PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)"

Transkripsi

1 PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

2 UCAPAN TERIMA KASIH Peningkatan kualitas manusia sebagai sumber daya pembangunan merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat. Tujuan utama pembangunan millenium atau Millenium Development Goals (MDGs) di Indonesia, dengan prioritas pengentasan kemiskinan, menetapkan proporsi penduduk miskin pada tahun 2015 diturunkan menjadi setengahnya atau 8,2 % dari jumlah penduduk. Dalam RPJM sasaran itu dipercepat pencapaiannya pada tahun Keputusan itu merupakan tekad dan kebijaksanaan pemerintah yang perlu didukung semua instansi dan institusi pembangunan. Agar upaya itu berhasil dengan baik perlu diikuti pengembangan gerakan pemberdayaan keluarga yang dilaksanakan secara intensif. Yayasan Damandiri yang memiliki kepedulian dan komitmen yang tinggi dalam pengembangan SDM melalui pemberdayaan keluarga, dengan prioritas pengentasan kemiskinan, menganjurkan pembentukan pos pemberdayaan keluarga sebagai pusat pengembangan swadaya masyarakat di pedesaan dan pedukuhan. Pos yang disebutsebagai Posdaya, adalah forum kebersamaan yang anggotanya melakukan aktivitas nyata dalam gerakan pembangunan di lingkungan pemukiman yang paling bawah, yaitu di tingkat RT, RW, dukuh atau dusun. Dalam pertemuan di Posdaya, keluargakeluarga sebagai anggota diarahkan untuk menghidupkan kembali budaya gotong royong dengan bersama-sama melakukan kegiatan pemberdayaan keluarga, terutama untuk memperluas cakupan dan mutu pendidikan, memperbaiki akses pelayanan kesehatan dan pengembangan wirausaha. Dalam merumuskan gagasan tersebut, Yayasan Damandiri bekerja sama dengan berbagai instansi, antara lain Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS), melalui suatu tim

3

4 kerja yang diikuti pertemuan dan koordinasi dengan berbagai organisasi sosial. Dalam kegiatan itu telah dikumpulkan dan ditampung masukan dari berbagai instansi dan lembaga masyarakat. Bersama atau sendiri-sendiri anggotatim telah juga memperoleh masukan dari kalangan instansi pemerintah di tingkat Pusatdan Daerah, bahkan dengan Kepala Negara, Pimpinan Yayasan atau organisasi masyarakat lainnya. Kegiatan konsultasi juga dilakukan melalui acara Gelar Posyandu PKK di DKI Jakarta, pertemuan dengan Presiden saat kunjungan di Pacitan, audiensi dengan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Menteri Sosial, Menteri Perencanaan Pembangunan/Ketua Bappenas, Gubernur/Wakil Gubernur, penyajian pada jajaran BKKBN, IBI, BK3S dalam pertemuan di Jakarta, Jawa Barat, JawaTengah, JawaTimur, Bali, Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Bengkulu, Lampung dan diberbagai pertemuan dengan Pemda dan Organisasi Sosial di Tingkat Kabupaten/Kota. Dalam berbagai pertemuan tersebut dipaparkan gagasan maupun perumusan bentuk-bentuk kegiatan pemberdayaan keluarga yang dapatdilancarkan melalui POSDAYA. Para peserta menaruh perhatian, memberikan sambutan dan dukungan yang posistif. Atas dasar masukan yang diterima, dirumuskan pokok-pokok pikiran dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengembangkan POSDAYA. Dengan diterbitkannya Buku petunjuk yang sederhana ini diharapkan diperoleh pemahaman yang sama tentang konsep dan upaya-upaya untuk membentuk serta mengembangkan POSDAYA. Penyusunan buku ini hanya bisa berhasil berkat sumbangan pikiran yang begitu luas. Karena itu kepada semua kalangan yang telah memberikan masukan dan sumbangan pemikiran untuk penyusunan maupun penyempurnaan perumusan buku ini, Yayasan Damandiri, khususnya Tim Penyusun, mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-sebesarnya. Meskipun demikian, sebagai sarana untuk mendorong partisipasi masyarakat dan memberdayakan institusi di lapangan agar bisa bekerja secara sinergis, masih perlu lebih banyak masukan. Oleh karena itu kepada para pembaca yang masih ingin menyampaikan masukan untuk penyempurnaan buku ini akan sangatdihargai. Mudah-mudahan melalui Buku Petunjuk ini upaya-upaya pemberdayaan keluarga sebagai upaya membangun keluarga sejahtera dan pengentasan kemiskinan dapatdiwujudkan sebagaimana diharapkan. Semoga Allah S.W.T. memberikan ridho kepada usaha kita sekalian. Amien, ya Robiel Alamien. Jakarta, 10 Oktober 2007 Tim Penyusun Prof. Dr. Haryono Suyono, MA, PhD. Dr. Rohadi Hariyanto, MSc.

5 PENGANTAR Pada akhir bulan Nopember 2006, saat menutup Kongres Pembangunan Manusia Indonesia2006, Presiden Rl, Susilo Bambang Yudhoyono, menyerukan agar semua pihak bekerja sama menyingsingkan lengan baju ikut membangun manusia Indonesia yang jumlahnya melimpah. Sekaligus, melihat perkembangan penduduk yang makin tinggi, Presiden berpesan agar program KB digalakkan lagi. Presiden juga menegaskan bahwa pembangunan, utamanya pembangunan manusia dan keluarga, tidak saja menjadi tanggung jawab dan monopoli pemerintah, tetapi memerlukan kerja sama dan partisipasi masyarakat luas. Di masa lalu pembangunan manusia melalui pemberdayaan keluarga, utamanya dalam bidang KB dan kesehatan, dinilai sangal berhasil karena kerjasama masyarakat yang sangat luas melalui wadah kebersamaan dalam Posyandu. Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu pada masa itu adalah salah satu lembaga pedesaan atau pedukuhan yang sangat terkenal, apalagi hampir semua keluarga desa, melalui Posyandu, khususnya ibu-ibu, ikut gerakan pembangunan kesejahteraan keluarga atau PKK. Posyandu menampung dan menjadi wahana partisipasi masyarakat dalam pembangunan, utamanya dalam bidang KB dan Kesehatan. Posyandu, disamping mendapat dukungan secara luas dari keluarga pedesaan, juga didukung jajaran BKKBN dan Departemen Kesehatan. Karena itu penyebaran dan perkembanganya sangat

6 POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSDAYA) cepat. Posyandu merupakan kunci pendukung pelayanan terpadu yang mengantar suksesnya Program Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan, sehingga dalam pengertian banyak kalangan, Fbsyandu, biarpun gagasan dasarnya diarahkan untuk pemberdayaan keluarga secara paripurna, menjadi seakan-akan identik sebagai lembaga pelayanan terpadu untuk KB dan Kesehatan. Untuk memenuhi tuntutan masyarakat, secara bertahap dan kreatif Posyandu berkembang menjadi lembaga pemberdayaan keluarga yang paripurna dan ampuh. Posyandu memungkinkan keluarga sederhana di pedesaan belajar dari keluarga tetangga yang berkumpul bersama. Posyandu, dibandingkan lembaga lain, dianggap mampu merangsang pemberdayaan keluarga sekaligus merangsang setiap keluarga mau dan bisa memberdayakan keluarganya sendiri secara mandiri. Pada tahun 1990-an, sejalan dengan makin majunya gerakan KB sebagai upaya awal pemberdayaan keluarga, Posyandu makin dituntut menjadi wahana pemberdayaan keluaiga secara paripurna. Dengan diterima dan disyahkannya Undang-Undang tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera sebagai UU nomor 10 tahun 1992, Posyandu makin dipersiapkan dan dikembangkan menjadi wahana pemberdayaan keluarga.tugas pokoknya melebar menjadi lembaga pemberdayaan untuk membantu keluarga mengembangkan delapan fungsi keluarga yang utama. Posyandu yang sederhana, dan disebut sebagai Posyandu Pratama, dengan kemampuan yang luar biasa dari masyarakat desa, dikembangkan menjadi Posyandu Purnama, kemudian menjadi Posyandu Mandiri, yang sudah jauh lebih maju dan sempurna dibandingkan Posyandu Pratama, atau Posyandu Madya. Di beberapa daerah, Posyandu Purnama tersebut disebut juga dengan nama khusus daerah seperti Posyandu Gerbang Mas, Posyandu Plus, atau Pos Pemberdayaan Keluarga atau POSDAYA. Program KB yang inti awalnya merupakan ajakan untuk mengatur kehamilan dan kelahiran keluarga usia subur, sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam UU nomor 10 tahun I992, berubah menjadi gerakan pembangunan keluarga sejahtera. Di banyak desa gerakan ini disambut dengan kesadaran menuntaskan wajib belajar sembilan tahun dan pemberantasan buta aksara. Di banyak tempat lain, dalam suasana pengentasan kemiskinan yang marak, para peserta KB menjadi pelopor gerakan pengentasan kemiskinan dengan program-program sederhana yang dilakukan masyarakat dan keluarga pedesaan secara gotong royong. Pada tingkat awal, kegiatan kelompok dalam Posyandu, yang semula hanya dalam KB dan Kesehatan, meluas dan muncul dengan kegiatan lantainisasi. Program ini dilaksanakan sebagai gerakan gotong royong merapikan rumahrumah yang berlantai tanah, sekaligus menghilangkan salah satu indikator keluarga pra sejahtera yang paling mudah dan murah. Gerakan lantainisasi berkembang menjadi gerakan memperbaiki atap dan dinding rumah karena ternyata, setelah lantai tanah dirumahnya dipoles, kalau hujan malah becek dan dinding rumahnya menjadi nampak reyot. Untuk menolong tetangga yang makin sadar akan kebersihan dan kesehatan, gerakan lantainisasi gotong royong tersebutdikembangkan menjadi gerakan menolong keluarga yang berumah reyot dengan bantuan perbaikan atap dan dindingnya. Gerakan itu terkenal sebagai "gerakan Aladin" atau gerakan membantu keluarga pra sejahtera memperbaiki atap, lantai dan dinding. Gerakan perbaikan rumah secara fisik itu diikuti dengan meningkatnya kesadaran keluarga peserta KB dan tetangganya untuk mengembangkan kehidupan keagamaan dan pemberdayaan anak balita yang merekamiliki.anak mereka, yang dianjurkan hanya dua orang saja, laki-laki perempuan sama saja, secara sadar dipersiapkan menjadi anak yang cerdas dan berkualitas. Karena itu, anggota

