PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON"

Transkripsi

1 RCF 02 : STANDAR DAN RENCANA KERJA PEMBUATAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

2 Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian / Penulangan Beton KATA PENGANTAR Laporan UNDP tentang : Human Development Index (HDI) tertuang dalam Human Development Report, 2004, mencantumkan Indeks Pengembangan SDM Indonesia pada urutan 111, satu tingkat di atas Vietnam urutan 112 dan jauh di bawah dari Negaranegara ASEAN terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25, dan Australia urutan 3, merupakan sebuah gambaran kondisi pengembangan SDM kita. Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM paling tidak setara dengan Negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era globalisasi. Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain : UU. No. 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan bahwa setiap tenaga : Perencana, Pelaksana, dan Pengawas harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau ketrampilan kerja. Untuk melaksanakan kegiatan sertifikasi berdasarkan kompetensi diperlukan tersedianya Bakuan Kompetensi untuk semua tingkatan kualifikasi dalam setiap klasifikasi di bidang Jasa Konstruksi. UU. No. 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (Pasal 10 Ayat (2)). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standard kompetensi kerja. UU. No. 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). UU. No. 7 Tahun 2004, tentang : Sumber Daya Air menetapkan pada Pasal 71 Ayat 1 dan 2 bahwa : - (1) Menteri yang membidangi sumber daya air dan menteri yang terkait dengan bidang sumber daya air menetapkan standar pendidikan khusus dalam bidang sumber daya air i

3 Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian / Penulangan Beton (2) Penyelenggaraan pendidikan bidang sumber daya air dapat dilaksanakan, baik oleh Pemerintah, pemerintah daerah maupun swasta sesuai dengan standar pendidikan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Mengacu pada amanat undang-undang tersebut di atas, diimplementasikan kedalam konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi, yang oleh PUSBIN KPK (Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi) pelaksanaan programnya didahului dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), SLK (Standar Latih Kompetensi), dimana keduanya disusun melalui analisis struktur kompetensi sektor/sub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan dalam jabatan-jabatan kerja yang selanjutnya dimasukan ke dalam Katalog Jabatan Kerja. Modul Pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat penting karena menyentuh langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarisasi jabatan kerja yang kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dan SLK (Standar Latih Kompetensi) yang sudah disepakati dalam suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya disusun oleh Tim Penyusun/tenaga professional dalam bidangnya masing-masing, merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih, dan meningkatkan pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan dan peningkatan kualitas tenaga kerja konstruksi agar menjadi kompeten dalam melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya. Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya di bidang jasa konstruksi dapat terwujud. Jakarta, Nopember 2006 Kepala Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi Ir. Djoko Subarkah, Dipl. HE. NIP : ii

4 Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian / Penulangan Beton PRAKATA Modul : merupakan uraian, penjelasan serta prinsip prinsip umum mengenai Standar yang dipakai beserta rencana kerja umum pada pelaksanaan pembuatan. Sebelum memulai pekerjaan, seorang mandor tentunya harus mempelajari dan menguasai dulu standar standar pekerjaan yang ada, spesifikasi pembesian sesuai dokumen kontrak serta rencana kerja yang ada berupa gambar-gambar kerja, schedule kerja dan instruksi kerja. Dengan menguasai hal-hal tersebut baru seorang mandor bisa menghitung harga borongan yang berisi volume pekerjaan dikalikan harga satuan ongkos kerja. Perlu diketahui bahwa modul ini salah satu unsur dalam satu kesatuan paket pelatihan Mandor berdasarkan metodologi pelatihan berbasis kompetensi (Competency Based Training CBT). Biarpun telah dipersiapkan secara matang yang mengacu kepada SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dan SLK (Standar Latih Kompetensi) yang sudah dibahas dalam konvensi nasional yang dihadiri para pakar atau ahlinya dan asosiasi profesi, dimaklumi bahwa materi pelatihan ini dimasa mendatang perlu terus disempurnakan. Sehubungan dengan itu sumbang saran dan koreksi dari semua pihak sangat diharapkan. Jakarta, November 2006 Tim Penyusun iii

5 Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian / Penulangan Beton LEMBAR TUJUAN JUDUL PELATIHAN : MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON JUDUL MODUL : STANDAR DAN RENCANA KERJA PEMBUATAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON TUJUAN PELATIHAN A. Tujuan Umum Pelatihan Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta diharapkan mampu : Menyiapkan, mengkoordinir dan memeriksa pembesian / penulangan pada pekerjaan konstruksi beton bertulang. B. Tujuan Khusus Pelatihan Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu : 1. Menerapkan UUJK, K3 dan ketentuan pengendalian lingkungan kerja 2. Menguasai rencana pembuatan pembesian/penulangan beton sesuai spesifikasi pembesian, gambar kerja, Instruksi kerja (IK), jadwal (schedule) kerja proyek 3. Membuat jadwal (schedule) kerja harian dan mingguan 4. Melakukan pekerjaan persiapan pembesian/penulangan beton 5. Mengkoordinir dan mengawasi pembuatan dan pemasangan pembesian/penulangan beton 6. Memeriksa, mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan pembuatan dan pemasangan pembesian/penulangan beton. 7. Menguasai dan melaksanakan kontrak/perjanjian kerja NOMOR / JUDUL MODUL : RCF 02 : STANDAR DAN RENCANA KERJA PEMBUATAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON iv

6 Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian / Penulangan Beton TUJUAN PEMBELAJARAN : Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah modul ini dipelajari peserta mampu : Menguasai standar dan rencana pembuatan sesuai standar dan spesifikasi, gambar kerja, instruksi kerja, schedule kerja serta dapat menghitung harga satuan ongkos kerja. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah modul ini selesai dipelajari, peserta mampu : 1. Menguasai spesifikasi pekerjaan pembesian 2. Menguasai standar pekerjaan pembesian 3. Menguasai gambar kerja pembesian 4. Menguasai instruksi kerja pekerjaan pembesian 5. Menguasai schedule kerja pekerjaan pembesian 6. Menghitung harga satuan ongkos kerja v

7 Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian / Penulangan Beton DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i PRAKATA... iii LEMBAR TUJUAN... iv DAFTAR ISI... vi DESKRIPSI SINGKAT DAN DAFTAR MODUL... viii PANDUAN PEMBELAJARAN... x BAB 1 PENDAHULUAN Umum RANGKUMAN LATIHAN BAB 2 SPESIFIKASI PEMBESIAN / PENULANGAN BETON Umum Contoh Spesifikasi Pembesian RANGKUMAN LATIHAN BAB 3 STANDAR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON Umum Standar Menurut PBI Standar Menurut SNI Standar lainnya RANGKUMAN LATIHAN BAB 4 GAMBAR KERJA Membaca Gambar Kerja dan Sket Detail Konstruksi Gambar Pembesian / Penulangan Beton Lantai Dinding Balok Kolom (Pilar) Penulangan Jaringan vi

8 Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian / Penulangan Beton 4.3. Membaca gambar rencana / gambar kerja Pembesian dan Pembuatan Daftar Lengkung Pembesian (Bar Bending Schedule) dan Daftar Potong Pembesian RANGKUMAN LATIHAN BAB 5 INSTRUKSI KERJA Umum Contoh Instruksi Kerja RANGKUMAN LATIHAN BAB 6 SKEDUL KERJA Umum Contoh Schedul Kerja Pekerjaan Beton Bertulang Schedul pekerjaan struktur beton bertulang Gambar kerja pembesian Bar Bending Schedule Contoh rencana kerja harian / mingguan RANGKUMAN LATIHAN BAB 7 HITUNGAN HARGA SATUAN ONGKOS KERJA Menghitung Ongkos Kerja Faktor faktor Yang Mempengaruhi Harga Borongan Produktifitas dan Waste Waste Bahan Produktifitas Tenaga Kerja Produktifitas Alat Anggaran Biaya Pelaksanaan Dan Keuntungan Mandor Contoh Perhitungan Contoh Perhitungan Pekerjaan Batu Kali Contoh Perhitungan Pekerjaan Pembesian / Penulangan Beton Rangkuman Latihan DAFTAR PUSTAKA vii

9 Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian / Penulangan Beton DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN 1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Mandor Pembesian / Penulangan Beton dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya sudah dirumuskan uraian jabatan, unit-unit kompetensi yang harus dikuasai, elemen kompetensi lengkap dengan kriteria unjuk kerja dan batasan-batasan penilaian serta variable-variablenya. 2. SLK (Standar Latih Kompetensi) disusun dengan mengacu kepada SKKNI, dimana uraian jabatan dirumuskan sebagai Tujuan Umum Pelatihan dan Unit-unit kompetensi dirumuskan sebagai Tujuan Khusus Pelatihan, kemudian elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja (KUK) dikaji dan dianalisis unsur kompetensinya, yaitu : Pengetahuan, Ketrampilan dan sikap kerja, selanjutnya kurikulum, silabus dan indikator keberhasilan pembelajaran ditetapkan sesuai level kompetensinya. 3. Untuk mendukung tercapainya tujuan pelatihan tersebut, berdasarkan rumusan kurikulum, silabus dan indikator keberhasilan pembelajaran yang ditetapkan dalam SLK, disusunlah seperangkat modul-modul sebagai bahan pembelajaran pelatihan seperti tercantum dalam DAFTAR MODUL dibawah ini. DAFTAR MODUL PELATIHAN : Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian Dampak Lingkungan 1 Menerapkan UUJK, K3 dan ketentuan pengendalian 2. RCF - 02 Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian / Penulangan Beton lingkungan kerja 2 Menguasai rencana pembuatan pembesian / penulangan beton sesuai spesifikasi pembesian / penulangan beton, gambar kerja, Instruksi Kerja (IK) dan Schedule Kerja Proyek 3. RCF - 03 Jadwal kerja harian dan mingguan 3 Membuat jadwal (schedule) kerja harian dan mingguan 4. RCF - 04 Prosedur dan teknik pembuatan dan pemasangan pembesian / penulangan beton viii

10 Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian / Penulangan Beton A. Pekerjaan Persiapan 4 Melakukan Pekerjaan Persiapan Pembesian / Penulangan Beton B. Pembuatan dan Pemasangan Pekerjaan Pembesian / Penulangan Beton C. Pemeriksaan, Evaluasi dan Pelaporan pelaksanaan pekerjaan pembesian / Penulangan Beton 5. RCF - 05 Perjanjian Kerja dan Manajemen Untuk Mandor 5 Mengkoordinir dan mengawasi pembuatan dan pemasangan pembesian / penulangan beton 6 Memeriksa, mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan pembuatan dan pemasangan pembesian / penulangan beton 7 Menguasai dan melaksanakan kontrak / perjanjian kerja ix

