Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1
|
|
- Inge Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1
2 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian Dampak Lingkungan 2. RCF - 02 Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian / Penulangan Beton 1 Menerapkan UUJK, K3 dan ketentuan pengendalian lingkungan kerja 2 Menguasai rencana pembuatan pembesian / penulangan beton sesuai spesifikasi pembesian / penulangan beton, gambar kerja, Instruksi Kerja (IK) dan Schedule Kerja Proyek 3. RCF - 03 Jadwal kerja harian dan mingguan 3 Membuat jadwal (schedule) kerja harian dan mingguan 4. RCF - 04 Prosedur dan teknik pembuatan dan pemasangan pembesian / penulangan beton A. Pekerjaan Persiapan 4 Melakukan Pekerjaan Persiapan Pembesian / Penulangan Beton B. Pembuatan dan Pemasangan Pekerjaan Pembesian / Penulangan Beton C. Pemeriksaan, Evaluasi dan Pelaporan pelaksanaan pekerjaan pembesian / Penulangan Beton 5. RCF - 05 Perjanjian Kerja dan Manajemen Untuk Mandor 5 Mengkoordinir dan mengawasi pembuatan dan pemasangan pembesian / penulangan beton 6 Memeriksa, mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan pembuatan dan pemasangan pembesian / penulangan beton 7 Menguasai dan melaksanakan kontrak / perjanjian kerja 1.2
3 Pelatihan Mandor Pembesian/ Penulangan Beton Nomor Modul RCF 05 Judul Modul PERJANJIAN KERJA DAN MANAJEMEN UNTUK MANDOR DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUS. PKPK) Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp Jakarta Selatan 1.3
4 NOMOR/ JUDUL MODUL : RCF 05/ PERJANJIAN KERJA DAN MANAJEMEN UNTUK MANDOR TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU) Setelah modul ini dipelajari peserta mampu : Menguasai dan melaksanakan kontrak/ perjanjian kerja, dengan mengatur/ mengelola pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya, mutu dan waktu yang disyaratkan 1.4
5 TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK) Setelah modul ini selesai dipelajari, peserta mampu : 1. Menerapkan prinsip-prinsip manajemen sederhana. 2. Menguasai kontrak/ perjanjian kerja dan melaksanakannya sesuai persyaratan. 3. Menghitung harga satuan pekerjaan pembesian 4. Menerapkan keuangan dan pembukuan sederhana. 5. Menerapkan hubungan kerja yang baik antar sesama pelaksana pekerjaan. 6. Mengerti mengenai kewirausahaan sebagai pedoman dimana mandor sudah merupakan pengusaha kecil. 1.5
6 PENDAHULUAN Mandor dalam pekerjaan sehari-hari memimpin, mengawasi dan mengendalikan sumber daya baik tenaga kerja, keuangan, peralatan dan bahan, maka seorang mandor adalah manajer dalam skala yang kecil. Agar dapat melaksanakan pekerjaan sesuai perjanjian kerja yang disepakati dengan pemberi pekerjaan, mandor memerlukan pengetahuan manajemen meskipun cukup hanya taraf yang sederhana. 2.1
7 Pengetahuan manajemen yang diperlukan antara lain fungsi-fungsi manajemen (merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan kerja), menguasai perjanjian kerja, keuangan dan pembukuan yang sederhana, hubungan kerja dan kewirausahaan. 2.2
8 PERJANJIAN KERJA SPK (Surat Perintah Kerja) mandor borong merupakan semacam kontrak kerja yang sederhana antara mandor borong dan pemberi perintah kerja (biasanya pekerjaan konstruksi). Yang perlu dicermati pada SPK adalah : Bagian dan uraian pekerjaan Volume pekerjaan Harga satuan Jumlah harga borongan Syarat-syarat lain meliputi waktu, kualitas, peralatan, metode, material, pajak dan lain-lain. 3.1