7

8 Posyandu mulai mengembangkan gerakan Bina Keluarga Balita (BKB) yang secara gotong royong memberikan pemberdayaan kepada keluarga yang mempunyai anak balita. Gerakan ini sejalan dengan kegiatan ibu-ibu untuk belajar agama, bukan untuk dirinya, tetapi belajar menjadi "guru agama", dengan belajar membaca hurufhuruf Arab dengan sistem lqra, untuk mengajar anak-anak balita dan anak remaja di rumahnya. Sejalan dengan itu keluarga-keluarga muda anggota kelompok keluarga sejahtera belajar menabung dalam gerakan sadar menabung yang dikembangkan bersama Yayasan Damandiri. Mereka yang sudah mempunyai tabungan diberikan kesempatan untuk belajar mengembangkan usaha kecil dan koperasi melalui pemberian kesempatan kredit Kukesra, yang juga didukung oleh Yayasan Damandiri. Posyandu yangtelah berkembang menjadi pendukung kelompok Keluarga Sejahtera menjadi wahana pemberdayaan keluarga yang makin paripurna. Perkembangan itu menggembirakan. Posyandu yang berkembang menjadi forum pemberdayaan keluarga secara paripurna terbukti bisa menjadi wahana yang cocok untuk pemberdayaan sumber daya manusia yang paripurna. Sehingga tepatapabiladi sebagianwilayah forum Posyandu telah diubah namanya menjadi forum komunikasi atau forum pemberdayaan. Di sebagian wilayah lain Posyandu tetap dikembangkan dengan sebutan sebagai Posyandu Plus yang kegiatannya diperluas meliputi pemberdayaan delapan fungsi keluarga, yaitu keimanan dan ketaqwaan kepadatuhan yang Maha Kuasa sampai kepada kecintaan dan pengembangan lingkungan yang kondusif. Lebih dari itu, banyak sekali perkembangan yang menarik. Di Jawa Tengah misalnya, di sekitar Posyandu pemerintah daerah mendirikan Poliklinik Pedesaan atau Polindes, yang berkembang menjadi unit pelayanan kesehatan yang bermutu untuk rakyat. Dengan demikian, Pos Pelayanan Terpadu, melalui pelayanan lima meja utama untuk KB dan ksehatan, tidak diperlukan lagi sebagai Posyandu berkembang menjadi Pos Pemberdayaan Keluarga tempat memberi pelayanan kesehatan. Lebih-lebih kalau berkembang pula kegiatan praktek Bidan KB yang mandiri di Desa. Apalagi kalau di sekitar Posyandu berkembang pula Pelayanan Bina Keluarga Balita, Pusat Pengajaran Al Qur'an, Pelayanan Kredit Pedesaan, serta pelayanan kebutuhan pemberdayaan keluarga lainnya. Pelayanan terpadu di Posyandu berubah menjadi pelayanan pemberdayaan untuk mempersiapkan keluarga desa di sekitarnya menjadi makin mampu, bisa dan tidak tertinggal dalam mengakses unit-unit pelayanan yang tumbuh di desanya. Pelayanan terpadu yang semula berada dalam satu titik, karena perkembangan situasi dan kebutuhan yang meluas, biarpun di pedesaan, berkembang menjadi pelayanan spesialis sederhana yang makin canggih. Sejalan dengan perkembangan tersebut, Kelompok Akseptor KB yang semula tumbuh sebagai kelompok keluarga yang memegang peranan penting dalam pembinaan dan pengembangan Posyandu, berkembang menjadi Kelompok Keluarga Sejahtera. Sementara itu, secara tidak resmi Posyandu berkembang menjadi Pos Pemberdayaan Keluarga atau Posdaya untuk mendukung pemberdayaan keluarga yang mandiri. Selain untuk menyambut dan membantu seruan Presiden agar berubah menjadi kenyataan di lapangan, pengembangan Pos Pemberdayaan juga dimaksudkan untuk mengantisipasi perluasan unit-unit pelayanan mandiri atau swasta yang akan segera membanjiri pedesaan. Unit-unit itu akan dibangun pemerintah atau masyarakat, berupa unit-unit pelayanan keagamaan, kesehatan, pendidikan, wirausaha, lembaga keuangan, atau bahkan pembinaan lingkungan yang kondusif. Masyarakat akan diberi bantuan dengan

9 pemberdayaan, sehingga dengan mudah keluarga kita akan bisa memanfaatkan pelayanan yang diperlukan. Oleh karena itu, melalui buku ini masyarakat dan keluarga pedesaan diajak untuk bersatu dan mengembangkan kelompokkelompok di pedesaan dalam wadah Pos Pemberdayaan Keluarga. Melalui POSDAYA, yang dibangun, dibina dan dikembangkm oleh perorangan, organisasi atau pemerintah daerah, keluarga Indonesia diharapkan dapat bersatu dan mempersiapkan diri secara dini. Atau minimal, dapat bersama-sama belajar atau saling belajar dengan keluarga lain sesama anggota POSDAYA. Keluarga yang lebih mampu diharapkan bisa memberi bantuan pencerahan, sebaliknya keluarga yang masih tertinggal dapat meluangkan waktu belajar mandiri bersama anggota POSDAYA lainnya. Dengan tetap mengharapkan masukan untuk penyempurnaan buku pedoman umum ini, kami mengundang para pembaca untuk ikut secara aktif membangun POSDAYA sebagai wahana pemberdayaan, wahana pencerahan, dimana saja, di rumahnya, di warungnya, di masjidnya, di kantornya, atau bahkan di kampung orang lain, agar keluarga Indonesia yang masih tertinggal dapat diberdayakan untuk mampu mengakses fasilitas pelayanan pembangunan keluarga, yang bakal muncul, atau sebenamya sudah sangat melimpah, dan tersebar luas, di sekitar kita. Kalau perlu, marilah kita ulurkan bantuan agar proses pemberdayaan itu dapat berjalan lancar dan kemampuan keluarga Indonesia untuk mengakses berbagai tawaran pelayanan dapat dinikmati secara merata. SemogaTuhan Yang Maha Kuasa memberkati usaha kita bersama. Selamat membangun keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. DAFTAR ISI Ucapan Terima Kasih... i Pengantar... v I. Pendahuluan... 1 II. Maksud dan Tujuan Pembentukan POSDAYA 1. Maksud Tujuan III. Proses Pembentukan POSDAYA Pembangunan Komitmen untuk membentuk POSDAYA Pendataan, Pemetaan, Pengumpulan, Aspirasi Penyelenggaraan Mini Lokakarya di Desa/Kelurahan Penetapan Bentuk dan Kegiatan POSDAYA A. Pemberdayaan BidangWirausaha bagi Ibu /Wanita B. Pemberdayaan Bidang Pendidikan C. Pemberdayaan Bidang KB dan Kesehatan IV. Strategi Pengembangan a. Perluasan Jangkauan b. Pembinaan c. Pelembagaan dan Pembudayaan V. Arah dan Jenis Pengembangan POSDAYA Bina Keluarga Balita (BKB) Bina Keluarga Remaja Bina Keluarga Dewasa Bina Keluarga Lansia Bina Keluarga Cacat Bina Keluaraga Ekonomi Penyegaran, Pengadaan dan Pengembangan Pelayanan VI. Penutup... 39

10 PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENCEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSDAYA) PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA) I. PENDAHULUAN Sampai saat ini telah lebih dari sebelas tahun Yayasan Damandiri membantu masyarakat mengembangkan Keluarga Sejahtera melalui berbagai pendekatan. Sejak didirikan padatanggal 15 Januari 1996, bersama berbagai lembaga, antara lain BKKBN, Yayasan telah menyelenggarakan Gerakan Sadar Menabung yang diikuti sekitar 13,6 juta keluarga pra sejahtera. Para keluarga diberikan tabungan yang disebut Tabungan Keluarga Sejahtera (Takesra), kemudian mengikuti upaya pengentasan kemiskinan dengan dibantu Kredit Usaha Keluarga Sejahtera (Kukesra) yang secara keseluruhan menjangkau sekitar 10,3 juta keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I di seluruh Indonesia. Namun karena krisis yang berkepanjangan, berbagai kegiatan tersebut terputus. Sejak tahun 2000 Yayasan Damandiri bersama beberapa pemerintah daerah, perguruan tinggi, bank pembangunan daerah dan BPR melanjutkan usaha tersebut dengan mengembangkan jejaring baru sekaligus mempersiapkan sumber daya manusia untuk melanjutkan upaya yang terhenti itu. Pengembangan jejaring tersebut dilakukan dengan mengajak berbagai kalangan melaksanakan bagian-bagian penting dari upaya pemberdayaan sumber daya manusia dan sekaligus mengembangkan komitmen, mencari dukungan serta partisipasi di kalangan pemerintah, perguruan tinggi, organisasi atau lembaga masyarakat lain serta lembaga keuangan di daerah. Pengembangan jejaring bersama pemerintah terutama dilakukan dengan menggalang kerjasama dengan pemerintah kabupaten dan

