PRODUK DOMESIK REGIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRODUK DOMESIK REGIONAL"

Transkripsi

1 PRODUK DOMESIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MIMIKA GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT OF MIMIKA REGENCY 2013

2 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MIMIKA 2013 Gross Domestic Regional Product of Mimika Regency 2012 Nomor Katalog / Catalog Number : I S S N : Nomor Publikasi / Publication Number : Ukuran Buku / Book Size : x 2 cm Jumlah Halaman / Number of Page : ix halaman / pages Naskah / Editor : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika BPS - Statistics of Mimika Regency Gambar Kulit / Art Designer : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika BPS - Statistics of Mimika Regency Diterbitkan Oleh / Published by : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika BPS - Statistics of Mimika Regency Dicetak / Printed by : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika BPS - Statistics of Mimika Regency Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya May be cited with reference to the source

3 BUPATI MIMIKA SAMBUTAN Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika menyambut baik atas terbitnya publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Mimika Tahun 2012 yang merupakan kerjasama BAPPEDA Kabupaten Mimika dengan BPS Kabupaten Mimika. Publikasi ini sangat penting dan bermanfaat untuk perencanaan maupun untuk mengevaluasi hasil pembangunan yang ingin dicapai. Dalam publikasi ini disajikan nilai PDRB menurut lapangan usaha, PDRB per kapita, dan kontribusi tiap sector serta laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mimika selama periode Harapan kami agar data ini dapat terus dikembangkan sehingga dapat menjadi bahan acuan dan petunjuk yang berharga untuk perencanaan pembangunan pada masa yang akan dating. Semoga publikasi ini bermanfaat bagi kita semua. Timika, Oktober 2014 Bupati Mimika ELTINUS OMALENG,SE

4 KATA PENGANTAR Untuk perencanaan, evaluasi dan menentukan kebijaksanaan pembangunan suatu daerah, dibutuhkan berbagai data statistik. Salah satu diantaranya adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dalam rangka memenuhi kebutuhan data PDRB tersebut, BPS Kabupaten Mimika telah menghitung dan menyusun Produk Domestik Regional Bruto tahun Publikasi ini memuat angka PDRB menurut lapangan usaha, PDRB perkapita, serta laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mimika Tahun Perhitungan PDRB ini terwujud berkat kerjasama antara BPS Kabupaten Mimika dengan BAPPEDA Kabupaten Mimika. Diharapkan bahwa publikasi ini akan banyak membantu berbagai pihak, terutama BAPPEDA, Pemerintah Daerah Mimika, dan instansi lainnya baik pemerintah maupun swasta, untuk perencanaan dan evaluasi pembangunan di daerah Kabupaten Mimika. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu kami ucapkan banyak terimakasih. Semoga publikasi ini bermanfaat. Timika, Oktober 2014 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Mimika SIMON MOTE,S.Ag,MMT

5 KATA PENGANTAR Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Mimika Tahun 2013, merupakan lanjutan publikasi sebelumnya, yang disusun oleh BPS Kabupaten Mimika, bekerja sama dengan BAPPEDA Kabupaten Mimika. Publikasi PDRB disamping menyajikan angka pertumbuhan ekonomi juga menyajikan data perkembangan nilai tambah yang ditimbulkan oleh setiap sektor maupun sub sektor kegiatan ekonomi yang ada di Kabupaten Mimika, sehingga akan membantu pemerintah daerah dalam perencanaan pembangunan ekonomi. Disadari bahwa dalam proses penghitungannya masih terhambat dengan keterbatasan data yang dimiliki oleh dinas/instansi terkait. Usaha perbaikan dan penyempurnaan terus diupayakan sehingga kualitas data PDRB secara bertahap dapat ditingkatkan. Untuk itu saran dan kritik dari para pembaca dan pengguna data tetap diharapkan untuk penyempurnaan publikasi berikutnya. Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan hingga selesainya publikasi ini, diucapkan terima kasih. Timika, Oktober 2014 BPS Kabupaten Mimika Kepala, S uhainto, S. Sos NIP

6 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... Daftar Tabel... Daftar Gambar... iv vi vii BAB I PENJELASAN UMUM PENDAHULUAN ALASAN TEKNIS PEMILIHAN TAHUN DASAR PERUBAHAN KLASIFIKASI TUJUAN DAN KEGUNAAN PUBLIKASI PDRB... 4 BAB II KONSEP DAN DEFINISI SUSUNAN AGREGAT PENDAPATAN REGIONAL METODE PENDEKATAN STRUKTUR PENDAPATAN REGIONAL PENYAJIAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN CARA PENYAJIAN DAN ANGKA INDEX BAB III URAIAN SEKTORAL SEKTOR PERTANIAN Subsektor Tanaman Bahan Makanan Subsektor Tanaman Perkebunan Subsektor Peternakan dan Hasil-hasilnya Subsektor Kehutanan Subsektor Perikanan SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Subsektor Pertambangan Migas Subsektor Pertambangan Tanpa Migas Subsektor Penggalian SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN iv

7 3.3.1 Subsektor Industri Besar dan Sedang Subsektor Industri Kecil/ Kerajinan Rumah Tangga Subsektor Pengilangan Gas Alam SEKTOR LISTRIK DAN AIR MINUM Subsektor Listrik Subsektor Air Minum SEKTOR BANGUNAN/ KONSTRUKSI SEKTOR PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran Subsektor Restoran Subsektor Hotel SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Subsektor Pengangkutan Subsektor Jasa Penunjang Angkutan Subsektor Komunikasi SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Subsektor Bank Subsektor Lembaga Keuangan Bukan Bank Subsektor Jasa Penunjang Keuangan Subsektor Sewa Bangunan Subsektor Jasa Perusahaan SEKTOR JASA-JASA Subsektor Jasa Pemerintahan Umum Subsektor Jasa Sosial Kemasyarakatan Subsektor Jasa Hiburan dan Rekreasi Subsektor Jasa Perorangan dan rumah Tangga BAB IV TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN MIMIKA PDRB DAN PERKEMBANGANNYA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MIMIKA STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN MIMIKA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERANAN 51 SEKTORAL v

8 4.4.1 SEKTOR PERTANIAN SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN SEKTOR LISTRIK DAN AIR MINUM SEKTOR BANGUNAN/ KONSTRUKSI SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN 63 RESTORAN SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN SEKTOR JASA-JASA ANALIS SHARE TERHADAP PERTUMBUHAN 72 EKONOMI 4.6 PDRB PERKAPITA KABUPATEN MIMIKA PDRB KABUPATEN MIMIKA MENURUT KELOMPOK SEKTOR LAMPIRAN DENGAN TAMBANG TANPA TAMBANG vi

9 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Analis Share Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten 73 Mimika Tahun vii

10 DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 1. PDRB Mimika dengan Tambang Grafik 2. PDRB Mimika tanpa Tambang Grafik 3. Laju Pertumbuhan PDRB Tahun Grafik 4. Laju Pertumbuhan PDRB per Sektor Tahun Grafik 5. Peranan Sektor-sektor Ekonomi ( Dengan Tambang) 53 Tahun Grafik 6. Peranan Sektor-sektor Ekonomi ( Tanpa Tambang) tahun Grafik 7. Pertumbuhan Ekonomi Sektor pertanian dan Subsektornya Tahun Grafik 8. Peranan Sektor Pertanian dan sub Sektornya tahun Grafik 9. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertambangan dan Penggalian Tahun Grafik 10. Peranan Sektor Pertambangan dan Penggalian tahun Grafik 11. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri Pengolahan dan Sub Sektornya Tahun Grafik 12. Peranan Sektor Industri Pengolahan dan Sub Sektornya Grafik 13. tahun Pertumbuhan Ekonomi Sektor Listrik dan Air Bersih dan Sub Sektornya Tahun Grafik 14. Peranan Sektor Listrik dan Air Bersih dan Sub Sektornya tahun Grafik 15. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Bangunan Tahun Grafik 16. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran dan Sub Sektornya tahun Grafik 17. Peranan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Tahun viii

11 Halaman Grafik 18. Pertumbuhan Ekonomi Angkutan dan Komunikasi dan Sub Sektornya tahun Grafik 19. Peranan Ekonomi Sektor Angkutan dan Komunikasi Grafik 20. Tahun Pertumbuhan Ekonomi Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan dan Sub Sektornya tahun Grafik 21. Peranan Ekonomi Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan dan Sub Sektornya Tahun Grafik 22. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Jasa-Jasa dan Sub Sektornya tahun Grafik 23. Peranan Ekonomi Sektor Jasa-Jasa dan Sub Sektornya Grafik 24. Grafik 25. Grafik 26. Grafik 27. Grafik 28. Grafik 29. Tahun Perkembangan PDRB per Kapita Kabupaten Mimika Tahun Pertumbuhan PDRB Per Kapita Kabupaten Mimika Tahun Kontribusi Kelompok Sektor terhadap PDRB Kab. Mimika Tahun Dengan Tambang Kontribusi Kelompok Sektor terhadap PDRB Kab. Mimika Tahun Tanpa Tambang Pertumbuhan Kelompok Sektor Ekonomi Dengan Tambang Tahun Pertumbuhan Kelompok Sektor Ekonomi Dengan 80 Tambang Tahun ix

12 BAB I PENJELASAN UMUM 1.1 PENDAHULUAN Penyusunan perencanaan ekonomi suatu daerah/wilayah, memerlukan berbagai jenis data statistik yang akan digunakan sebagai bahan analisis dalam menentukan dan mengarahkan program pembangunan untuk mencapai hasil guna dan daya guna yang tinggi. Program dan kebijakan pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan hendaknya dievaluasi baik hasil maupun implikasinya. Hasil dari suatu evaluasi akan berbentuk suatu ukuran kuantitatif yang mutlak diperlukan agar dapat memberikan gambaran tentang keadaan masa lalu, masa kini, dan gambaran yang hendak dicapai pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya pembangunan ekonomi merupakan usaha yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperbesar kesempatan kerja, meningkatkan pemerataan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi, dan mengusahakan penggeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat, maka perlu disajikan statistik pendapatan regional secara berkala sebagai bahan perencanaan pembangunan regional khususnya dibidang ekonomi. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 1

13 1.2 ALASAN TEKNIS PEMILIHAN TAHUN DASAR 2000 a. Karena seri data PDB/PDRB yang menggunakan tahun dasar sebelumnya (1993) dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ekonomi yang terjadi. b. Merupakan kesepakatan bersama yang dideklarasikan oleh negaranegara di wilayah Asia Pasifik (UN-ESCAP), agar hasil pengukuran PDB yang diperoleh dapat dibandingkan secara langsung. c. Tahun 2000 merupakan awal berlangsungnya proses pemulihan ekonomi Indonesia setelah dilanda krisis ekonomi sejak tahun d. Kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2000 relatif stabil. e. Tersedianya perangkat data yang lengkap yang disajikan dalam Tabel Input Output Melalui Tabel I-O, keseimbangan antara transaksi supply and demand atas berbagai produk barang dan jasa di Wilayah domestik dapat dikontrol dengan lebih baik. f. Tersedianya perangkat data SNSE tahun 2000, yang menyajikan informasi mengenai keseimbangan antara penerimaan dan konsumsi nasional. Perangkat ini khususnya digunakan sebagai kontrol dalam pengukuran PDB menurut penggunaan. g. Adanya pembaharuan konsep-konsep yang berbasis pada SNA (93), meski belum seluruh konsep dapat diaplikasikan. 1.3 PERUBAHAN KLASIFIKASI Dalam penghitungan PDRB 1993, klasifikasi sektor telah disesuaikan dengan klasifikasi yang digunakan dalam PDB. Sektor ekonomi pada perhitungan lama masih terdiri dari 11 sektor dan perhitungan baru telah Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 2

14 dirubah menjadi 9 sektor. Perubahan klasifikasi ini mempunyai dua landasan yaitu : 1. Klasifikasi baru lebih mengacu pada klasifikasi rekomendasi SNA Klasifikasi ini menjadi lebih umum dan bermanfaat untuk membandingkan data PDB/PDRB dengan negara/daerah lain secara total maupun sektoral. 2. Klasifikasi baru pada umumnya lebih terinci dengan maksud lebih berorientasi pada pengguna data. Data yang lebih terinci akan lebih banyak kegunaannya diban-dingkan dengan data yang terbatas rinciannya. Perubahan yang terjadi adalah pada sektor sewa rumah dan sektor pemerintahan dan Hankam. Sektor Pemerintahan dan Hankam masuk sektor Jasa-jasa dan sektor Sewa rumah masuk sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Sektor sewa rumah cakupannya diperluas menjadi sub sektor sewa bangunan, sedangkan sub sektor jasa perusahaan tadinya menjadi bagian dari sektor jasa. 1.4 TUJUAN DAN KEGUNAAN PUBLIKASI PDRB Produk Domestik Regional Bruto yang disajikan atas dasar harga konstan, akan menggambarkan tingkat pertumbuhan riil perekonomian suatu daerah baik secara agregat maupun secara sektoral. Pertumbuhan perekonomian yang timbul tersebut apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk masing-masing tahun, maka akan dapat pula mencerminkan tingkat perkembangan pendapatan per kapita penduduk. Jika pendapatan per kapita penduduk suatu daerah dibandingkan dengan pendapatan per kapita daerah lain, maka angka-angka tersebut dapat dipakai sebagai indikator Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 3

15 untuk membandingkan tingkat kemakmuran material dengan daerah lainnya. Penyajian Produk Domestik Regional Bruto baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan, juga dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat inflasi ataupun deflasi yang terjadi ditingkat produsen. Demikian pula apabila disajikan secara sektoral akan dapat juga memberi gambaran tentang struktur perekonomian suatu daerah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto yang disajikan secara berkala dan komprehensif akan dapat diketahui : a. Indikator tingkat pertumbuhan perekonomian. b. Indikator tingkat perkembangan pendapatan per kapita. c. Indikator tingkat kemakmuran masyarakat. d. Indikator tingkat inflasi dan deflasi. e. Indikator dari struktur perekonomian suatu daerah. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 4

16 BAB II KONSEP DAN DEFINISI 2.1 SUSUNAN AGREGAT PENDAPATAN REGIONAL a. Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar merupakan penjumlahan nilai tambah dari seluruh kegiatan ekonomi, yang terbagi dalam sektor-sektor ekonomi yang berada pada suatu daerah. b. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar Perbedaan antara konsep netto dan konsep bruto adalah karena pada konsep bruto, penyusutan masih termasuk didalamnya, sedang pada konsep netto komponen penyusutan sudah dikeluarkan. Apabila Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar dikurangi penyusutan akan diperoleh Produk Domestik Regional Netto atas dasar harga pasar. Penyusutan yang dimaksud di sini ialah nilai susutnya (ausnya) barang-barang modal yang ikut serta dalam proses produksi. Jika nilai susutnya barang-barang modal dari seluruh sektor ekonomi dijumlahkan, maka hasilnya merupakan penyusutan yang dimaksud. c. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Biaya Faktor Perbedaan antara konsep biaya faktor dan konsep harga pasar, Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 5

17 karena adanya pajak tidak langsung yang dipungut Pemerintah dan subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit produksi. Pajak tak langsung dan subsidi mempunyai pengaruh berbanding terbalik terhadap harga barang. Pajak tak langsung berpengaruh menaikkan harga barang sedangkan subsidi berpengaruh menurunkan harga barang. Sehingga apabila pajak tak langsung dikurangi subsidi akan diperoleh pajak tak langsung netto. Jika Produk Domestik Regional Netto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak langsung netto ini, maka hasilnya akan berupa Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor. d. Pendapatan Regional Dari konsep-konsep di atas dapat diketahui, bahwa Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor itu sebenarnya merupakan jumlah balas jasa dari faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah. Faktor-faktor produksi tersebut berupa tenaga kerja/buruh, modal uang, tanah dan pengusaha/interpreneur. Dengan demikian Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor merupakan jumlah dari pendapatan yang berupa upah/gaji, bunga uang, sewa tanah dan keuntungan yang timbul (income originated), atau merupakan pendapatan yang berasal (income originated) dari daerah tersebut. Akan tetapi pendapatan yang dihasilkan tersebut tidak seluruhnya menjadi pendapatan penduduk di wilayah yang bersangkutan. Sebab ada sebagian pendapatan yang diterima oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 6

18 penduduk yang tinggal di wilayah lain, misalnya suatu perusahaan yang modalnya dimiliki oleh orang luar, tetapi perusahaan tadi beroperasi di daerah tersebut, maka dengan sendirinya keuntungan perusahaan itu sebagian akan menjadi milik orang luar daerah tersebut. Sehingga sebagian keuntungan akan menjadi pendapatan dari pemilik modal yang berada di luar daerah. Sebaliknya kalau ada penduduk daerah ini yang menanamkan modalnya di luar daerah, maka sebagian keuntungan perusahaan tadi akan mengalir ke dalam daerah tersebut, dan menjadi pendapatan dari pemilik modal daerah ini. Kalau Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor dikurangi dengan pendapatan yang mengalir ke luar, ditambah dengan pendapatan yang mengalir masuk ke dalam region/daerah, maka hasilnya akan merupakan Produk Regional Netto, yaitu merupakan jumlah pendapatan yang benar-benar diterima (income receipt) oleh seluruh penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Produk Regional inilah yang merupakan Pendapatan Regional Daerah yang bersangkutan. Apabila Pendapatan Regional tersebut dibagi dengan jumlah seluruh penduduk yang tinggal di daerah itu, maka hasilnya merupakan pendapatan perkapita penduduk di daerah tersebut. e. Personal Income Personal Income (pendapatan orang seorang) adalah merupakan pendapatan yang diterima oleh rumahtangga. Kalau kita memperhatikan konsep Pendapatan Regional maupun Pendapatan Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 7

19 Perkapita Penduduk seperti tersebut di atas, maka sebenarnya tidak semua Pendapatan Regional tersebut diterima oleh rumahtangga, karena harus dipotong pajak pendapatan (corporate income taxes), keuntungan yang tidak dibagikan (undistributed profits), dan iuran kesejahteraan sosial (social security constribution). Sebaliknya pendapatan tersebut harus ditambah dengan transfer yang diterima oleh rumahtangga dan bunga neto atas hutang Pemerintah. Jadi apabila Pendapatan Regional dikurangi pajak pendapatan, keuntungan yang tidak dibagikan dan iuran kesejahteraan sosial, kemudian ditambah dengan transfer yang diterima oleh rumahtangga dan bunga neto atas hutang pemerintah, maka akan diperoleh Personal Income. f. Disposable Income Apabila pendapatan orang seorang (personal income) tersebut dikurangi dengan pajak rumahtangga dan transfer yang dibayar oleh rumahtangga, maka akan diperoleh pendapatan yang benar-benar siap dibelanjakan (Disposable Income). Dari uraian-uraian tersebut di atas, maka dapat disusun Agregat Pendapatan Regional sebagai berikut : 1. Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar Dikurangi : Penyusutan Sama dengan : 2. Produk Domestik Regional Netto atas dasar harga pasar Dikurangi : Pajak tak langsung netto Sama dengan : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 8

20 3. Produk Domestik Regional Netto atas biaya faktor Ditambah : Pendapatan yang masuk dari luar daerah/ luar negeri Dikurangi : Pendapatan yang mengalir keluar daerah/ luar negeri Sama dengan : 4. Produk Domestik Regional/Pendapatan Regional Dikurangi : - Pajak pendapatan -Keuntungan yang tidak dibagikan -Iuran kesejahteraan sosial Ditambah : - Transfer yang diterima oleh rumahtangga -Bunga netto atas hutang pemerintah Sama dengan : 5. Pendapatan orang-seorang (Personal Income) Dikurangi : - Pajak rumahtangga Sama dengan : -Transfer yang dibayar oleh rumah tangga 6. Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income). Disposable Income inilah yang merupakan pendapatan yang benar-benar digunakan dan dimiliki oleh rumahtangga. Untuk lebih jelasnya, maka susunan Agregat Pendapatan Regional tersebut digambarkan seperti terlihat pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 9

21 Total Output PDRB Harga Pasar PDRN Harga Pasar PDRN Biaya Faktor (Pendapatan Regional) Pendapatan Orang Seorang (Personal Income) Pendapatan siap Dibelanjakan (Disposable Income) Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013 Gambar 1.Susunan Agregat Pendapatan Regional Biaya Antara: Bibit, pupuk, obatobatan, bahan baku, bahan penolong, listrik, jasa perbaikan alatalat, sewa bangunan dan mesin, jasa lainnya dan sebagainya, tidak termasuk pemberian barang modal Penyusutan Pajak Tidak Langsung Netto Upah dan Gaji, Sewa bangunan, royalti, bunga modal, keuntungan (deviden dan laba tahunan) Pajak perusahaan, keuntungan yang tidak dibagikan, iuran kesejahteraan sosial Pajak rumah tangga, transfer oleh rumah tangga Pendapatan Netto dari luar daerah/ luar negeri Transfer yang diterima rumah tangga, bunga netto atas hutang pemerintah Keterangan : PDRB= Produk Domestik Regional Bruto PDRN= Produk Domestik RegionalNetto PRN = Produk Regional Netto Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 10

22 SKEMA AGREGAT PENDAPATAN REGIONAL Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas dasar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 11

23 2.2 METODE PENDEKATAN Untuk melakukan penghitungan Pendapatan Regional ada empat metode yang dipakai yaitu : a. Pendekatan dari segi produksi (production approach) b. Pendekatan dari segi pendapatan (income approach) c. Pendekatan dari segi pengeluaran (expenditure approach) d. Metode Alokasi (allocation method) Untuk lebih jelasnya maka akan diuraikan dari masing-masing metode sebagai berikut : a. Pendekatan Produksi Pendekatan dengan metode ini untuk memperoleh Nilai Tambah Bruto (Gross Value Added) dilakukan dengan cara besarnya nilai output dikurangi dengan biaya-biaya antara (intermediate cost). Biaya-biaya antara (intermediate cost) yang dimaksud adalah barang-barang yang tidak tahan lama (umur pemakaian kurang dari satu tahun atau habis dalam satu kali pemakaian) dan jasa-jasa pihak lain yang digunakan dalam proses produksi. Apabila nilai output dikurangi dengan biaya-biaya antara, maka akan diperoleh Nilai Tambah Bruto yang terdiri dari biaya faktor produksi (upah/gaji, bunga netto, sewa tanah, keuntungan), penyusutan barang modal dan pajak tak langsung netto. Nilai output biasanya digunakan data sekunder dari instansi yang bersangkutan. Sedangkan biaya antara diperoleh dari hasil Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Penghitungan dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 12

24 pendekatan produksi ini biasanya digunakan untuk sektor pertanian, industri, listrik, gas dan air minum, pertambangan dan sebagainya. b. Pendekatan Pendapatan Pendekatan dengan cara ini dapat dilakukan dengan menjumlahkan pendapatan, yaitu jumlah balas jasa faktor produksi berupa upah/gaji, bunga netto, sewa tanah dan keuntungan, sehingga diperoleh Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor. Untuk memperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar, harus ditambah dengan penyusutan dan pajak tak langsung netto. Penghitungan dengan metode pendapatan (income approach) ini biasanya digunakan untuk kegiatan yang sulit dihitung dengan pendekatan produksi, seperti subsektor Pemerintahan umum dan Jasa-jasa yang usahanya tidak mencari untung (non profit). c. Pendekatan Pengeluaran Pendekatan dengan cara ini digunakan untuk menghitung nilai barang dan jasa yang digunakan oleh berbagai golongan dalam masyarakat. Barang dan jasa yang diproduksi oleh unit-unit produksi akan digunakan untuk keperluan konsumsi, pembentukan modal (investasi) dan ekspor. Karena yang dihitung nilai barang dan jasa yang berasal dari produksi domestik saja, maka dari komponen biaya di atas perlu dikurangi dengan nilai impor sehingga komponen nilai ekspor di atas akan menjadi nilai ekspor netto. Apabila nilai konsumsi (konsumsi rumahtangga, pemerintah dan yayasan sosial), nilai pembentukan modal dan ekspor netto Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 13

25 dijumlahkan, maka akan diperoleh nilai Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar. d. Metode Alokasi Kadang-kadang data yang tersedia tidak memungkinkan untuk menggunakan ketiga metode tersebut, sehingga terpaksa dipakai metode alokasi. Hal ini dapat terjadi misalnya suatu unit produksi yang mempunyai kantor pusat dan kantor cabang. Kantor Pusat berada diwilayah lain, sedang kantor cabang berada didaerah tersebut. Sering kantor-kantor cabang ini tidak dapat membuat neraca untung rugi, sebab neracanya dibuat di kantor pusat, sehingga tidak dapat diketahui berapa keuntungan yang diperoleh dari kantor cabang. Padahal keuntungan merupakan salah satu komponen dari nilai tambah. Untuk dapat menghitung hal-hal yang demikian maka digunakan metode alokasi, yaitu dengan jalan mengalokasikan angkaangka secara terpusat dengan memakai indikator-indikator yang sekiranya dapat menunjukkan peranan cabang yang berada di daerah itu terhadap kantor pusatnya. Indikator yang dimaksud dapat berupa volume kerja, jumlah karyawan, jumlah penduduk, dan lain-lain. Metode alokasi ini merupakan metode pendekatan tidak langsung, sedang yang lain merupakan metode langsung. Dengan menggunakan metode langsung akan dapat dihasilkan angka-angka yang bisa menggambarkan karakteristik yang lebih mendekati kenyataan bila dibandingkan dengan angka-angka yang diperoleh dari metode tidak langsung. Oleh karena itu sejauh mungkin digunakan Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 14

26 metode langsung, dan bila hal ini tidak mungkin, baru ditempuh penghitungan dengan metode tidak langsung. 2.3 STRUKTUR PENDAPATAN REGIONAL Untuk dapat memberi gambaran sampai seberapa jauh peranan masing-masing sektor ekonomi memberikan andil dalam berproduksi, atau sampai seberapa jauh peranan faktor-faktor produksi berpartisipasi dalam proses produksi, atau bagaimana komposisi penggunaan produkproduk yang dihasilkan tadi, maka biasanya Pendapatan Regional disajikan dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu : 1. Pendapatan Regional menurut lapangan usaha (by industrial origins). 2. Pendapatan Regional menurut andilnya faktor-faktor produksi. 3. Pendapatan Regional menurut jenis penggunaan (by type of expenditure). a. Pendapatan Regional menurut lapangan usaha Penyajian dalam bentuk ini dapat memberikan gambaran tentang peranan masing-masing sektor dalam memberikan andilnya pada Pendapatan Regional. Karena itu unit-unit produksi dikelompokkan kedalam sektor-sektor sebagai berikut 1. Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kehutanan dan Perkebunan. 2. Pertambangan dan Penggalian. 3. Industri Pengolahan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 15

27 4. Listrik dan Air Minum. 5. Bangunan. 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran. 7. Pengangkutan dan Komunikasi. 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. 9. Jasa-Jasa. b. Pendapatan Regional menurut andilnya faktor-faktor produksi Penyajian dalam bentuk ini dapat memberikan gambaran tentang peranan masing-masing faktor produksi dalam memberikan andil pada Pendapatan Regional. Karena itu disajikan balas jasa yang diterima oleh masing-masing faktor produksi yaitu dalam bentuk upah/gaji, sewa tanah, bunga dan keuntungan. Berhubung ada unit-unit produksi yang faktorfaktor produksinya sekaligus dimiliki sendiri oleh produsen seperti : petani, pelukis dan pekerja profesional lainnya, maka terlalu sukar untuk memisahkan nilai tambahnya dalam komponen-komponen faktor-faktor pendapatan, sehingga perlu ditambahkan satu rincian lagi untuk menampung hal seperti ini, yaitu usaha perorangan (non corporated enterprices). Dengan demikian maka item yang keluar pada tabel yang disajikan menjadi : 1. Upah/Gaji sebagai balas jasa pegawai (Compensation of employees) 2. Pendapatan dari usaha perorangan (Income from non corporated enterprices) Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 16

28 3. Sewa Tanah (Rental Income) 4. Keuntungan (Corporated Profit) 5. Bunga netto (Net Interest) Untuk dapat memberi gambaran tentang apa-apa yang tercakup dalam masing-masing item, di atas di bawah ini akan diuraikan secara singkat sebagai berikut : 1. Upah / Gaji Upah/Gaji yang tercakup disini ialah balas jasa faktor produksi buruh/pegawai yang meliputi : a. Upah dan Gaji baik berupa uang maupun barang, sebelum dipotong pajak upah, dana pensiun, asuransi kesehatan. b. Pembayaran yang berbentuk hadiah, premi, bonus dan segala macam tunjangan lainnya c. Social security contribution, meliputi pembayaran kontribusi yang dilakukan oleh pengusaha untuk keperluan pegawai-pegawainya, misalnya untuk dana asuransi, kesehatan, pensiun, dan sebagainya. 2. Pendapatan Usaha Perorangan Yang tercakup disini adalah pendapatan yang ditimbulkan oleh unit-unit produksi yang tidak berbentuk perusahaan, seperti petani, dokter, pedagang kecil, tukang cukur, dan sebagainya. Disini biasanya faktor produksinya tidak dibeli dari luar tetapi dimiliki oleh unit-unit produksi itu sendiri, maka pendapatan yang ditimbulkan sukar dipisahkan menjadi Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 17

29 komponen-komponen balas jasa faktor produksinya. Sehingga nilai tambahnya dikeluarkan dalam bentuk gabungan dalam item ini. 3. Sewa Tanah Yang tercakup dalam hal ini adalah pendapatan yang ditimbulkan oleh : a. Ikut sertanya faktor produksi tanah dalam proses produksi. Dengan tidak melihat untuk apa tanah itu digunakan (apakah untuk petanian, perikanan atau untuk bangunan), maka sewa tanah yang dihasilkan dimasukkan dalam rental income. Tapi perlu diingat, bahwa sewa yang dimaksud disini harus sewa netto, artinya setelah dipotong dengan kewajibankewajiban yang harus dibayar oleh pemilik tanah, seperti pajak dan ongkos perbaikan atas tanah bila hal ini dibebankan kepada pemilik tanah. b. Pemilik atas hak patent, hak cipta (copyright), merk dagang dan sebangsanya. 4. Keuntungan Yang tercakup disini ialah keuntungan perusahaan sebelum dipotong pajak perusahaan dan pajak langsung lainnya, dan sebelum dibagikan sebagai deviden. 5. Bunga Netto Yang tercakup dalam bunga netto adalah bunga atas piutang maupun surat-surat berharga lainnya yang diterima oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 18

30 penduduk maupun pemerintah, dikurangi bunga atas hutang pemerintah kepada penduduk jika hutang tersebut dipakai untuk konsumsi pemerintah, misalnya untuk membiayai perang. Karena dipakai untuk konsumsi, berarti uang itu tidak ikut serta dalam proses produksi, sehingga bunganya pun bukan balas jasa faktor produksi. Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa Pendapatan Regional merupakan balas jasa faktor produksi, maka bunga yang demikian bukan bagian dari Pendapatan Regional dan harus dikeluarkan dari Pendapatan Regional, untuk selanjutnya dianggap sebagai transfer. Selain itu perlu diadakan imputasi atas bunga dari uang penduduk yang disimpan sebagai tanggungan di perusahaan-perusahaan, seperti asuransi jiwa, dana pensiun, dan sebagainya dan imputasi ini dimasukkan dalam item bunga netto. c. Pendapatan Regional menurut jenis penggunaan (by type of expenditure) Penyajian dalam bentuk ini dapat memberi gambaran bagaimana barang dan jasa yang diproduksi itu digunakan oleh berbagai golongan dalam masyarakat. Untuk keperluan ini maka barang dan jasa itu dikelompokkan menurut penggunaannya dalam masyarakat, yaitu digunakan untuk keperluan konsumsi rumahtangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung (private consumption expenditure), ditanam sebagai barang modal (Fixed Capital Formation), Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 19

31 yang tidak digunakan pada tahun laporan akan disimpan sebagai stock (increase in stock) dan digunakan untuk barang ekspor netto. Jadi penyajiannya akan berbentuk 1. Pengeluaran Konsumsi rumahtangga 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3. Pembentukan Modal Tetap 4. Perubahan Stok 5. Ekspor Neto 1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Yang termasuk dalam hal ini ialah pengeluaran yang dilakukan oleh rumahtangga untuk membeli barang-barang jadi baru dan jasa tanpa melihat durability dari barang dan jasa itu, dikurangi penjualan dari barang bekas netto (penjualan pembelian barang bekas netto), dengan pengecualian pengeluaran yang bersifat transfer, pembelian tanah dan rumah. Pengecualian ini dilakukan sebab transfer akan dihitung sebagai pengeluaran pada konsumer yang menerima transfer tadi, sedang pengeluaran untuk tanah dan rumah dimasukkan dalam item Pembentukan Modal (Capital Formation). Kecuali pengeluaran yang dilakukan oleh rumahtangga yang tercakup dalam item ini ialah pengeluaran rutin yang dilakukan oleh lembaga swasta (Lembaga Swasta yang tidak mencari untung). Pengeluaran yang dilakukan oleh lembaga ini untuk pembelian barang-barang modal akan dimasukkan dalam item pembentukan modal tetap. Pengeluaran konsumsi Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 20

32 rumahtangga lembaga swasta yang tidak mencari untung ini disebut Private Consumption Expenditure. 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Item ini mencakup pengeluaran rutin untuk pembelian barang dan jasa dari pihak lain yang dilakukan oleh Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, dikurangi hasil penjualan barang dan jasa yang dilakukan oleh Pemerintah. Pengeluaran rutin disini meliputi pembayaran upah dan gaji kepada pegawai-pegawai pemerintah, belanja barang, biaya-biaya pemeliharaan dan biaya-biaya rutin lainnya. Termasuk juga pengeluaran belanja modal untuk keperluan militer. Belanja modal untuk keperluan sipil misalnya pembelian mobil-mobil, pesawat terbang, mesin-mesin, pembuatan gedung-gedung, jalanjalan, jembatan dan sebagainya, akan dimasukkan dalam pembentukan modal tetap, sedang pembelian seperti di atas, tetapi untuk keperluan militer dimasukkan dalam Pengeluaran Konsumsi Pemerintah. Pengeluaran rutin tersebut harus dikurangi dengan hasil penjualan barang dan jasa yang dilakukan oleh Pemerintah, misalnya penjualan buku-buku penerbitan oleh departemendepartemen, penjualan bibit padi dan telur dari pusat-pusat pembibitan milik Pemerintah dan sebagainya. 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto Pembentukan modal tetap bruto (Gross Fixed Capital Formation) ditambah perubahan stok (increase in stock) biasanya disebut Gross Capital Formations, sebab memang keduanya Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 21

33 merupakan jumlah perubahan stok barang, baik barang-barang yang sudah ditanam maupun yang masih disimpan. Hanya untuk memudahkan penghitungan, kedua item ini perlu dipisahkan. Apa yang tercakup dalam perubahan stok akan dibicarakan kemudian sedang yang masuk dalam pembentukan modal tetap mencakup besarnya modal yang ditanam selama satu tahun, baik oleh Pemerintah, Swasta, Lembaga Swasta Nirlaba maupun rumahtangga (terbatas pada tanah dan rumah), dikurangi dengan jumlah penjualan barang-barang modal bekas selama tahun yang sama. Yang tercakup dalam barang modal tetap (durable procedure goods) dan umurnya lebih dari satu tahun, misalnya tanah, rumah, gedung-gedung, jalan, jembatan, dam-dam, mesinmesin, alat-alat transport, dan sebagainya. Selain tersebut di atas yang termasuk juga dalam pembentukan modal tetap seperti untuk pembelian/penambahan ternak-ternak yang dipelihara untuk diambil susunya, tenaganya, bulunya, dan sebagainya. Sedangkan pembelian/penambahan ternak yang dipelihara untuk diambil dagingnya (dipotong) akan dimasukkan dalam pembentukan modal stok. Dalam item ini termasuk juga pengeluaranpengeluaran untuk penanaman hutan baru, perkebunanperkebunan atau tanaman-tanaman keras yang baru bisa dipetik hasilnya setelah berumur lebih dari satu tahun. 4. Perubahan Stok Yang dimaksud dalam item ini ialah barang-barang yang diproduksi maupun yang diimpor pada tahun itu, tetapi belum Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 22

34 sempat dipakai sampai akhir tahun, sehingga masih disimpan sebagai stok. Seperti yang disebut di atas termasuk juga dalam increase stock ini ialah penambahan ternak yang dipelihara untuk dipotong. 5. Ekspor Netto Ekspor Netto disini berarti selisih antara ekspor dan impor dari barang dan jasa. Ekspor barang dan jasa meliputi ekspor barang-barang yang dijual keluar negeri, dimana termasuk didalamnya barang-barang dagangan (merchandise), jasa-jasa transport, asuransi dan jasa-jasa lain. Begitu pula untuk impor termasuk barang-barang dagangan, jasa-jasa lain yang dibeli dari luar negeri. Juga pengeluaran/pemasukan barang yang bersifat pemberian/hadiah ke/dari negara-negara lain dan barang-barang yang diekspor/impor dengan dibiayai oleh uang yang diperoleh dari transfer antar negara. Tetapi kalau pengeluaran/pemasukan barang yang bersifat hadiah/pemberian ini dimaksud untuk keperluan militer tidak termasuk dalam item ekspor/impor ini. 2.4 PENYAJIAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN Salah satu kegunaan dari Pendapatan Regional ialah untuk melihat perkembangan pendapatan/produk dari tahun ke tahun. Karena adanya pengaruh inflasi, maka daya beli uang akan mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Berhubung dengan itu apakah kenaikan pendapatan seseorang benar-benar naik atau tidak maka faktor inflasi ini terlebih dahulu harus dieliminir dari pendapatan ini. Setelah faktor inflasi Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 23

35 dieliminir, maka pendapatan yang dihasilkan akan merupakan pendapatan yang riil (real income). Sehingga naik turunnya pendapatan riil ini akan mencerminkan naik turunnya daya beli. Pendapatan Regional dengan masih adanya faktor inflasi didalamnya akan merupakan Pendapatan Regional atas dasar harga yang berlaku (at current prices), sedang bila faktor inflasi sudah dieliminir akan merupakan Pendapatan Regional atas dasar harga konstan (at constant prices). Untuk merubah angka atas dasar harga berlaku menjadi angka atas dasar harga konstan, ada tiga metode dasar yang dapat dipakai, yaitu : 1. Revaluasi Cara ini diperoleh dengan menilai produksi pada tahun yang bersangkutan dengan memakai harga pada tahun dasar. Begitu juga biaya-biaya antara dinilai dengan memakai harga pada tahun dasar pula. 2. Ekstrapolasi Cara ini diperoleh dengan mengekstrapolasikan nilai tambah pada tahun dasar dengan menggunakan indeks kuantum dari barangbarang yang bersangkutan. Bila terdapat kesulitan dalam memperoleh indeks kuantum dapat dipakai indikator lain yang ada hubungannya dengan indeks kuantum produksi, seperti indeks tenaga kerja dibidang itu, indeks kuantum dari input yang dipakai dan sebagainya. Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap output atas dasar harga konstan, kemudian dengan menggunakan ratio tetap nilai tambah Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 24

36 terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan. 3. Deflasi Cara ini diperoleh dengan mendeflate nilai tambah atas dasar harga yang berlaku dengan indeks harga dari barang-barang yang bersangkutan. Indeks harga disini dapat dipakai indeks harga perdagangan besar, harga produsen maupun harga eceran tergantung mana yang lebih cocok. Selain daripada itu metode dasar tersebut di atas, ada empat pendekatan untuk menghitung nilai tambah sektoral atas dasar harga konstan, tiga diantaranya didasarkan pada pendekatan produksi yang dipakai untuk penghitungan nilai tambah dan yang satunya didasarkan pada pendekatan pendapatan. Empat pendekatan tersebut adalah sebagai berikut : a. Deflasi Ganda Deflasi ganda dilakukan apabila output atas dasar harga konstan dihitung secara terpisah dari input antara atas dasar harga konstan. Nilai tambah atas dasar harga konstan merupakan selisih antara output dan input antara atas dasar harga konstan. Untuk menghitung output dan input antara atas dasar harga konstan itu dapat dipakai salah satu atau kombinasi dari tiga metode dasar tersebut di atas. Perlu diperhatikan bahwa istilah deflasi yang digunakan disini adalah dalam arti yang luas. b. Ekstrapolasi Langsung terhadap Nilai Tambah Ekstrapolasi dari nilai tambah sektoral dapat dilakukan dengan menggunakan perkiraan dari penghitungan output atas dasar Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 25

37 harga konstan (yang didasarkan pada metode revaluasi, ekstrapolasi atau deflasi) atau dapat secara langsung menggunakan indeks produksi yang sesuai, atau tingkat pertumbuhan riil yang lalu dari output, input antara atau nilai tambah kemudian dikalikan dengan nilai tambah sektoral tahun dasar. Secara implisit pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa output atas dasar harga konstan berubah sejalan dengan input atas dasar harga konstan atau rasio input antara riil boleh dikatakan tetap. Asumsi itu akan cocok bila perubahan teknologi dari sektor yang bersangkutan relatif kecil. Dalam beberapa hal pendekatan ini akan lebih mudah bila digunakan dalam jangka pendek atau bila rasio input antara adalah kecil. c. Deflasi Tidak Langsung terhadap Nilai Tambah Deflasi dari nilai tambah sektoral dilakukan dengan menggunakan indeks harga implisit dari output atau secara langsung menggunakan indeks harga produksi yang sesuai, kemudian dijadikan angka pembagi terhadap nilai tambah sektoral atas dasar harga berlaku. Secara implisit pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa inflasi yang terjadi pada output dianggap sama dengan inflasi pada input antara. Asumsi ini akan lebih mudah bila digunakan dalam jangka pendek atau bila rasio input antara adalah kecil. d. Deflasi Komponen Pendapatan Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 26

38 Komponen-komponen pendapatan dari nilai tambah pada dasarnya erat kaitannya dengan tenaga kerja, modal dan manajemen. Perubahan kualitas tenaga kerja dan modal akan menyebabkan kesulitan-kesulitan, pendekatan ini hanya digunakan untuk sektor-sektor dimana tiga pendekatan di atas tidak mungkin digunakan karena tidak tersedianya data dasar atau indeks output yang sesuai. Pendekatan ini akan lebih cocok bila nilai tambah terutama terdiri dari kompensasi tenaga kerja dan penyusutan CARA PENYAJIAN DAN ANGKA INDEKS Agregat-agregat Pendapatan Regional secara seri selalu disajikan dalam dua bentuk, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan, seperti yang telah diuraikan di atas. Pada penyajian atas dasar harga yang berlaku, semua agregat Pendapatan Regional dinilai atas dasar harga yang berlaku pada masingmasing tahunnya, baik pada saat menilai produksi dan biaya antara maupun pada penilaian komponen nilai tambah. Pada penyajian atas dasar harga konstan suatu tahun dasar semua agregat Pendapatan Regional dinilai atas dasar harga tetap yang terjadi pada tahun dasar, sehingga perkembangan agregat Pendapatan Regional semata-mata karena perkembangan riil dan bukan karena pengaruh kenaikan harga. Agregat-agregat Pendapatan Regional juga disajikan dalam bentuk angka indeks yaitu indeks perkembangan, laju pertumbuhan dan indeks implisit, yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 27

39 a. Indeks perkembangan, diperoleh dengan membagi nilai-nilai pada masing-masing tahun dengan nilai pada tahun dasar, dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan agregat pendapatan dari tahun ke tahun terhadap tahun dasarnya. b. Angka laju pertumbuhan, diperoleh dengan membagi nilai pada masing-masing tahun dengan nilai pada tahun sebelumnya, dikalikan 100. Jadi disini tahun sebelumnya selalu dianggap 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan agregat Pendapatan Regional untuk masing-masing tahun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. c. Indeks implisit, diperoleh dengan membagi nilai atas dasar harga yang berlaku dengan nilai atas dasar harga konstan untuk masing-masing tahunnya, dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan harga dari agregat Pendapatan Regional terhadap harga pada tahun dasar. Selanjutnya bila dari indeks implisit ini dibuat indeks berantainya, akan terlihat tingkat perkembangan harga setiap tahun terhadap tahun sebelumnya. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 28

40 BAB III URAIAN SEKTORAL 3.1. SEKTOR PERTANIAN Sektor pertanian terdiri dari sub sektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan Subsektor Tanaman Bahan Makanan Sub sektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kentang, kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman pangan lainnya, serta produk hasil-hasil ikutannya. Termasuk disini hasil-hasil dari pengolahan yang dilakukan secara sederhana seperti beras tumbuk, gaplek dan pengolahan sagu. Data produksi diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan BPS Kabupaten Mimika beserta harganya. Nilai Tambah Bruto atas dasar harga yang berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu mengalikan terlebih dahulu setiap jenis kuantum produksi dengan masing-masing harganya, kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya antara atas dasar harga yang berlaku pada setiap tahun. Biaya antara tersebut diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap output hasil survei pertanian yang dilakukan dengan SKPR. Nilai Tambah Bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara Revaluasi, yaitu mengalikan produksi pada masing- Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 29

41 masing tahun dengan harga pada tahun 2000, kemudian dikurangi lagi dengan biaya antara atas dasar harga konstan tahun Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Komoditi yang dicakup disini adalah hasil tanaman perkebunan yang diusahakan oleh rakyat seperti karet, kopra, teh, tebu, tembakau, cengkeh dan sebagainya, termasuk produk hasil-hasil ikutannya. Pengolahan sederhana seperti minyak kelapa rakyat, tembakau olahan, kopi olahan, dan teh olahan. Nilai Tambah Bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara pendekatan produksi. Rasio biaya antara serta rasio margin perdagangan dan biaya transpor yang digunakan diperoleh dari tabel Input-Output Indonesia 1990 dan up dating tahun Nilai Tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara Revaluasi, sama seperti yang dilakukan pada tanaman bahan makanan Subsektor Peternakan dan Hasil-hasilnya Sub sektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas maupun hasil-hasil ternak, seperti; sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, telur, susu segar, wool, serta hasil pemotongan hewan. Produksi ternak diperkirakan adalah jumlah ternak yang dipotong ditambah dengan kenaikan stok ditambah dengan hasil ternak. Hasil ternak yang tersedia datanya hanyalah telur sedangkan susu tidak ada. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 30

42 Data yang dipakai dalam penghitungan diperoleh dari Dinas Peternakan Untuk mendapatkan output baik atas dasar harga yang berlaku maupun konstan 2000 sama seperti pada penghitungan sub sektor perkebunan Subsektor Kehutanan Subsektor kehutanan mencakup penebangan kayu, pengambilan hasil hutan lainnya dan perburuan, kegiatan penebangan kayu menghasilkan kayu gelondongan, kayu olahan, kayu bakar, arang dan bambu, sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil hutan lainnya berupa rotan, damar, kulit kayu, kopal, nipah, akar-akaran dan sebagainya. Sebagaimana dengan sub sektor lainnya dalam sektor pertanian, output sub sektor kehutanan dihitung dengan cara mengalikan produksi dengan harga masing-masing. Penggunaan harga yang berlaku pada masing-masing tahun menghasilkan output atas dasar yang berlaku dan penggunaan harga pada tahun dasar menghasilkan output atas dasar harga konstan Subsektor Perikanan Komoditi yang dicakup adalah semua hasil dari kegiatan perikanan laut, perairan umum, tambak, kolam, sawah dan keramba, serta pengolahan sederhana (pengeringan penggaraman ikan). Sumber data dari Dinas Perikanan. Nilai Tambah Bruto atas dasar harga yang berlaku dicari dengan jalan mengeluarkan biaya produksi atas dasar harga yang berlaku, dan jika besarnya penyusutan dikeluarkan lagi dari Nilai Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 31

43 Tambah Bruto, maka sisanya adalah merupakan nilai tambah neto atas dasar harga yang berlaku. Penghitungan Nilai Tambah Bruto atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara mengalikan produksi tahun berjalan dengan harga tahun dasar, kemudian dikurangi dengan rasio biaya antara tahun dasar SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Komoditi yang dicakup disini adalah minyak mentah dan gas bumi serta segala jenis hasil penggalian. Data produksi barang tambang diperoleh dari BPS sedangkan data penggalian lainnya diperoleh dari Dinas Pertambangan Kabupaten Mimika dan dari data survei Subsektor Pertambangan Migas Pertambangan Migas (minyak dan gas bumi) meliputi kegiatan pencarian kandungan minyak dan gas bumi, penyiapan, pengeboran, penambangan, penguapan, pemisahan serta penampungan untuk untuk dapat dijual dan dip sarkan. Hasil kegiatan ini adalah minyak bumi, kondensat dan gas bumi. Metode penghitungan yang digunakan untuk sub sektor ini adalah pendekatan produksi. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dengan mengalikan output tersebut dengan rasio NTB terhadap output masing-masing tahun. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi. Sedangkan sumber data diperoleh dari Departemen Pertambangan dan Dirjen Migas Subsektor Pertambangan Tanpa Migas Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 32

44 Pertambangan tanpa migas meliputi pengambilan, pengolahan lanjutan benda padat, baik di bawah maupun di atas permukaan bumi serta seluruh kegiatan lainnya yang bertujuan untuk memanfaatkan bijih logam dan hasil tambang lainnya. Hasil dari kegiatan ini adalah batu bara, pasir, bijih timah, bijih besi, bijih nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, bijih emas serta komoditi ikutan lainnya. Cara yang digunakan untuk memperoleh output dan NTB atas dasar harga berlaku menggunakan pendekatan produksi. Sedangkan untuk memperoleh NTB atas dasar harga konstan 2000 dengan cara revaluasi Subsektor Penggalian Komoditi yang tercakup dalam sub sektor penggalian terdiri atas garam kasar dan penggalian lainnya seperti batu karang, batu gunung, pasir, tanah urug, tanah liat dan jenis penggalian lainnya. Nilai tambah brotu atas dasar berlaku dihitung dengan cara produksi, yaitu dengan cara mengalikan besarnya produksi dengan harga masing-masing komoditi kemudian hasilnya dikurangi dengan besarnya biaya antara masing-masing komoditi. Sedangkan atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan produksi tahun berjalan dengan harga tahun dasar 2000, demikian juga dengan biaya antaranya. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 33

45 3.3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN Mencakup Industri Besar dan Sedang, Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga. Industri besar dan sedang adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja 20 orang dan lebih, industri kecil mempunyai tenaga kerja 5-19 orang, sedangkan industri kerajinan rumah tangga 1-4 orang Subsektor Industri Besar dan Sedang Baik output maupun Nilai Tambah atas dasar harga yang berlaku diperoleh dari Sensus Perusahaan Industri Besar/Sedang Propinsi Papua. Penghitungan atas dasar harga konstan 2000 memakai cara ekstrapolasi dengan jumlah tenaga kerja sebagai ekstrapolatornya Sub Sektor Industri Kecil/Kerajinan Rumah Tangga Jumlah tenaga kerja diperolah dari hasil Sensus Ekonomi 2006 dan Dinas Perindustrian setelah dilakukan penyesuaian dengan data yang terdapat pada BPS. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara rata-rata output per tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja, untuk harga konstan memakai ekstrapolasi. Output Industri kerjinan rumah tangga diperoleh dari hasil kali antara rata-rata output per tenaga kerja yang didapat melalui Survei Khusus Pendapatan Regional beserta rasio biaya antara dan penyusutannya. Sedangkan output atas dasar harga konstan caranya sama dengan industri kecil. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 34

46 Subsektor Pengilangan Gas Alam Output industri pengilangan gas alam LPG diperoleh dari hasil kali antara produksi dan harga masing-masing tahun. Sedangkan output atas dasar harga konstan memakai cara revaluasi yakni mengalikan produksi masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar 2000, kemudian dikurangi dengan biaya antara tahun dasar SEKTOR LISTRIK DAN AIR MINUM Subsektor Listrik Data produksi diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) cabang Jayapura untuk ranting Timika sedangkan data harga (rata-rata tarip/kwh) memakai rata-rata tarip/kwh PLN Wilayah X Papua. Output atas dasar harga yang berlaku dari perkalian antara produksi (listrik yang dibangkitkan) dengan harga (rata-rata tarif/kwh) masing-masing tahun, sedangkan output atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi. Nilai Tambah Bruto diperoleh dengan mengurangkan biaya antara dari nilai produksi bruto (output) Sub Sektor Air Minum Mencakup air minum yang diusahakan oleh UPTD (Unit Pelayanan Teknis Daerah) air bersih Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mimika. Data produksi dan harga diperoleh langsung dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mimika. Perhitungan atas dasar harga konstan memakai cara revaluasi. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 35

47 3.5. SEKTOR BANGUNAN/KONSTRUKSI Mencakup segala kegiatan pembangunan fisik (konstruksi) baik berupa gedung, jalan, jembatan dan konstruksi lainnya. Sumber data yang diperoleh berasal dari survey-survey yang dilakukan BPS. Perhitungan atas dasar harga konstan 2000 memakai cara ekstrapolasi dengan jumlah tenaga kerja sebagai ekstrapolarnya SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran Perhitungan Nilai Tambah subsektor perdagangan besar dan eceran dilakukan dengan cara pendekatan arus barang yaitu menghitung besarnya nilai komoditi pertanian, pertambangan dan penggalian, industri serta komoditi impor (impor antar negara dan impor antara pulau) yang diperdagangkan di Mimika. Dari nilai margin (output) pedagang yang selanjutnya dipakai untuk menghitung Nilai Tambahnya. Ratio besarnya produksi yang diperdagangkan margin perdagangan didasarkan pada data hasil penyusunan tabel Input-Output Indonesia tahun 1990 dan Up-dating 2000 oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Ratio biaya antara diperoleh dari hasil Survei Khusus Pendapatan Regional Subsektor Restoran Nilai Tambah sub sektor ini diperkirakan dengan cara mengalikan jumlah tenaga kerja dengan rata-rata output per tenaga Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 36

48 kerja, kemudian dikurangkan dengan biaya antara. Data tersebut diperoleh dari hasil Survei Khusus Pendapatan Regional Subsektor Hotel Mencakup semua hotel dan akomodasi lainnya. Output dihitung dengan cara mengalikan jumlah kamar dengan rata-rata output per kamar. Disamping itu dicari dengan cara jumlah kamar kali tingkat penghunian kamar dikali rata-rata tarip kamar kali 360 hari. Data jumlah kamar dan tempat tidur dan tingkat penghunian kamar diperoleh dari BPS Kabupaten Mimika, sedangkan data mengenai rata-rata output per kamar dan ratio biaya antara diperoleh dari SKPR dan survei tahunan perusahaan akomodasi. Nilai Tambah Bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi dengan indeks jumlah kamar sebagai ekstrapolarnya SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang baik melalui darat, laut, sungai dan udara termasuk jasa penumpang angkutan dan komunikasi Subsektor Pengangkutan Angkutan Darat Meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penunjang yang dilakukan oleh kendaraan umum baik bermotor dan tidak Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 37

49 bermotor seperti: Bus, Truk, Angkutan Kota, Angkutan Pedesaan, Becak, Ojek, Gerobak dan sebagainya. Perkiraan output atas dasar harga yang berlaku didasarkan pada jumlah armada angkutan umum barang dan penumpang yang diperoleh dari Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya dan BPS Kabupaten Mimika, serta rata-rata output dan ratio biaya antara menurut jenis kendaraan yang diperoleh dari hasil Survei Khusus Pendapatan Regional. Penghitungan atas dasar harga konstan 2000 memakai cara ekstrapolasi dengan jumlah kendaraan masing-masing sebagai ekstrapolatornya Angkutan laut Meliputi kegiatan pengangkutan penumpang dan barang-barang dengan menggunakan kapal yang diusahakan oleh perusahaan nasional baik yang melakukan trayek dalam negeri maupun internasional. Perkiraan output atas dasar harga yang berlaku didasarkan pada perkalian antara jumlah penumpang dan barang dengan masing-masing rata-rata output per penumpang. Rata-rata output per Indikator produksi tersebut di atas diperoleh dari SKPR di Kabupaten Mimika. Perhitungan atas dasar harga konstan 2000 dicari dengan menggunakan cara ekstrapolasi dengan indeks gabungan angkutan laut sebagai ekstrapolatornya. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 38

50 Angkutan Udara Mencakup kegiatan pengangkutan penumpang, barang dan kegiatan lain berkaitan dengan penerbangan yang dilakukan oleh perusahaan penerbangan milik nasional dalam negeri. Tdak termasuk disini kegiatan jasa penunjang angkutan udara seperti bandar udara, keagenan penumpang dan barang (termasuk bagasi lebih dan pos paket) yang diangkut dengan tarip yang ada dari bandara asal ke bandara tujuan. Data lalu lintas angkutan udara diperoleh dari Dirjen Perhubungan Udara Kabupaten Mimika. Sedangkan untuk output harga konstan 2000 memakai ekstrapolasi sesuai dengan masing-masing indikator kegiatan Subsektor Komunikasi Pos dan Giro Meliputi kegiatan pemberian jasa pos dan giro seperti pengiriman surat, wesel, paket, jasa giro, jasa tabungan penjualan benda pos dan sebagainya. Output Pos dan Giro diperoleh langsung dari PN Pos dan Giro Wilayah XII Papua Cabang Timika. Sedangkan ratio biaya antara dan penyusutan dari SKPR Kabupaten Mimika. Perhitungan atas dasar harga konstan 2000 dicari memakai ekstrapolasi dengan indeks gabungan produksi Pos dan Giro sebagai ekstrapolatornya. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 39

51 Telekomunikasi Mencakup kegiatan pemberian jasa dalam hal pemakaian hubungan telegram, teleks dan telepon. Perkiraan output didapat langsung dari PT. Telkom Indonesia, Kantor Pelayanan Timika. Ratio biaya antara dan penyusutan dari SKPR. Perhitungan atas dasar harga konstan 2000 memakai cara ekstrapolasi dengan Indeks Gabungan produksi Telekomunikasi sebagai ekstrapolatornya Subsektor Jasa Penunjang Angkutan Ruang lingkup jasa penunjang angkutan seri tahun 2000 sedikit berbeda dengan seri tahun Kegiatan ini mencakup juga kegiatan pengerukan pelabuhan laut dan jasa pengujian kelayakan kapal laut. Pada dasarnya kegiatan yang dicakup dalam subsektor ini adalah semua kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan, seperti jasa pelabuhan udara, laut, sungai, darat (terminal parkir), bongkar muat laut dan darat, keagenan penumpang (travel biro), ekspedisi laut dan udara, jalan tol, dan sebagainya. Output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan pendekatan produksi. Sumber data yang digunakan umumnya diperoleh dari BUMN terkait (untuk kegiatan yang sifatnya monopoli pemerintah), BPS dan dari survei khusus pendapatan regional. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 40

52 3.8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Subsektor Bank Penghitungan output dan nilai tambah bank atas dasar harga yang berlaku diperoleh langsung dari Bank Indonesia melalui BPS Jakarta, dimana output seluruh Kota/Kota sudah tersedia. Untuk perkiraan atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara deflasi memakai Indeks Biaya Hidup Kelompok Umum Subsektor Lembaga Keuangan Tanpa Bank Mencakup kegiatan Asuransi, Dana Pensiun, Pegadaian, Koperasi Simpan Pinjam, dan Lembaga Pembiayaan (Sewa Guna Usaha, Modal Ventura, Anjak Piutang, Pembiayaan Konsumen, dan Kartu Kredit) Usaha Jasa Asuransi Asuransi merupakan salah satu jenis lembaga keuangan bukan bank yang usaha pokoknya menanggung resiko atas terjadinya musibah/kecelakaan atas barang atau orang tersebut, sehingga mengakibatkan hancur/rusaknya barang atau menyebabkan terjadinya kematian. Output dari kegiatan asuransi merupakan rekapitulasi dari output asuransi jiwa, dan asuransi bukan jiwa. Output atau nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan selisih antara output dan biaya antara. Sedangkan output atas dasar harga konstan dipe- Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 41

53 roleh dengan metode deflasi memakai Indeks Biaya Hidup Kelompok Umum Dana Pensiun Output dan nilai tambah atas dasar harga berlaku dari kegiatan dana pensiun diperoleh dari hasil pengolahan laporan keuangan (Necara Rugi/Laba). Sedangkan output dan nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan cara deflasi/ekstrapolasi dan sebagai deflator/ekstrapolatornya adalah IHK Umum atau jumlah peserta Pegadaian Output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dari kegiatan Pegadaian diperoleh dari hasil pengolahan laporan keuangan (Laporan Rugi/Laba). Sedangkan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi dan sebagai ekstrapolatornya adalah jumlah nasabah atau omset dari perusahaan pegadaian Lembaga Pembiayaan Lembaga pembiayaan ini mencakup sewa guna usaha, Modal Ventura, Anjak Piutang, Kartu Kredit, dan Pembiayaan Konsumen. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari Direktorat Perbankan dan Usaha Jasa Pembiayaan (Dirjen Lembaga Keuangan, Departemen Keuangan). Sedangkan output dan nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 42

54 menggunakan metode ekstrapolasi, dan sebagai ekstrapolatornya adalah jumlah perusahaan Subsektor Jasa Penunjang Keuangan Mencakup kegiatan Pedagang Valuta Asing, Pasar Modal, dan jasa penunjangnya, Underwriter (penjamin emisi), Lembaga Kliring Penyelesaian dan Penyimpanan, Manajer Investasi, Penasehat Investasi, Reksa Dana, Biro Administrasi Efek, Tempat Penitipan Harta atau Custodian, dan sejenisnya Subsektor Sewa Bangunan Subsektor ini meliputi : usaha persewaan bangunan dan tanah, baik yang menyangkut bangunan tempat tinggal maupun bangunan bukan tempat tinggal seperti perkantoran, serta usaha persewaan tanah persil. Output untuk persewaan bangunan tempat tinggal diperoleh dari perkalian antara pengeluaran konsumsi rumahtangga perkapita untuk sewa rumah, kontrak rumah, sewa beli rumah dinas, perkiraan sewa rumah, pajak dan pemeliharaan rumah dengan penduduk pertengahan tahun. Data usaha persewaan bangunan tempat tinggal diperoleh berdasarkan hasil sensus dan survei yang dilakukan BPS. Sedangkan output usaha persewaan bangunan bukan tempat tinggal diperoleh dari perkalian antara luas bangunan yang disewakan dengan rata-rata tarif sewa per m 2. Nilai tambah bruto diperoleh dari hasil perkalian antara rasio nilai tambah bruto dengan outputnya. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 43

55 Sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi dengan indeks luas bangunan sebagai ekstrapolatornya Subsektor Jasa Perusahaan Mencakup kagiatan pemberian jasa hukum (advokat dan notaris), jasa akuntansi dan pembukuan, jasa pengolahan dan penyajian data, jasa bangunan/arsitek dan teknik, jasa periklanan dan riset pemasaran, jasa persewaan mesin dan peralatan, dan jasa foto copy. Output jasa perusahaan diperoleh dari perkalian antara indikator produksi (jumlah perusahaan dan tenaga kerja) dengan indikator harga (rata-rata output per perusahaan atau rata-rata output per tenaga kerja). Sedangkan output dan nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh sejalan dengan laju pertumbuhan konstan sub sektor industri non migas, asumsinya bahwa sektor ini paling banyak menggunakan jasa perusahaan 3.9. SEKTOR JASA-JASA Subsektor Jasa Pemerintahan Umum Cakupan sub sektor jasa pemerintahan umum dan pertahanan dalam penghitungan tahun dasar 2000, dipecah menjadi (1) Administrasi pemerintahan umum dan, (2) jasa pemerintahan lainnya. Nilai tambah bruto sektor pemerintahan umum didasarkan pada pengeluaran pemerintah untuk belanja pegawai dan perkiraan Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 44

56 penyusutan. Belanja pegawai untuk jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa kemasyarakatan, jasa hiburan dan kebudayaan yang tercakup dalam pengeluaran Pemerintah Pusat dan Daerah baik rutin maupun pembangunan dipisahkan dari sektor pemerintahan, kemudian dimasukkan ke sektor jasa pemerintahan lainnya. Nilai tambah bruto administrasi pemerintahan dan pertahanan diperoleh dari selisih nilai tambah bruto sektor pemerintahan umum dengan jasa pemerintahan lainnya. Sedangkan nilai tambah bruto sektor pemerintahan umum atas dasar harga konstan dengan cara ekstrapolasi menggunakan indeks tertimbang dengan jumlah pegawai negeri menurut golongan kepangkatan. Nilai tambah bruto jasa pemerintahan lainnya atas dasar harga konstan dihitung dengan cara ekstrapolasi menggunakan indeks tertimbang jumlah pegawai negeri (guru tenaga medis dan lain-lain) menurut golongan kepangkatan. Sedangkan nilai tambah bruto administrasi pemerintahan dan pertahanan atas dasar harga konstan merupakan selisih antara nilai tambah bruto sektor pemerintahan umum dengan nilai tambah bruto jasa pemerintahan lainnya atas dasar harga konstan Subsektor Jasa Sosial Kemasyarakatan Meliputi jasa pendidikan, kesehatan, riset, palang merah, panti asuhan, panti wreda, YPAC, rumah ibadah, dan sejenisnya, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun oleh swasta. Output diperoleh dari hasil perkalian dari setiap indikator produksi. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 45

57 Output untuk jasa hiburan dan rekreasi lainnya pada umumnya didasarkan pada hasil perkalian antara jumlah perusahaan dan jumlah tenaga kerja masing-masing perusahaan jasa hiburan tersebut dengan rata-rata outputnya. Sedangkan output atas dasar harga konstan menggunakan metode deflasi/ekstrapolasi dan sebagai deflator/ektrapolatornya adalah IHK Hiburan dan Rekreasi atau indeks indikator produksi yang sesuai Subsektor Jasa Hiburan dan Rekreasi Output dari kegiatan jasa hiburan dan rekreasi adalah pada umumya didasarkan pada hasil perkalian antara jumlah perusahaan yang bergerak dibidang jasa hiburan dan rekreasi dengan output ratarata perusahaan tersebut. Atau perkalian antara jumlah tenaga kerja jasa hiburan dan rekreasi dengan output rata-rata per tenaga kerja. Sedangkan output atas dasar harga konstan menggunakan metode deflasi atau ekstrapolasi dan deflator atau ekstrapolatornya adalah IHK hiburan dan rekreasi atau indeks indikator produksi yang sesuai Subsektor Jasa Perorangan dan Rumahtangga Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian antara rata-rata output per tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja. Sedangkan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 46

58 BAB IV TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN MIMIKA 4.1. PDRB DAN PERKEMBANGANNYA Pada tahun 2013 nilai Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Mimika sebesar 46,52 triliyun rupiah.. Selama dua tahun dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 nilai PDRB Kabupaten Mimika dengan memasukkan subsektor pertambangan-terus mengalami peningkatan, sedang dalam selang waktu tahun 2010 sampai dengan 2012 mengalami penurunan dari 56,31 Triliun pada tahun 2010 turun menjadi 45,42 triliun pada tahun 2011 dan turun kembali 40,50 triliun pada tahun Pada Tahun 2013 ini PDRB kembali mengalami kenaikan menjadi sebesar 46,91 triliun. Apabila tanpa memasukkan subsektor pertambangan, nilai PDRB Kabupaten Mimika selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan setiap tahun. Yang dimaksud PDRB Kabupaten Mimika tanpa tambang adalah nilai PDRB yang tidak memasukkan nilai tambah dari sub sektor pertambangan dalam hal ini nilai tambah dari hasil produksi PT. Freeport Indonesia. Pada tahun 2013 nilai PDRB Kabupaten Mimika tanpa tambang- sebesar 4,30 triliyun Rupiah atau mengalami kenaikan sebesar 15,28 persen jika dibandingkan dengan nilai PDRB pada tahun Berikut kami sajikan grafik perkembangan PDRB Kabupaten Mimika selama lima tahun terakhir baik dengan tambang maupun tanpa tambang: Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 47

59 Gambar 1. Perkembangan PDRB Mimika Tahun Dengan Tambang (dalam Triliyun Rupiah) ADHK dengan Tambang ADHB dengan tambang Gambar 2. Perkembangan PDRB Mimika Tahun Tanpa Tambang (dalam Triliyun Rupiah) ADHK tanpatambang ADHB tanpa tambang Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 48

60 4.2. PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MIMIKA Untuk melihat perkembangan perekonomian Kabupaten Mimika dapat dilihat dari angka laju pertumbuhannya. Dengan memasukkan sektor tambang, laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Mimika pada tahun 2013 sebesar 22,39 persen. Artinya perekonomian di kabupaten Mimika mengalami kenaikan sebesar 22,39 persen jika dibandingkan dengan perekonomian pada tahun Pada tahun 2010,2011 dan 2012 terjadi penurunan/ pertumbuhannya minus. Pertumbuhan ekonomi yang negatif ini disebabkan oleh menurunnya produksi emas dan tembaga dari PT Freeport Indonesia sebesar. Apabila tidak memasukkan subsektor pertambangan, laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Mimika pada tahun 2013 sebesar 8,53 persen. Artinya bahwa perekonomian Kabupaten Mimika pada tahun 2013 tumbuh sebesar 8,53 persen jika dibandingkan perekonomian tahun Selama lima tahun terakhir perekonomian di Kabupaten Mimika mengalami tren pertumbuhan yang positif, laju pertumbuhan pada tahun 2013 sedikit lebih lambat jika dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 yang naik sebesar 8,81 persen. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 49

61 Grafik 3. Laju Pertumbuhan Ekonomi Mimika Tahun dengan tambang tanpa tambang Pertumbuhan ekonomi pada tahun tanpa tambang- sebesar 8,53 persen dipicu oleh keniakan laju ekonomi pada sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 12,6 persen; sektor Jasa-jasa 11,35 persen dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 10,97 persen. Untuk beberapa sektor yang lain juga mengalami kenaikan antara 4,33-8,16 persen. Berikut gambar grafik laju pertumbuhan ekonomi masing masing sektor ; Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 50

62 Grafik 4. Laju Pertumbuhan Ekonomi Per Sektor Tahun Dengan Tambang Tanpa Tambang Keterangan: 1. Sektor 1 : Pertanian 2. Sektor 2 : Pertambangan dan Penggalian 3. Sektor 3 : Industri Pengolahan 4. Sektor 4 : Listrik dan Air Bersih 5. Sektor 5 : Bangunan 6. Sektor 6 : Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7. Sektor 7 : Pengangkutan dan Komunikasi 8. Sektor 8 : Keuangan, Persewaan, dan jasa Perusahaan 9. Sektor 9 : Jasa-Jasa 4.3. STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN MIMIKA Struktur perekonomian daerah sangat dipengaruhi oleh besarnya peranan masing-masing sektor ekonomi dalam membentuk nilai tambah PDRB. Begitu pula dengan Kabupaten Mimika, dimana Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 51

63 sumber daya alamnya yang berupa tambang sangat mempengaruhi perekonomian di kabupaten ini. Sektor yang memiliki peranan paling besar dalam membentuk perekonomian di Kabupaten Mimika adalah sektor pertambangan dan penggalian. Selama bertahun tahun keberadaan PT. Freeport Indonesia mendominasi perekonomian di Kabupaten Mimika, bahkan kontribusi Sektor Tambang.dalam membentuk perekonomian di Kabupaten Mimika 91,04 persen. Terjadi pola penurunan kontribusi sektor pertambangan dan penggalian dimana pada tahun 2009 masih di atas 95 persen dan terus menurun menjadi 91,04 persen pada tahun Apabila sektor tanpa sub sektor pertambangan, peranan terbesar dalam struktur perekonomian Kabupaten Mimika adalah sektor Pengangkutan dan Komunikasi yakni sebesar 30,05 persen. Peranan terbesar kedua adalah sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran dengan nilai kontribusi sebesar 23,6 persen sedang sektor bangunan menyumbang peranan sebesar 20,36 persen. Selama lima tahun terakhir, kedua sektor tersebut sangat besar peranannya dalam membentuk PDRB Kabupaten Mimika. Oleh karena kedua sektor tersebut perlu mendapat perhatian karena pergerakan naik atau turun dari kedua sektor tersebut akan besar pengaruhnya terhadap perekonomian Kabupaten Mimika. Untuk sektor-sektor yang lain, peranannya dalam membentuk perekonomian di Kabupaten Mimika sangat kecil berkisar antara 0,55-8,13 persen. Selama lima tahun terakhir tidak terjadi perubahan struktur ekonomi, dimana sektor tambang masih Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 52

64 dominan, kemudian sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor bangunan yang memiliki kontribusi cukup besar Gambar 5. Peranan Sektor-Sektor Ekonomi Terhadap Perekonomian Kabupaten Mimika Dengan Tambang Tahun 2013, (persen) P E R T A N I A N PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK DAN AIR BERSIH B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN JASA-JASA Apabila tidak memasukkan sub sektor tambang dalam hal ini nilai tambah yang dihasilkan oleh aktfitas produksi PT. Freeport Indonesia, perekonomian di Kabupaten Mimika didominasi oleh sektor pengangkutan dan komunikasi dengan kontribusi sebesar 30,05 persen. Sektor lain yang juga memiliki peranan ekonomi yang besar adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan nilai kontribusi Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 53

65 sebesar 23,6 persen dan sektor bangunan dengan nilai kontribusi sebesar 20,36 persen. Gambar 6. Peranan Sektor-Sektor Ekonomi Terhadap Perekonomian Kabupaten MImika Tanpa Tambang Tahun 2013, (persen) LISTRIK DAN AIR BERSIH P E R T A N I A N PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN JASA-JASA Selama lima tahun terakhir tidak terjadi perubahan struktur perekonomian di Kabupaten Mimika, perekonomian tetap didominasi oleh tiga sektor yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sektor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 54

66 bangunan. Pergeseran terjadi antara sektor pertanian dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan PERKEMBANGAN DAN PERANAN SEKTOR EKONOMI Pertanian Sektor pertanian meliputi sub sektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasilnya, kehutanan, dan perikanan. Pada tahun 2013 laju pertumbuhan pada sektor pertanian sebesar 4,33 persen dan lebih lambat jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan pada dua tahun sebelumnya. Sub sektor kehutanan merupakan sub sektor yang terbesar peranannya dalam pembentukan nilai PDRB sektor pertanian. Pada tahun 2013, laju pertumbuhan pada sub sektor kehutanan sebesar 1,85 persen dan lebih lambat jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan sub sektor kehutanan pada dua tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan ekonomi pada sub sektor peternakan pada tahun 2013 sebesar 7,33 persen dibanding tahun yang lalu sangat mempengaruhi pertumbuhan sektor pertanian secara keseluruhan sehingga sektor pertanian mengalami kenaikan sebesar 4,33 persen. Sementara itu kontribusi sub sektor peternakan sangat kecil terhadap pembentukan PDRB kabupaten Mimika. Untuk sub sektor tanaman bahan makanan, pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 3,92 persen dan lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan pada tahun Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 55

67 sebelumnya. Untuk peranan sub sektor tabama terhadap pembentukan PDRB sektor pertanian nilainya terbesar kedua setelah sub sektor kehutanan Grafik 7. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian dan sub sektornya, Tahun (persen) 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman 20 Perkebunan Perikanan Peternakan dan hasilnya 1.4. Kehutanan Sub sektor yang memiliki peranan cukup besar dalam pembentukan PDRB sektor pertanian adalah sub sektor perikanan yang mengalami pertumbuhan sebesar 8,37 persen dan sedikit lebih lambat jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan pada tahun 2012 yang nilainya sebesar 8,92 persen. Dengan peranannya yang cukup besar dalam sektor pertanian, maka pertumbuhan sub sektor perikanan sebesar 8,37 persen mendorong pertumbuhan sektor pertanian sebesar 4,33 persen. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 56

68 Sub sektor lainnya yang juga mengalami pertumbuhan yaitu sub sektor tanaman perkebunan yang laju pertumbuhannya sebesar 3,92 persen. Berikut peranan sektor pertanian dan sub sektornya pada tahun Grafik 8. Peranan Sektor Pertanian dan Pertumbuhannya Tahun Peran Pertumbuhan Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian terdiri dari sub sektor pertambangan tanpa migas dan sub sektor penggalian. Pada tahun 2013, sektor pertambangan mempunyai peranan yang sangat besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Mimika yaitu sebesar 91,04 persen. Laju pertumbuhan dari sektor pertambangan dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 57

69 penggalian pada tahun 2013 sebesar 26,13 persen dan bertolak belakang dengan pertumbuhan pada tahun 2012 yang minus (penurunan). Dengan tingginya pertumbuhan sektor Pertambangan dan Penggalian maka sangat berpengaruh kepada PDRB secara keseluruhan mengingat besarnya kontribusi sektor ini terhadap total PDRB. Grafik 9. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertambangan dan Penggalian Tahun Pertambangan Tanpa Migas Penggalian Untuk sub sektor penggalian, pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 8,03 persen dibandingkan dengan produksi tahun Sedangkan peranan dari sub sektor penggalian sebesar 0,11 persen dalam membentuk PDRB Kabupaten Mimika. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 58

70 Grafik 10. Peranan Sektor Pertambangan dan Penggalian Tahun Dengan Tambang Tanpa Tambang Pertambangan Tanpa Migas Penggalian Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan mencakup sub sektor industri besar sedanng, industri kecil kerajinan rumah tangga, dan sub sektor industri pengilangan minyak bumi. Untuk Kabupaten Mimika subsektor yang ada hanya subsektor industri kecil kerajinan Rumah Tangga. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 59

71 Grafik 11. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri Pengolahan dan Sub sektornya Tahun Industri Kecil Kerajinan RT Industri Kecil Kerajinan RT Grafik 12. Peranan Sektor Industri Pengolahan dan Sub sektornya Tahun 2013 Industri Kecil Kerajinan RT Dengan Tambang 0.55 Tanpa Tambang Industri Kecil Kerajinan RT Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 60

72 Pada tahun 2013 sektor industri pengolahan mengalami kenaikan sebesar 5,12 persen dan lebih cepat jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan pada tahun Sektor industri pengolahan merupakan sektor yang peranannya paling kecil dalam pembentukan PDRB Mimika yaitu sebesar 0,54 persen untuk PDRB tanpa tambang Listrik dan Air Bersih Sektor listrik dan air bersih terdiri dari subsektor listrik dan sub sektor air bersih. Pada tahun 2013 sektor listrik dan air bersih mengalami pertmbuhan sebesar 6,77 persen dan lebih cepat jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan pada tahun Pertumbuhan ini lebih didorong oleh kenaikan produksi pada subsektor listrik yaitu sebesar 7,06 persen. Sedangkan untuk subsektor air bersih mengalami pertumbuhan yang kecil yaitu 3.29 persen. Sektor listrik dan air bersih termasuk sektor yang kecil peranannya dalam pembentukan PDRB Kabupaten Mimika pada tahun 2013, yaitu hanya 0,05 persen. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 61

73 Grafik 13. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Listrik Dan Air Bersih Sub sektornya Tahun Listrik Air Bersih Grafik 14. Peranan Sektor Listrik Dan Air Bersih Sub sektornya Tahun Listrik Air Bersih 0 Dengan Tambang Tanpa Tambang Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 62

74 4.4.5 Bangunan Pada tahun 2013 sektor bangunan mengalami kenaikan sebesar 5,84 persen. Jika dibandingkan dengan tahun 2012, pertumbuhan pada tahun 2013 sedikit lebih cepat.. Adapun peranan sektor bangunan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Mimika tanpa sektor tambang sebesar 20,36 persen. 25 Grafik 15. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Bangunan Tahun Bangunan Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor Perdagangan, Hotel, dan restoran mencakup sub sektor perdagangan, sub sektor hotel, dan sub sektor restoran. Pada tahun 2013 peranan sektor ini mencakup 23,6 persen dalam pembentukan PDRB Kabupaten MImika tanpa tambang, dimana Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 63

75 merupakan sektor terbesar kedua setelah sektor angkutan dan komunikasi. Nilai terbesar dari sektor ini berasal dari sub sektor perdagangan. Sehingga perubahan yang terjadi pada subsektor perdagangan sangat mempengaruhi laju pertumbuhan pada sektor ini. 20 Grafik 16. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Tahun Perdagangan H o t e l 5 Restoran Laju pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada tahun 2013 mencapai 10,97 persen dan lebih cepat jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan pada tahun 2012 yaitu sebesar 10,11 persen. Untuk Subsektor Perdagangan dan Hotel memiliki tingkat pertumbuhan yang setara di kisaran persen. Subsektor restoran mengalami pertumbuhan paling besar yaitu sekitar 15,24 persen. Sedangkan untuk sub sektor perdagangan dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 64

76 hotel pertumbuhannya sebesar 10,84 dan 10,66 persen. Jika dibandingkan dengan tahun 2012, pertumbuhan pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada tahun 2013 mengalami kenaikan Grafik 17. Peranan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Tahun Dengan Tambang 6 Tanpa Tambang Pengangkutan dan Komunikasi Sektor pengangkutan dan komunikasi terdiri dari enam sub sektor, yaitu angkutan jalan raya, angkutan laut, angkutan sungai, angkutan udara, jasa penunjang angkutan, dan sub sektor komunikasi. Pada tahun 2013 laju pertumbuhan sektor ini sebesar 8,16 persen dan lebih lambat jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan pada tahun 2012 yang sebesar 13,10 persen. Jika Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 65

77 dilihat dalam pembentuk PDRB Mimika tanpa tambang pada tahun 2013, sektor ini merupakan pemegang peranan tertinggi dari keseluruhan PDRB yaitu sebesar 30,05 persen. Dari keenam subsektor yang termasuk dalam sektor pengangkutan dan komunikasi, semuanya mengalami laju pertumbuhan yang posistif. Subsektor Jasa Penunjang Angkutan merupakan subsektor yang mengalami kenaikan paling tinggi yaitu sebesar 13,01 persen. Subsektor Komunikasi juga yang memiliki peranan paling besar yaitu 23,8 persen terhadap total PDRB-tanpa tambang. Karena peranannya yang paling besar dalam pembentukan PDRB pada sektor pengangkutan dan komunikasi, maka perubahan yang terjadi pada subsektor ini sangat berpengaruh terhadap laju pertumbuhan pada sektor tersebut. Pertumbuhan sub sektor komunikasi pada tahun 2013 sebesar 13,01 persen atau lebih cepat jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan sub sektor komunikasi pada tahun Subsektor angkutan udara pada tahun 2013 mengalami laju pertumbuhan yang positif sebesar 7 persen dan lebih lambat laju pertumbuhannya jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan sub sektor ini pada tahun Peranan sub sektor ini dalam pembentukan PDRB Kabupaten Mimika tanpa tambang sebesar 4,21 persen. Untuk subsektor yang lain, peranannya dalam pembentukan PDRB Kabupaten Mimika tanpa tambang relatif kecil. Sub sektor angkutan jalan raya mengalami laju pertumbuhan Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 66

78 sebesar 7,33 persen dan lebih lambat jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan pada tahun Untuk sub sektor angkutan laut pada tahun 2013, mengalami laju pertumbuhan sebesar 3,74 persen. Grafik 18. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Angkutan dan Komunikasi Beserta sub Sektornya Tahun Angkutan Jalan Raya Angkutan Laut Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan Komunikasi Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 67

79 Grafik 19. Peranan Sektor Angkutan dan Komunikasi Beserta sub Sektornya Tahun Dengan Tambang 0 Tanpa Tambang Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan meliputi subsektor bank, lembaga keuangan bukan bank, bangunan, dan jasa perusahaan. Pada tahun 2013 laju pertumbuhan sektor ini sebesar 12,6 persen atau lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun Perubahan yang terjadi pada subsektor bank sangat berpengaruh terhadap laju pertumbuhan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan karena peranan susbektor bank dalam membentuk PDRB sebesar 6,26 persen. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 68

80 Grafik 20. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Keuangan, Persewaan, dan jasa Perusahaan Tahun KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Bank Lembaga Keuangan Bukan Bank Sewa Bangunan Grafik 21. Peranan Sektor Keuangan, Persewaan, dan jasa Perusahaan Tahun Dengan Tambang 1 0 Tanpa Tambang Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 69

81 Untuk subsektor lain seperti lembaga keuangan bukan bank, sewa bangunan, dan jasa perusahaan pertumbuhannya cukup bervariasi antara 1-14 persen, namun karena kontribusi dalam pembentukan PDRB sangat kecil maka perubahannya tidak banyak berpengaruh terhadap laju pertumbuhan secara umum Jasa-jasa Sektor jasa-jasa mencakup sub sektor pemerintahan umum, jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi, serta sub sektor jasa perseorangan dan rumah tangga. Peranan sektor ini dalam pembentukan PDRB Mimika tahun 2013 tanpa tambang sebesar 8,13 persen dengan didominasi oleh sub sektor jasa pemerintahan umum dengan kontribusi terhadap pembentukan PDRB sebesar 7,47 persen. Selama lima tahun terakhir sektor jasajasa mengalami laju pertumbuhan dengan laju pertumbuhan yang positif. Pada tahun 2013 laju pertumbuhannya lebih cepat jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan pada tahun Untuk sub sektor jasa sosial kemasyarakatan laju pertumbuhan pada tahun 2013 sebesar 12,24 persen, tapi karena kontribusi terhadap pembentukan PDRB sangat kecil maka perubahannya tidak terlalu berpengaruh. Untuk sub sektor lain yaitu jasa hiburan dan rekreasi dan jasa perorangan laju pertumbuhannya sebesar 9,65 persen dan 6,72 persen. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 70

82 35 Grafik 22. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Jasa-Jasa Tahun JASA-JASA 25 Pemerintahan 20 Umum Jasa Sosial 15 Kemasyarakatan 10 Jasa Hiburan dan Rekreasi 5 Jasa perorangan 0 dan RT Grafik 23. Kontribusi Ekonomi Sektor Jasa-Jasa Tahun Dengan Tambang 0 Tanpa Tambang Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 71

83 Untuk kontribusi subsektor jasa sosial kemasyarakatan terhadap pembentukan PDRB sebesar 0,37 persen, kontribusi subsektor jasa hiburan dan rekreasi sebesar 0,26 persen dan subsektor jasa perorangan kontribusinya sebesar 0,03 persen ANALISIS SHARE TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI Pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh gerak laju pertumbuhan sektor-sektor ekonomi terutama yang memiliki peranan dominan. Sedikit perubahan terjadi pada sektor yang dominan akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Untuk mengetahui besarnya sumbangan masing-masing sektor ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, maka analisis yang digunakan adalah analisis share yang diperoleh dengan cara mengalikan distribusi persentase atas dasar harga konstan tahun sebelumnya (t-1) dengan laju pertumbuhan ekonomi atas dasar harga konstan masing-masing sektor pada tahun yang besangkutan (tn). Fluktuasi pertumbuhan ekonomi makro Kabupaten Mimika secara umum disebabkan oleh produksi sektor pertambangan dan penggalian yang juga berfluktuasi. Peranan sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2013 sebesar 91,04 persen disertai dengan pertumbuhan pada tahun 2013 sebesar 26,13 persen menyebabkan pertumbuhan ekonomi Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 72

84 Kabupaten Mimika secara umum berkontraksi hingga 22,39 persen. Sumbangan sektor pertambangan dan penggalian terhadap pertumbuhan ekonomi secara umum sebesar 20,57 persen. Sementara sektor yang lainnya mengalami sumbangan yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi secara umum. Tabel 3. Analisis Share Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Mimika Tahun 2013 Sektor PDRB Dengan Tambang PDRB Tanpa Tambang Distribusi adhk 2012 Pertumb uhan adhk 2013 Sumbangan laju pertumbuha n Distribusi adhk 2012 Pertumb uhan adhk 2013 Sumbangan laju pertumbuha n (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pertanian , Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 73

85 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran merupakan kontributor tertinggi kedua setelah sektor tambang dan penggalian menyumbang sebesar 0,64 persen terhaadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan pada sektor ini cukup tinggi yaitu sebesar 10,97 persen. Sektor lain yang juga memberikan sumbangan yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi adalah sektor Angkutan dan Telakomunikasi. Hal ini disebabkan karena peranan sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,46 persen dan juga karena pertumbuhan sektor ini yang tinggi yaitu sebesar 8,16 persen. Jika tanpa memasukkan sektor pertambangan, share dari masing-masing sektor ekonomi hampir merata. pada tahun 2013, sektor Perdagangan, Hotel dan restoran memiliki sumbangan terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mimika yaitu 2,97 persen. Sedangkan sumbangan terbesar kedua dari sektor Pengangkutan dan Komunikasi yaitu sebesar 2,15 persen. Kontribusi terkecil dalam pertumbuhan ekonomi diberikan oleh sektor industri pengolahan dengan sumbangan sebesar 0,04 persen. Dengan menggunakan analisis share sektor ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi maka dapat diketahui sektor-sektor yang perlu dipacu pertumbuhannya agar dapat memicu pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Mimika. Dengan demikian, jika dilihat tanpa tambang, maka sektor pengangkutan dan komunikasi, dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 74

86 sektor perdanganan, hotel, dan restoran pertumbuhan perekonomian di Mimika. dapat memacu laju 4.6. PDRB PERKAPITA KABUPATEN MIMIKA PDRB perkapita merupakan salah satu indikator ekonomi untuk membandingkan tingkat kemakmuran suatu daerah satu dengan daerah lainnya. PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi besaran nilai PDRB atas dasar harga berlaku suatu tahun dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang bersangkutan. Jadi besaran PDRB perkapita sangat tergantung dari besaran PDRB yang terbentuk dengan laju pertumbuhan jumlah penduduk pada suatu tahun. Grafik 24. Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Mimika Tahun (ADHB) Dengan Tambang Tanpa Tambang Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 75

87 Dengan memasukkan subsektor pertambangan, pada tahun 2013 nilai PDRB per kapita Kabupaten Mimika sebesar 238,83 juta rupiah atau naik sebesar 12,69 persen jika dibandingkan dengan nilai PDRB per kapita pada tahun Pertumbuhan PDRB perkapita pada tahun 2009 merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir dengan laju pertumbuhan sebesar 20,32 persen. Penurunan PDRB per kapita pada tahun 2012 disebabakan karena menurunnya laju pertumbuhan subsektor tambang yang diproduksi oleh PT. Freeport Indonesia. Grafik 25. Pertumbuhan PDRB Per Kapita Kabupaten Mimika Tahun (ADHB) Dengan Tambang Tanpa Tambang Sedangkan jika tanpa tambang, PDRB perkapita Kabupaten Mimika pada tahun 2013 sebesar 21,67 juta rupiah atau mengalami kenaikan sebesar 11,49 persen. PDRB perkapita Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 76

88 Mimika dengan memasukkan sektor tambang kurang dapat digunakan sebagai gambaran tingkat kemakmuran rakyat Mimika, karena nilai tambah yang yang dihasilkan oleh sektor pertambangan tidak sepenuhnya dinikmati dan dirasakan oleh rakyat Mimika karena sebagian besar merupakan milik PT. Freeport. Sementara PDRB perkapita tanpa tambang lebih mencerminkan tingkat kemakmuran rakyat Mimika PDRB KABUPATEN MIMIKA MENURUT KELOMPOK SEKTOR Pengelompokan PDRB menurut kelompok sektor yaitu primer, sekunder, dan tersier didasarkan atas output maupun input menurut asal terjadinya proses produksi masing-masing produsen. Suatu unit dikelompokkan ke dalam kelompok primer apabila output yang dihasilkan merupakan proses tingkat awal (dasar). Sektor-sektor ekonomi yang termasuk ke dalam kelompok primer yaitu sektor pertanian, dan sektor pertambangan dan penggalian. Kelompok sekunder adalah unit-unit kegiatan ekonomi yang biaya produksinya sebagian besar berasal dari sektor primer. Sektor- sektor ekonomi yang termasuk ke dalam kelompok sekunder adalah sektor industri pengolahan, sektor listrik dan air bersih, serta sektor bangunan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 77

89 Grafik 25. Kontribusi Kelompok Sektor terhadap PDRB Kab. Mimika tahun 2013, Dengan Tambang (persen) Primer Sekunder Tersier Grafik 26. Kontribusi Kelompok Sektor terhadap PDRB Kab. Mimika tahun 2013, Tanpa Tambang (persen) Primer Sekunder Tersier Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 78

90 Sedangkan yang termasuk ke dalam sektor tersier adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Selama lima tahun terakhir tidak terjadi pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Mimika baik dengan tambang maupun tanpa tambang. Apabila memasukkan subsektor tambang, maka kelompok sektor yang paling dominan adalah sektor primer dengan kontribusi mencapai 91,81 persen. Kontributor terbesar kedua adalah kelompok sektor tersier dengan nilai kontribusi sebesar 6,24 persen. Sedangkan kelompok sektor sekunder merupakan kontributor terkecil dalam pembentukan PDRB di Kabupaten Mimika. Dengan hal ini maka Kabupaten Mimika layak disebut sebagai kota tambang. Jika sub sektor pertambangan tidak dimasukkan dalam PDRB, maka peranan terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Mimika dimiliki oleh kelompok sektor tersier dengan nilai kontribusi sebesar 68,84 persen. Kelompok sektor sekunder merupakan kontributor terbesar kedua dengan nilai kontribusi sebesar 21,48 persen, sedangkan kelompok sektor primer merupakan kontributor paling kecil dengan nilai 9,68 persen. Dengan kondisi demikian apabila tidak memasukkan subsektor tambang maka Kabupaten Mimika layak disebut sebagai kota jasa, karena kelompok tersier yang terdiri dari sektor-sektor jasa yang mendominasi perekonomian di Kabupaten Mimika. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 79

91 Grafik 27. Pertumbuhan Kelompok Sektor Ekonomi tahun 2013 (Dengan Tambang) Primer Sekunder Tersier Gambar 28. Pertumbuhan Kelompok Sektor Ekonomi tahun 2013 (Tanpa Tambang) Primer Sekunder Tersier Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 80

92 Pertumbuhan kelompok sektor primer pada tahun 2013 sebesar 25.5 persen. Sedangkan untuk sektor tersier selama dua tahun terakhir laju pertumbuhannya pada tahun 2013 sebesar 10,07 persen atau lebih lambat jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan pada tahun Apabila tanpa memasukkan subsektor tambang, selama tiga tahun terakhir kelompok sektor tersier mengalami pertumbuhan yang paling tinggi. Pada tahun 2013 pertumbuhan kelompok sektor tersier sebesar 10,07 persen, sedangkan kelompok sektor sekunder sebesar 5,85 persen dan kelompok sektor primer sebesar 4,81 persen. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika 81

93

94 Lampiran

95

96 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MIMIKA MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN (Jutaan Rupiah) No. LAPANGAN USAHA r) 2011 *) 2012 **) 2013 (1) (2) (12) (13) (14) (15) (16) 1 P E R T A N I A N 234, , , , , Tanaman Bahan Makanan 76, , , , , Tanaman Perkebunan 4, , , , , Peternakan dan hasilnya 19, , , , , Kehutanan 91, , , , , Perikanan 42, , , , , PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 50,349, ,455, ,185, ,929, ,702, Minyak dan Gas Bumi Pertambangan Tanpa Migas 50,319, ,418, ,145, ,884, ,650, Penggalian 30, , , , , INDUSTRI PENGOLAHAN 13, , , , , Industri Besar/Sedang Industri Kecil Kerajinan RT 13, , , , , Industri Pengilangan Minyak Bumi LISTRIK DAN AIR BERSIH 17, , , , , Listrik 16, , , , , Air Bersih 1, , , , , B A N G U N A N 468, , , , , PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 556, , , , ,004, Perdagangan 462, , , , , H o t e l 73, , , , , Restoran 21, , , , , PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 628, , , ,146, ,278, Angkutan Jalan Raya 30, , , , , Angkutan Laut 2, , , , , Angkutan Sungai Angkutan Udara 108, , , , , Jasa Penunjang Angkutan 14, , , , , Komunikasi 472, , , , ,012, KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 98, , , , , Bank 78, , , , , Lembaga Keuangan Bukan Bank , , , , Sewa Bangunan 16, , , , , Jasa Perusahaan 1, , , , , JASA-JASA 169, , , , , Pemerintahan Umum 154, , , , , Jasa Sosial Kemasyarakatan 7, , , , , Jasa Hiburan dan Rekreasi 6, , , , , Jasa perorangan dan RT , , , ( P D R B ) 52,537, ,308, ,424, ,607, ,905, CATATAN : r) Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara 83

97 INDEKS PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL KABUPATEN MIMIKA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN (Dalam Persentase) No. LAPANGAN USAHA r) 2011 *) 2012 **) 2013 (1) (2) (12) (13) (14) (15) (16) 1 P E R T A N I A N Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan dan hasilnya Kehutanan Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Minyak dan Gas Bumi #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.2. Pertambangan Tanpa Migas Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN Industri Besar/Sedang #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3.2. Industri Kecil Kerajinan RT Industri Pengilangan Minyak Bumi #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4 LISTRIK DAN AIR BERSIH Listrik Air Bersih B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Perdagangan H o t e l , , Restoran , PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1, , , , , Angkutan Jalan Raya Angkutan Laut Angkutan Sungai #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 7.4. Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan , , , Komunikasi 1, , , , , KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN , , , , Bank 1, , , , , Lembaga Keuangan Bukan Bank 1, , , , , Sewa Bangunan Jasa Perusahaan , , JASA-JASA , Pemerintahan Umum , Jasa Sosial Kemasyarakatan , Jasa Hiburan dan Rekreasi Jasa perorangan dan RT ( P D R B ) CATATAN : r) Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara

98 DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL KABUPATEN MIMIKA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN (Dalam Persentase) No. LAPANGAN USAHA r) 2011 *) 2012 **) 2013 (1) (2) (12) (13) (14) (15) (16) 1 P E R T A N I A N Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan dan hasilnya Kehutanan Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Minyak dan Gas Bumi Pertambangan Tanpa Migas Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN Industri Besar/Sedang Industri Kecil Kerajinan RT Industri Pengilangan Minyak Bumi LISTRIK DAN AIR BERSIH Listrik Air Bersih B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Perdagangan H o t e l Restoran PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Angkutan Jalan Raya Angkutan Laut Angkutan Sungai Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan Komunikasi KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Bank Lembaga Keuangan Bukan Bank Sewa Bangunan Jasa Perusahaan JASA-JASA Pemerintahan Umum Jasa Sosial Kemasyarakatan Jasa Hiburan dan Rekreasi Jasa perorangan dan RT ( P D R B ) CATATAN : r) Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara 85

99 LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL KABUPATEN MIMIKA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN (Dalam Persentase) No. LAPANGAN USAHA r) 2011 *) 2012 **) 2013 (1) (2) (12) (13) (14) (15) (16) 1 P E R T A N I A N Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan dan hasilnya Kehutanan Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Minyak dan Gas Bumi #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.2. Pertambangan Tanpa Migas Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN Industri Besar/Sedang #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3.2. Industri Kecil Kerajinan RT Industri Pengilangan Minyak Bumi #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4 LISTRIK DAN AIR BERSIH Listrik Air Bersih B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Perdagangan H o t e l Restoran PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Angkutan Jalan Raya Angkutan Laut Angkutan Sungai #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 7.4. Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan Komunikasi KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Bank Lembaga Keuangan Bukan Bank Sewa Bangunan Jasa Perusahaan JASA-JASA Pemerintahan Umum Jasa Sosial Kemasyarakatan Jasa Hiburan dan Rekreasi Jasa perorangan dan RT ( P D R B ) CATATAN : r) Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara 86

100 INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK REGIONAL KABUPATEN MIMIKA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN (Dalam Persentase) No. LAPANGAN USAHA r) 2011 *) 2012 **) 2013 (1) (2) (12) (13) (14) (15) (16) 1 P E R T A N I A N Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan dan hasilnya Kehutanan Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Minyak dan Gas Bumi #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.2. Pertambangan Tanpa Migas Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN Industri Besar/Sedang #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3.2. Industri Kecil Kerajinan RT Industri Pengilangan Minyak Bumi #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4 LISTRIK DAN AIR BERSIH Listrik Air Bersih B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Perdagangan H o t e l Restoran PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Angkutan Jalan Raya Angkutan Laut Angkutan Sungai #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 7.4. Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan Komunikasi KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Bank Lembaga Keuangan Bukan Bank Sewa Bangunan Jasa Perusahaan JASA-JASA Pemerintahan Umum Jasa Sosial Kemasyarakatan Jasa Hiburan dan Rekreasi Jasa perorangan dan RT ( P D R B ) CATATAN : r) Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara 87

101 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MIMIKA MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TAHUN (Jutaan Rupiah) No. LAPANGAN USAHA r) 2011 *) 2012 **) 2013 (1) (2) (12) (13) (14) (15) (16) 1 P E R T A N I A N 140, , , , , Tanaman Bahan Makanan 46, , , , , Tanaman Perkebunan 2, , , , , Peternakan dan hasilnya 13, , , , , Kehutanan 55, , , , , Perikanan 22, , , , , PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 11,370, ,331, ,925, ,555, ,007, Minyak dan Gas Bumi Pertambangan Tanpa Migas 11,351, ,310, ,902, ,530, ,980, Penggalian 19, , , , , INDUSTRI PENGOLAHAN 6, , , , , Industri Besar/Sedang Industri Kecil Kerajinan RT 6, , , , , Industri Pengilangan Minyak Bumi LISTRIK DAN AIR BERSIH 7, , , , , Listrik 7, , , , , Air Bersih B A N G U N A N 239, , , , , PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 306, , , , , Perdagangan 272, , , , , H o t e l 24, , , , , Restoran 9, , , , , PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 257, , , , , Angkutan Jalan Raya 20, , , , , Angkutan Laut 1, , , , , Angkutan Sungai Angkutan Udara 56, , , , , Jasa Penunjang Angkutan 8, , , , , Komunikasi 170, , , , , KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 46, , , , , Bank 33, , , , , Lembaga Keuangan Bukan Bank Sewa Bangunan 11, , , , , Jasa Perusahaan , , , , JASA-JASA 65, , , , , Pemerintahan Umum 58, , , , , Jasa Sosial Kemasyarakatan 3, , , , , Jasa Hiburan dan Rekreasi 2, , , , , Jasa perorangan dan RT ( P D R B ) CATATAN : r) Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara 12,439, ,623, ,304, ,056, ,636,

102 INDEKS PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MIMIKA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TAHUN (Dalam Persentase) No. LAPANGAN USAHA r) 2011 *) 2012 **) 2013 (1) (2) (12) (13) (14) (15) (16) 1 P E R T A N I A N Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan dan hasilnya Kehutanan Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Minyak dan Gas Bumi #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.2. Pertambangan Tanpa Migas Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN Industri Besar/Sedang #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3.2. Industri Kecil Kerajinan RT Industri Pengilangan Minyak Bumi #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4 LISTRIK DAN AIR BERSIH Listrik Air Bersih B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Perdagangan H o t e l Restoran PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Angkutan Jalan Raya Angkutan Laut Angkutan Sungai #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 7.4. Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan Komunikasi , KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Bank , , , , Lembaga Keuangan Bukan Bank , , , , Sewa Bangunan Jasa Perusahaan JASA-JASA Pemerintahan Umum Jasa Sosial Kemasyarakatan Jasa Hiburan dan Rekreasi Jasa perorangan dan RT ( P D R B ) CATATAN : r) Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara

103 DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MIMIKA MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TAHUN (Dalam Persentase) No. LAPANGAN USAHA r) 2011 *) 2012 **) 2013 (1) (2) (12) (13) (14) (15) (16) 1 P E R T A N I A N Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan dan hasilnya Kehutanan Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Minyak dan Gas Bumi Pertambangan Tanpa Migas Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN Industri Besar/Sedang Industri Kecil Kerajinan RT Industri Pengilangan Minyak Bumi LISTRIK DAN AIR BERSIH Listrik Air Bersih B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Perdagangan H o t e l Restoran PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Angkutan Jalan Raya Angkutan Laut Angkutan Sungai Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan Komunikasi KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Bank Lembaga Keuangan Bukan Bank Sewa Bangunan Jasa Perusahaan JASA-JASA Pemerintahan Umum Jasa Sosial Kemasyarakatan 9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi 9.4. Jasa perorangan dan RT ( P D R B ) CATATAN : r) Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara

104 LAJU PERTUMBUHAN PRODUK REGIONAL KABUPATEN MIMIKA ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 TAHUN (Dalam Persentase) No. LAPANGAN USAHA r) 2011 *) 2012 **) 2013 (1) (2) (12) (13) (14) (15) (16) 1 P E R T A N I A N Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan dan hasilnya Kehutanan Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Minyak dan Gas Bumi #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.2. Pertambangan Tanpa Migas Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN Industri Besar/Sedang #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3.2. Industri Kecil Kerajinan RT Industri Pengilangan Minyak Bumi #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4 LISTRIK DAN AIR BERSIH Listrik Air Bersih B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Perdagangan H o t e l Restoran PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Angkutan Jalan Raya Angkutan Laut Angkutan Sungai #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 7.4. Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan Komunikasi KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Bank Lembaga Keuangan Bukan Bank Sewa Bangunan Jasa Perusahaan JASA-JASA 9.1. Pemerintahan Umum Jasa Sosial Kemasyarakatan 9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi 9.4. Jasa perorangan dan RT ( P D R B ) CATATAN : r) Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara 91

105 INDEKS BERANTAI PRODUK REGIONAL KABUPATEN MIMIKA ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 TAHUN (Dalam Persentase) No. LAPANGAN USAHA r) 2011 *) 2012 **) 2013 (1) (2) (12) (13) (14) (15) (16) 1 P E R T A N I A N Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan dan hasilnya Kehutanan Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Minyak dan Gas Bumi #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.2. Pertambangan Tanpa Migas Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN Industri Besar/Sedang #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3.2. Industri Kecil Kerajinan RT Industri Pengilangan Minyak Bumi #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4 LISTRIK DAN AIR BERSIH Listrik Air Bersih B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Perdagangan H o t e l Restoran PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Angkutan Jalan Raya Angkutan Laut Angkutan Sungai #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 7.4. Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan Komunikasi KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Bank Lembaga Keuangan Bukan Bank Sewa Bangunan Jasa Perusahaan JASA-JASA Pemerintahan Umum Jasa Sosial Kemasyarakatan Jasa Hiburan dan Rekreasi 9.4. Jasa perorangan dan RT ( P D R B ) CATATAN : r) Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara

106 Lampiran

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85 D a f t a r I s i Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Grafik Daftar Tabel DAFTAR ISI Daftar Tabel Pokok Produk Domestik Regional Bruto Kota Samarinda Tahun 2009-2011 BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Umum 1 1.2. Konsep

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PONOROGO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PONOROGO PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Ponorogo KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definsi Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG 2008 2011 NOMOR KATALOG : 9302008.1114 UKURAN BUKU JUMLAH HALAMAN : 21,00 X 28,50 CM : 78 HALAMAN + XIII NASKAH : - SUB BAGIAN TATA USAHA - SEKSI STATISTIK SOSIAL

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JOMBANG

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JOMBANG No. Katalog BPS : 9302008.3517 KABUPATEN JOMBANG 2000-2010 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JOMBANG 2011 BUPATI JOMBANG SAMBUTAN BUPATI JOMBANG Syukur alhamdulillah atas segala rahmat dan hidayah Allah

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definsi Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB II METODOLOGI Dalam penyusunan publikasi Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau dipakai konsep dan definisi yang selama ini digunakan oleh BPS di seluruh Indonesia. Konsep dan definisi tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk 17 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB) yang dihasilkan oleh setiap kegiatan/lapangan usaha. Dalam penghitungan PDRB, seluruh lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang terpadu merupakan segala bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi yang ditunjang oleh kegiatan non ekonomi.

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 9213.3207 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Ciamis Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2012 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN CIAMIS MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic

Lebih terperinci

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI 1. KONSEP DAN DEFINISI Konsep-konsep yang digunakan dalam penghitungan Produk Regional Bruto (PDRB) adalah sebagai berikut : Domestik A. PRODUK DOMESTIK REGIONAL

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha KATALOG BPS: 9202.3503 KABUPATEN TRENGGALEK Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha 2006-2010 Gross Regional Domestic Product Of Trenggalek Regency By Industrial Origin

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MANOKWARI 2011 Gross Regional Domestic Product of Manokwari Regency okwarikab.bps.go

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MANOKWARI 2011 Gross Regional Domestic Product of Manokwari Regency okwarikab.bps.go http://www.manokwarikab.bps.go PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MANOKWARI 2011 Gross Regional Domestic Product of Manokwari Regency 2011 http://www.manokw okwarikab.bps.go PRODUK DOMESTIK REGIONAL

Lebih terperinci

Metodologi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB

Metodologi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB BAB II METODOLOGI 2.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto roduk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MANOKWARI MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product of Manokwari Regency By Industrial Origin 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MANOKWARI

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) 2005-2008 Nomor Katalog BPS : 9205.11.18 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 20 cm x 27 cm : vii + 64 Lembar Naskah : Seksi Neraca

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 9902008.3373 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA SALATIGA TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas terbitnya publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Salatiga

Lebih terperinci

BAB II URAIAN SEKTORAL. definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara

BAB II URAIAN SEKTORAL. definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara BAB II URAIAN SEKTORAL Uraian sektoral yang disajikan pada bab ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara penghitungan nilai tambah bruto atas

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

METODOLOGI. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

METODOLOGI. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu II. METODOLOGI 2.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya. Pembangunan manusia seutuhnya selama ini, telah diimplementasikan pemerintah melalui pelaksanaan program pembangunan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI 2.1. PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

BAB II METODOLOGI 2.1. PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu BAB II METODOLOGI 2.1. PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

Lebih terperinci

SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI INDONESIA TAHUN 2008 ISSN : 0216.6070 Nomor Publikasi : 07240.0904 Katalog BPS : 9503003 Ukuran Buku : 28 x 21 cm Jumlah Halaman : 94 halaman Naskah : Subdirektorat Konsolidasi

Lebih terperinci

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut gembira atas terbitnya buku Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN 2002-2010 Katalog BPS : 9302008.7101 ISSN 0215 6432 Ukuran Buku : 16,5 Cm X 21,5 Cm Jumlah Halaman : ix + 115 Halaman Naskah : Badan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TINJAUAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 MENURUT LAPANGAN USAHA Tinjauan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang Tahun 2014 i ii Tinjauan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA 2010/2011. Gross Regional Domestic Product Of Jayapura Municipality

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA 2010/2011. Gross Regional Domestic Product Of Jayapura Municipality PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA Gross Regional Domestic Product Of Jayapura Municipality 2010/2011 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA Gross Regional Domestic Product of Jayapura

Lebih terperinci

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT L A P O R A N K A J I A N INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT K E R J A S A M A P R O D I P E R E N C A N A A N W I L A Y A H S E K O L A H P A S C A S A R A J A N A U N I V E R S I T A S S

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) 2006 2009 Nomor Katalog BPS : 9302008.1118 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 20 cm x 27 cm : vi + 60 Lembar Naskah : Seksi Neraca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 U M U M

BAB I PENDAHULUAN 1.1 U M U M BAB I PENDAHULUAN 1.1 U M U M Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan satu dari beragam indikator ekonomi yang digunakan dalam mengukur kinerja perekonomian. Indikator tersebut memberikan gambaran

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2013 ISSN : 2089-5585 Katalog BPS : 930201.9104 No. Publikasi : 9104.13.02 Ukuran Buku : 16,5 cm x 21,5 cm Jumlah Halaman : vi + 50 Halaman

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum SNSE Kabupaten Indragiri Hilir yang meliputi klasifikasi SNSE Kabupaten Indragiri

Lebih terperinci

INDIKATOR EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN

INDIKATOR EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu sasaran rencana pembangunan nasional adalah pembangunan disegala bidang dan mencakup seluruh sektor ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan peningkatan

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb.

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb. SAMBUTAN Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan Rahmat Allah SWT, kita bersyukur atas penerbitan Publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Semarang Tahun 2012. Produk Domestik Regional Bruto merupakan salah

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha KATALOG BPS: 9202.3503 ht tp :// tre ng ga le kk ab.b ps.g o. id Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha 2008-2012 Badan Pusat Statistik Kabupaten Trenggalek Statistics

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TINJAUAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 MENURUT LAPANGAN USAHA Tinjauan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang Tahun 2015 i SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA Puji syukur

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Katalog BPS : 9302008.53 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 Anggota Tim Penyusun : Pengarah :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Suryana (2000 : 3), mengungkapkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian

Lebih terperinci

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut gembira atas terbitnya buku Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional.

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional. PENDAPATAN NASIONAL Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional. Pokok-pokok Materi: 1. Konsep Pendapatan Nasional 2. Komponen Pendapatan Nasional 3.

Lebih terperinci

DRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan barang. dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam masyarakat.

DRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan barang. dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam masyarakat. BAB II METODOLOGI P DRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan barang dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam masyarakat. Penggunaan PDRB tersebut secara garis besar ada dua macam yaitu

Lebih terperinci

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut gembira atas terbitnya buku Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb.

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb. SAMBUTAN Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan Rahmat Allah SWT, kita bersyukur bahwa Publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Semarang Tahun 2010 bisa terbit. Produk Domestik Regional Bruto adalah merupakan

Lebih terperinci

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU 6.1. Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku Aktivitas atau kegiatan ekonomi suatu wilayah dikatakan mengalami kemajuan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... SAMBUTAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR TABEL POKOK...

DAFTAR ISI... SAMBUTAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR TABEL POKOK... DAFTAR ISI SAMBUTAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR TABEL POKOK... i ii iii v vi I. PENDAHULUAN 1.1. Umum... 1 1.2. Pengertian Pendapatan Regional... 1 1.2.1. Produk Domestik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. Drs.HADI PURWONO Pembina Utama Muda NIP

SAMBUTAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. Drs.HADI PURWONO Pembina Utama Muda NIP SAMBUTAN Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan Rahmat Allah SWT, kita bersyukur bahwa Publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Semarang Tahun 2009 bisa terbit. Produk Domestik Regional Bruto adalah merupakan

Lebih terperinci

9205.3572 GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT OF BLITAR CITY Kerjasama : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BLITAR Dengan BAPPEDA KOTA BLITAR Central Board Of Statistics And RegionalDevelopment Planing BoardOf Blitar

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : Katalog BPS : 9302008.53 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang 1

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada Publikasi sebelumnya Pendapatan Regional Kabupaten Semarang dihitung berdasarkan pada pendekatan produksi. Lebih jauh dalam publikasi ini, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN TASIKMALAYA (PER KECAMATAN) MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN TASIKMALAYA (PER KECAMATAN) MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN Katalog : 9205.3206 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN TASIKMALAYA (PER KECAMATAN) MENURUT TAHUN 2004 2006 Kerjasama : BADAN PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA Dengan BADAN PUSAT STATISTIK

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL Dr. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA Indikator terjadinya alokasi yang efisien nilai output nasional seberapa efisien sumberdaya

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb.

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb. SAMBUTAN Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan Rahmat Allah SWT, kita bersyukur atas penerbitan Publikasi Produk Analisis Ekonomi Regional Kota Semarang Tahun 2013. Produk Analisis Ekonomi Regional Kota Semarang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2010

PENDAHULUAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2010 BAB 1 PENDAHULUAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2010 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya ditujukan agar tercipta kondisi sosial ekonomi masyarakat yang lebih baik.

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2011

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2011 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2011 Katalog BPS : 9302008.3524 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 21,5 x 27,9 cm : 93 + v Naskah dan Penyunting : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Lebih terperinci

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81 TABEL-TABEL POKOK Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81 Tabel 1. Tabel-Tabel Pokok Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lamandau Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN. Perdebatan panjang tentang ekonomi global dan tentang krisis yang melanda

BAB1 PENDAHULUAN. Perdebatan panjang tentang ekonomi global dan tentang krisis yang melanda BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Umum Perdebatan panjang tentang ekonomi global dan tentang krisis yang melanda Eropa dan bagaimana dampaknya terhadap wilayah Asia dan khusunya wilayah Indonesia terutama terhadap

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA. Gross Regional Domestic Product Of Jayapura Municipality

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA. Gross Regional Domestic Product Of Jayapura Municipality PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA Gross Regional Domestic Product Of Jayapura Municipality 2012/2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA Gross Regional Domestic Product of Jayapura

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI PAPUA BARAT MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product of Papua Barat Province by Industrial Origin 2011 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT PRODUK

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan pada dasarnya merupakan perkiraan atau dugaan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang. Peramalan juga dapat

Lebih terperinci

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 11/02/34/Th.XVI, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN SEBESAR 5,40 PERSEN Kinerja perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama tahun

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA 2000-2008 ISSN : - No Publikasi : 71060.0802 Katalog BPS : 1403.7106 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 21 cm X 28 cm : vi + 40

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI PAPUA BARAT MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product of Papua Barat Province by Industrial Origin 2010 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT PRODUK

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013

Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013 i ANALISIS PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013 ii KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas terbitnya publikasi Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan IV Tahun 2012-2013...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Tahun 2012-2013...8 Kontribusi

Lebih terperinci

Katalog BPS : Kerjasama : BAPPEDA Kabupaten Kudus Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus

Katalog BPS : Kerjasama : BAPPEDA Kabupaten Kudus Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus Katalog BPS : 9205.3319 Kerjasama : BAPPEDA Kabupaten Kudus Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN KUDUS TAHUN 2011 GDRP of Kudus 2011 No. Publikasi : 33195.0901

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/02/72/Th. XIV. 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

Badan Perencananan Pembangunan Daerah Bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar

Badan Perencananan Pembangunan Daerah Bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar Melalui publikasi ini, pembaca akan diantarkan pada ulasan mengenai : Pertumbuhan Ekonomi Struktur Ekonomi PDRB per kapita Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha tahun 2010 2011 dan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KENDAL TAHUN 2011 Gross Regional Domestic Product Kendal Regency 2011

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KENDAL TAHUN 2011 Gross Regional Domestic Product Kendal Regency 2011 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KENDAL TAHUN 2011 Gross Regional Domestic Product Kendal Regency 2011 No. Katalog / Catalog Number : 9302005.33.24 No. Publikasi / Publication Number : 33245.11.01

Lebih terperinci

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007 Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007 TABEL INPUT OUTPUT Tabel Input-Output (Tabel I-O) merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang

Lebih terperinci

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang BAB III TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN BERAU 3.1. Tinjauan Umum Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDA ACEH TAHUN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDA ACEH TAHUN KATALOG BPS 9205.1171 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDA ACEH TAHUN 2002-2007 ISBN : 979.466.016.7 NOMOR PUBLIKASI : 9205.1171 NASKAH GAMBAR DITERBITKAN OLEH : BPS KOTA BANDA ACEH : BPS KOTA BANDA

Lebih terperinci

TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2013

TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2013 TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2013 TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2013 Ukuran Buku Jumlah Halaman Diterbitkan Oleh Dicetak Oleh : 21 cm x 29,7 cm : x + 97 halaman : Badan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga,

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga, 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ekonomi dan Pertumnbuhan Ekonomi Sebuah Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata

Lebih terperinci

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pendapatan Nasional dan Perhitungannya Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pendapatan Nasional Pengertian Pendapatan Nasional dapat ditinjau dari sudut pandang berikut: 1. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam era otonomi daerah, kebutuhan akan data sebagai bahan perencanaan dan evaluasi pembangunan terutama pembangunan di tingkat kabupaten/kota semakin meningkat. Kebijakan-kebijakan

Lebih terperinci

Diterbitkan oleh/ Published by : Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang dan Pemerintah Kabupaten Semarang

Diterbitkan oleh/ Published by : Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang dan Pemerintah Kabupaten Semarang PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT PENGGUNAAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011 Gross Regional Domestic Product By Sector of Semarang Regency Year 2011 No. Katalog/ Catalog Number : 9302003 No. Publikasi/

Lebih terperinci

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun. Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% (yoy), sedangkan pertumbuhan triwulan IV-2011 secara tahunan sebesar 6,5% (yoy) atau secara triwulanan turun 1,3% (qtq). PDB per kapita atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian, Triwulan IV Tahun 2013 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia, Triwulan IV Tahun 2013

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA PDRB PDRB PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA 2000-2006 ISSN : - No Publikasi : 71020.0702 Katalog BPS : 9203.7102 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 21 cm X 28 cm

Lebih terperinci

Kerjasama : KATALOG :

Kerjasama : KATALOG : Kerjasama : KATALOG : 9302008.6205 KATALOG : 9302008.6205 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BARITO UTARA TAHUN 2006 2010 Edisi 2011 ISSN. 0216.4796 No.Publikasi : 6205.11.01 Katalog BPS : 9302008.6205

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan II Tahun 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Triwulan II Tahun 2014...6

Lebih terperinci

arikab.bps.go

arikab.bps.go http://ww //www.manokwarikab.b ab.bps.go http://www.manokwarika arikab.bps.go KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan rahmatnya penyusunan Buku Produk Domestik

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

Tinjauan Ekonomi. Kabupaten Magelang 2013

Tinjauan Ekonomi. Kabupaten Magelang 2013 Tinjauan Ekonomi Kabupaten Magelang 2013 Judul Buku : TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN MAGELANG 2013 Nomor Publikasi : Ukuran Buku : Kwarto (21 x 28 cm) Jumlah Halaman : vi+74 hal Naskah : Seksi Statistik Neraca

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan III Tahun 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Triwulan III Tahun 2014...6

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Tahun 28 Perekonomian Indonesia tahun 28 tumbuh 6,6%(yoy), mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahun 27 (6,28%). Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi didorong

Lebih terperinci

PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F.

PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F. PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F. PENGGUNAAN GNP G. MANFAAT PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 25/11/34/Th. IX, 15 November 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder berupa Tabel Input-Output Indonesia tahun 2008 yang diklasifikasikan menjadi 10 sektor dan

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor Alat analisis Input-Output (I-O) merupakan salah satu instrumen yang secara komprehensif dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian, Tahun 2013-2014 Triwulan I...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia, Tahun 2013-2014 Triwulan I...8

Lebih terperinci