NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) DAN SISWA DENGAN KURIKULUM 1994 PADA SISWA SMP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) DAN SISWA DENGAN KURIKULUM 1994 PADA SISWA SMP"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) DAN SISWA DENGAN KURIKULUM 1994 PADA SISWA SMP Oleh : IRFAN HANAFI ULY GUSNIARTI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JOGJAKARTA 2006

2 NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) DAN SISWA DENGAN KURIKULUM 1994 PADA SISWA SMP Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (Uly Gusniarti, S.Psi., M.Si., Psikolog)

3 PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) DAN SISWA DENGAN KURIKULUM 1994 PADA SISWA SMP Irfan Hanafi Uly Gusniarti INTISARI Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan siswa dengan kurikulum 1994 pada siswa SMP. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan siswa dengan kurikulum Variabel bebas adalah kurikulum (KBK dan kurikulum 1994), variabel tergantungnya adalah prestasi belajar dan variabel kontrolnya adalah inteligensi siswa. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 140 siswa, yang terdiri dari siswa kelas VIIA dan VIIC (dengan KBK) di SMP 1 Sentolo, serta siswa kelas IIC dan IID (dengan kurikulum 1994) di SMP 2 Sentolo. Alat ukur untuk mengetahui inteligensi siswa dalam penelitian ini digunakan alat tes inteligensi SPM dari Raven. Prestasi belajar dilihat dari nilai rata-rata Ulangan Umum Bersama (UUB) semester pertama tahun ajaran 2005/2006. Sedangkan kurikulum sebagai variabel bebas dianggap sebagai perlakuan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik anakova dengan menggunakan bantuan fasilitas program SPSS versi Teknik anakova digunakan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan KBK dan siswa dengan kurikulum 1994 dengan melakukan kontrol terhadap inteligensi. Hasil analisis data dengan melakukan kontrol terhadap inteligensi menunjukkan bahwa F = 39,362 dengan p < 0,01. Jadi, hipotesis penelitian diterima. Analisis tambahan per mata pelajaran (PPKn, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA dan IPS) dengan mengontrol inteligensi juga menunjukkan hasil yang sangat signifikan. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan antara siswa dengan KBK dan siswa dengan kurikulum Jadi, hipotesis penelitian diterima. Kata Kunci : Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum 1994, Prestasi Belajar, Inteligensi.

4 LATAR BELAKANG MASALAH Interaksi antara guru dan siswa atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru dan antar sesama siswa terjadi di dalam proses belajar mengajar (PBM) yang berlangsung di sekolah atau lembaga pendidikan. Pengertian interaksi mengandung unsur saling memberi dan menerima (Depdikbud, 1994). Menurut Bruner (Alsa, 2004), peran guru adalah menciptakan situasi belajar sedemikian rupa agar siswa dapat belajar berdasar apa yang mereka miliki, bukan memberikan paket informasi. Mengajar bukan untuk menghasilkan perpustakaan hidup, tetapi memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, yang akan berguna untuk pengembangan dirinya nanti. Di dalam proses belajar mengajar (PBM) yang disampaikan oleh guru terhadap siswanya, mulai dibangun sebuah perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan analisis sampai dengan tindak lanjut (perbaikan). Pada akhirnya, proses belajar mengajar (PBM) yang telah dilalui oleh guru dan siswa harus diberi penilaian atau evaluasi terhadap proses dan prestasi belajar, agar siswa dan guru dapat mengetahui tingkat prestasi belajar siswa dan keberhasilan dalam proses belajar mengajar (PBM). Djamarah (2002) dan Azwar (1996), berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi dua macam, yakni faktor individual atau dalam diri individu (internal) dan faktor sosial atau lingkungan (eksternal). Faktor internal meliputi kecerdasan atau inteligensi, motivasi, cara belajar, minat dan bakat. Faktor eksternal dapat meliputi lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, fasilitas belajar, keadaan ekonomi, dan sistem kurikulum.

5 Kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah menjadi salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut Beby (1981), kurikulum adalah suatu pernyataan mengenai maksud dan tujuan tertentu, memberi petunjuk tentang beberapa pilihan dan isinya, menyiratkan atau menyuratkan polapola belajar dan mengajar tertentu baik karena dikehendaki oleh tujuannya maupun oleh susunan isinya. Menurut Soedijarto (1993) sistem kurikulum meliputi tujuantujuan institusional, struktur program kurikulum, garis-garis besar program pengajaran atau silabi, pedoman guru dan pelajaran baku dan strategi belajar mengajar untuk tercapainya tujuan-tujuan pendidikan nasional. Isi dan tujuan pendidikan dalam sistem kurikulum 1994 yang mulai diterapkan pada tahun ajaran 1994/1995, lebih diarahkan pada keberhasilan kognitif siswa. Orientasi pembelajaran hanya menghafal materi pelajaran (rote memorization). Selain itu, latihan intensif mengerjakan soal lebih banyak mengandalkan kemampuan kognitif, materi pelajaran bersifat abstrak, materi pelajaran tidak relevan dengan kehidupan nyata dan juga tidak terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya (fragmented curriculum), siswa lebih banyak duduk di kelas dan hanya menjadi pendengar pasif, dan ujian yang diberikan lebih mengutamakan multiple choice (Pikiran Rakyat, 2004). Kurikulum 1994 yang telah diterapkan lebih dari 10 tahun menjadi semakin tidak relevan dengan adanya perkembangan pendidikan, pengetahuan dan lain-lain yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Menurut Nasution (1995), kurikulum itu senantiasa dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam

6 faktor-faktor yang mendasarinya, yang meliputi pergeseran tujuan, pendirian baru mengenai proses belajar dan perubahan dalam masyarakat. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) disusun sebagai pengganti kurikulum lama, yaitu kurikulum KBK mulai diterapkan pada awal tahun ajaran 2004/2005, dua tahun sebelumnya sudah diujicobakan atau dalam istilah lain dilaksanakan secara terbatas oleh beberapa sekolah yang ditunjuk oleh pihak Depdiknas untuk menerapkan kurikulum 2004 (Pikiran Rakyat, 2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Pusat Kurikulum, 2002). Isi dan tujuan dari KBK lebih ditekankan pada pencapaian program pendidikan melalui kemampuan kognitif, afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) siswa. Menurut Alsa (2004), KBK menuntut siswa untuk aktif dan kreatif melalui pembelajaran yang menimbulkan rasa senang dan selanjutnya siswa memperoleh ketrampilan yang berguna bagi dirinya. Sehingga menurut Mulyana (2004), pola penerapan PBM yang berdasarkan KBK berbeda dengan penerapan sistem kurikulum KBK adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan proses dan hasil (outcomes), sedangkan kurikulum 1994 berorientasi pada pengembangan target-target materi pelajaran. Salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah tingkat inteligensi atau Intelligence Quotient (IQ). Inteligensi mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap prestasi belajar siswa, dengan tidak mengesampingkan faktor lain. Menurut Syaiful (Djamarah, 2002), inteligensi

7 merupakan potensi bawaan yang sering dikaitkan dengan berhasil tidaknya anak belajar di sekolah. Dengan kata lain, inteligensi dianggap sebagai faktor yang menentukan berhasil tidaknya anak di sekolah. Walaupun demikian, inteligensi hanya merupakan sedikit faktor psikologis yang mempengaruhi tingkat prestasi belajar siswa, karena masih banyak faktor psikologis lain yang berperan dalam prestasi belajar seorang siswa. Prestasi belajar sangat penting bagi seorang siswa agar dapat melanjutkan studinya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Prestasi belajar dapat menunjukkan tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa di dalam menjalani PBM atau sebagai hasil evaluasi dari PBM. Prestasi belajar juga dapat dijadikan sebuah tolok ukur terhadap kualitas pendidikan maupun mutu dari kurikulum atau sistem yang dipakai oleh lembaga pendidikan. Menurut Suryabrata (1984), prestasi belajar biasanya dinyatakan dengan angka dalam buku laporan pendidikan siswa atau buku rapor. Nilai rapor merupakan rumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan atau prestasi siswa selama masa tertentu. Walaupun perbedaan orientasi dalam dua kurikulum tersebut memang belum menjamin adanya perbedaan kualitas, tetapi dengan adanya perbedaan isi, dan tujuan pembelajaran antara kurikulum 1994 dan KBK, diasumsikan dapat menimbulkan perbedaan prestasi belajar yang akan dicapai siswa. Dengan kata lain, penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada tahun ajaran 2004/2005 diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar yang akan dicapai oleh siswa.

8 BELAJAR Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002), memberikan definisi belajar sebagai kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman, dan tanggung jawab belajar sepenuhnya berada pada diri siswa. Mustaqim dan Wahib (1991) serta Rumini, dkk. (1995), mengemukakan belajar sebagai sebuah proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk menuju pada perubahan yang relatif menetap dan bersifat positif, yaitu perubahan yang menuju ke arah kemajuan atau perbaikan. Perubahan-perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi perubahan yang dapat diamati atau nampak secara langsung dan perubahan yang tidak dapat diamati atau tidak nampak. Menurut beberapa ahli lain yang diantaranya adalah Umar dan Ahmadi (1982), Slameto (1995), Hilgrad (Walgito, 1981), Davidoff (Atkinson, 1988), dan Masrial (1993), menyimpulkan bahwa belajar sebagai suatu proses usaha atau perbuatan yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh dan menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan menuju arah yang lebih baik. Perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik tersebut diperoleh individu sebagai hasil dari proses belajar yang meliputi latihan yang disengaja dan pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan yang akan bertahan dalam waktu yang relatif lama. Dalam sudut tinjauan ini, belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh melalui latihan dan pengalaman yang dilakukan oleh individu sehingga mengalami perubahan di dalam dirinya. Menurut beberapa ahli lain yang diantaranya adalah Umar dan Ahmadi (1982), Slameto (1995), Hilgrad (Walgito, 1981), Davidoff (Atkinson, 1988), dan Masrial

9 (1993), menyimpulkan bahwa belajar sebagai suatu proses usaha atau perbuatan yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh dan menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan menuju arah yang lebih baik. Perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik tersebut diperoleh individu sebagai hasil dari proses belajar yang meliputi latihan yang disengaja dan pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan yang akan bertahan dalam waktu yang relatif lama. Dalam sudut tinjauan ini, belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh melalui latihan dan pengalaman yang dilakukan oleh individu sehingga mengalami perubahan di dalam dirinya. Rusyan, dkk. (1989) dan Dalyono (1997), memberikan kesimpulan bahwa belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan tingkah laku dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian terhadap sikap dan nilai dalam diri individu yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan kecakapan dasar yang terdapat di dalam aspek kehidupan. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan sebuah proses perubahan perilaku yang relatif permanen yang dicapai dalam waktu tertentu yang didapatkan dari latihan dan pengalaman individu. Individu dikatakan telah mengalami proses belajar apabila pada dirinya terdapat perubahan pada kemampuan tertentu, misalnya dari tidak bisa menjadi bisa atau individu memperoleh perubahan tingkah laku yang baru.

