BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
|
|
- Dewi Kurniawan
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Sejarah Perusahaan PT S adalah salah satu perusahan terbesar di Indonesia yang bergerak dalam bidang otomotif alat transportasi roda dua yaitu sepeda motor. PT S merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor, yang sahamnya secara mayoritas dimiliki oleh PT Astra International. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit, sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock down). Tipe sepeda motor yang pertama kali di produksi Honda adalah tipe bisnis, S 90 Z bermesin 4 tak dengan kapasitas 90 cc. Jumlah produksi pada tahun pertama selama satu tahun hanya 1500 sepeda motor, namun melonjak menjadi sekitar 30 ribu pada tahun berikutnya dan terus berkembang hingga saat ini (Profil PT S, 2012). Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif mendorong PT Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda motor Honda tahun 2001 di dalam negeri melalui beberapa anak perusahaan, diantaranya PT Honda Federal (1974) yang memproduksi komponenkomponen dasar sepeda motor Honda seperti rangka, roda, suspensi dan sebagainya, PT Showa Manufacturing Indonesia (1979) yang khusus memproduksi peredam kejut (suspensi), PT Honda Astra Engine Manufacturing
2 (1984) yang memproduksi mesin sepeda motor serta PT Federal Izumi Mfg.(1990) yang khusus memproduksi piston. Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar sepeda motor terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda motor Honda ini. Pada tahun 2000 PT Federal Motor dan beberapa anak perusahaan di merger menjadi satu dengan nama PT S, yang komposisi kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik PT Astra International Tbk dan 50% milik Honda Motor Co. Japan. Saat ini PT S memiliki 4 fasilitas pabrik perakitan, pabrik pertama berlokasi di Sunter Jakarta Utara yang juga berfungsi sebagai kantor pusat, pabrik ke dua berlokasi di Pegangsaan Dua Kelapa Gading, pabrik ke tiga berlokasi di kawasan MM 2100 Cikarang Barat Bekasi dan pabrik ke 4 atau dikenal dengan pabrik 3A merupakan pabrik perakitan yang dilengkapi dengan fasilitas mutakhir berlokasi di kawasan MM 2100 Cikarang Barat Bekasi yang mulai beroperasi pertengahan tahun Dengan keseluruhan fasilitas yang dimiliki, PT S berhasil meraih pencapaian produksi ke 30 juta pada tahun Prestasi ini merupakan prestasi pertama yang berhasil diraih oleh industri sepeda motor di Indonesia bahkan untuk tingkat ASEAN. Secara dunia pencapaian produksi sepeda motor Honda 30 juta sepeda motor adalah yang ke tiga, setelah pabrik sepeda motor Honda di Cina dan India.
3 Dengan semakin bertambahnya produksi sepeda motor, PT S harus dapat menjaga kualitas produknya supaya tetap mampu memenuhi kebutuhan konsumen, sesuai denagn regulasi perusahaan dan pemerintah serta mampu bersaing dengan produk lawan (kompetitor). Untuk itu PT S harus semakin kreatif dan inovatif dalam menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai optimal terhadap biaya produksi yang dikeluarkan. Salah satu langkah kreatif dan inovatif yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kualitas produk adalah dengan mengaplikasikan metode quality function deployment dan value analysis (QFDVA). 4.2 Hasil Observasi Lapangan Dalam tulisan ini, QFDVA diaplikasikan pada produk tipe C yang sudah ditetapkan oleh perusahaan (PT S). Keinginan untuk meningkatkan keuntungan produk tipe C menjadi latar belakangnya. Kemudian dipilihlah salah satu komponen yang memiliki cost paling tinggi diantara komponen yang lain pada produk tipe C. Karena semakin besar cost, kemungkinan untuk mendapatkan cost reduction semakin besar. Akhirnya didapatkanlah suspensi sebagai produk yang akan dilakukan quality function deployment dan value analysis. Keinginan PT S untuk meningkatkan keuntungan pada produk bertujuan untuk meningkatkan kualitas produknya. Sehingga dapat meningkatkan kepuasan konsumen terhadap produk yang kemudian dapat meningkatkan jumlah penjualan produk.
4 Untuk selanjutnya, dalam tulisan ini akan membahas tahapan-tahapan untuk quality function deployment dan value analysis komponen suspensi mulai dari pengumpulan informasi produk, analisis komponen, sampai dengan hasil komponen yang didapatkan setelah melakukan quality function deployment dan value analysis. Gambar 4.1 Sepeda Motor Tipe C Gambar 4.2 Suspensi Sepeda Motor Tipe C
5 4.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data Analisis Fungsi Produk Langkah pertama yang dilakukan pada tahap observasi lapangan dalam menjalankan metode quality function deployment dan value analysis adalah analisis fungsi dari produk melalui manual book engineering. Perlu dicari tahu keseluruhan fungsi dari produk tersebut dengan menggunakan Function Analysis System Technique (FAST) diagram. Dari hasil gambar 4.3, didapatkan bahwa fungsi utama dari suspensi adalah untuk menciptakan kestabilan kendaraan. Dan dari fungsi utama tersebut didapatkan 5 fungsi turunan. Dari fungsi turunan yang didapatkan kemudian dilengkapi dengan fungsi tujuannya. Fungsi tujuan menjelaskan persyaratan dari fungsi sekunder tersebut. Tabel 4.1 merangkum fungsi-fungsi yang akan dilanjutkan untuk proses analisis pada tahap berikutnya beserta pengkodeannya : Tabel 4.1 Fungsi yang Didapatkan dari FAST Diagram No Fungsi Turunan Fungsi Tujuan Kode 1 Meredam getaran sepeda motor Memenuhi standar regulasi perusahaan A 2 Tahan terhadap getaran tinggi Memenuhi spesifikasi dari perusahaan B 3 Dilengkapi pelindung debu Untuk keamanan dan kenyamanan C 4 Tidak menimbulkan noise sepeda motor Memenuhi spesifikasi dari perusahaan D 5 Memperindah tampilan sepeda motor Faktor estetika E
6 Gambar 4.3 Diagram FAST dari Produk Suspensi (Sumber : Data Fungsi Suspensi dari Manual Book PT S) Analisis Tingkat kepentingan Fungsi Setelah kita memetakan tingkat kepentingan dari fungsi turunan yang telah didapatkan dari FAST diagram, kemuidan kita melakukan pembobotan pada masing-masing fungsi dengan menggunakan Mudge diagram. Untuk menghasilkan Mudge diagram dilakukan dengan cara focus group discussion dengan grup-grup yang memiliki kaitan erat terhadap produk yang akan dianalisis yaitu suspensi. Grup-grup yang terlibat akan diberikan kuisioner untuk memberikan penilaian terkait dari fungsi suspensi secara expert sesuai bidang keahliannya.
7 Sebelum dimulainya focus group discussion, terlebih dahulu dijelaskan kepada para peserta dalam grup masing-masing, tujuan umum dilakukannya diskusi tersebut. Selain itu juga dijelaskan analisis fungsi yang didapatkan dari FAST diagram beserta tuntutan spesifikasinya. Bahwa suspensi memiliki satu fungsi utama dan lima fungsi turunan. Juga dijelaskan tentang seberapa besar sumbangsih suspensi untuk menjalankan kelima fungsi tersebut Penentuan Tingkat Kepentingan Fungsi berdasrkan Grup Proses diskusi penentuan tingkat kepentingan fungsi pada grup, diikuti oleh para engineer dari bagian Chassis, dan Market Ability. Bagian Chassis dan Market Ability berkaitan erat dengan suspensi, karena secara struktur suspensi adalah bagian dari penyusun rangka pada kendaraan. Berikut di bawah ini adalah Mudge diagram hasil diskusi dari grup Chassis dan Market Ability :
8 Tabel 4.2 Mudge Diagram dari Grup Chassis Fungsi Suspensi Total % Rank A A2 A3 D3 A3 8 28,6 2 B B2 B3 B3 8 28,6 3 C D3 C3 3 10,7 4 D D3 9 32,1 1 E 0 0, Meredam getaran unit Tahan terhadap getaran tinggi Dilengkapi pelindung debu Tidak menimbulkan noise unit Memperindah tampilan unit Grup Chassis Tabel 4.3 Mudge Diagram dari Grup Market Ability Fungsi Suspensi Total % Rank A B2 A3 D3 A3 6 20,7 3 B B3 D3 B3 8 27,6 2 C C3 E3 3 10,3 4 D D3 9 31,0 1 E 3 10, Meredam getaran unit Tahan terhadap getaran tinggi Dilengkapi pelindung debu Tidak menimbulkan noise unit Memperindah tampilan unit Grup Market Ability
9 Kesimpulan Penentuan Tingkat Kepentingan Fungsi Setelah dilakukan diskusi dari kedua grup yang berkaitan erat dengan produk, kemudian ditarik nilai rata-rata dari masing-masing bobot fungsi dari hasil yang didapatkan tiap grup. Penarikan nilai rata-rata kemudian tergambar seperti pada grafik 4.1, yang kemudian secara urutan kepentingan fungsinya tergambar pada gambar sebagai grafik relative importance dari fungsi suspensi. Grafik 4.1 Rata-Rata Tingkat Kepentingan Fungsi Suspensi
10 Grafik 4.2 Relative Importance Fungsi Suspensi Dari hasil analisis tingkat kepentingan fungsi, didapatkanlah urutan tingkat kepentingan fungsi suspensi (relative importance) dari yang terpenting adalah tidak menimbulkan noise pada sepeda motor, tahan terhadap getaran tinggi, meredam getaran, dilengkapi pelindung debu, dan memperindah tampilan sepeda motor (estetika) Alokasi Penggunaan Biaya untuk Fungsi Produk Langkah selanjutnya adalah penghitungan alokasi penggunaan biaya untuk menjalankan masing-masing fungsi suspensi. Berikut ini adalah tabel struktur dari cost produk suspensi :
11 Tabel 4.4 Struktur Cost Produk Suspensi No Komponen Biaya (Rp) 1 Pipe Comp, Front Fork Case, L Front Bottom Spring, Front Fork Pipe, Seat Ring, Stopper Seat B, Spring O Ring Seal, Dust Ring, Oil Seal Stop Seal, Oil Ring, Piston Spring, Rebound Washer, Special Bolt, Socket Total Biaya Sumber : Data Survei pada PT S bagian purchase dan procurment Dari data cost produk suspensi, dilakukan brake down cost untuk sub-komponen penyusunnya, sehingga diketahui besar cost yang dikeluarkan untuk masing-masing sub-komponen. Hal tersebut dilakukan dengan cara membagi rata kepada masing-masing sub-komponen. Kemudian data cost dari masing-masing sub-komponen tersebut dialokasikan terhadap masing-masing fungsi.
12 Tabel 4.5 Resource Consumption Matrix Fungsi Suspensi No Komponen Biaya (Rp) Fungsi A B C D E 1 Pipe Comp, Front Fork Case, Front Bottom Spring, Front Fork Pipe, Seat Ring, Stopper Seat B, Spring O Ring Seal, Dust Ring, Oil Seal Stop Seal, Oil Ring, Piston Spring, Rebound Washer, Special Bolt, Socket Jumlah (Rp) Persentase (%) ,9 27,2 8,4 35,1 5,4 Sumber : Data Survei pada PT S bagian purchase dan procurment
13 Pada tabel 4.5 di atas adalah resource consumption matriks dari fungsi suspensi. Dari cost masing-masing sub-komponen, telah dialokasikan pada fungsi-fungsi yang dijalankan sub-komponen tersebut. Pengalokasian cost-nya dilakukan dengan hanya menggunakan biaya material dengan cara membagi cost tiap sub-komponen dengan banyaknya fungsi yang dijalankannya. Setelah itu didapatkanlah relative cost dari masing-masing fungsi suspensi. Dari hasil resource consumption matriks di atas, urutan relative cost untuk menjalankan fungsi suspensi dari yang terbesar adalah relative cost fungsi tidak menimbulkan noise sepeda motor, fungsi tahan terhadap getaran tinggi, fungsi meredam getaran sepeda motor, fungsi dilengkapi pelindung debu dan fungsi tampilan (estetika) Perbandingan Relative Fungsi dan Relative Cost Pada grafik 4.3 dapat dilihat perbandingan antara relative function dan relative cost. Grafik relative function dibuat dengan cara mengurutkan sesuai dengan hasil yang di dapat pada grafik relative importance fungsi suspensi (grafik 4.2). Sedangkan grafik relative cost mengikuti urutan kepentingan fungsi pada relative function.
14 Grafik 4.3 Relative Function vs Relative Cost Penghitungan Value Index/Sale Point (PV) Dari grafik 4.3 sudah terlihat bahwa pada fungsi D mengalami perbandingan relative function (RF) dan relative cost (RC)yang kurang. Hal ini terlihat dari posisi garis grafik relative cost yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan garis grafik relative function (tidak efisien). Value Index : 1-ABS(RC-RF) (1) Dengan rumus perhitungan value index di atas, dapat dikuantifikasikan value dari masing-masing fungsi. Hasil perhitungan value index masing-masing fungsi tersaji pada tabel 4.6.
15 Tabel 4.6 Value Index Fungsi RF RC RC - RF ABS Value Index Keterangan D 31,6 35,1 3,5 3,5-2,5 RC > RF B 28,1 27,2-0,9 0,9 1,9 RC < RF A 24,6 23,9-0,8 0,8 1,8 RC < RF C 10,5 8,4-2,1 2,1 3,1 RC < RF E 5,5 5,4-0,1 0,1 1,1 RC < RF Dari tabel 4.6 didapatkan bahwa pada fungsi D memiliki value index di bawah 1 yakni -2,5 dengan relative cost (RC) lebih besar dari relative fungsi (RF), Dari hasil ini kemudian didapatkan kesimpulan bahwa ada peluang untuk peningkatan value dengan peningkatan kualitas pada fungsi D Pembuatan matrix Hubungan QFDVA Setelah kita mendapatkan data perbandingan antara relative function (RF) dan relative cost (RC) serta value index (PV) pada produk suspensi di tipe C, kita dapat mulai menggabungkan metode quality function deployment (QFD) dan metode value analysis (VA). Dimana keterangan penggabungan metode ini disajikan pada gambar 4.4 yang hasil akhirnya menunjukan tingkatan perbandingan optimalisasi biaya terhadap komponen pada produk suspensi dan tingkatan kebutuhan konsumen.
16 Gambar 4.4 Keterangan Matrix Hubungan QFDVA
17 4.3.8 Pemberian Nilai Metrix Hubungan QFDVA Pemberian nilai pada matrix hubungan QFDVA menggunakan perbandingan eksponensial, dimana perbandingan ini mampu membantu kita dalam mengambil keputusan untuk menggunakan rancang bangun model yang telah teridentifikasi dengan baik pada tahapan proses. Penilaian pada matrix hubungan QFDVA ini menggunakan skala peniilaian 1 5 dimana : 1 = Sedikit berpengaruh terhadap fungsi 3 = Cukup berpengaruh terhadap fungsi 5 = Sangat berpengaruh terhadap fungsi Gambar 4.5 Pemberian Nilai Metrix Perhitungan Persentase Tingkat Optimalisasi Biaya Perhitungan optimalisasi biaya pada matrix hubungan QFDVA yaitu dengan cara membagi setiap nilai pada matrix hubungan tiap komponen terhadap jumlah nilai matrik kemudian mengalikannya dengan persentase tiap fungsi. Dimana jumlah hasil perhitungan perkomponen merupakan persentase tingkat optimalisasi biaya. Langkah perhitungan persentase tingkat optimalisasi biaya dapat dilihat di gambar 4.6.
18 Gambar 4.6 Langkah Perhitungan Persentase Tingkat Optimalisasi Biaya Perhitungan Persentase Tingkat Optimalisasi Biaya Terhadap Komponen Perhitungan persentase tingkat optimalisasi biaya terhadap komponen menggunakan persamaan : (2) Dimana M merupakan nilai metrix sedangkan IRC merupakan nilai tingkat kepentingan berdasarkan biaya dari fungsi produk. Pada perhitungan ini akan dihasilkan tingkat optimalsisasi biaya terhadap komponen suspensi.
19 Perhitungan Persentase Tingkat Kebutuhan Konsumen Perhitungan persentase tingkat kebutuhan konsumen menggunakan persamaan : (3) Dimana M merupakan nilai metrix dan PV merupakan value index dari komponen produk sedangakan IR merupakan nilai tingkat kepentingan terhadap fungsi produk. Pada perhitungan ini akan dihasilkan tingkat optimalsisasi biaya terhadap komponen suspensi. 4.4 Analisa Hasil Pengolahan Data Setelah dilakukan perhitungan dan langkah-langkah pengolahan data yang meliputi penilaian metrix dengan metode eksponensial, perhitungan persentase optimalisasi biaya, perhitungan persentase tingkat optimalisasi biaya terhadap komponen dan persentase tingkat kebutuhan komponen. Selanjutnya dilakukan penggabungan semua hasil perhitungan ke dalam satu tabel metrix hubungan antara metode quality function deployment (QFD) dan metode value analysis (VA) yang disajikan pada tabel 4.7. Dari tabel metrix hubungan QFDVA dihasilkan dua buah grafik yakni grafik hubungan antara optimalisasi biaya terhadap komponen yang disajikan pada grafik 4.4 dan grafik kebutuhan konsumen yang disajikan pada grafik 4.5.
20 Tabel 4.7 Matrix Hubungan QFDVA Pipe Comp, Front Fork Case, Front Bottom Spring, Front Fork Pipe, Seat Ring, Stopper Fungsi (%) Jumlah PV Bobot Mode (%) A Meredam getaran sepeda motor 24, ,5 22,4 32,2 B Tahan terhadap getaran sepeda motor 28, ,9 14,1 20,3 C Dilengkapi pelindung debu 10, ,8 2,0 2,9 D Tidak menimbulkan noise pada sepeda motor 31, ,1 30,4 43,8 E Memperindah tampilan sepeda motor 5, ,1 0,5 0,7 Seat B, Spring O Ring Seal, Dust Ring, Oil Seal Stop Seal, Oil Ring, Piston Spring, Rebound Washer, Special Bolt, Socket Jumlah ,5 100,0 (%) 15,1 11,7 9,6 12,5 8,5 7,1 2,1 4,8 2,1 5,9 2,1 9,6 1,0 8,2 Bobot 2,7 1,5 1,1 1,7 0,9 0,6 0,0 0,2 0,0 0,4 0,0 1,1 0,0 0,8 11,1 Mode (%) 24,5 13,7 9,5 15,8 7,7 5,2 0,4 2,2 0,4 3,2 0,4 9,6 0,1 7,4 100,0
21 Grafik 4.4 Hubungan Antara Biaya Optimal Terhadap Komponen Grafik 4.5 Tingkat Kebutuhan Konsumen
22 Dari grafik 4.4 dan grafik 4.5 dapat dilihat bahwa optimalisasi biaya yang memiliki persentase tertinggi adalah pipe comp front fork dan tingkat kebutuhan konsumen yang memiliki persentase tertinggi adalah tidak menimbulkan noise pada unit. Hubungan tingkat kebutuhan terhadap optimalisasi biaya komponen serta nilai kepentingan komponen disajikan pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Hubungan tingkat kebutuhan terhadap optimalisasi biaya komponen serta nilai kepentingan komponen. Fungsi Tidak menimbulkan noise pada sepeda motor Komponen Biaya (Rp) Nilai Tingkat Kepentingan Pipe Comp, Front Fork Case, Front Bottom Spring, Front Fork Pipe, Seat Ring, Stopper Seat B, Spring O Ring Ring, Oil Seal Stop Seal, Oil Ring, Piston Spring, Rebound Washer, Special Bolt, Socket 323 1
23 No Komponen Tabel 4.9 Perbandingan Biaya Sebelum dan Setelah dilakukan QFDVA Sebelum dilakukan QFDVA Persentase Biaya (%) Persentase (%) Setelah dilakukan QFDVA + atau - Saran Biaya Seharusnya 1 Pipe Comp, Front Fork Rp ,29 24,54 3,25 Naikan Rp Case, Front Bottom Rp ,09 13,71-12,38 Turunkan Rp Spring, Front Fork Rp ,13 9,53 6,40 Naikan Rp Pipe, Seat Rp ,84 15,76 9,92 Naikan Rp Ring, Stopper Rp ,39 7,69-1,70 Turunkan Rp Seat B, Spring Rp ,13 5,16 2,03 Naikan Rp O Ring Rp ,42 0,37-0,05 Turunkan Rp Seal, Dust Rp ,26 2,16-4,10 Turunkan Rp Ring, Oil Seal Stop Rp ,39 0,37-9,02 Turunkan Rp Seal, Oil Rp ,40 3,21 1,81 Naikan Rp Ring, Piston Rp ,39 0,37-9,02 Turunkan Rp Spring, Rebound Rp ,13 9,58 6,44 Naikan Rp Washer, Special Rp ,94 0,09-0,85 Turunkan Rp Bolt, Socket Rp ,21 7,44 7,24 Naikan Rp Jumlah Rp Rp
24
BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya sepeda motor mengalami peningkatan penjualan yang sangat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada akhir dekade ini, dunia industri otomotif di Indonesia khususnya sepeda motor mengalami peningkatan penjualan yang sangat signifikan. Hal ini dapat dibuktikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan menjelaskan secara rinci langkah-langkah yang diperlukan dalam memecahkan masalah skripsi. Untuk dapat memecahkan masalah tersebut, lebih baik jika terlebih
Lebih terperinciStruktur Perusahaan PT. Astra Honda Motor
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Astra Honda Motor merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT. Federal Motor yang sahamnya
Lebih terperinciPENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STEP FLOOR BEAT K25 DI PT. ASTRA HONDA MOTOR
PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STEP FLOOR BEAT K25 DI PT. ASTRA HONDA MOTOR Nama : Ichsan Saputro NPM : 33411449 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Ainul Haq Parinduri, ST.,MMSI
Lebih terperinciBAB III METODE PENULISAN
34 BAB III METODE PENULISAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penulis melakukan pengamatan dengan melakukan praktik kerja lapangan (PKL) selama 2 bulan di PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung yang beralamat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis kualitatif, karena analisis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis
26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan cara menjelaskan fakta yang ada dilapangan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Astra Honda Motor merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada tanggal 11 Juni 1971
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Konsep Quality Function Deployment dan Value Analysis (QFDVA) Dalam upaya untuk bersaing di dalam dunia usaha, bisnis dan industri, kemenangan harus selalu dapat
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Astra Honda Motor merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT. Federal Motor yang sahamnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. CKD (complete knock down). Tipe sepeda motor yang pertama kali diproduksi Honda
35 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di indonesia. Didirikan pada 11 juni 1971 dengan nama awal
Lebih terperinciBAB IV PROFIL PERUSAHAAN. pekanbaru maka PT. Global Jaya membuka cabang di kota Pekanbaru
36 BAB IV PROFIL PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Perusahaan PT. Global Jaya Perkasa Didirikan pada tahun2004 dan merupakan cabang dari PT. Global Jaya Medan seiring berkembangnya pasar sepeda motor di kota pekanbaru
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1. Sejarah singkat PT. AHASS Indonesia. komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Perusahaan 1. Sejarah singkat PT. AHASS Indonesia PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dalam dunia bisnis terjadi dengan cepatnya. Persaingan antar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan dalam dunia bisnis terjadi dengan cepatnya. Persaingan antar perusahaan meningkat pesat, era globalisasi semakin menambah ketatnya persaingan. Meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Gambar Umum Objek Observasi PT. Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum 1.1.1 Gambar Umum Objek Observasi PT. Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT.
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA PENERAPAN METODE VALUE ANALYSIS UNTUK PENURUNAN BIAYA KNALPOT TIPE X PADA PT. Y
UNIVERSITAS INDONESIA PENERAPAN METODE VALUE ANALYSIS UNTUK PENURUNAN BIAYA KNALPOT TIPE X PADA PT. Y SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik FAJRI ADI FIRMANSYAH
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Belum pulihnya kondisi perekonomian yang melanda bangsa Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belum pulihnya kondisi perekonomian yang melanda bangsa Indonesia mengakibatkan harga kebutuhan bahan baku produksi langsung maupun tidak langsung belum stabil bahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI Profil Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI 1.1.1 Profil Perusahaan PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kesetiaan pelanggan pada merek adalah kunci bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan. Untuk memperoleh pelanggan, suatu perusahaan harus mengeluarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa fungsi sepeda motor sangat bermanfaat bagi setiap orang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sepeda motor saat ini sudah menjadi barang yang penting bagi setiap orang, berarti sepeda motor merupakan sebuah kebutuhan yang tergolong primer. Hal ini menunjukkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebuah Perusahaan industri sepeda motor Honda yang berlokasi di Jl. Plaza Merdeka Mas 7,8A Tangerang
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam menyusun skripsi ini, penulis mengadakan penelitian pad PT. Astra Honda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini turut menyumbangan kemudahan dalam menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mulai membaik, berdampak pula dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah industri sepeda motor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada segmen roda dua (sepeda motor), karena masyarakat Indonesia masih
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis di dunia otomotif dewasa ini semakin ketat, khususnya pada segmen roda dua (sepeda motor), karena masyarakat Indonesia masih meyakini bahwa sepeda
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
44 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Umum Perusahaan PT. XYZ adalah salah satu perusahaan yang begerak di bidang manufaktur pembuatan sepeda motor di Indonesia dengan kepemilikan saham
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat terus bertahan. Untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap industri manufaktur membutuhkan gerak yang optimal pada keseluruhan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap industri manufaktur membutuhkan gerak yang optimal pada keseluruhan sistemnya agar dapat meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Honda Mengutip dari www.astra-honda.com, PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat tajam. Sebagai salah satu perusahaan otomotif terbesar yang bergerak di bidang
1 BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kendaraan bermotor terutama sepeda motor sebagai alat transportasi membuat persaingan industri manufaktur perusahaan otomotif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Astra Honda Motor
BAB 1 PENDAHULAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Astra Honda Motor PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Sekumpulan objek penelitian, bisa berupa kumpulan orang (individu, kelompok, komunitas, masyarakat, dll); benda (jumlah gedung/bangunan, tempat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Astra Honda Motor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT. Astra Honda Motor PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan sinergi keunggulan teknologi dan jaringan pemasaran di Indonesia, sebiah pengembangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Subyek Penelitian Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan subjek penelitian dan hasil penelitian. Subjek dari penelitian ini adalah iklan TVC Honda Supra X 125 Helm In serta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri pada saat ini tidak dapat dihindari, dan setiap pesaing
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia industri pada saat ini tidak dapat dihindari, dan setiap pesaing berusaha untuk mencari suatu metode yang lebih baik untuk memanfaatkan
Lebih terperinciBAB II SEJARAH dan STRUKTUR PT. ASTRA HONDA MOTOR DIVISI TECHINCAL SUPPORT
BAB II SEJARAH dan STRUKTUR PT. ASTRA HONDA MOTOR DIVISI TECHINCAL SUPPORT 2.1 Sejarah Singkat PT. Astra Honda Motor PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing perusahaan berupaya untuk menguasai pangsa pasar sebesar-besarnya guna memperoleh keuntungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia, menyebabkan biaya pokok produksi menjadi naik. Untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga material langsung ataupun tak langsung, akibat kondisi makro ekonomi Indonesia, menyebabkan biaya pokok produksi menjadi naik. Untuk mengantisipasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka semakin berkembangnya tingkat persaingan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Peran pemasaran semakin penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Munculnya perusahaan-perusahaan baru dalam skala besar, sedang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya perusahaan-perusahaan baru dalam skala besar, sedang, maupun kecil, menambah semarak persaingan di dalam dunia bisnis sejalan dengan pertumbuhan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dari waktu ke waktu yang menuntut semua instansi industri untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan jaman yang semakin pesat, dunia industri semakin berkembang dari waktu ke waktu yang menuntut semua instansi industri untuk memperbaiki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN PT Federal Motor merupakan salah satu anak perusahaan PT Astra International yang bergerak di bidang perakitan sepeda motor Honda. Pada 1990 PT Federal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian 3.1.1 Sejarah PT Astra Honda Motor PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. PT AHM didirikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin menambah ketatnya persaingan antar perusahaan atau industri untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan dalam dunia bisnis terjadi dengan begitu cepatnya. Era globalisasi semakin menambah ketatnya persaingan antar perusahaan atau industri untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia industri baik industri produk maupun jasa, kualitas adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. menunjang kegiatan selama penelitian, sehingga hal-hal yang diperlukan
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Pengertian objek penelitian secara umum merupakan permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan penelitian. Penentuan
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas rahmat dan bimbingan- Nya maka penyusun dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini sebagai salah satu persyaratan kelulusan untuk
Lebih terperinciANALISIS POSISI KERJA OPERATOR GUDANG BARANG JADI DI PT. KLM
ANALISIS POSISI KERJA OPERATOR GUDANG BARANG JADI DI PT. KLM DISUSUN OLEH: ADI TRIANSYAH (30411184) LATAR BELAKANG Manusia dalam kehidupan sehari-hari melakukan aktifitas (Bekerja) Terkadang terdapat permasalahan:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. yang semakin pesat, mempertinggi mobilitas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi yang semakin pesat, mempertinggi mobilitas kehidupan di Jakarta. Berbagai merk kendaraan bermotor baik roda dua seperti merk Honda dan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. tahun 2006 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Penjelasan Peningkatan produksi unit sepeda motor oleh PT. Astra Honda Motor di tahun 2006 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang mampu mendominasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam produksi dan manufaktur sepeda motor setiap proses saling berkaitan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam produksi dan manufaktur sepeda motor setiap proses saling berkaitan antara satu proses dengan proses yang lain. Mulai dari raw material sampai dengan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menghadapi perkembangan zaman yang kian cepat dan kompleks persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi perkembangan zaman yang kian cepat dan kompleks persaingan dunia industri akan semakin ketat maka setiap industri akan terus dituntut untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun terakhir ini, pengguna motor di Indonesia semakin meningkat. Itu dibuktikan dengan meningkatnya penjualan motor di Indonesia yaitu sebesar
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri otomotif di Indonesia sangat pesat, tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri otomotif di Indonesia sangat pesat, tingkat persaingannya saat ini cukup ketat. Setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu pengembang otomotif terbesar di ASEAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Objek KKP Indonesia merupakan salah satu pengembang otomotif terbesar di ASEAN setelah Thailand. Frost & Sullivan memprediksi Indonesia akan menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PT. Astra Honda Motor sebagai satu-satunya perusahaan manufacturing
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Astra Honda Motor sebagai satu-satunya perusahaan manufacturing dan Distributor resmi sepeda motor merk Honda sejak didirikan pada tahun 1971, sampai saat ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, sarana transportasi merupakan suatu kebutuhan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, sarana transportasi merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Tingginya aktivitas masyarakat perkotaan
Lebih terperinciMEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN PART FRONT FORK 45P DI PT. KAYABA INDONESIA FRANSISKUS XAVERIUS FREDDY TEKNIK INDUSTRI
MEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN PART FRONT FORK 45P DI PT. KAYABA INDONESIA FRANSISKUS XAVERIUS FREDDY 36409166 TEKNIK INDUSTRI PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Bagaimanakah perencanaan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu Kebijakan Mutu PT. Kayaba Indonesia adalah mewujudkan produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu Kebijakan Mutu PT. Kayaba Indonesia adalah mewujudkan produk yang dihasilkan dengan kualitas yang lebih baik dan dengan terus bertambah ketatnya persaingan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. berkedudukan di Jepang dengan PT. Astra Honda Motor yang berkedudukan di
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Showa Indonesia Manufacturing adalah perusahaan swasta asing (PMA) yang merupakan joint venture antara Showa Manufacturing Co.Ltd yang berkedudukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi industri otomotif di benua Eropa sejak tahun 2009 mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi industri otomotif di benua Eropa sejak tahun 2009 mengalami penurunan yang signifikan. Krisis Eropa yang terjadi pada akhir tahun 2008 ini berakibat pada penurunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dari dunia industri menimbulkan persaingan yang kompetitif
1 BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dari dunia industri menimbulkan persaingan yang kompetitif antar industri-industri didalamnya. Diantaranya dengan adanya peluncuran berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Kayaba Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia memiliki dampak yang besar dalam pertumbuhan industri otomotif, hal tersebut berimbas ke sektor komponen. PT. Kayaba Indonesia
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. CV. Aceh Honda Motor berdiri pada tahun 1965 berlokasi di Jl. Aceh no.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Aceh Honda Motor berdiri pada tahun 1965 berlokasi di Jl. Aceh no. 25. CV Aceh Honda Motor awalnya merupakan sebuah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan laporan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia perkembangan industri manufaktur di Indonesia berkembang pesat dari tahun ke tahun. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri sepeda motor di Indonesia saat ini menunjukkan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri sepeda motor di Indonesia saat ini menunjukkan suatu fenomena yang menarik. Saat perekonomian Indonesia terpuruk, industri sepeda motor ternyata menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masing-masing brand yang dimiliki. Brand atau merek merupakan nilai utama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha atau ataupun perdagangan sudah berjalan cukup lama. Perkembangan dalam dunia usaha memunculkan sebuah persaingan dengan masing-masing brand yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Populasi Mobil di Indonesia Tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif merupakan salah satu sektor industri yang penting dalam perkembangan dan pembangunan ekonomi di Indonesia. Pada tahun 2010, industri otomotif berkontribusi
Lebih terperinciSUSPENSI DAN KEMUDI SEPEDA MOTOR
SUSPENSI DAN KEMUDI SEPEDA MOTOR TEORI SECARA UMUM SISTIM SUSPENSI Sistim suspensi biasanya ditempatkan diantara frame dan poros roda. Pada umumnya dilengkapi dengan shock absorber. Sistim suspensi terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki milenium ketiga, persaingan antara industri otomotif semakin ketat. Persaingan industri otomotif yang ketat ini dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bentuk CKD (completely knock down). berkembang dan menjadi salah satu moda transportasi andalan di Indonesia.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah PT. Astra Honda Motor (AHM) PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan citra yang baik dan unggul bagi produknya. Setiap konsumen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia bisnis di era globalisasi menghadapi babak baru yaitu persaingan global. Persaingan baru bukanlah antara apa yang diproduksi berbagai perusahaan dalam pabrik
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
3.1 Flow Metodologi BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Start Studi Literatur Observasi Perusahaan - Visi & Misi Perusahaan - Kebijakan Manajemen Analisis Kondisi Internal Value Chain Analysis (Showa Global
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti sekarang ini kehidupan manusia tidak dapat lepas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan mobilisasi. Mobilitas manusia adalah segala kegiatan aktifitas pergerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri sepeda motor di Indonesia saat ini menunjukkan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri sepeda motor di Indonesia saat ini menunjukkan suatu fenomena yang menarik. Saat perekonomian Indonesia terpuruk, industri sepeda motor ternyata menunjukkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sistem dimana faktor-faktor semacam tenaga kerja dan modal/kapital (mesin,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produktivitas pada dasarnya berkaitan erat dengan sistem produksi, yaitu sistem dimana faktor-faktor semacam tenaga kerja dan modal/kapital (mesin, peralatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Astra Honda Motor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 PT Astra Honda Motor Dilansir dari www.astra-honda.com, PT Astra Honda Motor merupakan industri sepeda motor yang memimpin pasar pada sektornya
Lebih terperinciPendahuluan Bab 1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri otomotif saat ini sangat pesat, di mana mobil dan motor sudah menjadi sebuah kebutuhan masyarakat untuk sarana transportasi. Untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB 3 OBYEK PENELITIAN
BAB 3 OBYEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor, yang sahamnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penuh persaingan,. Inovasi yang dilakukan harus disesuaikan dengan. agar merancang produk dengan fungsi yang maksimal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan cepatnya perubahan yang terjadi di dunia usaha. Perusahaan dituntut untuk terus melakukan inovasi terhadap produk yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk yang cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia menjadi daerah pemasaran produk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan industri ini dapat dilihat dari mulai banyaknya merek dunia yang masuk ke pasar Indonesia.
Lebih terperinciMEMPELAJARI PERAMALAN PRODUKSI REAR ARM TIPE 1PA PADA PT. MITSUBA INDONESIA PIPE PARTS
MEMPELAJARI PERAMALAN PRODUKSI REAR ARM TIPE 1PA PADA PT. MITSUBA INDONESIA PIPE PARTS Nama : Mega Mila Ayu NPM : 34412513 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Anita, ST., MT LATAR BELAKANG Permintaan
Lebih terperinciBAB I. pelaku bisnis. Keberagaman yang memberi peluang pada konsumen untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia dari tahun ke tahun makin pesat. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya pendirian perusahaan oleh para investor dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perusahaan harus cepat tanggap terhadap perubahan pasar. Perusahaan harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin canggih dari tahun ke tahun membuat perusahaan harus terus berinovasi terhadap produk yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan keinginan
Lebih terperinciBERITA PERS. MPMX Bukukan Kinerja Positif di Kuartal I 2014 Didukung oleh Kinerja Operasional Seluruh Anak Usaha
BERITA PERS Dapat Diterbitkan Segera MPMX Bukukan Kinerja Positif di Kuartal I 2014 Didukung oleh Kinerja Operasional Seluruh Anak Usaha Jakarta, 30 April 2014 PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk, perusahaan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. PENGUMPULAN DATA 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. ABC merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia antara lain adalah produk yang mereka produksi selalu tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa masalah yang biasa dihadapi oleh sebagian industri manufaktur di Indonesia antara lain adalah produk yang mereka produksi selalu tidak sempurna atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan nilai bagi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Tingkat persaingan sekarang ini semakin kompetitif karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan nilai bagi pemegang saham. Perusahaan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis 5.1.1. Analisis Metode Quality Function Deployment (QFD) A. Analisis Atribut Whats Whats merupakan pendefinisian atribut-atribut kebutuhan dan keinginan konsumen
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. PT. XYZ merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan
BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan PT. XYZ adalah salah satu perusahan terbesar di Indonesia yang bergerak dalam bidang otomotif alat transportasi roda dua yaitu sepeda
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatnya pasar otomotif nasional dalam hal mobil compact, membuat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya pasar otomotif nasional dalam hal mobil compact, membuat PT. Astra Daihatsu Motor meningkatkan kapasitas produksi di beberapa jalur produksinya, diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia otomotif zaman sekarang khususnya kendaraan roda dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan dunia otomotif zaman sekarang khususnya kendaraan roda dua kini semakin gencar. Belum genap dua bulan setelah memproduksi merek terbaru, kini telah dikeluarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. roda dua dan merupakan pabrikasi alat transportasi roda dua di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan PT. XYZ adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang otomotif roda dua dan merupakan pabrikasi alat transportasi roda dua di Indonesia. Tingginya
Lebih terperinciDAFTAR ISI. I ii Iii iv V vi vii viii x xi xvi xvii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN.... SURAT KETERANGAN PENELITIAN.... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN..... HALAMAN MOTTO...... KATA PENGANTAR.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kemajuan industri dan teknologi semakin berkembang pesat, termasuk industri logam. Kemajuan industri logam memiliki peranan yang penting untuk menunjang industri-industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setidaknya, dalam enam tahun terakhir penjualan mobil meningkat sekitar 334%,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor otomotif memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Industri otomotif terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Setidaknya, dalam enam tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satunya adalah perkembangan otomotif yang menjadi faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang canggih ini, perkembangan teknologi di dunia semakin berkembang. Salah satunya adalah perkembangan otomotif yang menjadi faktor pendukung atau penghantar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa teks maupun gambar atau grafik pada media kertas. Produk printer yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Printer adalah alat yang menampilkan data dalam bentuk cetakan, baik berupa teks maupun gambar atau grafik pada media kertas. Produk printer yang sekarang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi yang dilakukan perusahaan dimaksudkan untuk memperoleh manfaat atau hasil dalam beberapa periode atau beberapa tahun di masa yang akan datang. Karena itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan nasional di sektor industri sekarang ini kian hari kian meningkat, seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi. Dalam menghadapi
Lebih terperinci