11 Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian / Penulangan Beton P A N D U A N P E M B E L A J A R A N Pelatihan : Mandor Pembesian / Penulangan Beton Seri / Judul : RCF 02. Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian / Penulangan Beton Deskripsi : Materi ini membahas mengenai bagaimana seorang mandor sebelum melaksanakan pekerjaannya, harus mempelajari dan menguasai standar dan rencana kerja pembesian yang meliputi spesifikasi, standar pembesian, gambar kerja, instruksi kerja dan schedule kerja. Setelah itu baru mandor dapat menghitung harga satuan ongkos kerja Tempat kegiatan : Di dalam ruang kelas Waktu Kegiatan : 4 jam pelajaran (1 jam pelajaran = 45 menit) No. Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung 1. Ceramah : Pembukaan - Menjelaskan Tujuan Pembelajaran Umum dan Khusus (TPU & TPK) - Merangsang motivasi peserta dengan pertanyaan atau pengalamannya dalam menguasai standar dan rencana kerja pembesian - Waktu : 5 menit 2. Ceramah : Pendahuluan - Sebelum melaksanakan pekerjaan dilapangan, mandor harus mempelajari dulu standar dan rencana kerja pembesian - Waktu : 5 menit - Bahan : Materi Serahan (Bab.1 : Pendahuluan) 3. Ceramah : Spesifikasi pembesian - Menjelaskan mengenai perlunya mandor menguasai spesifikasi beserta contoh spesifikasi - Mengikuti penjelasan TPU & TPK dengan tekun dan aktif - Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas - Memperhatikan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif - Mencatat hal-hal yang perlu - Bertanya bila perlu - Memperhatikan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif - Mencatat hal-hal yang perlu - Bertanya bila perlu OHT No. 1.1 s/d 1.5 OHT No. 1.6 s/d 1.8 OHT No. 2.1 s/d 2.4 x

12 Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian / Penulangan Beton - Waktu : 15 menit - Bahan : Materi Serahan (Bab.2 : Spesifikasi Pembesian) 4. Ceramah : Standar pembesian - Menjelaskan mengenai macam-macam standar pembesian yang harus dikuasai oleh mandor sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dilapangan - Waktu : 30 menit - Bahan : Materi Serahan (Bab.3 : Standar pembesian) 5. Ceramah : Gambar Kerja - Menjelaskan mengenai cara membaca gambar kerja penulangan - Waktu : 45 menit - Bahan : Materi Serahan (Bab.4 : Gambar kerja) 6. Ceramah : Instruksi kerja - Menjelaskan pentingnya melaksanakan sistem mutu dengan melaksanakan proses pekerjaan sesuai instruksi kerja (IK) - Waktu : 20 menit - Bahan : Materi Serahan (Bab.5 : Instruksi Kerja) 7. Ceramah : Schedule kerja - Menjelaskan mengenai schedule kerja yang menjadi pedoman waktu pelaksanaan pekerjaan dilapangan - Waktu : 15 menit - Bahan : Materi Serahan (Bab.6 : Schedule kerja) - Memperhatikan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif - Mencatat hal-hal yang perlu - Bertanya bila perlu - Memperhatikan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif - Mencatat hal-hal yang perlu - Bertanya bila perlu - Memperhatikan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif - Mencatat hal-hal yang perlu - Bertanya bila perlu - Memperhatikan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif - Mencatat hal-hal yang perlu - Bertanya bila perlu OHT No. 3.1 s/d 3.8 OHT No. 4.1s/d 4.12 OHT No. 5.1 s/d 5.4 OHT No. 6.1 s/d 6.6 xi

13 Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian / Penulangan Beton 8. Ceramah : Hitungan harga satuan ongkos kerja - menjelaskan cara menghitung / analisa harga satuan ongkos kerja dan membuat penawaran harga borongan - Memperhatikan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif - Mencatat hal-hal yang perlu - Bertanya bila perlu OHT No. 7.1s/d Waktu : 45 menit - Bahan : Materi Serahan (Bab.7 : Hitungan harga satuan ongkos kerja) xii

14 Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian / Penulangan Beton M A T E R I S E R A H A N xiii

15 Pelatihan Mandor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Umum Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, mandor harus menguasai standar dan rencana pembuatan. Pada Kompetensi Menguasai Standar dan Rencana Kerja, yang dilakukan pertama kali adalah mempelajari dokumen dokumen yang ada, mencatat hal-hal yang penting, dapat menjelaskan substansi dari dokumen dokumen tersebut dan yang terpenting nantinya standar dan rencana kerja tersebut akan diterapkan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Apa saja yang harus dikuasai seorang mandor akan diuraikan pada bab-bab berikut, dimulai dengan pada bab 2, yaitu spesifikasi. Spesifikasi merupakan standar yang utama di dalam melaksanakan pekerjaan, dan seorang mandor harus betul-betul mempelajari dan menguasai spesifikasi yang diberikan oleh pemberi pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan di lapangan. Selanjutnya pada bab berikutnya yaitu bab 3 akan diuraikan hal-hal mengenai standar pembesian dan penulangan beton. Pada item spesifikasi, diuraikan apa yang harus dilakukan kontraktor dalam hubungan kerja dengan owner misalnya dalam persyaratan administrasi dimana kontraktor harus menyerahkan brosur spec. dari baja beton dan permohonan izin apa saja yang harus dilakukan sebelum melaksanakan pekerjaan pembesian. Selain itu pada item spesifikasi, owner menyebutkan standar apa saja yang harus menjadi pedoman pelaksanaan pekerjaan di lapangan, misalnya ukuran pembengkokan harus sesuai PBI (Peraturan Beton Indonesia) atau bahkan proyek proyek dengan dana dari luar negeri memakai standar luar negeri pula yang persyaratannya tentunya berbeda dengan standar SNI, NI2 dan PBI 71. Pengenalan standar baik dari SNI atau PBI atau standar lainnya diperlukan seorang mandor meskipun biasanya mandor sudah hafal ukuran pembengkokkan misalnya, tetapi yang bersangkutan tidak tahu standar tersebut dari mana. 1-1

16 Pelatihan Mandor Beberapa spesifikasi memberikan detail standar yang diberlakukan termasuk ukuran-ukuran pembengkokkan dan sebagainya, tetapi ada juga spesifikasi yang tidak menyebutkan detail tersebut tetapi hanya menyebutkan bahwa pelaksanaan pekerjaan pembesian berdasarkan standar sesuai SNI dan PBI 71 saja. Selain spesifikasi, pemberi pekerjaan atau kontraktor juga memberikan gambar kerja pembesian beserta Daftar pembengkokkan besi atau Bar Bending Schedule (BBS) kepada mandor. Dari kedua dokumen itu dapat dibuat daftar pemotongan besi yang berisi panjang besi beton yang akan dibengkok dan juga pemanfaatan besi beton sisanya sehingga waste besi beton betul-betul seminimal mungkin. Agar mandor dapat mempelajari dokumen gambar-gambar tersebut maka pada bab 4 akan diuraikan bagaimana kita membaca gambar kerja. Pada prosedur Quality Assurance atau Jaminan Mutu sesuai ISO 9000 (untuk perusahaan kontraktor yang sudah melaksanakannya), terdapat suatu prosedur yang dinamakan Instruksi Kerja. Isi prosedur tersebut berupa format atau check list yang memuat langkah-langkah pekerjaan beserta kriteria keberterimaan (artinya kriteria apa saja yang harus dipedomani agar langkah pekerjaan tersebut bisa diterima dengan baik). Dengan adanya setiap langkah pekerjaannya selalu dicheck apakah betul-betul dilaksanakan dan betul-betul sesuai dengan kriteria yang ada, maka diharapkan hasil pekerjaan tersebut akan sesuai seperti yang diharapkan. Mengenai Instruksi Kerja tersebut akan diuraikan pada bab 5. Mandor sebelum melaksanakan pekerjaannya, perlu melihat rencana kerja dari kontraktor. Dari schedule kerja kontraktor itulah nantinya mandor merencanakan pekerjaannya dengan membuat detail schedule harian dan mingguan. Bagaimana mandor mempelajari dan menguasai schedule kerja tersebut akan diuraikan pada bab 6. Terakhir, apabila seorang mandor sudah mempelajari dan menguasai semua hal mengenai standar dan rencana kerja yang diberikan oleh pemberi pekerjaan, maka mandor tersebut bisa menghitung analisa harga satuan pekerjaan dan jumlah harga borongan. Bagaimana prinsip prinsip perhitungan harga satuan ongkos kerja, dapat dilihat pada bab 7. Dengan mengetahui prinsip-prinsip perhitungan tersebut, diharapkan sang mandor dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik sesuai mutu, waktu dan biaya yang telah ditentukan dan terhindar dari kerugian. 1-2

17 Pelatihan Mandor RANGKUMAN Standar dan rencana kerja harus betul-betul dipelajari, diketahui dan dikuasai oleh seorang mandor sebelum melaksanakan pekerjaannya sehingga pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan baik sesuai persyaratan yang ada. Didalam spesifikasi, diuraikan apa saja yang harus dilakukan kontraktor dalam hubungan kerja dengan owner beserta standar apa saja yang harus dipedomani di dalam melaksanakan pekerjaan. Standar pelaksanaan pekerjaan di dalam negeri biasanya mengacu pada SNI dan PBI 71. Membaca gambar kerja merupakan pengetahuan yang perlu untuk para mandor agar kondisi lapangan, letak-letak posisi pembesian dll dapat diketahui terlebih dahulu. Prosedur instruksi kerja (IK) berisi check list yang memuat langkah -langkah pekerjaan beserta kriteria keberterimaan, Rencana kerja secara umum atau schedule kerja kontraktor harus dipahami dulu sebelum mandor membuat rencana kerja harian dan mingguan. Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan atau analisa harga satuan ongkos kerja harus melihat standar dan rencana kerja yang ada.

18 Pelatihan Mandor LATIHAN a). Apa saja isi dari spesifikasi? b). Kenapa mandor harus tahu juga standar pembesian sesuai PBI dan SNI? c). Gambar apa saja yang diberikan kontraktor kepada mandor sebelum pelaksanaan pekerjaan? d). Apa isi dari instruksi kerja? e). Apakah gunanya mandor bisa menghitung analisa harga satuan pekerjaan?

19 Pelatihan Mandor BAB 2 SPESIFIKASI PEMBESIAN / PENULANGAN BETON 2.1. Umum Spesifikasi merupakan pedoman teknis bagi kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan sehingga otomatis juga merupakan pedoman pelaksanaan bagi seorang mandor. Spesifikasi merupakan bagian dari dokumen kontrak yang mengikat antara owner / pemberi kerja dan kontraktor dan biasanya terdiri dari spesifikasi umum, spesifikasi khusus dan spesifikasi teknik. Untuk mandor pembesian, biasanya hanya diberi oleh kontraktor berupa spesifikasi khusus. Spesifikasi teknik harus dipelajari oleh para mandor sebelum menghitung biaya pelaksanaan pekerjaan sehubungan banyak ketentuan dan aturan yang menyangkut biaya atau harga satuan pekerjaan dan proses pengadaan material dan alat. Dengan mempelajari dan menguasai spesifikasi teknik diharapkan harga borongan yang ditawar oleh mandor menjadi realistis. Spesifikasi teknis berisi tentang : 1. Lingkup pekerjaan 2. Ketentuan, aturan dan standar yang mengikat untuk dilaksanakan 3. Syarat syarat bahan dan alat 4. Syarat syarat pelaksanaan menyangkut sumber daya, cara kerja dan segala sesuatu yang tercantum dalam dokumen kontrak yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan. Perlu diketahui bahwa spesifikasi teknis tidak boleh mengarah kepada merk/ produk tertentu, metode pelaksanaan pekerjaan harus logis dan semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional misal SNI atau PBI 71. Sekali lagi seorang mandor harus mempelajari secara teliti dan cermat semua ketentuan dalam spesifikasi teknis yang dapat menimbulkan biaya dalam pelaksanaannya. Agar tidak lupa, catatlah hal-hal yang penting pada spesifikasi teknis tersebut antara lain spesifikasi bahan, syarat syarat pelaksanaan, standar yang dipakai serta syarat-syarat untuk peralatan. 2-1

