didik membenarkan kesalahpahaman, e) membantu peserta didik menghubungkan ide-ide pokok materi dengan kehidupan nyata, f) membantu penjelasan bagian bacaan secara keseluruhan, g) memberikan kesempatan untuk mengulangi dan membantu mengingat kembali. Model pembelajaran Cooperative Script dapat melatih siswa untuk berani mengeluarkan ide-ide pokok dalam suatu kelompok, karena siswa setelah membaca dan mendiskusikan akan menganalisis artikel atau bahan bacaan tersebut, kemudian menyampaikan ide pokonnya kepada siswa sub kelompoknya. Dengan adanya kegiatan menyampaiakan ide pokok ke sesama teman, dapat melatih siswa untuk berbicara dengan orang lain, selain itu juga siswa yang

4 berfungsi sebagai pendengaran akan mencatat ide pokok dan membantu melengkapi ide pokok tersebut jika masih kurang lengkap. Biasanya siswa tidak berani untuk mengeluarkan pendapat kepada guru, namun hanya berani mengeluarkan argumennya kepada sesama siswa. Berdasarkan dari latar belakang itulah penelitian ini dilaksanakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Cooperative Script terhadap hasil belajar geografi kelas XI IPS di SMA Panjura Malang. METODE Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experimental) yang termasuk penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan dua kelompok, satu kelompok sebagai kelas eksperimen dan satu kelompok sebagai kelas kontrol. penelitian ini dilakukan di SMA Panjura Malang, kelas yang dipilih dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPS 3 dan XI IPS 4. Untuk penentuan mana yang digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol dipilih secara acak. Dalam penelitian ini kelas XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan metode Cooperative Script dalam proses pembelajarannya, sedangkan kelas kontrol adalah kelas XI IPS 4 yang dalam proses pembelajarannya menggunakan metode ceramah (konvensional), kemudian kedua kelompok diberi soal postes untuk mengetahui kemampuan akhir peserta didik. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu observasi untuk memperoleh informasi tentang kondisi dalam pembelajaran geografi, jadwal pelajaran, rata-rata nilai geografi pada materi sebelumnya. Selanjutnya menentukan subjek penelitian untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Langkah kedua, sebelum dilakukan tes terhadap kelas yang akan digunakan untuk penelitian, instrumen diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kevalidan soal. Uji coba instrumen dilakukan pada kelas XII IPS. Uji coba instrumen ini meliputi uji validitas dan reliabilitas data. Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan masing-masing

5 butir soal sehingga dapat ditentukan butir soal yang gagal dan diterima. Dalam penelitian ini, analisis validitas tes dilakukan dengan bantuan SPSS for Windows. Uji validitas dihitung tiap item pertanyaan. Tingkat validitas setiap item dapat dilakukan dengan membandingkan r hasil dengan r tabel. Pedoman pengambilan keputusan adalah: 1. Jika pada nilai person correlation r > rtabel dan nilai p < 0,05 (lihat pada tabel sig (2-tailled) maka soal tersebut adalah valid. 2. Jika pada nilai person correlation r > rtabel dan nilai p > 0,05 (lihat pada tabel sig (2-tailled) maka soal tersebut adalah tidak valid. Sedangkan reabilitas instrumen adalah suatu cara untuk mengetahui tingkat reliabel suatu instrumen. Menurut Stamboel (dalam Purwanto, 2005:71) tes yang reliabel adalah tes yang telitu dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Tingkat reabilitas setiap item dapat dilakukan dengan membandingkan r Alpa dengan r tabel. Jika r Alpa positif dan r Alpa > r tabel, maka butir soal tersebut reliabel dan sebaliknya. R Alpa untuk setiap butir soal dapat dilihat pada kolom cronbach s Alpha if item deleted. Langkah ketiga, melakukan pretes pada masing-masing kelas untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. Selanjutnya melakukan eksperimen dengan cara memisahkan kedua kelompok untuk belajar dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda. 1) Kelas eksperimen, dalam pembelajaran diberi perlakuan dengan model pembelajaran Cooperative Script dengan langkahlangkah sebagai berikut: a) kerja kelompok, dalam tahap ini peserta didik berdiskusi dan menganalisis wacana yang diberikan oleh guru berdasarkan sub kelompoknya pada masing-masing kelompok, b) menetapkan siapa yang pertama berperan menjadi pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar, 3) pembicara membacakan ringkasan atau ide pokoknya selengkap mungki, sementara pendegar menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/mengoreksi/menghafal ide-ide pokok dengan menguhubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lain, d) bertukar peran, semula yang berperan menjadi pembicara bertukar peran menjadi pendengar dan sebaliknya. 2) kelas kontrol, dalam pembelajaran diberi perlakuan