10 PRESTASI BELAJAR Prestasi belajar sebagai perubahan kemampuan pada diri siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor (Sunaryo, 1987). Sedangkan Nasution (1995) dan Hamalik (1995) memberikan definisi tentang prestasi belajar adalah sebagai derajat perubahan atau hal yang dilakukan dan dikuasai oleh siswa sebagai hasil dari proses pelajaran dan pembelajaran. Menurut Pusat Kurikulum (2002), prestasi belajar sebagai refleksi keluasan, kedalaman, dan kompleksitas (secara bergradasi) dan digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian tertentu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah adanya perubahan atau hasil yang telah dikuasai oleh siswa yang didapatkan dari sebuah proses belajar dalam kurun waktu tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Beberapa ahli yakni Suryabrata (1984), Arikunto (1990), Djamarah (2002), dan Rumini, dkk. (1995) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, antara lain adalah : 1. Faktor yang bersumber dari dalam diri manusia (internal) yang terdiri dari : a. Faktor-faktor yang psikologis meliputi kelelahan, suasana hati, motivasi, minat, inteligensi, kognitif, afektif, psikomotor dan kebiasaan belajar b. Faktor-faktor fisiologis yang meliputi usia, kematangan, kondisi panca indra dan kesehatan 2. Faktor yang bersumber dari luar diri manusia (eksternal) yang antara lain : a. Faktor lingkungan, yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan keadaan sosial ekonomi.

11 b. Faktor instrumental, yang meliputi kurikulum, metode mengajar, sarana dan prasarana, guru dan materi pelajaran. Dari uraian di atas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berasal dari faktor internal (dalam individu) dan faktor eksternal (luar individu). KURIKULUM Idris dan Jamal (1992), serta Nasution (1995) mendefinisikan kurikulum sebagai suatu rencana bahan kajian dan pelajaran yang disusun untuk melancarkan proses dan penyelenggaraan pendidikan di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya dalam mencapai tujuan nasional. Nurgiyantoro (1988), menyatakan bahwa kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang ditempuh atau dikuasai untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau ijasah. Kurikulum juga diartikan sebagai suatu rencana yang sengaja dirancang untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan. Beberapa ahli dalam Tim Didaktik Metodik Kurikulum (1981), mendefinisikan kurikulum sebagai usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar di dalam kelas, di halaman sekolah maupun di luarnya atau segala kegiatan di bawah tanggung jawab sekolah yang mempengaruhi anak dalam pendidikannya. Dari beberapa definisi di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa kurikulum adalah seperangkat program dan rencana pengajaran yang digunakan dalam aktivitas belajar mengajar antara guru dan siswa di dalam sebuah lingkup lembaga pendidikan atau sekolah untuk mencapai tujuan tertentu. Bentuk tujuan

12 yang akan dicapai dalam sebuah kurikulum dapat berupa perubahan tingkah laku siswa dan kemajuan prestasi belajar siswa atau tujuan pendidikan yang lain. KURIKULUM 1994 Kurikulum 1994 adalah kurikulum pendidikan dasar yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di SD dan SLTP. Kurikulum 1994 yang mulai berlaku dan diterapkan pada tahun pelajaran 1994/1995, mempunyai tiga perangkat operasional yang akan dilaksanakan secara operasional di lapangan yang telah disusun petunjuk pelaksanaannya, yang diantaranya adalah : 1. Landasan, program dan pengembangan. 2. Garis-garis besar program pengajaran. 3. Pedoman pelaksanaan (Depdikbud, 1994). Mulyana (2004) berpendapat bahwa kurikulum 1994 lebih berorientasi pada pengembangan target-target materi pelajaran. Sehingga kurikulum 1994 lebih terfokus pada penguasaan terhadap materi-materi pelajaran yang disampaikan guru terhadap siswa dan berorientasi pada penguasaan aspek pengetahuan (kognitif). Idris dan Jamal (1992) menyebutkan beberapa ciri-ciri kurikulum 1994, diantaranya adalah terdapatnya pelaksanaan tentang pendidikan dasar sembilan tahun, memberlakukan kurikulum muatan lokal dan penyempurnaan tiga kemampuan dasar, yakni membaca, menulis dan menghitung yang fungsional.

13 Penilaian yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar dan kemajuan belajar siswa pada kurikulum 1994, dilakukan dengan cara pemberian tes kepada siswa. Tes yang diberikan kepada siswa meliputi tes formatif yang dapat diberikan ketika PBM sedang berlangsung, yakni pemberian tugas, ulangan harian dan latihan yang diberikan kepada siswa. Sedangkan tes sumatif diberikan berdasarkan jadwal kalender akademik sekolah, seperti UUB (ulangan umum bersama), dan ujian akhir sekolah (UAS). Penyajian nilai di dalam buku laporan pendidikan (rapor) dengan menggunakan bilangan bulat, dengan berpegang pada rentang angka 1 sampai dengan 10 (Depdikbud, 1994). Dari uraian tentang kurikulum 1994 di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kurikulum 1994 terdiri dari seperangkat rencana pelajaran, pembelajaran dan pengajaran yang mempunyai sifat dan tujuan tertentu yang digunakan sebagai sarana untuk merubah keadaan diri siswa yang mencakup pada aspek kognitif (pengetahuan). KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) Pusat Kurikulum (2002) mendefinisikan Kurikulum Berbasis Kompetensi sebagai perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah, yang mencakup aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap dan nilai), dan psikomotor (ketrampilan). Mulyana (2004), memberikan pengertian tentang kurikulum berbasis kompetensi