20 Pelatihan Mandor Pengaruh spesifikasi teknis pada perkiraan biaya pelaksanaan pekerjaan Ketentuan dan aturan dalam dokumen spesifikasi teknis berpengaruh kepada harga satuan dasar bahan, upah dan alat, dimana harga satuan dasar ini akan dipakai sebagai dasar perhitungan harga satuan ongkos kerja. Pengaruh spesifikasi teknis atas biaya terjadi pada : - Metode Kerja Untuk penyusunan biaya pelaksanaan diperlukan penetapan metode kerja yang akan digunakan. Mandor yang berpengalaman biasanya sudah mempunyai beberapa alternative metode kerja yang efisien. Dengan pemilihan metode kerja yang efisien dan efektif akan berakibat perhitungan harga satuan pekerjaan yang kompetitif. - Bahan Pada umumnya kontrak berdasarkan unit price, sehingga secara otomatis perjanjian borongan seorang mandor juga berdasarkan unit price. Perhitungan pada bahan yang akan digunakan meliputi : a). Pengecekan atas spesifikasi bahan dan harganya bila ada kesalahan spesifikasi perlu dikoreksi, demikian juga pada harga, apabila ada perubahan harga perlu dikoreksi. b). Perhitungan atas kuantitas / volume bahan untuk pekerjaan lumpsum. c). Perhitungan volume bahan dilakukan dengan ditambah angka koefisien bahan atau waste pada perhitungan analisa harga satuan pekerjaan / ongkos kerja. - Upah Perhitungan yang perlu dilakukan pada upah : a). Perhitungan atas biaya upah dilakukan dengan ditambah angka koefisien upah berdasarkan produktifitas pekerja pada perhitungan analisa harga satuan pekerjaan / ongkos kerja sesuai metode kerja yang direncanakan. b). Perhitungan atas biaya upah dilakukan pada pekerjaan lumpsum Bila ada perubahan volume pekerjaan merupakan resiko bagi pelaksana pekerjaan, untuk itu khusus pekerjaan lumpsum harus ada faktor resiko. 2-2

21 Pelatihan Mandor - Alat Perhitungan yang perlu dilakukan pada alat a). Perhitungan atas alat dilakukan pada biaya alat yang terjadi sesuai rencana metode kerja. b). Perhitungan atas alat dilakukan dengan di tambah koefisien sesuai kondisi dan produktifitas alat. Pekerjaan Persiapan Untuk pelaksana pekerjaan borongan yang dikerjakan mandor, biasanya pekerjaan persiapan merupakan hal khusus menyangkut hubungan kerja dengan kontraktor dan tidak ada hubungan dengan pekerjaan persiapan sesuai kontrak antara kontraktor dan owner. Pekerjaan persiapan antara lain mobilisasi pekerja dan tukang, akomodasi pada lokasi proyek, penyediaan peralatan K3 dan lain sebagainya. Pada uraian berikut akan disampaikan contoh-contoh dari spesifikasi teknis khusus pekerjaan sedangkan standar standar yang biasa dipakai pada pekerjaan tersebut akan diuraikan pada bab Contoh Spesifikasi Pembesian Tulangan Baja (1) Umum Tulangan baja terdiri atas dua jenis yang akan digunakan yaitu tulangan baja polos atau tulangan baja ulir, yang kebutuhannya harus disesuaikan dengan standar yang tersebut pada klausul pada spesifikasi umum, dan sesuai seperti yang dibawah ini : Bentuk Tulangan Bulat berulir Bulat polos Kuat tarik, kg/ mm Tegangan leleh, kg / mm2 30 atau lebih 30 atau lebih Perpanjangan, % 14 atau lebih 16 atau lebih Potongan melintang dari setiap tulangan baja yang akan digunakan harus mempunyai bentuk yang sama dan memiliki diameter yang spesifik pada setiap titik. Diameter rata-rata tulangan yang akan dipilih secara acak dari setiap pengiriman yang memiliki perbedaan diameter lebih atau kurang dari 2-3

22 Pelatihan Mandor dua persen (2 %). Tulangan harus bersih dari sisik, oli, kotoran dan cacat produksi. Apabila di minta oleh Direksi, kontraktor harus menyerahkan tiga (3) buah fotocopy dari brosur pabrik / lembaran spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan sebelum pengiriman dilaksanakan dan pemeriksaan dilapangan harus dilakukan oleh Direksi berdasarkan spesifikasi dan berdasarkan brosur pabrik. (2) Daftar Bengkokkan Kontraktor harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam gambar dan spesifikasi, kebutuhan akan tulang yang tepat untuk dipakai dalam pekerjaan. Daftar bengkokkan yang mungkin diberikan oleh Direksi kepada kontraktor harus memeriksa dan teliti. Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan bengkokkan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh tukang yang berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok yang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkokkan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. NI-2, PBI 1971 kecuali jika ditentukan lain, atau diperintahkan oleh Direksi. Bentuk-bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung tulang tanpa persetujuan Direksi. (3) Pemasangan Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulang baja dengan tepat pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukannya pada waktu pengecoran beton. Pengelasan tempel dengar, adanya persetujuan Direksi lebih dahulu dapat diijinkan untuk menyambung tulangan tulangan yang saling tegak lurus, tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan. Penggunaan ganjal, alat peregangan dan kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi. Perenggangan dari beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama seperti mutu beton yang akan dicor. Perenggang tulang dari besi beton dan kawat harus sepadan dengan bahan tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus terpelihara. 2-4

23 Pelatihan Mandor (4) Selimut Beton Kecuali ditentukan lain dalam gambar, tulangan baja harus dipasang sedemikian, hingga terdapat selimut / penutup minimum sampai permukaan penyelesaian beton, sebagai berikut : Kelas Beton Jenis pekerjaan Selimut Minimum (mm) K225 Pelat Beton Pra cetak Pipa Beton 25 K175 Beton Bertulang Umumnya

24 Pelatihan Mandor RANGKUMAN Spesifikasi merupakan pedoman teknis para mandor untuk menghitung biaya pelaksanaan pekerjaan serta dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan itu sendiri. Spesifikasi teknis berisi tentang : - Lingkup pekerjaan - Ketentuan, aturan dan standar yang mengikat untuk dilaksanakan - Syarat-syarat bahan dan alat - Syarat-syarat pelaksanaan menyangkut sumber daya, cara kerja dan segala sesuatu yang tercantum dalam dokumen kontrak yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan. Pengaruh spesifikasi teknis pada pekerjaan biaya pelaksanaan : - Metode kerja - Bahan - Upah - Alat Pekerjaan persiapan untuk mandor tidak ada hubungan dengan pekerjaan persiapan antara kontraktor dan owner. Biasanya pekerjaan persiapan untuk mandor terdiri dari mobilisasi dan demobilisasi pekerja dan tukang, akomodasi dilokasi proyek, penyediaan peralatan K3 dan lain sebagainya Spesifikasi pembesian umumnya terdiri dari : - Macam-macam tulangan baja dan spesifikasinya serta syarat penyerahan material - Daftar bengkokkan dan cara memotong dan membengkok - Pemasangan tulangan - Selimut beton

25 Pelatihan Mandor LATIHAN a). Mengapa spesifikasi pembesian harus betul-betul dipelajari dan dikuasai oleh mandor pembesian! b). Spesifikasi teknis berpengaruh kepada perkiraan biaya pelaksanaan pekerjaan. Uraikan secara singkat! c). Uraikan jenis bahan baja beton beserta persyaratannya! d). Standar pembesian diindonesia ada berapa macam? e). Uraikan apa saja pekerjaan persiapan yang harus dilakukan mandor pembesian!

26 Mandor BAB 3 STANDAR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON 3.1 Umum Sebelum menghitung harga borongan suatu pelaksanaan pekerjaan, seorang mandor akan diberikan dulu spesifikasi teknis oleh pemberi pekerjaan, dalam hal ini biasanya perusahaan kontraktor. Ada beberapa macam spesifikasi teknis dimana ada yang mencantumkan di dalamnya bahwa standar pelaksanaan yang akan digunakan adalah PBI 71 misalnya, tanpa diuraikan detail dari standar tersebut. Tetapi ada juga spesifikasi teknis yang menguraikan di dalamnya detail dari pada standar yang digunakan, misalnya digunakan standar dari luar negeri. Pada spec tersebut diuraikan bagaimana cara pembengkokkan tulangan, toleransi pemotongan dan pembengkokkan tulangan, maupun pemasangan tulangan beserta toleransinya. Karena menyangkut angka keamanan konstruksi maka standar dari luar negeri mensyaratkan standar yang berbeda dibanding standar dari PBI 71 misalnya. Untuk itu seorang mandor meskipun sudah hafal cara-cara yang lazim dalam pelaksanaan pekerjaan, tetapi yang bersangkutan harus meminta kepada pemberi pekerjaan, apa standar yang dipakai beserta uraian detailnya. Pada sub bab berikut akan diberikan contoh-contoh standar pembesian / penulangan beton menurut PBI 71, SNI maupun standar lainnya yang digunakan pada proyek proyek konstruksi di Indonesia. Contoh standar tersebut hanya diambil khusus untuk item-item pelaksanaan pekerjaan dilapangan antara lain pemotongan tulangan, toleransi pemotongan, pembengkokkan tulangan, pemasangan tulangan dan toleransi pemasangan tulangan. Hal-hal lain misalnya perhitungan penulangan beton yang tidak diperlukan oleh mandor, tidak dicantumkan pada contoh berikut. 3.2 Standar Menurut PBI 1971 Setiap jenis baja tulangan yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik baja yang terkenal dapat dipakai. Pada umumnya setiap pabrik baja mempunyai standar mutu dan jenis baja, sesuai dengan yang berlaku di Negara yang bersangkutan. Namun demikian, pada umumnya baja tulangan yang terdapat di pasaran Indonesia dapat dibagi dalam mutu-mutu yang tercantum dalam Tabel

27 Mandor Tabel Mutu Baja Tulangan Mutu Sebutan Tegangan leleh karakteristik ( au ) atau tegangan karakteristik yang memberikan regangan tetap 0,2 % ( 0, 2 ) (kg/cm 2 ) U 22 U 24 U 32 U 39 U 48 Baja lunak Baja lunak Baja Sedang Baja Keras Baja Keras Pembengkokkan Tulangan (1) Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara cara yang merusak tulangan itu (2) Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokkan sebelumnya (3) Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkok atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana (4) Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana. (5) Apabila pemanasan diijinkan batang tulangan dari baja lunak (polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850 o C. (6) Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan diatas 100 o C yang bukan pada waktu di las, maka dalam perhitungan perhitungan sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin (7) Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali apabila diijinkan oleh perencana 3-2

28 Mandor (8) Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air. (9) Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokkan. TOLERANSI PADA PEMOTONGAN DAN PEMBENGKOKKAN TULANGAN (1) Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh perencana, pada pemotongan dan pembengkokkan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut (lihat gambar 5.4.1) (2) Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurut ukuran dan terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4). Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm. (3) Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm (4) Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm PEMASANGAN TULANGAN (1) Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling dan karat lepas serta bahan bahan lain yang mengurangi daya lekat (2) Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya (3) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelanggelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m 2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata. 3-3