6 sebagai berikut: a) melaksanakan metode pembelajaran konvensional yang selama ini diberikan oleh guru yaitu ceramah, tanya jawab, dan diskusi, b) menjelaskan materi kepada peserta didik. Langkah keempat, melakukan postes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan akhir setelah pembelajaran. Setelah itu dilakukan uji hipotesis dengan skor postest dikurangi skor pretest yang menghasilkan gain score sebagai skor tes hasil belajar geografi, kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik Independent Sample Test dengan bantuan SPSS 17.0 for Windows setelah sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikasi sebesar 5% dan homogenitas data dengan menggunakan uji Levene s Test. Pedoman pengambilan keputusan uji hipotesis: 1. Pada kolom Group Statistics H0 ditolak/h1 diterima jika mean dari kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. 2. Pada kolom Independent Sample Test H0 ditolak/ H1 diterima jika thitung > ttabel dan Sig (2-tailed) < 0,05 = 5% HASIL Data hasil belajar yang diperoleh dalam penelitian ini meliput: (1) data hasil belajar awal siswa yang diperoleh dari prates kelas eksperimen dan kontrol sebelum diberi perlakuan dan sebelum materi diberikan, (2) data hasil belajar akhir siswa yang diperoleh dari skor postes kelas eksperimen dan kontrol setelah diberikan perlakuan dan materi disampaikan, (3) data hasil belajar geografi siswa (gain score) yang diperoleh dari selisih skor postes dan pretes. Paparan data dari hasil belajar awal, akhir, dan gain score kelas kontrol dan eksperimen disajikan dalam tabel frekuensi sebagai berikut. 1. Hasil Belajar Awal Sebelum diberikan materi dan perlakuan, diperoleh data hasil belajar siswa awal (pretest). Berikut perbandingan data hasil belajar awal kelas kontrol dan eksperimen yang disajikan dalam tabel frekuensi.

7 Tabel Distribusi Frekuensi Perbandingan Hasil Belajar Awal Kelas Kontrol dan Eksperimen Nilai Kualifikasi Kelas Kontrol Kelas Ekesperimen Amat Baik Baik Cukup Kurang < 40 Kurang Sekali 3 0 Jumlah Mean 50,3 57,2 Berdasarkan data hasil belajar awal kelas eksperimen dan kontrol di atas, perbandingan rata-rata hasil belajar awal kelas kontrol dan eksperimen yaitu 50,3 dn 57,2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar awal siswa kelas kontrol dan eksperimen hampir setara. Berikut ini visualisasi perbandingan hasil belajar awal kelas kontrol dan eksperimen yang disajikan dalam bentuk gambar diagram. Hasil Belajar Awal Kelas Kontrol dan Eksperimen 20 F R E K U E N S I < 40 KUALIFIKASI NILAI Kelas Kontrol Kelas Ekesperimen Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Awal Kelas Kontrol dan Eksperimen 2. Hasil Belajar Akhir Sebelum diberikan materi dan perlakuan, diperoleh data hasil belajar siswa akhir (postest). Berikut perbandingan data hasil belajar akhir kelas kontrol dan eksperimen yang disajikan dalam tabel frekuensi.

8 Tabel Distribusi Frekuensi Perbandingan Hasil Belajar Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen Nilai Kualifikasi Kelas Kontrol Kelas Ekesperimen Amat Baik Baik Cukup Kurang 0 0 < 40 Kurang Sekali 0 0 Jumlah Mean 71,7 80,5 Berdasarkan data hasil belajar awal kelas eksperimen dan kontrol di atas, perbandingan rata-rata hasil belajar awal kelas kontrol dan eksperimen yaitu 71,7 dn 80,5. Hal ini berarti hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan ada peningkatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar akhir pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Berikut ini visualisasi perbandingan hasil belajar akhir kelas kontrol dan eksperimen yang disajikan dalam bentuk gambar diagram batang. 25 Hasil Belajar Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen F R E K U E N S I < 40 KUALIFIKASI NILAI Kelas Kontrol Kelas Ekesperimen Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen Analisis Data Berdasarkan data yang diperoleh dari tes hasil belajar awal dan hasil belajar akhir, maka dapat diperoleh data gain score. Gain score ini diperoleh dari