9 Contoh SPK Mandor Borong : SURAT PERINTAH KERJA MANDOR BORONG Nomor SPK : LINGKUP PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN No. Bagian & Uraian Pekerjaan Volume Harga Satuan Jumlah Harga dst Jumlah Harga Satuan Rp. Terbilang : Syarat-Syarat Yang Harus Ditaati : SELANJUTNYA SYARAT-SYARAT DIBUAT SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA KEPENTINGAN PERUSAHAAN DAPAT DIAMANKAN Demikian Surat Perintah Kerja ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Menyetujui harga dan syarat-syarat tersebut diatas Mandor Borong Pemberi Perintah Kerja PT... Nama Jelas.. Nama Jelas 3.2
10 Contoh : Berita Acara Prestasi Pekerjaan BERITA ACARA PRESTASI PEKERJAAN MANDOR BORONG Pada hari ini.... tanggal.. Bulan.... kami yang bertanda tangan dibawah ini : I...: Selaku dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Yang berkedudukan di yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. II...: Selaku dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama yang berkedudukan di. yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. tahun Menerangkan bahwa kedua belah pihak telah setuju dan sepakat melakukan pemeriksaan pekerjaan dan menyetujui prestasi pekerjaan berdasarkan : 1. Kontrak / SPK No. dan Tanggal :. 2. Harga Kontrak / SPK :. 3. Waktu pelaksanaan :. Dengan rincian sebagai berikut :. No. Macam Pekerjaan Volume Sesuai SPK / Kontrak s/d saat ini BA s/d yang lalu Realisasi Volume Pekerjaan Periode ini BA yang ditagihkan Sisa yang belum di BA kan Harga Satuan Jumlah Harga yang ditagihkan Bila macam pekerjaan cukup banyak dapat berbentuk Lampiran yang diparaf kedua pihak JUMLAH Maka PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran dengan perhitungan sebagai berikut : 1. Prestasi s/d saat ini. = Rp. (dari kolom 10) 2. Prestasi s/d yang lalu. = Rp. (-) 3. Prestasi yang dapat dibayarkan saat ini.. = Rp. 4. Potongan : = Rp. - Uang muka. = Rp. - Lain-lain.. = Rp. (-) 5. Jumlah pembayaran yang diterima. = Rp. Demikian Berita Acara Prestasi Pekerjaan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA 3.3
11 Contoh : Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Mandor Borong 3.4
12 Contoh : formulir evaluasi kinerja mandor. PROYEK EVALUASI KINERJA MANDOR Nama Mandor : Alamat : Elemen Pekerjaan : No. ITEM PEKERJAAN BOBOT NILAI TOTAL NILAI (%) (0-100) = 1 x 2 KETERANGAN Hasil nilai rata-rata 1. Persiapan Kerja ke atas = sangat baik 2. Mutu kerja = baik 3. Pemenuhan produksi target = cukup 4. Kemampuan pengerahan tukang / tenaga kerja 25 Dibawah 60 = tidak diterbitkan surat referensi Tanggal,. Disetujui oleh, Dibuat oleh, (KEPALA PROYEK) (KEPALA LAPANGAN) 3.5
13 Proses penunjukan mandor : Mengevaluasi kinerja mandor dengan item penilaian utama persiapan kerja, mutu kerja, pemenuhan target produksi dan kemampuan pengerahan tukang/ pekerja Memberikan surat referensi pekerjaan Mencatat mandor yang mendapat referensi Proses penunjukkan mandor dengan membandingkan harga penawaran 3.6
14 MANAJEMEN Manajemen ialah usaha pengaturan untuk menyelesaikan pekerjaan atau untuk mencapai tujuan. Melalui kegiatan atau usaha orang lain Fungsi-fungsi manajemen ialah : Perencanaan Pengorganisasian Pengarahan Pengendalian 4.1
15 Mandor perlu menerapkan fungsi-fungsi manajemen tersebut di dalam pekerjaan atau usahanya, sebatas tugas dan tanggung jawabnya. Penerapan manajemen secara baik dalam usaha atau pekerjaan mandor di bidang konstruksi adalah penting, karena memberi manfaat antara lain : Pekerjaan menjadi lancar Tidak terjadi tumpang tindih Tidak kelebihan atau kekurangan tenaga Hubungan kerja lebih baik Mengurangi kesalahan atau penyimpangan Pencapaian tujuan lebih terjamin Penyelesaian pekerjaan tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya. 4.2