29 Mandor Gambar Toleransi pada pemotongan dan pembengkokkan tulangan (4) Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangan tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan balok yang berbatasan. TOLERANSI PADA PEMASANGAN TULANGAN (1) Batang tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar-gambar rencana. Apabila tidak ditetapkan lain oleh perencana pada pemasangan tulangan ditetapkan toleransi toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut. 3-4

30 Mandor (2) Terhadap kedudukan diarah ukuran konstruksi yang terkecil ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm untuk ukuran 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk ukuran lebih dari 60 cm. (3) Terhadap kedudukan bengkokkan diarah memanjang ditetapkan toleransi sebesar ± 50 mm, kecuali pada bengkokkan akhir. (4) Terhadap kedudukan bengkokkan akhir dari batang ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, dengan syarat tambahan bahwa tebal penutup beton diujung batang memenuhi yang disyaratkan (5) Terhadap kedudukan batang-batang tulangan pelat dan dinding ditetapkan toleransi di dalam bidang tulangan sebesar ± 50 mm. (6) Terhadap kedudukan dari sengkang sengkang, lilitan lilitan spiral dan ikatan-ikatan lainnya ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm. (7) Apabila pipa-pipa atau benda benda lain direncanakan menembus beton atau di tanam di dalam beton, maka tulangan tidak boleh dipotong dan tidak boleh digeser tempatnya lebih jauh dari pada toleransi-toleransi yang ditentukan dalam ayat (2) s/d (6). Umum 1) Ketentuan ketentuan mengenai tulangan yang ditetapkan dalam bab ini berlaku umum untuk setiap bagian konstruksi yang bersifat strukturil. 2) Untuk konstruksi konstruksi tertentu, kecuali harus dipenuhi ketentuan-ketentuan mengenai tulangan yang ditetapkan dalam bab ini, juga harus dipenuhi ketentuanketentuan mengenai tulangan yang ditetapkan dalam bab bab lain dari peraturan ini yang berlaku untuk konstruksi konstruksi itu. Kait dan Bengkokkan 1) Kait harus berupa kait penuh seperti ditunjukkan dalam gambar, atau kait miring seperti ditunjukkan dalam gambar, dengan memperhatikan ayat (2), dimana d adalah diameter batang polos dan dp adalah diameter pengenal batang yang diprofilkan menurut pasal 3.7 ayat (4). 2) Kait-kait sengkang harus berupa kait miring, yang melingkari batang-batang sudut dan mempunyai bagian yang lurus paling sedikit 6 kali diameter batang dengan minimum 5 cm, seperti ditunjukkan dalam gambar. 3) Bengkokkan harus mempunyai diameter intern sebesar paling sedikit 5 d atau 5 dp seperti ditunjukkan dalam gambar, dimana d adalah diameter batang polos dan dp adalah diameter pengenal batang yang diprofilkan menurut pasal 3.7 ayat (4). 3-5

31 Mandor Gambar Kait penuh Gambar Kait miring Gambar Kait miring pada sengkang 3-6

32 Mandor Gambar Pembengkokkan tulangan 3.3 Standar Menurut SNI Standar ini meliputi definisi, istilah, jenis, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat uji, syarat penandaan dan cara pengemasan Baja Tulangan Beton. Definisi Yang dimaksud dengan baja tulangan beton adalah baja berbentuk batang berpenampang bundar yang digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dari bahan baku ingot atau Billet Baja dengan cara canai panas (hot rolling). Jenis Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu Baja tulangan polos dan baja tulangan sirip. (1) Baja Tulangan beton polos Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak bersirip disingkat BjTP (2) Baja Tulangan beton sirip Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus, yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang dimaksud untuk meningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara relative terhadap beton, disingkat BjTS. 3-7

33 Mandor Syarat Mutu (1) Sifat tampak Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan gelombang, cerna yang dalam dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan. (2) Bentuk Persyaratan bentuk baja tulangan beton adalah sebagai berikut : a. Baja tulangan beton polos Permukaan batang baja tulangan beton polos harus rata tidak bersirip b. Baja tulangan beton sirip Permukaan batang baja tulangan beton sirio harus bersirip teratur. Setiap batang diperkenankan mempunyai rusuk memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu batang. Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak pada jarak yang teratur, serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Bila diperlukan tanda angka-angka atau huruf huruf pada permukaan baja tulangan beton, maka sirip melintang pada posisi dimana angka atau huruf diletakkan dapat ditiadakan. Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45 o terhadap sumbu batang, apabila membentuk sudut antara 45 o sampai 70 o, arah yang berlawanan tidak diperlukan. Ukuran Diameter, berat dan ukuran sirip Diameter dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti pada tabel 1. Diameter, ukiran sirip dan berat per meter baja tulangan beton sirip seperti pada table

34 Mandor Tabel 1. Ukuran baja tulangan beton polos No. Penamaan Diameter nominal (mm) Luas Penampang nominal (mm) Berat nominal (kg/m) 1 P6 6 0,2827 0,222 2 P8 8 0,5027 0,395 3 P ,7854 0,617 4 P ,888 5 P ,539 1,21 6 P ,011 1,58 7 P ,835 2,23 8 P ,801 2,98 9 P ,909 3,85 10 P ,158 4,83 11 P ,042 6,31 Tabel 2. Ukuran Baja Tulangan beton polos dan sirip No. Penamaan Diameter nominal (mm) Luas penampang nominal Diameter dalam (mm) Tinggi sirip melintang (diameter dalam) Min Maks Jarak sirip melintang maksimum Lebar rusuk memanjang maksimum Berat nominal Cm2 mm mm mm mm Mm Kg/m 1 s 6 6 0,2827 5,5 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222 2 s 8 8 0,5027 7,3 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395 3 s ,7854 8,9 0,5 1,0 7,0 7,9 0,617 4 s ,327 12,0 0,7 1,3 9,1 10,2 1,04 5 s ,011 15,0 0,8 1,6 11,2 12,6 1,58 6 s ,835 17,8 1,0 1,9 13,3 14,9 2,23 7 s ,801 20,7 1,1 2,2 15,4 17,3 2,98 8 s ,909 23,6 1,3 2,5 17,5 19,7 3,85 9 s ,605 27,2 1,5 2,9 20,3 22,8 5,18 10 s ,042 30,2 1,6 3,2 22,4 25,1 6,31 11 s ,18 34,0 1,8 3,6 25,2 28,3 7,99 12 s ,57 38,0 2,0 4,0 28,0 31,4 9,88 13 s ,64 48,0 2,5 5,0 35,0 39,3 15,4 3-9

35 Mandor Gambar Beberapa bentuk baja tulangan sirip Syarat penandaan Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking) dengan huruf timbul yang menunjukkan inisial pabrik pembuat serta ukuran diameter nominal. Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda pada ujung ujung penampangnya dengan warna yang tidak mudah hilang sesuai dengan kelas bajanya, seperti tabel 7 Tabel 7 Tabel untuk tanda kelas baja tulangan K e l a s Warna Bj. TP 24 Hitam Bj. TP 30 Bj. TS 30 Biru Bj. TS 35 Merah Bj. TS 40 Kuning Bj. TS 50 Hijau 3-10

36 Mandor Setiap kemasan harus diberi label dengan mencantumkan : - Nama atau nama singkatan dari pabrik pembuat - Ukuran (diameter dan panjang) - Kelas baja - Nomor leburan (No. Heat) - Nomor seri produksi dan tanggal produksi - Nomor SNI Cara Pengemasan Baja tulangan beton berbentuk batangan / lonjoran yang ukuran, jenis dan kelasnya sama, dibundel dan diikat secara kuat, rapih dan kokoh. Baja tulangan beton berbentuk batangan / lonjoran yang ditekuk dengan panjang yang sama harus diikat secara kuat, rapih dan kokoh. Berat tiap bundel minimum 500 kg. 3.4 Standar lainnya Berikut contoh standar pembesian pada proyek High Rise Building sesuai spesifikasi yang dipakai konsultan PT. Wiratman Ass. (diambil sebagian saja). 3-11

37 Mandor DIAMETER COMPRESSION DEVELOPMENT LENGTH ld (mm) fc - 30 fc - 25 D D D D D D D D

38 Mandor Bar Size (mm) D (mm) 180 Books 80 Books A or G J A or G

39 Mandor BEAM HEIGHT WEB REINFORCEMENT hb < h b < x 1 D h b < x 2 D h b < x 3 D h b < x 4 D h b < x 5 D

40 Mandor 3-15

41 Mandor 3-16

42 Mandor 3-17

43 Mandor RANGKUMAN Standar merupakan bagian dari spesifikasi teknik yang menjelaskan detail dari pemotongan dan toleransinya, pembengkokkan dan toleransinya, selimut beton dan penggunaan ganjal / spacer / tahu beton, perangkaian / penganyaman dan pemasangan. Mandor harus betul-betul menguasai dan menerapkan standar pembesian yang dipakai dilapangan. Untuk itu detail dari standar pembesian tersebut harus diminta kepada pemberi pekerjaan. Standar yang dipakai pada proyek-proyek lokal diindonesia biasanya mengacu pada standar menurut PBI 71 dan SNI.

44 Mandor LATIHAN a). Untuk keperluan pekerjaan dilapangan, apa saja yang harus dikuasai oleh mandor sehubungan dengan isi dari standar pembesian! b). Secara garis besar isi dari standar menurut SNI , sebutkan! c). Sebutkan secara garis besar isi dari standar menurut PBI 71!

45 Pelatihan Mandor BAB 4 GAMBAR KERJA 4.1. Membaca Gambar Kerja dan Sket Detail Konstruksi Sebagai Mandor anda bertanggung jawab atas mutu kerja dan mutu hasil kerja. Spesifikasi atau syarat teknis yang berkaitan dengan mutu, banyak disampaikan lewat gambar-gambar rencana. Maka Mandor harus mampu membaca gambar agar dapat menentukan langkah-langkah awal pelaksanaan pekerjaan. Pengertian dan manfaat membaca gambar : Pada pekerjaan konstruksi sebelum pelaksanaan di lapangan, lebih dulu dibuat gambar rencana konstruksi. Gambar-gambar, sket atau diagram digunakan untuk menjelaskan spesifikasi atau syarat teknis dan prosedur pelaksanaan pekerjaan tersebut. Bagaimanapun membaca gambar adalah tuntutan pekerjaan dan merupakan kemampuan dasar yang sangat penting dan harus dimiliki mandor. Membaca gambar ialah memperhatikan sampai memahami yang tercantum pada gambar dan selanjutnya dapat menyatakan dalam langkah-langkah pelaksanaan. Manfaat membaca gambar : Sebagai mandor borong, anda bertanggung jawab atas penyelesaian pekerjaan yang harus memenuhi mutu kerja dan mutu hasil kerja yang telah ditentukan. Agar dapat melaksanakan pekerjaan sesuai yang diharapkan mandor harus memahami pesan, perintah, dan syarat-syarat teknis atau spesifikasi dalam gambar berarti harus mampu membaca gambar, menerjemahkannya ke dalam langkah-langkah operasional. Jika Mandor tidak bisa membaca gambar, yang terjadi adalah salah ukur, ukuran tidak sesuai spesifikasi, pengerjaan salah, hasil tidak memenuhi mutu, ditolak, dibongkar. Dengan membaca gambar dapat memahami seluk beluk pekerjaan dan dapat menentukan langkah-langkah pelaksanaan secara benar, mempermudah dalam memberikan perintah atau tugas, mempermudah dalam mengarahkan kerja tukang dan pekerja, mempermudah dalam mengendalikan kerja terutama berkaitan dengan prosedur atau tata cara kerja serta mutu hasil kerja. 4-1

