PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS"

Transkripsi

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Mikro Ekonomi Kompetensi Dasar Teori dan Biaya Produksi Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Semester II Universitas Kuningan Tahun Akademik 2013/2014) Oleh : Atin Nuryatin Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan kemampuan kritis mahasiswa pada pengukuran awal (pretest) dengan pengukuran akhir (post test) pada kelas eksperimen, perbedaan kemampuan kritis mahasiswa pada pengukuran awal (pre test) dengan pengukuran akhir (posttest) pada kelas kontrol yang model pembelajaran konvensional dan peningkatan kemampuan kritis mahasiswa setelah pengukuran akhir (post test). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dan uji dua rerata karena penelitian ini adalah berupaya mengungkapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap kemampuan berfikir kritis.lokasi penelitian dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Ekonomi Semester II tahun akademik 2013/2014 yang berjumlah 62 siswa. Metode pengolahan data uji t. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada pengukuran awal dengan akhir di kelas eksperimen dan kelas control, tidak terdapat perbedaan pada pengukuran akhir antara kelas eksperimen dengan kelas control, terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis antara mahasiswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dengan model pembelajaran konvensional. Artinya model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation berpengaruh positif dalam meningkatkan. Pembelajaran yang aktif dapat memberikan pengalaman langsung untuk membangun pengetahuan sendiri yang melibatkan pembentukan konsep, aplikasi, analisis, menilai informasi yang terkumpul dalam memecahkan masalah sehingga pengembangan keterampilan berpikir kritis juga akan sangat mudah dikembangkan dari tahap yang rendah ketahap yang paling tinggi. PENDAHULUAN Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menjadi sentra pembangunan SDM. Harapan pendidikan terhadap perguruan tinggi dalam menciptakan SDM yang berkualitas nampaknya belum sepenuhnya tercapai dengan optimal, mahasiswa seringkali hanya menunjukan penguasaan salah satu aspek pembelajaran pada tataran keterampilan berpikir tingkat rendah yaitu mengingat/menghafal. Padahal keterampilan berpikir sebagai bagian dari life skill yang diharapkan oleh pemerintah terhadap pendidikan tinggi adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi, yang salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis menjadi kompetensi yang harus dicapai serta alat yang diperlukan dalam mengkonstruksi pengetahuan. Namun pada kenyataannya yang berlangsung hingga saat ini, praksis pembelajaran masih berorientasi dan terfokus pada paradigma penerusan informasi dari dosen kepada mahasiswa sehingga dosen masih mendominasi proses pembelajaran yang pada akhirnya hasil belajar yang dicapai belum optimal. Faktor yang diduga menyebabkan permasalahan di atas adalah pemilihan model/metode pembelajaran yang kurang tepat. Model dan metode pembelajaran banyak

2 macamnya, sehingga pemilihan dan penerapan model serta metode yang tepat bagi suatu pembelajaran tentunya akan memberikan output yang maksimal, sehingga mahasiswa akan lebih mudah memahami materi yang diberikan dosen dan berdampak pada peningkatan hasil belajar. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas eksperimen yang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation? 2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas kontrol yang Metode Pembelajaran Konvensional? 3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis dalam pengukuran akhir antara kelas eksperimen yang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dengan kelas kontrol yang metode konvensional? 4. Apakah terdapat perbedaan peningkatan (gain) kemampuan berfikir kritis antara kelas eksperimen yang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dengan kelas kontrol yang metode konvensional? TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mendeskripsikan perbedaan kemampuan berfikir kritis pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas eksperimen yang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation. 2. Untuk mendeskripsikan perbedaan kemampuan berfikir kritis pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas kontrol yang Metode Pembelajaran Konvensional. 3. Untuk mendeskripsikan perbedaan kemampuan berfikir kritis dalam pengukuran akhir antara kelas eksperimen yang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dengan kelas kontrol yang metode konvensional. 4. Untuk mendeskripsikan terdapat perbedaan peningkatan (gain) kemampuan berfikir kritis antara kelas eksperimen yang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dengan kelas kontrol yang metode konvensional. MANFAAT PENELITIAN 1. Kegunaan Akademik (Teoritik) Dalam tataran konseptual, hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai salah satu bahan kajian dalam perkembangan ilmu pendidikan diantaranya : a. Memberikan opsi metode pembelajaran efektif yang mampu mengembangkan kemampuan berfnikir kritis mahasiswa. b. Memberikan motivasi untuk membuat metode-metode pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif. c. Sebagai referensi bahan kajian dan acuan untuk penelitian sejenis. 2. Kegunaan Praktis (Empirik) Dalam tataran praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan yang komprehensif sehingga penelitian ini dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: a. Memperluas wawasan keilmuan bagi peneliti