16 Merencanakan kerja berarti : MERENCANAKAN Memikirkan apa-apa yang akan dikerjakan pada waktu yang akan datang Untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya Mandor perlu merencanakan kerja, agar dapat melaksanakan pekerjaan sesuai waktu, mutu dan biaya yang ditentukan Biasakan membuat rencana tertulis Masukan-masukan dalam rencana kerja : Tenaga kerja Bahan Alat Uang Waktu Cara kerja (metode) Ruang (lokasi kerja) 4.3
17 MENGORGANISASIKAN Mengorganisasikan kerja ialah : Menyusun dan mengatur berbagai bagian atau unsur pekerjaan, sehingga menjadi kesatuan yang teratur, untuk melaksanakan pekerjaan Membagi-bagikan (memberikan) tugas, wewenang dan tanggung jawab kepada tukang dan pekerja atau kelompok kerja, sesuai kebutuhan Langkah-langkah : Mengadakan (mendatangkan) tukang dan pekerja Memberi (membagi-bagikan) tugas Menjelaskan wewenang dan tanggung jawab Menjelaskan hubungan antara kelompok kerja Mengatur sumber daya lain (bahan, alat dan tempat) 4.4
18 Koordinasi : Pengorganisasian kerja yang baik menghasilkan Koordinasi dan kerjasama yang baik Kerjasama yang baik memperlancar pekerjaan, menghemat waktu, tenaga dan biaya Komunikasi : Komunikasi sangat penting untuk terjadinya koordinasi Komunikasi yang baik memperlancar pekerjaan, koordinasi dan saling mendukung pencapaian tujuan bersama Mandor harus mampu berkomunikasi dengan atasan, sesama mandor dan tukang atau pekerja 4.5
19 MENGARAHKAN Mengarahkan kerja berarti menggerakkan dan mendorong tukang dan pekerja, agar mengerti, mampu dan melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan ketentuan. Faktor-faktor penting dalam mengarahkan : Hubungan manusiawi Pelimpahan wewenang Keterbukaan Motivasi 4.6
20 Langkah-langkah dalam mengarahkan kerja : Limpahkan sebagian tugas Berikan petunjuk yang jelas Ajak mereka bekerja Berikan semangat (motivasi) bersikaplah terbuka Didik dan bimbinglah bawahan Tumbuhkan kepuasan pribadi 4.7
21 MENGENDALIKAN Mengendalikan kerja ialah mengawasi dan melakukan tindakan terhadap pelaksanaan pekerjaan Mengendalikan kerja menyangkut : Menentukan standard atau ukuran Mengukur dan membandingkan pekerjaan dengan standar (ukuran) Melakukan tindakan perbaikan 4.8
22 Rencana, gambar spesifikasi, jadwal kerja merupakan alat pembanding pencapaian tujuan dalam rangka mengendalikan kerja. Alat-alat atau bentuk rencana tertulis : Daftar cek kesiapan (check list) Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan (jadwal kerja) Jadwal waktu dan kebutuhan tenaga kerja Jadwal kebutuhan alat dan bahan Instruksi kerja 4.9
23 Memimpin : mengilhami dan menunjukkan kepada orang lain jalan untuk maju dan berkembang atau menang, sehingga orang lain antusias untuk mengikutinya. Kualitas jiwa seorang pemimpin : dinamis, aktif, berwawasan, luwes, kreatif, sabar, tekun, berkharisma. 4.10
24 KEUANGAN DAN PEMBUKUAN SEDERHANA Masalah keuangan sangat penting dalam usaha mandor Diperlukan sistem pencatatan yang disebut pembukuan sederhana Sumber daya uang sangat terbatas, penggunaan harus tepat sasaran 5.1
25 2 hal yang menentukan nilai uang yaitu jumlah dan waktu Diperlukan disiplin sehingga penggunaan uang tepat guna dan tepat waktu Pemasukan harus lebih besar dari pengeluaran Pemborosan harus dihindari 5.2
26 Setiap pengeluaran punya sumbangan jelas bagi progress atau mutu pekerjaan. Pengeluaran harus tertib dan disiplin sesuai waktu dan penggunaan yang tepat. Keluar masuk uang harus tertata rapi sehingga diketahui jumlah hutang, tagihan serta hasil usaha Setiap pengeluaran harus ada alasan yang bisa dipertanggungjawabkan Dengan menerapkan prinsip tersebut bisa kita tahu kegiatan yang bisa dihemat, atau cara kerja yang perlu diperbaiki 5.3
27 Rencana pengeluaran : Contoh : Pekerjaan galian memerlukan 1 orang untuk 10 hari Upah = Rp / hari U. Makan = Rp / hari Hari Uang Makan Upah * ) Kebutuhan Uang per hari Upah = 6 x Rp = Rp ,- U. Makan = 6 x Rp = Rp ,- Rp ,- 5.4
28 Rencana Penerimaan : Pekerjaan galian per m3 = Rp Hari ke 6 : 6 x 3 m3 x Rp = Rp ,- Hari ke 10 : 4 x 3 m3 x Rp = Rp ,- Penerimaan Pengeluaran Tabel Selisih (5000) (5000) (5000) (5000) (5000) (5000) (5000) (5000) Modal s/d hari ke 6 = Rp x 5 = Rp ,- 5.5
29 Perhitungan Laba Rugi : Pendapatan : 30 m 3 x Rp = Rp ,- Biaya Upah : 10 x Rp = Rp ,- _ Rp ,- 5.6
30 HUBUNGAN KERJA Hubungan kerja adalah hubungan yang terjadi karena adanya kegiatan yang melibatakan orang atau orang-orang lain. Jenis-jenis hubungan kerja dalam usaha jasa konstruksi ialah : Hubungan pelaksanaan pekerjaan Hubungan pengawasan pekerjaan Ada kalanya mandor dipercaya untuk pengadaan bahan bangunan Dua jenis hubungan kerja yang tercakup sekaligus antara kepala mandor dengan mandor maupun dengan para tukang dan pekerja ialah : Hubungan pelaksanaan Hubungan pengawasan 6.1
31 Sifat-sifat hubungan kerja ialah : Bersifat informal, atau kesepakatan lisan Bersifat formal, atau dalam bentuk kesepakatan tertulis Hubungan kerja antara mandor dan para tukang dan pekerja adalah bersifat tidak resmi atau bersifat informal Surat Perintah Kerja (SPK) antara mandor dan pemberi kerja sudah dapat digolongkan sebagai ikatan kerja formal. 6.2
32 Dasar hubungan kerja ialah kepercayaan Kemampuan mengatur pekerjaan tukang, mengatur alat kerja, bahan serta jaminan modal untuk mendatangkan tukang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan memuaskan. Kepuasan itu menumbuhkan kepercayaan dari pemilik proyek atau kontraktor. Bila mandor sudah dipercaya, bisa diharapkan ia akan menjadi mandor langganan. 6.3
33 Hubungan keluar antara mandor dengan kontraktor, konsultan atau leveransir penting, akan tetapi hubungan serasi dan menyenangkan antara mandor dan para tukang dan pekerja juga penting adalah menjadi tugas mandor untuk membina hubungan yang demikian. Mandor harus tahu menempatkan diri. Ia harus ramah tetapi tegas, tidak angker tetapi mampu menegakkan aturan tanpa pandang bulu. 6.4
34 Mandor perlu menguasai bidang pelaksanaan yang terdiri atas dua bidang. Yaitu kemampuan mengatur pekerjaan dan kemampuan teknis untuk mengawasi pekerjaan. Ketenangan kerja diperlukan untuk menimbulkan gairah dan semangat kerja. Untuk itu mandor perlu : Memberikan perlindungan terhadap tukang Memperhatikan kepentingan tukang Menegor yang bersalah dan Memberikan pujian bagi yang bekerja dengan baik 6.5
35 Perselisihan kerja antara mandor dan tukang seringkali disebabkan jadwal kerja terlambat dan mutu hasil pekerjaan tidak memenuhi syarat. Perselisihan kerja juga timbul sebagai akibat kecelakaan kerja Perselisihan kerja juga bisa dikurangi bila tukang itu sebelumnya menjalani pelatihan sebelum menjadi tukang, sebab dalam program pelatihan itu diajarkan : Pengetahuan dan peralatan kerja Prosedur, syarat dan metode kerja K3 Konstruksi dan Latihan keterampilannya sendiri 6.6
36 Hubungan kerja antara mandor dan tukang serta pekerja hendaknya hubungan kerja yang hangat dan menyenangkan. Hal ini perlu untuk mencapai kekompakkan kerja. Mandor juga berperan untuk menumbuhkan semangat kerja dan rasa saling peduli diantara para tukang, agar tercipta kelompok kerja yang kompak. Usaha yang perlu dilakukan ialah : Dalam menyampaikan perintah hendaklah secara langsung dan dengan menghargai perasaan tukang yang diperintah Tetapi mandor juga harus tegas dan tidak ragu-ragu dalam menyampaikan perintah 6.7
