BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar. Pada dasarnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh individu dalam belajar. Makna belajar perlu diketahui terlebih dahulu untuk memudahkan dalam mendapatkan pemahaman mengenai pengertian prestasi belajar. Belajar merupakan suatu proses. Proses belajar merupakan aktivitas penting karena dari situlah tujuan pendidikan dapat tercapai. Belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan (bersifat relatif konstan dan berbekas) dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Belajar dapat menghasilkan perubahan, namun terdapat perubahan yang bukan akibat dari belajar, sehingga tidak semua perubahan adalah akibat dari belajar (Winkel, 2004). Perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang ketika belajar. Perubahan yang terjadi dalam diri individu banyak sekali baik sifat maupun jenisnya, oleh karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri individu merupakan perubahan dalam arti belajar (Slameto, 2003). Belajar ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. (Sudjana, 2008). Hal-hal pokok dari definisi belajar yaitu bahwa belajar itu membawa perubahan, perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru dan perubahan itu terjadi karena usaha (Suryabrata, 2006). Belajar dapat disimpulkan sebagai kegiatan memahami dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri atau dari interaksi dengan lingkungan. 7

2 8 Indikator bahwa seseorang telah mengalami pembelajaran adalah adanya prestasi belajar. Prestasi belajar menentukan berhasil tidaknya kegiatan belajar dalam pendidikan formal. Prestasi belajar mencerminkan keberhasilan usaha siswa dalam mencapai tujuan belajar. Prestasi belajar disekolah merupakan bentuk lain dari besarnya penguasaan bahan pelajaran yang telah dicapai siswa, dan rapor bisa dijadikan hasil belajar terakhir. Hasil belajar terakhir dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar siswa biasanya dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol tertentu, kemudian dengan angka atau simbol tersebut, orang lain atau siswa sendiri akan dapat mengetahui sejauh mana prestasi belajar yang telah dicapai dari penguasaan pelajaran (Suryabrata, 2006). Pengertian prestasi belajar dalam buku Psikologi Perkembangan Ahmadi (2005) adalah hasil interaksi seseorang dari berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri maupun faktor dari luar individu. Menurut Arifin (1998) prestasi belajar adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai dari hasil evaluasi yang diberikan guru (Tu u, 2004). Mengacu pada Suryabrata (2006) bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil kemampuan siswa pada mata pelajaran matematika yang diperoleh selama belajar di sekolah dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru pada rapor. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Keberhasilan pendidikan dapat diukur dengan melihat prestasi yang baik yang dicetak setiap siswa. Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan guru. Keadaan keluarga yang membantu anak dalam proses belajar dengan berkomunikasi sehingga anak dapat mengoptimalkan bakat yang dimiliki, memiliki motivasi untuk belajar, mempunyai minat tinggi dengan pelajaran yang sedang berlangsung merupakan faktor pendukung dalam proses pencapaian prestasi belajar (Tu`u, 2004).

3 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal (bersumber dari dalam manusia yang belajar) dan faktor eksternal (bersumber dari luar diri manusia yang belajar). Pada faktor internal dibedakan menjadi faktor biologis (usia, kematangan, kesehatan) dan faktor psikologis (minat, motivasi, suasana hati). Faktor eksternal diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor manusia (keluarga, sekolah, masyarakat) dan non manusia (udara, suara, bau-bauan). Hambatan proses belajar dapat berasal dari diri siswa, misalnya ketika siswa sedang sakit dia akan mengalami kesulitan berkonsentrasi dalam penerimaan pelajaran yang diberikan guru dan berasal dari luar siswa, seperti lingkungan keluarga yang acuh dengan pendidikan anak. Hambatan yang dialami siswa akan mempengaruhi baik buruknya prestasi yang diperoleh (Arikunto, 1990). Hal yang sama dinyatakan Slameto (2003) bahwa faktor intern dan faktor ekstern merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan) dan kelelahan. Faktor ekstern dibedakan menjadi tiga faktor, yakni faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor keluarga dapat berupa cara mendidik orang tua, relasi dan komunikasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah berhubungan dengan metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pengajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah. Faktor masyarakat ditinjau pada kegiatan anak dalam masyarakat, mass media, teman bergaul serta bentuk kehidupan masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berdasarkan Slameto (2003) yaitu bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan faktor dari luar pada seorang individu yang belajar. Faktor dari dalam adalah siswa sebagai individu yang belajar, meliputi keadaan jasmani, psikologis dan kelelahan. Faktor dari luar diantaranya adalah keluarga, sekolah dan masyarakat. 9

4 B. Kualitas Komunikasi Orang Tua dengan Anak 1. Pengertian Komunikasi Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ketika seseorang melakukan hubungan dengan orang lainnya dibutuhkan komunikasi, sehingga komunikasi merupakan hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok (Djamarah, 2004). Komunikasi mengandung pengertian memberitahukan dan menyebarkan, untuk menggugah partisipasi orang lain, agar hal-hal yang diberitahukan itu menjadi milik bersama. Pengertian komunikasi diperluas dengan tujuan perubahan perilaku, ini berarti bahwa komunikasi bukan hanya sekedar upaya memberitahu, tetapi juga upaya mempengaruhi agar seseorang atau sejumlah orang melakukan kegiatan atau tindakan tertentu (Hodijah, 2007). Cangara (2007) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama manusia, melalui pertukaran informasi, untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu. Carl Havland (dalam Fathullah, 2007) menyatakan bahwa komunikasi adalah pada saat dimana komunikator menyampaikan perangsang untuk mengubah tingkah laku insan lainnya. Kemudian Lyman Porter dan Karleni Robert (dalam Fathullah, 2007) mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang mana orang berusaha untuk memberikan pengertian melalui pengiriman pesan dengan mempergunakan simbolsimbol. Definisi ini menyangkut tiga hal. Pertama, komunikasi yang menyangkut manusia yaitu, bagaimana orang yang berhubungan satu sama lain. Kedua, komunikasi menyangkut pemberian pengertian, sehingga yang bersangkutan harus mempunyai kesamaan dalam definisi. Ketiga, komunikasi berupa simbol seperti gerakan tangan, suara, huruf, angka, kata-kata atau kalimat dalam komunikasi. Suatu proses kegiatan dalam penyampaian pengertian yang mengandung arti komunikator kepada komunikan melalui media, dalam usaha mendapatkan saling pengertian diartikan sebagai komunikasi. Komunikasi yang mengacu pada Hodijah (2007) dapat dipahami sebagai hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan yang mempergunakan simbol-simbol, sehingga pesan yang disampaikan dapat dimengerti dengan tujuan perubahan perilaku 10

5 11 dan mempengaruhi orang lain agar melakukan kegiatan atau tindakan tertentu. 2. Pengertian Keluarga Keluarga merupakan lingkungan pertama anak mendapatkan pengaruh dalam membentuk karakter pribadi dan memberikan dasardasar pendidikan untuk melangkah pada tahapan lebih lanjut dalam menempuh kehidupannya. Konsep keluarga dapat ditinjau dari berbagai aspek, tergantung dari sudut mana melihatnya. Pengertian keluarga dapat ditinjau dari hubungan darah dan hubungan sosial. Berdasarkan hubungan darah, keluarga adalah suatu kesatuan yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan lainnya. Berdasarkan hubungan sosial, keluarga adalah suatu kesatuan yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya, walaupun di antara mereka tidak terdapat hubungan darah. Perspektif yang lain menyebutkan, keluarga disebut juga sebagai sebuah persekutuan antara ibu-bapak dengan anak-anaknya yang hidup bersama dalam sebuah institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan yang sah menurut hukum, dimana di dalamnya ada interaksi (saling berhubungan dan mempengaruhi) antara satu dengan lainnya. Pengertian keluarga juga dibedakan dalam sisi psikologis dan pedagogis. Secara psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masingmasing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri. Pengertian pedagogis sendiri keluarga diartikan sebagai satu persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan oleh pernikahan, yang bermaksud untuk saling menyempurnakan diri (Djamarah, 2004). Pengertian orang tua menurut Undang-Undang Perlindungan anak No. 23 Tahun 2002, pada bab 1, pasal 1, adalah ayah dan atau ibu kandung, atau ayah dan atau ibu tiri, atau ayah dan atau ibu angkat. Pengertian keluarga mengacu Djamarah (2004) yaitu keluarga merupakan satu persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan oleh pernikahan, yang bermaksud untuk saling menyempurnakan diri. Sementara itu, yang dimaksud dengan orang tua dalam penelitian ini adalah ayah kandung dan ibu kandung dari anakanak kandung yang membentuk keluarga inti.

6 3. Komunikasi dalam Keluarga Komunikasi merupakan aspek yang sangat penting dalam hubungan antar manusia. Pendidikan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan merupakan hasil proses hubungan antar manusia dengan berkomunikasi, karenanya di dalam proses pendidikan, aspek komunikasi menjadi sangat penting. Terutama dalam lingkungan keluarga, sebagai lingkungan pertama pendidikan, orang tua di dalam lingkungan keluarga sebagai pendidik sangatlah memerlukan komunikasi untuk berhubungan dan berinteraksi dengan anak-anaknya. Sangat dipahami bahwa sejak anak lahir orang tua yang membangun kepribadian anak, mengembangkan kreativitas anak, yang juga secara tidak langsung berperan terhadap pendidikan yang sedang dijalani anak. Tentunya hal tersebut tidak lepas dari komunikasi antara orang tua dengan anaknya. Peran orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga seharusnya ikut membantu anak dalam pendidikannya baik dalam belajar di dalam rumah maupun di luar rumah (Djamarah, 2004). Komponen komunikasi yang menjadi unsur-unsur utama terbentuknya proses komunikasi antara lain komunikator sebagai pengirim pesan, pesan yang disampaikan dan komunikan sebagai penerima pesan dari pengirim. Proses komunikasi dalam keluarga diilustrasikan, orang tua sebagai komunikator dan anak sebagai komunikan. Interaksi sosial yang terjadi dalam keluarga tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi karena ada tujuan atau kebutuhan bersama antara orang tua dan anak. Keinginan untuk berhubungan dan berinteraksi tidak terlepas dari kegiatan komunikasi antara orang tua dan anak. Komunikasi merupakan suatu hal yang harus ada karena di dalamnya terdapat kegiatan berdialog, bertukar pikiran, berbicara dan sebagainya. Komunikasi yang baik dapat terjadi dengan membangun komunikasi secara timbal balik dan silih berganti antara orang tua dan anak dalam keluarga (Djamarah, 2004). Komunikasi orang tua dan anak di dalam keluarga adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan yang dilakukan oleh orang tua dengan anaknya, yang berlangsung timbal balik dari orang tua ke anak atau dari anak ke orang tua dalam bentuk informasi, gagasan, ide, pengertian, hubungan yang baik dan tindakan secara langsung maupun tidak langsung yang dilakukan oleh keduanya. Pesan yang disampaikan diharapkan dapat dimengerti sehingga merubah perilaku serta dapat mempengaruhi penerima pesan untuk melakukan kegiatan atau tindakan tertentu. 12

7 13 Komunikasi dalam keluarga bertujuan untuk membentuk perubahan sosial, sikap, pendapat, dan tingkah laku anak. Komunikasi yang dibangun orang tua dapat mempengaruhi anak sehingga terjadi perubahan sosial, sikap, pendapat dan tingkah laku seperti yang diinginkan demi tujuan pendidikan. Komunikasi yang dimaksud antara lain memberikan fasilitas belajar, mengetahui kesulitan belajar anak kemudian memberikan les untuk anak pada mata pelajaran yang dianggapnya sulit, memotivasi anak untuk belajar dan memenuhi kebutuhan belajar anak (Fathullah, 2007). 4. Kualitas Komunikasi Orang Tua dengan Anak Bagian dari aspek interaksi anak dengan orang tua adalah membangun komunikasi dalam keluarga. Kualitas komunikasi orang tua dengan anak dipahami sebagai tingkat baik buruknya suatu bentuk upaya orang tua dalam memperhatikan perkembangan anak dalam belajar sehingga anak memperoleh kecakapan tertentu (Munawaroh, 2008). Menurut Devito (2011), kualitas komunikasi antarpribadi dilihat dari tiga sudut pandang. Sudut pandang pertama adalah humanistis, yang menekankan pada keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality). Kedua, sudut pandang pragmatis atau keperilakuan, yang menawarkan lima kualitas efektivitas yaitu kepercayaan diri (confidence), kedekatan (immediacy), manajemen interaksi (interaction management), daya pengungkapan (expressiveness), dan orientasi ke pihak lain (other orientation). Ketiga, sudut pandang pergaulan sosial dan kesetaraan dipusatkan pada pertukaran manfaat dan biaya, serta implikasi dari pola pertukaran ini terhadap hubungan. Model ini menekankan pada pertukaran manfaat dan pemikulan beban biaya. Kualitas komunikasi antar pribadi antara orang tua dengan anak berdasarkan sudut pandang humanistis terdapat lima aspek. Dikemukakan oleh Devito (2011) sebagai berikut: a. Keterbukaan (openness) yang mengacu pada tiga aspek komunikasi antarpribadi. Pertama, kemauan untuk membuka diri, komunikator antarpribadi yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Kedua, kemauan untuk memberikan reaksi secara jujur terhadap pesan-pesan dengan orang lain, mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang, bereaksi secara spontan dan memberikan umpan balik kepada orang lain.

8 Ketiga, memiliki perasaan-perasaan dan pemikiran-pemikiran, bertanggung jawab terhadap apa yang dirasakan kepada orang lain, aspek yang menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran. Anak dan orang tua dalam hal ini harus saling jujur dan terbuka membicarakan masalah belajar sehingga dapat diketahui situasi dan kondisi yang dialami oleh anak sebenarnya untuk dicarikan solusi yang terbaik. b. Empati (empathy) yaitu kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain. Empati yang dimaksudkan dalam hal ini adalah kemampuan orang tua memposisikan dirinya dalam komunikasi dengan anaknya artinya orang tua mampu memahami anaknya sehingga orang tua harus bersedia melihat dari sudut pandang anak yang sedang mengalami proses belajar dan tanggap akan kebutuhan belajar yang diperlukan anak. c. Sikap mendukung (supportiveness) artinya keterbukaan dan empati dapat terlaksana jika terjadi dalam suasana yang mendukung, yang ditandai dengan bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan strategik, dan provosional bukan sangat yakin. Orang tua harus memahami kondisi anak, untuk itu orang tua harus bersikap deskriptif, maksudnya memberikan penjelasan atau uraian mengenai topik yang sedang dikomunikasikan, bukan sikap mengevaluasi yang membuat anak merasa terancam dengan hal yang dibahas bersama orang tua. Spontanitas dalam menciptakan kondisi belajar yang baik oleh orang tua diperlukan untuk mendukung proses belajar anak agar berlangsung dengan baik. Provisional sebagai sikap dan pikiran yang terbuka serta bersedia mendengarkan pandangan yang berlawanan dan bersedia mengubah posisi jika keadaan mengharuskan. Sikap provosional orang tua sangat diperlukan dalam mengefektifkan komunikasi yang terjadi dengan anak mereka. Orang tua perlu memantau kemajuan belajar anak, mengerti dan mempertimbangkan pandangan anak. d. Sikap positif (positiveness) artinya dalam berkomunikasi orang tua harus memiliki sikap positif terhadap anaknya. Sikap positif berupa kepedulian ditunjukkan orang tua pada belajar yang sedang dijalani anak merupakan pendorong bagi anak dalam belajar. e. Kesetaraan (equality) artinya komunikasi akan lebih efektif apabila suasananya setara. Orang tua dan anak dalam membicarakan masalah belajar harus mengakui bahwa masing-masing penting dan berharga dalam berperan dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang 14

9 15 penting untuk disumbangkan. Keefektifan komunikasi akan tercapai jika orang tua dan anak saling menghargai dan mengakui kekurangan dan kelebihan masing-masing. C. Peranan Kualitas Komunikasi Orang Tua pada Prestasi Belajar Matematika Anak Prestasi belajar matematika yang dimaknai sebagai hasil belajar terakhir mata pelajaran matematika yang dituangkan dalam bentuk angka yang diberikan guru kepada siswa untuk mengevaluasi pembelajaran yang telah ditempuh. Prestasi belajar matematika diartikan oleh Padmuninghar (2010) sebagai hasil yang diperoleh siswa selama belajar disekolah dalam penguasaan materi atau pengetahuan, sesuai dengan kriteria yang berlaku dan hasil yang dicapai yang dituangkan dalam bentuk huruf, angka atau nilai maupun kalimat yang dicantumkan dalam bentuk rapor. Peranan kualitas komunikasi orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar matematika dapat dimengerti melalui faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Telah diuraikan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal (dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (dari luar siswa). Keluarga merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Anak dan orang tua memerlukan komunikasi dalam berhubungan. Peran kualitas komunikasi orang tua terhadap anak dalam memperhatikan pendidikan anak merupakan hal yang dibutuhkan dalam membantu proses belajar sehingga mendukung pencapaian prestasi belajar matematika yang tinggi. Djamarah (2004) mengungkapkan, orang tua sebagai pendidik dalam keluarga memiliki tanggung jawab terhadap pendidikan anak. Orang tua diketahui sebagai pendidik pertama dan utama karena dalam kenyataannya mereka pembentuk dasar kepribadian sang anak. Situasi keluarga yang tercermin melalui hubungan komunikasi yang baik antara anak dan orang tua mempunyai peranan penting dimana orang tua dapat memahami apa yang diinginkan anak. Hubungan harmonis dalam artian komunikasi yang berkualitas antara orang tua dengan anak dalam keluarga memberikan dampak dalam proses belajar anak. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar yang tentunya menjadi penyebab kesulitan belajar adalah faktor orang tua. Orang tua adalah jalur utama anak dalam menyelesaikan masalah belajar. Sedikit orang tua dapat memahami dan memperlakukan anak secara

10 16 bijaksana. Remaja juga sering kali kurang mampu menyatakan dan memecahkan masalah dengan orang tua sehingga terjadi hambatan komunikasi antara orang tua dengan anak. Hubungan orang tua dengan anak yang baik merupakan suatu hal yang menentukan keberhasilan proses belajar anak, sehingga kualitas komunikasi orang tua dengan anak merupakan hal penting dimana orang tua dapat memahami yang diinginkan oleh anaknya. Hal itu dapat menimbulkan suatu keakraban dan pengaruh positif terhadap anak dan anak merasa termotivasi sehingga memiliki semangat belajar yang tinggi dan memperoleh prestasi belajar yang memuaskan. (Munawaroh, 2008) Munawaroh (2008) menambahkan, tugas seorang siswa yang bersekolah adalah memperoleh prestasi belajar setinggi-tingginya. Orang tua berperan dalam membantu proses belajar anak sehingga anak memperoleh prestasi yang memuaskan. Pelajaran matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit oleh siswa. Pencapaian prestasi belajar matematika anak yang tinggi memerlukan bantuan orang tua untuk menjaga kualitas komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak. Perwujudan tersebut seperti, keterbukaan, kesetaraan, empati, sikap positif dan mendukung, pemenuhan kebutuhan belajar anak yang memperlancar proses komunikasi agar tercipta aktivitas belajar yang baik sehingga membuahkan prestasi belajar matematika tinggi seperti yang diharapkan. D. Penelitian yang Relevan Hasil penelitian tentang faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang relevan dengan judul penelitian adalah penelitian yang dilakukan Natalia (2004) yang berjudul hubungan antara persepsi anak terhadap kualitas komunikasi orang tua anak dalam keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas II SLTP Stella Matutina Salatiga yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif sangat signifikan antara kualitas komunikasi dengan prestasi belajar. Didukung oleh penelitian Padmuninghar (2010) dalam penelitiannya tentang hubungan kualitas komunikasi antara siswa dengan guru matematika dengan prestasi belajar matematika siswa kelas XI IPA SMA Kristen 1 Salatiga menemukan hal yang sama bahwa prestasi belajar matematika dipengaruhi oleh kualitas komunikasi. Kualitas komunikasi dalam penelitiannya memberikan sumbangan sebesar 13,25%. Senada

11 17 pula dengan penelitian Munawaroh (2008) dalam penelitian yang berjudul hubungan kualitas komunikasi antara remaja dan orang tua dengan prestasi belajar. Penelitiannya menunjukkan ada hubungan positif antara kualitas komunikasi orang tua-anak dengan hasil belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Sumartono dalam Padmuninghar (2010) menunjukkan hasil yang berbeda bahwa tidak ada korelasi positif dan signifikan antara kualitas komunikasi dengan prestasi belajar. Hal tersebut berarti, belum tentu semakin tinggi kualitas komunikasi, semakin tinggi prestasi belajar dan sebaliknya. E. Kerangka Berpikir Prestasi belajar menjadi suatu hal yang sering kali menjadi pembicaraan para pendidik, baik guru, lembaga pendidikan maupun orang tua yang memiliki anak masih sekolah. Lalu mengapa terjadi prestasi belajar matematika yang rendah pada siswa. Hal ini dikarenakan, dalam proses belajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, salah satunya faktor yang berasal dari lingkungan keluarga (orang tua). Orang tua dalam lingkungan keluarga merupakan pendidik yang berada di luar sekolah, maksudnya sebagai pendidik yang berada dalam lingkup keluarga. Peran serta orang tua dalam mendidik, membimbing anak belajar dapat mempengaruhi kegiatan belajarnya. Hal itu disebabkan, dalam penyaluran informasi belajar dibutuhkan kualitas komunikasi yang baik berupa dorongan, dukungan, dan motivasi dari orang tua, sehingga anak dapat belajar dengan baik untuk mencapai tujuan belajar yang lebih maksimal. Komunikasi sebagai awal dari semua perhubungan antar manusia. Yakni dalam keluarga orang tua berkomunikasi dengan anak untuk mendidik anaknya. Pada bidang pendidikan, orang tua memiliki fungsi sebagai sumber pendidikan utama karena segala pengetahuan dan kecerdasan intelektual manusia diperoleh pertama kali dari orang tua. Di sekolah, waktu belajar siswa sangat terbatas. Strategi dan pendekatan belajar juga sangat ditentukan oleh keadaan siswa dalam satu kelas, sehingga pendekatan yang sesuai kebutuhan individual siswa tidak dapat diperhatikan sepenuhnya oleh guru. Kebutuhan dan karakter siswa lebih banyak dikenal oleh orang tua di rumah, untuk itu kualitas komunikasi

12 18 orang tua terhadap kegiatan belajar anak akan memberi pengaruh positif terhadap tingkat prestasi belajar matematika siswa. Kualitas komunikasi orang tua dengan anak dapat diwujudkan dengan melihat pada penyampaian pesan dari orang tua kepada anak, atau dari anak kepada orang tua pada sudut pandang humanistis yaitu berupa keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness) dan kesetaraan (equality). Perwujudan komunikasi orang tua dengan anak tersebut berarti orang tua tidak hanya memantau kegiatan belajar dan memantau kemajuan belajarnya akan tetapi juga membangun relasi yang baik dengan memahami kebutuhan fisiologis maupun psikologis anak, mendukung kegiatan anak dalam belajar yaitu dengan menciptakan kondisi belajar yang baik, memberi bimbingan belajar, membantu menyediakan fasilitas belajar, mencarikan solusi kesulitan belajar, mengatur waktu belajar dan sebagainya. Orang tua perlu memiliki kemampuan memahami psikologi anak, memiliki pengalaman belajar, serta mampu mempengaruhi anak untuk belajar dengan baik sesuai tahap-tahap perkembangannya. Uraian diatas dapat ditarik suatu kerangka berpikir, dengan bagan sebagai berikut: Prestasi Belajar Matematika Siswa Rendah Kualitas Komunikasi Orang Tua Faktor Intern Orang Tua Pesan Anak Faktor Ekstern Lingkungan Keluarga Feedback Peranan Kualitas Komunikasi Orang Tua (Belajar Siswa) pada Prestasi Belajar Peningkatan Prestasi Belajar MatematikaSiswa Indikator: (1) keterbukaan (opennessi) (2) empati (empathy) (3) sikap mendukung (supportiveness) (4) sikap positif (positiveness) (5) kesetaraan (equality)

13 F. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dalam penelitian ini, maka hipotesis penelitian yang akan diajukan adalah ada hubungan positif dan signifikan antara kualitas komunikasi dengan orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang Kabupaten Semarang. Hipotesis statistik penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H 0 : r xy 0 : tidak ada hubungan positif dan signifikan antara kualitas komunikasi dengan orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang Kabupaten Semarang. H 1 : r xy > 0 : ada hubungan positif dan signifikan antara kualitas komunikasi dengan orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang Kabupaten Semarang. 19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan terus menerus di Negara Indonesia secara menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan Sumber Daya Manusia terdidik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan oleh individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan.

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar,

B A B I PENDAHULUAN. yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar, B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi secara sederhana dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi merupakan proses sosial yang sangat mendasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya seluruh aspek potensi kemanusiaan saja (Suprijono, 2006). Hasil belajar adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi suatu bangsa merupakan salah satu usaha yang strategis dalam rangka mempersiapkan warga negara dalam menghadapi masa depan diri sendiri dan bangsanya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi berasal dari kata motif. Motif artinya keadaan dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Pengertian Minat Menurut Sardiman (2011: 76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling kecil, yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Dari beberapa fungsi keluarga salah satunya adalah memberikan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST BENTUK KOMUNIKASI By : Lastry. P, SST 1. KOMUNIKASI INTRAPERSONAL Komunikasi yang terjadi dalam diri individu. Berfungsi : 1. Untuk mengembangkan kreativitas imajinasi, mamahami dan mengendalikan diri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Page 1 BAB I PENDAHULUAN Pendidikan berisi suatu interaksi antara pendidik dan peserta didik sebagai untuk membantu peserta didik dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. lnteraksi tersebut dapat berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Segala sesuatu untuk meraih kesuksesan memerlukan proses dan proses yang terjadi disebut proses belajar (Slameto 2010: 1). Menurut Mahmud (2010: 61), belajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan suatu ukuran untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran di dalam dunia pendidikan. Harapan sekolah, mayarakat dan orang tua sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) menyebutkan matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik sebagai makhluk individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan tidak dapat hidup sendiri tanpa pertolongan orang lain. Manusia membutuhkan kerjasama antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan pondasi pokok dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Pendidikan dapat dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan suatu bangsa dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA Indah Wahyu Utami, S.T., M.Si. 1, Margaretha Evi Yuliana, S.S, M.Si Teknik Informatika 1, Sistem Informasi 2 STMIK Duta Bangsa Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia dapat melakukan perubahan-perubahan individu sehingga tingkah lakunya dapat berkembang.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMKN

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMKN 233 HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMKN Muhamad Abdul Aziz 1, Ewo Tarmedi 2, Sunarto H. Untung 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasional. Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mencari bukti ada tidaknya hubungan antar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki Komunikasi Interpersonal Dwi Kurnia Basuki Definisi Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang

Lebih terperinci

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S Komunikasi Interpersonal?? Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Pengertian prestasi belajar menurut Slameto (2003: 10) yaitu sebagai suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Menurut Djamarah (2008:13) mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pengaruh globalisasi dirasakan diberbagai bidang kehidupan seperti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dengan pendidikan maka bangsa Indonesia diharapkan mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas secara intelektual,

Lebih terperinci

PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K

PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA KELUARGA DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL Oleh PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Era globalisasi merupakan era perubahan dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya pada globalisasi pasar bebas di lingkungan negara-negara ASEAN, seperti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hakekat Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan sangat membantu peserta didik dalam usaha mengembangkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah menentukan model atau metode mengajar tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam. persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.

BAB II LANDASAN TEORI. satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam. persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1 Pengertian Komunikasi Kata komunikasi berasal dari kata latin cum yang kata depan yang berarti dengan, bersama dengan, dan unus yaitu kata bilangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar Matematika a. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Proses belajar mengajar adalah dasar dalam membentuk sebuah pribadi untuk memiliki wawasan. Dalam prosesnya, proses belajar mengajar ini telah banyak mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar merupakan hal yang dialami siswa yang merupakan suatu respon terhadap segala cara pembelajaran yang diprogramkan oleh guru dan pengelolaan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua Perhatian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Wasty Soemanto (2003: 34), mengartikan perhatian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Sejarah a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar, oleh karena itu siswa diharuskan memiliki motivasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SMK Pasundan 1 Bandung merupakan Sekolah Menengah Kejuruan rumpun Bisnis dan Manajemen yang merupakan lembaga pendidikan yang terus berupaya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Bangsa dan Negara, karena pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan Sumberdaya Manusia (SDM) yang berkualitas, bidang pendidikan memegang peranan yang penting. Pendidikan diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersungguh-sungguh sehingga dapat memperoleh prestasi yang baik di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. bersungguh-sungguh sehingga dapat memperoleh prestasi yang baik di sekolah. ABSTRAK IRMAYANTRI. Perilaku Komunikasi Antara Orang Tua Tunggal (Single Parent) Dan Anak Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak Di SMP Negeri 8 Makassar (Dibimbing oleh Muh. Farid dan Kahar). Tujuan

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar, prestasi berarti hasil

II. KAJIAN PUSTAKA. Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar, prestasi berarti hasil 7 II. KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi belajar Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar, prestasi berarti hasil yang telah dicapai dari yang dilakukan, dikerjakan.

Lebih terperinci

Perilaku Keorganisasian IT

Perilaku Keorganisasian IT Perilaku Keorganisasian IT-021251 UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 Perilaku Kelompok dan Interpersonal PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI KELOMPOK 1. Kelompok 2. Kelompok Formal 3. Kelompok Informal 4. Kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk mengerjakan sesuatu sendiri, melainkan orang tua harus menemani dan memberi bimbingan sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sekolah merupakan salah satu badan pendidikan yang memiliki peran penting dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kualitas. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, banyak dijumpai perubahan maupun perkembangan di bidang usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. Sebelum membuat analisis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Minat Belajar 2.1.1.1 Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan IPA di SD Ketrampilan proses adalah salah satu pendekatan, disamping pendekatan yang menekankan pada fakta dan pendekatan konsep, yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang tergolong sebagai negara berkembang di dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam penelitian pendidikan, hasil belajar menjadi isu yang memiliki daya tarik untuk diteliti. Hasil belajar yang menjadi soroton dari semua jenjang sekolah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pada sub bab ini, peneliti akan membahas mengenai teori - teori yang berkaitan dengan variabel yang sudah ditentukan. Adapaun teori yang berkaitan dengan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu,

Lebih terperinci

HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Intan Purnama Sari Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang 1 I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kajian Teori BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray a) Pengertian model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray Menurut Isjoni (2010, h.15 ) model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar untuk berafiliasi, yaitu menjalin hubungan dengan orang lain. Dalam menjalin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar untuk berafiliasi, yaitu menjalin hubungan dengan orang lain. Dalam menjalin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Manusia pada hakekatnya adalah makhluk monodualis, yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia mempunyai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar Menurut Witherington dalam Hanafiah dan Suhana (2009:7) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu proses yang strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan faktor penentu dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia. Dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS 16 BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Konsep Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar Slameto (2010, h. 1) mengatakan, Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan dimasa depan. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai cara salah satunya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. I. PENDAHULUAN Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang melakukannya. Perubahan tidak hanya mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication, yang akar katanya adalah communis, tetapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah kuantitatif karena diperlukan data hasil penelitian mengenai kemampuan komunikasi interpersonal

Lebih terperinci

I. PENDAHULAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

I. PENDAHULAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam I. PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu modal penting dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di tengahtengah kompleksitas

Lebih terperinci

PROPOSAL KORELASI ANTARA PENGUASAAN IPA DI SD DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 5 SALAHUTU.

PROPOSAL KORELASI ANTARA PENGUASAAN IPA DI SD DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 5 SALAHUTU. PROPOSAL KORELASI ANTARA PENGUASAAN IPA DI SD DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 5 SALAHUTU Disusun Oleh : NUR INSANI ROLOBESSY NPM : 2009 13 035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. persepsi sisiwa tentang perhatian orang tua. Selain tinjauan pustaka, di bagian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. persepsi sisiwa tentang perhatian orang tua. Selain tinjauan pustaka, di bagian ini 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS Pada bagian ini akan dibahasa beberapa hal yang berkaitan dengan tinjauan pustaka dari hasil belajar, lingkungan belajar di sekolah, kedisiplinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hakikat Belajar dan Pembelajaran Belajarmerupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia yang memiliki standar mutu profesional tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam semua aspek kehidupan manusia termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang berkualitas. Dwi Siswoyo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia setiap hari melakukan komunikasi mulai dari lingkungan keluarga, di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA BERFIKIR

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA BERFIKIR BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA A. Kajian teori 1. Konsep Belajar a. Pengertian Belajar BERFIKIR Belajar adalah memperoleh pengetahuan, latihan-latihan pembentukan kebiasaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik.

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik. BAB II KAJIAN TEORI A. Partisipasi dan Prestasi Belajar Matematika 1. Partisipasi Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI : 2007) partisipasi adalah turut berperan serta dalam suatu kegiatan (keikutsertaan/

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi Teori. 1. Prestasi Belajar Ekonomi. a. Pengertian Prestasi. Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi Teori. 1. Prestasi Belajar Ekonomi. a. Pengertian Prestasi. Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Prestasi Belajar Ekonomi a. Pengertian Prestasi Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu prestatie, yang berarti hasil dari usaha. Menurut Muhibbin

Lebih terperinci