[Special Mention] Learning from the Past

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "[Special Mention] Learning from the Past"

Transkripsi

1 [Special Mention] Learning from the Past Eko P. Pratomo Date

2 Sekapur sirih Berbahagia rasanya dapat menjumpai para nasabah PT. Fortis Investments, para investor dan publik yang lebih luas yang memiliki antusiasme mengikuti dinamika pasar investasi serta memiliki kepercayaan terhadap wahana Reksa Dana sebagai salah satu kendaraan dalam mencapai tujuan investasinya. Menjadi kehormatan bagi kami ketika kami mendapat sambutan hangat sewaktu bertemu dan berdiskusi dengan para nasabah dan investor pada saat pasar begitu bergejolak diterpa krisis keuangan global pada tahun Berbeda dengan ketika krisis yang hampir mirip menerpa dunia Reksa Dana pada tahun 2005, apa yang kami temui pada krisis yang melanda Reksa Dana sepanjang tahun 2008 adalah kedewasaan dan ketenangan pada sebagian besar para nasabah dan investor yang menurut kami sungguh luar biasa. Hal ini terbukti dengan tidak terjadinya kepanikan dan penarikan (redemption) masal di industri Reksa Dana sepanjang tahun Pasar saham yang mengalami penurunan sekitar 50% sepanjang tahun 2008, dimana hal tersebut mengakibatkan penurunan yang kurang lebih sama pada kinerja Reksa Dana saham, tidak membuat sebagian besar investor Reksa Dana saham menjadi panik. Suatu bukti adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi yang menerpa industri reksa pada tahun 2005, khususnya pada Reksa Dana pendapatan tetap. Memang tidak fair membandingkan perilaku investor pada dua jenis Reksa Dana yang berbeda, namun, secara keseluruhan dapat kami simpulkan bahwa pemahaman investor Reksa Dana sudah semakin baik. Materi yang kami sajikan dalam buku mini ini adalah materi presentasi yang kami sampaikan dalam banyak investor gathering ketika pasar mengalami penurunan secara signifikan dan juga ketika pasar mulai kembali bergerak menuju arah yang positif (walaupun kita semua menyadari bahwa pasar akan selalu bergerak naik dan turun sepanjang masa). Kami tergerak menyusunn materi presentasi ini menjadi sebuah buku mini dengan menambahkan penjelasan ringkas dari setiap presentation slide yang kami tampilkan agar lebih mudah dipahami dan bisa dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi. Investor tentunya paham bahwa akan selalu ada risiko dalam berinvestasi dan bahwa kinerja masa lampau tidak mencerminkan kinerja masa kini atau masa datang. Oleh sebab itu, tulisan ini pun tidak memberikan jaminan apa-apa tentang kinerja investasi masa datang, selain dari mencoba belajar dari apa yang mungkin bisa diambil manfaatnya dari kejadian yang sudah berlalu. Itu sebabnya judul Learning From the Past diambil untuk buku mini ini. Semoga bermanfaat b agi siapapun yang membacanya. Selamat berinvestasi!

3 DON T FORGET THE BASIC PRINCIPLES

4 Proses Investasi Utamakan Disiplin Buat Perencanaan Keuangan Tujuan dan batasan investasi Jangka waktu investasi Kebutuhan likui iditas Alokasi dana investasi Pahami profil risiko Monitor dan Evaluasi Memantau kinerja investasi Evaluasi ulang pencapaian tujuan Evaluasi alokasi aset sesuai tujuan investasi Strategi Alokasi Aset Diversifikasi Mulai dengan alokasi dalam aset berisiko dengan jumlah kecil Pertahankan jumlah alokasi yang cukup untuk likuiditas Implementasikan Rencana Pemilihan Fund Manager yang tepat Implementasikann Strategi alokasi aset Investasi bertahap / investasi rutin

5 Dalam setiap kegiatan, ada baiknya dimulai dengan menentukan tujuan dan melakukan perencanaan. Itulah sebabnya hampir selalu dibutuhkan pemahaman akan tujuan dan proses dari apa yang hendak kita lakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Investasi juga memiliki proses. Paling tidak ada 4 langkah dalam proses berinvestasi, di mana masing-masing tahapan memiliki variabel and faktor yang perlu ditentukan: 1. Perencanaan; 2. Strategi Alokasi Aset; 3. Implementasi Rencana; 4. Monitoring, i Evaluasi dan Penyesuaian. Pada tahap Perencanaan misalnya, tujuan berinvestasi di saham sebaiknya didedikasikan untuk mencapai tujuan investasi pertumbuhan nilai aset dalam jumlah tertentu dalam jangka panjang, dan bukan untuk meraih keuntungan jangka pendek. Kemudian tentukan berapa tahun anda dapat berkomitmen untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Pada tahap Penentuan Strategi Alokasi Aset misalnya, perlu pemahaman akan pentingnya melakukan diversifikasi dalam rangka mengurangi risiko. Untuk pemilihan jenis aset yang berisiko seperti saham, jika anda baru memulai berinvestasi, mulailah dengan jumlah alokasi yang rendah. Sebaiknya anda mempertahankan alokasi ini sampai anda merasa nyama an dengan kondisi naik turunnya pasar, dan terbiasa merasakan kerugian di atas kertas atau unrealized loss karena naik turunnya nilai investasi dari waktu ke waktu. Selain itu, anda juga perlu membatasi penempatan pada saham dengan batasan alokasi tertentu, mengingat risiko yang mungkin timbul. Pada tahap Implementasi Rencana, jika anda memutuskan untuk berinvestasi secara tidak langsung dengan memanfaatkan Reksa Dana, anda perlu memilih manajer investasi i dimana anda merasa nyaman dan dapat mempercayai manajer investasi i tersebut t untuk mengelola l investasi i anda. Kemudian anda dapat memilih jenis-jenis Reksa Dana yang sesuai dengann aset alokasi yang telah ditentukan. Pertimbangkan juga investasi secara bertahap atau investasi rutin (metode dollar cost averaging) dalam tahap implementasi ini. Pada tahap Monitoring, Evaluasi dan Penyesuaian, anda perlu mem mantu kinerja dari investasi anda, dan melihat kembali, apakah pilihan investasi yang telah ditentukan telah sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko anda. Dalam tahap ini pula, perlu diadakannya penyesuaian alokasi, sekiranya telah terjadi perubahan bobot karena pergerakan pasar. Demikianlah, investasi juga memerlukan proses dan sekaligus disiplin dan kesabaran dalam menjalankannya.

6 Pentingnya Diversifikasi Don t put all eggs in one basket Image source: Untuk mengurangi g risiko, kita perlu menyebar penempatan p investasi sehingga bisa terhindar dari risiko kerugian secara total (total loss)

7 Diversifikasi sepertinya menjadi nasihat abadi dalam berinvestasi. Prinsip diversifikasi pada dasarnya adalah cara untuk mengurangi risiko investasi dari kerugian besar atau kehilangan seluruhnya dari investasi yang sudah ditanamkan. Contoh sederhana, jika anda hanya menempatkan seluruh dana investasi anda pada deposito dan menempatkannya hanya pada satu bank, kemudian bank yang bersangkutan mengalami kebangkru kutan, mungkin saja anda akan kehilangan sebagian besar dana yang sudah ditanamkan dalam deposito tersebut. Penerapan prinsip diversifikasi akan tercermin pada strategi alokasi aset. Sebenarnya, prinsip diversifikasi juga membuka peluang untuk meningkatkan kinerja investasi dalam jangka panjang. Penempatan sebagian tertentu dari total dana investasi anda dalam aset berisiko, seperti obligasi dan saham, akan memberikan potensi pertumbuhan investasi yang lebih tinggi dalam jangka panjang, jika dibandingkan dengan penempatan 100% pada hanya di deposito saja. Memang akan ada potensi risiko ik kerugian dengan adanya alokasi pada instrumen berisiko. ik Namun, tidak memiliki aset berisiko, juga memiliki risiko yang lain; misalnya, kinerja investasi yang positif secara absolut, namun lebih rendah dari inflasi, yang menyebabkan imbal hasil sesungguhnya (real return) menjadi negatif. Risiko investasi menyerupai risiko kehidupan; dimana risiko tersebut tidak bisa untuk tidak dihadapi. Hal ini bukan berarti risiko tersebut harus dihindari, karena harapan akan keuntungan yang lebih besar biasanya hanya bisa didapat dengan menghadapi risiko yang lebih besar juga. Tantangan terbesar dalam berinvestasi yang sering ditemui, adalah bagaimana kita bisa melakukan pengelolaan risiko yang sesuai dengan profil risiko pribadi yang kita miliki.

8 Alternatif Bagi Investor Ketika Pasar Turun Menyadari dan Mengerti Im plikasinya TINDAKAN ALASAN IMPLIKASI TAHAN [HOLD] Menghindari realisasi kerugian Merasa gejolak pasar merupakan hal yang wajar/bisa diterima Cukup optimis melihat prospek jangka panjang saham pasar Kerugian tidak direalisasi Menyadari bahwa dibutuhkan kesabaran untuk berinvestasi dengan memperpanjang horison investasi MENAMBAH [REBALANCING] Optimis akan prospek jangka panjang pasar saham Kesempatan yang baik untuk menambah investasi Disiplin atas strategi aset alokasi jangka panjang Melakukan switching dengan mempertahankan/menaikan porsi saham dalam total aset Melakukan pembelian saham dan/atau Reksa Dana saham MENJUAL KEMBALI [CUT LOSS] Menghindari kerugian yang lebih besar karena beranggapan masih akan terjadi penurunan Menyadari bahwa profil risiko sudah tidak sesua ai Berusaha untuk timing the market Merealisasi kerugian Switching ke instrumen lain Sangat tidak mudah melakukan market timing Kehilangan kesempatan jika pasar kembali naik sebelum sempat membeli

9 Ketika kami harus berkeliling ke banyak kota besar di kuartal ke-tiga dan ke-em em mpat tahun 2008, dalam rangka memberikan ketenangan dan kenyamanan kepada investor, tabel di atas adalah satu di antara tabel yang paling sering digunakann untuk menjelaskan apa pilihan keputusan yang dimiliki investor; khususnya yang berkaitan dengan investasi saham yang telah mengalami penurunan luar biasa besar pada periode tersebut. Tabel tersebut menjelaskan, bahwa selalu ada tiga pilihan keputusan investas si bagi investor di setiap saat, termasuk pada saat pasar mengalami menurunan secara signifikan : 1. Bertahan; 2. Menambah / membeli (melakukanrebalancing yang akan dijelaskan kem mudian); atau 3. Melakukan cut loss dengan menjual. Apapun pilihan yang diambil oleh investor, pada dasarnya, tidak ada pilihan yang salah dari ketiga pilihan tersebut; individu ataupun institusi, memahami akan dua hal sebelum mengambil pilihan keputusan yaitu: sepanjang setiap investor, baik secara Adanya alasan rasional yang kuat yang mendasari pilihan yang akan diambil; serta Memahami akan implikasi atau akibat dari pilihan tersebut. Jadi, yang harus dihindari dalam pengambilan keputusan investasi adalah: Pengambilan keputusan investasi yang hanya diambil berdasarkan perasaa an (misalnya karena panik); atau Mengikuti nasihat seseorang yang belum tentu memahami tujuan dan profil risiko pribadi yang kita miliki. Dalam kondisi penurunan yang sudah terjadi sedemikian tajam, yang sering terjadi adalah, kondisi pasar justru tidak memberikan banyak alternatif selain untuk bertahan, dan atau pada saat bersamaan, menawarkan potensi keuntungan jangka panjang yang perlu dimanfaatkan. Pada akhirnya, keputusan investasi selalu berada ditangan investor, dengan segala risiko dan keuntungan yang menyertainya. Sekali lagi, perlu dipertimbangkan secara rasional dan objektif, alasan dan implikasi dari setiap pilihan yang ada.

10 Strategi Berinvestasi Pertimbangan Dalam Meng ambil Keputusan Index Tertinggi Asumsi Indeks Saat Ini Turun dari 2830 Kembali ke 2830 Hasil investasi disetahunkan bila pemulihan terjadi dalam % penurunan % kenaikan 1 thn 2 thn 3 thn 4 thn 5 thn % 118% 118% 48% 30% 21% 17% % 102% 102% 42% 26% 19% 15% % 89% 89% 37% 24% 17% 14% % 77% 77% 33% 21% 15% 12% % 66% 66% 29% 19% 14% 11% % 57% 57% 25% 16% 12% 9% % 49% 49% 22% 14% 10% 8% % 42% 42% 19% 12% 9% 7% % 35% 35% 16% 10% 8% 6% % 29% 29% 13% 9% 6% 5% % 18% 18% 9% 6% 4% 3% Source: PT. BNP Paribas Investment Partners *Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan patokan bagi kinerja masa depan. Tidak ada jaminan atas hasil investasi.

11 Masih berkaitan dengan penjelasan untuk memberikan ketenangan kepada inve estor, tabel di atas mungkin menjadi tabel yang paling berperan dalam mengajak investor untuk berpikir secara rasional, serta melihat kondisi menuju pemulihan, sebagai waktu yang perlu dipertimbangkan untuk mulai berinvestasi kembali di pasar saham. Ketika kami mengadakan road show di kuartal ke-empat tahun 2008, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang dalam posisi antara Hal ini membuat investor sangat khawatir, dan bahkan berpikir untuk melakukan cut loss, karena ada yang beranggapan IHSG bisa terus meluncur di bawah Memang tidak ada satu orangpun yang mengetahui ke arah mana IHSG akan bergerak. Namun, dengan disertai gejolak naik turun dengan tingkat volaitilitasnya cukup tinggi, tanpa terasa IHSG terus merayap dan sudah berada pada posisi mendekati di pertengahan tahun Jika dibandingkan dengan ketika IHSG pernah berada pada posisi pada bulan Oktober 2008, maka hanya dalam kurun waktu + 8 (delapan) bulan, telah terjadi kenaikan sekitar 70%. Memang sangat sulit untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk berinvestasi. Namun, pertimbangkanlah potensi imbal hasil yang bisa diperoleh jika hal- hal di bawah ini tercapai: IHSG pernah mencapai tingkat tertinggi di level pada 9 Januari 2008; Kemudian kita juga memiliki harapan pemulihan ekonomi akan terjadi; dan Jika kita percaya bahwa IHSG akan kembali kepada posisi tertinggi yang pernah dicapainya. Perhatikan, jika kita berinvestasi pada kondisi IHSG di level 1.800, dan jika kita percaya bahwa pemulihan bisa dicapai dalam 3 tahun ke depan, maka potensi keuntungan dalam 3 tahun ke depan adalah 16% per tahun (lihat tabel di atas). Bagaimana kita melihat prospek jangka waktu pemulihan, dan pada tingkat IHSG berapa kita akan melakukan investasi? Hanya kita sendirilah yang dapat mengambil keputusan.

12 LEARNING FROM HIST TORICAL MARKET RETURN

13 Kilas Balik 10 Tahun Terakhir ( ) Kinerja IHSG di atas Inflasi 80% SBI 1-mo nett JCI Inflation 60% 40% 20% 0% % -40% SBI 1-mo nett Total Return Annualized 28,20% 9,54% 11,62% 14,10% 10,39% 6,65% 5,94% 10,20% 7,40% 6,40% 180,93% 10,88% JCI -0,91% 70,06% -38,50% -5,83% 8,39% 62,82% 44,56% 16,24% 55,30% 52,08% 583,54% 21,19% 19% Inflation 77,60% 2,01% 9,35% 12,55% 10,03% 5,16% 6,40% 17,11% 6,60% 6,59% 265,28% 13,83% Source: PT. BNP Paribas Investment Partners

14 Di bagian sebelumnya telah dijelaskan perlunya mempertimbangkan memiliki porsi tertentu dalam portofolio investasi kita pada aset berisiko, misalnya saham. Sebagai kajian singkat, ada baiknya kita melihat kinerja historis dari SBI/Deposito dan membandingkannya dengan kinerja saham serta inflasi yang terjadi pada kurun waktu yang sama. Salah satu tujuan berinvestasi adalah melindungi nilai aset dan menjaga kinerja investasi kita dalam jangka panjang agar tidak tergerus oleh inflasi. Jika kita perhatikan dalam kurun waktu 10 tahun sejak tahun 1998 (setelah krisis moneter 1997) hingga tahun 2007, kinerja investasi dari SBI/Deposito setelah dipotong pajak, rata-rata per tahunnya adalah 10,88%. Angka ini berada di bawah inflasi yang pertahunnya rata-rata sebesar 13,83%. Dengan kata lain, jika kita tidak melakukan diversifikasi dan hanya berinvestasi di SBI/Deposito saja dalam kurun waktu tersebut, hasil investasi riil yang didapat setelah dikurangi inflasi adalah minus 3% per tahunnya. Jika kita memiliki investasi 100% di saham, maka pada kurun wak ktu yang sama, kinerja investasi yang dihasilkan rata-rata adalah sebesar 21,1% per tahunnya; jauh di atas tingkat inflasi yang sebesar 13,8%. Namun perhatikan juga bagaimana gejolak naik turunnya kinerja investasi saham dari tahun ke tahun, yang pernah mengalami kenaikan hingga 70% di tahun 1999, namun mengalami penurunan hingga minus 38 % di tahun berikutnya. Mengingat saham adalah investasi yang berisiko dan memerlukan komitmen waktu dalam jangka panjang, maka perlu ada pembatasan porsi kepemilikan saham dalam portofolio investasii kita. Seperti akan terlihat pada halaman berikut, penurunan sebesar lebih dari 50% pada tahun 2008, memberikan pelajaran, bahwa memang perlu membatasi alokasi investasi pada aset yang berisiko, yang harus disesuaikan dengan profil risiko pribadi dari setiap investor.

15 Kilas Balik 10 Tahun Terakhir ( ) Kinerja IHSG Tetap di atas Inflasi 80% 60% 40% 20% 0% -20% % SBI 1-mo nett IHSG Inflation -60% Total Return Annualized SBI 1-mo nett 9,54% 11,62% 14,10% 10,39% 6,65% 5,94% 10,20% 7,40% 6,40% 8,66% 138,124% 9,06% IHSG 70,06% -38,50% -5,83% 8,39% 62,82% 44,56% 16,24% 55,30% 52,08% -50,64% 240,494% 13,03% Inflation 2,01% 9,35% 12,55% 10,03% 5,16% 6,40% 17,11% 6,60% 6,59% 11,06% 128,421% 8,61% *Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan patokan bagi kinerja masa depan. Source: PT. BNP Paribas Investment Partners

16 Memang sungguh menyakitkan bagi para investor yang baru memulai berinvestasi pada saham di akhir tahun 2007, atau pada awal tahun 2008, karena langsung dihantam dengan penurunann sebesar lebih dari 50%. Namun, menyesali kerugian tanpa mendapatkan pelajaran dari apa yang telah terjadi merupakan kerugian yang berlipat. Lalu, pelajaran atau hikmah apa yang perlu diambil dan dijadikan pembelajaran? Pertama, investasi di saham, memang harus berorientasi pada jan ngka panjang. Memang tidak ada jaminan seberapa panjang kita akan mendapatkan kepastian keuntungan yang lebih tinggi dari investasi yang lebih aman, seperti deposito misalnya. Apabila kita melihat data 10 tahun terakhir sejak 1999, yang telah memasukkan penurunan tajam di tahun 2008 sebesar minus 50%, pasar saham masih menunjukkan kinerja rata-rata sebesar 13,03% per tahun. Angka ini masih relatif lebih tinggi dari kinerja SBI/Deposito yang rata-rata hanya sebesar 9,06% per tahun, dan juga masih berada di atas rata-rata inflasi sebesar 8,61% per tahun pada kurun waktu yang sama. Kedua, gejolak pasar saham yang sangat berfluktuatif membuktikan, bahwa risiko investasi di pasar saham adalah relatif sangat tinggi. Hal ini memerlukan adanya pembatasan besarnya porsi alokasi aset dalam saham. Besarnya pembatasan alokasi aset pada instrumen berisiko seperti saham dibutuhkan, agar investor terhindar dari kerugian yang cukup signifikan. Porsi investasi pada instrumen saham, harus dialokasikan untuk dana investasi yang memiliki orientasi jangka panjang. Hal ini menjadi penting untuk menghindari kondisi di mana investor terpaksa harus melakukan penarikan dan melakukan realisasi kerugian, karena adanya kebutuhan di saat kondisi pasar yang sedang tidak menguntungkan. Dengan kata lain, dana investasi pada saham memerlukan fleksibilitas kemampuan untuk menunggu, agar bisa merealisasikan ik keuntungan pada saat yang tepatt - ketika pasar sedang dalam kondisi yang bagus. Sepertinya 10 tahun, atau jangka waktu yang lebih panjang lagi, bisa menjadi salah satu patokan jangka waktu investasi yang patut dipertimbangkan, jika kita ingin berinvestasi pada saham untuk mendapatkan hasil yang optimal.

17 Hadiah bagi investor yang Saba ar Kemampuan menunggu pemulihan pasar % 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% * % % SBI 1 mo JCI Inflation % 00% SBI 1-mo nett 9,54% 11,62% 14,10% 10,39% 6,65% 5,94% IHSG 70,06% -38,50% -5,83% 8,39% 62,82% 44,56% Inflation 2,01% 9,35% 12,55% 10,03% 5,16% 6,40% * Hingga September 2009 Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan patokan bagi kinerja masa depan * Total Return Annualized 10,20% 7,40% 6,40% 8,66% 5,18% 150,43% 8,70% 16,24% 55,30% 52,08% -50,64% 82,06% 519,90% 18,04% 17,11% 6,60% 6,59% 11,06% 2,27% 133,61% 8,02% Source: PT. BNP Paribas Investment Partners

18 Tidak sedikit investor yang baru memulai berinvestasi di reksa dana saham pada akhir tahun 2007 atau awal Kemudian, mereka sempat tercengang dengan penurun drastis atas nilai investasinya pada reksa dana saham yang tergerus hingga 50%. Namun beruntung, sebagian besar investor masih cukup rasional untuk mempertahankan investasinya, dan tidak melakukan pencairan. Beberapa alasan rasional yang kami utarakan ketika kami mencoba menenangkan investor adalah hal-hal sebagai berikut: Pertama, bahwa gejolak yang terjadi di pasar saham merupakan konsekuensi dari krisis yang sedang terjadi. Kita semua berharap bahwa badai pasti akan berlalu. Memang menjadi pertanyaan besar ketika itu, berapa lama harus menunggu hingga badai ini akan berlalu? Kedua, ketika nilai investasi turun hingga 50% (masih dalam bentuk unrealized loss), dan jika kita memutuskan untuk melakukan cut loss, maka kita akan mengalami kerugian nyata (realized loss) sebesar 50 %. Apabila kita memutuskan untuk pindah ke jenis investasi lain, misalnya deposito, maka perlu dipikirkaniki k berapa lama nilai i investasi i kita yang telah mengalami penurunan nilai i sebesar 50% tersebut, t akan kembali ke nilai i awalnya. Ati Artinya, jika investasi i awal kita sebesar 100, dan berkurang menjadi 50, maka untuk mengembalikan nilai tersebut ke modal awalnya sebesar 100, dibutuhkan keuntungan (imbal hasil) investasi sebesar 100%. Sebagai ilustrasi, jika kita memutuskan untuk mencairkan dana yang tinggal 50 dan beralih ke deposito, lalu berharap deposito memberikan rata-rata tingkat suku bunga sebesar 8% (atau 6,4% setelah pajak) per tahun, maka nilai investasi kita baru akan kembali ke nilai modal awalnya sebesar 100 dalam kurun waktu lebih dari 10 tah un. Ketika pertimbangan di atas kami sampaikan, investor mulai berpikir, apakah pemulihan ekonomi akibat krisis dan pemulihan pasar saham akan lebih lama dari 10 tahun? Banyak investor merasa bahwa, pilihan untuk bersabar dan bertahan n, dengan tidak mencairkan reksa dananya, mungkin menjadi pilihan yang bijak. Walaupun ketika itu, optimisme pemulihan pasar masih sangat rendah, tetapi banyak investor percaya bahwa pemulihan akan jauh lebih cepat dari 10 tahun. Kenyataannya, seperti terlihat dari diagram di atas, hingga akhir September pemulihan itu terus berlanjut? Tentunya itulah harapan kita semua. Semoga! 2009, pasar saham telah membukukan kenaikan lebih dari 80%. Akankah

19 WHAT HAPPENS IF WE DIVERSIFY AND REBALANCE?

20 Efek Diversifikasi ifik i dan Rebalan cing Diversifikasi dan Rebalancing mengoptimalkan return Equity Only 600 Diversified 80% TD+ 20% equity with rebalancing Diversified 80% TD+ 20% equity without rebalancing 500 Deposit Only 400 Pertumbuhan Investasi ,00% 60,00% 60,00% 60,00% 60,00% 60,00% 60,00% 60,00% 60,00% 60,00% 60,00% 68,41% 69,55% 76,76% 82,52% 68,20% 60,00% 69,96% 56,20% 51,43% 50,97% 61,35% Source: PT. BNP Paribas Investment Partners 40,00% 40,00% 30,04% 40,00% 43,80% 40,00% 48,57% 40,00% 49,03% 40,00% 38,65% 40,00% 31,59% 40,00% 30,45% 40,00% 23,24% 40,00% 17,48% 40,00% 31,80% Start Portfolio Equity Only Diversified 80% TD+ 20% equity with rebalancing Diversified 80% TD+ 20% equity without rebalancing Deposit Only Start 2008 Total Return Annualized 100,00 340,49 240,49% 13,03% 100,00 292,35 192,35% 11,32% 100,00 258,60 158,60% 9,97% 100,00 238,12 138,12% 9,06% *Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan patokan bagi kinerja masa depan.

21 Untuk lebih memahami dan melihat salah satu penerapan proses investasi, teruta ma prinsip diversifikasi, alokasi aset serta rebalancing, kami melakukan simulasi dengan menggunakan data historis selama 10 tahun, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. Ada dua variabel yang ingin diuji dalam simulasi sederhana ini : 1. Melihat pengaruh alokasi aset dengan membandingkan kinerja portofolio berikut: Portofolio dengan alokasi 20% pada saham dan 80% pada deposito/sbi Portofolio dengan alokasi 100% pada deposito saja Portofolio dengan alokasi 100% pada saham saja 2. Melihat pengaruh rebalancing, pada kinerja portofolio berikut: Portofolio dengan alokasi aset awal sebesar 20% pada saham,dan membiarkan bergerak selama 10 tahun tanpa dilakukan rebalancing (perubahan alokasi) Portofolio yang sama dengan alokasi aset awal sebesar 20% pada saham namun dilakukan rebalancing, dengan menjaga (mengembalikan) alokasi aset pada saham, supaya tetap sebesar 20% di setiap awal tahun. Gambar dan tabel di atas menunjukkan, bahwa dengan melakukan rebalancing untuk mengalokasikan aset sebesar 20% pada saham setiap tahun, memberikan kinerja rata-rata per tahun sebesar 11,32%. Kinerja ini relatif lebih tinggi dari portofolio dengan aset alokasi yang sama namun tidak melakukan rebalancing, yang memberikan kinerja sebesar rata-rata pertahun 9,97%; dan juga lebih tinggi dari 100% alokasi pada deposito yang hanya sebesar rata-rata 9,06% per tahun. Jika dibandingkan dengan alokasi pada 100% saham, dengan risk premium sebesar 1,71% per tahun (selisih kinerja 13,03% dengan 11,32%), alokasi dengan hanya 20% pada saham terlihat memberikan hasil yang menarik dari sisi pengelolaan risiko. Namun, perlu di ingat, bahwa, selisih premium yang relatif rendah ini, dikarenakan periode pengukuran yang dilakukan tepat pada saat terjadinya penurunan secara signifikan sebesar minus 50% pada akhir periode di tahun ke 10. Terlepas dari berbagai argumentasi yang bisa diajukan, simulasi sederhana di atas memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya mempertimbangkan diversifikasi, strategi alokasi aset, serta rebalancing, sebagai bagian dari proses investasi dan pengelolaan risiko.

22 Apa yang dimaksud dengan Tanpa Rebalancing? Komposisi Aset bergerak dengan nilai pa asarnya risiko portofolio bisa menjadi lebih besar 100% 90% 80% 70% Asset Allocation - No Re ebalancing Equities Deposits 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 60,00% 69,96% 56,20% 51,43% 50,97% 40,00% 30,04% 43,80% 48,57% 49,03% Start ,35% 68,41% 69,55% 76,76% 82,52% 68,20% 38,65% 31,59% 30,45% 23,24% 17,48% 31,80% Source: PT. BNP Paribas Investment Partners

23 Untuk melihat lebih jauh perbedaan antara penerapan strategi rebalancing dengan tanpa rebalancing, serta implikasi yang ditimbulkannya, dua gambar berikut diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas. Gambar di atas menjelaskan posisi alokasi aset pada awal periode investasi (dimulai pada awal tahun 1999), dan kemudian posisi alokasi aset di setiap akhir tahun. Diagram balok hijau menggambarkan posisi alokasi aset pada deposito, dan balok biru sebagai alokasi pada saham. Dapat terlihat di atas, bahwa setiap akhir tahun, posisi alokasi aset pada saham akan berubah (bertambah dan berkurang), dan perubahan tersebut lebih didominasi oleh kinerja pasar saham. Ketika pasar saham berkinerja positif, alokasi aset pada saham bertambah; dan ketika pasar saham berkinerja negatif, alokasi pada saham akan berkurang. Perhatikan, bahwa ketika pasar saham bergerak positif selama 5 tahun berturut-turut ( ), alokasi saham bertambah secara signifikan: dari sekitar kurang dari 20% pada tahun 2002, menjadi hampir mencapai 50% pada akhir tah hun Apa implikasi dari kenaikan alokasi saham tersebut? Dari sisi pengelolaan risiko, alokasi sebesar 50% sudah jauh meninggalkan profil risiko awal yang ditentukan yang hanya sebesar 20% pada saham. Jika tidak ada perubahan pada profil risiko investor, yang notabene ketika awal beri nvestasi hanya berani menerima risiko dengan alokasi sekitar 20% pada saham, kenaikan alokasi sebesar lebih dari 2 kali lipat dari alokasi awal, sudah melampaui toleransi risiko yang bisa diterima. Dari sisi kinerja investasi, dengan terjadinya penurunan investasi secara dra stis pada tahun terakhir, di tahun 2007, tidak dilakukannya rebalancing juga berpengaruh negatif terhadap kinerja investasi.

24 Apa itu Rebalancing? Disiplin mengembalikan alokasi pada komposisi awal Bagian dari pengelolaan risiko 100% 90% 80% 70% 60% Asset Allocation - Rebalancing Equities Deposits 50% 60,00% 69,96% 56,20% 51,43% 50,97% 40,00% 30,04% 43,80% 48,57% 49,03% 40% 61,35% 68,41% 69,55% 76,76% 82,52% 68,20% 38,65% 31,59% 30,45% 23,24% 17,48% 31,80% 30% 20% 10% 0% Start Source: PT. BNP Paribas Investment Partners

25 Apa yang dimaksud dengan rebalancing bl dan bagaimana implikasinya? Rebalancing pada dasarnya adalah mempertahankan alokasi aset pada setiap periode evaluasi tertentu, misalnya setiap awal tahun. Salah satu tujuannya adalah membatasi risiko investasi yang disesuaikan dengan profil risiko pribadi investor. Gambar di atas memperlihatkan bagaimana profil alokasi aset yang dikembalikan kepada tingkat alokasi tertentu; dalam hal ini 20% alokasi pada saham di setiap awal tahun. Bagaimana melakukannya? Dalam suatu portofolio yang terdiri dari beberapa jenis aset, kinerja pasar saham (dan juga kinerja aset lainnya dalam portofolio) setiap tahunnya akan mengubah komposisi masing-masing aset pada setiap akhir tahun. Sebagai contoh, untuk kasus yang kita bicarakan sebelumnya, jika pasar saham mengalami kenaikan, maka komposisi saham akan meningkat lebih dari 20% dan komposisi deposito akan turun dibawah 80%. Jika kita memutuskan untuk membatasi alokasi aset pada saham di tingkat 20% di setiap awal tahun, maka yang harus dilakukan adalah menjual sejumlah saham/unit penyertaan Reksa Dana (dengan merealisasikan keuntungan), dan memindahkannya ke deposito sehingga komposisi keduanya dalam portofolio kembali menjadi 20% saham dan 80% deposito. Begitu pula sebaliknya, jika terjadi penurunan pada pasar saham, (atau kenaikan tingkat suku bunga di atas kinerja saham) yang membuat komposisi saham menjadi berkurang dari 20% dan deposito menjadi lebih dari 80%, maka sebagian deposito akan dicairkan untuk membeli saham/unit penyertaan Reksa Dana saham sehingga komposis i alokasi aset keduanya kembali menjadi 20% saham 80% deposito, dan begitu seterusnya. Dengan strategi t seperti ini, i selain menjaga risiko ik dengan membatasi exposure-nya di saham, investor juga secara mekanis akan melakukan k realisasi i keuntungan pada saat pasar bergerak naik, dan akan melakukan pembelian, ketika terjadi penurunan harga harga saham, dengan melakukan switching dari depositonya.

26 THE POWER OF CONT TRIBUTION: HOW TO MEASURE IT?

27 Arithmetic Vs. Geometric Returns Tanpa Penambahan Dana (contribution)) Tahun Awal Akhir Laba HPR (HPY, %) (Yield + 1) % % % % % 1.1 Arithmetic Return Total Return = Σ (Yield) i I n = = 75% (benar atau salah?) Rata-rata per tahun = Σ (Yield) i i n = 75% = 15% (benar atau salah?) 5 HPY = Holding Period Yield TR = Total Return Catatan: Total performance (Kinerja) selama 5 tahun dapat dihitung sbb: TR = x 100% 1000 = 84.8% Geometric Return (Time Weighted) n Total Return = [Π (HPY) - 1] x 100% I = [(1.2)(1.25)(0.8)(1.4)(1.1) 25)(0 1) - 1] x 100% = 84.8% (benar atau salah?) n Rata-rata per tahun = {[Π (HPY)] 1/5-1} x 100% i = {[1.848] 1/5-1} x 100% = 13.07% (benar atau salah?) Perhitungan historical return secaraarithmetic memberikan informasi yang salah. Perhitungan historical return lebih tepat dengan geometric (time weighted) of return.

28 Beberapa halaman berikut akan menjelaskan konsep perhitungan kinerja dari suatu portofolio, dan perhitungan imbal hasil (return) yangjuga merupakan ukuran dari pertumbuhan dana. Anda akan secara singkat diperkenalkan dengan 2 metode: 1. Geometric Rate of Return (atau sering disebut juga Time Weighted Rate of Return ; 2. Money Weighted Rate of Return (atau lebih dikenal dengan Internal Rate of Return IRR) Mengapa kita perlu memahami hal ini? Jawabnya karena kita akan memanfaatkan pemahaman konsep ini dalam mengambil keputusan investasi, khususnya ketika ada harapan terjadinya pemulihan di pasar saham. Geometric rate of return bisa dipergunakan baik untuk mengukur kinerja portofolio, dan juga imbal hasil (return) pertumbuhan dana jika tidak ada aliran dana masuk dan keluar. Dalam hal tidak ada kontribusi (penambahan) maupun penarikan dana ke, dan dari portofolio, hasil perhitungan kinerja portofolio akan sama dengan imbal hasil /pertumbuhan dana. Gambar di atas memberikan contoh perhitungan kinerja portofolio, dan juga imbal hasil pertumbuhan dana, untuk kasus tidak adanya kontribusi/penarikan dana. Perhatikan bahwa formula Geometric Rate of Return, berbeda dengan Arithmetic Rate of Return. Coba telusuri, mengapa untuk perhitungan kinerja historis i kita tidak bisa menggunakan Arithemetic ti Rt Rateof Rt Return, dan harus menggunakan Geometric Rt Rateof Return? Perhatikan bahwa pertumbuhan dana selama 5 tahun dari 1000 menjadi 1848 memberikan kinerja dan return sebesar 84,8% atau rata-rata 13,07% per tahunnya. Sementara perhitungan menggunakan Arithmetic Rate of Return dengan menjumlahkan kinerja / return tahunan, adalah sebesar 75 %, dan hal ini tidak menjelaskan kinerja dan return sesungguhnya selama 5 tahun. Kinerja total selama 5 tahun sebesar 84,8% lebih tepat dihitung berdasarkan formula Geometric rate of Return. Dalam dunia perbankan, perhitungan dengan menggunakan Geometric rate of return ini sering disebut juga dengan compounding factor atau bunga-berbunga.

29 Perhitungan Kinerja Portofolio dan Im mbal Hasil dengan Adanya Penambahan Dana (contribution) Tanpa Kontribusi Tahun Awal Akhir Laba HPR (HPY, %) (Yield + 1) % % % % % 1.1 Dengan Kontribusi di Setiap Awal Tahun Tahun Kontribusi Awal Akhir Laba (Yield) % HPR % 25% % % % 1.1 Kinerja dan Imbal hasil total (tidak bisa dihitung dengan hanya melihat nilai akhir dan nilai awal saja) Total Return x 100% % (salah) Dalam hal terjadi penambahan/penarikan p dana, kinerja rata- rata tahunan portofolio hanya bisa dihitung dengan Metode Geometric Rate of Return. Sementara, imbal hasil / pertumbuhan dana rata-rata per tahun dihitung dengan IRR Dengan Money Weighted Rate of Return (IRR) CF 0 CF 1 CF 2 CF 3 CF 4 CF (1 + r) ( 1 + r) (1 + r) (1 + r) (1 + r) 1 = 7260 Dengan menggunakan kalkulator finansial untuk menghitung IRR didapat r = 12,70% per tahun Artinya imbal hasil / pertumbuhan dana per tahunnya adalah 12,7% yang berbeda dengan kinerja portofolionya yang tetap sebesar 13,07% per tahun

30 Jika anda memperhatikan tabel di atas dan melihat kinerja atau laba per tahunnya, maka kinerja yang dihasilkan adalah sama persis dengan tabel yang telah dibahas di halaman sebelumnya. Yang membedakan tabel dan perhitungan pada kasus ini adalah adanya penambahan dana investasi (kontribusi) sebesar 1000 di setiap awal tahun. Penambahan dana inilah yang menyebabkan nilai akhir di tahun ke 5 menjadi jauh lebih besar dibandingkan nilai akhir pada tabel sebelumnnya, dimana tidak ada penambahan dana sejak awal periode investasi. Ketika ada penambahan maupun penarikan dana ke, atau dari portofolio, kita perlu menggunakan metode Internal rate Rate of Return untuk menghitung rata-rata imbal hasil (return) per tahunnya, karena perhitungan dengan mengunakan Geometric Return of Return menjadi tidak akurat. Dalam hal terjadi penambahan dan atau penarikan dana, perhitungan Geometric Rate of Return hanya menjelaskan kinerja portofolio. Kasus ini bisa dianalogikan dengan kinerja atauperg erakan NAB/Unit sebuah Reksa Dana. Asumsikan sebuah Reksa Dana saham yang dimulai dengan harga NAB/Unit Rp. 1000,-. Di akhir tahun ke-5, dengan kinerja tahunan seperti yang terlihat pada ke dua tabel di atas, maka NAB/Unit Reksa Dana tersebut akan bernilaj sebesar Rp. 1848,-. Dalam kasus ini, kinerja Reksa Dana selama 5 tahun adalah sama dengan yang telah dijelaskan dari tabel sebelumnya. Dimana jika dihitung kembali dengan metode Geometric Rate of Return, akan menghasilkan totalt kinerja sebesar 84,8% 8% atau rata-rata t 13,07 % per tahunnya Di sisi lain adalah seorang investor yang berpartisipasi di Reksa Dana yang sama, dan memberikan kontribusi di setiap awal tahun sebesar Rp.1000,- dengan total investasi sebesar Rp. 5000,- sepanjang 5 tahun. Jika investor tersebut ingin menghitung imbal hasil rata-rata investasinya per tahun selama 5 tahun, maka ia harus menggunakan metode IRR, dan hasilnya adalah 12,7% pertahun, seperti yang diilustrasikan dalam gambar di atas.

31 Geometric ti Rt Rate of Return Rt Vs. IRR R: Tanpa Kontribusi Dalam menghitung kinerja suatu porfolio dan pert tumbuhan dana digunakan dua jenis perhitungan, yaitu: Geometric Rate of Return untuk kinerja portofolio IRR (Money Weighted Rate of Return) untuk pertumbuhan dana /imbal hasil tahunan Contoh: Case I : single investment (tanpa kontribusi i investasi) Investor A Investor B Tahun Ke Kontribusi Awal Akhir Kinerja Kontribusi Awal Akhir Kinerja % % % % Total % % IRR 0% 0% Hasil Pengamatan: Hal yang Sama Imbal hasil / kinerja per tahun Imbal hasil /kinerja total selama 2 tahun IRR Hal yang Berbeda Kontribusi per tahun Hasil akhir Source: PT. Fortis Investments

32 Untuk lebih jelas mengenai aplikasi dalam pengambilan keputusan in vestasi, konsep perhitungan Geometric Rate of Return dan IRR akan sekali lagi diterapkan dalam dua contoh kasus seperti digambarkan dalam tabel di atas. Asumsikan terdapat t dua investor A & B yang menginvestasikan ik dananya pada satu Reksa Dana saham yang sama, sebutlah Reksa Dana Ekuitas. Perbedaannya adalah, investor A menginvestasikan dana awal sebesar Rp 10,- sementara investor B menginvestasikan dana awal sebesar Rp. 100,-. Pada tahun pertama, terjadi krisis dan pasar saham mengalami penurunan sebesar minus 50% yang juga tercermin pada penurunan kinerja Reksa Dana dengan penurunan NAB/Unit sebesar minus 50% %. Maka kedua investor tersebut akan mengalami penurunan dalam persentase yang sama yakni minus 50%. Perbedaan dari kedua inve stor tersebut adalah dari sisi penurunan secara absolut dalam rupiah: Investor A turun sebesar Rp 5,- sementara investor B turun sebesar Rp. 50,- Ketika terjadi pemulihan, misalnya dalam waktu 1 tahun, dan pasar saham kembali ke level seperti sebelum terjadinya penurunan, kinerja pasar saham dan kinerja Reksa Dana Ekuitas mengalami kenaikan sebesar 100% di tahun kedua. Hal ini mengakibatkan dana investasi masing-masing investor A dan B juga mengalami kenaikan yang sama sebesar 100% di tahun kedua. Perhatikan kembali bahwa secara absolut dalam Rupiah, terjadi perbedaan kenaikan. Investasi investor A naik sebesar Rp 5,- dan investor B naik sebesar Rp 50,-. Apabila diperhatikan, sepanjang tidak ada penambahan maupun penarikan dana, imbal hasil untuk kedua investor adalah sama persis dengan kinerja Reksa Dana, yang dapat dihitung dengan metode Geometric Rate of Return. Kinerja total Reksa Dana, maupun imbal hasil kedua investor selama 2 tahun adalah sama: 0%. Hal ini dikarenakan NAB/Unit maupun nilai investasi awal kedua investor adalah masing-masing sama dengan nilai akhirnya. Perhitungan imbal hasil / pertumbuhan dana kedua investor, jika dihitung dengan metode IRR, juga akan menghasilkan nilai rata-rata per tahun yang sama, yait tu sebesar 0%.

33 Geometric Rate of Return Vs. IR RR Dengan Kontribusi Kasus dengan adanya kontribusi investasi Investor A Investor B Tahun Ke Kontribusi Awal Akhir Kinerja Kontribusi Awal Akhir Kinerja % % % % Total IRR 78% 5% Hasil Pengamatan: Hal yang Sama Hal yang Berbeda Kinerja Total dan Kinerja per tahun Total kontribusi selama 2 tahun Kontribusi per tahun Hasil akhir investasi Formula IRR : Nilai akhir = Nilai investasi x (1+ IRR) 2 + Nilai Kontribusi x (1+ IRR) 1 Case 1 : 210 = 10 (1+ 78%) ( 1+78%) 1 Case 2: 120 = 100 (1+ 5%) ( 1+5%) 1 Pertumbuhan dana (yang dihitung berdasarkan metoda IRR) menunjukkan superioritas dengan adanya kontribusi investasi dalam kondisi pasar yang telah terkoreksi dan kemudian kembali pulih. IRR Source: PT. Fortis Investments

34 Mari kita lanjutkan contoh kasus yang sama, namun kini kita ingin melihat bagaimana pengaruh adanya kontribusi jika kita melihat adanya harapan pemulihan setelah terjadinya krisis. Perbedaan kasus pada tabel di atas dengan tabel sebelumnya adalah, masing-masing investor A dan B melakukan penambahan investasi diawal tahun kedua. Asumsinya mereka sama-sama melihat kemungkinan terjadinya pemulihan ekonomi setelah pasar terkoreksi sebesar -50% pada tahun pertama mereka berinvestasi. Namun, ada perbedaan besarnya jumlah investasi dari keduanya a. Investor A menambah sejumlah Rp 100, - sementara investor B menambah sejumlah Rp 10,-. Perbandingan ini akan menjadi menarik, dimana dalam kurun waktu yang sama selama 2 tahun, total modal yang diinvestasikan oleh kedua investor adalah sama sebesar Rp 110,-, namun berbeda dari sisi waktu penempatannya. Ketika terjadi pemulihan pasar, misalnya dalam 1 tahun, dan kinerja Reksa Dana Ekuitas mengalami kenaikan sebesar 100% di tahun kedua. Kita bisa melihat terjadi perbedaan signifikan antara kedua investor dari perbedaan nilai akhir yang terjadi. Investor A memiliki nilai akhir investasi sebesar Rp. 210,- sementara investor B memiliki nilai akhir investasi sebesar hanya Rp 120,-. Fenomena ini dapat dijelaskan melalui perhitungan IRR yang membedakan besarnya pertumbuhan dana dari kedua investor. Sebelum menghitung berapa imbal hasil atau pertumbuhan dana rata-rata pertahun dari kedua investor di atas, perhatikan kembali kinerja portofolio Reksa Dana Ekuitas. Dari sisi kinerja portofolio, kasus ini adalah sama persis dengan kasus yang dibahas sebelumnya, yakni sebesar 0% selama kurun waktu 2 tahun, atau rata-rata per tahunnya pun sama, yang dihitung dengan metode Geometric Rate of Return, yakni 0 % pertahun. Namun, dari sisi imbal hasil atau pertumbuhan dana kedua investor, karena adanya penambahan dana, perhitungan harus menggunakan metode IRR. Metode ini menghasilkan return pertahunnya yang masing-masing sebesar 78% untuk investor A, dan hanya 5% untuk investor B. Anda tentunya sudah bisa menganalisa, apa yang menyebabkan perbedaan di atas, bukan?.

35 Ilustrasi Perhitungan Tanpa Kontribusi Dalam hal tidak adanya penambahan dana / kontribusi Kinerja portfolio = return Awal Tahun 1 Annual Return -50% Total Return Akhir Tahun 1 Awal Akhir Tahun 2 Tahun % 0% Average Return (p.a) 0% 0% Source: PT. BNP Paribas Investment Partners

36 Ilustrasi Perhitungan Dengan Kontribusi Dalam hal adanya penambahan dana / kontribusi Kinerja portfolio return Awal Tahun 1 5 Akhir Tahun 1 5 Awal Tahun 2 Akhir Tahun 2 Annual Performance -50% +100% Total Performance 0% Average Annual 0% Performance IRR (annual return) 78% 0% 78% Source: PT. BNP Paribas Investment Partners

37 Bagaimana Ekspektasi Anda atas Pasar? 1. Apakah keadaan krisis saat ini SEMENTARA atau SETERUSNYA? 2. Apakah Anda percaya bahwa RECOVERY dapat terjadi di waktu yang akan datang? 3. Apabila Anda percaya, BERAPA LAMA? 4. Apabila Anda percaya investasi di pasar saham akan memberikan potensi keuntungan yang menarik berapa expected return yang anda harapkan

38 Ketika kami banyak bertemu dengan investor pada acara-acara investor gathering ditengah situasi krisis yang melanda dunia dan juga di Indonesia yang sedang hangat-hangatnya, kami mencoba membuat instant survey dengan menanyakan langsung kepada para investor beberapa pertanyaan berikut : 1. Apakah keadaan krisis saat ini SEMENTARA atau SETERUSNYA? 2. Apakah Anda percaya bahwa RECOVERY dapat terjadi di waktu yang akan datang? 3. Apabila Anda percaya, BERAPA LAMA? 4. Apabila Anda percaya investasi di pasar saham akan memberikan potensi keuntungan yang menarik berapa expected return yang anda harapkan Instant survey dengan pertanyaan di atas kami maksudkan untuk mendapatkan masukan langsung dari para investor tentang persepsi terhadap krisis dan seberapa optimis akan terjadinya pemulihan (recovery). Oleh ka arena itu, pertanyaan no 1 dan 2 merupakan kunci untuk dijawab. Hampir seluruh investor yang kami temui percaya bahwa krisis hanya bersifat sementara dan percaya akan adanya recovery. Sementara untuk pertanyaan no. 3 dan no. 4 adalah pertanyaan tambahan yang mungkin sulit untuk dijawab, dan memang pada saat itu (Oktober November 2008), banyak investor yang tidak berani menjawab. Namun, ke etika pertanyaan yang sama diajukan pada forum-forum investor gathering di bulan April dan Mei 2009, kami menemukan sudah banyak investor yang berani menjawab dengan cukup optimis.

39 Ilustrasi, jika terjadi pemulihan dalam 3 tahun Asumsi: Akhir tahun 2011 (3 tahun) setelah 2008, IHSG kembali pada level seperti diakhir tahun 2007, yakni 2745, artinya kinerja selama 3 tahun tahun adalah 100% Alternatiftif 1 A lternatiftif 2 Alternatiftif 3 Year Kontribusi Awal Akhir Kinerja Kontribusi Awal Akhir Kinerja Kontribusi Awal Akhir Kinerja % % % ? ? ? ?? ? % 0?????? %?? % IRR (pertahun selama 4 tahun) 0% 8% 12% Angka-angka g di atas hanya merupakan ilustrasi. Pergerakan/trend yang disajikan tidak mewakili data historis dan bukan merupakan data sebenarnya dan bukan merupakan indikasi atas kinerja masa mendatang Source: PT. BNP Paribas Investment Partners

40 Jika kita percaya bahwa pemulihan di pasar saham akan terjadi dalam 3 tahun sejak akhir tahun 2008 (untuk IHSG kembali ke titik seperti pada akhir tahun 2007, sebelum terjadinya krisis), maka kinerja atau imbal hasil dari pasar saham akan mencapai 100% selama 3 tahun ke depan sejak awal tahun Sebagai gambaran, IHSG bergerak dari 2745 di akhir 2007, turun ke 1355 di akhir 2008, dan naik kembali ke 2745 pada akhirnya. Apa yang akan anda lakukan, ketika anda sebagai investor yang mengalami kerugian sebesar 50% dari investasi yang ditempatkan melalui Reksa Dana saham, tetapi anda juga juga percaya bahwa akan akan terjadi pemulihan seperti yang diprediksikan di atas? Tabel di atas memberikan ilustrasi 3 kasus yang berbeda, berkaitan dengan keputusan investasi yang mungkin dapat anda ambil, setelah terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 50% di pasar saham di tahun Asumsikan anda berinvestasi sebesar Rp. 100,- di awal tahun 2008, dan saat ini adalah awal tahun 2009, dimana nilai pasar investasi anda telah menjadi Rp. 50,-. Anda memiliki tiga pilihan investasi: 1. Bertahan, tidak melakukan penjualan, namun juga tidak melakukan penambahan. 2. Bertahan dan melakukan penambahan sebesar Rp. 50,- di awal tahun Bertahan dan melakukan penambahan sebesar Rp. 100,- di awal tahun 2009 Seandainya, prediksi dalam tiga tahun kedepan hingga akhir 2011, membuktikan pasar saham menghasilkan kinerja 100%, maka tabel di atas memperlihatkan nilai akhir dari masing-masing pilihan di atas. Bagaimana kita menganalisa dan menghitung imbal hasil tahunan selama 4 tahun, sejak awal berinvestasi, dan secara bersamaan memperhitungkan juga penambahan di awal tahun kedua tersebut? Perhitungan IRR di atas memberikan gambaran, bahwa jika kita percaya akan terjadinya pemulihan, penambahan atau kontribusi di tengah periode investasi, akan memperbaiki kinerja secara keseluruhan. Tidak melakukan penambahan (alternatif 1) hanya memberikan imbal hasil sebesar 0% dalam periode 4 tahun, karena hanya akan kembali ke nilai pokok investasi setelah terjadinya penurunan n signifikan di tahun pertama.

41 HOW LONG IS THE LONG TERM?

42 Dispersi Kinerja IHSG (April 1983 Ap 300% 250% pril 2009) 200% High Low Average 150% 100% 50% 0% -50% -100% 1-Yr 3-Yr 5-Yr 10-Yr High % % Low % % Average 21.39% 17.64% Standard Dev % 27.45% # +/ve returns # -/ve returns % 25.71% % -3.31% 16.31% 11.28% 17.04% 8.19% Source: PT. Fortis Investments

43 Kami sering menyarankan investor agar dalam berinvestasi di pasar saham, sebaiknya memiliki horison investasi jangka panjang. Lalu kemudian sering muncul pertanyaan berapa tahun yang dimaksud dengan jangka panjang. Ada banyak versi yang menyebutkan jumlah tahun tertentu yang dapat dikategorikan jangka panjang : 1 tahun, 3 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun dst. Mungkin bagi kebanyakan investor yang selama ini hanya mengenal deposito sebagai instrumen investasi keuangan yang utama, angka 1 tahun sudah dikategorikan sebagai investasi jangka panjang. Untuk mencoba menjawab pertanyaan di atas, kami mencoba melakukan penelitian sederhana terhadap pasar saham di Indonesia, dengan melihat pergerakan IHSG dan dispersinya (penyebaran imbal hasil tertinggi dan terendah), juga imbal hasil rata-rata yang disetahunkan berdasarkan jangka waktu yang dibagi menjadi 1 tahunan, 3 tahunan, 5 tahunan dan 10 tahunan sepanjang periode April 1983 hingga April Gambar di atas menunjukkan beberapa hal yang bisa diambil sebagai pelajaran : 1. Semakin panjang jangka waktu investasi, semakin sempit pergerakan a ntara imbal hasil tertinggi dan terendah, yang menunjukkan risiko fluktuasi yang semakin menurun secara konsisten. Terlihat angka standar deviasi yang semakin mengecil untuk jangka waktu investasi yang lebih panjang. 2. Jumlah kejadian positive returns yang semakin meningkat dan jumlah kejadian negative returns yang semakin menurun terlihat jelas dengan meningkatnya jangka waktu investasi. Jika kita kembali melihat historical returns sejak , dengan sudah memperhitungkan faktor penurunan signifikan sebesar 50% diakhir tahun 2008 (lihat tabel pada halaman 15), maka dengan tambahan informasi dari 2 butir pelajaran di atas, mungkin dapat disimpulkan bahwa 10 tahun bisa untuk dijadikan jawaban atas pertanyaan: How long is a long term? Bagaimana menurut pendapat anda? Jika anda setuju, sanggupkah anda berkomitmen paling tidak 10 tahun untuk berinvestasi pada saham?

44 Berapa Ekspektasi Anda? Atas masing-masing instrumen Berapa ekpektasi Anda atas tingkat suku bunga / kinerja investasi masing-masing g instrumen dalam jangka panjang (10 tahun ke depan )? Inflasi : 6.5 %? SBI : 7 %? (inflasi + 0.5%) Time Deposit : 8 %? (SBI + 1% risk premium) Obligasi Pemerintah: 10 %? (TD + 2% risk premium) Obligasi Korporasi : 13 %? (Obligasi Pemerintah + 3 % risk premium) Saham : 17 %? (Obligasi Korpora asi + 4 % risk premium) Berapa risk premium (selisih imbal hasil yang diharapakan dengan mengabil risiko terhadap instrumen yang memiliki risiko ik yang lebih tinggi) i) yang anda harapkan? Angka-angka di atas hanya merupakan ilustrasi dan bukan merupakan indikasi atas kinerja masa mendatang

Learning From The Past Eko P. Pratomo. Fortis Investments

Learning From The Past Eko P. Pratomo. Fortis Investments Learning From The Past Eko P. Pratomo 11 June 2009 2 Sekapur sirih Berbahagia rasanya dapat menjumpai para nasabah PT., para investor dan publik yang lebih luas yang memiliki antusiasme mengikuti dinamika

Lebih terperinci

A. Expected Return. 1. Perhitungan expected return investasi tahunan

A. Expected Return. 1. Perhitungan expected return investasi tahunan 1 Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah : Manajemen Investasi Dikompilasi oleh : Nila Firdausi Nuzula, PhD Program Studi : Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya RETURNS Berdasarkan

Lebih terperinci

RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL

RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL 1 Pertemuan 9 RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL A. Pengertian Return & Resiko Suatu Investasi Seorang investor maupun perusahaan yang melakukan kegiatan investasi selalu dihadapkan pada resiko dan return

Lebih terperinci

Panduan Berinvestasi Melalui Reksadana

Panduan Berinvestasi Melalui Reksadana Panduan Berinvestasi Melalui Reksadana Sebelum membahas lebih jauh pada topik Reksadana, ada baiknya kita ketahui terlebih dulu hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu investasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor individual ataupun investor institusi, manajer investasi (fund

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor individual ataupun investor institusi, manajer investasi (fund BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang investor individual ataupun investor institusi, manajer investasi (fund manager), memilih berbagai jenis investasi yang ada ke dalam portfolionya dengan

Lebih terperinci

MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010

MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010 MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010 Indonesia cukup beruntung, karena menjadi negara yang masih dapat mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif tahun 2009 sebesar 4,4 % di tengah krisis keuangan global

Lebih terperinci

Tabel. IV.1 RKAP Asuransi Jasindo

Tabel. IV.1 RKAP Asuransi Jasindo BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 RKAP PT ASURANSI JASINDO 2003 2007 Di bawah ini adalah Tabel IV.1 yang berisikan nilai nilai RKAP dari PT. Asuransi Jasindo selama tahun 2003 hingga tahun 2007.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beragam isu membayangi, indeks Pasar Modal Indonesia sukses melewati semua ujian. Sepanjang 2012, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan kondisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Reksa Dana 2.1.1 Pengertian Reksa Dana Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu kemampuan seseorang yang saat ini masih berusia produktif dalam bekerja dapat menurun kinerjanya dikarenakan usia yang semakin lanjut.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya I. PENDAHULUAN I.1 latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2005 hingga 2007 mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya surplus neraca pembayaran serta membaiknya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan Pendapatan Tetap Untuk menghitung tingkat pengembalian investasi Reksa dana. Dibutuhkan data berupa nilai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Analisis Kinerja Portofolio Melihat kinerja portofolio perlu dilakukan sebelum melakukan keputusan investasi. Dengan membandingkan kinerja antar reksa dana, maka investor mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan menggunakan tipe sampel yang berbasis pada kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. alternatif investasi tersebut. Besarnya return yang didapat memiliki korelasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. alternatif investasi tersebut. Besarnya return yang didapat memiliki korelasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar finansial telah menimbulkan dampak munculnya beragam produk investasi, mulai dari yang konvensional hingga yang kepada produk-pruduk terstruktur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus memikirkan cara untuk memenuhi kebutuhannya. Kondisi yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. harus memikirkan cara untuk memenuhi kebutuhannya. Kondisi yang demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang semakin hari semakin meningkat dan harga barang atau produk yang diinginkan pun semakin mahal, membuat setiap orang harus memikirkan

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor 14 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian Reksa Dana Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor 49, pengertian reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari

Lebih terperinci

Ingin Hidup Nyaman dan Bahagia?

Ingin Hidup Nyaman dan Bahagia? Ingin Hidup Nyaman dan Bahagia? Simak sebentar lagi. copyright www.duwitmu.com 1 Cara Investasi REKSADANA www.duwitmu.com situs Mengelola Keuangan Keluarga copyright www.duwitmu.com 2 Mengapa Reksadana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL)

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL) INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL) Oleh: DEDEN MULYANA Disampaikan pada Seminar Bulanan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi 15 Mei 2013 Pendahuluan Investasi

Lebih terperinci

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007 REKSA DANA PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007 Reksa Dana UNDANG-UNDANG PASAR MODAL No. 8 tahun1995, BAB I, Pasal 1 Ayat 27 : Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa saat setelah disahkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama Reksa Dana, yang merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan berinvestasi seorang investor dihadapkan pada dua hal yaitu return (imbal hasil) dan risiko. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimasa yang akan datang. Seorang investor yang ingin melakukan investasi bisa

BAB I PENDAHULUAN. dimasa yang akan datang. Seorang investor yang ingin melakukan investasi bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengertian investasi secara umum adalah penanaman dana dalam jumlah tertentu pada saat ini dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa

Lebih terperinci

Ashmore Dana Progresif Nusantara Dec-15

Ashmore Dana Progresif Nusantara Dec-15 Laporan Kinerja Bulanan Ashmore Dana Progresif Nusantara Dec-15 Klasifikasi Tingkat Resiko : Jangka Waktu Investasi : Rendah Sedang Tinggi.. 0 1 3 6 9 12 18 (Bulan) < Tujuan Investasi < Alokasi Aset Reksa

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN STRATEGIC ASSET ALLOCATION*) *) Bahan diolah dari presentasi BNP Paribas dengan Tim Bidang Investasi ADPI

PEDOMAN PENYUSUNAN STRATEGIC ASSET ALLOCATION*) *) Bahan diolah dari presentasi BNP Paribas dengan Tim Bidang Investasi ADPI PEDOMAN PENYUSUNAN STRATEGIC ASSET ALLOCATION*) *) Bahan diolah dari presentasi BNP Paribas dengan Tim Bidang Investasi ADPI MATERI PRESENTASI*) Halaman I. PENGANTAR 3 1 Definisi... 3 2. Mengapa SAA Itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran aktif lembaga pasar modal merupakan sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investor dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang dimiliki untuk konsumsi saat ini atau di investasikan pada berbagai jenis pilihan instrumen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang tahu memanfaatkan peluang untuk memperoleh keuntungan maksimal dari harta yang dimilikinya. Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang

BAB I PENDAHULUAN. dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang dihadapkan dalam berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa datang.

Lebih terperinci

AKTIVA TUNGGAL. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.

AKTIVA TUNGGAL. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. ETURN DAN ISIKO AKTIVA TUNGGAL Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tunas Pembangunan Surakarta ririkyunita@yahoo.co.id Return Investasi Rate of return dari suatu investasi dapat dihitung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Investasi merupakan hal yang sangat menarik untuk dilakukan. Tujuan investor dalam melakukan investasi adalah memperoleh keuntungan dari kegiatan tersebut dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa saat setelah disahkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama Reksa Dana, yang merupakan

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Grafik IHSG periode

Gambar 1.1. Grafik IHSG periode BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam 1 dekade terakhir perkembangan pasar modal Indonesia semakin maju dengan pesat, dapat dilihat dari data Bapepam-LK dalam gambar 1.1 dan tabel 1.2. Keadaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Fungsi utama perbankan di Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini sangat stabil hal ini dibuktikan adanya pengakuan oleh

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini sangat stabil hal ini dibuktikan adanya pengakuan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi merupakan penanaman modal sekarang dengan tujuan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Keberhasilan dalam berinvestasi harus didukung dengan stabilnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisikan latar belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan dalam pembuatan laporan tugas akhir. 1.1 Latar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah salah satu jalan untuk menempatkan dana atau uang dengan harapan kita akan mendapatkan keuntungan atau tambahan tertentu atas dana atau uang tertentu.

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Pertemuan ke-6 Manajemen Dana Bank Magister Manajemen Univ. Gunadarma. by Dr. Peni Sawitri, Dra., MM

Manajemen Investasi. Pertemuan ke-6 Manajemen Dana Bank Magister Manajemen Univ. Gunadarma. by Dr. Peni Sawitri, Dra., MM Manajemen Investasi Pertemuan ke-6 Manajemen Dana Bank Magister Manajemen Univ. Gunadarma Pengertian In general, the activities of portfolio manager Mencari supplement earnings, keikutsertaan penanaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita amati, pada umumnya masyarakat menengah keatas menyimpan sebagian pendapatannya secara periodik atau bahkan telah memiliki akumulasi pendapatan, diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Pasar Modal merupakan sebuah organisasi

Lebih terperinci

Ingin Hidup Nyaman dan Bahagia?

Ingin Hidup Nyaman dan Bahagia? Ingin Hidup Nyaman dan Bahagia? Simak sebentar lagi. copyright www.duwitmu.com 1 Cara Investasi REKSADANA www.duwitmu.com situs Mengelola Keuangan Keluarga copyright www.duwitmu.com 2 Mengapa Reksadana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia telah mengalami perkembangan cukup signifikan. Hal itu ditunjukan dengan semakin banyak jumlah sekuritas yang diperdagangkan dengan kapitalisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini dapat terlihat dari berbagai ragam sarana investasi yang ditawarkan kepada masyarakat.

Lebih terperinci

Ahmad Sofyan Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Abstrak

Ahmad Sofyan Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Abstrak ANALISIS PERBANDINGAN PRODUK REKSA DANA SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN BERINVESTASI DENGAN MENGGUNAKAN TOLOK UKUR INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DAN NILAI SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI). ( STUDI KASUS

Lebih terperinci

GLOBAL OUTLOOK 1 Juni 2018

GLOBAL OUTLOOK 1 Juni 2018 Jun-13 Aug-13 Oct-13 Dec-13 Feb-14 Apr-14 Jun-14 Aug-14 Oct-14 Dec-14 Feb-15 Apr-15 Jun-15 Aug-15 Oct-15 Dec-15 Feb-16 Apr-16 Jun-16 Aug-16 Oct-16 Dec-16 Feb-17 Apr-17 Jun-17 Aug-17 Oct-17 Dec-17 Feb-18

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Risiko Dan Tingkat Imbal Hasil (Return) Dalam melakukan segala hal, kita selalu dihadapkan pada risiko (risk). Objek penelitian tesis ini adalah NAB pada sebuah reksadana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meskipun sejak tahun 2008 perekonomian dunia sedang mengalami perlambatan dikarenakan krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan

Lebih terperinci

PRUlink Quarterly Newsletter

PRUlink Quarterly Newsletter PRUlink Quarterly Newsletter Publikasi dari PT Prudential Life Assurance Kuartal Kedua 2012 Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan hasil pemikiran internal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian Indonesia, masyarakat dunia semakin menyadari kebutuhannya untuk berinvestasi. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Lingkungan Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Lingkungan investasi meliputi berbagai jenis sekuritas atau efek yang ada, di mana dan bagaimana mereka diperjualbelikan. Proses

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar investasi, lingkungan investasi, dan peranan pasar modal terhadap investor dan perusahaan yang saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui perusahaan investasi. Terdapat beberapa alasan seseorang me

BAB I PENDAHULUAN. melalui perusahaan investasi. Terdapat beberapa alasan seseorang me BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat telah mengenal berbagai jenis produk investasi baik investasi yang dikelola langsung oleh orang perorang secara individual maupun dikelola melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia memerlukan dana investasi yang sangat besar agar mampu menciptakan kesempatan kerja baru dan meningkatkan tingkat pertumbuhan Produk Nasional

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen untuk menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen untuk menempatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen untuk menempatkan dana sejumlah tertentu atas suatu aset/instrumen investasi tertentu dalam jangka waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu lembaga perantara (intermediasi) antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal menyediakan alternatif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran umum Reksa Dana Fortis Ekuitas Reksa Dana Fortis Ekuitas mulai efektif pada tanggal 16 Januari 2001, selaku manajer investasi

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Menggunakan Metode Sharpe Dan Jensen Untuk Periode

Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Menggunakan Metode Sharpe Dan Jensen Untuk Periode Pujiarti, Dewi Ratna Analisis Kinerja Reksa Dana 97 Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Menggunakan Metode Sharpe Dan Jensen Untuk Periode 2005 2009 Trisiwi Pujiarti Alumni Manajemen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

GLOBAL OUTLOOK 1 Juni 2018

GLOBAL OUTLOOK 1 Juni 2018 GLOBAL OUTLOOK 1 Juni 2018 Market Volatility Getting Higher UNCERTAINTY RISK CREATE VOLATILITY Volatilitas pasar modal Indonesia meningkat di sepanjang bulan Mei 2018 akibat melemahnya nilai tukar Rupiah

Lebih terperinci

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana tertentu yang ditanamkan pada periode waktu tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan pembayaran di kemudian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menguntungkan bagi pemulihan perekonomian pasca krisis seperti isu terorisme

I. PENDAHULUAN. menguntungkan bagi pemulihan perekonomian pasca krisis seperti isu terorisme I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekonomi Indonesia selama tahun 2003 ternyata mampu bertahan dan mengalami pertumbuhan walaupun menghadapi situasi yang kurang menguntungkan bagi pemulihan perekonomian

Lebih terperinci

Bab IV CARA INVESTASI DI CITIBANK N.A

Bab IV CARA INVESTASI DI CITIBANK N.A 36 Bab IV CARA INVESTASI DI CITIBANK N.A 4.1 Profil Risiko Investasi Pribadi 1. Risk Averse Tidak ingin mengambil risiko yang membahayakan modal dan juga tidak nyaman sekalipun dengan fluktuasi jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekenomian yang tidak stabil dan sulit diprediksi sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia bisnis dewasa ini. Kondisi tersebut bisa menyebabkan penurunan

Lebih terperinci

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM.

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM. RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM. OVERVIEW Tujuan dari bab ini adalah untuk mempelajari konsep return dan risiko portofolio dalam investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rupiah dan investasi yang dikuasai oleh pihak asing.(kompas,2014)

BAB I PENDAHULUAN. rupiah dan investasi yang dikuasai oleh pihak asing.(kompas,2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kondisi perekonomian yang cukup fluktuatif beberapa tahun terakhir menjadi alarm sendiri bagi masyarakat untuk mengambil tindakan tepat demi masa depan yang tak pasti.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar

Lebih terperinci

KEMANA BERINVESTASI? STRATEGI INVESTASI

KEMANA BERINVESTASI? STRATEGI INVESTASI STRATEGI INVESTASI MENGAPA BERINVESTASI? Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Untuk melindungi kekayaan (aset) terhadap pengaruh inflasi Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% RD Pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik bagi seorang investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan mengharapkan return

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Definisi Indeks LQ45 Pasar modal di Indonesia masih tergolong pasar modal yang transaksinya tipis (thin market), yaitu pasar modal yang sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak mengherankan jika masih banyak pendapat yang beranggapan bahwa status

BAB I PENDAHULUAN. Tidak mengherankan jika masih banyak pendapat yang beranggapan bahwa status 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia lebih banyak mengenal bahwa program pensiun hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tidak mengherankan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN REKSA DANA SYARIAH MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL SKRIPSI

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN REKSA DANA SYARIAH MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL SKRIPSI PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN REKSA DANA SYARIAH MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL SKRIPSI Oleh : Endik Hidayat 0712010043 / FE / EM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

Lebih terperinci

GLOBAL OUTLOOK 1 Juni 2018

GLOBAL OUTLOOK 1 Juni 2018 GLOBAL OUTLOOK 1 Juni 2018 Market Volatility Getting Higher UNCERTAINTY RISK CREATE VOLATILITY Volatilitas pasar modal Indonesia meningkat di sepanjang bulan Mei 2018 akibat melemahnya nilai tukar Rupiah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi apapun. pendapatan dan capital gain seperti yang diharapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi apapun. pendapatan dan capital gain seperti yang diharapkan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi apapun bisa dipastikan mengandung risiko.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yg melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke hampir seluruh dunia dan hampir di seluruh sektor. Krisis keuangan global menyebabkan

Lebih terperinci

USD FIXED INCOME FUND

USD FIXED INCOME FUND Feb-14 Mar-14 LAPORAN USD FIXED INCOME FUND keahlian dalam mengidentifikasi kondisi ekonomi dan pergerakan investasi untuk menghasilkan hasil investasi yang kompetitif melalui berbagai macam instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat 23 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Menurut UU No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pengertian pasar modal adalah kegiatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang lebih besar pada masa mendatang. Investasi merupakan penanaman dana yang bertujuan untuk mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang terbentuk pada bulan Desember 2004. Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

1. Berapa pengembalian yang diharapkan dan standar deviasi, berdasarkan data sebagai berikut? % 6% 4%

1. Berapa pengembalian yang diharapkan dan standar deviasi, berdasarkan data sebagai berikut? % 6% 4% Soal dan Jawaban Chapter 2. Berapa pengembalian yang diharapkan dan standar deviasi, berdasarkan data sebagai berikut? Circumstance Return Probability I II III 0% 6% 4% 0.2 0.5 0.3 Circumstance Return

Lebih terperinci

Return Portofolio. Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD

Return Portofolio. Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD RISK PREMIUM DAN PORTFOLIO THEORY Pembahasan lebih lanjut tentang resiko banyak

Lebih terperinci

EDUKASI & LITERASI KEUANGAN PENGETAHUAN UMUM TENTANG INVESTASI DAN REKSA DANA

EDUKASI & LITERASI KEUANGAN PENGETAHUAN UMUM TENTANG INVESTASI DAN REKSA DANA EDUKASI & LITERASI KEUANGAN PENGETAHUAN UMUM TENTANG INVESTASI DAN REKSA DANA Inflasi Memproteksi nilai asset Meningkatkan nilai asset Mencapai impian 1996 2013 Hero granulated sugar 4 kg 1,700 6,800 Rinso

Lebih terperinci

SPRING SMART PANDUAN MUDAH MEMBACA FUND FACT SHEET S APA ITU FUND FACT SHEET? INFORMASI DALAM FUND FACT SHEET

SPRING SMART PANDUAN MUDAH MEMBACA FUND FACT SHEET S APA ITU FUND FACT SHEET? INFORMASI DALAM FUND FACT SHEET Edisi Maret 2017 SMART INVESTING WITH EASTSPRING INVESTMENTS PANDUAN MUDAH MEMBACA FUND FACT SHEET S alah satu keuntungan berinvestasi di Reksa Dana antara lain adalah mendapatkan akses pada pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar modal merupakan salah satu pilihan alternatif. Menurut UU No.8 Th 1995 Pasar Modal adalah

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN Fitaning Intan Pradani R. Rustam Hidayat Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis membahas mengenai pengolahan data-data yang berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data tersebut akan menghasilkan hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap kondisi keuangan dan perekonomian suatu negara. Di dalam pasar modal, kita dapat melakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Investasi adalah hal yang dilakukan oleh masyarakat agar mendapatkan tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau kekayaaan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas) IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas) Investor dalam membentuk portofolio diperlukan perhitungan return ekspektasi dari masing-masing aktiva untuk dimasukkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan utama, yaitu investasi dalam bentuk real assets dan investasi dalam bentuk financial assets (Bodie, 2005).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dana atau modal untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dana atau modal untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dana atau modal untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan cara menanamkan aset. Bentuk pengelolaan dana ini sangat

Lebih terperinci