KONDISI ph ULTRAFILTRASI PADA PEMURNIAN ENZIM XILANASE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONDISI ph ULTRAFILTRASI PADA PEMURNIAN ENZIM XILANASE"

Transkripsi

1 KONDISI ph ULTRAFILTRASI PADA PEMURNIAN ENZIM XILANASE LAPORAN PENELITIAN Oleh : Ir. Darti Nurani, MSi PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA SERPONG

2 2

3 KONDISI ph ULTRAFILTRASI PADA PEMURNIAN XILANASE Darti Nurani 1), AchmadinLuthfi 2), Rehany Susanna C. Mooy 3) 1) Dosen Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Institut Teknologi Indonesia, Serpong 2) Peneliti Bioindustri, BPPT 3) Alumni Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Institut Teknologi Indonesia, Serpong Abstrak Pemisahan protein adalah bagian penting dari industri bioproses. Banyak bioproduk berupa protein diantaranya adalah produk enzim xilanase, sehingga proses pemisahan dan pemurnian protein perlu mendapat perhatian. Dengan keterbatasan metode pemurnian enzim melalui pemisahan protein yang memiliki berat molekul yang hampir mirip perbandingan rasionya, yaitu satu banding sepuluh, maka perlu dikaji lebih lanjut metode pemurnian enzim dengan meningkatkan atau menurunkan nilai radius hidrodinamik dari kondisi bufer (yaitu kekuatan ion dan ph). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kondisi ph terbaik dan jenis membran yang tepat pada proses pemurnian enzim xilanase secara. Penelitian ini bersifat deskriptif. Metode yang digunakan untuk pemurnian enzim xilanase adalah dengan variasi ph 4,94; 5,80; 6,60; 7,40 dan 8,20. Proses menggunakan dua jenis membran, yaitu polyethersulfone dan regenerated cellulose. Analisis yang dilakukan meliputi analisis kadar protein, analisis aktivitas enzim xilanase dan analisis aktivitas spesifik. Hasil pemurnian xilanase terbaik yang diperoleh dari menggunakan membran polyethersulfone dicapai pada ph 4,94; dengan kandungan protein sebesar 0,884 mg/ml, aktivitas xilanase sebesar 12,277 U/ml dan aktivitas spesifik sebesar 13,888 U/mg. Hasil pemurnian xilanase terbaik yang diperoleh dari menggunakan membran regenerated cellulose pada ph 8,20; dengan kandungan kadar protein sebesar 0,580 mg/ml dan aktivitas enzim xilanasenya sebesar 7,192 U/ml. Kata kunci: pemurnian, xilanase, PENDAHULUAN Enzim xilanase berperanan penting diantaranya di industri kertas, dalam proses pemutihan pulp dengan membantu melepaskan lignin dari pulp. Kendala yang dihadapi untuk memproduksi enzim xilanase adalah tahapan proses pemurniannya. Salah satu metoda pemurnian enzim adalah cara filtrasi. Ada 3

4 beberapa metoda filtrasi untuk memurnikan enzim, diantaranya: reverse osmosis, dan mikrofiltrasi. Menurut Harrison (1994) dikenal sebagai proses operasi alternatif yang sangat efektif dan telah mulai diaplikasikan secara luas di bidang farmasi dan industri pangan. Meskipun telah digunakan secara luas, potensinya untuk fraksinasi protein belum dieksploitasi dalam industri bioteknologi. Ultrafiltrasi secara tradisional telah digunakan untuk pemisahan berdasarkan ukuran, tetapi aplikasi untuk protein yang berukuran sama sangat jarang dilakukan. Meskipun demikian, memungkinkan untuk mudah diperbanyak dalam pemisahan protein untuk skala industri. Dengan sistem, dimungkinkan untuk penyediaan pemisahan protein dalam jumlah besar yang mendukung kelanjutan riset di bidang ini. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian proses pemurnian enzim xilanase menggunakan metoda pada kondisi ph dan jenis membran yang tepat. Namun, metode pemurnian enzim melalui pemisahan protein yang memiliki berat molekul yang hampir mirip perbandingan rasionya, yaitu satu banding sepuluh, masih sangat terbatas (Cherkasov dan Polotsky, 1996). Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan penelitian yang telah dilakukan oleh Saksena dan Zydney (1994), yaitu mempelajari pengaruh ph pada ukuran protein. Berdasarkan hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa pemisahan protein bergantung pada titik isoelektrisnya. Adanya perubahan ph dapat mengubah muatan pada protein dan membran. Penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Pujar dan Sydney (1998) menunjukkan bahwa dengan bertambahnya muatan pada protein akan 4

5 menyebabkan bertambah pula volume efektifnya. Hal ini menyebabkan terjadi difusi awan ion di sekitarprotein (the electrical double layer). Fenomena ini digunakan dalam pemisahanxilanasedari protein non ezim sehingga diperoleh aktivitas enzim yang tinggi dengan menggunakan metode. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kondisi ph terbaik dan jenis membran yang tepat pada proses pemurnian enzim xilanase secara. BAHAN DAN METODA Bahan dan alat Enzim xilanase yang digunakan pada penelitian ini dihasilkan oleh Bacillus stearothermophillus DSM 22 (koleksi BPPTCC- Laboratorium Teknologi Bioindustri dan Teknologi, Serpong). Bahan lain yang dibutuhkan antara lain Na2HPO4, NaHPO4.H2O, oat spelt xylan, NaOH0,1 M, pereaksi DNS (3,5 Dinitrosalisilic acid), xilosa, BSA (Bovine Serum Albumin), pereaksi Bradford. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Amiconstirred cells, vortex, spektrofotometer, ph meter, timbangan, sentrifus, mikropipet, dan peralatan gelas dan peralatan umum di laboratorium mikrobiologi dan biokimia. Metoda Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian diawali dengan perlakuan pendahuluan terhadap enzim xilanase kasar yang dihasilkan oleh Bacillus stearothermophillus DSM 2 dengan sentrifugasi agar diperoleh enzim dengan aktivitas tinggi dan terbebas dari sejumlah bahan pengotor, pyrogens dan virus- 5

