Penerapan Model Siklus Pembelajaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Terhadap Ketercapain KKM Pada Siswa SMP Negeri 6 Kota Bima.

Transkripsi

1 Penerapan Model Siklus Pembelajaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Terhadap Ketercapain KKM Pada Siswa SMP Negeri 6 Kota Bima Fahruddin Abstrak: Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas, dengan mengikuti model Kemmis dan Mc Taggart yang dimana tiap siklus terdiri 4 tahap yaitu; perencanaan, pelaksanaan, evaluasi/ observasi, dan refleksi. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar melalui penerapan model siklus pembelajaran tyerhadap ketercapaian KKM pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 6 Kota Bima tahun pelajaran 2015/2016, yang dilaksanakan selama 2 bulan mulai dari bulan Maret sampai bulan Mei Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 30 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes/evaluasi belajar berupa soal essay 10 nomor sampai 2 kali siklus pembelajaran. Data yang terkumpul tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus prosentase ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data diperoleh pembelajaran yang berlangsung pada siklus II telah memenuhi indikator kerja yang telah ditentukan sebelumnya atau nilai Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKM) dengan perolehan nilai sebesar 97,60%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini melalui penerapan model siklus pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar terhadap ketercapain KKM pada kelas VIII B SMP Negeri 6 Kota Bima tahun pembelajaran 2015/2016. Kata Kunci: Hasil Belajar dan Ketercapain KKM, Model Siklus Pembelajaran. PENDAHULUAN Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara siswa dan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan (Mulyasa, 2008). Dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran IPA terpadu khususnya biologi, maka akhir-akhir ini para ahli mengembangkan berbagai model pembelajaran yang melandasi pandangan kontruktivisme. Pandangan ini berpendapat bahwa dalam proses belajar anak membangun pengetahuannya sendiri dan memperoleh banyak pengetahuan di luar sekolah. Oleh karena itu setiap siswa akan membawa konsepsi awal yang diperoleh selama berinteraksi dengan lingkungan dalam kegiatan pembelajaran (Nuryani, 2005). Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SMP Negeri 6 Kota Bima menunjukan bahwa masih terdapat guru yang menggunakan metode pembelajaran yang monoton seperti metode diskusi biasa, yang selalu diterapkan pada materi IPA Terpadu 11 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 5 Nomor 1 April 2016

2 sampai selesai satu semester tanpa memperhatikan keinginan submateri tersebut bisa diajarkan dengan berbagai metode dan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Hal ini mengakibatkan siswa merasa bosan untuk mengikuti materi yang disampaikan oleh guru, karena dengan metode pembelajaran yang monoton tersebut siswa selalu tak acuh dalam menerima pelajaran dan tidak cepat bagi siswa memahami isi pelajarannya karena selalu materi itu didiskusikan tanpa melihat obyek materi pelajarannya yang bisa diterapkan langsung pada kondisi dan lingkungan sekitar siswa. Penggunaan metode diskusi yang monoton tersebut terlihat i yang aktif dalam proses pembelajaran hanyalah siswa yang pintar saja, sedangkan siswa yang kemampuan kurang menjadi pasif. Hal ini ditunjukkan pada prestasi belajar siswa kelas VIII mata pelajaran IPA terpadu masih rendah yaitu 60% sehingga masih perlu ditingkatkan lagi, mengingat standar ketuntasan belajar minimal yang ditentukan pada mata pelajaran IPA Terpadu yaitu 75%. Salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran kontruktivisme model siklus belajar. Model siklus belajar merupakan salah satu model membelajaran yang berpusat pada siswa merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang di organisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang harus dicapai dengan jalan berperan aktif dalam proses pembelajaran (Dasna, 2005). Untuk mengatasi permasalah tersebut, perlu diupayakan penerapan model pembelajaran yaitu model siklus pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut Peneliti ingin menerapkan model membelajaran yang efektif yang menginginkan siswa bisa berkreatif dan berpengetahuan yang luas dengan membawa siswa ke obyek nyata yang disesuaikan dengan materi pembelajaran kemudian siswa dapat mendiskusikan hasil pengamatannya dengan langkah-langkah model siklus belajar, sehingga dalam penelitian ini merumuskan suatu masalah, Apakah penerapan model pembelajaran kontruktivis model siklus dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap ketercapain KKM pada siswa SMP Negeri 6 Kota Bima? METODE Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan gambaran perubahan yang dicapai, dari setiap siklus dijadikan sebagai dasar untuk melakukan tindakan pada siklus berikutnya. Siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: tahap perencanaan, tahap 12 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 5 Nomor 1 April 2016

3 pelaksanaan tindakan, tahap observasi/evaluasi dan tahap refleksi. Adapun langka-langkah penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar: Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc Taggart Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2016 di SMP Negeri 6 Kota Bima tahun pelajaran 2015/2016, subyek penelitian siswa kelas VIII B sebanyak 30 orang. Pengumpulan data dengan tehnik Observasi dan Tes hasil Belajar berbentuk essay materi saling ketergantungan ekosistem sebanyak 10 soal. Data dianalisis secara deskriptif dengan mengacu pada nilai Ketuntasan Klasikal Minimum (KKM) 85% dari siswa yang mencapai nilai 65% Nurkencana, (dalam Ramadhan 2009). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil evaluasi belajar dan observasi diperoleh nilai rata-rata kelas siklus I adalah 70,81 dan siswa yang memenuhi kriteria hasil belajar individu berjumlah 22 orang dari 30 orang siswa, sehingga prosentase hasil belajar klasikal 80,00%. Hasil yang didapatkan pada siklus II ini meningkat tetapi belum mencapai hasil belajar siswa secara klasikal, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II diadakan penyempurnaan dan perbaikan kepada kendala-kendala yang muncul pada siklus I. Penyempurnaan dan perbaikan yang dilakukan pada siklus II adalah: 1) Pada siklus I masih terdapat siswa yang kurang siap dalam menyelesaikan tugastugas yang diberikan, untuk itu peneliti menghimbau agar tiap siswa selalu siap karena tidak menutup kemungkinan akan ditanyakan secara lisan hasil perkerjaan tugasnya. 2) Siswa masih belum aktif dalam menyimpulkan materi yang telah dibahas sehingga peneliti memberikan tugas tambahan kepada siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah bahas. 3) Pada saat siswa diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapat atau sanggahan beberapa siswa mengalami kesulitan dan memerlukan waktu cukup banyak untuk 13 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 5 Nomor 1 April 2016

4 menyelesaikan tugasnya. Melihat kendala ini pada siklus II guru menjelaskan pentingnya penyelesaian tugas dan memiliki rasa tanggung jawab. Berdasarkan hasil analisis pada siklus I diperoleh nilai-rata 70,81 dan siswa yang memenuhi kriteria hasil belajar individu berjumlah 22 orang dari 30 orang siswa, sehingga prosentase hasil belajar klasikal 80,00%. Nilai ini belum memenuhi indikator kerja yang telah ditentukan sebelumnya yaitu minimal 85% dari jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar atau sama dengan 65%. Rendahnya hasil belajar pada siklus I ini disebabkan oleh kemampuan dasar dari kebanyakan siswa yang kurang memahami tentang perbedaan-perbedaan dalam satuan ekosistem. Berhasil tidaknya suatu pembelajaran di sekolah tidak terlepas dari komponen-komponen pembelajaran, di antaranya; siswa, guru, sarana, materi dan pendekatan atau metode serta strategi pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Semua komponen tersebut satu sama lain memiliki hubungan yang erat (Djamarah, 2002). Untuk mengatasi permasalahan tersebut guru perlu mengoptimalkan penggunaan strategi pembelajaran kontruktivisme model siklus belajar mulai pemberian motivasi kepada siswa, bahwa mereka harus percaya diri, tidak boleh takut dan malu untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya karena didalam pelaksanaan proses pembelajaran tetap ada aturan yang menghargai pendapat orang lain walau bagaimana pun bentuk pendapat orang lain tersebut sehingga mengarah kepada suasana yang demokratis (Ahmadi, 2004). Setelah dilakukan tindakan perbaikan diperoleh nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah 82,20 sedangkan siswa yang memenuhi kriteria hasil belajar individu berjumlah 29 orang dari 30 orang siswa, sehingga prosentase hasil belajar klasikal 97,60%. Hasil ini telah mencapai hasil belajar karena telah memenuhi indikator kerja yang telah ditentukan sebelumnya yaitu minimal 85% dari jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar atau sama dengan 65. Sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan strategi pembelajaran kontruktivis model siklus dapat meningkatkan hasil belajar dan ketercapain KKM pada pokok bahasan ekosistem siswa kelas VIII B SMP Negeri 6 Kota Bima tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini disebabkan karena penggunaan strategi pembelajaran kontruktivis model siklus belajar dapat terjadi interaksi antara dua individu atau lebih dan siswa akan terbiasa untuk menyelesaikan masalah belajarnya sendiri. Dan untuk dapat aktif dalam pembelajaran siswa harus 14 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 5 Nomor 1 April 2016

5 mempersiapkan diri sebelum menerima pelajaran. Tugas mempersiapkan diri ini dapat diberikan guru sebagai tugas indifidu, karena salah satu tujuan pemberian tugas ini adalah mempersiapkan siswa sebelum menerima pelajaran (Djamarah dan Zain, 2002). Penggunaan model siklus pembelajaran merupakan teknik pengajaran yang melibatkan potensi siswa secara aktif dengan adanya keterlibatan potensi siswa secara aktif akan menimbulkan motivsi belajar bagi siswa tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan pembelajaran model siklus pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 6 Kota Bima tahun pelajaran 2015/2016, maka respon siswa yang berkaitan dengan aktivitas belajarnya sudah aktif yaitu antusiasnya dengan mengajukan pertanyaan sangat aktif, menjawab pertanyaan dan mengajukan pendapat aktif, mendengarkan dan menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu. Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa terutama yang menyangkut interaksi, antusias dan kesiapan belajar, karena pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran model siklus belajar, siswa dituntut untuk mencari dan menganalisis sendiri suatu konsep sebelum konsep tersebut dibahas di kelas sehingga siswa memiliki gambaran bahkan memahami suatu konsep sebelum konsep tersebut diberikan oleh guru dan siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran di kelas karena siswa dituntut untuk mempertanggung jawabkan tugas yang telah dikerjakan. Dengan demikian penerapan model siklus pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dengan ketercapaian nilai KKM 97,60%, dengan demikian para guru perlu menerapkan model siklus pembelajaran pada proses pembelajaran yang disesuaikan denga materi pada pokok bahasan ekosistem siswa kelas VIII B2 SMP Negeri 4 Madapangga tahun pelajaran 2015/2016. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi Psikologi Belajar. Solo: Rineka Cipta.. Arikunto, S Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara Arikunto, S Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.yokyakarta: Rineka Cipta. Dasna, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional Djamarah dan Zain Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa, Model-model Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas Nurkencana, Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Aneka Cipta Nuryani, Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta 15 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 5 Nomor 1 April 2016