3 sehingga dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk mencoba menganalisa fakta, gejala dan peristiwa yang terjadi dan diambil suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan secara objektif dan ilmiah. b. Sebagai bahan masukan bagi dosen dan guru-guru ekonomi dalam mencari alternatif metode pembelajaran untuk menciptakan situasi yang kondusif dalam proses belajar mengajar. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memotivasi dosen dalam memodifikasi kebiasaan mengajarnya c. Bagi mahasiswa hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis melalui peningkatan kompetensi bertanya, mengeluarkan pendapat, dan menganalisis berbagai permasalahan sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan dilandasi argumentasi yang tepat. LANDASAN TEORI Berpikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah pada suatu tujuan. Ciri-ciri yang terutama dari berpikir adalah adanya abstraksi. Abstraksi dalam hal ini berarti anggapan lepasnya kualitas atau relasi dari benda-benda, kejadiankejadian dan situasi-situasi yang mulamula dihadapi sebagai kenyataan (Ngalim Purwanto, 1990: 43). Kemampuan berpikir merupakan kegiatan penalaran yang reflektif, kritis, dan kreatif yang berorientasi pada suatu proses intelektual yang melibatkan pembentukan konsep, aplikasi, analisis, menilai informasi yang terkumpul atau dihasilkan melalui pengamatan, pengalaman, refleksi, pentaakulan, atau komunikasi sebagai landasan kepada satu keyakinan (kepercayaan) dan tindakan (Iskandar, 2009: 86). Berpikir kritis dapat dipandang sebagai kemampuan berpikir siswa untuk membandingkan dua atau lebih informasi yang dimiliki. Bila terdapat perbedaan atau persamaan, maka ia akan mengajukan pertanyaan atau komentar dengan tujuan untuk mendapatkan penjelasan. Menurut Ennis (dalam Gestalt) berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan. Kemampuan berpikir kritis mencerminkan kemampuan untuk membuat suatu penilaian yang rasional atau beralasan. Biasanya kriteria untuk menilai suatu kualitas sesuatu, produk ide atau gagasan. Jadi, intinya adalah tatakrama berpikir yang digunakan seseorang untuk mengukur atau menilai validitas/kebenaran sesuatu seperti pernyataan, kisah, argumen, penelitian dan lain-lain. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2010: 37). Salah satu metode spesialisasi tugas dalam pembelajaran kooperatif adalah Group Investigation. Secara umum perencanaan pengorganisasian kelas dengan teknik kooperatif GI adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, kemudian membuat atau menghasilkan laporan kelompok. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan atau memamerkan laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar inforamsi temuan mereka.