37 KEWIRAUSAHAAN Sebelum wira usaha, sudah populer dan lebih dulu dikenal istilah wiraswasta, padanan dari bahasa asing Entrepreneur, istilah wira mengandung enam arti sifat-sifat yang unggul yaitu, Utama, Gagah, Berani, Luhur, Teladan atau Pejuang. Sedangkan Swa berarti sendiri, dan Sta berarti berdiri. Maka wiraswasta dapat berarti orang yang mengutamakan kemandirian. Usaha merupakan padanan dari arti berproduksi atau mejalankan produksi, yang mengandung arti penciptaan nilai tambah. Yang menjalankan usaha disebut usahawan. Usahawan yang memiliki sifat kewiraan disebut wirausahawan. 7.1
38 Dalam modul ini digunakan istilah wirausaha atau kewirausahaan sebagai kegiatan penciptaan nilai tambah, yang dianggap lebih memadai dibanding penekanan kepada hanya kemandirian. Mandor dituntut untuk mencapai taraf sebagai usahawan pilihan atau wirausahawan dengan mutu jasa yang prima yang dapat dihasilkannya. Mandor juga telah turut merintis lapangan kerja ke luar negeri. 7.2
39 Fungsi wirausahawan itu sangat menentukan bagi perekonomian pada umumnya. Rincian fungsi bagi pekerjaan mandor : Mandor terlibat sebagai penghasil jasa Mandor menciptakan metode dan terobosan baru Fungsi sebagai pencari dan menciptakan peluang usaha Fungsi pengembangan sumber daya meliputi program pelatihan bagi sumber daya manusia, pemupukan modal guna kelancaran usaha dan kemampuan penguasaan pengoperasian peralatan. 7.3
40 Persyaratan yang sangat diperlukan wirausahawan Tekad, artinya keberanian melakukan sesuatu. Kerja keras, berarti penggunaan waktu lebih. panjang untuk bekerja dan cara kerja yang selalu diperbaiki. Tekun, memperlihatkan sikap sabar dan terus berusaha sepenuh hati. Cerdik, dihubungkan dengan kemampuan mengenal persoalan, menganalisa, menghitung dan memutuskan. 7.4
41 NEGOSIASI Teknik negosiasi perlu diketahui oleh seorang mandor dalam proses sebagai berikut : Pendekatan, penjajagan dan negosiasi agar pekerjaan borongan tersebut dapat dikerjakan oleh seorang mandor. Apabila terjadi permasalahan atau konflik dengan pemberi pekerjaan pada pelaksanaan proyek, diperlukan teknik negosiasi yang baik agar hal tersebut dapat diselesaikan secara baik baik. 8.1
42 Negosiasi : Kata lain dari perundingan Kedua belah pihak harus mempersiapkan suatu nilai tawar menawar atas konflik atau perbedaan kepentingan yang dinegosiasikan Diperlukan pertemuan informal atau pendekatan sebelum tahap negosiasi Perunding yang baik tidak akan bersikap dominan dan memaksakan kepentingannya saja tanpa memberikan kelonggaran kepada pihak yang diajak berunding Negosiasi merupakan ketrampilan komunikasi untuk mencapai kata sepakat dan diusahakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. 8.2
43 Proses atau urutan pelaksanaan negosiasi Perkenalan dan pendekatan Peninjauan umum (acara negosiasi) Latar belakang permasalahan Penjabaran pokok permasalahan Rundingkan permasalahan Kompromi 8.3
44 SEKIAN & TERIMA KASIH
Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1
Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian
Lebih terperinciPELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON
RCF 05 : PERJANJIAN KERJA DAN MANAJEMEN UNTUK MANDOR PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI
Lebih terperinciSelamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1
Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian
Lebih terperinciTCE-09 PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN HASIL PEKERJAAN
TCE-09 PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN HASIL PEKERJAAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya
Lebih terperinciTCE-06 DOKUMEN KONTRAK
TCE-06 DOKUMEN KONTRAK DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp.
Lebih terperinciBAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK
BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR
Lebih terperinci3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 ORGANISASI PROYEK Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis
Lebih terperinciPELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN O H T PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl.
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah kegiatan dalam suatu proyek sebagai penilaian yang bertujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan pedoman perencanaan yang telah
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI KOORDINASI KEGIATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU PENILAIAN DAFTAR
Lebih terperinciOwner (Pemilik Proyek)
Owner (Pemilik Proyek) Konsultan Perencana Konsultan Pengawas Kontraktor (Pelaksana Proyek PIHAK TERKAIT seseorang atau instansi yang memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Sistem Organisasi Proyek 3.2 Struktur Organisasi Proyek PEMBERI TUGAS (OWNER) PT.Kompas Media Nusantara MANAJEMEN KONSTRUKSI PT.Ciriajasa Cipta Mandiri
Lebih terperinciSLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)
SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT Kode Jabatan Kerja : INA.5211.222.04 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
Lebih terperinciTCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU
TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks
Lebih terperinciBAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK
BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK 2.1 DATA PROYEK A. Lokasi Proyek Proyek Apartemen Green Bay dibangun di atas pantai,lalu di urug dengan tanah dengan luas total sebesar m2 127.881 dengan detail
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KONSEP
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar
Lebih terperinciBAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK
BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Garindo Mira Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor Mekanikal dan Elektrikal. Perusahaan ini didirikan dalam bentuk
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANAGAN PEKERJAAN GEDUNG
DEPARTEMEN PE BADAN PEMBINAAN KONSTRU PUSAT PEMBINAAN KOMPETEN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANAGAN PEKERJAAN GEDUNG MELAKSANAKAN PEKERJAAN
Lebih terperinciO H T UUJK, ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA
O H T UUJK, ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI ANALISIS
59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2005), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN 4.1 UMUM Pada bab ini, hasil dari pengumpulan data eksisting akan dianalisis berdasarkan teori yang
Lebih terperinciBAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan
BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat
Lebih terperinciBAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK
BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. PRIMER EKA PROPERTI bergerak di bidang owner/pemilik proyek dengan berkantor pusat yang beralamat Jl. Gatot Subroto Km3 No.78, Cimone, Karawaci,
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi memegang peranan cukup penting dalam sebuah proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat sistem organisasi
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KONSEP
Lebih terperinciPT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI
PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. PSM/JKO-SAR/01 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal 1 dari 13 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN
Lebih terperinciBAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK
BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Pengertian manajemen proyek menurut H. Kerzner : Manajemen proyek adalah merencanakan, menyusun organisasi, memimpin, dan mengendalikan sumber
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat
Lebih terperinciKONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :
KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masingmasing : 1 Nama Alamat Jabatan Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Lapangan Project Herry Putranto Project Manager Wisnu Yudi Administrasi Agung Logistik Asep Safety Officer Rizal Supervisior Prihartono
Lebih terperinciPenjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi
PROSES TENDER KONTRAKTOR Kontrak kerja konstruksi dibuat sebagai dasar hukum dan pedoman pelaksanaan bagi kontraktor yang diberikan oleh pemilik proyek, kontrak kerja konstruksi juga dapat berfungsi sebagai
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik
Lebih terperinciPEDOMAN PENGADAAN BARANG DAN JASA
PEDOMAN PENGADAAN BARANG DAN JASA DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Umum... 1 1.2 Pengertian Isilah... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 3 III. PRINSIP DASAR, KEBIJAKAN DAN ETIKA
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat
Lebih terperinciPELATIHAN MANDOR PERKERASAN ASPAL (FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT)
