PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MANOKWARI 2011 Gross Regional Domestic Product of Manokwari Regency okwarikab.bps.go

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MANOKWARI 2011 Gross Regional Domestic Product of Manokwari Regency okwarikab.bps.go"

Transkripsi

1

2 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MANOKWARI 2011 Gross Regional Domestic Product of Manokwari Regency okwarikab.bps.go

3 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MANOKWARI 2011 Gross Regional Domestik Product of Manokwari Regency 2011 ISSN : Nomor Katalog/ Catalog Number : Nomor Publikasi/ Publication Number : Ukuran Buku/ Book Size Jumlah Halaman/ Number of Pages Naskah/ Editor : Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari BPS-Statistics of Manokwari Regency Gambar Kulit/ Art Disigner : Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari BPS-Statistics of Manokwari Regency Diterbitkan Oleh/ / Publish By : Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari BPS-Statistics of Manokwari Regency Dicetak Oleh/ Printed By : Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya May be cited with reference to the source : 16,5 cm x 21,59 cm : viii Halaman/ pages // w.ma warikab.bps

4 KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI ============================================================= SAMBUTAN Keputusan dan penetapan kebijakan an pembangunan daerah harus ditunjang oleh perencanaan yang matang yang didasari oleh berbagai data dan informasi statistik yang akurat dan relevan. Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Manokwari Tahun 2011 ini merupakan informasi secara makro dan merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi di daerah. Dari penyajian data PDRB dapat diketahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan proxy atas gambaran tingkat kemakmuran penduduk serta perkembangan pembangunan di bidang ekonomi secara periodik. Untuk itu saya menyambut gembira dengan diterbitkannya publikasi PDRB Kabupaten Manokwari Tahun 2011 ini. Saya berharap agar di tahun-tahun mendatang Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari dapat menyajikan berbagai jenis data tp://w ww.ma warikab.b statistik dalam menunjang pembangunan di Kabupaten Manokwari, dan terus melakukan koordinasi dengan instansi/sektor terkait baik dikalangan Pemerintah maupun swasta. Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari i

5 Akhirnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan publikasi ini, saya menyampaikan penghargaan dan terimakasih. Manokwari, Oktober 2012 Badan Perencanaan Pembangunan n Daerah Kabupaten Manokwari K e p a l a, YOHAN A. WARIJO, S.Sos, M.Si NIP kab.bps.go.go Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari ii

6 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MANOKWARI =========================================================== KATA PENGANTAR Puji syukur patut dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas limpahan rahmat-nya penyusunan PDRB Kabupaten Manokwari dapat diselesaikan. Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Manokwari Tahun 2011, merupakan lanjutan publikasi sebelumnya yang secara teratur diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Manokwari. Semenjak Tahun 2004, publikasi PDRB tidak lagi menggunakan tahun dasar 1993, tetapi telah diganti dengan tahun dasar baru yaitu tahun dasar 2000 (Re-basing), dengan berbagai pertimbangan teknis sebagaimana dijelaskan di dalam bab pendahuluan. PDRB ini akan sangat berguna bagi para perencana dalam menyusun program pembangunan dan bagi para pengambil kebijakan tp:// ww.m w.man kab.b o dalam mengukur keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan. Disadari bahwa dalam proses penghitungannya masih terhambat dengan data yang dimiliki oleh dinas/instansi terkait. Usaha perbaikan dan penyempurnaan terus diupayakan sehingga kualitas data PDRB secara Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari iii

7 bertahap dapat lebih ditingkatkan. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca dan pemakai data tetap diharapkan untuk penyempurnaannya. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu hingga terbitnya publikasi ini kami ucapkan terimakasih. Manokwari, Oktober 2012 Plh. Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari gi BRENDINA PATONGLOAN NIP ikab. kab.bps.go bps.g s.go Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari iv

8 DAFTAR ISI Halaman Kata Sambutan.... Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel... BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Penjelasan Umum Perubahan Tahun Dasar Harga Konstan 1993 menjadi harga konstan 2000 (Re-basing) Latar Belakang Tahun Dasar ar Alasan diperlukannya Rebasing Implikasi Atas Rebasing Tujuan dan Kegunaan Statistik Pendapatan Regional... BAB II I. KONSEP DAN DEFINISI 2.1. Susunan Agregat Pendapatan Regional Metode Pendekatan Struktur Dari Pendapatan Regional Penyajian Atas Dasar Harga Konstan Cara Penyajian dan Angka Indeks... tp://w ww.ma warikab ps.go o i iii v vii Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari v

9 BAB III. URAIAN SEKTORAL 3.1. Sektor Pertanian Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Industri Pengolahan Sektor Listrik Dan Air Minum Sektor Bangunan/Konstruksi Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor Jasa-jasa BAB IV. TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN MANOKWARI 4.1. PDRB Kab. Manokwari dan Perkembangannya Pertumbuhan Ekonomi Struktur ur Perekonomian Kabupaten Manokwari Analisis Share Terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Perkembangan PDRB Per Kapita PDRB Menurut Kelompok Sektor o ww.man kab.b bps.go o Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari vi

10 DAFTAR TABEL TABEL 1.1 TABEL 1.2 TABEL 1.3 TABEL 1.4 TABEL 1.5 TABEL 1.6 TABEL 1.7 PDRB Kabupaten Manokwari Atas Dasar Harga Berlaku Dirinci Menurut Lapangan Usaha (Dalam am Jutaan Rupiah) Tahun PDRB Kabupaten Manokwari Atas Dasar Harga Konstan 2000 Dirinci Menurut Lapangan Usaha (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Manokwari Atas Dasar ar Harga Berlaku dirinci Menurut Lapangan Usaha (Dalam Persentase) Tahun Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Manokwari Atas Dasar Harga Konstan 2000 dirinci Menurut Lapangan Usaha (Dalam Persentase) Tahun Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Manokwari Atas Dasar Harga Berlaku Dirinci wwma Menurut Lapangan Usaha (Dalam Persentase) Tahun Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Manokwari Atas Dasar Harga Konstan 2000 Dirinci Menurut Lapangan Usaha (Dalam Persentase) Tahun Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Manokwari Halaman ww.man warika kab.bps.go.i Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari vii

11 TABEL 1.8 TABEL 1.9 TABEL 1.10 TABEL 1.11 TABEL 1.12 TABEL 1.13 Atas Dasar Harga Berlaku Dirinci Menurut Lapangan usaha (Dalam Persentase) Tahun Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Manokwari Atas Dasar Harga Konstan 2000 Dirinci Menurut Lapangan usaha (Dalam Persentase) Tahun Indeks Berantai PDRB Kabupaten Manokwari Atas Dasar Harga Berlaku Dirinci inci Menurut Lapangan Usaha (Dalam Persentase) Tahun Indeks Berantai PDRB Kabupaten Manokwari Atas Dasar Harga Konstan 2000 dirinci Menurut Lapangan Usaha (Dalam Persentase) Tahun Indeks Implisit PDRB Kabupaten Manokwari Tahun Laju Indeks Implisit PDRB Kabupaten Manokwari Tahun Angka Agregat PDRB, PDRB Perkapita dan Jumlah Penduduk Kabupaten Manokwari Pertengahan Tahun ww.man warika kab.b bps.go.i Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari viii

12 1.1. PENJELASAN UMUM BAB I PENDAHULUAN PDRB Kabupaten Manokwari Tahun 2011 Perencanaan pembangunan ekonomi, memerlukan bermacam data statistik sebagai dasar perumusan dalam menentukan strategi kebijakan, agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Strategi dan kebijakan yang telah diambil pada masa lalu perlu dimonitor dan dievaluasi hasilhasilnya. Berbagai data statistik yang bersifat kuantitatif diperlukan untuk memberikan mberikan gambaran tentang keadaan pada masa lalu dan masa kini, serta sasaran-sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Tujuan akhir dari proses pembangunan adalah untuk memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Agar pembangunan dapat mencapai tujuannya maka harus didasari oleh proses perencanaan yang matang dan ditunjang oleh adanya ketersediaan berbagai data statistik yang akan digunakan sebagai bahan dasar dalam menentukan dan p:// w.manokwarikab.bps.go kab.bp bps.go mengarahkan program pembangunan untuk maksimalnya hasil guna dan daya guna. Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah usaha dan upaya yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 1

13 masyarakat, memperbesar kesempatan kerja, meningkatkan pemerataan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat, maka perlu disajikan statistik pendapatan regional secara berkala a sebagai bahan perencanaan pembangunan regional khususnya dibidang ekonomi PERUBAHAN TAHUN DASAR HARGA KONSTAN 1993 MENJADI HARGA KONSTAN 2000 (RE-BASING) LATAR BELAKANG Tahun dasar merupakan satu konsep penting yang secara spesifik digunakan untuk penghitungan PDB atau PDRB. Konsep ini digunakan untuk penghitungan PDB/PDRB, baik dari sisi produksi (sektoral) maupun sisi penggunaan (permintaan). Dari pendekatan ini dapat diturunkan estimasi PDB/PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) yang ww.manokwarikab.bps.go kab.bp bps.g menggambarkan perubahan nilai PDB/PDRB yang hanya dipengaruhi oleh perubahan volume atau kuantum. Secara total, estimasi PDB/PDRB tersebut menggambarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 2

14 perubahan ekonomi secara nyata (riil) di suatu negara atau wilayah. Dalam rekomendasi yang dibuat oleh PBB dijelaskan bahwa tahun dasar yang digunakan dalam PDB/PDRB PDR seharusnya selalu diperbaharui (up-date) mengikuti perkembangan ekonomi yang terjadi. Idealnya a perubahan tahun dasar ini dilakukan setiap 5 atau 10 tahun sekali yang dilakukan melalui proses Rebasing. Secara sederhana Rebasing ini diartikan sebagai suatu proses penetapan kembali tahun dasar baru yang dipakai dalam penghitungan PDB/ PDRB. Lebih jauh dalam panduan yang disusun oleh PBB tersebut dikatakan bahwa agar seluruh negara selalu berupaya untuk memperbaharui arui tata cara serta teknik perhitungan PDB dengan menggunakan tahun dasar yang dianggap lebih up todate dengan menggunakan kaidah-kaidah yang terkini, sehingga ga informasi yang dihasilkan akan selalu relevan dan mampu mpu menjelaskan perubahan atau fenomena ekonomi yang terjadi. Dengan dasar tersebut maka dipandang perlu untuk merubah tahun dasar dalam penghitungan PDB/PDRB yang selanjutnya digunakan sebagai tahun rujukan (reference year). w.ma kab.bp bps.g TAHUN DASAR Tahun dasar merupakan salah satu tahun yang ditetapkan sebagai dasar waktu rujukan bagi penghitungan Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 3

15 PDB/PDRB. Berawal dari titik waktu tersebut seluruh perkembangan dan pertumbuhan kinerja ekonomi akan diukur. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penetapan tahun dasar merupakan suatu langkah penting dan strategis bagi terwujudnya kualitas data PDB/PDRB yang lebih baik khususnya untuk tahun-tahun setelah tahun dasar. Ketidaktepatan dalam penentuan tahun dasar akan berakibat buruk terhadap mutu data PDB/PDRB. Tahun dasar tersebut digunakan an sebagai pijakan untuk menghitung perubahan-perubahan n agregat ekonomi, seperti: nilai riil, struktur ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi dan tingkat perkembangan harga (indeks implisit), baik untuk PDB/PDRB secara keseluruhan maupun masing-masing komponen permintaan akhir. Selain itu tahun dasar juga dipakai sebagai ai waktu rujukan atau menjadi tahun konstan (tetap) dalam am pengukuran PDB/PDRB terutama jika ingin mengesampingkan pengaruh harga. Dalam hal ini yang harus dilakukan adalah membandingkan/menilai seluruh data pada tahun berjalan dengan data harga pada tahun dasar. Karena tidak semua tahun kondisinya cukup representatif untuk dijadikan sebagai tahun dasar, maka ww.ma warika kab.bps.g diperlukan beberapa persyaratan untuk memilihnya, yakni, pada tahun tersebut: Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 4

16 a. Kondisi ekonomi relatif stabil (aspek riil dan moneter), tidak terjadi peristiwa-peristiwa besar yang menyebabkan kegiatan ekonomi berjalan secara tidak normal. b. Awal dari suatu peristiwa besar di mana semua hasil pembangunan (kinerja) ekonomi akan dibandingkan dengan kondisi saat itu. c. Kelengkapan data dasar yang digunakan n sebagai input dalam penyusunan PDB/PDRB, baik yang berupa data produk (kuantum)/indikator produk, harga/indikator harga, struktur input, data pelengkap p (mark-up), indeks harga, destinasi produk dan sebagainya, cukup memadai. Mengingat besarnya peranan tahun dasar dalam penghitungan PDB/PDRB, PDRB, maka penetapannya harus didasarkan pada pertimbangan yang hati-hati dan bijaksana. Berdasarkan pengalaman menunjukkan bahwa adanya perubahan tahun dasar akan menyebabkan perubahanperubahan terhadap besaran data PDB/PDRB dan berbagai data a turunannya. Kondisi ini tentunya akan membawa dampak terhadap berbagai pihak yang menggunakan data PDB/PDRB. Untuk itu dalam penetapan tahun dasar perlu dilibatkan berbagai pihak atau instansi yang berkepentingan terhadap ww.ma warika kab.bp bps.g data PDB/PDRB. Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 5

17 ALASAN DIPERLUKANNYA REBASING Pada hakekatnya re-basing atau dalam istilah lain disebut pula sebagai re-referrence merupakan suatu perubahan tahun dasar yang telah digunakan selama ini dalam penghitungan PDB/PDRB dengan suatu tahun yang dianggap representatif. Penetapan tahun dasar baru tersebut didasarkan pada pernyataan yang tertuang dalam buku System of National Accounts (1993) sebagai berikut: In general, constant price series should not be allowed to run for more than 5, or all the most, 10 years without rebasing. It is therefore recommended that disaggregated constant price data should be published for as many of the flows of goods and services in the system as possible, with a change of base year about every 5 years (par ) Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan lebih jauh bahwa sebaiknya tahun dasar dirubah se-sering mungkin atau minimal setiap 5 tahun sekali. Untuk Indonesia, tahun dasar baru yang ditetapkan adalah tahun Alasan yang melatar-belakangi penentuan tahun tersebut adalah sebagai berikut: a. Karena series data PDB/PDRB yang menggunakan tahun dasar sebelumnya (1993) dianggap sudah terlalu tua (lama). Selain itu seri tahun dasar tersebut dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ekonomi yang terjadi. ww.man warika kab.bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 6

18 b. Merupakan kesepakatan bersama yang dideklarasikan oleh negara-negara di wilayah Asia Pasifik (UN-ESCAP), agar hasil pengukuran PDB yang diperoleh dapat dibandingkan secara langsung. c. Tahun 2000 merupakan awal berlangsungnya a proses pemulihan ekonomi Indonesia setelah dilanda da oleh krisis ekonomi sejak dari tahun d. Kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2000 relatif stabil. e. Tersedianya perangkat data yang lengkap yang disajikan dalam Tabel I-O tahun Melalui tabel IO, keseimbangan antara transaksi Supply S dan Demand atas berbagai produk barang dan jasa di wilayah domestik dapat dikontrol dengan lebih baik. f. Tersedianya perangkat data SNSE tahun 2000, yang menyajikan n informasi mengenai keseimbangan antara penerimaan dan konsumsi nasional. Perangkat ini khususnya digunakan sebagai kontrol dalam pengukuran PDB menurut penggunaan. g. Adanya pembaharuan konsep-konsep yang berbasis pada SNA( 93), meski belum seluruh konsep dapat diaplikasikan Dengan alasan-alasan tersebut maka pertimbangan ww.ma warika kab.bp untuk mengganti tahun dasar merupakan suatu kebutuhan utama bagi penyempurnaan estimasi data PDB baik di tingkat nasional maupun PDRB regional. Proses perubahan Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 7

19 atau penetapan tahun dasar baru yang disebut sebagai Rebasing ini didasarkan pada beberapa prinsip utama berkut: a. Re-basing dibangun untuk penghitungan PDB/PDRB menurut runtun waktu (time series) baik secara keseluruhan (total) maupun menurut masing-masing komponen penggunaan akhir b. Re-basing sebaiknya dilakukan hanya untuk waktu yang terbatas, karena semakin panjang selang waktu yang dipakai maka kemungkinan semakin besar hasilnya menjadi bias atau kurang merefleksikan keadaan sebenarnya. c. Re-basing dianjurkan untuk tidak disusun pada tahuntahun sebelum tahun dasar (2000), kecuali untuk keperluan penyusunan model-model ekonomi. d. Dalam proses Re-basing tahun yang dipilih sebagai tahun dasar baru harus merupakan tahun di mana kondisi ekonomi relatif stabil. e. Selain itu pada tahun dasar tersebut data dasar yang digunakan sebagai dasar penyusunan PDB/PDRB harus lengkap. manokwarikab.bps.go kab.bp bps.go IMPLIKASI ATAS REBASING Secara historis, dalam penghitungan PDB Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan tahun dasar, yang dimulai dari tahun Kemudian dilembagakan dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 8

20 menggunakan interval tetap yaitu untuk setiap 10 tahun sekali, yang meliputi tahun 1973, tahun 1983 dan tahun Sementara di tingkat regional (PDRB) sebelum tahun 1973 masih mempunyai tahun dasar yang berbeda-beda antar wilayah. Kemudian mulai tahun 1973 dilakukan penyeragaman tahun dasar antara PDB di tingkat nasional dan PDRB di tingkat regional (propinsi dan kabupaten). Pada saat ini tahun 2000 telah ditetapkan sebagai tahun dasar baru untuk PDB maupun PDRB. Penyeragaman tahun dasar ar ini penting untuk alasan keterbandingan, harmonisasi (penyelarasan) serta konsistensi perangkat data PDB/PDRB B tersebut. Dengan tersedianya data PDB maupun PDRB dengan menggunakan tahun dasar yang sama akan memudahkan pemakai data dalam melakukan analisis keterbandingan bahkan dalam membangun modelmodel ekonomi (pembangunan). Selain itu penyamaan tahun dasar ini diharapkan juga dapat memperkecil perbedaan hasil pengukuran PDB yang disusun secara nasional dengan PDRB yang disusun pada hirarkhi yang lebih rendah. Dengan adanya perubahan tahun dasar ini diyakini akan memberi dampak terhadap perbedaan hasil pengukuran ww.ma warika bps.g PDB yang telah dihitung dengan menggunakan tahun dasar sebelumnya. Perbedaan-perbedaan penting ini ditandai dengan perbedaan pada: nilai nominal atas dasar harga berlaku (adhb) jika ada perbaikan lingkup, nilai nyata atas Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 9

21 dasar harga konstan (adhk), struktur (komposisi) ekonomi, pertumbuhan riil, serta indeks implisit PDB/PDRB pada masing-masing komponen penggunaan. Meskipun perbedaan ini dapat dijelaskan secara ilmiah tetapi yang akan dirasakan aka adalah dampak politisnya TUJUAN DAN KEGUNAAN STATISTIK PENDAPATAN REGIONAL Statistik pendapatan regional yang disajikan dengan baik dan lengkap akan dapat menggambarkan berbagai fenomena antara lain: a. Produk Domestik Regional Bruto yang disajikan atas dasar harga konstan, akan menggambarkan tingkat pertumbuhan riil perekonomian suatu daerah baik secara agregat maupun sektoral. b. Pertumbuhan perekonomian yang timbul tersebut apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk masing-masing tahun, maka akan dapat pula mencerminkan tingkat perkembangan pendapatan perkapita penduduk. Jika pendapatan perkapita penduduk suatu daerah dibandingkan dengan pendapatan perkapita daerah lain, maka angka-angka tersebut dapat dipakai sebagai indikator untuk membandingkan tingkat kemakmuran material dengan daerah lainnya. ww.manokwarikab.bps.go kab.bps.go Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 10

22 c. Penyajian Produk Domestik Regional Bruto baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan, juga dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat inflasi ataupun deflasi yang terjadi. Demikian pula apabila disajikan secara sektoral berdasarkan harga berlaku akan dapat juga memberi gambaran tentang ng struktur perekonomian suatu daerah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Regional yang disajikan secara berkala, wajar dan komprehensif akan diketahui : a. Indikator tingkat pertumbuhan perekonomian. b. Indikator tingkat perkembangan pendapatan per kapita. c. Indikator tingkat kemakmuran masyarakat. d. Indikator tingkat inflasi dan deflasi. e. Indikator dari struktur perekonomian suatu daerah. manokwarikab.bps.go kab.bp Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 11

23 BAB II KONSEP DAN DEFINISI PDRB Kabupaten Manokwari Tahun SUSUNAN AGREGAT PENDAPATAN REGIONAL A. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar Angka Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar ini dapat diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah (value added) ) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian diwilayah ah itu. Jadi dengan menghitung nilai tambah dari masing-masing sektor ekonomi dan menjumlahkan nilai tambah seluruh sektor tadi, akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar. B. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar Perbedaan antara konsep netto dan konsep bruto diatas, ialah karena pada konsep bruto, penyusutan masih termasuk didalamnya, sedang pada konsep netto ini komponen penyusutan sudah dikeluarkan. Jadi produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar dikurangi Pasa / warikab.bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 12

24 penyusutan akan diperoleh produk domestik regional netto atas dasar harga pasar. Penyusutan yang dimaksud disini adalah nilai susutnya (ausnya) barang-barang modal yang digunakan dalam proses produksi. Jika nilai susutnya barang - barang modal dari seluruh sektor ekonomi dijumlahkan, maka hasilnya merupakan penyusutan yang di maksud diatas. C. Produk Domestik Regional Netto to Atas Dasar Biaya Faktor Perbedaan antara konsep biaya faktor dan konsep harga pasar diatas, ialah karena adanya pajak tidak langsung yang dipungut Pemerintah dan subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit produksi. Pajak tidak langsung ini meliputi pajak penjualan, bea ekpor/impor, bea cukai, pajak bumi dan bangunan, dan pajak lain-lain, kecuali pajak pendapatan dan pajak perseroan. Pajak tidak langsung ini oleh unit-unit produksi atau pada pembeli, sehingga pajak tidak langsung berakibat menaikkan harga baru. Jadi pajak tidak langsung dan subsidi mempunyai pengaruh yang sama terhadap harga barang-barang, hanya yang satu berpengaruh menaikkan sedang yang lainnya menurunkan, sehingga kalau pajak tidak langsung dikurangi subsidi akan diperoleh pajak tidak langsung netto. // ww.ma manokwarikab.bps.go kab.bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 13

25 Jika Produk Domestik Regional Netto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak langsung netto, maka hasilnya akan berupa Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor. D. Pendapatan Regional Dari konsep-konsep yang diterangkan diatas dapat diketahui, bahwa Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor itu sebenarnya merupakan jumlah balas jasa faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di daerah itu. Faktor - faktor produksi itu berupa tenaga kerja/buruh, modal uang, tanah dan pengusaha/interpreneur. neur. Dengan demikian Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor merupakan jumlah dari pendapatan yang berupa upah/gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan yang timbul (profit originated), atau merupakan pendapatan yang berasal (income originated) dari daerah tersebut. Akan tetapi pendapatan yang dihasilkan tadi, tidak seluruhnya menjadi pendapatan penduduk diwilayah itu, sebab ada sebagian pendapatan yang diterima oleh penduduk yang tinggal diwilayah lain, misalnya suatu perusahaan yang modalnya dimiliki oleh orang luar, tetapi perusahaan tadi beroperasi didaerah tersebut, maka dengan sendirinya keuntungan perusahaan itu sebagian akan menjadi milik orang luar daerah tersebut, w.manokwarikab.bps.go kab.bp bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 14

26 sehingga sebagian keuntungan akan menjadi pendapatan dari pemilik modal tadi. Sebaliknya kalau ada penduduk daerah ini yang menanamkan modalnya diluar daerah, maka sebagian keuntungan perusahaan tadi akan mengalir ke dalam daerah tersebut, dan menjadi pendapatan atan dari pemilik modal tadi. Kalau Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor dikurangi dengan pendapatan patan yang mengalir keluar tadi, ditambah dengan pendapatan yang mengalir masuk ke dalam region, maka a hasilnya akan merupakan Produk Regional Netto, yaitu merupakan jumlah pendapatan yang benar-benar diterima ima (income receipt) oleh seluruh penduduk yang tinggal gal didaerah itu. Produk regional inilah yang merupakan Pendapatan Regional Daerah tersebut. Bila Pendapatan regional ini dibagi dengan jumlah seluruh penduduk yang tinggal didaerah itu, maka hasilnya merupakan pendapatan perkapita penduduk di daerah tersebut. E. Personal Income Personal income (pendapatan orang seorang) adalah merupakan pendapatan yang diterima oleh rumah tangga. Kalau kita memperhatikan konsep Pendapatan regional maupun Pendapatan Perkapita Penduduk seperti tersebut diatas, maka sebenarnya tidak semua Pendapatan Regional ww.ma warika kab.bp bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 15

27 tersebut diterima oleh rumahtangga, karena harus dipotong pajak pendapatan (corporate income taxes), keuntungan yang tidak dibagikan (undistributed profits), dan iuran kesejahteraan sosial (social security constribution). tion Sebaliknya pendapatan tersebut harus ditambah dengan tansfer yang diterima oleh rumahtangga dan bunga netto atas hutang Pemerintah. Jadi kalau Pendapatan Regional dikurangi pajak pendapatan, keuntungan ungan yang tidak dibagikan dan iuran kesejahteraan aan sosial, kemudian ditambah dengan transfer yang diterima oleh rumah tangga dan bunga netto atas hutang pemerintah, maka akan diperoleh Personal Income.. F. Disposible Income Apabila pendapatan orang - seorang (personal income) tersebut dikurangi dengan pajak rumahtangga dan transfer yang dibayar oleh rumah tangga, maka akan diperoleh pendapatan yang benar-benar siap untuk dibelanjakan (disposible income). Untuk jelasnya, maka susunan Agregat Pendapatan w.ma warika kab.bp bps.g Regional tersebut digambarkan seperti terlihat pada gambar berikut: Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 16

28 SUSUNAN AGREGAT PENDAPATAN REGIONAL Biaya Antara : Bibit, Pupuk, Obatobatan, bahan baku, bahan penolong, listrik, jasa perbankan, alatalat, sewa bangunandan mesin, jasa lainnya dan sebagainya. Tidak termasuk pembelian barang-barang modal Penyusutan Pajak Tidak Langsung Netto Upah dan Gaji Sewa Tanah, royalti Bunga Modal Keuntungan (Deviden dan laba ditahan) Tabel Out - Put PDRB Harga Pasar PDRN Harga Pasar PDRN Biaya Faktor Pendapatan Regional Pendapatan orang seorang (Personal Income) Pendapatan Siap Dibelanjakan (Dispoable Income) Pajak pendapatan perusahaan, keuntungan yang dibagikan, Iuran kesejahteraan sosial Pajak rumah tangga, Transfer oleh rumah tangga Pendapatan Netto dari Luar Daerah / Luar Negeri Transfer yang diterima rumah tangga, bunga Netto atas hutang Pemerintah Keterangan : PDRB : Produk Domestik Regional Bruto PDRN : Produk Domestik Regional Netto PRN : Produk Regional Netto w.mano manokw nokwarik warikab.bps.go Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 17

29 2.2. METODE PENDEKATAN Untuk melakukan penghitungan Pendapatan Regional ada empat yang dipakai yaitu : a. Pendekatan dari segi produksi (production approach) ) b. Pendekatan dari segi pendapatan (income approach) ) c. Pendekatan dari segi pengeluaran (Expenditure approach) d. Metode alokasi (Allocation Method) ) a. Pendekatan Produksi. Pendekatan dengan cara ini dilakukan untuk menghitung Nilai Tambah Bruto (Gross Value Added), dengan jumlah nilai output dikurangi biaya antara (Intermediate Cost). Yang dimaksud dengan output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi didaerah tersebut dalam satu periode tertentu (biasanya satu tahun) sedangkan biaya antara (intermediate cost) adalah barang-barang tidak tahan lama (umur pemakaian kurang dari satu tahun atau habis dalam satu kali pemakaian) dan jasa-jasa pihak lain yang digunakan dalam proses produksi. Jadi apabila nilai output dikurang dengan biaya-biaya antara, maka akan diperoleh Nilai Tambah Bruto yang terdiri dari biaya faktor produksi (upah,gaji, bunga netto, sewa tanah, keuntungan), penyusutan barang modal dan pajak tak /www w.ma warika Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 18

30 langsung netto. Nilai output biasanya digunakan data primer dari sektor-sektor produksi atau perusahaanperusahaan maupun dari sumber-sumber sekunder lainnya. Sedangkan biaya antara diperoleh dengan melakukan survey khusus pendapatan regional (SKPR). Penghitungan dengan pendekatan produksi ini biasanya digunakan untuk sektor pertanian, industri, listrik, gas dan air minum, pertambangan dan sebagainya. ainya. b. Pendekatan Pendapatan Pendekatan dengan cara ini dapat dilakukan dengan menjumlahkan an pendapatan, yaitu jumlah balas jasa faktor produksi berupa upah/gaji, bunga netto, sewa tanah dan keuntungan, sehingga diperoleh Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor. Untuk memperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar, harus ditambah dengan penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Penghitungan dengan pendekatan pendapatan atau(income Approach) ini biasanya digunakan untuk kegiatan yang sulit dihitung dengan pendekatan produksi, seperti sektor Pemerintahan dan Jasa-jasa yang usahanya tidak mencari untung (Non profit) ww.ma manokwarikab.bps.go bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 19

31 c. Pendekatan Pengeluaran. Pendekatan dengan cara ini digunakan untuk menghitung nilai barang dan jasa yang digunakan oleh berbagai golongan dalam masyarakat. Barang dan jasa yang diproduksi oleh unit-unit produksi akan digunakan untuk keperluan konsumsi, pembentukan modal (Investasi) dan ekspor. Barang-barang yang digunakan ini ada yang berasal dari produksi dalam daerah (domestik) dan yang berasal dari luar daerah (impor). Karena yang dihitung nilai barang dan jasa yang berasal dari produksi domestik saja, maka dari komponen biaya diatas perlu dikurangi dengan nilai impor sehingga komponen nilai ekspor diatas akan menjadi nilai ekspor netto. Apabila a nilai konsumsi (konsumsi rumah tangga, pemerintah dan yayasan sosial), nilai pembentukan modal dan ekspor netto dijumlahkan, maka akan diperoleh nilai Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar. d. Metode Alokasi Kadang-kadang data yang tersedia tidak memungkinkan menggunakan ketiga metode diatas, hingga terpaksa dipakai metode alokasi ini. Hal ini dapat terjadi misalnya suatu unit produksi yang mempunyai kantor pusat dan kantor cabang. ww.ma warika kab.bp bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 20

32 Kantor Pusat berada diwilayah lain, sedangkan kantor cabang berada didaerah tersebut. Sering kantor-kantor cabang ini tidak dapat membuat neraca untung rugi, sebab neracanya dibuat di kantor pusat, sehingga tidak dapat diketahui berapa keuntungan yang diperoleh dari kantor cabang ini. Pada hal keuntungan adalah salah satu komponen dari nilai tambahnya tidak dapat dihitung. Untuk dapat menghitung hal-hal yang demikian maka digunakan metode alokasi, asi, yaitu dengan jalan mengalokasikan angka-angka yang tersaji secara terpusat dengan memakai makai indikator-indikator yang sekiranya dapat menunjukkan peranan cabang yang ada didaerah itu terhadap kantor pusatnya. Indikator ini dapat berupa volume kerja, jumlah karyawan, jumlah produksi, dan lain-lain. Metode alokasi ini merupakan metode pendekatan tidak langsung, sedang yang lain, merupakan metode langsung. Dengan menggunakan metode langsung akan dapat dihasilkan angka-angka yang bisa menggambarkan karakteristik yang lebih mendekati kenyataan bila dibanding dengan angkaangka yang diperoleh dari metode yang tidak langsung. Oleh karena itu sejauh mungkin digunakan metode langsung, dan bila hal ini tidak mungkin, baru ditempuh penghitungan dengan metode tidak langsung ini. ww.ma warika kab.bp bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 21

33 2.3. STRUKTUR DARI PENDAPATAN REGIONAL Untuk dapat memberi gambaran sampai seberapa jauh peranan masing-masing sektor ekonomi memberikan andil dalam berproduksi atau sampai seberapa jauh peranan faktor-faktor produksi berpartisipasi dalam proses produksi, atau bagaimana komposisi penggunaan produk-produk yang dihasilkan tadi, maka biasanya Pendapatan Regional disajikan dalam 3 bentuk : 1. Pendapatan Regional menurut lapangan usaha (by industrial origins) 2. Pendapatan Regional menurut andilnya faktor-faktor produksi 3. Pendapatan Regional menurut jenis penggunaan (by type of expenditure) ) a. Pendapatan Regional Menurut Lapangan Usaha Penyajian dalam bentuk ini dapat memberikan gambaran tentang peranan masing-masing sektor dalam memberikan andilnya pada Pendapatan Regional. Karena itu unit-unit produksi dikelompokkan ke dalam sektorsektor sebagai berikut: 1. Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kehutanan dan Perkebunan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan w.manokwarikab.bps.go warikab.bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 22

34 4. Listrik dan Air Minum 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dam Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa b. Pendapatan Regional Menurut Andilnya Faktor-Faktor Produksi Penyajian dalam bentuk ini dapat memberikan dalam memberikan andil pada Pendapatan Regional. Karena itu disajikan balas jasa yang diterima oleh masingmasing faktor produksi yaitu dalam bentuk upah/gaji, sewa tanah, bunga dan keuntungan. Berhubung ada unit-unit produksi yang faktor-faktor produksinya sekaligus dimiliki sendiri oleh produsen seperti : petani, pelukis dan pekerja profesional lainnya, maka terlalu sukar untuk memisahkan nilai tambahnya dalam komponen-komponen faktor-faktor pendapatan, sehingga perlu ditambahkan satu perincian lagi untuk menampung hal seperti ini, yaitu usaha perorangan (non corporated enterprices). Dengan demikian maka item-item yang keluar menjadi: 1. Upah/gaji (compensation of employees) 2. Pendapatan dari usaha perorangan gambaran tentang peranan n masing-masing faktor produksi warika Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 23

35 3. Sewa tanah (Land Rent) 4. Keuntungan perusahaan (Corporated profit) 5. Bunga Netto (Net Interest) Untuk dapat memberi gambaran tentang apa-apa yang tercakup dalam masing-masing item diatas, dibawah ini akan diuraikan secara singkat sebagai berikut: 1. Upah/Gaji Yang tercakup disini adalah balas jasa faktor produksi buruh/ pegawai yang meliputi: a. Upah dan gaji baik berupa uang maupun barang, sebelum dipotong pajak upah, dana pensiun, asuransi kesehatan. b. Pembayaran yang berbentuk hadiah, premi, bonus dan segala macam tunjangan lainnya. c. Social security contribution meliputi pembayaran kontribusi yang dilakukan oleh pengusaha untuk keperluan pegawai-pegawainya, misalnya dana asuransi, dana kesehatan dana pensiun dan sebagainya. ww.ma.manokwarikab.bps.go bps.g 2. Pendapatan Usaha Perorangan Yang tercakup disini adalah pendapatan yang ditimbulkan oleh unit - unit produksi yang tidak Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 24

36 berbentuk perusahaan misalnya petani, dokter, pedagang kecil, tukang cukur, dan sebagainya. Disini biasanya faktor produksinya tidak dibeli dari luar tetapi dimiliki oleh unit-unit produksi itu sendiri, maka pendapatan yang ditimbulkan sukar dipisahkan menjadi komponen-komponen balas jasa faktor produksinya, hingga nilai tambahnya dikeluarkan dalam bentuk gabungan item ini. 3. Sewa Tanah Yang dicakup disini ialah pendapatan yang ditimbulkan oleh: a. Ikut sertanya faktor produksi tanah dalam proses produksi dengan tidak melihat untuk apa tanah itu digunakan (apakah untuk pertanian, perikanan atau untuk bangunan), maka sewa yang timbul dimasukkan dalam sewa tanah. Tapi perlu diingat, bahwa sewa yang dimaksud disini harus sewa netto, artinya setelah dipotong dengan kewajibankewajiban yang harus dibayar oleh pemilik tanah itu, misalnya pajak-pajak dan ongkos perbaikan atas tanah bila hal ini dibebankan kepada pemilik tanah. w.manokwarikab.bps.go warika bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 25

37 b. Pemilik atas hak patent, hak cipta (copyright), merk dagang dan sebangsanya dimasukkan juga dalam item ini. 4. Keuntungan Yang tercakup disini ialah keuntungan perusahaan sebelum dipotong pajak perusahaan dan pajak langsung lainnya, dan sebelum dibagikan sebagai deviden. 5. Bunga Netto Yang tercakup disini ialah bunga kas piutang maupun surat-surat berharga lainnya yang diterima oleh penduduk maupun pemerintah, dikurangi bunga atas hutang pemerintah kepada penduduk jika hutang tersebut dipakai untuk konsumsi pemerintah misalnya, untuk membiaya perang. Karena dipakai untuk konsumsi, berarti uang itu tidak ikut serta dalam proses produksi, hingga bunganya pun bukan balas jasa faktor produksi. Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa Pendapatan Regional merupakan balas jasa faktor produksi, maka bunga yang demikian bukan bagian dari Pendapatan Regional dan harus dikeluarkan dari ww.manokwarikab.bps.go bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 26

38 Pendapatan Regional untuk selanjutnya dianggap sebagai transfer. Selain itu perlu diadakan imputasi atas bunga dari uang penduduk yang disimpan sebagai tanggungan diperusahaan sebagai asuransi jiwa, dana pensiun dan sebagainya. Imputasi ini dimasukkan dalam item diatas. c. Pendapatan Regional Menurut Jenis Penggunaan (by type of expenditure) Penyajian dalam bentuk ini dapat memberi gambaran, bagaimana barang dan jasa yang diproduksi itu digunakan oleh berbagai golongan dalam masyarakat. Untuk keperluan ini maka barang dan jasa itu dikelompokkan kan menurut penggunaannya dalam masyarakat, akat, yaitu digunakan untuk keperluan konsumsi rumah tangga, pemerintah dan lembaga swasta yang tidak mencari untung (private non profit consumption expenditure), ditanam sebagai barang modal (fixed capital formation), yang tidak digunakan pada tahun laporan akan disimpan sebagai stock (increase in stock) dan digunakan untuk barang ekspor netto. Jadi penyajiannya akan berbentuk: 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah ww.manokwarikab.bps.go kab.bp Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 27

39 3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit 4. Pembentukan Modal Tetap 5. Perubahan Stock 6. Ekspor Netto Untuk mendapat gambaran tentang apa yang tercakup dalam item-item diatas, maka dibawah ini masing-masing item akan diuraikan secara singkat. 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Yang termasuk dalam item ini ialah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli barang-barang jadi baru dan jasa tanpa melihat durabelity dari barang dan jasa itu, dikurangi penjualan dari barang bekas netto (penjualan pembelian barang bekas netto, dengan mengecualikan pengeluaran yang bersifat transfer, pembelian tanah dan rumah. Pengecualian ini dilakukan sebab transfer akan dihitung sebagai pengeluaran pada konsumen yang menerima transfer tadi, sedang pengeluaran untuk tanah dan rumah dimasukkan dalam item Pembentukan Modal (capital formation). Kecuali pengeluaran yang dilakukan oleh rumahtangga yang tercakup dalam item ini ialah pengeluaran rutin yang dilakukan oleh lembaga swasta (lembaga swasta non profit). Pengeluaran yang dilakukan oleh lembaga ini ww.ma manokwarikab.bps.go kab.bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 28

40 untuk pembelian barang-barang modal akan dimasukkan dalam item pembentukan modal tetap. Pengeluaran konsumsi rumahtangga swasta yang tidak mencari untung ini disebut Private Non Profit Consumption Expenditure. 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Item ini mencakup pengeluaran eluaran rutin untuk pembelian barang dan jasa dari pihak lain yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, dikurangi hasil penjualan barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah. Pengeluaran rutin disini meliputi pembayaran upah dan gaji kepada pegawai pemerintah, belanja barang, biaya pemeliharaan dan biaya rutin lainnya termasuk juga pengeluaran belanja modal untuk keperluan militer. Belanja modal untuk keperluan sipil misalnya pembelian mobil, pesawat terbang, mesin-mesin, pembuatan gedung-gedung, jalan, jembatan dan sebagainya, akan dimasukkan dalam pembentukan modal tetap, sedang pembelian seperti diatas, tetapi untuk keperluan militer dimasukkan dalam Pengeluaran Konsumsi Pemerintah. Pengeluaran rutin tersebut harus dikurangi dengan hasil penjualan barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah, ww.ma manokwarikab.bps.go kab.bp bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 29

41 misalnya penjualan buku-buku penerbitan oleh departemen-departemen, penjualan bibit padi dan telur dari pusat-pusat pembibitan milik pemerintah dan sebagainya. 3. Pembentukan Modal Tetap Pembentukan modal tetap bruto (gross fixed capital formation) ditambah perubahan stok (increase in stock) biasanya disebut Gross Capital Formations, sebab memang keduanya merupakan jumlah perubahan stok barang, ang, baik barang-barang yang sudah ditanam maupun yang masih disimpan. Untuk memudahkan penghitungan, kedua item perlu dipisahkan. Apa yang tercakup dalam perubahan stok akan dibicarakan icarakan kemudian sedangkan yang masuk dalam pembentukan modal tetap mencakup besarnya modal yang ditanam selama satu tahun, baik oleh Pemerintah, Swasta, Lembaga Swasta Nirlaba maupun Rumahtangga (terbatas pada tanah dan rumah), dikurangi dengan jumlah penjualan barangbarang modal bekas selama tahun yang sama. Yang tercakup dalam barang modal tetap (durable procedure goods) dan umur lebih dari satu tahun, ww.manokwarikab.bps.go kab.bp bps.go Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 30

42 misalnya tanah, rumah, gedung, jalan, jembatan, damdam, mesin-mesin, alat-alat transpor dan sebagainya. Selain yang termasuk dalam pembentukan modal tetap untuk pembelian/ penambahan ternak-ternak yang dipelihara untuk diambil susunya, tenaganya, bulunya dan sebagainya. Sedang pembelian /penambahan ternak yang dipelihara a untuk diambil dagingnya (dipotong) akan dimasukkan dalam pembentukan modal stok. Dalam item ini termasuk juga pengeluaranpengeluaran untuk penanaman hutan baru, perkebunan-perkebunan atau tanaman-tanaman keras yang baru bisa dipetik hasilnya setelah berumur lebih dari satu tahun. 4. Perubahan Stok Yang dimaksud dalam item ini ialah barangbarang yang diproduksi maupun yang impor pada tahun itu, tapi belum sempat dipakai sampai akhir tahun, hingga masih disimpan sebagai stok. Stok yang disimpan ini meliputi barang-barang mentah yang belum sempat diproses menjadi barang lain, barang yang masih dalam proses (work in process) dan barang-barang jadi yang belum sempat dijual. Seperti yang disebut diatas termasuk juga dalam increase w.ma okwarikab.bps.go bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 31

43 stock ialah penambahan ternak yang dipelihara untuk dipotong. 5. Ekpor Netto Ekpor netto disini berarti selisih antara ekspor dan impor dari barang dan jasa. Ekspor barang ang dan jasa meliputi ekspor barang-barang yang dijual ke luar negeri, dimana termasuk didalamnya barang-barang dagangan (merchandise), jasa-jasa a-jasa transpor, asuransi dan jasa-jasa lain. Begitu pula untuk impor termasuk barang-barang dagangan, jasa-jasa lain yang dibeli dari luar negeri. Juga pengeluaran/pemasukan barang yang bersifat pemberian/ hadiah ke/dari negara-negara lain dan barang-barang yang diekspor/impor dengan dibiayai oleh uang yang diperoleh dari transfer antar negara. Tetapi kalau pengeluaran/pemasukan barang yang bersifat hadiah/pemberian ini dimaksud untuk keperluan militer tidak termasuk dalam item ekspor/impor ini. ww.ma manokwarikab.bps.go kab.bp bps.g 2.4. PENYAJIAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN Salah satu kegunaan dari Pendapatan Regional ialah untuk melihat perkembangan pendapatan/ produk dari tahun ke tahun. Karena adanya pengaruh inflasi, maka daya beli Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 32

44 uang akan mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Berhubung dengan itu apakah kenaikan pendapatan seseorang benar-benar naik atau tidak, maka faktor inflasi ini terlebih dahulu harus dikeluarkan dari pendapatan ini. Setelah faktor inflasi dikeluarkan, maka pendapatan yang dihasilkan akan merupakan pendapatan yang riil (real income), hingga naik turunnya pendapatan riil ini akan mencerminkan naik turunnya daya beli masyarakat. Pendapatan Regional dengan masih adanya faktor inflasi didalamnya merupakan pendapatan an regional atas dasar harga yang berlaku, sedang bila faktor inflasi sudah dikeluarkan maka menjadi pendapatan regional atas dasar harga konstan. Ada tiga metode dasar yang dapat dipakai: 1. Revaluasi asi Cara ini diperoleh dengan menilai produksi pada tahun yang bersangkutan dengan memakai harga pada tahun dasar. Begitu juga biaya antara dinilai dengan memakai harga pada tahun dasar pula. Dalam praktek, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan, karena w.ma warika kab.bps.g.go.i mencakup biaya antara yang sangat banyak, disamping data harga yang tersedia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 33

45 dasar harga konstan masing-masing tahun dengan rasio (tetap) biaya antara terhadap output pada tahun dasar. 2. Ekstrapolasi Cara ini diperoleh dengan mengekstrapolasikan kan nilai tambah pada tahun dasar dengan menggunakan Indeks kuantum dari barang-barang bersangkutan yang diproduksi. Bila terdapat kesulitan dalam memperoleh eh Indeks kuantum dapat dipakai indikator lain yang ada a hubungannya dengan Indeks kuantum produksi itu, misalnya Indeks tenaga kerja dibidang itu, Indeks kuantum dari input yang dipakai dan sebagainya. Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap output atas dasar harga konstan, kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan. 3. Deflasi Cara ini diperoleh dengan mendeflate nilai tambah atas dasar harga yang berlaku dengan Indeks harga dari barangbarang yang bersangkutan. Indeks harga disini dapat dipakai / manokwarikab.bps.go kab.bp bps.g Indeks harga perdagangan besar, harga produsen maupun harga eceran tergantung mana yang lebih cocok. Selain dari pada itu metode dasar tersebut diatas ada empat pendekatan untuk menghitung nilai tambah sektoral atas dasar harga Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 34

46 konstan, tiga diantaranya didasarkan pada pendekatan produksi yang dipakai untuk penghitungan nilai tambah dan yang satunya didasarkan pada pendekatan pendapatan. Empat pendekatan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Deflasi Ganda Deflasi ganda dilakukan apabila output atas dasar harga konstan dihitung secara terpisah dari input antara atas dasar harga konstan. Nilai tambah atas dasar harga konstan merupakan selisih antara ara output dan input antara atas dasar harga konstan itu dapat dipakai salah satu atau kombinasi dari tiga metode dasar tersebut diatas. Perlu diperhatikan bahwa istilah deflasi yang digunakan disini adalah dalam arti yang luas. 2. Ekstrapolasi Langsung Terhadap Nilai Tambah Ekstrapolasi dari nilai tambah sektoral dapat dilakukan dengan menggunakan perkiraan-perkiraan dari penghitungan output atas dasar harga konstan (yang didasarkan pada metode revaluasi, ekstrapolasi atau deflasi) atau dapat secara langsung menggunakan Indeks produksi yang sesuai, atau tingkat pertumbuhan riil yang lalu dari output, input antara atau nilai tambah kemudian dikalikan dengan nilai tambah sektoral tahun dasar. Secara implisit pendekatan ini didasarkan pada w.manokwarikab.bps.go warika kab.bp bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 35

47 asumsi bahwa output atas dasar harga konstan berubah sejalan dengan input atas dasar harga konstan atau rasio input antara riil boleh dikatakan tetap. Asumsi itu akan cocok bila perubahan teknologi dari sektor yang bersangkutan relatif kecil. Dalam beberapa hal pendekatan ini akan lebih mudah bila digunakan dalam jangka pendek atau bila rasio input antara adalah kecil. 3. Deflasi Langsung Terhadap Nilai Tambah Deflasi dari nilai tambah sektoral dilakukan dengan menggunakan Indeks harga implisit dari output atau secara langsung menggunakan Indeks harga produksi yang sesuai, kemudian dijadikan angka pembagi terhadap nilai tambah sektoral atas dasar harga berlaku. Secara implisit pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa inflasi yang terjadi pada output dianggap sama dengan inflasi pada input antara. Asumsi ini akan lebih mudah bila digunakan dalam jangka pendek atau bila rasio input antara adalah kecil. 4. Deflasi Komponen Pendapatan Komponen-komponen dari nilai tambah pada dasarnya erat kaitannya dengan tenaga kerja, modal dan manajemen perubahan kualitas tenaga kerja dan modal akan menyebabkan kesulitan-kesulitan, pendekatan ini hanya // ww.ma manokwarikab.bps.go kab.bp Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 36

48 digunakan untuk sektor-sektor dimana tiga pendekatan diatas tidak mungkin digunakan karena tidak tersedianya data dasar atau Indeks output yang sesuai. Pendekatan ini akan lebih cocok bila nilai tambah terutama terdiri dari kompensasi tenaga kerja dan penyusutan CARA PENYAJIAN DAN ANGKA INDEKS Agregat-agregat Pendapatan Regional secara seri selalu disajikan dalam dua bentuk yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan seperti yang telah diuraikan diatas. 1. Pada penyajian atas dasar harga berlaku, semua agregat Pendapatan regional dinilai atas dasar harga yang berlaku pada masing-masing tahunnya, baik pada saat menilai produksi dan biaya antara maupun pada penilaian komponen nilai tambah. 2. Pada penyajian atas dasar harga konstan suatu tahun dasar semua agregat pendapatan regional dinilai atas dasar harga yang tetap yang terjadi pada tahun dasar, sehingga perkembangan agregat pendapatan regional semata-mata karena perkembangan riil dan bukan karena pengaruh kenaikan harga. w.manokwarikab.bps.go kab.bp Agregat pendapatan regional juga disajikan dalam bentuk angka Indeks yaitu Indeks perkembangan, laju pertumbuhan Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 37

49 dan Indeks implisit, dimana masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Indeks perkembangan diperoleh dengan membagi nilainilai pada masing-masing tahun dengan nilai pada tahun sebelumnya dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan n agregat pendapatan dari tahun ke tahun terhadap tahun dasarnya. 2. Angka laju pertumbuhan, diperoleh dengan membagi nilai pada masing-masing tahun dengan nilai pada tahun sebelumnya, dikalikan 100. Jadi disini tahun sebelumnya selalu dianggap 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan agregat pendapatan regional untuk masing-masing tahun dibandingkan ngkan dengan tahun sebelumnya. 3. Indeks implisit diperoleh dengan membagi nilai atas dasar harga yang berlaku dengan nilai atas dasar harga konstan untuk masing-masing tahunnya, dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan harga dari agregat pendapatan regional terhadap harga pada tahun dasar, selanjutnya bila dari Indeks ini dibuat Indeks berantainya, akan terlihat tingkat perkembangan harga setiap tahun terhadap tahun sebelumnya. ww.mano manokwarikab.bps.go kab.bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 38

50 BAB III URAIAN SEKTORAL PDRB Kabupaten Manokwari Tahun 2011 Dalam bab ini disajikan uraian sektoral yang mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, cara-cara penghitungan nilai tambah atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan n 1993 serta sumber datanya SEKTOR PERTANIAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa subsektor yaitu sub sektor Tanaman Bahan Makanan, Sub Sektor Perkebunan, Sub Sektor Peternakan, n, Sub Sektor Kehutanan dan Sub Sektor Perikanan Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan /wws Sub sektor ini mencakup komoditi tanaman bahan /wma makanan seperti padi, jagung ketela pohon, ketela rambat, kentang, kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman pangan lainnya dan hasil-hasil produk ikutanya, termasuk disini hasil-hasil dari pengolahan yang dilakukan secara sederhana seperti beras tumbuk dan gaplek. ab.bps.go. go Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 39

51 Data produksi diperoleh dari dinas tanaman pangan dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari beserta harganya. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu mengalikan terlebih dahulu setiap jenis kwantum produksi dengan masing-masing harganya, kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya antara atas dasar harga yang berlaku setiap bulan. Biaya antara tersebut t diperoleh dengan menggunakan ratio antara terhadap output hasil survei pertanian dilakukan dengan Survei Khusus Sektoral (SKS). Nilai tambah ah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara Revaluasi, yaitu mengalikan produksi pada masing-masing tahun dengan harga pada tahun 2000, kemudian dikurangi lagi dengan biaya antara atas as dasar harga konstan tahun Tanaman Perkebunan Rakyat Komoditi yang dicakup disini adalah hasil tanaman perkebunan yang di usahakan oleh rakyat seperti karet, kopra, teh, tebu, tembakau, cengkeh dan sebagainya, termasuk produk ikutannya dan hasilhasilnya. Pengolahan sederhana seperti minyak kelapa rakyat, tembakau olahan, kopi olahan dan teh olahan. ww.ma manokwarikab.bps.go kab.bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 40

52 Nilai Tambah Bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara pendekatan produksi. Rasio biaya antara serta rasio margin perdagangan dan biaya transpor yang digunakan diperoleh dari tabel Input-output utp Indonesia. Nilai tambah atas dasar konstan 2000 dihitung dengan cara Revaluasi, sama seperti yang dilakukan pada tanaman bahan makanan Peternakan dan Hasil-hasilnya silnya Sub sektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas maupun hasil-hasil ternak seperti : sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, telur, susu segar, wool serta hasil pemotongan hewan. Produksi ternak diperkirakan an peternakan adalah jumlah ternak yang dipotong ong ditambah dengan kenaikan stok ditambah dengan hasil ternak. Hasil ternak yang tersedia datanya hanyalah telur sedangkan susu tidak ada. Data yang dipakai dalam penghitungan diperoleh dari Dinas Peternakan Propinsi Papua Barat dan Kabupaten Manokwari, data harga yang dipakai dari BPS Kabupaten Manokwari. Untuk mendapatkan output baik atas dasar harga yang berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 sama seperti pada penghitungan sub sektor perkebunan. ww.manokwarikab.bps.go bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 41

53 Kehutanan Sub sektor Kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu, pengambilan hasil hutan lainnya dan perburuan, kegiatan penebangan kayu menghasilkan kayu gelondongan, kayu olahan, kayu bakar, arang dan bambu. Sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil hutan lainnya berupa rotan, damar, kulit kayu, kopal, nipah, akar-akaran dan sabagainya. Sebagaimana dengan sub sektor lainnya dalam sektor pertanian, output sub sektor kehutanan dihitung dengan cara mengalikan produksi dengan harga masingmasing. Penggunaan n harga yang berlaku pada masingmasing tahun menghasilkan output atas dasar yang berlaku dan penggunaan harga pada tahun dasar menghasilkan output atas dasar harga konstan Selanjutnya nilai tambah bruto dihitung dengan menggunakan rasio tersebut yang diperoleh dari tabel- tabel input-output Indonesia Perikanan Komoditi yang dicakup adalah semua hasil dari kegiatan perikanan laut, perairan umum, tambak, kolam, sawah dan kerambah serta pengolahan sederhana (pengeringan dan penggaraman ikan). Sumber data / manokwarikab.bps.go kab.bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 42

54 diperoleh dari Dinas Perikanan Propinsi Papua Barat dan Kabupaten Manokwari. Nilai tambah bruto atas dasar harga yang berlaku diperoleh dengan jalan mengeluarkan biaya produksi atas dasar harga yang berlaku, dan jika besarnya penyusutan dikeluarkan lagi dari nilai tambah ah bruto tadi, maka sisanya merupakan nilai tambah netto atas dasar harga yang berlaku. Penghitungan nilai tambah bruto dilakukan dengan cara mengalikan rasio nilai tambah terhadap output. Rasio nilai tambah ah tersebut diperoleh dari tabel input-output Indonesia SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Penghitungan nilai tambah sektor pertambangan dan penggalian n untuk Kabupaten Manokwari adalah sub sektor penggalian galian yang terdiri dari penggalian pasir, penggalian batu, penggalian kerikil penggalian tanah liat dan lain sebaganya, sedangkan untuk sub sektor pertambangan tidak diadakan penghitungan karena didaerah Manokwari tidak ada pertambangan sedang penambangan yang dilakukan // ww.ma anokwarikab.bps.go kab.bps.g secara tradisional oleh masyarakat saat ini masih belum dimasukkan dalam penghitungan. Perkiraan output atas dasar harga berlaku didasarkan pada hasil kali antara produksi dan harga masing-masing Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 43

55 komoditi sedang penghitungan atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara metode deflasi dengan Indeks harga perdagangan besar sub sektor penggalian SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN. Sektor industri pengolahan terdiri dari industri besar sedang, industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Industri besar sedang adalah industri yang tenaga kerjanya berkisar antara 20 orang atau lebih, sedangkan industri kecil mempunyai tenaga kerja antara a 5-19 orang dan industri kerajinan rumah tangga mempunyai mpunyai tenaga kerja 1-4 orang Industri Besar Sedang Baik output maupun nilai tambah atas dasar harga yang berlaku diperoleh dari survei perusahaan industri besar/sedang Propinsi Papua Barat. Penghitungan atas dasar harga konstan 2000 memakai cara ekstrapolasi dengan jumlah tenaga kerja sebagai ekstrapolatornya Industri Kecil ww.manokwarikab.bps.go kab.bp bps.g Jumlah tenaga kerja diperoleh dari hasil Sensus Ekonomi 2006 dan Kantor Dinas Perdagangan, Koperasi dan Perindustrian Propinsi Papua Barat dan dilakukan penyesuaian dengan data yang terdapat pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 44

56 BPS. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara rata-rata output per tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja. Untuk harga konstan memakai ekstrapolasi Industri Kerajinan Rumah Tangga Output Industri kerajinan rumah tangga diperoleh dari hasil kali antara rata-rata output per tenaga kerja didapat melalui SKS besarta rasio biaya antara dan penyusutannya. Sedangkan n output atas dasar harga konstan caranya sama dengan Indutri Kecil SEKTOR LISTRIK DAN AIR MINUM Sub Sektor Listrik Data produksi diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Manokwari sedangkan data harga (rata-rata tarip/kwh) memakai rata-rata/kwh PLN Wilayah X Papua. Output atas dasar harga yang berlaku dari perkalian antara produksi (listrik yang dibangkitkan) dengan harga (rata-rata tarip/kwh) masing-masing tahun, sedangkan output atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan revaluasi. Nilai Tambah Bruto ww.manokwarikab.bps.gow.ma warika kab.bp bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 45

57 diperoleh dengan mengurangkan biaya antara dari nilai produksi bruto (output) Sub Sektor Air Minum Mencakup air minum yang diusahakan an oleh Perusahaan Air Minum (PAM). Data produksi dan harga diperoleh langsung dari Perusahaan Air Minum Kabupaten Manokwari.Perhitungan atas dasar konstan memakai cara revaluasi SEKTOR BANGUNAN/KONSTRUKSI Mencakup segala a kegiatan pembangunan fisik (konstruksi) baik berupa gedung, jalan,jembatan dan konstruksi lainnya. a. Perkiraan output sektor bangunan/konstruksi didasarkan atas hasil survei konstruksi dengan menggunakan gunakan Indikator pertumbuhan realisasi pengeluaran pembangunan pemerintah, selanjutnya ditambah dengan output bangunan yang dikerjakan oleh masyarakat SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN // ww.manokwarikab.bps.go kab.b bps.g Perdagangan Besar dan Eceran Penghitungan nilai tambah sub sektor perdagangan besar dan eceran dilakukan dengan cara Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 46

58 pendekatan arus barang yaitu menghitung besarnya nilai komoditi pertanian, pertambangan dan penggalian, industri serta komoditi impor (impor antar negara dan antar pulau) yang diperdagangkan di Manokwari. Dari nilai margin (output) pedagang yang selanjutnya a dipakai untuk menghitung nilai tambahnya. Rasio besarnya produksi yang diperdagangkan, margin perdagangan didasarkan pada data hasil penyusutan tabel input output indonesia tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik. Rasio biaya antara diperoleh eh dari hasil survei khusus Sektoral (SKS) Restoran Nilai tambah sub sektor restoran diperoleh dengan cara mengalikan jumlah tenaga kerja dengan rata-rata output per tenaga kerja atau dengan mengalikan jumlah restoran yang ada dengan rata-rata output perusahaan, kemudian dikurangi dengan biaya antara. Data perkiraan jumlah tenaga kerja pada sub sektor restoran diperoleh dari hasil sensus ekonomi 2006 dan sensus penduduk 2000 yang kemudian diperbaharui dengan data-data pendukung, sedangkan rata-rata output per tenaga kerja dan rasio biaya antara diperoleh dari hasil Survei Khusus Sektoral (SKS). ww.manokwarikab.bps.go kab.bp bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 47

59 Hotel Mencakup semua hotel dan akomodasi lainnya, output dihitung dengan cara mengalikan jumlah kamar hotel dengan rata-rata output perkamar, disamping itu dicari dengan cara mengalikan jumlah kamar dengan tingkat penghunian kamar dan rata-rata tarif kamar dikalikan 360 hari. Data jumlah kamar dan tempat tidur serta tingkat penghunian kamar diperoleh dari Survei rutin Badan Pusat Statistik kabupaten Manokwari sedangkan data mengenai rata-rata output perkamar diperoleh dengan melalui survey khusus pendapatan regional. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi dengan Indeks jumlah kamar sebagai ekstrapolatornya SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang baik melalui darat, laut dan udara termasuk jasa penunjang angkutan dan komunikasi. tp:// p:// manokwarikab.bps.go kab.bp Sub Sektor Angkutan Darat Meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang yang dilakukan oleh kendaraan umum baik Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 48

60 bermotor maupun tidak bermotor seperti bus, truk, taxi, oplet, becak, gerobak dan sebagainya. Perkiraan output atas dasar harga yang berlaku didasarkan pada jumlah armada angkutan umum barang dan penumpang yang diperoleh dari dinas angkutan jalan raya (DLLAJR) Kabupaten Manokwari dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari, sedangkan rata-rata output dan rasio biaya antara yang terbagi menurut jenis kendaraan diperoleh dari hasil survey khusus Sektoral (SKS) kabupaten Manokwari. Penghitungan gan menurut harga konstan 2000 dilakukan dengan cara ekstrapolasi dimana jumlah kendaraan masing-masing jenis sebagai ekstrapolatornya Sub Sektor Angkutan Laut Meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan kapal yang diusahakan oleh perusahaan nasional baik yang melakukan trayek dalam negeri maupun internasional, termasuk disini jasa penunjang angkutan kapal laut seperti muatan kapal laut, keagenan penumpang dan barang serta pergudangan. manokwarikab.bps.go kab.bp bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 49

61 Perkiraan output atas dasar harga yang berlaku didasarkan pada perkalian antara jumlah penumpang dan barang dengan rata-rata output per penumpang. Untuk jasa penunjang angkutan adalah hasil perkalian jumlah kapal berlabuh dengan rata output per kapal, dan rata-rata output perton barang yang dibongkar muat dengan jumlah barang yang dibongkar muat, rata-rata output penumpang/ton barang dengan jumlah penumpang yang naik/ton barang ang yang diageni serta jumlah ton barang yang digudangkan dengan rata-rata output/ton barang yang digudangkan. Rata-rata output per indikator produksi diperoleh dari Survey Khusus Sektoral (SKS). Penghitungan atas dasar harga konstan 2000 diperoleh eh dengan cara ekstrapolasi dengan Indeks gabungan an angkutan laut sebagai ekstrapolatornya Sub Sektor Angkutan Udara Mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang serta kegiatan lain yang berkaitan dengan penerbangan yang dilakukan oleh perusahaan penerbangan milik nasional dalam negeri, termasuk disini kegiatan jasa penunjang angkutan udara seperti bandar udara, keagenan penumpang dan barang (termasuk bagasi lebih dan pos paket) yang diangkut dengan tarif yang ada dari bandara asal ke bandara ww.manokwa kwarikab.bps.go bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 50

62 tujuan. Data angkutan udara diperoleh dari laporan bulanan model III/1 yang diterima setiap bulan oleh Badan Pusat Statistik dari Sub Dinas Perhubungan Udara Sedangkan untuk output harga konstan 2000 diperoleh dengan cara ekstrapolasi sesuai dengan indikator masing-masing kegiatan Sub Sektor Komunikasi a. Pos dan Giro Meliputi kegiatan an penjualan jasa pos dan giro seperti pengiriman surat, wesel, jasa giro, jasa tabungan serta penjualan benda-benda pos dan sebagainya. Output kegiatan Pos dan Giro serta rasio biaya antara dan penyusutan diperoleh dari Kantor Pos dan Giro Kabupaten Manokwari melalui Survei Khusus Sektoral (SKS). Penghitungan atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan metode ekstrapolasi dimana Indeks gabungan produksi pos dan giro sebagai ekstrapolatornya. warika b. Telekomunikasi Mencakup kegiatan pemberian jasa dalam hal pemakaian hubungan telegram, telegrap, telex serta Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 51

63 telepon lokal dan interlokal. Perkiraan output didapat langsung dari PT. Telkom Kabupaten Manokwari dan perusahaan telekomunikasi swasta. Rasio biaya antara dan penyusutan dari SKS. Penghitungan atas dasar harga konstan 2000 memakai ai cara ekstrapolasi dengan Indeks gabungan an produksi telekomunikasi sebagai ekstrapolatornya. rnya SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN AN DAN JASA PERUSAHAAN Sub Sektor Bank Penghitungan gan output dan nilai tambah bank atas dasar harga yang berlaku diperoleh langsung dari Bank Indonesia lewat Badan Pusat Statistik Jakarta, dimana output seluruh Kabupaten sudah tersedia. Untuk perkiraan atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara deflasi memakai Indeks Biaya Hidup Kelompok Umum Sub Sektor Lembaga Keuangan Bukan Bank Mencakup kegiatan Asuransi, Dana Pensiun, Pegadaian, Simpan Pinjam dan Lembaga Pembiayaan (sewa guna Usaha, Modal Ventura, Anjak Piutang, Pembiayaan Konsumen serta Kartu Kredit). w.manokwarikab.bps.go kab.bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 52

64 a. Usaha Jasa Asuransi Asuransi merupakan salah jenis lembaga keuangan bukan bank yang usaha pokoknya menanggung resiko atas terjadinya musibah/ kecelakaan atas barang atau orang tersebut, sehingga mengakibatkan hancur/ rusaknya barang atau menyebabkan terjadinya kematian. Output kegiatan dari Asuransi merupakan rekapitulasi dari output asuransi jiwa dan asuransi bukan jiwa. Nilai tambah bruto atas dasar harga yang berlaku diperoleh berdasarkan selisih antara output dengan biaya antara, sedangkan output atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan n metode deflasi. b. Dana Pensiun Output dan nilai tambah atas dasar harga berlaku dari kegiatan dana pensiun diperoleh dari hasil pengolahan laporan keuangan (laporan rugi/laba), sedangkan output dan nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi/ekstrapolasi dan Indeks harga konsumen (IHK) umum atau jumlah peserta sebagai deflatornya / ekstrapolatornya. kwarikab.bps.go bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 53

65 c. Pegadaian Output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dari kegiatan pegadaian diperoleh dari hasil pengolahan laporan keuangan (laporan rugi laba), sedangkan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan metode ekstrapolasi dimana jumlah nasabah atau omset perusahaan pegadaian sebagai ekstrapolatornya. d. Lembaga Pembiayaan Lembaga pembiayaan ini mencakup sewa guna usaha, modal ventura, Anjak piutang, kartu kredet dan pembiayaan konsumen. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari Direktorat perbankan dan usaha jasa pembiayaan (Dirjen lembaga keuangan, departemen keuangan). Sedangkan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi dan jumlah perusahaan sebagai ekstrapolatornya. manokwarikab.bps.go bps.g Sub Sektor Sewa Bangunan Mencakup semua kegiatan jasa atas penggunaan rumah/bangunan sebagai tempat Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 54

66 tinggal oleh rumah tangga tanpa memperhatikan apakah rumah itu milik sendiri atau milik yang disewa. Output untuk persewaan agunan tempat tinggal diperoleh dari perkalian antara pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita untuk uk sewa rumah, kontrak rumah, sewa beli rumah dinas, perkiraan sewa rumah, pajak dan pemeliharaan rumah dengan penduduk pertengahan tahun. Data persewaan bangunan tempat tinggal diperoleh berdasarkan hasil SUSENAS dan SENSUS PENDUDUK, sedangkan output usaha persewaan bangunan bukan tempat tinggal diperoleh dari perkalian antara luas bangunan yang disewakan dengan rata-rata tarif sewa per M2. Nilai tambah bruto diperoleh dari hasil perkalian antara ratio nilai tambah dengan outputnya, sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi dengan Indeks luas bangunan sebagai ekstrapolatornya Sub Sektor Jasa Perusahaan Mencakup kegiatan pemberian jasa hukum (advokat dan notaris), jasa akuntansi dan pembukuan, jasa pengolahan dan penyajian data, jasa bangunan/arsitek dan tehnik, jasa periklanan w.manokwa kwarikab.bps.go bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 55

67 dan riset pemasaran, jasa persewaan mesin dan peralatan, dan jasa foto copy. Output jasa perusahaan diperoleh dari perkalian antara indikator produksi (jumlah perusahaan dan tenaga kerja) dengan indikator output per tenaga kerja). Sedangkan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh sejalan dengan laju pertumbuhan konstan sub sektor industri non migas, asumsinya bahwa sektor ini paling banyak menggunakan jasa perusahaan SEKTOR JASA-JASA Sub Sektor Jasa Pemerintahan Umum Cakupan sub sektor jasa pemerintahan umum dan pertahanan dalam penghitungan tahun dasar 2000 dipecah menjadi Administrasi Pemerintahan Umum dan Jasa Pemerintahan lainnya. Nilai tambah bruto sektor pemerintahan umum didasarkan pada pengeluaran pemerintah untuk belanja pegawai dan perkiraan penyusutan. Belanja pegawai untuk jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa kemasyarakatan, jasa hiburan dan jasa harga (rata-rata output per perusahaan atau rata-rata w.manokwarikab.bps.go warika kab.bp Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 56

68 kebudayaan yang tercakup dalam pengeluaran pemerintah pusat dan daerah, baik rutin maupun pembangunan dipisahkan dari sektor pemerintahan, kemudian dimasukkan ke sektor pemerintahan lainnya. nya Nilai tambah bruto administrasi pemerintahan erintahan dan pertahanan diperoleh dari selisih nilai tambah bruto sektor pemerintahan umum dengan jasa pemerintahan lainnya. Sedangkan nilai tambah bruto sektor pemerintahan umum atas dasar harga konstan dengan ekstrapolasi menggunakan Indeks berimbang dengan jumlah pegawai negeri menurut golongan kepangkatan. Nilai tambah bruto jasa pemerintahan lainnya atas dasar harga konstan dihitung dengan cara ekstrapolasi menggunakan Indeks berimbang jumlah pegawai negeri (guru, tenaga medis dll) menurut golongan kepangkatan. Sedangkan nilai tambah bruto administrasi pemerintahan dan pertahanan atas dasar harga konstan merupakan selisih antara nilai tambah bruto sektor pemerintahan umum dengan nilai tambah bruto jasa pemerintahan lainnya atas dasar harga konstan. ww.maw.m warika kab.bp bps.g Sub Sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan Meliputi jasa pendidikan, Kesehatan, Riset, Palang merah, Panti Asuhan, Panti Wreda, YPAC, Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 57

69 Rumah Ibadah dan sejenisnya, baik yang dikelola oleh pemerintah mupun oleh swasta. Output diperoleh dari hasil perkalian setiap indikator produksi Sub Sektor Jasa Hiburan dan Rekreasi Output untuk jasa hiburan dan rekreasi reasi lainnya pada umumnya didasarkan pada hasil perkalian antara jumlah perusahaan dan jumlah tenaga kerja masingmasing perusahaan jasa hiburan tersebut dengan ratarata outputnya. Sedangkan output atas dasar harga konstan menggunakan metode deflasi/ekstrapolasi dan sebagai deflator/ekstrapolatornya olatornya adalah IHK hiburan dan rekreasi/indeks eks indikator produksi yang sesuai Sub Sektor Jasa Perorangan dan Rumah Tangga Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara rata-rata output per tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja, sedangkan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode ektrapolasi. w.manokwarikab.bps.go warikab.bp bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 58

70 BAB IV PDRB Kabupaten Manokwari Tahun 2011 TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN MANOKWARI 2011 Semenjak ditetapkan Kabupaten Manokwari sebagai Ibukota Provinsi Papua Barat pada tahun 2002 memberikan dampak yang sangat positif bagi perkembangan n ekonomi Kabupaten Manokwari. Hal ini ditandai dengan banyaknya para investor dari luar yang menanamkan modalnya diberbagai sektor ekonomi dan pada semua skala usaha baik mikro, kecil, menengah maupun skala besar. Giatnya roda ekonomi ini berimplikasi semakin terbukanya kesempatan kerja, berkurangnya angka pengangguran yang dengan sendirinya dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat Secara a umum perekonomian di Kabupaten Manokwari selama beberapa tahun terakhir ini menunjukan pertumbuhan ekonomi yang cukup menggembirakan. Memang diakui ada sebagian sektor yang masih menunjukan kontraksi, tetapi kalau dikaji hal tersebut masih disebabkan oleh alasan klasik dan ww.man arika ab.bps.go kecenderungannya mulai membaik, tetapi secara umum tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan agregat karena masih banyaknya sektor yang menunjukan kinerja yang sangat positif. Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 59

71 Dalam subbab-subbab berikutnya akan dibahas secara sistematis beberapa indikator perekonomian Kabupaten Manokwari tahun 2011 yang tertuang dalam kerangka sebagai berikut : 1. PDRB Kabupaten Manokwari dan Perkembangannya annya 2. Pertumbuhan Ekonomi 3. Struktur Perekonomian Kabupaten Manokwari 4. Analisis Share Terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi 5. Perkembangan PDRB Per Kapita a 6. PDRB Menurut Kelompok Sektor 4.1. PDRB Kabupaten Manokwari dan Perkembangannya Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Manokwari dari tahun 2000 (sebagai tahun dasar) hingga tahun 2011 ini telah berkembang cukup pesat. Pada tahun PDRB Kabupaten Manokwari atas dasar harga berlaku yaitu sebesar Rp milyar sedangkan pada tahun ini nilainya telah mencapai Rp. 3, milyar. Jadi selama kurun waktu 11 tahun terakhir PDRB Kabupaten Manokwari atas dasar harga berlaku telah mengalami perkembangan sebesar 5.9 kali lipat. tp:// ww.manokwarikab.bps.go kab. bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 60

72 Tabel 4.1. PDRB Kabupaten Manokwari dan Perkembangannya Tahun Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Nilai Perkembangan Nilai Perkembangan (Jutaan Rp ) (%) (Jutaan Rp ) (%) (1) (2) (3) (4) (5) , , s.go(%) , , , , , , ,032, , arika637, ,197, , ,401, , ,672, , * 2,176, , * 2,560, ,097, * 2,946, ,207, ** 3,337, ,317, ww.manokwarikab.bps.go ab.bps.g o Sementara itu, untuk PDRB Kabupaten Manokwari atas dasar harga konstan 2000 hanya berkembang sebesar 2.3 kali lipat yaitu dari nilai sebesar Rp. 566,08 milyar pada tahun 2000 menjadi Rp. 1, milyar pada tahun Besarnya Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 61

73 perbedaan perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku dengan atas dasar harga konstan ini mencerminkan besarnya perkembangan harga-harga (inflasi) dari tahun 2000 hingga tahun ,000,000 Nilai (Juta Rp) 3,000,000 2,000,000 1,000, Pertumbuhan Ekonomi - Gambar 4.1. PDRB Kabupaten Manokwari Tahun Tahun PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 wp PDRB Atas Dasar Harga Berlaku wwp Besaran laju pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ww.manokwarikab.bps. bps.go ukuran dari keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan khususnya pembangunan di bidang ekonomi. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya bila negatif menunjukkan terjadinya penurunan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 62

74 Tabel Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Manokwari Tahun Tahun Atas Dasar Harga Atas Dasar Harga Berlaku (%) Konstan 2000 (%) (1) (2) (3) kw * * * 0* ** Secara makro Pertumbuhan ekonomi dilihat dari laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan Penggunaan atas Dasar Harga / ww.m arik.go.i o Konstan ini, karena pengaruh harga telah dikeluarkan sehingga hasil yang diperoleh hanya mencerminkan kenaikan produksi barang dan jasa. Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 63

75 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manokwari selama sebelas tahun terakhir yaitu dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2011 selalu mengalami pertumbuhan yang positif. Ratarata pertumbuhan setiap tahunnya yaitu sekitar 8 %. Pada tahun 2001 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manokwari sebesar 5.45 % kemudian tahun 2002 mengalami percepatan pertumbuhan yaitu tumbuh sebesar 6.87%. Ditahun 2003 angka pertumbuhannya melambat yaitu hanya tumbuh sebesar 6.03 % akan tetapi hal tersebut masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi karena nilainya masih diatas 6 %. Pada tahun 2004 hingga tahun 2008 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manokwari mulai mengalami percepatan kembali yaitu berturutturut tumbuh sebesar 6.59 % pada tahun 2004; 7.15 % pada tahun 2005; 7.60 % pada tahun 2006; 8.84 % pada tahun 2007; dan % pada tahun Mulai tahun 2009 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manokwari mengalami perlambatan kembali dibandingkan tahun 2008 yaitu tumbuh sebesar sar %, pada tahun 2010 tumbuh sebesar % dan tahun 2011 tumbuh sebesar 9.12 %. Jika dilihat laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manokwari selama sebelas tahun terakhir ini menunjukkan adanya suatu pola, hal tersebut ww.ma warika kab.bp bps.g ditandai dengan kecenderungan mengalami percepatan pada tahun-tahun awal yaitu dimulai dari tahun 2001 dan mengalami perlambatan pada tahun-tahun akhir mendekati tahun Adanya kecenderungan mengalami percepatan dan perlambatan Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 64

76 ini bukanlah hal yang buruk karena rata-rata pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya masih diatas pertumbuhan ekonomi yang stabil, hanya saja kondisi tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten Manokwari sedang mengalami proses menuju kondisi pertumbuhan ekonomi yang stabil. Kondisi tersebut merupakan hal yang wajar karena Kabupaten Manokwari sebagai Ibukota Provinsi yang masih dibilang sangat muda memang selama kurun waktu sebelas tahun ini sedang mengalami percepatan pembangunan untuk mencapai kondisi struktur perekonomian yang mantap dan stabil. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manokwari sebesar 9.12 % pada tahun 2011 merupakan keberhasilan dalam pembangunan ekonomi yang cukup menggembirakan dalam sebelas tahun terakhir Gambar ar Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Manokwari Tahun ttp:// ww.m w.man anokwarikab.bps.go kab.bp bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 65

77 Bila dilihat pertumbuhan secara lebih rinci atau pertumbuhan ekonomi menurut sektor maka tampak ada perubahan kinerja sektor sektor ekonomi di Kabupaten Manokwari pada tahun Tabel Laju Pertumbuhan Sektoral Tahun ( Dalam Persentase ) S e k t o r 2009* 2010* 2011** ps.g (1) (2) (3) (4) 1 Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Bersih w Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan n dan Komunikasi Keuangan, an, Persw & J. Persh Jasa - jasa PDRB p:// ww.man warika kab.bp.bps. Sektor pertanian pada tahun 2011 pertumbuhannya sebesar 4.78 %. Pertumbuhan agregat tersebut dampak dari pertumbuhan sub sektor Tanaman Bahan Makanan yang tumbuh sebesar 1.63 %, sub sektor Tanaman Perkebunan 7.56 Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 66

78 %, sub sektor Peternakan 8.23 %, sub sektor Kehutanan 6.45 % dan sub sektor perikanan tumbuh sebesar 3.64 %. (Lihat Tabel 1.8 pada Lampiran) Sektor Pertambangan dan Penggalian tumbuh sebesar %. Pertumbuhan tahun 2011 ini mengalami percepatan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2010 yang sebesar 9.43 %. Percepatan pertumbuhan ini diakibatkan karena sub sektor Penggalian pada tahun 2011 memang mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. (Lihat Tabel 1.8 pada Lampiran) Sektor Industri Pengolahan mengalami pertumbuhan sebesar 6.91 % pada tahun Pertumbuhan tersebut dampak dari sub sektor Industri Besar/ Sedang yang tumbuh sebesar 6.15 % dan sub sektor Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga yang tumbuh sebesar 8.75 %. (Lihat Tabel 1.8 pada Lampiran) an) Sektor Listrik dan Air Bersih tumbuh riil sebesar 5.17 %. Pertumbuhan ini jauh lebih lambat jika dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2010 yang sebesar %. Pertumbuhan sektor ini dampak dari pertumbuhan sub sektor Listrik yang melambat sangat signifikan jika dibandingkan ww.m warika kab.bp bps.g dengan tahun Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2010 memang sub sektor Listrik mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi yaitu sebesar %. Sedangkan sub sektor Air Bersih Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 67

79 pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 2.28 %. (Lihat Tabel 1.8 pada Lampiran) Sektor Bangunan tumbuh secara riil cukup tinggi pada tahun 2011 sebesar %. Pertumbuhan tersebut disebabkan bk karena semakin kondusifnya perekonomian masyarakat at secara umum disamping juga karena peranan investasi swasta dan pemerintah yang cukup besar dan dominan pada sub sektor ini dalam rangka percepatan pembangunan. (Lihat Tabel 1.8 pada Lampiran) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran tumbuh riil sebesar %. Pertumbuhan tersebut terdiri dari sub sektor perdagangan yang tumbuh sebesar %, sub sektor Hotel tumbuh sebesar 7.25 %, dan sub sektor Restoran tumbuh sebesar 7.32 %. Pertumbuhan sub sektor Hotel dan sub sektor Restoran tahun 2011 mengalami perlambatan jika dibandingan dengan tahun (Lihat Tabel 1.8 pada Lampiran) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh secara riil sebesar sar 9.92 %. Dari pertumbuhan tersebut sub sektor Angkutan Jalan Raya tumbuh sebesar 7.83 %, sub sektor Angkutan Laut tumbuh 9.20 %, sub sektor Angkutan Sungai tumbuh 3.51 %, sub sektor Angkutan Udara tumbuh %, sub sektor Jasa ww.ma warika bps.g Penunjang Angkutan tumbuh 9.60 % dan sub sektor Komunikasi tumbuh sebesar %. (Lihat Tabel 1.8 pada Lampiran) Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan tumbuh secara riil sebesar %. Pertumbuhan tersebut Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 68

80 diakibatkan pertumbuhan di sub sektor Bank sebesar % yang secara akumulasi mempengaruhi sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Sub sektor lainnya tumbuh positif yaitu sub sektor Jasa Perusahaan tumbuh sebesar 7.81 %, sub sektor Sewa Bangunan tumbuh sebesar 8.66 %, dan sub sektor Lembaga Keuangan Bukan Bank tumbuh sebesar esar 7.25 %. (Lihat Tabel 1.8 pada Lampiran) Pertumbuhan sektor Jasa-Jasa pada tahun 2011 yaitu sebesar 9.33 % yang terdiri dari sub sektor Pemerintahan Umum tumbuh sebesar 9.61 %, sub sektor Jasa Hiburan dan Rekreasi tumbuh sebesar 2.09 %, sub sektor Jasa Perorangan dan Rumah Tangga tumbuh sebesar 6.86 %, dan sub sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan tumbuh sebesar 6.77 %. (Lihat Tabel 1.8 pada Lampiran) okwarikab.bps.go kab.bp Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 69

81 Gambar Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Tahun % 15.41% 6.91% 5.17% 13.54% 12.97% 9.92% 10.60% 9.33% 4.3. Struktur Perekonomian Kabupaten Manokwari Struktur perekonomian menjadi penting dibahas karena dengan diketahuinya struktur perekonomian suatu daerah maka kita dapat mengetahui sektor-sektor yang mendominasi perekonomian di suatu daerah. Sektor-sektor yang dominan tersebut sebagai leading sector yang pengaruhnya sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi di suatu daerah, sehingga sedikit w.manokwarikab rikab.bps.go Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 70

82 saja perubahan yang terjadi pada leading sector tersebut maka akan berdampak pada perekonomian secara keseluruhan. Sebagaimana lazimnya banyak kabupaten di Provinsi Papua dan Papua Barat, maka perekonomian di Kabupaten Manokwari masih bercorak agraris dimana peranan n sektor Pertanian masih cukup dominan dalam memberikan sumbangan terhadap perekonomian Kabupaten Manokwari. Lebih dari seperempat perekonomian Manokwari disumbangkan oleh sektor Pertanian ini. Walaupun sumbangannya cukup besar, namun sektor ini masih dikelola dengan cara tradisional. Peranan sektor Pertanian ini dari tahun ke tahun mengalami penurunan, namun masih tetap bertahan pada posisinya sebagai penopang perekonomian daerah. kwarikab.bps.go bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 71

83 Tabel 4.3. Struktur Perekonomian Manokwari Tahun ( Dalam Persentase ) S e k t o r 2009* 2010* 2011** (1) (2) (3) (4) 1 Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persw & J. Persh Jasa - jasa PDRB Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa peranan sektor Pertanian masih sangat dominan, dimana pada tahun 2011 sektor Pertanian masih memiliki andil yang cukup besar dalam pembentukan PDRB kabupaten Manokwari yaitu sebesar ttp://w tp:// / warikab.b bps.g o %, peringkat kedua adalah sektor Bangunan sebesar %, ketiga adalah sektor Jasa-Jasa sebesar % dan yang keempat adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar %. Sedangkan sektor-sektor lainnya hanya Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 72

84 memberikan andil rata-rata dibawah 10 %. Mengingat dominannya peranan sektor-sektor ini dalam pembentukan PDRB kabupaten Manokwari, maka perubahan sedikit saja yang terjadi pada sektor tersebut pengaruhnya akan cukup terasa terhadap pembentukan PDRB secara keseluruhan. Dari tabel diatas yang menarik disimak adalah alah adanya beberapa sektor yang menunjukan peranan yang semakin membesar yaitu sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Bangunan, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, dan sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa a Perusahaan. Sementara sektor Listrik dan Air Bersih memiliki miliki kecenderungan tetap dari tahun ketahun. Sedang sektor yang peranannya kecenderungan turun dari tahun ketahun yaitu sektor pertanian dan sektor Industri Pengolahan. Gambar 4.3. Peranan Ekonomi Sektoral Terhadap PDRB Kabupaten Manokwari Tahun ww.m w.manokwarikab.bps.go kab.bp bps.g Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persw & J. Persh Jasa - jasa Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 73

85 4.4. Analisis Share Terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Pergerakan pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun dapat digambarkan melalui penyajian PDRB atas dasar harga konstan secara berkala. Sektor-sektor ekonomi yang utama yang memiliki peranan dominan sangat berpengaruh terhadap gerak laju pertumbuhan ekonomi lainnya. a. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa semakin besar kontribusi masingmasing sektor maka semakin berpengaruh pula terhadap pertumbuhan ekonomi riil suatu daerah. Untuk mengetahui penopang ekonomi suatu daerah, maka harus diketahui lebih dulu berapa besarnya sumbangan masingmasing sektor terhadap pembentukan PDRB dan sumbangannya terhadap laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Untuk melihat kontribusi masing-masing sektor terhadap laju pertumbuhan ekonomi adalah dengan menggunakan analisis share. Sektor-sektor dalam PDRB yang memberikan kontribusi terbesar terhadap laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manokwari tahun 2011 sebesar 9.12 % adalah pertama sektor Bangunan dengan kontribusi sebesar 2.23 %, kemudian disusul ww.ma arika ab.bp ps.go o oleh sektor Jasa-Jasa sebesar 1.83 %, sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran sebesar 1.56 %, sektor Pertanian sebesar 1.50 %, sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 0.98 %. Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 74

86 Tabel 4.4. Analisis Share Terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2011 ( Dalam Persentase ) Sektor Distribusi Persentase PDRB ADHK 2000 Tahun 2010* Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2011** Share Terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2011** (1) (2) (3) (4) 1 Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persw & J. Persh Jasa - jasa PDRB sementara sektor Industri Pengolahan, sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Listrik dan Air Minum, serta sektor Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan ratarata memberikan sumbangan dibawah 0,50 %. w.man anokwarikab.bps.go ab.bp bps.g.go Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 75

87 4.5. Perkembangan PDRB Per Kapita PDRB per kapita adalah besaran kasar yang menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah pada suatu waktu tertentu. PDRB per kapita diperoleh dengan n cara membagi nilai PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun di wilayah tersebut. Tabel 4.5. Perkembangan PDRB Perkapita ADHB Kabupaten Manokwari Tahun Tahun PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Jumlah Pertumbuhan Perkembangan (Rupiah ) (%) (% ) (1) (2) (3) (4) ,696, ,667, ,952, * 12,466, * 14,122, * 15,696, ,667 ww.manokwarikab.bps.go warika ab.bp o 2011** 17,135, PDRB perkapita Kabupaten Manokwari tahun 2011 yaitu sebesar juta rupiah. Jika dibandingkan dengan tahun Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 76

88 2000, PDRB per kapita pada tahun 2011 ini telah berkembang sebesar empat kali lipat. Hal tersebut bisa dilihat dari indeks perkembangannya pada tahun 2011 yaitu sebesar Sementara itu, pertumbuhan PDRB per kapita tahun 2011 yaitu tumbuh sebesar 9.16 %. Pertumbuhan PDRB per kapita di tahun 2011 ini lebih lambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2010 yang tumbuh sebesar %. Namun demikian pertumbuhan PDRB per kapita tahun 2011 sebesar 9.16 % ini masih tergolong tinggi PDRB Menurut Kelompok Sektor Pengelompokan PDRB menurut kelompok sektor yaitu sektor primer, sekunder dan tersier didasarkan atas output maupun input menurut asal terjadinya proses produksi masingmasing produsen. Suatu unit ekonomi dikelompokkan atas kelompok primer apabila output yang dihasilkan merupakan proses tingkat awal (dasar), sektor yang masuk dalam kategori ini adalah sektor Pertanian dan sektor Pertambangan dan Penggalian. Kelompok sekunder adalah unit-unit kegiatan ekonomi yang biaya produksinya (inputnya) sebagian besar berasal dari sektor primer, sektor-sektor yang termasuk ww.ma arika bps.g kelompok ini adalah sektor Industri Pengolahan, sektor Listrik dan Air Bersih serta sektor Bangunan. Sedangkan sisanya masuk kelompok sektor tersier yaitu yang terdiri dari sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Angkutan dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 77

89 Komunikasi, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan serta sektor Jasa-Jasa. Tabel PDRB Kabupaten Manokwari ADHB Menurut Kelompok Sektor Tahun Kelompok Sektor ADH Berlaku (Juta Rupiah) Tahun Total Primer Sekunder Tersier r (1) (2) (3) (4) (5) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,032, , , , ,197, , , , ,401, , , , ,672, * 695, , , ,176, * 797, , ,168, ,560, * 868, , ,374, ,946, http ttp:// ww.man warika kab.bp bps..go.i ** 932, , ,571, ,337, Pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2002 kelompok sektor primer merupakan penyumbang nilai tambah terbesar Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 78

90 dalam pembentukan nilai PDRB Kabupaten Manokwari atas dasar harga berlaku. Nilai tambah tersebut berturut-turut sebesar 253,96 milyar rupiah pada tahun 2000; 286,33 milyar rupiah pada tahun 2001; dan 325,01 milyar rupiah pada tahun Namun demikian, mulai tahun 2003 peran utama dari kelompok sektor primer ini sebagai penyumbang nilai tambah terbesar dalam pembentukan PDRB sektoral mulai digantikan oleh kelompok sektor tersier dan juga mulai diikuti oleh kelompok sektor sekunder yang semakin berkembang embang pesat. Hal ini menunjukan bahwa selama kurun waktu sebelas tahun terakhir yaitu dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2011 sudah terjadi pergeseran peranan kelompok sektor ekonomi dalam pembentukan PDRB Kabupaten Manokwari. Pergeseran peranan tersebut menunjukan bahwa perekonomian Kabupaten Manokwari sedang mengalami proses Transformasi Perekonomian n menuju kondisi perekonomian yang maju karena semakin berperannya kelompok sektor sekunder dan juga kelompok sektor tersier. Hal yang menarik, Transformasi Perekonomian Manokwari justru terjadi sangat cepat yang ditunjukkan oleh kontribusi terbesar terhadap perekonomian telah diberikan oleh sektor tersier semenjak tahun Padahal ww.ma warika kab.bp bps.g secara umum, Transformasi Perekonomian bergerak dari sektor primer ke sekunder baru berlanjut ke tersier. Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 79

91 Tabel PDRB Kabupaten Manokwari ADHK 2000 Menurut Kelompok Sektor Tahun Kelompok Sektor ADHK 2000 (Juta Rupiah) Tahun Primer Sekunder Tersier Total (1) (2) (3) (4) (5) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , * 358, , , , * 378, , , ,097, * 399, , , ,207, ** 1** 420, , , ,317, Sama halnya dengan PDRB atas dasar harga berlaku, tp://w w.ma warikab.b bps.go.go. o dalam pembentukan nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 menurut kelompok sektor juga terjadi pergeseran peranan dari kelompok sektor primer yang tadinya menyumbangkan nilai Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 80

92 tambah terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Manokwari kini mulai digantikan oleh kelompok sektor tersier, hanya saja pergeseran tersebut dimulai tahun Perbedaan tersebut dikarenakan adanya pengaruh harga yang berubah pada PDRB atas dasar harga berlaku. Tabel PDRB Kabupaten Manokwari ADHB Menurut Kelompok Sektor Tahun No KELOMPOK SEKTOR 2010* 2011** (1) (2) (3) (4) A P R I M E R 868, , PERTANIAN 813, , PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 55, , B S E K U N D E R 703, , INDUSTRI PENGOLAHAN 91, , LISTRIK DAN AIR MINUM 25, , B A N G U N A N 585, , C T E R S I E R 1,374, ,571, PERDAGANGAN., HOTEL DAN REST0RAN 447, , PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 278, , KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN. 155, , JASA JASA 494, , (PDRB) 2,946, ,337, ww.manokwarik warikab.bps.go ab.b bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 81

93 Tabel PDRB Kabupaten Manokwari ADHK 2000 Menurut Kelompok Sektor Tahun No KELOMPOK SEKTOR 2010* 2011** (1) (2) (3) (4) A P R I M E R 399, , PERTANIAN 378, , PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 20, , B S E K U N D E R 257, , INDUSTRI PENGOLAHAN 40, , LISTRIK DAN AIR MINUM 8, , B A N G U N A N 207, , C T E R S I E R 551, , PERDAGANGAN., HOTEL DAN REST0RAN 139, , PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 119, , KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN. 55, , JASA JASA 237, , (PDRB) 1,207, ,317, Besaran PDRB menurut kelompok sektor atas dasar harga konstan memberikan gambaran riil kemampuan masing-masing w.ma ab.bp.bps. ps.go kelompok sektor terhadap PDRB. Berdasarkan kelompok sektor, nilai tambah terbesar pada tahun 2011 terbentuk pada kelompok sektor tersier. Dengan nilai tambah sebesar Rp. 609, juta. Ditempat kedua adalah Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 82

94 kelompok sektor primer memberikan nilai tambah sebesar Rp. 420, juta dan berikutnya adalah kelompok sektor sekunder dengan nilai tambah sebesar Rp. 287, juta. Tabel Perkembangan PDRB Kabupaten Manokwari Menurut Kelompok Sektor Tahun Tahun Kelompok Sektor ADHK 2000 (Juta Rupiah) Primer Sekunder Tersier Total (1) (2) (3) (4) (5) * * / nokwarikab.bps.go kab.b bps.g 2010* ** Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 83

95 PDRB kelompok sektor baik untuk sektor primer, sekunder maupun tersier dari tahun 2000 sampai 2011 mengalami perkembangan yang cukup berarti. Untuk kelompok sektor primer dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2011 telah berkembang sebesar % atau 1.66 kali lipat. Kelompok sektor sekunder berkembang sebesar % atau au sebanyak 3.05 kali lipat dan untuk kelompok sektor tersier dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2011 telah berkembang sebesar % atau sekitar 2,8 kali lipat. Dari ketiga kelompok sektor tersebut yang paling cepat perkembangannya adalah kelompok sektor sekunder, kemudian disusul oleh kelompok sektor tersier sedangkan kelompok sektor primer perkembangannya a sangat lambat. Untuk laju pertumbuhan riil yang diperoleh dari PDRB kelompok sektor atas dasar harga konstan 2000 maka tingkat pertumbuhan terbesar berdasarkan kelompok sektor pada tahun 2011 terjadi pada kelompok sektor sekunder yaitu tumbuh sebesar sar %, kemudian disusul oleh kelompok sektor tersier yang tumbuh sebesar % dan yang terakhir adalah kelompok sektor primer dengan pertumbuhan riil sebesar 5,32 %. w.ma warika bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 84

96 Tabel Pertumbuhan Riil PDRB Kabupaten Manokwari Menurut Kelompok Sektor Tahun Kelompok Sektor ADHK 2000 (Juta Rupiah) Tahun Primer Sekunder Tersier Total (1) (2) (3) (4) (5) * * * ** ttp:// tp://www. ww.manokwarikab.bps.gow.ma warik bps..go.i o Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 85

97 Tabel Distribusi Persentase dan Pergeseran PDRB Menurut Kelompok Sektor Tahun Kelompok Sektor Harga Berlaku 2010* 2011** Pergeseran Peran Harga Konstan 2010* 2011** Pergeseran Peran (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) PRIMER SEKUNDER TERSIER PDRB Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sektor tersier menduduki urutan pertama dalam memberikan kontribusi pada PDRB Kabupaten Manokari baik untuk PDRB atas dasar harga berlaku maupun PDRB atas dasar harga konstan kontribusi kelompok sektor tersier pada tahun 2010 sebesar % terhadap total PDRB atas dasar harga berlaku dan pada tahun 2011 kontribusinya meningkat menjadi % atau bergeser naik peranannya sebesar 0,89 %. Urutan kedua ditempati sektor primer dengan kontribusi sebesar % terhadap total PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 kontribusiya turun /www w.ma manokwarikab.bps.go kab.b bps.g o Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 86

98 menjadi % atau bergeser turun sebesar 5.22 % dari tahun 2010 ke tahun Urutan ketiga pada tahun 2011 ini adalah sektor sekunder yang memberikan kontribusi sebesar % pada tahun 2010 dan meningkat menjadi % pada tahun 2011 atau bergeser naik sebesar 4.72 %. Dari ketiga kelompok sektor tersebut, yang mengalami perubahan peranan positif adalah kelompok sektor tersier dan sekunder sedangkan kelompok sektor primer mengalami kontraksi peranan % Gambar Andil Pembentukan PDRB Kabupaten Manokwari Menurut Kelompok Sektor Tahun 2011 PRIMER SEKUNDER TERSIER 27.94% 24.99% arikab.bps.go a bps.g Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari 87

arikab.bps.go

arikab.bps.go http://ww //www.manokwarikab.b ab.bps.go http://www.manokwarika arikab.bps.go KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan rahmatnya penyusunan Buku Produk Domestik

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PONOROGO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PONOROGO PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Ponorogo KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 9902008.3373 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA SALATIGA TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas terbitnya publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Salatiga

Lebih terperinci

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85 D a f t a r I s i Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Grafik Daftar Tabel DAFTAR ISI Daftar Tabel Pokok Produk Domestik Regional Bruto Kota Samarinda Tahun 2009-2011 BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Umum 1 1.2. Konsep

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk 17 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB) yang dihasilkan oleh setiap kegiatan/lapangan usaha. Dalam penghitungan PDRB, seluruh lapangan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2005 Nomor Katalog : Nomor Publikasi : Ukuran Buku : 15 Cm x 20 Cm Jumlah

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2005 Nomor Katalog : Nomor Publikasi : Ukuran Buku : 15 Cm x 20 Cm Jumlah http://www.manokwarikab.bps.go.id PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2005 Nomor Katalog : 1403.9105 Nomor Publikasi : 9105.0602 Ukuran Buku : 15 Cm x 20 Cm Jumlah Halaman : 114 Halaman

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definsi Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun

Lebih terperinci

PRODUK DOMESIK REGIONAL

PRODUK DOMESIK REGIONAL PRODUK DOMESIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MIMIKA GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT OF MIMIKA REGENCY 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MIMIKA 2013 Gross Domestic Regional Product of Mimika Regency

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG 2008 2011 NOMOR KATALOG : 9302008.1114 UKURAN BUKU JUMLAH HALAMAN : 21,00 X 28,50 CM : 78 HALAMAN + XIII NASKAH : - SUB BAGIAN TATA USAHA - SEKSI STATISTIK SOSIAL

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) 2005-2008 Nomor Katalog BPS : 9205.11.18 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 20 cm x 27 cm : vii + 64 Lembar Naskah : Seksi Neraca

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definsi Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI 1. KONSEP DAN DEFINISI Konsep-konsep yang digunakan dalam penghitungan Produk Regional Bruto (PDRB) adalah sebagai berikut : Domestik A. PRODUK DOMESTIK REGIONAL

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB II METODOLOGI Dalam penyusunan publikasi Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau dipakai konsep dan definisi yang selama ini digunakan oleh BPS di seluruh Indonesia. Konsep dan definisi tersebut

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

METODOLOGI. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

METODOLOGI. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu II. METODOLOGI 2.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) 2006 2009 Nomor Katalog BPS : 9302008.1118 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 20 cm x 27 cm : vi + 60 Lembar Naskah : Seksi Neraca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang terpadu merupakan segala bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi yang ditunjang oleh kegiatan non ekonomi.

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MANOKWARI MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product of Manokwari Regency By Industrial Origin 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MANOKWARI

Lebih terperinci

Metodologi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB

Metodologi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB BAB II METODOLOGI 2.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto roduk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam

Lebih terperinci

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional.

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional. PENDAPATAN NASIONAL Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional. Pokok-pokok Materi: 1. Konsep Pendapatan Nasional 2. Komponen Pendapatan Nasional 3.

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya. Pembangunan manusia seutuhnya selama ini, telah diimplementasikan pemerintah melalui pelaksanaan program pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan pada dasarnya merupakan perkiraan atau dugaan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang. Peramalan juga dapat

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian

Lebih terperinci

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No.

Lebih terperinci

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1 PENDAPATAN NASIONAL Andri Wijanarko,SE,ME andri_wijanarko@yahoo.com 1 Output Nasional 2 Output Nasional (#1) Merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian untuk

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI 2.1. PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

BAB II METODOLOGI 2.1. PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu BAB II METODOLOGI 2.1. PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

Lebih terperinci

SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI INDONESIA TAHUN 2008 ISSN : 0216.6070 Nomor Publikasi : 07240.0904 Katalog BPS : 9503003 Ukuran Buku : 28 x 21 cm Jumlah Halaman : 94 halaman Naskah : Subdirektorat Konsolidasi

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JOMBANG

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JOMBANG No. Katalog BPS : 9302008.3517 KABUPATEN JOMBANG 2000-2010 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JOMBANG 2011 BUPATI JOMBANG SAMBUTAN BUPATI JOMBANG Syukur alhamdulillah atas segala rahmat dan hidayah Allah

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013

Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013 i ANALISIS PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013 ii KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas terbitnya publikasi Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai

Lebih terperinci

INDIKATOR EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN

INDIKATOR EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu sasaran rencana pembangunan nasional adalah pembangunan disegala bidang dan mencakup seluruh sektor ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan peningkatan

Lebih terperinci

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT L A P O R A N K A J I A N INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT K E R J A S A M A P R O D I P E R E N C A N A A N W I L A Y A H S E K O L A H P A S C A S A R A J A N A U N I V E R S I T A S S

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang 1

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada Publikasi sebelumnya Pendapatan Regional Kabupaten Semarang dihitung berdasarkan pada pendekatan produksi. Lebih jauh dalam publikasi ini, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TINJAUAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 MENURUT LAPANGAN USAHA Tinjauan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang Tahun 2014 i ii Tinjauan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

BAB I PENJELASAN UMUM 1.1. PENJELASAN UMUM Perencanaan pembangunan ekonomi, memerlukan bermacam data statistik sebagai dasar berpijak dalam menentukan strategi kebijakan, agar sasaran pembangunan dapat

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN. Perdebatan panjang tentang ekonomi global dan tentang krisis yang melanda

BAB1 PENDAHULUAN. Perdebatan panjang tentang ekonomi global dan tentang krisis yang melanda BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Umum Perdebatan panjang tentang ekonomi global dan tentang krisis yang melanda Eropa dan bagaimana dampaknya terhadap wilayah Asia dan khusunya wilayah Indonesia terutama terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. materi tersebut disampaikan secara berurutan, sebagai berikut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. materi tersebut disampaikan secara berurutan, sebagai berikut. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Dalam bab landasan teori ini di bahas tentang teori Produk Domestik Regional Bruto, PDRB per kapita, pengeluaran pemerintah dan inflasi. Penyajian materi tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga,

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga, 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ekonomi dan Pertumnbuhan Ekonomi Sebuah Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata

Lebih terperinci

Pengukuran Pendapatan Nasional / output domestik

Pengukuran Pendapatan Nasional / output domestik Pengukuran Pendapatan Nasional / output domestik Pengertian /bagaimana GDP didefinisikan Pengukuran /bagaimana GDP diukur Pendekatan dalam pengukuran Nominal vs Riil Indeks Harga Contoh PDB Indonesia KelemahanKonsepGDP

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 08/07/1205/Th. VI, 06 Oktober 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara yang diukur

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Katalog BPS : 9302008.53 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 Anggota Tim Penyusun : Pengarah :

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : Katalog BPS : 9302008.53 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL MATERI A Pengertian Pendapatan Nasional B Tujuan dan Manfaat Mempelajari Pendapatan Nasional C Konsep Pendapatan Nasional D Metode Perhitungan Pendapatan Nasional E Pendapatan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 11/02/34/Th.XVI, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN SEBESAR 5,40 PERSEN Kinerja perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Suryana (2000 : 3), mengungkapkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa

Lebih terperinci

Perbedaan GDP dan GNP

Perbedaan GDP dan GNP Perbedaan GDP dan GNP Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto Tabel 9.1 : PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2007 2010 (Rp. 000) 1. PERTANIAN 193.934.273 226.878.977 250.222.051 272176842 a. Tanaman bahan makanan 104.047.799 121.733.346 134.387.261

Lebih terperinci

Diterbitkan oleh/ Published by : Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang dan Pemerintah Kabupaten Semarang

Diterbitkan oleh/ Published by : Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang dan Pemerintah Kabupaten Semarang PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT PENGGUNAAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011 Gross Regional Domestic Product By Sector of Semarang Regency Year 2011 No. Katalog/ Catalog Number : 9302003 No. Publikasi/

Lebih terperinci

1. Pengertian dan fungsi ekonomi, 2. MAKRO. 3. MIKRO

1. Pengertian dan fungsi ekonomi, 2. MAKRO. 3. MIKRO Silabus: 1. Pengertian dan fungsi ekonomi, 2. MAKRO. 3. MIKRO Peran pemerintah dalam bidang ekonomi. Organisasi Bisnis dan Keuangan Produksi dan Pendapatan Nasional. Uang dan Lembaga Keuangan Bank Indonesia.

Lebih terperinci

DRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan barang. dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam masyarakat.

DRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan barang. dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam masyarakat. BAB II METODOLOGI P DRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan barang dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam masyarakat. Penggunaan PDRB tersebut secara garis besar ada dua macam yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (sehingga dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat

Lebih terperinci

id o..g ps.b w w w :// tp ht Produk Domestik Bruto menurut Penggunaan 2008-2013 ISSN: 1979-8776 No. Publikasi: 07240.1401 Katalog BPS: 9302004 Ukuran Buku: 21 cm x 29 cm Jumlah Halaman: viii + 98 halaman

Lebih terperinci

No. Katalog/ Catalog Number : No. Publikasi/ Publication Number :

No. Katalog/ Catalog Number : No. Publikasi/ Publication Number : PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT PENGGUNAAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 Gross Regional Domestic Product By Sector of Semarang Regency Year 2010 No. Katalog/ Catalog Number : 9209.33.22 No. Publikasi/

Lebih terperinci

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pendapatan Nasional dan Perhitungannya Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pendapatan Nasional Pengertian Pendapatan Nasional dapat ditinjau dari sudut pandang berikut: 1. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN GUNUNGKIDUL PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN GUNUNGKIDUL Menurut Penggunaan Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Type of Expenditure 2007-2011 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Lebih terperinci

BAB 10. PENDAPATAN REGIONAL

BAB 10. PENDAPATAN REGIONAL BAB 10. PENDAPATAN REGIONAL 10.1. Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha PDRB Kalimantan Selatan menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku dengan migas tahun 2009 mencapai 51.177 milyar

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

Antiremed Kelas 10 Ekonomi Antiremed Kelas 10 Ekonomi Pendapatan Nasional - Soal Halaman 1 01. Pada metode pendapatan, besar pendapatan nasional suatu negara akan sama dengan (A) jumlah produksi ditambah upah (B) jumlah investasi

Lebih terperinci

PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F.

PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F. PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F. PENGGUNAAN GNP G. MANFAAT PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian, Triwulan IV Tahun 2013 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia, Triwulan IV Tahun 2013

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN GUNUNGKIDUL PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN GUNUNGKIDUL Menurut Penggunaan Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Type of Expenditure 2008-2012 BPS - Statistics of Gunungkidul Regency PRODUK

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TINJAUAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 MENURUT LAPANGAN USAHA Tinjauan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang Tahun 2015 i SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA Puji syukur

Lebih terperinci

Pendapatan Nasional (National Income)

Pendapatan Nasional (National Income) Pendapatan Nasional (National Income) T.Parulian Pendapatan Nasional : Nilai seluruh hasil kegiatan ekonomi negara selama satu tahun (satuan mata uang). Pendapatan tersebut diterima oleh masyarakat sebagai

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum SNSE Kabupaten Indragiri Hilir yang meliputi klasifikasi SNSE Kabupaten Indragiri

Lebih terperinci

PERUBAHAN TAHUN DASAR PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) BERBASIS SNA2008. H. Nevi Hendri, S.Si Soreang, 1 Oktober 2015

PERUBAHAN TAHUN DASAR PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) BERBASIS SNA2008. H. Nevi Hendri, S.Si Soreang, 1 Oktober 2015 PERUBAHAN TAHUN DASAR PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) BERBASIS SNA2008 H. Nevi Hendri, S.Si Soreang, 1 Oktober 2015 I. PENTINGNYA PERUBAHAN TAHUN DASAR PDRB 1. Latar Belakang 2. Manfaat 3. Implikasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan IV Tahun 2012-2013...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Tahun 2012-2013...8 Kontribusi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER PDRB KABUPATEN PASER TAHUN 2011 Rata rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser kembali menembus angka dua digit sejak tahun 2010. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Lebih terperinci

Katalog BPS : Kerjasama : BAPPEDA Kabupaten Kudus Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus

Katalog BPS : Kerjasama : BAPPEDA Kabupaten Kudus Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus Katalog BPS : 9205.3319 Kerjasama : BAPPEDA Kabupaten Kudus Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN KUDUS TAHUN 2011 GDRP of Kudus 2011 No. Publikasi : 33195.0901

Lebih terperinci

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81 TABEL-TABEL POKOK Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81 Tabel 1. Tabel-Tabel Pokok Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lamandau Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 9213.3207 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Ciamis Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2012 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN CIAMIS MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 10 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank Bank sebagai suatu wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien, yang dengan berasaskan demokrasi ekonomi

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2013 ISSN : 2089-5585 Katalog BPS : 930201.9104 No. Publikasi : 9104.13.02 Ukuran Buku : 16,5 cm x 21,5 cm Jumlah Halaman : vi + 50 Halaman

Lebih terperinci

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang BAB III TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN BERAU 3.1. Tinjauan Umum Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP BAB I PENDAHULUAN Berita di media masa tentang neraca pembayaran (BOP): fenomena Cina sebagai kekuatan ekonomi dunia yang baru. Ada tiga alasan mempelajari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan II Tahun 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Triwulan II Tahun 2014...6

Lebih terperinci

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami konsep pendapatan nasional, metode penghitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus dilaksanakan dengan berpedoman

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan III Tahun 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Triwulan III Tahun 2014...6

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL Dr. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA Indikator terjadinya alokasi yang efisien nilai output nasional seberapa efisien sumberdaya

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha KATALOG BPS: 9202.3503 KABUPATEN TRENGGALEK Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha 2006-2010 Gross Regional Domestic Product Of Trenggalek Regency By Industrial Origin

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3 PERSEN Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai

Lebih terperinci

TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2013

TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2013 TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2013 TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2013 Ukuran Buku Jumlah Halaman Diterbitkan Oleh Dicetak Oleh : 21 cm x 29,7 cm : x + 97 halaman : Badan Perencanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian, Tahun 2013-2014 Triwulan I...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia, Tahun 2013-2014 Triwulan I...8

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor Alat analisis Input-Output (I-O) merupakan salah satu instrumen yang secara komprehensif dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

Katalog BPS 9207. PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MENURUT PENGGUNAAN (DAN AGREGAT-AGREGATNYA) TAHUN 2000 2005:Triwulan III Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MENURUT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan Ekonomi Regional Pertumbuhan ekonomi merupakan unsur penting dalam proses pembangunan wilayah yang masih merupakan target utama dalam rencana pembangunan di samping

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 08/02/34/Th. XI, 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008 No.05/02/33/Th.III, 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008 PDRB Jawa Tengah triwulan IV/2008 menurun 3,7 persen dibandingkan dengan triwulan III/2007 (q-to-q), dan bila dibandingkan

Lebih terperinci

BAB 2 Data Makroekonomi

BAB 2 Data Makroekonomi BAB 2 Data Makroekonomi Tutorial PowerPoint untuk mendampingi MAKROEKONOMI, edisi ke-6 N. Gregory Mankiw oleh Mannig J. Simidian 1 Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai mata

Lebih terperinci

(PMTB) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ACEH TAHUN

(PMTB) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ACEH TAHUN KONTRIBUSI INVESTASI SWASTA TERHADAP PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO (PMTB) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ACEH TAHUN 2010 2014 Pendahuluan Dalam perhitungan PDRB terdapat 3 pendekatan, yaitu

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2014 SEBESAR 3,41 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2014 SEBESAR 3,41 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 27/05/34/Th.XVI, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2014 SEBESAR 3,41 PERSEN Kinerja pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II PENDAPATAN NASIONAL

BAB II PENDAPATAN NASIONAL BAB II PENDAPATAN NASIONAL A. PENGERTIAN Pendapatan nasional merupakan salah satu indikator keadaan ekonomi suatu negara. Terdapat beberapa istilah dalam produksi nasional antara lain : a. GNP ( Gross

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 9302008.3403 Bekerjasama dengan / in cooperation with PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH The Regional Development Planning Board of Gunungkidul BADAN PUSAT

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten

Lebih terperinci