46 Pelatihan Mandor Gambar yang digunakan di bidang Konstruksi juga banyak macamnya antara lain : Gambar situasi, gambar denah, gambar detail. MACAM-MACAM GAMBAR Beberapa gambar dan keguanaannya : Gambar situasi Gambar situasi adalah gambar sebidang lahan yang akan digunakan untuk tempat bangunan, dilihat dari atas, dengan batas-batas yang mengelilinginya depan, belakang, kanan dan kiri. Bisa digambar dengan skala 1 : 500 sampai 1 : 200 tergantung kebutuhan. Digunakan untuk menunjukkan posisi atau letak bangunan pada lahan itu dan hubungannya dengan sekelilingnya. Perhatikan contoh ini : Posisi bangunan gudang A-B-C-D dari depan 8m, samping kanan : 7m, belakanang :10m, samping kiri : 50m (7+10m) = 35m. 4-2

47 Pelatihan Mandor Gambar Denah Bangunan Gambar denah bangunan adalah gambar tampak atas suatu bangunan merupakan potongan badan bangunan tersebut. Gambar detail Gambar detail adalah gambar suatu bagian tertentu, untuk menjelaskan bentuk dan motif yang sebenarnya, dilengkapi petunjuk dan ukuran, dan skala lebih besar (1:40; 1:25; 1:20: 1:10; 1:5) 4-3

48 Pelatihan Mandor Gambar tampak depan/samping Gambar tampak ialah gambar yang memperlihatkan tampak keseluruhan suatu sisi bangunan dari tempat memandang bangunan tersebut. Gambar potongan atau panampang Gambar potongan atau penampang adalah gambar yang menjelaskan bentuk penampang atau potongan keseluruhan dilihat dari satu sisi arah tempat bangunan atau benda dipotong. Penampang jalan dan selokan samping Penampang pondasi beton 4-4

49 Pelatihan Mandor Perbedaan antara gambar rencana konstruksi dan sket Gambar-gambar sket-sket atau diagram digunakan untuk menjelaskan spesifikasi konstruksi dan prosedur yang perlu untuk melaksanakan pekerjaan Gambar tersebut merupakan dokumen resmi untuk acuan pelaksanaan pekerjaan. Maka perlu tercantum catatan tentang nama gambar dan pengesahannya. Gambar rencana konstruksi biasanya dibuat oleh perencana atau konsultan. Gambar dibuat secara jelas, rinci, tepat, benar dan selalu mencantumkan spesifikasi dengan baik. Dibagian atas ini dapat anda lihat pula catatan tentang spesifikasi menyangkut ketentuan mutu, yaitu : MUTU BETON K175 MUTU BAJA U. 24. Sedangkan sket-sket dibuat dengan tangan, artinya tidak menggunakan alat gambar khusus tertentu. Cukup alat tulis biasa jadi hasilnya juga sederhana, tidak sehalus dan seteliti gambar rencana. Sket-sket dibuat dengan maksud memberikan petunjuk-petunjuk khusus. Pada pekerjaan acuan atau bekisting, sketsket dapat dibuat oleh tukang kayu, jadi tidak perlu oleh perencana. Sket-sket tersebut dibuat dengan menyatakan ukuranukuran yang diperlukan bagi komponen acuan, atau cara menyetelnya. Perhatikan sket di sebelah ini, dan coba kenalilah detail acuan itu. 4-5

50 Pelatihan Mandor PERBEDAAN ANTARA SKET/ GAMBAR DUA DIMENSI DAN TIGA DIMENSI Sket atau gambar dua dimensi memperlihatkan obyek atau benda seperti yang tampak dari satu sisi yang persis berada tegak lurus di depan benda. Sket di bawah ini adalah sket dua dimensi yang memperlihatkan bentuk acuan tembok. 4-6

51 Pelatihan Mandor Sket atau gambar tiga dimensi memperlihatkan obyek atau benda seolah duplikat atau tiruan benda sebenarnya tampak tiga bidang sisinya Sket di bawah ini memperlihatkan sket 3 dimensi bagian acuan atau bekisting, yaitu penutup samping. SIMBOL, TANDA, DAN NOTASI PADA GAMBAR DAN SKET Agar sket dan gambar dapat digunakan sebagai perintah kepada tukang, perlu dicantumkan catatan atau notasi, yang banyak berupa simbol, tanda, singkatan dan keterangan. Digunakan simbol, tanda, dan singkatan agar mengurangi banyaknya tulisan, agar gambar atau sket lebih jelas. SIMBOL DAN TANDA UMUM DAN KHUSUS Simbol arah Utara yang sering digunakan adalah seperti di bawah ini : Garis-garis arsir umumnya untuk menunjukkan irisa, potongan, atau penampang. Agar sket bertambah jelas, bagian sket dapat diarsir sehingga terkesan berbeda dengan bagian lain. 4-7

52 Pelatihan Mandor Sket dibawah ini memperlihatkan potongan acuan dinding, yang menggunakan arsiran dengan simbol khusus yang menunjukkan jenis bahan tertentu. Garis putus-putus biasa digunakan untuk menunjukkan bagian yang sebenarnya tidak tampak, karena terlindung, berada di dalam atau di belakang. Perhatikan contoh sket-sket berikut ini. 4-8

53 Pelatihan Mandor Titik pusat lubang atau lingkaran atau baut dinyatakan dengan silang garis tengah lubang atau lingkaran seperti di bawah ini. SKALA, UKURAN, SINGKATAN DAN CATATAN Skala adalah perbandingan antara jarak di atas gambar atau peta, dan jarak yang sama pada benda yang digambar atau benda sebenarnya. Misalnya jarak antara titik pada gambar adalah 1 cm sedangkan jarak sebenarnya 1m, maka skala gambar ialah 1 cm berbanding 1m, atau 1 : 100. Skala ditunjukkan dengan skala angka 1 di kiri, tanda bagi, dan satu angka di kanan. Angka di kiri adalah angka aktual, sedangkan yang di kanan menunjukkan berapa kali ukuran tersebut diperkecil pada gambar. Jadi 1 : 200 berarti gambar adalah 1/ 200 kali ukuran benda yang digambar. Jika pada gambar 10 mm, maka ukuran sebenarnya ialah 10 x 200 mm = mm atau 2m. 4-9

54 Pelatihan Mandor Jadi, sesuai gambar untuk sengkang perlu besi dengan diameter 8 mm, jarak satu sama lain 15 cm, lalu : 5 ø 16 berarti 5 batang besi diameter 16 mm, dan ø artinya besi dengan diameter 19 mm, jarak pemasangan 16 cm. Ingat, ø besi : mm, sedangkan jarak pemasangan dalam satuan cm. Ingat! Ø besi = mm Jarak = cm Sengkang

55 Pelatihan Mandor 4.2. Gambar Pembesian / Penulangan Beton Lantai Umumnya bentuk gambar penulangan lantai digambarkan seperti gambar Cara membaca/ memahami gambar ini dari atas ke bawah. Mulamula kita menjumpai tulangan atas kemudian tulangan bawah. Selanjutnya bila memakai batang tulangan utama yang dibengkokkan atau ujungnya berkait, maka urutannya dilihat dari atas ke bawah yang terdiri dari jaringan atas dari batang tulangan polos kemudian batang tulangan utama (deform) dan akhirnya jaringan bawah tulangan polos. Untuk membaca tulangan-tulangan yang terletak tegak lurus dengan tulangan utama dimulai dari arah kiri ke kanan. Bila ada beberapa batang tulangan yang sama besar serta jarak dari sumbu ke sumbunya sama, maka cukup digambar satu batang tulangan saja dan di atas batang tulangan tersebut ditulis keterangan sebagai berikut, yaitu : jumlah batang tulangan, diameter serta jenis baja kemudian jarak sumbu ke sumbu tulangan. Misalnya : 10 Φ D (Gambar 4.21). Gambar Tulangan lantai 4-11

56 Pelatihan Mandor Untuk menyatakan jenis baja dan menunjukkan tempat lapisan batang tulangan, diberikan notasi sebagai berikut : Untuk menyatakan jenis baja : Baja tulangan polos 24, atau Bj. Tp 24 tandanya P Baja tulangan deform 40, atau Bj. Tp 40 tandanya D Untuk menyatakan tempat lapisan tulangan : Lapisan terluar Lapisan kedua dari luar Lapisan kedua dari luar Lapisan terluar Segitiga hitam menunjukkan arah pusat bagian konstruksi. Jumlah segitiga hitam menerangkan letaknya dilihat dari arah luar. Catatan : Hal di atas ini sudah jelas bahwa untuk menyatakan jenis baja maupun petunjuk/ notasi dari letak lapisan tulangan harus diterangkan di bawah renvooi (daftar keterangan gambar, biasanya dipojok kanan bawah). Apabila ada suatu lantai atau bagian dari lantai memakai tulangan yang sama, maka notasi tulangan identik ini tidak perlu diulang kembali. Pada gambar ini, D adalah tulangan pembagi yang menyatakan tulangan berada di jalur tulangan A (jalut tulangan adalah suatu jalur dimana penulangan harus didistribusikan). Untuk tulangan yang identik cukup bila notasinya hanya pada jalur A saja. Notasi ini juga berlaku untuk jalur B Dinding Suatu tulangan dinding (Gambar 4.2.2) yang tampak penampangnya seperti pada gambar tersebut akan dibaca seperti cara membaca gambar tulangan lantai. Gambar Tulangan Dinding 4-12

57 Pelatihan Mandor Balok Gambar tulangan balok pada Gambar adalah gambar tampak dari sisi balok. Gambar a Gambar Tulangan Balok Gambar b Gambar Variasi Tulangan Balok Bagian atas dan bagian bawah dari tampak sisi balok menerangkan jumlah batang-batang tulangan, kemudian diameter serta jenis bajanya (deform), selanjutnya batang-batang tulangan ditandai dengan huruf. Bila diperlukan, tanda dengan huruf-huruf tersebut dapat ditulis kembali pada ujung batang tulangan. Supaya lebih jelas, ujung batang yang tidak berkait akan digambar dengan sedikit dibengkokkan (misalnya lihat batang tulang an b). Letak dari tulangan akan dinyatakan pada gambar potongan penampangnya, sedangkan bentuk dari sengkang hanya digambarkan pada potongannya. Pada garis ukur bagian bawah tampak sisi balok diterangkan jumlah sengkang, diameternya serta jenis bajanya dan jarak sumbu ke sumbu (misalnya 20 sk D ) Kolom (pilar) Tulangan kolom akan diterangkan di samping tampak sisi kolom (lihat gambar 4.2.4). Pada batang-batang tulangan kolom ini tercantum keterangan (informasi) sebagai ber ikut : jumlah tulangan, diameter serta jenis baja dan tandanya (misalnya 8 P 16a). Sedangkan letak dari batang 4-13