14 (KBK) sebagai sebuah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan proses dan hasil (outcomes). Mulyasa (2002), mendefinisikan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) sebagai suatu konsep yang menekankan pada pengembangan kemampuan dalam melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Menurut Depdiknas (2004), dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), prestasi belajar siswa diukur berdasarkan aspek-aspek belajar yang diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Pengolahan data hasil belajar aspek kognitif 2. Pengolahan data hasil belajar aspek afektif 3. Pengolahan data hasil belajar aspek psikomotor Penyajian nilai prestasi belajar siswa di dalam buku laporan pendidikan (rapor) dengan menggunakan bilangan bulat, dengan berpegang pada rentang angka 1 sampai dengan 10 (peraturan nomor 506/C/PP/2004 tanggal 11 November 2004). Berdasarkan penjelasan tentang definisi KBK, maka dapat diambil kesimpulan bahwa KBK adalah seperangkat rencana pengajaran dan pembelajaran yang diberikan kepada siswa yang mencakup aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap dan nilai), dan psikomotor (ketrampilan). KBK yang berorientasi pada proses dan hasil, akan membuat siswa mempunyai kemampuan dalam bertindak sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

15 INTELIGENSI Inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan masalah, kemampuan untuk belajar, ataupun kemampuan untuk berpikir abstrak (Walgito, 1981). Binet (Rusyan dkk. 1989) menggambarkan inteligensi sebagai kecenderungan untuk mengambil dan memelihara haluan yang pasti, kesanggupan membuat keselarasan bagi maksud dan pencapaiannya. Purwanto (1998), menjelaskan inteligensi sebagai kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Azwar (1996), menjelaskan inteligensi sesuai dengan konsepsi atau pandangan orang awam, yakni : 1. Kemampuan memecahkan masalah-masalah praktis yang berciri utama adanya kemampuan berpikir untuk logis. 1. Kemampuan lisan yang memiliki ciri utama adanya kecakapan berbicara secara jelas dan lancar. 2. Kompetensi sosial yang memiliki ciri utama adanya kemampuan menerima orang lain sebagaimana adanya. Wechsler (Azwar, 1996) mendefinisikan inteligensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional dan menghadapi lingkungan secara efektif. Purwanto (1998) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi, antara lain : 1. Pembawaan individu ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir.

16 2. Kematangan organ fisik dan psikis sehingga telah sanggup menjalankan fungsinya masing-masing secara maksimal. 3. Pembentukan segala keadaan di luar diri seseorang akan mempengaruhi perkembangan inteligensi. 4. Minat dan pembawaan yang khas individu, termasuk minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu 5. Kebebasan manusia dalam menentukan metode untuk memecahkan masalah. Dari beberapa penjelasan di atas mengenai definisi inteligensi, maka dapat diambil kesimpulan bahwa inteligensi adalah kemampuan bawaan yang digunakan untuk berpikir secara logis, mengambil tindakan dan keputusan tertentu serta menyesuaikan pikiran dengan hal yang lama maupun hal yang baru. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap inteligensi berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar individu (eksternal). HIPOTESIS Hipotesis penelitian ini yakni ada perbedaan prestasi belajar yang sangat signifikan antara siswa dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan siswa dengan kurikulum 1994 dengan melakukan kontrol terhadap tingkat inteligensi. Prestasi siswa dengan KBK lebih tinggi dibanding prestasi siswa dengan kurikulum 1994.

17 METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Pelaksanaan dan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di sekolah, ditunjuk secara langsung oleh Dinas Pendidikan. Salah satu sekolah yang ditunjuk melaksanakan KBK adalah SMP Negeri 1 Sentolo (tahun ajaran 2004/2005). Sedangkan kurikulum 1994 mulai berlaku dan diterapkan pada tahun pelajaran 1994/1995. Penerapan kurikulum 1994 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 060/U/1993 tanggal 25 Februari Sehingga lebih dari 10 tahun, kurikulum 1994 telah diterapkan di semua sekolah, dan SMP 2 Sentolo sebagai salah satu sekolah yang masih menerapkan kurikulum Prestasi belajar diartikan sebagai hasil yang telah didapatkan siswa dengan melalui proses belajar dalam kurun waktu tertentu yang dinyatakan dengan bentuk angka yang didokumentasikan dalam buku catatan. Prestasi belajar siswa didapatkan dari hasil dokumentasi nilai rata-rata ulangan umum bersama (UUB) dari 6 pelajaran pada semester pertama tahun ajaran 2005/2006 yang meliputi pelajaran PPKn, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA dan IPS. 3. Inteligensi adalah kemampuan yang digunakan untuk berpikir secara logis dan abstrak untuk mengambil tindakan dan keputusan tertentu serta menyesuaikan pikiran dengan hal yang lama maupun hal yang baru. Skor inteligensi siswa diperoleh dengan menggunakan tes SPM dari Raven. Semakin tinggi skor yang diperoleh, akan semakin tinggi tingkat inteligensinya.

18 B. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini berjumlah 140 siswa. Subyek terdiri dari 35 siswa kelas VIIIA dan 36 siswa kelas VIIIC di SMP Negeri 1 Sentolo, dan 36 siswa kelas IIC dan 33 siswa kelas IID di SMP Negeri 2 Sentolo pada tahun ajaran 2005/2006. C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah : 1. Metode dokumentasi Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data dengan cara mengambil atau menggunakan data-data yang terdapat dalam dokumen sekolah. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah buku catatan yang berasal dari pihak sekolah. Buku dokumentasi atau catatan berisi nilai rata-rata ulangan umum bersama (UUB) siswa pada semester pertama tahun 2005/2006, yang terdiri dari enam pelajaran, yakni PPKn, Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan Bahasa Inggris. Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar siswa. 2. Tes inteligensi Penelitian ini menggunakan tes inteligensi SPM (Standart Progressive Matrices) sebagai alat untuk mengetahui tingkat inteligensi siswa. Pengukuran dan penyajian tes inteligensi dilakukan oleh dosen laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Tes SPM terdiri dari soal-soal yang berbentuk gambar, dan terdiri dari 60 butir soal yang terdiri dari lima seri A, B, C dan D.

