Vol. 1 No. 1 ISSN

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPOSITORI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATEMATIKA MATERI POKOK FUNGSI KELAS VIII SMP NEGERI 2 SANO NGGOANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Rofinus Mato Guru Mata Pelajaran Matematika SMPN 2 Sano Nggoang, Manggarai Barat. - Abstrak; Persoalan yang sering timbul dalam belajar adalah banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar dikarenakan pembelajaran yang diberikan kurang bermakna. Hal ini berdampak pada prestasi belajar siswa yang masih rendah. Pembelajaran dengan cara pemberian tugas/latihan yang sering diterapkan oleh guru dapat mengakibatkan kejenuhan pada siswa. Salah satu model pembelajaran yang mampu mendorong siswa untuk mengkontruksikan pengetahuannya sendiri dan menjadikan pengetahuan bermakna serta relevan bagi siswa adalah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Tujuan penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran ekspositori dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi fungsi kelas VIII SMP Negeri 2 Sano Nggoang tahun ajaran 2013/2014. Adapun prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/ observasi dan evaluasi, serta refleksi. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan prestasi belajar siswa secara klasikal pada siklus I dengan ketuntasan klasikal 80%, dan meningkat pada siklus II dengan ketuntasan klasikal 88%. Di samping itu, peningkatan aktivitas juga terjadi pada guru maupun siswa. Aktivitas guru pada siklus I dengan rata-rata skor 3,3 berkategori baik dan meningkat pada siklus II dengan rata-rata skor 3,75 berkategori sangat baik, sedangkan, aktivitas siswa pada siklus I dengan rata-rata skor yaitu 2,25 berkategori cukup aktif dan meningkat pada siklus II dengan ratarata skor yaitu 3,05 berkategori aktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajran ekspositori dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi Fungsi kelas VIII SMP Negeri 2 Sano Nggoang tahun pelajaran 2013/2014. Kata Kunci: Metode Ekspositori, Fungsi, Aktivitas, Prestasi Belajar. PENDAHULUAN Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan karenanya pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pengembangan SDM yang berkualitas agar memiliki pengetahuan, keterampilan, kretaif dan 43

2 inovatif seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu pendukung terlaksananya pendidikan dalam proses pembelajaran adalah guru sebagai unsur pendidik. Kemampuan yang dimiliki oleh guru sebagai pendidik harus mampu melaksanakan tugas profesionalnya dengan baik. Guru yang baik adalah guru yang menguasai bahan dan selama proses belajar mengajar mampu menyampaikan materi yang di ajarkan. Selain itu, guru yang baik adalah guru yang selama 2 x 40 menit dapat menguasai kelas dan menyampaikan materi dengan suara yang lantang. Materi pelajaran yang disampaikan sesuai dengan silabus atau apa yang telah tertulis di dalam buku paket. Praktik pendidikan yang selama ini berlangsung di sekolah belum pada hakikat pendidikan sesungguhnya, yaitu pendidikan yang menjadikan siswa sebagai manusia yang memiliki kemampuan belajar untuk mengembangkan potensi dirinya dan mengembangkan pengetahuan lebih lanjut untuk kepentingan dirinya sendiri. Hal ini disebabkan karena dalam praktik pendidikan yang dilakukan dipengaruhi oleh cara berfikir psikologi tingkah laku yang menganggap manusia sebagai pengelola pasif. Selain itu, siswa dianggap sebagai otak kosong yang dapat diisi (oleh guru) dengan informasi yang dikehendaki. Suasana pembelajaran di kelas Nampak tegang dan variasi pembelajaran jarang terjadi, sehingga siswa jarang mempresentasikan pengetahuan yang dimiliki dalam bentuk perbuatan, dan pada umumnya hanya dalam bentuk simbolik atau sedikit ikonik (A rifin dkk, 2003). Rendahnya prestasi belajar siswa tidak bisa semata mata dilimpahkan pada siswa itu sendiri karena rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, berupa faktor eksternal dan internal. Faktor internal berasal dari dalam diri siswa antara lain karakteristik siswa, sikap tehadap belajar, rasa percaya diri dan motivasi belajar. Sedangkan, faktor eksternal berasal dari luar siswa antara lain lingkungan belajar siswa dan cara guru menyampaikan materi dalam hal ini termasuk model yang digunakan (Aunurrahman, 2009). Berdasarkan hasil observasi awal yang di laksanakan pada tanggal 4 Juni 2013 dengan cara melakukan wawancara siswa dengan guru bidang studi matematika di SMP Negeri 2 Sano Nggoang dan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan pembelajaran beberapa beberapa faktor antara lain: 1. Minat belajar siswa yang masih rendah, kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru masih terlihat kurang, 2. Siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru mengakibatkan siswa tidak memahami pelajaran yang di berikan oleh guru, 3. Kurangnya partisipasi siswa pada saat pembelajaran yang ditunjukkan dengan jarangnya siswa yang mau mengungkapkan pendapat atau bertanya kepada guru meskipun ada materi yang belum dipahami sehingga interaksi antara guru dengan siswa tidak terjadi secara optimal. 4. Cara belajar siswa yang masih kurang efektif dan aktivitas belajar siswa yang masih rendah. 5. Model pembelajaran yang digunakan belum maksimal karena di dalam proses belajar mengajar kebanyakan menggunakan latihan dan pemberian tugas secara individu. 44

3 Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas menuntut guru untuk berusaha menyiasati dan mencermati keadaan dalam pengembangan inovasi serta penyempurnaan belajar demi tercapainya tujuan pembelajaran, termasuk di dalamnya pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang di dipelajari. Pemilihan model pembelajaran oleh guru bukanlah hal yang mudah, karena di dalam setiap kelas itu terdapat kemampuan akademik siswa yang heterogen. Oleh karena itu, guru harus lebih aktif dan kreatif dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat guna untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa di sekolah. Salah satunya adalah dengan memilih dan menerapkan Model Pembelajaran Ekspositori. Model Pembelajaran Ekspositori merupakan model pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi atau bahan pelajaran secara verbal (lisan dan tulisan) dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi secara optimal (Sanjaya, 2010:179). Menurut Roy Killen (199 8: 179) Mengatakan bahwa pembelajaran ekspositori adalah sama dengan pembelajaran langsung (direct intruction) sebab materi pelajaran langsung di sampaikan oleh guru. Model pembelajaran ekspositori merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien dalam menanamkan belajar bermakna. Dengan demikian, dapat di pahami bahwa pembelajaran ekspositori merupakan model pembelajaran yang mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung dan peserta didik dapat menguasainya, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal serta cara mengajar yang paling efektif dan efisien dalam menanamkan belajar bermakna. Tujuan penelitian ini harus sesuai dan relevan dengan rumusan masalah yang di teliti. Adapun tujuan penelitian yang dilakukan ini adalah: Untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran ekspositori pada materi Fungsi Kelas VIIIA di SMP Negeri 2 Sano Nggoang Tahun Pelajaran 2013/2014. TINJAUAN PUSTAKA Model adalah suatu pola yang akan dibuat atau dicontoh (Wiyono, 2009:410). Jadi, model merupakan suatu pola atau contoh dari suatu yang akan diterapkan baik dalam pembelaran maupun lainnya belajar. Belajar adalah suatu peroses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi yang mencakup dua arah yaitu mengajar yang dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik dan belajar yang dilakukan oleh siswa selaku peserta didik (Sagala, 2003: 61). Ekspositori merupakan model pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi atau bahan pelajaran secara verbal (lisan dan tulisan) dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat mengusai materi secara optimal (Sanjaya, 2010: 179). Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini 45

4 penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Prestasi belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot /nilai yang berhasil diraihnya (Winkel, 1989). Fungsi (pemetaan) adalah relasi khusus yang memasangkan setiap anggota himpunan dengan tepat satu anggota himpunan lainnya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa inggris, yaitu Classroom Action Research, yang berarti action research (penelitian dengan tindakan) yang dilakukan dikelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut di berikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang di lakukan oleh siswa (Suh arsimi, 2002). Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus selama kegiatan penelitian dilakukan. Oleh karena itu, dalam PTK di kenal adanya siklus pelaksanaan berupa pola: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi serta refleksi dan revisi (Perencanaan ulang) pada siklus selanjutnya sampai mencapai target yang di inginkan. Jadi, yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini adalah kolaborasi antara guru (o bserver) dan peneliti (p engajar) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yaitu meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Sano Nggoang Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat. Adapun subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 dengan banyak siswa 25 orang. Dalam penelitian, rancangan penelitian sangat penting dilakukan sebagai gambaran proses keseluruhan penelitian di lakukan. Rancangan penelitian adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan yang matang tentang hal-hal yang di lakukan dan yang di gunakan dalam penelitian serta dapat dijadikan sebagai dasar penelitian baik oleh peneliti maupun orang lain terhadap penelitian yang di lakukan dan memiliki tujuan yang dapat di pertanggung jawabkan terhadap langkah yang di ambil (Suharsimi, 2002: 100). Rancangan penelitian yang dimaksud adalah tindakan berupa penerapan model pembelajaran ekspositori dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi fungsi kelas VIII A di SMP Negeri 2 Sano Nggoang Tahun Pelajaran 2013/2014. Dalam hal ini tindakan yang di lakukan oleh peneliti akan di jabarkan dalam bentuk siklus yang terdiri dari siklus I dan siklus II Setiap siklus terdiri dari 3 petemuan seperti pada tabel berikut ini: Tabel 1. Rincian Materi setiap Pertemuan persiklus Siklus Pertemuan Materi Waktu 46