58 Pelatihan Mandor tulangan ini dinyatakan pada gambar potongan penampangnya dan sengkang hanya digambar pada potongan ini juga. Gambar Tulangan Kolom Pada garis ukur di samping potongan tersebut tercantum juga sengkang yang dipakai yaitu : jumlah sengkang, diameter serta jenis bajanya dan jarak sumbu ke sumbu (misalnya 12 sk P 8 300). Untuk perubahan tulangan kolom ke balok (gambar b) terkadang dibutuhkan dua tampak yang dilihat dari sisi balok (misalnya 6 P 25 a dan 2 P 20 b). Hasil dari gambar tulangan pada umumnya cenderung digambar di luar gambar tampak, dimana untuk batang-batang yang sama hanya satu batang tulangan yang digambar Penulangan jaringan Bila penulangan konstruksi beton menggunakan tulangan jaring, maka akan berlaku peraturan sebagai berikut : jaringan digambar dalam bentuk empat persegi panjang (gambar a) dimana ukurannya sesuai dengan ukuran jaring luar, pada empat persegi panjang itu ditarik garis diagonal dari kiri-bawah ke kanan-atas. 4-14

59 Pelatihan Mandor Gambar a Tulangan Jaring Tanda yang dipakai untuk tulangan jasing adalah angka 1, 2, 3 dan seterusnya ditulis dalam lingkaran yang terletak pada garis diagonal. Diameter tulangan dan jarak sumbu tulangan ke sumbu jaring dinyatakan dengan garis yang berujung pada lingkaran (tanda jaringan) menuju ke arah tulangan. Ukuran luar dari jaringan (dalam mm) ditulis di bagian bawah garis tersebut. Contoh untuk tulangan lantai dan dinding dengan memakai jaringan dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar b Tulangan Lantai, jaringan tulangan bawah 4-15

60 Pelatihan Mandor Gambar c Tulangan Lantai, jaringan tulangan atas Gambar d Tulangan Dinding, jaringan tulangan sisi belakang Gambar e Tulangan Dinding, jaringan tulangan sisi depan 4-16

61 Pelatihan Mandor Tulangan lantai dengan jaringan tulangan atas dan jaringan tulangan bawah masing-masing digambarkan. Di tempat sambungan lewatan dari jaringan akan digambarkan potongan penampangnya, sehingga letak sambungan lewatan satu dan yang lainnya dapat terlihat. Di samping itu panjang pengelasan juga dituliskan dan dalam gambar dicantumkan pula nomor-nomor tulangan serta jumlahnya yang akan dimasukkan dalam tabel. Sebenarnya bentuk tulangan jaring ada bermacam-macam, namun hal ini tidak akan dibahas karena akan terlalu jauh dan menyimpang Membaca gambar rencana / gambar kerja pembesian dan pembuatan Daftar Lengkung Pembesian (Bar Bending Schedule) dan Daftar Potong Pembesian Mengingat, bahwa pekerjaan pembesian merupakan salah satu unsur pekerjaan konstruksi yang sangat penting, maka seorang mandor harus dapat membaca gambar rencana dan gambar kerja. Agar tidak salah dalam melaksanakan pekerjaan. Setelah memahami gambar-gambar tersebut ia dapat merencanakan segala sesuatunya untuk mengadakan persiapan-persiapan untuk mengawali pekerjaan tersebut. Macam-macam baja tulangan : Baja tulangan terbagi dalam dua macam tulangan, menurut bentuknya, yaitu : 1. Batang polos Batang polos, rata : Mempunyai tanda ø di dokumen (untuk garis tengah tulangannya). Disebut juga dengan singkatan : BJTP (Baja Tulangan Polos) 2. Batang yang diprofilkan Batangnya dapat mempunyai rusuk-rusuk, berulir. Mempunyai tanda D di dokumen (untuk garis tengah tulangannya). Disebut juga dengan singkatan Bj TD (Baja Tulangan Diform). 4-17

62 Pelatihan Mandor Ukuran Garis Tengah Tulangan : Garis tengah tulangan atau diameter tulangan mempunyai satuan ukuran : dalan mm atau dalam inchi. Ukuran diameter dalam satuan mm : 6, 8, 10, 12, 14, 16, 19, 22, 25, 28, 30, 38, 40, 45 dan 50. Ukuran diameter dalam satuan inchi : 1/4, 5/16, 3/8, 1/2, 5/8, 3/4 7/8 1, 11/4 dan 11/2. Contoh : Ø 6, Ø 25, dan seterusnya. Ø 1/4, Ø 1, dan seterusnya. D 6, D 25, dan seterusnya. D 1/4, D 1 Kualitas Besi Beton : Tanda pada dokumen yang menunjukkan kualitas (mutu) besi beton yang disyaratkan ialah : u dengan disertai angka yang menunjukkan nilai titik lelahnya (dalam Kg/ mm 2 ). Contoh : u 24, u 40, u 50, dan seterusnya. Jadi mutu besi beton (kekuatannya) ada berbagai macam (tanda mutu besi beton biasanya dicantumkan dalam gambar/ spesifikasi). PERINGATAN : jangan sembarangan menukar mutu besi beton. Peraturan-peraturan Pekerjaan Pembesian : Ada standar-standar yang dapat kita pakai pada pekerjaan pembesian, antara lain : Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 71) Standar Nasional Indonesia (SNI). Untuk dapat mengetahui benar dan salah dalam praktek pekerjaan kita harus merujuk pada standar yang berlaku. 4-18

63 Pelatihan Mandor DAFTAR LENGKUNG DAN DAFTAR POTONG BESI BETON Berdasarkan gambar rencana/ gambar kerja pembesian Perlu dibuat : Daftar Lengkung Pembesian Lalu : Daftar Potong Pembesian 4-19

64 Pelatihan Mandor GAMBAR RENCANA PEMBESIAN Contoh gambar denah pondasi gedung Pelat pondasi sloof dan kolom-kolomnya. Contoh Denah Pembesian Plat Fondasi : 4-20

65 Pelatihan Mandor Tanda di atas ini memberitahukan bahwa pembesian yang diberi tanda O hanya dipasang sampai batas panah, berarti dipasang sampai batas panah kiri dan kanan. Yakni agar dapat membedakan garis itu garis pembesian atau garis tanda, sebab kadangkadang pada plat ada pembesian tanpa kait, terutama pembesian tambahan, biasanya gambar pembesian ada gambar kaitnya. DAFTAR LENGKUNG BESI BETON 4-21

66 Pelatihan Mandor DAFTAR POTONG BESI BETON Untuk dapat melakukan pemotongan besi beton yang seefisien mungkin untuk menghindarkan pemborosan akibat asal memotong besi, sehingga menjadi potongan bagian-bagian yang dapat mengakibatkan sisa potongan yang mubazir, maka perlu diperhatikan daftar ke 2, yaitu : DAFTAR POTONG BESI BETON. Usahakan membuat kombinasi bagian-bagian a, b, c, dan seterusnya, sehingga bagian sisa sependek mungkin. 4-22

67 Pelatihan Mandor RANGKUMAN Membaca gambar merupakan kemampuan dasar yang sangat penting dan harus dimiliki oleh mandor. Pada pekerjaan konstruksi (bangunan gedung, jalan dan jembatan, bangunan pengairan) sebelum pelaksanaan dilapangan, lebih dulu dibuat gambar rencana konstruksi. Gambar- gambar, sket atau diagram digunakan oleh perencana untuk menyampaikan atau menjelaskan spesifikasi atau syarat-syarat teknis dan prosedur pelaksanaan pekerjaan. Membaca gambar merupakan tuntutan pekerjaan mandor, mandor harus mampu membaca gambar, yaitu memahami pesan, perintah, syarat-syarat teknis atau spesifikasi, dan prosedur yang ditentukan serta menentukan langkah-langkah operasional. Membaca gambar adalah memperhatikan sampai memahami yang tercantum pada gambar, dan dapat menyatakan ke dalam langkah-langkah pelaksanaan. Dalam industri konstruksi digunakan banyak macam gambar rencana, antara lain : Gambar situasi, gambar denah bangunan, gambar detail, gambar tampak, gambar potongan dan sebagainya. Masing-masing macam gambar mempunyai maksud dan kegunaan sendiri, namun semua sebagai sarana untuk menyampaikan pesan atau perintah dari perencana kepada yang akan melaksanakan pekerjaan. Perbedaan antara gambar rencana konstruksi dan sket : PERBEDAAN ANTARA GAMBAR RENCANA KONSTRUKSI DAN SKET GAMBAR KONSTRUKSI SKET Dibuat oleh Perencana Bisa dibuat oleh mandor atau Membuatnya menggunakan alat tukang, tidak perlu Perencana dan perlengkapan khusus untuk Membuatnya cukup dengan alat menggambar tulis Sebagai dokumen resmi perlu Bukan merupakan dokumen keterangan tentang : nama resmi, sehingga tidak gambar, pemeriksaan/ memerlukan keterangan persetujuan dan seterusnya

68 Pelatihan Mandor Agar sket dan gambar rencana dapat digunakan sebagai perintah kepada tukang, perlu dilengkapi catatan atau notasi. Untuk catatan atau notasi banyak digunakan simbol, tanda, singkatan, maksudnya agar tidak terlalu banyak tulisan dan agar gambar / sket tampak lebih jelas. Ada simbol simbol, tanda tanda dan singkatan singkatan yang terdapat pada gambar dan sket. Ada simbol-simbol, tanda tanda maupun singkatan yang bersifat umum, antara lain : Ada pula simbol-simbol, tanda-tanda maupun singkatan yang khusus dimiliki oleh bidang bidang pekerjaan tertentu, antara lain :

69 Pelatihan Mandor Sebagai contoh terdapat beberapa gambar pembesian yaitu : - Gambar pembesian lantai - Gambar pembesian dinding - Gambar pembesian balok - Gambar pembesian kolom - Gambar pembesian jaringan Didalam membaca gambar rencana pembesian, urutannya adalah : a). Membaca gambar denah konstruksi beton bertulang b). Membaca gambar potongan denah tersebut c). Dari gambar potongan denah pembesian tersebut bisa dibuat daftar lengkung pembesian atau Bar bending schedule d). Dari Bar bending schedule akan bisa dibuat daftar pemotongan besi beton

70 Pelatihan Mandor LATIHAN a). Mengapa mandor harus bisa membaca gambar konstruksi? jelaskan! b). Sebutkan beberapa macam gambar beserta kegunaannya? c). Sebutkan 2 hal yang merupakan perbedaan antara gambar rencana konstruksi dan sket? d). Mengapa dalam membaca gambar harus dapat mengartikan simbol-simbol, tanda-tanda dan singkatan singkatan yang terdapat pada gambar tersebut! e) Berdasar notasi ini : - Berapa batang besi beton yang diperlukan? - Berapa ukuran besi tersebut? - Berapa panjang jarak antara besi pertama sampai besi terakhir?