19 Aspek kecerdasan yang diukur adalah kecerdasan umum, terutama faktor general atau faktor G pada orang dewasa atau normal antara umur 6-65 tahun. Tes SPM digunakan peneliti antara lain karena untuk menyingkat waktu dan mudah dalam penyajian secara klasikal. D. Metode Analisis Data Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik anakova atau univariate untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan siswa dengan kurikulum 1994 dengan melakukan kontrol terhadap inteligensi siswa. Analisis data menggunakan bantuan program SPSS 10.0 for Windows. HASIL PENELITIAN Hasil analisis data dengan menggunakan teknik anakova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar yang sangat signifikan antara perbedaan kurikulum dengan mengontrol inteligensi (F = 39,362 dengan p < 0,01). Sumbangan efektif yang diberikan oleh perbedaan kurikulum terhadap prestasi belajar dengan mengontrol inteligensi menunjukkan nilai sebesar 22,7 %. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan kurikulum mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap prestasi belajar. Prestasi belajar siswa dengan KBK lebih baik daripada siswa dengan kurikulum Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata prestasi belajar siswa dengan KBK mempunyai mean prestasi belajar yang lebih tinggi (M = 6,823) daripada mean prestasi belajar yang dimiliki siswa dengan kurikulum 1994 (M = 5,052).

20 Analisis tambahan dalam penelitian ini menunjukkan hasil sebagai berikut : - Ada perbedaan prestasi belajar yang sangat signifikan antara siswa dengan KBK dan siswa dengan kurikulum 1994 pada mata pelajaran PPKn dengan hasil analisis F = 19,947 dengan p < 0,01. - Ada perbedaan prestasi belajar yang sangat signifikan antara siswa dengan KBK dan siswa dengan kurikulum 1994 pada mata pelajaran Matematika dengan hasil analisis F = 22,022 dengan p < 0,01. - Ada perbedaan prestasi belajar yang sangat signifikan antara siswa dengan KBK dan siswa dengan kurikulum 1994 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan hasil analisis F = 19,444 dengan p < 0,01. - Ada perbedaan prestasi belajar yang sangat signifikan antara siswa dengan KBK dan siswa dengan kurikulum 1994 pada mata pelajaran IPA dengan hasil analisis F = 21,645 dengan p < 0,01. - Ada perbedaan prestasi belajar yang sangat signifikan antara siswa dengan KBK dan siswa dengan kurikulum 1994 pada mata pelajaran IPS dengan hasil analisis F = 17,699 dengan p < 0,01. - Ada perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara siswa dengan KBK dan siswa dengan kurikulum 1994 pada mata pelajaran Bahasa Inggris dengan hasil analisis F = 6,416 dengan p < 0,05. PEMBAHASAN Menurut hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yakni ada perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara siswa dengan kurikulum berbasis kompetensi

21 (KBK) dan siswa dengan kurikulum 1994 pada siswa SMP. Prestasi siswa dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) lebih tinggi dibanding prestasi siswa dengan kurikulum 1994 terbukti. Ada perbedaan prestasi belajar yang sangat signifikan antara siswa dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan siswa dengan kurikulum Hasil analisis hipotesis dapat dilihat pada perhitungan F = 39,362 dengan p < 0,01. Perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan KBK dan siswa dengan kurikulum 1994 juga ditunjukkan pada hasil analisis tambahan yang dilakukan pada setiap mata pelajaran. Hasil analisis dengan teknik anakova yang dilakukan untuk setiap mata pelajaran pada lima mata pelajaran PPKn, Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS menunjukkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar yang sangat signifikan antara siswa dengan KBK dan siswa dengan kurikulum 1994 (F PPKn = 19,947, F Matematika = 22,022, F Bahasa Indonesia = 19,444, F IPA = 21,645, F IPS = 17,699 dengan p < 0,01). Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Inggris menunjukkan hasil yang signifikan dengan F = 6,416 dengan p < 0,05. Hasil analisis yang dilakukan pada setiap mata pelajaran PPKn, Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan Bahasa Inggris menunjukkan bahwa prestasi belajar tiap mata pelajaran pada siswa dengan KBK lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan kurikulum Suryabrata (1984), mengemukakan bahwa inteligensi mempunyai hubungan yang positif terhadap inteligensi. Semakin tinggi skor inteligensi, semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Semakin rendah skor inteligensi, akan semakin rendah prestasi yang akan dicapai. Sehingga inteligensi mempunyai pengaruh yang sangat signifikan

22 terhadap prestasi belajar yang dicapai siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis yang menunjukkan nilai F = 40,216 dengan p < 0,01. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan prestasi belajar yang sangat signifikan antara siswa dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan siswa dengan kurikulum 1994 dengan melakukan kontrol terhadap inteligensi. Perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan KBK dan siswa dengan kurikulum 1994 yang dilihat berdasarkan analisis pada setiap mata pelajaran PPKn, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA dan IPS juga menunjukkan hasil yang sangat signifikan. SARAN Berkaitan dengan hasil penelitian, maka saran-saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut : 1. Bagi sekolah, karena prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang telah diterapkan di sekolah, maka diharapkan pihak sekolah segera melengkapi administrasi maupun sarana dan prasarana yang dirasa kurang memadai untuk mendukung kelancaran Proses Belajar Mengajar (PBM) yang sesuai dengan program KBK. 2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain motivasi belajar, pola asuh orang tua maupun metode belajar yang belum terukur dalam penelitian ini.

23 Disamping itu, peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk mempertimbangkan dan menyertakan aspek psikologis yang mempengaruhi guru sebagai pelaksana proses belajar mengajar (PBM) pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK).