9 selisih pada antara pretes dan postes. Gain score inilah yang digunakan untuk uji prasyarat dan uji hipotesis. a. Uji Prasyarat Sebelum dilakukan uji t-test, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat untuk pengujian hipotesis. Uji prasyarat tersebut meliputi uji normalitas dan homogenitas. 1) Uji Normalitas Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada taraf signifikansi 95% atau α = 0,05 dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Nilai sig. atau probabilitas < 0,05 H0 ditolak, maka sampel berdistribusi normal. 2. Nilai sig. atau probabilitas > 0,05 H0 diterima, maka sampel berdistribusi normal. Ringkasan hasil uji Kolmogorov-Smirnov disajikan dalam tabel berikut. Tabel Data Hasil Uji Normalitas Kelas Sign. Kesimpulan Eksperimen Normal Kontrol Normal Berdasarkan hasil uji normalitas pada taraf signifikansi 95% atau α = 0,05, diperoleh nilai signifikansi 0,100 untuk kelas eksperimen, sehingga dapat disimpulkan bahwa data gain score pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Sedangakan pada kelas kontrol menunjukkan signifikansi 0,200 dan dapat disimpulkan bahwa data gain score pada kelas kontrol juga berdistribusi normal. Uji Homogenitas Uji homogenitas menggunakan uji Levene pada taraf signifikansi 95% atau α = 0,05 dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Jika nila sig. atau probabilitas < 0,05 H0 ditolak berarti kedua varian berbeda secara signifikan. 2. Jika nilai sig. atau probabilitas > 0,05 H0 diterima berarti kedua varian adalah homogen.

10 Ringkasan hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Data Hasil Uji Homogenitas Sign. FLevene Kondisi Kesimpulan Sign.>α Homogen Berdasarkan hasil uji Levene diperoleh signifikansi 0,080, sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berasal dari populasi yang homogen karena hasil signifikannsi > 0,05. Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan homogenitas, berdasarkan hasil gain score diatas kemudian dilakukan uji hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan uji-t. Uji-t digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah diajukan diterima atau ditolak. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H1: ada pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran Cooperative Script terhadap hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS di SMA Panjura Malang. H0: tidak ada pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran Cooperative Script terhadap hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS di SMA Panjura Malang. Pedoman dalam pengambilan keputusan untuk Independent Sampel T-test adalah: Jika nilai sig. Atau signifikansi < 0,05 dan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol maka H0 ditolak Jika Jika nilai sig. Atau signifikansi > 0,05 dan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih rendah daripada kelas kontrol maka H0 diterima Hasil analisis data yang menggunakan uji t independen (Independent Sampel T-test) dengan bantuan SPSS for Windows, dapat dilhat pada tabel sebagai berikut.

11 Tabel Data Uji t Gain Score Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelompok Jumlah Siswa Rata-rata Eksperimen 26 25,07 Sig..032 Kontrol 26 21,34 Berdasarkan data hasil uji t pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa taraf signifikansi 0,032 dan rata-rata kelas eksperimen (25,07) lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (21,34). Hal ini berarti H0 yang berbunyi tidak ada pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran Cooperative Script terhadap hasil belajar geografi kelas XI IPS di SMA Panjura Malang ditolak, sehingga ada pengaruh penerapan model pembelajaran Cooperative Script terhadap hasil belajar geografi kelas XI IPS di SMA Panjura Malang. PEMBAHASAN Pembelajaran yang baik adalah adanya interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Kegiatan pembelajaran yang baik tidak hanya berpusat pada guru, akan tetapi berpusat pada siswa sesuai dengan kurikulum KTSP Disini siswa dapat berperan aktif dan dapat membangun sendiri pengetahuannya dengan berdiskusi dengan temannya,sehingga kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih bermakna. Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah model pembelajaran Cooperative Script. Di dalam pelaksanaan model pembelajaran Cooperative Script setiap siswa berperan aktif. Hal ini sesuai dengan sintaks model pembelajaran Cooperative Script bahwa setiap siswa mendapat peran, baik sebagai pembicara maupun pendengar. Peran sebagai pembicara dan pendengar awalnya ditentukan oleh guru. Kemudian, siswa bertukar peran, yang semula menjadi pembicara menjadi pendengar dan sebaliknya. Selain itu, dalam model pembelajaran Cooperative Script kelompok dipilih secara heterogen, sehingga siswa dapat memperoleh informasi dari siswa lainnya.

