BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. arus vertical dan horizontal dalam struktur organisasi untuk menghindari
|
|
- Widyawati Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Prosedur Pelaksanaan Seperti kita ketahui bahwa sistem manajemen proyek menggunakan arus vertical dan horizontal dalam struktur organisasi untuk menghindari keterlambatan dalam pengambilan keputusan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti keterlambatan pengambilan keputusan dan kesalahpahaman antar unsur terkait diperlukan job description yang jelas. Selain itu diperlukan juga prosedur pelaksanaan dalam manajemen konstruksi. Prosedur pelaksanaan menempati kedudukan penting bagi setiap kegiatan, demikian halnya untuk proyek. Jika dipersiapkan dengan baik prosedur berguna untuk : Mengurangi kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh kurangnya komunikasi dan informasi antar perangkat struktur organisasi Mengurangi adanya pekerjaan yang tumpang tindih dan pekerjaan ulang (rework) Mempermudah melakukan proses kerja Setiap perusahaan konstruksi memiliki standar prosedur pekerjaan yang sudah ditetapkan dalam melaksanakan kegiatan proyeknya. Standar prosedur pekerjaan tersebut terus menerus mengalami perkembangan dan perbaikan tergantung semakin seringnya perusahaan itu melaksanakan proyek. Salah satu hal yang hendaknya diperhatikan dalam membuat prosedur pekerjaan adalah terpenuhinya spesifikasi teknis, tidak melanggar V-1
2 ketentuan dan peraturan yang berlaku. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian berkala dan bila perlu mengubah dan mengganti dengan prosedur yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang baru. Prosedur pelaksanaan dibagi dua yaitu : 1) Prosedur Kerja Prosedur kerja merupakan prosedur yang diberlakukan seragam untuk proyek yang spesifik yang sedang ditangani. Prosedur kerja dapat dibagi menjadi tiga bagian pokok meliputi : Prosedur administrasi, yaitu prosedur yang berkaitan dengan pekerjaan administrasi (surat-menyurat, laporan, keuangan) Prosedur engineering (struktur), yaitu prosedur yang berkaitan dengan pekerjaan struktur (gambar, volume pekerjaan) yang merupakan patokan yang harus dilaksanakan di lapangan Prosedur teknis (lapangan), yaitu prosedur yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan pada tiap-tiap pekerjaan di lapangan 2) Prosedur Koordinasi Fungsi prosedur ini memberikan petunjuk-petunjuk dasar tentang hal-hal yang tercakup dalam prosedur ini, antara lain : Organisasi peserta proyek, daftar personil inti dalam masingmasing organisasi tersebut Tugas dan tanggung jawab tiap personil pada organisasi peserta proyek Prosedur komunikasi yang berupa laporan, surat menyurat dan kode arsip V-2
3 Sedangkan Prosedur teknis pelaksanaan di lapangan untuk proyek Rusunawa Semanan ini meliputi 2 hal penting yang saling berkaitan satu sama lainnya, yaitu : Prosedur Pelaksanaan Gambar Kerja (Shop Drawing) Gambar konstruksi (construction drawing) yang dikeluarkan designer / structural consultant yaitu PT. Rekatama Konstruksindo diserahkan kepada PT. Mulia Karya Gemilang selaku Pemilik Proyek (Owner) untuk mendapatkan persetujuan. Setelah gambar konstruksi tersebut disetujui oleh Owner kemudian gambar tersebut diberikan kepada PT. Tri Pondasi selaku kontraktor utama untuk pekerjaan Tiang Pancang dan kepada PT. Pulauintan selaku kontraktor utama untuk pekerjaan Struktur & Arsitektur. Masingmasing kontraktor tersebut selajutnya membuat gambar kerja dan kemudian menyerahkannya kembali kepada Owner untuk mendapatkan persetujuan. Apabila gambar kerja tersebut disetujui oleh Owner, maka kontraktor utama dapat menggunakan gambar kerja tersebut sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Di Lapangan Pihak pelaksana dalam hal ini quality assurance mengeluarkan metode kerja (statement method), kemudian diserahkan kepada PT. Mulia Karya Gemilang Pemilik Proyek (Owner) untuk mendapatkan persetujuan. Setelah mendapat persetujuan dari pihak Owner, department produksi (mewakili pihak pelaksana) melaksanakan pekerjaan sesuai dengan metode kerja. Kemajuan-kemajuan di dalam pekerjaan dilaporkan kepada PT. Mulia Karya Gemilang dalam V-3