24 DAFTAR PUSTAKA Alsa, A Kemampuan Terapan (Applicability) Model Pembelajaran Berdasar Kurikulum Berbasis Kompetensi. Anima Indonesian Psychological Journal, 2004, Vol. 19, No. 2, Arikunto, S Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S Pengantar Psikologi intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Beby, C.E Pendidikan di Indonesia :Penilaian dan Pedoman Perencanaan. Jakarta: PT. Djaya Pirusa. Dalyono Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Davidoff. L Psikologi : Suatu Pengantar. Jilid I. Jakarta: Erlangga. Djamarah, S Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Hamalik, O Kurikulum dan Pembelajarannya. Jakarta: Bumi Aksara. Idris, Z., Jamal, L Pengantar Pendidikan Jilid 2. Jakarta: Grasindo. Masrial Teras Kuliah Belajar-Mengajar Aktif. Padang: Angkasa Raya. Mulyana, R Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta. Mulyasa, E Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mustaqim, Wahib, A Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Nasution, S Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Nurgiyantoro Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah (sebuah pengantar teoritis dan pelaksanaan). Yogyakarta: BPFE. Purwanto, N Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rumini, S., Mahmud, D., Sundari S.,Danuri, Suharno, Yusuf, N.,Tiala, Ayriza, Y Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UPP Universitas Negeri Yogyakarta.

25 Rusyan, dkk Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya. Slameto Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Soedijarto Memantapkan Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Grasindo. Sunaryo Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti. Suryabrata, S Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali. Tim Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum Proses Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rajawali. Umar, Ahmadi Psikologi Umum (edisi revisi). Surabaya: Bina Ilmu Offset. Walgito, B Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Depdikbud, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Petunjuk Pelaksanaan Penilaian. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Depdiknas Kurikulum 2004 : Kerangka Dasar. Jakarta: Depdiknas Depdiknas Pedoman Pengolahan Data Untuk Pelaporan Hasil Belajar. Jakarta: Depdiknas Depdiknas Peraturan Dirjend Pendidikan Dasar dan Menengah Tentang Penilaian Perkembangan Anak Didik SMP. Jakarta: Depdiknas. Kedaulatan Rakyat Standar Kelulusan dan Tantangan Penyelenggaraan Pendidikan. Jogjakarta. Pikiran Rakyat KBK Cerminkan Pendidikan Holistik. Bandung: Pikiran Rakyat Pro-kontra Ujian Akhir Sekolah. Bandung: Pusat Kurikulum, Balitbang, Depdiknas Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Balitbang, Diknas.

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Oleh : Arum Kusuma Putri Uly Gusniarti PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53).

TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53). 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Metode Pemberian Tugas Secara etimologi pengertian metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53). metode

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Arief Rahman Uly Gusniarti INTISARI

HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Arief Rahman Uly Gusniarti INTISARI HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN PRESTASI BELAJAR Arief Rahman Uly Gusniarti INTISARI Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kenakalan remaja dengan prestasi belajar pada siswa

Lebih terperinci

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI Diajukanoleh : APRIYANDER YUDHO N S F100070124 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PURWANTORO TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses yang dapat mengubah obyeknya. Pendidikan nasional harus dapat mempertebal iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH SKRIPSI. Oleh : ROBIATUL HADAWIYAH GJA12D113095

ARTIKEL ILMIAH SKRIPSI. Oleh : ROBIATUL HADAWIYAH GJA12D113095 ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA TEMA PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION KELAS IV SDN 17/I RANTAUPURI SKRIPSI Oleh : ROBIATUL HADAWIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) adalah asset penting yang akan menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) adalah asset penting yang akan menentukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) adalah asset penting yang akan menentukan nasib suatu bangsa di masa depan. Maju tidaknya suatu negara bergantung pada SDM yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 3 BANDAR LAMPUNG

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 3 BANDAR LAMPUNG Wayan Satria Jaya STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK This study aims to obtain data on how far the relationship between motivation to learn with the learning outcomes of students in school. Method used

Lebih terperinci

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK 131 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PESAWAT SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 SIMEULU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SITI ARFAH, S.Pd 1 Oleh: ABSTRAK

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 1 ISSN

Vol. 1 No. 1 ISSN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPOSITORI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATEMATIKA MATERI POKOK FUNGSI KELAS VIII SMP NEGERI 2 SANO NGGOANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Rofinus Mato

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN Sri Wahyuni Adiningtiyas. Dosen Tetap Prodi Bimbingan Konseling UNRIKA Batam Abstrak Penguasaan terhadap cara-cara belajar yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI KELISTRIKAN MELALUI PEMANFAATAN ALAT PERAGA KIT

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI KELISTRIKAN MELALUI PEMANFAATAN ALAT PERAGA KIT PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI KELISTRIKAN MELALUI PEMANFAATAN ALAT PERAGA KIT Abstrak Sumaryatun Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika

Lebih terperinci

Penerapan Model Siklus Pembelajaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Terhadap Ketercapain KKM Pada Siswa SMP Negeri 6 Kota Bima.

