BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan tukang pada pekerjaan struktur proyek gudang multipurepose, dimana

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan tukang pada pekerjaan struktur proyek gudang multipurepose, dimana"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap kompetensi kerja mandor dan tukang pada pekerjaan struktur proyek gudang multipurepose, dimana penelitian yang dilakukan meliputi kompetensi kerja mandor dan tukang kontruksi baja, maka hasil penelitian dapat dideskriptifkan sebagai berikut Deskripsi Data Pada awal penelitian, pengamatan pekerjaan struktur yang akan dilakukan adalah pengamatan pekerjaan struktur pada tahap pemasangan pedestal sampai pemasang atap. Namun pada saat penelitian dilaksanakan, dilapangan mengalami kendala di pembebasan lahan di karenakan peti kemas masih menumpuk di lahan proyek yang akan di bangun gudang tersebut. Adanya kendala serta keterbatasan waktu penelitian menyebabkan pengamatan pekerjaan struktur baja menjadi terhambat. Meskipun demikian pengamatan yang dilakukan tetap mengikuti tujuan penelitian yaitu Untuk mengetahui kompetensi dari tenaga kerja mandor dan tukang pada pekerjaan konstruksi baja pada proyek Gudang Multipurpose milik PT.PELABUHAN INDONESIA II (PELINDO) berdasarkan SKKNI. Responden dalam penelitian ini adalah tenaga kerja mandor dan tukang pekerjaan struktur baja pada proyek gudang multipurepose, yang berjumlah 16 orang. Responden tersebut terdiri dari 1 orang mandor kontruksi baja. 15 IV-1

2 tukang kontruksi baja, Berikut profil seluruh responden penelitian yang disajikan dalam tabel 4.1. Tabel 4.1 Profil responden Nama Responden Usia (Tahun) Jabatan Kerja Pendidikan terakhir Pengalaman Kerja (Tahun) 1 Bambang 39 Mandor kontruksi SMP 14 2 Amin 35 Tukang Baja (Pengelasan) SMP 8 3 Gono 37 Tukang Baja (Pengelasan) SD 5 4 Tarno 27 Tukang Baja (Pengelasan) SMP 5 5 Nasin 32 Tukang Baja (Pengelasan) SMP 11 6 Indra 30 Tukang Baja (Pengelasan) SMP 7 7 Sunarto 48 Tukang Baja (crane servis) SD 27 8 Kasmain 20 Tukang Baja (crane servis) SD 5 9 Rusdi 24 Tukang Baja (crane servis) SMP 8 10 Sarkadi 37 Tukang Baja (crane servis) SD Tekno 35 Tukang Baja (crane servis) SMP 6 12 Parisman 33 Tukang Baja (Erection) SMP 5 13 Muzamil 23 Tukang Baja (Erection) SD 6 14 Suharsono 27 Tukang Baja (Erection) SD 5 15 Rujito ruswin 31 Tukang Baja (Erection) SMP 7 16 yunan 37 Tukang Baja (Erection) SD 9 Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas dari responden yang diamati masing-masing memiliki 1 jabatan kerja, Dalam penelitian ini pengamatan yang dilakukan terhadap responden tersebut adalah sebagai mandor kontruksi baja dan untuk jabatan kerja tukang baja pada pembangunan gudang tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yakni Tukang Baja (Pengelasan), tukang baja (crane servis) dan Tukang Baja (Erection). Menurut Bambang, Mandor kontruksi, pembagian kerja tersebut dimaksudkan untuk IV-2

3 memaksimalkan hasil pekerjaan sehingga tukang dapat fokus dan lebih bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya tanpa memerlukan pengawasan yang ekstra. Adapun tukang Baja (Pengelasan) yang diambil menjadi responden sebanyak 5 orang, tukang baja (crane servis) 5 orang dan Tukang Baja (Erection) yang diambil menjadi responden sebanyak 5 orang Hasil Penelitian Kompetensi Tenaga Kerja Mandor kontruksi baja Jabatan mandor kontruksi baja di pembangunan gudang ini hanya dipegang oleh 1 orang. Berdasarkan hasil wawancara dengan dengan staf kontraktor, penggunaan 1 mandor kontruksi baja tersebut dianggap masih cukup untuk memimpin dan mengawasi pekerjaan tukang bawahannya hingga pekerjaan struktur baja selesai. Adapun hasil penelitian terhadap mandor kontruksi baja pada gudang multipurpose disajikan dalam tabel 4.2 dan 4.3. Tabel 4.2 Syarat jabatan mandor kontruksi baja Syarat Jabatan Kerja Kriteria Pendidikan minimal Memenuhi syarat 1 SLTP atau sederajat pendidikan minimal Pengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun sebagai Mandor kontruksi baja Kesehatan, Sehat fisik dan mental 2 3 Memenuhi syarat pengalaman kerja minimal Fisik dan mental yang diamati tampak sehat Hasil Penelitian Sesuai Sesuai Sesuai IV-3

4 Dari tabel 4.2 diperoleh informasi bahwa mandor kontruksi baja memenuhi syarat minimal untuk mengikuti uji sertifikasi keterampilan mandor. Hal tersebut dikarenakan berdasarkan data profil responden pada tabel 4.1, diketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh oleh mandor konrtuksi baja proyek gudang multipurpose adalah SMP. Dari profil responden pada tabel 4.1 juga diperoleh informasi bahwa mandor kontruksi baja proyek gudang multipurpose berpengalaman selama 14 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa mandor kontruksi baja memenuhi syarat pengalaman kerja yang ada dalam SKKNI. Berdasarkan hasil wawancara, mandor kelahiran semarang tersebut telah merantau ke Jakarta sejak tamat dari SMP dan memulai bekerja sebagai tukang bangunan. Mengenai syarat kesehatan fisik dan mental, menurut SKKNI mandor harus dinyatakan sehat fisik dan mental dengan adanya surat keterangan sehat dari dokter. Namun dalam penelitian ini, fisik dan mental mandor yang menjadi responden hanya diamati berdasarkan kesehatan fisik dan mental responden dalam bekerja. Dari hasil penelitian, mandor memperlihatkan kondisi fisik dan perilaku mental yang sehat/ tidak terganggu serta kuat dalam bekerja. IV-4

5 Tabel 4.3 Hasil penelitian kompetensi kerja mandor kontruksi baja Unit Kompetensi 1 Membaca dan memahami gambar kerja Elemen Kompetensi Mempelajari dan menguasai dokumen gambar kerja, pengetahuan tanda-tanda dan symbol-simbol Hasil Pengamatan 4 Sesuai 5 Sesuai 6 Sesuai 7 Sesuai 2 3 Melakukan peninjauan dan pengukuran lapangan (setting out) menghitung perkiraan volume pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja, bahan dan alat Pengukuran dilaksanakan sesuai ketentuan dan memahami alat-alatnya Menghitung kebutuhan material dan peralatan dan Menghitung kebutuhan tenaga kerja sesuai jadwal kerja 8 Sesuai 9 Sesuai 10 Sesuai 11 Tidak Sesuai 12 Tidak Sesuai 13 Sesuai 14 Tidak Sesuai 15 Tidak Sesuai 16 Tidak Sesuai 17 Tidak Sesuai 18 Tidak Sesuai 4 Menghitung harga satuan ongkos kerja Cara menghitung harga satuan ongkos kerja 19 Sesuai 5 Merundingkan harga borongan pekerjaan Teknis negosiasi dan komunikasi antara ke 2 belah pihak 20 Sesuai 6 Membuat jadwal dan rencana kerja Membuat rencana kerja harian dan mingguan 21 Tidak Sesuai 7 Menyiapkan dan mengatur pembagian tugas para tukang dan pekerja Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan Melakukan koordinasi antar unit-unit internal proyek 22 Sesuai 23 Sesuai 24 Sesuai 25 Sesuai 8 Memberi intruksi teknis kepada tukang dan pekerja Memberi intruksi pengenalan lahan dan lingkup pekerjaan 26 Tidak Sesuai IV-5

6 Unit Kompetensi Elemen Kompetensi Hasil Pengamatan Mengawasi kegiatan tukang dan pekerja dalam melaksanakan pekerjan Menerapkan keselamatn dan kesehatan kerja Mengukur dan menghitung hasil kerja Melaksanakan pengawasan pekerjaan berdasarkan gambar kerja Melasanakan pengawasan pekerjaan sesuai dengan cara kerja Menguasai ketentuan K3 sesuai dengan posisi dan perananya Mengatur persiapan pelaksaan K3 27 Sesuai 28 Tidak Sesuai 29 Sesuai 30 Sesuai 31 Sesuai 32 Tidak Sesuai 33 Tidak Sesuai 34 Tidak Sesuai 35 Tidak Sesuai 36 Sesuai 37 Tidak Sesuai Mengukur dan menghitung hasil kerja 38 Sesuai 12 Melaporkan hasil kegiatan pelaksaan pekerjaan dan menagih pembayaran Melaporkan volume hasil pekerjaan Membuat evaluasi pekerjaan untuk tagihan pembayaran 39 Sesuai 40 Sesuai 41 Sesuai 13 Membayar upah tukang dan pekerja Perjanjian pengupahan tukang dan pekerja 42 Sesuai Data yang diperoleh pada tabel 4.3 merupakan hasil pengamatan terhadap mandor kontruksi baja proyek gudang multipurpose berdasarkan kriteria unjuk kerja () dari tiap unit kompetensinya. Tabel 4.4 Rekapitulasi kompetensi kerja mandor kontruksi baja menurut SKKNI Jumlah Jumlah UNIT KOMPETENSI MANDOR tiap yang sesuai KONTRUKSI BAJA unit unit kompetensi kompetensi 1. Membaca dan memahami gambar kerja Melakukan peninjauan dan pengukuran lapangan (setting out) 4 4 IV-6

7 UNIT KOMPETENSI MANDOR KONTRUKSI BAJA Jumlah tiap unit kompetensi Jumlah yang sesuai unit kompetensi 3. menghitung perkiraan volume pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja, bahan dan alat Menghitung harga satuan ongkos kerja Merundingkan harga borongan pekerjaan Membuat jadwal dan rencana kerja Menyiapkan dan mengatur pembagian tugas para tukang dan pekerja Memberi intruksi teknis kepada tukang dan pekerja Mengawasi kegiatan tukang dan pekerja dalam melaksanakan pekerjan Menerapkan keselamatn dan kesehatan kerja Mengukur dan menghitung hasil kerja Melaporkan hasil kegiatan pelaksaan pekerjaan dan menagih pembayaran Membayar upah tukang dan pekerja 1 1 TOTAL Tabel 4.5 Persentase kompetensi kerja mandor kontruksi baja menurut SKKNI Unit kopetensi (UK) Jumlah tiap unit kompetensi Jumlah yang sesuai unit kompetensi Persentase maks tiap unit kompetensi Persentase Kompetensi mandor kontruksi A B C D E F ,26 10, ,26 10, ,95 2, ,56 2, ,56 2, , ,26 10, , ,38 10,26 IV-7

8 Unit kopetensi (UK) Jumlah tiap unit kompetensi Jumlah yang sesuai unit kompetensi Persentase maks tiap unit kompetensi Persentase Kompetensi mandor kontruksi ,82 2, ,56 2, ,69 7, ,56 2,56 Total ,10 *Keterangan : Persentase kompetensi mandor kontruksi baja = Total persentase maks X = 100 X = 10,26 Berdasarkan tabel 4.5 memperlihatkan bahwa seorang mandor kontruksi baja memiliki 13 unit kompetensi, Hal ini dikarenakan mandor kontruksi baja diharapkan dapat memenuhi seluruh unit kompetensi dengan sebaik-baiknya agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar. Adapun hasil persentase kompetensi mandor kontruksi baja yang didapat dalam setiap unit kompetensi diperoleh berdasarkan kriteria unjuk kerja yang dipenuhi oleh mandor tersebut. Dari data yang diperoleh pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa jika mengacu pada SKKNI Mandor kontruksi baja, mandor tersebut masih kurang memenuhi unit kompetensi yang ada dalam SKKNI. Hal ini dikarenakan persentase kompetensi mandor baru mencapai 64,10 IV-8

9 Kompetensi Tenaga Kerja Tukang kontruksi Baja Berdasarkan tabel 4.1 dan penjelasannya, telah diketahui bahwa jabatan kerja tukang kontruksi baja pada proyek gudang multipurpose dibagi menjadi 3 bagian yaitu pengelasan, erection, dan crane servis. Hasil penelitian tentang syarat jabatan tukang kontruksi baja pada proyek gudang multipurpose dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut Tenaga Kerja Tukang Kontruksi Baja (Pengelasan) Tabel 4.6 Syarat jabatan tukang baja (Pengelasan) Syarat Jabatan Kerja Kriteria Hasil Pengamatan pada Tukang Kontruksi Baja Pendidikan minimal SLTP / sederajat Pengalaman Kerja, min 5 tahun sebagai tukang baja Kesehatan, Sehat fisik dan mental Memenuhi syarat pendidikan minimal Memenuhi syarat pengalaman kerja minimal Fisik dan mental yang diamati tampak sehat S TS S S S S S S S S S S S S S Dari tabel 4.10 diperoleh informasi bahwa dari 5 responden tukang baja (pengelasan) pada proyek gudang multipurpose ada 1 responden yang tidak memenuhi syarat pendidikan minimal untuk mengikuti uji sertifikasi keterampilan tukang baja. Hal tersebut dikarenakan berdasarkan data profil responden pada tabel 4.10, diketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh oleh responden tersebut adalah SMP/sederajat. IV-9

10 Mengenai syarat pengalaman kerja minimal, tabel 4.10 juga menunjukkan bahwa seluruh responden tukang baja (pengelasan) pada proyek gudang multipurpose memenuhi syarat pengalaman kerja minimal untuk mengikuti uji sertifikasi keterampilan tukang kontruksi baja. Adapun hasil penelitian tentang kompetensi kerja tukang kontruksi baja pada gudang multipurpose disajikan pada tabel 4.11 berikut. Keterangan (S) menunjukan bahwa responden sesuai / memenuhi kriteria dan (TS) menunjukan responden tidak sesuai / tidak memenuhi kriteria yang ada. Tabel 4.7 Hasil penelitian kompetensi kerja tukang kontruksi baja (pengelasan) Unit Kompetensi Menerima, memahami dan melaksanakan instruksi yang di berikan oleh mandor dan bertanggung jawab kepadanya. Elemen Kompetensi Memahami instruksi kerja, gambar kerja, dan petunjuk kerja Instruksi dilaksanakan dengan benar Hasil Pengamatan pada Tukang Kontruksi Baja S TS S S S 5 T S S S S S 6 S S S S S 7 S S S S S Membaca dan menulis 8 S TS S S S Membaca gambar kerja 9 S S TS S TS Mempersiapakan bahan sesuai dengan daftar Mengetahui bahan yang diperlukan Mengetahui mutu dan standar bahan Memahami daftar kebutuhan bahan Menyiapkan bahan pekerjaan kontruksi baja sesuai daftar kebutuhan Memberi tanda pada bahan dengan benar 10 S S S S S 11 S TS S S TS 12 TS TS S S S 13 TS TS TS TS TS 14 S S S S S 15 S TS S TS TS 16 TS TS TS TS TS IV-10

11 Unit Kompetensi Menyiapkan alat dan perlengkapan ( AP) sesuai daftar Membersihkan karat, meratakan dan meluruskan plat baja dan profil Memotong, membelah dan membuat lubang pada baja plat dan profil Membuat plat buhul Membuat kontruksi sambungan sederhana dengan cara baut Memasang (erection) kudakuda dan rangka atap bentang kecil Merawat alat dan perlengkapan pekerjaan kontruksi baja serta menjaga kebersihan tempat kerja Elemen Kompetensi Mengetahui alat perlengkapan yang diperlukan Memahami daftar alat perlengkapan yang diperlukan Menyiapkan alat perlengkapan yang diperlukan ditempat kerja sesuai jumlah dan spesifikasi dalam daftar Cara meluruskan dan meratakan Cara membersihkan karat dan pengecetan dasr Memotong dan membentuk baja plat dan profil yang telah diukur sesuai dengan gambar kerja Membuat lubang dan membelah dengan benar Membuat mal plat buhul dengan benar Membentuk plat buhul sesuai dengan gambar kerja/ daftar besi Membuat sambungan dengan sistem baut Memasang (erection) kontruksi baja Merawat dan menyimpan alat perlengkapan dengan baik Membersihkan tempat kerja setelah pelaksanaan pekerjaan Hasil Pengamatan pada Tukang Kontruksi Baja S S S S S 18 S S S TS S 19 TS TS TS TS TS 20 S S S S S 21 S S S S S 22 S S S S S 23 S S S S S 24 S S S S S 25 S S S S S 26 S S S S S 27 TS S S TS S 28 S S S TS S 29 S S S S S 30 S S S S S 31 TS S TS S TS 32 S S S S S 33 S S S S S 34 S S S S S 35 S S S S S 36 S S S S S 37 S S S S S Jumlah yang sesuai IV-11

12 Tabel 4.8 persentase kompetensi kerja tukang kontruksi baja (pengelasan) Unit kompet ensi (UK) Jumlah Jumlah yang Persent sesuai ase Persentase kompotensi tukang maks kontruksi baja Tukang ke tiap unit A B C D E F , , , , , , TOTAL ,00 79,4 1 82,3 5 85,2 9 82,3 5 79,4 1 *Keterangan : Persentase kompetensi tukang kontruksi baja ke 2 = Total persentase maks X = 100 X = 1 Berdasarkan tabel 4.12 memperlihatkan bahwa jabatan kerja tukang kontruksi baja memiliki 9 unit kompetensi. Dalam kompetensi ini tukang kontruksi baja diharapkan dapat memenuhi seluruh unit IV-12

13 kompetensi dengan sebaik-baiknya agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar. Adapun hasil persentase kompetensi tukang kontruksi baja yang diperoleh masing-masing responden dalam setiap unit kompetensinya didapat berdasarkan kriteria unjuk kerja yang dipenuhi oleh masing-masing tukang tersebut. Dari data yang diperoleh pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa jika mengacu pada SKKNI Tukang kontruksi baja, seluruh tukang kontruksi baja tersebut memenuhi unit kompetensi yang ada dalam SKKNI. Hal ini dikarenakan, rata-rata persentase kompetensi tukang kontruksi baja sebesar 81, Tenaga Kerja Tukang Kontruksi Baja (Crane Servise) Tabel 4.9 Syarat jabatan tukang baja (crane servise) Syarat Jabatan Kerja Kriteria Hasil Pengamatan pada Tukang Kontruksi Baja Pendidikan minimal SLTP / sederajat Pengalaman Kerja, min 5 tahun sebagai tukang baja Kesehatan, Sehat fisik dan mental Memenuhi syarat pendidikan minimal Memenuhi syarat pengalaman kerja minimal Fisik dan mental yang diamati tampak sehat T S T S S S T S S S S S S S S S S S Dari tabel 4.13 diperoleh informasi bahwa dari 5 responden tukang baja (crane servis) pada proyek gudang multipurpose ada 3 responden yang tidak memenuhi syarat pendidikan minimal untuk mengikuti uji sertifikasi keterampilan tukang baja. Hal tersebut dikarenakan berdasarkan data profil responden pada tabel 4.13, diketahui bahwa IV-13

14 tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh oleh responden tersebut adalah SMP/sederajat. Mengenai syarat pengalaman kerja minimal, tabel 4.13 juga menunjukkan bahwa seluruh responden tukang baja (crane servis) pada proyek gudang multipurpose memenuhi syarat pengalaman kerja minimal untuk mengikuti uji sertifikasi keterampilan tukang kontruksi baja. Dan kesehatan, fisik dan mental yang di amati dapat bekerja. Adapun hasil penelitian tentang kompetensi kerja tukang kontruksi baja pada gudang multipurpose disajikan pada tabel 4.14 berikut. Keterangan (S) menunjukan bahwa responden sesuai / memenuhi kriteria dan (TS) menunjukan responden tidak sesuai / tidak memenuhi kriteria yang ada. Tabel 4.10 Hasil penelitian kompetensi kerja tukang kontruksi baja (crane servise) Unit Kompetensi Menerima, memahami dan melaksanakan instruksi yang di berikan oleh mandor dan bertanggung jawab kepadanya. Mempersiapakan bahan sesuai dengan daftar Elemen Kompetensi Memahami instruksi kerja, gambar kerja, dan petunjuk kerja Instruksi dilaksanakan dengan benar Hasil Pengamatan pada Tukang Kontruksi Baja S S S S S 5 S S S S S 6 S S S S S 7 S S S S S Membaca dan menulis 8 S TS S TS S Membaca gambar kerja 9 TS TS S TS S Mengetahui bahan yang diperlukan 10 S S S S S Mengetahui mutu dan standar bahan 11 ST TS TS TS TS Memahami daftar kebutuhan 12 S S S S S bahan 13 TS TS TS TS TS Menyiapkan bahan pekerjaan 14 S S S S S kontruksi baja sesuai daftar kebutuhan 15 S TS S S TS Memberi tanda pada bahan dengan benar 16 TS S TS TS TS IV-14

15 Unit Kompetensi Menyiapkan alat dan perlengkapan ( AP) sesuai daftar Membersihkan karat, meratakan dan meluruskan plat baja dan profil Memotong, membelah dan membuat lubang pada baja plat dan profil Membuat plat buhul Membuat kontruksi sambungan sederhana dengan cara baut Memasang (erection) kudakuda dan rangka atap bentang kecil Merawat alat dan perlengkapan pekerjaan kontruksi baja serta menjaga kebersihan tempat kerja Elemen Kompetensi Mengetahui alat perlengkapan yang diperlukan Memahami daftar alat perlengkapan yang diperlukan Menyiapkan alat perlengkapan yang diperlukan ditempat kerja sesuai jumlah dan spesifikasi dalam daftar Cara meluruskan dan meratakan Cara membersihkan karat dan pengecetan dasar Memotong dan membentuk baja plat dan profil yang telah diukur sesuai dengan gambar kerja Membuat lubang dan membelah dengan benar Membuat mal plat buhul dengan benar Membentuk plat buhul sesuai dengan gambar kerja/ daftar besi Membuat sambungan dengan sistem baut Memasang (erection) kontruksi baja Merawat dan menyimpan alat perlengkapan dengan baik Membersihkan tempat kerja setelah pelaksanaan pekerjaan Hasil Pengamatan pada Tukang Kontruksi Baja S S S S S 18 S S S S S 19 TS TS S S TS 20 S S S S S 21 S S S S S 22 S TS S S S 23 S S S S S 24 S S S S S 25 S S S S S 26 S S S S S 27 TS S S S S 28 S TS S TS S 29 TS TS TS TS TS 30 TS TS TS S TS 31 TS TS TS TS TS 32 TS TS TS TS TS 33 S S S S S 34 S S S S S 35 S S S S S 36 S S S S S 37 S S S S S Jumlah yang sesuai IV-15

16 Tabel 4.11 Persentase kompetensi kerja tukang kontruksi baja (crane servis) Unit kompet ensi (UK) Jumlah Jumlah yang sesuai Tukang ke Persent ase maks tiap unit Persentase kompotensi tukang kontruksi baja A B C D E F , , , , , , ,6 5 17, ,00 0,00 0,00 0,00 0, TOTAL ,00 70,5 9 64,7 1 79,4 1 73,5 3 73,5 3 *Keterangan : Persentase kompetensi tukang kontruksi baja ke 2 = Total persentase maks X = 100 X = 1 Berdasarkan tabel 4.15 memperlihatkan bahwa jabatan kerja tukang kontruksi baja memiliki 9 unit kompetensi. Dalam kompetensi ini tukang kontruksi baja diharapkan dapat memenuhi seluruh unit IV-16

17 kompetensi dengan sebaik-baiknya agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar. Adapun hasil persentase kompetensi tukang kontruksi baja yang diperoleh masing-masing responden dalam setiap unit kompetensinya didapat berdasarkan kriteria unjuk kerja yang dipenuhi oleh masing-masing tukang tersebut. Dari data yang diperoleh pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa jika mengacu pada SKKNI Tukang kontruksi baja, seluruh tukang kontruksi baja tersebut memenuhi unit kompetensi yang ada dalam SKKNI. Hal ini dikarenakan, rata-rata persentase kompetensi tukang kontruksi baja sebesar 72, Tenaga Kerja Tukang Kontruksi Baja (Erection) Tabel 4.12 Syarat jabatan tukang baja (erection) Syarat Jabatan Kerja Kriteria Hasil Pengamatan pada Tukang Kontruksi Baja Pendidikan minimal SLTP / sederajat Pengalaman Kerja, min 5 tahun sebagai tukang baja Kesehatan, Sehat fisik dan mental Memenuhi syarat pendidikan minimal Memenuhi syarat pengalaman kerja minimal Fisik dan mental yang diamati tampak sehat S T S T S S S S S S S S S S S S S Dari tabel 4.16 diperoleh informasi bahwa dari 5 responden tukang baja (erection) pada proyek gudang multipurpose ada 2 responden yang tidak memenuhi syarat pendidikan minimal untuk mengikuti uji sertifikasi keterampilan tukang baja. Hal tersebut dikarenakan berdasarkan data profil responden pada tabel 4.13, diketahui bahwa IV-17

18 tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh oleh responden tersebut adalah SMP/sederajat. Mengenai syarat pengalaman kerja minimal, tabel 4.16 juga menunjukkan bahwa seluruh responden tukang baja (erection) pada proyek gudang multipurpose memenuhi syarat pengalaman kerja minimal untuk mengikuti uji sertifikasi keterampilan tukang kontruksi baja. Dan kesehatan, fisik dan mental yang di amati dapat bekerja. Adapun hasil penelitian tentang kompetensi kerja tukang kontruksi baja pada gudang multipurpose disajikan pada tabel 4.17 berikut. Keterangan (S) menunjukan bahwa responden sesuai / memenuhi kriteria dan (TS) menunjukan responden tidak sesuai / tidak memenuhi kriteria yang ada. Tabel 4.13 Hasil penelitian kompetensi kerja tukang kontruksi baja (erection) Unit Kompetensi Menerima, memahami dan melaksanakan instruksi yang di berikan oleh mandor dan bertanggung jawab kepadanya. Mempersiapakan bahan sesuai dengan daftar Elemen Kompetensi Memahami instruksi kerja, gambar kerja, dan petunjuk kerja Instruksi dilaksanakan dengan benar Hasil Pengamatan pada Tukang Kontruksi Baja S S S S S 5 S S S S S 6 S S S S S 7 S S S S S Membaca dan menulis 8 S S S S S Membaca gambar kerja 9 S S S S S Mengetahui bahan yang diperlukan 10 S S TS S S Mengetahui mutu dan standar bahan 11 ST TS TS TS TS Memahami daftar kebutuhan 12 S S S S S bahan 13 TS TS TS S TS Menyiapkan bahan pekerjaan 14 S S S S S kontruksi baja sesuai daftar kebutuhan 15 S S S S S Memberi tanda pada bahan dengan benar 16 TS TS TS TS TS IV-18

19 Unit Kompetensi Menyiapkan alat dan perlengkapan ( AP) sesuai daftar Membersihkan karat, meratakan dan meluruskan plat baja dan profil Memotong, membelah dan membuat lubang pada baja plat dan profil Membuat plat buhul Membuat kontruksi sambungan sederhana dengan cara baut Memasang (erection) kudakuda dan rangka atap bentang kecil Merawat alat dan perlengkapan pekerjaan kontruksi baja serta menjaga kebersihan tempat kerja Elemen Kompetensi Mengetahui alat perlengkapan yang diperlukan Memahami daftar alat perlengkapan yang diperlukan Menyiapkan alat perlengkapan yang diperlukan ditempat kerja sesuai jumlah dan spesifikasi dalam daftar Cara meluruskan dan meratakan Cara membersihkan karat dan pengecetan dasr Memotong dan membentuk baja plat dan profil yang telah diukur sesuai dengan gambar kerja Membuat lubang dan membelah dengan benar Membuat mal plat buhul dengan benar Membentuk plat buhul sesuai dengan gambar kerja/ daftar besi Membuat sambungan dengan sistem baut Memasang (erection) kontruksi baja Merawat dan menyimpan alat perlengkapan dengan baik Membersihkan tempat kerja setelah pelaksanaan pekerjaan Hasil Pengamatan pada Tukang Kontruksi Baja S S S S TS 18 S S S S S 19 TS TS TS S S 20 S S S S S 21 S TS S S S 22 S S S S S 23 TS TS TS TS TS 24 S TS TS TS TS 25 TS S S TS S 26 TS TS TS TS TS 27 TS S TS S S 28 TS S TS S TS 29 S TS TS TS TS 30 TS TS TS TS TS 31 TS TS TS TS TS 32 TS TS TS TS TS 33 S S S S S 34 S S S S S 35 S S S S S 36 S S S S S 37 S S S S S Jumlah yang sesuai IV-19

20 Tabel 4.14 Rekapitulasi kompetensi kerja tukang kontruksi baja (erection) Unit kompet ensi (UK) Jumlah Jumlah yang sesuai Tukang ke Persent ase maks tiap unit Persentase kompotensi tukang kontruksi baja A B C D E F ,65 17,6 5 17,6 5 17,6 5 17,6 5 17, , , , , , , ,00 0,00 0,00 0,00 0, TOTAL ,00 64,7 1 64,7 1 58,8 2 67,6 5 64,7 1 *Keterangan : Persentase kompetensi tukang kontruksi baja ke 2 = Total persentase maks X = 100 X = 1 Berdasarkan tabel 4.18 memperlihatkan bahwa jabatan kerja tukang kontruksi baja memiliki 9 unit kompetensi. Dalam kompetensi ini IV-20

21 tukang kontruksi baja diharapkan dapat memenuhi seluruh unit kompetensi dengan sebaik-baiknya agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar. Adapun hasil persentase kompetensi tukang kontruksi baja yang diperoleh masing-masing responden dalam setiap unit kompetensinya didapat berdasarkan kriteria unjuk kerja yang dipenuhi oleh masing-masing tukang tersebut. Dari data yang diperoleh pada tabel 4.18 menunjukkan bahwa jika mengacu pada SKKNI Tukang kontruksi baja, seluruh tukang kontruksi baja tersebut kurang memenuhi unit kompetensi yang ada dalam SKKNI. Hal ini dikarenakan, rata-rata persentase kompetensi tukang kontruksi baja sebesar Pembahasan Kompetensi Tenaga Kerja Mandor kontruksi baja Dari hasil penelitian dan pengamatan memperlihatkan bahwa mandor kurang memenuhi kompetensi dalam membuat jadwal (schedule) kerja harian dan mingguan, memberi intruksi teknis dan menghitung volume perkiraan perkerjaan. Untuk unit kopetensi menghitung perkiraan volume pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja, bahan dan alat, mandor mampu menghitung perkiran volume tersebut Namun yang membuat tidak sesuai dengan kriteria adalah mandor tidak memasukkan hasil perhitungan volume pekerjaan dan produktifitas tenaga kerja ke dalam jadwal pekerjaan. Untuk unit kompetensi yang IV-21

22 tidak di laksanakan oleh mandor Membuat jadwal dan rencana kerja kopetensi ini di laksanaka oleh pelaksana proyek dan mandor hanya melaksanakan pekerjaan yang diinstruksikan. Dan untuk unit kopetensi Memberi intruksi teknis kepada tukang dan pekerja dilapangan memang tidak ada intruksi teknis dilapangan. Jika ditinjau berdasarkan seluruh kriteria unjuk kerja dalam kompetensi mandor kontuksi baja, tabel 4.3 menunjukkan bahwa mandor hanya memenuhi 24 kriteria dari 39 kriteria unjuk kerja. Untuk lebih jelasnya, 15 kriteria yang tidak dilakukan ada pada tabel 4.6 berikut. Tabel 4.15 Kriteria unjuk kerja mandor kontruksi baja yang tidak dilakukan Kriteria Unjuk Kerja yang Tidak Sesuai Penjelasan Dilakukan oleh 11 Dapat menghitung volume dari hasil pengukuran 12 Dapat mengindentifikasi kebutuhan tenaga kerja yang akan di gunakan Mandor hanya melaporkan hasil kerjanya ke pelaksana Mandor hanya menyiapkan sesuai permintaan pelkasana pelaksana pelaksana 14 Dapat mengindentifikasi kebutuhan material yang akan di gunakan Mandor hanya berkordinasi dengan orang gudang pelaksana IV-22

23 15 Menghitung produktifitas dan jumlah tenaga kerja serta peralatan yang akan digunakan lalu dimasukkan dalam rencana kerja (membuat jadwal kerja harian dan mingguan) - pelaksana 16 Kriteria Unjuk Kerja yang Tidak Sesuai Mampu menghitung kebutuhan material (jenis, ukuran/dimensi, dan volumenya) serta peralatan sesuai dengan jadwal kerja Penjelasan - pelaksana Dilakukan oleh 17 Mampu menghitung kebutuhan tenaga kerja sesuai jumlah, kualifikasi dan tugasnya - pelaksana 18 Menghitung volume pekerjaan yang akan dilaksanakan lalu dimasukkan dalam rencana kerja 21 Membuat rencana harian dan mingguan - kebutuhan diatur berdasarkan instruksi kerja dari pelaksana (volume,schedule dari pelaksana), mandor tidak menyusun jadwal pelaksana pelaksana Menjelaskan intruksi kerja dan lingkup pekerjaan kepada para pekerja dan tukang Melakukan revisi ulang/perbaikan yang disahkan oleh pemilik (owner) apabila terjadi perubahan pekerjaan sewaktu proses pelaksanaan ada perbedaan dengan gambar kerja yang sah Melaksanakan pekerjaan baja sesuai dengan jadwal (schedule) pekerjaan yang direncanakan Tidak ada penjelasan intruksi kerja dan lingkup pekerjaan Mandor hanya melaksanakan perubahan saja yang ada di lapangan Tidak sesuai karena ada keterlambatan pekerjaan dari rencana pelaksana Memahami tugas mandor yang berkaitan dengan ketentuan K3 - Bagian K3 34 Memahami daftar simak potensi bahaya/ kecelakaan kerja (K3) pada waktu pekerjaan baja - Bagian K3 IV-23

24 35 Mengajukan kebutuhan APD kepada atasan 37 Mensosialisasikan petunjuk pemakaian APD kepada pekerja - Bagian K3 - Bagian K3 Dari data pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa tugas mandor kontruksi baja Membuat jadwal dan rencana kerja dalam proyek Gudang Multipurepose lebih dititik beratkan kepada pelaksana proyek, karena mandor sendiri hanya berkordinasi kepada pelaksana. Dari semua kriteria unjuk kerja () yang ada dalam SKKNI, tidak semua tersebut menjadi tanggung jawab mandor kontruksi baja pada proyek gudang multipurpose Kompetensi Tenaga Kerja Tukang kontruksi baja Dari hasil penelitian dan pengamatan kompetensi tukang kontruksi baja, masih minimnya jumlah kriteria unjuk kerja yang di penuhi oleh tukang baja tersebut di antaranya di karenakan pada kenyataanya di lapangan jabatan tukang kontruksi baja tersebut di bagi menjadi 3 kelompok bagian (Pengelasan, crane servise, dan erection), sehingga ada beberapa kriteria dalam unit kompetensi yang tidak menjadi tugas/ tanggung jawab dari pekerjaan masing-masing tukang. Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan rata-rata persentase kompetensi tukang kontruksi baja pengelasan 81,67, crane servis 72,35 dan erection 64,12, dari 37 kriteria unjuk kerja yang ada di dalam kompetensi tersebut ada 4 kriteria diantaranya bukan tanggung jawab IV-24

25 dari bagian pekerjaan orang lain atau jabatan lain. Dan ada 7 kriteria unjuk kerja yang pekerjaan yang di titk beratkan ke tukang kontruksi baja (pengelasan), untuk lebih jelasnya dari 11 kriteria unjuk kerja tukang kontruksi baja yang merupakan tanggung jawab orang lain di sajikan tabel bawah ini Tabel 4.16 Kriteria unjuk kerja tukang kontruksi baja yang tidak dilakukan Kriteria Unjuk Kerja yang Tidak Sesuai Penjelasan Dilakukan oleh 11 Mengetahui tentang mutu dan standart bahan yang di gunakan - Pelaksana dan mandor 13 Mengetahui kesedian bahan yang ada di gudang - logistik 16 Memberi tanda pada bahan yang diteliti - mandor Tabel 4.17 Kriteria unjuk kerja tukang kontruksi baja yang di titik beratkan ke tukang kontruksi baja (pengelasan) Kriteria Unjuk Kerja yang Tidak Sesuai Penjelasan Dilakukan oleh 23 Hasil meratakan dan meluruskan plat baja dengan baik dan layak pakai - Tukang pengelasan 24 Hasil meratakan dan meluruskan di finising ulang - Tukang pengelasan 26 Mengecet dasar sebelum cat finising - Tukang pengelasan 29 Membuat lubang sesuai dengan ukuran gambar kerja/sket - Tukang pengelasan 30 Membelah baja dengan benar - Tukang pengelasan IV-25

26 31 Membuat mal untuk membentuk plat buhul dengan tepat sesuai ukuran gambar kerja/sket - Tukang pengelasan 32 Membentuk plat buhul sesuai dengan ukuran gambar kerja/sket - Tukang pengelasan Dari tabel diatas menujukan bahwa ada perbedaan antara kriteria unjuk kerja yang ada di dalam SKKNI tukang kontruksi baja dengan penerapan kompetensi kerja tukang kontruksi baja yang ada pada proyek gudang multipurpose. Dari semua kriteria unjuk kerja () yang ada dalam SKKNI, tidak semua menjadi tanggung jawab masing-masing tukang kontruksi baja pada proyek Gudang Multipurpose Pembahasan hasil penelitian Gudang Multipurpose Pelabuhan Indonesia II Hasil penelitian berupa kusioner di proyek Gudang Multipurpose menunjukan bahwa untuk tenaga kerja mandor dan tukang kontruksi baja kurang memenuhi SKKNI, di karenakan adanya perbedaan penerapan standar kompetensi kerja yang di buat oleh PU ( Pekerjaan Umum ) dengan penerapan di proyek Gudang Multipurpose. Salah satu contohnya untuk tukang kontruksi baja hanya di tugaskan untuk mengerjakan 1 jenis pekerjaan, hal ini tidak sesuai dengan uraian singkat pekerjaan pada SKKNI untuk pekerja tukang kontruksi baja. Berdasarkan data hasil pekerjaan proyek Gudang Multipurpose, pembangunan gudang tersebut sesuai mutu (kualitas) yang telah di rencanakan oleh pihak Pelabuhan Indonesia II. Sedangkan realisasi waktu pengerjaan proyek Gudang Multipurpose tidak sesuai dengan perencanaan yang berakibat IV-26

27 reschedule sebanyak dua kali. Reschedule pertama karena keterlambatan waktu (progress) dan untuk reschedule kedua karena adanya kerja tambah dari owner. Jika dikaitkan dengan hasil kajian kompetensi yang diperoleh, persentase tenaga kerja mandor 64,10 dan tukang konstruksi baja 72,79 kurang memenuhi SKKNI, dan mengakibat keterlambatan target waktu yang telah di rencanakan oleh owner Pembahasan Hasil Penelitian d Green Pramuka Residences Penelitian ini di lakukan oleh saudara deni haryanto dengan judul kompetensi tenaga kerja mandor dan tukang berdasarkan standart kompetensi kerja nasional indonesia (SKKNI), yang di teliti oleh saudara deni haryanto tentang tenaga kerja mandor dan tukang pada pekerjaan struktur di proyek d Green pramuka residences. Dari pembahasan saudara deni haryanto kompetensi tenaga kerja mandor dan tukang pekerjaan struktur di proyek d Green Pramuka Residences tidak memenuhi standart kompetensi kerja mandor dan tukang menurut SKKNI, di karenakan adanya perbedaan dengan standart kompetensi yang ada dalam SKKNI dan pembagian kerja pada masing-masing jabatan Perbandingan Hasil Penelitian Tabel 4.18 Perbandingan proyek Gudang Multipurpose dan proyek d Green Pramuka Residences. No Variabel Proyek Gudang Multipurpose Proyek d Green Pramuka Residences IV-27

28 1 Tempat penelitian Di tanjung priuk jakarta utara Di pramuka jakarta timur No Variabel Proyek Gudang Multipurpose Proyek d Green Pramuka Residences 2 Waktu penelitian 4 bulan, mulai bulan oktober 2012 sampai dengan bulan januari bulan, mulai april 2012 sampai bulan juni Jenis proyek yang di bangunan pembangunan Gudang Pembangunan apartemen 4 Yang di teliti Mandor dan tukang kontruksi baja Mandor dan tukang struktur 5 Acuan penelitian SKKNI (KJI ) dan SKKNI (KJI ) SKKNI(INA ), SKKNI(INA ), SKKNI(KJI ), SKKNI(KJI ), SKKNI(INA ). 6 Banyak responden 16 orang 14 orang 7 Metode pengumpulan data Metode pengamatan dan wawancara langsung Metode observasi dan metode wawancara (interview) 8 Hasil penelitian Cukup memenuhi SKKNI Tidak memenuhi SKKNI Perbandingan hasil penelitian proyek Gudang Multipurpose tanjung priok dengan proyek d Green Pramuka Residences. Ke dua proyek tersebut membahas tentang tenaga kerja kontruksi, proyek Gudang Multipurpose membahas tentang tenaga kerja kontruksi baja dan proyek d Green Pramuka membahas tentang tenaga kerja struktur dengan mengacu dengan standart kompetensi kerja nasional indonesia (SKKNI) dengan masing-masing jabatan kerja. IV-28

29 Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan oleh ke dua proyek tersebut memiliki masing-masing kompetensi, proyek Gudang Multipurpose memiliki kompetensi kerja mandor kontruksi (KJI ) dan kompetensi kerja tukang kontruksi baja (KJI ) dan proyek d Green pramuka memiliki kompetensi kerja mandor pembesian/penulangan beton (INA ), kompetensi kerja mandor tukang batu/bata (INA ), kompetensi kerja tukang besi beton (KJI ), kompetensi kerja tukang batu (KJI ) dan kompetensi kerja tukang bekisting dan perancah (INA ). Dari hasil penelitian proyek Gudang multipurpose, persentase mandor kontruksi baja 64,10 dan rata-rata persentase tukang kontruksi baja 72,74, dari hasil penelitian proyek Gudang Multipurpose mandor dan tukang kontruksi baja cukup memenuhi standart kompetensi kerja nasional indonesia (SKKNI). Dan hasil penelitian proyek d Green Pramuka, persentase mandor pembesian 57,45, persentase mandor tukang batu 50,00, rata-rata persentase tukang besi beton 41,79, rata-rata persentase tukang batu 62,20 dan rata-rata persentase tukang bekisting 65,10, hasil penelitian proyek d Green pramuka mandor dan tukang pekerjaan struktur tidak memenuhi standart kompetensi kerja nasional indonesia (SKKNI). Perbandingan hasil penelitian di proyek Gudang Multipurpose cukup memenuhi standart kompetensi kerja nasional indonesia (SKKNI) di bandingkan dengan hasil penelitian proyek d Green pramuka. IV-29

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR Pengertian kompetensi. keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR Pengertian kompetensi. keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Kompetensi 2.1.1.1. Pengertian kompetensi Kompetensi mengandung pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam industri konstruksi, tenaga kerja adalah faktor penting di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam industri konstruksi, tenaga kerja adalah faktor penting di dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri konstruksi, tenaga kerja adalah faktor penting di dalam mengukur kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan karena sifat pekerjaan konstruksi merupakan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KOMPETENSI TENAGA KERJA MANDOR DAN TUKANG KONSTRUKSI BAJA BERDASARKAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI)

TUGAS AKHIR KOMPETENSI TENAGA KERJA MANDOR DAN TUKANG KONSTRUKSI BAJA BERDASARKAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) TUGAS AKHIR KOMPETENSI TENAGA KERJA MANDOR DAN TUKANG KONSTRUKSI BAJA BERDASARKAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) (Analisis di proyek Gudang Multipurpose Jalan Ambon Pelabuhan Indonesian

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT Kode Jabatan Kerja : INA.5211.222.04 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK BAB IV: PENGAMATAN PROYEK 4.1. Proses Pelaksanaan Teknis 4.1.1 Pelaksanaan Teknis Proyek Tampak Utara Tampak Timur Gambar 4.1 : Zona Pengamatan Teknis. Ketika memulai praktik profesi, proses pengamatan

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Judul Unit Melaksanakan Pekerjaan Struktur 1.2 Kode Unit F.45xxx.005.02 1.3 Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK 2.1 DATA PROYEK A. Lokasi Proyek Proyek Apartemen Green Bay dibangun di atas pantai,lalu di urug dengan tanah dengan luas total sebesar m2 127.881 dengan detail

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Pengertian manajemen proyek menurut H. Kerzner : Manajemen proyek adalah merencanakan, menyusun organisasi, memimpin, dan mengendalikan sumber

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Sistem Organisasi Proyek 3.2 Struktur Organisasi Proyek PEMBERI TUGAS (OWNER) PT.Kompas Media Nusantara MANAJEMEN KONSTRUKSI PT.Ciriajasa Cipta Mandiri

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN 4.1 UMUM Pada bab ini, hasil dari pengumpulan data eksisting akan dianalisis berdasarkan teori yang

Lebih terperinci

PENENTUAN KOEFISIEN PRODUKTIFITAS PEKERJAAN BEKISTING DAN PEMBESIAN PADA PROYEK GRHA WIDYA MARANATHA

PENENTUAN KOEFISIEN PRODUKTIFITAS PEKERJAAN BEKISTING DAN PEMBESIAN PADA PROYEK GRHA WIDYA MARANATHA PENENTUAN KOEFISIEN PRODUKTIFITAS PEKERJAAN BEKISTING DAN PEMBESIAN PADA PROYEK GRHA WIDYA MARANATHA Nama : Asep Dian Heryadiana Nrp : 0221109 Pembimbing : Maksum Tanubrata,Ir., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN

ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN OLEH : Farizal Fani 3110105029 DOSEN PEMBIMBING : I P utu Artama Wiguna,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI STUDI. bekisting sistem multiflex and scaffolding dengan siitem PCH dari segi waktu dan

BAB III METODOLOGI STUDI. bekisting sistem multiflex and scaffolding dengan siitem PCH dari segi waktu dan BAB III METODOLOGI STUDI 3.1 Umum Studi ini bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan bagaimana perbandingan antara bekisting sistem multiflex and scaffolding dengan siitem PCH dari segi waktu dan biaya.

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah kegiatan dalam suatu proyek sebagai penilaian yang bertujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan pedoman perencanaan yang telah

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Lapangan Project Herry Putranto Project Manager Wisnu Yudi Administrasi Agung Logistik Asep Safety Officer Rizal Supervisior Prihartono

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengendalian Proyek Suatu kegiatan pengawasan/monitoring suatu Proyek supaya proyek bisa berjalan dengan lancar dan mendapatkan mutu yang baik, penggunaan biaya dan

Lebih terperinci

Lampiran A. Data Penelitian

Lampiran A. Data Penelitian Lampiran A Data Penelitian Lampiran A.1. Tabel Kendala Internal No. Faktor Pernyataan 1 Material Keterlambatan pengiriman material Kekurangan bahan konstruksi Kualitas bahan yang kurang baik Kerusakan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi memegang peranan cukup penting dalam sebuah proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat sistem organisasi

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 1, April 2017, Hal E- ISSN : ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang

Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 1, April 2017, Hal E- ISSN : ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang PERSEPSI BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI TERHADAP KOMPETENSI DAN SIKAP LULUSAN SMK JURUSAN BANGUNAN DALAM MENGISI LAPANGAN KERJA PADA JASA KONSTRUKSI DI KOTA PADANG Meri Sufina Universitas Putra Indonesia

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III Sistem Organisasi Dan Manajemen Proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. ORGANISASI PROYEK Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin,memiliki keterbatasan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Perencanaan Lapangan (Site Planning) Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Konvensional Menurut Ervianto (2006), beton konvensional adalah suatu komponen struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom dirancang untuk bisa

Lebih terperinci

INFO TEKNIK Volume 10 No. 1, Juli 2009 (83-91)

INFO TEKNIK Volume 10 No. 1, Juli 2009 (83-91) INFO TEKNIK Volume 10 No. 1, Juli 009 (83-91) STUDI PEMAHAMAN DAN PENERAPAN STANDAR KOMPETENSI KETERAMPILAN KERJA TENAGA KERJA PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI Candra Yuliana 1 Abstract - Head of workman

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH...

UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA

STANDAR LATIHAN KERJA STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan : Pengawasan Jembatan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridges) Kode SKKNI : INA.5212. 322.04 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN ASPEK DESAIN STRUKTUR DAN BIAYA PADA KOMPLEKS PERGUDANGAN DI SIDOARJO

ANALISA PERBANDINGAN ASPEK DESAIN STRUKTUR DAN BIAYA PADA KOMPLEKS PERGUDANGAN DI SIDOARJO ANALISA PERBANDINGAN ASPEK DESAIN STRUKTUR DAN BIAYA PADA KOMPLEKS PERGUDANGAN DI SIDOARJO Julistyana Tistogondo, Hardi Antariksa Program Studi Teknik Sipil, Universitas Narotama, Surabaya Julistyana.tistogondo@narotama.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung

BAB 1 PENDAHULUAN. Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung dengan bantuan tenaga orang-orang atau hewan, seperti keledai. Crane ini digunakan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI MANDOR TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS : PROYEK QUBU RESORT KABUPATEN KUBU RAYA)

PENGARUH KOMPETENSI MANDOR TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS : PROYEK QUBU RESORT KABUPATEN KUBU RAYA) PENGARUH KOMPETENSI MANDOR TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS : PROYEK QUBU RESORT KABUPATEN KUBU RAYA) Claudia Meri Ayanggela Franshuid¹ ), Rafie ), Riyanny Pratiwi ) ZenovevaClaudi@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualifikasi Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2001), definisi kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan tertentu. Jadi, kualifikasi

Lebih terperinci

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 ORGANISASI PROYEK Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

Tugas Akhir Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikat Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor DAFTAR PUSTAKA

Tugas Akhir Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikat Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor DAFTAR PUSTAKA Tugas Akhir Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikat Keterampilan Kerja DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia : Mandor Pembesian / Penulangan Beton. 2007 Departemen

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan

Lebih terperinci

Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penulangan beton dan formwork atau bekisting. Diantara ketiga komponen tersebut,

Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penulangan beton dan formwork atau bekisting. Diantara ketiga komponen tersebut, Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pekerjaan kontruksi beton, ada tiga komponen utama yang harus direncanakan dengan matang karena hal tersebut akan mempengaruhi keberhasilan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STRUKTUR BAJA YANG DIFABRIKASI DI PABRIK DAN DI LAPANGAN

ANALISIS BIAYA STRUKTUR BAJA YANG DIFABRIKASI DI PABRIK DAN DI LAPANGAN ANALISIS BIAYA STRUKTUR BAJA YANG DIFABRIKASI DI PABRIK DAN DI LAPANGAN Dina Oktorina NRP : 0321084 Pembimbing : Yohanes L. D. Adianto, Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah mengikuti kegiatan Kerja Praktek pada Pembangunan Proyek

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah mengikuti kegiatan Kerja Praktek pada Pembangunan Proyek BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Setelah mengikuti kegiatan Kerja Praktek pada Pembangunan Proyek Apartemen Tower Ambassador 2 St.Moritz Kembangan didapatkan pengetahuan tentang pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Permasalahan pelatihan tenaga konstruksi adalah masih rendahnya jumlah tenaga

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Permasalahan pelatihan tenaga konstruksi adalah masih rendahnya jumlah tenaga BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Umum Permasalahan pelatihan tenaga konstruksi adalah masih rendahnya jumlah tenaga kerja konstruksi yang telah mengikuti pelatihan dan memiliki sertifikat yang dapat diakui

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. hingga akhir pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini berguna untuk mengetahui

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. hingga akhir pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini berguna untuk mengetahui BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Laporan Kemajuan Pekerjaan Laporan kemajuan pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang perlu di perhatikan dengan sebaik-baiknya. Kemajuan proyek merupakan

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS PEKERJA PADA PEKERJAAN BETON BERTULANG PROYEK BANGUNAN BERTINGKAT (Studi Kasus Proyek Bangunan Condominium TP6)

PRODUKTIVITAS PEKERJA PADA PEKERJAAN BETON BERTULANG PROYEK BANGUNAN BERTINGKAT (Studi Kasus Proyek Bangunan Condominium TP6) PRODUKTIVITAS PEKERJA PADA PEKERJAAN BETON BERTULANG PROYEK BANGUNAN BERTINGKAT (Studi Kasus Proyek Bangunan Condominium TP6) Fransisco Ardi 1, Kefin C. Wanandy 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Mayoritas

Lebih terperinci

Selamat Datang TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

Selamat Datang TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH Selamat Datang TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah Nomor Modul SBW 05 Judul Modul Peralatan Beksiting dan Perancah DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN... 1 1.1. Bagaimana Instruktur Akan Menilai... 1 1.2. Tipe Penilaian... 1 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 3 2.1. Kunci jawaban Tugas-tugas teori... 3 2.2.

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KONSEP

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinjauan Umum BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis dan pembahasan mengenai proses analisis perbedaan waktu dan biaya akibat perubahan dari desain sheet pile baja menjadi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut. BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan)

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29 BAB III PENDEKATAN METODE 3.1 PENDAHULUAN Metodologi adalah tatacara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA (S L K)

STANDAR LATIHAN KERJA (S L K) STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan Kode SKKNI : Pengawasan Jalan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jalan (Site Inspector of Roads) : INA.5211.322.05 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Menurut Setiadi dan Andi (2013), monitoring pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi merupakan kegiatan pengamatan jalannya aktivitas

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KONSEP

Lebih terperinci

KETERKAITAN KUANTITAS PEKERJAAN DENGAN DURASI DAN TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

KETERKAITAN KUANTITAS PEKERJAAN DENGAN DURASI DAN TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI KETERKAITAN KUANTITAS PEKERJAAN DENGAN DURASI DAN TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI Phillip Wijaya 1, Susanto Leman 2, Budiman Proboyo 3, Indriani Santoso 4 ABSTRAK : Dalam

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian Dampak Lingkungan

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PRODUKTIVITAS 2.1.1. PENDAHULUAN Produktivitas pekerja hanyalah salah satu dari sekitar banyak faktor yang terkait di dalam produktivitas secara keseluruhan, disamping itu

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Gambar 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber: Proyek 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek adalah aktivitas sementara dari personil, material, serta sarana untuk menjadikan/mewujudkan sasaran-sasaran proyek dalam kurun waktu tertentu yang kemudian

Lebih terperinci

BAB IV STRUKTUR ORGANISASI

BAB IV STRUKTUR ORGANISASI BAB IV STRUKTUR ORGANISASI 4.1 Struktur Organisasi Pemilik Bagian Pembangunan (Sipil) PARIS VAN JAVA (PT. Bintang Bangun Mandiri) (CP : MRS PATIN) Kepala Divsi Sipil Tedi Setiawan Saputra, ST., MT Staff

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi merupakan bagian yang penting dari sistem informasi manajemen proyek.

Lebih terperinci

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Laporan Kemajuan Proyek Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan

Lebih terperinci

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON RCF 05 : PERJANJIAN KERJA DAN MANAJEMEN UNTUK MANDOR PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DALAM MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DALAM MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DALAM MANAJEMEN PROYEK Dalam suatu pekerjaan proyek membutuhkan suatu sistem untuk mengatur, mengontrol kegiatan proyek tersebut agar berjalan denan lancar. Manajemen Proyek adalah

Lebih terperinci

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON RCF 02 : STANDAR DAN RENCANA KERJA PEMBUATAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan

Lebih terperinci

INSPEKSI FABRIKASI DAN EREKSI PADA KONSTRUKSI BAJA PROYEK GEDUNG P1-P2 UK PETRA SURABAYA

INSPEKSI FABRIKASI DAN EREKSI PADA KONSTRUKSI BAJA PROYEK GEDUNG P1-P2 UK PETRA SURABAYA INSPEKSI FABRIKASI DAN EREKSI PADA KONSTRUKSI BAJA PROYEK GEDUNG P1-P2 UK PETRA SURABAYA Alfio Julianto Berdikari 1, Andrean Budhi Hartanto 2, Andi 3 ABSTRAK : Konstruksi baja merupakan hal yang sangat

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Analisa Perbandingan Metode Pelaksanaan Cast in Situ Dengan Pracetak Terhadap Biaya dan Waktu Pada Proyek Dian Regency Apartemen Farizal Fani, dan I Putu

Lebih terperinci

STUDI TENTANG HARGA SATUAN UPAH PADA PROYEK KONSTRUKSI

STUDI TENTANG HARGA SATUAN UPAH PADA PROYEK KONSTRUKSI STUDI TENTANG HARGA SATUAN UPAH PADA PROYEK KONSTRUKSI Daniel Kusnanto 1, Aditya Ronald Dohar 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4 ABSTRAK :Upah merupakan salah satu elemen penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB VII ANALISA BIAYA

BAB VII ANALISA BIAYA BAB VII ANALISA BIAYA 7.1 ANALISA BIAYA STRUKTUR DERMAGA 7.1.1 HARGA MATERIAL DAN UPAH Harga material dan upah diambil dari Harga Satuan Pokok Kegiatan Pemerintah Kota Surabaya Th 2005 dan Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pembangunan Hotel Harris dan Yello di Jakarta Pusat. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pembangunan Hotel Harris dan Yello di Jakarta Pusat. Adapun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di wilayah Indonesia sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyak para pemilik modal berlombalomba untuk membangun bangunan High Rise Building.

Lebih terperinci

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN PLAT PRECAST DENGAN PLAT CAST IN SITU DITINJAU DARI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SEKOLAH TINGGI KESEHATAN DAN AKADEMI KEBIDANAN SIDOARJO Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP. 3107

Lebih terperinci

PROSES PEMASANGAN PORTAL BAJA

PROSES PEMASANGAN PORTAL BAJA PROSES PEMASANGAN PORTAL BAJA A. PEMAHAMAN GAMBAR KERJA Konsep pemahaman gambar-gambar Baja / Gambar Pelaksanaan sebelum masuk bengkel seperti denah keseluruhan, ukuran -ukuran total bangunan, jarak dan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. arus vertical dan horizontal dalam struktur organisasi untuk menghindari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. arus vertical dan horizontal dalam struktur organisasi untuk menghindari BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Prosedur Pelaksanaan Seperti kita ketahui bahwa sistem manajemen proyek menggunakan arus vertical dan horizontal dalam struktur organisasi untuk menghindari keterlambatan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI...

Lebih terperinci

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI

BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI Pasal 1 : Material Plafond 1. Material utama plafond adalah GYPSUM BOARD 9 MM DAN ACRILYC 5 MM dengan ukuran panel standard adalah 1220 mm x 2440 mm. 2. Material

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 KESIMPULAN Proyek rehabilitasi jaringan irigasi yang dikerjakan oleh CV Muara Kencana mengalami keterlambatan pengerjaan pada minggu ketiga dan minggu keempat. Hasil atau

Lebih terperinci

Berbagai masalah sering ditemui dalam pelaksanaan pekerjaan pada proyekproyek. konstruksi. Berbagai masalah tersebut meliputi kesalahan prosedur

Berbagai masalah sering ditemui dalam pelaksanaan pekerjaan pada proyekproyek. konstruksi. Berbagai masalah tersebut meliputi kesalahan prosedur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai masalah sering ditemui dalam pelaksanaan pekerjaan pada proyekproyek konstruksi. Berbagai masalah tersebut meliputi kesalahan prosedur pekerjaan, kesalahanpersonil

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK 2.1. Manajemen Proyek 2.1.1. Uraian Umum Manajeman Proyek didefinisikan sebagai suatu rentetan langkah yang terpadu dan

Lebih terperinci

ISSN: TEKNO-SIPIL/Volume 09/No. 56/Agustus

ISSN: TEKNO-SIPIL/Volume 09/No. 56/Agustus PENGENDALIAN BIAYA BAHAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISA VARIAN (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Menara Suar Gunung Wenang Tahap II) Grace Y. Malingkas ABSTRAK Kemajuan di sektor pembangunan akhir-akhir

Lebih terperinci

RSU KASIH IBU - EXTENSION STRUKTUR : BAB - 06 DAFTAR ISI PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 01. LINGKUP PEKERJAAN BAHAN - BAHAN..

RSU KASIH IBU - EXTENSION STRUKTUR : BAB - 06 DAFTAR ISI PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 01. LINGKUP PEKERJAAN BAHAN - BAHAN.. DAFTAR ISI 01. LINGKUP PEKERJAAN.. 127 02. BAHAN - BAHAN.. 127 03. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN...... 127 PT. Jasa Ferrie Pratama 126 01. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi

Lebih terperinci

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI Dani Pratama 1, Sentosa Limanto 2 ABSTRAK: Dalam sebuah proyek konstruksi bangunan, biaya memegang peranan penting. Dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Garindo Mira Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor Mekanikal dan Elektrikal. Perusahaan ini didirikan dalam bentuk

Lebih terperinci

STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4

STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4 STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4 ABSTRAK: Pekerja adalah salah satu faktor penting dalam suatu proyek konstruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Sumber daya merupakan faktor penentu dalam keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Sumber daya merupakan faktor penentu dalam keberhasilan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu tertentu dengan sumber daya yang terbatas dan di

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN... 1 1.1. Bagaimana Instruktur Akan Menilai... 1 1.2. Tipe Penilaian... 1 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 3 2.1. Kunci jawaban Tugas-tugas teori... 3 2.2.

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Deskipsi Umum Pengawasan atau kontroling adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan

Lebih terperinci

BAB III PESERTA PROYEK KONTRUKSI

BAB III PESERTA PROYEK KONTRUKSI 3-1 BAB III PESERTA PROYEK KONTRUKSI 3.1 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Tahap Konseptual Beserta Pola 3.1.1 Tahap Perencanaan Pemilik (owner) PEMDA KAB. BANDUNG BARAT Konsultan Perencana CV DATUM KONSULTAN

Lebih terperinci

BABV PEMBAHASAN. Pada pelaksanaan pembangunan proyek perbaikan talang air Kali Wuri Kab

BABV PEMBAHASAN. Pada pelaksanaan pembangunan proyek perbaikan talang air Kali Wuri Kab BABV PEMBAHASAN 5.1 Vmum Pada pelaksanaan pembangunan proyek perbaikan talang air Kali Wuri Kab Tegal yang dijadikan sebagai bahan studi kasus dalam penulisan tugas akhir ini, dimana penulis meneliti struktur

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Latar Belakang... Rumusan Masalah... Batasan Masalah... Sistematika Penulisan...

DAFTAR ISI. Latar Belakang... Rumusan Masalah... Batasan Masalah... Sistematika Penulisan... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii BERITA ACARA BIMBINGAN TUGAS AKHIR... iii ABSTRAK... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN DOA... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii

Lebih terperinci