5 I II I Menyatakan suatu fungsi dengan notasi 2 x 40 menit II Menghitung nilai fungsi Menentukan bentuk fungsi jka nilai dan data fungsi di ketahui 2 x 40 menit III Evaluasi 2 x 40 menit Menyusun tabel pasangan I nilai peubah denan nilai fungsi 2 x 40 menit Menggambar grafik fungsi 2 x 40 menit II pada koordinat cartesius III Evaluasi 2 x 40 menit Analisis data adalah proses minimal berkategori baik mengatur urutan data, c. Aktivitas siswa dalam penelitian ini mengorganisasikan dalam suatu pola, di katakan meningkat apabila kategori, dan satuan urain dasar. terjadi peningkatan skor rata-rata Dengan kata lain memberikan arti aktivitas siswa setiap siklusnya dan yang signifikan terhadap analisis, minimal berkategori aktif menjelaskan uraian dan mencari hubungan antara dimensi-dimensi urain (Moleong, 2004: 103). Untuk mendapatkan hasil data yang valid dan akurat serta dapat di pertanggung jawabkan kaitannya dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dinyatakan tuntas apabila memperoleh nilai 60 sebagai standar ketuntasan belajar minimal. Penentuan nilai minimal 60 ini berdasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah yang bersangkutan. Adapun berdasarkan kurikulum, ketuntasan tercapai jika KK 85%. (Depdikbud, 2004: 2). Yang menjadi indikator keberhasilan dari penelitian adalah pencapaian aktivitas dan prestasi belajar siswa dengan ketentuan sebagai berikut : a. Prestasi belajar siswa di katakan meningkat apabila persentase ketuntasan kalasikal mencapai 85% dengan kriteria ketuntasan minimal 75 b. Aktivitas guru dalam penelitian ini di katakan meningkat apabila terjadi peningkatan skor rata-rata aktivitas guru setiap siklusnya dan HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dengan menggunakan Model Pembelajaran Ekspositori pada Materi Fungsi. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I telah mencapai indikator keberhasilan yaitu baik untuk aktivitas guru dengan skor rata-rata 3,3 dan cukup aktif untuk aktivitas siswa dengan skor rata-rata yaitu 2,25. Hal ini disebabkan karena siswa kurang antusias dalam belajar. Sedangkan, hasil evaluasi yang diperoleh belum mencapai hasil yang diharapkan dengan ketuntasan kalsikal yaitu 80% memperoleh skor rata-rata 78,9 Hal ini disebabkan oleh faktor guru dan siswa. faktor guru antara lain: kurang memberikan motivasi dan bimbingan mengenai materi yang akan dipelajari sehingga masih banyak siswa yang masih kurang memahami materi. Sedangkan, Faktor siswa diantaranya kurangnya kesiapan siswa dalam peroses 47

6 pembelajaran dan belum terbiasa dengan penerapan model pembelajaran diterapakan karena model pembelajaran ekspositori ini merupakan model pembelajaran yang baru di kenal oleh siswa, dari hal tersebut di temukan kekurangan pada diri siswa yakni salah satunya siswa kurang mampu dalam menarik kesimpulan terhadap materi yang di pelajari. Sehingga, tingkat penyerapan siswa terhadap materi belum optimal, akibatnya keaktifan siswa dalam belajar belum tercapai. Kaiatannya dengan ilustrasi diatas seorang pakar pendidikan, (Djamarahm, 2008) menyatakan bahwa hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa. Dengan mengamati kekurangan-kekurangan selama proses pembelajaran pada siklus I sekaligus sebagai acuan atau dasar untuk melakukan tindakan penyempurnaan dengan melakukan perbaikanperbaikan dalam proses pembelajaran pada siklus II dalam hal ini berdasarkan refleksi pada siklus sebelumnya. Perbaikan yang di lakukan merupakan peranan guru sebagai pendidik untuk selalu memberikan motivasi dan stimulus agar siswa lebih semangat dalam belajar melalui penerapan cara belajar yang lebih efektif dalam membimbing siswa yang kesulitan, baik secara individu maupun pada saat diskusi kelompok. Sesuai dengan pendapat yang di kemukakan oleh Sagala dalam teori belajarnya (2003:61) mengatakan bahwa Pembelajaran adalah suatu upaya memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan (motivasi) kepada peserta didik agar terjadi proses belajar. Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya. Pada siklus II, hasil observasi aktivitas guru dan siswa telah mencapai indikator keberhasilan yaitu sangat baik untuk aktivitas guru dengan ratarata skor 3,75 dan aktif untuk aktivitas siswa dengan rata-rata skor yaitu 3,05. Hal ini disebabakan karena guru sudah bisa membimbing siswa dengan baik dalam kerjasama antar kelompok maupun memberikan penguaatn materi yang dipelajari serta siswa cukup antusias didalam proses pembelajaran. Sedangkan, hasil evaluasi yang diperoleh telah mencapai hasil di harapakan dengan ketuntasan kalsikal yaitu 88% memperoleh skor rata-rata sebesar 82. Hal ini disebabkan karena siswa cukup antusias didalam peroses pembelajaran. Di samping itu, kesiapan siswa dalam peroses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran yang diterapakan sudah baik. Sesuai dengan pendapat James Drever seperti yang dikutip oleh Slameto (2003:59) adalah preparedes to respon or react, artinya kesediaan untuk memberikan respon atau reaksi. Jadi, dapat diasumsikan bahwa kesiapan siswa dalam proses belajar mengajar, sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, dengan demikian prestasi belajar siswa dapat berdampak positif bilamana siswa itu sendiri mempunyai kesiapan dalam menerima suatu mata pelajaran dengan baik. Ilmu pengetahuan tidak datang dengan sendirinya akan tapi, pengetahuan diperoleh melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungan yang ada. Menurut Suparno (1992:21) 48

7 menyatakan bahwa pengetahuan di bentuk oleh struktur konsepsi seseorang dan struktur konsepsi membentuk pengetahuan apabila konsepsi itu berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang. Sedangkan, Menurut hamalik (2001) menyatakan semua pengetahuan adalah hasil kontruksi dari kegiatan atau tindakan seseorang. sejalan dengan pendapat diatas, Dimyati dan Mudjiono (1999:172) mengatakan bahawa metode ekspositori adalah memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilainilai kepada siswa, serta dapat meningkatkan semangat belajar siswa lebih baik Dengan demikian, Model Pembelajaran Ekspositori merupakan salah satu alternatif yang dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Penerapan model pembelajaran ekspositori yang diterapkan pada materi Fungsi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Sano Nggoang Tahun pelajaran 2013/2014. Peningkatan ini dapat dilihat dari perolehan rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I yaitu 2,25 berkategori cukup aktif dan meningkat pada siklus II dengan rata-rata skor yaitu 3,05 dengan kategori aktif, hal ini di sebabkan karena siswa sudah cukup antusias dalam proses pembelajran. Di samping itu, peningkatan aktivitas juga terjadi pada guru yaitu pada siklus I memperoleh rata-rata skor 3,3 berkategori baik dan meningkat pada siklus II dengan rata-rata skor 3,75 dengan kategori sangat baik hal ini dikarenakan guru sudah bisa membimbing siswa dengan baik maupun meberikan penguatan materi. 2. Penerapan model pembelajaran ekspositori yang diterapkan pada materi Fungsi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Sano Nggoang Tahun pelajaran 2013/2014. Peningkatan ini dapat dilihat dari ketutasan klasikal yang diperoleh yaitu pada siklus I yaitu 80% (belum tuntas) dan meningkat pada siklus II dengan ketuntasan klasikal yaitu 88% (tuntas), hal ini di sebabkan karena siswa sudah cukup antusias dalam proses pembelajaran dan kesiapan siswa dalam peroses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran yang diterapkan sudah baik. 49

8 DAFTAR PUSTAKA Annurrahman, Belajar dan pembelajaran. Bandung: alfabeta. Anton M. Mulyono Makalah Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:CV Pustaka setia. Arifin, dkk Paradigma Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kontekstual. Makalah Disajikan pada Semina Inovasi Pembelajaran MIPA dalam Era Otonomi Pendidikan di NTB. Arikunto, Suharsimi, (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Depdikbud Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Jakarta : depdikbud. Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. jakarta. Djamarah, Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional. Hamalik, Oemar Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Mardiayana Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII C Mts Yusuf Abdussatar Dengan Penerapan Model Pembelajaran kontruktivisme Pada Materi Pokok Segi Tiga Tahun Pelajaran 2010/2013. Skripsi IKIP Mataram. Moleong LJ Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Nasution Psikologi Pendidikan. Jakarta:Depertemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Nurkancana dan Sunartana Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya:Usaha Nasional. Sagala, Syaiful Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Slameto Belajar dan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Rineka cipta:jakarta Sudjana Teori-teori belajar untuk pengajar. Jakarta: Lembaga. Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta. Sukino/Wilson simangunsong Matematika Untuk SMP Kelas VIII. Penerbit Erlangga. Suyadi Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta Wina Sanjaya Strategi Pembelajaran Brorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: kencana. Winkel, W. S Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:Gramedia. 50