4 HIPOTESIS 1. Terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas eksperimen yang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation. 2. Terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas kontrol yang Metode Pembelajaran Konvensional. 3. Terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis dalam pengukuran akhir antara kelas eksperimen yang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dengan kelas kontrol yang metode konvensional. 4. terdapat perbedaan peningkatan (gain) kemampuan berfikir kritis antara kelas eksperimen yang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dengan kelas kontrol yang metode konvensional. METODE PENELITIAN Subjek Penelitian : mahasiswa semester 2 Pendidikan Ekonomi Universitas Kuningan tahun akademik yang berjumlah 62 orang yang terbagi menjadi dua kelas Metode Penelitian : Quasi Eksperimen Desain Penelitian : Pretest Postest Control Group Design Sumber Data dan Unit Analisis : Mahasiswa semester 2 Pendidikan Ekonomi Teknik Pengumpulan : Test, observasi, dan studi pustaka Data Populasi : mahasiswa semester 2 Pendidikan Ekonomi Universitas Kuningan tahun akademik yang berjumlah 62 orang yang terbagi menjadi dua kelas Sampel : Mahasiswa kelas A dan B tingkat I masing-masing 31 orang. Seluruh populasi dijadikan sampel Teknik Analisis Data : a. Uji Normalitas b. Uji Homogentitas c. Uji t Uji Penelitian Instrumen : a. Uji Validitas (4 dari 20 item pertanyaan tidak valid) b. Uji Kesukaran Soal (75% soal sedang, 25% soal sukar dan tidak ada soal mudah) c. Uji Daya Pembeda (85% soal dapat membedakan mahasiswa yg berkemampuan tinggi dengan yg berkemampuan rendah. 55% option yang digunakan baik, hanya 20% option soal yang tidak terpakai). d. Uji Reliabilitas (Keandalan soal termasuk kategori sedang (0.423). Uji Analisis Persyaratan : a. Uji Normalitas (Data yang diambil mengikuti distribusi yang telah ditetapkan) Chi Asymp. Kelas Kriteria Square Sig Pretest 9,826 0,425 Normal Eksperimen Postest 11,226 0,34 Normal

5 Kontrol Pretest 7,387 0,597 Normal Postest 10,613 0,303 Normal b. Uji Homogenitas (Mahasiswa kedua kelas berasal dari populasi yang memiliki varians sama) Kelas Lavene Statics Sig Kriteria Eksperimen 0,824 0,368 Homogen Kontrol 0,121 0,730 Homogen HASIL PENELITIAN Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t atau uji kesamaan dua rerata melalui Paired Sample T-test dan Independent Sample Test untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe GI terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Pengujian Hipotesis Pengujian F test Sig. t Sig. (2- tailed) Pretest Eksperimen dg Kontrol 0,635 0,429 0,386 0,02 Pretest dan Postes Eksperimen , Pretest dan Postes Kontrol , Postes Eksperimen dan kontrol 0, ,626 0,534 N gain Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas, dapat digambarkan hasil pengujian hipotesis sebagai berikut: 1. Hasil Uji Hipotesis Pretes Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol Nilai rata-rata pretest dikelas kontrol 43,7097 sedangkan nilai rata-rata pretest kemampuan berpikir kritis mahasiswa di kelas eksperimen 36,45 sehingga pretes dikelas kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan pretes di kelas eksperimen. Akan tetapi, Uji t menunjukkan bahwa harga t hitung sebesar 0,386 dan t tabel sebesar 2,36. Karena t hitung > t tabel, artinya bahwa nilai t yang diperoleh dari analisis lebih besar dari pada nilai t yang terdapat pada tabel pada taraf signifikansi 0,05, artinya terdapat perbedaan antara hasil belajar mahasiswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pendek kata bahwa kemampuan awal mahasiswa sebelum dilakukan atau diberikan pembelajaran itu sama. 2. Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa pada Pretes dan Postest di Kelas Eksperimen Nilai sebesar -7,030 dengan P value < 0.05 (α), artinya terdapat perbedaan rata-rata pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir. Nilai negatif pada menunjukan nilai awal lebih rendah dari nilai berikutnya. Pada saat menginput data, terlebih dahulu penulis menginput nilai pretes, sehingga dapat disimpulkan nilai rata-

