Ahmad Sofyan Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ahmad Sofyan Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Abstrak"

Transkripsi

1 ANALISIS PERBANDINGAN PRODUK REKSA DANA SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN BERINVESTASI DENGAN MENGGUNAKAN TOLOK UKUR INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DAN NILAI SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI). ( STUDI KASUS : PT. BANK OCBC NISP Tbk,.) Ahmad Sofyan Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2009 Abstrak Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui kinerja produk Reksa Dana pada PT. Bank OCBC NISP Tbk, yaitu: Reksa Dana Reksa Dana Tetap II. Dimana Reksa Dana tersebut diterbitkan oleh PT. NISP Sekuritas, yang dalam perhitungannya memasukkan unsur return dan risiko serta menggunakan tolok ukur yaitu IHSG dan SBI dengan menggunakan metode Sharpe. Pada penulisan ini, pengumpulan data diperoleh dari mengunakan data sekunder seperti dari internet, dan kemudian dilakukan analisis perbandingan antara masing-masing kinerja Reksa Dana. Setelah dilakukan perhitungan dengan cara membandingkan kinerja tolok ukurnya yaitu IHSG penulis menyimpulkan bahwa Reksa Dana Tetap Likuid adalah lebih baik. Karena keuntungan yang diperoleh Reksa Dana Tetap Likuid lebih besar dibandingkan kerugian yang mungkin terjadi.sedangkan dengan menggunakan tolok ukur SBI dengan menggunakan metode Sharpe, Reksa Dana Tetap II lebih baik. Meskipun secara keseluruhan berada di bawah indeks kinerja tolok ukurnya yaitu IHSG dan SBI. Dengan kata lain, Reksa Dana Tetap Likuid dan Reksa dana Tetap II layak untuk sarana berinvestasi. Kata Kunci: Reksa Dana / Investasi PENDAHULUAN Latar Belakang Maraknya kegiatan pasar modal belakang ini merupakan faktor pendorong munculnya alternative produk investasi yang ditawarkan, berkaitan dengan pasar modal. Setelah saham, obligasi atau sekuritas lainnya yang dimiliki olek sekelompok investor dan dikelola oleh perusahaan investasi professional. Produk-produk reksa dana merupakan produk alternative bagi para calon investor yang memiliki dana terbatas dalam berinvestasi dipasar modal, karena dana yang diinvestasikan kedalam reksa dana akan digabungkan dengan dana dari investor investor lainnya untuk menciptakan kekuatan membeli yang jauh lebih besar dari pada melakukan investasi sendiri. Perkembangan reksa dana, tidak lepas dari upaya pemerintah dalam landasan hukum yang kuat dan jelas. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan investor dan masyarakat umum dalam berinvestasi di reksa dana. Salah satu upaya dalam memobilisasi dana masyarakat adalah dengan meningkatkan peran investor lokal atau pribadi. Hal ini dimungkinkan karena nilai investasi awal reksa dana relative lebih kecil. Dana yang diinvestsaikan ke suatu reksa dana (mutual fund) akan digabungkan dengan dana dari investor lainnya untuk menciptakan kekuatan membeli yang jauh lebih besar dari pada melakukan investasi sendiri. Banyak diantara kita sadar akan pentingnya menabung, tapi tidak banyak yang mengetahui tujuan menabung. Bahkan, yang lebih parah, masih ada yang belum bisa membedakan arti menabung dengan investasi. Semua kebutuhan anda akan sangat mungkin tercapai apabila anda melakukan perencanaan sejak dini. Sekarang anda tinggal memilih antara kedua acara di atas. Yang pasti, berinvestasi lebih banyak memberikan kita keuntungan dari pada menabung karena dalam berinvestasi ada unsur perencanaan (akan kebutuhan masa depan), sedangkan dalam menabung tidak jelas. Orang melakukan investasi karena dipicu oleh kebutuhan akan masa depan. Tapi sayang, banyak diantara kita yang belum memikirkan kebutuhan akan masa depan. Padahal, semakin ke depan, biaya hidup seseorang pasti semakin bertambah. Selain kebutuhan akan masa depan, orang melakukan investasi karena dipicu oleh banyaknya ketidakpastian atau hal yang tidak terduga dalam hidup ini (keterbatasan dana, kondisi kesehatan, musibah, kondisi pasar investasi), dan laju inflasi yang tinggi.

2 Tingkat bunga perbankan di Indonesia yang cukup tinggi serta resiko yang rendah membuat deposito menjadi pilihan sebagian besar masyarakat. Namun, dengan adanya perbaikan ekonomi, tingkat bunga deposito menurun. Investor sering kali bingung bila ingin melakukan investasi atas dana yang dimiliki ketika tingkat bunga mengalami penurunan. Oleh karena itu, perlu juga kita mengetahui alternative investasi lainnya yang bisa memberikan hasil yang lebih tinggi. Apakah ada instrumen investasi yang dapat memberikan tingkat pengembalian lebih tinggi dari deposito? Bila investor ingin menerima resiko yang lebih besar maka instrumen investasi tersebut sudah ada di pasar keuangan yang dikenal dengan Reksa Dana. Peningkatan jumlah Reksa Dana sebagaimana di atas tentu saja akan membuat investor mempunyai lebih banyak alternatif pilihan dalam berinvestasi pada Reksa Dana. Namun demikian, pada sisi lain hal tersebut dapat pula menimbulkan kebingungan ataupun kesulitan bagi para calon investor dalam memilih Reksa Dana karena keterbatasan informasi ataupun pengetahuan yang dimilikinya. Dalam penulisan skripsi ini objek unit penelitian yang akan penulis bahas adalah PT. Bank NISP Tbk, yang kini menjadi PT. Bank OCBC NISP Tbk,. PT. Bank OCBC NISP Tbk merupakan Bank tertua ke empat di Indonesia, didirikan dibandung pada tanggal 14 April 1941 dengan nama NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Pada saat krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengah tahun 1997, yang kemudian diperparah dengan krisis perbankan, mendorong pemerintah untuk menyelenggarakan program rekapitalisasi semi menyelamatkan sektor perbankan Indonesia. Pada pelaksanaan program rekapitalisasi tersebut, oleh Bank Indonesia, PT. Bank OCBC NISP Tbk digolongkan ke dalam kelompok kategori bank A. Hal ini mengindikasikan bahwa struktur permodalan Perseroan cukup kuat sehingga tidak perlu mengikuti program rekapitalisasi perbankan, yang pada dasarnya ditujukan untuk memperkuat modal. Saat sebagian besar industri perbankan Indonesia masih berupaya memulihkan kondisi internal mereka di tahun 1999, PT. Bank OCBC NISP Tbk meluncurkan produk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Merdeka yang merupakan repackaging dari produk KPR yang sudah ada. Keunikan produk ini adalah proses persetujuan kredit yang hanya lima hari kerja sejak seluruh data diterima. Produk ini mendapat sambutan masyarakat yang menantikan kucuran kredit perbankan untuk membantu pembiayaan rumah di tengah krisis ekonomi. Dengan dukungan lebih dari karyawan, 352 kantor dan lebih dari mesin ATM termasuk jaringan ATM Bersama dan ATM BCA yang tersebar diseluruh Indonesia serta ATM OCBC Bank di Singapura dan Bank Card di Malaysia: PT. Bank OCBC NISP Tbk senantiasa tumbuh dan berkembang tanpa melupakan pentingnya kualitas pelayanan kepada para nasabah. Di tingkat Internasional, kepercayaan terhadap PT. Bank OCBC NISP Tbk semakin nyata. OCBC Bank Singapura, salah satu group perbankan terbesar di Asia Tenggara, sudah menjadi pemegang saham NISP sebesar 72,40% di akhir tahun 2007, OCBC Group menjadi pemegang saham institusional terbesar, yang secara aktif mendukung pertumbuhan dan perkembangan PT. Bank OCBC NISP Tbk menjadi Bank berstandar dunia. Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana cara memilih produk-produk seperti Reksa Dana Flexigrowth, Reksa Dana Tetap Likuid, dan Reksa Dana Tetap II yang menguntungkan dengan tingkat pengembalian yang tinggi. 2. Untuk mengetahui apakah produk-produk Reksa Dana Flexigrowth, Reksa Dana Tetap Likuid, dan Reksa Dana Tetap II merupakan produk investasi yang berisiko tinggi. 3. Untuk mengetahui bagaimana perbandingan Indek Kinerja Reksa Dana Flexigrowth, Reksa Dana Tetap Likuid, dan Reksa Dana Tetap II dibandingkan dengan indeks kinerja tolok ukurnya yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 4. Mengetahui kinerja dari Reksa Dana Reksa Dana Tetap II berdasarkan perhitungan Metode Sharpe dengan memasukan unsur nilai rata-rata SBI sebagai tolok ukurnya. M etode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, pengeolahan data diperoleh dari PT. Bank OCBC NISP Tbk dan ringkasan-ringkasan dari beberapa buku dan mencari data yang diperoleh melalui internet, surat kabar, dan lain sebagainya, setelah itu penulis mengelola bahan setelah data dikumpulkan. Metode ini dilakukan melalui

3 study perpustakaan guna mengumpulkan melalui masalah yang penyusun bahas. Metode penulisan yang digunakan penulis secara garis besar adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Lapangan ( Filed Research ) Peneliti melakukan tinjauan langsung ke obyek dengan mengadakan riset ke bank. Penulis memperoleh informasi dan data yang cukup baik dan akurat, karena dalam mendapatkannya penulis meninjau langsung mengenai produk-produk Reksa Dana yang ditawarkan kepada masyarakat. 2. Penelitian Perpustakaan ( Library Research ) Pengumpulan data dengan mengadakan riset berdasarkan pustaka yang sudah dibukukan, seperti buku-buku, literature, brosur-brosur, serta diktat perkuliahan yang mana setelah dikumpulkan dan dibaca penulis mengadakan perbandingan dari semua sumber tersebut, pada umumnya pengertian dan tujuan yang disampaikan adalah sama, namun penelitian dan kata-katanya yang kadang berbeda. Analisis Deskriptif Penganalisaan masalah dengan cara mengambil data kemudian dideskripsikan melalui tabel 2 variabel, yaitu terdiri dari NAB/unit dan IHSG berdasarkan periode yang sama. serta akan menyertakan grafik line yang akan menggambarkan tabel tersebut. Kemudian dalam menganalisis penulis menggunakan tabel 3 variabel yang terdiri dari Nab/unit, IHSG berdasarkan periode yang sama dan nilai rata-rata SBI berdasarkan periode yang sama, serta akan menyertakan grafik Line yang akan menggambarkan tabel tersebut. Analisis Kuantitatif Dalam perhitungan kinerja return serta resiko yang mungkin terjadi pada Reksa Dana Reksa Dana Tetap II, penulis akan menggunakan perhitungan menurut (Pratomo & Ubaidilah Nugraha : 2005). Hasil dan Pembahasan Tingkat Pengembalian yang Dihasilkan Reksa Dana Flexigrowth, Reksa Dana Tetap Likuid, dan Reksa Dana Tetap II pada periode Mei 2008 sampai April Hal pertama yang ingin diketahui oleh investor sebelum berinvestasi adalah mengetahui return atau laba yang dihasilkan dalam satu atau dua tahun terakhir. Maka hal pertama yang akan dihitung adalah mencari return atau tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh Reksa Dana Reksa Dana Tetap II per periode selama bulan Mei 2008 sampai April Setelah itu dalam menghitung tingkat pengembalian per tahun, penulis menggunakan Metode Tingkat Pengembalian Tahunan.

4 Tabel 4.1 Tabel 4.2 NAB Per Unit Reksa Dana Flexigrowth NAB Per Unit Reksa Dana Tetap Likuid Periode per IHSG NAB/Unit Mei ,35 923,64 Juni 2.349,11 910,85 Juli 3.304,51 885,64 Agustus 2.165,94 855,67 September 1.832,51 758,16 Oktober 1.256,70 583,18 November 1.202,07 602,51 Desember 1.336,61 645,65 Januari ,67 648,21 Februari 1.285,48 637,27 Maret 1.434,07 682,73 April 1.722,77 781,58 Total , ,09 Sumber : dana Periode per IHSG NAB/Unit Mei , ,74 Juni 2.349, ,94 Juli 3.304, ,11 Agustus 2.165, ,67 September 1.832, ,12 Oktober 1.256, ,94 November 1.202, ,66 Desember 1.336, ,24 Januari , ,15 Februari 1.285, ,61 Maret 1.434, ,09 April 1.722, ,62 Total , ,89 Tabel 4.3 NAB Per Unit Reksa Dana Tetap II Periode Mei 2008 samapai April 2009 Periode per IHSG NAB/Unit Mei , ,33 Juni 2.349, ,88 Juli 3.304, ,87 Agustus 2.165, ,16 September 1.832, ,07 Oktober 1.256, ,62 November 1.202, ,28 Desember 1.336, ,45 Januari , ,05 Februari 1.285, ,08 Maret 1.434, ,51 April 1.722, ,61 Total , ,91 Sumber : dana

5 Tingkat Pengembalian yang Dihasilkan Reksa Dana Flexigrowth, Reksa Dana Tetap Likuid, dan Reksa Dana Tetap II pada periode Mei 2008 sampai April Hal pertama yang ingin diketahui oleh investor sebelum berinvestasi adalah mengetahui return atau laba yang dihasilkan dalam satu atau dua tahun terakhir. Maka hal pertama yang akan dihitung adalah mencari return atau tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh Reksa Dana Reksa Dana Tetap II per periode selama bulan Mei 2008 sampai April Setelah itu dalam menghitung tingkat pengembalian per tahun, penulis menggunakan Metode Tingkat Pengembalian Tahunan. Berikut adalah prestasi return yang dihasilkan oleh Reksa Dana pada PT. Bank OCBC NISP Tbk adalah sebagai berikut: Hasil perhitungan dari bulan Mei 2008 sampai dengan bulan April 2009 penulis tampilkan dalam Tabel 4.4, 4.5, 4.6. Tabel 4.4 Kinerja Return Per Reksa Dana Flexigrowth Periode per NAB/Unit Kinerja per Dalam (%) Mei ,64 - Juni 910,85-0,014 Juli 885,64-0,028 Agustus 855,67-0,034 September 758,16-0,114 Oktober 583,18-0,231 November 602,51 0,033 Desember 645,65 0,072 Januari ,21 0,003 Februari 637,27-0,017 Maret 682,73 0,071 April 781,58 0,145 Dari perhitungan yang penulis sajikan dalam tabel diketahui kinerja return sub-periode adalah sebesar -0,114 % dan pertumbuhan kinerjanya sebesar -0,009 %. Bahkan tingkat pengembaliannya pun diperoleh -0,103 %. Jadi artinya untuk penempatan investasi pada Reksa Dana flexigrowth menghasilkan return atau tingkat pengembalian -0,103 %. Akan tetapi, untuk tingkat pertumbuhan return dari waktu ke waktu selalu berubah (fluktuatif). Total 8.915,09-0,114 Sumber : Diolah berdasarkan data dari

6 Tabel 4.5 Kinerja Return Per Reksa Dana Tetap Likuid Periode per NAB/Unit Kinerja per Dalam (%) Mei ,74 - Juni 1.024,94 0,006 Juli 1.032,11 0,007 Agustus 1.036,67 0,004 September 1.047,12 0,010 Oktober 1.055,94 0,008 November 1.059,66 0,003 Desember 1.050,24-0,009 Januari ,15 0,003 Februari 1.055,61 0,002 Maret 1.050,09-0,005 April 1.056,62 0,006 Total ,89 0,035 Sumber : Diolah berdasarkan data dari Hasil perhitungan diatas memperlihatkan bahwa pada bulan Mei 2008 sampai dengan April 2009 pada Reksa Dana Tetap Likuid dapat mencapai kinerja return sebesar 0,035 % dalam setahunnya. Sedangkan untuk tingkat pertumbuhan kinerja mencapai 0,003 %. Serta tingkat pengembalian tahunan sebesar 0,040 %. Artinya, Reksa Dana Tetap Likuid dapat menghasilkan keuntungan rata-rata 0,040 % per tahun. Titik tertinggi Reksa Dana Tetap Likuid mencapai 0,010 % sementara titik terendahnya -0,009 %. Meski hasil perhitungan menunjukkan tingkat bunga yang lebih kecil daripada deposito yang berkisar 5 %. Tapi angka-angka diatas tidak bisa dipastikan tiap tahunnya seperti deposito yang pasti menghasilkan laba dan tidak akan rugi.

7 Tabel 4.6 Kinerja Return Per Reksa Dana Tetap II Periode per NAB/Unit Kinerja per Dalam (%) Mei ,33 - Juni 1.053,88 0,005 Juli 1.058,87 0,005 Agustus 1.063,16 0,004 September 1.060,07-0,003 Oktober 1.048,62-0,011 November 1.045,28-0,003 Desember 1.040,45-0,005 Januari ,05 0,003 Februari 1.047,08 0,003 Maret 1.042,51-0,004 April 1.051,61 0,009 Total ,91 0,003 Hasil perhitungan diatas memperlihatkan bahwa pada bulan Mei 2008 sampai dengan bulan April 2009 Reksa Dana Tetap II dapat mencapai kinerja rata-rata per tahun sebesar 0,003 % dan return sebesar 0,002 % serta dengan tingkat pertumbuhan kinerja sebesar 0,0002 %. Pada Reksa Dana Tetap II ini denominasinya bukan merupakan valuta asing yaitu Dollar Amerika Serikat (DAS) melainkan Rupiah. Selain itu, dengan NAB/unit yang denomimasinya Rupiah. Jika harga Dollar Amerika Serikat sedang menguat dan didukung dengan tingkat pengembalian yang tinggi maka akan menghasilkan laba yang sangat besar. Akan tetapi, Dollar Amerika Serikat selalu fluktuatif dari waktu ke waktu. Sumber : Diolah berdasarkan data dari dana Mencari Tingkat Risiko pada Reksa Dana Reksa Dana Tetap II pada periode Mei 2008 sampai April 2009 Risiko, merupakan kemungkinan harapan yang kita miliki dari sebuah hasil yang tidak bisa terjadi. Dalam bahasa statistik, risiko dinamakan sebagai standar deviasi, yang merupakan perhitungan matematis untuk menjelaskan kemungkinan potensi keuntungan Reksa Dana menjadi lebih atau kurang. Menghitung besarnya risiko sama seperti mencari Standar Deviasi, maka penulis akan menggunakan rumus yang sama untuk mencari Standar Deviasi. Tingkat Risiko Per Reksa Dana Flexigrowth Periode per NAB/Unit Kinerja per dalam (%) ( x x ) 2 Mei , Juni 910,85-0,014 0,01 Juli 885,64-0,028 0,007 Agustus 855,67-0,034 0,006 September 758,16-0,114 0 Oktober 583,18-0,231 0,014 November 602,51 0,033 0,021 Desember 645,65 0,072 0,034 Januari ,21 0,003 0,014 Februari 637,27-0,017 0,009 Maret 682,73 0,071 0,034 April 781,58 0,145 0,067 Total 8.915,09-0,114 0,216

8 Adapun perhitungan Standar Deviasi atau penyimpangan yang akan terjadi adalah sebagai berikut: Standar Deviasi = 0, = 0,140 % Standar Deviasi atau penyimpangan yang terjadi dalam setahun pada Reksa Dana Flexigrowth diperoleh sebesar 0,140%. Jadi kinerja per bulan dari Reksa Dana Flexigrowth sebagian besar berkisar antara -0,13 (0,01 % - 0,140 %) sampai 0,15 (0,01 % + 0,140 %). Berarti Reksa Dana Flexigrowth memiliki penyimpangan. Hal ini disebabkan oleh NAB/unit yang berubah (fluktuatif) dari waktu ke waktu. Tabel 4.8 Tingkat Risiko Per Reksa Dana Tetap Likuid Periode per NAB/Unit Kinerja per dalam (%) Mei ,74 - ( x x ) 2 Juni 1.024,94 0,006 0,0008 Juli 1.032,11 0,007 0,0007 Agustus 1.036,67 0,004 0,0009 September 1.047,12 0,010 0,0006 Oktober 1.055,94 0,008 0,0007 November 1.059,66 0,003 0,001 Desember 1.050,24-0,009 0,002 Januari ,15 0,003 0,001 Februari 1.055,61 0,002 0,001 Maret 1.050,09-0,005 0,002 April 1.056,62 0,006 0,0008 Total ,89 0,035 0,0115 Sumber Diolah berdasarkan data dari : Adapun perhitungan Standar Deviasi atau penyimpangan yang akan terjadi adalah sebagai berikut: - Standar Deviasi = 0, = 0,032 % Dengan memasukkan data return Reksa Tetap Likuid selama setahun akan diperoleh standar deviasi atau penyimpangan sebesar 0,032 %. Jadi kinerja per bulan dari Reksa Dana Tetap Likuid sebagian besar berkisar antara -0,031 (0,0008 % - 0,032 %) sampai 0,033 (0,0008 % + 0,032 %) Artinya, dalam setahun risiko yang mungkin terjadi apabila investor berinvestasi pada Reksa Dana Tetap Likuid adalah 0,032 % dari uang yang diinvestasikannya. Namun faktanya Reksa Dana Tetap Likuid tidak selalu menyimpang sebesar 0,032 % per tahun. Seringkali lebih, sering kali kurang. Namun seringkali strategi ini tak berjalan seperti yang investor inginkan. Misalkan investor hanya mampu menanggung risiko turunnya investasi sampai 5 %, maka investor bisa membuat strategi keluar (redeem). Tabel 4.9 Tingkat Risiko Per Reksa Dana Tetap II Periode per NAB/Unit Kinerja per dalam (%) ( x x ) 2 Mei , Juni 1.053,88 0,005 0, Juli 1.058,87 0,005 0, Agustus 1.063,16 0,004 0,00001 September 1.060,07-0,003 0,00004 Oktober 1.048,62-0,011 0,0002 November 1.045,28-0,003 0,00004 Desember 1.040,45-0,005 0,00006 Januari ,05 0,003 0 Februari 1.047,08 0,003 0 Maret 1.042,51-0,004 0,00005 April 1.051,61 0,009 0,00004 Total ,91 0,003 0, Sumber : Diolah berdasarkan data dari

9 Adapun perhitungan Standar Deviasi atau penyimpangan yang akan terjadi adalah sebagai berikut: Standar Deviasi = 0, = 0,006 % Hasil perhitungan diatas memperlihatkan bahwa pada periode bulan Mei 2008 sampai dengan bulan April 2009 pada Reksa Dana Tetap II dapat mengakibatkan penyimpangan mencapai 0,006 % per tahunnya. Jadi kinerja per bulan dari Reksa Dana Tetap II sebagian besar berkisar antara -0,006 (0, % - 0,006 %) sampai 0,006 (0, % + 0,006 %).. Pada Reksa Dana Tetap II ini dipengaruhi oleh valuta asing yaitu Dollar Amerika Serikat (DAS). Apabila Dollar Amerika Serikat sedang menguat, dapat menutupi penyimpangan yang terjadi, dan sebaliknya. Apabila Rupiah menguat dan terjadi penyimpangan yang sangat besar, maka investor harus menanggung risiko yang terjadi pada Reksa Dana Tetap II ini. Hasil perhitungan di atas menunjukkan Standar Deviasi Reksa Dana Flexigrowth, Reksa Dana Tetap Likuid, dan Reksa Dana Tetap II sehingga dapat dilihat bahwa Reksa Dana tidak hanya dapat menghasilkan return yang besar, tetapi juga dapat mengakibatkan risiko yang besar pula. Pengukuran Kinerja Reksa Dana Reksa Dana Tetap II pada periode Mei 2008 sampai April 2009 dengan IHSG Sebagai Tolok Ukur atau Perbandingannya. Untuk dapat membandingkan indeks kinerja Reksa Dana dengan IHSG, pertama penulis akan menghitung indeks kinerja Reksa Dana Flexigrowth, Reksa Dana Tetap Likuid, dan Reksa Dana Tetap II serta indeks kinerja tolok ukurnya (IHSG). Penggunaan indeks dimaksudkan untuk kebutuhan presentasi kinerja dalam bentuk grafik dan perbandingan dengan suatu tolok ukur. Indeks umumnya dimulai dengan indeks awal yaitu 100. Indeks 100 akan dimulai bersamaan dengan dilakukannya penawaran umum Reksa Dana, jadi apabila saat NAB/unit Reksa Dana awal dimulai dari Rp 1.000,- akan ekuivalen dengan indeks 100. Selanjutnya perubahan (naik-turunnya) indeks akan sesuai dengan perubahan (naik-turunnya) kinerja Reksa Dana. Disini indeks awal 100 dimulai pada Mei 2008, kemudian menghitung indeks kinerja per bulan sampai April Sehingga penulis mendapatkan perubahan indeks dari Reksa Dana Reksa Dana Tetap II dan IHSG yang selanjutnya akan menggambarkan dalam bentuk grafik. : Tabel 4.10 Tingkat Kinerja Per Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Periode per IHSG Kinerja per dalam (%) Mei ,35 - Juni 2.349,11-0, 039 Juli 3.304,51 0,406 Agustus 2.165,94-0, 344 September 1.832,51-0, 154 Oktober 1.256,70-0, 314 November 1.202,07-0, 043 Desember 1.336,61 0,112 Januari ,67-0, 003 Februari 1.285,48-0, 035 Maret 1.434,07 0,116 April 1.722,77 0,201 Total ,79-0, 097 Sumber : Diolah berdasarkan data dari Indeks Kinerja = Indeks Awal + Kinerja Indeks / (%) = (- 0,039)% = 99,961% Hasil perhitungan dari bulan Mei 2008 sampai dengan bulan April 2009 penulis tampilkan dalam Tabel 4.11

10 Dari grafik diatas kita dapat melihat jelas bahwa garis grafik Reksa Dana Flexigrowth, Reksa Dana Tetap Likuid, dan Reksa Dana Tetap II sebagian besar berfluktuatif dengan tolok ukurnya (IHSG). Walaupun terdapat beberapa bulan yang berada di atas tolok ukurnya, namun tidak secara keseluruhan. Pada bulan Juli 2008 Indeks IHSG berada diatas Reksa Dana Reksa Dana Tetap II, akan tetapi dari bulan Mei hingga April 2009 IHSG bergerak cukup fluktuatif. Pada bulan Agustus 2008 IHSG mengalami penurunan hingga 99,656 di bawah semua Reksa Dana. Setelah bulan September 2008 IHSG mengalami peningkatan kembali. Dan pada bulan April 2009 ditutup dengan peningkatan IHSG. Pada Reksa Dana Flexigrowth pertumbuhan tingkat pengembalian mencapai titik maksimum100,145 dan titik minumumnya 99,769 dari waktu ke waktu. Sedangkan pada Reksa Dana Tetap Likuid mencapai titik maksimal pada 100,010 dan minimum pada titik 99,991 maka untuk indeks kinerjanya pun mengalami perubahan dari waktu ke waktu bahkan hingga diatas tolok ukurnya (IHSG). Kemudian untuk Reksa Dana Tetap II pencapaian titik maksimal 100,009 sementara titik minumumnya berada pada 99,989.. Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja Reksa Dana Tetap Likuid lebih BAIK karena secara keseluruhan indeks kinerja Reksa Dana Tetap Likuid berada lebih unggul dari Reksa Dana Flexigrowth dan Reksa Dana Tetap II, meskipun hampir secara keseluruhan berada di atas indeks kinerja tolok ukurnya (IHSG). Jika dibandingkan dengan Reksa Dana Flexigrowth dan Reksa Dana Tetap II, keuntungan yang diperoleh Reksa Dana Tetap Likuid lebih besar dibandingkan kerugian yang mungkin terjadi. Meskipun untuk kriteria sebuah Reksa Dana yang baik, indeks kinerja Reksa Dana harus berada di bawah indeks kinerja tolok ukurnya (IHSG). Pengukuran Kinerja Reksa Dana Reksa Dana Tetap II pada periode Mei 2008 sampai April 2009 dengan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Sebagai Tolok Ukur atau Perbandingannya Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya bahwa perhitungan kinerja dengan metode Sharpe didasarkan atas apa yang disebut premium atas risiko atau risk premium. Risk premium adalah perbedaan (selisih) antara rata-rata kinerja yang dihasilkan oleh Reksa Dana dengan rata-rata kinerja investasi bebas risiko (risk free asset). Dalam pembahasan ini, investasi tanpa risiko diasumsikan merupakan tingkat bunga rata-rata dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Sebelum penulis menampilkan hasil perhitungan selama 1 tahun dalam bentuk tabel, maka akan diuraikan terlebih dahulu perhitungan kinerja Reksa Dana Flexigrowth perperiode dan Indeks kinerja Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai Tolok ukurnya yang terjadi pada bulan Juni 2008 : S rd = kinerja rd kinerja rf σ S rd = -0,014 0,050 0,140 = -0,457 Tabel 4.12 Tingkat Kinerja Per Indeks Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Periode Per SBI Kinerja SBI Per (%) Indeks kinerja SBI Mei , Juni 8,73 0, ,050 Juli 9,23 0, ,057 Agustus 9,28-0, , 995 September 9,71 0, ,046 Oktober 10,98 0, ,131 November 11,24 0, ,024 Desember 10,83-0, , 964 Januari ,77-0, , 902 Februari 8,74-0, , 895 Maret 8,21-0, , 939 April 7,64-0, , 931 Total 112,67-0, ,934 Sumber : Diolah berdasarkan data dari Indeks Kinerja = Indeks Awal + Kinerja Indeks / (%) = ,050 % = 100,050 % Hasil perhitungan dari bulan Mei 2008 sampai dengan bulan April 2009 penulis tampilkan dalam Tabel 4.13 :

11 Dari hasil perhitungan yang digambarkan pada grafik diatas kita dapat melihat jelas bahwa garis grafik Reksa Dana Flexigrowth, Reksa Dana Tetap Likuid, dan Reksa Dana Tetap II dengan menggunkan metode Sharpe, diperoleh nilai rasio Sharpe Reksa Dana Flexigrowth sebesar - 0,345. Reksa Dana Tetap Likuid sebesar 4,28. dan Reksa Dana Tetap II sebesar 11,499. nilai Reksa Dana Tetap II menunjukan kinerja yang baik. Sedangkan dari grafik diatas kita dapat melihat dengan jelas bahwa garis grafik reksa dana Tetap II secara umum berfluktuatif dengan garis tolok ukurnya (SBI). Walaupun beberapa bulan mengalami penurunan berada dibawah indeks tolok ukurnya, tepatnya pada bulan Mei hingga November. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja Reksa Dana Tetap II lebih BAIK dan dapat mengalahkan kinerja tolok ukurnya (SBI). Pada bab ini, penulis telah melakukan pengukuran kinerja reksa dana Flexigrowth, Reksa Dana Tetap Likuid, dan Reksa Dana Tetap II dengan dua metode yang berbeda yaitu dengan tolok ukur IHSG serta SBI. Sebagai Reksa Dana Saham, Reksa Dana Tetap Likuid telah berhasil mengalahkan kinerja IHSG yang hakikatnya sebagai rata-rata gabungan seluruh nilai saham seluruh Indonesia. Selanjutnya, pengukuran dilakukan menggunakan metode Sharpe yang memasukan nilai SBI sebagai tolok ukurnya. Hal ini karena nilai rasio Sharpe dihasilkan dari selisih antara rata-rata kinerja Reksa Dana dengan rata-rata kinerja bebas risiko (SBI) dibagi standar deviasi. Pada penulisan ini, dihasilkan nilai rasio Sharpe Reksa Dana Flexigrowth sebesar -0,345. Reksa Dana Tetap Likuid sebesar 4,28. dan Reksa Dana Tetap II sebesar 11,499. Dengan kata lain, kinerja Reksa Dana Tetap II dengan menggunakan metode Sharpe lebih baik dari kinerja Reksa Dana Flexigrowth dan Reksa Dana Tetap Likuid. Kedua perhitungan diatas dapat dijadikan oleh investor sebagai acuan sebelum berinvestasi. Keduanya memiliki kriteria yang berbeda, tolok ukur IHSG hanya dapat digunakan untuk mengukur Reksa Dana saham saja, sedangkan Metode Sharpe dapat digunakan untuk semua Reksa Dana. Pada dasarnya kedua perhitungan tersebut baik sehingga keduanya dapat digunakan sebagai alat pengukuran kinerja Reksa Dana. Kesimpulan Dan Saran K esimpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka disini penulis membuat kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Pada periode Mei 2008 hingga April 2009 kinerja rata-rata, pertumbuhan return dan tingkat pengembalian tahunan masing- rata-rata masing Reksa Dana PT. Bank OCBC NISP, Tbk. adalah sebagai berikut: A. Dengan NAB/Unit dari Reksa Dana Flexigrowth yang dari waktu ke waktu selalu berubah maka kinerja per tahun sebesar -0,114 %, pertumbuhan kinerjanya sebesar -0,009 %, dan tingkat pengembalian tahunannya mencapai -0,103 %. B. Reksa Dana Tetap Likuid mempunyai NAB/unit yang hamper signifikan maka kinerja rata-rata per tahun dapat mencapai 0,035 %, dan pertumbuhan kinerjanya mencapai 0,003 %, sehingga menghasilkan tingkat pengembalian tahunan mencapai 0,040 %. C. Pada Reksa Dana Tetap II, penulis memperoleh kinerja rata-rata per tahun dapat mencapai 0,003 %, dan pertumbuhan kinerjanya mencapai 0,0002 %, sehingga menghasilkan tingkat pengembalian sebesar 0,002 %. 2. Suatu Reksa Dana tidak saja menghasilkan ting kat pengembalian, akan tetapi dapat juga mengakibatkan risiko atau penyimpangan dalam berinvestasi. Jadi, rata-rata risiko atau penyimpangan yang dapat terjadi pada periode bulan Mei 2008 hingga periode bulan April 2009 adalah sebagai berikut: A. Rata-rata risiko yang terdapat pada Reksa Dana Flexigrowth adalah sebesar 0,140 %. B. Rata-rata risiko yang terdapat pada Reksa Dana Tetap Likuid adalah sebesar 0,032 %. C. Rata-rata risiko yang terdapat pada Reksa Dana Tetap II adalah sebesar 0,006 %. 3. Setelah dibandingkan antara indeks kinerja Reksa Dana Flexigrowth, Reksa Dana Tetap Likuid, dan Reksa Dana Tetap II dengan Indeks kinerja tolok ukurnya (IHSG), Reksa Dana Tetap Likuid menunjukan bahwa

12 4. kinerjanya lebih baik dan dapat mengalahkan kinerja tolok ukurnya (IHSG) secara berfluktuatif. Perhitungan kinerja Reksa Dana Flexigrowth, Reksa Dana Tetap Likuid, dan Reksa Dana Tetap II dengan menggunkan metode Sharpe, diperoleh nilai rasio Sharpe Reksa Dana Flexigrowth sebesar -0,345. Reksa Dana Tetap Likuid sebesar 4,28. dan Reksa Dana Tetap II sebesar 11,499. nilai reksa dana Tetap II menunjukan kinerja yang baik. Sehingga dari keempat uraian diatas menunjukkan bahwa Reksa Dana Tetap Likuid memiliki tingkat pengembalian yang tinggi dengan risiko yang cukup rendah. Dengan kata lain, keuntungan yang mungkin didapat oleh Reksa Dana Tetap Likuid lebih besar dibandingkan kerugian yang mungkin terjadi. Meskipun secara keseluruhan indeks kinerja Reksa Dana Tetap Likuid berada di bawah tolok ukurnya (IHSG). Maka dalam penulisan ini, penulis menyimpulkan bahwa Kesimpulan dari seluruh perhitungan diatas menunjukan bahwa kinerja Reksa dana Tetap Likuid dikatakan BAIK apab ila di tolok ukur dengan IHSG sedangkan apabila menggunakan Metode Sharpe dengan tolok ukur SBI Reksa Dana Tetap II lebih BAIK, sehingga investor layak berinvestasi pada Reksa Dana Tetap Likuid atau Reksa Dana Tetap II Saran 1. Reksa Dana Tetap Likuid dan Reksa Dana Tetap II layak untuk dijadikan alternatif investor, bagi investor yang menginginkan hasil investasi yang lebih baik dalam jangka waktu tertentu. Reksa Dana Tetap Likuid dan Reksa Dana Tetap II adalah Reksa Dana yang ada pada PT. Bank OCBC NISP Tbk yang dikategorikan berkinerja BAIK. 2. Setelah memilih di Reksa Dana mana investor akan berinvestasi, sebaiknya investor membandingkan kinerja dari beberapa Reksa Dana yang menjadi pertimbangan investor. Dengan menggunakan alat analisis yang sama seperti dalam penulisan ini. Sehingga setelah membaca penulisan ini, diharapkan calon investor tidak bingung lagi dalam menentukan kelayakan investasi di suatu Reksa Dana. DAFTAR PUSTAKA Adler Haymans Manurung, 2007, Reksa Dana Investasiku, Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Bambang Kustituanto & Rudy Badrudin, 2000, Statistik I (Deskriptif), Jakarta: Universitas Gunadarma. Bank Indonesia, 2009, Nilai Sertifikat Bank Indonesia Periode bulan mei Tahun 2008 sampai dengan april Tahun Bursa Efek Indonesia, 2009, Nilai Indeks Harga Saham Gabungan Periode bulan mei Tahun 2008 sampai dengan april Tahun 2009, Eko P. Pratomo, 2007, Berwisata ke Dunia Reksa Dana, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Eko P. Pratomo & U. Nugraha, 2005, Reksa Dana Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern, Jakarta: Gramedia Puataka Utama. Halimatus Sa'diah, 2007, Analisis Kinerja Reksa Dana Panin Dana Maksimi Berdasarkan perubahan NAB per unit Menggunakan Tolok Ukur IHSG dan SBI, Universitas Gunadarma, Jakarta Jono, 2006, Tinjauan Yuridis Reksa Dana yang Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif sebagai Bentuk Trust, Jakarta : Jurnal Hukum Bisnis YPHB Vol 25 (1). Nofie Iman, 2008, Panduan Singkat dan Praktis Memulai Investasi Reksa Dana, Jakarta : Elek Media Komputindo Pusat Reksa Dana 2009, Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Periode bulan mei 2008 sampai dengan april Tahun 2009, Sumantri dan farid Addy, 2002, PeluangPerkembangan Reksa Dana dalam Menghadapi Pertumbuhan Reksa Dana, Jakarta : Jurnal Sekolah Tinggi Paramitha (Perdana).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu alternatif bagi para pemodal untuk berinvestasi. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai peranan yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu kegitan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia memerlukan dana investasi yang sangat besar agar mampu menciptakan kesempatan kerja baru dan meningkatkan tingkat pertumbuhan Produk Nasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini dapat terlihat dari berbagai ragam sarana investasi yang ditawarkan kepada masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu lembaga perantara (intermediasi) antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal menyediakan alternatif

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe,

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen, digunakan suatu tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik bagi seorang investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan mengharapkan return

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimasa yang akan datang. Seorang investor yang ingin melakukan investasi bisa

BAB I PENDAHULUAN. dimasa yang akan datang. Seorang investor yang ingin melakukan investasi bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengertian investasi secara umum adalah penanaman dana dalam jumlah tertentu pada saat ini dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa

Lebih terperinci

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi.

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi. Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi. Halim (2003:1) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund Makinta Growth Fund merupakan reksa dana yang dikelola oleh Makinta Securities. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meskipun sejak tahun 2008 perekonomian dunia sedang mengalami perlambatan dikarenakan krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan investor dalam melakukan investasi adalah memperoleh keuntungan dari

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan investor dalam melakukan investasi adalah memperoleh keuntungan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan investor dalam melakukan investasi adalah memperoleh keuntungan dari kegiatan investasi dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan tersimpan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain mengorbankan sesuatu

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu tolok ukur untuk mengetahui perkembangan ekonomi suatu negara. Perkembangan pasar modal di Indonesia telah menunjukkan kemajuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa saat setelah disahkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama Reksa Dana, yang merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan berinvestasi seorang investor dihadapkan pada dua hal yaitu return (imbal hasil) dan risiko. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang terjadi saat ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan performa terbaiknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Investasi adalah hal yang dilakukan oleh masyarakat agar mendapatkan tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau kekayaaan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN Fitaning Intan Pradani R. Rustam Hidayat Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa saat setelah disahkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama Reksa Dana, yang merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah suatu entitas yang akan diteliti, dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market) terutama di negara-negara maju memberi isyarat kepada negara-negara berkembang untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan Pendapatan Tetap Untuk menghitung tingkat pengembalian investasi Reksa dana. Dibutuhkan data berupa nilai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya I. PENDAHULUAN I.1 latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2005 hingga 2007 mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya surplus neraca pembayaran serta membaiknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Berbicara tentang kegiatan pasar modal saat ini tidak terlepas dari apa yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan ekonomi bergerak,naik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisikan latar belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan dalam pembuatan laporan tugas akhir. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat atau investor masih banyak yang memiliki masalah dalam memilih

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat atau investor masih banyak yang memiliki masalah dalam memilih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan investasi yang semakin maju terutama investasi di pasar modal Indonesia menjadi salah satu alternatif investasi yang menguntungkan. Masyarakat

Lebih terperinci

Ashmore Dana Progresif Nusantara Dec-15

Ashmore Dana Progresif Nusantara Dec-15 Laporan Kinerja Bulanan Ashmore Dana Progresif Nusantara Dec-15 Klasifikasi Tingkat Resiko : Jangka Waktu Investasi : Rendah Sedang Tinggi.. 0 1 3 6 9 12 18 (Bulan) < Tujuan Investasi < Alokasi Aset Reksa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan menggunakan tipe sampel yang berbasis pada kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat pula berinvestasi dalam bentuk deposito. Berbeda dengan jenis simpanan tabungan, Penarikan deposito sesuai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat pula berinvestasi dalam bentuk deposito. Berbeda dengan jenis simpanan tabungan, Penarikan deposito sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan ekonomi yang semakin hari semakin tinggi menuntut masyarakat untuk mampu menghasilkan uang dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka.tidak hanya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian Indonesia, masyarakat dunia semakin menyadari kebutuhannya untuk berinvestasi. Hal ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis membahas mengenai pengolahan data-data yang berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data tersebut akan menghasilkan hasil

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang lebih besar pada masa mendatang. Investasi merupakan penanaman dana yang bertujuan untuk mendapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sample Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih sample adalah sebagai berikut: 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham 2. Reksa dana tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. swasta maupun milik negara mengalami kerugian yang cukup besar. Untuk

I. PENDAHULUAN. swasta maupun milik negara mengalami kerugian yang cukup besar. Untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akibat krisis perbankan pada awal 1998, sebagian besar bank nasional baik swasta maupun milik negara mengalami kerugian yang cukup besar. Untuk menutup kerugian tersebut

Lebih terperinci

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2010 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL YANG DIBENTUK OLEH SINGLE INDEX MODEL DAN ROYS CRITERION (STUDI KASUS SAHAM- SAHAM LQ45 PERIODE FEBRUARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat komplektisitas yang tinggi dapat mempengaruhi kinerja suatu bank. Komplektisitas yang tinggi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana 29 III. METODE PENELITIAN 3.1 Teknik dan Pengambilan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Pendapatan Tetap yang terdaftar di Badan Pengawas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga mengandung resiko. Besar kecilnya resiko di pasar modal sangat dipengaruhi oleh keadaan negara khususnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah pendapatan tetap yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan. Reksa dana yang

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN ABSTRAK

ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN ABSTRAK ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja dari beberapa reksa dana saham. Penulis melakukan penelitian pada

Lebih terperinci

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007 REKSA DANA PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007 Reksa Dana UNDANG-UNDANG PASAR MODAL No. 8 tahun1995, BAB I, Pasal 1 Ayat 27 : Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas

Lebih terperinci

Tabel. IV.1 RKAP Asuransi Jasindo

Tabel. IV.1 RKAP Asuransi Jasindo BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 RKAP PT ASURANSI JASINDO 2003 2007 Di bawah ini adalah Tabel IV.1 yang berisikan nilai nilai RKAP dari PT. Asuransi Jasindo selama tahun 2003 hingga tahun 2007.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi. Pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Grafik IHSG periode

Gambar 1.1. Grafik IHSG periode BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam 1 dekade terakhir perkembangan pasar modal Indonesia semakin maju dengan pesat, dapat dilihat dari data Bapepam-LK dalam gambar 1.1 dan tabel 1.2. Keadaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Seringkali didalam dunia investasi memerlukan perkiraan keadaan atau kemungkinan kejadian dimasa yang akan datang. Perkiraan ini sering dilakukan dengan meramalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Analisis Kinerja Portofolio Melihat kinerja portofolio perlu dilakukan sebelum melakukan keputusan investasi. Dengan membandingkan kinerja antar reksa dana, maka investor mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Single Index Model Pada dasarnya Single Index Model menyederhanakan masalah portofolio dengan mengkaitkan hubungan antara setiap saham dalam portofolio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Melihat perkembangan perekonomian di Indonesia saat ini, pasar modal merupakan salah satu alternatif terbaik dalam berinvestasi. Hal ini didukung oleh rendahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, pasar modal di Indonesia pada saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, pasar modal di Indonesia pada saat ini masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya, pasar modal di Indonesia pada saat ini masih terbilang baru, apabila dibandingkan dengan pasar modal yang ada di negara yang sudah maju. Pemodal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial adalah kondisi ketika kita hidup berkecukupan, mempunyai pendapatan yang lebih

Lebih terperinci

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur Perbandingan Kinerja Reksadana saham Konvensional dan Reksadana Syariah di Indonesia dengan Metode Sharpe, Treynor, Jensen, Rasio Informasi dan Roy Safety First Ratio Oleh : Siti Listiana T (11510032)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dana atau modal untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dana atau modal untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dana atau modal untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan cara menanamkan aset. Bentuk pengelolaan dana ini sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 LOGO PT. BANK CIMB NIAGA TBK. Sumber :www.cimbniaga.com

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 LOGO PT. BANK CIMB NIAGA TBK. Sumber :www.cimbniaga.com BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di sektor keuangan subsektor perbankan milik swasta yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan yang semakin pesat sejak krisis ekonomi global pada tahun 1998 yang tidak hanya melanda di negara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 67 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa dana Populasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah reksa dana jenis pendapatan tetap periode Januari 2008

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana pendapatan tetap dengan menggunakan metode Sharpe, metode Treynor, dan metode Jensen,

Lebih terperinci

MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010

MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010 MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010 Indonesia cukup beruntung, karena menjadi negara yang masih dapat mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif tahun 2009 sebesar 4,4 % di tengah krisis keuangan global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya perkembangan jaman berdampak bagi perkembangan sektor ekonomi dan moneter secara luas, hal tersebut dapat dilihat dari semakin terbukanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Reksa Dana sebagai salah satu alternatif pilihan investasi, karena didalam sebuah Reksa Dana saham misalnya, akan berisi sekian ratus jenis saham dari LQ 45,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beragam isu membayangi, indeks Pasar Modal Indonesia sukses melewati semua ujian. Sepanjang 2012, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan berlomba lomba untuk memperoleh sumber pendanaan. Hal ini terlihat dari data yang dirilis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa

BAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan perekonomian, banyak perusahaan termasuk perbankan dalam rangka mengembangkan usahanya melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Berinvestasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu investasi langsung dan tidak

PENDAHULUAN. Berinvestasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu investasi langsung dan tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berinvestasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu investasi langsung dan tidak langsung. Investasi langsung artinya adalah investor dapat memilih langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memperoleh penghasilan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memperoleh penghasilan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam memperoleh penghasilan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Salah satu cara adalah dengan melakukan investasi. Investasi pada hakikatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia pada tahun 1997 mengalami guncangan karena krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan kondisi pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets menjadi sebuah cara yang banyak digemari oleh para pemilik modal untuk mengembangkan dana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor individual ataupun investor institusi, manajer investasi (fund

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor individual ataupun investor institusi, manajer investasi (fund BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang investor individual ataupun investor institusi, manajer investasi (fund manager), memilih berbagai jenis investasi yang ada ke dalam portfolionya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bursa efek Indonesia (pasar modal) Indonesia pada awalnya terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Bursa efek Indonesia (pasar modal) Indonesia pada awalnya terdiri dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bursa efek Indonesia (pasar modal) Indonesia pada awalnya terdiri dari Bursa Efek Jakarta (yang dikenal dengan nama asingnya Jakarta Stock Exchange (JSX)).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah pendanaan dari dalam negeri maupun luar negeri. Dimana penghimpunan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah pendanaan dari dalam negeri maupun luar negeri. Dimana penghimpunan Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Dalam melaksanakan pembangunan di berbagai aspek negara, diperlukan sebuah pendanaan dari dalam negeri maupun luar negeri. Dimana penghimpunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal atau bursa efek merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market). Peran pasar modal sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan. Perusahaan Sektor Perbankan

Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan. Perusahaan Sektor Perbankan Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan Portofolio Optimal Terhadap Perusahaan Sektor Perbankan Nama : Bayu Mayura Pridatama NPM : 10208239 Fak/Jur : Ekonomi - Manajemen / S1 Pembimbing :

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Ferikawita Magdalena Sembiring

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Ferikawita Magdalena Sembiring Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 ANALISIS PERFORMANCE DAN SYSTEMATIC RISK PORTOFOLIO INDEKS LQ-45 BERDASARKAN JENSEN MODEL Ferikawita Magdalena Sembiring Jurusan Manajemen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi menyebabkan kondisi pasar modal menurun, karena penurunan laba yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan alternatif bagi para investor untuk melakukan penanaman modal (investasi) selain bank dan lembaga keuangan non bank. Di era globalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti yaitu bagaimanakah perbedaan kinerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian sebuah negara. Peran pasar modal bukan hanya sekedar tempat pertemuan lenders dan borrowers ataupun tempat

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA INVESTASI REKSADANA PADA PHILLIP SEKURITAS MANADO DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN

ANALISIS KINERJA INVESTASI REKSADANA PADA PHILLIP SEKURITAS MANADO DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN ANALISIS KINERJA INVESTASI REKSADANA PADA PHILLIP SEKURITAS MANADO DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN ANALYSIS OF MUTUAL FUND INVESTMENT PERFORMANCE AT PHILLIP SECURITY MANADO WITH SHARPE,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang berpengaruh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang berpengaruh terhadap operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan investor dalam meramalkan dan memahami kondisi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang terdaftar dalam situs BAPEPAM dan IDX, perusahaan reksa dana ini menawarkan

Lebih terperinci

2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SETELAH MERGER BERD ASARKAN FORMULA CAMEL

2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SETELAH MERGER BERD ASARKAN FORMULA CAMEL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri perbankan dalam memasuki era globalisasi, era pasar bebas dan persaingan usaha yang semakin luas, menuntut perusahaan harus berpikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perbankan merupakan urat nadi perekonomian di seluruh negara. Tidak sedikit roda-roda perekonomian terutama di sektor riil digerakkan oleh perbankan baik secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bagi suatu perusahaan pendanaan merupakan fungsi penting dalam menentukan keberhasilan usaha perusahaan. Fungsi pendanaan menjadi penting karena pendanaan

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan dapat menghasilkan keuntungan di masa depan. Seseorang melakukan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya investor yang menjadikan pasar modal sebagai alternatif berinvestasi. Meskipun demikian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 214,48%, begitu pula dengan Nilai Kapitalisasi BEI sebesar 274,16% (Kementrian Keuangan RI Bapepam-LK,2012).

BAB I PENDAHULUAN. 214,48%, begitu pula dengan Nilai Kapitalisasi BEI sebesar 274,16% (Kementrian Keuangan RI Bapepam-LK,2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia investasi khususnya investasi pada aset finansial mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dibuktikan oleh semakin variatifnya instrumen

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di babbab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu negara, sehingga dalam melakukan investasi seorang investor memerlukan suatu analisis

Lebih terperinci