4 bentuk daftar pelaksanaan pekerjaan. Agar diperoleh pengendalian yang baik, pihak pelaksana mengeluarkan daftar kontrol pekerjaan. Apabila terjadi penyimpangan di dalam pelaksanaan pekerjaan, pihak quality assurance yang bertugas mengawasi tim produksi dalam melaksanakan pekerjaan akan mengeluarkan daftar yang memuat pekerjaan-pekerjaan yang tidak dikonfirmasikan Monitoring Time Schedule Berikut ini adalah teknis monitoring time schedule yang dibuat oleh PT. Tri Pondasi dalam proyek pembangunan Rusunawa Semanan Rapat Koordinsai Proyek Rapat Koordinasi proyek ini diadakan setiap hari Senin, pada rapat ini pihak yang hadir antara lain Owner (PT. Mulia Karya Gemilang) dan Kontraktor Utama (PT. Tri Pondasi). Pada rapat ini dibahas progress proyek yang disesuaikan dengan schedule yang telah dibuat, permasalahan yang terjadi di lapangan dan bagaimana solusi dari permasalahan tersebut sehingga proyek dapat berjalan secara lancar sesuai rencana yang telah ditentukan. Selain itu pada rapat tersebut membahas mengenai pekerjaan yang telah dilaksanakan sehingga dapat dibuat rencana lebih lanjut mengenai pekerjaan yang akan datang dan membahas perubahan rencana dengan melihat kondisi lapangan. V-4
5 Sistem Pelaporan Pembuatan laporan secara berkala merupakan bagian dari upaya memantau dan mengendalikan proyek secara terus-menerus dan berkesinambungan atas berbagai aspek penyelenggaraan proyek berupa laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan. Dalam proyek Rusunawa Semanan ini pihak kontraktor dalam hal ini PT. Tri Pondasi memantau kemajuan yang terjadi di lapangan dengan membuat laporan setiap satu minggu sekali, yang kemudian laporan tersebut dibahas dalam rapat koordinasi mingguan dengan Owner. Adapun laporan mingguan tersebut berisikan : Item pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan schedule Progress pekerjaan total Progress rencana perbulan Prosentase aktual s/d minggu ini Sisa progress total yang belum dicapai 5.3. Teknik Pelaksanaan di Proyek Penerapan metode pelaksanan dalam pekerjaan konstruksi suatu proyek merupakan tahap terpenting yang akan menentukan hasil akhir dari struktur bangunan yang telah direncanakan. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi didukung beberapa faktor, antara lain : Tersedianya bahan yang memenuhi syarat Tenaga kerja Peralatan yang memadai, dan V-5
6 Waktu yang cukup tersedia Sedangkan untuk pedoman yang dipakai pada pelaksanaan pekerjaan adalah : Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) Gambar-gambar rencana kerja (shop drawing) Petunjuk dari pengawasan selama pekerjaan Jadwal kerja yang telah ditetapkan agar tidak terjadi keterlambatan dalam pekerjaan Peraturan-peraturan pemerintah setempat Peraturan-peraturan lain yang mendukung pelaksanaan pekerjaan Agar pelaksanaan pembangunan dapat berlangsung dengan baik, lancar, efektif dan diperoleh hasil yang memuaskan maka diperlukan suatu rencana, yaitu : a. Rencana Cara Pelaksanaan (Construction Method) Rencana cara pelaksanaan adalah gambaran secara jelas tahaptahap dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi. Tahap ini akan digunakan dalam penyusunan rencana kerja. Tahap ini meliputi : Pekerjaan prasarana dan penunjang Pekerjaan tanah Pekerjaan pemancangan b. Rencana Kerja (Time Schedule) Rencana kerja adalah suatu pembagian waktu yang terperinci yang disediakan untuk masing-masing bagian pekerjaan mulai dari bagian pekerjaan permulaan sampai dengan pekerjaan akhir, agar pelaksanaan pekerjaan dapat efektif dan efisien. Kontraktor harus mengetahui setiap V-6
7 jenis pekerjaan serta hubungan ketergantungan antara bagian pekerjaan. Dalam penyusunan suatu rencana kerja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : Keadaan lokasi proyek Kemampuan tenaga kerja, meliputi jenis atau macam dan jumlah yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan Penyediaan bahan bangunan agar diketahui penyediaan waktu yang tepat untuk mendatangkan bahan bangunan Peralatan pembangunan agar diketahui jenis, kemampuan dan kondisi alat Gambar-gambar kerja, baik gambar-gambar rencana maupun gambar kerja untuk bagian-bagian pekerjaan tertentu Kelangsungan pelaksanaan pekerjaan direncanakan secara berurutan dan tidak saling mengganggu kelancaran keseluruhan pekerjaan lainnya Dengan adanya rencana kerja ini maka diharapkan pimpinan pelaksana proyek dapat melakukan koordinasi secara menyeluruh terhadap semua kegiatan pembangunan, dapat menilai tingkat kemajuan pelaksanaan pekerjaan, dapat digunakan sebagai pedoman kerja serta dapat mengevaluasi hasil pekerjaan. c. Rencana Lapangan (Site Instalation) Rencana lapangan adalah suatu rencana perletakkan bangunan pembantu, bahan bangunan, dan alat-alat yang digunakan dalam proyek. Tujuannya adalah agar seluruh pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan efisien, aman, lancar dan dapat menjaga produktivitas, V-7
8 mutu, waktu, biaya, dan memenuhi syarat K3. Penempatan bangunan pembantu, bahan bangunan, dan alat-alat berat harus memperhatikan kemudahan penjangkauan dengan tidak mengabaikan keamanan dan persyaratan yang harus dipenuhi sehingga terhindar dari kerusakan dan tidak menganggu kegiatan pembangunan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan Site Installation adalah : Lokasi proyek Luas area proyek Luas dasar bangunan Bentuk bangunan Metode pekerjaan konstruksi Waktu pelaksanaan proyek Lingkup pekerjaan pada proyek Biaya pelaksanaan proyek Pekerjaan Pengukuran Pekerjaan pengukuran pada proyek Rusunawa Semanan ini dilakukan setelah menerima instruksi dari Site Manager dan menerima gambar kerja (shop drawing) yang harus diukur di lokasi kerja. Perlengkapan pekerjaan untuk pengukuran adalah benang bangunan, benang kapas (diberi tinta cina berwarna hitam), meteran dan penggaris siku. Pengukuran yang dilakukan adalah terhadap as kolom, tujuannya adalah agar letak as setiap kolom dari lantai bawah hingga lantai berikutnya tidak berubah letaknya. Adapun urutan kerjanya adalah sebagai berikut : V-8
9 1. Stake out (pemetaan dan pematokan) koordinat definitive/bm (Bench Mark) sesuai koordinat rencana 2. Pengambilan elevasi yang sudah ditentukan terhadap BM (Bench Mark) yang akan menjadi nilai acuan 3. Peralihan dari BM (Bench Mark) yang sudah defenitif terhadap grid-grid yang akan ditentukan untuk keperluan dilapangan (horizontal) 4. Peralihan elevasi (vertical) dari BM (Bench Mark) yang sudah definitive terhadap grid-grid as untuk keperluan elevasi lantai atau kolom atau dinding Pekerjaan Pemancangan Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang.tiang Pancang yang dipakai dalam proyek ini adalah Square Pile. Adapun karekteristik Tiang Pancang pada proyek Rusunawa Semanan adalah sebagai berikut : Penampang Diameter strands : Ukuran 50x50 cm : D = 12,7 mm Jumlah Strands : n = 6 Mutu Beton : K500, fc = 42,393 MPa Penulangan : Dia. > 13 mm : U - 39 : Dia. < 13 mm : U 24 Penulangan Prestess : Digunakan PC Strand Ø 12,7 mm Stamdart : JIS-3536 atau ASTM A-416 V-9
10 Gambar 5.1 Proses Pemancangan Pekerjaan Tiang Pancang terdiri dari penentuan titik Tiang Pancang, Pengangakatan tiang pancang, penyesuaian dengan titik yang akan di pancangkan, pemancangan pada titik, melepas tali ikatan Tiang Pancang, Penyambungan Tiang Pancang, pemancangan sambungan tiang, melakukan kalendering / Final Set pada Tiang Pancang dan Pemotongan Tiang Pancang. Berikut ini dijelaskan teknik pelaksanaan Pemancangan : 1. Penentuan Titik Tiang Pancang Titik-titk Tiang Pancang diperoleh dari hasil pekerjaan pengukuran dan pematokan, yaitu marking berupa titik yang digunakan sebagai dasar penentuan letak Tiang Pancang. Cara penentuan titk Tiang Pancang adalah menggunakan alat theodolith, yaitu dengan menentukan letak as awal dan kemudian dibuat as-as V-10
11 selanjutnya dengan mengikuti jarak yang telah disyaratkan dalam perencanaan awal. Letak as-as ini harus selalu dikontrol karena bukan tidak mungkin karena satu lain hal, as-as tersebut berubah. 2. Pengangkatan Tiang Pancang Tiang pancang di angkat menggunakan mobil crane menggunakan tali besi dengan dibantu minimal 2 orang pekerja untuk mengikat tiang pada tali dan memasukkan bantalan kayu sebagai peredam, kemudian berlahan-lahan dimasukkan kebawah hammer oleh operator. Gambar 5.2 Pengangkatan Tiang Pancang 3. Penyesuaian titik Tiang Pancang Penempatan Tiang pancang dilakukan dengan Mobil crane kemudian membawa tiang ke titik yang akan dipancang yang dibantu minimal 2 orang pekerja, dan 2 orang lagi untuk mengatur tegak lurus tiang menggunakan tali masing-masing membentuk sudut 90o.Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telah ditentukan. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay sambil diperiksa V-11
12 dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-betul vertikal. Gambar 5.3 Penempatan Tiang Pancang 4. Pemancangan titik Tiang Pancang Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan center gate pada dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama. Operator tugasnya mengontrol hammer untuk pemancangan pada mobil crane, satu orang bertugas mengikat tali hammer pada mobil untuk menjatuhkan hammer, satu orang bertugas mengatur suspensi hammer, dan satu orang menghitung jumlah pukulan. Setelah tiang pancang tinggal sekitar 2 meter dari atas tanah, 2 orang pekerja melepas tali besi dari tiang pancang. Setelah melepas tali, pemancangan dilanjutkan kembali hingga mendekati posisi tinggi tiang ideal untuk penyambungan tiang. V-12
13 Gambar 5.4 Pemancangan Tiang Pancang 5. Penyambungan Tiang Pancang Setelah tiang pancang yang pertama terbenam, untuk menyambung pada tiang yang kedua sebaiknya menyisakan tiang pancang di atas permukaan tanah sepanjang 30 cm untuk memudahkan pengelasan tiang. Selanjutnya sama dengan langkah 2 dan 3 yaitu pengangkatan tiang pancang dan penyesuaian pada titik yang akan dipancangkan, sebagai tambahan, jika posisi tiang pancang kurang pas dengan tiang yang akn disambungkan, maka pekerja memukul tumpuan tiang dengan palu besar sampai berada pada posisi sambungan. V-13
14 Gambar 5.5 Penyambungan Tiang Pancang Setelah sesuai maka sambungan tiang dibersihkan dari lumpur yang melekat untuk memudahkan proses pengelasan. Selanjutnya sambungan tiang pancang dilas oleh tukang las, dengan cara pengelasan pada kepala tiang secara melingkar keseluruhan agar sambungan kuat. Biasanya proses pengelasan berlangsung selama 5 menit. Gambar 5.6 Pengelasan Tiang Pancang V-14
15 6. Pemancangan sambungan Tiang Pancang Untuk pemancangan sambungan lakukan kembali pekerjaan seperti tahap ke-4 dan ke-5 diatas. Jika perlu untuk melakukan sambungan kembali maka dilaksanaknlah seperti tahap ke-6 diatas. 7. Klendering/ Final Set pada Tiang Pancang Saat tiang pancang hampir mendekati top pile yang disyaratkan maka dilaksanakanlah proses kalendering(dilakukan pada saat 10 pukulan terakhir) Final Set 3 cm untuk 10 pukulan terakhir, atau dilihat dari data bore log. Sebelum dilaksanakan kalendering terlebih dahulu dilakukan monitoring pemukulan saat pemancangan yaitu untuk mengetahui jumlah pukulan tiap meter dan total sebagai salah satu benuk data yang dilampirkan beserta hitungan kalendering. Untuk itu sebelumnya tiang pancang yang akan dipancang diberikan skala terlebih dahulu tiap meternya menggunakan penanda misalnya cat semprot / philox. Untuk mengitungnya disediakan counter agar mudah dalam menghitung jumlah pukulan tiap meter dan totalnya. 8. Klendering/ Final Set pada Tiang Pancang Setelah pemancangan selesai dan mencapai final set Tiang Pancang harus distek atau dipotong jika terlalu panjang.pemotongan atau pembobokn ini ditujukan untuk pembuatan pile cap.pelaksanaan pemotongan dilakukan saat kondisi yang memungkinkan ( tidak mengganggu pelaksanaan pemancangan). V-15
METODE PELAKSANAAN KONTRUKSI PONDASI TIANG PANCANG PADA GEDUNG BERLANTAI II
METODE PELAKSANAAN KONTRUKSI PONDASI TIANG PANCANG PADA GEDUNG BERLANTAI II 1. Pekerjaan Persiapan Sebelum dilaksanakannya pemancangan pondasi tiang pancang, maka diperlukan pekerjaan persiapan. Adapun
Lebih terperinciRUMUS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG : P = M 2. H. fs. ht (M + m). Z
RUMUS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG : P = M 2. H. fs. ht (M + m). Z Dimana : M = Berat balok pancang m = Berat sendiri tiang H = Tinggi jatuh balok pancang fs = Faktor keamanan 5 P = Beban tiang Z = untuk
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi
BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan dengan mengebor tanah pada awal pengerjaannya. Bored
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KHUSUS
BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1 Lingkup Tinjauan Khusus Tinjauan khusus pada laporan kerja praktek ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pada tinjauan ini, penulis memaparkan metode pelaksanaan pekerjaan
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop
BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya.
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi
BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan yang harus direncanakan
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari struktur suatu bangunan. Fungsi kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Dalam kegiatan Kerja Praktik (KP) yang kami jalankan selama 2 bulan terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek III-1 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Selama 2 bulan pelaksanaan kerja praktik (KP) yang terhitung mulai dari tanggal 16 Oktober 2013 sampai dengan 16 Desember 2013, kami melakukan
Lebih terperinciBAB VI METODE PELAKSANAAN
BAB VI METODE PELAKSANAAN 6.1 UMUM Metode pelaksanaan yang akan diuraikan dalam bab ini, metode pelaksanaan dermaga. Dalam bab ini hanya akan membahas mengenai konsep dasar pelaksanaan dermaga, dan tidak
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Fungsi Kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan
Lebih terperinciJenis dan Profile Pondasi Sumuran dengan dinding tanah (khusus untuk tanah yang kering). Pondasi sumuran dengan dinding anyaman bambu. Pondasi Sumuran
Jenis dan Profile Pondasi Sumuran dengan dinding tanah (khusus untuk tanah yang kering). Pondasi sumuran dengan dinding anyaman bambu. Pondasi Sumuran dengan dinding dari Buis Beton. Perhitungan Untuk
Lebih terperinciBAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25
BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR
Lebih terperinciBAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat
BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode
Lebih terperinciBAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN
BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN LAPANGAN 4.1 Pekerjaan pondasi 1. papan bekisting 2. beton ready mix 3. pasir urug 4. Besi poer D16, D10, Ø8 2. Langkah Kerja a. Setelah Tiang pancang ditanam, b.
Lebih terperinciBAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat-alat
BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alatalat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat-alat yang digunakan
Lebih terperinciBAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan
BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING NO. KODE : BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL 7.1 Uraian Umum Shear Wall merupakan komponen dari pekerjaan struktur pada bangunan, biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin
Lebih terperinciBAB V PEKERJAAN PONDASI HIDRAULIC PILE
BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI HIDRAULIC PILE BAB V Metode Umum Pelaksanaan Pondasi tiang pancang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal kesumbutiang dengan
Lebih terperinciBAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN
BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN 1. Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi : I. Perbaikan/Rehab dermaga TPI/PPI 2. Sarana bekerja dan tata cara pelaksanaan. a. Untuk kelancaran
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai
Lebih terperinciJURNAL TUGAS AKHIR PRODUKTIVITAS KERJA ALAT HAMMER PADA PONDASI TIANG PANCANG
JURNAL TUGAS AKHIR PRODUKTIVITAS KERJA ALAT HAMMER PADA PONDASI TIANG PANCANG (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit Central Medika Cibinong Bogor) Disusun oleh : AGUS SAEPUL 0531 03 026
Lebih terperinciBAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat
BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya
Lebih terperinciBAB I. Laporan Praktikum 1
BAB I A. Teori Dasar Sebelum dilakukan pekerjaan penggalian tanah untuk pondasi, maka dilakukan terlebih dahulu pekerjaan pemasangan papan Bouwplank. Bouwplank adalah pembatas yang digunakan untuk menentukan
Lebih terperinci4- PEKERJAAN PERSIAPAN
4- PEKERJAAN PERSIAPAN Ketika sebuah proyek sudah memasuki tahap pelaksanaan, maka pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan adalah persiapan yang terdiri dari : 4.1 Main Schedule atau Jadwal Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah kegiatan dalam suatu proyek sebagai penilaian yang bertujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan pedoman perencanaan yang telah
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan Plat untuk di teruskan ke Pondasi. Tujuan penggunaan kolom yaitu : Gambar 5.1 : Pekerjaan
Lebih terperinciDIPLOMA III TEKNIK SIPIL - FTSP STEFANUS HENDY L DIANA WAHYU HAYATI DISUSUN OLEH : DOSEN PEMBIMBING :
PERENCANAAN PROGRAM PENGENDALIAN WAKTU, BIAYA, MUTU DAN CONSTRUCTION SAFETY PADA PEMBANGUNAN PROYEK THE MILLENIUM BUILDING SD MUHAMMADIYAH 4 PUCANG SURABAYA DISUSUN OLEH : STEFANUS HENDY L. 3108.030.031
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinjauan Umum Pada bagian ini akan dianalisis dan dibahas mengenai metode kerja alat Hydraulic Static Pile Driver, kemudian analisis perhitungan produksi Hydraulic Static
Lebih terperinciMETODE KERJA PRECAST PAKET 1 - PEKERJAAN PONDASI DALAM (INNER-BORE SYSTEM) PEMBANGUNAN GEDUNG PKSC - BORROMEUS
METODE KERJA PRECAST PAKET 1 - PEKERJAAN PONDASI DALAM (INNER-BORE SYSTEM) PEMBANGUNAN GEDUNG PKSC - BORROMEUS Januari Juli 2016 OUTLINE Lokasi Proyek Scope yang diminta oleh Owner Lingkup Pekerjaan Gambar
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Tinjauan Umum Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan oleh kontraktor. Pelaksana pekerjaan merupakan tahap yang
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya
Lebih terperinciBAB I KONSEP PENILAIAN
BAB I KONSEP PENILAIAN 1.1 Latar Belakang Buku penilaian untuk unit kompetensi Menerapkan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang Terkait Dengan Pelaksanaan Pelatihan Berbasis Kompetensi dibuat sebagai
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK
BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan suatu proyek terdapat tiga aspek pokok yang merupakan indiaktor keberhasilan proyek yaitu biaya, jadwal, dan mutu. Jika biaya, waktu pelaksanaan
Lebih terperinciBAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.
BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.476A (Zone C) 4.1. Pekerjaan Pembuatan Lubang Bor Pekerjaan pembuatan lubang
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi merupakan bagian yang penting dari sistem informasi manajemen proyek.
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT 4.1 Bahan Bahan Yang Digunakan meliputi : Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi a. Beton Ready mix. Beton Ready mix adalah beton
Lebih terperinciPERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN STRUKTUR KLINIK BEDAH ORTHOPEDI CITRALAND SURABAYA
PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN STRUKTUR KLINIK BEDAH ORTHOPEDI CITRALAND SURABAYA Disusun Oleh : Tannia Kurnia Putri M. Leksi Budianto NRP. 3111030059 NRP. 3111030094 Dosen Pembimbing : Ir. Widjonarko,
Lebih terperinciBDE QSHE PADA METODE OPEN CUT BOTTOM UP NO : BDEQSHE/GEDUNG/2015/076
BDE QSHE PADA METODE OPEN CUT BOTTOM UP NO : BDEQSHE/GEDUNG/2015/076 Pekerjaan Tanah (Galian dan Urugan Tanah Kembali) Start - Survey - Shop drawing Check Engineer Yes Pembuatan bowplank Inspection 1 Rearrange
Lebih terperinciSTANDAR LATIHAN KERJA
STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan : Pengawasan Jembatan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridges) Kode SKKNI : INA.5212. 322.04 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKAN CITTA GRAHA KEDOYA SELATAN
BAB IV TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKAN CITTA GRAHA KEDOYA SELATAN Pada Bab ini kami akan menjelaskan proyek pelaksanaan pekerjaan Rukan Citta Graha, Kedoya selatan. Namun dengan keterbatasan
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu diharapkan hasil dengan kualitas yang baik dan memuaskan, yaitu : 1. Memenuhi spesifikasi
Lebih terperinciBAB. V PELAKSANAAN PEKERJAAN V. 1. Uraian Umum Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan
Lebih terperincisedangkan harga upah yang diperhitungkan merupakan upah borongan.
BAB VI PEMBAHASAN Menyusun rencana anggaran biaya proyek merupakan langkah awal dalam proses pembangunan suatu proyek, sehingga harus dilakukan dengan seteliti dan secermat mungkin agar diperoleh biaya
Lebih terperinciBAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK
BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK 2.1 DATA PROYEK A. Lokasi Proyek Proyek Apartemen Green Bay dibangun di atas pantai,lalu di urug dengan tanah dengan luas total sebesar m2 127.881 dengan detail
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN. pelaksanaan di lapangan penulis melakukan pengumpulan data berupa : pekerja) dan disertai dengan dokumentasi di lapangan,
BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Sistem Organisasi Proyek 3.2 Struktur Organisasi Proyek PEMBERI TUGAS (OWNER) PT.Kompas Media Nusantara MANAJEMEN KONSTRUKSI PT.Ciriajasa Cipta Mandiri
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL
BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL 7.1. Uraian umum. Pada setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
161 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1. Penerapan Quality Assurance dari segi teknik dan ketepatan waktu oleh PT. Citra Dinamika Interindo pada pekerjaan desain interior di Hotel Sahid belum sepenuhnya
Lebih terperinciA. METODE PELAKSANAAN GEDUNG 2 TINGKAT PONDASI TIANG PANCANG. Adapun metode pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
A. METODE PELAKSANAAN GEDUNG 2 TINGKAT PONDASI TIANG PANCANG Adapun metode pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Pekerjaan Pendahuluan Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Apartemen Casa de Parco BSD BabV Pelaksanaan Pekerjaan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin
Lebih terperinci6.2.1 Pengendalian Mutu Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adal
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK & KEMAJUAN PROYEK 6.1 Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam pelaksanaan suatu proyek, suatu ketika dapat menyimpang dari rencana, makapengawasan dan pengendalian proyek sangat diperlukan agar kejadian-kejadian
Lebih terperinci3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 ORGANISASI PROYEK Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis
Lebih terperinciPONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.
PONDASI Pondasi bangunan merupakan bagian yang penting dari konstruksi bangunan. Pondasi adalah bagian dari suatu konstruksi bangunan yang mempunyai kontak langsung dengan dasar tanah keras dibawahnya.
Lebih terperinciBAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop
BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada Setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR 5.1 URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE. Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan
BAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE 7.1 Material Konstruksi Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan besarnya biaya suatu proyek, lebih dari separuh biaya proyek diserap
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS
BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan)
Lebih terperinciSelamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1
Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Pengambilan data ketidaksesuaian Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang selesai tahun 2011 didapatkan dari salah satu departemen
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS 5.1 Tahapan Pekerjaan Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan
Lebih terperinciBABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif
BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH. pekerjaan pekerjaan yang rentan akan permasalahan. Masalah yang timbul bisa
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH Proyek merupakan hal yang kompleks karena didalamnya banyak pekerjaan pekerjaan yang rentan akan permasalahan. Masalah yang timbul bisa dari segi struktur dan non struktur. Namun
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Tinjauan umum Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dalam sendiri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan teknik
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS
BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Suatu proyek dikatakan sukses apabila kontraktor berhasil mendapatkan laba maksimum dan owner mendapatkan hasil yang memuaskan serta tepat waktu dalam penyelesaiannya
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan
BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kebutuhan
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTIK. Proyek Rusunawa Semanan Jl. Daan Mogot KM 14.5, Kel. Duri Kosambi, Kec. Cengkareng, Jakarta Barat
LAPORAN KERJA PRAKTIK Proyek Rusunawa Semanan Jl. Daan Mogot KM 14.5, Kel. Duri Kosambi, Kec. Cengkareng, Jakarta Barat Disusun Oleh : AAN BASRORI 41112110072 SARIPAH DANIYATI 41112110004 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG
METODE PELAKSANAAN REHABILITASI PRASARANA PENGENDALI BANJIR SUNGAI CITARUM HILIR WALAHAR MUARA GEMBONG PAKET III DI KAB. KARAWANG DAN BEKASI (BENDUNG WALAHAR W718) "SICKLE" LIFTING JACK TIANG PANCANG LIFTING
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kotabangun sebagai salah satu Kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai peranan yang penting mengingat letaknya yang strategis dalam menghubungkan Ibukota
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Uraian Umum Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan Proyek yang lainnya. Metode pelaksanaan yang
Lebih terperinciBAB VI TINJAUAN KHUSUS. (Secant Pile dan Soldier Pile)
BAB VI TINJAUAN KHUSUS (Secant Pile dan Soldier Pile) 6.1 Uraian umum Pada proyek Brooklyn Soho and Apartment, didnding penahan tanah menggunakan metode Secant pile dan Soldier pile. 6.1.1 Secant Pile
Lebih terperinciBAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK
BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS Oleh: AGUS JUNAEDI 3108 040 022 Dosen Pembimbing Ir. SUNGKONO, CES Ir. IBNU PUDJI
Lebih terperinciBAB VII PENAMBAHAN BALOK STRUKTUR LANTAI ATAP AKIBAT BEBAN GONDOLA DAN ROOF TANK
AKIBAT BAB VII PENAMBAHAN BALOK STRUKTUR LANTAI ATAP AKIBAT 7.1 Uraian Umum Proses design yang dilakukan oleh konsultan perencanaan sangatlah penting dan erat kaitannya dengan proses kontruksi yang akan
Lebih terperinciBAB V PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
BAB V PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 5.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai pelaksanaan survey untuk kemudian datanya dianalisa. Mulai dari kuisioner tahap I yang diberikan kepada
Lebih terperinci