Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

Transkripsi

1 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS KOMPETENSI DASAR MENGENAL JENIS-JENIS USAHA DAN KEGIATAN EKONOMI DI INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS V SD NEGERI 1 PADAMARA 1 Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS kompetensi dasar mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Prosedur tindakan kelas ini ditempuh dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Langkahlangkah setiap pembelajaran terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Cara pengambilan data dengan test, observasi dan angket. Sebagai indikator keberhasilan yaitu ada peningkatan aktivitas belajar setiap siklusnya dan KKM yaitu 65 mencapai sekurang-kurangnya 85% dari total keseluruhan siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi belajar IPS dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dimana rata-rata aktivitas belajar pada siklus 1 yaitu 52 (baik) meningkat menjadi 60 (sangat baik) pada siklus II dan prestasi belajar dapat ditingkatkan dari ketuntasan klasikal 67% pada siklus I menjadi 96% pada siklus II. Ini sudah mencapai harapan peneliti yaitu ketuntasan klasikal mencapai 85% dari total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan prestasi belajar dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia. Kata kunci : motivasi, prestasi, belajar, kooperatif, STAD 1 Makalah disampaikan pada acara Seminar Nasional Menjadi Guru Inspirator Kenali dan Kembangkan Kemampuan Intelegensi Emas untuk Indonesia Emas di Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Tanggal 30 April Koresponden mengenai isi makalah ini dapat dilakukan melalui: tugi.yana@yahoo.com 463

2 PENDAHULUAN Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Pendekatan pembelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Tugas utama guru adalah mengajar. Mengajar dalam arti membelajarkan siswa, yaitu siswa belajar di bawah bimbingan guru. Kegiatan itu dikenal dengan istilah Kegiatan Belajar Mengajar. Mengajar harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab agar mencapai prestasi belajar yang baik. Oleh karena itu, guru dalam setiap pembelajaran harus selalu menggunakan pendekatan, strategi dan metode pemebelajaran yang dapat memudahkan siswa memahami materi yang diajarkan. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), kita harus mengkaji bagaimana pembelajaran siswa mengenai materi yang diajarkan agar siswa dapat memahami, menalar dan memiliki sikap dan perilaku serta berilmu pengetahuan sesuai dengan isi pesan Pancasila dan Undang-undang Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun Kita semua sangat berharap memiliki siswa yang cerdas, terampil, memiliki tanggung jawab sebagai siswa dan warga Negara serta berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Terwujudnya harapan tersebut tentu harus diupayakan melalui pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, melalui pembelajaran IPS minimal terdapat tiga hal yang akan dan harus dikembangkan oleh guru, yaitu kecerdasan (Intelligence), tanggung jawab (Responsibility), dan partisipasi (Participation). Untuk mengembangkan ketiga hal tersebut perlu adanya perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses pembelajaran. Guru berperan sebagai perencana dan bertindak sebagai fasilisator yang berusaha menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, edukatif dan menyenangkan. Pada kenyataannya saat pelaksanaan pembelajaran, penggunaan model pembelajaran yang bervariasi masih sangat jarang dilakukan, guru cenderung menggunakan metode yang konvensional, yaitu metode ceramah dan pemberian tugas. Siswa terlihat kurang aktif dan kurang memahami materi yang diajarkan. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah yaitu 65 hanya 38%, sedangkan 62% masih belum mencapai KKM. Sedangkan dari angket aktivitas belajar IPS prasiklus diperoleh rata-rata 40 yang termasuk dalam kategori motivasi belajar siswa cukup, oleh karenanya perlu ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. 464

3 Dengan mempertimbangkan faktor-faktor penyebab di atas, alternatif pemecahan masalah yang akan di tempuh lebih diorientasikan pada penggunaan pembelajaran yang sesuai, yaitu Pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dijadikan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS. Pengembangan dari pelaksanaan pembelajaran Kooperatif tipe STAD melibatkan siswa untuk belajar aktif, dimana didalamnya terdapat suatu bekal pengetahuan dan latihan keterampilan kognitif, afektif dan psikomotor serta pengalaman praktis agar siswa memiliki kompetensi dan efektifitas dalam pembelajaran. Berdasarkan alternatif pemecahan masalah tersebut, maka peneliti berinisiatip melakukan penelitian tindakan kelas. Fokus dalam penelitian ini adalah menjawab pertanyaan, apakah aktivitas dan prestasi belajar belajar dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia? METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus yang setiap siklusnya 2 kali pertemuan dan diberi tindakan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tempat penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri 1 Padamara, Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga, alasan memilih SD negeri 1 Padamara sebagai tempat penelitian karena peneliti pengajar ditempat tersebut. Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - Desember 2011 Peneliti mengambil bulan Oktober sebagai waktu pelaksanaan penelitian karena pada bulan ini kegiatan belajar mengajar berjalan aktif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Padamara dengan jumlah murid 24 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan yang mempunyai aktivitas dan prestasi belajar IPS rendah. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi, alat tes dan angket. Data yang diperoleh meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Data Aktivitas siswa dan aktivitas guru diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung, Prestasi belajar IPS diperoleh dari hasil evaluasi tiap siklus sedangkan aktivitas belajar di peroleh dari lembar angket yang diisi siswa. Penelitian dinyatakan berhasil apabila memenuhi indikatorindikator yaitu adanya peningkatan motivasi siswa siswa pada keseluruhan siklus penelitian dan ketuntasan klasikal sekurang-kurangnya 85% dari total keseluruhan siswa dengan KKM 65 pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas V SD Negeri 1 Padamara. 465

4 HASIL DAN PEMBAHASAN Secara terperinci pembahasan dari hasil penelitian pada setiap siklus dijabarkan sebagai berikut. 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siklus 1 Garis besar tindakan siklus I dijabarkan sebagai berikut guru menyampaikan apersepsi materi pembelajaran, guru membentuk kelompok yang heterogen. Kelompok dibentuk berdasarkan pretest 1. Guru memberkan soal LKS. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan soal LKS. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Pada akhir pembelajaran guru melakukan penguatan dan meluruskan kesalahpahaman. Siswa mengerjakan soal kuis dan postest siklus 1. Soal kuis diberikan sebagai skor perkembangan individu yang berpengaruh pada skor kelompok. Postest diberikan untuk mengevaluasi keberhasilan siklus 1. Sebelum dilakukan pembelajaran siklus 1, diadakan pretest 1 yang digunakan sebagai skor dasar dan sebagai dasar dalam pembentukan kelompok. Setelah melakukan refleksi siklus 1. Terdapat beberapa hal perlu diperbaiki pada siklus I dan diharapkan dapat dilaksanakan pada siklus II, antara lain: guru dapat memberikan/pujian selama proses pembelajaran berlangsung, guru belum menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai. Oleh karena itu pada siklus II guru menyampaikan semua tujuan model pembelajaran yang akan digunakan. Penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan sangat penting bagi siswa, karena dapat meningkatkan kesiapan siswa dalam menerima dan memahami apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran. sedangkan aktivitas siswa pada siklus 1 dan diharapkan dapat dilaksanakan pada siklus II yaitu siswa belum berani mengemukakan pendapat/gagasan, perhatian siswa terhadap penjelasan guru kurang dan Kemampuan siswa membangun ide masih kurang. Pada siklus I kerja sama dan tanggung jawab siswa dalam kerja kelompok sudah menunjukkan hasil yang cukup baik. Dari 5 kelompok, terdapat 1 (20%) kelompok dengan kriteria Tim supert, 3 (60%) kelompok dengan kriteria Tim hebat dan 1 (20%) kelompok dengan kriteria tim baik. Untuk itu, agar kerja sama siswa dalam kelompok lebih optimal, guru harus benar-benar dapat memimpin diskusi kelompok. Berdasarkan angket aktivitas belajar IPS pada siklus 1 memperoleh rata-rata 54 dengan kategori baik. Berdasarkan angket aktivitas belajar, pada siklus 1 mengalami peningkatan dibandingkan dengan aktivitas belajar prasiklus. Prestasi belajar siswa pada siklus I sudah cukup baik. Nilai rata-rata kelas 71, meningkat dari pretes siswa sebelum penelitian yaitu sebesar 62. Persentase ketuntasan klasikal sebesar 67%, naik 34% dari persentase ketuntasan klasikal sebelum penelitian yaitu sebesar 33%. Walaupun demikian, hasil tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan, 466

5 oleh karena hasil tersebut perlu ditingkatkan lagi pada siklus berikutnya (siklus II). Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa semua indikator kinerja belum tercapai pada siklus I, oleh karena itu perlu dilaksanakan siklus II dengan beberapa perbaikan, diantaranya: pemberian aktivitas belajar siswa harus lebih ditingkatkan, antara lain dengan cara memberi penghargaan atau hadiah bagi siswa yang memperoleh nilai tertinggi dan kelompok terbaik, aktivitas siswa untuk mengemukakan pendapat. Ini diharapkan banyaknya siswa yang aktif dalam pembelajaran mampu meningkat. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siklus II Garis besar tindakan siklus II dijabarkan sebagai berikut guru menyampaikan apersepsi materi pembelajaran. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik dan siswa yang memperoleh skor tertinggi pada siklus 1. Guru membentuk kelompok yang heterogen. Kelompok dibentuk berdasarkan pretest 1. Guru memberkan soal LKS. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan soal LKS. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Pada akhir pembelajaran guru melakukan penguatan dan meluruskan kesalahpahaman. Siswa mengerjakan soal kuis dan postest siklus II. Soal kuis diberikan sebagai skor perkembangan individu yang berpengaruh pada skor kelompok. Postest diberikan untuk mengevaluasi keberhasilan siklus II. Sebelum dilaksanakan pembelajaran siklus II, diadakan pretes II untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Pada pelaksanaan siklus II guru sudah mampu memperbaiki kekurangan-kekurangan pada sikuls I antara lain: guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran yang digunakan, sehingga siswa merasa siap dengan apa yang harus dilakukan dengan adanya perubahan model dalam pembelajaran. Guru memberi motivasi kepada siswa agar selalu aktif dalam pembelajaran dengan cara memberikan penghargaan atau hadiah kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran dan memotivasi siswa untuk mengemukakan pendapat/ide ataupun bertanya. Pembentukan anggota kelompok masih dengan jenis kelamin dan kemampuan yang berbeda-beda sesuai dengan kelompok pada siklus 1. Bimbingan yang diberikan oleh guru pada siklus II sudah merata, setiap kelompok yang mengalami kesulitan belajar dapat dibantu sehingga sebagian besar kelompok dapat menyelesaikan tugas kelompok dengan baik. Pada siklus II kerja sama dan tanggung jawab siswa dalam kerja kelompok sudah menunjukkan adanya peningkatan. Dari hasil penghitungan skor perkembangan kelompok diperoleh data dari 5 kelompok, terdapat 3 (60%) kelompok dengan kriteria tim super, 2 (40%) kelompok dengan kriteriatim hebat. 467

6 Peningkatan Prosiding Seminar Nasional Menjadi Guru Inspirator Motivasi belajar pada siklus II meningkat dibandingkan siklus I. Motivasi belajar siswa pada siklus II diperoleh rata-rata 64 dan termasuk kategori sangat baik. Peningkatan motivasi belajar terdapat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Peningkatan aktivitas belajar No Indikator No butir Siklus 1 Siklus II Peningkatan 1 Persiapan siswa menerima 1, pelajaran 2 Intensitas Belajar IPS 3,4,5, Aktivitas Siswa dalam 7,8, proses belajar mengajar 4 Ketertarikan siswa 10,11, terhadap model STAD 5 Manfaat yang didapat 13,14, dengan model pembelajaran STAD Jumlah Rata-rata kriteria B A Grafik 1 Peningkatan aktivitas belajar no 1 no 2 no 3 no 4 no 5 Berdasarkan Grafik 1 di atas deketahui bahwa setiap indikator mengalami peningkatan. Ini mengindikasikan terjadinya peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran. Prestasi belajar siswa yang diperoleh pada siklus II meningkat dibanding siklus 1, hal ini dapat diketahui dari persentase ketuntasan belajar meningkat sebesar 29% dimana ketuntasan belajar pada siklus I 468

7 Prosentase Prosiding Seminar Nasional Menjadi Guru Inspirator yaitu sebesar 67% menjadi 96% pada siklus II (secara terperinci pada lampiran). Peningkatan ketuntasan klasikal pada Tabel 2. Tabel 2 Peningkatan ketuntasan klasikal No Uraian Siklus I Siklus II 1 Tuntas Tidak Tuntas Jumlah siswa Persentase 67% 96% Secara lebih jelas, data prestasi belajar siswa tersebut dapat disajikan pada Grafik postest I postest II Grafik 2. Persentase postest siklus I dan siklus II Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa persentase ketuntasan belajar meningkat sebesar 29% dimana ketuntasan belajar pada siklus I yaitu sebesar 67% menjadi 96% pada siklus II. Pada pembelajaran siklus II, aktivitas guru mengalami peningkatan. Aktivitas guru meningkat dari kategori baik menjadi sangat baik pada siklus II. Hal ini berarti guru berhasil dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan kooperatif tipe STAD. Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari cukup menjadi baik. Hal ini mengidentifikasikan bahwa siswa berhasil mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan di atas bahwa penelitian telah memenuhi indikator keberhasilan. Untuk hasil prestasi belajar siswa yang diambil dalam dua siklus ternyata pada siklus dua sebanyak 96% dari jumlah siswa telah memenuhi KKM mata pelajaran IPS yaitu 65, sehingga penelitian dianggap sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 85%. Untuk hasil aktivitas belajar diperoleh peningkatan jumlah dan rata-rata. Pada siklus satu diperoleh jumlah 1292, dengan rata-rata 54 dan kriteria B. Sedangkan pada siklus dua diperoleh jumlah 1530, dengan rata-rata 64 dan kriteria A. Dengan demikian 469

8 PENUTUP motivasi belajar siswa meningkat sesuai indikator keberhasilan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan prestasi belajar dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia melalui kooperatif tipe STAD. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut : (1). Aktivitas belajar dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar mengenal jenisjenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia melalui pembelajaran tipe STAD di kelas V SD Negeri 1 Padamara. (2). Prestasi belajar dapat di tingkatkan melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia di kelas V SD Negeri 1 Padamara. DAFTAR PUSTAKA Anggoro, M Toha. (2008). Metode Penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka Arikunto. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Lie, A. (2003). Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-ruang Kelas). Jakarta : Grasindo. Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Purwanto, N. (1996). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suprayekti, dkk. (2008). Pembaharuan Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :Rajawali Press Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Taniredja, T., Pujiati, I dan Nyata. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Alfabeta Taniredja, T., Faridli, E.M dan Harminto, S.(2011). Model- Model Pembelajaran Inovatif. Bandung : AlfaBeta Wardani, dkk. (2002). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :Universitas Terbuka Winataputra, U.S.(2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas terbuka Widiastuti, S dan Rahayuningsih, F. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Depdiknas. 470