6 virus serta protein-protein enzim lain selain xilanase yang dapat menyebabkan tersumbatnya pori-pori membran, yang akan mempengaruhi proses. Supernatan yang diperoleh dari hasil sentrifugasi, selanjutnya divariasikan phnya, yaitu ph 4,94; 5,80; 6,60; 7,40 dan 8,40. Kemudian masing-masing sampel dilakukan dengan menggunakan membran berukuran 30 kda dengan dua jenis membran yang berbeda, yaitu polyethersulfone dan regenerated cellulose. Pengujian sampel dilakukan terhadap larutan yang tertahan di atas membran () dan yang lolos dari membran (). Pengambilan sampel umpan dilakukan di awal sebelum dan pengambilan sampel dilakukan hingga jumlah enzim tersisa 10 ml. Sampel ditampung selama proses berlangsung, kemudian sampel dianalisis aktivitas enzim (Bailey, 1992) dan kadar proteinnya (Bradford, 1976) serta analisis aktifitas spesifik (Suhartono, 1989). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pemurnian enzim xilanase dengan menggunakan membran polyethersulfone pada kondisi ph yang berbeda Hasil analisis aktivitas enzim xilanase, kadar protein dan aktivitas spesifik produk hasil pemurnian enzim xilanase dengan menggunakan membran polyethersulfone pada kondisi ph yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 1, 2 dan 3. 6

7 Tabel 1. Aktivitas enzim xilanase hasil menggunakan membran polyethersulfone pada kondisi ph yang berbeda ph Aktivitas enzim (U/ml) 4,94 12,2777 5,80 2,983 6,60 5,708 7,40 2,642 8,20 1,888 4,94 3,396 5,80 10,476 6,60 4,856 7,40 1,085 8,20 4,053 Tabel 2. Kadar protein hasil menggunakan membran polyethersulfone pada kondisi ph yang berbeda ph Aktivitas enzim (mg/ml) 4,94 0,884 5,80 0,746 6,60 3,122 7,40 7,155 8,20 5,359 4,94 5,138 5,80 2,182 6,60 5,497 7,40 3,619 8,20 5,193 Berdasarkan Tabel 1 dan 2 dapat dilihat bahwa proses menggunakan membran polyethersulfone paling baik dicapai pada kondisi ph 4,94. Hal ini dapat diketahui dari tingginya aktivitas enzim xilanase pada (12,777 U/ml) meskipun kandungan protein sangat sedikit (0,884 mg/ml); dan tingginya kandungan protein yang tertahan pada membran () sebesar 5,138 mg/ml dengan aktivitas enzim xilanasenya yang rendah yaitu sebesar 3,396 U/ml. Hal ini diperjelas oleh hasil perhitungan aktivitas 7

8 spesifiknya, pada ph 4,94, nilai aktivitas spesifiknya tertinggi diperoleh pada produk, yaitu sebesar 13,888 U/mg (Tabel 3). Tabel 3. Aktivitas spesifik enzim hasil menggunakan membran polyethersulfone pada kondisi ph yang berbeda ph Aktivitas enzim (U/mg) 4,94 13,888 5,80 3,999 6,60 1,828 7,40 0,369 8,20 0,352 4,94 0,661 5,80 4,801 6,60 0,883 7,40 0,299 8,20 0,780 Hal tersebut dapat disebabkan oleh tingginya titik isoelektrik protein enzim xilanase; yaitu pada ph sebesar 9,3 (Banco, et al, 1995). Keadaan tersebut menyebabkan tingginya tingkat kelarutan protein enzim xilanase pada ph 4,94, sehingga memudahkan enzim tersebut lolos melewati membran. Hasil pemurnian enzim xilanase dengan menggunakan membran regenerated cellulose pada kondisi ph yang berbeda Hasil analisis aktivitas enzim xilanase, kadar protein dan aktivitas spesifik produk hasil pemurnian enzim xilanase dengan menggunakan membran regenerated cellulose pada kondisi ph yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4, 5 dan 6. 8

9 Tabel 4. Aktivitas enzim xilanase hasil menggunakan membran regenerated cellulose pada kondisi ph yang berbeda ph Aktivitas enzim (U/ml) 4,94 12,252 5,80 2,472 6,60 4,126 7,40 1,888 8,20 4,053 4,94 4,929 5,80 3,299 6,60 5,367 7,40 6,584 8,20 7,192 Tabel 5. Kadar protein hasil menggunakan membran regenerated cellulose pada kondisi ph yang berbeda ph Aktivitas enzim (mg/ml) 4,94 4,061 5,80 2,348 6,60 3,094 7,40 2,652 8,20 6,796 4,94 3,702 5,80 2,072 6,60 1,575 7,40 2,072 8,20 0,580 Berdasarkan Tabel 4 dan 5 dapat dilihat bahwa proses menggunakan membran regenerated cellulose paling baik dicapai pada kondisi ph 8,20. Hal ini dapat diketahui dari tingginya aktivitas enzim xilanase pada (7,192 U/ml) meskipun kandungan protein sangat sedikit (0,580 mg/ml); dan tingginya kandungan protein yang melewati membran () sebesar 6,796 mg/ml dengan aktivitas enzim xilanasenya yang rendah yaitu sebesar 4,126 U/ml. Hal ini diperjelas oleh hasil perhitungan aktivitas 9

10 spesifiknya, pada ph 8,20, nilai aktivitas spesifiknya tertinggi diperoleh pada produk, yaitu sebesar 12,397 U/mg (Tabel 6). Tabel 6. Aktivitas spesifik enzim hasil menggunakan membran regenerated cellulose pada kondisi ph yang berbeda ph Aktivitas enzim (U/mg) 4,94 3,017 5,80 1,053 6,60 1,334 7,40 0,712 8,20 0,596 4,94 1,332 5,80 1,592 6,60 3,409 7,40 3,178 8,20 12,397 Hal tersebut dapat disebabkan oleh karena pada ph 8,20 adalah kondisi yang semakin mendekati titik isoelektrik protein enzim xilanase yaitu sebesar 9,3; sehingga kelarutannya semakin rendah dan banyak yang tertahan pada membran. KESIMPULAN Hasil pemurnian xilanase terbaik yang diperoleh dari menggunakan membran polyethersulfone dicapai pada ph 4,94; dengan kandungan protein sebesar 0,884 mg/ml, aktivitas xilanase sebesar 12,277 U/ml dan aktivitas spesifik sebesar 13,888 U/mg. Hasil pemurnian xilanase terbaik yang diperoleh dari menggunakan membran regenerated cellulose pada ph 8,20; dengan kandungan kadar protein sebesar 0,580 mg/ml dan aktivitas enzim xilanasenya sebesar 7,192 U/ml. 10

11 DAFTAR PUSTAKA Bailey, M.J.,1992. Interlaboratory testing of methods for assay of xylanase activity. Journal of Biotechnology, 23: Blanco, Purification and properties of xylanase A from alkali-tolerant Bacillus sp strain BP-23. American societyfor microbiology. Barcelona. Bradford, M., A rapid and sensitive method for quantitation of microgram quantitiesof proteinutilizing theprincipleof protein-dye binding. Anal. Biochem. 72: Cherkasov A.N. and Polotsky, A.E.,1996. The resolving power of ultrafiltration. J.Membr, Sci. 110: Pujar N.S and Sydney, A.L, Electrostatic effect on protein partitioningin size-exclution chromatography and membrane ultrafiltration. J.Chromatography 796:

MEMBRAN POLYETHERSULFONE DAN REGENERATED CELLULOSE UNTUK ULTRAFILTRASI PENGARUH ph TERHADAP PROSES ULTRAFILTRASI XILANASE

MEMBRAN POLYETHERSULFONE DAN REGENERATED CELLULOSE UNTUK ULTRAFILTRASI PENGARUH ph TERHADAP PROSES ULTRAFILTRASI XILANASE MEMBRAN POLYETHERSULFONE DAN REGENERATED CELLULOSE UNTUK ULTRAFILTRASI PENGARUH TERHADAP PROSES ULTRAFILTRASI XILANASE 1. PENDAHULUAN Trismilah, Achmadin Lutfi 1) 1) Bidang Teknologi Biokatalis, Pusat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan November 2006 sampai dengan Januari 2008. Penelitian bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi,

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium 24 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PRODUKSI ENZIM AMILASE

PRODUKSI ENZIM AMILASE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROB DAN POTENSINYA PRODUKSI ENZIM AMILASE KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 PRODUKSI ENZIM AMILASE Pendahuluan Amilase merupakan

Lebih terperinci

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas 14 III. METODE KERJA A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari 2015

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium 28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium Biokimia Jurusan Kimia, Laboraturium Instrumentasi Jurusan Kimia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (LTB- PTB-BPPT)-Serpong.

Lebih terperinci

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR ISI

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR ISI DAFTAR ISI Halaman Sampul Luar... i Sampul Dalam... ii Halaman Prasyarat Gelar... iii Halaman Pengesahan... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung. 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM UJI KANDUNGAN PROTEIN DENGAN METODE BRADFORD

PRAKTIKUM UJI KANDUNGAN PROTEIN DENGAN METODE BRADFORD PRAKTIKUM UJI KANDUNGAN PROTEIN DENGAN METODE BRADFORD Disusun Oleh : ARGHYA NARENDRA DIANASTYA (111510501105) (Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan S-1 PS. Agroteknologi Fakultas Pertanian UNEJ) PROGRAM

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April - September 2015. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium 28 III. METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984)

Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984) LAMPIRAN Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984) Pereaksi Blanko (µl) Standar (µl) Sampel (µl) Penyangga Tris HCl (0.2 M) ph 7.5 Substrat kasein for biochemistry (1 %) Ekstrak kasar

Lebih terperinci

Tabel 3. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-80%) dengan aktivitas spesifik enzim selulase. Aktivitas Unit (U/mL)

Tabel 3. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-80%) dengan aktivitas spesifik enzim selulase. Aktivitas Unit (U/mL) 65 Lampiran 1 Tabel 3. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-80%) dengan aktivitas spesifik enzim selulase Fraksi Aktivitas Unit (U/mL) Kadar Protein (ml/mg) Aktivitas Spesifik

Lebih terperinci

ISOLASI DAN KARAKTERISASI AMILASE DARI BIJI DURIAN (DURIO

ISOLASI DAN KARAKTERISASI AMILASE DARI BIJI DURIAN (DURIO ISOLASI DAN KARAKTERISASI AMILASE DARI BIJI DURIAN (DURIO SP.) LELA SRIWAHYUNI, TINA DEWI ROSAHDI,* DAN ASEP SUPRIADIN. Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jl.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis 13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, IPB, dari bulan Oktober 2011 Mei 2012. Bahan Isolasi untuk memperoleh isolat B. thuringiensis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di 20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di Laboratorium Instrumentasi dan Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSENTRASI OPTIMUM OAT SPELT XYLAN PADA PRODUKSI XILANASE DARI Aspergillus niger DALAM MEDIA PDB (POTATO DEXTROSE BROTH)

PENENTUAN KONSENTRASI OPTIMUM OAT SPELT XYLAN PADA PRODUKSI XILANASE DARI Aspergillus niger DALAM MEDIA PDB (POTATO DEXTROSE BROTH) PENENTUAN KONSENTRASI OPTIMUM OAT SPELT XYLAN PADA PRODUKSI XILANASE DARI Aspergillus niger DALAM MEDIA PDB (POTATO DEXTROSE BROTH) Nies Suci Mulyani, Muhammad Asy ari, Heru Prasetiyoningsih Laboratorium

Lebih terperinci

Kurva Kalibrasi Larutan Standar Bovine Serum Albumine (BSA) Absorbansi BSA pada berbagai konsentrasi untuk menentukan kurva standar protein yaitu:

Kurva Kalibrasi Larutan Standar Bovine Serum Albumine (BSA) Absorbansi BSA pada berbagai konsentrasi untuk menentukan kurva standar protein yaitu: 57 Lampiran 1 Kurva Kalibrasi Larutan Standar Bovine Serum Albumine (BSA) Kurva standar BSA digunakan untuk menentukan kadar protein (metode Lowry). Untuk mendapatkan gambar kurva standar BSA digunakan

Lebih terperinci

Analisis kadar protein

Analisis kadar protein LAMPIRAN Lampiran 1 Bagan alir penelitian Biawak air bagian duodenum, jejenum, ileum, kolon Cuci dengan akuades dan kerok lapisan atasnya (mukosa Ekstraksi enzim protease Analisis kadar protein Pencirian

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. selulosa dan lignin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan. Oleh karena

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. selulosa dan lignin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan. Oleh karena 27 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penyiapan Tepung Xilan Alami Bagas tebu, sekam padi dan tongkol jagung merupakan limbah pertanian yang memiliki kandungan xilan yang potensial untuk dijadikan media

Lebih terperinci

PRODUKSI ENZIM MANANASE

PRODUKSI ENZIM MANANASE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI MOLEKULAR PRODUKSI ENZIM MANANASE KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PRODUKSI ENZIM MANANASE Pendahuluan Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

Purifikasi L-Asparaginase Dari Bawang Bombay (Allium cepa L.) Menggunakan Kromatografi Filtrasi Gel Sephadex G-100

Purifikasi L-Asparaginase Dari Bawang Bombay (Allium cepa L.) Menggunakan Kromatografi Filtrasi Gel Sephadex G-100 Purifikasi L-Asparaginase Dari Bawang Bombay (Allium cepa L.) Menggunakan Kromatografi Filtrasi Gel Sephadex G-1 Ayu Sri Rahayu Setiawan, Wuryanti, Agustina Lina Nurul Aminin Lab. Biokimia, Jurusan Kimia,

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat 12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat Penambahan Berbagai Level Zeolit Sumber Nitrogen Slow Release pada Glukosa Murni secara In Vitro

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolat Actinomycetes Amilolitik Terpilih 1. Isolat Actinomycetes Terpilih Peremajaan isolat actinomycetes dilakukan dengan tujuan sebagai pemeliharaan isolat actinomycetes agar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober. penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober. penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung. 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober 2015 dan tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini isolat actinomycetes yang digunakan adalah ANL 4,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini isolat actinomycetes yang digunakan adalah ANL 4, IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Actinomycetes Pada penelitian ini isolat actinomycetes yang digunakan adalah ANL 4, isolat ini telah berhasil diisolasi dari sedimen mangrove pantai dengan ciri

Lebih terperinci

PEMISAHAN DENGAN MEMBRAN (MEM)

PEMISAHAN DENGAN MEMBRAN (MEM) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA PEMISAHAN DENGAN MEMBRAN (MEM) Disusun oleh: Felix Christopher Dr. I Gede Wenten Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

ISOLASI Trichoderma viride DENGAN METODA FERMENTASI SEMI PADAT ABSTRAK ABSTRACT

ISOLASI Trichoderma viride DENGAN METODA FERMENTASI SEMI PADAT ABSTRAK ABSTRACT KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol. 1, No. 1, pp. 154-160, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received 20 March 2014, Accepted 21 March 2014, Published online 21 March 2014 PENGARUH ION LOGAM Fe 3+ TERHADAP AKTIVITAS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar belakang. digunakan pada industri antara lain sebagai polimer pada industri plastik cetakan

PENDAHULUAN. Latar belakang. digunakan pada industri antara lain sebagai polimer pada industri plastik cetakan PENDAHULUAN Latar belakang Selulosa asetat merupakan salah satu jenis polimer yang penting dan banyak digunakan pada industri antara lain sebagai polimer pada industri plastik cetakan (moulding), film

Lebih terperinci

STUDI BAHAN BAKU BERLIGNOSELULOSA DARI LIMBAH PERTANIAN UNTUK PRODUKSI GULA XILOSA MURAH DIIKUTI PROSES FERMENTASI MENGHASILKAN ETANOL

STUDI BAHAN BAKU BERLIGNOSELULOSA DARI LIMBAH PERTANIAN UNTUK PRODUKSI GULA XILOSA MURAH DIIKUTI PROSES FERMENTASI MENGHASILKAN ETANOL STUDI BAHAN BAKU BERLIGNOSELULOSA DARI LIMBAH PERTANIAN UNTUK PRODUKSI GULA XILOSA MURAH DIIKUTI PROSES FERMENTASI MENGHASILKAN ETANOL Disusun oleh: Rurry Patradhiani 2305100 001 Indira Setia Utami 2305100

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lokasi pengambilan sampel tanah di Pulau Gili Meno, Lombok Utara

Lampiran 1 Lokasi pengambilan sampel tanah di Pulau Gili Meno, Lombok Utara LAMPIRAN 10 Lampiran 1 Lokasi pengambilan sampel tanah di Pulau Gili Meno, Lombok Utara C E A D B Lokasi Titik Sampling Titik sampling A : Zoraya Pavillion Titik sampling B : Bagen Ville Titik sampling

Lebih terperinci

3. METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3. METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3. METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2009 sampai Bulan September 2009 di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perikanan, Laboratorium Bioteknologi 2 Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari

Lebih terperinci

Aktivitas Protease Dari Bacillus circulans Pada Media Pertumbuhan Dengan ph Tidak Terkontrol

Aktivitas Protease Dari Bacillus circulans Pada Media Pertumbuhan Dengan ph Tidak Terkontrol Aktivitas Protease Dari Bacillus circulans Pada Media Pertumbuhan Dengan ph Tidak Terkontrol La Ode Sumarlin Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta email : Lamarid@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 di Laboratorium

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 di Laboratorium 23 III. METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Pengaruh Kofaktor Logam Ca dan Mg Terhadap Aktivitas Hyalurodidase Streptococcus agalactie. Oleh: Wendry Setiyadi Putranto

Pengaruh Kofaktor Logam Ca dan Mg Terhadap Aktivitas Hyalurodidase Streptococcus agalactie. Oleh: Wendry Setiyadi Putranto Pengaruh Kofaktor Logam Ca dan Mg Terhadap Aktivitas Hyalurodidase Streptococcus agalactie Oleh: Wendry Setiyadi Putranto FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2006 Pengaruh Kofaktor Logam Ca dan

Lebih terperinci

Analisa Protein. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

Analisa Protein. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Analisa Protein Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar berbagai metode analisa protein Mahasiswa mampu memilih metode yang tepat untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selulase merupakan salah satu enzim yang dapat dihasilkan oleh beberapa kelompok hewan yang mengandung bakteri selulolitik, tumbuhan dan beberapa jenis fungi.

Lebih terperinci

KARAKTERISASI ENZIM XILANASE DARI Bacillus sp. Galih Cendana Nabilasani 1) dan Sumardi 1)

KARAKTERISASI ENZIM XILANASE DARI Bacillus sp. Galih Cendana Nabilasani 1) dan Sumardi 1) KARAKTERISASI ENZIM XILANASE DARI Bacillus sp Galih Cendana Nabilasani 1) dan Sumardi 1) 1) Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145 Surel:

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Produksi Enzim β-galaktosidase dari Enterobacter cloacae

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Produksi Enzim β-galaktosidase dari Enterobacter cloacae 6 dilarutkan dalam 1 ml bufer fosfat 0.05 M ph 6.5. Aktivitas yang tinggi menunjukan persentase kejenuhan amonium sulfat yang optimum. Jumlah amonium sulfat (gram) yang digunakan untuk melarutkan 1 liter

Lebih terperinci

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2009 dan selesai pada bulan November 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Bioteknologi II, Departemen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. 1 I. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium Biokimia, Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 12 (1) (2009) : 7 13 7 ISSN: 1410-8917 Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 12 (1) (2009) : 7 13 Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry Journal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian dasar dengan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali ABSTRAK

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali   ABSTRAK ISSN 1907-9850 PERBANDINGAN AKTIVITAS SPESIFIK EKSTRAK KASAR ENZIM BROMELIN BUAH NANAS YANG DIISOLASI DENGAN BEBERAPA JENIS GARAM PENGENDAP I. A. Preharsini Kusuma, A. A. I. A. M. Laksmiwati, Made Arsa,

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan α-amilase merupakan enzim yang mempunyai peranan penting dalam bioteknologi saat ini. Aplikasi teknis enzim ini sangat luas, seperti pada proses likuifaksi pati pada proses produksi

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE

III BAHAN DAN METODE III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret 2006 sampai Maret 2007. Penelitian bertempat di laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas MIPA, Institut

Lebih terperinci

PENGARUH KADAR NITROGEN DALAM MEDIA PADA PEMBUATAN PROTEASE MENGGUNAKAN Bacillus megaterium DSM 319

PENGARUH KADAR NITROGEN DALAM MEDIA PADA PEMBUATAN PROTEASE MENGGUNAKAN Bacillus megaterium DSM 319 PENGARUH KADAR NITROGEN DALAM MEDIA PADA PEMBUATAN PROTEASE MENGGUNAKAN Bacillus megaterium DSM 319 Trismilah 1), dan Sumaryanto 2) 1) Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bioindustri BPP Teknologi

Lebih terperinci

Febry Kurniawan, Titania T. Nugroho, Andi Dahliaty

Febry Kurniawan, Titania T. Nugroho, Andi Dahliaty ISOLASI DAN PEMEKATAN ENZIM SELULASE Trichoderma sp. LBKURCC28 MENGGUNAKAN METODE PENGGARAMAN (NH 4 ) 2 SO 4 80% SERTA PENENTUAN AKTIVITAS DAN AKTIVITAS SPESIFIK ENZIM Febry Kurniawan, Titania T. Nugroho,

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL PENELITIAN

BAB IV. HASIL PENELITIAN 21 menit pada temperatur ruang. Setelah diinkubasi ditambahkan 200 µl Folin, kemudian campuran dinkubasi selama 30 menit pada temperatur ruang, kemudian diukur serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri dan pengobatan (Moon dan Parulekar, 1993). merupakan satu dari tiga kelompok enzim terbesar dari industri enzim dan

BAB I PENDAHULUAN. industri dan pengobatan (Moon dan Parulekar, 1993). merupakan satu dari tiga kelompok enzim terbesar dari industri enzim dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dampak pencemaran dan pemborosan energi dapat dikurangi dengan penerapan di bidang bioteknologi, misalnya dengan aplikasi enzim (Aunstrup, 1993). Hal ini disebabkan,

Lebih terperinci

1 ml enzim + 1 ml larutan pati 1% (dalam bufer) Diinkubasi (suhu optimum, 15 menit) + 2 ml DNS. Dididihkan 5 menit. Didinginkan 5 menit

1 ml enzim + 1 ml larutan pati 1% (dalam bufer) Diinkubasi (suhu optimum, 15 menit) + 2 ml DNS. Dididihkan 5 menit. Didinginkan 5 menit LAMPIRAN 10 11 Lampiran 1 Skema metode Bernfeld (1955) 1 ml enzim + 1 ml larutan pati 1% (dalam bufer) Diinkubasi (suhu optimum, 15 menit) + 2 ml DNS Dididihkan 5 menit Didinginkan 5 menit Absorbansi diukur

Lebih terperinci

t½ = (log ½) a Keterangan : t ½ = Waktu paruh enzim a = Kemiringan (slope) kurva

t½ = (log ½) a Keterangan : t ½ = Waktu paruh enzim a = Kemiringan (slope) kurva 11 Pengukuran Waktu Paruh. Waktu paruh merupakan waktu pemaparan enzim pada suhu tertentu yang menyebabkan penurunan aktivitas hingga 50% dari aktivitas semula (haplin & ucke 1990). Nilai aktivitas yang

Lebih terperinci

Lampiran 1 Prosedur uji aktivitas protease (Walter 1984, modifikasi)

Lampiran 1 Prosedur uji aktivitas protease (Walter 1984, modifikasi) 76 Lampiran Prosedur uji aktivitas protease (Walter 984, modifikasi) Pereaksi Blanko (ml) Standard (ml) Contoh ml) Penyangga TrisHCl (.2 M) ph 7. Substrat Kasein % Enzim ekstrak kasar Akuades steril Tirosin

Lebih terperinci

SEMI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ENZIM PROTEASE Bacillus sp.

SEMI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ENZIM PROTEASE Bacillus sp. Berk. Penel. Hayati: 13 (51 56), 2007 SEMI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ENZIM PROTEASE Bacillus sp. Elidar Naiola dan Nunuk Widhyastuti Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi LIPI Jln Ir. H Juanda

Lebih terperinci

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan 27 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Isolasi Enzim katalase dari kentang Enzim katalase terdapat dalam peroksisom, organel yang ditemukan pada jaringan tumbuhan di luar inti sel kentang sehingga untuk mengekstraknya

Lebih terperinci

PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS DENGAN MENGGUNAKAN FILTER MEMBRAN

PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS DENGAN MENGGUNAKAN FILTER MEMBRAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 24 ISSN : 1411-4216 PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS DENGAN MENGGUNAKAN FILTER MEMBRAN Sasmito Wulyoadi dan Kaseno Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT Gedung

Lebih terperinci

Kata kunci: Acinetobacter, inhibitor protease, produksi, simbiosis sponge,

Kata kunci: Acinetobacter, inhibitor protease, produksi, simbiosis sponge, Vol IX Nomor Tahun MIFIKASI MEDIA MARINE BROTH PADA PRUKSI INHIBITOR PROTEASE DARI BAKTERI Acinetobacter baumanni YANG HIDUP BERSIMBIOSIS DENGAN SPONGE Plakortis nigra Desniar, Tati Nurhayati, Maggy T.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Bab ini terdiri dari 6 bagian, yaitu optimasi pembuatan membran PMMA, uji kinerja membran terhadap air, uji kedapat-ulangan pembuatan membran menggunakan uji Q Dixon, pengujian aktivitas

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi enzim fibrinolitik Cacing tanah P. excavatus merupakan jenis cacing tanah yang agresif dan tahan akan kondisi pemeliharaan yang ekstrim. Pemeliharaan P. excavatus dilakukan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi Enzim α-amilase Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan menanam isolat bakteri dalam media inokulum selama 24 jam. Media inokulum tersebut

Lebih terperinci

Oleh DINNY MUTIAH F

Oleh DINNY MUTIAH F ULTRAFILTRASI, PRESIPITASI BERTINGKAT dan KROMATOGRAFI PENUKAR ION sebagai TAHAPAN PEMURNIAN ENZIM PROTEASE Bacillus megaterium MS-961 Oleh DINNY MUTIAH F34101127 2005 DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian Persiapan dan Pemeliharaan Kelinci sebagai Hewan Coba

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian Persiapan dan Pemeliharaan Kelinci sebagai Hewan Coba 3. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Immunologi, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kandang Terpadu, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

ISOLASI BAKTERI AMILOLITIK TOLERAN ph 9 DARI TANAH DI TAMAN WISATA ALAM SITU GUNUNG-SUKABUMI

ISOLASI BAKTERI AMILOLITIK TOLERAN ph 9 DARI TANAH DI TAMAN WISATA ALAM SITU GUNUNG-SUKABUMI PKMI-2-3-1 ISOLASI BAKTERI AMILOLITIK TOLERAN ph 9 DARI TANAH DI TAMAN WISATA ALAM SITU GUNUNG-SUKABUMI Tika Tresnawati, Anna Mariam Fadhillah, Asih Widayani Departemen Biologi, Institut Pertanian Bogor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Enzim selulase termasuk dalam kelas hidrolase (menguraikan suatu zat dengan bantuan air) dan tergolong enzim karbohidrase (menguraikan golongan karbohidrat)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman terutama hasil pertanian dan rempah-rempah. Hal ini didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. tanaman terutama hasil pertanian dan rempah-rempah. Hal ini didukung oleh BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman tanaman terutama hasil pertanian dan rempah-rempah. Hal ini didukung oleh keadaan geografis

Lebih terperinci

PEMISAHAN ENZIM GLUKOAMILASE DARI KALDU FERMENTASI MENGGUNAKAN MEMBRAN ULTRAFILTASI.

PEMISAHAN ENZIM GLUKOAMILASE DARI KALDU FERMENTASI MENGGUNAKAN MEMBRAN ULTRAFILTASI. PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : 1411-4216 PEMISAHAN ENZIM GLUKOAMILASE DARI KALDU FERMENTASI MENGGUNAKAN MEMBRAN ULTRAFILTASI. Rofiq Sunaryanto, Kaseno Balai Pengkajian

Lebih terperinci

3. METODOLOGI 3.1 Pelaksanaan Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

3. METODOLOGI 3.1 Pelaksanaan Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3. METODOLOGI 3.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan, Laboratorium Biokiomia Hasil Perairan, Laboratorium Mikrobiologi Hasil Perairan,

Lebih terperinci

Pengaruh Suhu pada Lipase dari Bakteri Bacillus subtilis. Rena Yuneta*, Prof. Dr. Surya Rosa Putra, M.S 1

Pengaruh Suhu pada Lipase dari Bakteri Bacillus subtilis. Rena Yuneta*, Prof. Dr. Surya Rosa Putra, M.S 1 Prosiding Skripsi Semester Genap 2009/2010 SK-091304 Pengaruh Suhu pada Lipase dari Bakteri Bacillus subtilis Rena Yuneta*, Prof. Dr. Surya Rosa Putra, M.S 1 Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PRODUKSI GULA REDUKSI DARI BAGASSE TEBU MELALUI HIDROLISIS ENZIMATIK MENGGUNAKAN CRUDE ENZYME SELULASE DAN XYLANASE

PRODUKSI GULA REDUKSI DARI BAGASSE TEBU MELALUI HIDROLISIS ENZIMATIK MENGGUNAKAN CRUDE ENZYME SELULASE DAN XYLANASE PRODUKSI GULA REDUKSI DARI BAGASSE TEBU MELALUI HIDROLISIS ENZIMATIK MENGGUNAKAN CRUDE ENZYME SELULASE DAN XYLANASE Penyusun: Charlin Inova Sitasari (2310 100 076) Yunus Imam Prasetyo (2310 100 092) Dosen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung dari bulan Juni 2011 sampai dengan Januari 2012

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pangan dan Gizi dan di Laboratorium Mikrobiologi Pangan dan Bioteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

3 Metodologi Percobaan

3 Metodologi Percobaan 3 Metodologi Percobaan 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, FMIPA Institut Teknologi Bandung. Waktu penelitian

Lebih terperinci

Analisis Bobot Molekul Protein Inhibitor RNA Helikase HCV (Hairany 2010 termodifikasi) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Isolasi RNA Helikase HCV

Analisis Bobot Molekul Protein Inhibitor RNA Helikase HCV (Hairany 2010 termodifikasi) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Isolasi RNA Helikase HCV 7 diinkubasi pada suhu 37ºC selama 30 menit. Absorbansi diukur menggunakan panjang gelombang 562 nm. Standar protein yang digunakan adalah albumin serum sapi (Bovine Serum Albumin (BSA)) pada kisaran 0.05

Lebih terperinci

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium 40 III. METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI SUMBER KARBON DAN NITROGEN TERHADAP PRODUKSI PROTEASE ALKALI DARI Bacillus sp. M TERMOFILIK

PENGARUH KONSENTRASI SUMBER KARBON DAN NITROGEN TERHADAP PRODUKSI PROTEASE ALKALI DARI Bacillus sp. M TERMOFILIK PENGARUH KONSENTRASI SUMBER KARBON DAN NITROGEN TERHADAP PRODUKSI PROTEASE ALKALI DARI Bacillus sp. M 1.2.3 TERMOFILIK ROZANA ZUHRI, ANTHONI AGUSTIEN DAN YETRIA RILDA Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING

EXECUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING EXECUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING PRODUKSI DAN DETEKSI PREBIOTIK XILOOLIGOSAKARIDA serta SELEKSI KAPABILITASNYA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN BAKTERI PROBIOTIK Bifidobacterium sp. drh Wuryanti Handayani,

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVATOR SISTEIN DAN NATRIUM KLORIDA TERHADAP AKTIVITAS PAPAIN

PENGARUH AKTIVATOR SISTEIN DAN NATRIUM KLORIDA TERHADAP AKTIVITAS PAPAIN Jurnal Sains Kimia Vol.8, No.1, 2004: 26-28 PENGARUH AKTIVATOR SISTEIN DAN NATRIUM KLORIDA TERHADAP AKTIVITAS PAPAIN Daniel S Dongoran Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi No.

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan Bahan penelitian

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan Bahan penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan 3.1.1 Bahan penelitian Cacing tanah P. excavatus diperoleh dari peternakan cacing milik Ir. Bambang Sudiarto. Substrat koagulan darah diambil dari darah milik S. Krisnawati

Lebih terperinci

Purifikasi dan Karakterisasi Protease Yang Dihasilkan Lactobacillus acidophilus dalam Fermentasi Susu Sapi Perah. Oleh:

Purifikasi dan Karakterisasi Protease Yang Dihasilkan Lactobacillus acidophilus dalam Fermentasi Susu Sapi Perah. Oleh: Purifikasi dan Karakterisasi Protease Yang Dihasilkan Lactobacillus acidophilus dalam Fermentasi Susu Sapi Perah (Purification and Characterization of Protease Lactobacillus acidophilus in Fermented Milk)

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2009 hingga Februari 2010. Penelitian dilakukan di kandang pemeliharaan hewan coba Fakultas Kedokteran Hewan Institut

Lebih terperinci

Tabel 4. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-100%) dengan aktivitas unit enzim selulase. No Fraksi Aktivitas Unit (U/mL)

Tabel 4. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-100%) dengan aktivitas unit enzim selulase. No Fraksi Aktivitas Unit (U/mL) 62 Lampiran 1. Tabel 4. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-100% dengan aktivitas unit enzim selulase Fraksi Aktivitas Unit (U/mL 1 2 3 4 5 0-20 % 20-40 % 40-60 % 60-80 % 80-100

Lebih terperinci

PEMEKATAN ENZIM SELULASE Penicillium sp. LBKURCC20 DENGAN PENGENDAPAN AMONIUM SULFAT 80% JENUH

PEMEKATAN ENZIM SELULASE Penicillium sp. LBKURCC20 DENGAN PENGENDAPAN AMONIUM SULFAT 80% JENUH PEMEKATAN ENZIM SELULASE Penicillium sp. LBKURCC20 DENGAN PENGENDAPAN AMONIUM SULFAT 80% JENUH Masdalena Sinaga, Titania T. Nugroho, Andi Dahliaty Mahasiswa Program Studi S1 Kimia Bidang Biokimia Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Lebih terperinci

ENZIM XILANASE Bacillus licheniformis AQ1 : PEMEKATAN, STUDI TERMOSTABILITAS, DAN ZIMOGRAM. Oleh: AJENG NARESWARI G

ENZIM XILANASE Bacillus licheniformis AQ1 : PEMEKATAN, STUDI TERMOSTABILITAS, DAN ZIMOGRAM. Oleh: AJENG NARESWARI G ENZIM XILANASE Bacillus licheniformis AQ1 : PEMEKATAN, STUDI TERMOSTABILITAS, DAN ZIMOGRAM Oleh: AJENG NARESWARI G34102078 DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... ii iv vii viii ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA OPTIMASI PEMISAHAN DAN UJI AKTIVITAS PROTEIN ANTIBAKTERI DARI CAIRAN SELOM CACING TANAH Perionyx excavatus. Oleh : Yumaihana MSi Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak,

Lebih terperinci

PENGARUH MODIFIKASI KIMIA TERHADAP TITIK ISOELEKTRIK (pi) ENZIM HASIL MODIFIKASI

PENGARUH MODIFIKASI KIMIA TERHADAP TITIK ISOELEKTRIK (pi) ENZIM HASIL MODIFIKASI J. Sains MIPA, Desember 211, Vol. 17, No. 3, Hal.: 92-98 ISSN 1978-1873 PENGARUH MODIFIKASI KIMIA TERHADAP TITIK ISOELEKTRIK (pi) ENZIM HASIL MODIFIKASI Yandri A.S. Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA 15 BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA 3.1 BAHAN Lactobacillus acidophilus FNCC116 (kultur koleksi BPPT yang didapatkan dari Universitas Gajah Mada), Bacillus licheniformis F11.4 (kultur koleksi BPPT yang didapatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Enzim merupakan biokatalis yang banyak digunakan dalam industri, karena enzim

I. PENDAHULUAN. Enzim merupakan biokatalis yang banyak digunakan dalam industri, karena enzim I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Enzim merupakan biokatalis yang banyak digunakan dalam industri, karena enzim mempunyai tenaga katalitik yang luar biasa dan umumnya jauh lebih besar dibandingkan dengan

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2011 hingga Agustus 2011 di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tumbuhan saat ini telah menjadi sumber karbon terbarukan dan sumber energi baru yang ada di bumi. Setiap tahunnya tumbuhan dapat memproduksi sekitar 4 x

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan dilaksanakan di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas

Lebih terperinci