71 Pelatihan Mandor BAB 5 INSTRUKSI KERJA 5.1 Umum Sebagaimana diketahui, pemerintah Indonesia c/q Menteri Pekerjaan Umum sudah mensyaratkan kontraktor harus melaksanakan sistem jaminan mutu atau Quality Assurance pada pelaksanaan proyek di Indonesia. Pelaksanaan Quality Assurance biasanya berupa system manajemen mutu ISO 9000 (untuk kontraktor berupa seri ISO 9002) yang harus dilaksanakan oleh seluruh personil pelaksanaan proyek termasuk juga seorang mandor borong. Salah satu prosedur mutu yang harus dilakukan adalah instruksi kerja atau IK. Instruksi kerja menjelaskan proses kerja secara detail dan merupakan petunjuk kerja bagi mandor yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Biasanya seorang mandor dalam melaksanakan pekerjaannya membuat langkahlangkah kerja tertentu tetapi tidak tertulis sehingga sulit diketahui apakah langkah kerja itu urutan dan isinya sudah benar dan apakah langkah kerja itu betul-betul sudah dilaksanakan. Pada pelaksanaan di lapangan prosedur mutu ISO 9000 mensyaratkan bahwa mandor harus mengendalikan pekerjaan dengan melaksanakan pengisian check list Instruksi Kerja sesuai contoh pada halaman berikut. Manfaat bagi mandor dan karyawannya dalam penerapan prosedur mutu tersebut antara lain : - Tugas dan tanggung jawab menjadi jelas - Menumbuhkan keyakinan kerja, karena bekerja berdasarkan prosedur kerja yang jelas dan benar. - Berkurang atau tidak adanya kerja ulang karena system mutu yang baik, Manfaat bagi unit kerja mandor borong antara lain : - Efektifitas dan efisiensi operasional mandor meningkat - Produktifitas meningkat dan biaya pekerjaan ulang berkurang. - Karena proses / langkah kerja dimonitor dan dikendalikan secara tertulis dapat diketahui siapa saja tukang atau pekerja yang potensial. Ada kesan pelaksanaan Jaminan Mutu hanya memperbanyak pekerjaan administratif saja sehingga perlu sosialisasi kepada seluruh karyawan yang ada. 5-1

72 Pelatihan Mandor Setelah hal tersebut betul-betul dikerjakan di lapangan, manfaat yang ada akan segera terlihat. Sudah saatnya seorang mandor mengetahui konsep dasar penerapan ISO 9000, yaitu : - Tulis apa saja yang anda kerjakan - Kerjakan apa yang anda tulis - Sudah efektif? Perbaiki yang perlu. - Rekam dan catat hasil pelaksanaannya. Pada bab berikut akan diuraikan contoh dari Instrukrur Kerja untuk pekerjaan pembesian/penulangan beton. 5.2 Contoh Instruksi Kerja 5-2

73 Pelatihan Mandor 5-3

74 Pelatihan Mandor Bagian teknik 5-4

75 Pelatihan Mandor RANGKUMAN Instruksi kerja (IK) merupakan salah satu prosedur sistem manajemen mutu yang harus dilaksanakan oleh seluruh pelaksanaan pekerjaan konstruksi termasuk mandor dan pekerjanya. Instruksi kerja (IK) berupa check list yang berisi detail dari langkah -langkah pekerjaan yang harus dilaksanakan seorang mandor beserta kriteria apa saja yang menjadi dasar langkah pekerjaan itu dapat diterima dengan baik Manfaat bagi mandor dan pekerjnya dari penerapan prosedur mutu tersebut antara lain : - Tugas dan tanggung jawab menjadi jelas - Menumbuhkan keyakinan kerja, karena bekerja berdasarkan prosedur kerja yang jelas dan benar. - Berkurangnya kerja ulang karena sistem mutu yang baik.

76 Pelatihan Mandor LATIHAN a). Apa keuntungan seorang mandor melaksanakan IK dilapangan b). Dengan melaksanakan IK, diharapkan efektifitas dan efisiensi mandor dan meningkat, jelaskan! c). Uraikan konsep dasar penerapan ISO 9000.

77 Pelatihan Mandor BAB 6 SKEDUL KERJA 6.1. Umum Pekerjaan pembesian/penulangan beton merupakan sebagian saja dari seluruh kegiatan proyek konstruksi, bahkan hanya merupakan bagian dari pekerjaan beton bertulang, tetapi karena pekerjaan beton bertulang biasanya merupakan pekerjaan utama maka pembesian memegang peran penting baik dalam hal mutu maupun waktu pelaksanaan. Mutu harus sesuai spesifikasi dan standar yang telah ditentukan, sedangkan waktu pelaksanaan harus sesuai dengan skedul kerja proyek secara keseluruhan. Dalam pelaksanaan, mandor akan diberi oleh Pemberi Pekerjaan/Kontraktor yaitu skedul pekerjaan beton bertulang atau concreting scheduling dan ditambah rencana kerja bulanan dan mingguan. Misalnya pada rencana kerja mingguan tertera = (lihat sub bab berikut) Pekerjaan plat lantai - Bekisting : 210m 2 - Pembesian : kg - Pengecoran : 80m 2 Maka tugas mandor adalah mempelajari dan menguasai skedul pekerjaan beton bertulang secara keseluruhan kemudian juga menelaah skedul atau rencana kerja bulanan atau mingguan dan dilakukan pengecekan dengan gambar kerja dan bar bending schedule. Hasil dari pengecekan tersebut akan menjadi input bagi pembuatan skedul harian/mingguan khusus pekerjaan pembesian yang dalam contoh minggu pertama harus menyelesaikan pekerjaan pembesian dengan volume kg. Cara pembuatan skedul harian/mingguan berikut skedul tenaga kerja, peralatan dan bahan akan dibahas pada modul RCF-03 : Jadwal kerja harian dan mingguan sedangkan gambar kerja dan bar bending schedule dapat dilihat pada bab. 4 : Gambar Kerja, pada modul ini. 6-1

78 Pelatihan Mandor 6.2. Contoh Schedule kerja pekerjaan beton bertulang Berikut akan dilampirkan contoh urutan pelaksanaan pembuatan schedule kerja pembesian yaitu : 1. Kontraktor akan melihat schedule kerja pekerjaan beton bertulang dalam hal ini diberikan contoh schedule kerja pekerjaan struktur high rise building. 2. Kemudian akan dilihat gambar pembesian dari pekerjaan struktur tersebut, dalam hal ini diberikan contoh gambar pembesian kolom bangunan 3. Kontraktor akan membuat daftar pembengkokkan besi (Bar Ben ding Schedule) dari gambar pembesian tersebut. 4. Dari kumpulan Bar Bending Schedule maka akan bisa dibuat rencana kerja harian mingguan seperti pada contoh terlampir Schedul pekerjaan struktur beton bertulang 6-2

79 Pelatihan Mandor Gambar kerja pembesian Bar Bending Schedule 6-3

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Baja tulangan beton. Badan Standardisasi Nasional

SNI Standar Nasional Indonesia. Baja tulangan beton. Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Baja tulangan beton ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Jenis...

Lebih terperinci

SNI. Baja Tulang beton SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional BSN

SNI. Baja Tulang beton SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional BSN SNI SNI 07-2052-2002 Standar Nasional Indonesia Baja Tulang beton ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional BSN Daftar Isi Halaman Daftar Isi...i Prakata...ii 1...Ruang Lingkup...1 2 Acuan Normatif...1 3

Lebih terperinci

Baja tulangan beton SNI 2052:2014

Baja tulangan beton SNI 2052:2014 Standar Nasional Indonesia Baja tulangan beton ICS 77.140.15 Badan Standardisasi Nasional BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen

Lebih terperinci

Teknologi Beton II. B e t o n B e r t u l a n g

Teknologi Beton II. B e t o n B e r t u l a n g Teknologi Beton II B e t o n B e r t u l a n g Konsep Dasar Beton Berulang Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan

Lebih terperinci

Baja tulangan beton dalam bentuk gulungan

Baja tulangan beton dalam bentuk gulungan Standar Nasional Indonesia Baja tulangan beton dalam bentuk gulungan ICS 77.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah

Lebih terperinci

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON RCF 05 : PERJANJIAN KERJA DAN MANAJEMEN UNTUK MANDOR PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian Dampak Lingkungan

Lebih terperinci

Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton

Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton 1. Ruang lingkup Standar ini meliputi definisi bentuk, juntaian, jenis, syarat bahan baku, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji,

Lebih terperinci

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON RCF 04 : PROSEDUR DAN TEKNIK PEMBUATAN DAN PEMASANGAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

BAJA TULANGAN BETON BERSTANDAR SNI 2052:2014

BAJA TULANGAN BETON BERSTANDAR SNI 2052:2014 BAJA TULANGAN BETON BERSTANDAR SNI 2052:2014 Video Hot Rolling pabrik DELI Baja berbentuk batang berpenampang bundar dengan permukaan polos dan sirip yang digunakan untuk penulangan beton, yang

Lebih terperinci

SNI. Baja tulangan beton SNI Standar Nasional Indonesia ICS ~ Stanzfardisasi. w $$: '" Nasioi:al. -..

SNI. Baja tulangan beton SNI Standar Nasional Indonesia ICS ~ Stanzfardisasi. w $$: ' Nasioi:al. -.. Stanzfardisasi SNI Standar Nasional Indonesia SNI 07-2052-2002 Baja tulangan beton ICS 27.180 -~ -..~ Badan -- ~. -- - - Nasioi:al w $$: '". : SNI 07-2052-2002 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... 1 Ruang

Lebih terperinci

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang Standar Nasional Indonesia Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang ICS 91.100.30; 77.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... 1 Daftar tabel... Error!

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia SNI Standar Nasional Indonesia SNI 7614:2010 Baja batangan untuk keperluan umum (BjKU) ICS 77.140.99 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE. Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan

BAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE. Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan BAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE 7.1 Material Konstruksi Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan besarnya biaya suatu proyek, lebih dari separuh biaya proyek diserap

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Tulangan Beton Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang berpenampang lingkaran yang digunakan untuk penulangan beton,yang diproduksi dari bahan baku billet

Lebih terperinci

Materi Praktis Pekerja Konstruksi Pekerjaan Besi Beton Buku 4 (empat)

Materi Praktis Pekerja Konstruksi Pekerjaan Besi Beton Buku 4 (empat) Buku 4 Materi Praktis Pekerja Konstruksi Pekerjaan Besi Beton Buku 4 (empat) Edisi 1 2016 Balai Pelatihan Konstruksi dan Peralatan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

BAB VII OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE 7.1. Material Konstruksi Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan besarnya biaya suatu proyek, lebih dari separuh biaya proyek diserap oleh material

Lebih terperinci

Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U)

Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U) Standar Nasional Indonesia Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U) ICS 77.140.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P Siku sama kaki)

Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P Siku sama kaki) Standar Nasional Indonesia Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P Siku sama kaki) ICS 77.140.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1

Lebih terperinci

Baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-beam)

Baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-beam) Standar Nasional Indonesia Baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-beam) ICS 77.140.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton

Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton SNI 03-6812-2002 Standar Nasional Indonesia Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton ICS 77.140.65; 91.100.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...