11 POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSDAYA) kota. Dengan perguruan tinggi dilakukan kerjasama dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) atau lembaga lain yang ditunjuk oleh masing-masing Rektor Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Untuk memelihara keberhasilan di masa lalu sekaligus menolong keluarga yang telah berhasil dalam kegiatan sadar menabung Takesra dan kredit Kukesra, Yayasan Damandiri memberi bantuan kredit baru Kukesra Mandiri, atau kemudian Kredit Sudara dan Pundi. Pelaksanaan kredit tersebut dilakukan melalui BPD, Bank Bukopin atau BPR di daerah dengan sistem eksekuting yang berbeda dengan sistem sebelumnya yang bersifat chanelling. Di samping itu dilakukan pula pendekatan kepada lembaga atau organisasi sosial melalui DNIKS termasuk BK3S di Propinsi dan K3S di Kabupaten/Kota sesuai kebutuhan dan kesiapan masyarakat setempat. Upaya mencari kader-kader baru dalam bidang sosial dilakukan bekerjasama dengan Hipprada dan lembaga lainnya. Khusus kepada masyarakat yang mayoritas beragama Islam, pendekatannya dilakukan melalui masjid atau lembaga keagamaan lainnya. Untuk provinsi Bali pengembangan jaringan dilakukan sampai ke tingkat banjar. Proses pengembangan jejaring dirintis Yayasan Damandiri melalui program pengembangan SDM bekerjasama dengan LPM Perguruan Tinggi dan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan membantu mahasiswa anak-anak keluarga miskin memperingan biaya pendidikan di Perguruan Tinggi dengan dukungan pembayaran SPP. Kerjasama itu diperluas ke sekolah menengah atas dengan merangsang terbentuknya sekolah yang bermutu melalui pengembangan "SMA Plus". Untuk maksud itu Yayasan Damandiri memberikan dukungan dan fasilitasi bagi peningkatan kualitas guru dan siswa anak-anak keluarga kurang mampu. Antara lain kepada Kepala Sekolah dan guru-guru terpilih, Yayasan Damandiri memberikan kesempatan magang atau studi banding ke SMA yang lebih unggul. Melalui magang dalam waktu yang singkat ternyata banyak hal bisa diperoleh oleh kepala sekolah dan guru-guru SMA sehingga mampu memperbaiki proses belajar dan mengajar di sekolah masing-masing. Di banyak daerah ajakan melaksanakan kegiatan ini telah mendapat sambutan yang sangat positif dari Pemda dan Dinas Pendidikan setempat. Kepada siswa dari keluarga kurang mampu yang terpilih diberikan pelatihan ketrampilan agar memiliki kecakapan hidup yang memadai. Mereka diberikan pelatihan ketrampilan dan kesempatan magang pada perusahaan kecil atau menengah di dekat sekolahnya, atau di desa lain yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Tujuan magang adalah agar setiap siswa memperoleh kesempatan terjun dalam usaha ekonomi produktif yang nyata di lapangan. Pemberian pelatihan ini didasari kenyataan bahwa siswa SMA yang telah tamat, atau lulus, hanya sebagian kecil atau kurang dari 50 % yang meneruskan kuliah. Oleh karena itu melalui pelatihan dan magang ini siswa SMA yang tidak melanjutkan kuliah diharapkan dapat lebih siap menjadi tenaga kerja yang mandiri. Setelah melalui persiapan dan upaya yang panjang dan matang, pada tahun 2007 jejaring dan sumber daya manusia untuk membantu masyarakat luas di pedesaan dianggap siap. Kegiatan selanjutnya, yaitu mengentaskan kemiskinan dan membangun mutu sumber daya manusia, p e r l u d i d u k u n g o l e h masyarakat luas di pedesaan. Oleh karena itu segera digagas pembentukan suatu forum silaturahmi dan pemberdayaan tingkat desa dan dukuh. K em udian m ulai dibangun lembaga pedesaan yang diberi

12

13 PETUNIUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN nama generik Pos Pemberdayaan Keluarga atau disingkat POSDAYA. Sesuai dengan tujuannya POSDAYA dikembangkan sebagai wahana bagi masyarakat dan semua keluarga di daerahnya guna menyampaikan, memperoleh, memperkuat dan membina komunikasi, informasi, edukasi, motivasi dan sekaligus advokasi kepada dan sesama anggota untuk membangun keluarga sejahtera serta menyegarkan kembali modal sosial budaya yang ada dalam masyarakatnya. Tenaga yang diharapkan menjadi penggerak upaya ini bermacam ragam. Kelompok PKK yang di masa lalu sangat aktif dalam Posyandu diharapkan bisa menjadi tulang punggung gerakan ini. Pokja IV PKK yang berpengalaman luas dalam menggerakkan Posyandu bisa menjadi tulang punggung Posdaya dengan mengajak Pokja-pokja l a i n n y a bergabung mengelola suatu POSDAYA yang program dan kegiatannya lebih luas. Siswa SMA anak keluarga kurang mampu yang dikembangkan melalui SMA unggul, dengan bimbingan guru-gurunya, bisa menjadi tenaga muda yang berfungsi ganda. Mereka memperoleh kesempatan menjadi tenaga sukarela sekaligus berlatih dalam POSDAYA sehingga setiap anak mempunyai rasa percaya diri, memiliki pengalaman lapangan dan menyatu d e n g a n masyarakatnya. Selama belajar memperoleh kesempatan berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dalam praktek kerja di lapangan. Pengembangan POSDAYA yangdi prakarsai Yayasan Damandiri hakekatnya merupakan sambutan atas seruan Presiden Rl Susilo Bambang Yudhoyono dalam Peringatan Hari Kesehatan Nasional tahun 2005, yaitu mendukung Revitalisasi atau Penyegaran Posyandu, yang pada tahun 1980-an pernah menjadi gerakan masyarakat yang sangat menentukan dalam membawa keberhasilan program KB dan Kesehatan di Indonesia. Gerakan menyegarkan atau Revitalisasi tersebut sangat diperlukan mengingat munculnya kembali gejala terjadinya gizi buruk, bangkitnya kembali polio serta penyakit menular lainnya. Banyak pihak mengkaitkan kejadian tersebut sebagai akibat makin menurunnya intensitas pembinaan dan kegiatan POSDAYA. Meskipun demikian substansi atau cakupan materi program pemberdayaan keluarga yang disegarkan melalui POSDAYA tidak terbatas pada masalah KB, Kesehatan yang sasaran utamanya Ibu dan anak Balita. Tuntutan itu tercermin dari pernyataan Presiden Rl Susilo Bambang Yudhoyono ketika menutup Kongres Pembangunan Manusia Indonesia pada bulan November 2006 di Jakarta. Dalam kesempatan tersebut Presiden menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk diduga meningkat kembali melebihi 1,3 persen per tahun. Demikian juga dikhawatirkan bahwa angka kematian ibu hamil dan melahirkan, angka kematian bayi dan anak, serta bahaya penyakit yang disebabkan serangan Virus HIV/AIDS, Malaria dan berbagai penyakit lain masih tinggi. Bahkan serangan Virus Flu Burung, Demam Berdarah, Hepatitis dan penyakit menular lainnya masih mengkhawatirkan. Presiden juga prihatin pada keadaan gizi anak-anak bangsa yang apabila tidak segera ditangani akan mengakibatkan mutu penduduk Indonesia tidak kunjung maju dibandingkan mutu

14 POS PEM8CRDAYAAH KELUARCA (POSDAYA) bangsa-bangsa lain di dunia. Rendahnya mutu penduduk itu juga disebabkan karena upaya melaksanakan wajib belajar sembilan tahun belum dapat dituntaskan. Buta aksara yang selama ini kita tangani masih belum dapat diselesaikan. Begitu juga tingkat kemiskinan belum berhasil diturunkan. Upaya yang telah dijalankan dengan gigih seakan berjalan ditempat. Berbagai masalah yang dihadapi bangsa kita itu dihadapi juga oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Oleh karena itu PBB telah mengundang para pemimpin dunia untuk mengambil langkah bersama. Hasilnya suatu Komitmen Pemimpin Dunia pada tahun 2000 berupa M i l l e n i u m Development Goals (MDGs) yang akan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Komitmen itu diperbaharui lagi pada tahun Pernyataan Presiden pada akhir tahun 2006 merupakan wujud nyata dari komitmen pemerintah Indonesia pada sidang PBB tahun 2000 dan 2005 tersebut. Proses pemberdayaan keluarga dan pengembangan sumber daya manusia diprioritaskan pada keluarga muda dengan anak balita atau mereka yang mempunyai anak-anak di bawah usia 25 tahun. Dengan cara itu kegiatan pada POSDAYA menjadi cara yang paling tepat bukan saja untuk penduduk pada umumnya, tetapi juga untuk anak muda dari keluarga kurang mampu yang ikut terjun secara langsung di dalamnya. Melalui advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi yang intensif dalam POSDAYA, setiap keluarga memperoleh informasi dan bertambah kemampuannya untuk memanfaatkan pelayanan yang disediakan pemerintah atau swasta untuk melaksanakan fungsi-fungsi utama keluarga, terutama dalam bidang kesehatan, pendidikan dan wirausaha. Proses pembentukan dan kegiatan dalam POSDAYA itu dijelaskan dalam Buku Pedoman ini. Buku ini disiapkan untuk membantu lembaga atau perorangan yang peduli dan berminat membentuk dan mengembangkan Pos Pemberdayaan Keluarga atau POSDAYA. Melalui POSDAYA diharapkan masyarakat mampu mendorong kepedulian sesama anggota dalam wilayahnya, mendorong Pemerintah dan lembaga-lembaga lain dalam masyarakat, untuk bersama-sama secara konkrit mewujudkan komitmen, seperti komitmen pemerintah pusat dan daerah, juga komitmen para pemimpin dunia yang dituangkan dalam Milleneum Development Goals (MDGs), bekerja keras membangun sumber daya manusia dengan mengentaskan kemiskinan dan mewujudkan keluarga sejahtera. II. MAKSUD DAN TUJUAN PEMBENTUKAN POSDAYA 1. MAKSUD Maksud Pembentukan POSDAYA a d a l a h membangun wadah bagi keluarga di suatu daerah, terutama keluarga yang kondisi sosial ekonominya lemah, untuk diajak bergabung dalam suatu proses pemberdayaan bersama. Dalam POSDAYA,