FAP 05 = PEMERIKSAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN Merepresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.5211.222.04.01.07 Judul : Melaporkan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan Aspal PELATIHAN MANDOR
Lebih terperincipenting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Tinjauan Umum Peranan Manajer Proyek dalam industri jasa konstruksi adalah sangat penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan pemilihan
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 39 Tahun : 2015
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 39 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
SEKRETARIAT DPRD PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TERM OF REFERENCE / KERANGKA ACUAN KERJA BELANJA JASA KONSULTANSI PENGAWASAN REHAB RUANG PARIPURNA GEDUNG DPRD PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciBAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK
BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK 2.1. Manajemen Proyek 2.1.1. Uraian Umum Manajeman Proyek didefinisikan sebagai suatu rentetan langkah yang terpadu dan
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis
Lebih terperinciBAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK
BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK 5.1 Penjadwalan Kerja Dengan Bar Chart dan Curva S Merupakan suatu planing yang baik bila pembuatan penjadwalan kerja pada pelaksanaan suatu kegiatan/proyek dibuat,
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan,
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan,kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI KOORDINASI KEGIATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU INFORMASI DAFTAR
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
Bab III -Sistem Organisasi dan manajemen proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Struktur organisasi pekerjaan yang sesuai dengan perencanaan pada setiap pekerjaan suatu proyek perlu dibentuk
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1. Latar Belakang Perusahaan PT Sekar Hati Jaya Maju didirikan pada tahun 1984. Pada mulanya PT Sekar Hati Jaya Maju merupakan perusahaan
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
BAB III Sistem Organisasi Dan Manajemen Proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. ORGANISASI PROYEK Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin,memiliki keterbatasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jasa Konstruksi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang menyediakan layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang dibedakan menurut bentuk
Lebih terperinciPROSEDUR PENGENDALIAN KEGIATAN DI DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU Nomor:
PEMERINTAH KOTA PEKANBARU DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN Jl. DT. SETIAMAHARAJA NO.2 KECAMATAN BUKIT RAYA TELP.(0761) 7873955 PEKANBARU - 28281 PROSEDUR PENGENDALIAN KEGIATAN DI DINAS PERUMAHAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualifikasi Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2001), definisi kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan tertentu. Jadi, kualifikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Langkah pertama merancang pelaksanaan proyek ialah membaginya ke dalam kegiatan-kegiatan. Kegiatan perlu diidentifikasikan dan hubungan satu dengan yang lain
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang
Lebih terperinciBab VI Tata Kerja, Sistem Kerja, Hubungan Kerja, dan Kepemimpinan
Bab VI Tata Kerja, Sistem Kerja, Hubungan Kerja, dan Kepemimpinan Sinopsis: Bab ini menyediakan pengetahuan tentang tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja yang mencakup pengertiannya, asas-asas,
Lebih terperinciBAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK
BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah salah satu cabang dalam manajemen yang secara umum bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada (tenaga kerja, dana,
Lebih terperinciGambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o
BAB II DATA - DATA PROYEK 2.1 Pengertian Proyek Pengertian Proyek adalah suatu himpunan atau kumpulan kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dimana memiliki suatu target kuantitatif
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi 3.1.1. Organisasi dan Pihak Yang Terkait Dalam organisasi suatu proyek banyak pihak yang terkait dan mempunyai tugas dan wewenang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan yang Digunakan oleh PT. TBP Tbk PT. Total Bangun Persada Tbk ( PT.TBP Tbk ) menerapkan metode persentase penyelesaian untuk
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI F45.TLBA.01.002.02
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MENGHITUNG VOLUME HASIL PEKERJAAN KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA
Lebih terperinciPROSEDUR PENGENDALIAN KEGIATAN DI DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU
PEMERINTAH KOTA PEKANBARU DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN Jl. DT. SETIAMAHARAJA NO.2 KECAMATAN BUKIT RAYA TELP.(0761) 7873955 PEKANBARU - 28281 PROSEDUR PENGENDALIAN KEGIATAN DI DINAS PERUMAHAN
Lebih terperinciMASALAH SENGKETA DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
MASALAH SENGKETA DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI Mukhamad Afif Salim, Agus Bambang Siswanto Program Studi Teknik Sipil Universitas 17 Agustus 1945 Semarang Email : afifsalim@untagsmg.ac.id 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI
BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI 7.1 Pengertian Manajemen Konstruksi Manajemen adalah suatu metode atau teknik untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
BAB III Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai
Lebih terperinciBAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik
BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan Pembangunan di berbagai bidang yang terjadi di Indonesia berlangsung dengan pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua
Lebih terperinciBAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK
BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek
Lebih terperinciBAB III SISTEM PERJANJIAN KERJA DAN PEMOTONGAN GAJI KULI KONTRAKTOR DI HOTEL PARADISO JL. KARTIKA PLAZA KUTA BADUNG DENPASAR
44 BAB III SISTEM PERJANJIAN KERJA DAN PEMOTONGAN GAJI KULI KONTRAKTOR DI HOTEL PARADISO JL. KARTIKA PLAZA KUTA BADUNG DENPASAR A. Gambaran Umum tentang Daerah Penelitian 1. Lokasi daerah penelitian Adapun
Lebih terperinciPERJANJIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI RUMAH TINGGAL KAVLING No TYPE.. M 2 DI PERUMAHAN PURI SYAILENDRA Nomor : /SBP/SPKK/ -09
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : PERJANJIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI RUMAH TINGGAL KAVLING No TYPE.. M 2 DI PERUMAHAN PURI SYAILENDRA Nomor : /SBP/SPKK/ -09 Dalam hal ini bertindak untuk dan atas
Lebih terperinciBAB II: TINJAUAN UMUM INSTANSIONAL PROYEK
BAB II: TINJAUAN UMUM INSTANSIONAL PROYEK 2.1. Instansi yang Terlibat Dalam pelakasanaan suatu proyek baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan suatu proyek sangat diperlukan organisasi. Organisasi
Lebih terperinciBUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR
1 BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBAB I STANDAR KOMPETENSI. mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Unit Standar Kompetensi Kerja yang Dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG PERHITUNGAN BIAYA AKIBAT ADANYA PERUBAHAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Penjelasan Menimbang : Mengingat : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya
Lebih terperinciBAB IX PENGEMBANGAN kelembagaan
BAB IX PENGEMBANGAN kelembagaan 9.1. Lembaga Penyelenggara Organisasi yang bertanggung jawab untuk penyediaan air minum di Kota Dumai saat ini adalah Badan Pengelola Air Bersih (BPAB) atau UPT Air minum
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK PENELITIAN
BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Objek penelitian yang akan diteliti adalah penerapan pengakuan pendapatan kontrak dengan menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasan Menurut Schermerhorn dalam Ernie dan Saefullah (2005: 317), mendifinisikan pengawasan merupakan sebagai proses dalam menetapkan ukuran
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek III-1 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI DALAM PROYEK
STRUKTUR ORGANISASI DALAM PROYEK Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama sama dengan kemampuan dan keahlianya
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH...
367 D. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencana dengan nilai Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA A. CONTOH KEBUTUHAN BARANG/JASA 1. Contoh kebutuhan barang/jasa dalam rangka mendukung pelaksanaan
Lebih terperinciBAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK
BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Management Proyek Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber
Lebih terperinciTugas Dan Tanggung Jawab Team Leader
Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader 1. Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan pekerjaan. 2. Memonitor atau memantau progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli. 3. Bertanggung jawab dalam melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan
Lebih terperinciSTUDI PELELANGAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI MENURUT KEPPRES NO 18 TAHUN 2000
STUDI PELELANGAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI MENURUT KEPPRES NO 18 TAHUN 2000 HANS CHRISTIAN S. P. Nrp : 9521008 Nirm : 41077011951269 Pembimbing : YOHANES LIM D. A, Ir, M.T. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Proyek konstruksi semakin hari semakin kompleks sehubungan dengan adanya standard-standard baru yang dipakai, teknologi yang semakin canggih, dan keinginan
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan
BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kebutuhan
Lebih terperinci