6 rata kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada pengukuran awal lebih rendah dari pengukuran akhir. Dengan demikian, Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas eksperimen yang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dapat diterima. 3. Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa pada Pretes dan Postest di Kelas Kontrol Nilai sebesar -4,92 dengan P value < 0.05 (α), artinya terdapat perbedaan rata-rata pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir. Nilai negatif pada menunjukan nilai awal lebih rendah dari nilai berikutnya. Pada saat menginput data, terlebih dahulu penulis menginput nilai pretes, sehingga dapat disimpulkan nilai ratarata kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada pengukuran awal lebih rendah dari pengukuran akhir di kelas kontrol yang model pembelajaran konvensional. Dengan demikian Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas kontrol yang Model Pembelajaran Konvensional dapat diterima. 4. Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis pada Postest antara Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol Hasil output pada asumsi dengan variance sama (equal variance assumed) atau variance tidak sama (equal variance not assumed) menunjukan nilai F sebesar 0,173 dengan probabilitas 0,679, karena nilai probabilitas 0.679>0,05 (α), artinya variance kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada kelas eksperimen identik dengan variance kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada kelas kontrol. Oleh karena hasil Lavene's Test menunjukkan bahwa variance kedua kelompok sama, maka analisis T test asumsi Equal variance yaitu dengan melihat t hitung atau P value. Nilai t pada asumsi variance yang sama yaitu sebesar 0,626 dan probabilitas 0,534. Karena nilai probabilitas > 0,05 (α), maka tidak signifikan, artinya bahwa rata-rata perbedaan kemampuan berpikir kritis mahasiswa setelah mendapat perlakukan di kedua kelas tidak berbeda secara statistik. Jadi hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis mahasiswa antara mahasiswa yang belajar model pembelajaran kooperatif dengan metode konvensional tidak dapat ditolak. Dengan kata lain, Hipotesis 3 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis dalam pengukuran akhir antara kelas eksperimen yang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dengan kelas kontrol yang metode konvensional ditolak. 5. Perbedaan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis antara Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol Data N-gain diperoleh dari hasil perhitungan dengan data dari pretest dan posttest. N-gain menunjukan peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa setelah mengikuti model pembelajaran. Setelah data hasil pretest dan posttest dari kedua kelompok didapat kemudian diolah untuk mengetahui peningkatan yang model pembelajaran konvensional (ceramah) dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI.

7 Eksperimen Kontrol Tabel 4.6. Normal Gain Kelas Mean N-Gain Pretest 36,45 Postest 55,98 Pretest 43,71 Postest 54,03 0,29 0,17 Dari tabel 4.6. di atas nampak bahwa nilai n-gain pada kedua kelas, baik kelas ekperimen maupun kelas kontrol < 0.3, artinya bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan meningkat pada kategori rendah. N Gain yang diperoleh kemudian di uji, dan hasil output pada asumsi dengan variance sama (equal variance assumed) atau variance tidak sama (equal variance not assumed) menunjukan dari Uji Levene memberikan nilai F sebesar dengan probabilitas 0,708 yang berarti signifikan karena nilai probabilitas di atas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variance kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada kelas eksperimen identik dengan variance kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada kelas kontrol. Oleh karena hasil Lavene's Test menunjukkan bahwa variance kedua kelompok sama, maka analisis T test asumsi Equal variance yaitu dengan melihat t hitung atau P value. Nilai t hitung pada asumsi variance yang sama yaitu sebesar 2,330 dan probabilitas 0,023. Karena nilai probabilitas <0,05 maka signifikan, artinya bahwa rata-rata peningkatan setelah mendapat perlakukan di kedua kelas berbeda secara statistik. Jadi hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan peningkatan antara mahasiswa yang belajar model pembelajaran kooperatif dengan metode konvensional ditolak. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, pada awal pembelajaran antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen memiliki kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang berbeda. Hal ini disebabkan karena peneliti metode quasi eksperimen dan tidak melakukan randomisasi pada kelas yang dijadikan subjek penelitian. Penelitian dilakukan pada lingkungan yang sudah ada tanpa intervensi dari peneliti. Hasil pretes kelas kontrol lebih besar dari hasil pretes kelas eksperimen. Namun setelah dilakukan pembelajaran pada kedua kelas dengan perlakuan/metode pembelajaran yang berbeda, yaitu kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional sedangkan kelas eksperimen metode pembelajaran Grup Investigasi, maka diperoleh rata-rata postes kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata postes kelas kontrol. Berdasarkan hasil pengukuran akhir di kedua kelas, pengujian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara mahasiswa yang model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan mahasiswa yang model pembelajaran konvensional. Akan tetapi dilihat dari peningkatan kemampuan berpikir kritis ternyata peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa kelas eksperimen lebih besar dari peningkatan kemampuan berpikir kritis pada kelas kontrol. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya yang menyatakan bahwa pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe grup investigasi terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa di Prodi

8 Ekonomi Universitas Kuningan diterima atau terbukti sesuai dengan teori. Meningkatnya kemampuan berpikir kritis mahasiswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI dimungkinkan karena melalui pembelajaran kooperatif tipe GI mahasiswa diberikan kesempatan yang luas untuk berpartisipasi langsung dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan terhadap strategi pembelajaran, salah satu strategi pembelajaran yang dapat efektif meningkatkan kemampuan berfikir siswa adalah strategi belajar kooperatif (Suryadi, 1999: 128). Merujuk pada teori bahwa penggunaan model pembelajaran yang efektif dapat membantu seseorang untuk melatih keterampilan berpikirnya seperti yang ditunjukan pada hasil penelitian ini. Hal ini sesuai pada pendapat Slavin (1995) yang menyatakan bahwa : "Dalam mewujudkan suasana pembelajaran yang mendukung keterampilan berpikir kritis dalam memecahkan masalah kompleks bernuansa kerja sama, strategi pembelajaran kooperatif sebagai rancangan pembelajaran bernuansa kolaboratif sangat tepat digunakan". Pendapat tersebut dipertegas Coper & Robinson (dalam Bagus, 2005) bahwa "Strategi pembelajaran kooperatif diyakini mampu memberikan peluang untuk melakukan praktik pemecahan masalah belajar melalui interaksi sosial yang terjadi di dalamnya". Pendapat di atas memberikan makna bahwa model pembelajaran yang dibutuhkan untuk melatih keterampilan berpikir adalah model pembelajaran yang mampu memfasilitasi setiap tahap proses intelektual seseorang sehingga memungkinkan orang tersebut mengkonstruksi sendiri pengetahuannya sesuai dengan pengamatan dan pengalamannya. Model pembelajaran kooperatif tipe GI yang dilakukan penulis pada penelitian ini merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir mahasiswa karena pada model ini mahasiswa dilatih untuk menghadapi berbagai masalah, melakukan investigasi, menganalisis hasil investigasi dan menarik kesimpulan sehingga dapat memecahkan masalah serta mempresentasikan hasilnya. KESIMPULAN 1. Terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas eksperimen yang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor pretes termasuk kategori rendah namun setelah dilakukan model pembelajaran kooperatif tipe GI menunjukan peningkatan rata-rata postest termasuk kategori sedang. 2. Terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas kontrol yang Metode Pembelajaran Konvensional. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor pretes termasuk kategori rendah namun setelah dilakukan metode pembelajaran konvensional menunjukan peningkatan rata-rata postest termasuk kategori sedang. 3. Tidak terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis dalam pengukuran akhir antara kelas eksperimen yang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dengan kelas kontrol yang metode konvensional. Hal ini dilihat dapat dari nilai rata-rata postest kelas eksperimen lebih besar dari nilai rata posttest kelas kontrol tetapi dari hasil pengujian perbedaan tersebut tidak signifikan. 4. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis antara mahasiswa yang belajar model pembelajaran kooperatif dengan metode konvensional. Peningkatan kemampuan berpikir kritis

9 mahasiswa yang belajar model pembelajaran kooperatif lebih tinggi dari pada Peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang belajar model pembelajaran konvensional. SARAN 1. Dalam mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe GI perlu diperhatikan kesesuaian materi ajar, ketersediaan sarana dan prasarana, serta pembagian waktu secara seksama. Model pembelajaran ini cocok untuk materi ajar / mata kuliah yang berkaitan dengan isi, jenis dan tujuan mata kuliah yang menuntut mahasiswa mampu melakukan analisis terhadap masalah dan solusinya. 2. Model pembelajaran GI merupakan tipe model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks, untuk itu dibutuhkan penguasaan materi dan pengelolaan kelas yang baik dari para guru/dosen sebagai fasilitator dalam pembelajaran. 3. Mahasiswa diharapkan secara sungguh-sungguh berpartisipasi aktif dalam perkuliahan, sehingga pengetahuan yang diperoleh benar-benar melekat dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Inovasi-inovasi yang dilakukan oleh dosen bukan untuk menambah beban belajar mahasiswa, oleh karena itu dosen dan mahasiswa harus bekerja sama sehingga tujuan perkuliahan dapat tercapai dengan baik. Proses perkuliahan menjadi lebih terarah dan tidak membuang waktu dengan percuma. 4. Dalam proses perkuliahan diharapkan mahasiswa dilatih untuk terbiasa menghubungkan konsep-konsep pada materi yang dipelajari dengan data dan fakta yang terdapat dilingkungan sekitar serta menganalisisnya dengan baik sehingga dapat mengambil keputusan secara tepat. Hendaknya untuk penelitian lebih lanjut dapat dilengkapi dengan meneliti kemampuan berpikir lain, misalnya kemampuan berpikir kreatif. 5. Model pembelajaran konvensional dapat dilakukan dosen dengan mengeksploitasi atau dikreasikan menjadi suatu metode ceramah yang lebih menyenangkan melalui alat bantu media pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Bagus, Putu. A Ida Pengembangan Perangkat Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dipandu Strategi Belajar Kooperatif serta Pengaruh Implementasinya terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa SMA pada peljaran Ekosistem. Disertasi. Malang: PPS-UM Malang, Tidak diterbitkan. Iskandar Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Pers. Purwanto, Ngalim Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. Slavin, R.E. (2009). Cooperative Learning : Teori, Riset, dan Praktik (terjemahan). Nusa Media. Bandung. Sugiyanto Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : UNS Press.

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Kewirausahaan Tingkat II Tahun

Lebih terperinci

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X IIS di SMA Negeri

Lebih terperinci

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN BANTUAN LKS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI KELAS X AKUNTANSI Sriningsih Program

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 3 November 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Abdul Wakhid

Lebih terperinci

Kata Kunci : Hasil Belajar Sosiologi, Metode Group Investigation (GI), Metode Team Game Tournament (TGT)

Kata Kunci : Hasil Belajar Sosiologi, Metode Group Investigation (GI), Metode Team Game Tournament (TGT) KOMPARASI METODE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN METODE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH KARANGANYAR Linda Ayu Widya Safitri.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan 6162 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan komunikasi matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah Dasar Negeri Gendongan Kecamatan Tingkir. Subyek penelitian ini meliputi siswa kelas IV SD

Lebih terperinci

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian the matching only pretest-posttest control group design (Fraenkel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi eksperimental adalah desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol tetapi

Lebih terperinci

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR Sony Cornelis Lee dan Farida Nur Kumala Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNIKAMA sony.cornelis1994@gmail.com dan faridankumala@unikama.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bergas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang berlokasi di Desa Karangjati. Kelas

Lebih terperinci

PENEREPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TEAM GROUP TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR

PENEREPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TEAM GROUP TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR PENEREPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TEAM GROUP TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR Ibnu Prasetiyo, Eunice Widyanti S Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Lebih terperinci

BAB IV. A. Deskripsi dan Analisis Data 1. Deskripsi Data

BAB IV. A. Deskripsi dan Analisis Data 1. Deskripsi Data BAB IV A. Deskripsi dan Analisis Data 1. Deskripsi Data Pada analisis uji coba instrumen terdiri dari 15 butir soal setelah di analisis diperoleh 10 butir soal yang valid dan 5 butir soal yang tidak valid.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di 2 SD yaitu: SD N Secang 2 Magelang, Jln. Sukarman No. 3 Secang, kabupaten Magelang. Siswa kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan WhatsApp Messenger Sebagai Mobile Learning Terintegrasi Metode Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

Pengaruh Penggunaan WhatsApp Messenger Sebagai Mobile Learning Terintegrasi Metode Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pengaruh Penggunaan WhatsApp Messenger Sebagai Mobile Learning Terintegrasi Metode Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Sulistyaning Kartikawati, Hendrik Pratama Universitas PGRI Madiun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dari bulan Februari sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen

Lebih terperinci

A. Deskripsi Proses Penelitian

A. Deskripsi Proses Penelitian BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGGUNAAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION (GI) A. Deskripsi Proses Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 28 April sampai dengan 28 Mei 2014, bertempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan analisis siswa kelas XI IIS SMA Negeri 6 Bandung pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini menganalisa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa dengan penerapan pembelajaran melalui pendekatan Collaborative Problem Solving.

Lebih terperinci

Gilang Purnama 1, Dedi Rohendi 2, Purnawan 3

Gilang Purnama 1, Dedi Rohendi 2, Purnawan 3 218 PENERAPAN INTEGRATED COURSE WARE KATUP PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH PNEUMATIK DAN HIDROLIK D3 TEKNIK MESIN UPI Gilang Purnama 1, Dedi Rohendi 2, Purnawan 3

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN Wahyu Wijayanti 1, Sudarno Herlambang, dan Marhadi Slamet K 2

Lebih terperinci

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi Sayid Ali Rahmat, Marungkil Pasaribu dan I Wayan Darmadi e-mail: sayidalirahmat@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs Nego Linuhung 1), Satrio Wicaksono Sudarman 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dari penelitian ini terdiri dari dua variabel terdiri dari variabel terikat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

Lebih terperinci

PENGARUH CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG PENGARUH CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG Retno Nursanti, Kriswandani, Tri Nova Hasti Yunianta Progam Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen semu (Quasi experiment), dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini: 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menjelaskan maksud dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini: 1. Pada kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah 1. Pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok memiliki langkahlangkah pembelajaran yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan dari tanggal 16-19 November 2012 di SMA Negeri 2 Sumedang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakter penguasaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KHUSUSNYA PADA MAPEL FIKIH

BAB IV METODE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KHUSUSNYA PADA MAPEL FIKIH BAB IV METODE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KHUSUSNYA PADA MAPEL FIKIH A. Deskripsi Proses Penelitian 1. Kondisi awal penelitian Siswa MI Miftahussyibyan genuk dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pada dasarnya penelitian dilakukan untuk mendapatkan data demi tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yang bersangkutan. Oleh sebab itu, untuk memperoleh

Lebih terperinci

Eva Nuraisah 1, Riana Irawati 2, Nurdinah Hanifah 3. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No.

Eva Nuraisah 1, Riana Irawati 2, Nurdinah Hanifah 3. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No. Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PERBEDAAN PENGARUH PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Penelitian Kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep pada mata pelajaran ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V di SD Negeri Sumberejo 01 yang berjumlah 21 orang dengan rincian 12 orang putra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian yang digunakan adalah hubungan sebab akibat yang didalamnya ada dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 49 Bandung yang berlamat di Jalan Antapani No 58 Bandung. Dalam penelitian ini, yang menjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa nilai pretest dan posttest siswa dan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran. Data tersebut kemudian dianalisis melalui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental Design) dengan disain matching pretest-posttest control group design yaitu menggunakan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Tiara Irmawati Budi Handoyo Purwanto Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Eksperimen semu adalah jenis komparasi yang membandingkan pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SDN Gendongan 02 yang berjumlah 37 siswa yang menjadi kelas eksperimen. Jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dan metode deskriptif. Metode quasi experiment digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji pendekatan pembelajaran MEAs terhadap peningkatan literasi matematis siswa. Berdasarkan pertimbangan bahwa kelas

Lebih terperinci

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur Penerapan Model Student Team Achievement Divisions (STAD) Berbahan Ajar Geogebra untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Mata Pelajaran Kalkulus II Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kebonagung 03 sebagai kelompok eksperimen dan di SD Negeri Kebonagung 01 sebagai kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep akuntansi. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode eksperimen semu (quasi eksperimen)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N I BERGAS yang beralamat di Karangjati, Kec. Bergas, Kab. Semarang. Populasi

Lebih terperinci

Journal of Mechanical Engineering Learning

Journal of Mechanical Engineering Learning JMEL 3 (1) (014) Journal of Mechanical Engineering Learning http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jmel STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENTS) DAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan pada siswa XI IPS 2 dan XI IPS 3 SMA Negeri I Pabelan semester 1. SMA Negeri I Pabelan merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan sebab-akibat, dan untuk meneliti pengaruh dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta data hasil belajar siswa yang berupa nilai pre-test dan pos-test. Hasil dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta data hasil belajar siswa yang berupa nilai pre-test dan pos-test. Hasil dari 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang telah dilakukan dalam kegiatan pembelajaran menerapkan model pembelajaran Discovery, berupa data aktivitas belajar siswa serta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012 Tyas Wahyu Ningsih Universitas Negeri Malang Email :

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis, serta mengetahui kemandirian belajar matematis siswa

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Menurut Sugiyono (2012:3) menyatakan bahwa Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semua yaitudesain eksperimen dengan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Eksperimen 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Merujuk pada pendapat Sugiyono

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA ABSTRAK: El Indahnia Kamariyah Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Islam Madura elindahniakamariyah@fkip.uim.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experimental. Quasi experiment atau eksperimen semu merupakan

Lebih terperinci

Rika Hajizah Purba 1, Ach. Fatchan 2, Singgih Susilo

Rika Hajizah Purba 1, Ach. Fatchan 2, Singgih Susilo PENGARUH KOMBINASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL DAN MINAT BELAJAR GEOGRAFI SISWA MAN REJOTANGAN KABU- PATEN TULUNGAGUNG Rika Hajizah Purba 1, Ach. Fatchan 2,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean. berwawasan global, cinta bangsa dan negara.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean. berwawasan global, cinta bangsa dan negara. A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Godean yang terletak di Jl. Jae Sumantoro Sidoluhur Godean Sleman, merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pada penelitian eksperimen, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) menggunakan desain pretest-posttest control group design. Menurut Sugiyono (2012:

Lebih terperinci

Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0

Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0 Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0 STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif eksperimen dengan desain penelitian post test only control design. Subjek penelitian yang dipilih

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O

Kelas Eksperimen : O X O 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini merupakan penelitian Quasi-Eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan operasionalnya: 1. Model Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencaari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada dua SD Negeri yang terletak di Desa Balesari dan Desa Campuranom, Kecamatan Bansari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester II SDN Dukuh 02 Kota Salatiga berjumlah 34 dan SDN Dukuh 05 Kota Salatiga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini dibahas hasil penelitian dengan analisis data yang diperoleh, perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2015, hlm. 6), metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan

Lebih terperinci

Soepri Tjahjono Moedji Widodo ABSTRAK

Soepri Tjahjono Moedji Widodo ABSTRAK EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA MATA KULIAH KOMUNIKASI DAN KONSELING MAHASISWA PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN SEMESTER II UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA Soepri Tjahjono Moedji

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 01/013 Ermawati dan Rita Juliani Jurusan Fisika Fisika Universitas Negeri Medan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN INVESTIGASI MATEMATIKA SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN INVESTIGASI MATEMATIKA SISWA βeta p-issn: 2085-5893 e-issn: 2541-0458 Vol. 7 No. 1 (Mei) 2014, Hal. 1-12 βeta 2014 DOI: http://dx.doi.org/10.20414/betajtm.v9i2.7 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group Design

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG 1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG Boby Setyawan 1), Marhadi Slamet Kistiyanto 2), Budijanto 3) bobyseyawan_geografium@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Eksperimen dapat diartikan sebagai proses penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu. Metode eksperimen semu dapat memberikan informasi yang merupakan perkiraan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG Fatima Batubara dan Karya Sinulingga Program Studi Pendidikan FMIPA Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi eksperimen) yaitu metode yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan (treatment)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 77) desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan 62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan sebanyak lima kali pertemuan yaitu pertemuan pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk jenis quasi eksperimen atau eksperimen semu dengan kualitatif-deskriptif untuk mengetahui proses berpikir siswa. Menurut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Salatiga, SMP Negeri 7 adalah salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga yang terletak dijalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental, kelompok yang akan terlibat dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen. Kelompok ini akan mendapatkan pembelajaran

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH ASMELIAWATI PUTRI A1A110047 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 02 dan SD Negeri Sidorejo Lor 06 yang berada di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Tahap Awal Penelitian tahap awal di SD Negeri Srikayangan dan SD Negeri Pergiwatu diawali dengan kegiatan observasi pelaksanaan pembelajaran di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Ruseffendi (2010, hlm. 35) mengemukakan, Penelitian eksperimen atau percobaan adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan) merupakan

Lebih terperinci