15

16 dengan pendampingan perorangan yang peduli, atau petugas pemerintah dan organisasi masyarakat, keluarga yang lebih mampu bergotong royong membantu keluarga yang lemah dengan cara memberikan tambahan wawasan, pengetahuan serta kemampuan dalam melaksanakan fungsi keluarga sehingga keluarga yang terbelakang mampu memberdayakan anggota keluarganya. Untuk menjelaskan maksud pembentukan Posdaya dapat digambarkan melalui contoh-contoh berikut: Contoh Pertama Apabila di masyarakat sudah ada Posyandu dan para pengurusnya sepakat bisa dikembangkan menjadi POSDAYA, yaitu dengan menambah kegiatan yang semula dalam bidang pelayanan KB dan Kesehatan dengan kegiatan lainnya sehingga Posyandu tersebut sekaligus berperan sebagai forum pertemuan yang diisi kegiatan advokasi bidang lain yang lebih luas. Kegiatan tambahan misalnya dalam bidang Pendidikan Anak Batita dan Balita, Kegiatan Bina KeluargaBali t a (BK B ), atau penyelenggaraan kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), deteksi dini tentang kemungkinan masalah sosial yang dialami anak balita, antara lain melalui pemberian petunjuk praktis tentang Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak. Atau melalui kegiatan ekonomi keluarga melalui sistem kerjasama antar anggota, bahkan bisa langsung dikembangkan menjadi koperasi. Karena kegiatan Posyandu tersebut bertambah sangat luas, maka Posyandu yang biasanya hanya diurus oleh Pokja IV bisa ditambah kepengurusannya dengan menggabungkan Pokja I, Pokja II, Pokja III dan Pokja IV sekaligus. Hubungan Posyandu yang semula erat dengan Bidan Desa, Klinik Desa atau Puskesmas, dalam posisi baru tersebutdiperluas dengan Bank atau Sekolah atau instansi terkait lainnya. Contoh Kedua Jika dalam masyarakat sudah ada perkumpulan anak remaja yang memiliki kegiatan pengajian, kesenian, olahraga atau kegiatan sosial lain, maka kelompok tersebut dapat dikembangkan menjadi forum yang dapat menyiapkan generasi muda lebih siap menghadapi masa depan, baik dengan memberikan pengetahuan tentang masalah kehidupan remaja atau pembekalan yang diperlukan untuk menghadapi persaingan, terutama meraih sumber-sumber kehidupan atau terjun dalam dunia usaha. Dengan demikian mereka yang menganggur, putus sekolah dan selama ini masih menjadi beban keluarga bisa diarahkan potensinya menjadi sumber daya manusia yang handal. Keanggotaan dalam forum juga diperluas dengan mengajak kelompok masyarakat lainnya. Kepengurusannya bisa dilengkapi dengan unsur-unsur lain dalam masyarakat sehingga menjadi lembaga pedesaan yang lestari dengan program-program pengembangan terpadu.

17

18 Contoh Ketiga Demikian pula halnya jika dalam masyarakat telah ada kumpulan ibu-ibu yang menyelenggarakan arisan, maka kelompok tersebut bisa dikembangkan menjadi usaha bersama dengan memberikan pelatihan dalam berorganisasi atau berusaha dengan pemberian ketrampilan atau teknis produksi serta memberikan akses permodalan sehingga kelompok dapat mengorganisir dirinya menjadi kelompok usaha yang memiliki kegiatan ekonomis produktif atau bahkan membangun suatu wadah dalam bentuk koperasi. Koperasi tersebut dapat menjadi titik sentral dari gerakan pemberdayaan dalam bidang lainnya, termasuk untuk anak balita, ibu hamil dan membantu anak-anak keluarga kurang mampu untuk sekolah, membuka pelatihan ketrampilan bagi anak putus sekolah, membuka usaha agar ibu-ibu keluarga kurang mampu bisa bekerja dan mendirikan Posyandu untuk pelayanan KB dan kesehatan. Contoh Keempat Hal yang serupa untuk para lansia yang sudah mengorganisir diri dengan mengadakan pertemuan di bidang kerohanian, kesenian, olahraga dan sebagian bisa ditingkatkan menjadi perkumpulan untuk menambah wawasan di bidang kesehatan, pendidikan tenaga kerja pada kesempatan kedua atau pengembangan usaha. Kegiatan para lansia ditambah dengan kegiatan bukan saja untuk anggota tetapi juga untuk keluarga, utamanya keluarga kurang mampu. Para lansia dapat berperan sebagai sesepuh untuk berbagai kegiatan tersebut sehingga kegiatan yang d i l a k u k a n o l e h kelompok lansia tersebut bervariasi dan menarik. Kegiatan yang menarik tersebut bisa menjadi pemicu untuk para anggota yang secara fisik dan finansial masih mampu dalam amal ibadahnya. Dalam berbagai contoh di atas kegiatan dalam POSDAYA bisa dikembangkan dengan menambah anggota yang ikut serta, dengan menambah kegiatan yang dibahas dan dilakukan bersama, serta menambah kepengurusan di dalamnya. 2. TUJUAN Melalui pengembangan POSDAYA diharapkan dapat dicapai hal-hal sebagai berikut: 1. Disegarkannya kembali modal sosial berupa kehidupan gotong royong dalam masyarakat untuk peduli dan saling membantu dalam proses pemberdayaan atau bersama-sama memecahkan masalah kehidupan sehingga keluarga yang tertinggal dapat memenuhi kebutuhan dan membangun keluarga sejahtera secara mandiri.

19 POS PIMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA) 2. Tumbuh dan berkembangnya lembaga dalam masyarakat dengan terorganisirnya infrastruktur sosial yang sudah ada, yaitu keluarga, yang memiliki kegiatan atau usaha bersama yang akan menjadi perekat atau kohesi sosial, sehingga tercipta suatu kehidupan yang rukun dan dinamis untuk mencapai kesejahteraan bersama. 3. Terbentuknya wadah organisasi atau wahana partisipasi sosial, di mana setiap keluarga dapat memberi dan menerima pembaharuan yang bisa membantu proses pemantapan fungsifungsi keluarga sehingga mampu membangun kehidupan keluarga dengan mulus dan sejuk. 4. Terlaksananya program dan kegiatan yang dinamis untuk mencapai tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yang telah menjadi komitmen nasional. III. PROSES PEMBENTUKAN POSDAYA Keberhasilan suatu POSDAYA sangat tergantung pada beberapa faktor penting antara lain Komitmen pengurus dan anggota yang tinggi, program yang menarik, bervariasi dan menguntungkan anggotanya, berkelanjutan, serta citra yang tinggi bagi anggota untuk duduk dalam kelompoknya. Oleh karena itu perlu ditempuh proses pengembangan POSDAYA antara lain sebagai berikut: /. Pembangunan Komitmen untuk membentuk POSDAYA Untuk membentuk dan mengembangkan POSDAYA perlu dibangun komitmen Pimpinan atau Tokoh Masyarakat, baik tokoh formal maupun non formal, antara lain Lurah atau Kepala Desa serta aparatnya. Komitmen tersebut diperlukan agar dicegah kecurigaan sehingga dapat ditingkatkan perhatian dan fasilitasi positif untuk memperlancar pembentukan Posdaya di desanya. Jika dukungan diperlukan pada tingkat pemerintahan yang lebih tinggi, maka komitmen dari Camat, Bupati atau Walikota juga perlu dikembangkan. Karena Posdaya merupakan kegiatan kemasyarakatan, maka tokoh informal, seperti tokoh agama, tokoh adat atau tokoh masyarakat lain perlu diajak dengan komitmen yang tinggi. Pimpinan lembaga lain seperti Ketua PKK, LKMD, LPMD, LMD atau DEKEL diajak berpartisipasi membantu dan mendampingi pengembangan POSDAYA sebelum masyarakat sendiri mampu menjalankan kegiatannya secara mandiri. Kunjungan kepada tokoh formal maupun informal ini sekaligus sebagai upaya mendapatkan arahan untuk pengembangan POSDAYA. Oleh karena itu dalam kunjungan ini sekaligus dapat dilakukan inventarisasi tentang bentuk-bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat yang sudah ada dan perlu dipelihara atau dikembangkan lebih lanjut. 2. Pendataan, Pemetaan dan Pengumpulan Aspirasi Anggota POSDAYA Organisasi Remaja atau Pengurus PKK Kelurahan / Desa di tingkat RT atau RW perlu mengadakan pendataan seluruh keluargakeluarga di wilayah sekitar POSDAYA yang akan dibangun. Pendataan keluargadilakukan dengan mempergunakan kriteria atau indikator yang

20

21 dipergunakan oleh BKKBN atau BPS, utamanya untuk mengetahui keberadaan keluarga dalam posisi pra sejahtera, sejahtera I, sejahtera II, sejahtera III, atau sejahtera III plus. Indikator BPS dapat dipergunakan untuk menentukan apakah sebuah keluarga tergolong miskin atau tidak miskin. Indikator yang biasa dipakai antara lain sebagai berikut: Melaksanakan ibadah secara teratur Makan dua kali sehari Mempunyai pakaian layak Lantai rumah umumnya tidak berupa tanah Anak sakit dibawa ke rumah sakit atau dokter Seminggu sekali makan dengan daging atautelur Mempunyai pakaian baru setahun sekali Luas lantai rumah 8 m 2 per anggota keluarga Seluruh keluarga bisa membaca dan menulis Anak-anak usia sekolah bisa sekolah Salah satu anggota keluarga bekerja Sebulan seluruh anggota keluarga dalam keadaan sehat Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Apabila dengan mengajukan 5 (lima) pertanyaan urutan pertama di atas, suatu keluarga menyatakan satu saja jawaban tidak, maka keluarga tersebut dapat digolongkan menjadi keluarga pra sejahtera. Apabila untuk pertanyaan berikutnya suatu keluarga menyatakan satu jawaban tidak, maka keluarga tersebut tergolong keluarga Sejahtera 1. Dari hasil pendataan ini selanjutnya dibuat peta, sehinggadapatdengan mudah diketahui persebaran lokasi keluarga yang perlu dibantu untuk meningkatkan diri menjadi keluarga yang lebih sejahtera. Selain pendataan dan pemetaan sebagai sarana untuk menentukan prioritas sasaran, kepada setiap keluarga perlu diketahui jenis kebutuhan pemberdayaan yang diperlukan. Pengumpulan informasi tentang kebutuhan pemberdayaan ini merupakan upaya untuk melengkapi kekurangan atau menambah kegiatan yang sudah ada, serta menentukan jenis atau bentuk program yang perlu dilaksanakan dalam POSDAYA. 3. Penyelenggaraan Mini Lokakarya di Desa/Kelurahan. Lokakarya i n i d i l a k u k a n u n t u k memperoleh kesepakatan tentang pola atau langkah operasional yang perlu dikembangkan dan jenis atau bentuk POSDAYA yang perlu didirikan di Desa/Kelurahan, Dusun, Dukuh atau RW/RT. Pelaksanaan lokakarya dilakuk an dengan menyajikan hasii pendataan, pengumpulan pendapat para tokoh serta h a s i l inventarisasi kebutuhan masyarakat yang diperoleh melalui kegiatan 1 dan 2 diatas. Hasil pendataan diatas disajikan oleh pemrakarsa pembentukan POSDAYA. Untuk pelaksanan kegiatan ini diundangselain tokoh formal dan informal, juga wakil-wakil masyarakat terutama mereka yang akan menjadi sasaran kegiatan POSDAYA. Dalam Lokakarya dilakukan konfirmasi tentang sasaran prioritas yang akan digarap, jenis-jenis kegiatan yang diperlukan, serta kepengurusan POSDAYA yang perlu disusun. Misalnya untuk

22 POSDAYA di bidang KB dan Kesehatan, Pendidikan atau Wirausaha, sesuai data yang diperoleh. Dengan demikian dari hasil pendataan dan penjajagan perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam sehingga pokok-pokok kegiatan POSDAYA dapat diusulkan. 4. Penetapan Bentuk dan Kegiatan POSDAYA POSDAYA menempatkan keluarga muda, utamanya keluarga yang mempunyai anak dibawah usia 15 tahun, atau mempunyai anak dibawah usia 25 tahun, sebagai sasaran dengan prioritas yang tinggi. POSDAYA memberi kesempatan kepada penduduk lansia untuk ikut terjun sebagai pembina, pengasuh, pelindung atau pengawas kegiatan yang dijalankan bersama anggota muda lainnya. A. Pemberdayaan Bidang KB dan Kesehatan Apabila di sekitar POSDAYA belum ada Posyandu maka m e r e k a y a n g berkumpul dalam Posdaya dapat memelopori pembentukan Posyandu. Apabila sudah ada Posyandu, maka mereka yang berkumpul dalam POSDAYA memberikan dukungan penyegaran dan pembinaan Posyandu dengan sungguhsungguh. Keluarga muda, utamanya Ibu muda, Bayi dan Anak Balita, ditetapkan sebagai sasaran utama Posyandu dan dibantu untuk ikut KB dan memperbaiki kesehatan ibu dan anak-anak balitanya. Apabila keluarga yang terdeteksi sebagai keluarga Pra Sejahtera atau Sejahtera I belum mengikuti KB atau mempunyai tingkat kesehatan ibu dan anak yang rendah, POSDAYA menganjurkan kepada yang bersangkutan untuk segera mengikuti KB dan menganjurkan rajin berkunjung pada acara Posyandu atau mengikuti program pada klinik yang terdekat. POSDAYA menempatkan kegiatan KB dan perbaikan kesehatan ibu dan anak sebagai prioritas yang penting. Sasaran utamanya adalah: a. Keluarga muda, utamanya ibu muda, ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu menyusui; b. Ibu muda dengan anak-anak dibawah usia 15 tahun; c. Bayi (0-1) tahun, d. Anak Balita (1-5) tahun, B. Pemberdayaan Bidang Pendidikan Untuk pemberdayaan di bidang Pendidikan perlu diambil langkah dengan melihat hasil pendataan atau inventarisasi anak-anak usia 0-15 tahun yang belum sekolah. Jika ada anak-anak di bawah usia 5 (lima) tahun yang belum sekolah, perlu dipersiapkan pembentukan Taman Pendidikan Al Qur'an, atau kegiatan Bina Keluarga Balita, atau PAUD, atau pembentukan Kelompok Bermain, atau kelompok Bina Anak Pra Sekolah dan sebagainya.

23 Jika banyak anak usia 6-15 tahun yang belum atau tidak sekolah karena orang tuanya tidak mampu, maka anggota Posdaya perlu mengadakan upaya gotong royong agar anak-anak tersebut bisa sekolah. Misalnya mencari orang tua asuh, mengumpulkan dana bantuan sekolah atau mencari sekolah atau lembaga yang dapat menyertakan anak dalam proses pendidikan. Jika anak-anak yang telah dewasa tahun cukup banyak, tetapi tidak dalam status sekolah, karena putus sekolah atau tidak meneruskan ke Perguruan Tlnggi serta belum bekerja, POSDAYA atau lembaga lain yang ada di desa itu bisa mengembangkan kursus-kursus ketrampilan atau latihan wirausaha agar mereka memperoleh kesempatan kerja, seperti contoh 3. C. Pemberdayaan Bidang Wirausaha bagi Ibu/Wanita. Jika dari pendataan keluarga diperoleh kenyataan bahwa banyak ibu-ibu keluarga pra sejahtera atau sejahtera 1 dengan anak balita atau mempunyai anak dibawah usia 15 tahun yang tidak mempunyai kegiatan usaha, maka keluarga tersebut perlu diajak berhimpun dalam kelompok yang ada, seperti arisan, majelis taklim, PKK tingkat RT/RW. Keluarga kurang mampu tersebut didorong dan dibantu melakukan kegiatan usaha ekonomi bersama anggota kelompok lainnya, utamanya yang telah berhasil dalam usaha ekonomi. Mereka perlu diberi pelatihan, penambahan pengetahuan atau dibantu melaksanakan usaha dengan mendatangkan guru atau tenaga yang telah berhasil mengembangkan usaha. Kalau perlu keluarga tersebut diajak magang atau bekerja sambil berlatih pada pengusaha lain yang telah berhasil. Kelompok POSDAYA membantu menjajagi kerjasama dengan lembaga keuangan atau bank yang ada di desaatau di kecamatan untuk penyediaan modal, meningkatkan pengetahuan tentang kualitas produksi, pemasaran dan sebagainya. Untuk membentuk dan mengembangkan POSDAYA dengan berbagai bentuk dan jenis kegiatan diatas tentunya diperlukan petugas-petugas pelaksana yang perlu diidentifikasi dan disiapkan dengan meminta kesediaan mereka, melatih, membina dan memberikan tugas yang tepat sesuai dengan pendidikan, pengalaman, pelatihan dan kesiapannya untuk bekerja di lingkungan dan bersama masyarakat di desanya. IV. STRATEGI PENGEMBANGAN Jika POSDAYA sudah terbentuk perlu dilaksanakan perluasan garapan atau pengembangan POSDAYA melalui berbagai kegiatannya dengan pentahapan dan pengembangan melalui pendekatan tiga dimensi, yaitu perluasan jangkauan, pembinaan serta pelembagaan dan pembudayaan. Tahap-tahap pengembangan perluasan jangkauan, pembinaan dan pembudayaan itu dilakukan sesuai dengan kematangan masyarakat menangani POSDAYA dan kegiatan yang dilaksanakannya sebagai berikut:

24 a. Perluasan Jangkauan Dari sudut pemrakarsa ada tiga jenis prakarsa yang dapat dikembangkan sebagai upaya untuk perluasan jangkauan: Pertama: Pada POSDAYA yang pengembangannya diprakarsai oleh masyarakat. Prakarsa pengembangan POSDAYA bisa berasal dari perorangan, misalnya sebuah keluarga mampu yang ingin membantu tetangganya yang kurang mampu untuk berbagi kesejahteraan. Keluarga tersebut menyediakan rumah POSDAYA yang prakarsanya berasal dari lembaga masyarakat seperti PKK Desa, Pengurus Panti Asuhan, Sekolah yang ada di desa, Taman Bacaan Al Qur'an, atau lembaga lain yang bergerak dalam bidang sosial, perluasannya perlu dilakukan dengan kerjasama yang erat dengan lembaga yang bersangkutan. Misalnya Pengurus PKK Desa perlu menganjurkan agar seluruh Kelompok Kerja PKK dapat secara aktif ikut dalam perluasan, pengembangan dan pembinaan POSDAYA. Berbeda dengan pembinaan Posyandu di masa lalu, yang khusus melayani atau menjadi wahana untuk Pokja IV, POSDAYA bisa menjadi ajang kiprah dari seluruh Pokja yang ada. Artinya, Pokja I, Pokja II, Pokja III dan Pokja IV, bisa secara terpadu ikut mengembangkan dan memberdayakan keluarga secara terpadu melalui forum POSDAYA. POSDAYA yang dikembangkan oleh seluruh Pokja mempunyai kemungkinan berkembang sangat cepat karena bisa menyatukan seluruh kegiatan PKK di dalam POSDAYA yang dibentuk tersebut. dan halamannya untuk kegiatan berkumpul dan menjadi ajang kegiatan masyarakat setempat. Agar kegiatan POSDAYA berlangsung mulus, maka keluarga pemrakarsa tersebut memberi bantuan keuangan atau bantuan dalam bentuk lain bagi kelangsungan kegiatan POSDAYA. Perluasan lebih lanjutdari POSDAYA semacam ini sebaiknya dirundingkan dengan pemrakarsa utamanya. Untuk memulai dan mengembangkan POSDAYA perlu diberi tahukan dan mendapat dukungan dari Kepala Desa dan aparatnya. Akan sangat ideal kalau pengembangan itu mendapat restu, sponsor atau ijin dari Kepala Desa dan aparatnya. Kedua, dengan dukungan Yayasan Damandiri pengembangan POSDAYA dilakukan melalui kerjasama antara LPM Perguruan Tinggi dan SMA binaan di Kabupaten atau Kota yang ditetapkan. Pengembangan POSDAYA melalui jalur ini dilakukan di beberapa kabupaten/kota terpilih dengan melibatkan guru dan siswa SMA yang bersangkutan. Guru dan Siswa SMA dengan pendamping dari LPM Perguruan Tinggi memilih desa dan mengembangkan POSDAYA di desa yang dipilih. Selanjutnya bersama masyarakat setempat, seperti juga dalam POSDAYA yang dikembangkan oleh masyarakat, dilakukan pendataan keluarga dan identifikasi potensi kelembagaan yang ada, musyawarah atau mini lokakarya di desa, diselenggarakan pelatihan tenaga untuk membangun POSDAYA dan selanjutnya dikembangkan jenis dan bentuk 2 1

25 POSDAYA sesuai potensi yang ada. Selain melalui SMA, Yayasan Damandiri juga bekerja sama dengan Lembaga dan Yayasan lain merintis pengembangan POSDAYA Berbasis Mesjid, terutama Masjid yang dibangun oleh Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila (YAMP). Untuk pengembangan POSDAYA Masjid ini sebagai tenaga pelaksana adalah Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) atau Takmir Masjid. Bentuk dan jenis kegiatan P OSD A YA Mas j i d disesuaikan dengan keinginan Pengurus dan kebutuhan masyarakat sekitar mesjid dengan memberikan prioritas pada usaha pemberdayaan b i d a n g ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Dengan BKKBN Provinsi dan Pemda Kabupaten/Kota setempat Yayasan juga merintis pengembangan POSDAYA berbasis Desa atau Dukuh, dan berbasis Banjar di Bali. Khusus di Kabupaten Jembrana berkat dukungan Bupati yang sangat luar biasa POSDAYA telah diadopsi menjadi sarana pemberdayaan masyarakat di Banjar. POSDAYA Banjar di Jembrana sekaligus dipersiapkan untuk memberikan pelayanan berbagai bidang dan namanya menjadi lengkap sebagai Posdayandu atau Pos Pemberdayaan dan Pelayanan Terpadu. Ketiga, Banyak juga POSDAYA yang dikembangkan oleh Pemda yang ditugasi untuk melaksanaan pemberdayaan MDGs pada tingkat pedesaan. Pengembangan POSDAYA oleh Pemda tersebut dilakukan dengan dukungan infrastruktur dan aparat Pemda secara terpadu. Pengembangan POSDAYA, dengan nama dan fungsi yang berbeda-beda, melalui jalur pemerintah pada tingkat kabupaten atau kota dibina oleh Dinas-dinas terkait. Secara vertikal dan berjenjang dilakukan melalui Camat, Kepala Desa dan perangkat desa lainnya. Seluruh aparat secara terpadu mengembangkan POSDAYA di desa. Pengembangan POSDAYA melalui jalur ini bisa saja berasal dan dimulai dari Kelompok Posyandu atau kelompok lain yang telah berkembang sebelumnya di tingkat desa. Ada kemungkinan besar pada tahun 2008 yang akan datang POSDAYA ini, atau lembaga semacam dengan nama lain, akan difungsikan untuk mensinkronkan program dan kegiatan pengentasan kemiskinan yang selama ini terkesan masih terpisah-pisah oleh berbagai instansi di daerah dan di pedesaan. Dalam proses pengembangan tersebut para pengurus POSDAYA, misalnya kelompok PKK dan seluruh anggotanya, atau organisasi dan warga lainnya, mengembangkan persatuan, menyatu dalam kesatuan, bersama-sama merencanakan kegiatan yang pelaksanaannya diatur dan dilakukan secara bergiliran sesuai dengan program dan kegiatan, petugas atau kelompok petugas serta sasaran yang ditetapkan. Dengan demikian kegiatan para ibu, atau petugas yang ditetapkan di 2

26 3

27 pedesaan, dapat dirancang dan diarahkan agar proses pemberdayaan berlangsung secara teratur, saling mengisi dan menghasilkan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Apabila prakarsa itu datang dari Pengurus Panti Asuhan, maka pengurus panti dapat menugaskan para anggotanya untuk bekerja sama dengan keluarga yang ada di sekitar panti. Pengurus panti bisa menghubungi Ketua RT, RW dan Lurah atau Kepala Desa, untuk memperoleh dukungan, baikdukungan moril atau dukungan fasilitasi lainnya, setidak-tidaknya agar usaha pemberdayaan keluarga selalu berada dalam suasana yang nyaman. b. Pembinaan Setelah pendataan maka perorangan, Pengurus PKK, Pengurus Panti, dan lainnya, yang mengambil prakarsa pembentukan POSDAYA bisa mulai menyusun pengurus, atau Tim Kerja, yang setiap hari ditugasi mengurusi kegiatan POSDAYA. Pengurus atau Tim Kerja selanjutnya melakukan kegiatan rutin pembinaan POSDAYA dan merancang kegiatan selanjutnya bersama anggota timnya. Apabila diperlukan penyiapan tenaga pelaksana dapat dilakukan pembinaan melalui orientasi atau pelatihan khusus oleh tenaga yang kompeten. Pengurus panti tidak perlu khawatir karena keterlibatan anak-anak mereka dalam masyarakat akan menambah rasa percaya diri anak panti dan membawa anak-anak itu menyatu dengan masyarakatnya. Apabila anak-anak panti bisa bergaul dengan baik maka harga diri mereka akan terangkat dan membawa mereka kepada kehidupan masa depan yang lebih sejahtera. Kegiatan rutin bisa dimulai dengan mencatat seluruh keluarga yang telah didata dan mengetahui jumlah mereka yang kurang mampu serta sebab-sebabnya. Misalnya dilakukan penjumlahan berapa keluarga yang miskin karena alasan agama, tidak melakukan ibadah secara teratur. Dapat juga 2 5

28 dijumlahkan keluarga yang miskin karena rumah mereka berlantai tanah atau berukuran kurang dari 8 m 2 /anggota, atau keluarga tersebut miskin karena alasan lainnya. Selanjutnya secara bergotong royong dilakukan upaya memperbaiki kondisi yang kurang baik sehingga rumah yang tidak layak huni dibantu dikembangkan secara gotong royong menjadi rumah layak huni dan lepas dari kriteria keluarga pra sejahtera atau sejahtera. c. Pelembagaan dan Pembudayaan Pada tahapan ini pengurus POSDAYA sudah mempunyai banyak pengalaman. POSDAYA yang dikembangkan untuk menolong keluarga kurang mampu agar bisa magang atau ikut berusaha dalam bidang ekonomi mulai tertata. Sebagian keluarga kurang mampu sudah mulai berlatih usaha atau sudah mulai ikut magang pada keluarga lain yang mempunyai usaha ekonomi. Bahkan bisa saja beberapa keluarga sudah mulai berusaha s e n d i r i dengan p e n d a m p i n g a n keluarga lain yang berpengalaman. POSDAYA b i s a menjadi pendorong makin munculnya semangat dan wahana pemberdayaan ekonomi keluarga di desa. Mereka yang membutuhkan pekerjaan sudah melakukan kegiatan ekonomi, baik bekerja di tetangganya, atau di tempat lain. Apabila dukungan terhadap kegiatan ekonomi, atau setidaktidaknya penduduk sudah mulai tertarik dalam bidang ekonomi, bisa segera dikembangkan dalam bidang lainnya. Tetapi kalau penduduk tertarik dalam bidang lainnya, baru kemudian dalam bidang ekonomi tidak ada halangan mulai dengan bidang lainnya, misalnya dalam bidang keagamaan, motivasi untuk cinta tanah air, cinta kepada sesamanya, dan perlindungan terhadap ketenteraman lingkungan, KB dan kesehatan reproduksi, pendidikan, wirausaha dan perhatian yang tinggi terhadap keserasian lingkungan sekitarnya. Dalam kondisi pelembagaan dan pembudayaan diharapkan sudah makin banyak keluarga anggota Posdaya yang mengenal penanganan masalah kesehatan dan makin mempunyai akses yang lebih mudah terhadap lembaga-lembaga pelayanan kesehatan di sekitarnya. Bidang kesehatan sudah menjadi bagian dari kegiatan rutin di desa atau di sekitar POSDAYA setempat. POSDAYA dan Posyandu, atau POSDAYA dan Puskesmas mempunyai kerjasama yang sangat erat. Apabila ada anak yang sakit, dengan mudah anak yang sakit dapat dibawa ke Puskesmas, atau dokter, atau bidan, di desa atau kecamatan. Tahapan berikutnya harus dilihat apakah seluruh anak keluarga kurang mampu yang berusia di bawah 15 tahun sudah sekolah atau belum. Apabila diketemukan anak di bawah usia 15 tahun belum sekolah, maka keluarga di POSDAYA harus bekerja sama agar anak tersebut segera disekolahkan. Kegiatan itu harus merangsang orang tua anak tersebut rela dan dengan senang hati mendukung usaha menyekolahkan anaknya tersebut. Kegiatan Bina Keluarga Balita mulai dikembangkan menjadi kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD yang dikelola secara teratur. Kegiatan PAUD sekaligus dikembangkan bersamaan kegiatan pelatihan ketrampilan atau pelatihan usaha 2

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA)

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA) PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENCEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSDAYA) PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA) I. PENDAHULUAN Sampai saat ini telah lebih dari

Lebih terperinci

Keluarga kurang mampu tersebut didorong dan. C. Pemberdayaan Bidang Wirausaha bagi Ibu/Wanita. IV. STRATEGI PENGEMBANGAN

Keluarga kurang mampu tersebut didorong dan. C. Pemberdayaan Bidang Wirausaha bagi Ibu/Wanita. IV. STRATEGI PENGEMBANGAN Jika banyak anak usia 6-15 tahun yang belum atau tidak sekolah karena orang tuanya tidak mampu, maka anggota Posdaya perlu mengadakan upaya gotong royong agar anak-anak tersebut bisa sekolah. Misalnya

Lebih terperinci

sebagai "gerakan Aladin " atau gerakan membantu keluarga pra sejahtera memperbaiki atap, lantai dan dinding.

sebagai gerakan Aladin  atau gerakan membantu keluarga pra sejahtera memperbaiki atap, lantai dan dinding. PENGANTAR Pada akhir bulan Nopember 2006, saat menutup Kongres Pembangunan Manusia Indonesia 2006, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, menyerukan agar semua pihak bekerj a sama menyingsingkan lengan

Lebih terperinci

Komitmen itu diperbaharui

Komitmen itu diperbaharui POS PEM8CRDAYAAH KELUARCA (POSDAYA) bangsa-bangsa lain di dunia. Rendahnya mutu penduduk itu juga disebabkan karena upaya melaksanakan wajib belajar sembilan tahun belum dapat dituntaskan. Buta aksara

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) I. PENDAHULUAN Pada akhir bulan Nopember 2006 Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, telah menutup Kongres Pembangunan Manusia

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELUARGA UNTUK : MEMBANGUN MANUSIA MENGENTASKAN KEMISKINAN MELALUI POSDAYA

PEMBERDAYAAN KELUARGA UNTUK : MEMBANGUN MANUSIA MENGENTASKAN KEMISKINAN MELALUI POSDAYA PEMBERDAYAAN KELUARGA UNTUK : MEMBANGUN MANUSIA MENGENTASKAN KEMISKINAN MELALUI POSDAYA 1 MASA LALU PENGENTASAN KEMISKINAN SEBAGAI KOMITMEN MEMBANGUN MANUSIA BERMUTU DAN BERMARTABAT DENGAN KB DAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

MEMBUAT DAN MENGISI POSDAYA UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA

MEMBUAT DAN MENGISI POSDAYA UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA MEMBUAT DAN MENGISI POSDAYA UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA MENGGALANG PEMBERDAYAAN KELUARGA SECARA SISTEMATIS BAGAIMANA MENGISI KEGIATAN UNTUK PENGENTASAN KEMISKINAN PROF. DR. HARYONO SUYONO

Lebih terperinci

V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN

V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN e. Mengadakan evaluasi kegiatan secara internal untuk memperbaiki mutu kegiatan yang akan datang. V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN APARAT PEMERINTAH DAN LEMBAGA MASYARAKAT Dalam pengembangan Posdaya

Lebih terperinci

POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) dipaksakan, bisa berjalan mulus. Kecepatan dan dinamika pengembangan Posdaya tergantung pada komitmen dan ketersediaan dukungan di setiap desanya. II. POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) A. PENGERTIAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA)

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA) ekonomi untuk ibu dari anak-anak balita tersebut. Anak-anak Balita mengikuti PAUD dan ibunya mengikuti kursus atau latihan ketrampilan. Dalam satu atau dua bulan anak-anak sudah makin berani sendiri bersama

Lebih terperinci

LANGKAH PENGEMBANGAN DILAPANGAN

LANGKAH PENGEMBANGAN DILAPANGAN e) Memantau realisasi dan penggunaa dana dan sarana IV. LANGKAH PENGEMBANGAN DILAPANGAN Posdaya merupakan gagasan baru menyambut anjuran pemerintah untuk membangun sumber daya manusia dengan prioritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah pemberdayaan mulai mengemuka pada periode tahun 1970 hingga tahun 1980-an. Pada masa itu Indonesia merupakan Negara acuan dunia di bidang pembangunan terutama

Lebih terperinci

Penerbit: YAYASAN DANA SEJAHTERA MANDIRI Gedung Granadi, Lantai 4, Jl. HR Rasuna Said Blok X - 1 Kav. 8-9, Kuningan, Jakarta Telepon: ,

Penerbit: YAYASAN DANA SEJAHTERA MANDIRI Gedung Granadi, Lantai 4, Jl. HR Rasuna Said Blok X - 1 Kav. 8-9, Kuningan, Jakarta Telepon: , Penerbit: YAYASAN DANA SEJAHTERA MANDIRI Gedung Granadi, Lantai 4, Jl. HR Rasuna Said Blok X - 1 Kav. 8-9, Kuningan, Jakarta 12950 Telepon: 252 4981, 252 4985, Fax: 252 4980 REVIT ALISASI DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan dilahirkan dari bahasa Inggris, yakni empowerment, yang mempunyai makna dasar pemberdayaan di mana daya bermakna kekuatan (power). Pemberdayaan

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN EKONOMI RAKYAT UNTUK ENTASKAN KEMISKINAN DAN MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA

MENGEMBANGKAN EKONOMI RAKYAT UNTUK ENTASKAN KEMISKINAN DAN MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA MENGEMBANGKAN EKONOMI RAKYAT UNTUK ENTASKAN KEMISKINAN DAN MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA Pengantar Ketua Yayasan Damandiri Prof. Dr. Haryono Suyono Pada Pertemuan Mitra Kerja Yayasan Damandiri 8 Desember

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Rapat Mitra

Kerangka Acuan Rapat Mitra Kerangka Acuan Rapat Mitra 1. Latar belakang. Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) yang didirikan oleh bapak HM Suharto, pada tahun 1996 mempunyai tujuan untuk ikut serta secara bergotong royong

Lebih terperinci

PRA RENCANA 2016 PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA 20 TAHUN DAMANDIRI

PRA RENCANA 2016 PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA 20 TAHUN DAMANDIRI 20 TAHUN DAMANDIRI MEMBERIKAN HORMAT DAN MENDOAKAN KEPADA PARA PENDIRI YAYASAN DAN SELURUH REKAN KERJANYA DARI SELURUH INDONESIA YANG TELAH MELAKSANAKAN PROGRAM SELAMA TAHUN 2015 DENGAN BERHASIL SEHINGGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kualitas manusia sebagai sumberdaya pembangunan merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat. Indonesia pada September tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi masyarakat Indonesia saat ini sungguh memprihatinkan dengan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat setiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk tersebut dapat terlihat

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

WAHANA MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA

WAHANA MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA BAB II WAHANA MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA MAKSUD DAN TUJUAN Apabila Posyandu mampu menghayati fungsi-fungsi tersebut, dan selanjutnya menjadikannya sebagai program untuk memberdayakan keluarga secara

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA POSDAYA

BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA POSDAYA BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA POSDAYA BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA POSDAYA Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2007

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PROGRAM POSY ANDU MANDIRI

LANGKAH-LANGKAH PROGRAM POSY ANDU MANDIRI BAB III LANGKAH-LANGKAH PROGRAM POSY ANDU MANDIRI PENGEMBANGAN PROGRAM POSYANDU MANDIRI Atas dasar berbagai uraian tersebut, Posyandu masa depan harus secara sadar dikembangkan untuk pertama-tama menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