Penerapan Model Siklus Pembelajaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Terhadap Ketercapain KKM Pada Siswa SMP Negeri 6 Kota Bima. Penerapan Model Siklus Pembelajaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Terhadap Ketercapain KKM Pada Siswa SMP Negeri 6 Kota Bima Fahruddin Abstrak: Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk hidup yang unik, tidak ada seorang individu yang sama persis dengan individu yang lain. Salah satunya adalah dalam hal kecepatan dan kemampuan

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No10 ISSN X. Darmiah SD Inpres Perumnas, Palu, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No10 ISSN X. Darmiah SD Inpres Perumnas, Palu, Sulawesi Tengah Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Perumnas pada Materi Meneladani Kepahlawanan dan Patriotisme Tokoh-Tokoh Di Lingkungannya Melalui Pembelajaran Value Clarification Technique

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan persoalan hidup dan kehidupan manusia sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai bangsa. Pendidikan tidak

Lebih terperinci

Oleh Mike Akta Buana. Absatrak. Kata Kunci : Keaktifan dan Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Oleh Mike Akta Buana. Absatrak. Kata Kunci : Keaktifan dan Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI KELAS VI SD N 74/VII MANDIANGIN Oleh Mike Akta Buana Absatrak Kata Kunci : Keaktifan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar Siswa, Metode Demonstrasi PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar Siswa, Metode Demonstrasi PENDAHULUAN 1 2 1 ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi dan data yang diperoleh ternyata hasil belajar siswa rata-rata masih rendah dan sebagian kecil siswa sudah tuntas belajarnya. Penggunaan metode demonstrasi yang

Lebih terperinci

Pengaruh Disiplin Belajar dan Prestasi Belajar. Terhadap Kesiapan Kerja Siswa. Abdul Rosid ( ) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang

Pengaruh Disiplin Belajar dan Prestasi Belajar. Terhadap Kesiapan Kerja Siswa. Abdul Rosid ( ) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Pengaruh Disiplin Belajar dan Prestasi Belajar Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Abdul Rosid (09320086) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Konsep pendidikan nasional dewasa ini mengacu kepada

Lebih terperinci

Eko Margono F

Eko Margono F PRESTASI BELAJAR SISWA PROGRAM RSBI DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU NASKAH PUBLIKASI Oleh: Eko Margono F 100 050 260 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA DI KELAS X-1SMA NEGERI 2 SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2010-2011 Hasanudin Guru SMAN 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai sarana yang sangat penting dalam berkomunikasi. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini disebabkan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan 1 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Triad a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum Danie Beaulieu menyatakan bahwa teknik pembelajaran merupakan cara

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Opi Pradita, Mestawaty, As, dan Sarjan N. Husain Mahasiswa

Lebih terperinci

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi Hubungan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Kompetensi Dasar Perawatan dan Perbaikan Sistem Pengisian Konvensional Bowo Wahyu Hidayat (10320090) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Kualitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh:

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh: PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DAN KREATIVITAS GURU DALAM MENGAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BANYUDONO BOYOLALI TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SD N KENTENG PURWOREJO KELAS V-B

NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SD N KENTENG PURWOREJO KELAS V-B NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SD N KENTENG PURWOREJO KELAS V-B Oleh : Fera Arisatyo Dimyati Uly Gusniarti PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik Umiyatun (0614052) Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam interaksi belajar mengajar, metode-metode memegang peranan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam interaksi belajar mengajar, metode-metode memegang peranan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Metode Pemberian Tugas Dalam interaksi belajar mengajar, metode-metode memegang peranan yang sangat penting. Metode dalam kegiatan pengajaran sangat bervariasi, pemilihannya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BAKAT NUMERIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

HUBUNGAN ANTARA BAKAT NUMERIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA HUBUNGAN ANTARA BAKAT NUMERIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh: DEWI ANGGRAENI SULISTYOWATI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. dasar itu khususnya adalah pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. dasar itu khususnya adalah pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Model Pembelajaran Langsung Model pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif

Lebih terperinci

OLEH : DELVIZA SURYANI

OLEH : DELVIZA SURYANI PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU, PERHATIAN ORANG TUA DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII MTsN LEMBAH GUMANTI JURNAL OLEH :

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Strategi Each One Teach One a. Strategi Pembelajaran Secara Umum Jamal Ma mur Asmani menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah serangkaian dan keseluruhan

Lebih terperinci

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar Efektifitas Penggunaan Penugasan Proyek Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil Dan Peningkatan Hasil Belajar IPA Terpadu Siswa Kelas VII SMPN 7 Kota Bima Olahairullah Abstrak:Penelitian

Lebih terperinci

MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG

MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG KARYA ILMIAH OLEH : TEGUH RIYANTO NIM : A1D109057 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teorities 1. Metode Permainan Perang Koboi Metode permainan perang koboi adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh guru bertujuan agar siswa berpatisipasi dalam

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KADER MUHAMMADIYAH DAN MAHASISWA REGULER

PERBANDINGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KADER MUHAMMADIYAH DAN MAHASISWA REGULER PERBANDINGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KADER MUHAMMADIYAH DAN MAHASISWA REGULER (Studi Kasus di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2010) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk

Lebih terperinci

Yulin Dj. Panusu, Muhammad Jamhari, dan Amran Rede. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Yulin Dj. Panusu, Muhammad Jamhari, dan Amran Rede. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Pada Pembelajaran Perkembangbiakkan Pada Manusia di Kelas VI SDN Sansarino Kecamatan Ampana Kota Yulin Dj. Panusu, Muhammad Jamhari, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS Ani Rosidah anirosidah.cjr@gmail.com Universitas Majalengka ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan yaitu memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan yaitu memajukan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan aspek yang penting bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia akan tumbuh dan berkembang terutama untuk menghadapi masa depannya.

Lebih terperinci

Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan.

Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan. Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan. Sulasmini Sutriyono Inawati Budiono Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI Yeni Sugianti Surel : yeni.sugianti00@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM, SOSIAL DAN BUDAYA SETEMPAT DI KELAS IV SD NEGERI 25 BANDA ACEH 54 Nina Aryani Guru SD Negeri 25 Banda

Lebih terperinci

Sutopo (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY)

Sutopo (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ALGORITMA- HEURISTIK SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PRAKTIK PEMESINAN Sutopo (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang Jurnal Ilmiah Solusi Vol. 1 No.1 Januari Maret 2014: 22-30 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS MAHAMAHASISWA (PBAM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STATISTIKA DASAR MAHASISWA PROGRAM

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa Rina Oktavianti Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) Diah Nugraheni Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Veteran Semarang email: diah_fisika@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 Naskah Publikasi Disusun oleh YULIYATUN A 210 080 090

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil 1 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1 Hasil Belajar Para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil belajar.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang hubungan antara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang hubungan antara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang hubungan antara minat belajar dan persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa kelas

Lebih terperinci

Edudikara, Vol 1 (2); 34-41,

Edudikara, Vol 1 (2); 34-41, PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PROSEDUR KEAMANAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Sri Sukeksi SMK Negeri 1 Sragen Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan

Lebih terperinci

Oleh: Maelah SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek

Oleh: Maelah SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME, NO., DESEMBER 0 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI MUATAN LISTRIK MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PADA MATA KULIAH GEOGRAFI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2006A DI JURUSAN GEOGRAFI-FIS-UNESA Sri Murtini *) Abstrak : Model pembelajaran

Lebih terperinci

Indrajaya. Staf pengajar Man 1 Mataram, Jl. Pendidikan No. 31, Dasan Agung Baru, Mataram

Indrajaya. Staf pengajar Man 1 Mataram, Jl. Pendidikan No. 31, Dasan Agung Baru, Mataram 24 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEND ENDED UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BERPIKIR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X2 MAN I MATARAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Indrajaya Staf pengajar

Lebih terperinci

PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA (Pada Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMP N 1 Trangkil Tahun Ajaran2014/2015)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemajuan suatu negara tidak dapat terlepas dari maju dan berkembangnya pembangunan, pendidikan memiliki peranan penting dalam pembangunan suatu negara. Proses pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. Sebelum membuat analisis

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI GURU MENGAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI KOTA BATAM Oleh: ABSTRACT

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1 SENTOLO Nurul Arum Sulistyowati FKIP, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari peningkatan kualitas dan mutu pendidikan. Pendidikan harus mampu menjalankan fungsi dan tujuan secara optimal agar

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi Zunita Riana Wati (09130020) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Belajar yang

Lebih terperinci

Oleh : Drs. Udiyono, M.Pd.

Oleh : Drs. Udiyono, M.Pd. PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA, KONDISI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2010/2011 Oleh

Lebih terperinci

JSEE - Vol. III, No. 1 April 2015 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

JSEE - Vol. III, No. 1 April 2015 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi JSEE - Vol. III, No. 1 April 015 ISSN : 35-6719 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TINDAKAN, PRINSIP DAN MOTIF EKONOMI DI KELAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hampir semua kecakapan, pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan sikap manusia dibentuk, dimodifikasikan

Lebih terperinci

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek 24 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SUMBER DAYA ALAM DAN KEGIATAN EKONOMI MELALUI METODE KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. NASKAH PUBLIKASI PENGARUH INTENSITAS BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA DALAM PELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 Usulan

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 26 PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI, INTELIGENSI QUOTIENT, DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI OLIMPIADE SAINS DI SMA NEGERI 1 BANTUL TAHUN AJARAN 2011/2012 ARY WIDAYANTO SMA N 1 BANTUL ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai peran. Kemampuan seorang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai peran. Kemampuan seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu aspek yang menentukan keberhasilan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar adalah inti dari proses pendidikan secara keseluruhan

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH INTENSITAS BELAJAR KELOMPOK DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS EKONOMI KELAS VIII SMP NEGERI 2 JATISRONO TAHUN AJARAN 2012/

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 1 KUALA TAHUN AJARAN 2014/2015

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 1 KUALA TAHUN AJARAN 2014/2015 ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 1 KUALA TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh Sri Wati Muhammad Surip, S.Pd., M.Si Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesesuaian

Lebih terperinci

Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa PPKn

Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa PPKn Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa PPKn Angkatan 2008/2009 Universitas Ahmad Dahlan Semester Ganjil Tahun Akademik 2010/2011 Mustofa Setyo Ariwibowo Prodi PPKn FKIP Universitas

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Rachmad Lasaka Guru Matematika SMP Negeri 2 Luwuk, Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL Husnah Guru SDN 001 Pasar Inuman Kecamatan Inuman husnah683@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Rissa Prima Kurniawati IKIP PGRI MADIUN rissaprimakurniawati14@gmail.com ABSTRAK Guru dalam mengajar

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW Suardi Hakim SMP Negeri 33 Kota Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIK. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang

BAB II LANDASAN TEORITIK. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang BAB II LANDASAN TEORITIK 2.1. Prestasi Belajar 2.1.1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang berupa ilmu pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar. Pada dasarnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

: ADITYA SATYA NUGRAHA A

: ADITYA SATYA NUGRAHA A PENGARUH ANTARA MOTIVASI, KECERDASAN, DAN KEBIASAAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEMESTER 2 KELAS VIII B SMP NEGERI 2 NGADIROJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : ADITYA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gizi 2.1.1 Pengertian Gizi dan Status Gizi Gizi menurut Supariasa (2011) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,

Lebih terperinci

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Keterampilan. Praktek Otomotif Siswa. Budi Riyanto ( ) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP veteran Semarang

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Keterampilan. Praktek Otomotif Siswa. Budi Riyanto ( ) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP veteran Semarang Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Keterampilan Praktek Otomotif Siswa Budi Riyanto (09320046) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP veteran Semarang Abstraksi Pendidikan merupakan suatu rangkaian kegiatan komunikasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS

PENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS 14 PENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS Nur Hasanah Ridlwan 1 1 Pengajar di SMP Negeri 1 Sidayu Email: nungqonik@gmail.com Abstract Tujuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan

Lebih terperinci

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS KOMPETENSI DASAR MENGENAL JENIS-JENIS USAHA DAN KEGIATAN EKONOMI DI INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS V SD NEGERI 1 PADAMARA 1

Lebih terperinci