PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SATU BABAK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 30 PADANG Fitria Zulfa 1, Lira Hayu Afdetis Mana 2, Upit Yulianti DN 2, 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat fitriazulfa42@gmail.com ABSTRACT This research is based on some problem such. First, the student got difficulties in finding idea. It is caused by the students who rare in writing practice. Second, method that is used by the teacher was lecturer and discussion. Third, lack of medium in teaching process. Fourth, the student did not understand the elements to develop drama script, that is intrinsic and extrinsic. The purpose of this research are. First, to describe writing skill of drama script VIII grade students of SMP Negeri 30 Padang without use cooperative learning model Think Pair Share. Second, to describe writing skill of drama script VIII grade students of SMP Negeri 30 Padang uses cooperative learning model Think Pair Share. Third, to describe the effect of cooperatve learning model type Think Pair Share helped audio visual media towards students skill in writing one stage drama script of VIII grade SMP Negeri 30 Padang. Type of this research is quantitative research by experiment method and the randomized post test only control group design. Data of his research was the result of writing skill of one stage drama script without using and by using cooperative learning model type Think Pair Share helped audio visual media of VIII grade students in SMP Negeri 30 Padang. Based on data analysis, it can be concluded that. First. Writing skill of one stage drama script of VIII grade students of SMP Negeri 30 Padang without using learning model Think Pair Share with average 64,22 be in 56%-65% span and qualified more than enough (LdC). Seconde, writing skill of one stage drama script of VIII grade students of SMP Negeri 30 Padang by using learning model Think Pair Share with average 81,77 be in 76%-85% span and qualified good (B). Third, there is significant result between without using Think Pair Share and by using Think Pair Share. The outcome of uji-t in faith level 95% ( =0,05) t hitung >t tabel (8,63>1,84) so H 1 is acceptd. Thus, there is the effect of using cooperative learning model type Think Pair Share helped audio visual media towards writing skill one stage drama script. Keywords: The Effect, Learning Model, Think Pair Share, Audio Visual Media, and Writing one Stage of Drama Script.
PENDAHULUAN Menulis merupakan sebuah proses pikiran atau perasaan yang dituangkan kedalam bentuk lambanglambang suatu bahasa dimana terdapat sebuah makna yang membentuk hasil kreativitas. Menulis dipergunakan untuk melaporkan atau memberitahukan, dan mempengaruhi, dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat. Keterampilan menulis naskah drama satu babak termuat dalam kurikulum pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama. Hal tersebut tercantum dalam standar isi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP khususnya materi pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII semester satu. Standar Kompetensi (SK) menulis, yaitu SK 8 mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama dan kompetensi dasar (KD) 8.2 menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu guru mata pelajaran bahasa Indonesia ibu Darwanis di SMP Negeri 30 Padang pada tanggal 18 Februari 2017, bahwa pencapaian siswa terhadap satu babak masih rendah. Pembelajaran menulis naskah drama satu babak masih mengalami permasalahan. Masalah yang terjadi yaitu: Pertama, siswa masih kesulitan dalam menemukan ide. Hal tersebut disebabkan siswa jarang melakukan latihan menulis. Sebagai sebuah keterampilan bersastra menulis naskah drama satu babak memerlukan latihan yang teratur agar mudah menemukan ide. Kedua, metode yang digunakan guru adalah diskusi. Hal tersebut terdapat kebiasaan guru yang hanya menggunakan metode ceramah dan diskusi saat pembelajaran. Ketiga, kurang tersedianya media pembelajaran yang digunakan pada saat pembelajaran. Guru hanya menggunakan media apa adanya seperti buku paket, spidol dan papan tulis.
Selain pernyataan guru di atas, perwakilan dari beberapa orang siswa kelas VIII SMP Negeri 30 Padang juga mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya ketika menulis puisi. Permasalahan tersebut adalah sebagai berikut. Pertama adalah siswa sulit menemukan ide, sehingga siswa sulit untuk menulis dan siswa malas dalam membaca. Kedua, siswa dalam merupakan kegiatan yang sulit karena kurangnya penguasaan kosakata siswa. Ketiga, siswa mengalami kendala dalam membedakan watak marah dan kesal dalam menulis naskah drama. Keempat, siswa hanya menuliskan latar tempat saja dalam menulis naskah drama. Kelima, siswa masih kurang memahami mengenai unsur-unsur yang membangun naskah drama yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini akan mengkaji pengaruh penggunaan Think Pair Share berbantuan media audio visual terhadap keterampilan siswa kelas VIII SMP Negeri 30 Padang. Menurut Istarani (2011:67) model pembelajaran Think Pair Share sebagai berikut. Pertama, think adalah pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru memberi kesempatan kepada mereka memikirkan jawabannya. Kedua, pair adalah pada tahap ini guru meminta peserta didik berpasang-pasangan. Beri kesempatan pasangan-pasangan itu untuk berdiskusi. Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah dipikirkannya melalui intersubjektif dengan pasangannya. Ketiga, share adalah dalam kegiatan ini diharapkan Tanya jawab yang mendorong pengonstruksian pengetahuan secara integratif. Menurut Dalman (2014:3), menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan.
Menurut Hasanuddin WS (2009:8) naskah drama memungkinkan ditulis dalam bahasa yang memikat dan mengesankan. Naskah drama dibentuk dan dibangun oleh unsur-unsur sebagaimana terlihat dalam genre sastra lainnya. Menurut Hasanuddin WS 2009 unsur intrinsik pembangun naskah drama adalah tema, alur, latar, konflik, dan penokohan. Tema adalah inti permasalahan yang hendak dikemukakan pengarang dalam karyanya. Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat. Latar memperjelas pembaca untuk mengidentifikasi permasalahan di dalam drama. Konflik merupakan permasalahan pada peristiwa yang dominan menjadi penyebab munculnya konflik merupakan inti permasalahan drama yang hendak diketengahkan melalui dialog,tindakan dan laku para tokoh. Dalam penokohan, terdapat hal-hal yang berkaitan dengan penamaan, pemeranan, keadaan fisik tokoh, keadaan sosial tokoh, dan karakter tokoh. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan analisis metode eksperimen. Rancangan penelitian The Randomized Posttest Only Control Group. Menurut Yusuf (2010:194). Pada langkah awal peneliti memilih kelompok eksperimen dan kelas kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen yang diberikan adalah perlakuan dan posttest, sedangkan untuk kelompok kontrol hanya posttest saja. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 30 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016 tersebar dalam 8 kelas yang berjumlah 245. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Yaitu dilakukan karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Dengan demikian sampe penelitian ini berjumlah 60 orang. Variabel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. Variabel bebas Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share. Kedua, variabel terikat Keterampilan Menulis Naskah Drama Satu Babak. Terkait
dengan variabel penelitian, data dalam penelitian ini berjumlah dua yaitu sebagai berikut. Pertama, skor dari hasil tes keterampilan menulis naskah drama satu babak tanpa menggunakan Think Pair Share siswa kelas VIII SMP Negeri 30 Padang. Kedua, skor dari hasil tes keterampilan menulis naskah drama satu babak dengan menggunakan model pembelajaran siswa kelas VIII SMP Negeri 30 Padang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes unjuk kerja. Tes unjuk kerja yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis naskah drama satu babak. Pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Pertama, siswa di kelas control mengerjakan tes awal (posstest) tanpa ada perlakuan dengan tema persahabatan SMP Negeri 30 Padang. Setelah selesai lembaran kerja siswa dikumpul dan diperiksa sesuai indikator. Kedua, siswa di kelas eksperimen ada perlakuan berlatih menulis naskah drama satu babak dengan menggunakan model pembelajaran. Ketiga, siswa mengerjakan tes akhir (posstest) menulis naskah drama satu babak dengan tema persahabatan SMP Negeri 30 Padang, setelah selesai lembaran tulisan siswa dikumpul dan diperiksa berdasarkan indikator. Teknik analisis data yang digunakan sebagai berikut. Pertama, membaca hasil tes yang telah di tulis siswa. Kedua, member skor terhadap naskah drama satu babak siswa berdasarkan aspek yang diteliti. Ketiga, mengubah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Keempat, mengklasifikasikan kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 30 Padang tanpa dan dengan menggunakan Think Pair Share. Dengan menggunakan skala 10. Kelima, menyajikan nilai yang diperoleh ke dalam tabel distribusi frekuensi. Nilai siswa ditulis dan diurutkan dari yang tertinggi sampai yang terendah.
Keenam, menentukan nilai rata-rata hitung keterampilan menulis naskah drama satu babak tanpa dan dengan menggunakan model pembelajaran. Ketujuh, membuat histogram satu babak siswa kelas VIII SMP Negeri 30 Padang. Kedelapan, melakukan uji normalitas dan homogenitas data. Kesembilan, membahas hasil analisis data dan membuat kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji-t disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran terhadap keterampilan menulis naskah drama satu babak siswa kelas VIII SMP NeGERI 30 Padang karena t hitung >t tabel (8,63>1,84). a. Keterampilan Menulis Naskah Drama Satu Babak tanpa menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share Siswa Kelas VIII SMP Negeri 30 Padang Berdasarkan data diperoleh ratarata 64,22. Maka disimpulkan bahwa tingkat keterampilan menulis naskah drama satu babak tanpa menggunakan Think Pair Share di kelas kontrol siswa kelas VIII.4 SMP Negeri 30 Padang berada pada rentang 56%-65% Kualifikasi Cukup (C). Selanjutnya pengklasifikasian keterampilan siswa kelas VIII SMP Negeri 30 Padang tanpa menggunakan model Pair Share berdasarkan skala 10. Diperoleh gambaran hasil belajar siswa tanpa menggunakan Think Pair Share untuk seluruh indikator siswa yang berkualifikasi memperoleh nilai sempurna tidak ada. Siswa yang memperoleh nilai baik sebanyak 5 orang 16,67%. Siswa yang memperoleh nilai lebih dari cukup sebanyak 10 orang 33,33%. Siswa yang memperoleh nilai cukup sebanyak 8 orang 26,67%. Siswa yang memperoleh nilai hamper cukup sebanyak 8 orang 26,67%. Siswa yang memperoleh nilaihampir cukup sebanyak 6 orang 20%. Siswa yang memperoleh nilai kurang sekali sebanyak 1 orang 3,33%.
b. Keterampilan Menulis Naskah Drama Satu Babak dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share Siswa Kelas VIII SMP Negeri 30 Padang Berdasarkan data diperoleh ratarata 81,77. Maka disimpulkan bahwa tingkat keterampilan menulis naskah drama satu babak dengan menggunakan Think Pair Share siswa kelas VIII SMP Negeri 30 Padang berada pada 76%-85% berkualifikasi Baik (B). Selanjutnya pengklasifikasian satu babak siswa kelas VIII SMP Negeri 30 Padang dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan skala 10. Diperoleh gambaran hasil belajar siswa dengan menggunakan Think Pair Share untuk seluruh indikator dengan rata-rata 75,57. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 18 orang 16%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna sebanyak 18 orang 20%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi kurang sekali sebanyak 6 orang 20%. c. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share Terhadap Keterampilan Menulis Naskah Drama Satu Babak Siswa Kelas VIII SMP Negeri 30 Padang Berdasarkan nilai keterampilan dengan menggunakan model Pair Share dalam pembelajaran siswa sangat baik. Hal ini terbukti dari hasil menulis naskah drama satu babak yang mendapatkan perlakuan dengan menggunakan model Pair Share lebih baik dibandingkan dengan tanpa menggunakan model Pair Share. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada Bab IV dapat disimpulkan tiga hal berikut ini. Pertama, tingkat keterampilan siswa kelas VIII SMP Negeri 30
Padang tanpa menggunakan Pair Share berbantuan media audio visual memperoleh nilai rata-rata 64,22 berada pada rentangan 56-65% dengan kualifikasi cukup (C). Kedua, satu babak siswa kelas VIII SMP Negeri 30 Padang dengan menggunakan pembelajaran berbantuan media audio visual memperoleh nilai rata-rata 81,77 berada pada rentangan 76-85% dengan kualifikasi baik (B). Ketiga, berdasarkan hasil uji-t disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terhadap penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share berbantuan media audio visual siswa kelas VIII SMP Negeri 30 Padang karena berbantuan media audio visual. DAFTAR PUSTAKA Dalman. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Istarani.2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada Hasanuddin WS. 2009. Drama Tiga Dimensi. Padang. IKIP Padang Press. Jadi, disimpulkan bahwa satu babak siswa kelas VIII SMP Negeri 30 dengan menggunakan Think Pair Share berbantuan media audio visual lebih baik dari sebelum menggunakan pembelajaran