POSDAYA POS DNIKS PEMBERDAYAAN KELUARGA

POSDAYA POS DNIKS PEMBERDAYAAN KELUARGA POSDAYA POS DNIKS PEMBERDAYAAN KELUARGA PELATIHAN POSDAYA BAGI TIM PELAKSANA Disampaikan pada acara Pembekalan Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 24 Juni 2015 24-Jun-15 1 LAHIR DILATAR BELAKANGI:

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

MEMBANGUN MANUSIA UNTUK MENCAPAI TUJUAN DAN TARGET MDGs DENGAN MENEMPATKAN PENDUDUK SEBAGAI TITIK SENTRAL PEMBANGUNAN

MEMBANGUN MANUSIA UNTUK MENCAPAI TUJUAN DAN TARGET MDGs DENGAN MENEMPATKAN PENDUDUK SEBAGAI TITIK SENTRAL PEMBANGUNAN MEMBANGUN MANUSIA UNTUK MENCAPAI TUJUAN DAN TARGET MDGs DENGAN MENEMPATKAN PENDUDUK SEBAGAI TITIK SENTRAL PEMBANGUNAN Pidato utama oleh Prof. Dr. Haryono Suyono Gurubesar Universitas Airlangga, Surabaya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 Menimbang + PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO

SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KELUARGA BERENCANA TAHUN 2009 KABUPATEN KULON PROGO Selasa, 21 April 2008 Assalamu alaikum Wr. WB Salam sejahtera bagi kita sekalian

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TANGGAL 3 MARET 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017 PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DESA BOJONGGENTENG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Lebih terperinci

KEMISKINAN KEMISKINAN DAN KESEHATAN MELIMPAHNYA PENDUDUK USIA PRODUKTIF TAHUN DAN LANSIA DI INDONESIA

KEMISKINAN KEMISKINAN DAN KESEHATAN MELIMPAHNYA PENDUDUK USIA PRODUKTIF TAHUN DAN LANSIA DI INDONESIA KEMISKINAN DAN KESEHATAN MELIMPAHNYA PENDUDUK USIA PRODUKTIF 15-60 TAHUN DAN LANSIA DI INDONESIA Pengantar : Prof. Dr. Haryono Suyono, MA., PhD. YAYASAN ANUGERAH KENCANA BUANA, JAKARTA APAKAH ERA BONUS

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Setelah beberapa dekade pembangunan pertanian di Indonesia, ternyata pembangunan belum mampu meningkatkan harkat, martabat dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini menjadi penyebabnya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 25 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA ATAU

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan, pendidikan, bahan bakar dan juga subsidi kesehatan. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pangan, pendidikan, bahan bakar dan juga subsidi kesehatan. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Program pengendalian penduduk merupakan salah satu strategi dalam mensukseskan pembangunan di Indonesia. Semakin besar jumlah penduduk, maka biaya pembangunan akan semakin

Lebih terperinci

Mengelola Keorganisasian Posdaya. Oleh: Afid Burhanuddin, M.Pd. STKIP PGRI PACITAN

Mengelola Keorganisasian Posdaya. Oleh: Afid Burhanuddin, M.Pd. STKIP PGRI PACITAN Mengelola Keorganisasian Posdaya Oleh: Afid Burhanuddin, M.Pd. STKIP PGRI PACITAN Mengelola Keorganisasian Posdaya Oleh: Afid Burhanuddin, M.Pd. Posdaya. Begitulah kata yang hampir tiga tahun ini populer

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN KKN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

PEDOMAN PELAKSANAAN KKN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) PEDOMAN PELAKSANAAN KKN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2007 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 1. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN 201724 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM TERPADU PENINGKATAN PERANAN WANITA MENUJU KELUARGA SEHAT SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Posdaya Posdaya sering disebut juga dengan Pos Pemberdayaan Keluarga adalah forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan sekaligus bisa dikembangkan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN MAHASISWA KKN IKIP VETARAN SEMARANG

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN MAHASISWA KKN IKIP VETARAN SEMARANG 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN MAHASISWA KKN IKIP VETARAN SEMARANG TANGGAL 22 JANUARI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Ysh :

Lebih terperinci

Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono: yaitu fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi keluarga

Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono: yaitu fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi keluarga Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono: Posdaya Mengembangkan Modal Sosial dan Budaya Bangsa Lima belas tahun sudah Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) melaksanakan visi dan misinya sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Siap Membangun 1

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Siap Membangun 1 BAB I PENDAHULUAN Remaja Siap Membangun 1 2 Remaja Siap Membangun MENYIAPKAN SDM SIAP BEKERJA Dalam banyak hal, dibandingkan banyak negara berkembang lainnya, Indonesia termasuk salah satu negara yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN S A L I N A N PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH BANJARNEGARA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANJARNEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA / KELURAHAN DALAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

HARGANAS, MOMENTUM STRATEGIS MEMBANGUN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA

HARGANAS, MOMENTUM STRATEGIS MEMBANGUN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA HARGANAS, MOMENTUM STRATEGIS MEMBANGUN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA Oleh: Rr. Erny Trisusilaningsih Tidak seperti peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XV Tahun 2008 yang pelaksanaannya dipadukan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 23 TAHUN 2007 T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa keberadaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DESA NANGGUNG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NANGGUNG

PERATURAN DESA NANGGUNG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NANGGUNG PERATURAN DESA NANGGUNG KECAMATAN NANGGUNG KABUPATEN BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NANGGUNG Lembaran Desa Nanggung Nomor 10 Tahun 2001 PERATURAN DESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 9 TAHUN : 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

Lebih terperinci

KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA GUNUNGREJO, Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

Lebih terperinci

PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA-LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAWAN KLOD, KECAMATAN DAWAN KABUPATEN KLUNGKUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERBEKEL DESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA, Menimbang : a. b.

Lebih terperinci

Disusun oleh: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) Bersama Mitra LPM Berbagai PT Di Indonesia, 2009

Disusun oleh: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) Bersama Mitra LPM Berbagai PT Di Indonesia, 2009 Konsep: PETUNJUK TEKNIS KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK PEMBENTUKAN, PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) Disusun oleh: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) Bersama Mitra

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. No.289, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pos Pelayanan

Lebih terperinci

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010 S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA ISSN: 0854-2996 VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA Keberadaan Posyandu sangat strategis dalam pencapaian sasaran kesehatan dan gizi. Demikian disampaikan Ibu Negara, Hj. Ani Bambang Yudhoyono dalam pembukaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DESA TANJUNGSARI PERATURAN DESA TANJUNGSARI TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DESA TANJUNGSARI PERATURAN DESA TANJUNGSARI TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DESA TANJUNGSARI NOMOR : 01 TAHUN 2017 PERATURAN DESA TANJUNGSARI NOMOR : 01 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARRU, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 6 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 32 TAHUN 2008 TENTANG KELOMPOK KERJA OPERASIONAL (POKJANAL) POSYANDU TINGKAT KABUPATEN, TINGKAT KECAMATAN, DAN KELOMPOK KERJA (POKJA) POSYANDU

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 97 ayat (1) Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apabila memungkinkan posdaya bisa dikembangkan sebagai wadah. pelayanan secara terpadu, utamanya pelayanan kesehatan, pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Apabila memungkinkan posdaya bisa dikembangkan sebagai wadah. pelayanan secara terpadu, utamanya pelayanan kesehatan, pendidikan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posdaya adalah forum komunikasi, silaturahmi, advokasi, penerangan dan pendidikan, sekaligus wadah penguatan fungsi keluarga secara terpadu. Apabila memungkinkan posdaya

Lebih terperinci

KONSEP OPERASIONAL UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI INPRES DESA TERTINGGAL

KONSEP OPERASIONAL UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI INPRES DESA TERTINGGAL KONSEP OPERASIONAL UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI INPRES DESA TERTINGGAL Jakarta, 9 Maret 1994 KONSEP OPERASIONAL UPAYA PENAGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI INPRES DESA TERTINGGAL Pendahuluan Upaya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 22 ayat (1)

Lebih terperinci

WALIKOTA Pekanbaru DR. Firdaus, ST, MT secara resmi melantik dan mengukuhkan Pengurus

WALIKOTA Pekanbaru DR. Firdaus, ST, MT secara resmi melantik dan mengukuhkan Pengurus WALIKOTA Pekanbaru DR. Firdaus, ST, MT secara resmi melantik dan mengukuhkan Pengurus Dewan Perwakilan Daerah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (DPD LPM) Kota Pekanbaru di lapangan Bukit, Senapelan, Pekanbaru,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 2 BUPATI BANDUNG PROVINSI

Lebih terperinci

17 Tahun Yayasan Damandiri Bersinergi Bersama Mitra Bangun Keluarga Sejahtera melalui Posdaya

17 Tahun Yayasan Damandiri Bersinergi Bersama Mitra Bangun Keluarga Sejahtera melalui Posdaya LAPORAN UTAMA 17 Tahun Yayasan Damandiri Bersinergi Bersama Mitra Bangun Keluarga Sejahtera melalui Posdaya Terbangun dari rasa kepedulian, kini Yayasan Damandiri pada 15 Januari 2013 ini berusia 17 tahun.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO, Menimbang Mengingat : a. bahwa Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa keberadaan dan peranan

Lebih terperinci

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA 1 SAMBUTAN Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan SDM seutuhnya dimana untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas harus dimulai sejak usia dini. Berbagai studi menunjukkan bahwa periode

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN 1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci