Hasil dan Pembahasan
|
|
- Yuliana Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 27 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Isolasi Enzim katalase dari kentang Enzim katalase terdapat dalam peroksisom, organel yang ditemukan pada jaringan tumbuhan di luar inti sel kentang sehingga untuk mengekstraknya cukup dengan homogenisasi menggunakan blender yang berkecepatan rendah supaya tidak menimbulkan buih karena buih dapat menurunkan tegangan permukaan akibatnya enzim yang terekstrak bisa rusak. Proses homogenisasi ini dilakukan dalam buffer fosfat untuk menjaga supaya ph tetap terjaga, selain itu ditambahkan PMSF sebagai inhibitor protease yang ikut terekstrak pada saat isolasi katalase. Dengan demikian, ekstrak kasar enzim katalase (EKE) yang diinginkan dapat diisolasi tanpa dirusak oleh protease. IV.2 Optimasi Reaksi Enzimatis katalase dari kentang Reaksi enzimatis katalase berlangsung optimum pada konsentrasi substrat 30mM sebagaimana data yang terlampir dalam Lampiran D. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dimana secara umum reaksi enzimatis katalase berlangsung optimum pada konsentrasi substrat 11-40mM (Beaumont et al, Demir et al, 2005). IV.3 Penentuan Aktifitas Spesifik EKE Katalase Setelah diisolasi, EKE ditentukan aktivitas enzim dan kandungan proteinnya untuk dihitung nilai aktifitas spesifiknya. Unit aktivitas (unit/ml) enzim katalase ditentukan berdasarkan penurunan konsentrasi substrat (H 2 O 2 ) yang ditunjukkan dengan penurunan nilai serapan pada panjang gelombang 240nm. Hal ini disebabkan karena hidrogen peroksida dapat menyerap sinar UV yang ditunjukkan dengan nilai serapan pada panjang gelombang 240nm dimana jika hidrogen peroksida bereaksi dengan katalase maka sinar UV yang terserap berkurang yang ditunjukkan dengan penurunan nilai serapannya. Hasil
2 28 aktivitas total EKE adalah 47958,3 unit dengan kandungan protein 14001,39 mg sehingga aktivitas spesifik enzim katalasenya adalah 3,425 unit/mg protein (Lampiran E). IV.4 Pemurnian Enzim katalase dari kentang IV.4.1 Fraksinasi Amonium Sulfat Ekstrak kasar enzim katalase (EKE) pada tahap pertama dimurnikan dengan fraksinasi amonium sulfat. Keuntungan yang paling penting dari fraksinasi amonium sulfat dibanding teknik lain adalah menawarkan kestabilan yang tinggi pada protein yang diendapkan dan dapat menghambat aktivitas protease. Amonium sulfat memiliki sedikit sifat asam sehingga ditambahkan buffer posfat 50mM. Larutan enzim yang terjadi selanjutnya didialisis untuk menghilangkan kadar garam amonium sulfat. Dialisis dilakukan dengan menggunakan kantong dialisis berupa selofan yang mempunyai membran semipermiabel sehingga dapat dilalui oleh ion-ion garam tetapi dapat menahan molekul enzim/protein. Sebelum digunakan selofan dicuci dan diremas-remas untuk embuka kantong selofan kemudian direndam dalam larutan panas natrium hidrokarbonat dengan EDTA 2 % untuk mengkomplekskan ion-ion logam yang menempel serta direbus dalam aquades untuk membunuh mikroba. Untuk menguji apakah masih ada garam atau tidak dalam larutan enzim tersebut maka diteteskan larutan barium klorida kedalam larutan buffer sehingga membentuk endapan barium sulfat yang berwarna putih. Jika endapan sudah tidak terbentuk lagi berarti garam amonium sulfat sudah tidak ada lagi dan dialisis dihentikan. (NH 4 ) 2 SO 4 (aq) + BaCl 2 (aq) BaSO 4 (s) + 2NH 4 Cl (aq) Aktivitas spesifik katalase dari masing-masing fraksi amonium sulfat diuji sebagaimana data yang terlampir dalam lampiran F. Hasil setiap fraksi dapat dilihat dalam tabel IV-1 berikut : Tabel IV-1 Hasil fraksinasi ammonium sulfat Fraksi Volume (ml) Aktivitas spesifik (unit/mg protein) 0-20% 20-80% % 3,1 35,2 1,7 0,002 7,252 0,095
3 29 Hasil pengujian menunjukkan bahwa katalase diperoleh paling banyak pada fraksi amonium sulfat 20-80% jenuh. IV.4.2 Kromatografi Kolom Penukar Anion DEAE-Selulosa Larutan enzim fraksi 20-80% jenuh selanjutnya dimurnikan dengan kromatografi kolom penukar anion DEAE-Selulosa. Sebelum digunakan DEAE-selulosa disetimbangkan dahulu phnya supaya sama dengan larutan buffer posfat. Hal ini dilakukan supaya selulosa sebagai matriks dan DEAE sebagai penukar anion tidak mengikat buffer. ph yang diinginkan sama dengan larutan buffer yaitu 7 karena enzim katalase mempunyai ph isoelektrik 5,5 (Beaumont et al, 1990). Matriks merupakan dekstran, selulosa atau agarosa yang berikatan silang sehingga mempunyai ukuran porositas tertentu. Pada penukar ion DEAE-selulosa, matriksnya adalah selulosa dan gugus fungsi penukar ionnya adalah dietilaminoetil-(deae-). Pada adsorben DEAE, proton pada atom nitrogen berdisosiasi pada ph yang tinggi membentuk suatu matriks yang tidak bermuatan di atas ph 9,5. Selain itu, adsorben DEAE tidak bemuatan sebagian pada ph netral, dan bahkan tidak sepenuhnya terprotonisasi pada ph 6. Meskipun ini berarti pada kondisi operasi (ph 7 sampai 8), adsorben ini hanya sebagian terprotonisasi, matriks ini dapat bertindak sebagai penyangga kuat, dan ini merupakan suatu hal yang mendukung pemisahan yang tidak dapat terjadi pada substituen kuartener (Scopes, 1994). Setiap efluen yang tertampung diukur serapannya pada panjang gelombang 280nm (A 280) untuk mengetahui kandungan protein dalam efluen tersebut. Pada saat nilai A280 mengalami penurunan yang tajam eluen diganti dengan penambahan larutan NaCl pada buffer karena dimungkinkan muatan protein sudah tidak dapat digantikan oleh matriks sehingga diperlukan ion dengan kekuatan yang lebih besar. Dari data A280 setiap efluen terdapat puncak-puncak nilai A280 setiap fraksi. Setiap puncak nilai A280 diukur aktivitas spesifiknya untuk menentukan apakah protein yang terkandung dalam sfluen tersebut merupakan enzim katalase atau bukan. Jika nilai aktivitas spesifiknya tinggi, maka dimungkinkan efluen tersebut larutan yang mengandung enzim katalase. Data hasil
4 30 kromatografi penukar anion DEAE-selulosa terdapat dalam lampiran G dan kromatogramnya dapat dilihat pada gambar IV-1 berikut : A280 Aktivitas spesifik 50 A b u f f e r NaCl 0,2M NaCl 0,4M NaCl 0,6M Aktivitas spesifik Tabung ke- 0 Gambar IV-1 Kromatogram penukar anion DEAE-Selulosa Gambar IV.1 melukiskan profil kromatogram penukar anion DEAE-selulosa dari pemisahan protein enzim katalase. Gambar IV.1 ini menjelaskan bahwa katalase dapat dipisahkan dengan baik dari protein lainnya. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pada tahap pertama protein yang dipisahkan bermuatan sama dengan muatan gugus pada matriks sehingga protein tersebut terelusi dengan mudah oleh buffer awal dan keluar terlebih dahulu dari kolom, tetapi protein tersebut bukan enzim katalase terlihat dari sangat kecilnya nilai aktifitas spesifiknya.. Tahap kedua, muatan pada protein berlawanan dengan muatan pada gugus matrik sehingga protein terikat pada matrik oleh gaya elektrostatik yang berbeda. Untuk melepaskan protein tersebut diperlukan eluen dengan kekuatan ion yang berbeda pula. Dalam hal ini ditambahkan NaCl 0,2M kedalam buffer posfat sebagai eluen. Protein yang terelusi ternyata masih bukan enzim katalase terlihat dari masih kecilnya nilai aktivitas
5 31 spesifik enzim. Tahap ketiga, muatan pada protein semakin kuat dan protein terikat lebih kuat pada matrik sehingga diperlukan eluen dengan kekuatan ion yang semakin besar yaitu NaCl 0,4M. Ternyata protein yang terelusi adalah enzim katalase terlihat dari besarnya nilai aktivitas spesifik enzim sesuai dengan data pada lampiran H. Fraksi yang mempunyai aktivitas spesifik besar disatukan dan didialisis untuk menghilangkan kadar garam NaCl dalam larutan menggunakan membran selofan dengan uji perak nitrat. AgNO 3 (aq) + NaCl (aq) AgCl (s) + NaNO 3 (aq) Larutan enzim yang dihasilkan dipekatkan dengan freez drying dan dari semua tahap pemurnian selanjutnya ditentukan parameter kemurniannya berdasarkan uji aktivitas dan kandungan protein pada waktu yang bersamaan untuk ketiga hasil (EKE, fraksi 20-80%, hasil kromatografi kolom penukar anion DEAE-selulosa) seperti data yang terdapat dalam Lampiran I. Hasil penentuan parameter kemurnian katalase tercantum dalam tabel IV-2 dibawah ini : Tabel IV-2 Hasil akhir Tahapan EKE Volume (ml) Total Protein (mg) Aktivitas total (unit) Aktivitas spesifik (unit/mg) Tingkat kemurnian Prosentase hasil , ,41 1, Fraksi 20-80% 35,2 2352, ,1 7,17 2,10 41,15 Kromatografi DEAEselulosa 23,3 197, ,4 57,88 16,97 27,92 Tabel IV.2 memperlihatkan bahwa pemurnian katalase yang dilakukan hanya dengan fraksinasi amonium sulfat memperoleh hasil sekitar 2 kali lebih murni daripada ekstrak kasarnya, sedangkan jika dilanjutkan dengan kromatografi kolom penukar anion DEAEselulosa berhasil diperoleh sekitar 17 kali lebih murni daripada ekstrak kasarnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemurnian bisa dilakukan hanya dengan dua tahap saja. Tetapi jika melihat hasil yang diperoleh masih rendah hanya sekitar 30 %, maka diperlukan cara lain yang lebih efisien sehingga diperoleh hasil yang lebih besar.
6 32 Langkah berikutnya adalah menguji kemurnian enzim yang dihasilkan dengan SDS- PAGE seperti pada gambar IV kda 150 kda 100 kda 75 kda 50 kda 35 kda kda 25 kda 15 kda 10 kda Gambar IV-2 Elektroferogram SDS-PAGE dari 1. Protein marker, 2. Ekstrak kasar enzim katalase 3. Fraksi 0-20%, 4. Fraksi 20-80%, 5. Fraksi %, dan 6.Hasil kromatografi kolom DEAE-selulosa. Dari hasil SDS-PAGE terlihat ada satu pita pada larutan enzim hasil kromatografi kolom penukar anion DEAE-selulosa yang menunjukkan bobot molekul 59 kda sesuai dengan kurva standar protein marker (Lampiran J). Hal ini menunjukkan bahwa enzim sudah cukup murni. IV.5 Penentuan Parameter Kinetika Katalase Dengan Metode kecepatan awal diperoleh V maks dan K M dari katalase yaitu V maks = 4,89.Ms -1 dan K M = 1, M sesuai dengan data pada lampiran K. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pada kondisi penelitian yang dilakukan kemampuan katalase yang dihasilkan cukup besar untuk mengikat substrat (H 2 O 2 ).
7 33 IV.6 Percobaan kinetika enzim katalase IV.6.1 Demonstrasi Kinetika Enzim katalase dari kentang Hasil demonstrasi menunjukkan nilai untuk setiap percobaan seperti ditunjukkan dalam lampiran L. Dari data tersebut diperoleh V maks dan K M dari katalase seperti dalam tabel berikut: Tabel IV-3 Hasil percobaan kinetika enzim katalase Demonstrasi di- V maks (Ms -1 ) K M (M) MGMP 1,38 1,09 SMU 23 1,56 1,27 SMU 1 1,36 1,06 MAN 2 1,39 1,11 SMUT Krida Nusantara 1,38 1,10 Dari Tabel IV.3 dapat dilihat secara umum V maks yang dihasilkan dari percobaan kinetika enzim katalase yang didemonstrasikan di MGMP, SMU/MA kota Bandung jika dibandingkan dengan V maks yang dihasilkan dari penelitian diatas jauh lebih besar. Artinya molekul yang terbentuk atau substrat yang diolah secara maksimum dalam katalase murni (hasil penelitian) lebih besar daripada katalase dalam ekstrak kentang. Demikian juga halnya dengan K M yang dihasilkan dari percobaan kinetika enzim katalase yang didemonstrasikan di MGMP, SMU/MA kota Bandung jika dibandingkan dengan K M yang dihasilkan dari penelitian diatas jauh lebih besar. Artinya katalase murni (hasil penelitian) mempunyai kemampuan untuk mengikat substrat jauh lebih besar daripada katalase dalam ekstrak kentang. Kedua hal tersebut diatas sangat mudah dipahami karena dalam ekstrak kentang masih banyak protein lain selain enzim katalase yang dapat menghalangi, mengganggu atau bahkan menghambat reaksi enzimatis katalase dengan substrat (H 2 O 2 ). Perbedaan alat yang digunakan untuk menentukan kedua parameter kinetika katalase juga sangat berpengaruh. Jelas sekali bahwa spektrofotometer lebih sensitif daripada metoda gelembung sabun yang digunakan dalam percobaan di SMU/MA.
8 34 Selanjutnya, untuk mengetahui tanggapan guru/siswa terhadap pelaksanaan demonstrasi percobaan kinetika enzim katalase di SMU/MA kota bandung dilakukan kuisioner tanpa paksaan. Tanggapan guru terhadap demonstrasi percobaan kinetika enzim katalase yang telah dilakukan dapat dilihat dalam gambar diagram batang IV-3 berikut : Kuisioner Guru 35 Responden Pernyataan ke- Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Gambar IV-3 Diagram batang hasil kuisioner guru Sebanyak 16 % guru menyatakan sangat setuju jika percobaan kinetika enzim katalase didemonstrasikan didepan siswa kelas XII SMU/MA tempatnya mengajar, 34 % setuju, 32 % kurang setuju, 12 % tidak setuju dan 6 % sangat tidak setuju. Alasan mereka yang setuju karena percobaan ini dapat menggabungkan konsep kimia dan biologi yang telah dipelajari siswa sehingga dapat meningkatkan pemahamannya. Sementara alasan yang tidak setuju karena dianggap konsep yang digunakan dalam percobaan ini terlalu tinggi dan rumit untuk siswa SMU/MA sehingga kurang tepat penerapannya. Tetapi 12 % menyatakan sangat mampu untuk mendemonstrasikan percobaan tersebut, 52 % mampu, 24 % kurang mampu, 10 % tidak mampu, dan hanya 2 % yang menyatakan benar-benar tidak mampu. Hal ini menunjukkan bahwa guru merasa cukup kompeten untuk mendemonstrasikan percobaan. Tidak ada yang sangat setuju dengan pernyataan mengenai ketidakberatan pihak sekolah/madrasah atas biaya yang harus dikeluarkan karena percobaan ini. Alasan
9 35 mereka sekolah/madrasah sangat keberatan jika harus membeli/mengadakan alat-alat yang belum ada seperti pengaduk magnetik yang tidak bisa tergantikan dalam percobaan ini karena harganya yang cukup mahal dan penggunaannya yang tidak meluas di SMU/MA. 32% setuju, 12% kurang setuju, 34 % tidak setuju dan 22 % sangat tidak setuju. Secara umum 63,87 % guru menerima percobaan ini untuk didemonstrasikan di SMU/MA tempatnya mengajar jika alat yang dipergunakan sudah tersedia. Tanggapan siswa terhadap demonstrasi percobaan kinetika enzim katalase yang telah dilakukan dapat dilihat dalam gambar diagram batang IV.4 berikut : Kuisioner Siswa Responden Pernyataan ke- Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Gambar IV-4 Diagram batang hasil kuisioner siswa Gambar IV-4 memperlihatkan bahwa sebanyak 36 % siswa sangat tertarik mempelajari percobaan ini, 27 % tertarik, 23% kurang tertarik, 5 % tidak tertarik, dan 9 % sangat tidak tertarik karena banyaknya materi pelajaran yang harus dikuasai sehingga 22 % siswa sangat mudah memahami prinsip dasar percobaan ini, 40 % mudah, 23 % kurang memahami, 8 % tidak memahami, 7 % sangat tidak memahami.
10 36 Sementara itu, 28 % siswa sangat setuju jika konsep yang digunakan dalam percobaan ini berhubungan dengan konsep kimia/biologi yang telah dipelajari, 37 % setuju, 18 % kurang setuju, 11 % tidak setuju, 6 % sangat tidak setuju. Tetapi hanya 16 % siswa yang memperoleh gambaran nyata tentang konsep kinetika enzim dari percobaan ini, 27 % menyatakan ragu, 32 % kurang memperoleh gambaran nyata, 13 % tidak memperoleh gambaran nyata, 12 % sangat tidak memperoleh gambaran bahwa percobaan ini menjelaskan tentang konsep yang telah mereka pelajari. Namun sebanyak 10 % siswa sangat tidak keberatan jika kentang yang digunakan dalam percobaan ini mereka bawa sendiri, 23 % tidak keberatan, walaupun 30 % agak keberatan, 27 % keberatan, 10 % sangat keberatan karena suka lupa alasannya. Secara umum 69,04 % siswa menerima percobaan ini untuk didemonstrasikan. Dari gambaran diatas dapat diperoleh anggapan bahwa percobaan kinetika enzim katalase di SMU/MA kota Bandung menghasilkan V maks dan K M dari katalase dalam ekstrak kentang yang cukup baik secara kuantitatif. Pelaksanaan demonstrasi percobaan inipun mendapat tanggapan yang cukup baik dari guru dan siswa beberapa sekolah/madrasah yang ada di kota Bandung.
Metode Penelitian. III.2.1 Sampel
18 Bab III Metode Penelitian III.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sentrifuga Beckman JA-14, ph meter digital Beckman, vortex, spektrofotometer Spectronik 20, kuvet plastik, Smartspec
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi enzim fibrinolitik Cacing tanah P. excavatus merupakan jenis cacing tanah yang agresif dan tahan akan kondisi pemeliharaan yang ekstrim. Pemeliharaan P. excavatus dilakukan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi Enzim α-amilase Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan menanam isolat bakteri dalam media inokulum selama 24 jam. Media inokulum tersebut
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolat Actinomycetes Amilolitik Terpilih 1. Isolat Actinomycetes Terpilih Peremajaan isolat actinomycetes dilakukan dengan tujuan sebagai pemeliharaan isolat actinomycetes agar
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Akar Nanas Kering dan Hidroponik Akar nanas kering yang digunakan dalam penelitian ini merupakan akar nanas yang tertanam dalam tanah, berwarna coklat dan berupa suatu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciI. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
1 I. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium Biokimia, Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperincikimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran
KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium sulfat dalam menghasilkan enzim bromelin dan aplikasinya sebagai koagulan pada produksi keju. 3.1
Lebih terperinciKROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography
KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography Merupakan pemisahan senyawa senyawa polar dan ion berdasarkan muatan Dapat digunakan untk hampir semua molekul bermuatan termasuk proteins, nucleotides
Lebih terperinciRINGKASAN LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA
RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA OPTIMASI PEMISAHAN DAN UJI AKTIVITAS PROTEIN ANTIBAKTERI DARI CAIRAN SELOM CACING TANAH Perionyx excavatus. Oleh : Yumaihana MSi Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak,
Lebih terperinciIII. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium
28 III. METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium
24 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciUntuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam
Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N. Prosedur uji disolusi dalam asam dilakukan dengan cara
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Sebanyak 5 kg buah segar tanaman andaliman asal Medan diperoleh dari Pasar Senen, Jakarta. Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Abomasum dan Rennet Ekstrak Kasar Hasil penimbangan menunjukkan berat abomasum, fundus, serta mukosa fundus dari kedua sampel bervariasi (Tabel 1). Salah satu faktor yang berpengaruh
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji pendahuluan Mikrokapsul memberikan hasil yang optimum pada kondisi percobaan dengan
Lebih terperinciPemisahan dengan Pengendapan
Pemisahan dengan Pengendapan Reaksi Pengendapan Pemisahan dengan teknik pengendapan membutuhkan perbedaan kelarutan yang besar antara analit dan material pengganggunya. Pemisahan dengan pengendapan bisa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enzim merupakan suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Katalisator didefinisikan sebagai percepatan reaksi kimia oleh beberapa senyawa dimana senyawanya
Lebih terperinciIII. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 di Laboratorium
23 III. METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4 Disusun oleh : Ulan Darulan - 10511046 Kelompok 1 Asisten Praktikum : R. Roro Rika Damayanti (10510065)
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan α-amilase merupakan enzim yang mempunyai peranan penting dalam bioteknologi saat ini. Aplikasi teknis enzim ini sangat luas, seperti pada proses likuifaksi pati pada proses produksi
Lebih terperinciDari uji kompetisi, persentase penghambatan dengan rasio inokulum 1:1 sudah cukup bagi Bacillus sp. Lts 40 untuk menghambat pertumbuhan V.
27 PEMBAHASAN Dari tiga isolat sp. penghasil antimikrob yang diseleksi, isolat sp. Lts 40 memiliki aktivitas penghambatan paling besar terhadap E. coli dan V. harveyi dengan indeks penghambatan masing-masing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enzim merupakan unit fungsional dari metabolisme sel. Bekerja dengan uruturutan yang teratur, enzim mengkatalisis ratusan reaksi bertahap yang menguraikan molekul nutrien,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober. penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung.
28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober 2015 dan tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL
TEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL Ani Suryani FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENDAHULUAN Sumber Enzim Tanaman dan Hewan Mikroba Enzim dari Tanaman Enzim dari Hewan Enzim dari Mikroba
Lebih terperinciMetode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan
4 Metode Penelitian ini dilakukan pada beberapa tahap yaitu, pembuatan media, pengujian aktivitas urikase secara kualitatif, pertumbuhan dan pemanenan bakteri, pengukuran aktivitas urikase, pengaruh ph,
Lebih terperinciTinjauan Pustaka. II.1 Enzim
4 Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Enzim Enzim merupakan biokatalisator, terdapat dalam semua sistem hidup. Enzim dapat mengaktifkan, mengkatalisis dan mengendalikan reaksi kimia yang penting untuk mempertahankan
Lebih terperinciISOLASI, PEMURNIAN DAN PENENTUAN PARAMETER KINETIKA KATALASE DARI KENTANG (Solanum tuberosum L) TESIS. IKEU KARTIKA NIM : Program Studi Kimia
ISOLASI, PEMURNIAN DAN PENENTUAN PARAMETER KINETIKA KATALASE DARI KENTANG (Solanum tuberosum L) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Parameter Fisika dan Kimia a. Suhu Berdasarkan pengamatan suhu yang dilakukan di tiga titik pengambilan sampel didapat hasil yang berbeda.
Lebih terperinciIII. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium
40 III. METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi AgNO 3 terhadap NaCl 0.1 N (Cara Mohr) Kelompok Vol. NaCl Vol. AgNO 3 7 10 ml 4 ml 8 10 ml 4.2 ml 9 10 ml 4.2 ml 10 10 ml 4.3
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan α-amilase adalah enzim menghidrolisis ikatan α-1,4-glikosidik pada pati. α-amilase disekresikan oleh mikroorganisme, tanaman, dan organisme tingkat tinggi. α-amilase memiliki peranan
Lebih terperinciISOLASI DAN KARAKTERISASI AMILASE DARI BIJI DURIAN (DURIO
ISOLASI DAN KARAKTERISASI AMILASE DARI BIJI DURIAN (DURIO SP.) LELA SRIWAHYUNI, TINA DEWI ROSAHDI,* DAN ASEP SUPRIADIN. Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jl.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis
13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, IPB, dari bulan Oktober 2011 Mei 2012. Bahan Isolasi untuk memperoleh isolat B. thuringiensis
Lebih terperinci3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan
3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2009 dan selesai pada bulan November 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Bioteknologi II, Departemen
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Aebi, H., (1984), Catalase. In Packer (Ed). Methods in Enzymology, Academic Press Orlando, 105 :
38 DAFTAR PUSTAKA Aebi, H., (1984), Catalase. In Packer (Ed). Methods in Enzymology, Academic Press Orlando, 15 : 121 126. Alexander, R.R. and Griffiths, J.M., (1993), Basic Biochemical Methods, 2 nd Edition,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman terutama hasil pertanian dan rempah-rempah. Hal ini didukung oleh
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman tanaman terutama hasil pertanian dan rempah-rempah. Hal ini didukung oleh keadaan geografis
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium
28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium Biokimia Jurusan Kimia, Laboraturium Instrumentasi Jurusan Kimia
Lebih terperinciLaporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion
Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion
Lebih terperinci3 Metodologi Percobaan
3 Metodologi Percobaan 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, FMIPA Institut Teknologi Bandung. Waktu penelitian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi
2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan
Lebih terperinci3 HASIL DAN PEMBAHASAN
8 Prosedur Analisis Data Analisis statisik yang digunakan adalah rancangan faktorial dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan ulangan 3 kali dengan model linier yang digunakan (Matjik dan Sumertajaya
Lebih terperinciANION TIOSULFAT (S 2 O 3
ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 2- ) Resume Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kimia Analitik I Oleh: Dhoni Fadliansyah Wahyu NIM. 109096000004 PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciPengujian Inhibisi RNA Helikase Virus Hepatitis C (Utama et al. 2000) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekspresi dan Purifikasi RNA
8 kromatografi kemudian diuji aktivitas inhibisinya dengan metode kolorimetri ATPase assay. Beberapa fraksi yang memiliki aktivitas inhibisi yang tinggi digunakan untuk tahapan selanjutnya (Lampiran 3).
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
Produksi Bakteriosin HASIL DAN PEMBAHASAN Bakteriosin merupakan senyawa protein yang berasal dari Lactobacillus plantarum 2C12. Senyawa protein dari bakteriosin telah diukur konsentrasi dengan menggunakan
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis PSDVB-PAR Senyawa 4-(2 Piridilazo) Resorsinol merupakan senyawa yang telah lazim digunakan sebagai indikator logam pada analisis kimia karena kemampuannya membentuk
Lebih terperinciBAB. II. TINJAUAN PUSTAKA. yang teratur, mengkatalisis ratusan reaksi bertahap yang menyimpan dan
BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Enzim Enzim merupakan unit fungsional dari metabolisme sel, bekerja dengan urutanurutan yang teratur, mengkatalisis ratusan reaksi bertahap yang menyimpan dan mentransformasikan
Lebih terperinciL A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA
L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA 1. Larutan Elektrolit 2. Persamaan Ionik 3. Reaksi Asam Basa 4. Perlakuan Larutan
Lebih terperinciBAB 7. ASAM DAN BASA
BAB 7. ASAM DAN BASA 7. 1 TEORI ASAM BASA 7. 2 TETAPAN KESETIMBANGAN PENGIONAN ASAM DAN BASA 7. 3 KONSENTRASI ION H + DAN ph 7. 4 INDIKATOR ASAM-BASA (INDIKATOR ph) 7. 5 CAMPURAN PENAHAN 7. 6 APLIKASI
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan mempunyai fungsi penting sebagai katalisator reaksi biokimia
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Enzim Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup, dan mempunyai fungsi penting sebagai katalisator reaksi biokimia (Wirahadikusumah, 1977) yang terjadi
Lebih terperinciKARAKTERISASI AMILASE DARI KEDELAI HITAM BANTUL
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VIII dan Periset Sains Kimia di Era Program Studi Pendidikan FKIP UNS Surakarta, 14 Mei 2016 MAKALAH PENDAMPING PARALEL C ISBN : 978-602-73159-1-4 KARAKTERISASI
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si Oleh Kelompok V Indra Afiando NIM 111431014 Iryanti Triana NIM 111431015 Lita Ayu Listiani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tumbuhan saat ini telah menjadi sumber karbon terbarukan dan sumber energi baru yang ada di bumi. Setiap tahunnya tumbuhan dapat memproduksi sekitar 4 x
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat,
PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit. 2. Dasar teori
Lebih terperinci1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia
Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia? Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat
Lebih terperinciHASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep
LAMPIRAN 7 HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN Keterangan kriteria kebenaran konsep Benar (B) Salah (S) Indikator Pembelajaran : Jika penjelasan konsep subjek penelitian sesuai dengan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di Laboratorium Instrumentasi dan Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia
Lebih terperinciIon Exchange Chromatography Type of Chromatography. Annisa Fillaeli
Ion Exchange Chromatography Type of Chromatography Annisa Fillaeli TUJUAN Setelah pembelajaran ini selesai maka siswa dapat melakukan analisis kimia menggunakan resin penukar ion. Title R+OH- + X- ===
Lebih terperinciLampiran 1 Rancangan penelitian
LAMPIRAN 18 19 Lampiran 1 Rancangan penelitian Cacing tanah E. foetida dewasa Kering oven vakum (Setiawan) Tepung cacing kering Ekstraksi buffer dan sentrifugasi Ekstrak kasar protease Salting-out dengan
Lebih terperinciPETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.
PETA KONSEP Larutan Penyangga mempertahankan berupa ph Larutan Penyangga Asam mengandung Larutan Penyangga Basa mengandung Asam lemah Basa konjugasi Asam konjugasi Basa lemah contoh contoh contoh contoh
Lebih terperinciPresentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan
Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab17 Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Larutan buffer adalah larutan yg terdiri dari: 1. asam lemah/basa
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak
15 HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Penentuan kadar air berguna untuk mengidentifikasi kandungan air pada sampel sebagai persen bahan keringnya. Selain itu penentuan kadar air berfungsi untuk mengetahui
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di
30 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 - Januari 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinciReaksi dalam larutan berair
Reaksi dalam larutan berair Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@gadjahmada.edu Larutan - Suatu campuran homogen dua atau lebih senyawa. Pelarut (solven) - komponen dalam larutan yang membuat penuh larutan (ditandai
Lebih terperinciPERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT
I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
18 HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi IgY Anti Salmonella Enteritidis pada Telur Ayam Antibodi spesifik terhadap S. Enteritidis pada serum ayam dan telur dideteksi dengan menggunakan uji agar gel presipitasi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion
Lebih terperinciSOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA
SOAL KIIA 1 KELAS : XI IPA PETUNJUK UU 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja 3. Kerjakanlah soal anda pada lembar
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia Institut Teknologi Bandung, yang terletak di Lantai 3 Gedung Kimia bagian Utara. 3.1 Peralatan
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Danau Kakaban menyimpan berbagai organisme yang langka dan unik. Danau ini terbentuk dari air laut yang terperangkap oleh terumbu karang di sekelilingnya akibat adanya aktivitas
Lebih terperinciBab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk
Lebih terperinciTitrasi Pengendapan. Titrasi yang hasil reaksi titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut
TITRASI PENGENDAPAN Titrasi Pengendapan Titrasi yang hasil reaksi titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut Prinsip Titrasi:: Reaksi pengendapan yangg cepat mencapai kesetimbangan pada setiap
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011 sampai dengan bulan
26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011 sampai dengan bulan November 2011 di Laboratorium Mikrobiologi Balai Riset dan Standarisasi Industri
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan lokasi penelitian di analisis di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM 5, 6, 7, 8 ISOLASI DNA, ISOLASI PROTEIN DARAH, SERTA PEMERIKSAAN DENGAN TEKNIK PCR, ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS-PAGE
LAPORAN PRAKTIKUM 5, 6, 7, 8 ISOLASI DNA, ISOLASI PROTEIN DARAH, SERTA PEMERIKSAAN DENGAN TEKNIK PCR, ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS-PAGE Nama (NIM) : Debby Mirani Lubis (137008010) dan Melviana (137008011)
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan Bahan penelitian
3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan 3.1.1 Bahan penelitian Cacing tanah P. excavatus diperoleh dari peternakan cacing milik Ir. Bambang Sudiarto. Substrat koagulan darah diambil dari darah milik S. Krisnawati
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS GLISEROL HASIL SAMPING BIODIESEL JARAK PAGAR
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS GLISEROL HASIL SAMPING BIODIESEL JARAK PAGAR Gliserol hasil samping produksi biodiesel jarak pagar dengan katalis KOH merupakan satu fase yang mengandung banyak pengotor.
Lebih terperinciTITRASI POTENSIOMETRI
TITRASI PTENSIMETRI TITRASI PTENSIMETRI I. TUJUAN PERCBAAN Menentukan titik ekivalen secara potensiometri. II. DASAR TERI Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, pertama (potensiometri
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Sintesis dan Karakterisasi Resin Pengkhelat Sintesis resin pengkhelat dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari karakteristik retensi ion logam Cu 2+ pada resin PSDVB-NN. Untuk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April - September 2015. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini
43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan
Lebih terperinciEKSTRAKSI DAN PEMURNIAN PROTEASE DARI Bacillus pumiiius (Y1)
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN PROTEASE DARI Bacillus pumiiius (Y1) 1994 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR Julius. F 27. 0959. Ekstraksi dan Pemurnian Protease Dari Bacillus pumillus
Lebih terperinciHubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan
STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan
Lebih terperinciPengendapan. Sophi Damayanti
Titrasi Pengendapan 1 Sophi Damayanti 1. Proses Pelarutan Senyawa ionik dan ionik Dalam keadaan padat: kristal Struktur kristal: Gaya tarik menarik, gaya elektrostatik, ikatan hidrogen dan antaraksi dipol-dipol
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama yaitu penentuan spektrum absorpsi dan pembuatan kurva kalibrasi dari larutan zat warna RB red F3B. Tahap
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang
32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk modifikasi elektroda pasta karbon menggunakan zeolit, serbuk kayu, serta mediator tertentu. Modifikasi tersebut diharapkan mampu menunjukkan sifat
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Bahan baku dan sianokobalamin diperiksa menurut Farmakope Indonesia IV. Hasil pemeriksaan bahan baku dapat dilihat pada Tabel 4.1. Pemeriksaan Pemerian Tabel 4.1 Pemeriksaan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Prosedur Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei 2010 sampai Maret 2011 di Laboratorium Bagian Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA IPB dan di Laboratory of Applied
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2010 sampai dengan Mei 2011 di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB),
Lebih terperinciI. Tujuan Menentukan berat molekul protein dengan fraksinasi (NH 4 ) 2 SO 4 Teori Dasar
I. Tujuan II. Menentukan berat molekul protein dengan fraksinasi (NH 4 ) 2 SO 4 Teori Dasar Penamabahan garam pada konsentrasi rendah dapat meningkatkan kelarutan protein (salting in). tetapi protein akan
Lebih terperinciPenentuan Kesadahan Dalam Air
Penentuan Kesadahan Dalam Air I. Tujuan 1. Dapat menentukan secara kualitatif dan kuantitatif kation (Ca²+,Mg²+) 2. Dapat membuat larutan an melakukan pengenceran II. Latar Belakang Teori Semua makhluk
Lebih terperinciBab II Studi Pustaka
Bab II Studi Pustaka II.1 Kelarutan Larutan adalah campuran yang bersifat homogen. Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah
Lebih terperinci