Lebih terperinci

BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI

BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI Pasal 1 : Material Plafond 1. Material utama plafond adalah GYPSUM BOARD 9 MM DAN ACRILYC 5 MM dengan ukuran panel standard adalah 1220 mm x 2440 mm. 2. Material

Lebih terperinci

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON RCF - 01 : UUJK, K3 DAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN PELATIHAN STRUCTURE ENGINEER OF BRIDGE CONSTRUCTION PEKERJAAN (AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KONSEP

Lebih terperinci

Bab VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

Bab VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS Bab VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan

Lebih terperinci

Nama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017

Nama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017 METODE PELAKSANAAN Nama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017 1. PEKERJAAN UMUM Mobilisasi Cakupan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB

Lebih terperinci

(Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan. 1. Tipe Jembatan. a) Jembatan Pelat Beton Berongga. b) Jembatan Pelat. c) Jembatan Girder

(Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan. 1. Tipe Jembatan. a) Jembatan Pelat Beton Berongga. b) Jembatan Pelat. c) Jembatan Girder 1 PEKERJAAN JEMBATAN (Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan 1. Tipe Jembatan a) Jembatan Pelat Beton Berongga b) Jembatan Pelat c) Jembatan Girder d) Jembatan Beton Balok T e) Jembatan

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

Pelat Dinding Tangga Pondasi Sistem Informasi Definisi Sistem Informasi

Pelat Dinding Tangga Pondasi Sistem Informasi Definisi Sistem Informasi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT Kode Jabatan Kerja : INA.5211.222.04 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI 1.1 Pengertian Kolom dan Balok Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur

Lebih terperinci

Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang

Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang Standar Nasional Indonesia Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang Lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBESIAN STRUKTUR BETON BANGUNAN GEDUNG

TEKNIK PEMBESIAN STRUKTUR BETON BANGUNAN GEDUNG TEKNIK PEMBESIAN STRUKTUR BETON BANGUNAN GEDUNG Hotma Prawoto Sulistyadi Program Diploma Teknik Sipil Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada 2010, 2015, 2016 Hotma Prawoto - DTS SV UGM 1 BAJATULANGAN SEBAGAI

Lebih terperinci

Pengenalan Kolom. Struktur Beton II

Pengenalan Kolom. Struktur Beton II Bahan Kuliah Ke-I Pengenalan Kolom Struktur Beton II Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh September 2008 Materi Kuliah Definisi Pembuatan Kolom Apa yang dimaksud dengan Kolom?

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT Febrianti Kumaseh S. Wallah, R. Pandaleke Fakultas Teknik, Jurusan Sipil Universitas Sam

Lebih terperinci

Panjang Penyaluran, Sambungan Lewatan dan Penjangkaran Tulangan

Panjang Penyaluran, Sambungan Lewatan dan Penjangkaran Tulangan Mata Kuliah Kode SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Panjang Penyaluran, Sambungan Lewatan dan Penjangkaran Tulangan Pertemuan - 15 TIU : Mahasiswa dapat merencanakan penulangan pada elemen-elemen

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Uraian umum Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : a. Tower A 18 lantai - Atap 1 lantai b. Tower B & C 24 lantai - Atap 1 lantai c. Podium 5 lantai,

Lebih terperinci

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin

Lebih terperinci

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT KONSTRUKSI SARANG LABA LABA seri 3 RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN BAWAH dengan sistim KONSTRUKSI SARANG LABA LABA seri 3 Proyek : Gedung

Lebih terperinci

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG Dalam bahasan laporan mingguan proses pengamatan pelaksanaan proyek ini, praktikan akan memaparkan dan menjelaskan

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN 1. Nama Kegiatan : Penataan Listrik Perkotaan 2. Nama pekerjaan : Penambahan Lampu Taman (65 Batang) 3. Lokasi : Pasir Pengaraian Pasal 2 PEKERJAAN

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 7394:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 7394:2008 Daftar

Lebih terperinci

BAB II DASAR-DASAR DESAIN BETON BERTULANG. Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan

BAB II DASAR-DASAR DESAIN BETON BERTULANG. Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan BAB II DASAR-DASAR DESAIN BETON BERTULANG. Umum Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentudari semen, pasir, dan koral

Lebih terperinci

Revisi SNI T C. Daftar isi

Revisi SNI T C. Daftar isi Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan

Lebih terperinci

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Soft cor ini dipasang sepanjang keliling area yang akan dicor, dengan kata lain pembatas area yang sudah siap di cor dengan area yang belum siap. 46 Pekerjaan

Lebih terperinci

PENGUJIAN KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS TULANGAN BAJA (KAJIAN TERHADAP TULANGAN BAJA DENGAN SUDUT BENGKOK 45, 90, 135 )

PENGUJIAN KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS TULANGAN BAJA (KAJIAN TERHADAP TULANGAN BAJA DENGAN SUDUT BENGKOK 45, 90, 135 ) PENGUJIAN KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS TULANGAN BAJA (KAJIAN TERHADAP TULANGAN BAJA DENGAN SUDUT BENGKOK 45, 90, 135) Gatot Setya Budi 1) Abstrak Dalam beton bertulang komponen beton dan tulangan

Lebih terperinci

BAB V PONDASI TELAPAK

BAB V PONDASI TELAPAK BAB V PONDASI TELAPAK I. METODA KONSTRUKSI PONDASI SETEMPAT A. Urutan Kegiatan Pekerjaan Pondasi Setempat Metoda konstruksi untuk pekerjaan pondasi setempat yaitu: 1. Penggalian tanah pondasi 2. Penulangan

Lebih terperinci

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP ) Standar Nasional Indonesia Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP ) ICS 77.140.65 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Apartemen Casa de Parco BSD BabV Pelaksanaan Pekerjaan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai 8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan

Lebih terperinci

RING BALK. Pondasi. 2. Sloof

RING BALK. Pondasi. 2. Sloof RING BALK Ring balk adalah bagian dari struktur bangunan seperti balok yang terletak diatas dinding bata, yang berfungsi sebagai pengikat pasangan bata dan juga untuk meratakan beban dari struktur yang

Lebih terperinci

BAB III DATA TEKNIS BETON PRACETAK PAESA-PSA SYSTEM

BAB III DATA TEKNIS BETON PRACETAK PAESA-PSA SYSTEM BAB III DATA TEKNIS BETON PRACETAK PAESA-PSA SYSTEM 3.1 Spesifikasi Material Sistem Struktur Pracetak PAESA PSA 3.1.1 Material Struktur Spesifikasi bahan struktur pracetak PAESA-PSA telah disesuaikan dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Berat Jenis dan Kerapatan Kayu Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara 0.2-1.28 kg/cm 3. Berat jenis kayu merupakan suatu petunjuk dalam menentukan kekuatan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU STRUKTUR BETON BERTULANG

PENGENDALIAN MUTU STRUKTUR BETON BERTULANG PENGENDALIAN MUTU STRUKTUR BETON BERTULANG Florida Muliani Tedja NRP : 9921007 Pembimbing : Maksum Tanubrata Ir., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK Seiring

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STRUKTUR BAJA YANG DIFABRIKASI DI PABRIK DAN DI LAPANGAN

ANALISIS BIAYA STRUKTUR BAJA YANG DIFABRIKASI DI PABRIK DAN DI LAPANGAN ANALISIS BIAYA STRUKTUR BAJA YANG DIFABRIKASI DI PABRIK DAN DI LAPANGAN Dina Oktorina NRP : 0321084 Pembimbing : Yohanes L. D. Adianto, Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton tidak dapat menahan gaya tarik melebihi nilai tertentu tanpa mengalami retak-retak. Untuk itu, agar beton dapat bekerja dengan baik dalam suatu sistem struktur,

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Tinjauan Umum Menurut Supriyadi dan Muntohar (2007) dalam Perencanaan Jembatan Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan mengumpulkan data dan informasi

Lebih terperinci

MACAM-MACAM PROFIL BAJA

MACAM-MACAM PROFIL BAJA MACAM-MACAM PROFIL BAJA 1. PENGETAHUAN DASAR a. Memahami Bentuk-Bentuk Baja Dalam Teknik Bangunan Gedung Baja dalam teknik konstruksi bangunan gedung terdapat dalam bermacam-macam bentuk sebagai berikut

Lebih terperinci

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengendalian Proyek Suatu kegiatan pengawasan/monitoring suatu Proyek supaya proyek bisa berjalan dengan lancar dan mendapatkan mutu yang baik, penggunaan biaya dan

Lebih terperinci

Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)

Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P) Standar Nasional Indonesia Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P) ICS 77.140.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya. BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT 7.1 Uraian Umum Dalam konstruksi bangunan bertingkat seperti halnya pada Proyek Puri Mansion Apartment

Lebih terperinci

RSU KASIH IBU - EXTENSION STRUKTUR : BAB - 06 DAFTAR ISI PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 01. LINGKUP PEKERJAAN BAHAN - BAHAN..

RSU KASIH IBU - EXTENSION STRUKTUR : BAB - 06 DAFTAR ISI PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 01. LINGKUP PEKERJAAN BAHAN - BAHAN.. DAFTAR ISI 01. LINGKUP PEKERJAAN.. 127 02. BAHAN - BAHAN.. 127 03. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN...... 127 PT. Jasa Ferrie Pratama 126 01. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi

Lebih terperinci

BAB VII PENAMBAHAN BALOK STRUKTUR LANTAI ATAP AKIBAT BEBAN GONDOLA DAN ROOF TANK

BAB VII PENAMBAHAN BALOK STRUKTUR LANTAI ATAP AKIBAT BEBAN GONDOLA DAN ROOF TANK AKIBAT BAB VII PENAMBAHAN BALOK STRUKTUR LANTAI ATAP AKIBAT 7.1 Uraian Umum Proses design yang dilakukan oleh konsultan perencanaan sangatlah penting dan erat kaitannya dengan proses kontruksi yang akan

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1 Proyek 3.1.1 Uraian Umum Proyek Proyek Ciputra International ini merupakan proyek yang dikerjakan oleh PT. Nusa Konstruksi Enjiniring bertindak sebagai kontraktor pelaksana,

Lebih terperinci

PR 1 MANAJEMEN PROYEK

PR 1 MANAJEMEN PROYEK PR 1 MANAJEMEN PROYEK Suatu bagian gedung 2 lantai menggunakan struktur beton bertulang seperti ditunjukkan pada lampiran. Data-data teknis struktur bangunan adalah sebagai berikut : Luas bangunan : 5

Lebih terperinci

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

Baja lembaran lapis seng (Bj LS) Standar Nasional Indonesia Baja lembaran lapis seng (Bj LS) ICS 77.14.5 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah kegiatan dalam suatu proyek sebagai penilaian yang bertujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan pedoman perencanaan yang telah

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang dibangun dengan mempertimbangkan beberapa hal. Diantaranya adalah meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN BAB III METODOLOGI PERENCANAAN III.. Gambaran umum Metodologi perencanaan desain struktur atas pada proyek gedung perkantoran yang kami lakukan adalah dengan mempelajari data-data yang ada seperti gambar

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB III PEMODELAN STRUKTUR BAB III Dalam tugas akhir ini, akan dilakukan analisis statik ekivalen terhadap struktur rangka bresing konsentrik yang berfungsi sebagai sistem penahan gaya lateral. Dimensi struktur adalah simetris segiempat

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN 4.1 KONDISI PROYEK 4.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan merupakan seluruh rangkaian pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan guna memudahkan

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7-1 BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG TUGAS AKHIR 1 HALAMAN JUDUL PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program

Lebih terperinci

sedangkan harga upah yang diperhitungkan merupakan upah borongan.

sedangkan harga upah yang diperhitungkan merupakan upah borongan. BAB VI PEMBAHASAN Menyusun rencana anggaran biaya proyek merupakan langkah awal dalam proses pembangunan suatu proyek, sehingga harus dilakukan dengan seteliti dan secermat mungkin agar diperoleh biaya

Lebih terperinci

PROSES PEMASANGAN PORTAL BAJA

PROSES PEMASANGAN PORTAL BAJA PROSES PEMASANGAN PORTAL BAJA A. PEMAHAMAN GAMBAR KERJA Konsep pemahaman gambar-gambar Baja / Gambar Pelaksanaan sebelum masuk bengkel seperti denah keseluruhan, ukuran -ukuran total bangunan, jarak dan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu diharapkan hasil dengan kualitas yang baik dan memuaskan, yaitu : 1. Memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci