Disusun oleh: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) Bersama Mitra LPM Berbagai PT Di Indonesia, 2009

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Disusun oleh: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) Bersama Mitra LPM Berbagai PT Di Indonesia, 2009"

Transkripsi

1 Konsep: PETUNJUK TEKNIS KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK PEMBENTUKAN, PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) Disusun oleh: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) Bersama Mitra LPM Berbagai PT Di Indonesia, 2009

2 SAMBUTAN DIRJEN PENDIDIKAN TINGGI 2

3 SAMBUTAN KETUA YAYASAN DAMANDIRI Sebagai jawaban terhadap anjuran Presiden RI, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, yang disampaikan saat menutup Pertemuan Nasional Pembangunan Manusia, yang dihadiri oleh Gubernur, Bupati, Walikota dan pejahat-pejabat senior tingkat pusat dan daerah di Jakarta pada akhir tahun 2006, Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) mengembangkan system dan program operasional pengentasan kemiskinan dan pembangunan sumber daya manusia sampai ke tingkat akar rumput. Belajar dari pengalaman yang sukses dalam penanganan program KB bersama masyarakat, Yayasan Damandiri bersama berbagai kalangan mengembangkan jaringan pelaksana pada tingkat pedesaan dan pedukuhan melalui Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Gagasan pengembangan program tersebut disampaikan secara luas kepada Pemerintah melalui berbagai pertemuan yang dilaksanakan oleh Kantor Menko Kesra, berbagai Departemen dan Instansi lainnya. Untuk meyakinkan semua pihak bahwa pendekatan tersebut akan berhasil, yaitu meningkatnya keluarga sejahtera karena dicapainya sasaran MDGs oleh masyarakat secara mandiri, Yayasan Damandiri mengembangkan program dan kegiatan percontohan operasional di berbagai daerah secara langsung. Dalam mendorong dan memfasilitasi pengembangan langkah-langkah operasional secara langsung melalui Posdaya selama 3 tahun ini telah diperoleh pengalaman yang sangat berharga. Karena Yayasan Damandiri tidak memiliki tenaga yang cukup untuk memperluas jangkauan guna mencapai sasaran MDGs, sekaligus untuk mendapatkan sumber daya manusia yang cukup di daerah-daerah, Yayasan Damandiri melakukan kerjasama dengan sekitar 50 Perguruan Tinggi (PTN?PTS) di seluruh Indonesia. Pilihannya diutamakan pada PT di provinsi atau kabupaten/kota yang dianggap bisa berhasil atau memberikan dampak positip untuk meningkatkan Index Pembangunan Manusia (IPM). Untuk mengembangkan program yang kompleks, Yayasan Damandiri mengembangkan komitmen melalui peningkatan mutu sumber daya manusia pada perguruan tinggi yang bersangkutan. Upaya tersebut dilakukan dengan memberikan bantuan SPP pada mahasiswa anak keluarga kurang mampu agar bisa menyelesaikan kuliah dengan baik. Perkenalan dengan berbagai perguruan tinggi melalui pendekatan ini membawa hasil yang menarik. Banyak perguruan tinggi sepakat bahwa pengembangan sumber daya manusia akan membawa manfaat yang sangat luas dan berjangka panjang. Keberhasilan tersebut dilanjutkan dengan mengajak Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) pada setiap perguruan tinggi mencari dan mengajak sekolah- 3

4 sekolah SMA terpilih sebagai forum untuk mengembangkan siswa anak keluarga kurang mampu melalui pemberdayaan guru dan peningkatan sekolahnya menjadi SMA Plus. Pada sekolah terpilih siswanya, disamping ditingkatkan kemampuan akademisnya, diberikan pemberdayaan ketrampilan atau life skills agar apabila tidak melanjutkan pada perguruan tinggi bisa langsung siap untuk bekerja. Selanjutnya LPM dan siswa-siswa serta guru SMA yang terlibat itu diajak mengembangkan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) dengan basis sekolah dan akhirnya, dengan pengalamannya itu, diajak mengembangkan Posdaya berbasis masyarakat atau pedesaan dan pedukuhan. Mereka juga boleh mengembangkan Posdaya berbasis individu, masjid, koperasi, atau basis lain yang dirasa mampu membentuk, memelihara, mengisi dan akhirnya menjadikan Posdaya sebagai wadah silaturahmi untuk memberdayakan masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan. Usaha percontohan yang berhasil di berbagai tempat telah merangsang Pemerintah Daerah untuk mengambil alih kegiatannya dan memperluas jangkauan Posdaya pada desa-desa lain di daerahnya. Komitmen Pemda itu disambut oleh Kecamatan, Desa/Kalurahan dan dukuh-dukuhnya secara mandiri. Contoh-contoh program Pemerintah Daerah tersebut misalnya pengembangan Posdayandu di seluruh kabupaten Jembrana di Bali, Kabupaten Sidoarjo di Jawa Timur, di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo di D.I. Yogyakarta, Kabupaten Purbalingga, Sragen, Kudus dan Pemalang, Jawa Tengah, Kabupaten dan Kota Bekasi di Jawa Barat, seluruh Propinsi NTB, beberapa Kabupaten dan Kota di Sulawesi Selatan, serta di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dengan demikian jumlah Posdaya yang telah beroperasi pada awal Januari 2009 diperkirakan mencapai lebih dari 3000 buah. Sejalan dengan minat kabupaten dan kota yang meminta bantuan fasilitasi dari berbagai perguruan tinggi yang makin membesar, dirasakan pelayanan dari LPMnya akan menjadi kewalahan. Oleh karena itu pada awal tahun 2009 beberapa perguruan tinggi menetapkan pembentukan, pemeliharaan, pengisian dan pengembangan Posdaya sebagai tema dan tujuan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kegiatan KKN dengan tema tersebut antara lain telah dilakukan oleh Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) di Purwokerto dan Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa (UST) di Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah (UNMUH), Malang dan Universitas Gunung Muria (UMK), Kudus. Beberapa PTN/PTS lainnya, yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan Institut Pertanian Bogor (IPB) juga telah merancang untuk menjadikan Posdaya sebagai tema KKN. Dalam forum internasional, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan IPB telah menyatakan bahwa Posdaya merupakan contoh yang tepat sebagai program Pendidikan untuk Pembangunan yang Berkelanjutan (Education for Sustainable Development). 4

5 Sebagai program awal pengembangkan KKN Tematik Posdaya itu perlu dipahami prinsip-prinsip utama yang perlu dituangkan dalam Buku Petunjuk Teknis sebagai acuan umum untuk membentuk, membina dan mengembangkan Posdaya melalui kegiatan KKN. Petunjuk teknis ini bersifat umum menganut prinsip API, yaitu sebagai tuntunan Advokasi, Pemberdayaan dan Inisiasi. Artinya, pedoman ini merupakan contoh advokasi untuk merangsang minat, kesadaran dan komitmen para pemimpin dan semua pihak yang patut dianggap sebagai panutan masyarakat pada semua tingkatan, yaitu tingkat kabupaten, kota, kecamatan, pedesaan dan pedukuhan. Petunjuk tehnis ini, bersama Petunjuk Posdaya yang diterbitkan oleh Yayasan Damandiri sebelumnya, merupakan illustrasi atau contoh arahan bagaimana mengembangkan program pemberdayaan yang tujuannya mencapai sasaran atau target-target MDGs secara mandiri dengan memanfaatkan kearifan budaya lokal. Petunjuk ini sekaligus memberi contoh bagaimana mengajak masyarakat untuk berani mengambil langkah-langkah nyata, atau Inisiasi, berupa kegiatan nyata oleh masyarakat secara gotong royong dan mandiri. Pedoman ini diharapkan merangsang pembentukan, pengisian kegiatan dan pengembangan Posdaya untuk mencapai sasaran dan target-target MDGs atau delapan fungsi keluarga. Buku petunuk ini dipergunakan bersama dengan Buku Petunjuk Posdaya yang diterbitkan Yayasan Damandiri dan pedoman Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dikeluarkan oleh setiap Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Dengan adanya Petunjuk Tehnis ini kegiatan KKN dengan Tema Posdaya diharapkan dapat dilaksanakan oleh seluruh PTN/PTS di Indonesia serta menjadi pilihan tepat bagi mahasiswa untuk mengenal dan menyatu bersama masyarakat merancang dan melaksanakan pembangunan dengan menempatkan keluarga dan penduduk sebagai titik sentral pembangunan. Akhirnya, melalui penerbitan Buku Petunjuk Tehnis ini kami berharap kiranya kegiatan KKN Tematik Posdaya dapat berkembang dengan baik di semua daerah sehingga para mahasiswa yang sangat peduli terhadap kemajuan anak bangsanya memperoleh manfaat yang berharga dalam belajar dan membangun bersama masyarakat, dan kita semua memperoleh limpahan rahmat dan hidayah dari Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Amien. Jakarta, April 2009 Ketua Damandiri, Prof. Dr. Haryono Suyono 5

6 A. LATAR BELAKANG Dalam tahun 2005, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, pada Peringatan Hari Kesehatan Nasional, mengeluarkan petunjuk agar segera dilakukan revitalisasi atau penyegaran Posyandu. Penyegaran Posyandu tersebut diperlukan ketika di masyarakat muncul gejala terjadinya gizi buruk, bangkitnya kembali polio serta penyakit menular lainnya. Banyak pihak mengkaitkan kejadian tersebut sebagai akibat makin menurunnya intensitas pembinaan dan kegiatan Posyandu. Pada tahun 2005 itu juga Presiden menghadiri Sidang PBB di New York dan sekaligus menanda tangani kesepakatan bersama para pemimpin dunia lainnya tentang penyempurnaan sasaran pembangunan abad Millenium yang disebut Millennium Development Goals (MDGs). Paket MDGs itu telah disepakati sejak tahun 2000, tetapi disempurnakan dan kesepakatan antar para pemimpin dunia itu disegarkan kembali pada tahun 2005 tersebut. Pada akhir tahun 2006 diselenggarakan pertemuan khusus di Indonesia, yang dihadiri oleh semua pejabat teras tingkat pusat, para Gubernur, Bupati, Walikota dan jajaran lainnya. Pada penutupan pertemuan nasional tersebut di Jakarta, Presiden menghimbau agar semua pihak memberikan perhatian dan dukungan terhadap pencapaian sasaran dan target-target MDGs, utamanya karena dikawatirkan pertumbuhan penduduk makin meningkat karena penanganan program KB yang mengendor dan situasi kemelut dunia yang belum mereda bisa menambah meningkatnya kemiskinan yang belum dapat diatasi. Sejak saat itu pemerintah mulai merancang program pemberdayaan yang komprehensif dan terpadu. Di lain pihak, kita mengetahui bahwa masalah dan kebutuhan masyarakat dan keluarga Indonesia makin kompleks. Jaringan untuk proses pemberdayaan banyak yang mengalami kerusakan dan perlu segera dikembangkan kembali, menurut istilah Presiden, perlu direvitalisasi. Keluarga Indonesia umumnya belum mampu mengembangkan dirinya atau menyelesaikan masalah secara mandiri sehingga dibutuhkan jaringan berupa lembaga-lembaga dalam masyarakat yang bisa membantu penyegaran usaha gotong royong untuk membantu keluarga yang masih tertinggal tersebut. Sebagai jawaban langsung terhadap anjuran Presiden RI, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, yang disampaikan pada saat menutup Pertemuan Nasional Pembangunan Manusia itu, Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) segera mengembangkan sistem penanganan operasional pada tingkat akar rumput. Pengembangan jaringan itu utamanya diturunkan dari pengalaman yang sukses dalam penanganan program KB di Indonesia. 6

7 Untuk melaksanakan sumbangannya itu Yayasan Damandiri segera mengajak berbagai kalangan perguruan tinggi dan pemerintah daerah mengembangkan Jaringan Pelaksana pada tingkat pedesaan dan pedukuhan berupa Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Secara luas gagasan ini disampaikan kepada Pemerintah melalui pertemuan yang dilaksanakan oleh Kantor Menko Kesra, berbagai Departemen dan Instansi lainnya. Untuk meyakinkan semua pihak bahwa pendekatan ini akan membawa hasil yang positip, yaitu dicapainya sasaran dan target-target MDGs oleh masyarakat secara mandiri, serta pengentasan kemiskinan dan terbentuknya keluarga bahagia dan sejahtera, Yayasan Damandiri mengembangkan langkah-langkah percontohan operasional secara langsung. Dalam mendorong dan memfasilitasi pengembangan langkah-langkah operasional secara langsung melalui Posdaya di pedesaan, selama 3 tahun ini telah diperoleh pengalaman yang sangat berharga. Pada tingkat pertama, karena Yayasan Damandiri tidak memiliki tenaga cukup untuk memperluas jangkauan guna mencapai sasaran MDGs, sekaligus untuk mendapatkan sumber daya manusia yang cukup dan bermutu di daerah-daerah, Yayasan Damandiri melakukan kerjasama dengan sekitar 50 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Pilihannya diutamakan pada provinsi dan kabupaten/kota yang dianggap bisa dan sekaligus memberikan dampak positip untuk meningkatkan Index Pembangunan Manusia (IPM). Untuk mengembangkan program yang demikian kompleks dan luas di berbagai propinsi dan kabupaten/kota, Yayasan Damandiri mengembangkan program yang tujuannya meningkatkan komitmen perguruan tinggi melalui pendekatan peningkatan mutu sumber daya manusia pada perguruan tinggi yang bersangkutan. Upaya ini dilakukan dengan memberikan bantuan SPP pada mahasiswa anak keluarga kurang mampu agar bisa menyelesaikan kuliahnya dengan baik. Perkenalan dengan berbagai perguruan tinggi melalui pendekatan ini membawa hasil yang menarik. Banyak perguruan tinggi sepakat bahwa pengembangan sumber daya manusia akan membawa manfaat yang sangat luas dan berjangka panjang. Keberhasilan tersebut memberi kesempatan pada Yayasan Damandiri untuk bekerja sama dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) pada setiap perguruan tinggi. Kesempatan itu dipergunakan untuk mencari dan mengajak sekolah-sekolah SMA untuk dipilih menjadi forum untuk mencoba mengembangkan siswa anak keluarga kurang mampu melalui pemberdayaan guru dan peningkatan sekolahnya menjadi SMA Plus. Sekolah SMA Plus adalah suatu sekolah SMA biasa, bahkan sekolah yang rankingnya tidak terlalu menonjol, dimana siswanya, disamping ditingkatkan kemampuan akademisnya, juga diberikan pembekalan dan pemberdayaan ketrampilan atau 7

8 life skills agar apabila tidak melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi bisa langsung siap untuk bekerja. Selanjutnya LPM dan siswa-siswa serta guru SMA yang terlibat itu diajak mengembangkan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) dengan basis sekolah dan akhirnya, dengan pengalamannya itu, diajak mengembangkan Posdaya berbasis masyarakat atau pedesaan dan pedukuhan. Mereka juga boleh mengembangkan Posdaya berbasis individu, perorangan, masjid, koperasi, atau basis lain yang dirasa mampu membentuk, memelihara, mengisi dan akhirnya menjadikan Posdaya sebagai wadah silaturahmi untuk memberdayakan keluarga dan masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan. Bersama dengan jaringan itu Yayasan Damandiri mengembangkan proses pemberdayaan secara sungguh-sungguh. Sebagian upaya itu berhasil dan sebagian lagi perlu lebih dipacu. Upaya yang berhasil di berbagai tempat telah merangsang pemerintah daerah memperluas jangkauan Posdaya dengan lebih cepat. Di beberapa kabupaten pengembangan Posdaya diambil alih atau diperluas jangkauannya oleh Desa/Kelurahan atau oleh Pemerintah Daerah sebagai program pemerintah daerah. Contoh-contoh program pemerintah daerah yang berkembang pesat adalah Posdayandu di seluruh kabupaten Jembrana dan di beberapa Banjar di kabupaten lainnya di Bali, Posdaya di seluruh desa di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, di seluruh desa di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo, D.I. Yogyakarta, di Kabupaten Purbalingga, Sragen, Kudus dan Pemalang, Jawa Tengah, di Kabupaten dan Kota Bekasi, Jawa Barat, di beberapa kabupaten di NTB, di beberapa kabupaten dan Kota di Sulawesi Selatan, di beberapa kabupaten dan kota di Lampung, serta di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Secara terbatas di beberapa kabupaten dan kota di Sumatra Selatan dan Bengkulu. Dengan demikian jumlah Posdaya yang telah beroperasi pada awal Januari 2009 mencapai lebih dari 3000 buah. Lembaga-lembaga itu diharapkan bisa berperan dengan tema API, advokasi, pemberdayaan dan inisiasi, untuk merangsang pelaksanaan pencapaian sasaran dan target-target MDGs yang telah dijadikan sasaran dan target pembangunan nasional tersebut. Kegiatan advokasi itu diarahkan untuk meningkatkan perhatian dan komitmen para pemimpin di semua tingkatan, para sesepuh dan panutan masyarakat lain agar upaya pengentasan kemiskinan melalui proses pemberdayaan dapat dilakukan dengan lancar dan membawa hasil yang diharapkan. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dengan menempatkan keluarga dan penduduk sebagai titik sentral pembangunan. 8

9 Melalui dukungan pemberdayaan yang berkelanjutan disertai komitmen yang tinggi dari para pemimpin di segala tingkatan diharapkan masyarakat secara mandiri berani mengembagkan inisiasi, yaitu mengawali langkah dan program nyata secara mandiri dengan mengajak dan mendampingi seluruh target keluarga dan penduduk tertinggal memperoleh akses pelayanan paripurna yang dibutuhkannya dengan lebih mudah. Di pihak lain keluarga dan penduduk tertinggal diharapkan bekerja keras dan cerdas menjemput pelayanan yang dibutuhkannya difasilitasi oleh pemerintah dalam rangka menyempurnakan kemampuannya melaksanakan delapan fungsi keluarga yang utama untuk membangun seluruh anggotanya. Apabila seluruh keluarga mampu membangun seluruh anggotanya, anak-anaknya, dengan baik, maka seluruh anak bangsa dapat dikembangkan menjadi sumber daya manusia yang beriman, cerdas, terampil, serta sanggup membangun negara dan bangsanya dengan baik. Karena pemberdayaan keluarga bersifat paripurna, maka jaringan Posdaya menjadi penguat jaringan Posyandu yang dibentuk sejak tahun 1983 oleh BKKBN dan Depkes khusus untuk memperluas jangkauan pelayanan KB dan Kesehatan. Jaringan Posdaya menjadi lembaga pemberdayaan keluarga secara paripurna dalam masyarakat, oleh masyarakat dan menjadi milik atau kebanggaan masyarakat. Lembaga ini menjadi sarana dimana anggotanya bersama-sama bertindak sebagai pemberi masukan untuk keluarga yang menjadi anggotanya. Lebih dari itu setiap keluarga diharapkan berpartisipasi secara penuh berusaha melaksanakan delapan fungsi utamanya. Dalam perkembangan yang menarik dipandang perlu bahwa perluasan jangkauan pengembangan Posdaya diperkuat dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata atau KKN. KKN sebagai bagian dalam rangka melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, selain melalui kegiatan pendidikan dan pengajaran dalam kuliah dan penelitian serta pengembangan yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa, KKN bisa dipadukan dengan kegiatan LPM lainnya sebagai bagian terpadu untuk melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. KKN dikembangkan menjadi KKN Tematik sebagai wahana penerapan ilmu dan teknologi untuk membantu dan mendampingi rakyat melakukan pemberdayaan menuju kehidupan yang lebih baik. Kegiatan pengabdian masyarakat melalui KKN diwujudkan berupa penugasan mahasiswa melakukan penyuluhan pentingnya pembentukan jaringan Posdaya di dusunnya, membantu membentuk dan memilih pengurus Posdaya, membantu pembinaan dan pengembangan program dan kegiatan, serta mendampingi pengurus dan anggota Posdaya bekerja keras untuk hidup sebagai wirausahawan, cerdas, dan hidup sehat. 9

10 Karena KKN berlangsung selama 3 bulan, pada akhir KKN setiap kelompok mahasiswa diharapkan menulis laporan sebagai bahan untuk dilanjutkan oleh rombingan KKN berikutnya. Dengan cara demikian setiap KKN merupakan kelanjutan dari KKN sebelumnya yang memberi dukungan atau pendampingan para mahasiswa yang berkelanjutan. Karena upaya pemberdayaan sifatnya menempatkan manusia dan keluarga sebagai titik sentral pemberdayaan, maka semua keberhasilannya dikembalikan dan diukur melalui ukuran partisipasi keluarga dan penduduk yang ada di sekitar atau yang menjadi anggota Posdaya di dukuh dan desa yang bersangkutan. Karena proses pemberdayaan melalui Posdaya mengacu dan menempatkan prioritas yang tinggi pada upaya pengentasan kemiskinan, maka semua keluarga miskin atau tertinggal diusahakan secara sungguhsungguh untuk ikut dalam setiap kegiatan Posdaya. Lebih utama lagi, karena kemiskinan pada umumnya disebabkan keadaan isteri atau kaum perempuan yang lemah, maka kesertaan kaum perempuan, utamanya daari keluarga muda, menjadi sasaran yang utama. Disamping itu, karena tujuan pemberdayaan adalah kemandirian, maka prioritas utama program yang ditawarkan adalah kesertaan seluruh keluarga yang menjadi anggota Posdaya dalam bidang ekonomi produktif. Kesertaan dalam kegiatan ekonomi ini akan menghasilkan kemandirian dalam bidang ekonomi serta mengantar partisipasi yang lebih tinggi dalam bidang pendidikan dan ketrampilan, serta kesehatan dan lingkungan yang mendukung hidup lebih sejahtera. Oleh karena itu KKN Tematik Posdaya berfungsi sebagai media untuk melatih mahasiswa, meningkatkan rasa percaya diri melalui kegiatan menyatu dengan masyarakat, menjadi makin penting dan menarik. Mahasiswa diharapkan secara cermat mendengar, melihat dan melakukan analisis ilmiah untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi keluarga dan masyarakat di tempat tugasnya. Upaya pemecahan itu didasarkan dan dilakukan melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat sekitarnya. Dalam kesempatan tersebut mahasiswa belajar dan mendampingi masyarakat secara langsung dalam upaya pemberdayaan yang dilakukan oleh keluarga dan masyarakat yang bersangkutan secara mandiri. Dengan demikian kegiatan KKN tersebut juga merupakan wujud nyata dari kepedulian Perguruan Tinggi melaksanakan misinya membantu mengatasi permasalahan penduduk, pembangunan dan pembinaan lingkungan dengan karya dan bukti nyata. Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya merupakan bentuk pembelajaran yang menambah pengalaman mahasiswa bekerjasama dengan masyarakat guna mengatasi 10

11 keterbelakangan dan ketidak berdayaan. Program pemberdayaan yang ditawarkan oleh mahasiswa bersama dosen pembimbing dilakukan dengan merangsang dan mengajak semua stakeholders, yaitu pemerintah daerah, lembaga swasta, serta masyarakat dan keluarga, bersama-sama menyusun dan melaksanakan program sesuai kebutuhan masyarakat. B. TEMA Memberdayakan mahasiswa, penduduk dan keluarga dalam bidang wirausaha, pendidikan dan ketrampilan, kesehatan, dan lingkungan melalui penguatan lembaga Posdaya yang berfungsi sebagai wahana silaturahmi, komunikasi, informasi, dan edukasi yang dilakukan secara gotong royong dan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk, keluarga dan masyarakat dalam rangka membangun keluarga yang berkualitas, cerdas, dinamik dan sejahtera secara berkelanjutan. C. PENGERTIAN KKN TEMATIK POSDAYA Dari sudut mahasiswa, Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya adalah kegiatan mahasiswa yang dilaksanakan dalam rangka menyelesaikan pendidikan tinggi melalui proses pembelajaran dengan cara tinggal, bergaul serta beradaptasi dengan masyarakat. Menyatunya mahasiswa dan dosen dengan masyarakat sekaligus merupakan kesempatan untuk menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya kerja keras serta cerdas. Dari sudut masyarakat penerima, KKN Tematik Posdaya membantu membentuk, mengisi dan mengembangkan Posdaya di desa atau pedukuhan secara sistematis. Posdaya yang dibentuk itu merupakan wadah keluarga dan masyarakat untuk bersama-sama membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi keluarga melalui kegiatan wirausaha, pendidikan dan ketrampilan, peningkatan kesehatan serta dukungan pelestarian lingkungan sebagai upaya memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Langkah pertama yang dilakukan setiap Perguruan Tinggi, dosen dan mahasiswa yang melakukan KKN adalah konsultasi dan advokasi untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen para pejabat daerah, camat, kepala desa dan aparatnya akan pentingnya kebersamaan dalam pengentasan kemiskinan dan pembangunan SDM melalui pembentukan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) pada tingkat desa, pedukuhan atau unit daerah lain secara mandiri. Selanjutnya dilakukan pendataan dan observasi seluruh sasaran keluarga yang tinggal dalam wilayah Posdaya. Pendataan yang seksama itu 11

12 bertujuan mengidentifikasi dan menempatkan keluarga sasaran dan memetakannya dalam kondisi atau posisi sesuai dengan indikator yang dipergunakan, misalnya ditempatkan sebagai kelompok keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera I, keluarga sejahtera II, III, dan III Plus. Untuk kelompok pra sejahtera dan sejahtera I dianalisis masalah dan kebutuhan mereka untuk meningkat pada posisi yang lebih baik. Kelompok keluarga sejahtera II sampai III Plus diajak ikut serta membantu keluarga yang kurang beruntung mengatasi masalah melalui pendampingan. Setelah Posdaya terbentuk dan pendataan mendapat perhatian, para mahasiswa diharapkan mengajak seluruh keluarga di sekitar Posdaya untuk mengadakan pertemuan atau sarasehan dan membentuk Pengurus Posdaya. Selanjutnya mahasiswa mendampingi dan membantu Pengurus Posdaya menetapkan prioritas sasaran, menyusun program kerja dengan mengembangkan gagasan inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Para mahasiswa mendampingi, dan dalam halhal tertentu, apabila diperlukan, tanpa menyebabkan ketergantungan, membantu melaksanakan program atau kegiatan untuk sebesar-besar kesejahteraan masyarakat. Karena Posdaya diarahkan untuk menjadi lembaga pedesaan yang mandiri, maka program utama yang dianjurkan adalah pemberdayaan ekonomi keluarga, utamanya kegiatan ekonomi mikro dalam bentuk usaha bersama, yang akhirnya dikembangkan menjadi koperasi. Kegiatan ekonomi rumah tangga bersama itu akan meningkatkan kemampuan setiap keluarga untuk memberikan dukungan pada kegiatan Posdaya lainnya, yaitu dalam bidang pendidikan dan pelatihan ketrampilan, KB dan kesehatan, serta pemeliharaan lingkungan yang kondusif. Langkah-langkah untuk melaksanakan KKN Tematik Posdaya pada hakekatnya merujuk kepada Buku Pedoman Pembentukan dan Pengembangan Posdaya yang telah dikeluarkan oleh Yayasan Damandiri, menyangkut proses dan pengisian program lembaga Posdaya tersebut. Mengingat luasnya materi dan bidang garapan yang dicakup, maka dalam kegiatan KKN Tematik Posdaya para mahasiswa dengan dikoordinasikan para dosen pembimbing lapangan perlu membentuk suatu TIM dengan latar belakang ilmu dan jurusan yang berbeda-beda sesuai bidang garapan yang dirancang. 12

13 D. TUJUAN KKN TEMATIK POSDAYA 1. Tujuan umum: Tujuan umum KKN Tematik Posdaya dibagi dua, untuk kepentingan mahasiswa dan untuk kepentingan masyarakat penerima KKN. Untuk kepentingan mahasiswa, KKN Tematik bertujuan membantu para mahasiswa meningkatkan kemampuan menyatu bersama masyarakat, menerapkan ilmu dan tehnologi yang telah dipelajari secara langsung dan melihat apakah proses penerapan tersebut sesuai dengan teori, atau kuliah yang diikutinya, serta membawa manfaat untuk rakyat. Untuk kepentingan keluarga dan masyarakat, KKN Tematik Posdaya bertujuan membantu pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui penerapan ilmu dan tehnologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan ketrampilan, KB dan kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga bahagia dan sejahtera. 2. Tujuan khusus: a. Meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari dan mengatasi permasalahan keluarga dan penduduk melalui bantuan penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanakan program yang inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya. b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa melaksanakan kegiatan pengembangan masyarakat sesuai kompetensi, potensi, sumberdaya dan kemampuan lingkungan dalam wadah kerjasama masyarakat, pemerintah, swasta dan lembaga lainnya. c. Menggalang komitmen, kepedulian dan kerjasama berbagai stakeholders (Pemda, swasta, LSM dan masyarakat) dalam upaya pengentasan kemiskinan, mengatasi permasalahan dan ketidak berdayaan penduduk dan keluarga lainnya. d. Membantu mempersiapkan keluarga dan masyarakat agar memiliki kemampuan untuk memanfaatkan fasilitas dan dukungan yang diberikan oleh mitra kerja pembangunan (pemda, lembaga swasta dan LSM) dalam perencanaan dan pengelolaan program yang bersiat partisipatif. e. Meningkatkan kemampuan dan kompetensi mahasiswa sesuai dengan bidang studi yang ditekuni. 13

14 E. SASARAN Sasaran pelaksanaan kegiatan KKN Tematik Posdaya adalah: 1. Meningkatnya kemampuan, kepedulian dan dukungan mahasiswa dalam upaya pemberdayaan keluarga dan penduduk untuk pengentasan kemiskinan dan mengatasi masalah lainnya. 2. Meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam membantu keluarga, masyarakat dan Posdaya menyusun program dan kegiatan kreatif dan inovatif untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. 3. Meningkatnya komitmen, kepedulian dan kerjasama semua stakeholders dalam pengentasan kemiskinan dan ketidak berdayaan penduduk dan keluarga. 4. Meningkatnya jumlah keluarga kurang mampu yang diberdayakan menjadi keluarga yang bahagia dan sejahtera. 5. Meningkatnya kerja sama Perguruan Tinggi dengan Pemda, swasta dan LSM. F. PENYELENGGARAAN KKN a. Status dan Beban Kredit KKN Tematik Posdaya yang dilakukan oleh LPM Perguruan Tinggi merupakan salah satu mata kuliah wajib atau pilihan bagi mahasiswa program sarjana (S1) untuk jurusan atau bidang studi sesuai dengan ketentuan masing-masing univesitas/fakultas/institut dengan nilai kredit 3 sks (satuan kredit semester). b. Persyaratan bagi mahasiswa peserta 1. Telah menyelesaikan perkuliahan sekurang-kurangnya sks dengan IPK > 2,00 (mulai dari semester 1 sampai 5) 2. Sehat jasmani dan rohani 3. Membayar biaya KKN yang ditetapkan oleh PTN/PTS. 4. Mengikuti kegiatan pembekalan dan lulus ujian serta mengikuti tata cara pelaksanaan KKN. c. Lokasi Kegiatan Kegiatan KKN Tematik Posdaya dapat dilaksanakan di desa, dusun atau dukuh di Kabupaten, serta di kelurahan, lingkungan atau RW di Kota 14

15 di sekitar lokasi Perguruan Tinggi, atau daerah lain yang dipilih oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Pemda yang bersangkutan, terutama diarahkan pada daerah-daerah yang memiliki banyak keluarga kurang mampu. Adanya dukungan komitmen dari Pemerintah Daerah setempat sangat diutamakan. d. Jangka waktu Kegiatan Kegiatan KKN Posdaya dari PTN/PTS dilaksanakan selama kurang lebih 3 (tiga) bulan sesuai kalender belajar yang diawali dengan pelatihan pembekalan sampai berakhirnya kegiatan di lapangan. e. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan KKN dilaksanakan melalui tahapan penyusunan rencana, persiapan, pelaksanaan kegiatan lapangan dan pelaporan. 1) Perencanaan Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan oleh LPM mencakup koordinasi antar departemen/fakultas untuk penetapan jumlah dan pendaftaran peserta, penetapan lokasi KKN, pendekatan dan sosialisasi kepada Pemda, identifikasi mitra kerja untuk bekerjasama dan pelaksanaan KKN serta koordinasi dengan Yayasan Damandiri. Perencanaan KKN Tematik Posdaya perlu dimatangkan dalam rapat persiapan yang apabila perlu dapat dihadiri oleh nara sumber dari Yayasan Damandiri, Pemda yang akan menjadi lokasi KKN, Dosen Pembimbing Lapangan serta pimpinan dan staf pengajar yang terlibat dari berbagai departemen. 2) Persiapan Tahap persiapan meliputi kunjungan penjajagan ke lokasi dan pengurusan perijinan, penetapan dosen pembimbing, serta pembekalan kepada mahasiswa peserta. Penjajagan lokasi dan perijinan dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana yang ditunjuk dari LPM PTN/PTS. Jika berhasil dicapai kesepakatan dengan mitra kerja atau Pemda, perlu dibuat naskah kerjasama antara LPM dengan Instansi penerima atau mitra kerja. Penunjukan dosen pembimbing didasarkan pada masukan dari setiap departemen atau fakultas dengan rasio satu orang dosen pembimbing disesuaikan dengan mahasiswa yang mengikuti kegiatan KKN. 15

16 LPM membentuk tim yang bertugas mengidentifikasi materi ilmu pengetahuan dan teknologi terapan yang dapat diberikan kepada mahasiswa untuk dimanfaatkan membantu pembentukan, pembinaan dan pengembangan Posdaya. Selanjutnya kumpulan materi tersebut perlu disusun sebagai kurikulum untuk pembekalan mahasiswa yang akan mengikuti KKN. Dibawah koordinasi Panitia Pelaksana dipersiapkan pula materi pembekalan umum yang difokuskan kepada pemahaman tentang langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk bekerja sama dengan masyarakat dalam pembentukan, pembinaan dan pengembangan Posdaya. Langkah-langkah tersebut termasuk tehnik advokasi, negosiasi dan analisis kebutuhan keluarga, masyarakat, potensi maupun kegiatan pembaungan yang sudah ada. Secara garis besar Materi Pembekalan KKN Tematik Posdaya dapat terdiri atas: a. Materi Dasar Posdaya: (i). Latar Belakang, Pengertian, Tujuan dan Sasaran Posdaya. (ii). Langkah-langkah pembentukan, pembinaan dan pengembangan Posdaya melalui pendataan dan pemetaan untuk identifikasi potensi, inventarisasi kebutuhan dan pemrioritasan sasaran wilayah; (iii).penyelenggaraan lokakarya mini atau pertemuan/sarasehan antar warga, penyusunan pengurus dan penyusunan program kerja. (iv). Penjelasan bentuk dan jenis kegiatan Posdaya; (v). Achievement Motivation Training; (vi). Indikator, Monitoring dan Evaluasi keberhasilan; (vii). Penyusunan laporan b. Materi substansi Program Posdaya: (i). Pengembangan Wirausaha, Usaha Bersama dan Koperasi serta pemeliharaan lingkungan untuk diikuti secara massal atau sebanyak-banyak keluarga anggota Posdaya, utamanya keluarga muda dan ibu-ibu usia subur; (ii). Penyisiran Anak Usia Sekolah yang belum sekolah, Pemberian Motivasi untuk mengirim anak usia sekolah ke sekolah SD, SLTP, SLTA, atau mengikuti kursus-kursus ketrampilan, peningkatan motivasi bagi anak putus sekolah untuk mengikuti Kejar Paket, motivasi kepada orang tua agar mengirim anak balitanya mengikuti PAUD, dan motivasi bagi keluarga muda 16

17 yang belum bisa membaca dan menulis untuk mengikuti Pembrantasan Buta Aksara fungsional; (iii). Pengembangan atau revitalisasi Posyandu dengan mengutamakan penyegaran Program KB, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan Gizi Keluarga yang utamanya ditujukan kepada keluarga muda kurang mampu. Penyegaran program dan kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL) atau Karang Wreda; (iv). Penataan lingkungan dan kelestarian alam untuk sebesar-besar kesejahteraan keluarga; (v). Pengembangan masyarakat untuk mendukung berbagai kegiatan pembangunan melalui Posdaya. 3) Pendataan dan Pemetaan Langkah utama kegiatan Posdaya adalah pemetaan sasaran. Pemetaan ini dilakukan oleh Pengurus/Calon Pengurus Posdaya dibantu oleh para mahasiswa yang mengikuti KKN. Pemetaan tersebut utamanya dilakukan untuk Tahap I (yang diuraikan dalam peragrap berikutnya) dimulai dengan pendataan seluruh keluarga yang menjadi sasaran sesuai cakupan wilayah. Jika pendataan sudah dilakukan oleh masyarakat, maka dapat langsung dapat dibuat peta sebagai landasan kerja. Untuk Tahap II, III dan seterusnya pendataan dan pemetaan perlu diperbarui jika tenggang waktu antara Tahap I dan tahap berikutnya sudah lebih dari 6 bulan lamanya. Keluarga dipetakan menurut kondisi berdasarkan indikator yang disepakati, biasanya dipergunakan indikator keluarga yang memberi gambaran jumlah dan persebaran menurut kondisinya yang dibedakan atas keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera I, keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III, dan keluarga sejahtera III Plus. Secara lebih terperinci kondisi keluarga juga dapat dibedakan menurut segmentasi/ tahapan umur penduduk, yang dibedakan golongan Pasangan Usia Subur (PUS), Balita dan Batita, Remaja dan Dewasa, Penduduk Lansia dan secara khusus Peserta Usaha Ekonomis Produktif. Oleh karena itu untuk pendataan digunakan register, formulir, dan buku rekapitulasi sebagai instrumen untuk menggambarkan kondisi keluarga untuk dipetakan. Indikator keluarga sejahtera dan kondisi masing-masing segmentasi itu merupakan indikator mutable, artinya yang bersangkutan bisa mengubahnya dengan mudah sehingga penempatan sebuah keluarga di dalamnya akan memicu dan memacu setiap keluarga untuk mengubah dirinya secara mandiri. 17

18 Contoh peta keluarga dan instrumen pendataan dilampirkan dalam Petunjuk Tehnis ini. 4) Pelaksanaan KKN tematik Posdaya dapat dilaksanakan secara bertahap yang masing-masing tahap dilakukan oleh satu tim yang berlangsung kurang lebih selama 3 (tiga) bulan atau 10 (sepuluh) minggu efektif. Tahap I : Kegiatan Pembentukan Posdaya. Tahapan ini dimulai setelah mahasiswa mengikuti dan lulus ujian pembekalan untuk ikut KKN. Selanjutnya mahasiswa dan dosen pembimbing mengadakan silaturahmi kepada para sesepuh desa atau dukuh untuk membangun komitmen aparat desa dan pedukuhan untuk menggalang dukungan dan fasilitasi pembentukan Posdaya. Selanjutnya bekerja sama dengan calon pengurus/kader setempat dilakukan kegiatan pendataan untuk identifikasi masalah, inventarisasi potensi dan penetapan sasara. Hasil pendataan untuk kondisi sasaran ini dipetakan sesuai uraian diatas. Kegiatan ini diharapkan dapat diselesaikan selama 3 (tiga) minggu. Hasilnya dipergunakan sebagai bahan untuk menggelar lokakarya mini/sarasehan dengan menghadirkan kepala desa/lurah, sesepuh dan tokoh masyarakat serta anggota masyarakat, utamanya sasaran prioritas, yang untuk penyiapannya diharapkan selesai dalam 1 (satu) minggu. Dalam lokakarya tersebut sekaligus ditetapkan pengurus, disusun rencana dan program kerja yang diharapkan dapat diselesaikan dalam 4 minggu. Akhirnya Tim melakukan penyusunan laporan kegiatan selama 1 (satu) minggu. Diakhir tahap ini masyarakat diharapkan dapat mulai membina dan mengisi Posdaya dengan kegiatan sederhana secara mandiri. Tahap II : Kegiatan Pembinaan Posdaya. Dalam tahap pembinaan ini Pengurus melaksanakan rencana kegiatan, utamanya dimulai dengan kegiatan ekonomi untuk mengajak masyarakat mengembangkan usaha mikro secara gotong royong atau usaha besama. Keluarga yang mempunyai kegiatan ekonomi mengajak tetangganya untuk ikut berlatih dengan membentuk kelompok dan mengikuti kegiatannya. Pengurus mulai mengundang ahli-ahli di desa atau di luar desanya untuk mengajar warganya dengan ketrampilan yang bisa dikembangkan menjadi usaha sederhana atau usaha bersama yang menguntungkan. Pengurus juga bisa mengundang tenaga pelatih dari 18

19 instansi terkait dan mulai mencari sumber dana untuk kegiatan anggotanya dalam bidang ekonomi mikro. Tahap III : Pengembangan Posdaya. Dalam tahap ini Pengurus Posdaya mengajak anggotanya menyisir anak-anak usia sekolah yang belum atau tidak sekolah. Secara gotong royong anak-anak yang belum atau tidak sekolah itu dianjurkan dan dibantu oleh sekolah. Prinsipnya setiap anak usia sekolah harus sekolah, dan kalau orang tuanya tidak mampu diusahakan secara gotong royong untuk membantunya. Kalau memungkinkan segera dibentuk atau dikembangkan kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) atau Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD. Anak-anak dibawah usia lima tahun, utamanya anak keluarga kurang mampu, diusahakan dan didorong ikut kegiatan BKB atau kegiatan PAUD. Orang tua dari anak balita tesebut, segera setelah anak-anak balitanya mengikuti kegiatan belajar di PAUD, dipisahkan dari anakanaknya dan diusahakan mengikuti kegiatan pelatihan ketrampilan. Setelah mengikuti pelatihan mereka dianjurkan untuk magang pada usaha apa saja yang ada di desa atau dukuhnya. Makin lama kalau makin mahir, dan tetangganya membuka cabang usaha, mereka bisa bekerja bersama dengan pengusaha tersebut sebagai mitra kerja dengan bantuan dan fasilitasi Posdaya. Apabila pengembangan pendidikan dan pelatihan telah berjalan dengan baik, maka Pengurus segera mengembangkan upaya untuk revitalisasi Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu. Kalau perlu mengundang dan memberi fasilitas kepada bidan untuk membuka praktek sebagai bidan desa di kampung atau desa tersebut. Diupayakan pula tersedianya fasilitas yang diperlukan agar bidan mau tinggal di desa. Dalam rangka pengembangan KB, Kesehatan dan Gizi, maka dianjurkan agar masyarakat membangun Kebun Bergizi, yaitu menanam tanaman bergizi di halaman masing-masing. Tanaman bergizi tersebut merupakan bahan makanan atau sayur yang bisa langsung di masak untuk memperbaiki kandungan gizi untuk keluarga. Pengembangan kegiatan di lapangan itu dilakukan secara bertahap dalam bentuk sederhana dan mudah ditiru. Suksesnya bukan diukur dari mutu atau bentuk program yang dilaksanakan, tetapi utamanya melalui partisipasi yang tinggi dari keluarga setempat. Disamping ukuran partisipasi, perlu diperhatikan bahwa keluarga kurang mampu merupakan 19

20 partisipan yang bekerja keras dengan dukungan dan fasilitasi keluarga yang lebih mampu. Apabila selama 10 minggu program yang telah dirancang belum dapat diselesaikan dengan baik, program dapat dilanjutkan oleh Tim mahasiswa yang ber KKN dalam periode berikutnya. 5) Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan Evaluasi dilakukan oleh dosen pembimbing lapangan sebanyak 3 (tiga) kali selama kegiatan operasional setiap tahap di lapangan berlangsung. Untuk tahap I dilakukan pada saat pendataan, persiapan lokakarya serta penyusunan rencana. Pada tahap II dan seterusnya pada saat mahasiswa mendampingi pelaksanaan kegiatan pelaksanaan. Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilaksanakan pada setiap pertengahan atau akhir bulan ketika Tim mengembangkan jenis dan kegiatan Posdaya berikutnya. Contoh-contoh formulir untuk monitoring dilampirkan dalam Petunjuk Tehnis ini. Evaluasi KKN dilakukan terhadap kinerja Tim dan anggotanya mencakup partisipasi dalam pembekalan dan ujian pembekalan, pelakssnaan kerja lapangan dan penyusunan laporan KKN. Apabila diperlukan dapat dilakukan pengumpulan informasi untuk mengetahuai tanggapan dan persepsi mitra kerja dan masyarakat. Bentuk dan jenis evaluasi dibuat sangat sederhana tetapi diharapkan mencakup partisipasi keluarga dalam berbagai kegiatan di lingkungan Posdaya yang berdangkutan. 6) Laporan Kegiatan Substansi laporan kegiatan yang dibuat mahasiswa mencakup hasil: Tahap I. 1. Identifikasi potensi, sasaran dan kebutuhan masyarakat 2. Peta Keluarga dalam lingkungan Posdaya 3. Rancangan penyelenggaraaan dan hasil lokakarya 4. Jenis, bentuk kegiatan Posdaya dan susunan Pengurus Tahap II, III dst. 5. Catatan tentang perkembangan dan masalah yang dijumpai dalam pengembangan Posdaya dan kegiatannya, khususnya menyangkut jumlah keluarga yang ikut aktif dalam kegiatan wirausaha, pendidikan dan pelatihan, kegiatan KB, kesehatan dan Posyandu pada umumnya, serta upaya pemeliharaan lingkungan, kebun bergizi, yang menguntungkan keluarga kurang mampu 20

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA)

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA) PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENCEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSDAYA) PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA) I. PENDAHULUAN Sampai saat ini telah lebih dari

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN KKN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

PEDOMAN PELAKSANAAN KKN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) PEDOMAN PELAKSANAAN KKN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2007 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 1. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta

Lebih terperinci

Komitmen itu diperbaharui

Komitmen itu diperbaharui POS PEM8CRDAYAAH KELUARCA (POSDAYA) bangsa-bangsa lain di dunia. Rendahnya mutu penduduk itu juga disebabkan karena upaya melaksanakan wajib belajar sembilan tahun belum dapat dituntaskan. Buta aksara

Lebih terperinci

Keluarga kurang mampu tersebut didorong dan. C. Pemberdayaan Bidang Wirausaha bagi Ibu/Wanita. IV. STRATEGI PENGEMBANGAN

Keluarga kurang mampu tersebut didorong dan. C. Pemberdayaan Bidang Wirausaha bagi Ibu/Wanita. IV. STRATEGI PENGEMBANGAN Jika banyak anak usia 6-15 tahun yang belum atau tidak sekolah karena orang tuanya tidak mampu, maka anggota Posdaya perlu mengadakan upaya gotong royong agar anak-anak tersebut bisa sekolah. Misalnya

Lebih terperinci

MEMBUAT DAN MENGISI POSDAYA UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA

MEMBUAT DAN MENGISI POSDAYA UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA MEMBUAT DAN MENGISI POSDAYA UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA MENGGALANG PEMBERDAYAAN KELUARGA SECARA SISTEMATIS BAGAIMANA MENGISI KEGIATAN UNTUK PENGENTASAN KEMISKINAN PROF. DR. HARYONO SUYONO

Lebih terperinci

sebagai "gerakan Aladin " atau gerakan membantu keluarga pra sejahtera memperbaiki atap, lantai dan dinding.

sebagai gerakan Aladin  atau gerakan membantu keluarga pra sejahtera memperbaiki atap, lantai dan dinding. PENGANTAR Pada akhir bulan Nopember 2006, saat menutup Kongres Pembangunan Manusia Indonesia 2006, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, menyerukan agar semua pihak bekerj a sama menyingsingkan lengan

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) I. PENDAHULUAN Pada akhir bulan Nopember 2006 Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, telah menutup Kongres Pembangunan Manusia

Lebih terperinci

V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN

V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN e. Mengadakan evaluasi kegiatan secara internal untuk memperbaiki mutu kegiatan yang akan datang. V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN APARAT PEMERINTAH DAN LEMBAGA MASYARAKAT Dalam pengembangan Posdaya

Lebih terperinci

PRA RENCANA 2016 PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA 20 TAHUN DAMANDIRI

PRA RENCANA 2016 PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA 20 TAHUN DAMANDIRI 20 TAHUN DAMANDIRI MEMBERIKAN HORMAT DAN MENDOAKAN KEPADA PARA PENDIRI YAYASAN DAN SELURUH REKAN KERJANYA DARI SELURUH INDONESIA YANG TELAH MELAKSANAKAN PROGRAM SELAMA TAHUN 2015 DENGAN BERHASIL SEHINGGA

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA)

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA) ekonomi untuk ibu dari anak-anak balita tersebut. Anak-anak Balita mengikuti PAUD dan ibunya mengikuti kursus atau latihan ketrampilan. Dalam satu atau dua bulan anak-anak sudah makin berani sendiri bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi masyarakat Indonesia saat ini sungguh memprihatinkan dengan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat setiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk tersebut dapat terlihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah pemberdayaan mulai mengemuka pada periode tahun 1970 hingga tahun 1980-an. Pada masa itu Indonesia merupakan Negara acuan dunia di bidang pembangunan terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kualitas manusia sebagai sumberdaya pembangunan merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat. Indonesia pada September tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apabila memungkinkan posdaya bisa dikembangkan sebagai wadah. pelayanan secara terpadu, utamanya pelayanan kesehatan, pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Apabila memungkinkan posdaya bisa dikembangkan sebagai wadah. pelayanan secara terpadu, utamanya pelayanan kesehatan, pendidikan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posdaya adalah forum komunikasi, silaturahmi, advokasi, penerangan dan pendidikan, sekaligus wadah penguatan fungsi keluarga secara terpadu. Apabila memungkinkan posdaya

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELUARGA UNTUK : MEMBANGUN MANUSIA MENGENTASKAN KEMISKINAN MELALUI POSDAYA

PEMBERDAYAAN KELUARGA UNTUK : MEMBANGUN MANUSIA MENGENTASKAN KEMISKINAN MELALUI POSDAYA PEMBERDAYAAN KELUARGA UNTUK : MEMBANGUN MANUSIA MENGENTASKAN KEMISKINAN MELALUI POSDAYA 1 MASA LALU PENGENTASAN KEMISKINAN SEBAGAI KOMITMEN MEMBANGUN MANUSIA BERMUTU DAN BERMARTABAT DENGAN KB DAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

KEMISKINAN KEMISKINAN DAN KESEHATAN MELIMPAHNYA PENDUDUK USIA PRODUKTIF TAHUN DAN LANSIA DI INDONESIA

KEMISKINAN KEMISKINAN DAN KESEHATAN MELIMPAHNYA PENDUDUK USIA PRODUKTIF TAHUN DAN LANSIA DI INDONESIA KEMISKINAN DAN KESEHATAN MELIMPAHNYA PENDUDUK USIA PRODUKTIF 15-60 TAHUN DAN LANSIA DI INDONESIA Pengantar : Prof. Dr. Haryono Suyono, MA., PhD. YAYASAN ANUGERAH KENCANA BUANA, JAKARTA APAKAH ERA BONUS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Setelah beberapa dekade pembangunan pertanian di Indonesia, ternyata pembangunan belum mampu meningkatkan harkat, martabat dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini menjadi penyebabnya

Lebih terperinci

LANGKAH PENGEMBANGAN DILAPANGAN

LANGKAH PENGEMBANGAN DILAPANGAN e) Memantau realisasi dan penggunaa dana dan sarana IV. LANGKAH PENGEMBANGAN DILAPANGAN Posdaya merupakan gagasan baru menyambut anjuran pemerintah untuk membangun sumber daya manusia dengan prioritas

Lebih terperinci

POSDAYA POS DNIKS PEMBERDAYAAN KELUARGA

POSDAYA POS DNIKS PEMBERDAYAAN KELUARGA POSDAYA POS DNIKS PEMBERDAYAAN KELUARGA PELATIHAN POSDAYA BAGI TIM PELAKSANA Disampaikan pada acara Pembekalan Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 24 Juni 2015 24-Jun-15 1 LAHIR DILATAR BELAKANGI:

Lebih terperinci

Daftar Isi. Daftar Isi... i Kata Pengantar... iii Sambutan Ketua Yayasan Damandiri... vii Sambutan Rektor... x

Daftar Isi. Daftar Isi... i Kata Pengantar... iii Sambutan Ketua Yayasan Damandiri... vii Sambutan Rektor... x Daftar Isi Daftar Isi... i Kata Pengantar... iii Sambutan Ketua Yayasan Damandiri... vii Sambutan Rektor... x I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tema... 6 C. Pengertian Pengabdian Masyarakat

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBENTUKAN DAN PENDAMPINGAN POSDAYA

STRATEGI PEMBENTUKAN DAN PENDAMPINGAN POSDAYA STRATEGI PEMBENTUKAN DAN PENDAMPINGAN POSDAYA Oleh : Susilahati Koordinator Wilayah Provinsi Banten LPPM Universitas Muhammadiyah Jakarta Disampaikan pada acara Pembekalan peserta KKN Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) dipaksakan, bisa berjalan mulus. Kecepatan dan dinamika pengembangan Posdaya tergantung pada komitmen dan ketersediaan dukungan di setiap desanya. II. POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) A. PENGERTIAN

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA Pokok-pokok Bahan Pidato Ibu Menteri Sosial Untuk :Pidato Pembukaan Rakernas DNIKS di Hotel Grand Serpong Tanggerang Tanggal 29 Agustus 2016. Assalamu alaikum wr.wb. Pertama-tama

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN REMAJA MANDIRI MELALUI SEKOLAH UNGGUL

PROGRAM PENGEMBANGAN REMAJA MANDIRI MELALUI SEKOLAH UNGGUL PROGRAM PENGEMBANGAN REMAJA MANDIRI MELALUI SEKOLAH UNGGUL Sambutan Menteri Pendidikan Nasional Untuk Program Pengembangan Remaja Mandiri Melalui Sekolah Unggul Kita menyadari bahwa mutu proses pengajaran

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN MAHASISWA KKN IKIP VETARAN SEMARANG

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN MAHASISWA KKN IKIP VETARAN SEMARANG 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN MAHASISWA KKN IKIP VETARAN SEMARANG TANGGAL 22 JANUARI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Ysh :

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Rapat Mitra

Kerangka Acuan Rapat Mitra Kerangka Acuan Rapat Mitra 1. Latar belakang. Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) yang didirikan oleh bapak HM Suharto, pada tahun 1996 mempunyai tujuan untuk ikut serta secara bergotong royong

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN EKONOMI RAKYAT UNTUK ENTASKAN KEMISKINAN DAN MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA

MENGEMBANGKAN EKONOMI RAKYAT UNTUK ENTASKAN KEMISKINAN DAN MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA MENGEMBANGKAN EKONOMI RAKYAT UNTUK ENTASKAN KEMISKINAN DAN MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA Pengantar Ketua Yayasan Damandiri Prof. Dr. Haryono Suyono Pada Pertemuan Mitra Kerja Yayasan Damandiri 8 Desember

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

KETERAMPILAN BIDANG BOGA PADA PELAKSANAAN KKN POSDAYA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA

KETERAMPILAN BIDANG BOGA PADA PELAKSANAAN KKN POSDAYA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) adalah salah satu Perguruan Tinggi yang mempunyai program studi kependidikan. Program studi kependidikan adalah program

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PRESENTASI RAPAT KERJA MITRA 2010

PRESENTASI RAPAT KERJA MITRA 2010 PRESENTASI RAPAT KERJA MITRA 2010 BIDANG PENDIDIKAN & PELATIHAN STRATEGI, PENDEKATAN, PRIORITAS DAN KEGIATAN TAHUN 2010 Oleh Pudjo Rahardjo, MPIA, PhD BIDANG PENDIDIKAN & PELATIHAN STRATEGI, PENDEKATAN,

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN 201724 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM TERPADU PENINGKATAN PERANAN WANITA MENUJU KELUARGA SEHAT SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA POSDAYA

BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA POSDAYA BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA POSDAYA BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA POSDAYA Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2007

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TANGGAL 3 MARET 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PROGRAM POSY ANDU MANDIRI

LANGKAH-LANGKAH PROGRAM POSY ANDU MANDIRI BAB III LANGKAH-LANGKAH PROGRAM POSY ANDU MANDIRI PENGEMBANGAN PROGRAM POSYANDU MANDIRI Atas dasar berbagai uraian tersebut, Posyandu masa depan harus secara sadar dikembangkan untuk pertama-tama menjadi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN,

Lebih terperinci

WALIKOTA Pekanbaru DR. Firdaus, ST, MT secara resmi melantik dan mengukuhkan Pengurus

WALIKOTA Pekanbaru DR. Firdaus, ST, MT secara resmi melantik dan mengukuhkan Pengurus WALIKOTA Pekanbaru DR. Firdaus, ST, MT secara resmi melantik dan mengukuhkan Pengurus Dewan Perwakilan Daerah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (DPD LPM) Kota Pekanbaru di lapangan Bukit, Senapelan, Pekanbaru,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 60 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan dilahirkan dari bahasa Inggris, yakni empowerment, yang mempunyai makna dasar pemberdayaan di mana daya bermakna kekuatan (power). Pemberdayaan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN POSDAYA DAN PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI

PEMBENTUKAN POSDAYA DAN PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI 1 Lisnur Wachidah,

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN INSTITUSI MASYARAKAT KELURAHAN DALAM BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 6 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR

Lebih terperinci

IbM POSDAYA (Pos Pemberdayaan Keluarga) Mitra Tani Desa Cikarawang Bogor (Oleh : Ratri Virianita, Yannefri Bakhtiar & Saepul Asikin)

IbM POSDAYA (Pos Pemberdayaan Keluarga) Mitra Tani Desa Cikarawang Bogor (Oleh : Ratri Virianita, Yannefri Bakhtiar & Saepul Asikin) saepul's blog IbM POSDAYA (Pos Pemberdayaan Keluarga) Mitra Tani Desa Cikar IbM POSDAYA (Pos Pemberdayaan Keluarga) Mitra Tani Desa Cikarawang Bogor (Oleh : Ratri Virianita, Yannefri Bakhtiar & Saepul

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

MEMBANGUN MANUSIA UNTUK MENCAPAI TUJUAN DAN TARGET MDGs DENGAN MENEMPATKAN PENDUDUK SEBAGAI TITIK SENTRAL PEMBANGUNAN

MEMBANGUN MANUSIA UNTUK MENCAPAI TUJUAN DAN TARGET MDGs DENGAN MENEMPATKAN PENDUDUK SEBAGAI TITIK SENTRAL PEMBANGUNAN MEMBANGUN MANUSIA UNTUK MENCAPAI TUJUAN DAN TARGET MDGs DENGAN MENEMPATKAN PENDUDUK SEBAGAI TITIK SENTRAL PEMBANGUNAN Pidato utama oleh Prof. Dr. Haryono Suyono Gurubesar Universitas Airlangga, Surabaya

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO

SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KELUARGA BERENCANA TAHUN 2009 KABUPATEN KULON PROGO Selasa, 21 April 2008 Assalamu alaikum Wr. WB Salam sejahtera bagi kita sekalian

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KPM) DI KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KPM) DI KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KPM) DI KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) UCAPAN TERIMA KASIH Peningkatan kualitas manusia sebagai sumber daya pembangunan merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

17 Tahun Yayasan Damandiri Bersinergi Bersama Mitra Bangun Keluarga Sejahtera melalui Posdaya

17 Tahun Yayasan Damandiri Bersinergi Bersama Mitra Bangun Keluarga Sejahtera melalui Posdaya LAPORAN UTAMA 17 Tahun Yayasan Damandiri Bersinergi Bersama Mitra Bangun Keluarga Sejahtera melalui Posdaya Terbangun dari rasa kepedulian, kini Yayasan Damandiri pada 15 Januari 2013 ini berusia 17 tahun.

Lebih terperinci

Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono: yaitu fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi keluarga

Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono: yaitu fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi keluarga Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono: Posdaya Mengembangkan Modal Sosial dan Budaya Bangsa Lima belas tahun sudah Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) melaksanakan visi dan misinya sejak

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BUNGO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

PANDUAN KULIAH KERJA NYATA (KKN) MAHASISWA MANDIRI

PANDUAN KULIAH KERJA NYATA (KKN) MAHASISWA MANDIRI PANDUAN KULIAH KERJA NYATA (KKN) MAHASISWA MANDIRI Oleh : Pusbang KKN LPPM UNSOED LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2014 PANDUAN KULIAH KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS Menimbang : a. bahwa guna meningkatkan

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT - 1 - SALINAN BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LABUHANBATU

Lebih terperinci

WAHANA MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA

WAHANA MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA BAB II WAHANA MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA MAKSUD DAN TUJUAN Apabila Posyandu mampu menghayati fungsi-fungsi tersebut, dan selanjutnya menjadikannya sebagai program untuk memberdayakan keluarga secara

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

PANDUAN PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) PANDUAN PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER 2013 KATA PENGANTAR Sebuah Perguruan Tinggi hadir di tengah masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan tinggi pertanian Indonesia sejak tahun 1940 telah berperan dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) serta telah memberikan sumbangan nyata dalam mendukung perkembangan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA / KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA / KELURAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA / KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG UTARA, Menimbang Mengingat : : a.

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 100 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT BADAN KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 033 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 033 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 033 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

Lebih terperinci

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN Program Promosi Kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat

Lebih terperinci

Assalamu alaikum UNSIKA SELAMAT MEMBANGUN DESA

Assalamu alaikum UNSIKA SELAMAT MEMBANGUN DESA Assalamu alaikum UNSIKA SELAMAT MEMBANGUN DESA MUHAMMAD YANNEFRI BAKHTIAR, MINTARTI PEMBEKALAN KKN TEMATIK POSDAYA UNSIKA, 29 JULI-1 AGUSTUS 2015 DEFINISI POSDAYA Posdaya adalah forum silaturahmi, komunikasi,

Lebih terperinci

DNIKS SIAPKAN DIRI DALAM PEMBERDAYAAN KELUARGA BERSAMA MASYARAKAT DNIKS BISA

DNIKS SIAPKAN DIRI DALAM PEMBERDAYAAN KELUARGA BERSAMA MASYARAKAT DNIKS BISA DNIKS SIAPKAN DIRI DALAM PEMBERDAYAAN KELUARGA BERSAMA MASYARAKAT DNIKS BISA 29-Aug-16 DNIKS Perbandingan angka TFR 1982 2012 (SDKI) menurut analisis Prof. Terry Hull BONUS DEMOGRAFI INDONESIA MEMASUKI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMISI DAERAH LANJUT USIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN LANJUT USIA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KKN Terintegrasi Multisektoral BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN 2018

KKN Terintegrasi Multisektoral BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN 2018 BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN KKN Terintegrasi Multisektoral PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (P3M) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS KKN Terintegrasi Multi Sektoral BAB

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

Lebih terperinci

BUPATI PEMALANG SAMBUTAN BUPATI PEMALANG

BUPATI PEMALANG SAMBUTAN BUPATI PEMALANG BUPATI PEMALANG SAMBUTAN BUPATI PEMALANG pada acara PENERIMAAN MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK POSDAYA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN (UNSOED) PURWOKERTO DI KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2014 Kamis,

Lebih terperinci

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT KELURAHAN,

Lebih terperinci

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA NITA, Menimbang : bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Siap Membangun 1

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Siap Membangun 1 BAB I PENDAHULUAN Remaja Siap Membangun 1 2 Remaja Siap Membangun MENYIAPKAN SDM SIAP BEKERJA Dalam banyak hal, dibandingkan banyak negara berkembang lainnya, Indonesia termasuk salah satu negara yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa keberadaan dan peranan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. No.289, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 2 BUPATI BANDUNG PROVINSI

Lebih terperinci

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA Deskripsi Kegiatan. Menurut Pemerintah Kabupaten Bogor pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk menuju ke arah yang lebih

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK, Menimbang

Lebih terperinci

Program Kemitraan Yayasan Demandiri. Asep Muhamad Samsudin

Program Kemitraan Yayasan Demandiri. Asep Muhamad Samsudin Program Kemitraan Yayasan Demandiri Asep Muhamad Samsudin Pembekalan KKN Undip Tim II 2016 Yayasan Dana Sejahtera Mandiri Berdiri 15 januari 1996 oleh HM soeharto (secara pribadi yang kebetulan waktu itu

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2009 NOMOR 27 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI Tanggal : 29 Desember 2009 Nomor : 27 Tahun 2009 Tentang : PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBENTUKAN DAN BUKU ADMINISTRASI RUKUN WARGA

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa kemiskinan

Lebih terperinci