Kerjasama : KATALOG :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kerjasama : KATALOG :"

Transkripsi

1 Kerjasama : KATALOG :

2 KATALOG :

3 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BARITO UTARA TAHUN Edisi 2011 ISSN No.Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 18,2 x 25,7 Cm Jumlah Halaman : vii + 51 Halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Barito Utara Gambar Kulit : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Barito Utara Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Barito Utara Dicetak Oleh : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Barito Utara Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya.

4 Kata Pengantar KATA PENGANTAR PUBLIKASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BARITO UTARA TAHUN merupakan publikasi kelanjutan dari publikasi tahun sebelumnya yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Barito Utara. Keadaan yang dimuat di dalam publikasi ini merupakan keadaan 5 tahun terakhir dengan tahun angka tetap dan tahun 2009 angka sementara dan tahun 2010 masih merupakan angka sangat sementara. Dengan tersusunnya buku ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi yang lebih luas tentang data statistik dari berbagai sektor guna membantu perencana dalam pengambilan keputusan pada suatu daerah tertentu, khususnya di Kabupaten Barito Utara maupun Propinsi Kalimantan Tengah pada umumnya. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga tersusunnya publikasi ini, tidak lupa kami ucapkan terima kasih. Kami menyadari dalam penyajian buku Pendapatan Regional ini mungkin terdapat kekurangan-kekurangan dan kesalahankesalahan yang terjadi, untuk itu saran dan pendapat dari berbagai pihak guna perbaikan dan penyempurnaan selanjutnya sangat kami harapkan. kasih. Semoga dengan terbitnya publikasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terima Muara Teweh, September KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BARITO UTARA, KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BARITO UTARA, Ir. H. JAINAL ABIDIN, MAP GATOT RUSDYANTO. S.ST NIP NIP PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010 iii

5 Daftar Isi DAFTAR ISI Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel Pokok... vi Daftar Gambar... vii Bab I : Bab II : Bab III : Bab IV : PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BARITO UTARA 1.1 Pendahuluan Konsep dan Definisi Cara Penyajian dan Angka Indeks Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan 4 TINJAUAN EKONOMI BARITO UTARA 2.1 Struktur Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi PDRB Perkapita 13 PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA 3.1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan/Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa 22 URAIAN SEKTOR 4.1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan/Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi 28 iv PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

6 Daftar Isi 4.8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa Jasa 33 Bab V : LAMPIRAN TABEL POKOK 37 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010 v

7 Daftar Tabel Pokok DAFTAR TABEL POKOK Halaman Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku.. 37 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan.. 38 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku 41 Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan.. 42 Indeks Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Indeks Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan.. 44 Tabel 9 Indeks Harga Implisit PDRB Menurut Lapangan usaha.. 45 Tabel 10 Perkembangan PDRB Perkapita ADHB dan ADHK. 46 Tabel 11 Laju Pertumbuhan PDRB Perkapita ADHB dan ADHK. 47 Tabel 12 PDRB ADHB Se-Kalimatan Tengah Tabel 13 PDRB ADHK Se-Kalimatan Tengah Tabel 14 Tabel 15 Kontribusi PDRB Kabupaten/ kota Terhadap PDRB Kalimantan Tengah. 50 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/ Kota Se-Kalimantan Tengah. 51 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010 vi

8 Daftar Gambar DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Gambar 2. PDRB Kab. Barito Utara Atas Dasar Harga Berlaku dan KonstanTahun Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun Gambar 3 PDRB Perkapita Kabupaten Barito Utara Tahun Gambar 4 Distribusi Persentase PDRB ADHB Kabupaten Barito Utara Tahun PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010 vii

9 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BARITO UTARA..

10 Pendahuluan BAB I PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BARITO UTARA 1.1 PENDAHULUAN Di dalam membuat suatu perencanaan pembangunan ekonomi suatu negara atau suatu daerah, diperlukan bermacam-macam data statistik yang akan digunakan sebagai bahan analisis untuk menentukan dan mengarahkan sasaran pembangunan, agar dapat dicapai sasaran yang lebih tepat. Kebijaksanaan- kebijaksanaan pembangunan ekonomi yang telah diambil pada masa yang lalu, perlu dilihat dan dinilai tentang implikasinya pada masa sekarang, sehingga berbagai data statistik yang merupakan ukuran kuantitas mutlak diperlukan untuk memberikan gambaran tentang keadaan masa lalu dan masa kini, serta sasaran sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Statistik pendapatan regional merupakan salah satu data statistik untuk mencapai maksud tersebut di atas, karena dari statistik pendapatan regional yang disajikan secara berkala dapat diketahui tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat kemakmuran suatu daerah, tingkat inflasi dan deflasi serta gambaran struktur perekonomian daerah tersebut. Dengan demikian statistik pendapatan regional merupakan gambaran perekonomian suatu daerah, dan berguna bagi para ahli yang bergerak di bidang perencanaan dan pengambilan keputusan, baik yang berhubungan dengan perencanaan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang dan sebagainya. Produk Domestik Regional Bruto tahun 2011 ini merupakan kelanjutan dari penerbitan-penerbitan publikasi sebelumnya, tahun dasar yang digunakan dalam penyusunan publikasi ini adalah tahun dasar 2000, sedangkan kondisi yang ditampilkan adalah keadaan sampai dengan tahun KONSEP DAN DEFINISI Angka-angka yang disajikan dalam publikasi ini selalu berkaitan dengan pengertian PDRB, Pendapatan Regional dan Pendapatan Perkapita, yang konsep dan definisinya dapat dijelaskan sebagai berikut: PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

11 Pendahuluan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Ada tiga pendekatan untuk memperoleh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yaitu: a. Menurut pendekatan produksi adalah jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi dalam suatu daerah dan jangka waktu tertentu (satu tahun). Unit-unit produksi di atas dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9 (sembilan) lapangan, usaha yaitu: 1. Pertanian,Peternakan, Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan. 2. Pertambangan dan Penggalian. 3. Industri Pengolahan. 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Konstruksi/Bangunan. 6. Perdagangan, Hotel dan Restauran. 7. Pengangkutan dan Komunikasi. 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. 9. Jasa-jasa. b. Menurut pendekatan pendapatan adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktorfaktor produksi yang ikut serta dalam suatu proses produksi pada suatu daerah dan jangka waktu tertentu (setahun). Balas jasa yang dimaksud adalah upah, gaji, sewa tanah, bunga modal, keuntungan. Semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya, dalam pengertian produk domestik regional bruto kecuali faktor pendapatan di atas, termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tak langsung netto. Semua pendapatan ini secara sektoral disebut sebagai nilai tambah bruto, sehingga produk domestik regional bruto merupakan penjumlahan nilai tambah bruto seluruh sektor (lapangan usaha). 2 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

12 Pendahuluan c. Menurut pendekatan pengeluaran adalah jumlah pengeluaran yang dilakukan untuk konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok dan ekspor netto. Dari ketiga pengertian di atas dapat ditarik suatu hubungan bahwa jumlah pengeluaran untuk berbagai kepentingan di atas harus sama dengan jumlah produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor produksinya. Selanjutnya pengertian bruto disini, karena didalamnya masih mencakup komponen pajak tak langsung neto dan penyusutan, sehingga disebut Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar Produk Domestik Regional Neto atas dasar harga pasar Merupakan produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar dikurangi dengan seluruh penyusutan atas barang barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi selama setahun Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor produksi Adalah produk domestik regional netto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tak langsung neto. Pajak tak langsung neto merupakan pajak tak langsung yang dipungut pemerintah dikurangi dengan subsidi pemerintah Produk Domestik Regional Bruto Perkapita adalah produk regional Adalah produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun Pendapatan Regional Perkapita Adalah produk regional domestik netto atas dasar biaya faktor produksi dibagi dengan penduduk pertengahan tahun. PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

13 Pendahuluan 1.3 CARA PENYAJIAN ANGKA INDEKS Agregat-agregat pendapatan seperti yang telah diuraikan di atas disajikan dalam dua bentuk yaitu, atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan keduanya dapat dibedakan sebagai berikut : a. Pada penyajian atas dasar harga berlaku, semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga berlaku pada masing-masing tahunnya, baik pada saat menilai produksi dan biaya antara maupun pada penilaian komponen pengeluaran produk domestik regional bruto. b. Pada penyajian atas dasar harga konstan 2000 semua agregat pendapatan dinilai atas harga tetap tahun Karena menggunakan harga tetap, maka perkembangan agregat pendapatan dari tahun ke tahun semata-mata karena perkembangan riil dan bukan karena kenaikan harga. Agregat- agregat pendapatan juga disajikan dalam bentuk angka indeks, yaitu indeks perkembangan dan indeks implisit yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Indeks Perkembangan diperoleh dengan membagi nilai-nilai pada masing-masing tahun dengan nilai pada tahun dasar, dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan agregat pendapatan dari tahun ke tahun terhadap tahun dasarnya. b. Indeks Implisit, diperoleh dengan membagi nilai atas dasar harga yang berlaku dengan nilai atas harga konstan untuk masing-masing tahunnya, dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan harga dari agregat pendapatan terhadap harga tahun dasar. Selanjutnya bila indeks implisit ini dibuat indeks berantainya akan terlihat perkembangan harga-harga setiap tahun terhadap tahun sebelumnya. 1.4 PENGHITUNGAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN Seperti telah diuraikan sebelumnya penghitungan pendapatan regional atas dasar harga konstan 2000 sangat penting untuk melihat perkembangan riil dari tahun ke tahun setiap agregat ekonomi yang diamati. Agregat yang dimaksud tersebut dapat merupakan 4 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

14 Pendahuluan produk domestik regional bruto secara keseluruhan, nilai tambah sektoral ataupun komponen penggunaan produk domestik regional bruto. Pada dasarnya dikenal empat cara penghitungan nilai tambah sektoral atas dasar harga konstan. Masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut: a. Revaluasi Dilakukan dengan cara menilai kembali produksi dan biaya antara masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar Hasilnya merupakan output dan biaya antara dari hasil perhitungan di atas. Dalam praktek sangat sulit mengadakan revaliasi terhadap biaya antara, karena itu biasanya diperoleh dari hasil perkalian output atas dasar harga konstan masing-masing tahun dengan ratio tetap biaya antara. b. Ekstrapolasi Nilai tambah pada masing-masing tahun atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar 2000 dengan indeks produksi. Indeks produksi di sini adalah indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun dari berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya sesuai dengan jenis kegiatan yang dihitung. Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap perhitungan output atas dasar harga konstan kemudian dengan menggunakan ratio tetap nilai tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan. c. Deflasi Dilakukan dengan cara membagi nilai masing-masing tahun dengan relatif harga yang sesuai (indeks harga x 1/100). Indeks harga yang digunakan sebagai deflator, biasanya merupakan indeks harga konsumen, indeks harga perdagangan besar dan sebagainya. Indeks harga di atas dapat pula dipakai sebagai inflator, dalam keadaan dimana nilai tambah atas dasar harga yang berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tersebut. PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

15 Pendahuluan d. Deflasi Berganda Dalam deflasi berganda ini, yang dideflasi adalah output dan biaya antaranya, sedang nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya indek harga produsen atau indeks harga perdagangan besar sesuai dengan cakupan komoditinya. Sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar. Kenyataannya sangat sulit untuk melakukan deflasi terhadap biaya antara, disamping komponennya terlalu banyak juga karena indeks harganya belum tersedia secara baik. Oleh karena itu dalam perhitungan harga konstan, deflasi berganda ini belum banyak dipakai. 6 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

16 TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN BARITO UTARA..

17 Tinjauan Ekonomi BAB II TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN BARITO UTARA 2.1 STRUKTUR EKONOMI Struktur perekonomian nasional telah mengalami pergeseran mulai tahun 1992, sektor pertanian yang semula mendominasi perekonomian nasional digantikan oleh sektor industri pengolahan. Namun tidak demikian halnya dengan daerah Kalimantan Tengah dan khususnya Kabupaten Barito Utara. Justru sektor pertanian masih merupakan sektor yang paling dominan, meskipun peranannya turun tiap tahunnya, dominannya sektor ini karena didukung oleh sumber daya alam yang tersedia yakni luasnya lahan untuk pertanian termasuk dalam sektor ini adalah perkebunan karet rakyat yang hampir disetiap desa di wilayah Kabupaten Barito Utara mengusahakannya secara turun temurun. Kontribusi atau peranannya sektor pertanian pada tahun 2006 kontribusinya sebesar 30,87 persen, pada tahun 2009 menjadi 27,56 persen, dan pada tahun 2010 turun menjadi 25,95 persen. Subsektor yang dominan terhadap turunnya sektor ini adalah subsektor kehutanan. Kontributor terbesar kedua terhadap perekonomian Barito Utara setelah sektor pertanian adalah sektor pertambangan dan penggalian yakni sebesar 21,47 persen. Pada tahun 2010 peranan sektor ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, yakni pada tahun 2009 sebesar 17,34 persen. Subsektor yang yang mempunyai share terbesar terutama adalah subsektor pertambangan dengan batu bara sebagai komoditi utamanya. kenaikan ini disebabkan banyaknya perusahaan pertambangan yang sudah melakukan tahap eksploitasi yang sebelumnya masih dalam tahap eksplorasi, sehingga produksi dari sektor ini juga mengalami kenaikan. Sedangkan sektor penunjang sektor primer yakni sektor perdagangan menempati posisi ketiga penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten Barito Utara, dengan peranannya pada tahun 2010 sebesar 16,48 persen. Setelah sektor sektor tersebut diatas berturut turut peranannya terhadap PDRB Kabupaten Barito Utara adalah sektor jasa-jasa dengan peranannya sebesar 10,64 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

18 Tinjauan Ekonomi 8,60 persen, sektor bangunan sebesar 7,00 persen, sektor industri pengolahan sebesar 5,03 persen sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 4,16 dan yang terakhir sektor listrik, gas dan air bersih dengan peranannya sebesar 0,66 persen. Besarnya peran tiap sektor dapat menandakan kemampuan ekonomi suatu kabupaten pada sektor mana yang paling dominan dan pada sektor mana yang perlu ditingkatkan peranannya. Dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 sumbangan masing-masing sektor beragam seperti sektor pertambangan dan penggalian, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan jasa-jasa yang meningkat dari tahun sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tablel 2.1. Tabel 2.1 Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Persen) SEKTOR *) 2010**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1, Pertanian 30,87 29,49 29,09 27,56 25,95 2, Pertambangan & Penggalian 16,11 17,45 17,34 19,82 21,47 3, Industri Pengolahan 5,29 5,29 5,21 5,23 5,03 4, Listrik, Gas & Air Bersih 0,74 0,72 0,71 0,67 0,66 5, Bangunan 6,96 6,98 7,09 7,15 7,00 6, Perdagangan, Hotel & Restoran 17,08 17,32 16,98 16,45 16,48 7, Pengangkutan & Komunikasi 9,37 9,15 8,95 8,83 8,60 8, Keu, Persewaan & Js Perush 3,05 3,25 3,92 3,80 4,16 9, Jasa-jasa 10,53 10,35 10,70 10,49 10,64 TOTAL 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 8 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

19 Tinjauan Ekonomi 2,2 PERTUMBUHAN EKONOMI Krisis perekonomian nasional yang melanda sejak tahun 1998 perlahan-lahan dapat diatasi oleh negeri ini, hal ini berdampak pada perekonomian-perekonomian regional yang mulai membaik pula. Pada tahun 2006 perekonomian Kabupaten Barito Utara tumbuh sebesar 3,18persen, angka ini terus meningkat dari tahun ke tahunnya, dan pada tahun 2009 terjadi pertumbuhan sebesar 5,23 persen. GRAFIK 1. PDRB BARITO UTARA TAHUN ATAS DASAR HARGA BERLAKU (ADHB) DAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN (ADHK) Dalam Jutaan Rupiah Tahun adhb adhk adhk adhb adhk Rp869,74 Rp905,83 Rp955,94 Rp1,005, Rp1,063, adhb Rp1,497, Rp1,683, Rp1,872, Rp2,089, Rp2,344, Meski pertumbuhan mengalami perlambatan dari tahun sebelumnya akibat adanya penurunan beberapa harga komoditi dan yang paling terpengaruh adalah karet. Pada Tahun 2010 pertumbuhan ekonomi mengalamim percepatan dari tahun sebelumnya sebesar 5,70 persen, yakni dari sebesar ,91 juta pada tahun 2009 menjadi ,86 juta pada tahun 2010, laju pertumbuhan yang positif tersebut menujukan bahwa perekonomian Kabupaten Barito Utara secara kuantitatif dapat dikatakan lebih PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

20 Tinjauan Ekonomi baik bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini: Tabel 2.2 PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Barito Utara Tahun Tahun Harga Konstan 2000 (Jutaan Rp) Pertumbuhan Nyata (%) (1) (2) (3) ,40 3, ,30 4, ,23 5, *) ,91 5,23 Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 2010**) ,85 5,70 Dengan mengamati tabel di bawah ini dapat kita ketahui bahwa Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku tahun 2010 angka nominalnya sebesar ,92 juta. Pada tahun tahun 2009 nilai nominal PDRB sebesar ,32 juta. ini berarti bahwa telah terjadi pertumbuhan sebesar persen. Hal ini bisa dilihat pada tabel dan grafik berikut: 10 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

21 dalam % Tinjauan Ekonomi Tabel 2.3 PDRB dan Laju Perubahan Kabupaten Barito Utara Tahun Tahun Harga Berlaku (Jutaan Rp) Perubahan (%) (1) (2) (3) ,04 12, ,82 12, ,83 11, *) ,32 11, **) ,92 12,22 Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara GRAFIK 2. LAJU PERTUMBUHAN & LAJU PERUBAHAN PDRB KABUPATEN BARITO UTARA TAHUN Tahun perubahan adhb pertumbuhan adhk PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

22 Tinjauan Ekonomi Secara umum, rata - rata laju pertumbuhan ekonomi sektoral selama kurun waktu tiga tahun sejak tahun sebesar 4,76 persen. Meski demikian ada sektor yang pertumbuhannya tidak searah dengan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi sektoral. Sektor tersebut adalah sektor pertanian yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar 1,94. Kontributor terbesar dalam pertumbuhan negatif tersebut adalah subsektor tanaman perkebunan dan subsektor kehutanan yang masing-masing mengalami pertumbuhan negatif sebesar 2,35 persen dan 9,44 persen (Lampiran 2 Laju Pertumbuhan PDRB). Adapun peranan subsektor tersebut terhadap PDRB masing masing sebesar 11,09 dan 3,41 persen (dapat diamati pada Lampiran 1, yaitu Distribusi Persentase PDRB). Sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sektor keuangan persewaan & jasa perusahaan dimana angka pertumbuhannya sebesar 19,75, persen. Sektor pertambangan dan penggalian juga mengalami pertumbuhan yang tinggi sebesar 18,29 persen. Sektor Tabel 2.4 Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Riil Menurut Sektor (Persen) Pertumbuhan *) 2010**) Sumber Pertumbuhan 2010 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1, Pertanian 1,53 (0,16) 2,80 2,10 (1,94) (0,57) 2, Pertambangan dan Penggalian 4,47 6,99 8,59 12,03 18,29 3,47 3, Industri Pengolahan 1,34 5,37 3,26 5,54 3,77 0,20 4, Listrik dan Air Bersih 3,65 5,47 3,89 2,73 4,18 0,02 5, Bangunan/Konstruksi 4,42 6,65 6,31 6,14 4,76 0,33 6, Perdagangan, Hotel & Restoran 3,86 5,55 4,28 3,67 4,26 0,67 7, Pengangkutan dan Komunikasi 2,99 5,37 4,67 5,38 3,39 0,27 8, Keuangan Persewaan & J,Persh 6,57 13,95 20,63 3,79 19,75 0,71 9, Jasa-jasa 4,57 4,86 7,19 4,92 5,19 0,60 PDRB 3,18 4,15 5,53 5,23 5,70 5,70 Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 12 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

23 Tinjauan Ekonomi 2,3 PDRB PERKAPITA Dengan tingkat pertumbuhan nominal PDRB atas dasar harga berlaku yang lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk, maka terjadi pertumbuhan PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku, karena PDRB perkapita diperoleh dari pembagian besarnya PDRB adhb dengan penduduk pertengahan tahun, demikian juga berlaku pada PDRB Perkapita konstan PDRB Perkapita ini dapat menggambarkan besarnya pendapatan yang diperoleh setiap perkapita/tahun secara rata-rata, meskipun untuk tingkat pemerataannya kita perlukan kajian lebih lanjut lagi. GRAFIK 3. PDRB PERKAPITA ADHB DAN ADHK KABUPATEN BARITO UTARA TAHUN Dalam Jutaan Rupiah ,301, pdrb perkapita adhk Tahun pdrb perkapita adhb Untuk Kabupaten Barito Utara tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 PDRB Perkapitanya selalu terjadi kenaikan. Pada tahun 2006 PDRB Perkapita Barito Utara sebesar rupiah, angka ini terus mengalami kenaikan menjadi ,923 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

24 Tinjauan Ekonomi rupiah pada tahun 2009, dan pada tahun 2010 terjadi kenaikan lagi menjadi 19, rupiah, Seperti yang tertera pada tabel 2.5 dibawah ini : Tabel 2.5 PDRB Perkapita Kabupaten Barito Utara Tahun (Rupiah) Tahun PDRB Perkapita Berlaku Konstan 00 (1) (2) (3) , , , , , , *) , , **) , ,27 Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 14 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

25 PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA..

26 Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha BAB III PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA Produk Domestik Regional Bruto menurut lapangan usaha dibagi menjadi sembilan sektor dan masing-masing sektor produksi dirinci menjadi subsektor. Dalam Penghitungan PDRB Barito Utara pemecahan menjadi subsektor sedapat mungkin sesuai dengan klasifikasi lapangan usaha di Kabupaten Barito Utara. Adapun besar peranan tiap sektor dalam kurun tahun 2006 s/d 2010 dapat dilihat pada grafik di bawah ini : GRAFIK 4. DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB ADHB KABUPATEN BARITO UTARA TAHUN Persen (%) Sektor ini : Secara umum perkembangan setiap sektornya dapat diuraikan seperti uraian di bawah PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

27 Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha 3.1 SEKTOR PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN Sektor ini mencakup subsektor tanaman bahan makanan (tabama), tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan. Sektor pertanian merupakan andalan Kabupaten Barito Utara dalam pembentukan PDRB. Tabel 3.1 Distribusi Persentase PDRB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku (Persen) Sektor/Sub Sektor *) 2010**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) PERTANIAN 29,49 29,09 27,56 25,95 29,49 1. Tanaman Bahan Makanan 6,68 6,34 6,25 6,39 6,68 2. Tanaman Perkebunan 12,85 12,68 11,96 11,09 12,85 3. Peternakan & Hasil- hasilnya 1,40 1,41 1,38 1,40 1,40 4. Kehutanan 4,96 4,66 4,05 3,41 4,96 5. Perikanan 3,59 4,01 3,91 3,66 3,59 Pada tahun 2006 sektor pertanian memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Barito Utara sebesar 30,87 persen. Kontribusi yang diberikan kian menurun dari tahun ke tahun. Kontribusi yang diberikan sektor ini terhadap PDRB tahun 2009 turun menjadi 27,56 persen dan pada tahun 2010 turun lagi menjadi sebesar 25,95 persen. Subsektor tanaman bahan makanan dan subsektor perkebunan memegang peranan yang cukup berpengaruh bagi kontribusi sektor pertanian, sehingga naik turunnya subsektor ini akan sangat berpengaruh pada sektor pertanian. Pada tahun 2010 subsektor perkebunan kontribusinya terhadap PDRB sebesar 11,09 persen termasuk didalam 16 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

28 Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha subsektor ini antara lain karet, kelapa/ kelapa sawit, kopi dan lain sebagainya sedangkan subsektor tanaman bahan makanan kontribusinya terhadap PRDB sebesar 6,39 persen, ternasuk di dalam subsektor ini adalah padi, jagung, ketela, kacang-kacangan, sayursayuran, dan buah-buahan. Dari komoditi-komoditi tersebut produksi padi memberikan andil terbesar di subsektor tabama, sehingga bila terjadi perubahan produksi atau harganya akan berpengaruh besar terhadap subsektor ini. Peran subsektor kehutanan terhadap PDRB Kabupaten Barito Utara selalu menurun dari tahun ke tahun. Penyebab turunnya persentase sub sektor ini, adalah turunnya nilai tambah subsektor ini karena akhir-akhir ini maraknya penertiban terhadap penebangan kayu dihutan dan luas lahan kehutanan yang semakin berkurang. 3.2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Sektor ini mencakup subsektor minyak dan gas bumi, subsektor pertambangan non migas dan subsektor penggalian. Di Kabupaten Barito Utara hanya terdapat subsektor pertambangan non migas dan tidak terdapat subsektor pertambangan migas. Tabel 3.2 Distribusi Persentase PDRB Sektor Pertambangan dan Penggalian Atas dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) Sektor/Sub Sektor *) 2010**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 16,11 17,45 17,34 19,82 21,47 1. Minyak & Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Pertambangan Tanpa Migas 15,54 16,88 16,77 19,24 20,92 3. Penggalian 0,57 0,57 0,58 0,59 0,56 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

29 Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha Kontribusi sektor pertambangan dan Penggalian terhadap perekonomian Kabupaten Barito Utara, pada tahun 2006 kontribusinya terhadap PDRB sebesar 16,11 persen, pada tahun 2009 naik menjadi 19,82 persen, sedangkan pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 21,47 persen. Kontribusi sektor ini didominasi oleh subsektor pertambangan lebih dari 97 persen peranannya terhadap sektor ini sedangkan subsektor penggalian kurang dari 3 persen. Sehingga naik turunnya konstribusi sektor pertambangan dan penggalian bisa dikatakan karena pengaruh dari subsektor pertambangan, komoditi yang berpengaruh terutama adalah batu bara. 3.3 INDUSTRI PENGOLAHAN Perekonomian Kabupaten Barito Utara tidak dapat dipisahkan dari peranan sektor industri Pengolahan, seperti halnya sektor Pertambangan dan Penggalian pada sektor ini hanya mencakup sub sektor Industri non migas, karena di Barito Utara tidak terdapat Industri migas, sehingga kontribusi sektor Industri pengolahan hanya dari sub sektor industri non migas. Kontribusi sektor industri pengolahan pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 3.3. Pada tahun 2006 kontribusinya sebesar 5,21 persen dan pada tahun 2010 turun menjadi 5,03 persen, penurunan kontribusi ini dimungkinkan karena pertumbuhan sektor lain yang lebih besar. Tabel 3.3 Distribusi Persentase PDRB Sektor Industri Pengolahan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) Sektor/Sub Sektor *) 2010**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) INDUSTRI PENGOLAHAN 5,29 5,29 5,21 5,23 5,03 1. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Industri Non Migas 5,29 5,29 5,21 5,23 5,03 18 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

30 Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha 3.4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih merupakan sektor yang menunjang seluruh kegiatan ekonomi, dan sebagai infrastruktur yang mendorong aktivitas proses produksi sektoral maupun pemenuhan kebutuhan masyarakat. Produksi Listrik sebagian besar dihasilkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan sebagiannya lagi oleh listrik Non PLN. Untuk air bersih diproduksi oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sedangkan produksi gas dihasilkan oleh Perusaan Gas Negara (PGN), namun di Kabupaten Barito Utara tidak terdapat sub sektor Gas. Peran sektor ini terhadap pembentukan PDRB Barito Utara cenderung statis/ tidak mengalami perubahan yang berarti tahun 2006 peran sektor ini sebesar 0,74 persen. Pada tahun 2008 dan tahun 2009 peran sektor ini sebesar 0,71 persen dan 0,67 persen, dan pada tahun 2010 turun menjadi 0,66 pesen. Dari ke-sembilan sektor ekonomi yang ada, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih memiliki kontribusi yang paling kecil terhadap pembantukan PDRB Barito Utara dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Tabel 3.4 Distribusi Persentase PDRB Sektor Listrik, Gas dan Air bersih Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) Sektor/Sub Sektor *) 2010**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0,74 0,72 0,71 0,67 0,66 1. Listrik 0,45 0,44 0,43 0,40 0,38 2. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3. Air Bersih 0,29 0,29 0,28 0,27 0,28 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

31 Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha 3.5 BANGUNAN/ KONSTRUKSI Akibat dari krisis perekonomian pada dekade terakhir ini berdampak pada sektor Konstruksi. Namun seiring dengan perkembangan pembangunan nasional dan regional yang mencakup segala aspek terutama ditunjukkan oleh hasil pembangunan fisik di setiap wilayah belum menunjukan adanya perbaikan kearah sektor ini, hal ini ditandai semakin mengecilnya dana APBN dan APBD sebagai penunjang di sektor ini. Pembangunan di bidang properti yang dipasarkan untuk memenuhi permintaan domestik yang semakin menurun. Dengan membaiknya perekonomian Kabupaten Barito Utara, peran sektor ini pun mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Tahun 2010 dengan laju pertumbuhan sebesar 4,76 persen, sektor ini mengalami penurunan peran dalam penyusunan PDRB jika dibandingkan dengan tahun Pada tahun 2009 kontribusi sektor ini sebesar 7,15 persen menjadi 7,00 persen pada tahun PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Sektor ini berperan sebagai penunjang kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk barang dan jasa. Laju pertumbuhan sektor ini pada tahun 2010 sebesar 4,26 persen. Laju pertumbuhan sektor ini secara tidak langsung juga diakibatkan oleh sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan serta permintaan domestik yang menjadi komponen dalam pembentukan sektor perdagangan besar dan eceran yang juga mengalami kenaikan. Sektor perdagangan, hotel dan restoran berperan sebagai sektor jasa penghubung antara produk-produk industri dan pertanian dengan konsumen, dimana kedua sektor tersebut memiliki kontribusi yang cukup besar dalam penciptaan nilai tambah sektoral yakni sebesar 16,48 persen pada tahun 2010 atau sektor ketiga setelah sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian dalam perannya menyumbang PDRB Kabupaten Barito Utara. 20 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

32 Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha 3.7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Sektor pengangkutan dan komunikasi memiliki peranan sebagai pendorong aktivitas setiap sektor ekonomi. Dalam era globalisasi peranan sektor ini sangat vital dan menjadi indikator kemajuan suatu bangsa, terutama jasa komunikasi. Sub sektor transportasi memiliki peran sebagai jasa pelayanan bagi mobilitas perekonomian. Laju pertumbuhan sektor ini pada tahun 2009 sebesar 5,38 persen, dan pada tahun 2010 turun menjadi 3,39 persen. Turunnya laju pertumbuhan sektor ini terkait dengan turunnya komponen-komponen pendukungnya yang juga mengalami penurunan yakni, subsektor pengangkutan udara yang mengalami penurunan sebesar 16,59 persen pada tahun 2010 dan juga adanya penurunan pada subsektor komunikasi, sebesar 2,65 persen pada tahun Sebagai sektor yang mendukung aktivitas sektor riil, sektor pengangkutan dan komunikasi berkaitan erat dengan sektor-sektor lain. Dinamisnya mobilisasi masyarakat dan aktivitas ekonomi mendorong laju pertumbuhan sektor ini. Kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi terhadap PDRB kabupaten Barito Utara tahun 2009 sebesar 8,83 persen dan pada tahun 2010 turun tapi tidak signifikan menjadi sebesar 8,60 persen. Kontribusi terbesar diberikan oleh subsektor pengangkutan yang memberikan kontribusi lebih dari 94 persen terhadap sektor ini yakni sebesar 8,11 persen terhadap PDRB Kabupaten Barito Utara. Kontribusi subsektor komunikasi terhada PDRB selama kurun waktu tahun memiliki tren yang cenderung menurun, share subsektor ini sebesar 0,56 persen pada tahun 2008 dan terus menurun menjadi 0,54 dan 0,49 pada tahun -tahun berikutnya. 3.8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Secara garis besar sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan terbagi atas empat kelompok kegiatan utama yaitu: usaha perbankan, lembaga keuangan bukan bank, usaha persewaan bangunan dan jasa perusahaan. Sektor ini disebut sebagai sektor finansial, karena secara umum kegiatan utamanya berhubungan dengan kegiatan pengelolaan keuangan yang berupa penarikan dana dari masyarakat maupun pengalirannya (penyalurannya) kembali. PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

33 Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha Laju pertumbuhan ekonomi sektor ini pada tahun 2008 mencapai 20,63 persen dan pada tahun 2009 mengalami perlambatan menjadi 3,79 persen. Perlambatan laju sektor ini sedikit banyak dipengaruhi pertumbuhan subsektor bank yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar 1,30 persen dengan share terhadap sektor ini sebesar 38 persen. Kontribusi sektor ini terhadap PDRB tahun 2010 naik menjadi sebesar 19,75 persen. 3.9 JASA-JASA Pada klasifikasi ini sektor jasa-jasa digolongkan menjadi dua subsektor yaitu jasa pemerintahan umum dan jasa swasta. Jasa pemerintahan umum mencakup administrasi pemerintah dan pertahanan dan jasa pemerintahan lainnya seperti jasa pendidikan, kesehatan dan kemasyarakatan lainnya. Sub sektor jasa swasta meliputi jasa sosial kemasyarakatan, hiburan dan rekreasi, dan jasa perorangan dan rumah tangga. Sejalan dengan perkembangan sektor penghasil barang, sektor ini meningkat dan memiliki prospek yang cukup baik, terutama sub sektor swasta menunjukkan perkembangan yang lebih baik. Laju pertumbuhan ekonomi di sektor ini sekitar 4,92 persen pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 naik menjadi sebesar 5,19 persen. Kontribusi sektor ini terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Barito Utara dari tahun cenderung stabil. Besar kontribusi yang diberikan berada pada kisaran angka 10 persen, yaitu pada tahun 2008 sebesar sebesar 10,70 persen, tahun 2009 dan tahun 2010 berturut-turut sebesar 10,49 persen dan 10,64 persen. Kontribusi terbesar sektor jasa-jasa pada tahun 2010 diberikan oleh sub sektor jasa pemerintahan umum yakni sebesar 9,15 persen atau lebih dari 85 persen terhadap pemyusunan sektor ini, begitu pula pada tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan pada sub sektor jasa swasta pada tahun 2010 kontribusinya sebesar 1,49 persen atau kurang dari 15 persen terhadap penyusunan sektor ini. 22 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

34 URAIAN S E K T O R..

35 Uraian Sektor BAB IV URAIAN SEKTOR Uraian sektoral yang di sajikan di dalam bab ini mencakup ruang lingkup dan defenisi dari masing-masing sektor, cara-cara penghitungan nilai tambah baik atas dasar harga berlaku ataupun atas dasar harga konstan Secara umum uraian masingmasing sektor dapat diuraikan sebagai berikut : 4.1 PERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKANKEHUTANAN DAN PERIKANAN Tanaman Bahan Makanan Sektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedelai, kentang, kacang hijau,sayursayuran, buah-buahan, tanaman pangan lainya dan hasil produk ikutan Tanaman Perkebunan Komoditi yang dicakup disini adalah hasil tanaman perkebunan baik yang di usahakan oleh rakyat maupun yang di kelola oleh perusahaan perkebunan (perkebunan besar) seperti karet, kelapa/ kelapa sawit, kopi, kemiri, kakao dan sebagainya. Termasuk produk ikutan dan hasil-hasil pengolahan sederhana seperti lidi daun kelapa dan sebagainya Peternakan dan Hasilnya Subsektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas, maupun hasil ternak seperti sapi, kambing, kerbau, babi, domba, ayam, telor termasuk hasil pemotongan seperti daging, kulit, jeroan dan sebagainya. PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

36 Uraian Sektor Kehutanan Subsektor kehutanan mencakup tiga jenis kegiatan seperti penebangan kayu, pengambilan hasil hutan lainnya dan perburuan. Kegiatan kayu menghasilkan kayu gelondongan, kayu bakar, arang, dan bambu. Sedangkan hasil pengambilan hasil hutan lainnya menghasilkan rotan, damar sirap, nipah, akar-akaran, getah-getahan, dan sebagainya. Perburuan menghasilkan binatang liar seperti babi hutan, rusa, madu, sarang burung, dan sebagainya Perikanan Komoditi yang dicakup adalah semua hasil dari kegiatan perikanan laut, perairan umum, tambak, kolam, sawah, keramba serta pengolahan sederhana (pengeringan dan penggaraman ikan). 4.2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Komoditi Barito Utara yang dicakup di sini adalah batu bara dan emas rakyat, serta hasil penggalian seperti batu gunung dan pasir. Perkiraan output pertambangan dan penggalian dilakukan dengan pendekatan produksi yaitu, dengan mengalikan produksi dengan harga. Biaya subsektor pertambangan menggunakan rasio yang di gunakan oleh BPS menghitung subsektor pertambangan. Sedangkan untuk subsektor penggalian dari hasil Survei Khusus Pendapatan Regional ( SKPR ). 4.3 INDUSTRI PENGOLAHAN Sektor ini terdiri dari dua subsektor yaitu industri migas dan industri non migas. Subsektor indusri migas terdiri dari pengilangan minyak bumi dan gas alam cair. Sedangkan industri non migas dibedakan atas industri besar dan sedang, kecil dan kerajinan rumah tangga. Di Barito Utara maupun di Kalimantan Tengah sampai saat ini 24 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

37 Uraian Sektor belum terdapat industri migas oleh karena itu yang akan dijelaskan di sini hanyalah industri non migas Industri Besar dan Sedang Industri besar dan sedang adalah perusahaan industri pengolahan yang mempunyai tenaga kerja 20 orang atau lebih. Data yang dipakai dalam perhitungan nilai tambah industri besar dan sedang adalah data hasil survei industri besar dan sedang oleh BPS. Dari hasil survei tersebut diperoleh output, nilai tambah, dan input atas dasar harga berlaku. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara deflasi dimana Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) barang-barang hasil industri sebagai deflatornya Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga Industri kecil dan kerajinan rumah tangga adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja kurang dari 20 orang. Output industri kecil dan kerajinan rumah tangga atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian jumlah tenaga kerja dengan rata-rata output per tenaga kerja diperoleh dari SKPR, sedangkan jumlah tenaga kerja diperoleh dari BPS. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dari hasil revaluasi. 4.4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH Listrik Subsektor ini mencakup kegiatan ditribusi dan produksi baik yang diusahakan oleh PLN maupun non PLN. Data produksi dan harga listrik di peroleh dari PLN ranting Muara Teweh (PLN cabang Kuala Kapuas) sebagai output atas dasar harga berlaku tahunan, sedangkan output atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi. Output Listrik Non PLN diperoleh dari hasil perkalian jumlah tenaga kerja PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

38 Uraian Sektor dengan rata-rata output pertenaga kerja. Rasio biaya antara dari hasil survei khusus pendapatan regional. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstant dihitung dengan cara deflasi dengan Indeks Harga Konsumen Palangka Raya subkelompok penerangan dan air sebagai deflatornya Gas Yang dicakup dalam subsektor ini adalah produksi gas dari perusahaan gas negara. Sampai saat ini di Kalimantan Tengah belum terdapat perusahaan gas negara Air Bersih Subsektor ini mencakup air minum yang diusahakan oleh perusahaan daerah Air Minum (PDAM). Data produksi dan harga diperoleh dari Perusahaan Air Minum Kabupaten Barito Utara. Ratio biaya antara diperoleh dari hasil survei khusus pendapatan regional. Perhitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara yang sama seperti pada sub sektor listrik. 4.5 BANGUNAN/ KONSTRUKSI Sektor bangunan mencakup semua pembangunan fisik konstruksi,baik berupa gedung, jalan, jembatan, terminal, pelabuhan maupun jaringan listrik, gas, air, telepon dan sebagainya. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan pendekatan pendapatan yaitu menjumlahkan seluruh belanja pegawai, pajak tak langsung netto, penyusutan serta surplus usaha yang dikeluarkan oleh Asosiasi Konstruksi Indonesia (AKI) dan non AKI. Serta bangunan yang di kerjakan sendiri oleh masyarakat diperkirakan sebanyak 73,05% terhadap output perusahaan kontruksi AKI dan non AKI oleh BPS. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi dimana sebagai deplatornya adalah IHPB bangunan bukan tempat tinggal, sedangkan IHPB bangunan tempat tinggal untuk bangunan yang dikerjakan sendiri oleh masyarakat. 26 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

39 Uraian Sektor 4.6 PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTAURAN Perdagangan Besar dan Eceran Perhitungan nilai tambah sub sektor perdagangan besar dan eceran dilakukan dengan pendekatan arus barang yaitu, dengan cara menghitung besarnya nilai komoditi pertanian, pertambangan dan penggalian, industri serta komoditi impor yang di perdagangkan. Dari nilai yang diperdagangkan ini diturunkan nilai margin yang merupakan output perdagangan yang selanjutnya dipakai untuk menghitung nilai tambahnya. Ratio besarnya barang-barang yang diperdagangkan mempergunakan ratio yang dipakai oleh BPS dalam menghitung nilai tambah sektor yang sama. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan mengalikan ratio-ratio diatas, dengan output atas dasar harga konstan 2000 dari sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri dan impor Hotel Sub sektor ini mencakup semua hotel baik berbintang maupun tidak berbintang serta berbagai jenis penginapan lainya. Output dihitung dengan cara mengalikan jumlah malam kamar dengan rata-rata output permalam kamar serta ratio biaya antara diperoleh dari BPS Provinsi Kalimantan Tengah Restoran Karena belum tersedia data restoran secara lengkap maka nilai tambah subsektor ini dihitung dengan cara mengalikan jumlah tenaga kerja direstoran dengan rata-rata output per tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja direstauran dengan rata-rata output pertenaga kerja serta ratio biaya antara diperoleh dari BPS Provinsi Kalimantan Tengah. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi menggunakan IHK kelompok makanan. PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

40 Uraian Sektor 4.7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan umum untuk barang dan penumpang baik melalui darat, laut, sungai, danau maupun udara serta jasa angkutan dan komunikasi Pengangkutan Angkutan Jalan Raya Subsektor ini mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang yang dilakukan oleh perusahaan angkutan umum baik bermotor maupun yang tidak bermotor, seperti bus, truk, taksi, becak dan sebainya. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku didasarkan pada jumlah armada angkutan umum barang dan penumpang wajib uji yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi ( Dishubkominfo ), serta rata-rata output dan ratio biaya antara menurut jenis kendaraan diperoleh dari BPS Provinsi Kalimantan Tengah. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi dengan menggunakan indek produksi masing-masing jenis angkutan jalan raya Angkutan Air a. Angkutan Laut Meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dengan kapal yang diusahakan oleh perusahaan pelayaran milik nasional baik melayani trayek dalam negeri maupun internasinal. Output atas dasar harga berlaku diperkirakan atas perkalian antara jumlah barang dan penumpang yang diangkut dengan masing-masing rata-rata tarif per ton barang dan rata-rata tarif per penumpang. Rata-rata tarif per unit produksi dan ratio biaya antara didasarkan pada hasil SKPR Kalimantan Tengah, sedangkan data mengenai jumlah penumpang dan barang yang di angkut diperoleh dari Kanwil Departemen Perhubungan Kalimantan Tengah dan BPS. Untuk Kabupaten Barito Utara tidak terdapat angkutan laut karena letaknya yang tidak dipesisir laut. 28 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

41 Uraian Sektor b. Angkutan Sungai dan Danau Subsektor ini mencakup semua kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan kapal/ perahu baik bermotor maupun tidak bermotor di sungai dan danau yang sifatnya melayani kepentingan umum. Output diperkirakan berdasarkan hasil perkalian antara jumlah barang dan penumpang yang diangkut dengan rata-rata tarif per ton barang dan rata-rata tarif penumpang. Data jumlah penumpang dan barang yang diangkut diperoleh dari dinas LLASD Provinsi Kalimantan Tengah, sedangkan rata-rata tarif dan ratio biaya antara diperoleh dari BPS Provinsi Kalimantan Tengah. Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara yang sama dengan NTB atas dasar harga berlaku hanya disini rata-rata tarif adalah rata-rata tarif tahun Angkutan Udara Menyangkut kegiatan pengangkutan penumpang dan barang yang dilakukan oleh perusahaan penerbangan milik nasional, baik penerbangan dalam negeri maupun internasional. Nilai tambah bruto di hitung dengan pendapatan produksi yaitu jumlah penumpang dan barang dikalikan rata-rata tarifnya. Data produksi, rata-rata tarif dan ratio biaya antara diperoleh dari hasil SKPR BPS Provinsi Kalimantan Tengah. Perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi dengan indeks produksi, gabungan barang dan penumpang yang digunakan sebagai ekstrapolatornya Jasa Penunjang Angkutan Meliputi kegiatan pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang dan berkaitan dengan kegiatan pengangkutan, seperti terminal dan parkiran, keagenan barang dan penumpang, ekspedisi, bongkar muat, penyimpangan dan pergudangan serta jasa penunjang lainya. PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

42 Uraian Sektor a. Terminal dan Perparkiran Mencakup kegiatan pemberian pelayanan dan pengaturan lalu-lintas kendaraan yang bongkar atau yang mengisi muatan baik barang maupun penumpang. Seperti kegiatan terminal dan parkir, pelabuhan laut, pelabuhan udara. Pelayanan yang di sediakan di pelabuhan laut meliputi fasilitas berlabuh, tambat, pandu, distribusi air tawar serta kegiatan pencatatan muatan barang dan penumpang. Data tariff dan rata-rata output per indikator produksi serta struktur biaya diperoleh dari survei khusus, sedangkan data produksi bersumber dari BPS Provinsi Kalimantan Tengah, BPS Kabupaten serta dinas perhubungan provinsi atau kabupaten. Perhitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara ekstrapolasi menggunakan indicator produksi masing-masing jenis kegiatan. b. Bongkar Muat Kegiatan bongkar muat mencakup pemberian pelayanan bongkar muat angkutan barang melalui udara, laut dan darat. Indikator bongkar muat melalui laut adalah jumlah barang yang di bongkar dan di muat, yang datanya bersumber dari dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan bongkar muat melalui darat dan udara di Kabupaten Barito Utara belum mempunyai datanya ataupun bila ada masih sangat kecil. Rata-rata output dan struktur biaya diperoleh dari hasil survei khusus. Perhitungan nilai tambah bruto atas harga konstan 2000 dilakukan dengan cara revaluasi. c. Keagenan Kegiatan keagenan mencakup pelayanan keagenan barang dan penumpang yang diberikan kepada usaha angkutan baik angkutan darat, laut, sungai maupun udara. Perkiraan output atas dasar harga berlaku adalah hasil perkalian jumlah ton barang dan penumpang dengan rata-rata tarif ton barang dan penumpang. Tarif dan struktur biaya diperoleh dari survei khusus sedangkan data produksi diperoleh dari DLLAJR dan BPS. 30 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

43 Uraian Sektor Perhitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara revaluasi. d. Ekspedisi Mencakup jasa pengiriman barang yang dilakukan oleh perusahaan ekspedisi muatan baik melalui laut maupun udara. Perkiraan output atas dasar harga berlaku adalah perkalian antara jumlah ton barang yang dikirim, dengan rata-rata biaya per ton barang. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara revaluasi Komunikasi Kegiatan yang dicakup adalah jasa pos dan giro, telekomunikasi seperti wartel dan warpostel. Data output diperoleh langsung dari perusahaan operator yakni PT. Posindo (persero) dan PT. Telkom. 4.8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN PERUSAHAAN Sektor ini meliputi kegiatan bank, lembaga keuangan non bank, jasa penunjang keuangan, persewaan bangunan dan jasa perusahaan Bank Angka nilai tambah bruto sub sektor bank atas dasar harga berlaku diperoleh dari Bank Indonesia melalui BPS. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstant 2000 dihitung dengan cara deflasi menggunakan indeks harga konsumen (IHK) umum untuk kegiatan operasional perbankan. Sedangkan kegiatan non operasional memakai indeks implisit PDRB non bank. PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

44 Uraian Sektor Lembaga Keuangan Non Bank Kegiatan sub sektor ini mencakup asuransi, koperasi simpan pinjam, pegadaian, dana pensiun, dan lain sebagainya. Karena belum tersedia data yang lengkap maka besarnya nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku ataupun atas dasar harga konstan2000 diperoleh dengan menggunakan persentase tetap yaitu sebesar 56,20 % terhadap output bank Jasa Penunjang Keuangan Jasa penunjang keuangan di sini adalah pedagang valuta asing, pasar modal serta jasa penunjang lainnya seperti perantara perdagangan efek/ palang/ broker/ adjuster/ penilai, penjamin emisi dan sebagainya. Kegiatan jasa penunjang seperti diatas di Kalimantan Tengah masih belum tersedia Sewa Bangunan Termasuk dalam kegiatan sub sektor ini adalah usaha persewaan bangunan bukan tempat tinggal dan bangunan tempat tinggal. Persewaan bangunan tempat tinggal adalah jasa atas bangunan rumah/ bangunan sebagai tempat tinggal oleh rumah tangga tanpa memperhatikan apakah rumah itu milik sendiri atau rumah yang disewakan. Sedangkan persewaan bangunan bukan tempat tinggal seperti perkantoran, pertokoan dan persewaan tanah. Perkiraan nilai tambah bruto persewaan bangunan tempat tinggal didasarkan pada data pengeluaran konsumsi rumah tangga khususnya pengeluaran untuk sewa, kontrak, sewa beli, rumah dinas serta imputasi rumah sendiri. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi mempergunakan IHK kelompok perusahaan sebagai deflatornya. Sedangkan persewaan bangunan bukan tempat tinggal diperoleh dengan menggunakan persentase tetap terhadap NTB sewa bangunan tempat tinggal. 32 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

45 Uraian Sektor Jasa Perusahaan Meliputi jasa pengacara, jasa akuntan, biro arsitektur, jasa pengolahan data, jasa periklanan, jasa notaris, persewaan alat-alat dan sebagainya.perkiraan output dan nilai tambah didasarkan pada jumlah tenaga kerja dan rata rata output bertenaga kerja yang bersumber dari hasil survei khusus. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi, mengunakan indeks jumlah tenaga kerja. 4.9 JASA-JASA Sektor ini mencakup jasa pemerintahan umum serta jasa yang dikelola oleh pihak swasta, seperti jasa social kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi, serta jasa perorangan dan rumah tangga Jasa Pemerintahan Umum a. Sub sektor ini dipecah menjadi : Administrasi Pemerintahan Umum b. Jasa Pemerintahan Lainnya Termasuk dalam kegiatan administrasi pemerintahan umum mencakup semua badan pusat wilayah, badan/ lembaga negara yang ada di Kabupaten Barito Utara. Kantor-kantor dan badan-badan yang berhubungan dengan administrasi pemerintahan dan pertahanan. Jasa pemerintahan lainya terdiri dari : jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa kemasyarakatan lainya dan jasa hiburan dan kebudayaan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Sumbangan subsektor pemerintahan umum terhadap PDRB terdiri dari upah dan gaji rutin pegawai pemerintahan pusat dan daerah, perkiraan komponen upah dari belanja pembangunan ditambah dengan perkiraan penyusutan sebesar 5%. Data yang dipakai didasarkan pada realisasi pengeluaran pemerintahan pusat yang ada di daerah Kabupaten Barito Utara, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/ kota, pemerintah desa serta Hankam yang diperoleh dari berbagai sumber seperti BPS Provinsi Kalimantan Tengah, KPKN di Buntok, dan Pemda setempat. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi menggunakan indek tertimbang jumlah pegawai menurut golongan kepangkatan. PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

46 Uraian Sektor Swasta Subsektor ini mencakup jasa sosial dan kemasyarakatan, jasa hiburan serta perorangan dan rumah tangga Jasa sosial dan kemasyarakatan Mencakup jasa pendidikan, jasa kesehatan, serta jasa penelitian, jasa palang merah, panti asuhan, panti werda, yayasan pemeliharaan anak cacat, rumah ibadah dan sebagainya, terbatas yang dikelola swasta saja. Kegiatan-kegiatan sejenis yang dikelola oleh pemerintah termasuk dalam sub sektor umum Jasa Pendidikan Data yang digunakan untuk memperkirakan nilai tambah jasa pendidikan adalah jumlah murid sekolah swasta menurut jenjang pendidikan, diperoleh dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten dan juga registrasi sekolah di luar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Data output per murid dan ratio biaya antara diperoleh dari survey khusus Jasa Kesehatan Mencakup jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik, dokter praktek, bidan praktek, dukun bayi dan sebagainya. Perkiraan output masing-masing kegiatan didasarkan pada hasil perkalian antara rata-rata outout per rumah sakit dengan jumlah rumah sakit, ratarata output / rumah bersalin dengan jumlah rumah bersalin, rata-rata output per dokter dengan jumlah dokter praktek, rata-rata output per bidan / dukun bayi dengan jumlah bidan praktek / dukun bayi. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara ekstrapolasi menggunakan indeks produksi masing-masing kegiatan. 34 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

47 Uraian Sektor Jasa Sosial dan Kemasyarakatan Lainnya Output sub sektor ini adalah perkalian antara jumlah anak/orang tua asuh, jumlah rumah ibadah degan rata-rata output per rumah ibadah. Data jumlah anak asuh pada panti asuhan dan orang tua asuh pada panti wreda diperoleh dari Dinas Sosial Tenaga kerja dan Transmigrasi Kabupaten Barito Utara, data jumlah tempat ibadah dari Kantor Agama Kabupaten Barito Utara, sedangkan rata-rata output perjenis kegiatan serta ratio biaya antara diperoleh dari hasil survey khusus. Untuk kegiatan lainnya seperti jasa penelitian, jasa palang merah, yayasan pemeliharaan anak cacat dan sebagainya diperkirakan dengan persentase tetap sebesar 2 persen terhadap total nilai tambah bruto kagiatan yang telah disebutkan di atas. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara ekstrapolasi Jasa Hiburan dan Kebudayaan Yang dicakup dalam subsektor ini adalah bioskop. panggung kesenian, studio radio swasta, taman hiburan dan klab malam. Output bioskop atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara mengalikan jumlah penonton dengan rata-rata tarip per penonton, diskotik dan karaoke jumlah tenaga kerja sedangkan bilyard dan radio swasta adalah jumlah bilyard/ radio swasta dengan rata-rata output tenaga kerja. Data jumlah tenaga kerja dan output dari subsektor ini diperoleh dari Survei Khusus Pendapatan Regional. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi Jasa Perorangan dan Rumah Tangga Subsektor ini mencakup jasa perbengkelan, revarasi, jasa perorangan dan pembantu rumah tangga. Jasa perorangan seperti tukang binatu, salon, tukang semir, PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

48 Uraian Sektor pangkas rambut, tukang jahit, tukang strum accu, tukang patri, tukang foto amatir, cuci kendaraan dan sebagainya. Perkiraan output atas dasar harga berlaku adalah hasil perkalian antara jumlah tenaga kerja dengan rata-rata output per tenaga kerja, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 dihitungn dengan cara deflasi menggunakan IHK umum sebagai deflatornya. Data jumlah tenaga kerja diperoleh dari hasil Sakernas dan Susenas tahun bersangkutan, sedangkan rata-rata output per tenaga kerja dan ratio biaya antara diperoleh dari hasil survei khusus. 36 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

49 T A B E L - T A B E L..

50 Tabel - Tabel TABEL 1. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU KAB. BARITO UTARA TAHUN ( Dalam Jutaan Rupiah) LAPANGAN USAHA * 2010** 1. Pertanian 462, , , , , a. Tanaman Bahan Makanan 103, , , , , b. Tanaman Perkebunan 194, , , , , c. Peternakan & Hasil-hasilnya 20, , , , , d. Kehutanan 85, , , , , e. Perikanan 58, , , , , Pertambangan & Penggalian 241, , , , , a. Minyak & Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas 232, , , , , c. Penggalian 8, , , , , Industri Pengolahan 79, , , , , a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 79, , , , , Listrik, Gas & Air Bersih 11, , , , , a. Listrik 6, , , , , b. Gas c. Air Bersih 4, , , , , Bangunan 104, , , , , Perdagangan, Hotel & Restoran 255, , , , , a. Perdagangan Besar & Eceran 236, , , , , b. Hotel 8, , , , , c. Restoran 11, , , , , Pengangkutan & Komunikasi 140, , , , , a. Pengangkutan 130, , , , , ) Pengangkutan Kereta Api ) Pengangkutan Jalan Darat 75, , , , , ) Pengangkutan Laut ) Pengangkutan ASDP 51, , , , , ) Pengangkutan Udara , , , ) Jasa Penunjang Angkutan 3, , , , , b. Komunikasi 9, , , , , Keuangan, Persewaan & Js Perush. 45, , , , , a. Bank 15, , , , , b. Lemb. Keu Non Bank & Js Penj.Keu 7, , , , , c. Sewa Bangunan 21, , , , , d. Jasa Perusahaan , , Jasa-jasa 157, , , , , a. Pemerintahan Umum & Pertahanan 137, , , , , b. Swasta 20, , , , , PDRB 1,497, ,683, ,872, ,089, ,344, Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

51 Tabel - Tabel TABEL 2. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN KAB. BARITO UTARA TAHUN ( Dalam Jutaan Rupiah) LAPANGAN USAHA * 2010** 1. Pertanian 282, , , , , a. Tanaman Bahan Makanan 54, , , , , b. Tanaman Perkebunan 121, , , , , c. Peternakan & Hasil-hasilnya 13, , , , , d. Kehutanan 55, , , , , e. Perikanan 37, , , , , Pertambangan & Penggalian 146, , , , , a. Minyak & Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas 141, , , , , c. Penggalian 4, , , , , Industri Pengolahan 46, , , , , a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 79, , , , , Listrik, Gas & Air Bersih 4, , , , , a. Listrik 2, , , , , b. Gas c. Air Bersih 2, , , , , Bangunan 58, , , , , Perdagangan, Hotel & Restoran 138, , , , , a. Perdagangan Besar & Eceran 126, , , , , b. Hotel 4, , , , , c. Restoran 7, , , , , Pengangkutan & Komunikasi 67, , , , , a. Pengangkutan 62, , , , , ) Pengangkutan Kereta Api ) Pengangkutan Jalan Darat 39, , , , , ) Pengangkutan Laut ) Pengangkutan ASDP 21, , , , , ) Pengangkutan Udara ) Jasa Penunjang Angkutan 1, , , , , b. Komunikasi 5, , , , , Keuangan, Persewaan & Js Perush. 25, , , , , a. Bank 9, , , , , b. Lemb. Keu Non Bank & Js Penj.Keu 4, , , , , c. Sewa Bangunan 11, , , , , d. Jasa Perusahaan Jasa-jasa 99, , , , , a. Pemerintahan Umum & Pertahanan 85, , , , , b. Swasta 13, , , , , PDRB 869, , , ,005, ,063, Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 38 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

52 Tabel - Tabel TABEL 3. LAJU PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN KAB. BARITO UTARA TAHUN ( Tahun 2000 = 100 ) LAPANGAN USAHA * 2010** 1. Pertanian 1,53 (0,16) 2,80 2,10 (1,94) a. Tanaman Bahan Makanan 3,68 4,57 (2,07) 4,48 0,18 b. Tanaman Perkebunan 5,65 2,68 6,76 3,14 (2,35) c. Peternakan & Hasil-hasilnya 3,57 4,16 3,06 2,77 3,63 d. Kehutanan (9,58) (9,41) (6,44) (6,43) (9,44) e. Perikanan 3,56 (3,96) 9,74 5,22 2,52 2. Pertambangan & Penggalian 4,47 6,99 8,59 12,03 18,29 a. Minyak & Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan Tanpa Migas 4,39 6,92 8,74 12,19 18,73 c. Penggalian 7,16 9,16 4,11 7,05 3,97 3. Industri Pengolahan 1,34 5,37 3,26 5,54 3,77 a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Industri Tanpa Migas 1,34 5,37 3,26 5,54 3,77 4. Listrik, Gas & Air Bersih 3,65 5,47 3,89 2,73 4,18 a. Listrik 3,80 5,25 4,36 2,05 4,10 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 3,50 5,70 3,41 3,44 4,27 5. Bangunan 4,42 6,65 6,31 6,14 4,76 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 3,86 5,55 4,28 3,67 4,26 a. Perdagangan Besar & Eceran 3,80 5,57 4,41 3,69 4,35 b. Hotel 5,18 4,14 2,47 3,27 3,28 c. Restoran 4,20 6,12 3,16 3,56 3,37 7. Pengangkutan & Komunikasi 2,99 5,37 4,67 5,38 3,39 a. Pengangkutan 2,83 5,27 4,49 5,15 3,45 1) Pengangkutan Kereta Api 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2) Pengangkutan Jalan Darat 3,64 4,11 6,77 5,23 4,14 3) Pengangkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4) Pengangkutan ASDP 1,35 5,01 3,19 2,13 2,79 5) Pengangkutan Udara 1,03 212,67 (69,15) 277,08 (16,59) 6) Jasa Penunjang Angkutan 3,37 3,27 2,05 4,11 5,20 b. Komunikasi 5,04 6,72 6,88 8,23 2,65 8. Keuangan, Persewaan & Js Perush. 6,57 13,95 20,63 3,79 19,75 a. Bank 4,14 18,72 33,64 (1,30) 43,91 b. Lemb. Keu Non Bank & Js Penj.Keu 8,91 8,48 9,14 8,18 9,87 c. Sewa Bangunan 7,74 12,48 14,22 7,22 1,75 d. Jasa Perusahaan 5,65 5,42 8,03 6,23 1,32 9. Jasa-jasa 4,57 4,86 7,19 4,92 5,19 a. Pemerintahan Umum & Pertahanan 4,24 4,62 7,68 4,84 4,92 b. Swasta 6,66 6,30 4,22 5,41 6,89 PDRB 3,18 4,15 5,53 5,23 5,70 Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

53 Tabel - Tabel TABEL 4. DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU KAB. BARITO UTARA TAHUN ( Dalam %) LAPANGAN USAHA * 2010** 1. Pertanian 30,87 29,49 29,09 27,56 25,95 a. Tanaman Bahan Makanan 6,91 6,68 6,34 6,25 6,39 b. Tanaman Perkebunan 13,00 12,85 12,68 11,96 11,09 c. Peternakan & Hasil-hasilnya 1,39 1,40 1,41 1,38 1,40 d. Kehutanan 5,70 4,96 4,66 4,05 3,41 e. Perikanan 3,89 3,59 4,01 3,91 3,66 2. Pertambangan & Penggalian 16,11 17,45 17,34 19,82 21,47 a. Minyak & Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan Tanpa Migas 15,54 16,88 16,77 19,24 20,92 c. Penggalian 0,57 0,57 0,58 0,59 0,56 3. Industri Pengolahan 5,29 5,29 5,21 5,23 5,03 a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Industri Tanpa Migas 5,29 5,29 5,21 5,23 5,03 4. Listrik, Gas & Air Bersih 0,74 0,72 0,71 0,67 0,66 a. Listrik 0,45 0,44 0,43 0,40 0,38 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 0,29 0,29 0,28 0,27 0,28 5. Bangunan 6,96 6,98 7,09 7,15 7,00 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 17,08 17,32 16,98 16,45 16,48 a. Perdagangan Besar & Eceran 15,78 16,02 15,69 15,16 15,23 b. Hotel 0,54 0,51 0,50 0,49 0,47 c. Restoran 0,76 0,79 0,80 0,80 0,78 7. Pengangkutan & Komunikasi 9,37 9,15 8,95 8,83 8,60 a. Pengangkutan 8,73 8,53 8,39 8,29 8,11 1) Pengangkutan Kereta Api 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2) Pengangkutan Jalan Darat 5,05 4,88 4,94 4,89 4,84 3) Pengangkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4) Pengangkutan ASDP 3,43 3,34 3,23 3,11 3,00 5) Pengangkutan Udara 0,03 0,10 0,03 0,09 0,09 6) Jasa Penunjang Angkutan 0,21 0,21 0,20 0,19 0,19 b. Komunikasi 0,64 0,62 0,56 0,54 0,49 8. Keuangan, Persewaan & Js Perush. 3,05 3,25 3,92 3,80 4,16 a. Bank 1,05 1,18 1,61 1,45 1,92 b. Lemb. Keu Non Bank & Js Penj.Keu 0,50 0,51 0,53 0,54 0,54 c. Sewa Bangunan 1,45 1,52 1,73 1,76 1,65 d. Jasa Perusahaan 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 9. Jasa-jasa 10,53 10,35 10,70 10,49 10,64 a. Pemerintahan Umum & Pertahanan 9,17 8,94 9,18 9,01 9,15 b. Swasta 1,36 1,41 1,52 1,48 1,49 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 40 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

54 Tabel - Tabel TABEL 5. LAJU PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU KAB. BARITO UTARA TAHUN ( Tahun 2000 = 100 ) LAPANGAN USAHA * 2010** 1. Pertanian a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan & Hasil-hasilnya d. Kehutanan (2.06) (2.04) 4.33 (2.98) (5.45) e. Perikanan Pertambangan & Penggalian a. Minyak & Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian Industri Pengolahan a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas Listrik, Gas & Air Bersih a. Listrik b. Gas c. Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran Pengangkutan & Komunikasi a. Pengangkutan ) Pengangkutan Kereta Api ) Pengangkutan Jalan Darat ) Pengangkutan Laut ) Pengangkutan ASDP ) Pengangkutan Udara (67.86) ) Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi Keuangan, Persewaan & Js Perush a. Bank b. Lemb. Keu Non Bank & Js Penj.Keu c. Sewa Bangunan d. Jasa Perusahaan Jasa-jasa a. Pemerintahan Umum & Pertahanan b. Swasta PDRB Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

55 Tabel - Tabel TABEL 6. DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN KAB. BARITO UTARA TAHUN ( Dalam %) LAPANGAN USAHA * 2010** 1. Pertanian 32,53 31,18 30,37 29,47 27,34 a. Tanaman Bahan Makanan 6,31 6,33 5,88 5,83 5,53 b. Tanaman Perkebunan 13,96 13,77 13,93 13,65 12,61 c. Peternakan & Hasil-hasilnya 1,50 1,50 1,46 1,43 1,40 d. Kehutanan 6,44 5,60 4,96 4,41 3,78 e. Perikanan 4,32 3,98 4,14 4,14 4,02 2. Pertambangan & Penggalian 16,84 17,30 17,80 18,95 21,21 a. Minyak & Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan Tanpa Migas 16,32 16,75 17,26 18,40 20,67 c. Penggalian 0,53 0,55 0,55 0,56 0,55 3. Industri Pengolahan 5,36 5,43 5,31 5,33 5,23 a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Industri Tanpa Migas 5,36 5,43 5,31 5,33 5,23 4. Listrik, Gas & Air Bersih 0,53 0,54 0,53 0,52 0,51 a. Listrik 0,27 0,27 0,27 0,26 0,26 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 0,26 0,26 0,26 0,25 0,25 5. Bangunan 6,68 6,84 6,89 6,95 6,89 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 15,91 16,13 15,94 15,70 15,49 a. Perdagangan Besar & Eceran 14,58 14,78 14,62 14,40 14,22 b. Hotel 0,47 0,47 0,46 0,45 0,44 c. Restoran 0,86 0,88 0,86 0,84 0,82 7. Pengangkutan & Komunikasi 7,80 7,89 7,83 7,84 7,67 a. Pengangkutan 7,23 7,31 7,23 7,23 7,07 1) Pengangkutan Kereta Api 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2) Pengangkutan Jalan Darat 4,54 4,54 4,59 4,59 4,52 3) Pengangkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4) Pengangkutan ASDP 2,48 2,50 2,45 2,37 2,31 5) Pengangkutan Udara 0,03 0,09 0,03 0,09 0,07 6) Jasa Penunjang Angkutan 0,18 0,18 0,17 0,17 0,17 b. Komunikasi 0,58 0,59 0,60 0,61 0,60 8. Keuangan, Persewaan & Js Perush. 2,91 3,18 3,64 3,59 4,06 a. Bank 1,05 1,20 1,52 1,43 1,94 b. Lemb. Keu Non Bank & Js Penj.Keu 0,50 0,52 0,54 0,55 0,57 c. Sewa Bangunan 1,45 1,52 1,73 1,76 1,65 d. Jasa Perusahaan 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 9. Jasa-jasa 11,43 11,51 11,69 11,66 11,60 a. Pemerintahan Umum & Pertahanan 9,83 9,87 10,07 10,04 9,96 b. Swasta 1,60 1,64 1,62 1,62 1,64 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 42 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

56 Tabel - Tabel TABEL 7. INDEKS PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU KAB. BARITO UTARA TAHUN ( Tahun 2000 = 100 ) LAPANGAN USAHA * 2010** 1. Pertanian 157,94 169,62 186,10 196,77 207,91 a. Tanaman Bahan Makanan 190,27 207,01 218,30 240,43 275,75 b. Tanaman Perkebunan 195,76 217,65 238,87 251,44 261,64 c. Peternakan & Hasil-hasilnya 172,60 195,83 219,40 240,57 273,22 d. Kehutanan 89,82 87,99 91,80 89,06 84,21 e. Perikanan 182,16 189,26 234,83 255,98 268,41 2. Pertambangan & Penggalian 198,43 241,63 267,12 340,79 414,27 a. Minyak & Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan Tanpa Migas 197,54 241,29 266,58 341,36 416,50 c. Penggalian 226,19 252,35 283,78 323,00 345,05 3. Industri Pengolahan 197,36 221,76 243,04 272,39 293,60 a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Industri Tanpa Migas 197,36 221,76 243,04 272,39 293,60 4. Listrik, Gas & Air Bersih 317,47 350,03 379,78 401,59 445,59 a. Listrik 383,42 424,43 457,68 481,39 518,53 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 251,60 275,73 301,97 321,89 372,74 5. Bangunan 225,66 254,13 287,31 323,39 355,27 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 200,02 228,08 248,73 268,85 302,28 a. Perdagangan Besar & Eceran 199,87 228,08 248,40 267,99 302,03 b. Hotel 231,23 246,02 267,82 293,10 316,32 c. Restoran 185,19 217,87 244,15 271,87 299,20 7. Pengangkutan & Komunikasi 349,80 384,23 418,05 460,16 503,14 a. Pengangkutan 359,37 394,96 431,90 476,35 522,91 1) Pengangkutan Kereta Api 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2) Pengangkutan Jalan Darat 534,96 582,00 654,45 723,77 802,82 3) Pengangkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4) Pengangkutan ASDP 251,04 274,84 294,72 317,24 342,96 5) Pengangkutan Udara 141,33 461,17 148,20 564,57 584,00 6) Jasa Penunjang Angkutan 228,30 250,14 265,66 288,03 318,42 b. Komunikasi 256,54 279,73 283,10 302,37 310,60 8. Keuangan, Persewaan & Js Perush. 249,86 299,71 401,88 434,30 534,35 a. Bank 221,73 279,90 424,60 427,48 637,39 b. Lemb. Keu Non Bank & Js Penj.Keu 326,65 376,76 436,08 494,68 556,95 c. Sewa Bangunan 253,60 297,26 378,14 427,79 450,56 d. Jasa Perusahaan 226,16 257,17 296,67 333,55 349,05 9. Jasa-jasa 252,23 278,62 320,38 350,57 399,04 a. Pemerintahan Umum & Pertahanan 266,74 292,37 333,99 365,85 416,87 b. Swasta 184,67 214,56 256,97 279,38 316,03 PDRB Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

57 Tabel - Tabel TABEL 8. INDEKS PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN KAB. BARITO UTARA TAHUN ( Tahun 2000 = 100 ) LAPANGAN USAHA * 2010** 1. Pertanian 96,68 96,52 99,22 101,31 99,35 a. Tanaman Bahan Makanan 100,97 105,58 103,39 108,02 108,21 b. Tanaman Perkebunan 122,19 125,47 133,95 138,16 134,91 c. Peternakan & Hasil-hasilnya 108,40 112,91 116,37 119,59 123,93 d. Kehutanan 58,96 53,41 49,97 46,76 42,34 e. Perikanan 117,67 113,01 124,02 130,49 133,78 2. Pertambangan & Penggalian 120,53 128,95 140,03 156,87 185,57 a. Minyak & Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan Tanpa Migas 120,51 128,84 140,11 157,18 186,61 c. Penggalian 121,14 132,24 137,68 147,38 153,24 3. Industri Pengolahan 116,20 122,44 126,43 133,43 138,47 a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Industri Tanpa Migas 116,20 122,44 126,43 133,43 138,47 4. Listrik, Gas & Air Bersih 132,28 139,52 144,95 148,90 155,13 a. Listrik 134,95 142,04 148,23 151,27 157,46 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 129,61 137,00 141,67 146,54 152,80 5. Bangunan 125,73 134,09 142,55 151,30 158,50 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 108,27 114,28 119,17 123,55 128,81 a. Perdagangan Besar & Eceran 107,24 113,21 118,20 122,56 127,89 b. Hotel 118,68 123,59 126,64 130,78 135,07 c. Restoran 122,18 129,65 133,75 138,51 143,19 7. Pengangkutan & Komunikasi 169,26 178,36 186,69 196,74 203,40 a. Pengangkutan 172,87 181,97 190,15 199,94 206,83 1) Pengangkutan Kereta Api 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2) Pengangkutan Jalan Darat 279,54 291,03 310,73 326,98 340,50 3) Pengangkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4) Pengangkutan ASDP 105,31 110,59 114,12 116,55 119,81 5) Pengangkutan Udara 75,07 234,72 72,41 273,05 227,75 6) Jasa Penunjang Angkutan 110,13 113,73 116,06 120,83 127,12 b. Komunikasi 134,10 143,12 152,97 165,56 169,94 8. Keuangan, Persewaan & Js Perush. 138,43 157,73 190,27 197,48 236,49 a. Bank 129,42 153,65 205,34 202,66 291,64 b. Lemb. Keu Non Bank & Js Penj.Keu 190,65 206,82 225,72 244,19 268,28 c. Sewa Bangunan 132,75 149,32 170,55 182,86 186,06 d. Jasa Perusahaan 119,33 125,80 135,90 144,37 146,27 9. Jasa-jasa 159,07 166,79 178,78 187,58 197,31 a. Pemerintahan Umum & Pertahanan 166,10 173,78 187,12 196,18 205,82 b. Swasta 126,31 134,27 139,94 147,52 157,68 PDRB 115,55 120,34 127,00 133,64 141,26 Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 44 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

58 Tabel - Tabel TABEL 9. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA KAB. BARITO UTARA TAHUN ( Tahun 2000 = 100 ) LAPANGAN USAHA * 2010** 1. Pertanian 163,36 175,73 187,55 194,22 209,28 a. Tanaman Bahan Makanan 188,44 196,07 211,15 222,57 254,82 b. Tanaman Perkebunan 160,21 173,47 178,33 182,00 193,94 c. Peternakan & Hasil-hasilnya 159,22 173,44 188,54 201,16 220,46 d. Kehutanan 152,35 164,75 183,71 190,48 198,87 e. Perikanan 154,80 167,47 189,35 196,17 200,63 2. Pertambangan & Penggalian 164,63 187,38 190,76 217,24 223,24 a. Minyak & Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan Tanpa Migas 163,92 187,27 190,27 217,18 223,19 c. Penggalian 186,71 190,82 206,12 219,16 225,17 3. Industri Pengolahan 169,85 181,12 192,23 204,14 212,03 a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Industri Tanpa Migas 169,85 181,12 192,23 204,14 212,03 4. Listrik, Gas & Air Bersih 240,00 250,89 262,01 269,70 287,23 a. Listrik 284,12 298,82 308,77 318,24 329,30 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 194,12 201,26 213,15 219,65 243,94 5. Bangunan 179,49 189,52 201,55 213,74 224,14 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 184,74 199,58 208,71 217,61 234,66 a. Perdagangan Besar & Eceran 186,37 201,46 210,16 218,66 236,17 b. Hotel 194,84 199,06 211,48 224,11 234,19 c. Restoran 151,58 168,04 182,54 196,28 208,96 7. Pengangkutan & Komunikasi 206,66 215,43 223,93 233,90 247,37 a. Pengangkutan 207,88 217,04 227,13 238,25 252,82 1) Pengangkutan Kereta Api 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2) Pengangkutan Jalan Darat 191,37 199,98 210,62 221,35 235,77 3) Pengangkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4) Pengangkutan ASDP 238,37 248,52 258,25 272,19 286,26 5) Pengangkutan Udara 188,27 196,48 204,66 206,77 256,42 6) Jasa Penunjang Angkutan 207,30 219,94 228,89 238,37 250,50 b. Komunikasi 191,30 195,45 185,07 182,64 182,76 8. Keuangan, Persewaan & Js Perush. 180,50 190,01 211,21 219,92 225,95 a. Bank 171,33 182,17 206,78 210,93 218,55 b. Lemb. Keu Non Bank & Js Penj.Keu 171,33 182,17 193,19 202,58 207,60 c. Sewa Bangunan 191,04 199,08 221,72 233,94 242,15 d. Jasa Perusahaan 189,51 204,43 218,30 231,05 238,63 9. Jasa-jasa 158,57 167,04 179,20 186,89 202,24 a. Pemerintahan Umum & Pertahanan 160,59 168,25 178,49 186,49 202,54 b. Swasta 146,20 159,79 183,62 189,39 200,43 PDRB 172,14 185,82 195,83 207,71 220,52 Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

59 Tabel - Tabel TABEL 10. PERKEMBANGAN PDRB PERKAPITA MENURUT LAPANGAN USAHA ADHB DAN ADHK KAB. BARITO UTARA TAHUN (Tahun 2000 = 100 ) ADHB ADHK TAHUN PENDUDUK PDRB PDRB PERKAPITA PDRB PDRB PERKAPITA (Juta Rupiah) (Rupiah) (Juta Rupiah) (Rupiah) (Jiwa) *) **) Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 46 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

60 Tabel - Tabel TABEL 11. LAJU PERTUMBUHAN PDRB PERKAPITA MENURUT LAPANGAN USAHA ADHB DAN ADHK KAB. BARITO UTARA TAHUN (Tahun 2000 = 100 ) ADHB ADHK TAHUN PENDUDUK PDRB PDRB PERKAPITA PDRB PDRB PERKAPITA (Juta Rupiah) (Rupiah) (Juta Rupiah) (Rupiah) (Jiwa) ,20 11,55 3,18 2,58 0, ,43 11,80 4,15 3,57 0, ,22 10,63 5,53 4,97 0, ,61 11,05 5,23 4,70 0, ,22 11,72 5,70 5,23 0,44 Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

61 Tabel - Tabel TABEL 12. PDRB ADHB KABUPATEN /KOTA SE-KALIMANTAN TENGAH TAHUN (Tahun 2000 = 100 ) Kabupaten /Kota *) 2010**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Kotawaringin Barat , , , , ,52 2. Kotawaringin Timur , , , , ,63 3. Kapuas , , , , ,95 4. Barito Selatan , , , , ,84 5. Barito Utara , , , , ,92 6. Sukamara , , , , ,65 7. Lamandau , , , , ,32 8. Seruyan , , , , ,51 9. Katingan , , , , , Pulang Pisau , , , , , Gunung Mas , , , , , Barito Timur , , , , , Murung Raya , , , , , Palangka Raya , , , , ,29 Kalimantan Tengah 23,809, ,839, ,548, ,023, ,850, Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 48 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

62 Tabel - Tabel TABEL 13. PDRB ADHK KABUPATEN /KOTA SE-KALIMANTAN TENGAH TAHUN (Tahun 2000 = 100 ) Kabupaten /Kota *) 2010**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Kotawaringin Barat , , , , ,09 2. Kotawaringin Timur , , , , ,21 3. Kapuas , , , , ,69 4. Barito Selatan , , , , ,47 5. Barito Utara , , , , ,86 6. Sukamara , , , , ,63 7. Lamandau , , , , ,72 8. Seruyan , , , , ,21 9. Katingan , , , , , Pulang Pisau , , , , , Gunung Mas , , , , , Barito Timur , , , , , Murung Raya , , , , , Palangka Raya , , , , ,59 Kalimantan Tengah 13,505, ,088, ,970, ,856, ,889, Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

63 Tabel - Tabel TABEL 14. KONTRIBUSI PDRB KABUPATEN /KOTA TERHADAP PDRB KALIMANTAN TENGAH TAHUN (Tahun 2000 = 100 ) Kabupaten /Kota *) 2010**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Kotawaringin Barat 12,31 12,17 11,99 11,94 11,61 2. Kotawaringin Timur 19,12 19,04 19,46 19,76 20,20 3. Kapuas 12,09 12,44 12,73 12,77 12,71 4. Barito Selatan 5,48 5,61 5,69 5,75 5,77 5. Barito Utara 6,29 6,27 6,13 6,14 6,04 6. Sukamara 3,14 3,01 2,83 2,72 2,70 7. Lamandau 2,91 2,95 2,84 2,76 2,79 8. Seruyan 6,65 6,59 6,36 6,25 6,37 9. Katingan 7,12 7,07 7,09 6,99 6, Pulang Pisau 3,50 3,44 3,37 3,36 3, Gunung Mas 3,52 3,43 3,36 3,26 3, Barito Timur 3,72 3,81 3,77 3,79 3, Murung Raya 5,53 5,36 5,22 5,37 5, Palangka Raya 8,62 8,81 9,16 9,13 9,24 Kalimantan Tengah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 50 PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun 2010

64 Tabel - Tabel TABEL 15. LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/ KOTA SE KALIMANTAN TENGAH TAHUN (Tahun 2000 = 100 ) Kabupaten /Kota *) 2010**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Kotawaringin Barat Kotawaringin Timur Kapuas Barito Selatan Barito Utara Sukamara Lamandau Seruyan Katingan Pulang Pisau Gunung Mas Barito Timur Murung Raya Palangka Raya Kalimantan Tengah Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara PDRB Kabupaten Barito Utara Tahun

65 D A T A M E N C E R D A S K A N B A N G S A Badan Pusat Statistik Kabupaten Barito Utara Jl. A. Yani No. 143, Muara Teweh, Kalimantan Tengah Telp : (0519) 21070, Fax : (0519) 24715, bps6205@mailhost.bps.go.id

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

BAB II URAIAN SEKTORAL. definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara

BAB II URAIAN SEKTORAL. definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara BAB II URAIAN SEKTORAL Uraian sektoral yang disajikan pada bab ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara penghitungan nilai tambah bruto atas

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG 2008 2011 NOMOR KATALOG : 9302008.1114 UKURAN BUKU JUMLAH HALAMAN : 21,00 X 28,50 CM : 78 HALAMAN + XIII NASKAH : - SUB BAGIAN TATA USAHA - SEKSI STATISTIK SOSIAL

Lebih terperinci

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85 D a f t a r I s i Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Grafik Daftar Tabel DAFTAR ISI Daftar Tabel Pokok Produk Domestik Regional Bruto Kota Samarinda Tahun 2009-2011 BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Umum 1 1.2. Konsep

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) 2005-2008 Nomor Katalog BPS : 9205.11.18 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 20 cm x 27 cm : vii + 64 Lembar Naskah : Seksi Neraca

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) 2006 2009 Nomor Katalog BPS : 9302008.1118 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 20 cm x 27 cm : vi + 60 Lembar Naskah : Seksi Neraca

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 9902008.3373 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA SALATIGA TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas terbitnya publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Salatiga

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA 2010/2011. Gross Regional Domestic Product Of Jayapura Municipality

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA 2010/2011. Gross Regional Domestic Product Of Jayapura Municipality PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA Gross Regional Domestic Product Of Jayapura Municipality 2010/2011 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA Gross Regional Domestic Product of Jayapura

Lebih terperinci

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut gembira atas terbitnya buku Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN 2002-2010 Katalog BPS : 9302008.7101 ISSN 0215 6432 Ukuran Buku : 16,5 Cm X 21,5 Cm Jumlah Halaman : ix + 115 Halaman Naskah : Badan

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha KATALOG BPS: 9202.3503 KABUPATEN TRENGGALEK Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha 2006-2010 Gross Regional Domestic Product Of Trenggalek Regency By Industrial Origin

Lebih terperinci

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut gembira atas terbitnya buku Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... SAMBUTAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR TABEL POKOK...

DAFTAR ISI... SAMBUTAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR TABEL POKOK... DAFTAR ISI SAMBUTAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR TABEL POKOK... i ii iii v vi I. PENDAHULUAN 1.1. Umum... 1 1.2. Pengertian Pendapatan Regional... 1 1.2.1. Produk Domestik

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb.

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb. SAMBUTAN Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan Rahmat Allah SWT, kita bersyukur bahwa Publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Semarang Tahun 2010 bisa terbit. Produk Domestik Regional Bruto adalah merupakan

Lebih terperinci

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut gembira atas terbitnya buku Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. Drs.HADI PURWONO Pembina Utama Muda NIP

SAMBUTAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. Drs.HADI PURWONO Pembina Utama Muda NIP SAMBUTAN Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan Rahmat Allah SWT, kita bersyukur bahwa Publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Semarang Tahun 2009 bisa terbit. Produk Domestik Regional Bruto adalah merupakan

Lebih terperinci

1.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto 1.2 Kegunaan Statistik Pendapatan Regional 1.3 Perubahan Tahun Dasar

1.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto 1.2 Kegunaan Statistik Pendapatan Regional 1.3 Perubahan Tahun Dasar 1.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto 1.2 Kegunaan Statistik Pendapatan Regional 1.3 Perubahan Tahun Dasar 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No.

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB II METODOLOGI Dalam penyusunan publikasi Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau dipakai konsep dan definisi yang selama ini digunakan oleh BPS di seluruh Indonesia. Konsep dan definisi tersebut

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan IV Tahun 2012-2013...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Tahun 2012-2013...8 Kontribusi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk 17 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB) yang dihasilkan oleh setiap kegiatan/lapangan usaha. Dalam penghitungan PDRB, seluruh lapangan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA PDRB PDRB PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA 2000-2006 ISSN : - No Publikasi : 71020.0702 Katalog BPS : 9203.7102 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 21 cm X 28 cm

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan II Tahun 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Triwulan II Tahun 2014...6

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : Katalog BPS : 9302008.53 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan III Tahun 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Triwulan III Tahun 2014...6

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDA ACEH TAHUN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDA ACEH TAHUN KATALOG BPS 9205.1171 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDA ACEH TAHUN 2002-2007 ISBN : 979.466.016.7 NOMOR PUBLIKASI : 9205.1171 NASKAH GAMBAR DITERBITKAN OLEH : BPS KOTA BANDA ACEH : BPS KOTA BANDA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian, Tahun 2013-2014 Triwulan I...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia, Tahun 2013-2014 Triwulan I...8

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang terpadu merupakan segala bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi yang ditunjang oleh kegiatan non ekonomi.

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TINJAUAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 MENURUT LAPANGAN USAHA Tinjauan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang Tahun 2014 i ii Tinjauan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2010

PENDAHULUAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2010 BAB 1 PENDAHULUAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2010 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya ditujukan agar tercipta kondisi sosial ekonomi masyarakat yang lebih baik.

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb.

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb. SAMBUTAN Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan Rahmat Allah SWT, kita bersyukur atas penerbitan Publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Semarang Tahun 2012. Produk Domestik Regional Bruto merupakan salah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Katalog BPS : 9302008.53 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 Anggota Tim Penyusun : Pengarah :

Lebih terperinci

BAB II URAIAN SEKTORAL

BAB II URAIAN SEKTORAL BAB II URAIAN SEKTORAL Uraian sektoral yang disajikan dalam Bab II ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing sektor dan subsektor, cara-cara penghitungan nilai tambah, baik atas dasar

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha KATALOG BPS: 9202.3503 ht tp :// tre ng ga le kk ab.b ps.g o. id Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha 2008-2012 Badan Pusat Statistik Kabupaten Trenggalek Statistics

Lebih terperinci

Tinjauan Ekonomi Berdasarkan :

Tinjauan Ekonomi Berdasarkan : Tinjauan Ekonomi Berdasarkan : Tinjauan Ekonomi Berdasarkan : SAMBUTAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BOGOR Assalamu alaikum Wr Wb Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo Menurut Lapangan Usaha

Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo Menurut Lapangan Usaha Katalog BPS : 9302013.3574 Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo Menurut Lapangan Usaha 2008-2012 Katalog BPS : 9302013.3574 TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA PROBOLINGGO 2008-2012

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB. III URAIAN SEKTORAL Uraian Sektoral yang disajikan dalam Bab III ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, cara perhitungan nilai tambah baik atas dasar harga

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, November 2013 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. K e p a l a,

KATA PENGANTAR. Bandung, November 2013 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. K e p a l a, KATA PENGANTAR Kondisi perekonomian makro memberikan gambaran mengenai daya saing dan tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. Gambaran ekonomi makro dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81 TABEL-TABEL POKOK Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81 Tabel 1. Tabel-Tabel Pokok Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lamandau Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Lebih terperinci

BAB III URAIAN SEKTORAL

BAB III URAIAN SEKTORAL BAB III URAIAN SEKTORAL alah satu kendala dalam memahami publikasi Produk Domestik Regional Bruto adalah masalah konsep dan definisi serta ruang lingkupnya yang memuat data dan informasi statistik. Disamping

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten Subang

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA 2000-2008 ISSN : - No Publikasi : 71060.0802 Katalog BPS : 1403.7106 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 21 cm X 28 cm : vi + 40

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI 1. KONSEP DAN DEFINISI Konsep-konsep yang digunakan dalam penghitungan Produk Regional Bruto (PDRB) adalah sebagai berikut : Domestik A. PRODUK DOMESTIK REGIONAL

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian, Triwulan IV Tahun 2013 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia, Triwulan IV Tahun 2013

Lebih terperinci

Metodologi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB

Metodologi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB BAB II METODOLOGI 2.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto roduk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA

BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA Perkembangan perekonomian suatu wilayah, umumnya digambarkan melalui indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pendekatan

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten

Lebih terperinci

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN MALUKU UTARA

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN MALUKU UTARA VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN MALUKU UTARA 6.1. Perkembangan Peranan dan Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Maluku Utara Kemajuan perekonomian daerah antara lain diukur dengan: pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi

Lebih terperinci

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT L A P O R A N K A J I A N INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT K E R J A S A M A P R O D I P E R E N C A N A A N W I L A Y A H S E K O L A H P A S C A S A R A J A N A U N I V E R S I T A S S

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definsi Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 No. 06/08/62/Th. V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-II 2011 (cum to cum) sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi pada

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011 No. 06/05/62/Th.V, 5 Mei 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011 PDRB Kalimantan Tengah Triwulan I-2011 dibanding Triwulan yang sama tahun 2010 (year on year) mengalami pertumbuhan sebesar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

Sumber : Tabel I-O Kota Tarakan Updating 2007, Data diolah

Sumber : Tabel I-O Kota Tarakan Updating 2007, Data diolah 48 V. DUKUNGAN ANGGARAN DALAM OPTIMALISASI KINERJA PEMBANGUNAN BERBASIS SEKTOR UNGGULAN 5.1. Unggulan Kota Tarakan 5.1.1. Struktur Total Output Output merupakan nilai produksi barang maupun jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER PDRB KABUPATEN PASER TAHUN 2011 Rata rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser kembali menembus angka dua digit sejak tahun 2010. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI 2.1. PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

BAB II METODOLOGI 2.1. PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu BAB II METODOLOGI 2.1. PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

Lebih terperinci

TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2013

TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2013 TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2013 TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2013 Ukuran Buku Jumlah Halaman Diterbitkan Oleh Dicetak Oleh : 21 cm x 29,7 cm : x + 97 halaman : Badan Perencanaan

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb.

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb. SAMBUTAN Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan Rahmat Allah SWT, kita bersyukur atas penerbitan Publikasi Produk Analisis Ekonomi Regional Kota Semarang Tahun 2013. Produk Analisis Ekonomi Regional Kota Semarang

Lebih terperinci

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN BPS PROVINSI MALUKU No. 01/05/81/Th.XV, 05 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN PDRB Maluku pada triwulan IV tahun 2013 bertumbuh

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MAMUJU

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MAMUJU ht tp :// m am uj uk ab. bp s. go.id Publikasi Produk Domestik Regional bruto merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju. Publikasi ini berisikan gambaran

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum SNSE Kabupaten Indragiri Hilir yang meliputi klasifikasi SNSE Kabupaten Indragiri

Lebih terperinci

KABUPATEN KUNINGAN Gross Regional Domestic Product Kuningan Regency

KABUPATEN KUNINGAN Gross Regional Domestic Product Kuningan Regency Katalog BPS : 9302008.3208 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUNINGAN Gross Regional Domestic Product Kuningan Regency 2010-2013 PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Kuningan 2010-2013

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 08/07/1205/Th. VI, 06 Oktober 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara yang diukur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

II.1. SEKTOR PERTANIAN

II.1. SEKTOR PERTANIAN PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 II. URAIAN SEKTORAL Uraian sektoral yang disajikan dalam bab ini mencakup ruang lingkup, definisi, cara panghitungan nilai tambah atas dasar harga berlaku dan konstan

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya. Pembangunan manusia seutuhnya selama ini, telah diimplementasikan pemerintah melalui pelaksanaan program pembangunan

Lebih terperinci

BAB. III. URAIAN SEKTORAL

BAB. III. URAIAN SEKTORAL BAB. III. URAIAN SEKTORAL Salah satu cara untuk memahami publikasi Produk Domestik Regional Bruto adalah mengetahui masalah konsep dan definisi serta ruang lingkupnya yang memuat data dan informasi statistik.

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013

Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013 i ANALISIS PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013 ii KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas terbitnya publikasi Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 4.1. Gambaran Umum inerja perekonomian Jawa Barat pada tahun ini nampaknya relatif semakin membaik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Arah kebijakan ekonomi Kabupaten Murung Raya ditujukan untuk mengimplementasikan program dan mewujudkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2011

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2011 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2011 Katalog BPS : 9302008.3524 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 21,5 x 27,9 cm : 93 + v Naskah dan Penyunting : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Lebih terperinci

METODOLOGI. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

METODOLOGI. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu II. METODOLOGI 2.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari 38 III. METODE PENELITIAN A. Data dan sumber data Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun 2009 2013 dari instansi- instansi terkait yaitubadan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Badan

Lebih terperinci

Badan Perencananan Pembangunan Daerah Bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar

Badan Perencananan Pembangunan Daerah Bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar Melalui publikasi ini, pembaca akan diantarkan pada ulasan mengenai : Pertumbuhan Ekonomi Struktur Ekonomi PDRB per kapita Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha tahun 2010 2011 dan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TINJAUAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 MENURUT LAPANGAN USAHA Tinjauan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang Tahun 2015 i SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA Puji syukur

Lebih terperinci

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang BAB III TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN BERAU 3.1. Tinjauan Umum Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO HALMAHERA TIMUR 2011

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO HALMAHERA TIMUR 2011 . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO HALMAHERA TIMUR 2011 No. Katalog BPS : 9205.8206 No.Publikasi : 8206.001 Ukuran Buku : 16,5 cm x 21,5 cm Jumlah Halaman : xx + 128 Halaman Naskah: Seksi Neraca Wilayah

Lebih terperinci

8.1. Keuangan Daerah APBD

8.1. Keuangan Daerah APBD S alah satu aspek pembangunan yang mendasar dan strategis adalah pembangunan aspek ekonomi, baik pembangunan ekonomi pada tatanan mikro maupun makro. Secara mikro, pembangunan ekonomi lebih menekankan

Lebih terperinci

KABUPATEN BENGKULU TENGAH

KABUPATEN BENGKULU TENGAH Katalog BPS : 9302008.1709 4 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BENGKULU TENGAH BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BENGKULU TENGAH PDRB SEKTORAL KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2012 Nomor Publikasi: 1709.1002

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/02/72/Th. XIV. 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 U M U M

BAB I PENDAHULUAN 1.1 U M U M BAB I PENDAHULUAN 1.1 U M U M Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan satu dari beragam indikator ekonomi yang digunakan dalam mengukur kinerja perekonomian. Indikator tersebut memberikan gambaran

Lebih terperinci

Informasi lebih lanjut : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. Balai Pusat Data dan Analisa Pembangunan (PUSDALISBANG)

Informasi lebih lanjut : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. Balai Pusat Data dan Analisa Pembangunan (PUSDALISBANG) Daftar Isi Kompilasi dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha 2012-2013 ISSN : - Ukuran Buku / Book Size : A5 (14,8 x 21 cm) Jumlah Halaman / Total Pages : iv + 51 halaman Naskah / Manuscript

Lebih terperinci

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i ii Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 INDIKATOR EKONOMI KOTA TERNATE 2015 No. Katalog : 9201001.8271 No. Publikasi : 82715.1502 Ukuran Buku : 15,5 cm

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 26/05/73/Th. VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN I 2014 BERTUMBUH SEBESAR 8,03 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam era otonomi daerah, kebutuhan akan data sebagai bahan perencanaan dan evaluasi pembangunan terutama pembangunan di tingkat kabupaten/kota semakin meningkat. Kebijakan-kebijakan

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TASIKMALAYA PDRB KOTA TASIKMALAYA MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TASIKMALAYA Pengantar PENGANTAR Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Segala

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 11/02/72/Th. XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah pada tahun 2013 yang diukur dari persentase kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi

Lebih terperinci

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka 2011 258 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam bab ini disajikan data dalam bentuk tabel dan grafik dengan tujuan untuk mempermudah evaluasi terhadap data

Lebih terperinci