12 Kegiatan pembelajaran di SMA Panjura pada mata pelajaran geografi selama ini masih cenderung menggunakan metode ceramah, diskusi kelompok dan presentasi. Akan tetapi, dalam kegiatan diskusi kelompok tidak semua siswa yang terlibat aktif di dalamnya. Sehingga, konsep pembelajaran menurut KTSP belum berjalan secara optimal. Hal ini berdampak pada perolehan hasil belajar siswa. Hasil belajar yang baik bebrati keberhasilan di dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang mampu memotivasi siswa agar siswa bersemangat dalam belajar sehingga berperan aktif didalamnya. Pada penelitian ini, kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi perlakuan yang berbeda, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda. Dalam kegiatan pembelajaran, kelas eksperimen menguunkana model pembelajaran Cooperative Script, sedangkan kelas kontrol menggunakan model konvensioanal yaitu ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Dari hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut diperoleh gain score yang kemudian dianalisis. Menurut Purwanto (2005:27) hasil belajar geografi adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran geografi dan dapat dinyatakan dalam bentuk nilai (angka). Hasil belajar geografi yang diperoleh siswa mencerminkan taraf penguasaan mater geografi yang telah diberikan pada saat kegiatan pembelajaran. Dalam penelitian ini hanya menekannkan hasil belajar kognitif siswa yang diukur hanya tingkat pemahaman sampai tingkat analisis, sesuai dengan indikator dari Kompetensi Dasar. (Uno, 2006:35) menyatakan kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkatan paling rendah (pengetahuan) sampai ketingkat yang paling tinggi (evaluasi). Materi dalam mata pelajaran geografi sangat sesuai untuk diterapkan model pembelajaran Cooperative Script, karena hampir semua materi geografi hafalan. Akan tetapi, siswa sering lupa dengan apa yang telah mereka pelajari karena terlalu banyak yang harus mereka hafalkan. Sehingga, dengan model

13 pembelajaran Cooperative Script diharapkan dapat meningkatkan daya ingat siswa, karena siswa dituntut untuk mencari sendiri ide-ide pokoknya yang kemudian di sampaikan ke teman kelompoknya. Penggunaan model pembelajaran Cooperative Script memberikan banyak manfaat bagi siswa di SMA Panjura Malang. Hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan oleh guru dengan model pembelajaran Cooperative Script. Selain itu dibandingkan penerapan model pembelajaran Cooperative Script memiliki rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional. Model pembelajaran Cooperative Script dapat melatih tanggung jawab siswa karena masing-masing siswa mendapat materi yang berbeda dengan pasangannya sehingga setiap siswa berkewajiban memahami materi dan dapat menjelaskan kepada pasangannya, dan dapat memperluas perolehan cakupan materi, karena siswa akan mendapat informasi dan pengetahuan dari pasangannya. Dari hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa pembelajaran geografi dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata lain, perolehan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script lebih baik daripada perolehan hasil belajar dengan menggunakan metode yang digunakan oleh guru yaitu konvensional.

14 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil analisis data yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Cooperative Script terhadap hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS di SMA Panjura Malang. Sehingga pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperative Script lebih efektif terhadap hasil belajar dibandingan dengan pembelajaran yang biasa digunakan. Saran Setelah dilakukan penelitian ini, saran yang dapat diajukan yaitu sebagai berikut. Pertama, disarankan untuk guru agar menggunakan model pembelajaran Cooperative Script dalam kegiatan pembelajaran karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kedua, sekolah juga harus memfasilitasi dengan mengadakan pelatihan terhadap guru karena salah satu hambatan yang dialami oleh para tenaga pendidik adalah minimnya keterampilan dalam menggunakan model pembelajaran yang inovatif, sehingga perlu adanya dukungan dari sekolah terkait dalam peningkatan kualitas pembelajaran yang berpebgaruh terhadap hasil belajar siswanya. Ketiga, untuk peneliti lanjut dapat melakukan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran Cooperative Script terhadap hasil belajar siswa. Akan tetapi, peneliti lanjut dapat menambah variabel yang lainnya, misal pemahaman konsep, keaktifan siswa, dan lain-lain dengan materi dan tempat penelitian yang berbda pula. DAFTAR RUJUKAN Arnyana, I.B.P Pengembangan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah di pandu Strategi Kooperatif Serta pengaruh Implementasinya terhadap Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar Peserta didik SMA Pada Pelajaran Ekosistem. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Hamadi, heru Metode Pembelajaran Skrip Kooperative (Cooperative Script). (online), ( diakses 10 November 2012

15 Jacobs, G.M., Lee, G.S., & Ball, j Learning Cooperative Learning Via Cooperative Learning: A Sourcebook of Lesson Plants for Teacher Education on Cooperative Learning. Singapore: SEAMEO Regional Language Center. Latif, Amirudin Pengaruh Pembelajaran Cooperative Script Dipadu Dengan Pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Biologi Peserta didik Kelas X MAN 3 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Purwanto, Edy Evaluasi Proses dan Hasil dalam Pembelajaran-Aplikasi dalam Studi Geografi. Malang: Universitas Negeri Malang. Slavin, R.E Educational Psychology: Theory Into Practice. 6 th Edition. Buston: Allyn and Bacon. Slavin, R.E Cooperative Learning: theory, research, and practice (London:Allyman bacon,2005). Bandung: Nusa Media Uno, Hamzah Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Tiara Irmawati Budi Handoyo Purwanto Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG 1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG Boby Setyawan 1), Marhadi Slamet Kistiyanto 2), Budijanto 3) bobyseyawan_geografium@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 3 November 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Abdul Wakhid

Lebih terperinci

Rika Hajizah Purba 1, Ach. Fatchan 2, Singgih Susilo

Rika Hajizah Purba 1, Ach. Fatchan 2, Singgih Susilo PENGARUH KOMBINASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL DAN MINAT BELAJAR GEOGRAFI SISWA MAN REJOTANGAN KABU- PATEN TULUNGAGUNG Rika Hajizah Purba 1, Ach. Fatchan 2,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Reward dan Punishment Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Penyajian Data Sebelum diuraikan tentang hasil pengelolaan data dan analisis data, maka terlebih dahulu peneliti mengemukakan kembali masalah

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN Wahyu Wijayanti 1, Sudarno Herlambang, dan Marhadi Slamet K 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian eksperimen semu dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Tempat dan Waktu Penelitiaan 3.1.1 Jenis Penelitiaan Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design. Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experimental. Quasi experiment atau eksperimen semu merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis eksperimen semu (Quasi Experiment). Eksperimen semu (Quasi Experiment)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan pada siswa XI IPS 2 dan XI IPS 3 SMA Negeri I Pabelan semester 1. SMA Negeri I Pabelan merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 11 kelas

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI SISTEM PERNAFASAN SISWAKELAS XI SMA NEGERI 1 GEYER

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Mikro Ekonomi Kompetensi Dasar Teori dan Biaya Produksi Mahasiswa Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pada dasarnya penelitian dilakukan untuk mendapatkan data demi tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yang bersangkutan. Oleh sebab itu, untuk memperoleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan 32 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk memperoleh data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB IV. A. Deskripsi dan Analisis Data 1. Deskripsi Data

BAB IV. A. Deskripsi dan Analisis Data 1. Deskripsi Data BAB IV A. Deskripsi dan Analisis Data 1. Deskripsi Data Pada analisis uji coba instrumen terdiri dari 15 butir soal setelah di analisis diperoleh 10 butir soal yang valid dan 5 butir soal yang tidak valid.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Sugiyono (00:07) mengemukakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

Puger Honggowiyono, Dedy Arif Budiawan

Puger Honggowiyono, Dedy Arif Budiawan Honggowiyono, Arif Budiman; Perbedaan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Expert Group Dengan Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Mata Pelajaran Jaringan Dasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. benar-benar untuk melihat hubungan sebab-akibat dimana perlakuan yang

BAB III METODE PENELITIAN. benar-benar untuk melihat hubungan sebab-akibat dimana perlakuan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Russeffendi (2005:35) menyatakan bahwa Penelitian eksperimen atau percobaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental Design (quasi eksperimen) dengan melihat efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dari penelitian ini terdiri dari dua variabel terdiri dari variabel terikat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square Terhadap Pemahaman Konsep Pada Pokok Bahasan Usaha Dan Energi Siswa VIII SMP Negeri 9 Palu Jumarni, Marungkil Pasaribu dan Hendrik Arung Lamba

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh pembelajaran melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group Design

Lebih terperinci

A. Deskripsi Proses Penelitian

A. Deskripsi Proses Penelitian BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGGUNAAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION (GI) A. Deskripsi Proses Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 28 April sampai dengan 28 Mei 2014, bertempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan design Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan eksperimental, yang bertujuan untuk menyelidiki adanya kemungkinan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester II SDN Dukuh 02 Kota Salatiga berjumlah 34 dan SDN Dukuh 05 Kota Salatiga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen semu (Quasi experiment), dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DAN ARTIKULASI MATERI GERAK TUMBUHAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DAN ARTIKULASI MATERI GERAK TUMBUHAN PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DAN ARTIKULASI MATERI GERAK TUMBUHAN (Pada Siswa Kelas VIII SMP NEGERI 2 MOJOGEDANG Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membedakan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membedakan. III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membedakan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbedaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan 64 III. METODE PENELITIAN Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, teknik pengumpulan data, definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dengan strategi Think Talk Write

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi eksperimen) adalah jenis komparasi yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN Nila Mutia Dewi*, Kadim Masjkur, Chusnana I.Y Universitas Negeri Malang Jalan Semarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07 tahun ajaran 2015/2016. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pra Penelitian a. Sampel Penelitian Penelitian terkait dengan perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada uraian bab ini akan dipaparkan tentang hasil ujicoba instrumen, hasil penelitian, analisis data dan pembahasan. Data yang diolah adalah data hasil observasi

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI-IS MA MUHAMMADIYAH 2 PACIRAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI-IS MA MUHAMMADIYAH 2 PACIRAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI-IS MA MUHAMMADIYAH 2 PACIRAN Widya Astuti 1), Budi Handoyo 2), Mustofa 2) Prodi Pendidikan Geografi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang 28 BAB III Metodologi Penelitian 3.1. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan pemahaman matematis siswa SMA IPS melalui pembelajaran dengan pendekatan Contextual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran cooperative script, model pembelajaran cooperative Numbered Head Together (NHT) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan dari tanggal 16-19 November 2012 di SMA Negeri 2 Sumedang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakter penguasaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dari bulan Februari sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri A Surakarta yang merupakan salah satu sekolah favorit dengan berbagai pencapaian prestasi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTIONS STUDENTS HAVE

PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTIONS STUDENTS HAVE 0 PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTIONS STUDENTS HAVE DAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 04 SAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT ditinjau dari

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TINAMBUNG 1 Fitrah Razak, 2 Rezki Amaliyah AR 1,2 Universitas Sulawesi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Eksperimen dapat diartikan sebagai proses penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bandar Lampung. Kelas VIII di SMP Negeri 24 Bandar Lampung terdiri dari

METODE PENELITIAN. Bandar Lampung. Kelas VIII di SMP Negeri 24 Bandar Lampung terdiri dari 1 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Bandar Lampung. Kelas VIII di SMP Negeri 4 Bandar Lampung terdiri dari sepuluh kelas,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas X-7, X-8, X-9 SMA Negeri Kebakkramat yang beralamat di Jalan Nangsri, Kecamatan Kebakkramat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode peer lessons terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi pokok

Lebih terperinci

Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2, J. P. Buranda 3, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang

Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2, J. P. Buranda 3, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 KEDIRI Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 0R2R : 0R3R : 0R4R : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen menurut Sugiyono (2011:77)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN O X O BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design, yang merupakan bentuk desain dari Quasi Eksperimental, di mana subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KHUSUSNYA PADA MAPEL FIKIH

BAB IV METODE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KHUSUSNYA PADA MAPEL FIKIH BAB IV METODE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KHUSUSNYA PADA MAPEL FIKIH A. Deskripsi Proses Penelitian 1. Kondisi awal penelitian Siswa MI Miftahussyibyan genuk dalam kegiatan

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester genap SDN Kandangan 03 yang berjumlah 25 siswa dan SDN Polosiri 01 yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Nglinduk yang beralamatkan di dusun Kandangan Desa Nglinduk Kecamatan Gabus Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi eksperimental adalah desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol tetapi

Lebih terperinci

Widiya Sholichah 1 Sudarno Herlambang 2 Purwanto 3 Universitas Negeri Malang

Widiya Sholichah 1 Sudarno Herlambang 2 Purwanto 3 Universitas Negeri Malang Pengaruh Integrasi Model Pembelajaran ARIAS dengan Team Assisted Individualization Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS Pada Mata Pelajaran Geogarfi SMA Negeri 10 Malang Widiya Sholichah 1 Sudarno

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Eksperimen semu adalah jenis komparasi yang membandingkan pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian eksperimen untuk mengkaji pengaruh model Cooperative Learning tipe CIRC terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi. Kata komparasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi. Kata komparasi dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi. Kata komparasi dalam bahasa Inggris comparation,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N I BERGAS yang beralamat di Karangjati, Kec. Bergas, Kab. Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Ruseffendi (2010, hlm. 35) mengemukakan, Penelitian eksperimen atau percobaan adalah penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBASIS LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBASIS LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBASIS LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI Syifa Saputra 1 1 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini penulis memaparkan hasil penelitian yang mencakup deskripsi data hasil penelitian, uji persyaratan, pengujian hipotesis, pembahasan dan keterbatasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III semester II SD Kristen Satya Wacana. Kelas III dibagi menjadi dua kelas paralel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, Sugiyono (2004, hlm. 1), metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada penelitian ini dikembangkan bahan ajar dalam bentuk komik. Komik ini divalidasi oleh dua dosen ahli materi dan dua orang guru seni rupa sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan pada subbab 1.3, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk Penelitian Kuantitatif dengan metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk Penelitian Kuantitatif dengan metode quasi 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk Penelitian Kuantitatif dengan metode quasi experiment. Desain ini akan mengukur pengaruh metode simulasi pada materi sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan jumlah dan kategori ranah dari pertanyaan yang diajukan siswa adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Menurut Endang Mulyatiningsih (2011: 87) kuasi eksperimen untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X SMA N 1 Sukahaji Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan setelah peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian eksperimen semu (Quasy Experimental Design). Eksperimen semu merupakan pengembangan dari eksperimen murni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semu yaitu desain eksperimen dengan kelompok kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Eksperimen. Sugiyono, (2010: 107) penelitian Eksperimental (Experimental Research),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1. 3.1. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experiment. Quasi experiment atau disebut juga eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pendidikan merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Cara yang dilakukan yaitu dengan mengenakan kepada satu kelompok eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dari uraian metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semua yaitudesain eksperimen dengan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian the matching only pretest-posttest control group design (Fraenkel

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA TERPADU BERBASIS MODEL CONNECTED TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs N YOGYAKARTA II

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA TERPADU BERBASIS MODEL CONNECTED TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs N YOGYAKARTA II EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA TERPADU BERBASIS MODEL CONNECTED TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs N YOGYAKARTA II Sulistiyawati dan Erwin Fertina Jurusan Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK Dwi Sulistyaningsih Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional.

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional. 126 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Maret sampai dengan 12 Mei 2016 terhadap penilaian siswa yang diajar guru PAI yang belum tersertifikasi dan sudah

Lebih terperinci

Kata Kunci : Hasil Belajar Sosiologi, Metode Group Investigation (GI), Metode Team Game Tournament (TGT)

Kata Kunci : Hasil Belajar Sosiologi, Metode Group Investigation (GI), Metode Team Game Tournament (TGT) KOMPARASI METODE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN METODE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH KARANGANYAR Linda Ayu Widya Safitri.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang memiliki tujuan untuk melihat pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen (Experimental research) jenis Pre-Experimental Designs (nondesigns). Peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan menggunaan analisis data kuantitatif. Menurut Yatim Riyanto (1996:28-40), penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji pendekatan pembelajaran MEAs terhadap peningkatan literasi matematis siswa. Berdasarkan pertimbangan bahwa kelas

Lebih terperinci

PENGARUH COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MALANG

PENGARUH COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MALANG PENGARUH COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MALANG Yessy Perdanasari Suwardi 1, Marhadi Slamet Kistiyanto 2, Satti Wagistina 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 27 Bandung. Adapun pertimbangan dan alasan dilakukan penelitian

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS Septi Hidayatun 11144100024 Pendidikan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen. Definisi eksperimen menurut Nazir (2005 :63) adalah «observasi

Lebih terperinci